Anda di halaman 1dari 14

DOKUMEN KAJIAN TITIK

PENAATAN (Compliance Point)


UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH
(SETTLING POND)

Oleh :
PT. PIPIT MUTIARA JAYA

Mine Site Sebakis


Juli 2014

KATA PENGANTAR
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 113/MENLH/10/2003 tentang baku mutu air limbah
bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan batu bara, serta keputusan Gubernur
Kalimantan Timur nomor 26 tahun 2002 baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri dan
usaha lainnya dalam propinsi Kalimantan Utara.
Dengan ini kami sampaikan kajian titik penaatan air limbah PT. Pipit Mutiara Jaya yang
terletak di Desa Srinati & Desa Tabur Lestari Kecamatan Sei Menggaris dan Desa
Pembeliangan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak dan semoga kajian titik penaatan dan
pengolahan air limbah di PT. Pipit Mutiara Jaya, dapat memberikan mafaat bagi yang
berkepentingan. Kami senantiasa mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak
untuk peningkatan dan perbaikan kedepan dalam mewujudkan pelaksanaan UKL dan UPL
yang lebih baik.

Sebakis, Juli 2014


Hormat Kami
PT. Pipit Mutiara Jaya

BAB I
PENDAHULUAN

Kabupaten/Kota : Nunukan
Alamat
Telp/Fax
2025202

Izin diterima
Izin diperiksa
.

: Sebakis
: (0556)

FORMULIR PERMOHONAN IZIN LINGKUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN


PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

baru

perpanjangan

DATA PEMOHON
Nama usaha dan/atau
kegiatan
:
Jenis Usaha dan/atau
kegiatan
:
Penanggungjawab usaha dan/
atau
kegiatan
a. Site
manager
:
b. Supt. HSE
:
Alamat usaha dan/atau
kegiatan
:
a. Kode pos
:
b.
Kecamatan
:
c. Kabupaten/kota
:
d. Provinsi
:
e. Telp
:
f. Fax

PT.PIPIT MUTIARA JAYA


Pertambangan Batubara

Heri Istanto
Johny Paraya
Sebakis
77482
Sebuku
Nunukan
Kalimantan Utara
(0556) 2025202
(0556)
2025470

PERNYATAA
N
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua keterangan
tertulis
sebagaimana tercantum diatas adalah benar. Saya bersedia bertanggung jawab
apabila
ada keterangan yang tertulis tidak benar.
Sebakis,

Juli
2014

A. Dokumen Perizinan dan Pengelolaan Lingkungan


Status perizinan pertambangan yang dipegang oleh PT. Pipit Mutiara Jaya
adalah IUP Operasi Produksi melalui Surat Keputusan Bupati Nunukan Nomor 681
Tahun 2009 Tentang Persetujuan Perubahan Kuasa Pertambangan Eksploitasi
Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT. Pipit Mutiara Jaya
Tahun 2009 di wilayah Sebakis, Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Propinsi
Kalimantan Timur dengan areal seluas 2.000 Ha.
Selain itu PT. Pipit Mutiara Jaya telah memperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.386/Menhut-II/09
tanggal 6 Juli 2009 tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan pada kawasan Hutan Produksi
Tetap kepada PT. Pipit Mutiara Jaya untuk Eksploitasi Batubara dan Sarana Penunjangnya seluas
591,55 Ha yang terletak di Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara.
Untuk persetujuan AMDAL/UKL/UPL telah mendapatkan Keputusan Bupati nunukan No.04
Tahun 2008 tentang penetapan kelayakan lingkungan kegiatan penambangan batu bara suluas
2.000 Ha,di kecamatan sebuku kabupaten nunukan propinsi Kalimantan timur oleh PT.Pipit
Mutiara Jaya.
Kemudian dari pada itu dikarenakan adanya kegiatan blasting atau peledakan maka izin
lingkungan hidup diadakan revisi,dari keputusan bupati No.4 Tahun 2008 menjadi,Keputusan
Bupati No.188.45/893/XI/2012.
Tentang izin lingkungan hidup rencana kegiatan pertambangan batu bara seluas 2000 Ha
yang berlokasi di desa tabur lestari ,desa srinanti kecamatan sei menggaris dan desa
pembeliangan kecamatan sebuku kab.Nunukan profinsi Kalimantan Utara kepada PT.Pipit
Mutiara Jaya.

B. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam rangka memecahkan / mengurangi dampak lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan penambangan batubara PT. Pipit Mutiara Jaya adalah upaya
pengelolaan dan pemantauan limbah cair baik yang terjadi dari kegiatan pemompaan air yang
berasal dari lantai tambang / sump atau air yang berasal dari saluran / drainase, stock pile
batubara melalui kolam pengendap (settling pond) sebelum akhirnya di keluarkan keperairan
umum / badan air.
Sistem pengolahan air dimaksudkan agar air limbah yang dibuang keperairan umum
memenuhi baku mutu air limbah sesuai Perda Nomor : 2 tahun 2006 dengan 4 parameter utama
yaitu PH, TSS, Fe Dan Mn.
Volume air limbah yang tertampung dalam kolam pengedapan / settling pond tergantung
pada kapasitas volume masing masing kolam.
C. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas serta mengacu pada PERDA Nomor : 2 Tahun 2006
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara
khususnya mengenai Titik Penataan (Point of Compliance),maka dengan ini PT. Pipit Mutiara
Jaya mengajukan permohonan ijin pembuangan air limbah dengan maksud dan tujuan sebagai
berikut :
1. Sebagai bentuk pemenuhan kewajiban perusahaan terhadap perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana diatur dalam Perda Nomor : 2 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan Batubara.
2. Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap upaya pencegahan pencemaran
lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan penambangan Batubara.
3. Memberikan gambaran mengenai detail pengelolaan dan pemantauan air limbah yang
dihasilkan oleh perusahaan.
4. Mendapatkan ijin pembuangan air limbah dari Bupati Nunukan melalui instansi BLHD
Kabupaten Nunukan.
D. Unit Fasilitas Settling Pond
Unit settling pond P-1 merupakan fasilitas pengelolaan air / water treatment yang
berlokasi di areal stock pile batubara yang diperlukan untuk mengolah air yang berasal
dari stock pile batubara pada saat hujan/surface run off, sebelum keluar menuju perairan
umum.
5

Setting pond P-1 ini jauh dari perkampungan masyarakat Desa Srinanti & Desa Tabur
Lestari. Air yang berasal dari stock pile ini dialirkan dengan membuat alur buatan dan
diendapkan di kolam pengedapan/settling pond sebanyak 4 buah. Setelah melewati kolam
pengendapan dan proses pengelolaan sebagaimana mestinya, air dialirkan melalui parit
alam dan mengalir menuju sungai Sebakis.

Indikator pH bervariasi antara 7 s/d 8

berdasarkan hasil analisa kualitas air laboratorium Sucofindo, Tarakan.


Unit settling pond P-2 merupakan fasilitas pengelolaan air/ water treatment yang
berlokasi di areal tambang Pit 2 Utara yang di peruntukan untuk mengolah air yang
berasal dari pemompaan tambang di sump,sebelum keluar menuju perairan umum.
Settling pond P-2 ini sangat dekat dengan anak sungai sebakis ,kurang lebih berjarak
sekitar 1 kilo meter. Air olahan yang keluar dari outlet ini melalui badan parit sepanjang
1 km hingga anak sungai (sungai sebakis). Rona awal air kawasan settling pond untuk
indikator PH 6.

E. Lokasi Pembuangan Air Limbah


Pembuangan air limbah dari kolam settling pond yang direncanakan adalah sebagai berikut:
No Settling Pond
Lokasi
1
P-1
Crushing Plant
2
P-2
Pit 2 Utara
3
P-3
Pit 2 Selatan

Sumber Inlet
Stock Pile Batubara
Pit Tambang
Pit Tambang

Pembuangan /Outlet

F. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan kajian yang layak guna memperoleh ijin
penambangan air limbah dari Bupati melalui Instansi BLHD Nunukan.

BAB II
KAJIAN TITIK PENAATAN SETTLING POND

Salah satu limbah yang dihasilkan dari kegiatan usaha pertambangan adalah air limbah yang
berasal dari kegiatan pemompaan air tambang maupun pengolahan/pemurnian batubara seperti
yang diatur dalam PERDA Nomor: 2 Tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
dan atau kegiatan Pertambangan Batubara, guna memastikan bahwa air limbah yang dialirkan ke
perairan umum telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan perlu dilakukan pemantauan
kualitas air limbah pada titik penaatan (point of compliance) yang memenuhi persyaratan. Titik
penaatan air limbah yang akan diajukan ijin pengesahannya adalah:

NO
1
2
3

KODE
LOKASI
P-1
P-2
P-3

LOKASI
Stockpile
Pit 2 Utara
Pit 2 Selatan

KOORDINAT
N
0400530,42
0400626,14
0400545,44

E
11701556,36
11701245,53
11701241,13

Gambar 1 : Plang Koordinat Settling Pond

A. TITIK PENAATAN (COMPLIANCE POINT) P-1, P-2, dan P-3


1. Titik Koordinat
7

KET

Secara geografis, titik koordinat penaatan dari outlet kolam pengendap / settling pond
berada pada Koordinat :
P1- 040 05 30,42 LS dan 1170 15 56,36 BT
P2- 040 06 26,14 LS dan 1170 12 45,53 BT, di areal Pit 2 Utara Tambang PT. Pipit
Mutiara Jaya.
P3- 040 05 45,44 LS dan 1170 12 41,13 BT, di areal Pit 2 Selatan Tambang PT. Pipit
Mutiara Jaya.
2. Peruntukan fasilitas unit settling pond P-1, P-2, dan P-3
Unit fasilitas settling pond merupakan fasilitas pengelolaan air limbah yang berlokasi di
areal tambang yang diperuntukkan untuk mengelolah air limbah P-1, P-2, dan P-3.
Settling pond P-1 adalah pengendapan air limbah yang berasal dari areal stock pile
batubara yang di endapkan sebelum di lepas kebadan air menuju perairan umum,
sedangkan settling pond P-2 dan P-3 adalah pengendapan air limbah yang berasal dari Pit
dan merupakan lokasi yang dijadikan acuan untuk pemantauan kualitas air limbah yang
dihasilkan dari Pit.
3. Sarana Pengolahan Air Limbah
Untuk menjaga agar kualitas air limbah tetap memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan,
dilakukan pengolahan air limbah dengan menggunakan sarana sebagai berikut:
Metode pengolahan air adalah dengan system koagulasi yaitu dengan menambahkan
chemical / bahan kimia tertentu pada unit settling pond pada 3 kompartemen dengan cara
ditaburkan pada perbandingan tertentu, hingga menghasilkan air yang sesuai dengan
standar baku mutu air limbah, berdasarkan Kep Men LH No. 113 Tahun 2003 untuk
parameter utama yaitu : PH, TSS, Fe dan Mn.

No
1
2

Tabel II.1 Sistem Pengolahan Air Limbah P-1,2,3


Tahapan
Warna Air
Chemical
Sifat Bahan
3
Tahap I
Keruh Sgt keruh
Tawas (A12SO4)
Asam
Tahap II
Jernih / Bening
Kapur Tohor Ca (OH)2
Basah

4. Bahan dan Kontruksi Outlet


Bentuk dan kontruksi outlet settling pond P-1,P-2 dan P-3 adalah terbuat dari kolam
pengendapan sebanyak 4 (empat) titik untuk menangkap material batubara yang keluar
dari masing-masing kolam pengendapan memiliki kapasitas volume air yang berbedabeda . Masing-masing settling pond terdapat sediment pond area dan ditempatkan pada
inlet kolam dan beberapa pintu air lainnya dengan maksud agar dapat menangkap TSS
8

(Total Suspended Solid), sehingga diharapkan air yang keluar dari outlet kolam settling
pond P-1,P-2 dan P-3 memiliki tingkat kadar TSS (Total Suspended Solid), jauh dibawah
standar Baku Mutu Air Limbah (BMAL) sesuai dengan KepMenLH No.113 TAhun 2003.
Tabel II.2 Luas dan Kapasitas Unit Setting P-1
No

1
2
3
4

Kolam
Pengendapa
n
I
II
III
IV

Dimensi
(Ukuran)
P x L x T (M)
20 x 13 x 3
33 x 12 x 3
33 x 14 x 4
19 x 12 x 4

Kapasitas
Vol (M3)

Luas
M2

780
1188
1848
912

260
396
462
228

Ket

Tabel II.3 Luas dan Kapasitas Unit Setting P-2


No

Kolam
Pengendapan

Dimensi
Kapasitas
Luas
(Ukuran)
Vol (M3)
M2
P x L x T (M)
I
20 x 19 x 4
1520
380
II
24 x 15 x 3
1080
360
III
22 x 15 x 3.5
1155
330
IV
24 x 15x 4
1440
360
Tabel II.4 Luas dan Kapasitas Unit Setting P-3

1
2
3
4
No

1
2
3

Kolam
Pengendapa
n
I
II
III

Dimensi
(Ukuran)
P x L x T (M)
20 x 19 x 4
20 x 15 x 3
19 x 15 x 3

Ket

Kapasitas
Vol (M3)

Luas
M2

1520
900
855

380
300
285

Ket

Gambar 2 : Bentuk dan Konstruksi Outlet P-1 dan P-2


Tampak Atas

INLET
Kolam IV
OUTLET

Kolam III

Kolam II

Kolam I

Gambar 3 : Bentuk dan Konstruksi Outlet P-3


Tampak Atas

INLET
Kolam III

Kolam II

Kolam I

OUTLET

Sistem keluaran berupa pipa paralon dengan diameter 4 inci dan mempunyai tutup
lubang yang terbuat dari besi. Hal ini dimaksudkan agar pada saat kondisi kualitas air, pH
turun / asam ataupun warna sangat keruh, maka pintu air tersebut dapat ditutup dengan
rapat sehingga air limbah bangunan dari pompa tersebut dapat dicegah dan tidak keluar
ke perairan umum P1,P2 dan P3

10

Gambar 4 : Peta Situasi Settling Pond Pit 2 Utara

5. Lokasi Pembuangan Air Limbah


Lokasi pembuangan air limbah dari outlet settling P-1 adalah berupa saluran parit buatan,
dengan lebar 2-3 meter sepanjang 150 meter hingga menuju anaksungai Sebakis.
Lokasi pembuangan outlet P-2 yaitu ke pipa tertutup yang diarahkan ke irigasi kemudian
mengalir ke anak sungai Sebakis. Jarak dari outlet ke irigasi sekitar 150 meter, kemudian
saluran irigasi menuju anak sungai Sebakis sekitar 500 meter. Lokasi pembuangan outlet
P-3 adalah berupa saluran parit rawa-rawa, dengan lebar rata-rata 1.5 2 meter dan
tinggi rata-rata 2 meter.

Gambar 5 : Foto Settling Pond

Gambar 6 : Sump Pit 2 Utara

6. Aksesibilitasi (Accesibility)
11

Area lokasi settling pond P-1 mudah dijangkau, karena telah tersedia infrastruktur jalan
yang cukup memadai baik roda dua maupun roda empat, sehingga sangat mudah bagi
petugas water treatment, petugas pengambilan sampel maupun pengawas dari instansi
terkait untuk datang ke lokasi tersebut, baik saat kondisi panas maupun saat musim
penghujan. Askes ini dibuat khusus untuk keperluan transportasi pengangkutan material
clemical berupa tawas dan kapur serta kebutuhan pemantauan.
Area lokasi settling pond P-2 mudah dijangkau, karena sudah tersedia sarana jalan yang
cukup memadai untuk dilalui kendaraan roda empat, sehingga mudah bagi petugas
sample maupun pengawas dari instansi terkait bila datang ke lokasi tersebut,baik pada
saat panas maupun kondisi hujan. Selain itu pengangkutan bahan kimia ke lokasi mudah
di lakukan.
Area lokasi settling pond P-3 mudah dijangkau, karena telah tersedia infrastruktur jalan
yang cukup memadai untuk dilalui kendaraan roda empat, sehingga mudah bagi petugas
water treatment mengambil sample maupun pengawas dari instansi terkait untuk datang
ke lokasi tersebut meskipun musim penghujan. Akses ini sangat penting, dikarenakan
transportasi pemindahan/pengangkutan material chemical berupa tawas dan kapur melalui
jalan/akses tersebut.
7. Kemudahan dalam Pemeliharaan
Dengan kemudahan aksesibilitas, tentu saja memudahkan dalam hal perawatan. Ini
berkaitan dengan moving dari unit alat berat (Excavator PC 200) untuk dapat menjangkau
unit settling pond tersebut. Selain itu dengan jarak antar kompartemen berkisar antara
5 s/d 10 meter, sehingga memudahkan unit Excavator PC 200 bergerak dan menjangkau
tiap kompartemen dari berbagai sudut.
8. Pemasangan alat debit air (Current Meter)
Dikarenakan sistem penampang outlet menggunakan pipa, hal ini memudahkan buat
pemasangan alat ukur debit air pada outlet settling pond, pengawasan terhadap
pengukuran dilaksanakan 1 x 12 jam dengan sistem kerja 1 shift. Pengukuran setiap
bulannya oleh departemen lingkungan dengan alat penadah berupa talang yang telah
diketahui volumenya, dan diukur dengan mengunakan pengukur kecepatan air. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai rataan kecepatan dan volume air yang mewakili.
9. Situasi Kawasan Settling Pond

12

Situasi kawasan settling pond P-1, P-2 dan P-3 pada umumnya landai, berada satu level
dengan jalan. Berada pada lahan asli/alami dan belum pernah ada aktivitas.
10. Potensi Kasus (Potensial Case)
Settling pond ini selalu dijaga petugas environment hanya pada siang hari saja baik dari
kegiatan pemompaan, water treatment maupun potensi lain. Pemasangan signboard
berupa rambu larangan dan papan informasi titik penataan juga dilakukan. Selain itu
dikarenakan tambang PT. Pipit Mutiara Jaya berjauhan dari pemukiman penduduk.
11. Kawasan Lindung (Conversation Area)
Secara keseluruhan, kawasan konsesi PT. Pipit Mutiara Jaya berada dalam kawasan hutan
lindung/hutan konservasi, atau kawasan yang dilindungi oleh pemerintah khususnya
Departement Kehutanan Republik Indonesia (IPPKH), oleh karena itu masalah
pemantauan dan pengelolaan lingkungan sangat kami jaga.
12. SOP (Standar Operating Procedure)
SOP (Standar Operating Procedure) dalam keadaan Siaga Tanggap Darurat maupun SOP
lainnya telah dibuat dan disosialisasikan, baik kepada bawahan, atasan maupun juga
kepada kontraktor yang bernaung di PT. Pipit Mutiara Jaya, hal ini dimaksudkan agar
pada saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diatasi dengan cepat dan
sekaligus sebagai pendeteksi gejala sebelum kerugian yang lebih besar terjadi.

BAB III
KESIMPULAN

Selama melakukan kegiatan pertambangan PT. Pipit Mutiara Jaya dan dalam
rangka pengajuan permohonan surat izin Pembuangan Air Limbah ini, PT. Pipit Mutiara
Jaya telah melakukan beberapa hal sebagai berikut :
13

1. Tidak pernah melakukan pengenceran air limbah


2. Telah memasang alat ukur debit air limbah, untuk pembuangan air limbah
3. Telah membuat saluran pembuangan air limbah sesuai dengan saran teknis dari
instansi terkait
4. Telah membuang air limbah melalui saluran yang telah di tetapkan oleh instansi
terkait
5. Telah mengirimkan hasil pemeriksaan kualitas air limbah dari laboratorium yang
terakreditasi kepada BLHD Kab.Nunukan secara periodic berupa laporan triwulan
dan semester.
6. Telah melakukan titik penataan ( point of compliance) yang di lengkapi dengan titik
koordinat yang telah di tentukan oleh instansi teknis
7. Telah memasang plang titik penataan ( point of compliance) yang di lengkapi dengan
titik koordinat yang telah di tentukan oleh instansi teknis
8. Telah mengelolah air limbah yang akan di buang ke perairan sehingga air limbah
hasil pengelolaan tersebut dapat memenuhi Baku Mutu Kualitas Air Limbah yang
berlaku di Kabupaten Nunukan
9. Akan memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat sekitar yang mungkin
terganggu akibat pembuangan limbah.

14

Anda mungkin juga menyukai