Oleh :
PT. PIPIT MUTIARA JAYA
KATA PENGANTAR
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 113/MENLH/10/2003 tentang baku mutu air limbah
bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan batu bara, serta keputusan Gubernur
Kalimantan Timur nomor 26 tahun 2002 baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri dan
usaha lainnya dalam propinsi Kalimantan Utara.
Dengan ini kami sampaikan kajian titik penaatan air limbah PT. Pipit Mutiara Jaya yang
terletak di Desa Srinati & Desa Tabur Lestari Kecamatan Sei Menggaris dan Desa
Pembeliangan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak dan semoga kajian titik penaatan dan
pengolahan air limbah di PT. Pipit Mutiara Jaya, dapat memberikan mafaat bagi yang
berkepentingan. Kami senantiasa mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak
untuk peningkatan dan perbaikan kedepan dalam mewujudkan pelaksanaan UKL dan UPL
yang lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten/Kota : Nunukan
Alamat
Telp/Fax
2025202
Izin diterima
Izin diperiksa
.
: Sebakis
: (0556)
baru
perpanjangan
DATA PEMOHON
Nama usaha dan/atau
kegiatan
:
Jenis Usaha dan/atau
kegiatan
:
Penanggungjawab usaha dan/
atau
kegiatan
a. Site
manager
:
b. Supt. HSE
:
Alamat usaha dan/atau
kegiatan
:
a. Kode pos
:
b.
Kecamatan
:
c. Kabupaten/kota
:
d. Provinsi
:
e. Telp
:
f. Fax
Heri Istanto
Johny Paraya
Sebakis
77482
Sebuku
Nunukan
Kalimantan Utara
(0556) 2025202
(0556)
2025470
PERNYATAA
N
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua keterangan
tertulis
sebagaimana tercantum diatas adalah benar. Saya bersedia bertanggung jawab
apabila
ada keterangan yang tertulis tidak benar.
Sebakis,
Juli
2014
B. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam rangka memecahkan / mengurangi dampak lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan penambangan batubara PT. Pipit Mutiara Jaya adalah upaya
pengelolaan dan pemantauan limbah cair baik yang terjadi dari kegiatan pemompaan air yang
berasal dari lantai tambang / sump atau air yang berasal dari saluran / drainase, stock pile
batubara melalui kolam pengendap (settling pond) sebelum akhirnya di keluarkan keperairan
umum / badan air.
Sistem pengolahan air dimaksudkan agar air limbah yang dibuang keperairan umum
memenuhi baku mutu air limbah sesuai Perda Nomor : 2 tahun 2006 dengan 4 parameter utama
yaitu PH, TSS, Fe Dan Mn.
Volume air limbah yang tertampung dalam kolam pengedapan / settling pond tergantung
pada kapasitas volume masing masing kolam.
C. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas serta mengacu pada PERDA Nomor : 2 Tahun 2006
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara
khususnya mengenai Titik Penataan (Point of Compliance),maka dengan ini PT. Pipit Mutiara
Jaya mengajukan permohonan ijin pembuangan air limbah dengan maksud dan tujuan sebagai
berikut :
1. Sebagai bentuk pemenuhan kewajiban perusahaan terhadap perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana diatur dalam Perda Nomor : 2 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan Batubara.
2. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap upaya pencegahan pencemaran
lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan penambangan Batubara.
3. Memberikan gambaran mengenai detail pengelolaan dan pemantauan air limbah yang
dihasilkan oleh perusahaan.
4. Mendapatkan ijin pembuangan air limbah dari Bupati Nunukan melalui instansi BLHD
Kabupaten Nunukan.
D. Unit Fasilitas Settling Pond
Unit settling pond P-1 merupakan fasilitas pengelolaan air / water treatment yang
berlokasi di areal stock pile batubara yang diperlukan untuk mengolah air yang berasal
dari stock pile batubara pada saat hujan/surface run off, sebelum keluar menuju perairan
umum.
5
Setting pond P-1 ini jauh dari perkampungan masyarakat Desa Srinanti & Desa Tabur
Lestari. Air yang berasal dari stock pile ini dialirkan dengan membuat alur buatan dan
diendapkan di kolam pengedapan/settling pond sebanyak 4 buah. Setelah melewati kolam
pengendapan dan proses pengelolaan sebagaimana mestinya, air dialirkan melalui parit
alam dan mengalir menuju sungai Sebakis.
Sumber Inlet
Stock Pile Batubara
Pit Tambang
Pit Tambang
Pembuangan /Outlet
F. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan kajian yang layak guna memperoleh ijin
penambangan air limbah dari Bupati melalui Instansi BLHD Nunukan.
BAB II
KAJIAN TITIK PENAATAN SETTLING POND
Salah satu limbah yang dihasilkan dari kegiatan usaha pertambangan adalah air limbah yang
berasal dari kegiatan pemompaan air tambang maupun pengolahan/pemurnian batubara seperti
yang diatur dalam PERDA Nomor: 2 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
dan atau kegiatan Pertambangan Batubara, guna memastikan bahwa air limbah yang dialirkan ke
perairan umum telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan perlu dilakukan pemantauan
kualitas air limbah pada titik penaatan (point of compliance) yang memenuhi persyaratan. Titik
penaatan air limbah yang akan diajukan ijin pengesahannya adalah:
NO
1
2
3
KODE
LOKASI
P-1
P-2
P-3
LOKASI
Stockpile
Pit 2 Utara
Pit 2 Selatan
KOORDINAT
N
0400530,42
0400626,14
0400545,44
E
11701556,36
11701245,53
11701241,13
KET
Secara geografis, titik koordinat penaatan dari outlet kolam pengendap / settling pond
berada pada Koordinat :
P1- 040 05 30,42 LS dan 1170 15 56,36 BT
P2- 040 06 26,14 LS dan 1170 12 45,53 BT, di areal Pit 2 Utara Tambang PT. Pipit
Mutiara Jaya.
P3- 040 05 45,44 LS dan 1170 12 41,13 BT, di areal Pit 2 Selatan Tambang PT. Pipit
Mutiara Jaya.
2. Peruntukan fasilitas unit settling pond P-1, P-2, dan P-3
Unit fasilitas settling pond merupakan fasilitas pengelolaan air limbah yang berlokasi di
areal tambang yang diperuntukkan untuk mengelolah air limbah P-1, P-2, dan P-3.
Settling pond P-1 adalah pengendapan air limbah yang berasal dari areal stock pile
batubara yang di endapkan sebelum di lepas kebadan air menuju perairan umum,
sedangkan settling pond P-2 dan P-3 adalah pengendapan air limbah yang berasal dari Pit
dan merupakan lokasi yang dijadikan acuan untuk pemantauan kualitas air limbah yang
dihasilkan dari Pit.
3. Sarana Pengolahan Air Limbah
Untuk menjaga agar kualitas air limbah tetap memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan,
dilakukan pengolahan air limbah dengan menggunakan sarana sebagai berikut:
Metode pengolahan air adalah dengan system koagulasi yaitu dengan menambahkan
chemical / bahan kimia tertentu pada unit settling pond pada 3 kompartemen dengan cara
ditaburkan pada perbandingan tertentu, hingga menghasilkan air yang sesuai dengan
standar baku mutu air limbah, berdasarkan Kep Men LH No. 113 Tahun 2003 untuk
parameter utama yaitu : PH, TSS, Fe dan Mn.
No
1
2
(Total Suspended Solid), sehingga diharapkan air yang keluar dari outlet kolam settling
pond P-1,P-2 dan P-3 memiliki tingkat kadar TSS (Total Suspended Solid), jauh dibawah
standar Baku Mutu Air Limbah (BMAL) sesuai dengan KepMenLH No.113 TAhun 2003.
Tabel II.2 Luas dan Kapasitas Unit Setting P-1
No
1
2
3
4
Kolam
Pengendapa
n
I
II
III
IV
Dimensi
(Ukuran)
P x L x T (M)
20 x 13 x 3
33 x 12 x 3
33 x 14 x 4
19 x 12 x 4
Kapasitas
Vol (M3)
Luas
M2
780
1188
1848
912
260
396
462
228
Ket
Kolam
Pengendapan
Dimensi
Kapasitas
Luas
(Ukuran)
Vol (M3)
M2
P x L x T (M)
I
20 x 19 x 4
1520
380
II
24 x 15 x 3
1080
360
III
22 x 15 x 3.5
1155
330
IV
24 x 15x 4
1440
360
Tabel II.4 Luas dan Kapasitas Unit Setting P-3
1
2
3
4
No
1
2
3
Kolam
Pengendapa
n
I
II
III
Dimensi
(Ukuran)
P x L x T (M)
20 x 19 x 4
20 x 15 x 3
19 x 15 x 3
Ket
Kapasitas
Vol (M3)
Luas
M2
1520
900
855
380
300
285
Ket
INLET
Kolam IV
OUTLET
Kolam III
Kolam II
Kolam I
INLET
Kolam III
Kolam II
Kolam I
OUTLET
Sistem keluaran berupa pipa paralon dengan diameter 4 inci dan mempunyai tutup
lubang yang terbuat dari besi. Hal ini dimaksudkan agar pada saat kondisi kualitas air, pH
turun / asam ataupun warna sangat keruh, maka pintu air tersebut dapat ditutup dengan
rapat sehingga air limbah bangunan dari pompa tersebut dapat dicegah dan tidak keluar
ke perairan umum P1,P2 dan P3
10
6. Aksesibilitasi (Accesibility)
11
Area lokasi settling pond P-1 mudah dijangkau, karena telah tersedia infrastruktur jalan
yang cukup memadai baik roda dua maupun roda empat, sehingga sangat mudah bagi
petugas water treatment, petugas pengambilan sampel maupun pengawas dari instansi
terkait untuk datang ke lokasi tersebut, baik saat kondisi panas maupun saat musim
penghujan. Askes ini dibuat khusus untuk keperluan transportasi pengangkutan material
clemical berupa tawas dan kapur serta kebutuhan pemantauan.
Area lokasi settling pond P-2 mudah dijangkau, karena sudah tersedia sarana jalan yang
cukup memadai untuk dilalui kendaraan roda empat, sehingga mudah bagi petugas
sample maupun pengawas dari instansi terkait bila datang ke lokasi tersebut,baik pada
saat panas maupun kondisi hujan. Selain itu pengangkutan bahan kimia ke lokasi mudah
di lakukan.
Area lokasi settling pond P-3 mudah dijangkau, karena telah tersedia infrastruktur jalan
yang cukup memadai untuk dilalui kendaraan roda empat, sehingga mudah bagi petugas
water treatment mengambil sample maupun pengawas dari instansi terkait untuk datang
ke lokasi tersebut meskipun musim penghujan. Akses ini sangat penting, dikarenakan
transportasi pemindahan/pengangkutan material chemical berupa tawas dan kapur melalui
jalan/akses tersebut.
7. Kemudahan dalam Pemeliharaan
Dengan kemudahan aksesibilitas, tentu saja memudahkan dalam hal perawatan. Ini
berkaitan dengan moving dari unit alat berat (Excavator PC 200) untuk dapat menjangkau
unit settling pond tersebut. Selain itu dengan jarak antar kompartemen berkisar antara
5 s/d 10 meter, sehingga memudahkan unit Excavator PC 200 bergerak dan menjangkau
tiap kompartemen dari berbagai sudut.
8. Pemasangan alat debit air (Current Meter)
Dikarenakan sistem penampang outlet menggunakan pipa, hal ini memudahkan buat
pemasangan alat ukur debit air pada outlet settling pond, pengawasan terhadap
pengukuran dilaksanakan 1 x 12 jam dengan sistem kerja 1 shift. Pengukuran setiap
bulannya oleh departemen lingkungan dengan alat penadah berupa talang yang telah
diketahui volumenya, dan diukur dengan mengunakan pengukur kecepatan air. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai rataan kecepatan dan volume air yang mewakili.
9. Situasi Kawasan Settling Pond
12
Situasi kawasan settling pond P-1, P-2 dan P-3 pada umumnya landai, berada satu level
dengan jalan. Berada pada lahan asli/alami dan belum pernah ada aktivitas.
10. Potensi Kasus (Potensial Case)
Settling pond ini selalu dijaga petugas environment hanya pada siang hari saja baik dari
kegiatan pemompaan, water treatment maupun potensi lain. Pemasangan signboard
berupa rambu larangan dan papan informasi titik penataan juga dilakukan. Selain itu
dikarenakan tambang PT. Pipit Mutiara Jaya berjauhan dari pemukiman penduduk.
11. Kawasan Lindung (Conversation Area)
Secara keseluruhan, kawasan konsesi PT. Pipit Mutiara Jaya berada dalam kawasan hutan
lindung/hutan konservasi, atau kawasan yang dilindungi oleh pemerintah khususnya
Departement Kehutanan Republik Indonesia (IPPKH), oleh karena itu masalah
pemantauan dan pengelolaan lingkungan sangat kami jaga.
12. SOP (Standar Operating Procedure)
SOP (Standar Operating Procedure) dalam keadaan Siaga Tanggap Darurat maupun SOP
lainnya telah dibuat dan disosialisasikan, baik kepada bawahan, atasan maupun juga
kepada kontraktor yang bernaung di PT. Pipit Mutiara Jaya, hal ini dimaksudkan agar
pada saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diatasi dengan cepat dan
sekaligus sebagai pendeteksi gejala sebelum kerugian yang lebih besar terjadi.
BAB III
KESIMPULAN
Selama melakukan kegiatan pertambangan PT. Pipit Mutiara Jaya dan dalam
rangka pengajuan permohonan surat izin Pembuangan Air Limbah ini, PT. Pipit Mutiara
Jaya telah melakukan beberapa hal sebagai berikut :
13
14