KATA PENGANTAR
Kepala Dinas
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 26. Kegiatan yang menjadi sumber dampak dan besaran dampak lingkungan
yang telah terjadi di Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka ................ 51
Tabel 27. Besaran dampak kebisingan pada kegiatan mobilisasi peralatan dan material
.................................................................................................................. 58
Tabel 28. Nilai RQ (Resiko Gangguan Kesehatan), Sumber : Hasil Olah Data, 2021 61
Tabel 29. Volume Limbah Padat yang dihasilkan ........................................................ 62
Tabel 30. Volume Limbah Cair dihasilkan.................................................................... 64
Tabel 31. Prakiraan Emisi Gas Buang Kendaraan Proyek Tahap Konstruksi ............ 65
Tabel 32. Kebisingan (dB(A)) Yang Ditimbulkan alat-alat berat pada Kegiatan
Konstruksi ..................................................................................................... 65
Tabel 33. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan daerah
pengelolaan D.I Bantalaka, Nilai rata – rata curah hujan sebelum kegiatan ..
.................................................................................................................. 67
Tabel 34. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan trase
Jaringan Irigasi dan Jalan Inspeksi, Nilai rata – rata curah hujan setelah
kegiatan ........................................................................................................ 67
Tabel 35. Besarnya nilai tingkat erosi tanah serta kriterianya tertera pada Tabel Hasil
(E = Nilai Erosi ton/Ha)................................................................................... 68
Tabel 36. Nilai sediment delivery ratio ......................................................................... 71
Tabel 37. Kebisingan (dB(A)) Yang Ditimbulkan alat-alat berat pada Kegiatan
Konstruksi ..................................................................................................... 73
Tabel 38. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan daerah Jalan
Inspeksi, Nilai rata – rata curah hujan sebelum kegiatan ............................ 74
Tabel 39. Nilai sediment delivery ratio ......................................................................... 75
Tabel 40. Kebisingan (dB(A)) Yang Ditimbulkan alat-alat berat pada Kegiatan
Konstruksi ..................................................................................................... 77
Tabel 41. Volume Limbah Padat yang dihasilkan pada kegiatan pekerjaan struktur
bangunan ...................................................................................................... 78
Tabel 42. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan daerah
pengelolaan D.I Bantalaka, Nilai rata – rata curah hujan sebelum kegiatan ..
.................................................................................................................. 79
Tabel 43. Besarnya nilai tingkat erosi tanah serta kriterianya berdasarkan jenis tanah
aluvial (E = Nilai Erosi ton/Ha) ....................................................................... 80
Tabel 44. Nilai sediment delivery ratio ......................................................................... 82
Tabel 45. Upaya pengelolaan lingkungan hidup Peningkatan D.I Bantalaka ........... 151
Tabel 46. Upaya pemantauan lingkungan hidup Peningkatan D.I Bantalaka ........... 171
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Pasangkayu
4. Nomor Fax :-
5. Email :-
Ruang (PUPR)
Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka seluas 830.45 Ha yang saat ini sedang
dalam proses konstruksi dan kondisi eksisting 181.23 Ha sehingg luas totalnya adalah
Sulawesi
Berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja kegiatan
Terlampir)
4. Bantalaka Beroperasi
Pasangkayu telah dimulai sejak tahun 2015. Jumlah luasan yang telah terbangun atau
eksisting adalah 181,23 Ha, yang kemudian selanjutnya sedang dilakukan peningkatan
Skala usaha rencana kegiatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka dengan wilayah Jaringan
Irigasi melayani 3 (tiga) desa yakni desa Kasoloang, desa Wulai dan desa
menjadi Bendung pemasukan (intake dam), Bendung penyimpan (storage dam) dan
membendung air sungai untuk memperoleh beda tinggi elevasi yang cukup untuk
mengalirkan air ke areal sawah. Di samping itu Bendung ini menampung, menyimpan
dan memasukan air ke areal sawah sesuai kebutuhan. Bendung pemasukan menampung
aliran air sungai untuk pengairan jenis aliran sungai langsung ( run of river). Konstruksi
Bendung untuk jaringan irigasi dapat berupa Bendung beton, Bendung urugan batu atau
tanah, Bendung kerangka baja dan Bendung kayu. Bendung dilengkapi dengan saluran
pelimpahan (spillway) untuk mengalirkan air yang berlebihan, pintu air, kolam
Bantalaka” yang memanfaatkan debit air sungai Wulai sebagai sumber air irigasi dengan
pengambilan bebas berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Bendung Irigasi Bantalaka
merupakan bendung tetap dengan type Mercu Ogee, tinggi ±4,0 m, lebar bentangan 40
- 50 m. Pada bendung ini terdapat satu bangunan intake yaitu intake kanan. dengan
pembersihan bendung dari sampah baik di pintu intake, pembilas dan bagian lainnya.
bangunan bagi petak tersier, atau tempat mBantalakainya air masuk pada areal sawah.
Saluran pembawah dapat berupa saluran terbuka, saluran tertutup, atau trowongan.
Kondisi saluran pembawa DI Bantalaka pada umumnya masih berupa saluran tanah dan
Ruas saluran pembawa baik primer maupun sekunder yang terkait dengan
perluasan areal tentu akan mengalami perubahan pada tingkat muka airnya (h) karena
penampang saluran tidak mengalami perubaan. Apabila tanggul yang ada lebih rendah
dari tanggul rencana yang baru setelah adanya perluasan areal maka perlu adanya
membagi air ke saluran berikutnya dan atau ke petak tersier sesuai dengan jumlah
kebutuhan air irigasinya. Masing-masing bangunan dilengkapi dengan pintu air dengan
type Crump de Gruyter atau pintu sorong. Kondisi bangunan dan pintu air pada
sedimen dan pembersihan sampah dan gulma perlu dilakukan untuk mengoptimalkan
fungsi bangunan. Ada juga beberapa bangunan pintu sorong yang hilang tidak
dilengkapi.
Gambar 5. Bangunan Bagi Sdap dilengkapi dengan pintu air D.I Bantalaka
agar dapat dioperasikan dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Jenis bangunan
pelengkap yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi lapangan agar system jaringan
irigasi tidak terputus. Bangunan pelengkap yang ada di jaringan DI Bantalaka, antara
Bangunan gorong-gorong Box adalah bangunan untuk mengalirkan aliran air yang
melalui jalan. Jenis bangunan ini dapat berupa bangunan bentuk kotak atau pipa. Dalam
5.1.2.2 Jembatan
Bangunan jembatan diperlukan apabila saluran air menyilang jalan yang ada baik
itu untuk kenderaan ataupun pejalan kaki. Konstruksi jembatan dapat berupa plat beton
Jalan inspeksi adalah jalan yang diperuntukan untuk inspeksi saluran dalam
rangka pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan. Jalan ini pada umumnya menggunakan
tanggul saluran yang diberi perkerasan jalan baik dengan bahan sirtu atau aspal. Lebar
tanggul saluran untuk jalan inspeksi ini minimal b = 4,00 m untuk kenderaan, dan b =
Sumber air yang akan digunakan sebagai sumber air utama untuk mengairi areal
Daerah Irigasi (DI) Bantalaka dengan wilayah Jaringan Irigasi melayani 3 (tiga) desa
yakni desa Kasoloang, desa WBantalakai dan desa Randomayang, berada pada DAS
Sungai Wulai
Sumber air yang akan digunakan sebagai sumber air utama untuk mengairi areal
rencana Daerah Irigasi Bantalaka diambil dari air Sungai Wulai yang terletak di Desa
Wulai, berada pada DAS yang berada dalam Wilayah Kerja BPDAS Palu Poso, lokasi
DAS tersebut belum memiliki nama DAS (KLHK, diakses 2021). Pengambilan air
dilakukan dengan membuat bendung untuk meninggikan muka air, menampung dan
Morfologi sungai Wulai berupa sungai dengan lembah/bukit kiri dan kanan yang
hilir sungai. Tipe sungai Wulai termasuk tipe permanen, dimana sungainya selalu berair
di setiap musim, dengan pola sungai dendritik. Pola distribusi sedimen di sepanjang
aliran di pengaruhi oleh kedalaman, kecepatan, serta bentuk morfologinya. Aliran sungai
yang lurus maupun yang menikung mengalami perbedaan perubahan disetiap posisi
Kegiatan yang sedang dilakukan dalam rangka Peningkatan Daerah Irigasi (DI)
Bantalaka ini secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pra konstruksi,
tahap konstruksi, dan tahap pasca konstruksi/operasional seperti tersaji pada Gambar
5.
Lingkungan Hidup (DPLH) kegiatan Peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka meliputi
kegiatan Tahap Pra Konstruksi : sosialisasi dan Pembebasan Lahan, Tahap Konstruksi
: Mobilisasi Tenaga Kerja, Mobilisasi Peralatan dan material, Pembersihan Lahan, galian
Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
2. Mobilisasi Peralatan dan Material
3. Pembangunan Basecamp dan Kantor
4. Pembersihan dan Pematangan Lahan
5. Pembuatan Jalan Inspeksi
6. Pekerjaan Struktur (Bangunan)
1. Operasional
2. Pemeliharaan
Peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka dapat dibedakan menjadi kegiatan sosialisasi
a. Sosialisasi
Irigasi (DI) Bantalaka merupakan salah satu bagian pelaksanaan studi analisis
mengenai dampak lingkungan hidup dalam bentuk kajian DPLH. Kegiatan ini
masyarakat mengenai keberadaan, jadwal, tahapan, serta hal lain yang berkaitan
secara langsung dengan masyarakat sekitar areal proyek berkoordinasi dengan instansi
b. Pembebasan Lahan
Khusus Jaringan Irigasi Bantalaka ini yang akan dibangun ditargetkan dapat
mengairi sawah mencapai ± 1.011,68 Ha. Lokasi wilayahnya didominasi areal pertanian
(lahan sawit, sawah tadah hujan, palawija), tegalan, dan lahan tidur. Pada saat dilakukan
studi DPLH dilakukan, telah berlangsung kegiatan konstruksi bagian saluran sekunder
untuk irigasi. Sebagian besar areal yang akan digunakan dalam kegiatan Peningkatan
Daerah Irigasi (DI) Bantalaka (50%) telah dibebaskan secara swadaya oleh komunitas
disesuaikan dengan tahapan kegiatan, jadwal dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan. Komposisi tenaga kerja yang terlibat untuk mendukung rencana kegiatan
Peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang terdiri dari
: Pimpinan (Site Engineer), Staff Administrasi, Pelaksana Lapangan yang terdiri dari :
Mandor, Operator Alat Berat, Mekanik, Sopir, Tukang Batu, Tukang Besi, Tukang Kayu,
Dari jenis profesi dan banyaknya tenaga kerja seperti pimpinan, Staff Admnistrasi
dan tenaga ahli kemungkinan berasal dari luar, sedangkan untuk tenaga pelaksana
dapat berasal dari daerah setempat atau dari luar daerah disesuaikan dengan
ketersediaan tenaga setempat yang mempunyai kualifikasi atau keahlian yang sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kebutuhan tenaga kerja setiap bulannya
akan berfluktuasi sesuai dengan progress pekerjaan. Bila pada saat persiapan atau awal
Tabel 3. Jumlah dan Komposisi tenaga kerja konstruksi Peningkatan D.I Bantalaka
Jenis peralatan dan material yang akan digunakan untuk Peningkatan Daerah
Irigasi (DI) Bantalaka, berdasarkan hasil proyeksi kegiatan dapat diuraikan sebagai
berikut :
Alat berat yang digunakan untuk kegiatan Peningkatan Daerah Irigasi (DI)
peralatan alat-alat berat yang diperlukan, seperti : Excavator, Buldozer, Motor Grader,
Vibro Roller, Dump Truck, Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Wheel Loader, dan lain-
lain.
Pasangkayu melalui jalan darat yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Peralatan
berat tersebut selanjutnya akan digunakan untuk pekerjaan seperti: stripping, galian
tanah, timbunan tanah, pembuatan struktur bangunan, jalan inspeksi dan lain-lain. Untuk
seperti bahan bakar (solar), bensin, minyak pelumas, dan pelumas hydraulis.
Material Bangunan
Keperluan bahan material dalam rencana kegiatan Peningkatan Daerah Irigasi (DI)
Bantalaka meliputi bahan-bahan berikut : tanah urug, pasir pasang, pasir beton, batu
belah, batu kali, semen, split, besi beton, kayu dan lain-lain, dimana material tersebut
didatangkan dari lokasi borrow area, dan lokasi quarry. Penggangkutannya akan
dilakukan dengan menggunakan dump truck yang telah disiapkan. Bahan-bahan lain
merupakan bahan dari pabrik (pabrikasi) yang akan didatangkan dari luar daerah yang
Lokasi Base Camp dan Kantor akan dibangun dekat dengan kegiatan Peningkatan
Daerah Irigasi (DI) Bantalaka yang akan dibangun dan luas bangunannya akan
base camp dan kantor meliputi kegiatan sehari-hari para tenaga kerja proyek dan tenaga
kantor, disamping itu juga dipergunakan untuk kegiatan perbengkelan kendaraan untuk
Lahan yang dibersihkan adalah lahan yang digunakan untuk lokasi kegiatan
Peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka, jalan inspeksi, saluran pembawa dan
pembuatan jalan inspeksi, antara lain: Bulldozer, Excavator, Dump Truck, dan lain-lain.
saluran irigasi dan tanah galiannya akan dimanfaatkan untuk menimbun atau meratakan
lahan yang merupakan daerah aliran air, sehingga tidak terdapat petak-petak sawah
yang terisolir dan pengangkutan produksi, pupuk, alat-alat kerja dan sebagainya dapat
lancar. Jalan inspeksi secara menyeluruh dalam satu daerah irigasi. Ukuran farm road
(jalan usaha tani) ditetapkan dengan lebar minimum 4,0 meter untuk inspeksi
menggunakan kendaraan roda 4 dan 2,0 meter untuk kendaraan roda 2 dengan
kemampuan minimal 1 ton. Ketinggian muka jalan 0,50 meter di atas muka sawah.
Material timbunan jalan inspeksi berasal dari galian saluran irigasi yang dijadikan
Irigasi (DI) Bantalaka adalah meliputi bangunan jaringan irigasi (saluran), bangunan
bagi/sadap, bangunan penunjang, dan jalan inspeksi. Desain konstruksi saluran irigasi
dan bangunan lainnya dapat dilihat pada sub bab 5.1 dan pada lampiran dokumen
ini.
Kegiatan pada Tahap Pasca Konstruksi atau Tahap Operasi yang diprakirakan
Tanggung jawab pengoperasian bendung dan jaringan irigasi secara prinsip yaitu
semua pihak yang berhubungan dengan kegiatan pemanfaatan bendung dan jaringan
irigasi bersangkutan dengan menjaga dan memelihara semua prasarana dan sarana
pada bangunan bagi/sadap bangunan sadap pada saluran primer dan sekunder akan
dilakukan oleh juru bendung yang bertanggung jawab langsung kepada Satuan Kerja
Bidang Sumber Daya Air. Sedangkan pengoperasian pada jaringan tersier sepenuhnya
merupakan tanggung jawab masyarakat petani yang terhimpun dalam suatu organisasi
seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (sesuai penjelasan umum butir 10
dimaksudkan untuk pengaturan jika terjadi kekurangan air dan penyesuaian dengan
untuk mempertahankan kondisi bendung dan jaringan irigasinya agar tetap berfungsi
dengan baik. Penundaan kegiatan pemeliharaan sampai batas waktu tertentu secara
tidak langsung akan menghambat kegiatan operasi produksi dan berfungsinya jaringan,
akan tetapi penundaan melebihi batas waktu akan langsung mengganggu kegiatan
rutin, berkala, periodik, insidentil dan tepat waktu. Kegiatan pemeliharaan ini dapat
dibagi menjadi beberapa golongan, antara lain, pemeliharaan rutin, perbaikan berkala
menerus dan berkesinambungan. Kegiatan ini sifatnya rutin, ringan dan jadwal
waktu tertentu dan dalam hal ini ditetapkan 3-6 bulan sekali
keadaan dan fungsi semula. Kegiatan ini harus dilaksanakan apabila terjadi
kerusakan yang dapat mengganggu pola tata air yang telah direncanakan
Adapun sarana tata air dan perlengkapan irigasi yang perlu diperhatikan dalam
bendung dan intake, penutupan lubang tikus, ketam dan hewan air
Bantalaka dan jaringan irigasi primer dan sekunder merupakan tanggung jawab
kwarter pelengkapan merupakan tanggung jawab masyarakat dalam hal ini yang
tergabung dalam PerkumpBantalakan Petani Pemakai Air atau P3A, sesuai penjelasan
Rona lingkungan hidup yang diperlukan dan relevan untuk ditelaah dalam studi
Peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka, dengan wilayah Jaringan Irigasi melayani 3
(tiga) desa yakni Desa Wulai, Desa Randomayang dan Desa Kasoloang, pada areal
produktif lahan yang dapat diairi mencapai ±1.011.68 Ha, terletak di wilayah Kecamatan
SBantalakawesi Barat yang meliputi komponen fisik-kimia, biologi, dan sosial ekonomi
serta sosial budaya. Data rona lingkungan hidup berupa data sekunder dan data primer.
Data sekunder diperoleh dari studi dokumen dan kepustakaan, sedangkan data primer
beberapa responden.
maka berikut ini disajikan mengenai komponen lingkungan yang relevan untuk ditelaah
dalam studi DPLH Peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bantalaka di Desa Wulai, Desa
kebisingan; fisiografi, topografi dan geologi, hidrologi dan kualitas air, bentang
budaya,
kesehatan masyarakat
Iklim merupakan faktor yang penting bagi kehidupan manusia, hewan maupun
tumbuhan yang hidup dipermukaan bumi. Sampai saat ini, iklim merupakan salah satu
faktor yang belum bisa diatur dengan kemampuan teknologi manusia. Oleh karena itu,
dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan iklim, hal yang dapat dilakukan
hanya menyesuaikan kegiatan tersebut dengan kondisi iklim yang ada untuk mencapai
tujuan yang diharapkan secara optimal. Kondisi iklim secara umum dapat ditinjau dari
beberapa indikator. Hasil pengumpulan data dari studi ini diperoleh indikator iklim antara
lain :
a. Tipe Iklim
dua musim dengan tipe iklim tropis, sehingga dapat dipengaruhi oleh iklim laut yang
b. Curah Hujan
Curah hujan bulan di wilayah studi proyek yang dikutip dari data National
Aeronautics and Space Administration periode tahun 2010 – 2020, dapat dilihat dalam
Curah hujan dalam periode 2010 - 2020 berkisar antara 38,29 – 97,42 mm/tahun
dengan rerata berkisar antara 3,19 – 8,12 mm/tahun (Tabel 6). Berdasarkan data
tersebut, curah hujan selama periode 2010 – 2020 memiliki pola yang sama atau hampir
Data temperatur dan kecepatan angin bBantalakanan di wilayah studi proyek yang
dikutip dari data National Aeronautics and Space Administration periode tahun 2010 –
Berdasarkan tabel diatas, selama periode 2010 – 2020 rata-rata suhu udara di
sekitar area proyek sebesar 26,43 °C dengan suhu minimum sebesar 26,06 °C dan suhu
maksimum sebesar 26,80 °C (Tabel 7 dan 8). Kecepatan angin selama periode tersebut
Fisiografi dan topografi merupakan salah satu faktor fisik yang sangat erat
kaitannya dengan proses-proses alami yang terjadi di suatu daerah. Sub komponen
fisiografi dan geologi yang diperkirakan terkena dampak pada lokasi DPLH Peningkatan
Daerah Irigasi (DI) Bantalaka dengan wilayah Jaringan Irigasi melalui 3 (tiga) desa yakni
Desa Wulai, Desa Randomayang dan Desa Kasoloang, Kecamatan Bambalamotu dan
geologi, litologi dan stratigrafi. Uraian singkat dari sub komponen ini adalah :
a. Topografi
karakteristik bentang lahan yang sangat beragam. Secara umum ketinggian wilayah ini
berada pada 0 - 2175 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kelerengan lahan
yang didominasi oleh datar (0 - 2%) sebesar 36,59%, diikuti curam (>40%) sebesar
Geologi Regional
Secara umum morfologi Lembar Pasangkayu dapat dibagi menjadi tiga satuan
morfologi (Hadiwijoyo, dkk, 1993), yaitu : dataran rendah, perbukitan dan pegunungan.
Dataran rendah menermpati wilayah bagian Barat yang tersebar hampir di sepanjang
pesisir dan melebar di sekitar muara Sungai Lariang. Tingginya berkisar dari 0 - 50 mdpl
dengan lereng sangat landai hingga datar. Wilayah perbukitan tersebar di bagian
tengah, memanjang dari arah Utara sampai Selatan dan umumnya berlereng landai
hingga curam, ketinggiannya berkisar dari 50 - 500 mdpl. Di sekitar lembah Palu satuan
ini menempati daerah yang sempit antara dataran rendah dan pegunungan, diantaranya
yang berada di sekitar Bora, Bombaru hingga Bomba atau KBantalakawi. Wilayah
yang membujur ke arah utara – selatan dan melebar di bagian Selatan. Satuan morfologi
ini umumnya berlereng terjal, mempunyai ketinggian lebih dari 500 mdpl. Puncak–
Stratigrafi Regional
Lariang yang di bagian atas dan bawahnya ditindih secara tidak selaras oleh Formasi
Pakuli serta endapan Aluvial. Beberapa kelompok batuan yang berada di wilayah studi
• Formasi Lariang
Formasi Lariang terdiri dari perselingan konglomerat dengan batu pasir. Sisipan
batu lempung dan setempat tufa. Formasi Lariang ini sebanding dengan Molasa
Celebes yang bercirikan batuan klastika berbutir lebih halus. Batuan Molasa ini
terdiri dari konglomerat, batupasir, batu gamping koral dan napal yang semuanya
hanya mengeras lemah. Umur satuan ini dari Miosen Akhir hingga Pliosen
• Formasi Pasangkayu
Formasi Pasangkayu terdiri dari perselingan batu pasir dengan batu lempung
Pasangkayu menempati areal sekitar Ibu Kota Pasangkayu yakni bagian Barat
• Formasi Lisu
Formasi Lisu terdiri dari perselingan batu lempung, batu pasir dan batu pasir
konglomerat. Tebal Formasi ini sekitar 2.000 meter yang berumur Miosen Awal
• Endapan Aluvial
Endapan Aluvial terdiri dari endapan aluvial sungai, endapan rawa, endapan
Karossa hingga dataran rendah di Utara disekitar muara Sungai Lariang. Umur
Secara umum Pulau Sulawesi merupakan wilayah yang mempunyai proses yang
kompleks karena terdapat hasil bentukan dari tiga pertemuan tiga lempeng besar yaitu
Sulawesi berbentuk huruf “K” (Katili, 1978). Secara regional pada wilayah studi struktur
geologi dipengaruhi oleh tiga arah tegasan utama, yaitu berarah Timur laut – Barat daya,
Barat laut – Tenggara, dan berarah Utara – Selatan (Calvert and Hall, 2007). Tegasan
utama ini membentuk struktur perlipatan dan sesar-sesar yang terekam pada batuan-
batuan Mesozoikum. Letak Sungai Lariang yang terlihat sekarang ini dikontrol oleh
tegasan utama yang berarah Barat laut – Tenggara yang di interpretasikan berhubungan
dengan pembentukan Sesar Palu-Koro (Sukamto, 1975 dalam Calvert and Hall, 2007).
Proses pemekaran selat Makassar yang berlangsung sejak Kala Miosen Tengah
(Weissel, 1980; and Rangin et al., 1990 dalam Wilson, 1998), mengakibatkan
terbentuknya half graben pada bagian Barat dari lengan Sulawesi Barat. Memasuki Kala
Pliosen Awal hingga Plistosen terjadi proses deformasi yang menyebabkan batuan –
dengan elevasi yang tinggi pada sebagian besar daerah sebelah Timur (Calvert and
Hall, 2003).
keseluruhan. Struktur yang terdapat di daerah ini adalah sesar, lipatan, kekar
perdaunan. Sesar yang dapat dikenali jenisnya adalah mendatar dan turun. Sesar Palu-
Koro merupakan sesar utama dan sesar mendatar mengiri yang masih aktif hingga kini.
Sesar Palu-Koro menerus hingga Lembar Palu di bagian utara, Lembar Poso di sebelah
timur, dan Lembar Malili di sebelah selatan. Lipatan yang terdapat di daerah ini berupa
lipatan terbuka dan lipatan tertutup. Kekar hampir terdapat di semua jenis batuan,
terutama di sekitar lajur sesar, baik pada batuan malihan, sedimen maupun batuan beku.
Struktur yang dapat di interperetasikan dari data seismik berupa sesar, lipatan, dan
intrusi batuan. Struktur tersebut tampaknya berkembang dan banyak dipengaruhi oleh
Kualitas udara yang dimaksud adalah kualitas udara ambien yaitu udara bebas di
permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Kualitas udara yang
dimaksud dalam pedoman ini mencakup parameter gas, partikel dan debu.
(a) Parameter gas mencakup Sulfur Dioxida (SO 2), Karbon Monoksida (CO),
Bm.
unsur-unsur tersebut akan meningkat jika dalam pelaksanaan pembangunan jalan tidak
Kualitas udara dapat terganggu oleh sumber pencemar antara lain mesin yang
menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang penyebarannya berasal dari sumber
bergerak (kendaraan bermotor) dan sumber tidak bergerak (antara lain generator set,
mesin pemecah batu/ stone crusher dan lain-lain). Dampak lanjut dari terganggunya
(a) Debu: menyebabkan iritasi kulit, iritasi mata, sesak nafas, bronchitis dan
fibriosis paru-paru.
(b) SO2: menyebabkan bau yang tidak enak, konjungtiva mata, pusing, mual,
pendengaran.
udara dan biaya pemulihannya atau diancam dengan pidana. Tindakan penanggulangan
dan pemulihan pencemaran udara tersebut diatur dengan Pedoman Teknis yang
tersebut. Apabila akibat pencemaran udara tersebut ada pihak-pihak yang dirugikan
maka penanggung jawab kegiatan wajib membayar ganti rugi kepada pihak yang
dirugikan. Tata cara penetapan besarnya ganti rugi dan cara pembayarannya ditetapkan
oleh menteri.
yang digunakan pada tahap konstruksi Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka.
Irigasi (D.I) Bantalaka. Dari hasil pengukuran kualitas udara terlihat bahwa semua
Konsentrasi ini masih jauh lebih rendah dibanding baku mutu yang ditetapkan
sebesar 900 µg/Nm3. Sumber gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan yang
Rentang konsentrasi SO2 yang relatif rendah tersebut juga menggambarkan bahwa
kualitas udara di sekitar lokasi pengukuran tersebut masih bersih atau kegiatan yang
ada di sekitarnya tidak menyebabkan udara ambien tercemar oleh gas SO2.
Gas CO yang keluar dari knalpot akan berada di udara ambien, yang jika
terhirup oleh manusia maka molekul tersebut akan masuk ke dalam saluran
manusia maka akan semakin fatal resiko yang diterima oleh manusia tersebut,
dan sangat toksik sehingga sering disebut sebagai silent killer. Gas CO merupakan
gas yang berbahaya untuk tubuh karena daya ikat CO terhadap Hb adalah 240 kali
Konsentrasi CO dilokasi sampling adalah 190 g/Nm3 masih jauh dibawah baku
mutu yang ditetapkan sebesar 30.000 g/Nm3. Data hasil pengukuran ini juga
menunjukkan bahwa udara pada lokasi pengukuran tersebut relatif masih bersih
atau kegiatan yang ada di sekitarnya tidak mengakibatkan udara tercemar oleh gas
CO.
Gas nitrogen dioksida dapat bersumber dari alam, hasil pembakaran bahan
organik atau asap kendaraan bermotor. Pada konsentrasi tertentu, misalnya diatas
nilai ambang batas konsentrasi atau baku mutu, gas ini dapat menimbulkan iritasi
oksida 185 pon/1000 galon, dan bila mesin diesel 222 pon/1000 galon, tapi hanya
menyumban emisi sulfur oksida 9 pon/I000 galon (Jusuf dkk., 2001). Kadar gas
nitrogen oksida naik seiring dengan meningkatnya aktivitas lalu lintas, yaitu
Gas nitrogen dioksida dalam udara pada lokasi studi sebesar 21,48 g/Nm3.
Konsentrasi NO2 yang terukur masih jauh dibawah baku mutu yang ditetapkan
sebesar 400 g/Nm3. Hasil pengukuran ini menggambarkan bahwa udara di lokasi
tersebut relatif masih bersih atau kegiatan yang ada di sekitarnya tidak
menyebabkan udara ambien tercemar oleh gas NO 2. Kandungan NO2 pada lokasi
Partikel, disebut juga debu (TSP) dihasilkan oleh kegiatan mekanis atau alami
bervariasi, mulai dari 0,1 sampai 25 µm. Partikel berukuran 5-10 µm ditahan oleh
bagian alveoli paru. Debu dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan, iritasi
Total Suspended Particulate (TSP) adalah berupa padatan atau cairan yang
ada di udara dalam bentuk asap, debu, dan uap. Sumber TSP secara alami berasal
dari debu tanah atau pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang, abu
vulkanik akibat letusan gunung berapi, dan semburan uap air panas di sekitar
daerah sumber panas bumi. Sumber TSP akibat ulah manusia berasal dari
Debu udara ambien dalam wilayah studi masih dibawah baku mutu yakni 23,00
g/Nm3. Konsentrasi partikel debu dalam udara ambien di lokasi pengukuran juga
masih jauh dibawah baku mutu yang ditetapkan sebesar 230 g/Nm3 atau kegiatan
partikel (TSP).
5.2.2.2 Kebisingan
Kebisingan yang dimaksud adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu kegiatan
kendaraan dan peralatan. Dampak dari kebisingan adalah terganggunya kesehatan dan
Selain kualitas udara, kebisingan merupakan salah satu parameter yang dipantau
dan memiliki dampak yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekitar.
Dari lokasi pengambilan sampel tingkat kebisingan masih di bawah baku mutu Kep-
sangat baik (skala kualitas lingkungan 5). Hasil pengukuran tersebut menyatakan bahwa
kebisingan di Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka masih berada bawah baku
Kualitas air yang dimaksud adalah kondisi kualitas air yang diukur dan diuji
Parameter kualitas air berdasarkan kelas yang tercantum dalam Baku Mutu Air
mencakup parameter fisik, kimia organik, mikrobiologi, radioaktivitas dan kimia organik.
Parameter kualitas air yang terkait dengan kegiatan pembangunan jalan antara lain
adalah parameter fisik (residu terlarut, residu tersuspensi), kimia organik (Ph, BOD, DO,
NO3, NH3), mikrobiologi (coliform dan coli tinja), kimia organik (minyak dan lemak,
Pencemaran air dapat terjadi di sungai, danau, rawa, di laut akibat pekerjaan
Dampak lanjut pencemaran kualitas air antara lain gangguan kehidupan biota air dan
Survei kualitas air dilakukan pada lokasi saluran yang akan mengairi areal
tersebut memanfaatkan saluran muka dan bangunan akhir yang terkadang melewati
➢ Secara Fisik
➢ Secara Kimia
Untuk mengetahui kualitas air tersebut, dilakukan pengambilan contoh air yang
diambil dari sungai Wulai dan saluran irigasi di lokasi Peningkatan Daerah Irigasi (D.I)
Bantalaka.
Tabel 12. Data Hasil Analisis Laboratorium Sampei Kualitas Air di Sungai Wulai
Tabel 13. Data Hasil Analisis Laboratorium Sampei Kualitas Air di Saluran Irigasi D.I
Bantalaka
Komponen biologi yang dimaksud dalam pedoman ini mencakup flora dan fauna
5.2.3.1 Flora
Flora yang dimaksud adalah tumbuhan dan tanaman yang hidup pada suatu
Jenis – jenis Flora /vegetasi yang dominan meliputi tumbuhan /tanaman antara lain
kelapa (Cocos nucifera) dan pisang (Musa paradisiaca L.). Hasil pengamatan lapangan
sekitar lokasi kegiatan, Jenis flora dan vegetasi yang ada di wilayah studi terdiri dari
beberapa tanaman budidaya seperti kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa sp) dan
beberapa spesies tumbuhan yang tidak tarawat. Hasil pengamatan lapangan juga
menunjukan bahwa di lokasi kegiatan tidak terdapat jenis atau species vegetasi yang
tergolong langka dan dilindungi, hanya beberapa vegetasi alami baik dalam bentuk
Tabel 14. Jenis jenis flora yang ditemukan di selitar Peningkatan Daerah Irigasi (D.I)
Bantalaka
5.2.3.2 Fauna
yaitu berupa satwa yang dipelihara oleh masyarakat sekitar ataupun satwa liat yang
hidup di sekitar adalah sapi, kucing, kambing, dan ayam. Sedangkan stawa yang hidup
liar disekitar lokasi contohnya kupu-kupu, belalang, kadal, ular daun, kaki seribu, burung
setempat, jenis-jenis burung yang terdapat di sekitar wilayah studi umumnya merupakan
satwa yang juga terdapat pada daerah lain, namun demikian beberapa jenis tergolong
Tabel 15. Jenis jenis burung yang ditemukan di sekitar Peningkatan Daerah Irigasi
(D.I) Bantalaka
jenis mamalia, reptil dan amphibi yang terdapat di sekitar wilayah studi sebagaimana
Tabel 16. Jenis-jenis Mamalia, Reptil dan Amphibi yang terdapat di sekitar wilayah
studi
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di lokasi studi tidak temukan jenis fauna
yang tergolongan dilindungi, meski demikian keberadaan fauna perlu tetap dijaga
Hewan Domestik
Tabel 17. Jenis-jenis Hewan Domestik yang terdapat di sekitar wilayah studi
Biota air yang dimaksud adalah organisme (makhluk hidup) yang hidup di air baik
di dalam air (submerged), di dasar (benthic) atau di permukaan air (emerged) yang
termasuk flora maupun fauna. Komponen biota air yang mencakup plankton, nekton dan
benthos.
(a) Plankton adalah organisme air yang hidup melayang di dalam atau
web).
(b) Benthos adalah organisme air yang hidup di dasar perairan (media dasar
perairan) baik hewan atau tumbuhan yang berukuran mikroskopis atau dapat
(c) Nekton adalah organisme air yang hidup melayang dan aktif di dalam air. Pada
rantai makanan.
(d) Kelimpahan biota air yang dimaksud adalah perkiraan jumlah jenis
(e) Status keberadaan jenis yang dimaksud adalah status jenis yang ada pada
endemik.
(f) Manfaat atau fungsi dari biota air mencakup fungsi ekologis, ekonomis atau
estetis.
(g) Habitat yang dimaksud adalah tempat biota air hidup termasuk
Provinsi Sulaawesi Barat. Adapun desa-desa yang diperkirakan terkena jaringan irigasi
meliputi 3 (tiga) desa yakni Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan
Bambalamotu serta Desa Kasoloang Kecamatan Bambaira pada areal produktif lahan
Angka Tahun 2021, jumlah penduduk Kecamatan Bambalamotu pada tahun 2020
sebesar 20.589 jiwa yang terdiri dari 10.699 jiwa penduduk laki-laki dan 9.890 jiwa
penduduk perempuan dengan luas wilayah sekitar 242,97 km2. Sedangkan jumlah
penduduk Kecamatan Bambaira sebesar 10.450 jiwa yang terdiri dari 5.344 jiwa
penduduk laki-laki dan 5.106 jiwa penduduk perempuan dengan luas sekitar 64,84 km 2.
Secara rinci, luas wilayah, jumlah, rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk wilayah
Tabel 18. Luas wilayah, jumlah, rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk wilayah
studi
Randomayang, Desa Kasoloang) dari tahun 2010 hingga 2020 terjadi secara fluktuatif.
Semua desa wilayah studi yang ada di sekitar lingkar dampak, laju pertumbuhan
Tabel 19. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) wilayah studi periode 2010 – 2020
Sumber : Kecamatan Bambalamotu dan Kecamatan Bambaira Dalam Angka 2011 - 2021
Tabel 20. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan rasio beban tanggungan
Sumber : Diolah dari data Kecamatan Bambalamotu dan Kecamatan Bambaira Dalam Angka
2021
desa wilayah studi (Tabel 10), maka struktur umur penduduk di wilayah studi pada
umumnya didominasi oleh kelompok umur usia muda (golongan usia produktif) dengan
Bambaira sebanyak 6.705 orang (64,16%). Dengan demikian, maka angka/rasio beban
tanggungan di wilayah studi berkisar 51,22 – 55,85% yang berarti bahwa setiap 100
berusia tidak atau belum produktif. Tingginya angka penduduk usia muda, memberikan
Bendung Daerah Irigasi (DI) Bantalaka yang jaringan irigasinya berada di wilayah studi
tersebut.
d. Sarana Pendidikan
prasarana pendidikan di wilayah studi relatif kurang memadai. Secara rinci, jumlah
sarana pendidikan yang terdapat di wilayah studi disajikan dalam Tabel 12 sebagai
berikut :
A Kec. Bambalamotu 20 9 1 1
1 Desa Polewali 3 1
2 Desa Bambalamotu 3 1 1
3 Desa Randomayang* 3 1 1
4 Desa Pangiang 2 1
5 Desa Kalola 4 2
6 Desa WBantalakai* 5 2
B Kec. Bambaira 11 2 1 1 1
1 Desa Kasoloang* 2 1 1
3 Desa Bambaira 3 1 1
4 Desa Tampaure 3
20 unit Sekolah Dasar (SD), 9 unit Sekolah Menengah Pertama, 1 Unit Sekolah
Kecamatan Bambaira terdapat 11 unit Sekolah Dasar (SD), 2 unit Sekolah Menengah
Pertama (SMP), 1 unit Madrasah Tsanawiyah (MTs), 1 unit Sekolah Menengah Atas
e. Agama
sarana peribadatan masing-masing agama. Secara rinci, jumlah penduduk dan tempat
ibadah menurut agama dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14 sebagai berikut :
Tabel 22. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut di wilayah studi
Katolik 15 3
Hindu 21 11
Buddha 5 4
Lainnya 3 5
Tabel 23. Jumlah tempat ibadah menurut agama yang dianut di wilayah studi
Masjid 36 24
Mushalla 6 3
Gereja 12 7
Pura 2
Jumlah 56 34
dari agama islam sebanyak 18.968 jiwa beragama islam, 2.910 beragama protestan, 15
jiwa beragama katolik, 21 jiwa beragama hindu, 5 jiwa beragama Buddha dan 3 jiwa
beragama lain (Tabel 13) dengan jumlah tempat ibadah sebanyak 36 unit masjid, 6 unit
mushalla, 12 unit gereja dan 2 unit pura (Tabel 14). Sedangkan di Kecamatan Bambaira
terdapat 10.995 jiwa beragama islam, 836 jiwa beragama protestan, 3 jiwa beragama
katolik, 11 jiwa beragama hindu, 4 jiwa beragama Buddha dan 5 jiwa beragama lain
(Tabel 13) dengan jumlah tempat ibadah sebanyak 24 unit masjid, 3 unit mushalla dan
• Tanaman Pangan
Sub sektor tanaman pangan mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi
ladang), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Hasil tanaman
• Holtikultura
• Perkebunan
tahun 2020 adalah kelapa sawit dengan produksinya 6.599 ton, di Kecamatan
Bambaira produksi kelapa sawit sebesar 4.766 ton. Dari perkebunan rakyat,
selain kelapa sawit hasil perkebunan yang mempunyai kontribusi yang cukup
• Peternakan
ternak besar, ternak kecil dan unggas. Ternak besar paling banyak pada tahun
2020 adalah sapi dengan jumlah 1.838 ekor di Kecamatan Bambalamotu dan
adalah kambing yaitu sebanyak 488 ekor di Kecamatan Bambalamotu dan 487
Kecamatan Bambaira.
pemerintah maupun swasta pada umumnya akan memberikan dampak baik positif
maupun negatif terhadap lingkungan yang salah satunya adalah aspek kesehatan
manusia yang berada di sekitar kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan antara lain diakibatkan
terkena dampak dari kegiatan Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka, dengan
wilayah Jaringan Irigasi melayani 3 (tiga) desa yakni Desa Wulai, Desa Randomayang
faktor penyakit dan berbagai jenis penyakit lainnya, sehingga dapat berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Akibat lain yang dapat mengganggu kesehatan
wilayah Jaringan Irigasi melayani 3 (tiga) desa yakni Desa Wulai, Desa Randomayang
a. Sanitasi lingkungan
kesehatan lingkungan hidup secara fisik, baik di dalam tapak proyek maupun
lingkungan.
terjadinya perubahan pola penyakit, baik yang dialami oleh pekerja proyek
studi menjadi andalan bagi masyarakat untuk pelayanan kesehatan. Jumlah sarana
pelayanan dan tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel 15 dan Tabel 16, sebagai
berikut :
A Kec. Bambalamotu 1 1
1 Desa Randomayang 1 1
B Kec. Bambaira 1
1 Desa Bambaira 1
1 Bambalamotu 4 23 34 5 3
2 Bambaira 2 5 10 1 1
Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah studi didukung oleh tenaga kesehatan,
orang bidan, 5 orang farmasi dan 3 orang ahli gizi, sedangkan di Kecamatan Bambaira
terdiri dari 2 orang dokter, 5 orang perawat, 10 orang bidan, 5 orang farmasi dan 1 orang
ahli gizi (Tabel 16). Sarana prasarana kesehatan ini masih sangat kurang memadai,
mungkin oleh masyarakat yang mendiami desa tersebut di dalam meningkatkan derajat
penyakit.
Irigasi (D.I) Bantalaka adalah kegiatan tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasional.
Tabel 26. Kegiatan yang menjadi sumber dampak dan besaran dampak lingkungan
yang telah terjadi di Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka
Jenis Dampak Yang
Tahapan Sumber Dampak
Ditimbulkan
Persepsi Masyarakat
Sosialisasi
Keresahan Masyarakat
Pra Konstruksi
Persepsi Masyarakat
Pembebasan Lahan
Keresahan Masyarakat
Kesempatan Kerja
Mobilisasi Tenaga Kerja Peningkatan Pendapatan
Persepsi Masyarakat
Kualitas Udara
Kebisingan
Mobilisasi Peralatan dan Material Arus Lalu Lintas
Kesehatan Masyarakat
Persepsi Masyarakat
Limbah Padat Domestik
Pembuatan dan operasional Basecamp dan Kantor
Limbah Cair Domestik
Kualitas Udara
Konstruksi Kebisingan
Aliran Permukaan
Pembersihan dan Pematangan Lahan
Erosi
Kualitas Air Permukaan
Biota Air
Kualitas Udara
Kebisingan
Aliran Permukaan
Pembuatan Jalan Inspeksi
Erosi
Kualitas Air Permukaan
Biota Air
Pekerjaan Struktur Kebisingan
Besaran dampak yang telah terjadi tidak dapat dihitung dikarenakan Peningkatan
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka tidak menginventarisasikan data – data terkait dampak
lingkungan yang telah terjadi selama kegiatan pra konstruksi dan konstruksi berlangsung
Jenis kegiatan pada tahap pra konstruksi Peningkatan Daerah Irigasi (D.I)
6.1.1 Sosialisasi
Persepsi Masyarakat
sikap pesimis terhadap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh karena
itu kegiatan ini tetap perlu melibatkan peran serta masyarakat, dan untuk itu perlu
Keresahan Masyarakat
Persepsi Masyarakat
harga jual lahan yang tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat
antara penawaran dari proyek yang nilainya biasanya didasarkan pada Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP) dengan harga ganti rugi yang diminta pemilik lahan
(masyarakat). Harga NJOP biasanya lebih rendah dari harga yang diiminta
pemilik lahan atau harga dipasaran, sehingga hal ini bisa menimbulkan
stakeholder yang terlibat dalam peningkatan D.I Bantalaka. Salah satu metode
Keresahan Masyarakat
Jenis kegiatan pada tahap konstruksi Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka adalah
mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan material, pembuatan dan operasional
kantor, pembersihan dan pematangan lahan, pembuatan jalan inspeksi, dan pekerjaan
struktur.
Kesempatan Kerja
Pada tahap konstruksi akan melibatkan tenaga kerja secara langsung pada
kegiatan konstruksi. Dampak yang diperkirakan terjadi akibat kegiatan ini yaitu
dari besarnya gaji/upah yang akan diterima. Selain dari tenaga kerja,
konstruksi, seperti warung nasi, kios, ojek atau jasa angkutan dan sewa
Peningkatan Pendapatan
konstruksi.
Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan bahan/material, maka akan terjadi
(TSP). Gas NOx, dan SO2. Pada kegiatan mobilisasi alat dan material
diperkirakan akan melibatkan Dump truck dan peralatan berat lainnya yang
b. Besaran Dampak
kegiatan mobilisasi peralatan dan material yang menggunakan alat – alat berat
0,7 0,5
eu = 20,77 (n/12) (v/48) (w/3) (n/4) (d/365)
Di mana :
eu : Jumlah debu per panjang jalan (kg/km)
s : Silt content
v : Kecepatan kendaraan
w : Berat kendaraan (ton)
n : Jumlah roda kendaraan
d : Jumlah hari tidak hujan
berikut :
Maka jumlah debu yang dihasilkan oleh bergeraknya 1 (satu) lintasan dump truck
dengan jarak angkut 15000 meter (15 km), maka jumlah debu yang dihasilkan
mobilisasi 15000 m x lebar total 8 m = 120.000 m2 dan lebar kiri dan kanan jalan
adalah 50 meter di kiri kanan jalan (total 100 m) dan tinggi kolom udara setinggi
6.2.2.2 Kebisingan
a. Sumber Dampak
sebelum adanya kegiatan proyek berkisar antara 43 dBA (data primer titik
alat-alat berat yang digunakan untuk kegiatan ini, yaitu berkisar antara 73 – 95
dBA pada jarak 15,24 m (Canter, 1977). Tingkat kebisingan akan mencapai nilai
maksimum terutama terjadi pada jam kerja siang hari dimana dalam kondisi
b. Besaran Dampak
berikut.
𝑁𝑖 15
𝐿𝑒𝑞 = 𝐿𝑜𝑖 − 10. 𝑙𝑜𝑔 + 10 𝑙𝑜𝑔 + 𝑠 − 13
𝑆𝑖 𝑑
dengan jumlah puncak rombongan tiap pengiriman mencapai 3 truk per 1 jam
yang melewati jalur mobilisasi secara bersamaan. Berikut sebaran bising sesuai
Tabel 27. Besaran dampak kebisingan pada kegiatan mobilisasi peralatan dan
material
No d Ni Si s Leq
1 5 3 20 0.5 84.51
2 10 3 20 0.5 81.5
3 25 3 20 0.5 77.52
4 50 3 20 0.5 74.51
5 100 3 20 0.5 71.5
6 200 3 20 0.5 68.48
7 300 3 20 0.5 66.72
8 400 3 20 0.5 65.47
9 500 3 20 0.5 64.51
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2021
awal, didapatkan tingkat kebisingan yang terjadi pada tahap mobilisasi peralatan
a. Sumber Dampak
Dampak lain dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan/material ini adalah
b. Besaran Dampak
Gangguan terhadap lalu lintas ini tidak potensial karena kegiatan mobillisasi alat
dan bahan/material tidak dilakukan secara terus menerus dan jaraknya relatif
dilakukan pada saat jam – jam kerja sehingga tidak mengganggu masyarakat
a. Sumber Dampak
Hilir mudik kendaraan berat yang membawa bahan dan material bangunan
diperkirakan akan menimbulkan dampak pencemaran udara dari gas buang dan
debu yang beterbangan baik yang ditimbulkan oleh roda kendaraan, emisi gas
buang maupun muatan yang dibawa oleh kendaraan. Kegiatan ini juga sedikit
b. Besaran Dampak
pengguna jalan dan yang berdomisili di sekitar jalan yang dilalui kendaraan
dan material. United State Environmental Protection Agency (US EPA, 2013),
Hasil analisis kimia udara menunjukkan bahwa dari parameter umum yang
pengangkutan. Maka untuk mengetahui intake TSP yang masuk kedalam tubuh
𝐶𝑥𝑅𝑥𝑡𝐸𝑥𝑓𝑒𝑥𝐷𝑡
𝐼=
𝑊𝑏𝑥𝑡𝑎𝑣𝑔
Keterangan:
I = Asupan (Intake) (mg/kg/hari)
C = Consentration (risk agent) (untuk medium udara:
mg/m3)
R = Laju asupan atau konsumsi (untuk inhalasi m3/jam)
tE = waktu pajanan (jam/hari)
fE = frekuensi pajanan
Dt = Durasi Pajanan (tahun)
Wb = Berat badan (kg)
Tavg = Perioda waktu rata-rata (hari dalam tahun 30 x 365
hari)
Nilai intake tersebut kemudian digunakan untuk menghitung RQ (risk quotient)
Keterangan:
RQ = Risk Quotient
Intake = Asupan (Intake) (mg/kg/hari)
RfC = reference concentration
Hasil analisis risk quotient (RQ) dari persamaan di atas, dapat digunakan untuk
lama menetap di sekitar lokasi selama kegiatan, maka nilai RQ dapat dilihat pada
Tabel.
Tabel 28. Nilai RQ (Resiko Gangguan Kesehatan), Sumber : Hasil Olah Data,
2021
C R tE fE Dt Wb Rfc RQ
46,79 0,83 8 75 0,25 20 2,42 0,010992
46,79 0,83 8 75 0,25 25 2,42 0,008793
46,79 0,83 8 75 0,25 30 2,42 0,007328
46,79 0,83 8 75 0,25 35 2,42 0,006281
46,79 0,83 8 75 0,25 40 2,42 0,005496
46,79 0,83 8 75 0,25 45 2,42 0,004885
46,79 0,83 8 75 0,25 50 2,42 0,004397
46,79 0,83 8 75 0,25 55 2,42 0,003997
46,79 0,83 8 75 0,25 60 2,42 0,003664
46,79 0,83 8 75 0,25 65 2,42 0,003382
46,79 0,83 8 75 0,25 70 2,42 0,00314
Berdasarkan hasil prakiraan di atas, bahwa nilai RQ dari TSP selama masa
pengangkutan masih berada di bawah risiko (RQ≤1). Artinya jika RQ<1, risiko
tidak perlu dikendalikan tetapi perlu dipertahankan agar nilai numerik RQ tidak
melebihi 1.
Diri (APD) bagi para pekerja konstruksi dan mobilisasi peralatan dilakukan pada
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada timbulan limbah padat domestic berasal dari kegiatan
(D.I) Bantalaka
b. Besaran Dampak
basecamp dan kantor berupa kertas, karton, kaleng, botol, kayu, daun, serta
efektif.
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada timbulan limbah cair domestic berasal dari kegiatan
(D.I) Bantalaka
b. Besaran Dampak
Limbah cair merupakan air bekas penggunaan dari berbagai aktifitas. Limbah
cair ini dibedakan atas limbah cair domestik dan limbah cair kegiatan tertentu.
Oleh karena volume limbah cair ditentukan berdasarkan jumlah kebutuhan air
Limbah cair terbagi atas 2 yaitu Black Water yang berasal dari air limbah kotoran
(dari WC) yang kemudian dimasukkan ke dalam tangki septik dan Grey Water
yang berasal dari air limbah cucian, mandi, dan wastafel yang selanjutnya disebut
limbah cair domestik. Berdasarkan estimasi penggunaan air bersih, maka volume
limbah cair dari pembuatan dan pengoperasian basecamp dan kantor yang
a. Sumber Dampak
penurunan kualitas udara dengan adanya debu dan emisi gas buang dari
buldozer.
b. Besaran Dampak
dan pematangan lahan yang menggunakan alat – alat berat berupa Excavator
penelitian (Rau dan Wotten, 1980) untuk setiap pembakaran 1000 Liter bahan
Hidrocarbon (HC) dan 0,62 Kg CO. Perkiraan sebaran emisi gas buang
pembakaran 1000 Liter bahan bakar solar dapat disajikan pada Tabel berikut
Tabel 31. Prakiraan Emisi Gas Buang Kendaraan Proyek Tahap Konstruksi
Ket : Warna Hijau adalah alat berat yang digunakan pada tahap kegiatan
6.2.4.2 Kebisingan
a. Sumber Dampak
dBA (data primer titik sampling, 2021) dan diprakirakan akan meningkat dengan
b. Besaran Dampak
Dampak terhadap kebisingan adalah akibat dari aktivitas bulldozer dan excavator
Tabel 32. Kebisingan (dB(A)) Yang Ditimbulkan alat-alat berat pada Kegiatan
Konstruksi
Compactors**) 90 84 78 72 66 6
Excavator/Back Hoe**) 90 84 78 72 66 0
6
Sumber : 0
*) Weber, H.H. et al (1984) ;
**) U.S. Environmental Protection Agency. (1972) dalam Canter. L. W (1996).
Ket : Warna Hijau adalah alat berat yang digunakan pada tahap kegiatan
a. Besaran Dampak
meningkatkan laju aliran permukaan (run off) yang terjadi akibat hilangnya jenis
vegetasi yang ada karena ditebang dan berkurangnya kapasitas infiltrasi air
permukaan (surface run off), dikarenakan tidak adanya tumbuhan yang mampu
b. Besaran Dampak
digunakan adalah:
Qp = 1/360 (C.i.A)
dimana :
Qp = Debit puncak aliran permukaan (m3/det).
C = Coefisien aliran permukaan.
i = Intensitas hujan (mm/jam).
A = Luas daerah aliran (ha).
Tabel 33. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan daerah
pengelolaan D.I Bantalaka, Nilai rata – rata curah hujan sebelum kegiatan
Tabel 34. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan trase
Jaringan Irigasi dan Jalan Inspeksi, Nilai rata – rata curah hujan setelah
kegiatan
Kolam pengumpul air hujan, Sumur resapan dan/atau, Lubang resapan biopori.
6.2.4.4 Erosi
a. Besaran Dampak
Sumber dampak dari erosi diakibatkan oleh pembersihan dan pematangan lahan
b. Besaran Dampak
mempengaruhi erosi yaitu faktor iklim, faktor tanah, faktor kemiringan atau
topografi, faktor vegetasi serta faktor aktifitas manusia. Kelima faktor ini dihitung
Nilai erosivitas (R) diperoleh dari data curah hujan 10 tahun terakhir. Besarnya
Rain). Besarnya indeks erosivitas curah hujan pada lokasi penelitian dalam kurun
distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan
Firmansyah (2007) menambahkan adanya energi kinetik dan massa hujan yang
jatuh dapat menghancurkan agregat tanah sehingga mudah terbawa air aliran
permukaan.
Tabel 35. Besarnya nilai tingkat erosi tanah serta kriterianya tertera pada Tabel Hasil
(E = Nilai Erosi ton/Ha)
Panjang lereng berperan terhadap besarnya erosi yang terjadi, semakin panjang
lereng maka semakin besar volume aliran permukaan yang terjadi. Kemiringan
lereng memberikan pengaruh besar terhadap erosi yang terjadi, karena sangat
lereng, maka kesempatan air untuk masuk kedalam tanah (infiltrasi) akan
kondisi lahan terbuka atau tidak tertutup sempurna, semakin tinggi aliran
permukaan yang terjadi, maka erosi yang dihasilkan juga semakin tinggi (Monde,
2010). Berdasarkan hasil perhitungan pendugaan erosi maka total erosi yang
dihasilkan pada Daerah Irigasi Bantalaka dengan keadaan eksisting rata - rata
202.83 ton/ha/tahun
a. Sumber Dampak
Dampak lanjutan dari peningkatan air larian adalah terjadinya penurunan kualitas
hempasan air hujan yang terbawa aliran permukaan (surface run off), sehingga
b. Besaran Dampak
suatu daerah tangkapan air ditentukan berdasarkan hasil analisis tingkat erosi.
Nilai SDR ditentukan berdasarkan luas (Ha) DAS yang menjadi lokasi D.I
Bantalaka yakni DAS yang berada dalam Wilayah Kerja BPDAS Palu Poso,
lokasi DAS tersebut belum memiliki nama DAS (KLHK, diakses 2021). Untuk
dimana:
SDR = Nisbah pelepasan sedimen
A = Luas DAS
terangkut masuk ke dalam badan air/sungai dengan jumlah erosi yang terjadi.
SY = SDR x E
Dimana :
SY = Angkutan Sedimen (ton/ha/tahun)
SDR = Sediment Delivery Ratio
E = Erosi Lahan (tons/ha/tahun)
Dampak yang terjadi berlangsung akibat penurunan kualitas air permukaan, bisa
dengan adanya debu dan emisi gas buang dari kendaraan pengangkut material
dan peralatan berat, seperti Excavator, Wheel Loader dan peralatan berat
lainnya.
6.2.5.1 Kebisingan
a. Sumber Dampak
dimana sebelum adanya kegiatan proyek berkisar antara 43 dBA (data primer
titik sampling, 2021) dan diprakirakan akan meningkat dengan adanya kegiatan
b. Besaran Dampak
Dampak terhadap kebisingan adalah akibat dari aktivitas bulldozer dan excavator
Tabel 37. Kebisingan (dB(A)) Yang Ditimbulkan alat-alat berat pada Kegiatan
Konstruksi
a. Sumber Dampak
permukaan (run off) yang terjadi akibat hilangnya jenis vegetasi yang ada karena
menjadikan besarnya jumlah air yang mengalir di permukaan (surface run off),
peresapan air.
b. Besaran Dampak
digunakan adalah:
Qp = 1/360 (C.i.A)
dimana :
Qp = Debit puncak aliran permukaan (m3/det).
C = Coefisien aliran permukaan.
i = Intensitas hujan (mm/jam).
A = Luas daerah aliran (ha).
Tabel 38. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan daerah Jalan
Inspeksi, Nilai rata – rata curah hujan sebelum kegiatan
a. Sumber Dampak
Dampak lanjutan dari peningkatan air larian adalah terjadinya penurunan kualitas
hempasan air hujan yang terbawa aliran permukaan (surface run off), sehingga
b. Besaran Dampak
suatu daerah tangkapan air ditentukan berdasarkan hasil analisis tingkat erosi.
Nilai SDR ditentukan berdasarkan luas (Ha) DAS yang menjadi lokasi D.I
Bantalaka yakni DAS yang berada dalam Wilayah Kerja BPDAS Palu Poso,
lokasi DAS tersebut belum memiliki nama DAS (KLHK, diakses 2021). Untuk
dimana:
SDR = Nisbah pelepasan sedimen
A = Luas DAS
terangkut masuk ke dalam badan air/sungai dengan jumlah erosi yang terjadi.
SY = SDR x E
Dimana :
SY = Angkutan Sedimen (ton/ha/tahun)
SDR = Sediment Delivery Ratio
E = Erosi Lahan (tons/ha/tahun)
6.2.6.1 Kebisingan
a. Sumber Dampak
sebelum adanya kegiatan proyek berkisar antara 43 dBA (data primer titik
b. Besaran Dampak
Dampak terhadap kebisingan adalah akibat dari aktivitas bulldozer dan excavator
Tabel 40. Kebisingan (dB(A)) Yang Ditimbulkan alat-alat berat pada Kegiatan
Konstruksi
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada timbulan limbah padat domestic berasal dari kegiatan
Bantalaka
b. Besaran Dampak
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pekerjaan struktur bangunan berupa
material sisa yang digunakan dalam pekerjaan struktur, jumlah limbah yang
dihasilkan dalam kegiatan ini mencapai 2% dari total material yang digunakan.
Tabel 41. Volume Limbah Padat yang dihasilkan pada kegiatan pekerjaan struktur
bangunan
efektif.
Jenis kegiatan pada tahap operasional Peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka
bendung, jaringan irigasi, dan bangunan pelengkap lainnya. Pada tahap kegiatan
dikarenakan kegiatan Peningkatan Daerah irigasi (D.I) Bantalaka berada pada tahap
konstruksi
a. Besaran Dampak
permukaan (run off) yang terjadi akibat berubahnya vegetasi yang ada menjadi
b. Besaran Dampak
Qp = 1/360 (C.i.A)
dimana :
Qp = Debit puncak aliran permukaan (m3/det).
C = Coefisien aliran permukaan.
i = Intensitas hujan (mm/jam).
A = Luas daerah aliran (ha).
Tabel 42. Nilai C yang akan digunakan, Nilai A diplot berdasarkan luasan daerah
pengelolaan D.I Bantalaka, Nilai rata – rata curah hujan sebelum kegiatan
Kolam pengumpul air hujan, Sumur resapan dan/atau, Lubang resapan biopori
6.3.1.2 Erosi
a. Besaran Dampak
Sumber dampak dari erosi diakibatkan oleh operasional bendung, jaringan irigasi
b. Besaran Dampak
mempengaruhi erosi yaitu faktor iklim, faktor tanah, faktor kemiringan atau
topografi, faktor vegetasi serta faktor aktifitas manusia. Kelima faktor ini dihitung
Nilai erosivitas (R) diperoleh dari data curah hujan 10 tahun terakhir. Besarnya
Rain). Besarnya indeks erosivitas curah hujan pada lokasi penelitian dalam kurun
distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan
Firmansyah (2007) menambahkan adanya energi kinetik dan massa hujan yang
jatuh dapat menghancurkan agregat tanah sehingga mudah terbawa air aliran
permukaan.
Tabel 43. Besarnya nilai tingkat erosi tanah serta kriterianya berdasarkan jenis tanah
aluvial (E = Nilai Erosi ton/Ha)
Panjang lereng berperan terhadap besarnya erosi yang terjadi, semakin panjang
lereng maka semakin besar volume aliran permukaan yang terjadi. Kemiringan
lereng memberikan pengaruh besar terhadap erosi yang terjadi, karena sangat
lereng, maka kesempatan air untuk masuk kedalam tanah (infiltrasi) akan
kondisi lahan terbuka atau tidak tertutup sempurna, semakin tinggi aliran
permukaan yang terjadi, maka erosi yang dihasilkan juga semakin tinggi (Monde,
2010). Berdasarkan hasil perhitungan pendugaan erosi maka total erosi yang
dihasilkan pada Daerah Irigasi Bantalaka dengan keadaan eksisting rata - rata
d. Sumber Dampak
Dampak lanjutan dari peningkatan air larian adalah terjadinya penurunan kualitas
hempasan air hujan yang terbawa aliran permukaan (surface run off), sehingga
a. Besaran Dampak
suatu daerah tangkapan air ditentukan berdasarkan hasil analisis tingkat erosi.
Nilai SDR ditentukan berdasarkan luas (Ha) DAS yang menjadi lokasi D.I
Bantalaka yakni DAS yang berada dalam Wilayah Kerja BPDAS Palu Poso,
lokasi DAS tersebut belum memiliki nama DAS (KLHK, diakses 2021). Untuk
dimana:
SDR = Nisbah pelepasan sedimen
A = Luas DAS
terangkut masuk ke dalam badan air/sungai dengan jumlah erosi yang terjadi.
SY = SDR x E
Dimana :
SY = Angkutan Sedimen (ton/ha/tahun)
SDR = Sediment Delivery Ratio
E = Erosi Lahan (tons/ha/tahun)
6.4 Persetujuan Teknis yang Dimiliki oleh Kegiatan Peningkatan Daerah Irigasi
(D.I) Bantalaka
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka tidak termasuk didalam klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia Dengan Dampak Emisi Tinggi pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan
menggunakan alat produksi yang menghasilkan buangan emisi (dapat dilihat pada
komponen kegiatan)
dikarenakan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka tidak termasuk didalam klasifikasi Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Berpotensi Pencemaraan Air Tinggi pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang
Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka tidak menghasilkan LB3 (dapat dilihat pada komponen
kegiatan)
dampak maka komponen lingkungan yang dikelola adalah komponen lingkungan yang
mengalami dampak akibat usaha dan/atau kegiatan pada tahap pra konstruksi,
2. Pembebasan Lahan
pelengkap
pelengkap
1.1 Sosialisasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2. Tahap Konstruksi
yang dibutuhkan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
kapasitas diri
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.2.2 Kebisingan
• Pembatasan kecepatan
• kendaraan yang melewati jalan akses menuju lokasi proyek maksimal 20 km/jam
dan teknis
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
mengangkomodasi pengangkutan.
• Penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan yaitu jalan kelas I dengan muatan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Penyiraman di jalur mobilisasi pada jam – jam dan jalur tertentu pada lokasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
sampah dengan 3R
terdekat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.4.2 Kebisingan
dan teknis
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Melakukan pembersihan lahan pada saat hujan tidak turun dan mengangkut
biomassa dan tanah dari lokasi pembersihan lahan ke lokasi penimbunan yang
telah ditentukan
• Membersihkan tanah pada jalan agar tidak terbawa air larian ketika turun hujan
• Menyediakan disposal area untuk material galian dari setiap aktifitas pekerjaan
tanah pada kegiatan konstruksi, agar tidak terjadi ceceran material galian yang
akan masuk ke kolam dan tidak secara langsung masuk ke badan air
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.4.4 Erosi
• Menyediakan disposal area untuk material galian dari setiap aktifitas pekerjaan
tanah pada kegiatan konstruksi, agar tidak terjadi ceceran material galian yang
akan masuk ke kolam dan tidak secara langsung masuk ke badan air
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.5.2 Kebisingan
dan teknis
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Melakukan pembersihan lahan pada saat hujan tidak turun dan mengangkut
biomassa dan tanah dari lokasi pembersihan lahan ke lokasi penimbunan yang
telah ditentukan
• Membersihkan tanah pada jalan agar tidak terbawa air larian ketika turun hujan
• Menyediakan disposal area untuk material galian dari setiap aktifitas pekerjaan
tanah pada kegiatan konstruksi, agar tidak terjadi ceceran material galian yang
akan masuk ke kolam dan tidak secara langsung masuk ke badan air
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.6.1 Kebisingan
dan teknis
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
sampah dengan 3R
terdekat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
3. Tahap Operasional
akan masuk ke kolam dan tidak secara langsung masuk ke badan air
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
3.1.2 Erosi
akan masuk ke kolam dan tidak secara langsung masuk ke badan air
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Sosialisasi aturan – aturan yang berkaitan dengan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Dua kali dalam satu tahun kegiatan sosialisasi dilaksanakan yang selanjutnya
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Sosialisasi aturan – aturan yang berkaitan dengan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Dua kali dalam satu tahun kegiatan sosialisasi dilaksanakan yang selanjutnya
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
sampah dengan 3R
terdekat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
dampak maka komponen lingkungan yang dipantau adalah komponen lingkungan yang
mengalami dampak akibat usaha dan/atau kegiatan pada tahap pra konstruksi,
2. Pembebasan Lahan
pelengkap
1.1 Sosialisasi
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2. Tahap Konstruksi
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
baku mutu kualitas udara ambien sesuai PP No. 22 Tahun 2021 Tentang
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.2.2 Kebisingan
• Parameter yang dipantau pada kebisingan adalah baku mutu kebisingan sesuai
Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan
terakreditasi KAN
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Nilai ambang batas Derajat Kejenuhan (DK) <0,75 yang dipersyaratkan oleh
Dirjen Bina Marga dan Departemen Perhubungan, dan tingkat kerusakan jalan
Metode Pemantauan
• Melakukan pengamatan volume lalu lintas dan waktu tempuh kendaraan dalam
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Pengelolaan Sampah
Metode Pemantauan
Pemantauan dilakukan setiap hari dan dilaporkan 2 (dua) kali dalam satu (1) tahun
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Pemantauan dilakukan setiap hari dan dilaporkan 2 (dua) kali dalam satu (1) tahun
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
baku mutu kualitas udara ambien sesuai PP No. 22 Tahun 2021 Tentang
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.4.2 Kebisingan
• Parameter yang dipantau pada kebisingan adalah baku mutu kebisingan sesuai
Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan
terakreditasi KAN
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
dianalisis di laboratorium.
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dari hasil observasi lapangan dan
inventarisasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.4.4 Erosi
• Laju erosi ≤ TSL (Tolerable Soil Loss) dan laju sedimentasi adalah minimal
Metode Pemantauan
dianalisis di laboratorium.
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dari hasil observasi lapangan dan
inventarisasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Parameter yang dipantau pada penurunan kualitas air permukaan adalah baku
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
dengan menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
baku mutu kualitas udara ambien sesuai PP No. 22 Tahun 2021 Tentang
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.5.2 Kebisingan
• Parameter yang dipantau pada kebisingan adalah baku mutu kebisingan sesuai
Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan
terakreditasi KAN
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
dianalisis di laboratorium.
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dari hasil observasi lapangan dan
inventarisasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Parameter yang dipantau pada penurunan kualitas air permukaan adalah baku
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
dengan menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
2.6.1 Kebisingan
• Parameter yang dipantau pada kebisingan adalah baku mutu kebisingan sesuai
Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan
terakreditasi KAN
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Pengelolaan Sampah
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Pemantauan dilakukan setiap hari dan dilaporkan 2 (dua) kali dalam satu (1) tahun
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
3. Tahap Operasional
Metode Pemantauan
dianalisis di laboratorium.
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dari hasil observasi lapangan dan
inventarisasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
3.1.2 Erosi
• Laju erosi ≤ TSL (Tolerable Soil Loss) dan laju sedimentasi adalah minimal
Metode Pemantauan
dianalisis di laboratorium.
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dari hasil observasi lapangan dan
inventarisasi
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
• Parameter yang dipantau pada penurunan kualitas air permukaan adalah baku
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
dengan menggunakan plankton Net No. 25, botol sampel dan Eickman drage
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Pengelolaan Sampah
Metode Pemantauan
Di Desa Wulai dan Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu dan Desa Kasoloang
Pemantauan dilakukan setiap hari dan dilaporkan 2 (dua) kali dalam satu (1) tahun
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan Sosialisasi
1 Persepsi Masyarakat • Sosialisasi terkait kegiatan peningkatan Di Desa Wulai dan Desa Satu kali selama kegiatan Pelaksana :
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka kepada Randomayang sosialisasi dilaksanakan • Dinas pekerjaan
warga disekitar lokasi pekerjaan Kecamatan Umum dan Penataan
• Pemberitahuan jadwal kegiatan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
Dinas Lingkungan Hidup
dan kehutanan Provinsi
Sulawesi Barat
2 Keresahan Masyarakat • Sosialisasi terkait kegiatan peningkatan Di Desa Wulai dan Desa Satu kali selama kegiatan Pelaksana :
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka kepada Randomayang sosialisasi dilaksanakan • Dinas pekerjaan
warga disekitar lokasi pekerjaan Kecamatan Umum dan Penataan
• Pemberitahuan jadwal kegiatan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pembebasan Lahan
1 Persepsi Masyarakat • Sosialisasi terkait kegiatan peningkatan Di Desa Wulai dan Desa Satu kali selama kegiatan Pelaksana :
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka kepada Randomayang sosialisasi dilaksanakan • Dinas pekerjaan
warga disekitar lokasi pekerjaan Kecamatan Umum dan Penataan
• Pemberitahuan jadwal kegiatan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Mengadakan nota kesepahaman antara Bambaira Kab Pengawas :
pemrakarsa dengan pemilik lahan agar Pasangkayu • Dinas Lingkungan
tidak terjadi kesalahpahaman antara Hidup Kabupaten
masyarakat dan pemrakarsa Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Keresahan Masyarakat • Sosialisasi terkait kegiatan peningkatan Di Desa Wulai dan Desa Satu kali selama kegiatan Pelaksana :
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka kepada Randomayang sosialisasi dilaksanakan • Dinas pekerjaan
warga disekitar lokasi pekerjaan Kecamatan Umum dan Penataan
• Pemberitahuan jadwal kegiatan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Mengadakan nota kesepahaman antara Bambaira Kab Pengawas :
pemrakarsa dengan pemilik lahan agar Pasangkayu • Dinas Lingkungan
tidak terjadi kesalahpahaman antara Hidup Kabupaten
masyarakat dan pemrakarsa Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
Tahap Konstruksi
Mobilisasi Tenaga Kerja
1 Kesempatan Kerja • Pemasangan pengumuman tentang Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
rekruitmen tenaga kerja di kantor kepala Randomayang mobilisasi tenaga kerja • Dinas pekerjaan
Desa dan Kecamatan Kecamatan dilaksanakan Umum dan Penataan
• Penyerapan tenaga kerja lokal sesuai Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
kebutuhan pemrakarsa dengan spesifikasi Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
yang dibutuhkan Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Peningkatan Pendapatan • Memberikan pelatihan skill/ketrampilan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
kepada masyarakat guna peningkatan Randomayang mobilisasi tenaga kerja • Dinas pekerjaan
kapasitas diri Kecamatan dilaksanakan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Kasoloang Kecamatan Ruang Provinsi
Bambaira Kab Sulawesi Barat
Pasangkayu Pengawas :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
Dinas Lingkungan Hidup
dan kehutanan Provinsi
Sulawesi Barat
3 Persepsi masyarakat • Sosialisasi terkait kegiatan peningkatan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka kepada Randomayang mobilisasi tenaga kerja • Dinas pekerjaan
warga disekitar lokasi pekerjaan Kecamatan dilaksanakan Umum dan Penataan
• Pemberitahuan jadwal kegiatan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Mobilisasi Peralatan dan Material
1 Kualitas Udara • Menutup material sumber debu Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Randomayang mobilisasi peralatan dan • Dinas pekerjaan
para pekerja konstruksi Kecamatan material dilaksanakan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Kebisingan • Pembatasan kecepatan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
• kendaraan yang melewati jalan akses Randomayang mobilisasi peralatan dan • Dinas pekerjaan
menuju lokasi proyek maksimal 20 km/jam Kecamatan material dilaksanakan Umum dan Penataan
• Maintenance teratur pada mesin kendaraan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
yang digunakan Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Penggunaan kendaraan yang memenuhi Bambaira Kab Pengawas :
syarat layak jalan secara administrasi dan Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
teknis merupakan area tapak Hidup Kabupaten
• Penggunaan alat berat yang telah proyek Pasangkayu
memenuhi uji layak fungsi • Dinas Lingkungan
• Mengumumkan kepada masyarakat Hidup dan kehutanan
mengenai jadwal mobilisasi kendaraan Provinsi Sulawesi
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Barat
para pekerja konstruksi Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
3 Arus Lalu Lintas • Menyusun Rencana Manajemen Lalu Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
Lintas (RMLalin) yang memfokuskan pada: Randomayang mobilisasi peralatan dan • Dinas pekerjaan
rute jalan yang akan digunakan; bagaimana Kecamatan material dilaksanakan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
jaringan jalan dapat mengangkomodasi Kasoloang Kecamatan Ruang Provinsi
pengangkutan. Bambaira Kab Sulawesi Barat
• Pengaturan arus lalu lintas. Pasangkayu yang Pengawas :
• Upaya-upaya yang dapat menurunkan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan
faktor hambatan samping pada jalan di proyek Hidup Kabupaten
sekitarnya serta Simpang Tak Bersinyal, Pasangkayu
seperti mengurangi pemanfaatan Dinas • Dinas Lingkungan
jalan dan bahu jalan untuk aktivitas non- Hidup dan kehutanan
transportasi Provinsi Sulawesi
• Penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan Barat
yaitu jalan kelas I dengan muatan yang Pelaporan :
diizinkan maksimal 10 ton • Dinas Lingkungan
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Hidup Kabupaten
para pekerja konstruksi Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
4 Kesehatan Masyarakat • Penyiraman di jalur mobilisasi pada jam – Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
jam dan jalur tertentu pada lokasi yang Randomayang mobilisasi peralatan dan • Dinas pekerjaan
berpotensi menimbulkan debu Kecamatan material dilaksanakan Umum dan Penataan
• Mengumumkan kepada masyarakat Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
mengenai jadwal mobilisasi kendaraan Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
5 Persepsi Masyarakat • Sosialisasi terkait kegiatan peningkatan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka kepada Randomayang mobilisasi peralatan dan • Dinas pekerjaan
warga disekitar lokasi pekerjaan Kecamatan material dilaksanakan Umum dan Penataan
• Pemberitahuan jadwal kegiatan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
peningkatan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp dan Kantor
1 Timbulan Limbah Padat • Pengelolaan sampah mandiri dengan Lokasi Basecamp dan Selama kegiatan Pelaksana :
Domestik system 3R kantor pembuatan dan • Dinas pekerjaan
• Penyediaan sarana pewadahan sampah pengoperasian basecamp Umum dan Penataan
yang memadai (bak sampah untuk sampah dan kantor dilaksanakan Ruang Provinsi
basah dan kering) secara terpisah, Sulawesi Barat
sehingga memudahkan pengelolaan Pengawas :
sampah dengan 3R • Dinas Lingkungan
• Pengangkutan dan pembuangan sampah Hidup Kabupaten
sisa pengolahan secara rutin ke TPS Pasangkayu
terdekat • Dinas Lingkungan
• Pemasangan papan himbauan kebersihan Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Timbulan Limbah cair • Penyediaan sarana sanitasi yang Lokasi Basecamp dan Selama kegiatan Pelaksana :
Domestik memadahi bagi pekerja berupa MCK kantor pembuatan dan • Dinas pekerjaan
• Pengurasan MCK secara berkala pengoperasian basecamp Umum dan Penataan
dan kantor dilaksanakan Ruang Provinsi
Sulawesi Barat
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pengawas :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pembersihan dan Pematangan Lahan
1 Penurunan Kualitas Udara • Menutup material sumber debu Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
para pekerja konstruksi Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Kebisingan • Maintenance teratur pada mesin kendaraan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
yang digunakan Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
• Penggunaan kendaraan yang memenuhi Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
syarat layak jalan secara administrasi dan Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
teknis Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Penggunaan alat berat yang telah Bambaira Kab Pengawas :
memenuhi uji layak fungsi Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi merupakan area tapak Hidup Kabupaten
para pekerja konstruksi proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
3 Laju Aliran Permukaan • Melakukan pembersihan lahan pada saat Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
hujan tidak turun dan mengangkut Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
biomassa dan tanah dari lokasi Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
pembersihan lahan ke lokasi penimbunan Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
yang telah ditentukan Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Membersihkan tanah pada jalan agar tidak Bambaira Kab Pengawas :
terbawa air larian ketika turun hujan Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
• Melakukan pembukaan lahan dan merupakan area tapak Hidup Kabupaten
pembersihan lahan mengikuti arah kontur. proyek Pasangkayu
• Menyediakan disposal area untuk material • Dinas Lingkungan
galian dari setiap aktifitas pekerjaan tanah Hidup dan kehutanan
pada kegiatan konstruksi, agar tidak terjadi Provinsi Sulawesi
ceceran material galian yang dapat tererosi Barat
dan masuk ke badan sungai. Pelaporan :
• Membuat kolam pengendapan sedimen • Dinas Lingkungan
sehingga aliran permukaan dan sedimen Hidup Kabupaten
akan masuk ke kolam dan tidak secara Pasangkayu
langsung masuk ke badan air • Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
4 Erosi • Melakukan pembukaan lahan dan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
pembersihan lahan mengikuti arah kontur. Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
• Menyediakan disposal area untuk material Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
galian dari setiap aktifitas pekerjaan tanah Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
pada kegiatan konstruksi, agar tidak terjadi Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
ceceran material galian yang dapat tererosi Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
dan masuk ke badan sungai. merupakan area tapak Hidup Kabupaten
• Membuat kolam pengendapan sedimen proyek Pasangkayu
sehingga aliran permukaan dan sedimen • Dinas Lingkungan
akan masuk ke kolam dan tidak secara Hidup dan kehutanan
langsung masuk ke badan air Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
5 Kualitas Air Permukaan • Melakukan seluruh arahan pengelolaan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
dampak terhadap aliran permukaan dan Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
dampak terhadap erosi. Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
6 Biota Air • Melakukan seluruh arahan pengelolaan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
dampak terhadap aliran permukaan dan Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
dampak terhadap erosi. Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pembuatan jalan Inspeksi
1 Penurunan Kualitas Udara • Menutup material sumber debu Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Randomayang pembuatan jalan inspeksi • Dinas pekerjaan
para pekerja konstruksi Kecamatan dilaksanakan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Kebisingan • Maintenance teratur pada mesin kendaraan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
yang digunakan Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
• Penggunaan kendaraan yang memenuhi Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
syarat layak jalan secara administrasi dan Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
teknis Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Penggunaan alat berat yang telah Bambaira Kab Pengawas :
memenuhi uji layak fungsi Pasangkayu yang
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi merupakan area tapak • Dinas Lingkungan
para pekerja konstruksi proyek Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
3 Aliran Permukaan • Melakukan pembersihan lahan pada saat Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
hujan tidak turun dan mengangkut Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
biomassa dan tanah dari lokasi Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
pembersihan lahan ke lokasi penimbunan Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
yang telah ditentukan Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Membersihkan tanah pada jalan agar tidak Bambaira Kab Pengawas :
terbawa air larian ketika turun hujan Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
• Melakukan pembukaan lahan dan merupakan area tapak Hidup Kabupaten
pembersihan lahan mengikuti arah kontur. proyek Pasangkayu
• Menyediakan disposal area untuk material • Dinas Lingkungan
galian dari setiap aktifitas pekerjaan tanah Hidup dan kehutanan
pada kegiatan konstruksi, agar tidak terjadi Provinsi Sulawesi
ceceran material galian yang dapat tererosi Barat
dan masuk ke badan sungai. Pelaporan :
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Membuat kolam pengendapan sedimen • Dinas Lingkungan
sehingga aliran permukaan dan sedimen Hidup Kabupaten
akan masuk ke kolam dan tidak secara Pasangkayu
langsung masuk ke badan air • Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
4 Kualitas Air Permukaan • Melakukan seluruh arahan pengelolaan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
dampak terhadap aliran permukaan dan Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
dampak terhadap erosi. Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
5 Biota Air • Melakukan seluruh arahan pengelolaan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
dampak terhadap aliran permukaan dan Randomayang pembersihan dan • Dinas pekerjaan
dampak terhadap erosi. Kecamatan pematangan lahan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa dilaksanakan Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
merupakan area tapak Hidup Kabupaten
proyek Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pekerjaan Struktur Bangunan
1 Kebisingan • Maintenance teratur pada mesin kendaraan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
yang digunakan Randomayang pekerjaan struktur • Dinas pekerjaan
• Penggunaan kendaraan yang memenuhi Kecamatan dilaksanakan Umum dan Penataan
syarat layak jalan secara administrasi dan Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
teknis Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
• Penggunaan alat berat yang telah Bambaira Kab Pengawas :
memenuhi uji layak fungsi Pasangkayu yang
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi merupakan area tapak • Dinas Lingkungan
para pekerja konstruksi proyek Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Timbulan Limbah Padat • Pengelolaan sampah mandiri dengan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
Domestik system 3R Randomayang pekerjaan struktur • Dinas pekerjaan
• Penyediaan sarana pewadahan sampah Kecamatan dilaksanakan Umum dan Penataan
yang memadai (bak sampah untuk sampah Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
basah dan kering) secara terpisah, Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
sehingga memudahkan pengelolaan Bambaira Kab Pengawas :
sampah dengan 3R Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan
• Pengangkutan dan pembuangan sampah merupakan area tapak Hidup Kabupaten
sisa pengolahan secara rutin ke TPS proyek Pasangkayu
terdekat • Dinas Lingkungan
• Pemasangan papan himbauan kebersihan Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Tahap Operasional
Operasional Bendung, jaringan Irigasi, dan Bangunan Pelengkap Lainnya
1 Aliran Permukaan • Membuat lubang – lubang biopori Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
• Membuat kolam pengendapan sedimen Randomayang operasional dilaksanakan • Dinas pekerjaan
sehingga aliran permukaan dan sedimen Kecamatan Umum dan Penataan
akan masuk ke kolam dan tidak secara Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
langsung masuk ke badan air Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Provinsi Sulawesi
Barat
2 Erosi • Membuat kolam pengendapan sedimen Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
sehingga aliran permukaan dan sedimen Randomayang operasional dilaksanakan • Dinas pekerjaan
akan masuk ke kolam dan tidak secara Kecamatan Umum dan Penataan
langsung masuk ke badan air Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
3 Kualitas Air Permukaan • Melakukan seluruh arahan pengelolaan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
dampak terhadap aliran permukaan dan Randomayang operasional dilaksanakan • Dinas pekerjaan
dampak terhadap erosi Kecamatan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Pengawas :
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Bambaira Kab • Dinas Lingkungan
Pasangkayu Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
4 Biota Air • Melakukan seluruh arahan pengelolaan Di Desa Wulai dan Desa Selama kegiatan Pelaksana :
dampak terhadap aliran permukaan dan Randomayang operasional dilaksanakan • Dinas pekerjaan
dampak terhadap erosi Kecamatan Umum dan Penataan
Bambalamotu dan Desa Ruang Provinsi
Kasoloang Kecamatan Sulawesi Barat
Bambaira Kab Pengawas :
Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
5 Konflik Sosial • Sosialisasi aturan – aturan yang berkaitan Di Desa Wulai dan Desa Dua kali dalam satu tahun Pelaksana :
dengan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Randomayang kegiatan sosialisasi • Dinas pekerjaan
kepada masyarakat pengelola dan pemakai Kecamatan dilaksanakan yang Umum dan Penataan
air Bambalamotu dan Desa selanjutnya mengevaluasi Ruang Provinsi
• Sosialisasi kepada masyarakat agar tidak Kasoloang Kecamatan Daerah Irigasi (D.I) Sulawesi Barat
melakukan pengrusakan terhadap segala Bambaira Kab Bantalaka Pengawas :
fasilitas yang dimiliki Daerah Irigasi (D.I) Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Bantalaka Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
6 Persepsi Masyarakat • Sosialisasi aturan – aturan yang berkaitan Di Desa Wulai dan Desa Dua kali dalam satu tahun Pelaksana :
dengan Daerah Irigasi (D.I) Bantalaka Randomayang kegiatan sosialisasi • Dinas pekerjaan
kepada masyarakat pengelola dan pemakai Kecamatan dilaksanakan yang Umum dan Penataan
air Bambalamotu dan Desa selanjutnya mengevaluasi Ruang Provinsi
• Sosialisasi kepada masyarakat agar tidak Kasoloang Kecamatan Daerah Irigasi (D.I) Sulawesi Barat
melakukan pengrusakan terhadap segala Bambaira Kab Bantalaka Pengawas :
fasilitas yang dimiliki Daerah Irigasi (D.I) Pasangkayu • Dinas Lingkungan
Bantalaka Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pemeliharaan Bendung, jaringan Irigasi, dan Bangunan Pelengkap Lainnya
1 Timbulan Limbah Padat • Pengelolaan sampah mandiri dengan Lokasi Basecamp dan Selama kegiatan Pelaksana :
Domestik system 3R kantor pemeliharaan • Dinas pekerjaan
• Penyediaan sarana pewadahan sampah dilaksanakan Umum dan Penataan
yang memadai (bak sampah untuk sampah Ruang Provinsi
basah dan kering) secara terpisah, Sulawesi Barat
sehingga memudahkan pengelolaan Pengawas :
sampah dengan 3R
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Pengangkutan dan pembuangan sampah • Dinas Lingkungan
sisa pengolahan secara rutin ke TPS Hidup Kabupaten
terdekat Pasangkayu
• Pemasangan papan himbauan kebersihan • Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten
Pasangkayu
• Dinas Lingkungan
Hidup dan kehutanan
Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pembebasan Lahan
1 Persepsi Masyarakat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Satu kali selama Pelaksana :
• Tidak terjadinya persepsi negatif Desa Randomayang kegiatan sosialisasi • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan dilaksanakan Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu
kuisioner • Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Keresahan Masyarakat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Satu kali selama Pelaksana :
• Tidak terjadinya persepsi negatif Desa Randomayang kegiatan sosialisasi
masyarakat Kecamatan dilaksanakan
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 178
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Bambalamotu dan • Dinas pekerjaan Umum dan
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Penataan Ruang Provinsi
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira Sulawesi Barat
Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu Pengawas :
kuisioner • Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Tahap Konstruksi
Mobilisasi Tenaga Kerja
1 Kesempatan Kerja Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Tidak terjadinya persepsi negatif Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu
kuisioner • Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Peningkatan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Pendapatan • Tidak terjadinya persepsi negatif Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu
kuisioner • Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
3 Persepsi Masyarakat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Tidak terjadinya persepsi negatif Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu
kuisioner
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 180
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Mobilisasi Peralatan dan Material
1 Penurunan Kualitas Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Udara • Parameter yang dipantau pada penurunan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
kualitas udara dilingkungan adalah baku Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
mutu kualitas udara ambien sesuai PP No. Bambalamotu dan Sulawesi Barat
22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Desa Kasoloang Pengawas :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Hidup pada Lampiran VII Baku Mutu Udara Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Ambien merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Metode Pemantauan Barat
• Pengukuran langsung di lapangan Pelaporan :
bekerjasama dengan • Dinas Lingkungan Hidup
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN Kabupaten Pasangkayu
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Kebisingan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau pada kebisingan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu
adalah baku mutu kebisingan sesuai PP Kecamatan (1) tahun
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 181
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
No. 22 Tahun 2021 Tentang Bambalamotu dan • Dinas pekerjaan Umum dan
Penyelenggaraan Perlindungan dan Desa Kasoloang Penataan Ruang Provinsi
Pengelolaan Lingkungan Hidup Kecamatan Bambaira Sulawesi Barat
Kab Pasangkayu yang Pengawas :
Metode Pemantauan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup
• Pengukuran langsung di lapangan proyek Kabupaten Pasangkayu
bekerjasama dengan laboratorium • Dinas Lingkungan Hidup dan
lingkungan terakreditasi KAN kehutanan Provinsi Sulawesi
• Analisa deskriptif dari hasil analisa Barat
laboratorium Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
3 Arus Lalu Lintas Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Penambahan waktu perjalanan akibat dari Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
gangguan aksesibilitas Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
• Nilai ambang batas Derajat Kejenuhan (DK) Bambalamotu dan Sulawesi Barat
<0,75 yang dipersyaratkan oleh Dirjen Bina Desa Kasoloang Pengawas :
Marga dan Departemen Perhubungan, dan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
tingkat kerusakan jalan serta tingkat Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
kecelakaan lalulintas merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Metode Pemantauan Barat
• Melakukan pengamatan volume lalu lintas Pelaporan :
dan waktu tempuh kendaraan dalam jarak • Dinas Lingkungan Hidup
tertentu kemudian dianalisis dengan Kabupaten Pasangkayu
menggunakan rumus matematik yang baku
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 182
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
dan pengamatan langsung pada jalan-jalan • Dinas Lingkungan Hidup dan
yang mengalami kerusakan. kehutanan Provinsi Sulawesi
• Analisa deskriptif kuantitatif dan kualitatif Barat
4 Kesehatan Masyarakat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Tidak terjadinya gangguan kesehatan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
kuisioner merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
5 Persepsi Masyarakat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Tidak terjadinya persepsi negatif Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
kuisioner merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 183
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp dan Kantor
1 Tmbulan Limbah Padat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Domestik • Sampah terkelola sesuai dengan Undang- Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Pengelolaan Sampah Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Desa Kasoloang Pengawas :
Metode Pemantauan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
kuisioner proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Timbulan Limbah cair Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Domestik • Parameter yang dipantau sesuai Peraturan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Menteri Lingkungan Hidup No. 68 Tahun Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
2016 Tengang Baku Mutu Limbah Cair Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Domestik Desa Kasoloang Pengawas :
Kecamatan Bambaira
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 184
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan Kab Pasangkayu yang • Dinas Lingkungan Hidup
• Wawancara masyarakat (kuisioner) merupakan area tapak Kabupaten Pasangkayu
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran proyek • Dinas Lingkungan Hidup dan
kuisioner kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pembersihan dan Pematangan Lahan
1 Penurunan Kualitas Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Udara • Parameter yang dipantau pada penurunan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
kualitas udara dilingkungan adalah baku Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
mutu kualitas udara ambien sesuai PP No. Bambalamotu dan Sulawesi Barat
22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Desa Kasoloang Pengawas :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Hidup pada Lampiran VII Baku Mutu Udara Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Ambien merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Metode Pemantauan Barat
• Pengukuran langsung di lapangan Pelaporan :
bekerjasama dengan • Dinas Lingkungan Hidup
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN Kabupaten Pasangkayu
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
2 Kebisingan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau pada kebisingan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
adalah baku mutu kebisingan sesuai PP Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
No. 22 Tahun 2021 Tentang Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Penyelenggaraan Perlindungan dan Desa Kasoloang Pengawas :
Pengelolaan Lingkungan Hidup Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Metode Pemantauan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
• Pengukuran langsung di lapangan proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
bekerjasama dengan laboratorium Barat
lingkungan terakreditasi KAN Pelaporan :
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup
laboratorium Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
3 Aliran Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Laju air larian (run off) adalah minimal Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Metode Pemantauan Bambalamotu dan Sulawesi Barat
• Memantau perubahan/ peningkatan TSS Desa Kasoloang Pengawas :
dan TDS (erosi tanah/ sedimentasi). Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Melakukan pengambilan contoh air secara Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
representatif untuk kemudian dianalisis di merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium. proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
• Pengukuran langsung di lapangan (insitu) Barat
dengan alat TDS meter Pelaporan :
• Dokumentasi kondisi lapangan • Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 186
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif • Dinas Lingkungan Hidup dan
dari hasil observasi lapangan dan kehutanan Provinsi Sulawesi
inventarisasi Barat
4 Erosi Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Laju erosi ≤ TSL (Tolerable Soil Loss) dan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
laju sedimentasi adalah minimal Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Memantau perubahan/ peningkatan TSS Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
dan TDS (erosi tanah/ sedimentasi). Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
• Melakukan pengambilan contoh air secara merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
representatif untuk kemudian dianalisis di proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
laboratorium. Barat
• Pengukuran langsung di lapangan (insitu) Pelaporan :
dengan alat TDS meter • Dinas Lingkungan Hidup
• Dokumentasi kondisi lapangan Kabupaten Pasangkayu
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif • Dinas Lingkungan Hidup dan
dari hasil observasi lapangan dan kehutanan Provinsi Sulawesi
inventarisasi Barat
5 Kualitas Air Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau pada penurunan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
kualitas air permukaan adalah baku mutu Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
kualitas udara ambien sesuai PP No. 22 Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Desa Kasoloang Pengawas :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Hidup pada Lampiran VI Baku Mutu Air Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Nasional merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 187
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan Pelaporan :
• Pengukuran langsung di lapangan • Dinas Lingkungan Hidup
bekerjasama dengan Kabupaten Pasangkayu
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN • Dinas Lingkungan Hidup dan
• Analisa deskriptif dari hasil analisa kehutanan Provinsi Sulawesi
laboratorium Barat
6 Biota Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau berdasarkan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Kelimpahan, indeks keanekaragaman, Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
keseragaman, dan dominansi biota perairan Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Desa Kasoloang Pengawas :
Metode Pemantauan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Metode pemantauan: Dilakukan dengan Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
cara pengambilan sampel di lapangan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
dengan menggunakan plankton Net No. 25, proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
botol sampel dan Eickman drage dan Barat
formalin 4%. Analisis laboratorium dengan Pelaporan :
menggunakan mikroskop, sedangkan data • Dinas Lingkungan Hidup
yang diperoleh dianalisis dengan metoda Kabupaten Pasangkayu
Shannon-Wienner • Dinas Lingkungan Hidup dan
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN kehutanan Provinsi Sulawesi
• Analisa deskriptif dari hasil analisa Barat
laboratorium
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Desa Kasoloang Pengawas :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Hidup pada Lampiran VII Baku Mutu Udara Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Ambien merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Metode Pemantauan Barat
• Pengukuran langsung di lapangan Pelaporan :
bekerjasama dengan • Dinas Lingkungan Hidup
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN Kabupaten Pasangkayu
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Kebisingan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau pada kebisingan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
adalah baku mutu kebisingan sesuai PP Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
No. 22 Tahun 2021 Tentang Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Penyelenggaraan Perlindungan dan Desa Kasoloang Pengawas :
Pengelolaan Lingkungan Hidup Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Metode Pemantauan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
• Pengukuran langsung di lapangan proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
bekerjasama dengan laboratorium Barat
lingkungan terakreditasi KAN Pelaporan :
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup
laboratorium Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
3 Aliran Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Laju air larian (run off) adalah minimal Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Metode Pemantauan Bambalamotu dan Sulawesi Barat
• Memantau perubahan/ peningkatan TSS Desa Kasoloang Pengawas :
dan TDS (erosi tanah/ sedimentasi). Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Melakukan pengambilan contoh air secara Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
representatif untuk kemudian dianalisis di merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium. proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
• Pengukuran langsung di lapangan (insitu) Barat
dengan alat TDS meter Pelaporan :
• Dokumentasi kondisi lapangan • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Kabupaten Pasangkayu
dari hasil observasi lapangan dan • Dinas Lingkungan Hidup dan
inventarisasi kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
4 Kualitas Air Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau pada penurunan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
kualitas air permukaan adalah baku mutu Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
kualitas udara ambien sesuai PP No. 22 Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Desa Kasoloang Pengawas :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Hidup pada Lampiran VI Baku Mutu Air Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Nasional merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Metode Pemantauan Barat
• Pengukuran langsung di lapangan Pelaporan :
bekerjasama dengan • Dinas Lingkungan Hidup
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN Kabupaten Pasangkayu
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 190
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
5 Biota Air Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau berdasarkan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Kelimpahan, indeks keanekaragaman, Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
keseragaman, dan dominansi biota perairan Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Desa Kasoloang Pengawas :
Metode Pemantauan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Metode pemantauan: Dilakukan dengan Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
cara pengambilan sampel di lapangan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
dengan menggunakan plankton Net No. 25, proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
botol sampel dan Eickman drage dan Barat
formalin 4%. Analisis laboratorium dengan Pelaporan :
menggunakan mikroskop, sedangkan data • Dinas Lingkungan Hidup
yang diperoleh dianalisis dengan metoda Kabupaten Pasangkayu
Shannon-Wienner • Dinas Lingkungan Hidup dan
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN kehutanan Provinsi Sulawesi
• Analisa deskriptif dari hasil analisa Barat
laboratorium
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Metode Pemantauan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
• Pengukuran langsung di lapangan proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
bekerjasama dengan laboratorium Barat
lingkungan terakreditasi KAN Pelaporan :
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup
laboratorium Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Tmbulan Limbah Padat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Domestik • Sampah terkelola sesuai dengan Undang- Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Pengelolaan Sampah Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Desa Kasoloang Pengawas :
Metode Pemantauan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
kuisioner proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Tahap Operasional
Operasional Bendung, Jaringan Irigasi, dan Bangunan Pelengkap
1 Aliran Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Laju air larian (run off) adalah minimal Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Metode Pemantauan Bambalamotu dan Sulawesi Barat
• Memantau perubahan/ peningkatan TSS Desa Kasoloang Pengawas :
dan TDS (erosi tanah/ sedimentasi). Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Melakukan pengambilan contoh air secara Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
representatif untuk kemudian dianalisis di merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium. proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
• Pengukuran langsung di lapangan (insitu) Barat
dengan alat TDS meter Pelaporan :
• Dokumentasi kondisi lapangan • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Kabupaten Pasangkayu
dari hasil observasi lapangan dan • Dinas Lingkungan Hidup dan
inventarisasi kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
2 Erosi Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Laju erosi ≤ TSL (Tolerable Soil Loss) dan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
laju sedimentasi adalah minimal Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Memantau perubahan/ peningkatan TSS Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
dan TDS (erosi tanah/ sedimentasi). Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
• Melakukan pengambilan contoh air secara merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
representatif untuk kemudian dianalisis di proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
laboratorium. Barat
Pelaporan :
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 193
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Pengukuran langsung di lapangan (insitu) • Dinas Lingkungan Hidup
dengan alat TDS meter Kabupaten Pasangkayu
• Dokumentasi kondisi lapangan • Dinas Lingkungan Hidup dan
• Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif kehutanan Provinsi Sulawesi
dari hasil observasi lapangan dan Barat
inventarisasi
3 Kualitas Air Permukaan Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau pada penurunan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
kualitas air permukaan adalah baku mutu Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
kualitas udara ambien sesuai PP No. 22 Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Desa Kasoloang Pengawas :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Hidup pada Lampiran VI Baku Mutu Air Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
Nasional merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Metode Pemantauan Barat
• Pengukuran langsung di lapangan Pelaporan :
bekerjasama dengan • Dinas Lingkungan Hidup
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN Kabupaten Pasangkayu
• Analisa deskriptif dari hasil analisa • Dinas Lingkungan Hidup dan
laboratorium kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
4 Biota Air Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Parameter yang dipantau berdasarkan Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Kelimpahan, indeks keanekaragaman, Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
keseragaman, dan dominansi biota perairan Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Desa Kasoloang Pengawas :
Metode Pemantauan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
FORMULIR DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) 194
DAERAH IRIGASI (D.I) BANTALAKA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Metode pemantauan: Dilakukan dengan merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
cara pengambilan sampel di lapangan proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
dengan menggunakan plankton Net No. 25, Barat
botol sampel dan Eickman drage dan Pelaporan :
formalin 4%. Analisis laboratorium dengan • Dinas Lingkungan Hidup
menggunakan mikroskop, sedangkan data Kabupaten Pasangkayu
yang diperoleh dianalisis dengan metoda • Dinas Lingkungan Hidup dan
Shannon-Wienner kehutanan Provinsi Sulawesi
• laboratorium lingkungan terakreditasi KAN Barat
• Analisa deskriptif dari hasil analisa
laboratorium
5 Konflik Sosial Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Tidak terjadinya konflik sosial didalam Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
kuisioner merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
6 Persepsi Masyarakat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
• Tidak terjadinya persepsi negatif di Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
masyarakat Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Metode Pemantauan Desa Kasoloang Pengawas :
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
kuisioner merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pemeliharaan Bendung, Jaringan Irigasi, dan Bangunan Pelengkap
1 Tmbulan Limbah Padat Parameter yang dipantau Di Desa Wulai dan Pemantauan dilakukan Pelaksana :
Domestik • Sampah terkelola sesuai dengan Undang- Desa Randomayang 2 (dua) kali dalam satu • Dinas pekerjaan Umum dan
Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Kecamatan (1) tahun Penataan Ruang Provinsi
Pengelolaan Sampah Bambalamotu dan Sulawesi Barat
Desa Kasoloang Pengawas :
Metode Pemantauan Kecamatan Bambaira • Dinas Lingkungan Hidup
• Wawancara masyarakat (kuisioner) Kab Pasangkayu yang Kabupaten Pasangkayu
• Analisa kuantitatif dari hasil penyebaran merupakan area tapak • Dinas Lingkungan Hidup dan
kuisioner proyek kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
Pelaporan :
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Lokasi Pemantauan Periode Pemantauan Institusi Pemantauan
No Dampak Lingkungan
Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Pasangkayu
• Dinas Lingkungan Hidup dan
kehutanan Provinsi Sulawesi
Barat
SURAT PERNYATAAN
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kepala Dinas
Materai 10000
DAFTAR PUSTAKA
APHA (American Publich Health Assosiation). 2012. Standard Methods For The
Examination Of Water and Waste Water. 22th eds. Washington DC. American
Water Works Assosiation and Water Pollution Control Federation.
Bilotta, G.S., dan Brazier, R.E., 2008, Understanding the influence of suspended solids
on water quality and aquatic biota, Water Research, 42, 2849-2861.
Boyd C.E. 1988. Water Quality In Warmwater Fish Ponds. Departement Of Fisheries
and Allied Aquacultures, Agricultural Experiment Stasion Auburn University.
Elsevier Scientific Publishing Company : Amsterdam –Oxford
Daud K. R., 2000. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku
Masyarakat dengan Kualitas Sanitasi Lingkungan di Pesisir Pantai di Desa
Huangobotu Kecamatan Kabila Kabupaten Bonto Salama. Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Ferry Wantouw dan Robert L.M. Mandaagi, 2014. Manajemen Resiko Proyek
Pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Lopana –Teling.
Jurnal imiah Media Engineering Volume 4 No. 4. Manado.
Keputusan MENLH No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Kantor
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.
Kordi, K, M. G dan Andi Baso, T. 2010. Pengelolaan Kualitas Air. Dalam Budi daya
Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.
Kordi, K., M., G. 2009. Budi Daya Perairan. Buku Kedua. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Kryter, K. D. 1996. Handbook of Hearing and the effect of noise. New York Academic
Press: USA.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company, Toronto. 347
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor P.102 Tahun 2016,
Tentang Pedoman penyusunan dokumen lingkungan bagi usaha dan/atau
kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen lingkungan hidup
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu dan
Kriteria Kerusakan Lingungan Hidup. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan. Makassar.
Weber-Scannell, P.K., dan Duffy, L.K., 2007, Effect of Total Dissolved Solids on Aquatic
Organisms: A Review of Literature and Rrecommendation for Salmonid
Species, American Journal of Environmental Sciences, 3(1), 1-6.
WHO (World Health Organization). 1993. Guidelines for Drinking Water Quality 2nd
Edition. Vol. 1
0
7.0
W
E
PINTU AIR
GAMBAR RENCANA
0+900
0+925 KEGIATAN :
0+950 1+125
0+975 1+050 1+075 1+100 PERENCANAAN PENINGKATAN JARINGAN D.I
1+000 1+025 BANTALAKA
LOKASI :
0 KECAMATAN BAMBAIRA
6.5 DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
KABUPATEN PASANGKAYU
SKALA SITUASI
MENGETAHUI :
1 : 1000
KABID PSDA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
11.00
SKALA VERTIKAL 1 : 100
MARLIAH MUIN S.ST
SKALA HORIZONTAL 1 : 1000 10.00 NIP. 19630424 199503 2 001
DISETUJUI OLEH :
9.00
KAMARUDDIN, ST
NOMOR STA 0 + 900 0 + 925 0 + 950 0 +975 1 + 000 1 + 025 1 + 050 1 + 075 1 + 100 1 + 125 Direktur
8.134
8.055
7.976
7.896
7.819
7.742
7.663
7.586
7.503
ELEV. TOP SALURAN RENCANA
CV. KREASI PLATINUM
Civil - Architecture Consultant
6.871
7.134
6.929
6.825
6.783
6.835
6.662
7.360
6.516
BTN Graha Nusa Blok F/2 Mamuju
6.472
ELEV. TANAH ASLI
TEAM NAMA PERSONIL PARAF
7.134
6.976
6.896
6.819
6.742
6.663
6.586
6.503
........
7.055
H = 1 : 1000
LONG SECTION
V = 1 : 100
KEMIRINGAN SAL. RENCANA
Tahun Kode Gbr No. Lbr Jml. Lbr
2019 09 33
S
W
PINTU AIR
E
5 GAMBAR RENCANA
0+42
0
0+40
KEGIATAN :
00
5 8. PERENCANAAN PENINGKATAN JARINGAN D.I
0+37 BANTALAKA
0+250 0+275 0+300 0+325 0+350
0+225 LOKASI :
KECAMATAN BAMBAIRA
DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
50 KABUPATEN PASANGKAYU
0
8.
9.0
SKALA SITUASI
MENGETAHUI :
1 : 1000
KABID PSDA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
11.00
SKALA VERTIKAL 1 : 100
MARLIAH MUIN S.ST
SKALA HORIZONTAL 1 : 1000 10.00 10 10
DISETUJUI OLEH :
9.00
8 8
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
8.00 PERENCANAAN
KONSULTAN PERENCANA :
5.00
KAMARUDDIN, ST
NOMOR STA 0 + 225 0 + 250 0 + 275 0 + 300 0 + 325 0 + 350 0 + 375 0 + 400 0 + 425 0 + 450 Direktur
10.173
10.069
9.951
9.291
9.846
9.743
9.552
9.373
9.230
ELEV. TOP SALURAN RENCANA
CV. KREASI PLATINUM
Civil - Architecture Consultant
8.552
8.743
8.291
8.373
9.394
8.988
9.392
8.933
9.069
8.074
BTN Graha Nusa Blok F/2 Mamuju
ELEV. TANAH ASLI
TEAM NAMA PERSONIL PARAF
8.951
8.846
8.291
9.282
8.743
9.173
9.069
8.552
SYAFARUDDIN, ST
8.230
Tim Leader
8.373
........
ELEV. DASAR SALURAN RENC.
Drafter NIRWAN ........
H = 1 : 1000
LONG SECTION
V = 1 : 100
KEMIRINGAN SAL. RENCANA
Tahun Kode Gbr No. Lbr Jml. Lbr
2019 06 33
S
W
E
0+
67
5
GAMBAR RENCANA
KEGIATAN :
50
7. PERENCANAAN PENINGKATAN JARINGAN D.I
BANTALAKA
LOKASI :
00
8. KECAMATAN BAMBAIRA
DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
KABUPATEN PASANGKAYU
SKALA SITUASI
MENGETAHUI :
1 : 1000
KABID PSDA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
11.00
SKALA VERTIKAL 1 : 100
MARLIAH MUIN S.ST
SKALA HORIZONTAL 1 : 1000 10.00 NIP. 19630424 199503 2 001
DISETUJUI OLEH :
9.00
KONSULTAN PERENCANA :
5.00
KAMARUDDIN, ST
NOMOR STA 0 + 450 0 + 475 0 + 500 0 + 525 0 + 550 0 + 575 0 + 600 0 + 625 0 + 650 0 + 675 Direktur
8.730
9.000
9.230
8.546
8.792
8.568
8.506
8.462
ELEV. TOP SALURAN RENCANA
CV. KREASI PLATINUM
7.792 Civil - Architecture Consultant
7.421
7.480
7.776
8.074
7.796
7.730
7.309
7.210
ELEV. TANAH ASLI
TEAM NAMA PERSONIL PARAF
7.546
7.506
7.462
7.887
SYAFARUDDIN, ST
8.230
7.568
Tim Leader
8.000
7.792
8.167
7.730
........
ELEV. DASAR SALURAN RENC.
Drafter NIRWAN ........
H = 1 : 1000
LONG SECTION
V = 1 : 100
KEMIRINGAN SAL. RENCANA
Tahun Kode Gbr No. Lbr Jml. Lbr
2019 07 33
STA. 0+000 STA. 0+075
1.00 1.00
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. Abd. Malik Pattana Endeng, KP 91563
GAMBAR RENCANA
KEGIATAN :
10.750
10.750
10.550
10.550
ELEVASI TANAH ASLI (m) ELEVASI TANAH ASLI (m) DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
KABUPATEN PASANGKAYU
JARAK (m) JARAK (m) MENGETAHUI :
9.643
9.750
ELEVASI DASAR SALURAN (m) ELEVASI DASAR SALURAN (m)
KABID PSDA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
STA. 0+025 STA. 0+100
0.25 0.40
0.80
0.50
0.50
GUNADI HALIM, ST
1.80 1.80
B. PERS.+ 9.000 B. PERS.+ 9.000 NIP. 19751029 200312 1 008
KONSULTAN PERENCANA :
10.443
10.443
10.619
10.619
9.543
9.719
PERENCANA :
1.00 1.00
CV. KREASI PLATINUM
Civil - Architecture Consultant
BTN Graha Nusa Blok F/2 Mamuju
10.465
10.566
10.566
10.750
ELEVASI TANAH ASLI (m) ELEVASI TANAH ASLI (m) CROSS SECTION 1 : 100
9.465
9.666
1.00 1.00
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. Abd. Malik Pattana Endeng, KP 91563
GAMBAR RENCANA
KEGIATAN :
10.418
10.418
9.850
9.850
ELEVASI TANAH ASLI (m) ELEVASI TANAH ASLI (m) DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
KABUPATEN PASANGKAYU
JARAK (m) JARAK (m) MENGETAHUI :
9.418
9.282
ELEVASI DASAR SALURAN (m) ELEVASI DASAR SALURAN (m)
KABID PSDA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
STA. 0+175 STA. 0+250
GUNADI HALIM, ST
B. PERS.+ 8.900 B. PERS.+ 8.000 NIP. 19751029 200312 1 008
KONSULTAN PERENCANA :
10.371
10.370
9.812
9.810
ELEVASI TANAH ASLI (m) ELEVASI TANAH ASLI (m)
9.173
ELEVASI DASAR SALURAN (m) ELEVASI DASAR SALURAN (m)
PERENCANA :
1.00 1.00
CV. KREASI PLATINUM
Civil - Architecture Consultant
BTN Graha Nusa Blok F/2 Mamuju
9.668
9.950
9.950
9.669
ELEVASI TANAH ASLI (m) ELEVASI TANAH ASLI (m) CROSS SECTION 1 : 100
9.069
ELEVASI DASAR SALURAN (m) ELEVASI DASAR SALURAN (m)
2019 16 33
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. Abd. Malik Pattana Endeng, KP 91563
0.30
GAMBAR RENCANA
0.30 0.30 0.87 KEGIATAN :
LOKASI :
KECAMATAN BAMBAIRA
1.20 DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
KABUPATEN PASANGKAYU
0.35 1.20 MENGETAHUI :
2+200
DISETUJUI OLEH :
GUNADI HALIM, ST
0.30 NIP. 19751029 200312 1 008
KONSULTAN PERENCANA :
1.80
1.00 KAMARUDDIN, ST
1.00 Direktur
0.20
PERENCANA :
0.30
CV. KREASI PLATINUM
0.50 Civil - Architecture Consultant
0.50 0.60 0.50 BTN Graha Nusa Blok F/2 Mamuju
2019 31 33
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
III Jl. Abd. Malik Pattana Endeng, KP 91563
160 100
10
25 25 Plat Beton
25
1
Pasangan batu
MAN
40
1
Pasangan batu GAMBAR RENCANA
30 50
Plesteran
Plesteran
IV KEGIATAN :
30
VI PERENCANAAN PENINGKATAN JARINGAN D.I
V BANTALAKA
35 30 35 LOKASI :
15
I 35 40 35 KECAMATAN BAMBAIRA
SECTION VI-VI SECTION V-V DAN KECAMATAN BAMBALAMOTU
Skala 1:40 Skala 1:40 KABUPATEN PASANGKAYU
MENGETAHUI :
PINTU AIR 02
KABID PSDA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
PINTU AIR
30 30 30 30
70
70
MAN MAN MARLIAH MUIN S.ST
40
Plesteran Plesteran
01 Plat Beton NIP. 19630424 199503 2 001
30
30
46
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
15
15
35 90 35 35 90 35 PERENCANAAN
160 PEMBESIAN PLAT 01
Skala 1:35
SECTION III-III SECTION IV-IV
Skala 1:40 Skala 1:40
I
KONSULTAN PERENCANA :
PERENCANA :
MAN
3070
CV. KREASI PLATINUM
Civil - Architecture Consultant
BTN Graha Nusa Blok F/2 Mamuju
30
DETAIL BANGUNAN
PELENGKAP PINTU AIR
2019 32 33
PERNYATAAN PROFIL DIRI
Sebagai bentuk pengenalan pribadi dimana saya yang bertanda tangan dibawah
ini :
Dengan ini menyatakan bahwa data yang ada dalam dokumen ini adalah
benar sebagaimana yang telah menjadi pengalaman. Pernyataan ini saya buat
dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
PENDIDIKAN
Pendidikan Formal :
Skill Individu :
1. Mampu melakukan penginderajaan jauh, pemetaan hingga layout peta.
Menggunakan multi software pemetaan yang ada.
2. Mampu melakukan pengambilan data ekosistem pesisir (mangrove, lamun, karang,
ikan, dan benthos) dan pengolahan data sesuai dengan aturan yang berlaku
3. Mampu menyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan
dokumen lingkungan lainnya.
PENGALAMAN KERJA
1. Tahun : 2020 a