Lokasi:
Desa Lalap, Ampari bura, Aparbatu, Kalamus, Kec.Paku, Awang dan Patangkep Tutui
Kab.Barito Timur, Provinsi Kalteng
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan/Pemrakarsa : PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur
2
ditetapkan dalam tahapan yang mengacu pada AMDAL yang berlaku di PT.
Bangun Nusantara Jaya Makmur.
Kegiatan penambangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Tahapan Pra Konstruksi ( Persiapan )
- Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan dimulai dari kesepakatan harga lahan dan melakukan
pengukuran oleh team survey dan membayar ganti rugi kepemilikan lahan
b. Tahap Konstruksi
- Pembersihan Lahan ( Land Clearing )
Melakukan pembersihan/pembukaan lahan yang akan dilakukan kegiatan
penambangan sesuai dengan desain mine planning.
- Pembuatan Jalan
Pembuatan jalan untuk Infrastruktur di area lokasi atau kegiatan tambang.
- Pembangunan
Pembangunan pos untuk security penjaga keamanan, keamanan untuk
menjaga aset perusahaan dan menjaga ketertiban di wilayah kegiatan usaha
pertambangan, pembangunan post checker untuk pendukung jalannya
kegiatan produksi tambang.
2
tambang yang terganggu sebagai akibat usaha kegiatan pertambangan agar
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
- Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang.
- Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan atau tindakan untuk
menjaga keberadaan lingkungan secara terus menerus baik mutu maupun
jumlah
2
Dari semua tahapan kegiatan penambangan selalu mengacu dengan
pertambangan yang baik dan ramah lingkungan seperti yang tercantum pada UU
32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 , yaitu “ Perlindungan pada Pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi pencemaran, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum “. Kegiatan
proses penambangan saat ini di lakukan oleh kontraktor PT.Berkarya Abadi
Selalu.
PT. Berkarya Abadi Selalu adalah salah satu perusahaan pemegang Izin Usaha Jasa
Pertambangan (IUJP) yang terdapat di Jln BSD Raya Utama, Foresta Bussinis Loft 2 Unit 26-
27, Tangeran, Banten yaitu berdasarkan surat keputusan Mentereri Investasi/ Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor : 95/1/IUJP/PMDN/2018.
Kegiatan pertambangan yang akan dilakukan oleh PT. Berkarya Abadi Selalu di Kawasan
IUP PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur dan akan berdampak bagi makhluk hidup serta
lingkungan disekitarnya, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Dampak positif kegiatan
penambangan batubara antara lain meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat dan meningkatkan penghasilan Negara yang berupa PNBP,
PPh, PPn dan pajak lainya yang diatur oleh perundangan yang berlaku di Republik Indonesia.
Sedangkan dampak negatifnya antara lain terjadinya gerakan tanah yang menyebabkan longsor,
hilangnya daerah resapan air, rusaknya bentang alam, sedimentasi di badan air penerima,
meningkatkan intensitas erosi, mengganggu kondisi air tanah serta mempengaruhi kehidupan
social penduduk disekitar lokasi penambangan.
Metoda penambangan dengan sistem tambang terbuka (open pit), peralatan yang
digunakan adalah kombinasi backhoe – dumptruck dibantu dengan bulldozer sebagai alat garu-
dorong dan grader untuk perawatan jalan (gambar 1.2)
Di tinjau dari morfologinya, kegiatan penambangan akan dilakukan dengan sistem contour
mining. Ditinjau dari sistem pembuangan over burden, maka sistem yang dipakai adalah sistem
Back Filling di mana over burden untuk tahun 1 (pertama) dan 2 (kedua) dibuang di disposal
permanen, dan untuk tahun berikutnya di buang di open pit tahun 2 (kedua) yang telah selesai
(mineout). Pemisahan tanah pucuk
Air hujan yang jatuh di area terbuka akan menghasilkan air permukaan (run off) yang
mengandung material suspense dan air asam tambang. Mineral-mineral sulfide yang
terkandung di batuan penutup dan batubara akan terekspos sehingga terjadi peningkatan
kecepatan reaksi antara mineral-mineral tersebutdengan udara dan air yang kemudian
menghasilkan air asam tambang (AAT). Pembentukan AAT tersbut dimungkinkan karena
berinteraksinya mineral sulfide (sumber sulfur/asam), oksigen (dalam udara) dan air sebagai
pengoksidasi.
Dengan penanganan yang baik maka diharapkan dampak negative yang ditimbulkan
dapat diminimalisir atau bahkan dicegah sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga guna
menjamin kualitas lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Penambangan periode Tahun 2023 dilakukan di Pit Central PT. Bangun Nusantara Jaya
Makmur dengan area yang dibuka seluas 99.76 Ha. Top soil yang telah digali ditumpuk di area
disposal top soil dengan luas area 15 ha, Over burden pada tahun 2023 dikumpulkan di Disposal
over burden (disposal luar pit) luas 80 ha dengan jarak 1.100 meter. Batubara yang telah di
tambang selanjutnya diangkut ke Stock Room yang terletak di area BN4 dengan jarak 2.600
meter.
Tahun 2023 batubara yang akan diproduksi sebesar 1.098.709 MT (sesuai persetujuan RKAB
2022 dengan memindahkan lapisan batuan penutup sejumlah 25.446.090 BCM dan akan
ditempatkan di disposal luar Pit (OPD) yang luas area 80 Ha berkapasitas 21.000.000 BCM.
Peta situasi rencana penambangan tahun 2023 & rencana Stockpile dapat dilihat pada gambar
berikut.
Sistem kerja yang diterapkan PT. Berkarya Abadi Selalu adalah 2 shift/hari atau 11 jam/shift
dengan jam efektif perhari 11 jam dengan masa istirahat 1 jam tiap shift.
Jenis satwa liar yang masih bertahan di wilayah ini adalah jenis reptil seperti kadal & ular
dan untuk jenis-jenis aves adalah burung elang, burung pipit, burung sriti dan walet. Jenis-jenis
mamalia, aves dan reptilia lainnya diduga sudah berpindah tempat dikarenakan kemampuannya
bermobilitas untuk mempertahankan kehidupannya.
Flora dan fauna yang dilindungi kemungkinan masih terdapat di area ini. Meskipun
relative cukup dekat dengan lokasi pemukiman, area lokasi prospek relative jarang dikunjungi
masyarakat.
BAB II
Sumber Air
No Luas (ha) Keterangan
Limbah
Catchmen area yang berada dalam pit, yang
1 Pit Area 212.64
kontinyu dan run off saathujan
Catchmen area yang berada dari luar pit, yang
2 Outpit area 7.4
kontinyu dan run off saathujan
3 Area KPL 0.29 Tangkapan air hujan secara langsung oleh kolam
TOTAL 220.33
Saat ini sumber air limbah dari Pit Central 1 akan dilakukan dengan penyaliran langsung
dari system drainase / saluran yang sudah dibuatkan dengan melakukan pemaantauan di
area aliran drainase air limbah secara kontiniu dan memastikan air limbah secara
keseluruhan masuk kedalam KPL yang sudah terbuatkan.Selain itu Settling Pond Pit (KPL)
juga akan menerima air hujan yang berasal dari tangkapan kolam tersebut dengan luas
tangkapan 0.29 ha
Untuk mengendalikan run off air limbah dari Pit Central maka dibuatkan saluran
(paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Sump dengan dimensi sebagai
berikut:
- Kedalaman (h) : 4.5 m
Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi Pit Central 1:
Sumber air limbah yang akan dikelola oleh Setlling Pond OPD 1A (KPL 2) berasal dari
run off area OPD (Disposal) dan catchmen area KPL itu sendiri, seperti yang tertuang dalam
table berikut:
Sumber air limbah dari OPD 1A (Disosal BN4) akan dialirkan melalui saluran terbuka
disekeliling area Disposal sepanjang 1200 meter.
Untuk mengendalikan run off air limbah dari OPD 1A (Disposal BN4) maka dibuatkan saluran
(paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Settling Pond OPD dengan
dimensi sebagai berikut:
Saat ini sumber air limbah dari Disposal BN4 akan dilakukan dengan penyaliran langsung
dari system drainase / saluran yang sudah dibuatkan dengan melakukan pemaantauan di
area aliran drainase air limbah secara kontiniu dan memastikan air limbah secara
keseluruhan masuk kedalam KPL yang sudah terbuatkan.Selain itu Settling Pond Pit (KPL)
juga akan menerima air hujan yang berasal dari tangkapan kolam tersebut dengan luas
tangkapan 0.75 ha. Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi
Disposal BN4
Sumber air limbah dari OPD 1A (Disosal Central 3) akan dialirkan melalui saluran terbuka
disekeliling area Disposal sepanjang 1150 meter.
Untuk mengendalikan run off air limbah dari OPD 1A (Disposal Central 3) maka dibuatkan
saluran (paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Settling Pond OPD
dengan dimensi sebagai berikut:
Saat ini sumber air limbah dari Pit Central 1 akan dilakukan dengan penyaliran langsung
dari system drainase / saluran yang sudah dibuatkan dengan melakukan pemaantauan di
area aliran drainase air limbah secara kontiniu dan memastikan air limbah secara
keseluruhan masuk kedalam KPL yang sudah terbuatkan.Selain itu Settling Pond Pit (KPL)
juga akan menerima air hujan yang berasal dari tangkapan kolam tersebut dengan luas
tangkapan 1.08 ha. Visualisasi pola hidrologi air limbah yang masuk Settling Pond Pit
Central 3 (KPL). Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi Pit
Central 3
Sumber air limbah yang akan dikelola oleh Setlling Pond Product Coal (KPL 4) berasal dari
run off area Product Coal dan catchmen area KPL itu sendiri, seperti yang tertuang dalam table
berikut:
Sumber air limbah dari Area Raw Coal akan dialirkan melalui saluran terbuka disekeliling area
Raw Coal sepanjang 377 m.
Untuk mengendalikan run off air limbah dari Area Product Coal maka dibuatkan saluran
(paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Settling Pond OPD dengan
dimensi sebagai berikut:
Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi Stock Rom :
Berdasarkan data curah hujan, wilayah kerja PT. Berkarya Abadi Selalu site PT. Bangun
Nusantara Jaya Makmur, menurut Schmidt dan Ferguson termasuk iklim tipe c (agak basah).
Daerah penambangan PT. Berkarya Selalu Abadi site PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur,
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Data curah hujan tahun 2010 sampai dengan 2022 di wilayah PT. Berkarya Abadi Selalu
site PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur bervariasi seperti tertuang pada table berikut
Dengan menggunakan metode Distribusi Probabilitas Gumbel dapat ditentukan curah rencana
di lokasi kegiatan. Curah hujan rencana merupakan hujan harian maksimum yang akan
digunakan untuk menghitung intensitas hujan.
Formula distribusi Probabilitas Gumbel:
𝑿 (𝒀𝒕−𝒀𝒏)
𝑿𝑻 = 𝑺 𝒙 𝑲 𝑲= 𝑺
Dimana:
Tahun Ke Yt Yn Sn K X S XT
CH Max
Tahun (Xi-X)2 1 0.366513 0.4952 0.9496 -0.13552 547.8 91.93669 535.341
(Xi)
2010 705.00 24711.84 5 1.49994 0.4952 0.9496 1.058067 547.8 91.93669 645.0751
10 2.250367 0.4952 0.9496 1.848323 547.8 91.93669 717.7287
2011 660.70 12746.41
2012 553.20 29.16
2013 453.70 8854.81
2014 473.70 5490.81
2015 473.70 5490.81
2016 689.00 19937.44
2017 466.00 6691.24
2018 580.30 1056.25
2019 476.50 5083.69
2020 494.00 2894.44
Jumlah 6025.80 92986.90
Average (X) 547.80
n 11.00
Standar Deviasi (S) 91.94
Selanjutnya dengan menggunakan formula Mononobe, maka dapat ditentukan Intensitas Hujan
(I). Menurut Dr. Mononobe Intensitas Hujan (I) didalam rumus rasional dapat dihitung dengan
rumus:
𝑹 𝟐𝟒 𝟐/𝟑
𝑰= ( ) 𝒎𝒎/𝒋𝒂𝒎
𝟐𝟒 𝒕 𝒄
Dimana:
R : Curah hujan max setempatdalam mm
tc : lama waktukonsentrasidalam jam
I : Intensitas hujan dalam mm/jam
Dengan menggunakan formula tersebut maka dapat ditentukan intensitas hujan sebagaimana
tertuang dalam table berikut:
Berdasarkan perhitungan tersebut telah dapat ditentukan curah hujan rencana dan intensitas
hujan yang akan dipakai dalam perhitungan debit olahan Settling Pond. Berdasarkan rencana
umur tambang maka data yang dipakai adalah data periode 5 tahun.
Perhitungan debit bertujuan untuk mengetahui besaran meter kubik volume aliran air tiap
harinya yang menjadi dasar dalam menentukan rencana kapasitas system pengolahan, beban
pengolahan dan jumlah bahan pengolah yang dibutuhkan. Perhitungan debit dapat dibedakan
menjadi 2 yakni berdasarkan curah hujan dan aliran air pipa hasil pemompaan. Adapun
pengukuran debit rencana Settling Pond berdasarkan curah hujan dan debit pemompaan.
Metode perhitungan debit rencana menggunakan Metode Rasional. Menurut Goldman (1986)
dalam Suripin (2004), metode rasional dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300Ha.
Rumus umum debit air limpasan dari Metode Rasional adalah:
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝑪 𝒙 𝑰 𝒙 𝑨
Dimana:
Q : Debit puncak limpasan permukaan (m3/detik)
C : koefisien pengaliran
I : Intensitas hujan dalam mm/jam
A : Luas daerah pengaliran (m2)
Untuk Settling Pond Pit Central 1 (KPL), potensi air limbah yang akan dikelola berasal dari
limpasan/run off OPD (Disposal) dan potensi luas tangkapan air hujan dari catchment area
kolam itu sendiri.
Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :
Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 4 jam (3,600 detik),
maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 9.5064 m3/detik x 14400 detik
: 136892.16 m3≈136892.16 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan untuk
Settling Pond yaitu 136892.16 m3
Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Pit Central 1, mampu menampung
air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>25560 m3), dengan waktu pengendapan
Untuk Settling Pond Disposal BN4 (KPL), potensi air limbah yang akan dikelola berasal dari
limpasan/run off OPD (Disposal) dan potensi luas tangkapan air hujan dari catchment area
kolam itu sendiri.
Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :
a. Debit limpasan OPD (Disposal)
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 107.95 ha = 1079500 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝐐 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝐱 𝟎. 𝟓 𝐱 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟕𝟗𝟓𝟎𝟎
𝐐 = 𝟒. 𝟔𝟓𝟏𝟓 𝐦𝟑 /𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤
b. Debit limpasan Catchment Kolam
- Intensitashujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 0.75 ha = 7500 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝟎. 𝟓 𝒙 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒙 𝟕𝟓𝟎𝟎
𝑸 = 𝟎. 𝟎𝟑𝟐𝟑𝟏 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 4 jam (3,600 detik),
maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 4.68381 m3/detik x 14400 detik
: 67446 m3≈67446 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan untuk
Settling Pond yaitu 67446 m3
Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Pit Central 1, mampu menampung
air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>65550 m3), dengan waktu pengendapan
selama 4 jam. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan dimensi dan waktu pengendapan yang ada,
maka air limbah dari run off Setlling Pond Pit Disposal BN4 dan tangkapan air hujan oleh
catchment area kolam dapat dikelola dengan baik dan mampu memenuhi baku mutu yang
disyaratkan.
Untuk Settling Pond Disposal Central 3 (KPL), potensi air limbah yang akan dikelola berasal
dari limpasan/run off OPD (Disposal) dan potensi luas tangkapan air hujan dari catchment area
kolam itu sendiri.
Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 6 jam (3,600 detik),
maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 0.97553 m3/detik x 21600 detik
: 21071.448 m3≈ 21071.448 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan untuk
Settling Pond yaitu 21071.448 m3
Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Pit Central 1, mampu menampung
air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>20870 m3), dengan waktu pengendapan
selama 6 jam. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan dimensi dan waktu pengendapan yang ada,
maka air limbah dari run off Setlling Pond Pit Central 3 dan tangkapan air hujan oleh catchment
area kolam dapat dikelola dengan baik dan mampu memenuhi baku mutu yang disyaratkan.
Untuk Settling Pond Product Coal/Stock Room (KPL 4), potensi air limbah yang akan dikelola
berasal dari limpasan/run off area Product Coal dan potensi luas tangkapan air hujan dari
catchment area kolam itu sendiri.
Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :
a. Debit limpasan Product Coal
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 0.81 ha = 8100 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
Konfigurasi settling pond baik Settling Pond Pit Central (KPL)terdiri dari 5 dan 4 kompartemen
yaitu Kolam I, Kolam II, Kolam III, Kolam ke IV dan Kolam ke V Adapun fungsi masing-
masing kompartemen sebagai berikut:
Seiring berjalannya operasional penggunaan Settling Pond Pit Central (KPL) maka perlu
dilakukan perawatan kolam seperti perbaikan tanggul, pengecekan pipa, kalibrasi alat ukur
debit dan pengerukan sedimen. Pengerukan sedimen direncanakan dilakukan apabila kondisi
daya tamping kolam sudah mulai tidak mampu lagi menampung air limbah dan system
pengelolaan sudah tidak maksimal lagi. Pengerukan sedimen akan dilakukan saat musim kering
dan penumpukan lumpur sedimen akan dilakukan pada areal OPD (Disposal) untuk area KPL
Pit Central Untuk memperkuat konstruksi kolam, maka akan ditanami cover crop sebagai
pengikat material tanah dan mencegah erosi pada dinding kolam.
Kualitas air limbah selalu dikelola agar memenuhi baku mutu yang disyaratkan. Upaya
tambahan yang diterapkan adalah penambahan zat kimia baik koagulan alum/tawas maupun
kapur. Settling Pond Pit Central (KPL) direncanakan memiliki 1 stasiun treatment untuk
melakukan pengelolaan air asam tambang.
Jenis Flocculan yang digunakan adalah tawas (Al2(SO4)3), sedangkan koagulan yang
digunakan adalah kapur tohor (CaO) yaitu kapur kapur hasil pembakaran kapur mentah
(CaCO3) pada suhu kurang lebih 90 derajat celcius. Kapur tohor dipilih karena dapat
menetralkan air yang bersifat asam dan lebih mudah untuk didapatkan.
Jenis Bahan
No Jumlah Tujuan Penggunaan
Baku/Bahan Penolong
1 Flocculan seperti tawas 9.80 gram/m3 (Dari Mengikat butiran-butiran endapan untuk
(Al2(SO4)3) . Hasil Uji coba mempercepat dalam kegiatan proses
menurunkan nilai TSS penjernihan/pemisahan dan penetralan air
dari 233-60) limbah pada kolam pengendapan air limbah
2 Koagulan seperti Kapur 14.7 gram/m3 (Dari Penetralan air asam tambang jika
(CaO atau Ca (OH)2. Hasil Uji Coba pencegahan terbentuknya air asam tambang
menaikan pH air dari tidak dapat dilakukan
4.2 ke 7.3)
Dari Tabel di atas maka didapat hasil penghitungan kebutuhan tawas dan kapur di tiap-tiap
Settling Pond seperti yang tercantum berikut :
Berdasarkan hasil uji coba untuk kebutuhan Tawas, dalam menurunkan nilai TSS air dari 233
menjadi 60 adalah 9.80 gram/m3atau 0.0098 kg/m3, maka tiap-tiap Settling Pond didapat
kebutuhan Tawas sebagai berikut :
Tawas Yang dibutuhkan untuk tratment air untuk mengubah TSS dari 233-60
Area Settling Pond Total Vome Kolam M3) Kebutuhan Tawas (kg)
Pit central 1 136892.16 1341.54
Disposal BN4 67446 660.970
Disposal Central 3 21.071.448 206.502
Stock_ROM 1.768.176 17.382
Berikut merupakan Struktur Organisasi dalam Pengandalian Pencemaran Air Asam Tambang
PT. Berkarya Abadi Selalu Pit Central site PT Bangun Nusantara Jaya Makmur :
Titik Koordinat
Nama Pemantauan Badan Air Penerima
BT LS
E 1 56’08.0’’
0 0
KPL 1 S 115 19’12.1’’ Sungai Udak
0 ’ ’’ 0
KPL 2 E 1 56 08.0 S 115 19’12.1’’ Sungai Udak
KPL 3 E 1056’08.0’’ S 115019’12.1’’ Sungai Udak
KPL 4 E 1056’08.0’’ S 115019’12.1’’ Sungai Udak
Pada settling Pond dapat diketahui debit maksimum yang akan keluar pada outlet kompartemen
yaitu:
Sistem pembuangan akan dilakukan secara kontinyu dan intermitten yaitu air limbah
dimasukkan dalam Settling Pond dan di treatment, jika kualitas air limbah telah memenuhi baku
mutu selanjutnya air limbah dibuang.
Pemantauan air buangan Settling Pond dilakukan setiap hari oleh bagian Environment section
Departement SHE PT. Berkarya Abadi Selalu dan SHE PT. Britmindo, monitoring tersebut
meliputi pemeriksaan terhadap TSS (visual), pH dan debit. Sedangkan setiap bulan dilakukan
pula swapantau dimana hasil dari pengambilan sampel air limbah akan dikirim ke Laboratorium
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur.
Titik swapantau merupakan lokasi pemantauan buangan air limbah sebelum masuk ke badan
air penerima. Kegiatan penambangan Pit Central akan dilakukan hingga tahun 2026, sehingga
keberadaan Settling Pond Pit Central 1 (KPL 1), Settling Pond Disposal BN4 (KPL2), Settling
Pond Disposal Central 3 (KPL 3) dan Settling Pond Product Coal (KPL 4) juga akan ada hingga
tahun 2026.
Titik swapantau merupakan lokasi pemantauan buangan air limbah sebelum masuk ke badan
air penerima. Titik ini akan mengontrol paparan air limbah setelah keluar dari titik penaatan.
Ditetapkan titik swapantau berada di Sungai udak dengan koordinat sebagai berikut:
Air limbah yang keluar dari titik penaatan Settling Pond Pit Central (KPL 1), akan mengalir
menuju Sungai Udak Sejauh +2.000 M, dan Settling Pond Product Coal (KPL 2) akan mengalir
menuju Sungai Udak melalui saluran alami sejauh ±2.500 M. Saluran air yang akan dilalui air
buangan sebagian besar masih berada dalam konsesi PT. Berkarya Abadi Selalu, sehingga tidak
akan merugikan pihak masyarakat sekitar.
Kondisi darurat pada Settling Pond yang akan dikaji terutama terkait dengan kejadian debit
besar dalam hal ini diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi (>705 mm, based on
Febuari 2010). Pada dasarnya Settling Pond telah dirancang untuk mampu menampung debit
air limbah akibat curah hujan maksimum705 mm, namun tentu saja ada kondisi darurat yang
harus diantisipasi supaya Settling Pond tetap berfungsi normal. Bila terjadi kondisi darurat,
maka scenario tindakan penyelamatan operasional yang bias dilakukan adalah sebagaiberikut:
1. Jika curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan limbah sulit dikelola dengan baik,
maka perlu dilakukan penutupan pintu air di outlet settling pond.
2. Operator melaporkan kondisi di atas kepada pengawas lapangan dan mencatat segala
kondisi yang ada sebagai laporan.
3. Pengawas lapangan melakukan assessment terhadap kondisi yang ada dan segera
mengambil tindakan sesuai SOP yang telah ditetapkan bersama kru monitoring
environment.
4. Melakukan treatment air limbah hingga kualitas air limbah mampu memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan.
5. Jika setelah treatment kualitas air limbah telah memenuhi baku mutu, maka pintu air
dibuka kembali dengan menghitung debit air limbah yang keluar.
6. Melaporkan segera mungkin ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur
dengan disertai dokumentasi dan data curah hujan.