Anda di halaman 1dari 128

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


(UKL - UPL)

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH KAPASITAS
200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNYA

LUAS AREAL ± 0,57 HA

LOKASI
KELURAHAN SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN
KOTA SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SAMARINDA
2019
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... v
DAFTAR PETA............................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………. vii
A. IDENTITAS PEMRAKARSA................................................................................. 1
B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN.................................................... 1
1.1 Nama Rencana Usaha................................................................................... 1
1.2 Lokasi Rencana Kegiatan............................................................................. 1
1.3 Skala Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan….................................... 4
1.4 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ........................ 4
a. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan........................... 4
b. Persetujuan Prinsip Atas Rencana Kegiatan.............................................. 9
c. Kegiatan Yang Telah Berjalan (Bangunan Eksisting) 9
d. Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak 12
Lingkungan ..............................................................................................
e. Rona Lingkungan Hidup Awal Sekitar Lokasi Kegiatan ........................ 30
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN 65
LINGKUNGAN HIDUP.........................................................................................
D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN................................ 117
E. SURAT PERNYATAAN........................................................................................ 118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA ii


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Koordinat Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik
dan Fasilitas Penunjangnya............................................................... 2
Tabel 2. Fasilitas Yang Telah Dilakukan Pembangunan ................................... 9
Tabel 3. Fasilitas yang akan dibangun PDAM Tirta Kencana Kota
Samarinda .......................................................................................... 12
Tabel 4. Jadwal Tahapan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan
Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya ..................................................................................... 12
Tabel 5. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi................................................ 13
Tabel 6. Jenis Peralatan Konstruksi yang diperlukan ..................................... 14
Tabel 7. Jenis Bahan Konstruksi Yang Digunakan......................................... 14
Tabel 8. Spesifikasi dan Posisi Tenaga Kerja Operasional............................. 21
Tabel 9. Jumlah Curah Hujan Bulanan (mm) periode 2004-2017 di
Wilayah Studi dan Sekitarnya........................................................... 30
Tabel 10. Jumlah Hari Hujan Rata-Rata Tahunan Periode 2004-2017 di
Wilayah Studi dan Sekitarnya........................................................... 31
Tabel 11. Temperatur Udara Rata-Rata Bulanan Periode 2004-2017 di
Wilayah Studi dan Sekitarnya........................................................... 31
Tabel 12. Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan (%) Periode 2004-
2017 di Wilayah Studi dan Sekitarnya.............................................. 32
Tabel 13. Rata - Rata Penyinaran Matahari (%) Periode 2004-2017
di Wilayah Studi dan Sekitarnya...................................................... 33
Tabel 14. Arah dan Kecepatan Angin di Wilayah Studi dan
Sekitarnya (2008 - 2017) .................................................................. 33
Tabel 15. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi Studi.................... 35
Tabel 16. Tingkat Kebisingan Disekitar Lokasi Kegiatan Pembangunan
Intake Sungai Kapih.......................................................................... 36
Tabel 17. Hasil Pengukuran Paremeter Kualitas Air Permukaan ..................... 38
Tabel 18. Data Chlorida Sungai Mahakam Lokasi Intake Gajah Mada ........... 39
Tabel 19. Tingkat Bahaya Erosi pada Tanah di Wilayah Studi ........................ 45
Tabel 20. Jenis Satwa Liar di Sekitar Areal Rencana Kegiatan........................ 48
Tabel 21. Kelimpahan dan Struktur Komunitas Plankton ................................ 50
Tabel 22. Kelimpahan dan Struktur Komunitas Benthos ................................. 51
Tabel 23. Jenis-jenis Nekton yang terdapat di Wilayah Studi .......................... 52
Tabel 24. Jumlah Penduduk di lokasi Studi...................................................... 53
Tabel 25. Sex Ratio Penduduk.......................................................................... 54

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA iii


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 26. Struktur Penduduk Berdasarkan Usia ............................................... 54


Tabel 27. Beban Ketergantungan di Lokasi Studi ............................................ 55
Tabel 28. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ......................... 55
Tabel 29. Fasilitas Pendidikan di Lokasi Studi................................................. 56
Tabel 30. Komposisi Penduduk Menurut Agama ............................................. 56
Tabel 31. Fasilitas Ibadah di Lokasi Studi........................................................ 56
Tabel 32. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian............................ 57
Tabel 33. Tingkat Pendapatan di Lokasi Studi ................................................. 57
Tabel 34. Sarana Perekonomian di Lokasi Studi .............................................. 58
Tabel 35. Fasilitas Umum di Lokasi Studi........................................................ 59
Tabel 36. Sepuluh Besar Jenis Penyakit di Lokasi Studi................................. 61
Tabel 37. Sarana Kesehatan .............................................................................. 62
Tabel 38. Tenaga Kesehatan ............................................................................. 62
Tabel 39. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Umur (BB/U) ............. 63
Tabel 40. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Tinggi Badan
(BB/TB) ............................................................................................ 63
Tabel 41. Matriks UKL - UPL .......................................................................... 65
Tabel 42. Matriks Dampak Yang Dikelola Dalam Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Pembangunan Intake Sungai Kapih
Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya....................... 114

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA iv


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Layout Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 8


liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya
Gambar 2. Bangunan Kantor 9
Gambar 3. Bangunan Genset 10
Gambar 4. Bangunan Gudang Bahan Kimia 10
Gambar 5. Bangunan IPA 11
Gambar 6. Bangunan Reservoir 11
Gambar 7. Bangunan Pos Jaga 11
Gambar 8. Layout Bangunan Intake Tampak Atas 16
Gambar 9. Layout Bangunan Intake Tampak Samping 16
Gambar 10. Layout Bangunan Ruang Operator Tampak Atas 17
Gambar 11. Layout Bangunan Ruang Operator Tampak Samping 17
Gambar 12. Layout Bangunan Ruang Genset Tampak Atas 18
Gambar 13. Layout Bangunan Ruang Genset Tampak Samping 18
Gambar 14. Layout Jembatan dan Pipa Tampak Atas 19
Gambar 15. Layout Jembatan dan Pipa Tampak Samping 19
Gambar 16. Layout IPAL 20
Gambar 17. Tata Letak Turap 20
Gambar 18. Skema Pengolahan Air 26
Gambar 19. Desain TPS LB3 28
Gambar 20. Desain Bak Oil Trap 28
Gambar 21. Windrose di Wilayah Studi dan Sekitarnya 34
Gambar 22. Grafik Intrusi Air Laut Sungai Mahakam 40

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA v


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1. Peta Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan 3


Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya
Peta 2. Peta Kawasan Hutan pada Lokasi Rencana Usaha dan/atau 5
Kegiatan Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200
liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya
Peta 3. Peta PIPPIB pada Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 6
Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan
Fasilitas Penunjangnya
Peta 4. Peta RTRWK pada Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 7
Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan
Fasilitas Penunjangnya
Peta 5. Peta Hidrologi Pada Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan 41
Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya
Peta 6. Peta Kelas Lereng Pada Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan 42
Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya
Peta 7. Peta Topografi Pada Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan 43
Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya
Peta 8. Peta Penutupan Lahan Pada Lokasi Rencana Kegiatan 46
Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan
Fasilitas Penunjangnya
Peta 9. Peta Jenis Tanah Pada Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan 47
Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya
Peta 10. Peta Pengambilan Sampel Pada Lokasi Rencana Kegiatan 64
Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan
Fasilitas Penunjangnya
Peta 11. Peta Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 115
Peta 12. Peta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 116

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA vi


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Legalitas Perusahaan


Lampiran 2 Hasil Analisis Laboratorium
Lampiran 3 Dokumentasi Rona Lingkungan Hidup Awal dan Pengambilan Sampel
Lampiran 4 SOP Minyak Pelumas Bekas
Lampiran 5 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lampiran 6 Kreteria Mutu Air Berdasarkan Perda Kaltim No. 02 Tahun 2011
Lampiran 7 Formulir Pelaporan Swapantau Air Limbah
Lampiran 8 Peta - Peta
Lampiran 9 Surat Penyataan dan Curiculum Vitae
Lampiran 10 Surat Arahan Kajian dari DLH Kota Samarinda

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA vii


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

A. IDENTITAS PEMRAKARSA
Nama Lembaga : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda
Alamat Kantor : Jl. Tirta Kencana, No. 1, Samarinda
Telepon/Fax : 0541-741460 0541-741533/0541-741590
Penanggung jawab : Nor Wahid Hasyim, ST, MM
Jabatan : Direktur Utama
Badan Hukum : Perseroan Terbatas (BUMD)
Jenis Kegiatan : Rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake
sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya
Jenis Usaha : Pengambilan dan Pengolahan Air Baku
Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa pengambilan air bersih dari danau, sungai,
mata air atu sumber air permukaan lainnya dengan debit >250 liter/detik wajib memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Berdasarkan peraturan tersebut
maka rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda tidak
wajib memiliki Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
karena debit pengambilan air baku pada kegiatan ini hanya sebesar 200 liter/detik, namun
kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya wajib memiliki Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL dan UPL).
penyusunan Dokumen Studi UKL UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan
intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
B. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN
1.1. Nama Rencana Usaha
Rencana usaha dan atau kegiatan yang dikaji dalam studi UKL dan UPL ini adalah
“Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas
Penunjangnya”. Bidang kegiatan utama dari aktivitas usaha ini adalah pengambilan dan
pengolahan air baku.
1.2. Lokasi Kegiatan
Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya seluas + 0,57 ha atau + 5.700 m2 (Peta 1). Secara
administratif terletak di wilayah administrasi Kelurahan Sungai Kapih Kecamatan
Sambutan Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda secara geografis secara lengkap
disajikan pada tabel berikut.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 1


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 1. Koordinat Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Intake


Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya
X (Utara) Y (Timur) BT (Bujur Timur) LS (Lintang Selatan)
117.161385000 -0.531165000 117o 9’40,98” 0o 31’52,19”
117.161265000 -0.531046000 117o 9’40,55” 0o 31’51,76”
117.161336000 -0.530974000 117o 9’40,80” 0o 31’51,50”
117.161455000 -0.531094000 117o 9’41,23” 0o 31’51,93”
117.161385000 -0.531165000 117o 9’40,98” 0o 31’52,19”
117.161186000 -0.531797000 117o 9’40,26” 0o 31’54,46”
117.160986000 -0.531572000 117o 9’39,54” 0o 31’53,65”
117.161574000 -0.531053000 117o 9’41,74” 0o 31’51,79”
117.161597000 -0.530934000 117o 9’41,74” 0o 31’51,36”
117.161364000 -0.530583000 117o 9’40,91” 0o 31’50,09”
117.161978000 -0.530249000 117o 9’43,12” 0o 31’48,12”
117.162221000 -0.530368000 117o 9’43,99” 0o 31’48,89”
117.162182000 -0.530368000 117o 9’43,85” 0o 31’49,32”
117.161742000 -0.531053000 117o 9’42,27” 0o 31’51,79”
117.161663000 -0.531066000 117o 9’41,98” 0o 31’51,83”
117.161788000 -0.531182000 117o 9’41,43” 0o 31’52,83”
117.161643000 -0.531350000 117o 9’41,91” 0o 31’52,86”
117.161568000 -0.531397000 117o 9’41,64” 0o 31’53,02”
117.161462000 -0.531314000 117o 9’41,26” 0o 31’52,73”
117.161446000 -0.531268000 117o 9’41,20” 0o 31’52,56”
117.161154000 -0.531539000 117o 9’40,15” 0o 31’53,54”
117.161292000 -0.531711000 117o 9’40,65” 0o 31’54,15”
117.161186000 -0.531797000 117o 9’40,26” 0o 31’54,46”
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 2


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

1.3. Skala Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Rencana pembangunan Intake Sungai Kapih dan fasilitas penunjangnya oleh PDAM Tirta
Kencana Kota Samarinda mempunyai kapasitas 200 liter/detik dengan luas + 0,57 ha atau
+ 5.700 m2, lahan pembangunan Intake Sungai Kapih dan fasilitas penunjangnya
merupakan lahan milik Pemerintah Daerah Kota Samarinda.
1.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih
kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
ditelaah berdasarkan ketentuan berikut :
(a) Berdasarkan Peta Penetapan Kawasan Hutan (Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK. 4786/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 26 Juni 2014), status rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan
fasilitas penunjangnya berada pada Areal Penggunaan Lain (APL).
(b) Berdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan Hutan,
Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal
Lain (Lampiran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.
8599/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/12/2018 Bulan Desember 2018, PIPPIB Revisi
XV), areal lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih
kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya berada di luar Areal Indikatif
Penundaan Pemberian Izin.
(c) Berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda Tahun 2014 - 2034,
lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya berada pada Kawasan Pemukiman.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan
intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya seluruhnya berada
di Areal Penggunaan Lain (APL), berada di luar Areal Indikatif Penundaan Pemberian Izin
dan seluruhnya berada pada Kawasan Pemukiman, maka rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya telah
sesuai dengan tata ruang.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 4


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Gambar 1. Layout Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 8


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

b. Persetujuan Prinsip Atas Rencana Kegiatan


Kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda berada di lahan milik
Pemerintah Daerah Kota Samarinda, yang secara prinsip lahan tersebut telah diberikan
kewenangan pengelolaannya dari Pemerintah Daerah Kota Samarinda kepada PDAM Tirta
Kencana Kota Samarinda yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah
Pemerintah Kota Samarinda.
c. Kegiatan Yang Telah Berjalan (Bangunan Eksisting)
Di areal rencana pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik sudah terdapat
beberapa fasilitas yang telah dilakukan pembangunan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kota Samarinda, fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang akan
diserahterimakan dari Pemerintah Kota Samarinda ke PDAM Tirta Kencana Kota
Samarinda selaku pengelola fasilitas tersebut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. Fasilitas Yang Telah Dilakukan Pembangunan
No. Penggunaan Lahan Unit Luas (m2)
1. Kantor 1 144
2. Ruang Genset 1 128
3. Gudang Bahan Kimia 1 169
4. IPA 1 594
3
5. Reservoir kapasitas 4.000 m 1 1.152
6. Pos Jaga 1 24
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019

Gambar 2. Bangunan Kantor

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 9


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Gambar 3. Bangunan Genset

Gambar 4. Bangunan Gudang Bahan Kimia

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 10


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Gambar 5. Bangunan IPA

Gambar 6. Bangunan Reservoir

Gambar 7. Bangunan Pos Jaga

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 11


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

d. Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan


Untuk melengkapi fasilitas yang telah terbangun maka PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda
berencana akan membangun kembali beberapa fasilitas. Sebelum pembangunan PDAM Tirta
Kencana Kota Samarinda akan megurus IMB ke DPMPTSP Kota Samarinda. Fasilitas yang
akan dibangun disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Fasilitas yang akan dibangun PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda
No. Penggunaan Lahan Unit Luas (m2)
1. Intake 1 190,0
2. Ruang Operator 1 112,0
3. Ruang Genset 1 290,0
4. Jembatan dan pipa 1 166,0
5. IPAL 1 330,0
6. Jalan Lingkungan - 142,5
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019
Dari areal rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya akan dialokasi areal terbuka hijau seluas + 3.722,35 m2
atau 65,30 % dari luas areal.
Tahapan rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya yang diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup dikelompokkan menjadi 4 (empat) tahapan rencana kegiatan yaitu tahap pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca-operasi. Jadwal waktu pelaksanaannya disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Jadwal Tahapan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Intake
Sungai Kapih Kapasitas 200 liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya
Tahun
No. Tahap Kegiatan
2019/2020 2020/2021 2021/2022 2022/2023 dst
A Tahap Pra Kontruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi X

2. Mobilisasi Peralatan X

B Tahap Kontruksi
1. Pembersihan/Penyiapan Lahan X X

2. Pembangunan Intake dan Fasilitas X X


Penunjangnya
C Tahap Pasca Konstruksi
1. Demobilisasi Peralatan X

2. Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja X


Konstruksi
D Tahap Operasi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional Intake X X X
dan Fasilitas Penunjangnya
2.Operasional Intake dan Fasilitas Penunjangnya
a. Pengambilan Air Baku dan Pengolahan Air X X X
Bersih
b. Pendistribusian Air Bersih ke Konsumen X X X

c. Operasional Genset X X X

d. Perawatan Intake dan Fasilitas X X X


Penunjangnya
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 12


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

1. Tahap Pra-Konstruksi
a) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Untuk merealisasikan rencana kegiatan serta agar pekerjaan konstruksi dapat
berjalan dengan lancar, maka terlebih dahulu dilakukan penerimaan tenaga
konstruksi (diutamakan tenaga kerja lokal). Proses penerimaan tenaga konstruksi
secara bertahap sesuai dengan volume pekerjaan yang direncanakan. Adapun
jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah sekitar 32 orang
dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan.
Spesifikasi dan jumlah tenaga kerja yang akan dialokasikan dalam kegiatan proyek
ini selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Sebagai upaya mencegah dan meminimalkan resiko kecelakaan kerja, maka semua
tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan jalan khususnya yang terpapar
dengan kebisingan harus dilengkapi dengan alat pelindung keselamatan kerja yang
merupakan perlengkapan standart yang harus dikenakan oleh pekerja antara lain
meliputi : Helm Pengaman, Sarung Tangan, Sepatu Safety, Alat pelindung badan,
Ear Plug, Reflection Jacket, Safety Belt. Mengingat kegiatan pembangunan
berdampak terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) setiap pekerja tetap
akan diikutkan ke dalam program BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial),
yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK) Jaminan
Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Selain itu pada saat
perekrutan tenaga kerja akan dilakukan Pemeriksaan tenaga kerja sesuai
Kepmenkes & Trans RI No. 02/Men/1980 :
Sistem penggajian mengikuti peraturan dari Dinas tenaga kerja dengan jam kerja
selama 7 jam (6 hari kerja, 1 hari libur) dan apabila karyawan melakukan kerja
lembur maka perusahaan akan membayar sesuai dengan perhitungan upah lembur
karyawan yang berlaku.
Tabel 5. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
No. Posisi Pekerjaan Spesifikasi Jumlah (orang)
1 Site Manager S1 1
2 Mech. & Electrical Enginer D3/S1 2
3 Civil Enginer SMA/STM 4
4 Logistik SMA/STM 1
5 Keamanan Proyek SD/SMP/SMA 4
6 Pekerja SD/SMP/SMA 20
Jumlah 32
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019
b) Mobilisasi Peralatan dan Material
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya ini dibutuhkan sejumlah peralatan konstruksi
dan material bangunan, karena itu sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan
terlebih dahulu dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan dan material. Mobilisasi
peralatan dan material menuju lokasi proyek direncanakan melalui jalan darat
dengan menggunakan alat pengangkut khusus (trailler). Dalam pelaksanaan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 13


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

kegiatan ini, pemrakarsa akan berkoordinasi dengan instansi terkait (Dinas


Perhubungan Kabupaten Kota Samarinda) dalam hal perijinan, pengawalan serta
pengaturan arus lalu lintas. Beberapa peralatan konstruksi yang akan dimobilisasi
antara lain excavator, motor grader, compactor, dump truck serta beberapa unit
peralatan pendukung seperti unit transport dan unit pengaduk semen portable
(molen), sedangkan material yang akan dimobilisasi adalah semen, pasir, batubata,
kayu, besi dan batu gunung. Untuk kebutuhan material pihak pemrakarsa akan
bekerja sama dengan pelaku usaha setempat yang telah mendapatkan izin dari
instansi berwenang dalam pengadaan pengadaan material kegiatan. Selengkapnya
jenis peralatan dan material yang akan dimobilisasi disajikan pada Tabel 6 dan
Tabel Tabel 7.
Tabel 6. Jenis Peralatan Konstruksi yang diperlukan
No. Jenis Alat Jumlah (unit)
1 Buldozer 100 - 150 HP 1
2. Compressor 210 m3/H 1
3. Concrete Vibrator 1
4. Hydroloc Excavator 1.0 m3 90 HP 1
5. Generator Set 125 KVA 1
6. Jack Hammer 1
7. Pancang Hidrolik Drop Hammer, Diesel 1
8. Stamper 1
9. Molen 1
10. Weel Loader 1
11. Dump Truck 1
12. Tandem Roller 1
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019
Tabel 7. Jenis Bahan Konstruksi Yang Digunakan
No. Jenis Material Peruntukkan
1. Beton neser Bangunan infrastruktur
2. Besi/ baja Bangunan infrastruktur
3. Besi rangka bangunan Bangunan infrastruktur
4. Semen Bangunan infrastruktur
5. Seng Bangunan infrastruktur
4. Batubata Bangunan infrastruktur
5. Batu gunung Bangunan infrastruktur
6. Bahan kayu Bangunan infrastruktur
7. Pasir Bangunan infrastruktur
8. Koral Bangunan infrastruktur
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 14


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

2. Tahap konstruksi
a) Pembersihan/Penyiapan Lahan
Tahapan awal kegiatan dimulai dengan melakukan pembersihan lahan (land
clearing). Pada lokasi pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik
dan fasilitas penunjangnya didominasi oleh semak belukar. Pembersihan lahan
hanya dilakukan pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan intake
sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya, pembersihan
lahan dilakukan secara efesien yaitu hanya melakukan pembersihan lahan pada
lokasi yang akan digunakan saja. Kegiatan pembersihan lahan dilakukan secara
mekanis tanpa pembakaran (zero burning). PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda
telah melakukan survey lokasi, situasi lahan yang ada pada saat ini sudah cukup
qualified untuk melakukan pembangunan intake dan fasilitas penunjangnya. Untuk
pengurugan, akan dilakukan cut and fill yaitu pengupasan pada bidang lahan yang
lebih tinggi yang hasilnya diurug pada bidang lahan yang lebih rendah.
Tahapan akhir dari kegiatan penyiapan lahan adalah pematangan lahan dengan
menggunakan compactor untuk menunjang stabilitas tanah. Untuk mencegah
masuknya air run off dari lahan secara langsung ke badan perairan baik pada tahap
konstruksi, maka elevasi areal lahan dibuat menurun ke arah daratan tempat lokasi
kolam pengendapan (sediment pond) yang telah dibuat.
b) Pembangunan Intake dan Fasilitas Penunjangnya
Pembangunan intake dan fasilitas penunjangnya dibangun secara permanen (beton)
yang mana pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya meliputi :
1) Intake
Kapasitas Intake : 200 liter/detik
Lebar bangunan : 26,4 meter
Panjang bangunan : 8,5 meter
Kedalaman pipa sadap : 6 meter masuk ke Sungai Mahakam
Kedalaman sungai pada pipa sadap : 11,23 meter
Diameter pipa : 50 cm

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 15


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Gambar 8. Layout Bangunan Intake Tampak Atas

Gambar 9. Layout Bangunan Intake Tampak Samping

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 16


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

2) Ruang Operator
Lebar bangunan : 15 meter
Panjang bangunan : 9 meter

Gambar 10. Layout Bangunan Ruang Operator Tampak Atas

Gambar 11. Layout Bangunan Ruang Operator Tampak Samping

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 17


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

3) Ruang Genset
Lebar bangunan : 10 meter
Panjang bangunan : 6 meter
Kapasitas Genset : 1250 kVA

Gambar 12. Layout Bangunan Ruang Genset Tampak Atas

Gambar 13. Layout Bangunan Ruang Genset Tampak Samping

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 18


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

4) Jembatan dan Pipa Tranmisisi


Lebar bangunan jembatan : 3 meter
Panjang bangunan jembatan : 60 meter
Diameter pipa : 50 cm
Tebal pipa : 12,7 mm
Panjang pipa : 250 meter

Gambar 14. Layout Jembatan dan Pipa Tampak Atas

Gambar 15. Layout Jembatan dan Pipa Tampak Samping

5) IPAL
Lebar bangunan : 15 meter
Panjang bangunan : 40 meter

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 19


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Gambar 16. Layout IPAL

6) Pekerjaan Turap
Turap merupakan struktur sheet pile yang dipancang secara kontinu ke dalam
tanah sehingga membentuk dinding vertikal dan digunakan untuk menahan tanah
yang berbeda elevasinya.
Kegiatan penurapan dilakukan di tepi fasilitas yang berdekatan dengan badan
sungai, meliputi fasilitas ruang operator dan IPAL. Panjang turap + 70 meter.

Gambar 17. Tata Letak Turap

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 20


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

3. Tahap Pasca Konstruksi


a) Demobilisasi Peralatan Konstruksi
Kegiatan Demobilisasi alat berat dan material merupakan aktivitas yang dilakukan
setelah semua kegiatan konstruksi telah selesai dilakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Alat Berat yang sudah tidak diperlukan dalam kegiatan
tersebut harus dimobilisasi atau diangkut keluar dari lokasi kegiatan proyek dengan
menggunakan trailler.
b) Demobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya, maka rasionalisasi tenaga kerja atau
pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak dapat dihindari. Dalam kegiatan ini, pihak
kontraktor akan mengacu pada peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
serta disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
4. Tahap Operasi
a) Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan operasional intake sungai kapih akan
dilaksanakan secara langsung oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda. Dalam
proses penerimaan tenaga kerja, PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda akan
memprioritaskan pencari kerja dari anggota masyarakat setempat yang memenuhi
persyaratan dan kompetensi kerja sesuai kebutuhan rencana kegiatan. Dalam
perekrutan tenaga kerja PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda akan berkoordinasi
dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda, kecamatan dan kelurahan setempat.
Didalam mendukung operasional perusahaan, intake sungai kapih akan memiliki
tenaga kerja yang menduduki berbagai posisi sesuai dengan kebutuhan operasional
perusahaan. Tenaga kerja secara keseluruhan yang mendukung operasional
perusahaan sebanyak 19 orang. Berikut ini merupakan rincian tenaga kerja
perseroan.
Tabel 8. Spesifikasi dan Posisi Tenaga Kerja Operasional
No. Posisi Tenaga Kerja Spesifikasi Jumlah Orang
1 Kepala unit produksi Sarjana 1
2 Kasie Intalasi Pengolahan Air Sarjana 1
3 Kasie Laboratorium Sarjana 1
4 Kasie unit distribusi Sarjana 1
5 Unit perbaikan kebocoran SMA/SMK 2
6 Operator SMK 6
7 Keamanan SMP/SMA 2
8 Supir SMA/SMK 1
9 Buruh SMP 4
Jumlah 19
Sumber : PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda, 2019

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 21


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Untuk waktu kerja yang digunakan oleh intake sungai kapih adalah dengan sistem 6
hari kerja dan 1 hari libur. Apabila dibutuhkan jam kerja lembur maka
pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan yang berlaku (Kepmenakertrans RI
Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja
Lembur). Disamping itu, PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda akan memberikan
uang premi kepada karyawan berdasarkan hasil kerja masing-masing karyawan.
Sebagai upaya mencegah dan meminimalkan resiko kecelakaan kerja, maka semua
tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan operasional intake sungai kapih
dilengkapi dengan alat pelindung keselamatan kerja yang merupakan perlengkapan
standart yang harus dikenakan oleh pekerja antara lain meliputi : Helm Pengaman,
Sarung Tangan, Sepatu Safety, Alat pelindung badan saat mengelas, Ear Plug,
Reflection Jacket, Safety Belt.
Sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2011, setiap pekerja wajib
diikutsertakan dalam program BPJS Kesehatan (suami/istri dan 3 orang anak) dan
Ketenagakerjaan. Setiap pekerja intake sungai kapih akan diikutkan ke dalam
program BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial), yang meliputi jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK), jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT).
Selain itu pada saat perekrutan tenaga kerja akan dilakukan Pemeriksaan tenaga
kerja sesuai UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Kepmenkes & Trans RI No. 02/Men/1980 :
1) Pemeriksaan awal.
2) Pemeriksaan berkala
Selain itu PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda akan melaporkan
ketenagakerjaannya sesuai dengan amanat UU No. 7 tahun 1981 tentang Wajib
Lapor Ketenagakerjaan.
b) Operasional Intake dan Fasilitas Penunjangnya
1) Pengambilan Air Baku dan Pengolahan Air Bersih
Kegiatan pengambilan air baku berasal dari air permukaan Sungai Mahakam.
Pengambilan air baku menggunakan bangunan penyadap (Intake), kemudian
dialirkan ke bak pengumpul selanjutnya di pompakan ke intalasi pengolahan air
(IPA).
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini
terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-
benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon,
dan lain-lain.
Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 2 aspek, yakni pengolahan secara
fisika dan kimia. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara
mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. seperti pengendapan, filtrasi,
adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan
bahan kimia, seperti tawas, kaporit, klor dan lain-lain, bahan ini digunakan untuk
menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 22


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Secara umum Proses pengolahan air bersih untuk IPA Sungai Kapih dimulai
dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan penampungan air hasil
pengolahan (reservoir).
(a) Instalasi Pengolahan Air (IPA)
IPA Sungai Kapih mempunyai kapasitas 200 liter/detik, pada IPA dilakukan
pengolahan air menjadi beberapa tahapan:
(1) Proses Koagulasi
Koagulasi adalah proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air
baku sehingga membentuk campuran yang homogen. Dengan koagulasi,
partikel-partikel koloid akan saluing menarik dan menggumpal membentuk
flok. Partikel-partikel koloid yang terbentuk umumnya terlalu sulit untuk
dihilangkan jika hanya dengan pengendapan secara grafitasi. Tetapi apabila
koloid-koloid tersebut distabilkan dengan cara agregasi atau koagulasi
menjadi partikel yang lebih besar maka koloid-koloid tersebut dapat
dilihangkan dengan cepat.
(2) Proses Flokulasi
Flokulasi adalah suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk
dalam proses koagulasi tadi membentuk flok yang lebih besar untuk bisa
mengendap. Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk
mempercepat proses penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada
proses koagulasi. Partikel-partikel flok yang telah distabilkan selanjutnya
saling bertumbukan serta melakukan proses tarik-menarik dan membentuk
flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap.
(3) Proses Sedimentasi (pengendapan)
Secara umum proses sedimentasi diartikan sebagai proses pengendapan
karena adanya grafitasi. Partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar
daripada berat jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil
akan melayang dan mengapung. Secara lebuh terperinci sedimentasi
merupakan proses pengendapan flok yang telah membentuk pada proses
flokulasi.
(4) Proses Filtrasi (Penyaringan)
Prinsip dasar filtrasi adalah proses penyaringan partikel secara fisik, kimia
dan biologi untuk menyaring partikel yang tidak terendapkan dalam proses
sedimentasi melalui media berpori.
(b) Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring
melalui filter, dengan kapasitas kolam air bersih 4.000 m3. Air ini sudah
menjadi air bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu
untuk kemudian dapat dijadikan air minum.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 23


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Beberapa jenis-jenis koagulan yang digunakan dalam pengolahan air baku menjadi
air bersih:
(a) Tawas/Aluminium Sulfat
Aluminium sulfat adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2SO4, 11H2O,
14H2O atau 18H2O, umumnya yang digunakan adalah 18H2O Aluminium sulfat
diturunkan dalam bentuk cair dengan konsentrasi sebesar 5-20%. Kandungan
Al2O3 alum berkisar antara 11-17% tergantung jumlah kristal air yang
bervariasi. Baik untuk bubuk ataupun cair, kualitas alum ditentukan dari kadar
Al2O3. Tawas berfungsi merjernihkan air dengan mengendapkan partikel
melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi
Reaksi dalam larutan dapat ditulis:
Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3(SO4)-2
H2O → H+ + OH-
Selanjutnya:
2Al+3 + 6OH- → 2Al(OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam:
3(SO4)-2 + 6H+ → 3H2SO4
(b) Kaporit
Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus
kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air.
Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada
natrium hipoklorit (cairan pemutih).
(c) Soda Ash
Soda ash atau natrium karbonat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus
kimia Na2CO3, pemberian soda ash bertujuan menaikan pH air.
Dosis atau jumlah koagulan yang diberikan ke air yang diolah sangat ditentukan
oleh mutu air yang yang diolah. Berdasarkan data dari SPAM Cendana, dosis
koagulan yang digunakan dalam pengolahan air yang bersumber dari Sungai
Mahakam maka diperlukan dosis sebagai berikut:
(a) Tawas/Aluminium Sulfat sebesar 20 – 35 mg/liter.
(b) Kaporit sebesar 5 – 20 mg/liter.
(c) Soda Ash sebesar 20 -25 mg/liter.
Seperti halnya di Instalasi Pengolahan Air (IPA), walaupun berbeda sifat atau
karakteristiknya, Instalasi Pengolahan Air Sungai Kapih pun menimbulkan lumpur
(sludge) yang volume hariannya sangat tergantung pada debit air yang diolah dan
konsentrasi kekeruhan air bakunya. Makin besar debitnya dan makin tinggi
konsentrasi padatannya, baik padatan kasar (coarse solid), padatan tersuspensi
(suspended solid) maupun koloid, makin besar juga volume lumpurnya.
Lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan air di IPA berasal dari unit filtrasi.
Lumpur yang dihasilkan umumnya berwarna coklat pekat dan lumpur tersebut

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 24


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

sifatnya diskrit maupun flok. Diskrit yaitu lumpur yang butir-butirannya terpisah
tanpa koagulan, mayoritas lumpur ini mengandung pasir, grit, dan pecahan kerikil
berukuran kecil. Sebaliknya, lumpur yang berupa flok, yaitu kimflok (chemiflocc)
sangat besar volumenya terutama apabila air bakunya sangat keruh, didominasi
oleh koloid. Lumpur dari filtrasi ini (Sludge Drying Bed) kemudian dibuang ke
tanah-tanah yang cekung sebagai bahan urugan atau di landfill ke TPA.
Pada umumnya upaya pengelolaan terhadap lumpur meliputi tahap-tahap berikut:
(a) Pengentalan atau pemekatan lumpur (sludge thickening)
(b) Stabilisasi lumpur (sludge stabilization)
(c) Pengeluaran air (sludge dewatering)
(d) Pengeringan lumpur (sludge drying)
Lumpur hasil pengolahan dapat dimanfaatkan kembali dengan proses tertentu
sebagai pencampur bahan bangunan, pupuk dan lain-lain, dengan cara
menambahkan bahan-bahan tertentu. Air yang berasal dari hasil pengeringan sludge
tidak ada yang dibuang namun akan dipompa kembali kolam air baku untuk
dilakukan pengolahan kembali secara terus menerus.
2) Pendistribusian Air Bersih ke Konsumen
Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui
sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan
(konsumen). Air bersih hasil pengolahan di IPA Sungai Kapih akan didistribusikan
ke konsemun (khususnya kawasan Sungai Kapih dan sekitarnya) melalui jaringan
pipa PDAM. Sistem perpipaan Tipe pengaliran sistem distribusi air bersih meliputi
aliran gravitasi dan aliran secara pemompaan. Tipe pengaliran secara gravitasi
diterapkan bila tekanan air pada titik terjauh yang diterima konsumen masih
mencukupi. Jika kondisi ini tidak terpenuhi maka pengaliran harus menggunakan
sistem pemompaan. Air yang di distribusikan ke konsumen sekitar 95% dari
kapasitas 200 ltr/dtk, hal ini dikarenakan 5% hilang pada saat proses pengolahan
air. Untuk distribusi air menggunakan truk tanki dan kendaraan pick up/tandon,
maka pada persimpangan jalan umum dengan jalan keluar masuk areal Intake
Sungai Kapih dilakukan pemasangan rambu jalan (tanda), dibangun pos jaga, dan
ditempatkan petugas pengatur lalulintas.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 25


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Intake/Sadap
200 ltr/dtk

Ke Konsumen 95%
dari 200 ltr/dtk

Gambar 18. Skema Pengolahan Air

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 26


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

3) Operasional Genset
Kegiatan operasional genset pada kegiatan operasional Intake Sungai Kapih
dilakukan pada saat terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Kegiatan operasional
genset pada kegiatan pengoperasian Intake Sungai Kapih ditujukan untuk
memompa air ke IPA dan mendistribusikan air bersih ke konsumen. Disamping itu,
genset juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada fasilitas
penunjang seperti kantor, mess dan lain-lain serta untuk penerangan. Dalam
kegiatan operasional genset ini, selain menghasilkan emisi gas buang dari genset
juga akan dihasilkan limbah cair seperti oli/pelumas bekas dan ceceran BBM.
Mesin genset yang digunakan berkapasitas 1.250 KVA. Bangunan ruang genset
merupakan bangunan tertutup dengan konstruksi bangunan beton cor dan
dilengkapi dengan cerobong asap.
Dalam operasional genset akan menghasilkan limbah cair seperti ceceran BBM,
oli/pelumas bekas yang perlu penenganan lebih hati-hati karena termasuk jenis
limbah B3. Oleh karena itu pemrakarsa akan melengkapi unit dengan oil trap untuk
menampung limbah oli dan pelumas bekas tersebut dan kemudian dikumpulkan di
tempat penampungan sementara Limbah B3 untuk diserahkan kepada pengumpul
yang mempunyai izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penanganan oli/BBM akan mengikuti standart operasional procedur (SOP)
mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor
255/BAPEDAL/09/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan
Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas dan untuk pengelolaan limbah B3 mengacu
Kepka Bapedal 01 tahun 1995 serta Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah B3. Oli/ pelumas bekas ditempatkan dalam drum –
drum berkapasitas 200 l/drum yang ditempatkan di gudang penyimpanan tertutup.
Pengelolaan limbah yang tergolong limbah B3 tersebut dengan pembutaan oil trap
di unit genset. Tangki penyimpanan BBM terbuat dari plat besi dan lantai kedap air
dari beton cor serta parit keliling untuk menghindari ceceran BBM dan limpasan
air hujan. Bengkel akan dilengkapi gudang tempat penyimpanan oli/minyak
pelumas, accu, majun, oli filter, dan drum kosong, lantai gudang dibuat permanen
dari beton cor serta agak miring ke arah oil trap agar dapat menampung ceceran
oli/minyak pelumas di parit keliling. Proses perijinan untuk tempat penyimpannya
dapat dilakukan di Kabupaten/Kota sesuai dengan Permen LH No. 18 Tahun 2009.
Sedangkan untuk pengukuran dan pemantauan emisi dari genset akan dibuat desain
cerobong untuk emisi gas buang dengan mengacu Permen LH No. 12 tahun 2010
tentang pelaksanaan pengendalian pencemaran udara di daerah.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 27


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Bak penampungan
limbah B3 cair

Tempat penyimpanan sementara


limbah B3

Gambar 19. Desain TPS LB3


Genset yang akan dibangun dilengkapi dengan bak pengolahan oli bekas (oil
treatment/oil trap) untuk mengantisipasi ceceran oli bekas, oli bekas dikumpulkan
dan diserahkan pada pihak ketiga yang memiliki izin. Desain bak pengolahan oli
dapat dilihat pada gambar 15.

Bengkel
Genset Pompa Ke Drum
Fuel Tank

Air + Oli 0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m

Oli Oli
Oli

Bak IV
Air
1m
Air Bak III
Filter Air

Bak I Bak II Filter

Gambar 20. Desain Bak Oil Trap


4) Perawatan Intake dan fasilitas penunjangnya
Perawatan pada Intake dan fasilitas penunjangnya adalah sebagai berikut:
(a) Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin dilakukan secara terus menerus setiap hari, perawatan rutin
terdiri dari:
 Membabat rumput tanggul dan tepi saluran.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 28


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

 Memberihkan saluran dari sampah/kotoran, tumbuhan air pengganggu,


ranting-ranting dan dahan pohon yang dapat menghambat saluran.
 Menutup lubang-lubang tanggul akibat tikus dan ketam.
 Memperbaiki longsoran kecil pada saluran dan tanggul.
 Memberi pelumas pada pintu-pintu air agar tetap mudah dioperasikan.
(b)Perawatan berkala
Perawatan berkala dilakukan tiap 3 bulan, enam bulan atau tiap tahun, serta
harus dilakukan tepat waktu dan tidak boleh terlambat. Perawatan berkala terdiri
dari:
 Membuang endapan lumpur kolam lagoon, pada saluran dan pada bangunan-
bangunan bagi, bangunan sadap, saat pengeringan saluran.
 Mengecat pintu-pintu air.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 29


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

e. Rona Lingkungan Sekitar Lokasi Kegiatan


1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
a) Iklim
Keadaan parameter iklim di lokasi kegiatan pembangunan Intake Sungai Kapih
digambarkan dengan menggunakan data keadaan parameter iklim dari stasiun
pengamatan iklim terdekat yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Bandara Temindung Samarinda.
1) Tipe Iklim
Menurut klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson yang didasarkan pada data curah
hujan bulanan periode 2004-2017 dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Bandara Temindung Samarinda, tipe iklim di daerah studi termasuk
dalam tipe iklim B (Basah) dengan nilai Q sebesar 0,150 (0,143 ≥ Q < 0,333).
2) Curah Hujan
Berdasarkan hasil pencatatan curah hujan Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Bandara Temindung Samarinda periode 2004-2017, diketahui bahwa
curah hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 265,2 mm,
dikarenakan pada bulan tersebut frekuensi hari hujan dan volume hujan sangat
tinggi, sedangkan curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar
97,4 mm. Untuk lebih jelasnya mengenai data curah hujan dapat dilihat pada Tabel
9.
Berdasarkan data jumlah hari hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Bandara Temindung Samarinda selama periode 2004-2017, bahwa hari
hujan rata-rata pertahunnya adalah 194 hari, dengan jumlah bulan basah rata-rata
pertahunnya sebesar 10,3 bulan, bulan lembab 1,4 bulan dan bulan kering 0,9
bulan.
Tabel 9. Jumlah Curah Hujan Bulanan (mm) periode 2004-2017 di Wilayah Studi
dan Sekitarnya.
Curah Hujan (mm) Jumlah (mm)
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des BB BL BK
339,7 224,3 401,6 384,8 367,6 55,4 100,1 0 171,7 2,1 280,9 175,5 2503,7
2004
BB BB BB BB BB BK BB BK BB BK BB BB 9 - 3
200,7 38,9 225,4 336,3 199,4 98,6 271,0 145,4 94,1 339,6 304,5 296,5 2550,4
2005
BB BK BB BB BB BL BB BB BL BB BB BB 9 2 1
227,8 206,8 214,6 206,6 306,5 184,6 24,4 97,5 107,7 69,6 190,6 110,0 1946,7
2006
BB BB BB BB BB BB BK BL BB BL BB BB 9 2 1
306,8 220,4 260,3 339,7 112,3 213,4 278,5 132,9 182,6 181,4 84,6 141,2 2454,1
2007
BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BL BB 11 1 -
142,6 194,4 211,4 259,4 50,9 205,2 333,3 148,7 153,4 207,5 501 349,7 2757,5
2008
BB BB BB BB BK BB BB BB BB BB BB BB 11 - 1
164,0 196,2 278,9 309,1 186,4 41,2 157,3 122,7 98,5 232,3 165,3 211,3 2163,2
2009
BB BB BB BB BB BK BB BB BL BB BB BB 10 1 1
148,2 161,5 157,2 163,7 222,6 320,1 258,7 144,1 202 235,1 207,1 223,9 2444,2
2010
BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB BB 12 - -
261,9 184,9 210,9 319,2 375,1 97,4 240,6 106,1 131,6 190,5 196,7 247,2 2562,1
2011
BB BB BB BB BB BL BB BB BB BB BB BB 11 1 -
396,5 186,0 225,0 212,0 167,0 155,0 151,0 68,0 70,0 192,0 301,0 300,0 2423,5
2012
BB BB BB BB BB BB BB BL BL BB BB BB 10 2 -
69 114 113 160 45 46 34 64 56 74 143 241 1159
2013
BL BB BB BB BK BK BK BL BK BL BB BB 5 3 4
272,6 216,2 317,7 147,6 297,7 197,0 49,5 81,3 83,0 111,3 300,6 447,8 2522,3
2014
BB BB BB BB BB BB BB BL BL BB BB BB 10 2 -

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 30


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Curah Hujan (mm) Jumlah (mm)


Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des BB BL BK
344,8 193,0 197,8 343,7 213,5 259,2 162,7 57,6 0.0 73,2 60,9 191,4 2097,8
2015
BB BB BB BB BB BB BB BK BK BL BL BB 8 2 2
159 123 98 367 239 202 169 99 226 175 292 357 2506
2016
BB BB BL BB BB BB BB BL BB BB BB BB 10 2 0
161 139 88 343 309 422 161 250 100 152 219 223 2567
2017
BB BB BL BB BB BB BB BB BL BB BB BB 10 2 0
32.657,5
Jml 3194,6 2398,6 2999,8 3892,.1 3092 2497,1 2391,1 1517,3 1676,6 2235,6 3247,2 3515,5
144 20 13
2.721,46
Rata2 228,2 171,3 214,3 278,0 220,9 178,4 170,8 108,4 119,8 159,7 231,9 251,1
10,3 1,4 0,9
Max 396,5 224,3 401,3 384,8 375,.1 422 333,3 250 226 339,6 304.5 357
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, 2018
Keterangan : BB = Bulan Basah
BL = Bulan Lembab
BK = Bulan Kering

Tabel 10. Jumlah Hari Hujan Rata-Rata Tahunan Periode 2004-2017 di Wilayah
Studi dan Sekitarnya.
Hari Hujan (hari) Jumlah
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (hari)
2004 18 22 24 21 24 13 23 1 21 7 19 23 216
2005 19 10 13 24 22 23 22 13 13 23 26 25 233
2006 19 18 18 21 22 22 5 10 9 6 20 22 192
2007 20 21 18 20 22 23 18 10 10 14 19 21 216
2008 16 18 27 27 11 19 26 27 19 23 22 26 261
2009 25 20 20 22 17 12 13 14 9 19 19 18 208
2010 18 11 15 20 26 26 25 25 25 24 21 25 261
2011 22 21 23 21 23 18 15 10 16 19 19 24 231
2012 17 15 13 13 11 11 9 11 7 19 18 17 161
2013 16 18 15 16 18 11 13 11 9 17 17 29 190
2014 25 11 16 21 20 20 14 22 12 7 23 25 216
2015 26 19 17 23 20 23 11 7 1 8 19 16 190
2016 11 12 14 15 23 20 19 19 24 24 19 27 227
2017 25 18 20 24 23 22 19 21 16 20 21 18 247
Jumlah 277 234 253 288 282 263 232 201 191 230 282 316 3.049
Rata-rata 19,8 16,7 18,1 20,6 20,1 18,8 16,6 14,4 13,6 16,4 20,1 22,6 217,8
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, 2018
3) Suhu Udara
Secara klimatis keadaan suhu/temperatur udara yang tercatat di Stasiun Badan
Secara klimatis keadaan suhu/temperatur udara yang tercatat di Stasiun Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda selama
periode 2004-2017, kondisi lingkungan pada areal studi mempunyai suhu bulanan
berkisar antara 27,2°C – 27,9°C. Keadaan suhu udara rata-rata bulanan secara
lengkap dan terperinci dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Temperatur Udara Rata-Rata Bulanan Periode 2004-2017 di Wilayah
Studi dan Sekitarnya.
Temperatur Udara (oC)
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2004 27,4 27,9 27,2 27,8 27,8 27,5 26,9 27,1 26,9 27,4 27,6 27,3
2005 27,6 26,9 27,4 27,4 27,6 27,5 26,6 27,1 27,1 28,5 27,8 27,1
2006 27,3 28,3 28,2 27,1 28,5 27,1 26,9 27,5 27,9 27,4 26,9 27,2
2007 27,1 27,7 27,7 27,5 27,3 26,7 27,7 27,2 32,1 27,8 27,6 28,0
2008 27,2 27,5 27,7 27,9 27,4 27,1 26,9 27,4 27,4 27,5 27,5 28,3
2009 27,0 27,3 26,7 27,0 27,4 26,8 26,3 26,5 27,1 27,4 27,2 27,0

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 31


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Temperatur Udara (oC)


Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2010 27,0 27,0 27,2 27,5 27,8 27,7 27,3 27,9 28,5 27,4 27,7 27,7
2011 26,9 28,7 28,6 28,3 28,1 27,4 27,3 27,3 27,5 27,7 27,2 27,2
2012 26,7 27,1 26,9 27,5 27,5 27,1 26,8 27,4 27,0 27,5 27,40 27,3
2013 28 27 28 28 28 28 27 27 27 28 28 27
2014 27,1 27,1 27,7 27,9 27,7 27,5 27,8 27,1 27,9 28,5 27,7 27,5
2015 26,9 27 27,5 27,8 27,5 27,5 27,5 28 28,5 28,9 28,4 28,6
2016 28,7 29,1 29,0 28,0 28,7 27,6 27,8 27,9 27,4 27,6 27,7 27,5
2017 27,4 27,9 27,6 27,8 27,7 27,3 27,7 27,2 27,8 28,3 28,1 28,0
Jumlah 382,3 386.5 387,4 387,5 389,0 382,8 380,5 382,6 390,1 389,9 386,8 385,7
Rata2 27,3 27,6 27,7 27,7 27,8 27,3 27,2 27,3 27,9 27,9 27,6 27,6
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, 2018
4) Kelembaban Udara
Kelembaban nisbi (Relative Humidity) merupakan perbandingan antara kelembaban
aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Kelembapan nisbi (RH)
akan semakin kecil bila suhu udara meningkat, dan sebaliknya akan meningkat bila
suhu udara menurun. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Bandara Temindung Samarinda kelembaban udara di lokasi studi selama
periode 2004-2017, bahwa kelembaban udara rata-rata bulannya berkisar antara
80,0%-84,5%. Keadaan kelembaban udara rata-rata bulanan secara lengkap dan
terperinci dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan (%) Periode 2004-2017 di
Wilayah Studi dan Sekitarnya.
Kelembaban Udara (%)
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2004 69,5 83,4 82,6 84,6 83,4 80,0 83,4 75,5 81,6 76,2 81,7 84,1
2005 82,1 78,4 79,6 85,0 86,6 87,1 85,9 81,2 78,2 83,9 86,4 85,3
2006 85,0 83,0 82,0 84,0 87,0 85,0 79,0 80,0 80,0 79,0 84,0 83,0
2007 83,9 83,7 84,5 85,9 88,5 84,6 83,3 81,9 80,1 82,6 85,8 85,7
2008 83,2 82,0 84,5 84,5 84,8 83,9 86,1 84,9 84,5 84,8 83,0 85,1
2009 84,3 84,2 85,0 85,1 83,7 81,3 82,2 80,0 76,7 82,0 82,4 82,7
2010 84,3 76,0 79,8 83,2 84,9 85,1 84,8 84,8 84,2 82,4 84,6 82,2
2011 83,5 83,4 82,6 82,8 83,8 82,4 81,9 78,5 83,1 82,9 80,7 83,0
2012 82,0 81,0 79,0 83,0 81,0 82,0 82,0 80,0 77,0 81,0 83,0 76,0
2013 81,0 83,0 82,0 84,0 84,0 84,0 83,0 81,0 83,0 80,0 83,0 78,0
2014 82,0 79,0 82,0 82,0 84,0 84,0 81,0 83,0 79,0 76,0 83,0 82,0
2015 83,0 83,0 81,0 81,0 84,0 83,0 80,0 76,0 75,0 74,0 80,0 78,0
2016 76,0 75,0 77,0 78,0 82,0 83,0 82,0 80,0 83,0 79,0 84,0 76,0
2017 82,2 80,2 80,6 82,3 85,6 84,0 81,6 82,8 82,3 76,7 80,9 75,5
Jumlah 1058,8 1135,3 1142,2 1165,4 1183,3 1169,4 1156,2 1129,6 1127,7 1120,5 1079,5 1136,6
Rata 81,4 81,1 81,6 83,2 84,5 83,5 82,6 80,7 80,6 80,0 83,0 81,2
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, 2018

5) Intensitas Penyinaran Matahari


Intensitas penyinaran matahari menggambarkan tentang lamanya tingkat
penyinaran yang menerpa permukaan bumi dengan satuan persen (%) per hari (dari
pukul 08.00–16.00). Intensitas matahari ini berkaitan erat dengan peristiwa
evapotranspirasi dan evaporasi, karena dengan semakin tinggi tingkat intensitas
penyinaran matahari, maka laju evapotranspirasi dan evaporasi akan semakin

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 32


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

meningkat pula. Berdasarkan data Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan


Geofisika Bandara Temindung Samarinda besaran intensitas penyinaran matahari
rata-rata perbulan adalah 33,5% - 43,3%. Keadaan Intensitas penyinaran matahari
rata-rata bulanan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rata - Rata Penyinaran Matahari (%) Periode 2004-2017 di
Wilayah Studi dan Sekitarnya.
Rata-Rata Penyinaran Matahari (%)
Tahun Jml Rata2
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2004 43 38 41 40 52 60 42 68 44 51 46 30 555 46,3
2005 33 62 61 46 44 44 43 53 52 47 39 28 552 46,0
2006 27 28 28 27 29 27 27 28 28 27 27 27 330 27,5
2007 27 28 28 28 27 27 28 27 32 28 28 28 336 28,0
2008 42 36 31 41 46 44 31 31 31 36 38 24 431 35,9
2009 21 33 35 43 43 40 59 50 59 40 40 50 513 42,8
2010 46,1 74,7 52,7 47,9 44,4 9,2 36,4 35,2 35,9 45,3 40 33,3 501,1 41,8
2011 33,2 27,8 29,1 40,9 44,6 42,3 54,8 58 34,2 37,7 35,7 24,4 462,7 38,6
2012 33 40 33 42 51 50 37 37 51 48 43 43 508 42,3
2013 33 40 33 42 51 50 37 37 51 48 43 43 508 42,3
2014 33 53 46 42 40 28 54 332 41 50 35 43 797 66,4
2015 31 38 53 51 47 36 52 61 36 51 49 58 563 46,9
2016 66 68 53 58 51 34 49 48 38 30 33 39 567 47,3
2017 33 40 33 42 51 50 37 37 51 48 43 43 508 42,3
Jumlah 501,3 606,5 556,8 590,8 621 541,5 587,2 902,2 584,1 541,7 539,7 513,7 7131,8
Rata2 35,8 43,3 39,8 42,2 44,4 38,7 41,9 64,4 41,7 41,7 38,6 36,7 509,4
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, 2018

6) Arah dan Kecepatan Angin


Arah angin dilokasi studi berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda (2008 -
2017), pada bulan Januari hingga April bertiup ke arah Barat Daya, pada bulan Mei
hingga Oktober angin bertiup ke arah Selatan, dan pada bulan Nopember hingga
Desember angin bertiup ke arah Timur. Data kecepatan angin rata-rata bulanan di
wilayah studi berkisar antara 1-5,1 knot. Untuk lebih jelasnya mengenai data arah
dan kecepatan angin rata-rata bulanan selama periode tahun 2008 - 2017 dapat
dilihat pada tabel arah dan kecepatan angin.
Tabel 14. Arah dan Kecepatan Angin di Wilayah Studi dan Sekitarnya
(2008 - 2017).
Kecepatan Angin Rata-Rata (Knot)
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2008 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2
2009 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3
2010 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3
2011 1 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
2012 3 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 4
2013 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
2014 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
2015 2 2 3 4 3 4 4 5 5 5,1 3,8 4,6
2016 5,9 5,6 4,6 4,6 4,1 3,5 3,7 4,4 3,7 3,5 3,5 3,6
2017 3,4 3,8 3,5 3,8 3,5 3,5 4,0 4,2 3,8 3,9 3,7 3,8
Arah Angin Rata-Rata
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2008 NE NE NE N E E S S NE N S W

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 33


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Kecepatan Angin Rata-Rata (Knot)


Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2009 W W W W W W W W W W W NW
2010 W SE E N W W W W W E N W
2011 N E W W W S S S S E N W
2012 N W N W S S S S S N NE N
2013 N E W W W S S S S E N W
2014 W N E W NE S S S S S W W
2015 W NW NE NE S S S S S S E NE
2016 NE NE E NE NE W W W S W W W
2017 W N W W S W S S SW S N SW
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, 2018
Secara visual data angin tersebut dapat digambarkan dalam diagram Windrose yang
disajikan pada gambar berikut ini.

Gambar 21. Windrose di Wilayah Studi dan Sekitarnya


b) Kualitas Udara Ambien
Dalam aktivitas pembangunan Intake Sungai Kapih akan mengakibatkan penurunan
kualitas udara ambien yaitu meningkatnya kandungan debu (TSP), SO2, NO2, dan
CO di udara. Keadaan tersebut terjadi karena dalam aktifitas kegiatannya
menggunakan alat-alat berat dan genset. Untuk mengetahui kualitas udara ambien
di lokasi rencana kegiatan dan sekitarnya maka telah dilakukan pengukuran secara
langsung terhadap kandungan debu (TSP), SO2, NO2, dan CO diudara di sekitar
lokasi yang dianggap mewakili daerah studi rencana kegiatan yaitu :
1. Areal rencana pembangunan Intake Sungai Kapih
2. Pemukiman penduduk (Kelurahan Sungai Kapih)
Berdasarkan hasil pengukuran rona lingkungan hidup awal terhadap bahwa kualitas
udara dan kebisingan di wilayah studi berada pada kondisi yang baik yaitu masih
berada di bawah baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan yaitu PP No. 41
Tahun 1999. Untuk parameter kualitas udara seperti debu, setelah dilakukan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 34


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

pengambilan sampel dengan menggunakan dust collector yang dipasang di 2 titik


pengukuran baik pada lokasi rencana pembangunan Intake Sungai Kapih maupun
lokasi pemukiman. Hasil analisis secara gravimetri kandungan debu di dua titik
pengamatan berada di bawah ambang batas baku mutu yaitu berkisar 11,60 µg/Nm3
– 15,11 µg/Nm3. Demikian pula untuk parameter udara ambien lainnya di dua titik
sampling masih berada dibawah ambang batas baku mutu lingkungan. Untuk
parameter SO2 berkisar 26,19 µg/Nm3 – 27,18 µg/Nm3, parameter NO2 berkisar
22,06 µg/Nm3 – 27,18 µg/Nm3 dan parameter CO berkisar 307,09 µg/Nm3 – 441,29
µg/Nm3. Hasil analisis keadaan kualitas udara ambien di dua titik sampling daerah
studi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien di Lokasi Studi
Hasil Analisis
Parameter Satuan Baku Mutu
1 2
o
Suhu C - 30 33
Kelembaban % - 72 80
Kecepatan Angin m/s - 1,256 1,056
o
Arah Angin Dari - 20 350
3
Karbon Monoksida, CO µg/Nm 30.000 307,09 441,29
Nitrogen Dioksida, NO2 µg/Nm3 400 22,06 23,11
Sulfur Dioksida, SO2 µg/Nm3 900 26,19 27,18
3 3
Oksidan, O µg/Nm 235 18,01 18,74
Debu, TSP µg/Nm3 230 11,60 15,11
Sumber : Laboratorium Analisis Lingkungan, FMIPA, Universitas Mulawarman, 2019
Baku Mutu : Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
Keterangan :
Lokasi 1 = Area Rencana Intake Sungai Kapih LS : 00o 31’ 48,30” BT : 117o 07’ 43,29”
Lokasi 2 = Pemukiman Penduduk (Kelurahan Sungai Kapih) LS : 00o 31’ 49,54” BT : 117o 09’ 39,96”

c) Tingkat Kebisingan
Aktivitas pembangunan Intake Sungai Kapih akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan kebisingan karena dalam aktifitas kegiatannya menggunakan alat-alat
berat. Dampak berupa peningkatan kebisingan tersebut merupakan dampak
langsung yang terjadi mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi, pasca konstruksi
dan operasi.
Menurut Weber, H.H. et al (1984), bahwa penggunaan alat-alat berat pada jarak 15
meter dapat menimbulkan kebisingan sebesar 80 – 102 dB(A) yang berarti melebihi
baku mutu yang ditetapkan. Peningkatan kebisingan ini dapat menimbulkan
gangguan fisiologis dan menyebabkan penurunan tingkat pendengaran jika
berlangsung dalam jangka panjang.
Data rona awal tentang kebisingan telah dilakukan pengukuran dengan lokasi yang
sama dengan lokasi/tempat pengukuran kualitas udara ambien. Apabila mengacu
kepada baku mutu lingkungan sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 untuk kawasan pemukiman di Kelurahan
Sungai Kapih (lokasi 2) menunjukkan bahwa pada titik pengamatan tersebut
menunjukkan nilai kebisingan berada di bawah baku mutu lingkungan. Untuk
lokasi rencana kegiatan pembangunan Intake Sungai Kapih mengacu kepada baku
mutu lingkungan sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.13 Tahun 2011,

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 35


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

(lokasi 1) menunjukkan bahwa nilai kebisingan berada di bawah baku mutu


lingkungan.
Adapun hasil pengukuran kebisingan disekitar lokasi kegiatan pembangunan Intake
Sungai Kapih dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Tingkat Kebisingan Disekitar Lokasi Kegiatan Pembangunan Intake
Sungai Kapih
Lokasi Pengamatan
Parameter Satuan Baku Mutu
1** 2*
55*
Kebisingan dB (A) 52,8 46,3
85**
Sumber : Laboratorium Analisis Lingkungan, FMIPA, Universitas Mulawarman, 2019
Baku Mutu : * SK. Menteri Negara LH No. Kep-48/MENLH/1996
** Permenker No.13/2011
Keterangan :
Lokasi 1 = Area Rencana Intake Sungai Kapih LS : 00o 31’ 48,30” BT : 117o 07’ 43,29”
Lokasi 2 = Pemukiman Penduduk (Kelurahan Sungai Kapih) LS : 00o 31’ 49,54” BT : 117o 09’ 39,96”

d) Hidrologi dan Kualitas Air


1) Pola Aliran Sungai
Sesuai dengan keadaan morfologi, pola aliran sungai di daerah studi termasuk pola
dendritis, yaitu di mana sungai-sungai biasanya mengalir searah dengan punggung
bukit. Selain itu Sungai Mahakam di daerah studi merupakan bagian sungai yang
berada pada bagian hilir.
Pada areal lokasi rencana pembangunan dan operasional Intake Sungai Kapih
terdapat Sungai Mahakam yang merupakan perairan yang dijadikan sumber bahan
baku untuk aktivitas industri, sumber air dan untuk pelayaran transportasi sungai
lainnya. Fluktuasi permukaan air sungai di lokasi studi dipengaruhi curah hujan
daerah setempat dan pasang surut air laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Peta Hidrologi (Peta 2.1).
2) Debit aliran
Wilayah studi mempunyai tipe iklim B dengan curah hujan merata sepanjang tahun
dengan bulan kering relatif kecil, sehingga kondisi curah hujan setempat sangat
mempengaruhi fluktuasi permukaan air dan debit aliran sungai.
Berdasarkan hasil pengukuran debit aliran sungai di lapangan, khususnya pada
Sungai Mahakam yang terkena dampak dari kegiatan pembangunan dan
operasional Intake Sungai Kapih diperoleh data sebagai berikut, lebar sungai rata-
rata 620 meter dan kedalaman rata-rata 30 meter, memiliki kecepatan aliran air
rata-rata 0,06 m/detik dengan debit aliran 1.116 m3/detik.
3) Beban Sedimen
Beban sedimen suatu sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya debit aliran dan
kandungan bahan sedimen dalam air sungai bersangkutan. Pendekatan matematis
dapat dilakukan untuk pendugaan besarnya beban sedimentasi suatu sungai dengan
menggunakan rumus :
Qd = 0,0864 X Q X C

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 36


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Dimana,
Qd : Sedimen tersuspensi dari aliran sungai (ton/hari),
Q : Debit aliran sungai (m3 /detik),
C : Rata-rata kandungan bahan sedimen di dalam air sungai (mg/ltr).
Berdasarkan hasil perhitungan beban sedimen terhadap Sungai Mahakam,
diketahuinya kandungan bahan sedimen dan debit aliran sungai dari areal studi,
maka dapat diprakirakan beban sedimen yang terjadi dengan perhitungan sebagai
berikut :
Qd = 0,0864 x Q x C
= 0,0864 x 1.116 x 10
= 964,22 ton/hari
4) Kualitas Air Permukaan
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk
hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan
seandainya di bumi tidak ada air.
Kualitas air yang relative bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk
mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang
yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah
mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Pesatnya laju pertumbuhan pembangunan telah menimbulkan dampak negatif
terhadap kualitas lingkungan hidup, terutama penurunan kualitas air. Satu diantara
upaya yang dapat dilakukan adalah meminimumkan pengaruh suatu kegiatan
dengan beberapa parameter kualitas lingkungan. Penelaahan parameter kualitas air
memerlukan suatu pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang pengertian
(terminologi) parameter kualitas air, keterkaitan antar parameter, hubungan kausatif
antar parameter dan peran parameter-parameter tersebut dalam keseimbangan
lingkungan perairan.
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai fungsi
yang sangat kompleks. Dalam kehidupan manusia khususnya dalam kegiatan
minum, mandi dan cuci serta untuk keperluan lainnya, keberadaan sumber daya air
khususnya air yang berkualitas sangat penting, karena tanpa adanya sumber air
yang berkualitas maka kualitas kehidupan akan menjadi rendah. Mengingat sangat
pentingnya keberadaan kualitas sumber daya air ini, maka kesinambungan
kelestarian kualitasnya perlu dijaga dan dipertahankan, agar dalam pemanfaatannya
dapat berkelanjutan.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 37


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Pengukuran rona awal kualitas air permukaan dilakukan pada Sungai Mahakam
yang merupakan sumber air baku dari kegiatan operasional Intake Sungai Kapih.
Hasil pengukuran kualitas air permukaan pada 2 titik (Sungai Mahakam bagian
hulu dan hilir Intake) di sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan dan
operasional Intake Sungai kapih yang baku mutunya mengacu pada Permenkes RI
No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air, Lampiran II dan Peraturan Daerah Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas I)
diketahui bahwa terdapat satu parameter kualitas air yang telah berada diatas baku
mutu yaitu parameter BOD, timbal dan nitrit sedangkan parameter kualitas air
lainnya masih dalam kondisi baik atau berada dibawah ambang baku mutu
lingkungan, selengkapnya disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 17. Hasil Pengukuran Paremeter Kualitas Air Permukaan
Baku Baku Hasil Pengukuran
No. Parameter Satuan
Mutu* Mutu** 1 2
A. FISIKA
Suhu
1 Suhu mg/L Udara + Deviasi 3 28,4 28,1
3oC
2 Residu terlarut (TDS) mg/L 1500 1000 26,5 28,1
o
3 Total Larutan Tersuspensi (TSS) C - 50 8 10
4 Kekeruhan NTU 25 - 18,7 18,3
Tidak Tidak Tidak Tidak
5 Bau -
Berbau Berbau Berbau Berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
6 Rasa -
Berasa Berasa Berasa Berasa
B. KIMIA
1 pH ( Derajat Keasaman) - 6,5 - 9,0 6,0 - 9,0 7,21 7,43
2 Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) mg/L - 2 12,4276 2,8460
3 Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) mg/L - 10 22,4854 8,5264
4 Oksigen Terlarut (DO) mg/L - >6 8,3439 7,1786
5 Nitrat (NO3 -N) mg/L 10 10 0,1224 ttd
Amonia (NH3-N) mg/L - 0,5 0,0272 ttd
6 Kadmium (Cd) mg/L - 0,01 0,012 ttd
7 Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,012 ttd
8 Tembaga (Cu) mg/L - 0,02 0,082 ttd
9 Besi (Fe) mg/L 1,0 0,3 0,012 ttd
10 Timbal (Pb) mg/L 0,05 0,03 0,4088 0,2028
11 Mangan (Mn) mg/L 0,5 0,1 ttd ttd
12 Air Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,001 ttd ttd
13 Seng (Zn) mg/L 15 0,05 ttd ttd
14 Klorida (Cl-) mg/L 600 - 24,1810 17,7250
15 Fluorida (F) mg/L 1,5 0,5 ttd ttd
16 Nitrit (NO2 -N) mg/L 1,0 0,06 2,1022 ttd
17 Sulfat mg/L 400 400 22,1830 21,8336
18 Klor Bebas (Cl2) mg/L 0,03 0,03 ttd ttd
19 Kesadahan Total (CaCO3) mg/L 500 50 44,0288 40,0360
20 Minyak & Lemak mg/L - 1 0,6022 0,4082
21 Deterjen sebagai (MBAS) mg/L 0,5 0,2 0,0082 0,0054
C. BIOLOGI
1 Fecal Coli Jmh/100 50 100 33 23
ml

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 38


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Baku Baku Hasil Pengukuran


No. Parameter Satuan
Mutu* Mutu** 1 2
2 Total Coli Jml/100 50 1000 120 80
ml
Sumber : Laboratorium Analisis Lingkungan, FMIPA, Universitas Mulawarman, 2019
Baku Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
:
Mutu* Kualitas Air, Lampiran II tentang Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih
Baku Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 2 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas
:
Mutu** Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas I)
ttd : Tidak Terdeteksi
Keterangan : 1 Sungai Mahakam Bagian Hilir Intake (S : 00o 31’ 53,46” E : 117o 09’ 41,58”)
2 Sungai Mahakam Bagian Hulu Intake (S : 00o 31’ 49,41” E : 117o 09’ 39,74”)

Pengamatan perubahan permukaan air sungai di Sungai Mahakam diukur dengan


tujuan untuk mengetahui rentang pasang maksimal berdasarkan lama waktu
pengamatan dilapangan (Tangal 4 – 7 Juli 2016). Pada Tanggal 4 Juli 2016
pengamatan pasang surut dimulai pada pukul 11.00 hingga pukul 23.30 wita, pada
tanggal 5 Juli 2016 pada pukul 00.00 hingga pukul 23.30 wita, pada tanggal 6 Juli
2016 pukul 00.00 hingga 23.30 wita dan pada tanggal 7 Juli 2016 dari pukul 11.00
wita. Lama pengamatan pada hari pertama selama 12,3 jam menghasilkan 26 data
pengamatan, hari kedua 24 jam pengamatan menghasilkan 48 data pengamatan,
hari ketiga 24 jam pengamatan menghasilkan 48 data pengamatan dan hari keempat
11 jam pengamatan menghasilkan 23 data pengamatan. Hasil pengamatan tinggi
muka air Sungai Mahakam dengan koordinat (50 M 522142 9937377) selama 71,3
jam. Posisi permukaan air tertinggi Higher High Water/HHW 2,22 – 2,55 m pukul
11.00 - 13.00 (pasang pada siang hari) dan permukaan air tertinggi Lower High
Water/LHW 2,20 – 2,28 m pukul 20.30 - 23.00 (pasang pada malam hari).
Berdasarkan data hasil pemantauan PDAM lokasi Intake Gajah Mada, pada periode
tertentu (4 - 7 tahun) Air Sungai Mahakam akan bercampur dengan air laut akibat
kemarau yang melanda Kota Samarinda dan sekitarnya. Dampaknya, Perusahaan
Air Minum (PDAM) setempat harus menghentikan produksi air bersih karena air
baku Sungai Mahakam yang sudah bercampur air asin tak bisa diolah. PDAM Kota
Samarinda terpaksa menghentikan produksi air di Instalasi Pengolahan Air (IPA)
yang dimiliki PDAM. Umumnya, IPA yang dihentikan beroperasi di muara Sungai
Mahakam. IPA Palaran merupakan kali pertama yang dihentikan produksinya. IPA
ini letaknya paling dekat dengan laut dari Kota Samarinda.
Tabel 18. Data Chlorida Sungai Mahakam Lokasi Intake Gajah Mada
Salinitas Maksimum Cl2 (mg/liter)
Tahun
Perkiraan Pengamatan
1982 4,080 6,250
1983 7,782 8,840
1987 5,407 -
1991 11,218 11,000
1992 2,002 -
1997 11,810 7,500
1998 13,447 13,500
2004 - 475
2009 - 365
Sumber: PDAM Kota Samarinda dan Montgomery Watson Consulting Engineers and associates, 2009

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 39


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Samarinda - Cendena Intake : Salinity Results


16,000

Prediksi Salinitas Maks (Curah Hujan


14,000 2 bulan depan)
Salinitas Maksimum Tercatat

12,000
Salinitas Maks Cl2 mg/L

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

0
1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
Tahun
Sumber: PDAM Kota Samarinda dan Montgomery Watson Consulting Engineers and associates, 2009

Gambar 22. Grafik Intrusi Air Laut Sungai Mahakam


e) Fisiografi, meliputi:
Topografi dan morfologi.
Rencana lokasi kegiatan pembangunan Intake Sungai Kapih berada pada
ketinggian 12 - 25 m dpl. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000
dan SRTM (Shutlle Radar Topografics Missions) USGS-NASA, memperlihatkan
bahwa pada areal Intake Sungai Kapih terdapat satu kelas lereng yaitu datar (0 –
8%).
Untuk menggambarkan secara lebih komprehensif mengenai kelas lereng rencana
lokasi Intake Sungai Kapih dapat dilihat pada peta kelas lereng (Peta 6) dan kondisi
topografi pada rencana lokasi Intake Sungai Kapih dapat dilihat pada peta topografi
(Peta 7).

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 40


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

f) Ruang, Lahan dan Tanah


1) Tata Ruang Wilayah
Lokasi rencana kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik
dan fasilitas penunjangnya secara administratif pemerintahan terletak di wilayah
Kelurahan Sungai Kapih Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur. Berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Samarinda Tahun 2014 – 2034, lokasi kegiatan pembangunan intake sungai kapih
kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya berada pada Kawasan
Permukiman atau Areal Penggunaan Lain (APL), sehingga lokasi kegiatan
pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya tidak bertentangan dengan tata ruang Kota Samarinda.
2) Penutupan Lahan
Penutupan lahan pada areal rencana kegiatan pembangunan intake sungai kapih
kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya berdasarkan Peta Rupa Bumi
Indonesia skala 1 : 50.000, Peta Citra Landsat Path/Raw : 116-60, tahun 2009 dan
Peta Penutupan Lahan Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000, areal rencana
pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya terdiri dari semak belukar.
Peta penutupan lahan pada areal rencana pembangunan intake sungai kapih
kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya dapat dilihat pada Peta 8.
3) Tanah
Berdasarkan peta sebaran jenis tanah, diketahui bahwa areal rencana pembangunan
intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya di dominasi
oleh tanah dengan ordo Inceptisols (latosal).
Inceptisols atau tanah latosol merupakan tanah yang mempunyai lapisan solum.
Lapisan solum yang dimiliki oleh tanah ini cenderung tebal dan bahkan sangat
tebal. Lapisan solum tanah ini antara 130 cm hingga 5 meter dan bahkan lebih.
Peta sebaran jenis tanah pada areal rencana pembangunan intake sungai kapih
kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya dapat dilihat pada Peta 9.
4) Erosi Tanah
Erosi tanah dipengaruhi oleh faktor iklim (jumlah dan intensitas hujan), faktor
tanah (erodibilitas tanah yang dipengaruhi oleh sifat fisik tanah), panjang dan
kemiringan lereng serta pengelolaan tanah dan tanaman yang tumbuh di atasnya.
Kehidupan perairan dapat terganggu oleh adanya erosi, yang selain membawa
butiran tanah juga dapat meningkatkan kekeruhan serta membawa unsur-unsur
yang membahayakan biota perairan. Selain itu di lokasi terjadinya erosi akan
menyebabkan kemerosotan kesuburan tanah yang ditimbulkan oleh terangkatnya
lapisan permukaan tanah yang relatif subur. Hasil perhitungan tingkat bahaya erosi
pada rona lingkungan hidup awal secara rinci dapat dihitung berdasarkan rumus :
A = R. K. LS. C. P
Dimana :
A = Besarnya kehilangan tanah per satuan luas lahan (ton/ha/tahun).

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 44


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

R = Faktor erosivitas curah hujan dan air larian untuk daerah tertentu
K = Faktor erodibilitas tanah
LS = Faktor topografi (L = Panjang lereng, S = Kemiringan lereng)
C = Faktor cara bercocok tanam (pengelolaan)
P = Faktor praktik konservasi tanah
Rataan curah hujan yang mewakili wilayah studi mencapai 2.539 mm per tahun,
dengan curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 126 – 284 mm. Hasil
perhitungan nilai indeks erosivitas hujan (R) untuk wilayah studi mencapai
2.107,98 mm.
Indeks erodibilitas tanah (K) dihitung berdasarkan perbandingan fraksi tanah (pasir
kasar dan pasir halus), kadar bahan organik, kode struktur dan permeabilitas tanah,
yang selanjutnya dianalisis dengan nomograf. Nilai indeks kelerengan L dan S di
wilayah ini ditentukan melalui hasil pengamatan lapangan dan didukung peta
topografi. Nilai CP ditentukan berdasarkan pada peta penggunaan lahan dan
didukung oleh hasil pengamatan lapangan.
Tabel 19. Tingkat Bahaya Erosi pada Tanah di Wilayah Studi
Erosi
No. Lokasi R K LS CP TBE
(ton/ha/th)
Intake dan Fasilitas
1 2.107,98 0,26 0,52 0,01 2,85 Sangat Ringan
Penunjangnnya
Sumber : Data Primer, 2019
Ket : TBE = Tingkat Bahaya Erosi

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 45


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

2. Komponen Biologi
a) Flora Darat
Berdasarkan peta penutupan lahan dan pengangamatan di lapangan, vegetasi di
lokasi studi dapat didominasi oleh vegetasi semak belukar, yang terdiri dari
Lamtoro (Leucanea leucochepala), Alang – alang (Imperata cylindrical), dan
Rumput-rumputan (Paspalum conjugatum.
b) Satwa Liar
Hutan tropis Kalimantan dikenal sebagai kawasan yang sangat kaya akan
keanekaragaman jenis satwa liar, dari mulai kelompok Arthropoda/serangga sampai
kepada mamalia besar dan berbagai jenis burung. Jenis-jenis ini menempati tempat
hidup yang sangat spesifik di dalam hutan tropis yang menyebar baik secara
horisontal maupun vertikal. Habitat diterjemahkan sebagai tempat hidup dimana
satwa liar dapat tumbuh dan berkembang sedemikian rupa, tanpa adanya gangguan
yang berarti. Ada beberapa definisi tentang habitat, tapi pada prinsipnya
memberikan kesan kepentingan bahwa habitat harus memiliki tiga unsur pokok,
yaitu ketersediaan makanan, air dan tempat untuk berkembang biak.
Berdasarkan data lapangan dan informasi masyarakat sekitar areal rencana kegiatan
pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya, secara garis besar komponen biologi satwa liar pada kawasan studi
secara umum dapat di lihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Jenis Satwa Liar di Sekitar Areal Rencana Kegiatan
Nama Indonesia/ Daerah Nama Latin Keterangan
INSECTA
Belalang Locusta spp (PL) Tidak Dilindungi
Belalang Sembah Sphodromantis viridis (PL) Tidak Dilindungi
Capung Gompus exilis (PL) Tidak Dilindungi
Jangkrik Brachytupes purtentosus (PL) Tidak Dilindungi
Kumbang Xystrocera festiva (PL) Tidak Dilindungi
Lebah Trichograma spp (PL) Tidak Dilindungi
Kupu-kupu Eurema spp (PL) Tidak Dilindungi
Semut Paraponera clavata (PL) Tidak Dilindungi
AVES
Bubut Centropus bengalensis (W) Tidak Dilindungi
Burung Madu Nectarinia spp (PL) Tidak Dilindungi
Gereja Passer montanes (PL) Tidak Dilindungi
Pipit Lonchura fuscons (PL) Tidak Dilindungi
Walet Collocalia fuchipaga (PL) Tidak Dilindungi
REPTILIA
Biawak Varanus salvator (PL) Tidak Dilindungi
Bunglon Draco valens (PL) Tidak Dilindungi
Kadal Mabouya multifasciata (W) Tidak Dilindungi
Ular Hijau Dryephia prasinus (W) Tidak Dilindungi
AMPHIBI
Kodok Rana sp (W) Tidak Dilindungi
MAMALIA
Bajing Sundasciurus (PL) Tidak Dilindungi
Kekelawar Rhinolophus spp (PL) Tidak Dilindungi
Musang Homigilis derbyanus (W) Tidak Dilindungi
Tikus Rattus sp (PL) Tidak Dilindungi

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 48


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Nama Indonesia/ Daerah Nama Latin Keterangan


Tupai Lariscus spp (PL) Tidak Dilindungi
Sumber Data : Pengamatan Langsung (PL) dan Informasi Masyarakat/Wawancara (W) 2019
Berdasarkan hasil survei dan informasi masyarakat, satwa liar di lokasi rencana
kegiatan pembangunan intake sungai kapih dan fasilitas penunjangnya relatif
kurang baik dari segi jumlah dan keragamannya hal ini dikarenakan disekitar lokasi
rencana kegiatan sudah banyak terdapat kegiatan yang telah dilakukan masyarakat.
Satwa yang terdapat di wilayah studi rencana kegiatan pembangunan intake sungai
kapih fasilitas penunjangnya diharapkan tetap dapat hidup dan berkembang pada
kawasan yang dipertahankan seiring dengan aktivitas dari kegiatan intake sungai
kapih kapasitas dan fasilitas penunjangnya.
c) Biota Perairan
Selain dari parameter fisika-kimia air dan mikrobiologi, kualitas air sungai juga
dapat dilihat dari keanekaragaman biota yang ada di perairan (kualitas biologi).
Plankton dan benthos adalah jenis biota perairan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor fisik maupun kimia perairan. Plankton merupakan organisme renik
(tumbuhan dan hewan) yang hidupnya melayang secara pasif (pergerakan pasif)
dalam badan air, sedangkan benthos merupakan organisme dasar yang bersifat
menetap (dalam sedimen atau di atas sedimen).
Kualitas air secara biologi hasilnya dapat memberikan gambaran menyeluruh
mengenai kualitas air. Penurunan dalam keanekaragaman spesies dalam perairan
dapat juga dianggap sebagai suatu tanda ada pencemaran karena limbah
pencemaran yang masuk ke dalam perairan pada akhirnya mengancam kehidupan
biota perairan.
Paramater biologi dapat digunakan sebagai parameter penentu pencemaran karena
apabila pengukuran hanya menggunakan parameter fisik dan kimia hanya dapat
memberikan gambaran kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil
dengan interpretasi dalam kisaran lebar.
1) Plankton
Plankton merupakan organisme perairan yang melayang secara pasif dan terbawa
aliran air serta menempati tingkatan tropik dasar yang sangat berperan dalam
menjembatani transfer energi dari produsen primer ke konsumen atau organisme
yang berjenjang tropik yang lebih tinggi. Berdasarkan jenisnya plankton dapat
dibagi menjadi 2 jenis yaitu phytoplankton (tumbuhan) dan zooplankton (hewan).
Phytoplankton merupakan produsen primer yang mampu merubah khlorofil (zat
warna) menjadi senyawa organik yang kaya energi melalui proses fotosintesa.
Dengan melihat fungsinya di alam, maka kedudukan phytoplankton sangat penting
dalam rantai makanan. Zooplankton menempati tropik lebih tinggi setelah
phytoplankton dan merupakan makanan utama dari ikan, udang dan biota perairan
yang lebih besar lainnya.
Pengambilan sampel plankton pada daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak
dari rencana kegiatan pembangunan intake sungai kapih dan fasilitas penunjangnya,
areal tersebut meliputi Sungai Mahakam pada bagian Hulu dan Hilir Intake Sungai
Kapih.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 49


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Hasil pengamatan dan analisis menunjukkan bahwa jenis plankton yang ditemukan
pada perairan Sungai Mahakam yang berada di sekitar lokasi rencana pembangunan
intake sungai kapih dan fasilitas penunjangnya terdapat sebanyak 9 spesies
plankton.
Tabel 21. Kelimpahan dan Struktur Komunitas Plankton
Hasil
No. Jenis Plankton 1 2
Jlh Ind/L Jlh Ind/L
A. Phytoplankton
Bacillaria sp. 610 122
Coscinodiscus sp. - 610
Cyclotella sp. 244 -
Diatoma sp. 244 244
Melosira sp. 610 -
Nitszchia sp. - 244
Pleurosigma sp. - 610
Surirella sp. - 610
Synedra sp. 1220 -
B. Chlorophyceae
Closterium sp. 1220 1220
Oedogonium sp. 244 -
C. Rhizopoda
Assulina sp. - 126
D. Ciliophora
Climacosphore sp. 1220 610
E. Mycophyceae
Cocchocloris sp - -
F. Rhodophyta -
Campsopogen coeruleus sp. 244 -
Jumlah Ind. Plankton/Liter 5.856 4.392
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,98 1,97
Jumlah Taksa 9 7
Indeks keseragaman (E’) 0,90 1,01
Indeks Dominan (D’) 0,15 0,16
Sumber : Laboratorium Analisis Lingkungan, FMIPA, Universitas Mulawarman, 2019
Keterangan : 1. Sungai Mahakam Bagian Hilir Intake (S : 00o 31’ 53,46” E : 117o 09’ 41,58”)
2. Sungai Mahakam Bagian Hulu Intake (S : 00o 31’ 49,41” E : 117o 09’ 39,74”)

Dari hasil analisis laboratorium diketahui bahwa di Sungai Mahakam bagian hulu
dan hilir dari Intake Sungai Kapih diketahui jumlah plankton/liter berkisar 4.392 –
5.856 Jlh Ind/ltr, indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara 1,97 – 1,98 Jlh
Ind/ltr, serta Indeks Dominan (D) berkisar antara 0,15 - 0,16 Jlh Ind/ltr.. Kondisi
ini menunjukkan bahwa semua perairan mempunyai nilai keragaman dan kestabilan
komunitas yang sedang.
2) Benthos
Benthos adalah organisme-organisme yang hidup pada dasar perairan (Ramli,
1989). Menurut Odum (1993) benthos adalah organisme yang melekat atau
beristirahat pada dasar atau hidup di dasar endapan. Berdasarkan ukurannya, hewan
benthos yang tersaring dengan saringan benthos berukuran 0,5 mm disebut
makrobentos (Setyobudiandi, 1997).

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 50


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Benthos merupakan organisme yang hidup di dasar perairan yang berasosiasi


dengan substrat dasar perairan. Penelitian mengenai organisme ini menjadi penting
karena organisme ini seperti halnya plankton merupakan organisme yang memiliki
mobilitas yang rendah dan menetap pada dasar perairan, sehingga organisme ini
rentan terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan dan perairan sekitarnya.
Benthos dijadikan indikator pencemaran karena sifat hidupnya, yakni berada di
dasar perairan dan bersifat menetap (sessile) di habitatnya. Keistimewaan lain dari
organisme benthos yaitu dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk menduga
adanya pencemaran yang terjadi pada suatu perairan yaitu karena hidupnya cukup
panjang, mudah diperoleh di alam, distribusinya secara vertikal di dasar terbatas,
masih dapat diidentifikasi sampai tingkat spesies.
Odum (1993) menjelaskan bahwa komponen biotik dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi fisika, kimia, dan biologi dari suatu perairan. Salah satu biota
yang dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu
perairan adalah hewan makrobenthos.
Sebagai organisme yang hidup di perairan, hewan makrobenthos sangat peka
terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga akan berpengaruh
terhadap komposisi dan kelimpahannya. Hal ini tergantung pada toleransinya
terhadap perubahan lingkungan, sehingga organisme ini sering dipakai sebagai
indikator tingkat pencemaran suatu perairan.
Pengukuran kelimpahan dan struktur komunitas Benthos di sekitar lokasi rencana
pembangunan intake sungai kapih dan fasilitas penunjangnya dilakukan pada 2
(dua) lokasi pengamatan. Ke-dua lokasi pengamatan tersebut yakni Sungai
Mahakam di bagian hulu dan hilir intake.
Tabel 22. Kelimpahan dan Struktur Komunitas Benthos
Hasil
No Jenis Benthos 1 2
Jlh Ind/m3 Jlh Ind/m3
A. Gastropoda
1. Bellarnya javanica 396 88
2. Lymnaea megasoma 44 44
3. Melanoides sp. 44 -
4. Pilla sp. 44 11
Jumlah Ind. Benthos/m3 528 143
Jumlah Taksa 4 3
Indeks Keanekaragaman (H’) 0,83 0,85
Indeks keseragaman (E’) 0,60 0,78
Indeks Dominan (D’) 0,58 0,47
Sumber : Laboratorium Analisis Lingkungan, FMIPA, Universitas Mulawarman, 2019
Keterangan : 1. Sungai Mahakam Bagian Hilir Intake (S : 00o 31’ 53,46” E : 117o 09’ 41,58”)
2. Sungai Mahakam Bagian Hulu Intake (S : 00o 31’ 49,41” E : 117o 09’ 39,74”)

Hasil pengamatan terhadap kelimpahan dan struktur komunitas benthos


menunjukkan bahwa secara keseluruhan jenis benthos yang ditemukan pada Sungai
Mahakam di sekitar lokasi kegiatan pembangunan intake sungai kapih dan fasilitas
penunjangnya terdapat 4 (jenis) spesies.
Dari hasil analisis laboratorium diketahui bahwa di semua perairan masih dijumpai
jenis benthos, namun jumlah dan keanekaragamannya relatif rendah, diketahui

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 51


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

jumlah plankton/sampel berkisar 143 - 528 Jlh Ind/m3, indeks keanekaragaman (H’)
0,83 – 0,85 Jlh Ind/m3, Indeks Dominan (D) berkisar 0,47 – 0,58 Jlh Ind/m3.
Kondisi ini menunjukkan bahwa perairan mempunyai nilai keragaman dan
kestabilan komunitas yang rendah.
Sebagai organisme dasar perairan, bentos mempunyai habitat yang relatif tetap.
Dengan sifatnya yang demikian, perubahan kualitas air dan substrat tempat
hidupnya sangat mempengaruhi komposisi maupun kelimpahannya. Komposisi
maupun kelimpahan makrozoobentos bergantung pada toleransi atau sensitivitasnya
terhadap perubahan lingkungan. Setiap komunitas memberikan respon terhadap
perubahan kualitas habitat dengan cara penyesuaian diri pada struktur
komunitas. Dalam lingkungan yang relatif stabil, komposisi dan kelimpahan
makrozoobentos relatif tetap (APHA, 1992).
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas
bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan
seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan,
substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan
karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh
terhadap hewan benthos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun
tidak langsung bagi kehidupan benthos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu
perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi benthos
yang hidup di ekosistem perairan (Setyobudiandi, 1997).
3) Nekton
Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat yang tinggal sekitar wilayah studi
diinformasikan bahwa jenis nekton yang terdapat di Sungai Mahakam dilokasi
rencana kegiatan relatif beragam dan pada kawasan perairan di wilayah studi
menunjukan cukup tersedianya potensi jenis ikan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 23 berikut ini.
Tabel 23. Jenis-jenis Nekton yang terdapat di Wilayah Studi
No. Jenis Ikan / Nekton Nama Latin
1. Baung Mystus nigricepts
2. Belut Monopterus albus
3. Berukung Barbichthys laevis
4. Gabus/haruan Channa striata
5. Lais Lais hexanema
6. Patin Pangaius Pangasius
7. Puhing Cyclocheilichthys apogon
8. Salab Barbodes schwanenfeldii
9. Senggiringan Mystus nigriceps
10. Seluang Rasbora sp
11. Udang Tawar Palaemon spp
12. Toman Channa micropeltes
13. Lancang Pangasius macronema
Sumber : Informasi masyarakat, 2019

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 52


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat


Kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas
penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda secara administratif berada
dalam kawasan Kelurahan Sungai Kapih, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda.
Konsekuensi dari kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan
menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan, baik positif maupun negatif.
Dampak positif perlu ditumbuh kembangkan dalam rangka percepatan pembangunan
dan pengembangan daerah yang bersangkutan. Sedangkan dampak negatif sedapat
mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama lingkungan
sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi positif
(baik) bagi semua pihak terkait serta semua aspek kehidupan (fisik, kimia, biologi,
sosial budaya dan kesehatan masyarakat) maka kegiatan pembangunan intake sungai
kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana
Kota Samarinda harus direncanakan sedemikian rupa sehingga fungsi dan daya dukung
lingkungan setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan selanjutnya.
Adanya rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan intake sungai kapih kapasitas
200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda
secara langsung akan berpengaruh terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
kehidupan masyarakat di dalam maupun di sekitarnya terutama terhadap Kelurahan
Sungai Kapih. Adapun kondisi sosial, ekonomi dan budaya kehidupan masyarakat dapat
dilihat pada uraian berikut ini.
a) Demografi/Kependudukan
Secara administratif, lokasi pembangunan intake sungai kapih kapasitas 200
liter/detik dan fasilitas penunjangnya oleh PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda.
Adanya kegiatan ini tentunya akan mempengaruhi aspek sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat di wilayah administrasi tersebut. Adapun batas wilayah
Kelurahan Sungai Kapih adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Sambutan
Sebelah Selatan : Kelurahan Selili
Sebelah Barat : Kelurahan Pulau Atas
Sebelah Timur : Sungai Mahakam
Jumlah maupun pertumbuhan penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting
dan menjadi patokan dalam memprediksi banyak hal termasuk diantaranya adalah
ketersediaan tenaga kerja dalam kaitannya dengan percepatan pembangunan yang
dilaksanakannya dan jumlah pekerja dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Monografi Kelurahan Sungai Kapih dan
Kecamatan Sambutan Dalam Angka Tahun 2018, jumlah penduduk di lokasi studi
dirincikan pada tabel berikut.
Tabel 24. Jumlah Penduduk di lokasi Studi
Jumlah Penduduk
Total Jumlah Luas Kepadatan
Lokasi (jiwa) Kriteria
(jiwa) KK (Km2) (Jiwa/Km2)
Lk Pr
Sungai Kapih 6.182 5.779 11.961 3.255 17,70 675,76 Padat
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih dan Kecamatan Sambutan Dalam Angka Tahun 2018

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 53


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Kriteria kepadatan penduduk menurut BPS tahun 1999 :


1. Tidak padat, jika jumlah penduduk < 200 jiwa/Km2
2. Sedang, jika jumlah penduduk 200-400 jiwa/Km2
3. Padat, jika jumlah penduduk > 400 jiwa/Km2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di lokasi
proyek adalah tergolong Padat, mengingat kepadatan penduduk > 400 jiwa/Km2.
Adapun mengenai Sex Ratio penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 25. Sex Ratio Penduduk
Lokasi Sex Rasio Keterangan
Di Kelurahan Sungai Kapih terdapat 107 orang laki-laki
Sungai Kapih 107
dalam setiap 100 orang perempuan
Sumber : Diolah dari Monografi Kelurahan Sungai Kapih dan Kecamatan Sambutan Dalam Angka, 2018

Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui dominansi penduduk laki-laki terhadap


penduduk perempuan dan sebaliknya. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa
lokasi studi lebih didominasi penduduk laki-laki dari pada perempuan. Umumnya
penduduk laki-laki dilokasi studi merupakan pekerja oleh karena itu semakin
banyak penduduk yang telah bekerja, diasumsikan tingkat pendapatan juga akan
semakin meningkat.
1) Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
penduduk usia produktif dan penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia
produktif merupakan penduduk yang berada pada interval usia 15 - 54 tahun
sedangkan penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 0 -14
tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 55 tahun. Menurut data Monografi
Kelurahan Sungai Kapih dan data BPS Kecamatan Sambutan Dalam Angka Tahun
2018 disimpulkan bahwa lokasi studi didominasi oleh penduduk usia produktif.
Untuk lebih jelasnya data mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.26. Struktur Penduduk Berdasarkan Usia
No Usia (tahun) Jumlah (jiwa)
1 0 – 14 4139
2 15 – 54 7174
3 > 55 648
Jumlah 11.961
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih dan Kecamatan Sambutan Dalam Angka Tahun 2018
Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas terlihat bahwa komposisi penduduk
produktif (15 - 54 tahun) untuk usia kerja cukup dominan, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tenaga kerja yang terdapat di lokasi studi tersedia cukup banyak.
Dominasi penduduk usia produktif pada suatu daerah menjadikan beban
ketergantungan antara penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif
menjadi semakin kecil. Hal tersebut tentunya akan berimplikasi terhadap akumulasi
pendapatan keluarga dan meningkatnya taraf hidup. Adapun jumlah angka
ketergantungan di Kelurahan Sungai Kapih menurut penduduk tidak produktif
terhadap penduduk produktif dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 54


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 2.27. Beban Ketergantungan di Lokasi Studi


Kategori Penduduk Jumlah (jiwa)
Penduduk Produktif 7174
Penduduk Tidak Produktif 4787
Angka Ketergantungan 67
Sumber : Diolah dari Monografi Kelurahan Sungai Kapih dan Kecamatan Sambutan Dalam Angka,2018.

Berdasarkan tabel diatas, beban ketergantungan terhadap penduduk usia produktif


di Kelurahan Sungai Kapih sebesar 67, yang berarti setiap 100 penduduk usia
produktif menanggung 67 jiwa penduduk yang tidak produktif.
2) Struktur Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Aspek kependudukan khususnya kualitas SDM memiliki peran yang sangat penting
dalam progesivitas suatu daerah. Hal ini terkait erat dengan keberhasilan
pembangunan di bidang pendidikan. SDM yang berkualitas merupakan modal
utama bangsa dalam menjalankan pembangunan. Salah satu faktor penunjang
terbentuknya SDM yang berkualitas adalah tingkat pendidikan. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diasumsikan SDM orang yang
bersangkutan akan semakin berkualitas. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui
bahwa tingkat pendidikan penduduk di lokasi studi cukup beragam mulai dari
tingkat pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Berikut data
mengenai tingkat pendidikan penduduk di lokasi studi.
Tabel 28. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kelurahan Sungai Kapih
Tingkat Pendidikan
Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)
TK 1.818 16,41
SD 1.099 9,92
SLTP/SMP 1.504 13,58
SLTA/SMA 6.227 56,21
Akademi (D1 – D3) 267 2,41
Sarjana 163 1,47
Jumlah 11.078 100
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas Kelurahan Sungai Kapih diketahui bahwa (16,41%) warga
berpendidikan TK, sekitar (9,92%) warga berpendidikan SD , sekitar (13,58%)
warga berpendidikan SLTP, sekitar (56,21%) warga berpendidikan SLTA, sekitar
(2,41%) warga berpendidikan Akademi (D1-D3) dan (1,47%) warga berpendidikan
sarjana.
Salah satu keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan adalah meningkatnya
warga yang memiliki tingkat keterampilan dasar seperti membaca dan menulis.
Kurang/tidak berhasilnya pembangunan bidang pendidikan pada suatu daerah selain
berasal dari masyarakatnya sendiri juga dapat berasal dari keterbatasan fasilitas
pendidikan yang ada seperti gedung sekolah, buku-buku maupun tenaga pengajar.
Dari data yang di peroleh disimpulkan sarana pendidikan yang tersedia seperti
gedung sekolah di lokasi studi dirasa sangat memadai. Ini bisa dilihat dari sarana
pendidikan yang terdapat di lokasi studi terdapat TK, SD, SMP dan SMA. Data
mengenai fasilitas pendidikan di lokasi studi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 55


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 29. Fasilitas Pendidikan di Lokasi Studi


Jumlah (unit)
Fasilitas Pendidikan
Kelurahan Sungai Kapih
TK 4
SD 4
SLTP 1
SMU/SLTA 1
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
3) Struktur Penduduk Berdasarkan Agama
Kehidupan beragama di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 29 serta sila
pertama pada pancasila. Kehidupan beragama harus senatiasa dibina dalam rangka
menciptakan kehidupan masyarakat yang serasi, selaras dan seimbang. Sehingga
diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan sosial sebagai dampak
globalisasi dewasa ini. Berdasarkan data Monografi Kelurahan Sungai Kapih dapat
diketahui bahwa umumnya penduduk di wilayah studi beragama Islam. Berikut
data selengkapnya.
Tabel 30. Komposisi Penduduk Menurut Agama
Kelurahan Sungai Kapih
Agama
Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)
Islam 11.158 93,29
Kristen Protestan 510 4,26
Katolik 185 1,55
Hindu 6 0,05
Budha 102 0,85
Jumlah 11.961 100
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
Fasilitas ibadah perlu dibangun dalam rangka mendukung aktivitas peribadatan dan
merupakan eksistensi dari pemeluknya. Adapun sarana peribadatan yang terdapat di
wilayah studi adalah Masjid sebanyak 7 unit, musholla/langgar sebanyak 10 unit
dan gereja sebanyak 1 unit. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 31. Fasilitas Ibadah di Lokasi Studi
Jumlah (unit)
Jenis Fasilitas
Kelurahan Sungai Kapih
Masjid 7
Langgar/ Musholla 10
Gereja 1
Pura 0
Vihara 0
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
b) Perekonomian
Secara umum lokasi studi memiliki letak yang cukup strategis karena berdekatan
dengan Kecamatan Palaran dan Sungai Mahakam, hal ini memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam mendukung jalur transportasi dan interaksi daerah studi
dengan daerah-daerah lainnya, kecamatan maupun kota. Berikut uraian mengenai
perekonomian di daerah studi baik mata pencarian penduduk maupun fasilitas yang
terdapat di wilayah studi.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 56


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

1) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Melihat berbagai bidang usaha yang berkembang dapat dipastikan jenis mata
pencaharian penduduknya pun beragam. Berdasarkan data Monografi Kelurahan
Sungai Kapih, diketahui bahwa jenis mata pencaharian penduduk didominasi oleh
Karyawan Swasta dan PNS. Berikut disajikan mata pencaharian penduduk di
Kelurahan Sungai Kapih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 32. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kelurahan Sungai Kapih
Mata Pencaharian
Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)
Petani/buruh tani 200 3,63
Nelayan/petambak 150 2,72
Karyawan Swasta 2.058 37,36
Wiraswasta/Pedagang 983 17,84
Jasa 112 2,03
ABRI 89 1,62
PNS 1.300 23,60
Pertukangan 148 2,69
Pensiunan 459 8,33
Pemulung 10 0,18
Jumlah 5.509 100
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
Dengan adanya perusahaan di sekitar lokasi studi tentu saja banyak penyerapan
tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan terhadap penduduk setempat,
harapannya adalah angka pengangguran di lokasi studi dapat berkurang dan
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
2) Tingkat Pendapatan
Salah satu indikator tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari seberapa besar
kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin besar tingkat
pendapatan, secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk
tersebut semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 33. Tingkat Pendapatan di Lokasi Studi
Pendapatan Kelurahan Sungai Kapih
(Rp/Bln) Jumlah (KK) Persentase (%)
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 12 12
> Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 43 43
> Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 37 37
> Rp 4.000.000 8 8
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2019
Dari data di atas diketahui bahwa warga dengan tingkat pendapatan > Rp 2.000.000 -
Rp 3.000.000 merupakan yang terbanyak yakni mencapai (43%). Kelompok ini pada
umumnya adalah pedagang dan jasa, disamping itu terdapat juga kelompok warga
dengan tingkat pendapatan > Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 merupakan warga dengan
mata pencaharian sebagai wiraswasta, pensiunan, ABRI dan PNS dengan persentase

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 57


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

sebesar (36%). Dan untuk penghasilan > Rp. 4.000.000 merupakan warga dengan
mata pencaharian sebagai karyawan swasta dengan persentase sebesar (8%).
3) Sarana Perekonomian
Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa kegiatan perekonomian
masyarakat lokal masih berorientasi didalam pemenuhan kebutuhan pokok (basic
need oriented). Meski demikian fasilitas perekonomian yang tersedia khususnya
pada wilayah studi dirasa cukup memadai, dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
warga masih bisa membelinya di toko/warung di wilayah Kelurahan Sungai Kapih.
Adapun Sarana perekonomian yang terdapat di lokasi studi adalah sebagai berikut.
Tabel 34. Sarana Perekonomian di Lokasi Studi
Kelurahan Sungai Kapih
No. Jenis Sarana
Jumlah ( Unit )
1 Koperasi Simpan Pinjam 3
2 Toko/Warung/Kios 300
3 Pasar 1
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
c) Transportasi
1) Aksesibilitas
Kelurahan Sungai Kapih merupakan daerah yang berada di Kecamatan Sambutan.
Untuk mencapai lokasi studi dapat ditempuh melalui jalur darat, kendaraan yang
digunakan untuk menempuh perjalanan melalui jalur darat adalah kendaraan roda
dua maupun roda empat. Badan jalan untuk menuju lokasi kegiatan sudah berupa
aspal dan semenisasi sehingga mudah untuk dijangkau.
2) Sarana Transportasi
Keberadaan sarana transportasi bila dikaitkan dengan aksesibilitas suatu daerah
mempunyai hubungan yang sangat erat. Semakin beragam jenis dan jumlahnya pada
suatu daerah, dapat disimpulkan aksesibilitasnya semakin baik. Alat transportasi
yang biasa digunakan oleh warga Kelurahan Sungai Kapih adalah alat transportasi
darat berupa sepeda motor dan mobil.
d) Sarana Komunikasi
Keberadaan sarana komunikasi sebagai penunjang perekonomian juga sangat penting
dalam kaitannya dengan keterbukaan dan percepatan arus informasi. Selain itu sarana
komunikasi juga merupakan dasar dalam menilai kemajuan daerah yang
bersangkutan. Jenis sarana komunikasi satu arah yang paling banyak dimiliki
penduduk adalah televisi yang sebagian besar menggunakan TV Kabel, sedangkan
sarana komunikasi dua arah yang paling banyak dimiliki adalah Hand Phone (HP),
jenis sarana komunikasi lainnya adalah radio.
e) Sarana Penerangan
Sarana penerangan merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu daerah,
adanya penerangan akan membantu penduduk dalam aktifitas keseharian mereka,
terutama malam hari. Sarana penerangan yang biasanya digunakan oleh warga
Sungai Kapih adalah listrik PLN.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 58


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

f) Fasilitas Umum
Fasilitas sosial merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh setiap penduduk, baik
untuk perseorangan maupun kelompok seperti berolah raga atau musyawarah
Kelurahan. Fasilitas tersebut dapat berupa sarana pemerintahan dan olahraga. Dari
fasilitas yang tersedia dapat dikatakan bahwa saat ini keberadaan fasilitas umum di
Kelurahan Sungai Kapih dirasa sudah memadai. Berikut data fasilitas umum yang
terdapat di wilayah studi.
Tabel 35. Fasilitas Umum di Lokasi Studi
Kelurahan Sungai Kapih
No. Fasilitas Umum
Jumlah (unit)
Fasilitas Pemerintahan
1 Kantor Kelurahan 1
2 Gedung PKK 1
3 Kantor LPM 1
4 Kantor BPK 1
5 Balai Pertemuan Umum 1
Fasilitas Olahraga
1 Lapangan Sepak Bola -
2 Lapangan Bola Volly 14
3 Lapangan Bulu Tangkis 3
4 Lapangan Basket 14
Sumber : Monografi Kelurahan Sungai Kapih Tahun 2018
g) Sosial Budaya
1) Adat Istiadat
Data dan informasi mengenai adat istiadat masyarakat setempat perlu diketahui. Hal
tersebut terkait dengan penyelesaian konflik jika hal tersebut terjadi di masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara pada masyarakat disekitar lokasi studi diketahui bahwa
suku yang berada di lokasi studi adalah Suku Banjar, Dayak, Jawa, Bugis dan
lainnya. Bisanya didalam berkomunikasi sehari-hari, warga menggunakan bahasa
sukunya masing-masing, namun ketika berkomunikasi dengan suku lain maka warga
setempat menggunakan bahasa Indonesia.
2) Proses Sosial
(a) Proses Asosiatif
Proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu
dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan
kelompok, berdasarkan potensi dan kekuasaan masing-masing. Proses sosial atau
hubungan timbal balik dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerjasama
(cooperation), persaingan (competition), pertikaian atau pertentangan (conflict)
dan akomodasi (acomodation).
Lokasi studi dihuni oleh penduduk yang terdiri dari suku dan agama yang
beraneka ragam diantara mereka sudah terjalin interaksi yang harmonis sejak
lama. Sesuai dengan hasil analisis studi lapangan dimana sebagian besar
penduduk (98,89%) menyatakan telah tinggal di lokasi studi lebih dari 5 tahun
dengan lingkungan tempat tinggal yang menyenangkan karena selain dekat
dengan tempat kerja juga hubungan antar tetangga juga terjalin dengan baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses sosial tersebut sudah berlangsung

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 59


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

cukup lama sehingga proses kerjasama dan tolong menolong mewarnai hubungan
sosial penduduk. Kondisi tersebut didukung oleh seringnya mereka mengadakan
kegiatan bersama-sama seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, arisan dan
yasinan.
(b) Permasalahan Sosial
Munculnya permasalahan sosiologis (sosiological problem) akibat kurangnya
komunikasi antara penduduk setempat dengan pendatang atau adanya
permasalahan yang mendasar perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan
dampak negatif dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil studi lapangan diketahui menurut warga cara penyelesaian yang
terbaik bila terjadi konflik antara masyarakat dengan pemrakarsa, anatar lain:
musyawarah secara kekeluargaan dan damai untuk mencapai mufakat serta
penyelesaian yang terbaik bila terjadi konflik dengan melibatkan Pemerintah
Kelurahan dan atau Kecamatan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Gangguan keamanan di lokasi studi selama kurun waktu satu tahun terakhir relatif
sangat kecil. Apabila terjadi perselisihan, pada umumnya dapat diselesaikan
dengan baik secara kekeluargaan.
(c) Pranata Sosial/Lembaga Kemasyarakatan
Dalam bidang pemerintahan kegiatan kemasyarakatan yang tumbuh mendukung
kegiatan pemerintahan adalah BPK, LPM, PKK, dalam dibidang sosial
masyarakat terdapat kelompok Karang Taruna. Dalam bidang keagamaan terdapat
kelompok remaja mesjid.
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok sekaligus modal bagi setiap individu.
Kesehatan merupakan kebutuhan yang dalam waktu segera harus dipenuhi. Selain itu
sehat sebagai modal mempunyai arti dengan kesehatan individu dapat melakukan
aktivitas sehingga individu dapat hidup produktif baik secara ekonomi maupun sosial.
Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal harus didukung beberapa aspek
diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, kondisi lingkungan
tempat tinggal yang sehat dan pola makanyang teratur dan bergizi.
Menurut teori H.L. Blum, faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan
masyarakat diantaranya adalah lingkungan fisik yang meliputi sumber air bersih, tempat
berhajat besar, kondisi rumah, lokasi pembuangan dan pengolahan sampah.
a) Sumber Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi setiap penduduk. Air yang
dimanfaatkan oleh penduduk hendaknya yang memenuhi syarat kesehatan sehingga
dapat mendukung tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan
wawancara dan pengamatan langsung di lapangan sumber air untuk kebutuhan
memasak dan minum warga pada lokasi studi menggunakan air sungai.
b) Tempat Buang Hajat
Salah satu kebutuhan sehari-hari manusia adalah membuang hajat/buang air. Oleh
karena itu, sarana tempat buang air juga menjadi kebutuhan pokok. Sekret manusia

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 60


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

merupakan limbah yang banyak mengandung mikro-organisme patogen sehingga


harus dikelola dengan baik agar tidak menyebarkan penyakit. Berdasarkan
wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, masyarakat di Sungai Kapih pada
umumnya menggunakan WC dalam rumah.
c) Tempat Pembuangan dan Pengolahan Sampah
Aktivitas rumah tangga sehari-hari menghasilkan sisa buangan berupa limbah
domestik (sampah). Sampah hendaknya dikelola dengan baik dan di kelompokkan
menurut jenisnya. Sampah rumah tangga dikelompokkan menjadi organik dan
anorganik karena sampah organik lebih mudah terurai sedangkan sampah anorganik
tidak mudah terurai namun dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang.
Sampah harus dikelola dengan baik agar sampah tidak menjadi agent penularan
penyakit, selain itu juga tidak menjadi tempat bersarangnya insekta dan rodensia.
Karena kelompok tersebut bisa menjadi agent penyakit. Apabila sampah telah
dikelola dengan baik, maka akan mendukung tercapainya kondisi lingkungan yang
sehat.
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, masyarakat di Sungai Kapih pada
umumnya membuang sampah di tong/bak sampah. Hal ini menunjukkan bahwa
warga sekitar lokasi studi sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat, karena
apabila sampah tidak dikelola dengan baik dan bijak, sampah bisa menjadi sarang
vektor penyakit dan bisa menjadi media penyebaran penyakit menular.
d) Pola Penyakit Masyarakat
Jenis-jenis penyakit yang paling sering diderita masyarakat suatu wilayah dapat
menggambarkan tingkat kualitas kesehatan masyarakatnya. Berdasarkan data
Puskesmas Pembantu Sungai Kapih Tahun 2019 diketahui bahwa jenis penyakit
yang sering diderita oleh masyarakat dilihat dari sepuluh besar penyakit yang sering
dialami masyarakat dalam satu tahun terakhir adalah ISPA, Mygia/Nyeri Badan,
Tekanan Darah Tinggi dan penyakit lainnya. Untuk selengkapnya mengenai data 10
Prevalensi Penyakit di Kelurahan Sungai Kapih disajikan pada tabel berikut.
Tabel 36. Sepuluh Besar Jenis Penyakit di Lokasi Studi
Jumlah Persentase
No. Jenis Penyakit
(Kunjungan) (%)
1. ISPA 244 30,77
2. Mylgia/Nyeri Badan 194 24,46
3. Tekanan Darah Tinggi 106 13,36
4. Dyspepsia 80 10,09
5. Diabet Mellitus (DM) 59 7,44
6. Kulit (gatal) 49 6,18
7. Mata 21 2,65
8. Diare ringan 16 2,02
9. Gigi 13 1,64
10. Asma 11 1,39
Jumlah 793 100
Sumber : Puskesmas Pembantu Sungai Kapih Tahun 2019

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 61


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

e) Sarana Kesehatan
Perhatian terhadap bidang kesehatan masyarakat tampak dari penyediaan fasilitas
kesehatan seperti puskesmas, praktek dokter, posyandu dan lain-lain. Semakin
banyak jumlah sarana kesehatan yang ada dapat dikategorikan pelayanan kesehatan
di daerah tersebut semakin baik. Uraian mengenai keberadan sarana kesehatan
masyarakat di wilayah studi dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 37. Sarana Kesehatan
No. Jenis Sarana Jumlah (unit)
1. Rumah Sakit 0
2. Puskesmas 1
3. Puskesmas Pembantu 1
4. Praktek Dokter 3
5. Posyandu 13
6. Ambulance 1
Sumber : Kecamatan Sambutan Dalam Angka Tahun 2018
f) Tenaga Kesehatan
Kualitas penyediaan fasilitas kesehatan dapat diukur dengan persentase ketersedian
fasilitas dan tenaga medis/paramedis di suatu tempat. Makin tinggi persentase
ketersediaan fasilitas kesehatan disuatu tempat, makin tinggi pula kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Demikian juga bila jumlah tenaga medis/paramedis di
suatu tempat memadai. Alasannya adalah semakin banyak sarana yang ditunjang
oleh jumlah tenaga medis/paramedis yang memadai berarti semakin mudah dan cepat
dijangkau oleh masyarakat, selain biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih murah.
Berikut data selengkapnya.
Tabel 38. Tenaga Kesehatan
No Tenaga Medis Jumlah (Unit)
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 1
3. Bidan 4
4. Perawat 3
5. Dukun Bersalin 6
Sumber : Kecamatan Sambutan Dalam Angka Tahun 2018
g) Status Gizi Masyarakat
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua.
Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas atau balita, bersifat irreversible
(tidak dapat pulih). Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan
fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-
temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa
berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Maka status gizi balita di
Kelurahan Sungai Kapih dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 62


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 39. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Umur (BB/U)


Status Gizi Jumlah Persentase
No. (%)
(BB/U) (jiwa)
1. Gizi Buruk 0 0,00
2. Gizi Kurang 0 0,00
3. Gizi Baik 40 100
4. Gizi Lebih 0 0,00
Jumlah 40 100
Sumber : Puskesmas Sungai Kapih Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa gambaran status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan/Umur (BB/U) menurut data Puskesmas Sungai Kapih Tahun
2019 untuk prevalensi balita baik sebesar 100%.
Tabel 40. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB)
Status Gizi Jumlah Persentase
No. (%)
(BB/U) (jiwa)
1. Sangat Kurus 0 0,00
2. Kurus 0 0,00
3. Normal 35 87,5
4. Gemuk 5 12,5
Jumlah 40 100
Sumber : Puskesmas Sungai Kapih Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa gambaran status gizi berdasarkan
indeks Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) menurut data Puskesmas Sungai Kapih
Tahun 2019 untuk prevalensi gizi balita normal sebesar 87,5% dan prevalensi gizi
balita gemuk sebesar 12,5%.
Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi
kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu,
jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam
hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.
Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema
makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-
anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi
Saluran Pernapasan Atas).
Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan harus terus diperhatikan
oleh setiap orang tua dengan cara selalu memperhatikan asupan sayur dan pangan
hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak
makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan.
Perhatikan juga asupan gizi seimbang dengan kuantitas yang cukup.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 63


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup

A. TAHAP PRAKONSTRUKSI

1. Kesempatan Kerja

Penerimaan Terbukanya Diterimanya 1. Mengumumkan Kelurahan Selama 1. Metode Kantor Saat 1. Instansi Pelaksana yaitu
tenaga kerja kesempatan tenaga kerja adanya Sungai Kapih berlangsung- Pengumpulan Manajemen berlangsung- PDAM Tirta Kencana
konstruksi kerja lokal penerimaan Kecamatan nya kegiatan Data: PDAM Tirta nya kegiatan Kota Samarinda
seluas- minimal tenaga kerja Sambutan penerimaan Kencana Kota penerimaan
luasnya 60% konstruksi untuk tenaga kerja Melakukan Samarinda dan tenaga kerja 2. Instansi Pengawas yaitu
bagi kegiatan konstruksi pengecekan secara Kelurahan dengan Pemerintah Kelurahan
angkatan pembangunan langsung ke Sungai Kapih frekuensi Sungai Kapih Kecamatan
kerja lokal. intake dan kontraktor pada saat Kecamatan pemantauan Sambutan, Dinas Tenaga
fasilitas berlangsungnya Sambutan dan Kerja Kota Samarinda,
penunjangnya kegiatan pelaporan Dinas Lingkungan Hidup
secara terbuka di penerimaan setiap enam Kota Samarinda
kantor kelurahan karyawan. bulan sekali.
Selanjutnya 3. Instansi Penerima Laporan
dan kecamatan. Pemerintah Kelurahan
dilakukan tabulasi
2. Memprioritaskan data. Sungai Kapih Kecamatan
angkatan kerja Sambutan, Dinas Tenaga
lokal untuk 2. Metode Analisis Kerja Kota Samarinda,
dipekerjakan Data : Dinas Lingkungan Hidup
yang disesuaikan Kota Samarinda, Dinas
Data yang Lingkungan Hidup
dengan diperoleh,
kualifikasi yang Provinsi Kalimantan
kemudian Timur
ditetapkan dianalisis secara

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 65


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
perusahaan. deskriptif
kuantitatif dan
3. Dalam komparasi untuk
perekrutan mengetahui angka
tenaga kerja tingkat
harus pengangguran
berdasarkan usia antara sebelum
produktif kerja dan sesudah
yaitu 18 tahun adanya
keatas sesuai penerimaan tenaga
peraturan kerja.
pemerintah
tentang
ketenagakerjaan.
4. Menginformasik
an jumlah, jenis,
keahlian dan
persyaratan
tenaga kerja
yang dibutuhkan
secara luas
kepada
masyarakat di
sekitar lokasi
proyek melalui
kelurahan dan
kecamatan
setempat.
5. Memberikan
pelatihan khusus

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 66


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
bagi tenaga kerja
lokal untuk
meningkatkan
kemampuan dan
keahlian yang
dimiliki.
6. Bekerjasama
dengan Dinas
Tenaga Kerja
Kota Samarinda
dalam
rekruitmen
tenaga kerja.
7. Berkoordinasi
dengan
pemerintah
setempat baik
RT maupun
pemerintah
Kelurahan
Sungai Kapih
Kecamatan
Sambutan

2. Pendapatan Masyarakat

Penerimaan Terjadinya Upah 1. Menetapkan Kelurahan Selama 1. Metode Kelurahan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
tenaga kerja peningkatan Minimum upah minimum Sungai Kapih berlangsung- Pengumpulan Data: Sungai Kapih kegiatan PDAM Tirta Kencana
konstruksi pendapatan Kota sesuai dengan Kecamatan nya kegiatan Kecamatan pembanguna Kota Samarinda
Melakukan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 67


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
masyarakat. Samarinda Upah Sambutan penerimaan pengamatan Sambutan n intake dan 2. Instansi Pengawas yaitu
Tahun Minimum Kota tenaga kerja langsung di fasilitas Pemerintah Kelurahan
2019 Samarinda konstruksi lapangan penunjang- Sungai Kapih Kecamatan
(UMSK). (khususnya pada nya dengan Sambutan, Dinas Tenaga
saat penerimaan frekuensi Kerja Kota Samarinda,
2. Menerapkan gaji/upah) atau pemantauan Dinas Lingkungan Hidup
semua aturan dengan wawancara dan Kota Samarinda
ketenagakerja- dengan para pelaporan 6
an yang pekerja/karyawan bulan sekali. 3. Instansi Penerima Laporan
ditetapkan oleh apakah pemberian Pemerintah Kelurahan
pemerintah. upah/gaji yang Sungai Kapih Kecamatan
diberikan sudah Sambutan, Dinas Tenaga
3. Memacu Kerja Kota Samarinda,
perkembangan sesuai dengan
peraturan yang Dinas Lingkungan Hidup
usaha Kota Samarinda, Dinas
masyarakat berlaku yaitu
UMSK) Lingkungan Hidup
sekitar yang Provinsi Kalimantan
terkait dengan 2. Metode Analisis Timur
kegiatan Data :
pembangunan
intake dan Data-data yang
fasilitas diperoleh,
penunjangnya, kemudian di
sehingga dapat analisis secara
diharapkan deskiripsi
terciptanya kuantitatif dan
lapangan kerja komparasi atau
non formal. dibandingkan
dengan UMSK
Kota Samarinda.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 68


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup

3. Lalulintas Darat

Mobilisasi Terjadinya Munculnya 1. Mengurangi laju 1. Pada jalan Selama 1. Metode 1. Pada jalan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Peralatan dan gangguan gangguan kendaraan keluar berlangsung- Pengumpulan Data: keluar masuk berlangsung- PDAM Tirta Kencana
Material lalu lintas lalulintas angkutan hingga masuk nya kegiatan proyek. nya kegiatan Kota Samarinda
darat darat pada maksimum 40 proyek. mobilisasi Pengumpulan data mobilisasi
jalan yang km/jam saat peralatan dan dilakukan dengan 2. Pada lokasi peralatan dan 2. Instansi Pengawas yaitu
menjadi melintasi 2. Pada lokasi material traffic counting jalan material Dinas Perhubungan Kota
jalur persimpangan jalan frekuensi angkutan dengan Samarinda, Dinas
mobilisasi jalan dengan angkutan perlintasan yang frekuensi Lingkungan Hidup Kota
peralatan jalan umum. yang kendaraan proyek diperguna- pemantauan Samarinda
yang diperguna- dan kendaraan kan sebagai setiap hari
2. Menempatkan kan sebagai umum. aksebilitas 3. Instansi Penerima Laporan
berpotensi dan yaitu Dinas Perhubungan
menimbul- petugas khusus aksebilitas jalan pelaporan
yang mengatur jalan 2. Metode Analisis masyarakat Kota Samarinda, Dinas
kan Data : setiap 6 Lingkungan Hidup Kota
kemacetan perlintasan unit masyarakat bulan sekali
angkutan Samarinda, Dinas
dan Metode analisis Lingkungan Hidup
kecelakaan peralatan dan data yang
material pada Provinsi Kalimantan
lalulintas. digunakan dalam Timur
Beresiko 2 lokasi keluar pemantauan
kali sehari masuk terhadap gangguan
kendaraan di lalulintas darat
lokasi proyek. adalah analisis
3. Memberikan deskriptif
penerangan yang komparatif dengan
cukup pada cara
lokasi keluar membandingkan
masuk tingkat gangguan
kendaraan di lalulintas darat
lokasi proyek. antar waktu.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 69


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
4. Membuat dan
memasang
rambu-rambu
jalan pada lokasi
keluar masuk
kendaraan di
lokasi proyek.

4. Keselamatan Masyarakat

Mobilisasi Munculnya Intensitas 1. Menempatkan 1. Pada jalan Selama 1. Metode 1. Pada jalan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
peralatan dan resiko dan petugas khusus keluar berlangsung- Pengumpulan keluar masuk berlangsung- PDAM Tirta Kencana
material keselamatan frekuensi yang mengatur masuk nya kegiatan Data: proyek. nya kegiatan Kota Samarinda
jiwa kecelakaan perlintasan pada proyek. mobilisasi mobilisasi
masyarakat lalulintas lokasi keluar peralatan dan Melakukan 2. Pada lokasi peralatan dan 2. Instansi Pengawas yaitu
yang yang masuk 2. Pada lokasi material pengamatan dan jalan material Dinas Perhubungan Kota
. jalan pencatatan dalam angkutan Samarinda, Dinas
beraktivitas terjadi di kendaraan dengan
di sekitar sekitar pengangkut angkutan bentuk tabel yang frekuensi Lingkungan Hidup Kota
lokasi lokasi peralatan dan yang (tabulasi) terhadap diperguna- pemantauan Samarinda
kegiatan proyek. material. diperguna- jumlah, frekuensi kan sebagai setiap hari
kan sebagai dan intensitas pada aksebilitas 3. Instansi Penerima Laporan
proyek Beresiko 2 dan yaitu Dinas Perhubungan
kali sehari 2. Memberikan aksebilitas tiap waktu jalan pelaporan
penerangan yang jalan terjadinya masyarakat Kota Samarinda, Dinas
setiap 6 Lingkungan Hidup Kota
cukup pada masyarakat gangguan bulan sekali
malam hari di keselamatan Samarinda, Dinas
lokasi keluar masyarakat secara Lingkungan Hidup
masuk langsung di Provinsi Kalimantan
kendaraan lapangan. Timur
proyek.
2. Metode analisis
3. Membuat dan data :

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 70


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
memasang Analisis data
rambu-rambu dilakukan dengan
lalulintas jalan metode deskriptif
pada di lokasi yaitu data kejadian
keluar masuk kecelakaan lalu
kendaraan lintas dilakukan
proyek. tabulasi, kemudian
dijadikan sebagai
4. Bekerjasama dasar untuk
dengan melakukan
puskesmas/ perbaikan
rumah sakit pengelolaan.
terdekat dalam
penanganan
pertama apabila
terjadi
kecelakaan.

B. TAHAP KONSTRUKSI

1. Vegetasi

Pembersihan Terjadinya Luas areal 1. Pelaksanaan Di lokasi Selama 1. Metode Di lokasi Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
/Penyiapan degradasi yang kegiatan pembersihan kegiatan Pengumpulan Data pembersihan kegiatan PDAM Tirta Kencana
Lahan vegetasi terbuka + pembersihan /penyiapan pembersihan /penyiapan pembersi- Kota Samarinda
pada 0,57 ha lahan untuk lahan tapak /penyiapan Pengumpulan lahan tapak han
bukaan pembangunan proyek. lahan data dilakukan proyek. /penyiapan 2. Instansi Pengawas yaitu
lahan untuk di lakukan berlangsung. dengan cara lahan Dinas Lingkungan Hidup
tapak secara pengamatan dengan Kota Samarinda, Dinas
proyek. terencana dan langsung dan frekuensi Kehutanan Provinsi
disesuaikan pencatatan dalam pemantauan Kalimantan Timur

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 71


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dengan bentuk tabel dan 3. Instansi Penerima Laporan
kebutuhan. (tabulasi) dilaporkan yaitu Dinas Lingkungan
terhadap jenis setiap 6 Hidup Kota Samarinda,
2. Tidak dan kepadatan (enam) Dinas Kehutanan Provinsi
diperkenankan populasi vegetasi bulan sekali. Kalimantan Timur, Dinas
melakukan alami serta Lingkungan Hidup
pembersihan vegetasi yang di Provinsi Kalimantan
lahan yang tanam. Jenis Timur
disertai dengan vegetasi yang
pembakaran diamati yaitu
lahan (zero pohon, tiang,
burning) pancang, semai
3. Melakukan dan tumbuhan
pemiliharaan bawah persentase
pada vegetasi penutupan lahan
alami yang oleh vegetasi
tidak yang meliputi
terganggu. luas lahan dan
luas penutupan
4. Vegetasi semak lahan.
belukar sisa
hasil 2. Metode Analisis
pembersihan Data
akan dibuang Analisis data
ke TPA untuk dilakukan dengan
dijadikan metode analisis
kompos. kecenderungan
(trend analysis)
Mengetahui
perkembangan
penutupan lahan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 72


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
antar waktu.

2. Laju Erosi

Pembersihan/ Terjadinya Terjadinya 1. Melakukan Seluruh areal Saat 1. Metode Seluruh areal Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Penyiapan peningkatan kenaikan kegiatan rencana berlangsung- Pengumpulan Data: rencana berlangsungn PDAM Tirta Kencana
Lahan laju erosi laju erosi pembangunan pembangunan nya kegiatan pembangunan ya kegiatan Kota Samarinda
tanah pada intake dan intake dan pembersihan Pengukuran dapat intake dan pembersihan/
bukaan fasilitas fasilitas /penyiapan dilakukan dengan fasilitas penyiapan 2. Instansi Pengawas yaitu
lahan penunjangnya penunjangnya lahan dua cara yakni : penunjangnya lahan dengan Dinas Lingkungan Hidup
dengan laju secara terencana frekuensi Kota Samarinda
a. Pengukuran
erosi 33,89 dan selektif. erosi secara pemantauan 3. Instansi Penerima Laporan
ton/ha/tah- langsung setiap hari yaitu Dinas Lingkungan
un 2. Melakukan hujan dan
pemeliharaan dengan Hidup Kota Samarinda,
menggunakan pelaporan Dinas Lingkungan Hidup
terhadap setiap 6
tanaman petak ukur Provinsi Kalimantan
erosi pada (enam) bulan Timur
penghijauan sekali.
(pemupukan dan lahan yang
penyulaman). miring.
Penentuan
3. Sebelum jumlah petak
melakukan ukur erosi dan
kegiatan land lokasi
clearing serta dilakukan
cut and fill agar secara
fasilitas kendali sampling.
erosi dibuat Lokasi petak
terlebih dahulu. ukur erosi pada
daerah datar (0
4. Menumpuk – 8%), landai
batang pohon

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 73


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dan cacahan (8 – 15%),
tumbuhan sisa agak curam (15
pembersihan – 25%) dan
lahan pada curam (> 25%),
daerah yang masing- masing
rawan erosi. lokasi sebanyak
1 plot dengan
5. Segera ukuran 22 x 4
melakukan m. Dan pada
penanaman bagian bawah
pohon petak
penghijauan dari ditempatkan
jenis cepat bak penampung
tumbuh dan erosi. Data
berakar dalam diambil 3
seperti Albizia, jam setelah
Gmelina, terjadi hujan.
Ketapang serta
menanam cover b. Penggunaan
crop pada tongkat
bidang miring penduga yang
lahan bekas berskala
kupasan bidang milimeter, yaitu
kupasan jalan, berupa tongkat
borrow area dan yang
bidang miring ditancapkan di
dari urugan). areal yang
telah diketahui
luasnya,
kemudian
diukur

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 74


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
ketinggian
tongkat tersebut
dari
permukaan,
selang beberapa
waktu
kemudian
ketinggian
tongkat
tersebut diukur
kembali.
Perbedaan
ketinggian
tersebut (m)
selanjutnya
dikalikan
dengan luas
daerah
tersebut (m2)
maka diketahui
besarnya erosi
yang terjadi
pada areal
tersebut.
Terjadinya
erosi secara
langsung dapat
diamati di
lapangan, yaitu
berupa parit
ataupun alur

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 75


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
bekas erosi.
2. Metode analisis
data :
a. Analisis data
dilakukan
secara deskriptif
dengan
membandingkan
data series hasil
pemantauan dari
patok berskala.
b. Selanjutnya
data erosi
yang diperoleh
dibandingkan
dengan data erosi
pada rona
lingkungan hidup
awal.

3. Beban Sedimen

Pembersihan/ Terjadinya Beban 1. Melaksanakan Seluruh areal Saat 1. Metode Sedimentrap Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Penyipan peningkatan sedimen pembangunan rencana berlangsung- Pengumpulan Data: dan badan berlangsungn PDAM Tirta Kencana
Lahan beban 20,92 secara efisien, pembangunan nya kegiatan perairan ya kegiatan Kota Samarinda
sedimen ton/ha/ bertahap. intake dan pembersihan/ Melakukan (sungai) pembersihan/
pada badan tahun fasilitas penyiapan pengukuran laju penyiapan 2. Instansi Pengawas yaitu
perairan 2. Segera penunjangnya lahan pembentukan lahan dengan Dinas Lingkungan Hidup
mendirikan sedimen dengan frekuensi Kota Samarinda

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 76


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
setempat bangunan agar rumus berikut : pemantauan 3. Instansi Penerima Laporan
lahan yang dan yaitu Dinas Lingkungan
dibuka tertutup Qs = 0,0864 X Q X pelaporan Hidup Kota Samarinda,
oleh bangunan. C setiap 6 Dinas Lingkungan Hidup
Dimana : bulan sekali Provinsi Kalimantan
3. Melokalisir air Timur
limpasan yang Qs = sedimen
berasal dari tersuspensi
bukaan lahan (ton/hari)
dengan
membuat Q = debit aliran air
saluran drainase (m3/detik)
dan kolam C = rata-rata
sedimen. kandungan sedimen
4. Melakukan (mg/liter)
perawatan 2. Metode Analisis
kolam Data :
sedimen dan
saluran Hasil pengukuran
drainase tersebut
secara selanjutnya
berkala dan dianalisis secara
berkesinam- deskriptif
bungan komparatif untuk
terutama mengetahui
saat musim perubahan laju
hujan. pembentukan
sedimen antar
5. Mengeruk waktu.
material
sedimen pada

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 77


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
kolam sedimen
secara periodik.

4. Kualitas Air Permukaan

Pembersihan/ Terjadinya Diprakira- 1. Membuat Seluruh areal Selama 1. Metode Di kolam Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Penyiapan penurunan kan dapat saluran drainase rencana kegiatan Pengumpulan Data: sedimen dan berlangsung- PDAM Tirta Kencana
Lahan kualitas air melebihi dan dilengkapi pembangunan pembersihan/ badan nya kegiatan Kota Samarinda
permukaan baku mutu dengan kolam intake dan penyiapan Pengambilan perairan pembersihan/
pada badan tingkat zat sedimen. fasilitas lahan sampel air setempat penyiapan 2. Instansi Pengawas yaitu
perairan padat penunjangnya berlangsung dilakukan dengan lahan dengan Dinas Kesehatan Kota
setempat tersuspensi 2. Memberikan water sampler pada frekuensi Samarinda, Dinas
(400 Mg/L) perlakuan lokasi pemantauan pemantauann Lingkungan Hidup Kota
kogulasi air yang telah ya setiap 1 Samarinda
kolam jebakan ditetapkan. bulan sekali
sedimen untuk Kegiatan 3. Instansi Penerima Laporan
dan yaitu Dinas Kesehatan
mempercepat pengambilan dilaporkan
proses sample air Kota Samarinda, Dinas
setiap 6 Lingkungan Hidup Kota
pengendapan dilakukan dengan bulan sekali.
residu melibatkan pihak Samarinda, Dinas
tersuspensi ketiga yang Lingkungan Hidup
(TSS). berkomponen Provinsi Kalimantan
dalam kegiatan Timur
pengambilan
sampel kualitas air
(berkoordinasi
dengan Dinas
Kesehatan).
2. Metode Analisis
Data :

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 78


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Selanjutnya
sampel air
dianalisis
laboratorium dan
hasilnya
dibandingkan
Peraturan Daerah
Kalimantan Timur
No. 02 Tahun
2011 Tentang
Pengelolaan
Kualitas Air dan
Pengendalian
Pencemaran Air
Untuk Kelas II.

5. Biota Perairan

Pembersihan/ Terganggu- Indeks 1. Membuat Seluruh areal Selama 1. Metode Di kolam Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Penyiapan nya biota keanekara- saluran drainase rencana kegiatan Pengumpulan sedimen dan berlangsung- PDAM Tirta Kencana
Lahan perairan gaman dan dilengkapi pembangunan pembersihan/ Data. badan nya kegiatan Kota Samarinda
dengan biota dengan kolam intake dan pematangan perairan pembersihan/
indikator perairan sedimen. fasilitas lahan a. Pengumpulan setempat penyiapan 2. Instansi Pengawas yaitu
penurunan seperti penunjangnya berlangsung data plankton lahan dengan Dinas Perikanan Kota
persentase plankton, 2. Memberikan dilakukan frekuensi Samarinda, Dinas
keanekaraga benthos perlakuan dengan cara pemantauan Lingkungan Hidup Kota
man biota dan nekton kogulasi air pengambilan setiap 6 Samarinda
perairan berkurang kolam jebakan sampel air bulan sekali.
sedimen untuk dengan volume 3. Instansi Penerima Laporan
pada badan > 50% yaitu Dinas Perikanan
perairan mempercepat ± 100 l yang
proses disaring Kota Samarinda, Dinas
setempat

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 79


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
(Sungai). pengendapan menggunakan Lingkungan Hidup Kota
residu alat Plankton Samarinda, Dinas
tersuspensi Net No. 25. Lingkungan Hidup
(TSS). Sampel Provinsi Kalimantan
tersebut Timur
dimasukan ke
dalam botol
sampel dan
diawetkan
dengan larutan
formalin 4%
untuk
menghindari
kerusakan
bentuk
plankton.
Selanjutnya,
sampel dibawa
ke
laboratorium
untuk
dianalisis.
b. Pengumpulan
data benthos
dilakukan
dengan cara
pengambilan
sampel substrat
dasar perairan
menggunakan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 80


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
alat Eckman
Dredge.
Substrat
tersebut
disaring
dengan
menggunakan
ayakan (sieve)
ukuran 30 dan
100 mesh per
inchi untuk
memisahkan
organisme
benthos dari
lumpur.
Sampel
substrat
tersebut
dituangkan
kedalam
kantong plastik
dan diawetkan
dengan larutan
formalin 4%.
Selanjutnya,
sampel dibawa
ke
laboratorium
untuk
dianalisis.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 81


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
c. Pengumpulan
data tersebut
dilakukan
dengan
melibatkan
pihak ketiga
(laboratorium)
yang telah
terakreditasi.
2. Metode Analisis
Data.
Indeks
keanekaragaman
shannon-wienner
dari hasil analisis
laboratorium
dibandingkan
dengan kelas
indeks
keanekaragaman.
a. > 3 =
keanekaragama
n tinggi
b. 1–3 =
keanekaragama
n sedang
c. < 1 =
keanekaraga

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 82


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
man rendah.

6. Kualitas Udara Ambien

Pembersihan/ Terjadinya Diprakira- 1.Melakukan Sepanjang Selama 1. Metode Lokasi proyek Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Penyiapan penurunan kan dapat penyiraman jalur jalan berlangsung- Pengumpulan Data pembangunan berlangsung- PDAM Tirta Kencana
Lahan kualitas melebihi badan jalan keluar masuk nya kegiatan intake dan nya kegiatan Kota Samarinda
udara baku mutu secara periodik kendaraan pembersihan/ a. Melakukan fasilitas pembersihan/
ambien kualitas terutama saat proyek. penyiapan pengambilan penunjangnya penyaiapan 2. Instansi Pengawas yaitu
disekitar udara cuaca terik. lahan. sampel kualitas serta lahan dengan Dinas Lingkungan Hidup
lokasi tapak ambien udara (debu, pemukiman frekuensi Kota Samarinda
proyek (debu) = 2.Menutup bak No2, So2 dan masyarakat pemantauan
truk pengangkut CO) langsung di 3. Instansi Penerima Laporan
0,23 mg/m setempat dan Dinas Lingkungan Hidup
material dengan lapangan dengan pelaporan
terpal (terutama alat gas sampel Kota Samarinda, Dinas
setiap 6 Lingkungan Hidup
material tanah, yang melibatkan (enam) bulan
pasir sirtu). pihak ketiga Provinsi Kalimantan
sekali Timur
yang
3.Mengurangi berkomponen
kecepatan dump dalam kegiatan
truck saat pengambilan
melintas sampel kualitas
pemukiman udara ambien.
penduduk di
sekitar lokasi b. Sebagai data
kegiatan. penunjang untuk
penduga
4.Memelihara penyebaran
tumbuhan yang dampak,
tidak terganggu dilakukan
dan pengayaan pengukuran
tanaman yang

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 83


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
berjarak rapat kecepatan angin
dan berdaun dengan
lebar disekitar menggunakan
lokasi proyek. hand
anemometer
5.Melakukan (m/detik), dan
perawatan arah angin
peralatan secara menggunakan
berkala. winvane pada
ketinggian ± 2
m
c. Melakukan
pengambilan
sampling emisi
gas langsung di
lapangan dengan
melibatkan
pihak ketiga
yang
berkompeten
dalam kegiatan
pengambilan
sampling
kualitas udara
tersebut.
2. Metode Analisis
Data
Data–data hasil
pengukuran

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 84


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
kualitas udara
ambien (debu,
NO2, SO2 dan
CO) kemudian
dianalisis dan
dibandingkan
dengan baku mutu
udara ambien (PP
Nomor 41 Tahun
1999).
KepmenLH No.
Kep-
13/MenLH/3/1995
tentang baku mutu
emisi sumber
tidak bergerak.

7. Kebisingan

Pembangunan Peningkatan Diprakira- 1. Melakukan Lokasi proyek Selama 1.Metode Lokasi proyek Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Intake dan intensitas kan dapat perawatan dan pembangunan berlangsung- Pengumpulan pembangunan berlangsung PDAM Tirta Kencana
Fasilitas kebisingan melebihi pemeliharaan intake dan nya kegiatan Data. intake dan nya kegiatan Kota Samarinda
Penunjangnya di baku mutu mesin/alat berat fasilitas konstruksi fasilitas pembangu-
lingkungan tingkat secara periodik penunjang Melakukan penunjang nan intake 2. Instansi Pengawas yaitu
kerja dan kebisingan dan teratur pengambilan serta dan fasilitas Dinas Lingkungan Hidup
pemukiman di untuk sampling tingkat pemukiman penunjang Kota Samarinda
penduduk. lingkungan mengurangi kebisingan dengan penduduk dengan
menggunakan alat 3. Instansi Penerima Laporan
kerja (85 kebisingan yang sekitar. frekuensi Dinas Lingkungan Hidup
dBa) ditimbulkan yaitu sound level pemantauan
meter dengan Kota Samarinda, Dinas
oleh alat dan Lingkungan Hidup

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 85


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
tersebut. satuan dBA, yang pelaporan Provinsi Kalimantan
dilakukan setiap 6 Timur
2. Menggunakan pengukuran setiap (enam) bulan
alat pelindung satu jam dengan sekali.
telinga (ear melibatkan pihak
plug) khususnya ketiga yang
bagi tenaga berkompeten
kerja yang dalam kegiatan
menjalankan pengambilan
tugas dan sampling kualitas
aktivitasnya di udara tersebut.
sekitar mesin-
mesin yang 2. Metode Analisis
tingkat Data.
kebisingannya
cukup tinggi. Hasil pengukuran
tingkat kebisingan
3. Pemeliharaan di lingkungan kerja
dan pemeriksaan kemudian
berkala terhadap dibandingkan
unit-unit alat dengan baku mutu
kerja. lingkungan yang
telah ditetapkan
4. Memelihara oleh Menteri
tumbuhan yang Tenaga Kerja
tidak terganggu Nomor KEP-
dan pengayaan 51/MEN/1999
tanaman yang sebesar 85 dB(A)
berjarak rapat dengan nilai
dan berdaun toleransi ± 3
lebar disekitar dB(A) dan di
lokasi proyek pemukiman

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 86


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
KepMeneg LH No.
KEP-
48/MENLH/11/19
96 = 55 dB(A)).

8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Pembersihan Munculnya Beresiko a) Mewajibkan Seluruh areal Selama 1. Metoda Dilokasi tapak Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
/ Penyiapan gangguan ≥1 kali seluruh pekerja rencana berlangsung- Pengumpulan proyek berlangsungn PDAM Tirta Kencana
Lahan keselamatan selama menggunakan pembersihan nya kegiatan Data : kegiatan ya kegiatan Kota Samarinda
dan kegiatan APD seperti /penyiapan pembersihan pembersihan pembersihan
2. Pembangu- kesehatan pembersi- helem, sepatu, lahan lahan/penyia- Melakukan lahan/penyiap lahan/penyia
nan Intake bagi pekerja han/penyi- sarung tangan, pan lahan dan pengumpulan an lahan dan pan lahan
dan Fasilitas data dilapangan 2. Instansi Pengawas yaitu
saat bekerja apan lahan kacamata anti pembangunan pembangunan dan Dinas Tenaga Kerja Kota
Penunjang- dilokasi dan debu, ear plug, intake dan di catat dalam intake dan pembangu-
nya bentuk tabel Samarinda, Dinas
proyek pembangun masker serta fasilitas fasilitas nan intake Lingkungan Hidup Kota
an intake rompi penunjangnya (tabulasi data) penunjangnya dan fasilitas Samarinda
dan 2. Metoda Analisis penunjang-
fasilitas b) Menempatkan nya dengan
petugas di sekitar Data
penunjang- frekuensi 3. Instansi Penerima Laporan
nya lokasi proyek Data – data yang pemantauan
untuk mengatur diperoleh di yaitu Dinas Tenaga Kerja
setiap hari Kota Samarinda, Dinas
arus lalu lintas analisis secara kerja dan
disekitar lokasi deskriptif Lingkungan Hidup Kota
dilaporkan Samarinda, Dinas
proyek kuantatif untuk setiap 6
mengetahui Lingkungan Hidup
c) Mengikutserta- bulan sekali Provinsi Kalimantan
kan tenaga kerja kemungkinan
terjadinya Timur
dalam program
BPJS Kesehatan kecelakaan kerja
dan yang selanjutnya
akan dilakukan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 87


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Ketenagakerjaan pengelolaan lebih
intensif.

C. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

1. Lalulintas Darat

Demobilisasi Munculnya Beresiko 1. Pengaturan Di sepanjang Saat akan dan 1. Metode Di sepanjang Saat 1. Instansi Pelaksana yaitu
Peralatan gangguan ≥1 kali waktu dalam ruas jalan berlangsung Pengumpulan ruas jalan berlangsungn PDAM Tirta Kencana
Konstruksi lalulintas selama pelaksanaan umum yang nya kegiatan Data: umum yang ya kegiatan Kota Samarinda
darat pada kegiatan demobilisasi dilalui saat demobilisasi dilalui saat demobilisasi
ruas jalan demobilasa peralatan dan kegiatan peralatan dan a. Mengamati dan kegiatan peralatan dan 2. Instansi Pengawas yaitu
yang si peralatan material demobilisasi material melakukan demobilisasi material Dinas Perhubungan Kota
digunakan dan khususnya peralatan dan pencatatan peralatan dan dengan Samarinda, Dinas
saat material pada saat material secara material. frekuensi Lingkungan Hidup Kota
demobilisas frekuensi langsung di pemantauan Samarinda
i peralatan lalulintas lapangan setiap hari
tentang 3. Instansi Penerima Laporan
dan kendaraan kerja dan yaitu Dinas Perhubungan
material. menurun/ frekuensi lalu dilaporkan
lintas Kota Samarinda, Dinas
rendah. setiap 6 Lingkungan Hidup Kota
kendaraan. bulan sekali.
2. Memberikan Samarinda, Dinas
rambu-rambu b. Melakukan Lingkungan Hidup
jalan disekitar pencatatan dan Provinsi Kalimantan
akses keluar wawancara Timur
masuk langsung
kendaraan dengan
menuju lokasi masyarakat
proyek yang sekitar, tentang
penempatannya kenyamanan
mengggunakan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 88


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
mudah terlihat. jalan umum
(darat) yang
3. Pengaturan dilalui.
kecepatan
kendaraan c. Mengamati
maksimal 10 kemungkinan
km/jam terjadinya
terutama saat kecelakaan lalu
melintasi lintas.
pemukiman
penduduk. 2. Metode Analisis
Data :
4. Mendahulukan
pemakai jalan Menganalisis data
umum terlebih secara tabulasi dan
dahulu. deskripsi untuk
mengetahui lalu
5. Melaporkan lintas antar waktu.
semua
kendaraan yang
digunakan ke
Dinas
Perhubungan
Kota
Samarinda dan
dilakukan
pengujian
secara berkala
untuk
kelayakan
kendaraan yang
digunakan.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 89


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup

2. Keselamatan Masyarakat

Demobilisasi Munculnya Beresiko 1. Menempatkan 1. Pada jalan Selama 1. Metode 1. Pada jalan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Peralatan resiko ≥1 kali petugas khusus keluar berlangsung- Pengumpulan keluar masuk berlangsung- PDAM Tirta Kencana
Konstruksi keselamatan selama yang mengatur masuk nya kegiatan Data: proyek. nya kegiatan Kota Samarinda
jiwa kegiatan perlintasan pada proyek. demobilisasi demobilisasi
masyarakat demobili- lokasi keluar peralatan dan Melakukan 2. Pada lokasi peralatan dan 2. Instansi Pengawas yaitu
yang sasi masuk 2. Pada lokasi material pengamatan dan jalan material Dinas Perhubungan Kota
. jalan pencatatan dalam angkutan Samarinda, Dinas
beraktivitas peralatan kendaraan dengan
di sekitar dan pengangkut angkutan bentuk tabel yang frekuensi Lingkungan Hidup Kota
lokasi material peralatan dan yang (tabulasi) terhadap dipergunaka pemantauan Samarinda
kegiatan material. diperguna- jumlah, frekuensi n sebagai setiap hari
kan sebagai dan intensitas pada aksebilitas 3. Instansi Penerima Laporan
proyek dan yaitu Dinas Perhubungan
2. Memberikan aksebilitas tiap waktu jalan pelaporan
penerangan yang jalan terjadinya masyarakat Kota Samarinda, Dinas
setiap 6 Lingkungan Hidup Kota
cukup pada masyarakat gangguan bulan sekali
malam hari di keselamatan Samarinda, Dinas
lokasi keluar masyarakat secara Lingkungan Hidup
masuk langsung di Provinsi Kalimantan
kendaraan lapangan. Timur
proyek.
2. Metode analisis
3. Membuat dan data :
memasang
rambu-rambu Analisis data
lalulintas jalan dilakukan dengan
pada di lokasi metode deskriptif
keluar masuk yaitu data kejadian
kendaraan kecelakaan lalu
proyek. lintas dilakukan
tabulasi, kemudian
4. Bekerjasama dijadikan sebagai

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 90


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dengan dasar untuk
puskesmas/ melakukan
rumah sakit perbaikan
terdekat dalam pengelolaan.
penanganan
pertama apabila
terjadi
kecelakaan.

3. Hilangnya Kesempatan Kerja

Pemutusan Hilangnya Tenaga Memberikan Kelurahan Saat 1. Metoda Kantor Saat 1. Instansi Pelaksana yaitu
Hubungan lapangan kerja lokal pesangon kepada Sungai Kapih berlangsung- Pengumpulan Manajemen berlangsung- PDAM Tirta Kencana
Kerja pekerjaan sebanyak karyawan yang Kecamatan nya kegiatan Data : PDAM Tirta nya kegiatan Kota Samarinda
Konstruksi akibat 20 orang akan terkena Sambutan pemutusan Kencana Kota pemutusan
adanya kegiatan PHK tenaga kerja a. Melakukan Samarinda dan hubungan 2. Instansi Pengawas yaitu
kegiatan yang besarannya pencatatan tenaga Kelurahan kerja dengan Pemerintah Kelurahan
Pemutusan disesuaikan kerja lokal yang Sungai Kapih frekuensi Sungai Kapih Kecamatan
Hubungan dengan bekerja pada saat Kecamatan pemantauan Sambutan, Dinas Tenaga
Kerja peraturan yang konstruksi Sambutan dan Kerja Kota Samarinda,
(PHK). berlaku. pembangunan pelaporan Dinas Lingkungan Hidup
intake dan setiap 6 Kota Samarinda
fasilitas (enam) bulan
penunjangnnya. 3. Instansi Penerima Laporan
sekali Pemerintah Kelurahan
a. Melakukan Sungai Kapih Kecamatan
pencatatan Sambutan, Dinas Tenaga
(kuisioner dan Kerja Kota Samarinda,
wawancara) Dinas Lingkungan Hidup
secara langsung Kota Samarinda, Dinas
kepada pekerja Lingkungan Hidup

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 91


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dan masyarakat Provinsi Kalimantan
yang terkena Timur
pemutusan
hubungan kerja
2. Metoda Analisis
Data
Data yang
diperoleh,
kemudian
dianalisis secara
deskriptif
kuantitatif dan
komparasi untuk
mengetahui angka
tingkat
pengangguran
antara sebelum
dan sesudah
adanya pemutusan
hubungan kerja.

D. TAHAP OPERASI

1. Kesempatan Kerja

Penerimaan Terbukanya Diterimanya 1. Mengumumkan Kelurahan Selama 1. Metode Kantor Saat 1. Instansi Pelaksana yaitu
tenaga kerja kesempatan tenaga kerja adanya Sungai Kapih berlangsung Pengumpulan Manajemen berlangsung PDAM Tirta Kencana
operasional kerja lokal penerimaan Kecamatan nya kegiatan Data: PDAM Tirta nya kegiatan Kota Samarinda
seluas- minimal tenaga kerja Sambutan penerimaan Kencana Kota penerimaan
Melakukan 2. Instansi Pengawas yaitu

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 92


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
luasnya 60% operasional tenaga kerja pengecekan secara Samarinda dan tenaga kerja Pemerintah Kelurahan
bagi untuk kegiatan operasional langsung ke kantor Kelurahan operasional Sungai Kapih Kecamatan
angkatan intake dan Manajemen Sungai Kapih dengan Sambutan, Dinas Tenaga
kerja lokal. fasilitas PDAM Tirta Kecamatan frekuensi Kerja Kota Samarinda,
penunjangnya Kencana Kota Sambutan pemantauan Dinas Lingkungan Hidup
secara terbuka di Samarinda pada dan Kota Samarinda
kantor kelurahan saat pelaporan
dan kecamatan. berlangsungnya setiap enam 3. Instansi Penerima Laporan
kegiatan bulan sekali. Pemerintah Kelurahan
2. Memprioritaskan penerimaan Sungai Kapih Kecamatan
angkatan kerja karyawan. Sambutan, Dinas Tenaga
lokal untuk Selanjutnya Kerja Kota Samarinda,
dipekerjakan dilakukan tabulasi Dinas Lingkungan Hidup
yang disesuaikan data. Kota Samarinda, Dinas
dengan Lingkungan Hidup
kualifikasi yang 2. Metode Analisis Provinsi Kalimantan
ditetapkan Data : Timur
perusahaan.
Data yang
3. Dalam diperoleh,
perekrutan kemudian
tenaga kerja dianalisis secara
harus deskriptif
berdasarkan usia kuantitatif dan
produktif kerja komparasi untuk
yaitu 18 tahun mengetahui angka
keatas sesuai tingkat
peraturan pengangguran
pemerintah antara sebelum
tentang dan sesudah
ketenagakerjaan. adanya
penerimaan tenaga

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 93


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
4. Menginformasik kerja operasional.
an jumlah, jenis,
keahlian dan
persyaratan
tenaga kerja
yang dibutuhkan
secara luas
kepada
masyarakat di
sekitar lokasi
proyek melalui
kelurahan dan
kecamatan
setempat.
5. Memberikan
pelatihan khusus
bagi tenaga kerja
lokal untuk
meningkatkan
kemampuan dan
keahlian yang
dimiliki.
6. Bekerjasama
dengan Dinas
Tenaga Kerja
Kota Samarinda
dalam
rekruitmen
tenaga kerja.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 94


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
7. Berkoordinasi
dengan
pemerintah
setempat baik
RT maupun
pemerintah
Kelurahan
Sungai Kapih
Kecamatan
Sambutan

2. Pendapatan Masyarakat

Penerimaan Terjadinya Upah 1. Menetapkan Kelurahan Selama 1. Metode Kelurahan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
tenaga kerja peningkatan Minimum upah minimum Sungai Kapih berlangsung Pengumpulan Data: Sungai Kapih kegiatan PDAM Tirta Kencana
operasional pendapatan Kota sesuai dengan Kecamatan nya kegiatan Kecamatan operasional Kota Samarinda
masyarakat. Samarinda Upah Sambutan penerimaan Melakukan Sambutan intake dan
Tahun Minimum Kota tenaga kerja pengamatan fasilitas 2. Instansi Pengawas yaitu
2019 Samarinda operasional langsung di penunjang- Pemerintah Kelurahan
(UMSK). lapangan nya dengan Sungai Kapih Kecamatan
(khususnya pada frekuensi Sambutan, Dinas Tenaga
2. Menerapkan saat penerimaan pemantauan Kerja Kota Samarinda,
semua aturan gaji/upah) atau dan Dinas Lingkungan Hidup
ketenagakerjaa dengan wawancara pelaporan 6 Kota Samarinda
n yang dengan para bulan sekali.
ditetapkan oleh pekerja/karyawan 3. Instansi Penerima Laporan
pemerintah. apakah pemberian Pemerintah Kelurahan
upah/gaji yang Sungai Kapih Kecamatan
3. Memacu diberikan sudah Sambutan, Dinas Tenaga
perkembangan sesuai dengan Kerja Kota Samarinda,
usaha peraturan yang Dinas Lingkungan Hidup

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 95


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
masyarakat berlaku yaitu Kota Samarinda, Dinas
sekitar yang UMSK) Lingkungan Hidup
terkait dengan Provinsi Kalimantan
kegiatan 2. Metode Analisis Timur
pembangunan Data :
intake dan Data-data yang
fasilitas diperoleh,
penunjangnya, kemudian di
sehingga dapat analisis secara
diharapkan deskiripsi
terciptanya kuantitatif dan
lapangan kerja komparasi atau
non formal. dibandingkan
dengan UMSK
Kota Samarinda.

3. Kualitas Air Permukaan

1.Pengolahan Terjadinya Diprakira 1 Pengolahan Air Areal intake Selama 1. Metode Di out let Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Air Baku penurunan kan dapat Baku. dan fasilitas operasional Pengumpulan Data: IPAL, oil trap operasional PDAM Tirta Kencana
kualitas air melebihi penunjangnya intake dan dan badan intake dan Kota Samarinda
2.Operasional permukaan baku mutu a.Melakukan fasilitas Pengambilan perairan fasilitas
genset Permenkes pengolahan air penunjangnya sampel air setempat penunjang- 2. Instansi Pengawas yaitu
RI No. 32 limbah pada dilakukan dengan nya dengan Dinas Kesehatan Kota
Tahun kolam IPAL. water sampler pada frekuensi Samarinda, Dinas
2017 lokasi pemantauan pemantauann Lingkungan Hidup Kota
b.Air yang yang telah Samarinda
tentang berasal dari ya setiap 1
Standar ditetapkan. bulan sekali
hasil Kegiatan 3. Instansi Penerima Laporan
Baku Mutu pengeringan dan Dinas Kesehatan Kota
Kesehatan pengambilan dilaporkan
sludge tidak sample air Samarinda, Dinas

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 96


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Lingkunga ada yang dilakukan dengan setiap 6 Lingkungan Hidup Kota
n dan dibuang melibatkan pihak bulan sekali. Samarinda, Dinas
Persyaratan namun akan ketiga yang Lingkungan Hidup
Kesehatan dipompa berkomponen Provinsi Kalimantan
Air Untuk kembali kolam dalam kegiatan Timur
Keperluan air baku untuk pengambilan
Higiene dilakukan sampel kualitas air.
Sanitasi, pengolahan
Kolam kembali secara 2. Metode Analisis
Renang, terus menerus. Data :
Solus Per Selanjutnya
Aqua dan 2 Operasional
genset. sampel air
Pemandian dianalisis
Umum, a. Membuat oil laboratorium dan
Peraturan trap. hasilnya
Menteri dibandingkan
Kesehatan b. Menempatkan dengan Permenkes
Nomor minyak RI No. 32 Tahun
492/MEN pelumas bekas 2017 tentang
KES/PER/I pada kemasan Standar Baku
V/2010 khusus yang Mutu Kesehatan
tentang anti bocor Lingkungan dan
Persyaratan c. Membuat Persyaratan
Kualitas peringatan Kesehatan Air
Air kepada setiap Untuk Keperluan
Minum, pelaksana Higiene Sanitasi,
dan kegiatan agar Kolam Renang,
Peraturan tidak Solus Per Aqua
Daerah membuang dan Pemandian
Kalimantan minyak Umum, Peraturan
Timur No. pelumas bekas Menteri Kesehatan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 97


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
02 Tahun dan sejenisnya Nomor
2011 di badan 492/MENKES/PE
Tentang sungai serta di R/IV/2010 tentang
Pengelolaa sembarang Persyaratan
n Kualitas tempat. Kualitas Air
Air dan Minum, dan
Pengendali d.Menerapkan Peraturan Daerah
an SOP Kalimantan Timur
Pencemara penanganan No. 02 Tahun
n Air minyak 2011 Tentang
pelumas bekas Pengelolaan
secara Kualitas Air dan
konsisten. Pengendalian
e.Drum-drum Pencemaran Air
limbah oli
bekas
disimpan di
TPS limbah
B3.
f.Menyerahan
limbah B3
kepada
perusahaan
pengumpul
yang telah
mendapatkan
izin dari
Kementrian
Lingkungan
Hidup dan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 98


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Kehutanan.

4. Biota Perairan

1.Pengolahan Terganggu- Indeks 1.Pengolahan air Seluruh areal Selama 1. Metode Di badan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Air Baku nya biota keanekara baku. intake dan operasional Pengumpulan perairan berlangsung- PDAM Tirta Kencana
perairan gaman fasilitas intake dan Data. setempat nya kegiatan Kota Samarinda
2.Operasional dengan biota a.Melakukan penunjangnya fasilitas operasional
genset indikator perairan pengolahan air penunjangnya a. Pengumpulan intake dan 2. Instansi Pengawas yaitu
penurunan seperti limbah pada data plankton fasilitas Dinas Perikanan Kota
persentase plankton, kolam IPAL. dilakukan penunjang- Samarinda, Dinas
keanekaraga benthos dengan cara nya dengan Lingkungan Hidup Kota
b.Air yang pengambilan Samarinda
man biota dan nekton berasal dari frekuensi
perairan berkurang sampel air pemantauan
hasil dengan volume 3. Instansi Penerima Laporan
pada badan > 50% pengeringan setiap 6 yaitu Dinas Perikanan
perairan ± 100 l yang bulan sekali.
sludge tidak disaring Kota Samarinda, Dinas
setempat ada yang Lingkungan Hidup Kota
(Sungai). menggunakan
dibuang alat Plankton Samarinda, Dinas
namun akan Net No. 25. Lingkungan Hidup
dipompa Sampel Provinsi Kalimantan
kembali kolam tersebut Timur
air baku untuk dimasukan ke
dilakukan dalam botol
pengolahan sampel dan
kembali secara diawetkan
terus menerus dengan larutan
2. Operasional formalin 4%
genset. untuk

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 99


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
a. Membuat dan menghindari
memasang kerusakan
papan bentuk
larangan di plankton.
tempat yang Selanjutnya,
strategis sampel dibawa
tentang ke
larangan laboratorium
membuang untuk
minyak dianalisis.
pelumas bekas
dan sejenisnya b. Pengumpulan
keperairan di data benthos
sekitar lokasi dilakukan
proyek. dengan cara
pengambilan
b. Menampung sampel substrat
minyak dasar perairan
pelumas bekas menggunakan
pada kemasan alat Eckman
khusus (tong) Dredge.
dan Substrat
menyerahkann tersebut
ya kepada disaring
pihak yang dengan
telah menggunakan
mendapatkan ayakan (sieve)
izin khusus ukuran 30 dan
mengelola 100 mesh per
minyak inchi untuk
pelumas bekas memisahkan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 100


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
c. Membuat oil organisme
trap pada unit benthos dari
kerja genset lumpur.
untuk Sampel
melokalisir substrat
ceceran tersebut
minyak dituangkan
pelumas kedalam
bekas.. kantong plastik
dan diawetkan
d.Menerapkan dengan larutan
SOP formalin 4%.
penanganan Selanjutnya,
minyak sampel dibawa
pelumas bekas ke
secara laboratorium
konsisten. untuk
dianalisis.
c. Pengumpulan
data tersebut
dilakukan
dengan
melibatkan
pihak ketiga
(laboratorium)
yang telah
terakreditasi.
2. Metode Analisis
Data.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 101


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Indeks
keanekaragaman
shannon-wienner
dari hasil analisis
laboratorium
dibandingkan
dengan kelas
indeks
keanekaragaman.
a. > 3 =
keanekaragama
n tinggi
b. 1–3 =
keanekaragama
n sedang
c. < 1 =
keanekaraga-
man rendah.

5. Timbunan Sludge

1.Pengolahan Terjadinya Terjadi 1. Melakukan Kolam IPAL Selama 1. Metode Kolam IPAL Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Air Baku peningkatan timbunan pengerukan operasional Pengumpulan Data: operasional PDAM Tirta Kencana
timbunan sludge kolam IPAL intake dan intake dan Kota Samarinda
sludge pada kolam secara periodik fasilitas Pengamatan dan fasilitas
IPAL (1 tahun sekali). penunjangnya pencatatan volume penunjang- 2. Instansi Pengawas yaitu
sludge yang di nya dengan Dinas Lingkungan Hidup
2. Lumpur dari dapat pada kegiatan frekuensi Kota Samarinda
filtrasi ini pemeliharaan rutin pemantauan 3. Instansi Penerima Laporan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 102


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
(Sludge Drying kolam IPAL. dan Dinas Lingkungan Hidup
Bed) kemudian pelaporanseti Kota Samarinda, Dinas
dibuang ke 2. Metode Analisis ap 6 bulan Lingkungan Hidup
tanah-tanah Data : sekali. Provinsi Kalimantan
yang cekung Hasil pencatatan Timur
sebagai bahan ditabulasi dan
urugan atau di dianalisis secara
landfill ke TPA deskriptif dan
komparatif

6. Kualitas Udara Ambien

Operasional Terjadinya Diprakira 1. Melakukan Lokasi Selama 1. Metode Pada lokasi Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
Genset penurunan kan dapat perawatan operasional operasional Pengumpulan Data genset dan operasional PDAM Tirta Kencana
kualitas melebihi mesin genset genset intake dan pemukiman intake dan Kota Samarinda
udara baku mutu secara berkala fasilitas a. Melakukan penduduk fasilitas
ambien kualitas untuk penunjangnya pengambilan terdekat penunjang- 2. Instansi Pengawas yaitu
disekitar udara mempertahan- sampel kualitas nya dengan Dinas Lingkungan Hidup
lokasi tapak ambien kan dan udara (debu, frekuensi Kota Samarinda
proyek (debu) = menjaga No2, So2 dan pemantauan
CO) langsung di 3. Instansi Penerima Laporan
0,23 mg/m performa dalam dan Dinas Lingkungan Hidup
mesin. lapangan dengan pelaporan
alat gas sampel Kota Samarinda, Dinas
setiap 6 Lingkungan Hidup
2. Tinggi ujung yang melibatkan (enam) bulan Provinsi Kalimantan
cerobong asap pihak ketiga sekali.
genset 2,5 kali yang Timur
dari tinggi berkomponen
bangunan dalam kegiatan
setempat. pengambilan
sampel kualitas
3. Menempatkan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 103


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
rumah genset udara ambien.
minimal 75
meter dari b. Sebagai data
lokasi penunjang untuk
pemukiman penduga
karyawan. penyebaran
dampak,
4. Memelihara dilakukan
tumbuhan yang pengukuran
tidak terganggu kecepatan angin
dan pengkayaan dengan
tanaman yang menggunakan
berjarak rapat hand
dan berdaun anemometer
lebar pada (m/detik), dan
sekeliling arah angin
bangunan menggunakan
genset winvane pada
ketinggian ± 2
m
c. Melakukan
pengambilan
sampling emisi
gas langsung di
lapangan dengan
melibatkan
pihak ketiga
yang
berkompeten
dalam kegiatan
pengambilan

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 104


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
sampling
kualitas udara
tersebut.
2. Metode Analisis
Data
a.Data–data hasil
pengukuran
kualitas udara
ambien (debu,
NO2, SO2 dan
CO) kemudian
dianalisis dan
dibandingkan
dengan baku
mutu udara
ambien (PP
Nomor 41 Tahun
1999). SO2 = 900
µg/Nm3, NO2 =
400 µg/Nm3, CO
3
= 30.000 µg/Nm

7. Kebisingan

Operasional Terjadinya Diprakira 1. Melakukan Lokasi Selama 1. Metode Pada lokasi Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
genset. peningkatan kan dapat perawatan dan operasional operasional Pengumpulan Data: genset dan operasional PDAM Tirta Kencana
intensitas melebihi pemeliharaan genset intake dan pemukiman intake dan Kota Samarinda
kebisingan baku mutu genset secara fasilitas Melakukan penduduk fasilitas
di tingkat periodik dan penunjangnya pengambilan terdekat penunjang- 2. Instansi Pengawas yaitu
sampling tingkat Dinas Lingkungan Hidup

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 105


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
lingkungan kebisingan teratur untuk kebisingan dengan nya dengan Kota Samarinda
kerja dan di mengurangi menggunakan alat frekuensi
pemukiman lingkungan kebisingan yang yaitu sound level pemantauan 3. Instansi Penerima Laporan
penduduk. kerja (85 ditimbulkan meter dengan dan Dinas Lingkungan Hidup
dBa) oleh alat satuan dBA, yang pelaporan Kota Samarinda, Dinas
tersebut. dilakukan setiap 6 Lingkungan Hidup
pengukuran setiap (enam) bulan Provinsi Kalimantan
2. Menggunakan satu jam dengan sekali. Timur
alat pelindung melibatkan pihak
telinga (ear ketiga yang
plug) berkompeten dalam
khususnya bagi kegiatan
karyawan yang pengambilan
beraktivitas di sampling kualitas
sekitar genset udara tersebut.
yang tingkat
kebisingannya 2. Metode Analisis
cukup tinggi. Data.
3. Pemeliharaan Hasil pengukuran
dan tingkat kebisingan
pemeriksaan di lingkungan kerja
berkala kemudian
terhadap unit- dibandingkan
unit alat kerja. dengan baku mutu
lingkungan yang
4. Menempatkan telah ditetapkan
genset pada oleh Menteri
ruangan Tenaga Kerja
tersendiri dan Nomor KEP-
dalam ruangan 51/MEN/1999
tertutup untuk tentang Nilai

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 106


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
mengurangi Ambang Batas
tingkat Faktor Fisika di
kebisingan Tempat Kerja
suara genset dengan baku mutu
tersebut. sebesar 85 dB(A)
dengan nilai
5. Memelihara toleransi ± 3 dB(A)
tumbuhan yang dan di pemukiman
tidak terganggu KepMeneg LH No.
dan pengayaan KEP-
tanaman yang 48/MENLH/11/199
berjarak rapat 6 tentang baku
dan berdaun tingkat kebisingan
lebar disekitar dengan baku mutu
lokasi genset sebesar 55 dB(A)).

8. Sikap dan Persepsi Positif Masyarakat

Pendistribu- Terbentukn > 80% 1. Melakukan Kelurahan Selama 1. Metode Kelurahan Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
sian Air Bersih ya sikap dan masyarakat pemeriksaan Sungai Kapih berlangsung Pengumpulan Sungai Kapih operasional PDAM Tirta Kencana
ke Konsumen persepsi mendu- kondisi dan Kecamatan nya kegiatan Data: Kecamatan intake dan Kota Samarinda
positif kung fungsi instalasi Sambutan intake dan Sambutan fasilitas
masyarakat terhadap air bersih setiap fasilitas Melakukan penunjang- 2. Instansi Pengawas yaitu
kegiatan hari selama penunjangnya. wawancara nya dengan Dinas Lingkungan Hidup
intake dan operasional. terhadap frekuensi Kota Samarinda
fasilitas masyarakat, tokoh- pemantauan
2. Melakukan tokoh masyarakat 3. Instansi Penerima Laporan
penunjangn dan Dinas Lingkungan Hidup
ya pemeliharaan dan Pemerintah pelaporan
secara berkala Kelurahan Sungai Kota Samarinda, Dinas
setiap 6 Lingkungan Hidup
terhadap instalasi Kapih terkait

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 107


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
air bersih. dengan keberadaan (enam) Provinsi Kalimantan
dan kegiatan bulan sekali. Timur
3. Segera Intake Sungai
melakukan Kapih.
perbaikan
apabila terjadi 2. Metode Analisis
kerusakan pada Data :
instalasi air
bersih. Metode analisis
data yang
digunakan dalam
pemantauan
persepsi dan sikap
masyarakat adalah
analisis deskriptif
dan komparatif
untuk melihat
perubahan persepsi
dan sikap
masyarakat antar
waktu

9. Kesehatan Masyarakat

Pendistribu- Terjadinya Tidak 1. Melakukan Kelurahan Selama 1. Metode Puskesmas Selama 1. Instansi Pelaksana yaitu
sian Air peningkatan meningkat pengolahan air Sungai Kapih operasional Pengumpulan Data: Pembantu operasional PDAM Tirta Kencana
Bersih ke kesehatan nya sesuai standar Kecamatan intake dan Sungai Kapih intake dan Kota Samarinda
Konsumen masyarakat gangguan baku mutu air Sambutan fasilitas Melakukan tabulasi fasilitas
kesehatan bersih penunjangnya gangguan kesehatan penunjang- 2. Instansi Pengawas yaitu
masyarakat 2. Melakukan masyarakat yang nya dengan Dinas Kesehatan Kota
khususnya pemeriksaan meliputi penyebab, frekuensi Samarinda, Dinas
intensitas dan Lingkungan Hidup Kota

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 108


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
penyakit kondisi dan frekuensi gangguan pemantauan Samarinda
diare yaitu fungsi instalasi kesehatan dan
dengan air bersih setiap masyarakat pelaporan 3. Instansi Penerima Laporan
melakukan hari selama setiap 6 Dinas Kesehatan Kota
pengelola- operasional 2. Metode Analisis bulan sekali. Samarinda, Dinas
an sesuai Data : Lingkungan Hidup Kota
3. Melakukan Samarinda, Dinas
dengan pemeliharaan Data yang
baku mutu: Lingkungan Hidup
secara berkala diperoleh Provinsi Kalimantan
Peraturan terhadap selanjutnya Timur
Daerah instalasi air dianalisis dengan
Provinsi bersih. metode analisis
Kalimantan 4. Segera kecenderungan
Timur No. melakukan (trend analysis)
02 Tahun perbaikan untuk melihat
2011 Kelas apabila terjadi perubahan tingkat
I Tentang kerusakan pada kesehatan
Pengelolaa instalasi air masyarakat antar
n Kualitas bersih. waktu
Air dan
Pengendali
an
Pencemara
n Air
Permenkes
RI No. 32
Tahun
2017
tentang
Standar
Baku Mutu

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 109


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Kesehatan
Lingkunga
n dan
Persyaratan
Kesehatan
Air Untuk
Keperluan
Higiene
Sanitasi,
Kolam
Renang,
Solus Per
Aqua dan
Pemandian
Umum
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
492/MEN
KES/PER/I
V/2010
tentang
Persyaratan
Kualitas
Air Minum

10. Sanitasi Lingkungan

Perawatan Perbaikan Tidak ada 1. Pembuatan bak Di lokasi Selama 1. Metode Dilakukan Pemantauan 1. Instansi Pelaksana yaitu

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 110


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Intake dan kualitas limbah non penampungan intake dan operasional Pengumpulan pada unit-unit lingkungan PDAM Tirta Kencana
Fasilitas sanitasi B3 dan B3 sampah khusus fasilitas intake dan Data : TPS sebelum hidup Kota Samarinda
Penunjang- lingkungan limbah padat penunjangnya fasilitas dibawa ke dilakukan
nya pada lokasi limbah cair pada tiap-tiap penunjangnya a. Melakukan lokasi TPA selama 2. Instansi Pengawas yaitu
proyek dari dapat unit yang pengamatan operasional Dinas Kesehatan Kota
sampah/lim dikelola menghasilkan secara langsung intake dan Samarinda, Dinas
bah Non B3 dengan limbah padat terkait jenis dan fasilitas Lingkungan Hidup Kota
dan B3 baik (organik dan volume limbah penunjang- Samarinda
sehingga anorganik). non B3 dan B3 nya dengan
tidak yang di hasilkan 3. Instansi Penerima Laporan
frekuensi Dinas Kesehatan Kota
membaha- 2. Tidak operasional pemantauan
yakan dan membuang intake dan Samarinda, Dinas
limbah padat Lingkungan Hidup Kota
memenuhi limbah padat ke fasilitas dari kegiatan
baku mutu perairan. penunjangnya. Samarinda, Dinas
operasional Lingkungan Hidup
sesuai dilakukan
dengan 3. Menyediakan b. Melakukan Provinsi Kalimantan
sistem pencatatan terkait setiap Timur
Perda minggu dan
Kaltim No penanganan hasil pengamatan
limbah rumah di lapangan dilaporkan
2 Tahun setiap 6
2011 tangga.
2. Metode Analisis bulan sekali
tentang 4. Memasang Data :
Pengelolaa papan
n Kualitas peringatan a. Melakukan
Air dan tentang analisis data
Pengendali keharusan pengamatan
an menjaga secara deskriptif
Pencemara kebersihan dan dijadikan
n Air lingkungan. masukan bagi
pelaksanaan
Limbah B3 5. Menyiapkan pengelolaan
hasil tempat sampah lingkungan.
produksi khusus untuk

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 111


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
operasional masing-masing
dapat jenis sampah
dikelola yang
dengan dihasilkan.
baik
mengacu 6. Mengumpulkan
pada PP no semua sampah
101 tahun dari tempat
2014 penampungan
tentang sementara dan
Pengelolaa selanjutnya
n Limbah membuangnya
B3 ke tempat
pemrosesan
akhir (TPA).
7. Pembuatan
toilet lengkap
dengan septic
tank pada unit-
unit property
sesuai standar
kesehatan.
8. Menyediakan
lokasi atau bak
pengumpul
limbah B3
(TPS LB3).
9. Membersihkan
Kemasan bekas
bahan baku

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 112


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 41. Matriks UKL - UPL


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelola dan
Sumber Jenis Besaran Bentuk Upaya Lokasi Periode Lokasi Periode
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Ket.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pemantauan Hidup
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
sesuai dengan
SOP.
10.Melakukan
kerjasama
dengan pihak
lain yang
memiliki izin
dari KLHK
dalam
pengolahan
limbah
khususnya
limbah B3.
11.Melakukan
pengelolaan
limbah B3
sesuai dengan
PP No 101
Tahun 2014
Tentang
Pengelolaan
Limbah B3.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 113


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Tabel 42. Matriks Dampak Yang Dikelola Dalam Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Intake Sungai Kapih Kapasitas 200
liter/detik dan Fasilitas Penunjangnya
KOMPONEN KEGIATAN KETERANGAN
PRA KONSTRU PASCA
KOMPONEN LINGKUNGAN OPERASI
KONSTRUKSI KSI KONSTRUKSI
1 2 3 4 5 6 7 8a 8b 8c 8d TAHAP PRA KONSTRUKSI
A. FISIK-KIMIA 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
1. Kualitas Udara Ambien X X 2. Mobilisasi Peralatan dan Material
2. Kebisingan X X
3. Laju Erosi X TAHAP KONSTRUKSI
4. Beban Sedimen X 3. Pembersihan/Penyiapan Lahan
5. Kualitas Air Permukaan X X X 4. Pembangunan Intake dan Fasilitas Penunjangnya
6. Timbunan Sludge X
TAHAP PASCA KONSTRUKSI
5. Demobilisasi Peralatan Konstruksi
B. BIOLOGI 6. Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Konstruksi
1. Vegetasi X
2. Biota Perairan X X X TAHAP OPERASI
7. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional Intake dan
Fasilitas Penunjangnya
8. Operasional Intake dan Fasilitas Penunjangnya
C. SOSEKBUDKESMAS a. Pengambilan Air Baku dan Pengolahan Air Bersih
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat X b. Pendistribusian Air Bersih ke Konsumen
2. Kesempatan Kerja X X X c. Operasional Genset
3. Pendapatan Masyarakat X X d. Perawatan Intake dan Fasilitas Penunjangnya
4. Lalulintas Darat X X
5. Keselamatan Masyarakat X X
6. Kesehatan Masyarakat X X = Dampak yang ditimbulkan
7. Sanitasi Lingkungan X
8. Keselamatan dan Kesehatan
X X
Kerja

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 114


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN


1.1. Jumlah Dan Jenis izin PPLH Yang Dibutuhkan
Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan maka setiap kegiatan
yang wajib AMDAL dan UKL - UPL harus memperoleh Izin Lingkungan.
Izin lingkungan diterbitkan sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau
kegiatan. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) diterbitkan
sebagai persyaratan izin lingkungan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
Ruang lingkup pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
1. Perencanaan,
2. Pemanfaatan,
3. Pengendalian,
4. Pemeliharaan,
5. Pengawasan dan
6. Penegakan hukum.
Berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup kegiatan pembangunan intake sungai
kapih kapasitas 200 liter/detik dan fasilitas penunjangnya maka jenis izin PPLH yang
diperlukan adalah:
1. Izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air
2. Izin penyimpanan sementara limbah B3

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA 117


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

DAFTAR PUSTAKA

APHA. 1975. Standard Method for the Examination of Water and Wastewater, Fourteenth
Edition. APHA, IWWA Washington, DC. P. 71-78.

Anonim, 1978. Pedoman Pengelolaan Satwa Langka, Jilid I dan II, Mamalia, Reptilia,
Amphibia. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam. Direktorat Jenderal
Kehutanan. Bogor.

Anonim, 1987. Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Sekretariat Menteri KLH, Jakarta.

Anonim, 1997. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/KPTS/1997, Tentang


Petunjuk Teknis Penyusunan AMDAL Proyek Irigasi (Air Tanah dan Air
Permukaan). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

APHA, AWWA and WPCF. 1976. Standard Methods for the Examination of Waste and
Wastewater. 14th Ed. American Public Health Association, Washington, D. C.

Arsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Dep. Ilmu-Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian
IPB. Bogor.

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Boyd, C. E. and Lich Koppler. 1979. Water Quality Management In Pond Fish Culture.
Research and Pokok Development Series No. 22 Project : AID/DSAN-G0039.
April 1979.; 30.

Cox, George W. 1972. Laboratory Manual of General Ecology. Brown Company


Publishing. Deboque. Iowa.

Darlyin. 1978. Hand Book of Noise Assessment. Van Nostrand Reynolds Company.
London.

De Clerqo, F. S. A. , M. Greshoof and A. Pulk. 1972. Nieu Plant Kunding Woodernbook


von Nederlandsh Indie. J. H. de Bussy. Amsterdam.

Frontier, S. 1977. Reflextion Pour Line Theorie des Ecosystemes. Bull. Ecol. 8 (4) 445 –
464.

Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Fisik Wilayah dan Tataguna Lahan. Jurusan Tanah.
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Hartogensis, F. 1977. Atmospheric Pollution. International Institute for Hydraulic and


Environment Engineering. Delft, Netherland.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Vol. I-IV. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Jakarta.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA DP - 1


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGUNAN INTAKE SUNGAI KAPIH
KAPASITAS 200 LITER/DETIK DAN FASILITAS PENUNJANGNNYA

Martawijaya, A., dkk. 1989. Atlas Kayu Indonesia. Jilid II. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.Bogor.

Soetarno, H., R.E. Nasution, dan E.I. Sedijoprapto. 1995. Pohon Kehidupan. Prosea
Indonesia, Yayasan Prosea. Bogor.

Soemarwoto, Otto. 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

PDAM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA DP - 2

Anda mungkin juga menyukai