BATU ANDESIT
DESA CIPICUNG
LUAS : 20 HA
2024
REKOMENDASI UPAYA
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
KATA PENGANTAR
Akhirnya Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam proses penyusunan dokumen yang dimaksud dan
semoga dapat digunakan sebgai acuan dalam hal pelaksanaannya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. I-1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... I-1
1.2 Landasan Hukum ................................................................................. I-2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Studi ................................................................ I-5
1.4 Wilayah Studi....................................................................................... I-7
1.5 Identitas Pemrakarsa ........................................................................... I-9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Landasan Hukum
Peraturan perundang undangan yang melandasi dilakukannya Studi
UKL/UPL antara lain :
Undang – Undang
1. Undang –undang Republik Indonesia No. 14 tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 2012, tentang
Ijin Lingkungan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 tahun 2010, tentang
Penggunaan Kawasan Hutan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 tahun 1993, tentang
Prasarana dan Sarana Lalu Lintas Jalan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 85 tahun 1999, tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.18/Menhut-
II/2011, tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010,
tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.
Keputusan Gubernur
1. Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 6 tahun 1999, tentang Penetapan
Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai /Badan Air serta Baku Mutu
Limbah Cair di Wilayah Jawa Barat.
2. Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 660.31 tahun 1982, tentang Baku
Mutu Udara Ambien.
3. Keputusan Gubernur Jawa Barat, tentang Jenis Usaha/Kegiatan yang
Wajib di Lengkapi dengan UKL/UPL di Propinsi Jawa Barat.
Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta No. 23 tahun 1996 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta No. 5 tahun
1989, tentang Fatwa Peruntukan Lahan.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta No. 47 tahun 1996, tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purwakarta.
2. Kegunaan Studi
Kegunaan studi UKL/UPL dimaksudkan untuk membantu pemrakarsa yaitu
dalam hal :
a. Membantu proses pengambil keputusan tentang kegiatan operasional
pertambangan dilihat dari sudut pandang lingkungan.
b. Bahan masukan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
c. Memberikan masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari
pengelolaan lingkungan.
d. Memberikan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan
dampak positif dan menghindari dampak negatif yang timbul dari suatu
kegiatan operasional pertambangan.
e. Sebagai pedoman teknis bagi pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan terhadap kegiatan operasional
pertambangan.
1.4Wilayah Studi
Batas wilayah studi ditentukan dengan mempertimbangkan luasnya daerah
dampak yang terpengaruh oleh kegiatan operasional pertambangan, dan
meliputi batas tapak operasional pertambangan, batas ekologi, batas
administratif dan kemampuan teknis penelitian (batas teknis).
2) Batas Ekologis
Batas kegiatan operasional pertambangan wilayah studi ditentukan oleh
badan air larian (run off) pada musim hujan yaitu saluran drainase juga
jalan setapak, tegalan, hutan dan kebun.
3) Batas Administrasi
Batas administrasi pemerintahan untuk pelaksanaan studi meliputi
wilayah tempat pertambangan berada yaitu Desa Cipicung, Kecamatan
Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Secara lengkap yakni :
Sebelah Utara : Desa Tajursindang
Sebelah Selatan : Desa Sukamaju
Sebelah Barat : Desa Sukamaju
Sebelah Timur : Desa Sukamaju
4) Batas Sosial
Batas sosial merupakan kesatuan –kesatuan sosial masyarakat sekitar
lahan tambang yang terpengaruh langsung akibat operasional
pertambangan.
5) Batas Teknis
Batas teknis pada pelaksanaan studi UKL dan UPL ini merupakan
resultante dari ke empat batas studi diatas.
Batas wilayah studi yang meliputi batas proyek, administrasi dan ekologis
disajikan pada gambar selanjutnya.
1.5Identitas Pemrakarsa
1. Identitas Pemrakarsa :
a. Nama Badan Usaha : PT. Batu Cemerlang Andalan
b. Alamat : Kampung Cipicung Desa Cipicung,
Kecamatan Sukatani, Kabupaten
Purwakarta.
c. Peminpin Perusahaan : SUJANTO
d. NPWP : 07 653 035 1 033 000.
e. Alamat Perusahaan : Jl. Bendungan Hilir Raya No. 74 Jakarta
f. Telp/ Fax : 021-5700707/021-5700707
g. Hp : 0817137094, 081285960085
h. Alamat Lokasi Tambang : Desa Cipicung Kecamatan Sukatani
Kabupaten Purwakarta
i. Telp/Fax : 0264-7007417/ 0264-7006363
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
2.1Deskripsi Kegiatan
Kawasan hutan yang dimohon untuk lokasi kegiatan eksploitasi bahan
tambang batu andesit seluas ± 20 Ha. Secara administratif pemerintahan
terletak di :
- Desa : Cipicung
- Kecamatan : Sukatani
- Kabupaten : Purwakarta
- Provinsi : Jawa Barat
Bedasarkan cadangan andesit yang diprakiran pada lokasi IUP adalah selama
masa umur tambang yang telah direncanakan.
2.1.2Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan Operasional pertambangan adalah :
Untuk mengantisipasi kebutuhan batu untuk ruas Kabupaten
Purwakarta.
Meningkatkan jumlah pelayanan khususnya andesit.
Mengurangi tingkat kerawanan, kekurangan akan fasilitas suplai bahan
bangunan khususnya untuk daerah Kabupaten Purwakarta dan kegiatan
nasional pada umumnya.
2.3Jadwal Kegiatan
Tahap Prakonstruksi : tahun
2013 Tahap Konstruksi : tahun
2013
Tahap Operasional : tahun 2013 - selesai
PERSIAPAN
PRANAMBANGA
N
PENAMBANG
Land Clearing
AN ANDESIT
BATU BELAH PEREMUKAN BATUAN
Pemberaian
Pemuatan
PEMASARAN PRODUK
Pengangkutan
Diagram Kegiatan Penambangan Batu Andesit
2.4.2Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi alat dan material, tenaga kerja.
2. Persiapan lokasi.
Jalan yang harus dibangun terdiri dari dua buah jalan yaitu jalan
pemasaran dan jalan tambang.
a. Jalan Masuk
Jalan masuk (acces road) dibuat untuk menghubungkan areal
amplasemen dengan jalan pemasaran. Mengingat lokasi rencana
emplasemen dekat dengan jalan pemasaran maka panjang jalan masuk
tambang ini relatif pendek.
b. Jalan Tambang
Jalan tambang dibuat untuk menghubungkan pemuka kerja dengan
unit kerja lainnya. Sehubungan lokasi yang dimohon berada didalam
lingkup lokasi IUP PT. Bumi Cikeupeul Abadi, maka jalan tambang
menggunakan jalan yang sudah ada yaitu jalan tambang PT. Bumi
Cikeupeul Abadi sehingga tidak mengakomodir penggunaan adanya
jalan desa.
Pemberaian (Loosening)
Kegiatan pemberaian batuan dari batuan induknya dilakukan
menggunakan peledakan pada jenjang penambangan (bench blasting).
Penyalaan dilakukan secara tunda (delay), sehingga efek ground
vibration dapat dikurangi. Tahapan dalam kegiatan pemberaian ini
adalah : pemboran lubang tembak (blast hole drilling), pengisian
lubang tembak dengan bahan peledak (ANFO, detonator) dan
peledakan. Peledakan batuan direncanakan dilakukan 1x seminggu
antara pukul 12.00 – 13.00 WIB, berdasarkan perhitungan maka
Pemuatan
Batuan hasil fragmentasi peledakan selanjutnya dimuat ke atas dump
truck menggunakan wheel loader dengan kapasitas bucket 0,9 m3.
Jumlah lubang bor :
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa volume yang dihasilkan dari
setiap lubang bor adalah 15 BCM atau 22,5 m 3 (Loose) batuan hasil
peledakan (blasted rock) arau 7 LCM/m.
Dengan target produk akhir berupa batu sebanyak 200 M3/hari,
apabila kehilangan (looses) di dalam penambangan dianggap 5%, maka
jumlah lubang bor dibuat perhari adalah :
200 m3/Hari 8,88 = 9 lubang
22,5 m3
6. Sistem Drainase
Sistem drainase di lokasi tambang akan menampung air hujan yang akan
langsung dialirkan ke saluran drainase utama.
7. Pengolahan Limbah
Untuk pengelolaan limbah di lokasi tambang, yaitu :
Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berasal dari kegiatan domestic dan sifat
pengelolaannya dilakukan dengan menyediakan bak penampung
sampah, yang kemudian sampah tersebut akan diangkut ke TPA
Bahaya kebakaran
Pelaksanaannya disesuaikan dengan SOP yang ada serta dilengkapi
dengan penyediaan APAR sebanyak 5 buah. Kebutuhan air untuk
pemadam kebakaran dari sumur dangkal yang ditampung pada
reservoar/ bak penampung bersama air bersih.
Bahaya pencemaran
Bahaya kesehatan
Untuk pelaksanaan K3 sebagai langkah proteksi karyawan, pihak
pengelola tambang akan bekerjasama dengan pihak asuransi yang telah
ada.
BAB III
INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN
3.1Komponen Lingkungan
3.1.1Kualitas Udara
Pengukuran kualitas udara pada tahap ini (Pra Konstruksi) hanya dilakukan
di 1 lokasi pengamatan yaitu di tengah lokasi rencana tambang. Hasil
pengukuran kualitas udara di lokasi kegiatan disajikan pada uraian
selanjutnya. Hasil pengukuran yang dilakukan konsentrasi umumnya masih
berada di bawah baku mutu kualitas udara ambien yang berlaku, yakni
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang Baku Mutu Udara
Ambien.
3.1.2Kebisingan
Hasil pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan menunjukan nilai
dimana rentang angka yang ada berada diatas baku mutu yakni, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999, yaitu 70 dBA. Hasil
pengukuran intensitas kebisingan di tengah lokasi tapak kegiatan adalah 55.1
– 62.8 dBA.
Tingginya nilai kebisingan di sekitar lokasi tambang, dimana letak titik
pengambilan sampel berada ditengah lokasi yang tidak terlalu jauh dengan
pinggiran lokasi tambang PT. Bumi Cikeupeul Abadi dan dilakukan pada saat
waktu padatnya intensitas kerja penambangan ditambah dengan kesibukan
dari fasilitas umum yang berada disekitarnya, tidak terlalu jauh dengan lokasi
kegiatan.
Untuk data hasil pengukuran kualitas udara dan juga kebisingan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan Lokasi Kegiatan
Parameter Satuan Hasil Pengukuran Baku Mutu
DATA LAPANGAN :
1. Temperatur Udara 0C 27.55 -
2. Kelembaban Udara % 68 -
3. Kecepatan Angin Knot 0.875 -
4. Arah angin 0 Selatan -
5. Kondisi awan Octav - -
6. Kebisingan dB(A) 55.1 – 62.8 70
DATA LAB :
1. Nitrogen dioksida (NO2) µg/Nm3 <4 400
2. Sulfur dioksida (SO2) µg/Nm3 124.9 900
3. Plumbum (Pb) µg/Nm3 0.014 2
4. Carbon Monoksida (CO) µg/Nm3 1124 30.000
5. Hidrogen sulfida (H2S) µg/Nm3 24.21 27.755
6. Amoniak (NH3) µg/Nm3 < 0.01 1387
7. Debu (PM 10) µg/Nm3 56.38 230
Sumber : Data primer Hasil Analisis Lab, 2013
NAB : PPRI No. 41 Tahun 1999
3.1.3Kualitas Air
1. Lokasi Kegiatan
Kualitas air permukaan disekitar tapak kegiatan, hal ini dikarenakan
disekitar lokasi dari lahan rencana proyek tersedia sumber air permukaan
yang berfungsi sebagai badan penerima dari drainase mikro.
Oleh karenanya air buangan yang dihasilkan pada tahap operasional
tambang akan langsung dibuang ke badan penyalur air hujan (Drainase)
yang berada didepan lokasi rencana proyek dan bermuara pada saluran
kali kecil yang berada disebelah utara lokasi proyek
a. Suhu Udara
Suhu dan Kelembaban udara disekitar lokasi kegiatan menunjukkan rata-
rata 21,5˚C, dengan suhu maksimum dan minimum tahunan masing-
masing 24,8oC dan 18,2oC. Kelembaban udara berdasarkan data yang ada
berkisar antara 83% dan 90% yang tertinggi. Berdasarkan data pada
tahun 1999, temperatur berkisar antara 21˚C sampai 35˚C dengan rata-
rata 26˚C, sedang kelembaban udara 63% s/d 88%
Sampai dengan bulan Maret angin bertiup dari arah barat antara april
sampai dengan bulan agustus angin berhembus dari arah timur, tetapi
selama bulan sepetember angin bertiup dari arah utara. Kecepatan angin
bervariasi rata-rata antara 3 – 75 Knot.
b. Curah Hujan
Data curah hujan dan hari hujan untuk daerah kegiatan, meninjukkan
bahwa rata-rata curah hujan tahunan adalah 2724 mm/ tahun atau 228
mm/bulan, dengan rata-rata hari hujan tahunan 145 hari/ tahun dengan
perbedaan antara musim hujan dengan musim kemarau tidak begitu jelas.
Berdasarkan data tahun 1999 menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata
terendah terjadi pada bulan Juni s/d September dan tertinggi pada bulan
Oktober s/d Mei, sedangkan hari hujan rata-rata terendah terjadi pada
bulan Mei s/d September dan tertinggi pada bulan Oktober s/d April.
milik PT Bumu Cikeupel Abadi. Jalan ini sangat membantu penduduk dari desa
Cipicung dan Sukamaju dalam melakukan aktivitas).
Begitu pula akses jalan di lokasi pertambangan akan menggunakan jalan yang
telah ada yang juga milik PT. Bumi Cikeupeul Abadi, kami akan membangun
kesepakatan dalam pemakaian jalan berupa kerjasama pemeliharaan.
b. Stratigrafi
Topografi berbukit batu, level ketinggian tofografi lokasi kegiatan
penambangan adalah : level elevasi tertinggi sekitar 450 meter diatas
permukaan air laut (dpl) dan elevasi terendah untuk level akhir
penambangan sekitar 265 meter diatas permukaan laut atau sejajar dengan
level jalan tambang yang ada.
c. Struktur Geologi
Daerah kegiatan disusun oleh formasi Jatiluhur yang sebarannya meliputi
sekitar Waduk Jatiluhur dan desa Cipicung. Formasi ini diterobos oleh
intrusi andesit hornblende berumur plestosen atas. Pada lapisan atas
terdapat batu pasir tufaan dan konglomerat berasal dari endapan lahar
gunung api tua, berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25.000
(Bakosurtanal) daerah penyelidikan berada pada ketinggian antara 200 –
325 meter diatas permukaan laut.
Urutan stratigrafi regional dari lapisan batuan tua ke muda adalah formasi
Jatiluhur (Mdm), formasi Subang (Msc), tufa Hornblende (Qoh), batu
pasir tufaan (Qos), alluvium tua (Qa), serta batuan terobosan (intrusi
andesit) yang mengintrusi batuan tersier tersebut.
Secara lokal Blok Gunung Bongkok terdiri dari batuan intrusi yang berupa
batuan andesit dan tanah penutup yang terdiri dari pasir lempung dan
lapukannya. Batuan andesit tersingkap dari hasil eksplorasi, singkapan
d. Kegempaan
Berdasarkan peta seismik untuk konstruksi bangunan daerah Indonesia
bagian barat menurut Beca Carter Holling dan Farmer ltd. (1918), daerah
studi terletak dalam Zona Seismik 4 atau termasuk kedalam wilayah
dengan resiko dangkal/sedang. Didaerah studi gerakan tanah/longsor
dapat terjadi pada daerah litologi lempung, hal ini disebabkan oleh
karakteristik fisik dari lempung yang bersifat lepas bila keadaan tanah
kering serta retak-retak sehingga dapat menyebabkan terjadinya
longsoran yang disebabkan oleh besarnya sudut kemiringan.
3.4Biologi
3.4.1Flora
Jenis lingkungan binaan di lokasi kegiatan belum dimanfaatkan secara
maksimal. Lahan dilokasi cukup padat oleh aneka ragam vegetasi. Dari hasil
pengamatan tersebut jenis flora yang ada disekitar lokasi adalah jenis
tanaman yang umum yaitu jenis flora tersebut tidak termasuk jenis tumbuhan
langka.
3.4.2Fauna
Jenis satwa yang diamati diwilayah studi umumnya berupa hewan ternak dan
domestik. Jenis fauna tersebut tidak termasuk satwa yang dilindungi.
Dari jenis – jenis fauna yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan
penduduk setempat, diantaranya seperti yang tercantum dalam tabel
selanjutnya.
2. Tingkat pendidikan
Tabel 3.5 Tingkat Pendidikan
Kecamatan Darangdan
No Tamatan Pendidikan
Jumlah Jiwa %
1. Taman Kanak – kanak 45 5,2
2. Sekolah Dasar 295 34,1
3. Sekolah Lanjutan Pertama 185 21,4
4. Sekolah Lanjutan Tingkat 195 22,5
5. Atas 75 8,6
6. Akademi/Sarjana 68 7,8
Jumlah 863 100
Sumber : Kecamatan Sukatani, 2011
3. Mata Pencaharian
Tabel 3.6 Mata Pencaharian
Jenis Kecamatan Darangdan
No
Mata Pencaharian Jumlah Jiwa %
1. PNS 1,421 24
2. TNI 31 0,5
3. Swasta 1,332 22,7
4. Wiraswasta - -
5. Petani 289 4,9
6. Pertukangan 357 6,1
7. Buruh Tani 818 13,9
8. Pensiunan 976 16,6
9. Jasa 625 10,6
4. Keagamaan
Agama yang dianut penduduk setempat sangat beraneka ragam, namun
demikian masih didominasi penduduk yag menganut agama Islam. Hal ini
dikarenakan penduduk yang menetap di umumnya di Kecamatan
Sukatani sudah beraneka ragam suku pendatang yang menetap di wilayah
ini dengan masa waktu yang bervariasi.
5. Kesehatan Masyarakat
Tabel 3.7 Sarana Kesehatan
No Jenis Sarana Jumlah
1. Rumah Sakit -
2. Poliklinik 3
3. Puskesmas 1
4. Posyandu 3
5. BKIA -
Sumber : Kecamatan Sukatani, 2011
6. Perekonomian Lokal
Tabel 3.8 Tingkat Pendapatan Penduduk
Rata – rata Rata –rata
No Jenis Jasa Sosial Pendapatan per Pendapatan per
Bulan (Rp) Tahun (Rp)
1. PNS/TNI 1.000.000 12.000.000
2. Buruh/ Pekerja 700.000 8.400.000
3. Pegawai Swasta 1.500.000 18.000.000
4. Pensiunan 700.000 8.400.000
5. Pedagang 2.000.000 24.000.000
6. Guru 1.500.000 18.000.000
7. Tukang Jahit 1.500.000 18.000.000
8. Jasa lainnya 750.000 9.000.000
Sumber : Kecamatan Sukatani, 2010
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN POTENSIAL
TABEL IX
MATRIKS INTERELASI
KOMPONEN KEGIATAN DAN KOMPONEN LINGKUNGAN
Tahap Kegiatan
Komponen
No I II III Keterangan
Lingkungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fisik I.Persiapan
Udara : 1 Persiapan lahan
- Pendebuan 0 0 0 0 0 0 X 2 Mobilisasi alat
-Tingkat Kebisingan 0 0 0 0 0 0 X 3 Pembangunan sarana
dan prasarana
II.Penambangan
AIR 4 Pembersihan lapang
-Kualiras air 0 0 0 0 0 0 X 0 0 5 Pemberaian batuan
permukaan
- Air tanah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Pemuatan
7 Pengangkutan
8 Peremukan batuan
A. Morfologi 9 Pemasaran
-Perubahan Bentang 0 0 0 0 0 0 0 X 0 0
Alam
- Lapisan top soil 0 0 0 X 0 0 0 0 0 0 0 0 III.Pasca Penambangan
10 Reklamasi &
rehabuilitasi
11 PHK
B. Biologi 12 Demobilisasi alat
- Vegetasi penutup 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Fauna 0 0 0 X 0 0 0 0 0 0 0 0 0 = Tidak ada relasi
X = Ada relasi
C. Sosekbud
- Kerenagakerjaan 0 0
- Pendapatan 0 0
masyarakat
- Kesempatan X 0 0
berusaha
- Interaksi sosial 0 0 0 0
- Gangguan 0 X0 0 0 0 0 0 X 0 0 X
Kamtibmas
Memerlukan penanganan
b. Penguasaan Lahan
Secara negatif dampak yang muncul dari pembebasan lahan adalah :
Munculnya perbedaan paham mengenai pola pemanfaatan lahan.
Hilangnya / berkurangnya lahan garapan
Timbulnya kecemburuan pada masyatakat akibat adanya peraluhan
peruntukan.
Terjadinya konflik dalam penggunaan tanah.
c. Mobilisasi Peralatan
Dampak negatif yang ditimbulkan kegiatan ini sifatnya hanya sesaat,
yaitu pada saat peralatan dalam transportasi yang dapat menimbulkan
sedikit gangguan lalu lintas.
b. Pembersihan lapangan
Kegiatan land clearing dan pengupasan tanah penutup dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan arah kemajuan penambangan yang
direncanakan.
Land clearing dilakukan untuk membersihkan tanaman penutup
dengan mempergunakan alat berat yaitu “bulldozer”, kemudian tanah
pucuk didorong dan dikumpulkan disuatu tempat untuk nantinya
disimpan sebagai persiapan pelaksanaan reklamasi, selain itu
dihasilkan juga lapisan tanah penutup diperlukan sebagai salah satu
persiapan untuk kegiatan reklamasi yang nantinya akan dilakukan,
yaitu dapat juga dipakai sebagai tanah urug.
Dampak negatif yang diperkirakan dapat terjadi akibat kegiatan ini
adalah :
- Hilangnya vegetasi penutup, sehingga berpotensi menimbulkan
kegersangan.
e. Penggalian/pembongkaran
Kegiatan pemberaian (loosening) batu andesit dari batuan induknya
dilakukan dengan menggunakan peledakan pada jenjang
penambangan. Penyalaan dilakukan secara tunda (delay), sehingga
efek ground vibration dapat dikurangi.
Tahapan dalam kegiatan pemberaian adalah : pembuatan lubang
tembak dengan CRD dengan diameter 3 inch, pengisian lubang
tembak dengan primer (detonator, dinamit dan ANFO), merangkai
sambungan dan peledakan.
Penentuan geometri dan pola peledakan. Pada pelaksanaannya nanti
kegiatan peledakan dilakukan setiap hari dengan jumlah lubang ledak
rata-rata sebanyak ± 20 lubang/hari dengan geometri burden 1,5
meter, spacing 1,5 meter, kedalaman lubang 3 meter, berat jenis
andesit insitu 2,5 ton/m3.
Geometri peledakan yang ditetapkan dan kebutuhan bahan peledak
dalam setiap peledakan serta hitungan kebutuhan bahan peledak
untuk menghasilkan setiap ton batu andesit adalah seperti pada Tabel
sebelumnya. Pola peledakan yang digunakan adalah dengan
menggunakan Staggered Pattern (zig-zag), dengan sistem 2 – 3 baris
f. Pemberaian (Loosening)
Dampak negatif yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan
adalah sebagai berikut :
- Berubahnya bentuk bentang alam, dimana bila tidak terkendali
dan terencana akan mengakibatkan terjadinya ketidaksetabilan
lereng yang mengundang bahaya kelongsoran batuan (rock fall).
- Kebisingan pada saat pemboran lubang tembak berpotensi
mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja operator, nila
peralatan keselamatan kurang diperhatikan.
- Timbulnya ground vibration dan fly rogk bila pelaksanaan
peledakan tidak terencana dengan baik.
- Timbulnya emisi gas buang akibat beroperasinya peralatan yang
digerakan BBM, walaupun hal ini bersifat setempat dan
intensitasnya kecil.
Secara positif kegiatan ini gukup banyak melibatkan tenaga
kerja baik yang trampil maupun buruh.
Reklamasi
PENAMBANGAN
Drilling
Blasting
Loading
Pantek
Gambar 4.5. Existing akses jalan tambang milik PT. Bumi Cikeupeul Abadi
(kerjasama pemeliharaan)
b. Kantor Tambang
Untuk kegiatan dan pengelolaan administratif kantor.
c. Pos Keamanan
Untuk menunjang keamanan kegiatan dibangun pos keamanan.
2 Hasil Pengolahan
Produk yang dihasilkan dari unit pengolahan adalah :
4. Limbah Pengolahan.
Selama proses pengolahan berlangsung akan menghasilkan limbah
sebagai berikut :
a. Debu yang terlempar ke udara saat proses peremukan (crushing),
Pengayakan (screening) dan pengangkutan oleh belt conveyor.
b. Material yang tercecer disekitar unit pengolahan.
BAB V
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
d. Getaran
Getaran yang berlebihan dapat dicegah melalui pengetahuan mengenai
kekuatan dari tiap jenis bahan peledak yang akan digunakan serta
segala dampak yang ditimbulkan. Pengaturan teknik peledakan dan
pemilihan jenis bahan peledak merupakan salah satu hal utama.
Cara Penanggulangan :
- Untuk melindungi kesehatan telinga para pekerja, terutama yang
berpotensi untuk terganggu pendengarannya, akan diwajibkan
mengenakan pelindung telinga.
- Gangguan kebisingan akibat pembuatan lubang tembak dan
peralatan pengolahan dan peralatan pendukung bersifat setempat,
yaitu menimpa karyawan terkait. Penanggulangan masalah ini
dikaitkan dengan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
diantaranya dengan penggunaan “ear plug”.
- Penanggulangan efek peledakan dapat dilakukan dengan cara :
Peledakan dengan system tunda (delay)
Pengaturan ukuran diameter lubang tembak
Evaluasi hasil upaya pencegahan :
- Pemantauan hasil upaya pencegahan dilaksanakan dengan cara
pengamatan gejala-gejala yang timbul.
- Pemantauan dilaksanakan secara kualitatif tanpa menggunakan
peralatan khusus.
e. Flying rock
Untuk menghindari kecelakaan akibat adanya flying rock maka akan
dilakukan upaya sebagai berikut :
- Mengatur peledakan dengan teknik yang benar dan aman, dimana
proporsi antara spacing dan burden dibuat secara benar.
- Penyalaan dilakukan secara tunda.
f. Air Blast
Untuk menghindari terjadinya air blast yang membahayakan maka
akan diupayakan bahwa peledakan dilakukan dengan cara pengaturan
stemming yang benar.
3. Perubahan hidrogeologi
a. Genangan air
Untuk genangan yang tidak bermanfaat, maka genangan air tersebut
harus dikeringkan. Untuk genangan air yang tidak diperlukan maka
dapat dibuat saluran drainage dan dibuang ke saluran pembuangan.
Cara pemantauan hasil upaya pencegahan
- Pemantauan dilakukan dengan pengamatan visual : kejernihan ,
bau, warna dsbnya
- Pengambilan conto air dan dianalisisa dilaboratorium.
b. Kebisingan
Kebisingan yang dapat terjadi disebabkan oleh deru mesin yang berasal
dari alat-alat berat dan ledakan bahan peledakan selama
penambangan. Untuk mengurangi kebisingan terutama untuk
meredam agar suara tidak terlalu mengganggu lingkungan di luar
lokasi penambangan, akan dilakukan penghijauan dengan penanaman
pepohonan yang cukup rindang sehingga dapat meredam suara
sekaligus sebagai kontrol terhadap suhu udara kandungan debu
disekitar lokasi penambangan.
Perawatan mesin secara berkala sehingga pembakaran bahan bakar
pada mesin alat berat berjalan sempurna.
Evaluasi hasil pencegahan : Pemantauan hasil pencegahan
dilaksanakan dengan cara pengukuran intensitas kebisingan pada areal
crushing plant, penambangan, kantor dan jalan yang dilalui angkutan
dari perusahaan.
Peralatan yang digunakan : Alat yang digunakan untuk memantau
tingkat kebisingan adalah sound level meter.
c. Emisi gas
Gas yang dikeluarkan dari proses pembakaran oleh mesin-mesin perlu
dipantau untuk mengetahui kadar gas buangan yang berbahaya.
Untuk mengurangi dan menetralisir pengaruh emisi gas berbahaya
akan dilakukan penghijauan dengan penanaman pepohonan yang
cukup rindang sekaligus sebagai kontrol terhadap suhu udara, polusi
debu dan kebisingan disekitar lokasi penambangan.
Perawatan mesin secara berkala sehingga pembakaran bahan bakar
pada mesin dan alat berat berjalan sempurna.
Evaluasi hasil upaya pencegahan : Pemantauan hasil upaya
pencegahan dilaksanakan dengan cara pengukuran kandungan gas
Nox, Sox, H2S, CO, CO2 dll. Alat yang digunakan adalah alat
pendeteksi gas untuk jenis gas-gas tersebut diatas.
1 2 3 4 5 6 7
Pemindah an Penurunan Melakukan Daerah sekitar Selama DESDM BLH
tanah penutup kualitas udara penyiraman pada lokasi penamba kegiatan
karena debu daerah yang ngan (areal sipd) berlangsung
Peningkatan berdebu dan lokasi
kebisingan Tanah penutup sekitar
Perubahan dilindungi dan
bentang alam ditanami
Penurunan tanaman
kesuburan tanah penutup tanah
Penurunan
kualitas air
karena erosi
Penambang Penurunan Penyira man Di desa-desa Selama DESDM
an kualitas udara pada daerah sekitar lokasi kegiatan BLH
karena debu yang berdebu penamba ngan berlangsung
Peningkatan Kegiatan yang
kebisingan bertahap sesuai
Perubahan dengan
bentang alam kemajuan
Penurunan tambang
kesuburan tanah Menyediakan
Matinya tempat khusus
tanaman pada untuk stock pile
daerah timbunan
c.Gangguan Kebisingan
Gangguan kebisingan akibat pemboran lubang tembak dan peralatan
bersifat setempat, yaitu menimpa karyawan terkait. Penanggulangan
masalah ini dikaitkan dengan program keselamatan kerja diantaranya
dengan penggunaan ear plug.
5.7 Pengangkutan
Agar pengangkutan hasil pemberaian ke unit pembelahan berjalan lancar dan
cukup aman, maka upaya yang perlu dilakukan adalah pembuatan jalan
tambang dalam dua jalur yaitu untuk jalur truk kosong dan jalur untuk dump
truck yang berisi muatan.
5.9 Pemasaran
Dampak yang ditimbulkan pada tahapan ini pada dasarnya merupakan
dampak komulatif akibat kegiatan perusahaan sejenis yang terdapat Desa
Sukajaya Kecamatan Sukatani, dengan demikian upaya pengelolaannya juga
perlu dilakukan secara terkoordinasi dengan perusahaan lain.
Bentuk upaya pengelolaan yang dilakukan adalah :
a. Perawatan jalan
b. Penyiraman jalan
c. Pemuatan dalam keadaan tertutup.
BAB VI
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
d. Gangguan kamtibmas.
e. Penyerapan tenaga kerja.
4. Perubahan Hidrogeologis
a. Genangan Air
- Genangan air yang timbul merupakan indikator kurang
baiknya sistem pengaliran air. Adanya genangan air pada
permukaan kerja atau areal kegiatan lainnya ini dapat
menganggu kelancaran kegiatan.
- Aliran air yang ada di lokasi kegiatan penambangan akan
mengalami perubahan, sesuai dengan kemajuan tambang.
Namun perubahan aliran ini hanya akan terjadi secara lokal,
yaitu berupa perubahan alur-alur air yang terkena
penambangan.
b. Sedimentasi/pelumpuran pada badan alur sungai.
- Pelumpuran pada badan alur sungai harus dipanatu dari awal
dan dilanjutkan secara berkala. Hal ini untuk mengetahui
perubahan/ pendangkalan drainase sungai tersebut apakah
disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan atau bukan,
jika bukan disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan,
maka pihak perusahaan dapat menolak klaim yang diajukan,
tetapi jika disebabkan oleh akibat kegiatan penambangan
maka pihak perusahaan harus konsekuen untuk
menanggulanginya.
- Perubahan hidrologis yang terjadi terutama menyangkut
kualitas fisik air permukaan, khususnya terhadap sekitar
lokasi penambangan. Perubahan kualitas fisik ini berupa
peningkatan kekeruhan, meningkatnya zat padat terlarut.
Perubahan ini terjadi sebagai akibat :
b. Gangguan kenyamanan
Gangguan kenyaman terhadap lingkungan sosial masyarakat bersumber
dari kebisingan, getaran dan pendebuan saat truck angkutan melewati
areal pemukiman. Pendebuan yang berlebihan selain akan merusak
estitika lingkungan juga akan merusak kesehatan masyarakat.
Kelancaran pengangkutan
- Waktu pemantauan untuk gangguan sarana umum dan jalan adalah
setiap bulan.
- Pemantauan dilakukan dengan cara pengamatan kondisi jalan yang
digunakan, terutama pada ruas jalan sekitar perkampungan di sekitar
lokasi tambang yang kemungkinan besar akan dilalui kendaraan
konsumen.
e. Kesehatan
Kesehatan masyarakat dan pekerja dapat dipantau melalui pemeriksaan
secara berkala, terutama mengenai penyakit-penyakit yang berkaitan
dengan penambangan yaitu antara lain penyalit mata, telinga, saluran
pernapasan dan iritasi kulit.
- Tanah permukaan
- Terganggunya fauna
- Penurunan kualitas
tanah
Operasi - Udara - Penurunan kualitas
Pembersihan lahan udara karena debu
dan kebisingan
- Biologi - Terganggunya
habitat biota darat
dan biota perairan
- Tanah - Penurunan kesuburan
tanah
- Air - Penurunan kualitas air
karena erosi
- Tumbuhan - Matinya tanaman
pada daerah
penambangan
- Lumpur - Pelumpuran pada saat
musim hujan
Penggalian tanah pucuk - Tanah - Penurunan kesuburan
tanah terutama
tempat penimbunan
- Air - Penurunan kualitas air
karena erosi
- Biologi - Matinya tumbuhan di
daerah timbunan
- Lumpur - Pelumpuran pada saat
musim hujan
b. Pengukuran dimensi jenjang, dalam hal ini tinggi jenjang melebihi 6 meter
perlu dilakukan slpoe stability test.
Alat yang digunakan dalam pemantauan perubahan bentang alam (erosi,
sedimentasi, pelumpuran) dilakukan dengan cara :
a. Pengukuran total suspended solid pada air sungai.
b. Pengukuran total residual disolved pada air sungai
c. Pengukuran sediment content pada aur sungai
d. Pengukuran luas dan kedalaman alur erosi.
Pengukuran parameter – parameter diatas dilakukan dengan cara analisis
contoh air pada bagian “ out let “ kolam sedimentasi.
TAHAP KOMPONEN JENIS DAMPAK PARAMATER FREKWENSI CARA/ALAT TOLAK LOKASI PENGAWAS
KEGIATAN KEGIATAN YANG PEMANTAUAN UKUR PEMANTAUAN
DIPANTAU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persiapan Penerimaan - Keresahan Karena Tenaga Kondisi Sosial 4 kali Setahun Survey Tidak Ada Desa – Desa Sekitar DESDM, dan
Tenaga Kerja Kerja Lokal Tidak (Wawancara) Keresahan Lokasi Penambangan Aparat
Tertampung Desa/Kecamatan
Pembangunan - Penurunan Kualitas Air Kualitas Air dan 4 kali Setahun Standar Buku BML Lokasi Tambang DESDM, dan BLH
Sarana (Kantor, Karena Peningkatan Erosi Tanah Standar Sekitar
Jalan dll) - Penurunan Kesuburan
Tanah
Pembersihan - Terganggunya Fauna Kualitas Air 4 kali Setahun Standar Buku BML Lokasi Tambang DESDM, dan BLH
Lahan - Penurunan Kualitas Lahan Tanah Standar Sekitar
- Menurunnya Kualitas Populasi Fauna
Operasi Pengupasan Tanah - Terganggunya Fauna Kualitas Air dan 4 kali Setahun Standar Buku BML Lokasi Tambang DESDM, dan BLH
Pucuk - Penurunan Kualitas Lahan Tanah Standar Sekitar
- Matinya Tanaman Dilokasi
Penimbunan
Pemindahan - Penurunan Kualitas Udara Kualitas Udara, 4 kali Setahun Standar Buku BML Lokasi Tambang DESDM, dan BLH
Tanah Penutup karena Debu Air, Tanah dan Standar Sekitar dan Instansi
- Peningkatan Kebisingan Populasi Fauna terkait
- Penurunan Kesuburan
Tanah
- Matinya Tumbuhan
Dilokasi Timbunan
Pembersihan - Perubahan Bentang Alam Kualitas Udara, 4 kali Setahun Standar Buku BML Lokasi Tambang DESDM, dan BLH
Lahan - Penurunan Kualitas Air Air, Tanah dan Standar Sekitar
Karena Erosi Populasi Fauna
- Penurunan Kualitas Udara
1 2 3 4 5 6 7 8 9
- Debu 4 kali Setahun
- Peningkatan Kebisingan
- Penurunan Kesuburan
Tanah
- Matinya Tumbuhan
Dilokasi Penimbunan
Pengangkutan - Penurunan Kualitas Kualitas Udara 4 kali Setahun BML Lokasi Tambang dan DESDM, dan
UdaraKarena Debu Air Standar Rute Lokasi BLH dan Instansi
- Peningkatan Kebisingan Pengangkutan terkait
Pasca Operasi Reklamasi - Penurunan Kualitas Jenis dan 4 kali Pada Inventarisasi Jenis BML Lokasi Reklamasi DESDM, dan
Lingkungan Jumlah Tahap dan Kerapatan Standar BLH
Reklamasi Reklamasi Tumbuhan Sesuai
Rencana
Pemutusan - Keresahan Sosial Akibat Kondisi Sosial Setiap Hari dalam Inventarisir Tidak Ada Desa- Desa Sekitar Aparatdesa dan
Hubungan Kerja Akan Kehilangan Mata Bulan Pertama PHK Wawancara Keresahan Lokasi Tambang Kecamatan
Pencaharian
BAB VII
RENCANA REKLAMASI
7.2. Reklamasi
7.2.1 Rencana Reklamasi
Rencana kegiatan reklamasi akan dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :
1. Penataan lahan bekas tambang secara bertahap sejalan dengan kegiatan
penambangan.
2. Penanaman lahan bekas penambangan dengan tanaman keras.
4. Pemeliharaan
- Penyulaman bibit tanaman yang mati.
- Pengaturan kebutuhan air, sesuai dengan umur tanaman.
- Pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan).
- Pemupukan tanaman
- Jangka waktu pemeliharaan dilakukan 6 bulan atau 1 tahun setelah
penanaman.
5. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan reklamasi akan sebanding dengan kemajuan penambangan,
dimana sebagian tahapan kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan pada
lahan yang sudah selesai ditambang.
Kegiatan reklamasi akan dibagi 2 blok pada pertengahan umur
tambang, kegiatan persiapan lahan/penimbunan lahan bekas
penambangan pada Blok I akan dimulai pada tahun ke-7, sedangkan
untuk Blok-II dimulai pada Tahun ke-14. Tahapan kegiatan
pelaksanaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
1 Penambangan
2 Reklamasi :
a. Penyiapan
lahan
Di bawah
b. Penataan
lahan
c. Pemanfaatan
d. Pemeliharaan
KETERANGAN :
- Kegiatan penambangan sampai tahun ke-15
- Tahun ke-7 kegiatan reklamasi pada Blok Tambang I dimulai : Penyiapan lahan,
penataan lahan dan pemanfaatan/penanaman.
- Tahun ke-8 kegiatan pemeliharaan tanaman dan mereklamasi eks kegiatan
penambangan Tahun ke-7 dan Tahun ke-8.
- Tahun ke-14 kegiatan reklamasi pada Blok Tambang II dimulai : Penyiapan
lahan, penataan lahan dan pemanfaatan/penanaman.
- Tahun ke-15 kegiatan pemeliharaan tanaman dan mereklamasi eks kegiatan
penambangan Tahun ke-14 dan Tahun ke-15.
PT BATU CEMERLANG
PELAPORAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BAB VIII
PELAPORAN
PT BATU CEMERLANG
PENUTUP
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
BAB IX
PENUTUP
yang akan dimohon, besar harapan kami dapat menggunakan kawasan hutan
Kompensasi Lahan.
PT BATU CEMERLANG
LAMPIRAN HASIL UJI
AIR
PT BATU CEMERLANG
LAMPIRAN PETA -PETA
PT BATU CEMERLANG
AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN
PT BATU CEMERLANG