Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PERSETUJUAN PERTEK

PT.BANGUN NUSANTARA JAYA MAKMUR

Tamiang Layang 2023

Lokasi:
Desa Lalap, Ampari bura, Aparbatu, Kalamus, Kec.Paku, Awang dan Patangkep Tutui
Kab.Barito Timur, Provinsi Kalteng
1
2
BAB I
PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan/Pemrakarsa : PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur

Jenis Badan Hukum : Perusahaan Terbatas


Alamat Perusahaan/Pemrakarsa : Head Office: Kav. Polri Blok A15/359A
Jember
JAKARTA BARAT
Nomor Telepon : 021-5661 045, 021-5668 902
Nomor Fax : (021) – 5661 045
E-mail :
Status Permodalan :
Bidang Usaha dan atau Kegiatan : Penambangan Batu Bara
Penanggung Jawab : NOVA MAULANA.ST
( Nama dan Jabatan ) : Kepala Teknik Tambang
Luas IUP : 3.074 Ha
SK AMDAL yang disetujui : 660/12/KOM.AMDAL/IX/2017

1.1 LOKASI USAHA ATAU KEGIATAN


Lokasi tambang Batu Bara PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur sampai pada
tahun 2022 berada, Desa Apar Batu, Desa Janah Mansiwui, Kecamatan Awang,
Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak Tempuh dari
tambang menuju Pelabuhan ( Crusher Plant ) sekitar 70 km. Untuk tahun 2022
semester 1 melakukan kegiatan penambangan.

1.2 DESKRIPSI KEGIATAN


Kegiatan Penambangan Batubara dilakukan penambangan langsung oleh PT.
Bangun Nusantara Jaya Makmur. Semua kegiatan sesuai dengan prosedur yang

2
ditetapkan dalam tahapan yang mengacu pada AMDAL yang berlaku di PT.
Bangun Nusantara Jaya Makmur.
Kegiatan penambangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Tahapan Pra Konstruksi ( Persiapan )
- Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan dimulai dari kesepakatan harga lahan dan melakukan
pengukuran oleh team survey dan membayar ganti rugi kepemilikan lahan

- Penerimaan Tenaga Kerja


Penerimaan tenaga kerja direkrut oleh pihak Manajemen/HRD site sesuai
dengan kebutuhan lapangan atau sesuai dengan skill atau kemampuan
keahlian calon pekerja.

b. Tahap Konstruksi
- Pembersihan Lahan ( Land Clearing )
Melakukan pembersihan/pembukaan lahan yang akan dilakukan kegiatan
penambangan sesuai dengan desain mine planning.
- Pembuatan Jalan
Pembuatan jalan untuk Infrastruktur di area lokasi atau kegiatan tambang.
- Pembangunan
Pembangunan pos untuk security penjaga keamanan, keamanan untuk
menjaga aset perusahaan dan menjaga ketertiban di wilayah kegiatan usaha
pertambangan, pembangunan post checker untuk pendukung jalannya
kegiatan produksi tambang.

c. Tahap Operasi ( Penambangan )


Tahapan operasi penambangan dimulai dari kegiatan
- Pengupasan dan pemindahan tanah pucuk (Top soil)
- Penggalian, pengangkutan dan penimbunan tanah penutup (Overburden)
- Penambangan dan pengangkutan batubara ke stockpile pelabuhan
- Pengolahan/pemurnian batubara.
- Penjualan batu bara.

d. Tahap Pasca Operasi (Setelah kegiatan penambangan)


- Reklamasi adalah pembentukan atau menata ulang kegunaan lahan bekas

2
tambang yang terganggu sebagai akibat usaha kegiatan pertambangan agar
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
- Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang.
- Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan atau tindakan untuk
menjaga keberadaan lingkungan secara terus menerus baik mutu maupun
jumlah

2
Dari semua tahapan kegiatan penambangan selalu mengacu dengan
pertambangan yang baik dan ramah lingkungan seperti yang tercantum pada UU
32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 , yaitu “ Perlindungan pada Pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi pencemaran, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum “. Kegiatan
proses penambangan saat ini di lakukan oleh kontraktor PT.Berkarya Abadi
Selalu.

PT. Berkarya Abadi Selalu adalah salah satu perusahaan pemegang Izin Usaha Jasa
Pertambangan (IUJP) yang terdapat di Jln BSD Raya Utama, Foresta Bussinis Loft 2 Unit 26-
27, Tangeran, Banten yaitu berdasarkan surat keputusan Mentereri Investasi/ Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor : 95/1/IUJP/PMDN/2018.

Kegiatan pertambangan yang akan dilakukan oleh PT. Berkarya Abadi Selalu di Kawasan
IUP PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur dan akan berdampak bagi makhluk hidup serta
lingkungan disekitarnya, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Dampak positif kegiatan
penambangan batubara antara lain meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat dan meningkatkan penghasilan Negara yang berupa PNBP,
PPh, PPn dan pajak lainya yang diatur oleh perundangan yang berlaku di Republik Indonesia.
Sedangkan dampak negatifnya antara lain terjadinya gerakan tanah yang menyebabkan longsor,
hilangnya daerah resapan air, rusaknya bentang alam, sedimentasi di badan air penerima,
meningkatkan intensitas erosi, mengganggu kondisi air tanah serta mempengaruhi kehidupan
social penduduk disekitar lokasi penambangan.

Metoda penambangan dengan sistem tambang terbuka (open pit), peralatan yang
digunakan adalah kombinasi backhoe – dumptruck dibantu dengan bulldozer sebagai alat garu-
dorong dan grader untuk perawatan jalan (gambar 1.2)
Di tinjau dari morfologinya, kegiatan penambangan akan dilakukan dengan sistem contour
mining. Ditinjau dari sistem pembuangan over burden, maka sistem yang dipakai adalah sistem
Back Filling di mana over burden untuk tahun 1 (pertama) dan 2 (kedua) dibuang di disposal
permanen, dan untuk tahun berikutnya di buang di open pit tahun 2 (kedua) yang telah selesai
(mineout). Pemisahan tanah pucuk

7 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


dan over burden dilakukan sepanjang penggalian overburden, dimana lokasi penimbunan tanah
pucuk yakni di area Bank Soil.

Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penyelidikan

8 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Gambar 1.2 Metoda Penambangan

Air hujan yang jatuh di area terbuka akan menghasilkan air permukaan (run off) yang
mengandung material suspense dan air asam tambang. Mineral-mineral sulfide yang
terkandung di batuan penutup dan batubara akan terekspos sehingga terjadi peningkatan
kecepatan reaksi antara mineral-mineral tersebutdengan udara dan air yang kemudian
menghasilkan air asam tambang (AAT). Pembentukan AAT tersbut dimungkinkan karena
berinteraksinya mineral sulfide (sumber sulfur/asam), oksigen (dalam udara) dan air sebagai
pengoksidasi.

Secara umum karakteristik air limbah pertambangan batubara mengandung material


suspense dan air asam tambang yang bersifat asam (pH <5) yang mengandung berbagai
9 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023
logam terlarut seperti besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), serta senyawa
sulfat (SO4). AAT berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah sehingga dapat
menurunkan kualitas lingkungan khususnya lingkungan akuatik. Kondisi ini dapat
membahayakan kehidupan bota akuatik, benthos, ikan, tumbuhan, dan pada akhirnya dapat
berakibat terganggunya kesehatan manusia.

Sebagai langkah preventif untuk menghindari pencemaran lingkungan PT.


Berkarya Abadi Selalu akan melakukan kegiatan pemantauan dan pengelolaan air limbah
dengan cara membuat settling pond yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pengolahan air limbah dengan tujuan agar kualitas air limbah yang dikeluarkan dari
kegiatan pertambangan ini dapat memenuhi baku mutu lingkungan sesuai dengan peraturan
dan perundangan yang terdapat pada PP No 82 tahun 2001 tentang “Pengelolaan kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air” dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Permen LHK) no 5 tahun 2022 Tentang “Pengelolaan Air Limbah Bagi Usaha
Dan/Atau Kegiatan Pertambangan Dengan Menggunakan Metode Lahan Basah Buatan”
serta aturan yang berlaku di PT. Berkarya Abadi Selalu sebelum air di alirkan ke badan
sungai. Secara umum PT. Berkarya Abadi Selalu akan merencanakan pembangunan /
pembuatan 4 titik settling pond (SP) dimana masing-masing setiap area settling pond terdiri
dari :

 lokasi area Pit Central 1 dengan jumlah 5 kompartement


 Lokasi area disposal BN4 dengan jumlah 4 kompartement
 Lokasi disposal Central 3 dengan jumlah 4 kompartement dan
 Lokasi Stock Room dengan jumlah 4 kompartement

Dengan penanganan yang baik maka diharapkan dampak negative yang ditimbulkan
dapat diminimalisir atau bahkan dicegah sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga guna
menjamin kualitas lingkungan hidup di masa yang akan datang.

II. DOKUMEN PERIZINAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

10 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Dokumen perizinan yang telah dimiliki oleh PT. Berkarya Abadi Selalu seperti
tertuang dalam table 1.1.

Tabel 1.1. Dokumen Perizinan PT. Berkarya Abadi Selalu

No Nama Izin Nomor PemberiIzin Tanggal Berlaku

Direktur Teknik &


IUJP 17/1/IUJP/-PB/PMDN/2021 17 November 2021
1 Lingkungan Minerba

III. PROSES PRODUKSI

Penambangan periode Tahun 2023 dilakukan di Pit Central PT. Bangun Nusantara Jaya
Makmur dengan area yang dibuka seluas 99.76 Ha. Top soil yang telah digali ditumpuk di area
disposal top soil dengan luas area 15 ha, Over burden pada tahun 2023 dikumpulkan di Disposal
over burden (disposal luar pit) luas 80 ha dengan jarak 1.100 meter. Batubara yang telah di
tambang selanjutnya diangkut ke Stock Room yang terletak di area BN4 dengan jarak 2.600
meter.

Tahun 2023 batubara yang akan diproduksi sebesar 1.098.709 MT (sesuai persetujuan RKAB
2022 dengan memindahkan lapisan batuan penutup sejumlah 25.446.090 BCM dan akan
ditempatkan di disposal luar Pit (OPD) yang luas area 80 Ha berkapasitas 21.000.000 BCM.
Peta situasi rencana penambangan tahun 2023 & rencana Stockpile dapat dilihat pada gambar
berikut.

11 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Gambar 1.3 Peta Situasi Rencana Penambangan Tahun 2023

IV. TENAGA KERJA DAN WAKTU KEGIATAN

12 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Pada Tahun 2023, tenaga kerja PT. Berkarya Abadi Selalu di site IUP PT. Bangun
Nusantara Jaya Makmur, secara keseluruhan adalah tenaga kerja Indonesia yang direncanakan
berjumlah 205 orang termasuk tenaga kerja sub kontraktor, untuk mendukung kegiatan Operasi
Produksi, seperti dapat dilihat pada table 4.1

Sistem kerja yang diterapkan PT. Berkarya Abadi Selalu adalah 2 shift/hari atau 11 jam/shift
dengan jam efektif perhari 11 jam dengan masa istirahat 1 jam tiap shift.

Tabel 1.2 Jumlah Karyawan PT. Berkarya Abadi Selalu

NO Tingkat Jabatan Pendidikan Jumlah Total


1 PJO S1 1 1
2 Head Dept ¯ ¯ ¯
3 Spt S1 3 3
4 Spv S1 9 9
5 Staff & Teknisi S1 45 45
6 Operator & Driver Smp 126 126
7 Helper Smp 22 22

V. RONA AWAL LOKASI SETTLING POND

Berdasarkan pengamatan di lapangan keadaan vegetasi daerah kajian umumnya berupa


perkebunan masyarakat sekitar dan lahan bebas untuk rencana tambang dan untuk rencana
Stockpile vegetasi kajian umumnya berupa perkebunan masyarakat saja.

Jenis satwa liar yang masih bertahan di wilayah ini adalah jenis reptil seperti kadal & ular
dan untuk jenis-jenis aves adalah burung elang, burung pipit, burung sriti dan walet. Jenis-jenis
mamalia, aves dan reptilia lainnya diduga sudah berpindah tempat dikarenakan kemampuannya
bermobilitas untuk mempertahankan kehidupannya.

Flora dan fauna yang dilindungi kemungkinan masih terdapat di area ini. Meskipun
relative cukup dekat dengan lokasi pemukiman, area lokasi prospek relative jarang dikunjungi
masyarakat.

13 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Secara umum morfologi daerah penyelidikan dapat digolongkan menjadi Satuan
Geomorfologi Dataran aluvial sampai bergelombang. Kemiringan lereng berkisar antara 3° -
15°, titik tertinggi + 60 meter dan terendah + 38 meter dari permukaan laut (foto).

Tabel 1.3 koordinat lokasi Settling Pond

BAB II

14 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


HIDROLOGI DAN MORFOLOGI BADAN AIR PERMUKAAN

I. DATA AIR LIMBAH

1. Sumber Air Limbah

a. Settling Pond Pit Central 1


Sumber air limbah yang akan dikelola oleh Settling Pond Pit Central berasal dari
kegiatan penambangan dan pemompaan sump Pit Central, dan catchment area kolam yang
tertuang dalam tabel berikut

Sumber Air
No Luas (ha) Keterangan
Limbah
Catchmen area yang berada dalam pit, yang
1 Pit Area 212.64
kontinyu dan run off saathujan
Catchmen area yang berada dari luar pit, yang
2 Outpit area 7.4
kontinyu dan run off saathujan

3 Area KPL 0.29 Tangkapan air hujan secara langsung oleh kolam

TOTAL 220.33

Saat ini sumber air limbah dari Pit Central 1 akan dilakukan dengan penyaliran langsung
dari system drainase / saluran yang sudah dibuatkan dengan melakukan pemaantauan di
area aliran drainase air limbah secara kontiniu dan memastikan air limbah secara
keseluruhan masuk kedalam KPL yang sudah terbuatkan.Selain itu Settling Pond Pit (KPL)
juga akan menerima air hujan yang berasal dari tangkapan kolam tersebut dengan luas
tangkapan 0.29 ha

Untuk mengendalikan run off air limbah dari Pit Central maka dibuatkan saluran
(paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Sump dengan dimensi sebagai
berikut:
- Kedalaman (h) : 4.5 m

15 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


- Lebar permukaan (B) : 13 m
- Lebar dasar saluran (b) : 10 m
- Sudut kemiringan dinding saluran : 75º

Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi Pit Central 1:

b. Settling Pond Disposal BN4

Sumber air limbah yang akan dikelola oleh Setlling Pond OPD 1A (KPL 2) berasal dari
run off area OPD (Disposal) dan catchmen area KPL itu sendiri, seperti yang tertuang dalam
table berikut:

16 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Sumber Air Luas Keterangan
No
Limbah (ha)
1 OPD area 107.95 Kontinyu dan Run off saat hujan
2 Area KPL 0.75 Tangkapan air hujan secara langsung oleh kolam
TOTAL 108.7

Sumber air limbah dari OPD 1A (Disosal BN4) akan dialirkan melalui saluran terbuka
disekeliling area Disposal sepanjang 1200 meter.
Untuk mengendalikan run off air limbah dari OPD 1A (Disposal BN4) maka dibuatkan saluran
(paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Settling Pond OPD dengan
dimensi sebagai berikut:

- Kedalaman (h) : 4.5 m


- Lebar permukaan (B) : 13 m
- Lebar dasar saluran (b) : 10 m
- Sudut kemiringan dinding saluran : 70º

Saat ini sumber air limbah dari Disposal BN4 akan dilakukan dengan penyaliran langsung
dari system drainase / saluran yang sudah dibuatkan dengan melakukan pemaantauan di
area aliran drainase air limbah secara kontiniu dan memastikan air limbah secara
keseluruhan masuk kedalam KPL yang sudah terbuatkan.Selain itu Settling Pond Pit (KPL)
juga akan menerima air hujan yang berasal dari tangkapan kolam tersebut dengan luas
tangkapan 0.75 ha. Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi
Disposal BN4

17 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


c. Settling Pond Disposal Central 3

18 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Sumber air limbah yang akan dikelola oleh Setlling Pond OPD 1A (KPL 3) berasal dari
run off area OPD (Disposal Central 3) dan catchmen area KPL itu sendiri, seperti yang
tertuang dalam table berikut:
Sumber Air Luas Keterangan
No
Limbah (ha)
1 OPD area 21.56 Kontinyu dan Run off saat hujan
2 Area KPL 1.08 Tangkapan air hujan secara langsung oleh kolam
TOTAL 22.64

Sumber air limbah dari OPD 1A (Disosal Central 3) akan dialirkan melalui saluran terbuka
disekeliling area Disposal sepanjang 1150 meter.
Untuk mengendalikan run off air limbah dari OPD 1A (Disposal Central 3) maka dibuatkan
saluran (paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Settling Pond OPD
dengan dimensi sebagai berikut:

- Kedalaman (h) : 4.5 m


- Lebar permukaan (B) : 13 m
- Lebar dasar saluran (b) : 10 m
- Sudut kemiringan dinding saluran : 70º

Saat ini sumber air limbah dari Pit Central 1 akan dilakukan dengan penyaliran langsung
dari system drainase / saluran yang sudah dibuatkan dengan melakukan pemaantauan di
area aliran drainase air limbah secara kontiniu dan memastikan air limbah secara
keseluruhan masuk kedalam KPL yang sudah terbuatkan.Selain itu Settling Pond Pit (KPL)
juga akan menerima air hujan yang berasal dari tangkapan kolam tersebut dengan luas
tangkapan 1.08 ha. Visualisasi pola hidrologi air limbah yang masuk Settling Pond Pit
Central 3 (KPL). Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi Pit
Central 3

19 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


20 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023
d. Settling Pond Product Coal / Stock Room (KPL 4)

Sumber air limbah yang akan dikelola oleh Setlling Pond Product Coal (KPL 4) berasal dari
run off area Product Coal dan catchmen area KPL itu sendiri, seperti yang tertuang dalam table
berikut:

No Sumber Air Luas


Keterangan
Limbah (ha)
1 Product Coal area 0.81 Kontinyu dan Run off saat hujan
2 Area KPL 0.14 Tangkapan air hujan secara langsung oleh kolam
TOTAL 0.95

Sumber air limbah dari Area Raw Coal akan dialirkan melalui saluran terbuka disekeliling area
Raw Coal sepanjang 377 m.
Untuk mengendalikan run off air limbah dari Area Product Coal maka dibuatkan saluran
(paritan) terbuka dengan bentuk trapesium yang mengarah ke Settling Pond OPD dengan
dimensi sebagai berikut:

- Kedalaman (h) : 4.5 m


- Lebar permukaan (B) : 13 m
- Lebar dasar saluran (b) : 10 m
- Sudut kemiringan dinding saluran : 70º

Berikut adalah rencana lokasi pembuatan settling pond untuk lokasi Stock Rom :

21 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


2. Karakteristik Air Limbah

22 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Identifikasi karakteristik setiap air limbah digunakan untuk mengetahui bagaimana cara
pengolahan air limbah. Berdasarkan karakteristik air limbah tambang dapat dikelompokan
kedalam 6 tipe (Skousen & Ziemkiewicz, 1996 dalam Skousen ea al, 1998):

1. Air Tambang Tipe-1


Merupakan air tambang yang tidak atau sedikit mengandung alkalinitas (pH <4,5)
dan mengandung Fe, Al, Mn, dan logamlainnya serta asam (H+) dan oksigen dengan
konsentrasi yang tinggi. Air tambang tipe ini lebih dikenal sebagai air asam tambang
(acid mine drainage) karena keasamannya lebih beasr dari pada alkalinitasnya.

2. Air Tambang Tipe-2


Merupakan air tambang yang mempunyai kandungan zat padat terlarut yang tinggi,
yakni mengandung besi ferro dan Mn yang tinggi, sedikit atau tanpa mengandung
oksigen dan memiliki pH>6. Pada kondisi teroksidasi, pH air tipe ini dapat turun
secara tajam sehingga berubah menjadi air asam tambang (tipe-1)

3. Air Tambang Tipe-3


Merupakan air tambang yang mengandung zat padat terlarut dengan konsentrasi
sedang sampai tinggi, mengandung besi ferro dan Mn dengan konsentratsi rendah
sampai sedang, tanpa atau sedikit mengandung oksigen, pH > 6 dan alkalinitas lebih
besar dari keasaman (acidity). Umumnya air tambang ini dikenal juga sebagai air
tambang alkali (alkaline mine drainage)

4. Air Tambang Tipe-4


Merupakan air asamtambang tipe-1 yang dinetralkan hingga pH-nya >6 dan
mengandung partikel tarsuspensi dengan konsentrasi yang tinggi. Pengendapan
hidroksida logam di dalam air belum terjadi. Dengan waktu tinggal yang cukup di
dalam kolam, maka partikel tarsuspensi akan mengendap.

5. Air Tambang Tipe-5


Merupakan air asam tambang yang telah dinetralkan sehingga pH-nya >6 dan
mengandung zat padat terlarut dengan konsentrasi yang tinggi. Setelah hamper
seluruh hidroksida logam diendapkan di dalam kolam pengendapan, kation utama
yang masih tertinggal didalam air dengan konsentrasi yang tinggi umumnya adalah
kalsium (ca) dan magnesium (mg) terlarut. Anion terlarut seperti bikarbonat dan

23 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


sulfat masih tertinggal di dalam air. Jika pada proses netralisasi mengalami
kekurangan alkalinitas, air tambang tipe-5 ini tidak akan terbentuk.

6. Air Tambang Tipe-6


Merupakan air tambang yang terjadi dari kegiatan tambang yang memiliki sedimit
sulfide dan karbonat dengan konsentrasi rendah sampai sedang. Air tipe ini biasnya
mendekati pH netral, spesifik konduktan rendah (< 1000 µS/mm) dan tingkat
alkalinitas mendekati setimbang. Air ini dikenal juga sebagai air netral atau inert.

II. ANALISIS CURAH HUJAN DAN INTENSITAS HUJAN

Berdasarkan data curah hujan, wilayah kerja PT. Berkarya Abadi Selalu site PT. Bangun
Nusantara Jaya Makmur, menurut Schmidt dan Ferguson termasuk iklim tipe c (agak basah).
Daerah penambangan PT. Berkarya Selalu Abadi site PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur,
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Data curah hujan tahun 2010 sampai dengan 2022 di wilayah PT. Berkarya Abadi Selalu
site PT. Bangun Nusantara Jaya Makmur bervariasi seperti tertuang pada table berikut

Rain Falls (mm)


Year Total
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2010 568.0 705.0 356.0 340.0 298.0 195.0 113.0 353.0 215.0 328.0 564.0 274.0 4,309.00
2011 175.3 319.9 200.9 180.6 374.8 327.4 57.6 21.3 114.5 300.1 265.2 660.7 2,998.30
2013 453.7 424.3 274.7 300.1 222.4 123.9 126.0 111.4 152.5 265.1 351.0 430.5 3,235.60
2014 473.7 416.2 303.5 320.8 165.4 82.9 127.5 92.6 140.5 196.6 332.5 413.5 3,065.70
2015 473.7 177.5 401.2 381.7 54.7 90.5 21.1 28.8 13.5 47.5 224.0 339.5 2,253.70
2016 553.5 418.5 689.0 644.0 259.5 126.0 80.0 98.0 259.7 245.5 526.0 68.0 3,967.65
2017 282.5 453.0 275.1 391.3 374.0 119.5 164.8 207.2 207.5 375.8 466.0 285.2 3,601.85
2018 330.0 580.3 376.5 279.0 325.6 140.5 18.0 303.0 59.5 327.5 399.5 292.1 3,431.45
2019 441.6 476.5 275.5 462.1 107.5 48.5 64.9 88.0 11.0 48.0 134.0 371.7 2,529.34
2020 451.2 433.1 331.5 375.7 494.0 136.0 65.7 110.2 156.5 455.5 134.5 364.8 3,508.65

Dengan menggunakan metode Distribusi Probabilitas Gumbel dapat ditentukan curah rencana
di lokasi kegiatan. Curah hujan rencana merupakan hujan harian maksimum yang akan
digunakan untuk menghitung intensitas hujan.
Formula distribusi Probabilitas Gumbel:
𝑿 (𝒀𝒕−𝒀𝒏)
𝑿𝑻 = 𝑺 𝒙 𝑲 𝑲= 𝑺

Dimana:

24 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


XT : Hujan rencana (mm)
X : Nilai rata-rata dari hujan
S : Standar deviasi dari data hujan
K : Faktor frekuensi Gumbel
Yt : reduced variate
Sn : reduced standar
Yn : reduced mean
Berdasarkan formula diatas dapat diperoleh curah hujan rencana (XT), dengan table
perhitungan sebagaiberikut:

Tahun Ke Yt Yn Sn K X S XT
CH Max
Tahun (Xi-X)2 1 0.366513 0.4952 0.9496 -0.13552 547.8 91.93669 535.341
(Xi)
2010 705.00 24711.84 5 1.49994 0.4952 0.9496 1.058067 547.8 91.93669 645.0751
10 2.250367 0.4952 0.9496 1.848323 547.8 91.93669 717.7287
2011 660.70 12746.41
2012 553.20 29.16
2013 453.70 8854.81
2014 473.70 5490.81
2015 473.70 5490.81
2016 689.00 19937.44
2017 466.00 6691.24
2018 580.30 1056.25
2019 476.50 5083.69
2020 494.00 2894.44
Jumlah 6025.80 92986.90
Average (X) 547.80
n 11.00
Standar Deviasi (S) 91.94

Selanjutnya dengan menggunakan formula Mononobe, maka dapat ditentukan Intensitas Hujan
(I). Menurut Dr. Mononobe Intensitas Hujan (I) didalam rumus rasional dapat dihitung dengan
rumus:
𝑹 𝟐𝟒 𝟐/𝟑
𝑰= ( ) 𝒎𝒎/𝒋𝒂𝒎
𝟐𝟒 𝒕 𝒄

Dimana:
R : Curah hujan max setempatdalam mm
tc : lama waktukonsentrasidalam jam
I : Intensitas hujan dalam mm/jam

Dengan menggunakan formula tersebut maka dapat ditentukan intensitas hujan sebagaimana
tertuang dalam table berikut:

25 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Tahun I Ket:
XT (mm)
Ke (mm/jam) XT : Curah Hujan Rencana (mm)
1 535.34 9.25 I : Intensitas Hujan (mm/jam)
5 645.08 11.14
10 717.73 12.40

Berdasarkan perhitungan tersebut telah dapat ditentukan curah hujan rencana dan intensitas
hujan yang akan dipakai dalam perhitungan debit olahan Settling Pond. Berdasarkan rencana
umur tambang maka data yang dipakai adalah data periode 5 tahun.

III. PERHITUNGAN DEBIT

Perhitungan debit bertujuan untuk mengetahui besaran meter kubik volume aliran air tiap
harinya yang menjadi dasar dalam menentukan rencana kapasitas system pengolahan, beban
pengolahan dan jumlah bahan pengolah yang dibutuhkan. Perhitungan debit dapat dibedakan
menjadi 2 yakni berdasarkan curah hujan dan aliran air pipa hasil pemompaan. Adapun
pengukuran debit rencana Settling Pond berdasarkan curah hujan dan debit pemompaan.
Metode perhitungan debit rencana menggunakan Metode Rasional. Menurut Goldman (1986)
dalam Suripin (2004), metode rasional dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300Ha.
Rumus umum debit air limpasan dari Metode Rasional adalah:

𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝑪 𝒙 𝑰 𝒙 𝑨

Dimana:
Q : Debit puncak limpasan permukaan (m3/detik)
C : koefisien pengaliran
I : Intensitas hujan dalam mm/jam
A : Luas daerah pengaliran (m2)

IV. DIMENSI SETTLING POND

1. Perhitungan Dimensi Settling Pond Pit Central 1 (KPL 1)

Untuk Settling Pond Pit Central 1 (KPL), potensi air limbah yang akan dikelola berasal dari
limpasan/run off OPD (Disposal) dan potensi luas tangkapan air hujan dari catchment area
kolam itu sendiri.
Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :

26 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


a. Debit limpasan OPD (Disposal)
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 220.33 ha = 2203300 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝐐 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝐱 𝟎. 𝟓 𝐱 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝐱 𝟐𝟐𝟎𝟑𝟑𝟎𝟎
𝐐 = 𝟗. 𝟒𝟗𝟒 𝐦𝟑 /𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤
b. Debit limpasan Catchment Kolam
- Intensitashujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 0.29 ha = 2900 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝟎. 𝟓 𝒙 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒙 𝟐𝟗𝟎𝟎
𝑸 = 𝟎. 𝟎𝟏𝟐𝟒𝟗 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
Total Debit limpasan rencana ke settling pond adalah:
Q = 9.494 + 0.01249
= 9.5064 m3/detik

Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 4 jam (3,600 detik),
maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 9.5064 m3/detik x 14400 detik
: 136892.16 m3≈136892.16 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan untuk
Settling Pond yaitu 136892.16 m3

Ukuran Kapasitas Settling Pond Pit Central 1 (KPL 1)


Parameter Satuan Kompartemen 1 Kompartemen 2 Kompartemen 3 Kompartemen 4 Kompartemen 5
Dimensi Rencana Settling Pond
Lebar Atas M 13 13 13 13 13
Lebar Bawah M 12.5 12.5 12.5 12.5 12.6
Panjang M 17 17 17 17 17
Luas Permukaan M2 342.35 342.35 342.35 342.35 342.36
Kedalaman M 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5
Volume Tampungan M3 27.378.432 27.378.432 27.378.432 27.378.432 27.378.432

Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Pit Central 1, mampu menampung
air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>25560 m3), dengan waktu pengendapan

27 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


selama 4 jam. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan dimensi dan waktu pengendapan yang ada,
maka air limbah dari run off Setlling Pond Pit Central 1 dan tangkapan air hujan oleh catchment
area kolam dapat dikelola dengan baik dan mampu memenuhi baku mutu yang disyaratkan.

2. Perhitungan Dimensi Settling Pond Disposal BN4 (KPL 2)

Untuk Settling Pond Disposal BN4 (KPL), potensi air limbah yang akan dikelola berasal dari
limpasan/run off OPD (Disposal) dan potensi luas tangkapan air hujan dari catchment area
kolam itu sendiri.
Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :
a. Debit limpasan OPD (Disposal)
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 107.95 ha = 1079500 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝐐 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝐱 𝟎. 𝟓 𝐱 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝐱 𝟏𝟎𝟕𝟗𝟓𝟎𝟎
𝐐 = 𝟒. 𝟔𝟓𝟏𝟓 𝐦𝟑 /𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤
b. Debit limpasan Catchment Kolam
- Intensitashujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 0.75 ha = 7500 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝟎. 𝟓 𝒙 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒙 𝟕𝟓𝟎𝟎
𝑸 = 𝟎. 𝟎𝟑𝟐𝟑𝟏 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌

Total Debit limpasan rencana ke settling pond adalah:


Q = 4.6515 + 0.03231
= 4.68381 m3/detik

Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 4 jam (3,600 detik),
maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 4.68381 m3/detik x 14400 detik
: 67446 m3≈67446 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan untuk
Settling Pond yaitu 67446 m3

Ukuran Kapasitas Settling Pond Disposal BN4 (KPL 2)

28 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Parameter Satuan Kompartemen 1 Kompartemen 2 Kompartemen 3 Kompartemen 4
Dimensi Rencana Settling Pond
Lebar Atas M 9.5 9.5 9.5 9.5
Lebar Bawah M 7 7 7 7
Panjang M 13 13 13 13
Luas Permukaan M2 242.35 242.35 242.35 242.35
Kedalaman M 4.5 4.5 4.5 4.5
Volume Tampungan M3 16861.5 16861.5 16861.5 16861.5

Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Pit Central 1, mampu menampung
air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>65550 m3), dengan waktu pengendapan
selama 4 jam. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan dimensi dan waktu pengendapan yang ada,
maka air limbah dari run off Setlling Pond Pit Disposal BN4 dan tangkapan air hujan oleh
catchment area kolam dapat dikelola dengan baik dan mampu memenuhi baku mutu yang
disyaratkan.

3. Perhitungan Dimensi Settling Pond Disposal Pit Central 3 (KPL 3)

Untuk Settling Pond Disposal Central 3 (KPL), potensi air limbah yang akan dikelola berasal
dari limpasan/run off OPD (Disposal) dan potensi luas tangkapan air hujan dari catchment area
kolam itu sendiri.

Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :


a. Debit limpasan OPD (Disposal)
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 21.56 ha = 215600 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝐐 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝐱 𝟎. 𝟓 𝐱 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝐱 𝟐𝟏𝟓𝟔𝟎𝟎
𝐐 = 𝟎. 𝟗𝟐𝟗𝟎 𝐦𝟑 /𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤
b. Debit limpasan Catchment Kolam
- Intensitashujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 1.08 ha = 10800 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5

𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝟎. 𝟓 𝒙 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟖𝟎𝟎


𝑸 = 𝟎. 𝟎𝟒𝟔𝟓𝟑 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌

29 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Total Debit limpasan rencana ke settling pond adalah:
Q = 0.9290 + 0.04653
= 0.97553 m3/detik

Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 6 jam (3,600 detik),
maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 0.97553 m3/detik x 21600 detik
: 21071.448 m3≈ 21071.448 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan untuk
Settling Pond yaitu 21071.448 m3

Ukuran Kapasitas Settling Pond Disposal Pit Central 3 (KPL 3)


Parameter Satuan Kompartemen 1 Kompartemen 2 Kompartemen 3 Kompartemen 4
Dimensi Rencana Settling Pond
Lebar Atas M 7 7 7 7
Lebar Bawah M 5 5 5 5
Panjang M 10 13 13 13
Luas Permukaan M2 215.35 215.35 215.35 215.35
Kedalaman M 4.5 4.5 4.5 4.5
Volume Tampungan M3 5.268 5.268 5.268 5.268

Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Pit Central 1, mampu menampung
air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>20870 m3), dengan waktu pengendapan
selama 6 jam. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan dimensi dan waktu pengendapan yang ada,
maka air limbah dari run off Setlling Pond Pit Central 3 dan tangkapan air hujan oleh catchment
area kolam dapat dikelola dengan baik dan mampu memenuhi baku mutu yang disyaratkan.

4. Perhitungan Dimensi Settling Pond Product Coal (KPL 4)

Untuk Settling Pond Product Coal/Stock Room (KPL 4), potensi air limbah yang akan dikelola
berasal dari limpasan/run off area Product Coal dan potensi luas tangkapan air hujan dari
catchment area kolam itu sendiri.
Perhitungan debit rencana adalah sebagai berikut :
a. Debit limpasan Product Coal
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 0.81 ha = 8100 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5

30 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝟎. 𝟓 𝒙 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒙 𝟖𝟏𝟎𝟎
𝑸 = 𝟎. 𝟎𝟑𝟒𝟗𝟎 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
b. Debit limpasan Catchment Kolam
- Intensitas hujan : 11.14 mm/jam = 3.1x10-6 m/detik
- Luasan Area 0.14 ha = 1400 m2
- Koefisien limpasan area tambang = 0.5
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟕𝟖 𝒙 𝟎. 𝟓 𝒙 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟑𝟏 𝒙 𝟏𝟒𝟎𝟎
𝑸 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟔𝟎𝟑𝟐 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
Total Debit limpasan rencana ke settling pond adalah:
Q = 0.03490 + 0.006032
= 0.04093 m3/detik
Dengan perhitungan diatas dan dengan waktu pengendapan rencana adalah 12 jam (43.200
detik), maka dimensi kapasitas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah:
Volume Kolam : Debit rencana x rencana lama pengendapan
: 0.04093 m3/detik x 43200 detik
: 1768.176 m3
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui dimensi kolam minimal yang dibutuhkan
untuk Settling Pond Product Coal yaitu 1768.176 m3

Ukuran Kapasitas Settling Pond Product Coal (KPL 4)


Parameter Satuan Kompartemen 1 Kompartemen 2 Kompartemen 3 Kompartemen 4
Dimensi Rencana Settling Pond
Lebar Atas M 7 7 7 7
Lebar Bawah M 5 5 5 5
Panjang M 10 13 13 13
Luas Permukaan M2 215.35 215.35 215.35 215.35
Kedalaman M 4.5 4.5 4.5 4.5
Volume Tampungan M3 5.268 5.268 5.268 5.268
Berdasarkan perhitungan tersebut maka pada Settling Pond Product Coal (KPL 2), mampu
menampung air limbah lebih dari volume yang direncanakan (>1598 m3), dengan waktu
pengendapan selama 12 jam. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan dimensi dan waktu
pengendapan yang ada, maka air limbah dari run off Product Coal area dan tangkapan air hujan
oleh catchment area kolam dapat dikelola dengan baik dan mampu memenuhi baku mutu yang
disyaratkan.

31 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


32 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023
BAB III
PENGOLAHAN DAN PEMANTAUAN AIR LIMBAH

I. PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Konfigurasi settling pond baik Settling Pond Pit Central (KPL)terdiri dari 5 dan 4 kompartemen
yaitu Kolam I, Kolam II, Kolam III, Kolam ke IV dan Kolam ke V Adapun fungsi masing-
masing kompartemen sebagai berikut:

a. Kolam I berfungsi sebagai kolam pengendapan awal yaitu proses prasedimentasi


terhadap material yang cukup berat tanpa proses penambahan koagulan. Pada areal ini
akan terjadi proses pembentukan mikroflok menjadi flok-flok yang akan mengendap
secara gravitasi.
b. Kolam II berfungsi sebagai kolam sedimentasi dari flok-flok yang terbentuk di kolam I.
c. Kolam III berfungsi sebagai kolam stabilisasi dan control terhadap kualitas air limbah
yang akan dibuang ke badan air penerima.
d. Kolam ke IV dan kolam ke V juga berfungsi sebagai kolam stabilisasi dan control
terhadap kualitas air limbah yang akan dibuang ke badan air penerima.

II. PERAWATAN (MAINTENANCE) KOLAM

Seiring berjalannya operasional penggunaan Settling Pond Pit Central (KPL) maka perlu
dilakukan perawatan kolam seperti perbaikan tanggul, pengecekan pipa, kalibrasi alat ukur
debit dan pengerukan sedimen. Pengerukan sedimen direncanakan dilakukan apabila kondisi
daya tamping kolam sudah mulai tidak mampu lagi menampung air limbah dan system
pengelolaan sudah tidak maksimal lagi. Pengerukan sedimen akan dilakukan saat musim kering
dan penumpukan lumpur sedimen akan dilakukan pada areal OPD (Disposal) untuk area KPL
Pit Central Untuk memperkuat konstruksi kolam, maka akan ditanami cover crop sebagai
pengikat material tanah dan mencegah erosi pada dinding kolam.

33 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


III. PENGOLAHAN (TREATMENT) AIR LIMBAH

Kualitas air limbah selalu dikelola agar memenuhi baku mutu yang disyaratkan. Upaya
tambahan yang diterapkan adalah penambahan zat kimia baik koagulan alum/tawas maupun
kapur. Settling Pond Pit Central (KPL) direncanakan memiliki 1 stasiun treatment untuk
melakukan pengelolaan air asam tambang.
Jenis Flocculan yang digunakan adalah tawas (Al2(SO4)3), sedangkan koagulan yang
digunakan adalah kapur tohor (CaO) yaitu kapur kapur hasil pembakaran kapur mentah
(CaCO3) pada suhu kurang lebih 90 derajat celcius. Kapur tohor dipilih karena dapat
menetralkan air yang bersifat asam dan lebih mudah untuk didapatkan.

Jenis Bahan
No Jumlah Tujuan Penggunaan
Baku/Bahan Penolong
1 Flocculan seperti tawas 9.80 gram/m3 (Dari Mengikat butiran-butiran endapan untuk
(Al2(SO4)3) . Hasil Uji coba mempercepat dalam kegiatan proses
menurunkan nilai TSS penjernihan/pemisahan dan penetralan air
dari 233-60) limbah pada kolam pengendapan air limbah
2 Koagulan seperti Kapur 14.7 gram/m3 (Dari Penetralan air asam tambang jika
(CaO atau Ca (OH)2. Hasil Uji Coba pencegahan terbentuknya air asam tambang
menaikan pH air dari tidak dapat dilakukan
4.2 ke 7.3)

Dari Tabel di atas maka didapat hasil penghitungan kebutuhan tawas dan kapur di tiap-tiap
Settling Pond seperti yang tercantum berikut :

Berdasarkan hasil uji coba untuk kebutuhan Tawas, dalam menurunkan nilai TSS air dari 233
menjadi 60 adalah 9.80 gram/m3atau 0.0098 kg/m3, maka tiap-tiap Settling Pond didapat
kebutuhan Tawas sebagai berikut :

Tawas Yang dibutuhkan untuk tratment air untuk mengubah TSS dari 233-60

Area Settling Pond Total Vome Kolam M3) Kebutuhan Tawas (kg)
Pit central 1 136892.16 1341.54
Disposal BN4 67446 660.970
Disposal Central 3 21.071.448 206.502
Stock_ROM 1.768.176 17.382

34 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Untuk kebutuhan kapur, berdasarkan hasil uji coba untuk menaikan nilai pH air dari 3.2 menjadi
8 adalah 14.7 gram/m3 atau 0.0147 kg/m3, maka tiap-tiap Kompartement Settling Pond didapat
kebutuhan Kapur sebagai berikut :

Kapur Yang dibutuhkan untuk tratment air untuk mengubah Ph 4.2 - 8


Area Settling Pond Total Vome Kolam M3) Kebutuhan Kapur (kg)
Pit central 1 136892.16 20.123.314
Disposal BN4 67446 991.45
Disposal Central 3 21.071.448 309.750
Stock_ROM 1.768.176 25.992

Berikut merupakan Struktur Organisasi dalam Pengandalian Pencemaran Air Asam Tambang
PT. Berkarya Abadi Selalu Pit Central site PT Bangun Nusantara Jaya Makmur :

Gambar Struktur Organisasi dalam Pengandalian Pencemaran Air Asam Tambang

35 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Diagram Alur Penanganan Pemantuan dan Penanganan Settling Pond

VI. TITIK PEMBUANGAN

36 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Lokasi titik pembuangan merupakan rencana lokasi titik penaatan yang akan digunakan sebagai
lokasi pengambilan sampel air limbah yang keluar dari outlet Settling Pond Pit Central (KPL),
Lokasi titik titik pembuangan tertuang dalam table berikut:

Titik Koordinat
Nama Pemantauan Badan Air Penerima
BT LS
E 1 56’08.0’’
0 0
KPL 1 S 115 19’12.1’’ Sungai Udak
0 ’ ’’ 0
KPL 2 E 1 56 08.0 S 115 19’12.1’’ Sungai Udak
KPL 3 E 1056’08.0’’ S 115019’12.1’’ Sungai Udak
KPL 4 E 1056’08.0’’ S 115019’12.1’’ Sungai Udak

Pada settling Pond dapat diketahui debit maksimum yang akan keluar pada outlet kompartemen
yaitu:

Saluran Debit Maksimum Deskripsi Pengelohan Air


Nama Proses/Kegiatan
Pembuangan (M3/detik) Limbah
Proses koagulasi, flokuasi dan
KPL Pit Central Pemompaan Pit 30.3
sedimentasi
Proses koagulasi, flokuasi dan
KPL Stock Room run off ROOM Stockpile 0.11
sedimentasi

Sistem pembuangan akan dilakukan secara kontinyu dan intermitten yaitu air limbah
dimasukkan dalam Settling Pond dan di treatment, jika kualitas air limbah telah memenuhi baku
mutu selanjutnya air limbah dibuang.

Pemantauan air buangan Settling Pond dilakukan setiap hari oleh bagian Environment section
Departement SHE PT. Berkarya Abadi Selalu dan SHE PT. Britmindo, monitoring tersebut
meliputi pemeriksaan terhadap TSS (visual), pH dan debit. Sedangkan setiap bulan dilakukan
pula swapantau dimana hasil dari pengambilan sampel air limbah akan dikirim ke Laboratorium
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur.

Titik swapantau merupakan lokasi pemantauan buangan air limbah sebelum masuk ke badan
air penerima. Kegiatan penambangan Pit Central akan dilakukan hingga tahun 2026, sehingga
keberadaan Settling Pond Pit Central 1 (KPL 1), Settling Pond Disposal BN4 (KPL2), Settling
Pond Disposal Central 3 (KPL 3) dan Settling Pond Product Coal (KPL 4) juga akan ada hingga
tahun 2026.

Titik swapantau merupakan lokasi pemantauan buangan air limbah sebelum masuk ke badan
air penerima. Titik ini akan mengontrol paparan air limbah setelah keluar dari titik penaatan.
Ditetapkan titik swapantau berada di Sungai udak dengan koordinat sebagai berikut:

37 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Titik Koordinat
Nama Pemantauan Badan Air Penerima
BT LS
KPL 1 E 1 56’08.0’’
0 0
S 115 19’12.1’’ Sungai Udak
0 ’ ’’ 0
KPL 2 E 1 56 08.0 S 115 19’12.1’’ Sungai Udak
KPL 3 E 1056’08.0’’ S 115019’12.1’’ Sungai Udak
KPL 4 E 1056’08.0’’ S 115019’12.1’’ Sungai Udak

Air limbah yang keluar dari titik penaatan Settling Pond Pit Central (KPL 1), akan mengalir
menuju Sungai Udak Sejauh +2.000 M, dan Settling Pond Product Coal (KPL 2) akan mengalir
menuju Sungai Udak melalui saluran alami sejauh ±2.500 M. Saluran air yang akan dilalui air
buangan sebagian besar masih berada dalam konsesi PT. Berkarya Abadi Selalu, sehingga tidak
akan merugikan pihak masyarakat sekitar.

V. UPAYA PENANGGULANGAN KONDISI DARURAT

Kondisi darurat pada Settling Pond yang akan dikaji terutama terkait dengan kejadian debit
besar dalam hal ini diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi (>705 mm, based on
Febuari 2010). Pada dasarnya Settling Pond telah dirancang untuk mampu menampung debit
air limbah akibat curah hujan maksimum705 mm, namun tentu saja ada kondisi darurat yang
harus diantisipasi supaya Settling Pond tetap berfungsi normal. Bila terjadi kondisi darurat,
maka scenario tindakan penyelamatan operasional yang bias dilakukan adalah sebagaiberikut:

1. Jika curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan limbah sulit dikelola dengan baik,
maka perlu dilakukan penutupan pintu air di outlet settling pond.
2. Operator melaporkan kondisi di atas kepada pengawas lapangan dan mencatat segala
kondisi yang ada sebagai laporan.
3. Pengawas lapangan melakukan assessment terhadap kondisi yang ada dan segera
mengambil tindakan sesuai SOP yang telah ditetapkan bersama kru monitoring
environment.
4. Melakukan treatment air limbah hingga kualitas air limbah mampu memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan.
5. Jika setelah treatment kualitas air limbah telah memenuhi baku mutu, maka pintu air
dibuka kembali dengan menghitung debit air limbah yang keluar.
6. Melaporkan segera mungkin ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur
dengan disertai dokumentasi dan data curah hujan.

38 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Jika terjadi kondisi darurat maka dalam penanganannya PT. Berkarya Abadi Selalu dan
PT. Britmindo menyediakan Departemen HSE (Health, Safety and Environment). Divisi ini
memiliki peran pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan
pertambangan batubara.

39 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


Maps Rencana Pembuatan Settling Pond Lokasi Pit Central

40 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023


DESIGN RENCANA SETTLING POND PIT CENTRAL
WILAYAH DESA APAR BATU KECAMATAN AWANG
KABUPATEN BARITO TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

41 | P a g e – Laporan Persetujuan Teknis Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai