Anda di halaman 1dari 46

A.

PENDAHULUAN
A. 1. LATAR BELAKANG
Penyusunan dokumen UKL-UPL Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) CV.
Elektrikal Daya Utama seluas 10 Ha ini dilakukan dengan latar belakang untuk
memenuhi persyaratan lingkungan dalam mengajukan IUP operasi produksi.
Rencana umur tambang adalah 4 tahun dengan kapasitas produksi 72.000 m³
per tahun dengan jumlah cadangan 262.272 m³.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan
pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan dan peraturan menteri negara lingkungan hidup Nomor
5 Tahun 2012 tentang rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib di lengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), huruf K angka 4
Eksploitasi (operasi produksi) mineral bukan logam atau mineral batuan dengan
kapasitas < 500.000 m³ per tahun dan/atau jumlah material pennutup yang
dipindahkan < 1.000.000 m³ tidak wajib di lengkapi dengan dokumen AMDAL,
namun harus dilengkapi dengan dokumen upaya pengelolaan lngkungan (UKL)
dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL).
Sesuai dengan lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah huruf K pembagian urusan pemerintah bidang lingkungan hidup,
peraturan menteri lingkunan hidup Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata laksana
penilaian dan pemeriksaan dokumen lingkungan hidup serta penertiban Izin
Lingkungan pasal 23 maka pemeriksaan UKL-UPL dilakukan oleh pemerintah
kabupaten Kudus karena kegiatan tambang CV. Elektrikal Daya Utama di Desa
Gondoharum, Kecamatan Jekulo berlokasi pada satu wilayah Kabupaten Kudus .
A. 2 TUJUAN
Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha penambangan
harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip lingkungan hidup,
transparansi dan partisipasi masyarakat. Praktek pengelolaan lingkungan di
pertambangan menuntut proses yang terus menerus dan terpadu pada seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan
mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, Operasi Produksi,
studi kelayakan, penambangan, pengelolahan,pemurnian, pengangkutan,
penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Perencanaan dan pelaksanaan yang
tepat merupakan rangkaian pengelolaan pertambangan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan sehingga akan mengurangi dampak negatif akibat
usaha pertambangan. Dari spesifkasi tersebut, instansi terkait diharapkan akan
memberikan suatu pembinaan dan pengawasan kegiatan tersebut melalui
petunjuk teknis rencana reklamasi sesuai dengan usaha dan kegiatan
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 1
penambangan yang dilakukan.
Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) ini juga untuk memenuhi kebutuhan pada
proyek-proyek pembangunan yang ada di wilayah Kabupaten Kudus dan
sekitarnya. Penambangan mineral batuan (Tanah Urug) ini juga merupakan
usaha dalam penyediaan mineral batuan (Tanah Urug) di wilayah Kabupaten
Kudus dan sekitarnya. Disampng itu juga diharapkan dapat menggali dan
mengembangkan potensi daerah. Memperhatikan pentingnya pemanfaatan
mineral batuan (Tanah Urug) dalam proyek pembangunan serta upaya
mengangkat perekonomian masyarakat dimasa krisis ekonomi yang belum
juga pulih ini, diperlukan adanya dorongan untuk mendayagunakan potensi
mineral batuan (Tanah Urug) secara lebih optimal, terutama di wilayah
Pemerintah Kabupaten Kudus mempunyai potensi mineral batuan (Tanah
Urug) yang cukup potensial untuk dikembangkan, salah satunya terletak di
Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus . Adapun metode
penambangan yang cocok adalah secara mekanik menggunakan Excavator
(back hoe).
Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Untuk lebih
merinci pelaksanaan dari Undang-Undang ini diturunkan kembali dalam
bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang salah satunya adalah PP No 23 Tahun
2010 tentang Pelakanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Berdasarkan PP ini komoditas pertambangan dikelompokkan dalam 5
golongan yaitu :
1. Mineral radioaktif antara lain : radium, thorium, uraium
2. Mineral logam antara lain : emas, tembaga
3. Mineral bukan logam antara lan ; intan, bentonit
4. Batuan antara lain : andesit, tanah liat, Tanah Urug, kerikil galian dari
bukit, kerikil sungai, batu gamping.
5. Batubara antara lain : batuan aspal, batubara, gambut
Saat ini kegiatan pertambangan yang leih dikenal adalah pertambangan
untuk komoditas mineral logam antara lain: emas, tembaga, nikel, bauksit dan
komoditas batubara. Selain komoditas mineral uama dan batubara ini,
komoditas batuan memliki peran yang sama pentingnya terutama dalam
memberikan dukungan material untuk pembangnan infrastruktur antara lain :
pendirian sarana infrastruktur jalan, pembangunan perumahan, dan gedung
perkantoran. Terminoogi bahan galian golongan C yang sebelumnya diatur
dalam UU No 11 Tahun 1967 telah diubah berdasarkan UU No 4 Tahun 2009,
menjadi batuan, sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan C sudah

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 2
tidak tepat lagi dan diganti menjadi batuan.
Kegiatan pertambangan diatur dala Undang-undang No 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Kewenangan
pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batu bara diatur dalam
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Berdasarkan UU Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Lampiran I Huruf CC pembagian
urusan pemerintahan bidang energi sumberdaya mineral angka 2 mineral dan
batu bara adalah sebagai berikut : Urusan pemerintahan Pusat.

1. Urusan Pemerintahan Pusat


a. Penetapan wilayah pertambangan sebagai bagian dari rencana
tataruang wilayah nasional, yang terdiri atas wilayah usaha
pertambangan, wilayah pertambangan rakyat dan wilayah pencadangan
negara serta wilayah usaha pertambangan khusus.
b. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral logam dan batu
bara serta wilayah izin usaha pertambangan khusus.
c. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan
batuan lintas Daerah Provinsi dan Wilayah laut lebih dari 12 mil.
d. Penertiban izin usaha pertambangan mineral logam, batubara, mineral
bukan logam dan batuan pada :
1. Wilayah izin usaha Pertambangan yang berada pada wilayah lintas
daerah Provinsi;
2. Wilayah izin usaha pertambangan yang berbatasan langsung dengan
negara lain;
3. Wilayah laut lebih dari 12 mil;
e. Penerbitan izin usaha pertambangan dalam rangka penanaman modal
asing.
f. Pemberian izin usaha pertambangan khusus mineral dan batu bara.
g. Pemberian registrasi izin usaha pertambngan dan penetapan jumlah
produksi setiap Daerah Provinsi untuk komoditas mineral logam dan
batubara.
h. Peneriban izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk
pengolahan dan pemurnian yang komoditas tambangnya yang berasal
dari Daerah Provinsi di luar lokasi fasilitas pengolahan dan pemurnian,
atau impor serta dalam rangka penanaman modal asing.
i. Penertiban izin usaha jasa pertambngan dan surat keterangan terdaftar
dalam rangka penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal
asing yang kegiatan usahanya di seluruh wilayah Indonesia.
j. Penetapan harga patokan mineral logam dan batu bara.
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 3
k. Pengolahan inspektur tambang adn pejabat pengawas pertambangan

2. Urusan Daerah Provinsi


a. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan
batuan dalam 1 (satu) Daerah provinsi dan Wilayah laut sampai dengan
12 mil.
b. Penertiban izin usaha pertambangan mineral logam dan batubara dalam
rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha
pertambngan daerah yang berbeda dalam 1 (satu) daerah provinsi
termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.
c. Penertiban izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan
dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha
pertambangan yang berada dalam 1 (satu) daerah provinsi termasuk
wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.
d. Penertiban izin pertambanngan rakyat untuk komoditas mineral logam,
batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah
pertambangan rakyat.
e. Penertiban izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk
pengolahan dan pemurnian dalam rangka penanaman modal dalam
negeri yang komoditas tambangnya yang berasal dari 1 (satu) Daerah
provinsi yang sama.
f. Penertiban izin usaha jasa pertambangan dan surat keterangan terdaftar
dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang kegiatan usahanya
dalam 1 (satu) daerah provinsi.
g. Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan buatan.

3. Urusan Daerah Kabupaten/Kota


a. Surat Keterangan Kesesuaian Tata Ruang.
b. Rekomendasi UKL – UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan.
c. Dari uraian diatas disimpulkan bahwa pemberian izin usaha Eksploitasi
Batuan (Tanah Urug) CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA merupakan
kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa pemberian izin usaha Eksploitasi Batuan
(Tanah Urug) CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA. Merupakan kewenangan
pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

B. IDENTITAS PEMRAKARSA
Penanggungjawab : MACHFUDIN HANANTA.
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 4
Jabatan : Direktur.
Nama Usaha : CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA .
Jenis Usaha : Pertambangan.
Alamat Rumah : Jl. Krawang-Colo No. 7 RT 03 RW 02, Desa Tanjungrejo,
Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Alamat Kantor : Jl. Krawang-Colo No. 7 RT 03 RW 02, Desa Tanjungrejo,
Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Nomor Telp : 081225769369
Nomor Faximile : -

1. Nama Rencana Usaha / : Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal


Kegiatan Daya Utama.
2. Lokasi Rencana Usaha / : Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten
Kegiatan Kudus, Jawa Tengah.

a. Fisiografi.
Pembahasan mengenai geologi regional bertujuan untuk memberikan
gambaran :
1. Dataran Aruvial Jawa Utara,
2. Antiklinorium Rembang,
3. Zona Depresi Randublatung
4. Antiklinorium Kendeng (Pegunungan Kendeng),
5. Zona Pusat Depresi Jawa (Zona Solo, Subzona Ngawi)
6. Busur vulkanik Kuarter, dan
7. Pegunungan Selatan.
Berdasarkan peta fisiografi Jawa Timur menurut Van Bemmelen (1949) ,
daerah penelitian termasuk dalam antiklinorium Kendeng atau Zona Kendeng
yang merupakan kelanjutan dari Zona Serayu Utara, yang membentang sejauh
250 km dengan lebar sekitar 40 km. Pringgoprawiro (1983) membagi
morfologi Zona Kendeng menjadi tiga satuan yang masing masing
membentang dari barat ke timur, yaitu :
1. Satuan morfologi perbukitan bergelombang, ditujukan oleh jajaran bukit-
bukit rendah dengan ketinggian antara 50-100 meter di atas permukaan
laut yang mencerminkan lipatan batuan sedimen. Satuan ini nyaris secara
keseluruhan disusun oleh litologi napal abu-abu.
2. Satuan morfologi perbukitan terjar, yang merupakan inti Pegunungan
Kendeng dengan ketingian rata-rata 350 meter di atas permukaan laut,
tipe genetik sungainya adalah tipe konsekuen, subsekuen, dan inskuen.

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 5
Litologi yang menyusun satuan ini, sebagian besar adalah batu gamping
dan batu pasir.
3. Satuan morfologi dataran rendah, yang disusun oleh endapan aluvial yang
terdapat di Ngawi (Bengawan Solo) dan dataran Sungai Brantas di timur.
Zona Kendeng dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan atas perbedaan
stratigrafi dan perbedaan intensitas tektoniknya (Van Bemmelen), (1949); De
Genevraye dan Samuel, ( 1973 ) yaitu :
1. Kendeng Barat.
Kendeng Barat meliputi daerah yang terbatas antara Gunung Ungaran
hingga daerah sekitar Purwodadi dengan singkapan batuan tertua
berumur Oligo-Miosen Bawah yang diwakili oleh Formasi Pelang.
Batuannya mengandung bahan volkanis. Daerah ini memiliki struktur
geologi yang rumit yaitu banyak sesar-sesar sungkup.
2. Kendeng Tengah.
Kendeng Tengah mencakup daerah Purwodadi hingga Gunung Pandan,
batuan tertua yang tersingkap berumur Miosen Tengah. Daerah ini terdiri
dari sedimen bersifat turbidit (Laut Dalam) yang diwakili oleh Formasi
Kerek dan Formasi Kalibeng, presentase kandungan bahan piroklastik
dalam batuan sedimen menurun kearah utara dengan pola struktur
geologi yang kurang rumit.
3. Kendeng Timur.
Kendeng Timur terdiri dari endapan-endapan kenozoikum akhir yang
tersingkap diantara Gunung Pandan dan Mojokerto, berumur Pliosen dan
plistosen. Struktur geologinya adalah lipatan dengan sumbu-sumbu
lipatannya yang menggeser ke utara dan menunjam ke timur.
4. Struktur dan Tektonik.
Sejarah strukktur Jawa Timur tidak bisa dipisahkan dari sejarah struktur
bagian barat Pulau Jawa dan tektonik Asia Tenggara. Menurut
Sribudiyani, dkk (2003), Jawa Timur mempunyai dua pola struktur
utama, yaitu arah barat-timur atau arah sakala dan arah timur laut-barat
daya atau arah Meratus.
Menurut Darman dan Sidi (2000), Jawa Timur dapat dikelompokkan kedalam
empat provinsi tektonik dari utara ke selatan, yaitu :
1. Lereng Utara,
2. Zona Kendeng,
3. Busur Volkanik Modern, dan
4. Lereng Selatan.
Tatanan tektonik Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan sistem active margin,
dengan pembagian dari selatan ke utara adalan zona subuksi dan akresi
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 6
selatan Jawa, busur magmatik Jawa, serta belakang busur di Jawa Utara.
Dengan sistem active margin, cekungan Jawa Timur dapat diklasifikasi
sebagai cekungan belakang busur. Selain itu dijumpai adanya kontrol tatanan
tektonik Pra-Tersier terhadap pembentukan cekungan Tersier. Pola struktur
yang dominan berkembang di Pulau Jawa (Pulunggono dan Martodjojo, 1994)
adalah pola meratus berarah timur laut-barat daya yang terbentuk pada 80
sampai 53 juta tahun yang lalu (Kapur Akhir-Eosen Awal). Pola Sunda berarah
utara-selatan, terbentuk pada 53 sampai 32 juta tahun yang lalu (Eosen Awal-
Oligosen Awal) dan Pola Jawa yang terarah barat-timur terbentuk sejak 32
juta tahun yang lalu. Pola Sunda (utara selatan) tidak terlihat jelas di kawasan
Jawa Timur. Gerak sesar Pola Sunda umumnya berpola regangan. Untuk Pola
Jawa yang berarah barat-timur, pola Pegunungan Kendeng adalah yang paling
khas mewakili Pola Jawa. Pola Jawa umumnya diwakili oleh gerak sesar yang
beranjak naik ke utara atau timurlaut. Zona Kendeng merupakan bagian
tengah dari Cekungan Jawa Timur. Sebagian besar litologinya menunjukkan
pengaruh lingkungan laut dalam. Menurut Pringgoprawiro (1983), stratigrafi
Zona Kendeng dibagi ke dalam unit-unit sebagai berikut :
1. Formasi Pelang terdiri dari napal abu-abu yang masif sampai berlapis
yang kaya fosil dan batulembung abu-abu dengan sisipan batugamping
bioklastik. Lapisan ini diendapkan pada lingkungan neritik dan berumur
Oligensen Akhir-Miosen Awal.
2. Formasi Kerek terdiri dari endapan turbidit dengan ketebalan 800 m,
sebagian besar terbentuk oleh lapisan yang menghalus dan menipis
keatas dengan tipe struktur sedimen arus densitas. Litologinya terdiri
atas batupasir taufaan, batulempung,napal,dan batugamping. Formasi ini
berumur Miosen Awal – Miosen Akhir.
3. Formasi Kalibeng (Kalibeng Bawah) terdiri dari napal abu-abu kehijauan
kaya fosil dengan sisipan tuf berlapis tipis. Sedimen ini diendapkan pada
lingkungan batial. Bagian atas dari Formasi Kalibeng (Anggota Atas
Angin) terdiri atas perlapisan batupasir taufaan berukuran halus-kasar,
tuf puti, dan breksi volkanik. Sedimen ini diendapkan oleh mekanisme
turbidit. Formasi ini berumur Miosen Akhir-Pliosen.
4. Formasi Sonde (Kalibeng Atas) dibedakan atas Formasi Sonde bagian atas
dan Formasi Sonde bagian bawah. Formasi Sonde bagian bawah (Anggota
Klitik) didominasi oleh perlapisan napal pasiran, batupasir gampingan,
dan tuf. Formasi Sonde bagian atas terdiri atas batu gamping
mengandung Balanus dan grainstone. Formasi ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal dan berumur Pliosen.

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 7
5. Formasi Pucangan terdiri atas batupasir kasar-konglomeratan, batu pasir,
batu pasir taufaan, dan lempung hitam yan mengandung moluska air
tawar. Di Zona Kendeng bagian bara dan tengah, Formasi Pucangan
berkembang sebagai fasies daratan. Sedangkan di bagian Timur Zona
Kendeng, Formasi Pucangan merupakan endapan laut dangkal. Formasi
ini berumur Pliosen Akhir-Pleistosen Awal.
6. Formasi Kabuh terdiri dari perlapisan batu pasir kasar dengan perlapisan
silang-siur, fosil vertebrata, lensa konglomerat, dan tuf. Di Zona Kendeng
bagian barat dan tengah, Formasi Kabuh diendapkan pada lingkungan
darat, sedangkan di Zona Kendeng bagian timur Formasi Kabuh
mempunyai fasies yang berbeda-beda, fasies darat berangsur-angsur
berubah menjadi fasies laut yang makin keatas berubah ke batuan
volkanik yang diendapan pada lingkugan pantai. Formasi ini berumur
Pleistosen.
7. Formasi Notopuro terdiri dari endapan lahar, tuf, dan batu pasir taufaan
berumur Pleistosen yang diendapakan pada lingkungan darat.

3. Rencana Skala Besaran Usaha :


a. Lokasi Kegiatan Penambangan
Secara administratif lokasi kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) terletak
di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Lokasi rencana
kegiatan merupakan daerah tanah milik perorangan dengan jumlah total luas
yang dimohonkan sebesar ± 18,25 hektar. Wilayah IUP Operasi Produksi
secara administratif terletak di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah. Secara Geografis koordinat WIUP
terletak pada :

LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR


TITIK
DEG MIN DET DEG MIN DET
T1 S6 47 01,27 E110 57 38,92
T2 S6 47 04,07 E110 57 38,92
T3 S6 47 04,07 E110 57 39,70
T4 S6 47 06,18 E110 57 39,70
T5 S6 47 06,18 E110 57 40,71
T6 S6 47 09,28 E110 57 40,71
T7 S6 47 09,28 E110 57 39,78
T8 S6 47 13,56 E110 57 39,78
T9 S6 47 13,56 E110 57 36,80
T10 S6 47 14,59 E110 57 36,80
T11 S6 47 14,59 E110 57 33,67
T12 S6 47 15,92 E110 57 33,67
T13 S6 47 15,92 E110 57 32,12
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 8
T14 S6 47 17,58 E110 57 32,12
T15 S6 47 17,58 E110 57 29,39
T16 S6 47 18,43 E110 57 29,39
T17 S6 47 18,43 E110 57 29,00
T18 S6 47 21,27 E110 57 29,00
T19 S6 47 21,27 E110 57 28,24
T20 S6 47 23,70 E110 57 28,24
T21 S6 47 23,70 E110 57 26,84
T22 S6 47 21,26 E110 57 26,84
T23 S6 47 21,26 E110 57 27,55
T24 S6 47 16,51 E110 57 27,55
T25 S6 47 16,51 E110 57 29,14
T26 S6 47 11,47 E110 57 29,14
T27 S6 47 11,47 E110 57 31,81
T28 S6 47 05,61 E110 57 31,81
T29 S6 47 05,61 E110 57 34,24
T30 S6 47 01,27 E110 57 34,24

Lokasi kegiatan berada di luar delinias kawasan peruntukan hutan produksi


dan di luar deliniasi rencana Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berlanjutan (LP2B).

b. Jenis Mineral.
Jenis mineral yang ditambang adalah mineral batuan (Tanah Urug). Batuan
Mineral batuan (Tanah Urug) merupakan batuan dasar berwarna coklat agak
kekuningan. Penentuan penyebaran litologi pada pemetaaan geologi
didasarkan pada berbedaan satuan litologi yang ditemukan di lapangan,
bukan berdasarkan atas Formasi. Berdasarkan ciri fisik di lapangan, stratigafi
secara umum dapat dibagi menjadi 2 satuan litologi dengan urutan dari yang
tua ke muda, yaitu Batu lempung Gragal (Formasi Kalibeng), Batu pasir
Karbonatan (Formasi Kalibeng) dan Endapan Alluvial yang berupa endapan
lepas dari batu lempung gragal.

c. Mineral Ikutan.
Di wilayah rencana lokasi penambangan dijumpai mineral ikutan laterite
basaltic sebagai tanah penutup (overburden) dengan ketebalan rata-rata 1
meter, mineral ikutan tidak ekonomis, harus dikembalikan untuk media
pertanian.

d. Jumlah Cadangan Kondisi Saat Ini.


Berdasarkan pengukuran dan permohonan Izin Usaha Produksi (IUP) Mineral
batuan Mineral batuan (Tanah Urug)yang diajukan oleh Fahrul Murod Al Asna

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 9
adalah 10 Ha. Dengan mengukur luas wilayah yang akan ditambang maka
jumlah cadangan terukur yang dapat ditambang kurang lebih sebesar 262.272
m³. Top soil (lapisan tanah penutup) akan disimpan dan natinya akan
digunakan untuk reklamasi. Peta Disposal area sebagai penampung lapisan
tanah yang subur/ top soil terlampir.

e. Sasaran Produksi.
Sasaran produksi yang akan ditambang adalah 240 m³/hari. Jumlah armada
truk di rencanakan 10-15 unit dengan dump truk ukuran 8 m³. Jumlah ritase
masing-masing unit truk rata-rata adalah 4 (empat) ritase per hari. Sehingga
jumlah produksi per hari direncanakan sebagai berikut :

Jumlah Produksi per hari :


=10 unit x 4 ritase x 8 m³ = 240 m³per hari
Apabila dalam satu bulan di hitung hari kerja efektif adalah 25 Hari,
maksimal jumlah produksi efektif dalam satu tahun adalah sebagai
berikut :
Jumlah produksi per tahun =
= 240 m³ per hari x 25 hari x 12 bulan
= 72.000 m³ per tahun
Berdasarkan perhitungan jumlah cadangan terukur dan jumlah produksi
dalam 1 tahun, maka umur tambang diperkirakan sebesar :
Umur tambang = Volume Cadangan
Sasaran produksi per tahun
= 262.272
72.000
= 4 tahun

f. Peralatan.
Dump truk yang digunakan sebanyak 10-15 unit dengan asumsi bahwa 1 unit
truk dapat melakukan pemuatan sebanyak 4 kali rute. Sehingga dengan
menggunakan 10-15 buah truk dapat memenuhi kapasitas produksi. Dump
truk yang digunakan adalah berupa kendaraan sewa dari perusahaan
transportasi.

Tabel 1
Jenis Peralatan
No. Jenis / Merek Alat Kapasitas Jumlah Kepemilikan
1. Dump Truck 8 m³ 10 unit Sewa
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 10
2. Back Hoe 0.8 m³ 1 unit Sewa
Sumber : CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA

g. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Karyawan.


Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada rencana tambang CV. ELEKTRIKAL
DAYA UTAMA adalah sekitar 10 orang.

h. Sumber Energi.
Rencana Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA
hanya akan dilakukan pada siang hari sehingga penerangan bersumber dari
matahari dan tidak memerlukan bantuan penerangan lainnya. Sedangkan
penggunaan bahan bakar untuk keperluan alat angkut, disajian dalam data
berikut :

Tabel 2
Penggunaan Minyak Pelumas dan BBM
Jumlah
No. Jenis Bahan Keterangan
(liter per bln)
1. Minyak Pelumas 180 Dikelola oleh transpoter, karena
status kendaraan adalah sewa
2. BBM Non Subsidi 10.000 Dikelola oleh transpoter, karena
status kendaraan adalah sewa
Sumber : CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA

i. Sumber Air dan Penggunaannya.


Dalam pelaksanaan penambangan tidak ada kegiatan yang mengunakan air.
Penggunaan air hanya dilakukan untuk aktifitas seperti penyiraman debu
pada kegiatan penambangan, penyiraman jalan tambang dan angkut, mencuci
peralatan tambang dan MCK. Kebutuhan air disuplai dari mobil tangki air
dengan pemakaian rata-rata 250 m³per bulan.

j. Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


a. Melengkapi pekerja dengan peralatan pelindung diri seperti helm, sarung
tangan, masker dan sepatu pelindung dan mempunyai kepala tambang
yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan usaha penambangan.
b. Memantau jebakan air, terutama di dekat tebing, hal ini untuk
mempertahankan keamanan lereng sebelum terjadinya reruntuhan
terutama di saat musim penghujan.

k. Aspek Lingkungan.
a. Prediksi dampak lingkungan penambangan yang dilakukan pada musim
kemarau yang paling besar adalah dampak debu untuk kesehatan,
terutama bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Saat jalanan kering wajib
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 11
melakukan penyiraman secara periodik terutama jalan yang mendekati
pemukiman untuk mengurangi dampak debu.
b. Prediksi dampak lingkungan penambangan yang dilakukan pada musim
penghujan disebabkan karena kondisi licin pada lokasi tambang, lokasi
galian, kecuraman serta tumpukan tanah di pinggir lokasi tambang,
menyebabkan kemungkinan terjadinya longsor pada musim hujan yang
sangat membahayakan penambang, maka penambangan akan berhenti
sementara menunggu kondisi aman.
c. Lokasi penambangan dekat dengan pemukiman sehingga prediksi
dampak yang akan timbul adalah dampak debu dan kebisingan yang bisa
mengganggu warga. Dampak ini akan di kelola oleh pemrakarsa sehingga
dapat diminimalkan.
d. Dalam memuat material wajib menggunakan penutup bak agar loose
material tidak mengotori jalan yang dilewati oleh alat angkut.
e. Wajib melakukan reklamasi terhadap lahan atau area yang terganggu
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

l. Jadwal Rencana Kegiatan Penambangan.


Rencana penambangan dilakukan selama 4 tahun. Dua bulan pertama
digunakan untuk tahap persiapan. Setelah itu maka kegiatan operasional
penambangan berlangsung. Reklamasi dan penataan kembali lahan
penambangan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penambangan
maupun sesudah kegiatan penambangan. Penataan penambangan ini
bertujuan untuk mengembalikan lahan pada fungsi semula atau fungsi lainnya
yang lebih baik sehingga kualitas lahan tidak menurun. Jadwal pelaksanaan
kegiatan secara lebih rinci dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penambangan
KEGIATAN
Tahap Persiapan
 Persiapan Lahan √
 Pembangunan Sarana Prasarana √
 Pengupasan Tanah Penutup √

Tahap Operasional
 Pembongkaran (Penambangan) √ √ √ √
 Pemuatan, Pengangkutan √ √ √ √
 Pemasaran √ √ √ √

Tahap Pasca Operasional


 Reklamasi √ √ √ √
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 12
√ √ √ √
√ √ √ √

m. Jam Kerja Kegiatan Penambangan.


Jam kerja operasional kegiatan Eksploitasi batuan (tanah urug) direncanakan
hanya 1 shift (7 jam), dari hari Senin sampai dengan Sabtu
Adapun jadwal kerja tiap harinya adalah sebagai berikut :
- Jam kerja : Pukul 08.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 16.00 WIB
- Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Hari Jum’at : Pukul 08.00 – 11.00 WIB dan 13.00 – 16.00 WIB

Denah 1.
Lokasi Kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug)
CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha/Kegiatan.


a. Kesesuaian Lokasi Usaha dengan Tata Ruang :
Berdasarkan Surat Keterangan Kesesuaian Tata Ruang dari Kepala DPMPTSP
Kabupaten Kudus Nomor : 543/3527/2020, tanggal 15 April 2020, lokasi
rencana Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) di Desa Gondoharum, Kecamatan
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 13
Jekulo, Kabupaten Kudus sesuai dengan Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus.

Informasi kesesuaian lokasi rencana usaha sudah dijabarkan secara


gamblang dalam pasal di paragraf 5 pasal 42 huruf b kawasan pertambangan
batuan di Kabupaten Kudus. Selanjutnya untuk menguraikan secara singkat
dan menyimpulkan kesesuaian tapak proyek dengan tata ruang apakah
seluruh tapak proyek sesuai dengan tata ruang , atau ada sebagian yang tidak
sesuai, atau seluruhnya tidak sesuai, dan penjelasan kesesuaian ruang
dituangkan dalam berita acara tim pertambangan tim pertambangan.
Sehingga dalam kegiatan penambangan maka penjelasan kesesuaian ruang
berdasarkan pada persetujuan pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) kepada CV. Elektrikal Daya Utama.

b. Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip/Izin Prinsip Penanaman


Modal.
Persetujuan prinsip dalam kegiatan tambang adalah persetujuan Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP), calon penambang harus memperoleh
rekomendasi WIUP terlebih dahulu dalam rangka melaksanakan persyaratan
IUP Operasi Produksi dan IUP operasi produksi. Persyaratan IUP Operasi
Produksi meliputi persaratan : teknis, lingkungan dan finansial.
1. Persyaratan teknis dan persyaratan finansial dilakukan dengan
menyusun rencana kerja Operasi Produksi.
2. Persyaratan lingkungan dilakukan dengan menyusun dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Rencana Eksploitasi Batuan (Tanah Urug).
Kegiatan rencana Eksploitasi Batuan Tanah Urug ) CV. Elektrikal Daya Utama
sudah memiliki persetujuan pemberian WIUP Eksploitasi (terlampir) hal ini
menjelaskan bahwa secara prinsip usaha pertambangan ini secara prinsip
bisa dilakukan.

c. Uraian Garis Besar Rencana Kegiatan yang Bisa Menimbulkan Dampak


Lingkungan.
1. Tahap Para-Konstruksi
Pelaksanaan teknis kegiatan usaha penambangan harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan atau kaidah-kaidah yang benar, yang tergantung pada

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 14
keadaan, sifat fisik dan letak bahan galian, jumlah cadangan, keadaan
topografi dan geologi. Selain itu juga mempertimbangkan kelestarian
daya dukung lingkungan dan faktor ekonomis. pekerjaan pra konstruksi
dalam pertambangan adalah pekerjaan dalam tahap awal sebelum
kegiatan penambangan dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan supaya
memperlancar kegiatan penambangan atau produksi. Kegiatan pada
tahap pra konstruksi penambangan adalah sebagai berikut :
i. Sosialisasi Warga Sekitar
Sosialisasi diperlukan untuk menjalin interaksi yang positif dengan
warga masyarakat sekitar, harapannya juga agar tidak muncul
persepsi yang negatif terhadap rencana Eksploitasi Batuan (Tanah
Urug). Sosialisasi telah dilakukan oleh pihak pemrakasa kepada
warga sekitar dengan disaksikan oleh ketua RT dan RW, dan
diketahui oleh Kepala Desa dan Pihak.

ii. Kegiatan Penyediaan Lahan dan Perijinan.


Rencana Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) menggunakan tanah hak
milik yang dibeli dari masyarakat. Pada tahap penyediaan lahan dan
perizinan ini harus diinformasikan ke masyarakat tentang rencana
penambangan batuan mineral batuan (Tanah Urug) yang akan
dilakukan sehingga tidak menimbulkan keresahan di masyarakat
sekitar lokasi kegiatan penambangan.

iii. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja.


Penerimaan tenaga kerja dilakukan sesuai dengan kebutuhan tahap
konstruksi dan operasi. Rekrutmen tenaga kerja yang dilakukan
disesuaikan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan kualifikasi
pekerjaan. Tenaga kerja Eksploitasi Batuan (Tanah Urug)
diprioritaskan berasal dari penduduk lokal yang berada di sekitar
lokasi kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan bidang keahlianya.

Pada tahap pra konstruksi ini tidak menimbulkan dampak terhadap


komponen fisika–kimia, biologi, dan kesehatan masyarakat. dampak
hanya akan terjadi pada komponen sosial-ekonomi-budaya yaitu :
1. Dampak Keresahan dan Persepsi Negatif Masyarakat.
Dampak komponen sosial ekonomi budaya meliputi keresahan
masyarakat pada tahap pra konstruksi ini merupakan dampak dari
adanya rencana kegiatan. Keresahan timbul dipicu oleh
ketidakjelasan informasi, kepada masyarakat tentang rencana
Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) masyarakat masih bertanya-tanya
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 15
tentang bagaiman rencana Kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug)
tersebut. Hal inilah yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat,
terutama para penduduk sekitar lokasi kegiatan.
2. Dampak Kesempatan Bekerja dan Peluang Berusaha.
Dengan adanya kegiatan penambangan ini, masyarakat sekitar
rencana kegiatan mendapatkan kesempatan bekerja dan berusaha
dan apakah dengan adanya rencana kegiatan Eksploitasi Batuan
(Tanah Urug) lahan di sekitarnya nilai jualnya menjadi semakin tinggi
karena lahan di sekitar lokasi penambangan menjadi lokasi yang
strategis untuk melakukan usaha dan tempat berusaha. Rencana
Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) ini memberikan kesempatan kerja
dan berusaha serta berdampak pada pendapatan masyarakat.
Dampak terhadap pendapatan masyarakat ini dapat bersifat positif
maupun negatif. Dampak positif terjadi, apabila masyarakat
mendapatkan kesempatan kerja dan berusaha. Sedangkan dampak
negatif dapat terjadi apabila masyarakat merasa dirugikan dan
merasa tidak dilibatkan dan tidak mendapatkan kesempatan kerja
dan berusaha.

2. Tahap Konstruksi / Persiapan Penambangan.


Pekerjaan tahap konstruksi atau persiapan penambangan adalah
pekerjaan dalam tahap awal sebelum kegiatan penambangan
dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan agar supaya memperlancar kegiatan
penambangan/produksi. Persiapan penambangan bertujuan untuk
menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan tahap
selanjutnya yaitu tahap oprasional atau tahap penambangan kegiatan
persiapan penambangan yang akan dilakukan oleh tambang Eksploitasi
batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan Lahan.
Pekerjaan persiapan penambangan adalah pekerjaan tahap awal
sebelum dilakukan kegiatan penambangan yang bertujuan untuk
menyiapkan sarana prasarana untuk menunjang pekerjaan tahap
selanjutnya yaitu pekerjaan penambangan. Kegiatan persiapan
penambangan yang akan dilakukan oleh pemrakrsa adalah sebagai
berikut :
a. Pembersihan Lahan.
Pembersihan lahan adalah pekerjaan untuk membersihkan
daerah kerja dari tanaman perdu (semak-semak), sehingga

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 16
pekerjaan selanjutnya dapat dengan mudah untuk dilaksanakan
tanpa adanya tumbuh-tumbuhan. Lokasi kegiatan merupakan
lahan dengan tumbuhan tanaman semusim dan beberapa
tanaman buah. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia. Batang dan ranting-ranting diberikan pada
masyarakat setempat untuk keperluan sebagai kayu bakar.
Pembersihan lahan dimaksudkan untuk membersihkan lahan
yang akan ditambang dari tanaman, baik tanaman musiman
(jagung, ketela, kacang dll) maupun tanaman keras (mangga,
akasia, mahoni, jati) untuk menghilangkan semak belukar dan
benda lain sebelum dilakukan pengupasan dan pemindahan
tanah penutup.

b. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup.


Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kelanjutan dari
pekerjaan pembersihan lahan. Pekerjaan pengupasan ini hanya
bersifat peralatan tanah, yaitu menggusur tanah yang lebih tinggi
ke daerah yang lebih rendah, sehingga menjadi rata. Tanah
lapisan atas (top soil) yang relatif masih subur hasil kupasan akan
ditaruh sementara pada lokasi aman serta tidak terganggu erosi
yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai penutup lahan pada
saat kegiatan reklamasi dengan demikian tidak ada tanah yang
akan ditimbun ataupun dibuang. Pengupasan lapisan penutup ini
dilakukan ketika akan dilakukan penambangan tanah urugan di
bawahnya. Lapisan penutup yang telah dikupas akan ditimbun di
suatu tempat yang nantinya akan digunakan untuk keperluan
reklamasi tambang.

2. Pembuatan Jalan.
Pembuatan jalan tambang dimaksudkan sebagai akses peralatan
bongkar dan muat ke lokasi kegiatan. Lebar dan kemiringan (grade)
jalan tambang disesuaikan dengan lisensi dan kemampuan alat.
Penggalian dimulai dari bawah menuju ke atas untuk membuat akses
jalan ke lokasi tambang, mengingat arah penambangan dari atas
menuju ke bawah berdasarkan kontur. Material yang telah di bongkar
dan merupakan lapisa penutup di pindahkan dari atas ke bawah dan
sebagian dimanfaatkan untuk pondasi jalan tambang. Jalan tambang
yang dibuat merupakan sarana pengangkutan material ke stock pile.
Dimensi jalan tambang sebagai berikut : lebar jalan lurus 6 meter dan

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 17
pada tikungan 8,5 meter. Sedangkan grade jalan atau kemiringan
dalam tanjakan sebesar 10% atau 1:10 meter yang artinya setiap
jarak 10 meter tinggi tanjakan 1 meter.

3. Pembuatan Jenjang.
Pembuatan jenjang penambangan tersebut dimaksudkan untuk
mempermudah penggalian dan pemuatan. Tujuan pembuatan jenjang
agar talut muat pada saat pembongaran dan pemuatan dapat berada
di atas jenjang permukaan kerja, pada posisi ini efektifitas dan
efisiensi kerja alat muat (excavator) untuk tipe back hoe sangat baik.
Disamping itu, juga dari segi keselamatan kerja bagi operatornya
dapat dijaga. Pengupasan lapisan penutup dilakukan secara
berurutan dengan penggalian yang di kerjakan secara konvensional,
artinya daerah yang akan di tambang dilakukan pengupasan tanah
penutup, kemudian dilakukan penggalian. Jadi pengupasan secara
bertahap setiap jenjang, setelah jenjang I (pertama) selesai,
dilanjutkan dengan penggalian pada jenjang II (kedua) yang berada di
bawah jenjang. Pengupasan jenjang dimaksud untuk membuat
permukaan kerja yang akan di gunakan sebagai tempat dimulainya
kegiatan penambangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan jenjang ini antara lain:
a. Tinggi jenjang disesuaikan dengan kemampuan jangkauan alat
berat, pada areal penambangan ke dalam maksimal 4 meter dan
tinggi jenjang maksimal 4 meter.
b. Kemiringan jenjang disesuai dengan sifat fisik bahan galian yang
akan ditambang.
c. Panjang dan lebar disesuaikan dengan jumplah alat angkut dan
alat muat yang digunakan yang dapat bergerak leluasa.
Front penambangan di mulai dengan pembuatan jenjang awal pada
70 sampai dengan 63 mdpl. Jenjang dibuat dengan sudut lereng 40°
dengan ketinggian 7 meter. Ditinjau dari segi ekonomis desain
dengan sudut lereng 40° kurang menguntungkan, karena akan ada
mineral batuan (Tanah Urug) yang tidak tergali tetapi dari segi teknis
hal itu akan mengurangi timbulnya bahaya kelongsoran. Dengan
kondisi endapan mineral batuan (Tanah Urug) dan lapisan tanah
penutup yang tidak tebal, maka, sistem multi jenjang akan lebih cepat.
4. Penirisan.
Penirisan batuan untuk mengarahkan aliran air hujan yang tidak
beraturan di lokasi penambangan menuju ke sungai. Disamping itu,

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 18
juga untuk menghindarkan aliran air yang memotong jenjang. Hal ini
untuk menghindari tererosinya jenjang-jenjang yang telah terbentuk.
Pada front penambangan, lantai jenjang dibuat miring ke arah bidang
penambangan dan di sepanjang dasar bidang penambangan di buat
selokan kecil untuk mengalirkan air. Di samping itu keseluruhan front
penambangan dibuat miring sehingga semua air yang berada di lokasi
pengalian akan mengalir ke tempat yang lebih rendah sebelum
dialirkan ke arah sungai yang telah ada.

Prediksi dampak lingkungan pada tahap kontruksi ini dapat dijelaskan


sebagai berikut :
Dampak terhadap komponen fisik-kimia.
1. Dampak Keresahan dan Persepsi Negatif Masyarakat.
Dampak sosial perubahan mata pencaharian dan pendapatan
penduduk yang semula bekerja sebagai petani dan petani penggarap
lahan yang direncanakan menjadi lahan tambang.
2. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
Pada tahap kontruksi, kegiatan yang dilakukan adalah pembersihan
lahan, pengupasan tanah penutup, pembuatan jalan dan jenjang dan
penirisan. Kegiatan penghasilan emisi udara atau gas buang adalah
mobilisasi (peralatan kontruksi, mesin-mesin, dan material). Kegiatan
pada tahap kontruksi tersebut di lakukan dengan peralatan yang
menggunakan bahan bakar solar, sehingga akan menghasilkan emisi
udara. Dampak penurunan kualitas udara hanya bersifat kecil dan
sementara karena pekerjaan kontruksi yang dilakukan hanya sedikit
dan sementara karena akan segera berakhir setelah tahap kontruksi
selesai. Pekerjaan yang menyebabkan penurunan kualitas udara pada
poin 1 akan menimbulkan peningkatan kebisingan ini terutama
dihasilkan oleh mesin-mesin yang digunakan untuk pekerjaan
kontruksi. Dampak dari peningkatan kebisingan menimpulkan
persepsi negatif di masyarakat. Tetapi dampak peningkatan
kebisingan ini hanya bersifat kecil dan sementara. Peningkatan
kebisingan ini dapat dampak lanjutan berupa penurunan tingkat
kenyamanan, dan persepsi negatif masyarakat.

3. Peningkatan Air Larian atau Lapisan Air.


Pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, pembuatan jalan dan
jenjang dan penirisan dapat mengakibatkan peningkatan air larian
atau lapisan air. Perubahan fungsi lahan dari lahan dengan tanaman

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 19
menjadi lahan tambang dapat mengakibatkan peningkatan air larian.
Adanya kegiatan pematangan lahan dan pekerjaan kontruksi/sipil, air
akan melimpas ke daerah sekitar. Dengan demikan akan terjadi
peningkatan air larian, yang diperkirakan dapat menimbulkan
genangan air di sekitar lokasi tampak kegiatan.
4. Dampak terhadap komponen biologi.
Kegiatan kegiatan pembersihan lahan dengan penebangan pohon dan
vegetasi, pengupasan tanah penutup, pembuatan jalan dan jenjang
dan penirisan diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya flora
darat yang menempati lahan tersebut. Dengan demikian, perubahan
fungsi lahan dari lahan yang ada tanamannya menjadi lahan tambang
dapat mengakibatkan berkurangnya flora dan fauna darat. Dengan
berkurangnya lahan yang tertutup lahan vegetasi menjadi lahan
tambang, maka fauna yang biasa hidup di daerah vegetasi tersebut
seperti katak, ular, tikus, belalang, burung, capung dll akan
berkurang. Hal ini disebabkan karena berkurangnya lahan untuk
habitat hidupnya.

2. Tahap Konstruksi / Persiapan Penambangan.


Pekerjaan tahap konstruksi atau persiapan penambangan adalah
pekerjaan dalam tahap awal sebelum kegiatan penambangan
dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan agar supaya memperlancar kegiatan
penambangan/produksi. Persiapan penambangan bertujuan untuk
menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan tahap
selanjutnya yaitu tahap oprasional atau tahap penambangan kegiatan
persiapan penambangan yang akan dilakukan oleh tambang Eksploitasi
batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama adalah sebagai berikut :

3. Tahap Operasi / Penambangan.


Setelah pekerjaan persiapan penambangan selesai, yang artinya bahwa
mineral batuan (Tanah Urug) yang telah terkupas dari lapisan tanah
penutup, maka selanjutnya dilaksanakan pekerjaan utama penambangan
yaitu pekerjaan pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan (loading
and handing) serta penimbunan (dumping).

1. Pembongkaran.
a. Rancangan Teknis Pembongkaran.
Pembongkaran adalah pekerjaan pengalian mineral batuan
(Tanah Urug) dilaksanakan setelah tanah penutup selesai
dikupas. Tanah urug digali dengan menggunakan alat gali muat
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 20
excavator back hoe. Batuan mineral batuan Tanah Urug) yang
tergali dimuat dalam dump truck untuk di bawa ke trasit stock
yard dan stock pile. Arah dan urutan penggalian mineral batuan
(Tanah Urug) disesuaikan dengan pola peggupasan tanah
penutup, menggunakan car back filling. Tanah penutup yang
sudah digali di pindahkan ke daerah yang lebih rendah. Lokasi
bekas penggalian mineral batuan Tanah Urug) disebut lokasi
kosong. Urutan penggalian adalah dimulai dari kontur tertinggi.
Apabila elevasi tertentu sudah menjadi datar, maka dilanjutkan
membuat bench baru, yang letaknya terdekat dengan jalan
tambang begitu seterusnya.
b. Penetuan Arah / Awal Penggalian.
Lokasi penggalian awal dipilih lokasi yang mempunyai lapisan
tanah penutup pada lokasi tersebut mineral batuan (Tanah Urug)
lebih cepat diperoleh sehingga mineral batuan (Tanah Urug) di
sekitar lokasi ini tergolong homogen. Memperlihatkan hal
tersebut, pada prinsipnya arah penggalian bisa dimulai dari
manapun. Dalam desain ini arah penggalian direncanakan dari
arah selatan menuju ke arah Utara. Arah penggalian dipilih,
dengan mempertimbangkan kondisi topografi, yang
hubungannya dengan pembuatan jalan tambang menuju puncak
buktinya.
c. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengupasan tanah penutup
adalah sifat material, lokasi penimbunan, topografi daerah yang
akan ditambang dan ketersediaan peralatan.
Metode pengupasan lapisan tanah penutup (overburden)
dilakukan secara parallel, artinya bahwa sejalan dengan
pekerjaan pengupasan., maka penggalian Mineral batuan (Tanah
Urug) juga dilaksanakan. Tanah penutup dikupas, dan langsung
diangkut truck menuju tempat penimbunan, yang nantinya akan
digunakan untuk reklamasi pasca tambang, Urutan pengupasan
tanah penutup dan penggalian Mineral batuan (Tanah Urug)
disesuaikan dengan kondisi topografi daerah penambangan.
Karena topografi daerah penelitian terjal, maka penggalian
dilakukan di elevasi paling atas, dan menuju bawah sampai batas
elevasi yang direncanakan. Pertama-tama back hoe menggali
lapisan penutup, dan langsung dimuat oleh dump truck untuk
dipindahkan ke tempat penimbunan yang lebih rendah. Begitu
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 21
seterusnya sampai elevasi tersebut menjadi rata.
d. Penggalian Tanah Urug.
Penggalian mineral batuan (Tanah Urug) dilaksanakan setelah
tanah penutup selesai dikupas. Mineral batuan (Tanah Urug)
digali dengan menggunakan alat gali muat excavator back hoe. M
mineral batuan (Tanah Urug) yang digali dimuat ke dump truck
untuk di bawa ke transit stock yard dan stock pile. Arah dan
urutan penggalian mineral batuan (Tanah Urug) disesuaikan
dengan pola pengupasan tanah penutup, dimana cara
pengupasan lapisan tanah penutup menggunakan cara back
filling. Tanah penutup yang telah digali dipindahkan ke daerah
yang lebih rendah. Lokasi bekas penggalian mineral batuan
(Tanah Urug) disebut lokasi kosong. Urutan penggalian adalah
dimulai dari kontur tertinggi. Apabila elevasi tertentu sudah
menjadi datar, maka dilanjutkan membuat bench baru, yang
letaknya dekat jalan tambang. Begitu pula seterusnya.
e. Rencana Kemajuan Penambangan.
Kegiatan penambangan yang dijadwalkan terdiri dari kegiatan
stripping atau pengupasan lapisan tanah penutup dan penggalian
tanah urug. Penjadwalan produksi dan kemajuan tambang dibuat
berdasarkan elevasi kontur yang akan digali sampai kontur
terendah batas penggalian.
2. Pemuatan.
Pemuatan adalah pekerjaan pemindahan hasil galian mineral batuan
(Tanah Urug) dari muka kerja penggalian ke alat angkut dengan
menggunakan excavator.
3. Pengangkutan.
Pengangkutan adalah pekerjaan pemindahan mineral batuan (Tanah
Urug) hasil penggalian dari lokasi tambang ke pembeli yang akan
membeli tanah urug. Membawa dump truck sendiri. Pengangkutan
dilakukan dengan dump truck berukuran 8 m³
Prediksi dampak lingkungan pada tahap kontruksi ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Dampak terhadap komponen fisik-kimia.
1. Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan.
Pada tahap operasi, kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap
penurunan kualitas udara ambien di tapak proyek dan sekitarnya
adalah operasional kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug).
Penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 22
disebabkan oleh adanya gas buang hasil pembakaran bahan bakar
escavator (back hoe) yang digunakan sebagai alat penambangan dan
kendaran keluar-masuk pengangkut hasil tambang. Penurunan
kualitas udara ambien ini dapat menimbulkan dampak lanjutan
berupa penurunan tingkat estetika lingkungan, penurunan tingkat
kenyamanan masyarakat, gangguan terhadap kesehatan masyarakat
(terutama saluran pernafasan), dan persepsi negatif masyarakat.
Pada tahap operasi, kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap
peningkatan kebisingan di tapak proyek dan sekitarnya adalah suara
kendaraan bermotor yang keluar-masuk lokasi penambangan dan
kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug). Peningkatan kebisingan ini
dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan tingkat
kenyamanan dan persepsi negatif masyarakat.
2. Perubahan Tata Guna Lahan.
Kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap perubahan tata guna
lahan adalah kegiatan tahap Eksploitasi Batuan (Tanah Urug).
Perubahan tata guna lahan ini dapat menimbulkan dampak lanjutan
berupa gangguan terhadap kehidupan biota air, penurunan tingkat
kenyamanan dan persepsi negatif masyarakat. Pada Lokasi ini yang
sebelum adanya kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) berupa
bentangan tanah berbukit yang tidak rata, maka dengan adanya
kegiatan ini nantinya akan berubah menjadi bentangan tanah rata
yang lebih rendah yang harapannya akan menjadi tanah pertanian
(sawah).
3. Peningkatan Erosi dan Sedimentasi.
Kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) dapat menyebabkan
peningkatan erosi dan sendimentasi. Hal ini dapat dicegah dengan
melakukan pengelolaan lingkungan yang baik. Pada musim
penghujan erosi dapat meningkat menjadi kemungkinan terjadi
longsor disebabkan karena kondisi licin pada lokasi tambang,
menyebabkan kemungkinan terjadinya longsor pada musim hujan.
Saat kondisi musim hujan yang sangat membahayakan penambangan,
maka penambangan akan berhenti sementara menunggu kondisi
aman.
4. Gangguan Kalancaran Lalu Lintas.
Kendaraan yang keluar-masuk kendaraan menuju areal tambang
dapat menimbulkan bangkitan maupun tarikan lalu lintas. Dengan
demikian, kegiatan tersebut akan berdampak terhadap gangguan
kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi Eksploitasi Batuan (Tanah
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 23
Urug) di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Penurunan tingkat pelayanan jalan ini dapat menimbulkan dampak
lanjutan berupa gangguan lalu-lintas, penurunan tingkat
kenyamanan, dan persepsi negatif masyarakat.
5. Kerusakan Jalan Tambang dan Prasarana Umum Berupa Jalan Umum.
Kerusakan jalan tambang dan prasarana umum berupa jalan umum
disebabkan adanya aktivitas keluar-masuk 10-15 dump truck/hari di
jalan tambang dan melebar ke jalan umum sekitar lokasi tambang.
Selain itu adanya ceceran matrial batuan yang ada di jalanan.

4. Tahap Pasca Operasi.


Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca penambangan adalah
reklamasi lahan bekas tambang dan demobilisasi alat. Reklamasi
dilakukan dengan kegiatan penataan dikembalikan sesuai dengan fungsi
semula sehingga dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukan penataan
ruang kawasan tersebut. Kegiatan reklamasi akan dilakukan mengikuti
kemajuan tambang yaitu jika telah tersedia arel yang selesai ditambang
maka pada lahan tersebut langsung dilakukan reklamasi. Pekerjaan pasca
operasi meliputi :
a. Demobilisasi Alat.
Demobilisasi alat dilakukan dengan menggunakan trailer dan dump
truck. Peralatan yang ada di lokasi tambang diangkut keluar dari
lokasi tambang.
b. Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Reklamasi adalah merupakan kegiatan penataan kembali lahan bekas
penambangan akan dikembalikan ke fungsi semula dan dapat
digunakan sesuai peruntukan penataan ruang kawasan tersebut.
Rencana teknis reklamasi pasca tambang terlampir. Kegiatan
penambangan berhubungan erat dengan kegiatan pemanfaatan lahan
yang bersifat sementara. Pada saat kegiatan operasional
penambangan berlangsung. Akan terjadi perubahan lahan yang
memiliki dampak terhadap komponen lingkungan alam dan
komponen sosial ekonomi.
Untuk itu perlu dilakukan penataan kembali penataan lahan
penambangan baik bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
penambangan maupun sesudah kegiatan penambangan. Penataan
penambangan ini bertujuan untuk mengembalikan lahan pada fungsi
semula atau fungsi lainnya yang lebih baik sehingga kualitas lahan
tidak menurun. Kondisi lahan bekas penambangan saat tahun

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 24
pertama lahan penambangan akan terbuka sekitar 35 %, tahun kedua
sekitar 90 % sedangkan pertengahan tahun ketiga sekitar 100 %.
Dengan demikian reklamasi di tahun pertama akan dilakukan pada
35 % lahan yang telah ditambang pada tahun pertama, sampai tahun
ke empat sekitar 90 % lahan, sedangkan pertengahan tahun kelima
meliputi 10 % sisa lahan terakhir ditambang. Tiga tahun terakhir
masa perizinan akan dilakukan evaluasi kegiatan reklamasi dan
kegiatan penutupan tambang.
Prediksi dampak lingkungan pada tahap kontruksi ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Persepsi Masyarakat tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang.
Pelaksanaan reklamasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang ke
fungsi semula atau sesuai fungsi sekitar lokasi tambang. Lahan bekas
tambang sesuai dengan perencanaan setelah reklamasi dapat
digunakan sesuai dengan peruntukan ruangnya. Di dalam lokasi
tersebut lahan bekas tambang tambang bisa direklamasi sesuai
dengan fungsi semula. Setelah dilakukan reklamasi lahan bekas
tambang kemudian dapat difungsikan sesuai dengan peruntukan tata
ruang. Hal ini menimbulkan persepsi positif di masyarakat apabila
pengelolaan lahan pasca tambang dilakukan dengan baik dan sesuai
dengan peraturan tata ruang yang berlaku.
2. Pemutusan Hubungan Kerja.
Dengan berakhirnya pertambangan maka terjadi pemutusan
hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja harus dilakukan sesuai
dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan gejolak sosial di kalangan pekerja tambang yang telah
bekerja di lokasi tambang milik CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA .
3. Gangguan Kelancaran Lalu Lintas.
Demobilisasi peralatan tambang dapat menimbulkan bangkitan
maupun tarikan lalu lintas. Dengan demikian, kegiatan tersebut akan
berdampak terhadap gangguan kelancanaran lalu lintas di sekitar
lokasi Eksploitasi Batuan (Tanah Urug) di Desa Gondoharum,
Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 25
C. MATRIK DAMPAK LINGKUNGAN YANG DI TIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP.

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 26
1

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 27
2

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 28
3

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 29
4

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 30
5

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 31
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 32
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 33
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 34
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 35
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 36
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 37
D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN.
Jumlah dan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup belum
dibutuhkan dalam kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug).

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 38
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 39
E. SURAT PERNYATAAN / KOMITMEN PEMRAKARSA UNTUK MELAKSANAKAN
UKL-UPL.

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 40
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
4. Undang Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 78 Tahun 2010 tentang
Reklamasi dan Pascatambang.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
9. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia No.
1211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan
dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Pertambangan Umum.
10. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No.
1453.K/29/MEN/2000 tanggal 3 November 2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum.
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah 2009 – 2029.
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Jawa Tengah.
13. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian
Lingkungan Hidup di Jawa Tengah.

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 41
LAMPIRAN

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 42
URAIAN RONALINGKUNGAN HIDUP AWAL
EKSPLOITASI BATUAN (TANAH URUG)
KABUPATEN KUDUS

Kegiatan Eksploitasi Batuan (Tanah Urug ) atas nama CV. ELEKTRIKAL DAYA UTAMA
di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus tentu akan mengubah
rona lingkungan hidup awal. Oleh karena itu diperlukan identifikasi rona lingkungan
hidup awal yang meliputi :

KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA
A. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Kudus secara geografis terletak diantara 110°36’BT - 111°50’BT dan
diantara 6°51’LS - 7°16’LS. Dilihat dari tata ruang Provinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Kudus terletak di antara dua pegunungan Kendeng yang membujur
dari arah barat ke timur.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati


2. Sebelah Timur : Kabupaten Pati.
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati
4. Sebelah Barat : Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara.

B. KONDISI TOPOGRAFI
Kabupaten Kudus berketinggian rata-rata ± 55 mdpl, dengan ketinggian antara
12 mdpl – 700 m dpl. Tanah dengan kemiringan (0-2)° atau datar sebanyak 34
28.863,90 ha, tanah dengan kemiringan (3-15)° atau landai seluas 6.665,27 ha,
tanah dengan kemiringan (16-40)° atau agak curam sebanyak 3.046,98 ha dan
tanah dengan kemiringan (>40)° atau sangat curam 3.939,51 ha. Ditinjau dari
topografi, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian terendah 5 meter di atas
permukaan air laut yang berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi
1600 meter di atas permukaan air laut berada di Kecamatan Dawe.

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Jekulo adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Dawe.


2. Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Pati.
3. Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Pati.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Dawe.

Gambar 2.
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 43
Peta Kabupaten Kudus

Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus terbagi menjadi 12 Desa yaitu Bulung


Kulon, Desa Bulungcangkring, Desa Gondoharum, Desa Hadipolo, Desa
Honggosoco, Desa Jekulo, Desa Klaling, Desa Pladen, Desa Sadang, Desa
Sidomulyo, Desa Tanjungrejo dan Desa Terban.

Dengan luas wilayah sebesar 82,92 ha. Lahan di Kecamatan Jekulo, Kabupaten
Kudus digunakan sebagai lahan pertanian sawah 2.416,6 Ha, lahan pertanian
bukan sawah 1.464 Ha dan lahan pekarangan 776 Ha.
C. IKLIM
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Semarang dari
tahun 2015 – 2018, rona lingkungan hidup awal pada komponen iklim wilayah
Kecamatan Jekulo termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu rata-rata 27°C,
dengan rata - rata maksimum 33°C.
D. KONDISI GEOLOGI
Pemetaan geologi dilakukan di daerah lokasi usaha dan/atau kegiatan dan
sekitarnya. Daerah ini termasuk kedalam Zona Antiklinorum Kendeng. Pemetaan
ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui keadaan geologi dari daerah pemetaan
dan menambah pengetahuan mengenai pemetaan geologi bagi penyusun.
Pemetaan geologi dilakukan dengan berbagai tahapan, yaitu ; Tahapan
persiapan, Tahapan survei pendahuluan/Reconnaissance, Tahapan pekerjaan
lapangan, dan Tahapan pengolahan data serta pembuatan laporan.
Dari hasil pemetaan yang dilakukan didapatkan beberapa informasi mengenai
UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 44
aspek-aspek geologi. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan informasi
bahwa formasi ini terendapkan pada lingkungan laut dangkal pada Miosen Akhir
hingga Pliosen pada facies inner-outer neritic zone dan fore reef facies. Struktur
geologi yang terdapat di daerah ini yaitu ; struktur antiklin yang memanjang
dengan arah barat – timur. Proses yang masih berlanjut hingga kini yaitu ; proses
denudasional, yang meliputi pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Dari proses
tersebut didapatkan endapan aluvial (Qa) dengan ukuran material lempung,
lanau, dan pasir yang tidak terkonsolidasi.

E. KONDIS GEOMORFOLOGI
Aspek geomorfologi dari daerah pemetaan terdiri dari Satuan Fluvial (F1),
Satuan Dataran Bergelombang Lemah (D1), Satuan Perbukitan Landai Struktural
Terdenudasi (S8), dan Satuan Punggungan Antiklin (S9). Stratigrafi daerah
pemetaan tersusun atas Satuan Endapan Lempung, Lanau, Pasir; Satuan
Batulanau; Satuan Batugamping Pasiran; Satuan Batu Gamping Masif.

Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan


relief baik mulus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan
lereng antara 5% - 15% dan memperlihatkan relief halus, subsatuan morfologi
sedang dengan kemiringan lereng berkisar antara 15% - 40% dan
memperlihatkan relief sedang dan subsatuan.
G. KONDIS HIDROGEOLOGI
Air khususnya air bersih merupakan salah satu sumber daya alam dan
kebutuhan hidup yang paling penting dan merupakan unsur dasar bagi semua
mahluk hidup di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung.
Adapun kondisi hidrogeologi disekitar area kegiatan Desa Gondoharum,
Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus adalah :

 Jenis Akuifer : Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir.


 Tipe Akuifer : Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas.
 Tingkat Keterusan : Rendah sampai dengan sedang.
 Muka Air Tanah : Beragam dari dekat muka tanah sampai dengan
yang lebih dari 6 meter.
 Debit Sumur : < 4 liter/detik.
 Kualitas Air : Baik

RONA LINGKUNGAN HAYATI

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 45
Komponen lingkungan hayati yang berada disekitar lokasi kegiatan meliputi :

1. Flora (tumbuh-tumbuhan ) yang Tumbuh di Sekitar Lokasi Kegiatan

Tabel 1.1.
Flora (tumbuh-tumbuhan) di sekitar lokasi kegiatan
NO. NAMA TUMBUHAN NAMA ILMIAH
1. Alang-alang Imperata Cylindrical
2. Jati Tectona Grandis
3. Jeruk bali Citrus X Paradisi
4. Jeruk nipis Citrus Aurantifolia
5. Kelapa Cocos Mucifera
6. Labu Cucurbita SPP
7. Mahoni Swietenia Mahagoni
8. Mawar Rosa SP
9. Melati Jasminum Sambac
10. Mangga Mangifera Indica
11. Nangka Artocarpus Heterophyllus
12. Papaya Carica Papaya
13. Pisang Musa Paradisiaca
14. Sukun Artocarpus Communis
15. Sangketan Heliotropium Indicum
16. Sawo Zapota
17. Tebu Sacharum Officinale
18. Ubi kayu Manihot Utilisima

2. Binatang (Fauna) di Sekitar Lokasi Kegiatan

Tabel 2.1.
Binatang (Fauna) di sekitar lokasi Kegiatan
NO NAMA BINATANG NAMA ILMIAH / GOLONGAN
1. Tikus Ratus SP
2. Nyamuk Diptera
3. Kupu-kupu Lepidoptera
4. Burung Gereja Passer Montanus
5. Semut Hymenopiera
6. Jangkrik Acheta Domestica
7. Capung Odonata
8. Ikan Cyprinus Carpio
9. Kucing Felis Carpio
10. Tawon atau Lebah Hymenoptera

UKL-UPL Eksplorasi Batuan (Tanah Urug) CV. Elektrikal Daya Utama, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. 46

Anda mungkin juga menyukai