KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan ........................................................................... 1-1
1.2 Identitas Perusahaan dan Penyusun DELH ............................................... 1-4
1.3 Perijinan yang Dimiliki................................................................................ 1-5
Daftar Isi ii
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Daftar Isi iv
PENYUSUNAN DELH PROVINSI ACEH
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Ruas Jalan Nasional Provinsi Aceh (Lintas Barat) ........................ 2-2
Tabel 2.2 Peruntukan Lahan Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah ................................. 2-10
Tabel 2. 3 Temperatur Udara Rata-
dan Sekitarnya Tahun 2015 – 2019 .............................................. 2-16
Tabel 2. 4 Data Curah Hujan Provinsi Aceh .................................................. 2-16
Tabel 2. 5 Data Hari Hujan Provinsi Provinsi Aceh ........................................ 2-17
Tabel 2. 6 Kecepatan dan Arah Angin Rata-Rata .......................................... 2-18
Tabel 2. 7 Hasil Pengukuran Kualitas Udara ................................................. 2-19
Tabel 2. 8 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan .......................................... 2-24
Tabel 2. 9 Wilayah Sungai (WS) Provinsi Aceh ............................................. 2-33
Tabel 2. 10 Hasil Analisis Kualitas Air Permukaan .......................................... 2-37
Tabel 2. 11 Luas Provinsi Aceh Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2017 ..... 2-43
Tabel 2.12 Penggunaan Lahan di Luar RUMIJA Pada Ruas Jalan Nasional
Aceh (Lintas Barat) ....................................................................... 2-44
Tabel 2. 13 Ruas Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat) yang Melewati Kawasan
Hutan............................................................................................ 2-50
Tabel 2. 14 Rata-Rata Volume Lalulintas di Ruas Lintas Barat ....................... 2-60
Tabel 2. 15 Jenis Mamalia Di Sekitar Jalan Lintas Barat ................................. 2-62
Tabel 2. 16 Jenis Burung Yang Terdapat Di Jalan Lintas Barat....................... 2-63
Tabel 2. 17 Jenis Reptil yang Terdapat Di Sekitar Jalan Lintas Barat.............. 2-64
Tabel 2. 18 Tanaman Peneduh Jalan yang Telah Ada .................................... 2-66
Tabel 2. 19 Jenis Tanaman Buah Buahan yang Terdapat Di Sekitar............... 2-66
Tabel 2. 20 Jenis Tanaman Industri di Sekitar Jalan Lintas Barat ................... 2-67
Tabel 2. 21 Jenis Tanaman Sayur dan Tanaman Penyedap ........................... 2-68
Tabel 2. 22 Jenis Tumbuhan Di Hutan Lindung Leuser ................................... 2-68
Tabel 2. 23 Jenis Tanaman Hias Di Perkotaan ............................................... 2-69
Tabel 2. 24 Flora dan Fauna yang ada di Sepanjang Jalan Nasional Aceh
(Lintas Barat) ................................................................................ 2-70
Daftar Tabel v
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Tabel 3. 1 Longsoran di Ruas Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat) ................ 3-6
Tabel 3. 2 Jenis Tanaman Peneduh Jalan .................................................... 3-14
Tabel 3. 3 Ringkasan Kajian Evaluasi Kegiatan yang Berjalan ...................... 3-30
Daftar Tabel vi
PENYUSUNAN DELH PROVINSI ACEH
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Ruas Jalan Nasional Lintas Barat di Provinsi Aceh ............ 2-4
Gambar 2. 2 Peta Rencana Struktur Ruang Pada Ruas Jalan Nasional
Lintas Barat di Provinsi Aceh ...................................................... 2-9
Gambar 2. 3 Peta Rencana Pola Ruang Pada Ruas Jalan Nasional Lintas
Barat di Provinsi Aceh ................................................................ 2-12
Gambar 2. 4 Kondisi Akses dan Jalan Lain Disekitar Jalan Nasional
Lintas Barat ................................................................................ 2-13
Gambar 2. 5 Bagian-Bagian Jalan Berdasarkan PP 34 Tahun 2006 ............... 2-14
Gambar 2. 6 Ilustrasi Potongan Melintang Jalan Untuk Wilayah Perkotaan
di Lintas Barat ............................................................................ 2-15
Gambar 2. 7 Ilustrasi Potongan Melintang Jalan Untuk Wilayah Perdesaan
dan Luar Kota di Lintas Barat ..................................................... 2-15
Gambar 2. 8 Penggunaan Tapak Saat Ini Pada Ruas Jalan Nasional
Lintas Barat ................................................................................ 2-15
Gambar 2. 9 Hasil Pengukuran Sulfur Dioksida (SO2) di Lokasi Studi ............ 2-20
Gambar 2. 10 Hasil Pengukuran Karbon Monoksida (CO) di Lokasi Studi ........ 2-20
Gambar 2. 11 Hasil Pengukuran Nitrogen Dioksida (NO2) di Lokasi Studi........ 2-20
Gambar 2. 12 Hasil Pengukuran Hidrokarbon (HC) di Lokasi Studi .................. 2-21
Gambar 2. 13 Hasil Pengukuran Debu (TSP) di Lokasi Studi ........................... 2-21
Gambar 2. 14 Hasil Pengukuran Amonia (NH₃) di Lokasi Studi ........................ 2-21
Gambar 2. 15 Hasil Pengukuran Hidrogen Sulfida (H₂S) di Lokasi Studi .......... 2-22
Gambar 2. 16 Peta Lokasi Sampling Udara dan Kebisingan ............................. 2-23
Gambar 2. 17 Hasil Pengukuran Kebisingan di Lokasi Studi............................. 2-25
Gambar 2. 18 Pengambilan Sampling Kualitas Udara dan Kebisingan
di Lokasi Studi ............................................................................ 2-26
Gambar 2. 19 Peta Geologi Jalur Jalan Nasional Aceh Lintas Barat ............... 2-29
Gambar 2. 20 Longsor Pada Tebing Pemotongan Jalan Lintas Barat
Di Lokasi Meukek. ...................................................................... 2-30
Gambar 2. 21 Penggerusan Badan Jalan oleh Limpasan Permukan
(Run Off) Karena Tidak Dilengkapi Saluran Drainase,
Lokasi Kawasan Perbukitan Kota Subulusalam.......................... 2-31
Gambar 2. 22 Longsor pada bahu kanan berupa dinding terjal ......................... 2-31
Gambar 2. 23 Longsor pada bahu kanan berupa dinding terjal pada
lintas barat sekitar Subulusalam ................................................. 2-31
Gambar 2. 24 Peta KRB Gerakan Tanah/Longsor Jalur Jalan Nasional
Aceh Lintas Barat ...................................................................... 2-32
Gambar 2. 25 Peta Kesesuaian Ruas Jalan dengan Wilayah Administrasi ....... 2-35
Gambar 2. 26 Hasil Pengukuran Parameter TDS di Lokasi Studi...................... 2-39
Gambar 2. 27 Hasil Pengukuran Parameter TSS di Lokasi Studi ...................... 2-39
Gambar 2. 28 Hasil Pengukuran Parameter pH di Lokasi Studi ........................ 2-39
Gambar 2. 29 Hasil Pengukuran Parameter BOD5 di Lokasi Studi ................... 2-40
Gambar 2. 30 Hasil Pengukuran Parameter COD di Lokasi Studi ..................... 2-40
Gambar 2. 31 Hasil Pengukuran Parameter DO di Lokasi Studi ....................... 2-40
Gambar 2. 32 Pengambilan Sampel Kualitas Air Permukaan di Lokasi Studi .. 2-41
Gambar 2. 33 Peta Lokasi Sampling Air ........................................................... 2-42
Gambar 2. 34 Peta Penggunaan Lahan Provinsi Aceh ..................................... 2-47
Gambar 2. 35 Dokumentasi Penggunaan Lahan di Sekitar Jalan Nasional....... 2-48
Gambar 2. 36 Peta Jalan Nasional Dan Kawasan Hutan Provinsi Aceh ........... 2-54
Gambar 2. 37 Kondisi Hirarki Jalan Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat .... 2-61
Gambar 2. 38 Teori Simpul ............................................................................... 2-86
Gambar 2. 39 AMP Tipe takaran atau tipe Batch .............................................. 2-132
Gambar 2. 40 Peta Batas Wilayah Studi ........................................................... 2-142
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengembangan jalan sebagai salah satu bentuk prasarana transportasi memiliki peran
penting dalam perkembangan sosial ekonomi wilayah. Pada tahap awal, infrastruktur jalan
mampu membuka keterisolasian daerah untuk mendukung pertumbuhan. Pada tahap
selanjutnya infrastruktur jalan dibutuhkan untuk melayani tuntutan pergerakan akibat
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Selain itu, jalan juga berperan penting dalam
membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan
keamanan nasional, utamanya untuk daerah perbatasan dengan negara lain.
Tugas pokok Direktorat Jenderal Bina Marga adalah menyediakan prasarana jalan yang
mampu melayani dinamika dan mobilitas masyarakat secara aman dan nyaman, sesuai
yang diamanatkan dalam pasal 2 Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan”, yang
berbunyi ”Penyelenggaraan jalan berdasarkan pada asas kemanfaatan, keamanan dan
keselamatan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan, keadilan, transparansi dan
akuntabilitas, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, serta kebersamaan dan
kemitraan”.
Terkait dengan pemenuhan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga melalui
Bidang Perencanaan dan Pemantauan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) I Banda
Aceh akan melaksanakan program kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup (DELH) Jalan Nasional Aceh yang terbagi atas Jalan Nasional yang berada di
Lintas Barat dan Timur dalam rangka memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat pengguna jalan di wilayah tersebut dan dalam rangka pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Laporan DELH ini adalah untuk jalan nasional yang berada di
lintas barat.
kegiatan untuk segera menyusun Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) skala
AMDAL dan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) skala UKL-UPL, dengan
batas waktu penerbitan Keputusan DELH atau DPLH pelaksanaan dengan tanggal 27
Desember 2015.
3. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diterapkan sanksi administratif berupa paksaan
Pemerintah kepada Orang Perseorangan atau Badan Usaha dan/atau Kegiatan yang
telah memiliki izin usaha tetapi belum memiliki dokumen lingkungan.
4. Kriteria kegiatan yang dimaksud dalam Surat Edaran Menteri Negara Lingkungan Hidup
dan Kehutanan adalah :
a. Telah memiliki izin usaha dan/ atau kegiatan;
b. Telah melakukan usaha dan/atau kegiatan;
c. Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang;
d. Tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen lingkungan hidup.
tetapi tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dan
Penerbitan Izin Lingkungan.
Dokumen DELH Ruas Jalan Nasional Lintas Barat di Provinsi Aceh yang lokasi kegiatannya
berada lebih dari satu wilayah kabupaten/kota atau lintas kabupaten/kota maka penilaian
dokumen dapat dilakukan oleh Tim Komisi Penilai AMDAL tingkat Provinsi dalam hal ini
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh.
Dalam menentukan susunan anggota tim studi ini telah disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga ahli dapat dilihat pada Tabel 1.1.
BAB II
BAB 2
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
YANG TELAH BERJALAN
Untuk jalan Nasional Lintas Barat yang mencakup wilayah Kab. Aceh Singkil terdiri
dari 2 ruas dengan panjang 68,49 Km.
Untuk lebih jelasnya terkait nama ruas dan lingkup wilayah Ruas Jalan Nasional yang
berada di Lintas Barat Provinsi Aceh dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.
Panjang Wilayah
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Lintas
Administrasi
(Km) Jalan
Panjang Wilayah
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Lintas
Administrasi
(Km) Jalan
26. 044 Genting Gerbang ‐ Celala ‐ Bts. 20,80 Penghubung Kabupaten Aceh
Aceh Tengah/Nagan Raya (Timur) Tengah
27. 045 Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya ‐ 88,11 Penghubung Kabupaten Nagan
Lhok Seumot ‐ Jeuram (Barat) Raya
2. Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016-2036;
Dalam qanun tersebut terkait jalan nasional tertuang pada Sistem Jaringan
Prasarana Wilayah Kabupaten, yang termuat pada pasal 14 dan pasal 15, yaitu
Jalan dalam Jaringan jalan Primer menurut fungsinya sebagai jalan Arteri (JAP)
dan Jalan Kolektor -1 (JKP-1) dan jembatan sebagaimana yang dimaksud terdiri
atas:
1) Jaringan Jalan Strategis Nasional sepanjang 20,8 km
a. Ruas jalan Genting Gerbang – Celala – batas Kabupaten Nagan Raya;
2) Jaringan Jalan Kolektor Primer K1 dengan status Jalan Nasional panjang total
227,03 Km, terdiri dari:
a. Ruas Jalan Sp. Uning – Genting Gerbang – Pameu – Batas Kabupaten Pidie
sepanjang 72,00 km;
b. Ruas Jalan Takengon – Ise-ise – (Batas Kabupaten Gayo Lues) sepanjang
92,78 km;
c. Ruas Jalan Batas Bener Meriah – Takengon (Jalan Bireuen-Takengon)
sepanjang 9,20 km.
d. Ruas Jalan Bintang – Kebayakan sepanjang 21,05 km;
e. Ruas Jalan Bintang – Sp. Kraf sepanjang 32,00 km;
f. Rencana Jalan Pameu – batas Pidie sepanjang 21,6 km.
3. Qanun Kabupaten Aceh Barat Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012-2032;
Dalam qanun tersebut terkait jalan nasional tertuang pada Sistem Jaringan
Prasarana Utama, yang termuat pada pasal 13 dan pasal 14, yaitu jaringan jalan
nasional meliputi:
1) Jaringan jalan nasional yang berada di Kabupaten Aceh Barat dengan panjang
total ruas jalan 150,29 km meliputi:
a. Ruas jalan Batas Kota Meulaboh - Batas Aceh Jaya dengan panjang ruas
jalan 42,05 km;
b. Ruas jalan Batas Kota Meulaboh – Batas Nagan Raya dengan panjang ruas
jalan 8,06 km;
c. Ruas jalan Iskandar Muda (Meulaboh), dengan panjang ruas jalan 1,27 km;
d. Ruas jalan Nasional (Meulaboh), dengan panjang ruas jalan 1,08 km; dan
e. Ruas jalan Simpang Empat Rundeng – Batas Kota Meulaboh 1,10 km (arah
ke Tapak Tuan).
2) Jaringan jalan kolektor primer 1 (K2) dengan status jalan strategis nasional
meliputi ruas jalan batas Pidie - Meulaboh sepanjang 96,73 km.
4. Qanun Kabupaten Nagan Raya Nomor 11 Tahun 2015 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015-2035;
Dalam qanun tersebut terkait jalan nasional tertuang pada Sistem Jaringan
Prasarana Wilayah Kabupaten
5. Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012-2032;
Dalam qanun tersebut terkait jalan nasional tertuang pada Sistem Jaringan
Prasarana Utama, yang termuat pada pasal 13 dan pasal 14, yaitu Jaringan jalan
nasional yang berada di Kabupaten Aceh Barat dengan panjang total ruas jalan
150,29 km meliputi:
1) Jaringan jalan arteri primer (K1) dengan panjang total ruas jalan 53,56 km
terdiri atas:
a. Ruas jalan Batas Kota Meulaboh – Batas Aceh Jaya dengan panjang ruas
jalan 42,05 km;
b. Ruas jalan Batas Kota Meulaboh – Batas Nagan Raya dengan panjang
ruas jalan 8,06 km;
c. Ruas jalan Iskandar Muda (Meulaboh), dengan panjang ruas jalan 1,27 km;
d. Ruas jalan Nasional (Meulaboh), dengan panjang ruas jalan 1,08 km; dan
e. Ruas jalan Simpang Empat Rundeng – Batas Kota Meulaboh 1,10 km (arah
ke Tapak Tuan).
2) Jaringan jalan kolektor primer 1 (K2) dengan status jalan strategis nasional
meliputi ruas jalan batas Pidie – Meulaboh sepanjang 96,73 km
6. Qanun Kabupaten Aceh Selatan
RTRW Kabupaten Aceh Selatan belum ditetapkan qonunnya , sehingga mengacu
ke RTRW Provinsi Aceh.
7. Qanun Kota Subulussalam Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Subulussalam Tahun 2014-2034;
Dalam qanun tersebut terkait jalan nasional tertuang pada Sistem Jaringan
Prasarana Utama, yang termuat pada pasal 12 dan pasal 13, yaitu jaringan jalan
arteri primer dengan status jalan nasional dengan panjang total ruas jalan 54,63
Km, meliputi:
1) Ruas jalan Teuku Umar Subulussalam sepanjang 2,68 Km;
2) Ruas jalan Kota Subulussalam – Batas Sumatera Utara sepanjang 14,73 Km;
dan
Berdasarkan Qanun RTRW pada masing-masing wilayah yang terlewati Jalan Nasional
Lintas Barat dan Penghubung maka ruas-ruas jalan nasional tersebut sudah masuk
dalam rencana tata ruang khususnya terkait Struktur Ruang sebagai sistem jaringan
prasarana, dengan demikian peruntukan lahan untuk jalan sudah sesuai dimana ruas-
ruas jalan tersebut secara eksisting sudah ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut terkait peta rencana struktur ruang.
Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat di Provinsi Aceh
Tabel 2.2 Peruntukan Lahan Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah
PANJANG
NOMOR WILAYAH Peruntukan Lahan
NO NAMA RUAS RUAS
RUAS ADMINISTRASI Berdasarkan RTRW
(Km)
PANJANG
NOMOR WILAYAH Peruntukan Lahan
NO NAMA RUAS RUAS
RUAS ADMINISTRASI Berdasarkan RTRW
(Km)
dan Perkebunan Besar.
20. 036 2 Bts. Aceh Selatan/Subulussalam 4,99 Suaka Margasatwa,
‐ Krueng Luas (Km 560) Pertanian Lahan Kering
dan Perkebunan.
21. 037 1 Krueng Luas (Km 560) ‐ Kota 31,31 Pertanian Lahan Kering
Subulussalam Kota dan Perkebunan.
22. 037 11 K Jln. Teuku Umar (Subulussalam) 2,68 Subulussalam Pemukiman Perkotaan, dan
Hutan Produksi.
23. 037 2 Kota Subulussalam ‐ Batas Prov. 15,70 Pemukiman Pedesaan,
Sumut Perkebunan Tanaman
Kering dan Taman Hutan
Raya.
24. 038 2 Bts Subulussalam/Aceh Singkil- 23,01 Kabupaten Perkebunan Besar dan
Lipat Kajang Aceh Singkil Pemukiman Pedesaan.
25. 039 Lipat Kajang – Bts Prov Sumut 45,48 Perkebunan Besar.
26. 044 Genting Gerbang ‐ Celala ‐ Bts. 20,80 Kabupaten Perkebunan Besar dan
Aceh Tengah/Nagan Raya Aceh Tengah Hutan lindung
27. 045 Bts. Aceh Tengah / Nagan Raya 88,11 Perkebunan Besar dan
‐ Lhok Seumot ‐ Jeuram Kabupaten Hutan Produksi.
Nagan Raya
28. 046 Jeuram ‐ Sp. Peut 13,45 Perkebunan Besar dan
Hutan Produksi.
Sumber : RTRW Wilayah Kota dan Kabupaten yang dilalui jalan nasional Lintas Barat
Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat di Provinsi Aceh
Jalan nasional yang ada di lintas barat ini terhubung dengan jalan-jalan lainnya seperti
jalan kabupaten, jalan provinsi dan jalan lokal atau lingkungan. Pada ruas jalan tertentu
terhubung juga dengan jalan khusus diantaranya jalan perkebunan dan jalan industri.
Dengan demikian jalan nasional menjadi jalan utama sebagai akses untuk masyarakat
serta digunakan juga untuk kebun dan industri yang berada di sepanjang jalan
nasional.
a. Ruas Jalan Nasional yang Terhubung b.Ruas Jalan Nasional yang Terhubung dengan
dengan Jalan Kawasan Industri PLTU Jalan Lokal atau Lingkungan
Gambar 2. 4 Kondisi Akses dan Jalan Lain di sekitar Jalan Nasional Lintas Barat
penambahan jalur lalu lintas di masa datang serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan dan dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu.
Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu
pandangan bebas pengemudi, konstruksi jalan dan fungsi jalan.
Untuk lebih jelasnya terkait dengan bagian-bagian jalan dapat dilihat pada gambar
berikut.
Berdasarkan peraturan di atas maka tapak kegiatan untuk studi ini adalah Ruang Milik
Jalan dengan panjang jalannya, dimana Rumija ini akan menjadi kewenangan BPJN I
untuk melakukan operasional jalan, pengawasan jalan dan pemeliharaan jalan, dan
kebutuhan lainnya pada masa yang akan datang. Dengan demikian luas tapak pada
kegiatan jalan nasional yang berada di lintas barat adalah sepanjang 571,73 Km
dengan lebar Rumija rata-rata 8 – 16 meter.
Gambar 2.7 Ilustrasi Potongan Melintang Jalan Untuk Wilayah Perdesaan dan
Luar Kota di Lintas Barat
a. Kondisi RUMIJA Ruas JLN. TEUKU b. Kondisi RUMIJA Ruas LIPAT KAJANG –
UMAR (SUBULUSSALAM) BTS PROV SUMUT
Gambar 2.8 Penggunaan Tapak Saat Ini Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat
A. Temperatur Udara
Berdasarkan data Stasiun Meteorologi Meulaboh tahun 2015 s.d 2019 temperatur
udara terendah di lokasi kegiatan dan sekitarnya adalah 23,4C (Bulan Agustus 2017)
dan tertinggi 28C (Bulan Maret 2016). Rata-rata temperatur tahunan berkisar antara
26,03 – 27,14oC. Temperatur udara rata-rata untuk tahun pengamatan 2015 – 2019
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahun (mm)
No. Bulan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
4. April 596,5 417,9 321,8 334,9 233,8 498,2 354,3 264,8 416,6 371,5
5. Mei 393,6 136,1 208,0 289,0 324,4 269,1 652,7 268,2 99,1 73,0
6. Juni 367,6 169,2 145,1 499,4 293,2 394,1 302,9 63,1 47,6 -
7. Juli 284,0 182,8 297,6 176,1 336,9 214,6 105,4 109,0 383,0 -
8. Agustus 125,7 774,3 198,8 230,0 516,6 214,8 566,1 287,7 362,2 -
9. September 705,9 210,7 185,3 395,1 346,3 355,2 170,0 210,0 351,1 -
10. Oktober 542,4 324,3 348,4 169,0 347,5 449,5 476,5 545,5 731,3 -
11. November 499,0 311,3 635,3 360,5 704,4 421,8 523,1 364,0 532,3 -
12. Desember 162,0 324,3 426,5 251,3 327,4 381,1 261,7 573,9 334,9 -
Rata-Rata 418,7 319,7 278,6 288,2 347,5 315,9 369,9 310,2 323,8 185,5
Sumber : BMKG Cut Nyak Dien Meulaboh Nagan Raya, 2019
Tabel 2.4 menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan bulanan tertinggi di wilayah studi
terjadi pada pada bulan Agustus tahun 2011 mencapai 774,3 mm dan curah hujan
bulanan terendah terjadi pada bulan Juni tahun 2018 mencapai 47,6 mm. Sedangkan
curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 185,5 – 418,7 mm. Adapun data hari
hujan tercantum dalam tabel berikut :
Berdasarkan tabel di atas hari hujan maksimum di wilayah studi terjadi pada bulan
November 2012 mencapai 26 hari, sedangkan terendah terjadi pada bulan Februari
2014 yaitu 5 hari. Hari hujan rata-rata berkisar antara 12-17 hari
ambien, sedangkan arah angin akan menentukan kemana sebaran pencemar akan
terdistribusi. Angin dengan kategori calm wind bertiup dengan kecepatan kurang dari
0,5 m/dtk, angin dengan kecepatan ini kurang mampu untuk mendilusikan atau
mentransportasikan pencemar, sehingga pencemar cenderung terakumulasi di satu
tempat. Data kecepatan dan arah angin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 6 Kecepatan dan Arah Angin Rata-Rata
Kecepatan dan Arah Angin Rata-Rata
No. Bulan
2015 2016 2017 2018 2019
1. Januari S 13 NE 11 NE 9 NE 12 SW 7
2. Februari S 13 NE 15 NE 10 E 10 NE 7
3. Maret SW 12 SW 12 NE 20 E 12 W 9
4. April SW 14 NE 15 NE 17 E 18 NE 8
5. Mei SW 10 NE 15 NE 36 NE 12 W 7
6. Juni SW 12 NE 12 NE 36 NE 22 - -
7. Juli S 34 NE 23 NE 22 NE 12 - -
8. Agustus NE 15 SW 12 NE 27 NE 12 - -
9. September SW 31 NW 12 NE 20 E 13 - -
10. Oktober SE 15 N 9 NE 20 W 10 - -
11. November NE 13 S 13 E 17 NE 8 - -
12. Desember W 9 S 14 E 24 NE 7 - -
Total 191 163 258 148 38
Rata-Rata 16 14 22 12 8
Sumber : BMKG Cut Nyak Dien Meulaboh Nagan Raya, 2019
Keterangan : Kecepatan angin dalam knot (1 knot = 1,8 km/jam)
CL = Calm SW = South West (Barat Daya)
N = North (Utara) S = South (Selatan)
NW = North West (Barat Laut) SE = South East (Tenggara)
NE = North East (Timur Laut) E = East (Timur)
W = West (Barat)
Baku mutu : Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996 (Kebauan)**)
Kondisi kualitas udara di wilayah studi pada saat dilakukan sampling masih baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengukuran kualitas udara dimana untuk parameter SO2, CO,
NO2, O3, HC, H2S, NH3 yang diukur masih memenuhi baku mutu. Sedangkan untuk
parameter Debu dan Timbal tidak dibandingkan dengan baku mutu, karena pengukuran
dilakukan 1 jam. Hasil pengukuran parameter Debu dan Timbal relatif rendah. Sumber
pencemar utama adalah dari emisi kendaraan yang melewati jalan. Kegiatan
operasional jalan pada saat ini tidak berdampak signifikan terhadap kualitas udara.
2.1.7.3 KEBISINGAN
Untuk mengetahui Intensitas Kebisingan di jalan nasional yang berada di lintas barat
Provinsi Aceh dan sekitarnya, maka dilakukan pengukuran intensitas kebisingan di 14
(empat belas) lokasi jalan nasional yang berada di lintas barat Aceh yang mewakili.
Pengukuran dilakukan siang hari pada tanggal 3 s/d 6 Mei 2019. Hasil pengukuran
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2. 8 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
Hasill Baku
No Lokasi Satuan
Sampling Mutu
K1 Pertokoan, Ds. Uning - Kec. Pesati dB(A) 55 65
K2 Terminal Jln. Gajah Mada Singgah Mata dB(A) 55 70
K3 PLTU Nagan Raya dB(A) 54 55
K4 SMPN 2 Nagan Raya dB(A) 53 55
K5 Kebun Sawit dB(A) 48 50
K6 Puskesmas Babah Rot dB(A) 51 55
K7 Perbaikan Jembatan Lhok Mamplam dB(A) 50 55
K8 Depan Kantor Bupati Tapak Tuan dB(A) 56 65
K9 Permukiman Nelayan dB(A) 47 55
K10 Hutan Subulussalam dB(A) 45 50
K11 Permukiman dan perkebunan sawit dB(A) 48 55
K12 Kebun campuran dB(A) 44 50
K13 Permukiman dB(A) 49 55
K14 Pertanian dB(A) 55 50
Sumber : Hasil pengukuran tanggal 03 Mei 2019 oleh PT KehatiLab Indonesia
Keterangan :
K1 = Pertokoan, Ds. Uning - Kec. Pegati (04°36’ 55. 26” LS & 04°36’ 55. 26” BT)
K2 = Terminal Jln. Gajah Mada Singgah Mata, Meulaboh (04°08’50.19’’ LS & 096°07’36.99’’ BT)
K3 = PLTU Nagan Raya, Kab Aceh Barat (04°06’21.34’’ LS & 096°11’52.59’’ BT)
K4 = SMPN 2 Nagan Raya (04°07’02.48’’ LS & 096°17’44.10’’ BT)
K5 = Kebun Sawit Gampong Ie Merah , Kec Babahrot, Kab Aceh Barat Daya (03°55’42.51’’ LS &
096°40’46.83’’ BT)
K6 = Puskesmas Babah Rot , Kec Jeumpa Kab Aceh Barat Daya (03°46’30.13’’ LS &
096°49’06.55’’BT)
K7 = Perbaikan Jembatan Lhok Mamplam , Kec Meukeuk (03°29’51.01’’LS & 097°02’29.37’’BT)
K8 = Depan Kantor Bupati Tapak Tuan (03°15’16.25’’ LS & 097°10’25.18’’BT)
K9 = Permukiman Nelayan Desa Sukamaju, Kec Sultan Daulat, Subulussalam (02°48’50.25’’ LS
& 098°52’38.74’’BT)
K10 = Hutan Subulussalam, Tahura (02°36’30.12’’ LS & 098°06’34.25’’BT)
K11 = Permukiman dan perkebunan sawit Kampung Dasan Raja, Kec Pananggalan, Kab Aceh
Singkil (02°36’44.13’’ LS & 098°01’12.87’’BT)
K12 = Kebun campuran Gampong Keudeu, Kec Lhok Seumot, Kab Aceh Tengah (06°01ᶦ38.64ᶦᶦ LS
& 106°57ᶦ54.49ᶦᶦBT)
K13 = Permukiman Gampong Meunasah Tengoh Kec Beutong (04°15’09.58’’ LS &
096°25’51.21’’BT)
K14 = Pertanian Gampong Keude Lintang Kec Seunagan Timur(04°16’02.88’’ LS &
096°21’35.47’’’BT)
U1 U2 U3
U4 U5 U6
U7 U8 U9
U13 U14
Gambar 2. 18 Pengambilan Sampling Kualitas Udara dan Kebisingan
di Lokasi Studi
2.1.7.4 GEOLOGI
A. Morfologi
Secara morfologi, jalur Jalan Nasional yang berada di Lintas Barat mulai dari Meulaboh
hingga batas wilayah administrasi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara atau di
Kota Subulussalam dapat diuraikan sebagai berikut:
Pedataran Pantai
Terletak pada lintasan antara Meulaboh – Bakongan (Kec. Bakongan), tercirikan
oleh pedataran pantai dan fluviatil berilief datar, landai sampai bergelombang
halus yang di beberapa tempat diselingi rawa. Persebaran pedataran yang cukup
lebar antara garis pantai Samudera Hindia dan kaki perbukitan/pegunungan Bukit
Barisan terletak antara Meulaboh – Susoh berkisar dari 28 – 32 km. Kemiringan
lerengnya dapat dibedakan 0 – 3 %, 3 - < 8%, dan 8 – < 15%. Beda tinggi berkisar
2 - > 50 m, dan elevasi berkisar dari 0 - < 72 m dpl. Antara Susoh hingga
Bakongan pedataran ini relatif lebih sempit, lebar pedataran berkisar 0,3 sampai
3,9 km, kemiringan lereng 0 – 3% dan 3 – 8%, beda tinggi 1 – 14 m, dan elevasi 0
– 16 m dpl. Di sepanjang lintasan pada morfologi pedataran pantai terdapat 4 aliran
sungai cukup besar dan beberapa aliran relatif kecil memotong jalan nasional
lintas barat, menunjukan pola sub paralel, meander yang memotong jalan nasional
lintas barat.
Perbukitan Bergelombang Sedang
Menempati sebagian wilayah Kecamatan Trumon, tercirikan oleh morfologi
peralihan dari dataran pantai ke perbukitan bergelombang sedang, bentuk relief
B. Susunan Litologi
Mengacu peta geologi bersistem Indonesia skala 1 : 250.000, Jalur Jalan Nasional
Aceh (Lintas Barat ) termasuk pada sebagian Peta Geologi Lembar Takengon,
Sumatera (Camero, N.R. et.al, 1983), sebagian ke dalam Peta Geologi Lembar
Tapaktuan, Sumatera (Camero, N.R., et.al, 1982), dan sebagian pada Peta Geologi
Lembar Sidikalang, Sumatera (Aldiss, D.T., et.al, 1983) dengan susunan litologi batuan
dari tua ke muda adalah sebagai berikut:
a. Formasi Gunungapi Tapaktuan (Muvt)
Terdiri dari batuan basal dan andesit epidot, aglomerat, breksi, tuf dan sedimen
sub-ordinat. Tersebar dari Blang Pidie sampai Tapaktuan menempati daerah
perbukitan. Umur formasi ini adalah Kapur.
b. Granit Samadua (Tmis)
Granit biotit, porfir dan aplit. Terdapat di Lhok Pawoh, sebelah barat laut
Tapaktuan, berumur Eosen.
c. Formasi Sibolga (Tlsb)
Tersusun oleh batupasir, serpih dan batulanau, batubara tipis, selingan tuf.
Tersebar di Subulussalam sekitar batas Provinsi Aceh dan Sumatera Utara,
berumur Oligosen.
d. Mikrodiorit Trumon (Tmit)
Terdiri dari diorit berukuran sedang, mikrodiorit dan mikrodiorit kuarsa. Secara
setempat terdapat di Bakongan (Kec. Trumon).Umurnya Miosen.
e. Formasi Tutut (Qtt).
Tersusun oleh konglomerat, batupasir, batulanau dan batulempung. Tersebar di
Runding Baru sampai Subulussalam. Umur satuan ini adalah Pliosen.
f. Formasi Meulaboh (Qpm)
Tersusun oleh kerikil, pasir dan lempung. Tersebar luas antara Meulaboh hingga
Blang Pidie menempati pedataran rendah. Umur satuan ini yaitu Pleistosen.
g. Endapan Aluvium Fluviatil dan Endapan Pantai (Qh)
Terdiri dari kerikil, pasir dan lempung, bersifat lepas, lunak, menempati pedataran
rendah sekitar pantai dan daerah aliran sungai. Umurnya Holosen.
Mengacu peta kerentanan gerakan tanah Provinsi Aceh yang disusun PVMBG (2009),
beberapa tempat pada ruas jalan lintas barat termasuk zona kerentanan gerakan tanah
menengah (Gambar 2.24). Secara umum zona kerentanan menengah merupakan
daerah dengan tingkat gerakan tanah sedang. Gerakan tanah dapat terjadi di daerah
yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing pemotongan jalan, lereng yang
mengalami gangguan serta pengaruh sifat fisik tanah penyusun lereng. Jenis gerakan
tanah yang teridentifikasi berupa longsoran tanah dan batu (landslide), jatuhan batu
(rock fall) dan ambles. Gerakan tanah lama masih mungkin dapat aktif kembali
terutama karena curah hujan yang tinggi. (Angka faktor keamanan lereng pada zona
rentan gerakan tanah menengah setara dengan fk = 1,2 - 1,7).
Gambar 2. 23 Longsor pada bahu kanan berupa dinding terjal pada lintas barat
sekitar Subulusalam
Gambar 2. 24 Peta KRB Gerakan Tanah/Longsor Jalur Jalan Nasional Aceh Lintas Barat
2.1.7.5 HIDROLOGI
Di wilayah Provinsi Aceh terdapat 408 Daerah Aliran Sungai (DAS) besar sampai kecil.
Aceh memiliki beberapa danau seperti Danau Laut Tawar di Aceh Tengah dan Danau
Aneuk Laot di Sabang, juga memiliki rawa seluas 444.755 ha, yang terdiri dari rawa
lebak seluas 366.055 ha dan rawa pantai seluas 78.700 ha.
Untuk pengelolaan sungai sebagai sumber daya air ditetapkan 11 Wilayah Sungai
(WS) yang terdapat di Aceh, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.11A/PRT/M/2006 ada empat klasifikasi Wilayah Sungai (WS) yang ada di Aceh
yaitu WS Strategis Nasional (WS Meureudu-Baro, WS Jambo Aye, WS Woyla-
Seunagan, WS Tripa-Bateue) yang dikelola Pemerintah Pusat, WS Lintas Provinsi (WS
Lawe Alas-Singkil) yang dikelola Pemerintah Aceh, WS Lintas Kabupaten/Kota (WS
Krueng Aceh, WS Pase-Peusangan, WS Tamiang-Langsa, WS Teunom-Lambesoi,
WS Krueng Baru-Kluet) yang dikelola oleh Pemerintah Aceh, WS Dalam
Kabupaten/Kota (WS Pulau Simeulue) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Simeulue. (Tabel 2.9).
Arah dan pola aliran sungai yang terdapat dan melintasi wilayah Provinsi Aceh dapat
dikelompokkan atas dua pola utama yaitu: (1) Sungai-sungai yang mengalir ke
Samudera India atau ke arah barat dan (2) Sungai-sungai yang mengalir ke Selat
Malaka atau ke arah timur. Beberapa daerah aliran sungai dikelompokkan menjadi
satu wilayah sungai berdasarkan wilayah strategis nasional dan lintas kabupaten
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.
Beberapa daerah aliran sungai yang memiliki luas dan rata-rata debit yang cukup besar
antara lain: DAS Kr. Aceh dengan debit rata-rata 19,10 m3/detik dengan luas 1.780 km2,
DAS Kr. Pase dengan debit rata-rata 91,12 m3/detik dengan luas 2.272 km2, DAS Kr.
Peusangan dengan debit rata-rata 88,90 m3/detik dengan luas 1.907,95 km 1.907,95
Km2, DAS Kr. Peudada dengan debit rata-rata 21,98 m3/detik dengan luas 1.560 km2,
DAS Kr. Tamiang dengan debit rata-rata 296,64 m3/detik dengan luas 4.683,60 km
4.683,60 km2, DAS Kr.Teunom dengan debit rata-rata 192,91 m3/detik dengan luas
2.413 km2 dan DAS Kr. Kluet dengan debit rata-rata 248,25 m3/detik dengan luas 2.326
km2.
Keterangan :
AP 1 = Krueng Kuala Tuha, Gampong Langkak Kec. Kuala Tuha (04°04’04’91’LS & 096° 214' 33. 74"BT)
AP 2 = Kreung Meurebo Gampong Tahoh Darat, Kec Meurebo (04°09’17.72’’LS & 096°08’26.53’’BT)
AP 3 = Krueng Susoh, Gampong Glima Jaya Kec . Susoh (03°43’58.32’’LS & 096°48’01.19’’ BT)
AP 4 = Krueng Sabil , Gampong Kaye Aceh, Kec Lembah Sabil (03°36’12.03’’ LS & 096°57’31.68’’ BT)
AP 5 = Ujung Pulo Cut , Gampong Ujong Pulo Cut, Kec Bakongan (02°54’23.65’’LS & 097°30’48.27’’ BT)
AP 6 = Krueng Gelombang Desa Suka Maju Kec Sultan Daulat (02°48’53.06’’LS & 097°52’27.22’’ BT)
AP 7 = Jembatan yang sedang diperbaiki , Desa Pananggalan, Kec Pananggalan (02°37’19.56’’LS & 098°01’17.04’’ BT)
AP8 = Krueng Isep, Gampong Trans Krueng Isep, Kec Beutong (04°16’52.69’’LS & 096°27’01.79’’BT)
Baku mutu : Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air terkategori tercemar (Kelas II)
= melebihi Baku Mutu
Hasil analisis kualitas air permukaan menunjukkan bahwa pada umumnya kualitas air
sungai bagus, masih memenuhi baku mutu, hanya ada 1 lokasi yaitu AP5 parameter
pH tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 Kelas II tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air. Kadar pH yang rendah menunjukan kualitas air yang asam.
AP7 AP8
Gambar 2. 32 Pengambilan Sampel Kualitas Air Permukaan di Lokasi Studi
Dalam studi DELH ini yang diperhatikan adalah Ruang Pengawasan Jalan dan
Bangunan atau penggunaan lahan yang berada di luar Rumija. Berdasarkan hasil
survey dan overlay dengan peta penggunaan lahan untuk ruas jalan nasional lintas
barat didominasi lahan pertanian dan perkebunan sawit yang terdapat di beberapa
kabupaten yaitu Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Singkil. Untuk lahan
kehutanan terdapat di wilayah Tapaktuan dan Subulussalam yang merupakan jalur ke
perbatasan dengan Sumatera Utara. Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser juga
masuk pada ruas jalan nasional lintas barat yaitu pada ruas Bakongan (km 510) ‐ BTS.
Aceh Selatan / Subulussalam. Untuk lebih jelasnya terkait penggunaan lahan yang ada
di sepanjang ruas jalan nasional Aceh (lintas barat), dapat dilihat pada Tabel 2.12 dan
Gambar berikut.
Tabel 2.12 Penggunaan Lahan di Luar RUMIJA Pada Ruas Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat)
Panjang
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Penggunaan Lahan
Administrasi
(Km)
1. 019 2 Sp. Uning ‐ Kota Takengon 1,80 Kabupaten Pertanian dan perkebunan.
Aceh Tengah
2. 029 11 K Jln. Iskandar Muda (Meulaboh) 0,91 Area perdagangan dan jasa diantaranya terdapat SPBU, Hotel Meuligo,
Wisma Permata Bunda, Kantor Bank BNI.
3. 029 12 K Jln. Nasional (Meulaboh) 1,07 Area komersial dan perkantoran diantaranya terdapat Toko Stars, Pasar
Rakyat Nasional, Suzuya Mall, Kantor Bank Aceh, Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Barat.
4. 029 13 K Jln. Gajah Mada (Meulaboh) 0,73 Pusat pemerintahan dan perdagangan jasa diantaranya terdapat Kantor
Bupati Aceh Barat, RSU Cut Nyak Dien, Mesjid Labu, New Anggek Hotel.
5. 029 14 K Jln. Manek Roe (Meulaboh) 1,56 Kabupaten Pemukiman kepadatan tinggi dan ruang komersial diantaranya terdapat
Aceh Barat SPBU Manek Roo, Showroom Mobil, Masjid Al-Muqaddas, Tugu Mesjid Kuta
Padang.
6. 029 15 K Jln. Singgah Mata (Akses Terminal 0,75 Ruang komersial diantaranya terdapat Pertokoan, Terminal Meulaboh, Bengkel
Meulaboh) Honda.
7. 030 1 Bts. Kota Meulaboh ‐ Bts. Aceh 8,17 Pemukiman kepadatan sedang dan fasilitas pendukungnya, diantaranya
Barat/Nagan Raya terdapat SPBU Jembes, Mesjid Pasi Pinang, Kantor BPJS Cabang Meulaboh,
Pemukiman Gunong Kleng.
8. 030 11 K Jln. Arah Ke Tapaktuan (Meulaboh) 0,99 Pemukiman diantaranya terdapat Pemukiman Rundeng, dan Mesjid Simpang 4
Rundeng.
9. 030 2 Bts. Aceh Barat/Nagan Raya ‐ Kuala 8,10 Kabupaten Perkebunan dan industri diantaranya terdapat Perkebunan sawit, PLTU Nagan
Tuha Aceh Barat Raya, Mesjid Baiturrahim Suak Puntong, dan pemukiman kepadatan rendah.
Kabupaten
Nagan Raya
10. 031 Kuala Tuha ‐ Simpang Peut 9,19 Perkebunan dan pemukiman diantaranya terdapat perkebunan sawit,
pemukiman kepadatan rendah sampai sedang, dan beberapa kegiatan yang
Kabupaten ada seperti Masjid Sunnah Baiturrahim Simpang Peut Nagan, BRI KCP Nagan
Nagan Raya Raya, Penginapan Wisma Nagan Raya, SDN Pulo Le.
11. 032 Simpang Peut ‐ Bts. Nagan 61,07 Perkebunan sawit, adapun bangunan atau kegiatan lain antara lain Masjid
Raya/Abdya Baitul Ghafur, SMA Negeri 1 Tadu Raya, Masjid Jami' Nurul Iman Alue Bilie.
12. 033 Bts. Nagan Raya/Abdya ‐ Blang Pidie 41,29 Kabupaten Perkebunan sawit, adapun bangunan atau kegiatan lain antara lain Rumah
Aceh Barat Makan Rahmi Sp. Alue Jambee, Mesjid Baitul Qudus, SD Negeri 02 Pantee
Panjang
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Penggunaan Lahan
Administrasi
(Km)
Daya Cermin Babahrot, Masjid Jami Annaja, dan Lapangan Bola Pulau Kayu.
13. 034 1 Blang Pidie ‐ Bts. Abdya/Aceh 22,99 Lahan pertanian dan pemukiman kepadatan sedang yang diantaranya
Selatan terdapat Arena Motel, Sejahtera Swalayan Blangpidie, Kantor Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Masjid Sp. Lhee Lhokpawoh,
Masjid Al-Ikhsan, Lhong Baro, Manggeng, Gedung Kesenian Manggeng, Masjid
Cot Bak-U.
14. 034 2 Bts. Abdya/Aceh Selatan ‐ Tapaktuan 43,13 Pemukiman kepadatan rendah dan sedang, perkebunan campuran,
pertanian, dan hutan diantaranya terdapat Sekolah terpadu Dayah Terpadu Al
Munjiya, Masjid Krueng Baru, Kantor Camat Labuhanhaji Barat, Masjid Kota
Trieng, Pesantren Nur Yan'qdah, SPBU Labuhanhaji, Pantai Pasir Putih.
15. 034 21 K Jln. Tb. Mahmud (Tapaktuan) 9,23 Perkantoran dan Pemukiman Perkotaan yang berada di Ibu Kota Kabupaten
Aceh Selatan yaitu Tapak Tuan, diantaranya terdapat SMAN 2 Tapak Tuan,
SDN Lhok Keutang, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD), Kantor
BPS, Kantor Bappeda, Kantor KPU, Kantor Dinas Pariwisata.
16. 035 Tapaktuan ‐ Bakongan 59,18 Kabupaten Perkotaan, dan pertanian yang diantaranya terdapat Kantor Bupati Aceh
Aceh Selatan Selatan, pertanian berupa pesawahan.
17. 035 11 K Jln. Jend. Sudirman (Tapaktuan) 0,92 Perdagangan dan jasa yang diantaranya terdapat SMA Negeri 1 Tapak Tuan,
PT. Bank Aceh Cabang Tapaktuan, Masjid Agung Istiqomah Tapaktuan, Hotel
dan Cafe Pante Cahaya.
18. 035 12 K Jln. Raya Angkasa (Tapaktuan) 1,42 Perkantoran dan jasa yang diantaranya terdapat Kantor Perpustakaan Arsip
dan Dokumentasi, SD Negeri 7 Tapak Tuan, SMP Negeri 1 Tapak Tuan, Aceh
Selatan, Hotel, Rutan Kelas II B Tapak Tuan, KPPN Tapaktuan, Masjid Al-
Munawarrah, Plasa Telkom Tapak Tuan.
19. 036 1 Bakongan (Km 510) ‐ Bts. Aceh 53,70 Lahan perkebunan dan kehutanan, yang diantaranya merupakan Taman
Selatan/ Subulussalam Nasional Leuser.
20. 036 2 Bts. Aceh Selatan/ Subulus-Salam ‐ 4,99 Perkebunan sawit (perkebunan sawit ini rata-rata milik perusahaan).
Krueng Luas (Km 560)
21. 037 1 Krueng Luas (Km 560) ‐ Kota 31,31 Kota Perkebunan sawit dan pemukiman kepadatan rendah, diantaranya terdapat
Subulussalam Subulussalam Poskesdes Desa Batu Napal Kec.Sultan Daulat, AMP, Pemukiman Batubatu,
Kawasan Sultan Daulat Subulussalam).
22. 037 11 K Jln. Teuku Umar (Subulussalam) 2,68 Wilayah perkotaan dengan penggunaan lahan perkantoran dan
perdagangan dan jasa Kota Subulussalam yang diantaranya terdapat SMPN 1
Simpang Kiri, Masjid Agung Kota Subulussalam, Kantor Dinas Perpustakaan,
Panjang
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Penggunaan Lahan
Administrasi
(Km)
Dinas Pertanahan, Puskewan, Badan Kepegawaian, Kantor Disdukcapil.
23. 037 2 Kota Subulussalam ‐ Batas Prov. 15,70 Perkebunan dan kehutanan yang diantaranya terdapat Sarana Pendidikan
Sumut yaitu SD Negeri Lae Ikan, Hutan Lindung, sarana peribadatan Masjid Al-Iman,
dan Kantor UPTD KPH Wilayah VI, MAKODIM Subulussalam.
24. 038 2 Bts Subulussalam/Aceh Singkil-Lipat 23,01 Perkebunan sawit, dan pemukiman kepadatan rendah diantaranya terdapat
Kajang Pondok Pesantren Ad Darajat Jln. Raya Syamsudin, Kantor Kecamatan
Penanggalan, PT Global Sawit Semesta CPO, dan Balai Penyuluhan Pertanian
Penanggalan.
Kabupaten
25. 039 Lipat Kajang – Bts Prov Sumut 45,48 Aceh Singkil Perkebunan sawit dan pemukiman kepadatan rendah diantaranya terdapat
Madrasah Diniyah Awaliyah, Kantor Kepala Kampung Sura Baru, SDN Sura
Baru, Pesantren Abdurrauf Singkil, Puskesmas Suro Kec. Suro, SMPN 3 Suro,
Kantor Camat Suro, SDN Bulusena, SDN 1 Siampin, Pasar Siompin Desa
Siompin Kec. Suro, Ponpres Babussalam Pasar Madumpang, Kantor Kepala
Kampung Kabe Sikoran.
26. 044 Genting Gerbang ‐ Celala ‐ Bts. Aceh 20,80 Kabupaten Kebun campuran dan hutan diantaranya terdapat SPBU Genting Gerbang,
Tengah/Nagan Raya Aceh Tengah Masjid Jama'ah Amaliyah, SDN 3 Celala, Polindes Celala, Polsek Sektor Celala,
MASJID AL-MAGFIRAH, Poskesdes Paya Kolak, Polindes Tanoh Depet.
27. 045 Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya ‐ 88,11 Pertanian dan kebun campuran diantaranya terdapat SDN 1 Jeuram,
Lhok Seumot ‐ Jeuram Puskesmas Jeuram, MAN 1 Nagan Raya, Pemukiman Blang Panyang, Unit
Kabupaten Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Seunagan Timur, Madrasah Ibtidaiyah
Nagan Raya Negeri 3 Nagan Raya, SMP Negeri 2 Beutong, SMA Negeri 1 Beutong,
Pasantren).
28. 046 Jeuram ‐ Sp. Peut 13,45 Pertanian dan pemukiman, dan merupakan akses jalan menuju Pusat
Pemerintahan Nagan Raya.
Sumber : RTRW Wilayah Kota dan Kabupaten Lintas Barat
Untuk kawasan hutan berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara ruas jalan
nasional lintas barat dengan peta kawasan hutan diperoleh informasi bahwa di wilayah
kerja BPJN I Banda Aceh terdapat ruas jalan yang terindikasi masuk di dalam kawasan
hutan, dengan rincian sebagai berikut:
28 ruas jalan masuk kawasan area penggunaan lain (APL) dengan panjang jalan
yang terlewati 505.099,65 m;
2 ruas jalan masuk kawasan hutan produksi (HP) dengan panjang jalan yang
terlewati 4597,74 m;
2 ruas jalan masuk kawasan taman hutan raya (THR) dengan panjang jalan yang
terlewati 4197,25 m;
2 ruas jalan masuk kawasan hutan lindung (HL) dengan panjang jalan yang
terlewati 36.770,12 m;
1 ruas jalan masuk kawasan taman nasional (TN) dengan panjang jalan yang
terlewati 11.661 m;
1 ruas jalan masuk kawasan hutan produksi konservasi (HPK) dengan panjang
jalan yang terlewati 2.452,71m; dan
1 ruas jalan masuk kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dengan panjang jalan
yang terlewati 47,08 m.
Untuk lebih jelasnya ruas-ruas jalan yang masuk dalam lahan kehutanan dapat dilihat
pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.35.
Tabel 2. 13 Ruas Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat) yang Melewati Kawasan Hutan
Panjang
Nomor Ruas Jenis dan Panjang Ruas yang Melewati Kawasan Hutan (m) %
No. Nama Ruas
Ruas Dalam SK
(Km) APL HP THR HL TB TN HPK HPT TWA TWAL
1. 019.2 Sp. Uning - Kota Takengon 1,80 1.779,67 - - - - - - - - - 988,71
2. 029.11 K Jln. Iskandar Muda 0,91 878,20 - - - - - - - - - 96,51
(Meulaboh)
3. 029.12 K Jln. Nasional (Meulaboh) 1,07 1.091,82 - - - - - - - - - 102,04
4. 029.13 K Jln. Gajah Mada 0,73 764,32 - - - - - - - - - 104,70
(Meulaboh)
5. 029.14 K Jln. Manek Roe (Meulaboh) 1,56 1.555,86 - - - - - - - - - 99,73
6. 029.15 K Jln. Singgah Mata (Akses 0,75 785,37 - - - - - - - - - 104,72
Terminal) (Meulaboh)
7. 030.1 Bts. Kota Meulaboh - Bts. 8,17 156,85 - - - - - - - - - 1,92
Aceh Barat/Nagan Raya
8. 030.1 Bts. Kota Meulaboh - Bts. 8,17 8.023,37 - - - - - - - - - 98,21
Aceh Barat/Nagan Raya
9. 030.11 K Jln. Arah Ke Tapaktuan 0,99 976,41 - - - - - - - - - 98,63
(Meulaboh)
10. 030.2 Bts. Aceh Barat/Nagan 8,10 136,86 - - - - - - - - - 1,69
Raya - Kuala Tuha
11. 030.2 Bts. Aceh Barat/Nagan 8,10 7.746,38 - - - - - - - - - 95,63
Raya - Kuala Tuha
12. 031. Kuala Tuha - Simpang Peut 9,19 9.083,19 - - - - - - - - - 98,84
13. 032. Simpang Peut - Bts. Nagan 61,07 21.353,58 - - - - - - - - - 34,97
Raya/Abdya
14. 032. Simpang Peut - Bts. Nagan 61,07 39.509,29 - - - - - - - - - 64,70
Raya/Abdya
15. 032. Simpang Peut - Bts. Nagan 61,07 72,20 - - - - - - - - - 0,12
Raya/Abdya
16. 033. Bts. Nagan Raya/Abdya - 41,29 40.313,31 - - - - - - - - - 97,63
Blang Pidie
17. 033. Bts. Nagan Raya/Abdya - 41,29 407,16 - - - - - - - - - 0,99
Blang Pidie
Panjang
Nomor Ruas Jenis dan Panjang Ruas yang Melewati Kawasan Hutan (m) %
No. Nama Ruas
Ruas Dalam SK
(Km) APL HP THR HL TB TN HPK HPT TWA TWAL
18. 034.1 Blang Pidie - Bts. 22,99 117,88 - - - - - - - - - 0,51
Abdya/Aceh Selatan
19. 034.1 Blang Pidie - Bts. 22,99 22.970,03 - - - - - - - - - 99,91
Abdya/Aceh Selatan
20. 034.2 Bts. Abdya/Aceh Selatan - 43,13 56,19 - - - - - - - - - 0,13
Tapaktuan
21. 034.2 Bts. Abdya/Aceh Selatan - 43,13 43.044,98 - - - - - - - - - 99,80
Tapaktuan
22. 034.21 K Jln. Tb. Mahmud 9,23 9.231,18 - - - - - - - - - 100,01
(Tapaktuan)
23. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 107,37 - - - - - - - - - 0,18
24. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 190,44 - - - - - - - - - 0,32
25. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 7.681,83 - - - - - - - - - 12,98
26. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 7.937,09 - - - - - - - - - 13,41
27. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 31.213,81 - - - - - - - - - 52,74
28. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 - - - - - 11.520,42 - - - - 19,47
29. 035. Tapaktuan - Bakongan 59,18 - - - - - 140,58 - - - - 0,24
30. 035.11 K Jln. Jend. Sudirman 0,92 929,76 - - - - - - - - - 101,06
(Tapaktuan)
31. 035.12 K Jln. Raya Angkasa 1,42 1.395,18 - - - - - - - - - 98,25
(Tapaktuan)
32. 036.1 Bakongan (Km 510) - Bts. 53,70 42.976,63 - - - - - - - - - 80,03
Aceh Selatan/Subulussalam
33. 036.1 Bakongan (Km 510) - Bts. 53,70 - - 2002,78- - - - - - - - 3,73
Aceh Selatan/Subulussalam
34. 036.1 Bakongan (Km 510) - Bts. 53,70 8.274,33 - - - - - - - - - 15,41
Aceh Selatan/Subulussalam
35. 036.2 Bts. Aceh 4,99 3.120,47 - - - - - - - - - 62,53
Selatan/Subulussalam -
Krueng Luas (Km 560)
36. 036.2 Bts. Aceh 4,99 1.677,93 - - - - - - - - - 33,63
Selatan/Subulussalam -
Panjang
Nomor Ruas Jenis dan Panjang Ruas yang Melewati Kawasan Hutan (m) %
No. Nama Ruas
Ruas Dalam SK
(Km) APL HP THR HL TB TN HPK HPT TWA TWAL
Krueng Luas (Km 560)
37. 037.1 Krueng Luas (Km 560) - 31,31 12,04 - - - - - - - - - 0,04
Kota Subulussalam
38. 037.1 Krueng Luas (Km 560) - 31,31 68,36 - - - - - - - - - 0,22
Kota Subulussalam
39. 037.1 Krueng Luas (Km 560) - 31,31 12.135,37 - - - - - - - - - 38,76
Kota Subulussalam
40. 037.1 Krueng Luas (Km 560) - 31,31 20.233,39 - - - - - - - - - 64,62
Kota Subulussalam
41. 037.11 K Jln. Teuku Umar 2,68 2.682,38 - - - - - - - - - 100,09
(Subulussalam)
42. 037.2 Kota Subulussalam - Batas 15,70 - - - - - - - 47,08 - - 0,30
Prov. Sumut
43. 037.2 Kota Subulussalam - Batas 15,70 4.948,08 - - - - - - - - - 31,52
Prov. Sumut
44. 037.2 Kota Subulussalam - Batas 15,70 - - 2.193,47 - - - - - - - 13,97
Prov. Sumut
45. 037.2 Kota Subulussalam - Batas 15,70 2.890,60 - - - - - - - - - 18,41
Prov. Sumut
46. 037.2 Kota Subulussalam - Batas 15,70 4.417,64 - - - - - - - - - 28,14
Prov. Sumut
47. 038.2 Bts. Subulussalam/Aceh 23,01 143,93 - - - - - - - - - 0,63
Singkil - Lipat Kajang
48. 038.2 Bts. Subulussalam/Aceh 23,01 - - - - - - 2.452,71 - - - 10,66
Singkil - Lipat Kajang
49. 038.2 Bts. Subulussalam/Aceh 23,01 20.341,60 - - - - - - - - - 88,40
Singkil - Lipat Kajang
50. 039. Lipat Kajang - Bts. Prov. 45,48 - 3.220,89 - - - - - - - - 7,08
Sumut
51. 039. Lipat Kajang - Bts. Prov. 45,48 40.815,43 - - - - - - - - - 89,74
Sumut
52. 039. Lipat Kajang - Bts. Prov. 45,48 1.445,41 - - - - - - - - - 3,18
Sumut
53. 044. Genting Gerbang - Celala - 20,80 - - - 3.210,76 - - - - - - 15,44
Panjang
Nomor Ruas Jenis dan Panjang Ruas yang Melewati Kawasan Hutan (m) %
No. Nama Ruas
Ruas Dalam SK
(Km) APL HP THR HL TB TN HPK HPT TWA TWAL
Bts. Aceh Tengah/Nagan
Raya
54. 044. Genting Gerbang - Celala - 20,80 3.396,88 - - - - - - - - - 16,33
Bts. Aceh Tengah/Nagan
Raya
55. 044. Genting Gerbang - Celala - 20,80 13.901,74 - - - - - - - - - 66,84
Bts. Aceh Tengah/Nagan
Raya
56. 045. Bts. Aceh Tengah/Nagan 88,11 19.732,43 - - - - - - - - - 22,40
Raya - Lhok Seumot -
Jeuram
57. 045. Bts. Aceh Tengah/Nagan 88,11 2.960,98 - - - - - - - - - 3,36
Raya - Lhok Seumot -
Jeuram
58. 045. Bts. Aceh Tengah/Nagan 88,11 - 1.376,83 - - - - - - - - 1,56
Raya - Lhok Seumot -
Jeuram
59. 045. Bts. Aceh Tengah/Nagan 88,11 25.965,44 - - - - - - - - - 29,47
Raya - Lhok Seumot -
Jeuram
60. 045. Bts. Aceh Tengah/Nagan 88,11 - - - 33.559,36 - - - - - - 38,09
Raya - Lhok Seumot -
Jeuram
61. 046. Jeuram - Sp. Peut 13,45 13.449,01 - - - - - - - - - 99,99
Total 1.972,77 505.099,65 4.597,72 4.197,25. 36.770,12 0,00 11.661,00 2.452,71 47,08 0,00 0,00 28,63
Sumber : Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I, 2019
Keterangan : APL = Areal Penggunaan Lain TB = Taman Buru TWA = Taman Wisata Alam
HP = Hutan Produksi TN = Taman Nasional TWAL = Taman Wisata Alam Laut
THR = Taman Hutan Raya HPK = Hutan Produksi Konservasi
HL = Hutan Lindung HPT = Hutan Produksi Terbatas
Pengembangan Wilayah
Berdasarkan kebijakan RTRW secara keruangan pada pola dasar pengembangan
daerah, wilayah Provinsi Aceh dibagi ke dalam 4 (empat) Wilayah Pembangunan
(WP) dan 2 (dua) Zona Pengembangan yaitu :
1. Wilayah Pembangunan I (WP I), meliputi :
a. Kabupaten Aceh Barat
b. Kabupaten Aceh Barat Daya
c. Kabupaten Aceh Jaya
d. Kabupaten Nagan Raya
e. Kabupaten Simeulue
f. Kabupaten Aceh Selatan
g. Kabupaten Aceh Singkil
Pusat pengembangan terletak di Blang Pidie, Meulaboh dan Singkil. Potensi yang
dapat dikembangkan adalah sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan,
pertambangan dan industri.
Pusat pengembangan berada di Banda Aceh dan Sabang. Potensi yang dapat
dikembangkan adalah pertanian tanaman pangan dan kemungkinan diversifikasi
tanaman pangan, serta pengembangan pendidikan dan industri kecil.
5. Zona Industri
Kawasan Zona Industri meliputi seluruh Kabupaten di Kawasan Pantai Timur dan
Utara yang terdiri dari :
a. Kota Sabang
b. Kota Banda Aceh
c. Kabupaten Aceh Besar
d. Kabupaten Pidie
e. Kabupaten Bireuen
f. Kabupaten Aceh Utara
g. Kota Lhokseumawe
h. Kabupaten Aceh Timur
i. Kota Langsa
j. Kabupaten Aceh Tamiang
6. Zona Pertanian
Kawasan Zona Pertanian meliputi wilayah di kawasan pantai Barat – Selatan dan
Tengah yang terdiri dari :
a. Kabupaten Aceh Barat
b. Kabupaten Aceh Jaya
c. Kabupaten Nagan Raya
2.1.7.8 TRANSPORTASI
A. Jaringan Jalan dan Kondisinya
Jaringan jalan raya yang melayani Banda Aceh sebagai ibukota dan pusat
pengembangan Provinsi Aceh terdiri dari lintasan pantai Utara-Timur, lintasan pantai
Barat-Selatan dan lintasan Tengah. Dari ketiga lintasan tersebut, lintasan pantai Utara-
Timur dan lintasan pantai Barat –Selatan relatif mantap dan lancar dibandingkan
dengan lintasan tengah. Dua Lintasan melalui daerah pantai ini telah dibina sejak
lama, sehingga jalur-jalurnya relatif lebih mantap. Dengan demikian, sebelum
dibukanya jalur lintasan bagian tengah ini, hubungan darat di Provinsi Aceh
merupakan lintasan melingkar. Lintasan melingkar ini selain mahal, juga memerlukan
waktu tempuh yang panjang, sedangkan beberapa bagian di lintasan tengah yang
cukup potensial untuk dikembangkan nyaris tidak tersentuh sama sekali oleh
pelayanan jasa transportasi. Dampak yang segera kelihatan adalah pertumbuhan
ekonomi daerah pantai jauh lebih baik dibandingkan dengan daerah pedalaman.
Padahal di bagian tengah ini, berdiam sekitar 25% dari 4,2 juta penduduk Aceh. Selain
itu pada bagian Tengah ini mempunyai potensi hasil perkebunan seperti kopi, sayur-
sayuran, buah-buahan dan hasil pertanian lainnya. Mulai tahun 1986 dibukalah jalur
bagian tengah yang dimaksudkan untuk membuka wilayah bagian Tengah Aceh ini
dan sekaligus sebagai penghubung lintas Utara-Timur dengan lintas Barat-Selatan
sehingga tidak terjadi lagi hubungan yang melingkar seperti sebelumnya.
Untuk menghubungkan Kota Banda Aceh sebagai pusat pengembangan Propinsi Aceh
dengan propinsi lainnya di Sumatera (terutama Sumatera Utara) ada tiga koridor
utama yakni jaringan jalan lintas Utara-Timur, lintas Barat-Selatan, dan lintas Tengah
yang berada di 19 (sembilan belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, kecuali
Kabupaten Simeulue dan Kota Sabang. Selain ketiga koridor utama tersebut masih
ada 16 ruas jalan tembus dengan total panjang jalan 1.583,5 km yang telah dibangun
oleh Pemerintah Aceh.
Sebagai gambaran umum pada masing-masing wilayah yang menjadi lingkup jaringan
jalan lintas barat adalah sebagai berikut :
1. Kota Subulussalam
Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Subulussalam pada tahun 2016 mencapai
606,53 km. Dari jumlah tersebut, panjang jalan yang berada di bawah wewenang
Negara mencapai 67 km, sedangkan di bawah wewenang Provinsi ada 65,85 km
dan sisanya di bawah wewenang Kabupaten/Kota sepanjang 473,68 km.
Pada tahun tersebut, prosentase jalan yang diaspal 136,76 km dari sebelumnya
115,77 km pada tahun 2015, jalan kerikil sebanyak 187,86 km dan tanah sebesar
149,06 km. Jumlah kendaraan bermotor baru di Kota Subulussalam tahun 2015
tercatat sebanyak 4.439 kendaraan dengan komposisi 457 unit dan 3.982 unit
sepeda motor.
Pada tahun tersebut, terkait dengan permukaan jalan adalah sepanjang 557,99 km
jalan sudah diaspal, dan sepanjang 125,66 km permukaan jalan masih kerikil, dan
sepanjang 117,65 Km masih berupa jalan tanah. Untuk kondisi jalan tercatat
413,67 Km jalan dalam keadaan baik, jalan dengan kondisi sedang sepanjang
66,22 Km, sepanjang 27,75 jalan dalam kondisi rusak dan sepanjang 50,35 Km
jalan dalam kondisi rusak berat.
Bila dirinci menurut jenis permukaan, 55,26 % dari semua jalan yang ada dalam
Kabupaten ini sudah berlapiskan aspal. Sisanya berlapiskan kerikil dan tanah.
Diharapkan dalam beberapa tahun kedepan, semua jalan dalam Kabupaten Aceh
Barat sudah berlapiskan aspal dan dalam kondisi baik. Jalan yang mulus tidak
akan menciptakan transportasi yang lancar apabila tidak didukung oleh sarana
angkutan yang memadai. Pesatnya mobilitas penduduk dengan rampungnya
pembangunan lintas jalan Calang- Banda Aceh, membuat alat tranportasi antar
kabupaten semakin bertambah.
Dilihat dari kondisinya, jalan yang memiliki kondisi baik yaitu 299,82 kilometer,
kondisi sedang 56,11 kilometer, dan 323,45 kilometer adalah jalan dengan kondisi
rusak, serta untuk jalan rusak berat tercatat 160,87 kilometer.
Untuk kondisi jalan sepanjang 228,82 km jalan dalam kondisi baik, 45 km jalan
kondisi sedang, 89 km jalan kondisi rusak dan 32,18 km jalan rusak berat.
B. Volume Lalulintas
Berdasarkan Studi Kelayakan Jalan Lintas Utara – Timur – Barat – Selatan, dan
Tengah Provinsi Aceh, volume lalulintas rata-rata untuk ruas jalan nasional yang
berada di lintas barat dengan ruas yang disurvey sebanyak 7 ruas, adalah pada pagi
hari 545 kendaraan/jam, siang hari 670 kendaraan/jam dan sore 552 kendaraan/jam.
Dengan demikian volume kendaraan maksimal/peak hour adalah pada siang hari.
C. Hambatan Lalulintas
Bila dilihat dari kesesuaian terhadap hirarki jalan, keberadaan jalan nasional yang
berfungsi sebagai jalan arteri dimana jalan yang dapat terhubung atau connect dengan
jalan tersebut seharusnya jalan yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer (K1) baik
status jalan provinsi atau jalan kabupaten.
Pada ruas jalan nasional yang berada di lintas barat yang merupakan jalan arteri saat
ini selain terhubung dengan jalan kolektor primer (K1) provinsi dan kabupaten, jalan
nasional ini juga terhubung dengan jalan lokal atau lingkungan dan lorong atau jalan
masuk, yang secara hirarki jalan tidak boleh, sehingga hal ini akan berpengaruh pada
kelancaran jalan dan menjadi hambatan terhadap lalulintas pada jalan nasional
sebagai jalan arteri.
Gambar 2.37 Kondisi Hirarki Jalan Pada Ruas Jalan Nasional Lintas Barat
kegiatan jalan yang sudah ada merupakan habitat yang sangat kecil. Sehingga jenis
fauna yang ditemukan juga akan sedikit.
Mamalia
Untuk jenis-jenis mamalia sekitar jalan nasional lintas barat seperti terlihat dalam
tabel tata guna lahan (Tabel 2.15) umumnya tidak ditemukan mamalia kecuali
bajing (Sciurus sp.) sedangkan dari hasil wawancara terdapat juga babi (Sus
scrofa) di lokasi kebun tapi jauh dari pemukiman.
Di hutan lindung ditemukan beruk (Macaca nemestrina) dan monyet (Macaca
fascicularis) ,sedangkan dari hasil wawancara di hutan lindung terdapat juga babi
hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), sambar(Cervus unicolor) dan
kedua jenis hewan terakhir tersebut termasuk dilindungi. Sedangkan gajah
(Elephas maximus sumatrensis) dan mawas (Pongo pygmaeus abelii ) juga
terdapat di hutan lindung tapi jauh dari jalan lintas barat.
Selain berada di hutan lindung beruk (Macaca nemestrina), monyet (Macaca
fascicularis) juga terdapat di vegetasi mangrove. Sedangkan hewan piaraan yang
ada di sepanjang jalan lintas barat adalah kambing (Capra aegagrus hircu), kerbau
(Bubalus bubalis), dan sapi (Bos sp.). dari hasil wawancara jenis mamalia yang
terdapat di hutan lindung di jalan nasional yang berada di lintas barat seperti
terlihat tabel di bawah ini.
Tabel 2. 15 Jenis Mamalia di Sekitar Jalan Nasional Lintas Barat
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Babi hutan Sus scrofa
2. Bajing Sciurus sp.
3. Beruk Macaca nemestrina
4. Gajah Elephas maximus sumatrensis
5. Kambing Capra aegagrus hircus
6. Kerbau Bubalus bubalis
7. Kijang Muntiacus muntjak*
8. Monyet Macaca fascicularis
9. Sambar Cervus unicolor*
10. Sapi Bos sp.
11. Mawas Pongo pygmaeus abelii*
12. Siamang Hylobates syndactilus syndactilus*
13. Beruk Macaca nemestriana
14. Beruang Helarctos malayansu*
15. Gajah Elephas maximus sumatrensis
16. Musang Paradoxurus hermaphroditus
17. Kancil Tragulus kanchil
18. Lutung Trachypithecus cristatus
Sumber : Hasil survei lapangan, 2019
Aves
Begitu pula jenis burung yang terdapat di jalan nasional lintas barat seperti terlihat
dalam tabel tataguna lahan (Tabel 2.16) umumnya jenis burung yang senang
hidup di lokasi terbuka seperti seperti merbah cerucuk (Pycnonotus goivier), elang
tikus (Elanus caeruleus), walet sapi (Collocallia esculenta), trucuk (Pycnonotus
atriceps), kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis),
pijantung kecil (Arachnonothera longirostra) greja (Passer montanus). Sedangkan
jenis burung yang hidup di lokasi perkotaan umumnya adalah kutilang
(Pycnonotus aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis) dan greja (Passer
montanus).
Tegakan vegetasi di jalan nasional lintas barat hanya terdapat di hutan lindung
itupun sudah terbuka, akan tetapi masih terdapat jenis burung yang hidup senang
di pohon yang tinggi seperti seperti cinenen gunung (Orthotomus cuculatus),
kepodang sungu (Coracina striata), rangkong (Buceros bicornis ), sepah
(Pericrocotus divaricatus), elang bondol (Heliastur indus), pergam (Ducula badia),
julang emas (julang emas), rangkong badak (Buceros rhinoceros), takur gedang
(Megalaima chrysopogon), takur tutut (Megalaima rafflesii), platuk raflles
(Dinopium rafflesi), cipoh jantung (Aegithina viridissima). Sedangkan di lokasi yang
sudah terbuka terdapat bubut alang alang (Centropus bengalensis), bubut besar
(Centropus sinensis), gagak (Corvus macrorhyncos), trucuk (Pycnonotus atriceps),
walet sapi (Collocallia esculenta), kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
(Streptopelia chinensis), elang tikus (Elanus caeruleus), ayam hutan (Gallus
gallus), takur ungkut ungkut (Megalaima haemacephala), srigunting gagak
(Dicrurus annectans), merbah cerucuk (Pycnonotus goivier), cinenen belukar
(Orthotomus atrogularis).
Reptil
Beberapa jenis reptil yang didapat umumnya dari hasil wawancara seperti tabel di
bawah ini.
Tabel 2. 17 Jenis Reptil yang Terdapat Di Sekitar Jalan Lintas Barat
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Ular sanca kembang Python reticulatus
2. Biawak Varanus salvator
3. Ular hijau Ahaetulla prasina
4. Kadal Eutropis multifasciata
Sumber : Hasil survei lapangan, 2019
Amphibi
Jenis amphibi yang didapat dari wawancara umumnya adalah katak kolong (Bufo
melanostictus) dan katak pohon (Rhacophoridae).
B. Flora
Secara geologi wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan yaitu: (1)
Dangkalan Sunda yang meliputi pulau-pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, (2)
Dangkalan Sahul yang meliputi Papua dan pulau-pulau yang terletak antara Papua dan
Benua Australia (3) Daerah Peralihan yaitu suatu wilayah (kawasan) yang terletak
antara kedua kawasan tersebut. Wilayah peralihan ini meliputi pulau-pulau Sulawesi,
Nusa Tenggara, dan Pulau Maluku. Ketiga kawasan tersebut dibatasi oleh dua garis
weber dan wallacea. Garis weber membatasi daerah dangkalan sahul dan wilayah
peralihan, yang melalui ujung barat kepala Burung Irian Jaya ke arah selatan sampai
ke laut timur ujung timur Pulau Timor. Sedangkan garis wallacea, melalui Selat
Makasar terus ke selatan melalui Selat Lombok. Ketiga wilayah ini mempunyai corak
dan jenis fauna dan flora yang berlainan, yaitu bahwa kawasan dangkalan Sunda
fauna dan floranya lebih bercorak (bersifat) Asiatis, sedangkan dangkalan sahul fauna
dan floranya lebih bercorak australis dan kawasan peralihan, mempunyai corak
tersendiri.
Provinsi Aceh termasuk pada daerah paparan Sunda yang floranya berasosiasi
dengan asia, sehingga mempunyai flora yang kaya dengan perbandingan endemisme
yang tinggi. Floranya sudah terkenal sejak lama baik berupa hutan tropis maupun jenis
lainnya seperti arenga saccharifera (palm), artocarprus cummunis (kluwih, sukun),
canarium commune (kenari), colocasia escolenta (keladi talas) dan lain-lain. Disamping
itu ada flora dalam bentuk-bentuk spesifik yang menarik seperti amorphophalus
(kembang bangke), antiaris toxicaria (kayu upas yang beracun), rafflesia arnoldi,
dryobalanops aromatic.
Seperti terlihat dalam tabel tataguna lahan (Tabel 2.18) tanaman yang terdapat di
lokasi jalan nasional Aceh (lintas barat) secara umum ditumbuhi oleh tumbuhan pantai.
Tumbuhan pantai yang umum di lokasi jalan nasional lintas barat adalah ketapang
(Terminalia catappa) dan waru laut (Thespesia populnea), asem laut (Zizipus sp.),
Kedondong pantai (Polyscias fruticosum) dan vegetasi mangrove yaitu nipah (Nypa
fruticans) dan Ceriops sp. Disamping itu tanaman budidaya yang umum di lokasi
pantai adalah kelapa (Cocos nucifera). Kondisi tanaman di lokasi jalan nasional lintas
barat disimpulkan merupakan tanaman peneduh jalan, tanaman industri, tanaman
buah buahan dan tanaman hias. Untuk tanaman peneduh jalan yang ada sekarang
seperti tabel di bawah ini :
Untuk tanaman peneduh yang sekarang umum adalah trambesi (Samanea saman),
asem (Tamarindus indica), angsana (Pterocarpus indicus ), ketapang (Terminalia
catappa ) waru laut (Thespesia populnea ), kersen (Muntingia calabura). Walaupun
telah ada tanaman peneduh jalan umumnya di jalan nasional lintas barat masih ada
yang terbuka.
Selain adanya tanaman peneduh jalan di sekitarnya juga terdapat tanaman buah
buahan seperti tertera dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2. 19 Jenis Tanaman Buah Buahan yang Terdapat di Sekitar
Jalan Nasional Lintas Barat
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Alpukat Persea americana
2. Belimbing Averrhoa carambola
3. Cereme Phyllanthus acidus
4. Dukuh Lansium domesticum
5. Durian Durio zibethinus
6. Garcinia mangostana Manilkara zapota
7. Jambu air Syzygium aqueum
8. Jambu batu Psidium guajava
9. Jeruk Citrus sp.
10. Jeruk bali Citrus maxima
11. Kurma Phoenix dactylifera
12. Lengkeng Dimocarpus longan
13. Limus Mangifera foetida
14. Mangga Mangifera indica
15. Manggis Garcinia mangostana
16. Nangka Artocarpus heterophyllus
17. Nenas Ananas commosus
18. Pepaya Carica papaya
19. Pisang Musa paradissiaca
20. Salak Salacca edulis
Dari hasil pengamatan tanaman buah-buahan yang sering diperjual belikan adalah
pisang (Musa paradissiaca),semangka (Citrullus lanatus), sawo (Manilkara zapota),
nenas (Ananas commosus), mangga (Mangifera indica), jambu air (Syzygium
aqueum), durian (Durio zibethinus) dan alpukat (Persea Americana).
Secara umum di jalan nasional lintas barat tanaman industri yang banyak ditanam
petani adalah jagung (Zea mays), pinang (Areca catechu) dan kelapa (Cocos nucifera).
Untuk tanaman industri yang intensif ditanam adalah sawit (Elaeis guinensis) dan karet
(Hevea brasiliensis). Secara umum jenis tanaman industri di jalan nasional lintas barat
terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2. 20 Jenis Tanaman Industri di Sekitar Jalan Lintas Barat
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Albasia Albizia chinensis
2. Aren Arenga pinnata
3. Asem Tamarindus indica
4. Bambu Bambusa sp.
5. Bengkirai Shorea sp.
6. Jagung Zea mays
7. Jati Tectona grandis
8. Kelapa Cocos nucifera
9. Ketela pohon Manihot esculenta
10. Lontar Borassus flabellifer
11. Mahoni Swietenia mahagoni
12. Medang Litsea sp.
13. Melinjo Gnetum gnemon
14. Pinang Areca catechu
15. Pinus Pinus mercusii
16. Sawit Elaeis guinensis
17. Senokeling Dalbergia latifolia
18. Tebu Saccharum officinarum
19. Waru Hibiscus tiliaceus
20. Jabon Neolamarckia cadamba
Sumber : Hasil survei lapangan, 2019
Sedangkan tanaman sayur dan tanaman penyedap yang terlewati sekitar jalan
nasional lintas barat seperti tabel di bawah ini.
Sedangkan tegakan vegetasi di hutan lindung Leuser yang terlewati oleh jalan
nasional lintas barat di sekitar jalan vegetasi telah terbuka.
Tabel 2. 22 Jenis Tumbuhan di Hutan Lindung Leuser
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Damar Agathis dammara
2. Balam Aglaia sp
3. Dosi Alstonia scholaris
4. Kemili Aleurites moluccana
5. Pelangas Aporosa sp
6. Bakil Artocarpus sp
7. Jentikan daun Baccaurea sp
8. Belawah Baccaurea sumatrana
9. Kedondong kijai Canarium sp
10. Bangan Castanopsis sp
11. Gadis/kulit manis Cinnamomum sp
12. Lagan bras Dipterocarpus grandiflorus
13. Duria Durio sp
14. Baira/rau Ficus sp
15. Maggis hutan Garcinia parvifolia
16. Bedarah Knema sp
17. Duku Lansium sp
18. Medang/awa tutup payau Litsea sp
19. Mahang Macaranga triloba
20. Pulasan Nephelium mutabile
21. Rambe Nephelium sp
22. Semaram Palaquium sp
23. Gerupal Schima wallichii
24. Meranti Shorea sp
Sumber : Hasil survei lapangan, 2019
Dari tabel peta tataguna lahan (Tabel 2.23) dapat disimpulkan jenis tanaman hias yang
ada di perkotaan umumnya adalah bunga kertas (Bougainvillea spectabilis), cemara
laut (Casuarina equisetifoli), glodok tiang (Polyalthia longifolia), pucuk merah
(Syzygium oleina), puring (Codiaeum variegatum), hanjuang (Cordylen fruticosa), palm
bajing (Wodyetia bifurcata ), palm raja (Roystonea regia ). Sedangkan jenis tanaman
hias lain yang ada di jalan nasional lintas barat seperti tabel di bawah ini.
Di jalan nasional lintas barat terdapat juga formasi nipah (Nypa fruticans) dan formasi
Ceriops sp. sehingga dapat mencegah abrasi jalan.
Flora dan fauna pada masing-masing ruas jalan dipengaruhi dari penggunaan lahan di
sepanjang jalan nasional Aceh (Lintas Barat). Rincian jenis flora dan fauna pada
masing-masing ruas jalan sebagai berikut.
Tabel 2. 24 Flora dan Fauna yang ada di Sepanjang Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat)
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
1. 019 2 Sp. Uning ‐ Kota Takengon Kab. Aceh Bluntas (Pluchea indica), trambesi (Samanea saman), Greja (Passer montanus), kutilang
Tengah pisang (Musa paradissiaca), waru laut (Thespesia (Pycnonotus aurigaster), tekukur
populnea), , rumput kawat (Cynodon (Streptopelia chinensis), trucuk (Pycnonotus
dactylon),domdoman (Scirpus laterflorus), rumput tidur atricep), merbah cerucuk (Pycnonotus
(Mimmosa pudica), teki (Cyperus sp.), asem goivier), cinenen belukar (Orthotomus
(Tamarindus indica), cemara laut (Casuarina atrogularis), bondol (Lonchura
equisetifolia), rumput, cemara norfolk (Araucaria leucogastroides).
Heterophylla), jagung (Zea mays), pinus (Pinus
mercusii)
2. 029 11 K Jln. Iskandar Muda (Meulaboh) Kabupaten Aceh Kelapa Cocos nucifera), pinang (Areca catechu), Greja (Passer montanus),
Barat trambesi (Samanea saman),
asem (Tamarindus indica), glodok tiang (Polyalthia
longifolia).
3. 029 12 K Jln. Nasional (Meulaboh) Bluntas (Pluchea indica), glodok tiang (Polyalthia Greja (Passer montanus),
longifolia), palm kipas (Livistona saribus), trambesi
(Samanea saman), pucuk merah (Syzygium oleina),
4. 029 13 K Jln. Gajah Mada (Meulaboh) Kelapa (Cocos nucifera),), trambesi (Samanea saman), Greja (Passer montanus),
glodok tiang (Polyalthia longifolia),angsana
(Pterocarpus indicus) , palm bajing (Wodyetia
bifurcata). Kriminil (Alternanthera sp.), bluntas (Pluchea
indica).
5. 029 14 K Jln. Manek Roe (Meulaboh) Trambesi (Samanea saman), glodok tiang (Polyalthia Greja (Passer montanus),
longifolia), pucuk merah (Syzygium oleina), kelapa
(Cocos nucifera), cemara laut (Casuarina equisetifolia).
6. 029 15 K Jln. Singgah Mata (Akses Trambesi (Samanea saman), glodok tiang (Polyalthia Greja (Passer montanus),
Terminal Meulaboh) longifolia), mangga (Mangifera indica), sawit (Elaeis
guinensis).
7. 030 1 Bts. Kota Meulaboh ‐ Bts. Aceh Pisang (Musa paradissiaca), mahoni (Swietenia Sapi ( Bos sp. ), kutilang (Pycnonotus
Barat/Nagan Raya mahagoni), pinang (Areca catechu), sawit (Elaeis aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis),
guinensis), kelapa (Cocos nucifera), trambesi greja(Passer montanus) , kucica (Copsychus
(Samanea saman), cemara laut (Casuarina saularis), cinenen belukar (Orthotomus
equisetifolia), rumput, ketapang (Terminalia catappa), atrogularis), ayam (Gallus gallus
trambesi (Samanea saman), angsana (Pterocarpus domesticus), walet sapi (Collocallia
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
indicus), asem (Tamarindus indica), glodok tiang esculenta) .
(Polyalthia longifolia), pucuk merah (Syzygium oleina),
lengkeng (Dimocarpus longan). sirsak (Annona
muricata), cempaka (Magnolia champaca).
8. 030 11 K Jln. Arah Ke Tapaktuan Pisang (Musa paradissiaca), , pinang (Areca catechu), Sapi ( Bos sp. ), kutilang (Pycnonotus
(Meulaboh) sawit (Elaeis guinensis), kelapa (Cocos nucifera), aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis),
trambesi (Samanea saman), cemara laut (Casuarina greja(Passer montanus) , kucica (Copsychus
equisetifolia), rumput, ketapang (Terminalia catappa), saularis), cinenen belukar (Orthotomus
trambesi (Samanea saman), glodok tiang (Polyalthia atrogularis), ayam (Gallus gallus
longifolia), waru laut (Thespesia populnea), sawo domesticus), gagak (Corvus macrorhyncos),
(Manilkara zapota). walet sapi (Collocallia esculenta), biawak
(Varanus salvator.)
9. 030 2 Bts. Aceh Barat/Nagan Raya ‐ Kabupaten Aceh Sawit (Elaeis guinensis), mangga (Mangifera indica), Greja(Passer montanus), kutilang
Kuala Tuha Barat kelapa (Cocos nucifera), trambesi (Samanea saman), (Pycnonotus aurigaster), tekukur
cemara laut (Casuarina equisetifolia), waru laut (Streptopelia chinensis),
(Thespesia populnea),rumput, ketapang (Terminalia
catappa), albasia (Albazia Falcataria), trambesi
Kabupaten (Samanea saman),gamal (Gliricidia sepium), asem
Nagan Raya (Tamarindus indica),
10. 031 Kuala Tuha ‐ Simpang Peut Kabupaten Pisang (Musa paradissiaca), mahoni (Swietenia Sapi (Bos sp.), kutilang (Pycnonotus
Nagan Raya mahagoni), pinang (Areca catechu), sawit (Elaeis aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis),
guinensis), kelapa (Cocos nucifera), trambesi greja(Passer montanus) , kucica (Copsychus
(Samanea saman), cemara laut (Casuarina saularis), cinenen belukar (Orthotomus
equisetifolia), rumput, ketapang (Terminalia catappa), atrogularis), ayam (Gallus gallus
durian (Durio zibethinus), asem (Tamarindus indica), domesticus), walet sapi (Collocallia
glodok tiang (Polyalthia longifolia), jagung (Zea mays), esculenta) .
gelagah (Saccharum spontaneum) .
11. 032 Simpang Peut ‐ Bts. Nagan Kebun sawit, pisang (Musa paradissiaca), mahoni kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Raya/Abdya (Swietenia mahagoni), pinang (Areca catechu), sawit (Streptopelia chinensis), greja(Passer
(Elaeis guinensis), kelapa (Cocos nucifera), trambesi montanus) , kucica (Copsychus saularis),
(Samanea s, ketapang (Terminalia catappa), waru laut cinenen belukar (Orthotomus atrogularis),
(Thespesia populnea), rumput,, jagung (Zea mays), ayam (Gallus gallus domesticus), gagak
tebu (Saccharum officinarum ), limus (Mangifera (Corvus macrorhyncos), walet sapi
foetida). glodok tiang (Polyalthia longifolia), trambesi (Collocallia esculenta), biawak (Varanus
(Samanea saman), mahoni (Swietenia mahagoni), salvator.)
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
gamal (Gliricidia sepium), pepaya (Carica papaya),
soka (Ixora javanica).
12. 033 Bts. Nagan Raya/Abdya ‐ Kabupaten Aceh Pisang (Musa paradissiaca), mahoni (Swietenia kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Blang Pidie Barat Daya mahagoni), pinang (Areca catechu), sawit (Elaeis (Streptopelia chinensis), greja(Passer
guinensis), kelapa (Cocos nucifera), trambesi montanus) , kuntul besar (Egretta alba),
(Samanea s, ketapang (Terminalia catappa), waru laut kuntul cina (Egretta Eulophotes*), kucica
(Thespesia populnea), rumput,, jagung (Zea mays), (Copsychus saularis), cinenen belukar
tebu (Saccharum officinarum ), glodok tiang (Orthotomus atrogularis), gagak (Corvus
(Polyalthia longifolia), trambesi (Samanea saman), macrorhyncos), walet sapi (Collocallia
pepaya (Carica papaya). mangga (Mangifera indica), esculenta), biawak (Varanus salvator.)
durian (Durio zibethinus), bambu (Bambusa sp.),
cemara laut (Casuarina equisetifolia). sirsak (Annona
muricata).
13. 034 1 Blang Pidie ‐ Bts. Abdya/Aceh Pisang (Musa paradissiaca) , pinang (Areca catechu), kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Selatan sawit (Elaeis guinensis), kelapa (Cocos nucifera), (Streptopelia chinensis), greja(Passer
trambesi (Samanea s, , waru laut (Thespesia montanus) , kuntul besar (Egretta alba),
populnea), rumput,, jagung (Zea mays), tebu kuntul cina (Egretta Eulophotes*), kucica
(Saccharum officinarum ), glodok tiang (Polyalthia (Copsychus saularis), cinenen belukar
longifolia), trambesi (Samanea saman), pepaya (Carica (Orthotomus atrogularis), gagak (Corvus
papaya). mangga (Mangifera indica), durian (Durio macrorhyncos), walet sapi (Collocallia
zibethinus), cemara laut (Casuarina equisetifolia). esculenta), biawak (Varanus salvator.)
angsana (Pterocarpus indicus), gamal (Gliricidia
sepium), asem (Tamarindus indica), bunga kertas
(Bougainvillea spectabilis).
14. 034 2 Bts. Abdya/Aceh Selatan ‐ Kabupaten Aceh Padi (Oryza sativa), sawit (Elaeis guinensis), kelapa Sapi (Bos sp.) (Muntiacus muntjak*), sambar
Tapaktuan Selatan (Cocos nucifera), trambesi (Samanea s, , waru laut (Cervus unicolor*), aepah (Pericrocotus
(Thespesia populnea), rumput,tebu (Saccharum divaricatus ), Kepodang sungu (Coracina
officinarum ), glodok tiang (Polyalthia longifolia), striata) , kutilang (Pycnonotus aurigaster),
pepaya (Carica papaya). mangga (Mangifera indica), tekukur (Streptopelia chinensis),
durian (Durio zibethinus), cemara laut (Casuarina greja(Passer montanus) , kuntul besar
equisetifolia), pinang (Areca catechu), ketapang (Egretta alba), kuntul cina (Egretta
(Terminalia catappa) , gelagah (Saccharum Eulophotes*), kucica (Copsychus saularis),
spontaneum) . cemara norfolk (Araucaria Heterophylla), cinenen belukar (Orthotomus atrogularis),
mahoni (Swietenia mahagoni), jambu air (Syzygium gagak (Corvus macrorhyncos), walet sapi
aqueum), kersen (Muntingia calabura), nangka (Collocallia esculenta), pergam (Ducula
(Artocarpus heterophyllus), randu (Ceiba pentandra), badia), biawak (Varanus salvator.)
serai (Cymbopogon citratus), bunga kertas
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
(Bougainvillea spectabilis), Balam (Aglaia sp.),dosi
(Alstonia scholaris),,pelangas (Aporosa sp),ked ondong
kijai (Canarium sp), duria (Durio sp),baira/rau (Ficus
sp),bedarah (Knema sp),duku (Lansium sp),Medang
(Litsea sp),mahang (Macaranga triloba),pulasan
(Nephelium mutabile),rambe (Nephelium
sp),semaram(Palaquium sp) ,gerupal (Schima
wallichii),meranti (Shorea sp
15. 034 21 K Jln. Tb. Mahmud (Tapaktuan) Kelapa (Cocos nucifera), rumput,tebu (Saccharum Greja (Passer montanus),
officinarum ), glodok tiang (Polyalthia longifolia),
cemara laut (Casuarina equisetifolia), pinang (Areca
catechu), ketapang (Terminalia catappa) , mahoni
(Swietenia mahagoni), kersen (Muntingia calabura),
pisang (Musa paradissiaca),Agave sp.
hanjuang(Cordylen fruticosa ),
16. 035 Tapaktuan ‐ Bakongan Kelapa (Cocos nucifera), padi (Oryza sativa), ketapang Kambing (Capra aegagrus hircus), momyrt
(Terminalia catappa) , pinang (Areca catechu), trambesi (Macaca fascicularis),beruk (Macaca
(Samanea saman), pisang (Musa paradissiaca), nemestrina. Sapi (Bos sp.) kerbau (Bubalus
mahoni (Swietenia mahagoni), glodok tiang (Polyalthia bubalis), kijang (Muntiacus muntjak*),
longifolia), bunga kertas (Bougainvillea sambar (Cervus unicolor*), anjing (Canis
spectabilis),kiara payung (Filicium decipiens), tebu sp.),pergam (Ducula badia), sepah
(Saccharum officinarum ), mangga (Mangifera indica), (Pericrocotus divaricatus ), Kepodang sungu
angsana(Pterocarpus indicus) , padi (Oryza sativa), (Coracina striata) , kutilang (Pycnonotus
ketela pohon (Manihot esculenta), Cynodon sp. aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis),
angsana(Pterocarpus indicus), pucuk merah (Syzygium greja(Passer montanus) , kuntul besar
oleina), asem (Tamarindus indica), cemara laut (Egretta alba), kuntul cina (Egretta
(Casuarina equisetifolia), sawit (Elaeis guinensis), Eulophotes*), kucica (Copsychus saularis),
sukun (Artocarpus altilis), rambutan (Nephelium cinenen belukar (Orthotomus atrogularis),
lappaceum), pepaya (Carica papaya), palm bajing gagak (Corvus macrorhyncos), walet sapi
(Wodyetia bifurcata). palm raja (Roystonea regia), palm (Collocallia esculenta), pergam (Ducula
bajing (Wodyetia bifurcata), durian (Durio zibethinus), badia ), julang emas (Aceros undulatus ),
bambu (Bambusa sp.), aren (Arenga pinnata), paku rangkong badak (Buceros rhinoceros* ,) (
resam (Gleichenia linearis), gelagah (Saccharum biawak (Varanus salvator.)
spontaneum) .
17. 035 11 K Jln. Jend. Sudirman Sawit (Elaeis guinensis), mangga (Mangifera indica), Greja(Passer montanus), kutilang
(Tapaktuan) (Samanea saman), cemara laut (Casuarina (Pycnonotus aurigaster), tekukur
equisetifolia), waru laut (Thespesia populnea),rumput, (Streptopelia chinensis),
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
ketapang (Terminalia catappa), albasia (Albazia
Falcataria), trambesi (Samanea saman),gamal
(Gliricidia sepium), asem (Tamarindus indica),
semangka (Citrullus lanatus)
18. 035 12 K Jln. Raya Angkasa trambesi (Samanea saman), glodok tiang (Polyalthia Greja(Passer montanus), kutilang
(Tapaktuan) longifolia), mangga (Mangifera indica), sawit (Elaeis (Pycnonotus aurigaster), tekukur
guinensis). (Streptopelia chinensis),
19. 036 1 Bakongan (Km 510) ‐ Bts. Kelapa (Cocos nucifera), waru laut (Thespesia sepah (Pericrocotus divaricatus ),
Aceh Selatan/ Subulussalam populnea), ketapang (Terminalia catappa) , pinang Kepodang sungu (Coracina striata) , kutilang
(Areca catechu), trambesi (Samanea saman), pisang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
(Musa paradissiaca), Cynodon sp. cemara laut (Streptopelia chinensis), greja(Passer
(Casuarina equisetifolia), sawit (Elaeis guinensis), paku montanus) , kuntul besar (Egretta alba),
resam (tebu (Saccharum officinarum), manggis kuntul cina (Egretta Eulophotes*), kucica
(Garcinia mangostana). (Copsychus saularis), cinenen belukar
(Orthotomus atrogularis), walet sapi
(Collocallia esculenta), pergam (Ducula
badia) .
20. 036 2 Bts. Aceh Kota Kelapa (Cocos nucifera), waru laut (Thespesia kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Selatan/Subulussalam ‐ Subulussalam populnea), (Terminalia catappa) , pinang (Areca (Streptopelia chinensis), greja(Passer
Krueng Luas (Km 560) catechu), trambesi (Samanea saman), pisang (Musa montanus) , (Copsychus saularis), cinenen
paradissiaca),), Cynodon ,tebu (Saccharum belukar (Orthotomus atrogularis), gagak
officinarum), puring (Codiaeum variegatum). (Corvus macrorhyncos), walet sapi
(Collocallia esculenta), biawak (Varanus
salvator.)
21. 037 1 Krueng Luas (Km 560) ‐ Kota Trambesi (Samanea saman), glodok tiang (Polyalthia kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Subulussalam longifolia), mangga (Mangifera indica), sawit (Elaeis (Streptopelia chinensis), greja(Passer
guinensis). Asem (Pterocarpus indicus), kelapa (Cocos montanus) , (Copsychus saularis), cinenen
nucifera), pisang (Musa paradissiaca), waru laut belukar (Orthotomus atrogularis), gagak
(Thespesia populnea), paku resam (Gleichenia (Corvus macrorhyncos), walet sapi
linearis),jambu air (Syzygium aqueum), karet (Hevea (Collocallia esculenta), sapi ( Bos sp.),
brasiliensis), akasia (Acacia auriculiformis). biawak (Varanus salvator.)
22. 037 11 K Jln. Teuku Umar Kelapa (Cocos nucifera), , ketapang (Terminalia Greja (Passer montanus),
(Subulussalam) catappa) , pinang (Areca catechu), trambesi (Samanea
saman), pisang (Musa paradissiaca), Cynodon sp.
cemara laut (Casuarina equisetifolia) mangga
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
(Mangifera indica), pucuk merah (Syzygium oleina),
cemara pensil (Cupressus Sempervirens),
23. 037 2 Kota Subulussalam ‐ Batas Kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa paradissiaca), momyrt (Macaca fascicularis),beruk (Macaca
Prov. Sumut mangga (Mangifera indica), angsana(Pterocarpus nemestrina. kijang (Muntiacus muntjak*),
indicus) , Cynodon sp. pucuk merah (Syzygium oleina), sambar (Cervus unicolor*), anjing (Canis
sawit (Elaeis guinensis), pepaya (Carica papaya), sp.),pergam (Ducula badia), sepah
bambu (Bambusa sp.), aren (Arenga pinnata), paku (Pericrocotus divaricatus ), Kepodang sungu
resam (Gleichenia linearis), gelagah (Saccharum (Coracina striata) , kutilang (Pycnonotus
spontaneum) .jagung (Zea mays),alang alang (Imperata aurigaster), tekukur (Streptopelia chinensis),
cylindrica), damar (Agathis dammara),Balam (Aglaia greja(Passer montanus) , kuntul besar
sp.),dosi (Alstonia scholaris),kemili (Aleurites (Egretta alba), kuntul cina (Egretta
moluccana),pelangas (Aporosa sp),jentikan daun Eulophotes*), kucica (Copsychus saularis),
(Baccaurea sp),belawah (Baccaurea cinenen belukar (Orthotomus atrogularis),
sumatrana),kedondong kijai (Canarium sp),lagan bras gagak (Corvus macrorhyncos), walet sapi
(Dipterocarpus grandiflorus), duria (Durio sp),baira/rau (Collocallia esculenta), pergam (Ducula
(Ficus sp),bedarah (Knema sp),duku (Lansium badia ), julang emas (Aceros undulatus ),
sp),Medang (Litsea sp), mahang (Macaranga triloba) rangkong badak (Buceros rhinoceros* ),
,pulasan (Nephelium mutabile), rambe (Nephelium sp) ayam (Gallus gallus domesticus ), biawak
,semaram (Palaquium sp), gerupal (Schima (Varanus salvator.)
wallichii),meranti (Shorea sp
24. 038 2 Bts Subulussalam/Aceh Kabupaten Aceh Trambesi (Samanea saman), mangga (Mangifera kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Singkil-Lipat Kajang Singkil indica), sawit (Elaeis guinensis). Asem (Pterocarpus (Streptopelia chinensis), greja(Passer
indicus), kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa montanus) , (Copsychus saularis), cinenen
paradissiaca), waru laut (Thespesia populnea), paku belukar (Orthotomus atrogularis), , walet sapi
resam (Gleichenia linearis),rumput (Collocallia esculenta),
25. 039 Lipat Kajang – Bts Prov Sumut Trambesi (Samanea saman), mangga (Mangifera kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
indica), sawit (Elaeis guinensis). Asem (Pterocarpus (Streptopelia chinensis), greja(Passer
indicus), kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa montanus) , (Copsychus saularis), cinenen
paradissiaca), waru laut (Thespesia populnea), paku belukar (Orthotomus atrogularis), , walet sapi
resam (Gleichenia linearis),r rumput kawat (Cynodon (Collocallia esculenta),
dactylon),domdoman (Scirpus laterflorus), rumput tidur
(Mimmosa pudica),nenas (Ananas commosus), nusa
indah (Mussaenda pubescens).
26. 044 Genting Gerbang ‐ Celala ‐ Kabupaten Aceh Trambesi (Samanea saman), mangga (Mangifera kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya Tengah indica), sawit (Elaeis guinensis). Asem (Pterocarpus (Streptopelia chinensis), greja(Passer
indicus), kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa montanus) , (Copsychus saularis), cinenen
Wilayah
No Nomor Ruas Nama Ruas Jenis Flora Jenis Fauna
Administrasi
paradissiaca), waru laut (Thespesia populnea), paku belukar (Orthotomus atrogularis).
resam (Gleichenia linearis),rumput, pinang (Areca
catechu), cemara laut (Casuarina equisetifolia) mangga
(Mangifera indica), jambu air (Syzygium aqueum), padi
(Oryza sativa), tebu (Saccharum officinarum ), mahoni
(Swietenia mahagoni), , angsana (Pterocarpus indicus),
jati (Tectona grandis),
27. 045 Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya Kabupaten Waru laut (Thespesia populnea), paku resam kerbau (Bubalus bubalis), kutilang
‐ Lhok Seumot ‐ Jeuram Nagan Raya (Gleichenia linearis), rumput kawat (Cynodon (Pycnonotus aurigaster), tekukur
dactylon),domdoman (Scirpus laterflorus) (Streptopelia chinensis), greja(Passer
rumput tidur (Mimmosa pudica)t, pinang (Areca montanus) , kuntul besar (Egretta alba),
catechu), kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa kuntul cina (Egretta Eulophotes*), kucica
paradissiaca), gamal (Gliricidia sepium), padi (Oryza (Copsychus saularis), cinenen belukar
sativa). (Orthotomus atrogularis), gagak (Corvus
macrorhyncos), walet sapi (Collocallia
esculenta), pergam (Ducula badia ), ayam
(Gallus gallus domesticus ), biawak (Varanus
salvator.)
28. 046 Jeuram ‐ Sp. Peut Gamal (Gliricidia sepium), padi (Oryza sativa), angsana kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur
(Pterocarpus indicus), asem (Tamarindus indica), (Streptopelia chinensis), greja(Passer
pisang (Musa paradissiaca), pinang (Areca catechu), . montanus) , kuntul besar (Egretta alba),
cemara laut (Casuarina equisetifolia) mangga kuntul cina (Egretta Eulophotes*), kucica
(Mangifera indica), tebu (Saccharum officinarum ), (Copsychus saularis), cinenen belukar
trambesi (Samanea saman), waru laut (Thespesia (Orthotomus atrogularis), walet sapi
populnea), ketapang (Terminalia catappa), durian (Collocallia esculenta).
(Durio zibethinus), glodok tiang (Polyalthia longifolia),
pepaya (Carica papaya), randu (Ceiba pentandra),
palm bajing (Wodyetia bifurcata), aren (Arenga
pinnata), nenas (Ananas commosus)
Sumber : Hasil Survei, 2019
2.1.7.10 KEPENDUDUKAN
Jaringan Jalan Nasional Lintas Barat Aceh melalui 1 kota dan 6 kabupaten, yaitu Kota
Subulussalam, Kab. Aceh Tengah, Kab. Aceh Barat, Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Barat
Daya, Kab. Aceh Selatan dan Kab. Aceh Singkil.
Perkembangan jumlah penduduk yang berada di jalan nasional Lintas Barat dapat
dilihat pada tabel berikut di bawah ini :
Berdasarkan atas dasar harga konstan 2010 (ADHK 2010), PDRB triwulan I 2018
adalah sebesar 30,49 triliun rupiah, turun 0,35 triliun rupiah dari triwulan IV 2017
sebesar 30,84 triliun rupiah. Demikian juga dengan nilai PDRB ADHK 2010 tanpa
migas, pada triwulan I 2018 mengalami penurunan sebesar 0,68 triliun rupiah dari
29,67 triliun rupiah menjadi sebesar 28,99 triliun rupiah.
Penurunan nilai PDRB pada triwulan I tahun 2017 disebabkan karena terjadinya
penurunan pada 8 (delapan) kategori lapangan usaha, sedangkan 9 (sembilan)
B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Aceh yang digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar
harga konstan (ADHK) 2010 dengan migas pada triwulan I 2018 mengalami penurunan
sebesar 1,16% dibandingkan triwulan IV 2017 (q to q). Pertumbuhan ekonomi tanpa
migas juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 2,27%. Sementara itu, jika
dibandingkan dengan nilai PDRB triwulan I 2017 (y-on-y), perekonomian Aceh dengan
migas tumbuh sebesar 3,34%. Sedangkan pertumbuhan antar tahun (y-on-y) tanpa
migas berada pada angka 3,65%
C. Struktur Ekonomi
Struktur perekonomian Aceh masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian,
kehutanan, dan perikanan baik dengan PDRB tahun dasar 2000 maupun 2010, migas,
maupun nonmigas. Demikian juga pada triwulan I 2018, sektor pertanian mendominasi
perekonomian dengan peranan sebesar 30,77%, diikuti oleh perdagangan dan
reparasi mobil dengan peranan sebesar 16,30%. Kategori konstruksi menempati
urutan ketiga dalam perekonomian Aceh dengan peranan sebesar 9,56%, sedangkan
administrasi pemerintahan menempati urutan keempat dengan peranan sebesar
8,54%.
D. Perekonomian Lokal
Perekonomian masyarakat di wilayah Jalan Nasional yang berada di Lintas Barat
pada umumnya adalah di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan dan
kehutanan.Hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagainya
dipermudah dengan adanya jalan lintas barat Aceh sehingga pemasaran dan
pendistribusian ke kota-kota di Provinsi Aceh maupun ke Sumatera Utara menjadi lebih
mudah dan cepat.
Sektor yang menunjang perekonomian masing-masing Kabupaten/Kota yang ada di
wilayah Jalan Lintas Barat Aceh adalah sebagai berikut :
Kota Subulussalam
Lahan sawah di Kota Subulussalam pada tahun 2017 seluas 3.209 Ha, 1179 Ha
(37%) diantaranya berada di Kecamatan Sultan Daulat dan 694 Ha (22%) di
Kecamatan Simpang Kiri. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Sultan Daulat
dan Simpang Kiri masih sebagai wilayah dengan potensi sawah terbesar
dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya.
Kab.Nagan Raya
Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatera yang subur dan sangat
cocok bagi pertanian, khususnya padi yang terpusat di Kecamatan Seunagan,
Seunagan Timur, dan Beutong karena ditunjang oleh Sungai Krueng Beutong dan
Sungai Krueng Nagan yang mengalir di wilayah tersebut. Potensi lainnya adalah
usaha peternakan dan perkebunan terutama kelapa sawit. Karena sumber daya
pertaniannya yang melimpah, maka Nagan Raya dikenal sebagai salah satu
lumbung beras utama di Aceh
Kab.Aceh Selatan
Pertanian
Total luas lahan sawah di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2017 adalah 15.185
hektar, 11.233 hektar adalah lahan sawah dengan irigasi dan sisanya lahan sawah
non irigasi. Kecamatan dengan luas lahan sawah terluas adalah Kluet Utara, Pasie
Raja, kemudian Kluet Timur dengan masing-masing memiliki luas 2.762 Ha, 1.735
Ha dan 1.703 Ha. Dari total luas lahan sawah yang ada, luas lahan sawah yang
menghasilkan padi adalah 14.841 Ha.
Perkebunan
Pala merupakan tanaman perkebunan yang memiliki luas tanam terbesar di
Kabupaten Aceh Selatan, yaitu 15.821 hektar. Luas tanam pala paling banyak ada
di Kecamatan Meukek (3.785 Ha) dan Kecamatan Tapaktuan (2.177 Ha). Pada
tahun 2017, produksi pala Kabupaten Aceh Selatan mencapai 6.614 ton;
Kab . Singkil
Perekonomian Kabupaten Aceh Singkil didominasi oleh 3 sektor yaitu sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan.
Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup
besar pada bidang Kelautan dan Perikanan. Keanekaragaman sumberdaya
perikanan yang terkandung di dalamnya memberikan harapan bagi kesejahteraan
masyarakat. Luasnya kelautan yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil
merupakan potensi daerah yang patut disyukuri karena potensi tersebut. Apabila
dikelola dengan sebaik-baiknya akan mendatangkan kesempatan usaha dan
kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Aceh Singkil. Pemanfaatan potensi
kelautan telah lama dilakukan di Kabupaten Aceh singkil ditunjukkan dengan
banyaknya nelayan tradisional dan modern yang masih menumpukan harapan
hidup mereka dari hasil laut. Dapat dikatakan bahwa nelayan tradisional
merupakan nelayan yang masih menggunakan alat-alat konvensional dalam
penangkapan ikan sedangkan nelayaan modern telah menggunakan peralatan
dengan teknologi tinggi termasuk kapal yang digunakan. Walaupun demikian,
Semua Kota dan Kabupaten di atas yang dilalui oleh Jalan Lintas Barat Aceh
menggunakan jalan tersebut untuk akses pemasaran hasil produksi pertanian,
perkebunan, perikanan serta kehutanan, juga sebagai akses utama pemasaran barang
dan jasa.
Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat yang berada di jalur Jalan Nasional
Lintas Barat Aceh, dengan adanya jalan yang kondisinya baik akan mempermudah
mereka untuk menuju daerah tujuan, selain itu akan mempermudah dan memperlancar
pemasaran hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan serta
barang dan jasa. Dengan adanya jalan tersebut perekonomian masyarakat akan
meningkat.
E. HASIL SURVEY
Untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai operasional Jalan Nasional Lintas
Barat Aceh maka dilakukan wawancara terhadap 100 orang responden yang
merupakan masyarakat yang berada di jalur Jalan Nasional Lintas Barat Aceh.
Manfaat Jalan untuk Meningkatkan Perekonomian
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden tentang manfaat jalan , dengan
adanya jalan yang kondisinya baik akan mempermudah masyarakat untuk menuju
daerah tujuan, selain itu mempermudah dan memperlancar pengangkutan hasil
pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan serta barang dan jasa.
Dengan adanya jalan nasional perekonomian masyarakat meningkat. Selain itu
adanya jalan membuka peluang usaha masyarakat untuk menyediakan kebutuhan
para pengguna jalan seperti warung makan, kios-kios yang menjajakan hasil produksi
pertanian maupun perikanan, kios oleh-oleh, kios BBM serta usaha-usaha lainnya.
Keresahan Masyarakat
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kecelakaan yang terjadi disebabkan
pengemudi yang ugal-ugalan sebanyak 56 %, dan 44 % responden
menyatakan bahwa penyebab kecelakaan karena pengemudi yang kurang
konsentrasi. Menurut responden pada umumnya, kecelakaan di jalan Lintas
Barat Aceh jarang terjadi akan tetapi mereka menghimbau para pengendara
untuk tetap berhati-hati dalam mengendarai kendaraannya.
Hambatan yang ada bila melalui jalan nasional Lintas Barat Aceh ini adalah
terdapat hewan ternak (sapi dan kambing) peliharaan masyarakat yang
berkeliaran di jalan, hal ini juga dapat menjadi penyebab kecelakaan apabila
pengemudi lengah dan kurang berkonsentrasi sehingga kecelakaan dapat
terjadi. Jalan yang lenggang dan lebar menjadi satu keuntungan bagi
pengemudi untuk mempercepat laju kendaraan, akan tetapi dengan banyaknya
hewan peliharaan masyarakat yang berkeliaran di jalan mengganggu
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Dari gambar di atas diketahui bahwa dari 100 orang responden yang
diwawancarai 45 % menyatakan bahwa perbaikan dan pemeliharaan kadang-
kadang dilakukan oleh BPJN, 33 % responden menyatakan bahwa perbaikan
dan pemeliharaan jalan rutin dilakukan dan sisanya sebanyak 22 % tidak
begitu mengetahui apakan perbaikan maupun pemeliharaan jalan rutin
dilaksanakan.
Harapan dari responden pada umumnya adalah jika ada jalan rusak sebaiknya
cepat diperbaiki demi kelancaran lalu lintas semua pengguna jalan lintas barat
dan masyarakat di sekitarnya. Jalan yang rusak akan menghambat aktifitas
pengguna jalan tersebut serta masyarakat di sekitarnya. Rambu-rambu
peringatan dilengkapi untuk meminimalisir kecelakaan di jalan serta memasang
lampu penerangan jalan di wilayah-wilayah yang padat permukiman.
Sebagian besar penduduk Aceh menganut agama Islam (98,19%). Dari seluruh etnis
asli yang ada di Aceh hanya etnis Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.
Agama lain yang dianut oleh penduduk Aceh adalah agama Kristen Protestan
(1,12%), Katolik (0,07%) yang dianut oleh pendatang beretnis Batak dan sebagian
warga keturunan Tionghoa yang kebanyakan beretnis Hakka. Sedangkan sebagian
lainnya tetap menganut agama Konghucu (0,0008%).
Bahasa yang paling banyak dipakai di Aceh adalah Bahasa Aceh yang dituturkan oleh
etnis Aceh di sepanjang pesisir Aceh dan sebagian pedalaman Aceh. Bahasa lainnya
adalah Bahasa Aneuk Jamee di Aceh Selatan, Bahasa Singkil dan Bahasa Pakpak di
Aceh Singkil, Bahasa Kluet di Aceh Selatan, Bahasa Melayu Tamiang di Aceh Tamiang,
Di Simeulue bagian utara dijumpai Bahasa Sigulai dan Bahasa Lekon, sedangkan di
selatan Simeulue dijumpai Bahasa Devayan, Bahasa Haloban.
a. Simpul I : sumber penyakit adalah titik yang secara konstan mengeluarkan atau
mengemisikan agen penyakit yaitu komponen lingkungan yang dapat menimbulkan
gangguan penyakit melalui kontak langsung atau melalui media perantara lainnya.
Sumber penyakit untuk kegiatan ini ialah mobilitas dan aktivitas tenaga kerja.
Analisis aspek kesehatan masyarakat didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.
124 Tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan AMDAL. Dalam peraturan tersebut, aspek kesehatan masyarakat yang
akan ditelaah diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan
dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
d. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
e. Sumber daya kesehatan.
f. Kondisi sanitasi lingkungan.
g. Status gizi.
Mengacu pada peraturan tersebut, maka kondisi kesehatan masyarakat di sekitar lokasi
Jalan nasional Provinsi Aceh (Lintas Barat) digambarkan berdasarkan parameter yang
telah disebutkan di atas
A. Parameter Lingkungan yang Diperkirakan Terkena Dampak
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari kegiatan jalan nasional
Provinsi Aceh (Lintas Barat) terhadap kesehatan adalah:
- Parameter Kimia: Parameter kimia meliputi kandungan pencemar dalam udara
meliputi, CO, SO2, NO2, debu (TSP), dll. Pencemar dalam air meliputi: COD
(Chemical Oxygen Demand), BOD (Biochemical Orxygen Demand), pH, dll.
- Parameter Fisik: Parameter fisik dalam air permukaan meliputi warna, rasa, bau
dan kekeruhan. Parameter fisik dalam udara meliputi kebisingan.
- Parameter Biologi: Parameter biologi dalam air meliputi ada atau tidaknya bahan
organik/mikroorganisme seperti bakteri E. coli dan virus. Parameter biologi lainnya
juga ditunjukkan dengan adanya hewan penyebab penyakit (vektor penyakit)
seperti nyamuk, lalat, tikus, kecoa dan cacing parasit.
- Parameter Sosial: Parameter sosial yang dimaksud adalah adanya kehadiran
orang dari luar lokasi seperti tenaga kerja dan pengunjung yang membawa potensi
penyakit tersendiri dan beresiko dalam penularan penyakit.
Pemajanan tidak langsung adalah pemajanan yang terjadi akibat peningkatan kegiatan
dimana gangguan kesehatan masyarakat yang terjadi merupakan akibat dari turunnya
kondisi sanitasi lingkungan, perubahan pola penyakit dan pola perilaku hidup sehat
masyarakat. Potensi terjadinya pemajanan ini biasanya relatif lebih besar, mengingat
proses ini melibatkan penduduk dalam jumlah yang besar dan terjadi dalam waktu
yang relatif lama. Selain itu, terbatasnya tingkat pengetahuan masyarakat
menyebabkan masyarakat belum tentu mampu mempersiapkan diri secara baik
terhadap dampak pemajanan yang yang terjadi.
Proses maupun potensi terjadinya pemajanan (pemaparan) yang terjadi pada seseorang
hingga mengganggu kesehatannya dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu agent (bibit
sumber penyakit), host (manusia) dan environment (lingkungan). Ketiga faktor tersebut
dikenal The Traditional (Ecological) Model. Keseimbangan antara host dan agent yang
didukung dengan kondisi lingkungan yang baik sangat diperlukan untuk mencapai
kesehatan masyarakat yang diinginkan. Gangguan kesehatan terjadi saat agent
meningkat sedangkan daya tahan tubuh host dan kondisi lingkungan menurun.
Potensi besarnya dampak atau terjadinya penyakit tercermin dalam beberapa angka
kesakitan oleh beberapa jenis pola penyakit yang diderita oleh masyarakat wilayah
studi. Kondisi sanitasi lingkungan yang terkena dampak kegiatan ditambah dengan
faktor kependudukan setempat, perilaku hidup sehat masyarakat dan sarana
prasarana kesehatan yang tersedia akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan masyarakat.
Pola penyakit terbanyak di Kabupaten dan Kota yang dilalui jalan nasional Provinsi
Aceh dapat dilihat pada Tabel 2.26 s/d. Tabel 2.32.
Pola penyakit terbanyak diderita masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah pada urutan
pertama adalah Common Cold (13.297 kasus), kemudian ISPA (12.497 kasus) dan
Hipertensi (8.054 kasus).
Pola penyakit terbanyak diderita masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan pada urutan
pertama adalah penyakit Diare (5.859 kasus), kemudian TB (330 kasus) dan DBD (86
kasus).
Tabel 2. 28 Pola Penyakit Terbanyak di Kabupaten Aceh Selatan
No. Nama Penyakit Jumlah Kasus
1. Diare 5.859
2. TB 330
3. DBD 86
4. Peneumonia Balita 79
5. Kusta 42
6. AFP (Non Polio) 1
7. PD31 (Penyakit yang dapat dicegah 1
dengan imunisasi)
8. Campak, Polio, Hepatitis B 0
9. HIV, AIDS, SYPHILIS 0
10. -
Sumber : Kabupaten Aceh Selatan Dalam Angka 2018
Sedangkan data pola penyakit terbanyak di Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh
Singkil, Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut.
Penduduk yang beresiko merupakan penduduk kategori usia non-produktif terdiri atas
kelompok usia 0-14 tahun dan ≥ 65 tahun di 7 wilayah kabupaten/ kota tersebut.
Berdasarkan data BPS Dalam Angka Tahun 2018, jumlah penduduk beresiko di Kota
Subulussalam sebanyak 33.434 jiwa (dari 78.725 jiwa), Kabupaten Aceh Tengah
sebanyak 73.196 jiwa (dari 204.273 jiwa), Kabupaten Aceh Barat sebanyak 64.907 jiwa
(dari 201.682 jiwa), Kabupaten Nagan Raya sebanyak 54.291 jiwa (dari 161.329 jiwa),
di Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 81.120 jiwa (dari 231.893 jiwa), Kabupaten Aceh
Singkil sebanyak 48.476 jiwa (dari 119.490 jiwa). Data jumlah penduduk beresiko
berdasarkan usia di wilayah studi dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah sarana dan tenaga kesehatan yang ada di wilayah studi dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut :
F. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara
fisik, baik di dalam tapak proyek maupun lingkungan sekitarnya. Kondisi tersebut
dicerminkan antara lain melalui penyediaan sarana sanitasi seperti penyediaan air
bersih, pengelolaan sampah, MCK, perumahan dan lain-lain. Sanitasi lingkungan
yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dari data Provinsi Aceh dalam angka tahun 2018 jumlah penduduk terhadap Air
Minum Berkualitas dengan akses berkelanjutan dan memenuhi syarat dan bukan
jaringan perpipaan yaitu sumur gali terlindung 1.105.966 jiwa, sumur gali dengan
pompa 226.332 jiwa, sumur Bor dengan pompa 266.160 jiwa, terminal Air 33.409
jiwa, mata air terlindung 141.113 jiwa, penampungan air hujan 29.672 jiwa. Jumlah
penduduk terhadap Air Minum Berkualiatas dengan Akses berkelanjutan dan
memenuhi syarat dengan perpipaan (PDAM, BPSPAM) 1.154.208 jiwa. Total
penduduk yang memiliki akses air minum 2.941.086 jiwa (56 %).
dari aspek kesehatan. Penduduk yang memiliki akses sanitasi yang layak di
Provinsi Aceh tahun 2018 sebanyak 2.700.386 (52 %).
Untuk angka kematian ibu terbanyak berdasarkan data yang diperoleh terdapat di
Kab. Aceh Selatan sebanyak 12 kasus. Sedangkan kematian bayi terbanyak terdapat
di Kab. Aceh Barat sebanyak 51 kasus disusul oleh Kab. Aceh Selatan sebanyak 35
kasus.
Secara rinci status gizi dan angka kematian di wilayah kabupaten/ kota yang dilalui
jalan nasional Provinsi Aceh (Lintas Barat) dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
2.1.8 Uraian Tentang Berbagai Jenis Bangunan yang Ada, Letak, Luas, dan
Penggunaannya
Kegiatan operasional Jalan nasional yang melalui lintas barat Aceh tidak membutuhkan
bangunan baik permanen maupun semi permanen. Tetapi pada saat kegiatan
pemeliharaan rutin dan berkala akan diperlukan bangunan semi permanen untuk kantor
lapangan dan penyimpanan material
Perkerasan jalan yang diterapkan untuk jalan nasional di Provinsi Aceh rata-rata
adalah HRS atau Hotmix, adapun di beberapa ruas jalan masih menggunakan aspal
sebagai permukaannya. Untuk kondisi jalan nasional di Provinsi Aceh terkait dengan
kemantapan jalan, sebagain besar jalan yang ada berada pada kondisi baik.
Jalan Nasional Lintas Barat termasuk lintas penghubung memiliki panjang 571,73 Km
yang terdiri dari 28 ruas, untuk lebih jelasnya spesifikasi jalan masing - masing ruas
jalan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2. 39 Data Teknis Ruas Jalan Nasional Provinsi Aceh (Lintas Barat)
Lebar
Panjang Muatan
Tipe Badan
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Perkerasan Sumbu
Jalan Jalan
(Km) Terberat
(m)
1. 019 2 Sp. Uning ‐ Kota 1,80 Aspal 10 Ton 4/2 UD 8 - 10
Takengon
Lebar
Panjang Muatan
Tipe Badan
No Nomor Ruas Nama Ruas Ruas Perkerasan Sumbu
Jalan Jalan
(Km) Terberat
(m)
2. 029 11 K Jln. Iskandar Muda 0,91 Aspal 10 Ton 4/2 D 12
(Meulaboh)
3. 029 12 K Jln. Nasional (Meulaboh) 1,07 Aspal 10 Ton 4/2 D 16
4. 029 13 K Jln. Gajah Mada 0,73 Aspal 10 Ton 4/2 D 16
(Meulaboh)
5. 029 14 K Jln. Manek Roe 1,56 Aspal 10 Ton 2/2UD 10
(Meulaboh)
6. 029 15 K Jln. Singgah Mata (Akses 0,75 Aspal 10 Ton 2/2UD 10
Terminal Meulaboh)
7. 030 1 Bts. Kota Meulaboh ‐ Bts. 8,17 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Aceh Barat/Nagan Raya
8. 030 11 K Jln. Arah Ke Tapaktuan 0,99 Aspal 10 Ton 4/2 D 12
(Meulaboh)
9. 030 2 Bts. Aceh Barat/Nagan 8,10 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Raya ‐ Kuala Tuha
10. 031 Kuala Tuha ‐ Simpang 9,19 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Peut
11. 032 Simpang Peut ‐ Bts. 61,07 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Nagan Raya/Abdya
12. 033 Bts. Nagan Raya/Abdya ‐ 41,29 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Blang Pidie
13. 034 1 Blang Pidie ‐ Bts. 22,99 Aspal 10 Ton 2/2UD 7 - 10
Abdya/Aceh Selatan
14. 034 2 Bts. Abdya/Aceh Selatan 43,13 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
‐ Tapaktuan
15. 034 21 K Jln. Tb. Mahmud 9,23 Aspal 10 Ton 2/2UD 7 - 12
(Tapaktuan) 4/2 D
16. 035 Tapaktuan ‐ Bakongan 59,18 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
17. 035 11 K Jln. Jend. Sudirman 0,92 Aspal 10 Ton 4/2 D 12
(Tapaktuan)
18. 035 12 K Jln. Raya Angkasa 1,42 Aspal 10 Ton 4/2 D 12
(Tapaktuan)
19. 036 1 Bakongan (Km 510) ‐ 53,70 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Bts. Aceh Selatan/
Subulussalam
20. 036 2 Bts. Aceh 4,99 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Selatan/Subulussalam ‐
Krueng Luas (Km 560)
21. 037 1 Krueng Luas (Km 560) ‐ 31,31 Aspal 10 Ton 2/2UD 7 - 12
Kota Subulussalam 4/2 D
22. 037 11 K Jln. Teuku Umar 2,68 Aspal 10 Ton 4/2 D 16
(Subulussalam)
23. 037 2 Kota Subulussalam ‐ 15,70 Aspal 10 Ton 2/2UD 7 - 12
Batas Prov. Sumut 4/2 D
24. 038 2 Bts Subulussalam/Aceh 23,01 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Singkil-Lipat Kajang
25. 039 Lipat Kajang – Bts Prov 45,48 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Sumut
26. 044 Genting Gerbang ‐ Celala 20,80 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
‐ Bts. Aceh
Tengah/Nagan Raya
27. 045 Bts. Aceh Tengah/Nagan 88,11 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
Raya ‐ Lhok Seumot ‐
Jeuram
28. 046 Jeuram ‐ Sp. Peut 13,45 Aspal 10 Ton 2/2UD 7
TOTAL 571,73
Beban Sumbu Standar yang berlaku di Indonesia adalah beban sumbu 100 kN
(MST 10 Ton) diijinkan di beberapa ruas yaitu untuk ruas jalan Kelas I.
Berikut ini adalah ilustrasi mengenai standar muatan beban sumbu terberat
tersebut:
MST 10 Ton (Muatan Sumbu Terberat 10 Ton)
dimana MST 8 adalah Muatan Sumbu Terberat 8 T, Beban Maksimum Single Axle
Dual Wheel adalah 8 Ton.
Pada Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat) kendaraan berat yang lewat diantaranya
kendaraan dengan muatan sumbu terberat 8 Ton, dengan jenis kendaraan BBM,
pengangkut sembako, kendaraan pribadi, serta kendaraan pengangkut material,
dan kendaraan pengangkut hasil kebun.
Kapasitas jalan yang ada rata-rata 2.534 dengan volume lalulintas kondisi sibuk/
peak hour rata-rata 830 smp/jam maka V/C jalan tersebut 0,33, dengan merujuk
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) maka kondisi jalan dengan nilai VCR
0,33 masuk dalam kategori “B” yang berarti sebagai berikut:
1) arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi
oleh kondisi lalu lintas;
2) kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum
mempengaruhi kecepatan;
3) pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya
dan lajur jalan yang digunakan.
Adapun hambatan samping yang cukup besar terjadi pada jalan perkotaan, dimana
hambatan tersebut disebabkan oleh banyaknya yang menggunakan badan jalan
sebagai lahan parkir dan pemanfaatan RUMIJA untuk berjualan dengan cara
mendirikan kios atau jongko.
Jalan nasional Aceh (Lintas Barat) memiliki panjang 571,73 Km yang terdiri dari 28
ruas, dengan jembatan sepanjang 6.908,8 m yang terdiri dari 413 jembatan. Untuk
lebih jelasnya mengenai ruang lingkup kegiatan yang merupakan jalan nasional Aceh
(Lintas Barat) dapat dilihat pada Tabel 2.41.
Tabel 2. 40 Lingkup Kegiatan Ruas Jalan Nasional Provinsi Aceh (Lintas Barat)
Panjang Wilayah Administrasi
No Nomor Ruas Nama Ruas Posisi Awal Posisi Akhir
Ruas (Km) Kabupaten/Kota Kecamatan
1. 019 2 Sp. Uning ‐ Kota Takengon 1,80 96° 48' 51" BT 96° 49' 43" BT Kab. Aceh Tengah Bebesen
04° 36' 53" LS 04° 37' 17" LS
2. 029 11 K Jln. Iskandar Muda (Meulaboh) 0,91 96° 07' 10" BT 96° 07' 39" BT Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan
04° 08' 45" LS 04° 08' 38" LS
3. 029 12 K Jln. Nasional (Meulaboh) 1,07 96° 07' 39" BT 96° 08' 01" BT Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan
04° 08' 38" LS 04° 09' 04" LS
4. 029 13 K Jln. Gajah Mada (Meulaboh) 0,73 96° 07' 45" BT 96° 08' 01" BT Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan
04° 09' 22" LS 04° 09' 04" LS
5. 029 14 K Jln. Manek Roe (Meulaboh) 1,56 96° 07' 45" BT 96° 07' 10" BT Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan
04° 09' 22" LS 04° 08' 45" LS
6. 029 15 K Jln. Singgah Mata (Akses Terminal 0,75 96° 07' 43" BT 96° 07' 28" BT Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan
Meulaboh) 04° 08' 41" LS 04° 09' 02" LS
7. 030 1 Bts. Kota Meulaboh ‐ Bts. Aceh 8,17 96° 08' 26" BT 96° 11' 36" BT Kab. Aceh Barat - Johan
Barat/Nagan Raya 04° 09' 18" LS 04° 06' 37" LS Pahlawan
- Meurebo
8. 030 11 K Jln. Arah Ke Tapaktuan (Meulaboh) 0,99 96° 08' 01" BT 96° 08' 26" BT Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan
04° 09' 04" LS 04° 09' 18" LS
9. 030 2 Bts. Aceh Barat/Nagan Raya ‐ Kuala 8,10 96° 11' 36" BT 96° 14' 40" BT Kab. Aceh Barat Meurebo
Tuha 04° 06' 37" LS 04° 03’ 40" LS
Kab.Nagan Raya Kuala Pesisir
10. 031 Kuala Tuha ‐ Simpang Peut 9,19 96° 14' 40" BT 96° 17' 36" BT Kab.Nagan Raya - Kuala Pesisir
04° 03' 40" LS 04° 07' 09" LS - Kuala
11. 032 Simpang Peut ‐ Bts. Nagan 61,07 96° 17' 36" BT 96° 39' 06" BT Kab.Nagan Raya - Kuala
Raya/Abdya 04° 07' 09" LS 03° 58' 13" LS
12. 033 Bts. Nagan Raya/Abdya ‐ Blang Pidie 41,29 96° 39' 06" BT 96° 49' 56" BT - Babahrot
03° 58' 13" LS 03° 44' 15" LS - Kuala Batee
Kab. Aceh Barat Daya - Jeumpa
- Susoh
- Blang Pidie
13. 034 1 Blang Pidie ‐ Bts. Abdya/Aceh Selatan 22,99 96° 49' 56" BT 96° 57' 29" BT - Blang Pidie
03° 44' 15" LS 03° 36' 14" LS - Susoh
- Setia
Kab. Aceh Barat Daya - Tangan-
Tangan
- Manggeng
- Lembah Sabil
20. 036 2 Bts. Aceh Selatan/Subulussalam ‐ 4,99 97° 50' 50" BT 97° 52' 27" BT Kota Subulussalam
Sultan Daulat
Krueng Luas (Km 560) 02° 49' 57" LS 02° 48' 53" LS
21. 037 1 Krueng Luas (Km 560) ‐ Kota 31,31 97° 52' 27" BT 98° 00' 08" BT Kota Subulussalam - Sutan Daulat
Subulussalam 02° 48' 53" LS 02° 38' 32" LS - Simpang Kiri
22. 037 11 K Jln. Teuku Umar (Subulussalam) 2,68 98° 00' 08" BT 98° 01' 16" BT Kota Subulussalam -Simpang Kiri
02° 38' 32" LS 02° 37' 42" LS -Penanggalan
23. 037 2 Kota Subulussalam ‐ Batas Prov. 15,70 98° 01' 16" BT 98° 06' 22" BT Kota Subulussalam
Penanggalan
Sumut 02° 37' 42" LS 02° 37' 42" LS
24. 038 2 Bts Subulussalam/Aceh Singkil-Lipat 23,01 98° 02' 45" BT 97° 59' 26" BT Kab. Aceh Singkil
Suro Makmur
Kajang 02° 34' 42" LS 02° 26' 19" LS
25. 039 Lipat Kajang – Bts Prov Sumut 45,48 97° 59' 26" BT 98° 10' 44" BT Kab. Aceh Singkil -Simpang Kanan
02° 26' 19" LS 02° 14' 24" LS -Danau Paris
27. 045 Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya ‐ Lhok 88,11 96° 36' 30" BT 96° 18' 25" BT Kab. Nagan Raya - Beutong
Seumot ‐ Jeuram 04° 30' 3" LS 04° 14' 01" LS Ateuh
Benggalang
- Beutong
- Seunagan
Timur
- Seunagan
28. 046 Jeuram ‐ Sp. Peut 13,45 96° 18' 25" BT 96° 17' 36" BT Kab. Nagan Raya - Seunagan
04° 14' 01" LS 04° 07' 09" LS
- Suka Makmue
- Kuala
TOTAL 571,73
Sumber : Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh, 2019
B. Pengoperasian Jembatan
Data Teknis Jembatan
Pada jalan nasional di Provinsi Aceh terdapat 1.053 unit jembatan, dengan konstruksi
jembatan rata-rata menggunakan konstruksi beton, dan konstruksi rangka. Dari 1053
unit jembatan 6 unit jembatan berada pada kondisi baik, 535 unit dengan kondisi
sedang, 425 unit dengan kondisi rusak ringan, 80 unit dengan kondisi rusak berat, 6
unit kondisi kritis dan 1 unit runtuh.
Tabel 2. 42 Data Teknis Jembatan di Ruas Jalan Nasional Provinsi Aceh (Lintas Barat)
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
019 2 Sp. Uning ‐ Kota Takengon A. Kampung Pendere 1 6 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°49'016" 04°37'006"
Saril I
A. Pendere Saril Ii 1 6 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°49'026" 04°37'009"
029 11 K Jln. Iskandar Muda
(Meulaboh)
029 12 K Jln. Nasional (Meulaboh) Lhok Aneuk Ayee 7 18,6 Beton Composite 10 Ton 096°07'044" 04°08'042"
029 13 K Jln. Gajah Mada (Meulaboh)
029 14 K Jln. Manek Roe (Meulaboh) Manek Ro 6,8 10 Beton Composite 10 Ton 096°07'030" 04°09'004"
Alue Bakti 7 9 Beton Composite 10 Ton 096°07'012" 04°08'047"
Titi Mirek 9,5 12 Rangka Baja 10 Ton 096°07'014" 04°08'044"
029 15 K Jln. Singgah Mata (Akses
Terminal Meulaboh)
030 1 Bts. Kota Meulaboh ‐ Bts. L.Ujong Drien 9 14,6 Rangka Baja 10 Ton 096°08'049" 04°09'006"
Aceh Barat/Nagan Raya Peunaga Rayeuk 6 16 Beton Composite 10 Ton 096°09'012" 04°08'049"
Lueng Peumatang 3 18 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°09'030" 04°08'032"
Peunaga Paya 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°10'004" 04°08'009"
Gunung Kleng 11,7 7 Rangka Baja 10 Ton 096°10'043" 04°07'038"
Peunaga Cot Ujong 10,8 16,8 Rangka Baja 10 Ton 096°11'011" 04°07'012"
Lueng Meuria 6,2 11 Beton Composite 10 Ton 096°11'022" 04°06'055"
Peunaga Cut Ujong 5,2 11 Beton Composite 10 Ton 096°11'027" 04°06'052"
Suak Puntong 1 6,7 11 Beton Composite 10 Ton 096°11'005" 04°07'014"
Lueng Puntong 5 13 Beton Composite 10 Ton 096°11'044" 04°06'029"
030 11 K Jln. Arah Ke Tapaktuan Alue Rundeng 6,1 15,3 Beton Composite 10 Ton 096°08'013" 04°09'017"
(Meulaboh) Kr.Merba (Rangka Baja 156 15,7 Rangka Baja 10 Ton 096°08'039" 04°09'007"
Australia)U
030 2 Bts. Aceh Barat/Nagan Raya Suak Puntong 2 9,5 11 Rangka Baja 10 Ton 096°12'015" 04°05'059"
‐ Kuala Tuha Lueng Gambee 8,8 7,5 Rangka Baja 10 Ton 096°11'053" 04°06'019"
Suak Puntong 3 11 9 Rangka Baja 10 Ton 096°12'052" 04°05'022"
Suak Puntong 4 5 11 Beton Composite 10 Ton 096°07'027" 04°09'005"
Suak Puntong 5 5 11 Beton Composite 10 Ton 096°13'034" 04°04'046"
Kr.Kuala Tuha 145 6 Rangka Baja 10 Ton 096°14'033" 04°04'007"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Lueng Baro 4 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°11'059" 04°06'015"
Lueng Baro Ii 4 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°12'015" 04°05'060"
Suak Puntong 7 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°13'006" 04°05'006"
Suak Puntong 8 4,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°13'015" 04°04'058"
Suak Puntong 9 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°13'009" 04°04'054"
Kuala Baroh 4 14 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°13'043" 04°04'041"
Kuala Baroh Ii 4 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°13'048" 04°04'040"
Padang Rubek 4 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°14'012" 04°04'029"
Suak Puntong 1,5 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°12'058" 04°05'014"
031 Kuala Tuha ‐ Simpang Peut Lueng Sikuret 7,7 10 Rangka Baja 10 Ton 096°15'003" 04°03'048"
L.Teungku Ben 1 5 15 Beton Composite 10 Ton 096°15'008" 04°03'046"
L.Teungku Ben 2 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°15'018" 04°04'007"
Kr.Kuinong 25 6 Rangka Baja 10 Ton 096°15'035" 04°04'030"
032 Simpang Peut ‐ Bts. Nagan Alue Sp.Peut 7,4 16,4 Rangka Baja 10 Ton 096°17'047" 04°07'001"
Raya/Abdya Lhe Gunca Pade 5 16 Beton Composite 10 Ton 096°18'013" 04°06'055"
Alue Garu 6,5 16 Beton Composite 10 Ton 096°18'021" 04°06'053"
Ujong Fatihah 17 10,6 Rangka Baja 10 Ton 096°20'017" 04°07'016"
Kuala Trang 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°19'048" 04°07'024"
Alue Raya I 6 8 Beton Composite 10 Ton 096°20'033" 04°07'006"
Alue Raya Ii 6 6 Beton Composite 10 Ton 096°21'001" 04°05'048"
A.Gajah Mate 7,6 11,6 Rangka Baja 10 Ton 096°21'040" 04°05'055"
Kr.Teumiyen 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°21'048" 04°05'051"
Kr.Tadu 53 6 Rangka Baja 10 Ton 096°24'045" 04°05'012"
Alur Itam 6 9 Beton Composite 10 Ton 096°27'004" 04°03'007"
Alur Itam Ii 4 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°25'034" 04°04'051"
Alur Itam Iii 6 9 Beton Composite 10 Ton 096°26'011" 04°04'027"
Alur Itam Iv 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°27'044" 04°02'050"
Kr.Lamie 156 6 Rangka Baja 10 Ton 096°29'051" 03°59'023"
Alue Bilie 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°30'055" 03°59'027"
Alue Geutah 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°34'059" 04°00'037"
Kr.Alem 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°36'034" 04°00'026"
Kr.Alem Ii 6,5 11 Beton Composite 10 Ton 096°36'036" 04°00'025"
Alue Rambot 1 5,5 11 Beton Composite 10 Ton 096°36'034" 04°00'026"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Alue Rambot 2 11 8,5 Rangka Baja 10 Ton 096°37'007" 04°00'002"
Alue Rambot 3 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°37'056" 03°59'011"
Alue Rambot 4 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°37'021" 03°59'038"
Alue Rambot 5 5,5 10 Beton Composite 10 Ton 096°37'050" 03°59'017"
A.Sp.Drom 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°37'042" 03°59'019"
A.Sp.Drom Ii 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°37'056" 03°59'011"
Alue Kincau 1 12 10,5 Rangka Baja 10 Ton 096°37'052" 03°59'010"
Alue Kincau 2 5 11 Beton Composite 10 Ton 096°37'054" 03°59'013"
Alue Kincau 3 6 11 Beton Composite 10 Ton 096°38'029" 03°58'046"
A.Seumayam 1 4 10,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°38'060" 03°58'017"
A.Seumayam 2 8,8 10,5 Rangka Baja 10 Ton 096°39'049" 03°57'015"
A.Batee Puteh 6 11 Beton Composite 10 Ton 096°39'007" 03°58'008"
Lueng Raya 2,8 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°20'049" 04°06'026"
Lueng Itam 2,5 14 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°27'042" 04°02'049"
033 Bts. Nagan Raya/Abdya ‐ Kr.Seumayam 112 6 Rangka Baja 10 Ton 096°38'056" 03°58'019"
Blang Pidie Lueng Seumayam 6 9 Beton Composite 10 Ton 096°39'002" 03°58'012"
A.Samarinda 5 12 Beton Composite 10 Ton 096°39'002" 03°58'012"
Paya Idom 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°39'048" 03°57'015"
Alue Baneng 7 6,5 Beton Composite 10 Ton 096°39'050" 03°57'015"
Alue Ie Mirah 53 6 Rangka Baja 10 Ton 096°40'016" 03°56'045"
Alue Dawah 5 11 Beton Composite 10 Ton 096°40'048" 03°55'045"
Alue Dawah Ii 8 11 Rangka Baja 10 Ton 096°40'052" 03°55'021"
Alue Dawah Iii 5 16 Beton Composite 10 Ton 096°40'055" 03°55'022"
Alue Dawah Iv 6 9,7 Beton Composite 10 Ton 096°40'056" 03°55'018"
L.Beuringin 6 13 Beton Composite 10 Ton 096°41'023" 03°54'049"
A.Beuringin 1 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°41'029" 03°54'046"
A.Beuringin 2 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°41'035" 03°54'045"
A.Beuringin 3 5 11 Beton Composite 10 Ton 096°41'040" 03°54'039"
A.Babah Rot 1 3 10,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°41'030" 03°54'037"
Pasar Buah 3,6 12 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°42'021" 03°53'041"
A.Babah Rot 2 6 11 Beton Composite 10 Ton 096°42'014" 03°54'008"
Kr.Babah Rot 156 6 Rangka Baja 10 Ton 096°42'016" 03°54'005"
Alue Tualang 11 11 Rangka Baja 10 Ton 096°42'017" 03°53'044"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
A.Peutua Gade 26 6 Rangka Baja 10 Ton 096°42'036" 03°53'019"
Alue Ara 11 8,5 Rangka Baja 10 Ton 096°42'039" 03°53'012"
Alue Beliung 11 10 Rangka Baja 10 Ton 096°43'026" 03°52'011"
Alue Keutapang 5,6 10 Beton Composite 10 Ton 096°43'003" 03°52'040"
Alue Bak Drien 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°43'017" 03°52'023"
Alue Jerjak 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°43'056" 03°51'038"
Alue Meujangak 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°43'021" 03°52'016"
Kr.Mara Buya 53 6 Rangka Baja 10 Ton 096°43'051" 03°51'043"
Alue Pisang 16 6 Rangka Baja 10 Ton 096°44'022" 03°51'002"
Alue Baya 9 8,7 Rangka Baja 10 Ton 096°44'028" 03°50'054"
Alue Peunawa 11 9 Rangka Baja 10 Ton 096°44'043" 03°50'035"
Kr.Peunawa 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°45'009" 03°50'001"
Alue Panto 53 6 Rangka Baja 10 Ton 096°46'012" 03°48'039"
Alue Sirong 4 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°46'026" 03°48'018"
Alue Dewi 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°46'032" 03°48'006"
Alue Pade 7 6 Beton Composite 10 Ton 096°47'001" 03°47'040"
Kr.Batee 25,7 6 Rangka Baja 10 Ton 096°47'034" 03°47'025"
Alue Pisang 53 6 Rangka Baja 10 Ton 096°48'003" 03°47'007"
A.Sungai Pinang 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°49'009" 03°46'009"
Alue Badeuk 6 9 Beton Composite 10 Ton 096°49'022" 03°45'047"
A.Iku Lhung 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°48'041" 03°45'016"
A.Iku Lhung Ii 6 12 Beton Composite 10 Ton 096°48'041" 03°45'011"
A.Kuta Makmu 6 12 Beton Composite 10 Ton 096°48'011" 03°44'054"
Alue Muria 31 6 Rangka Baja 10 Ton 096°48'006" 03°44'055"
Kr.Susoh 53 6 Rangka Baja 10 Ton 096°48'005" 03°44'016"
Pawoh Padang 11 9 Rangka Baja 10 Ton 096°48'054" 03°43'026"
Alue Pawoh I 16,5 6 Rangka Baja 10 Ton 096°49'015" 03°43'026"
Pante Cermin 4,5 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°49'011" 03°43'027"
Durian Rampak 6,5 7 Beton Composite 10 Ton 096°49'016" 03°43'032"
Pante Perak 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°49'033" 03°43'049"
Keude Siblah 4 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°49'052" 03°44'010"
Lueng Ie Mirah 7 12 Beton Composite 10 Ton 096°40'034" 03°56'015"
Lueng Peunawa 5,2 20 Beton Composite 10 Ton 096°44'053" 03°50'023"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Alue Teungah 10 14,7 Rangka Baja 10 Ton 096°46'010" 03°48'039"
034 1 Blang Pidie ‐ Bts. Glp.Payong 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°50'022" 03°44'025"
Abdya/Aceh Selatan Glp.Payong Ii 4 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°50'031" 03°44'019"
Keude Paya 6 13 Beton Composite 10 Ton 096°50'051" 03°43'055"
Babah Lhok 10,5 11 Rangka Baja 10 Ton 096°51'017" 03°43'030"
Babah Lhok Ii 11,4 9 Rangka Baja 10 Ton 096°51'051" 03°42'055"
Alue Dama 6,5 6,2 Beton Composite 10 Ton 096°52'014" 03°42'038"
Alue Suak 27 6 Rangka Baja 10 Ton 096°52'022" 03°42'027"
Tangan2 Cut 11 9 Rangka Baja 10 Ton 096°52'046" 03°41'054"
Tangan2 Cut Ii 11 9 Rangka Baja 10 Ton 096°53'037" 03°41'002"
Kuta Bak Drien 5,5 7 Beton Composite 10 Ton 096°53'059" 03°40'028"
Lueng Alabi 5,5 9 Beton Composite 10 Ton 096°54'002" 03°40'025"
Suak Labu 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°54'008" 03°40'013"
Tanjung Bunga 11 11 Rangka Baja 10 Ton 096°54'041" 03°39'005"
Pante Geulumpang 6 12 Beton Composite 10 Ton 096°54'039" 03°39'028"
Pante Geulumpang 2 6 6,2 Beton Composite 10 Ton 096°54'040" 03°39'011"
Pante Geulumpang 3 11 8,5 Rangka Baja 10 Ton 096°54'045" 03°38'040"
Kr.Tangan Tangan 56 6 Rangka Baja 10 Ton 096°54'050" 03°39'007"
Suak Nibong 10,5 11 Rangka Baja 10 Ton 096°54'040" 03°38'007"
Pante Perak 10,5 11 Rangka Baja 10 Ton 096°54'039" 03°37'054"
Sp.3 Lhok Pawoh 10,5 11 Rangka Baja 10 Ton 096°54'043" 03°37'053"
Ujung Padang 5,5 10 Beton Composite 10 Ton 096°55'042" 03°37'022"
Kr.Manggeng 31 6 Rangka Baja 10 Ton 096°56'021" 03°36'053"
Cot Bak U 3 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°56'038" 03°36'042"
Cot Bak U-Ii 3,7 10,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°56'056" 03°36'024"
Kr.Baro 143,5 6 Rangka Baja 10 Ton 096°57'031" 03°36'012"
Lueng Lhang 4,5 14 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°52'041" 03°41'057"
Lueng Lhang Ii 3 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°52'047" 03°41'053"
Lueng Lhang Iii 2,7 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°52'048" 03°41'051"
Suak Labu Ii 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°54'016" 03°40'006"
Paya Laot 2,7 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°54'057" 03°37'048"
Lueng Baro 3 8,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°55'010" 03°37'043"
Lueng Manggeng 2,5 7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°56'018" 03°36'056"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Lueng Kuta Trieng 3,5 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°57'054" 03°35'012"
Lueng Kuta Trieng Ii 2 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°58'008" 03°34'055"
Lueng Ildep 1,8 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°59'041" 03°40'060"
034 2 Bts. Abdya/Aceh Selatan ‐ Kuta Iboh 6 8 Beton Composite 10 Ton 097°00'020" 03°34'015"
Tapaktuan Kr.Drien Puntong 27 6 Rangka Baja 10 Ton 097°00'026" 03°33'022"
Padang Bakau 6,5 9 Beton Composite 10 Ton 097°01'010" 03°32'046"
Pasie 5,5 7,3 Beton Composite 10 Ton 097°01'049" 03°32'042"
Alue Keumumu 27 6 Rangka Baja 10 Ton 097°02'029" 03°31'028"
Kr.Peulumat 27 6 Rangka Baja 10 Ton 097°02'037" 03°30'018"
Lhok Mamplam 7 11 Beton Composite 10 Ton 097°03'025" 03°29'052"
Ladang Tuha 7 11 Beton Composite 10 Ton 097°03'023" 03°29'046"
Rot Teungoh 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°03'022" 03°28'055"
Kr.Meukek 81,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°03'036" 03°28'038"
Puteh Meukek 10,5 6,4 Rangka Baja 10 Ton 097°03'057" 03°28'009"
Alue Langgeh 6,5 10 Beton Composite 10 Ton 097°04'004" 03°27'026"
Alue Tarok I 7 8 Beton Composite 10 Ton 097°04'037" 03°26'036"
Tarok 7,2 7,3 Beton Composite 10 Ton 097°04'046" 03°26'015"
Alue Tho 8 8,5 Rangka Baja 10 Ton 097°04'052" 03°25'053"
Lhok Aman 5,5 7,5 Beton Composite 10 Ton 097°05'049" 03°25'049"
Alue Meutuah 27 6 Rangka Baja 10 Ton 097°05'047" 03°25'042"
Alue Keubeu 5,6 7 Beton Composite 10 Ton 097°05'043" 03°24'047"
Al.Mutiara 6 8,8 Beton Composite 10 Ton 097°05'041" 03°24'039"
Alue Paku 57 6 Rangka Baja 10 Ton 097°06'028" 03°24'017"
Kr.Sikulat 41 6 Rangka Baja 10 Ton 097°06'053" 03°23'026"
Ujong Kareung 6 8,7 Beton Composite 10 Ton 097°07'006" 03°21'060"
Lhok Pawoh I 6 11 Beton Composite 10 Ton 097°07'018" 03°21'033"
Lhok Pawoh Ii 11 11 Rangka Baja 10 Ton 097°07'031" 03°21'026"
Twilhok 4,5 8,2 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°07'031" 03°21'018"
Kr.Tuwi Lhok 27 6 Rangka Baja 10 Ton 097°07'033" 03°21'011"
Gng Cot Sibot 6 10 Beton Composite 10 Ton 097°07'026" 03°20'055"
Air Dingin 25,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°07'036" 03°20'047"
Batu Tunggai 11 11 Rangka Baja 10 Ton 097°07'045" 03°20'005"
Damar Tutong 6 11 Beton Composite 10 Ton 097°07'046" 03°19'043"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Kuta Blang 6 10 Beton Composite 10 Ton 097°08'009" 03°19'032"
Gunong Cut 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°59'006" 03°19'027"
Alur Pinang 6 10 Beton Composite 10 Ton 096°59'053" 03°19'008"
Lueng Teungah 3 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°00'002" 03°33'059"
Lueng Drien 3,8 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°00'048" 03°33'011"
Lueng Ujung Batu 2,5 7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°01'015" 03°33'001"
Lueng Pasie 3 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°06'004" 03°31'051"
Alue Keumumu 3 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°06'011" 03°33'016"
Alue Sawang 3,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°06'036" 03°22'037"
Alue Sawang Ii 2,5 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°59'041" 03°22'028"
Alue Kompi 2 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°00'020" 03°21'044"
034 21 K Jln. Tb. Mahmud Kasik Putih 7 10,7 Beton Composite 10 Ton 097°08'040" 03°18'059"
(Tapaktuan)
Kr.Samadua I 53 6 Rangka Baja 10 Ton 097°08'051" 03°18'046"
Kr.Samadua Ii 16 6 Rangka Baja 10 Ton 097°08'050" 03°18'019"
Gunung Karambil 1 7,2 7,7 Beton Composite 10 Ton 097°09'020" 03°17'017"
Gunung Kerambil 2 4 9,7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°09'029" 03°17'010"
Air Berudang 6 11 Beton Composite 10 Ton 097°09'043" 03°16'037"
Lhok Keutapang 4,6 11,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°10'008" 03°15'058"
Alue Sama Dua 3,5 13,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°09'006" 03°17'042"
Air Berudang Ii 3 13 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°09'044" 03°16'033"
Lueng Beurudang 6 10 Beton Composite 10 Ton 097°09'041" 03°16'046"
035 Tapaktuan ‐ Bakongan Lhok Bengkuang 2 31 6 Rangka Baja 10 Ton 097°11'044" 03°15'037"
Lhok Bengkuang 3 6 6 Beton Composite 10 Ton 097°11'044" 03°15'037"
Lhok Bengkuang 4 6 6 Beton Composite 10 Ton 097°11'047" 03°15'034"
Batu Itam 22 6 Rangka Baja 10 Ton 097°12'035" 03°15'012"
Batu Itam Ii 4,5 5,2 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°12'041" 03°15'012"
Alur Naga 25,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°13'011" 03°14'043"
Penyupian 26,3 6 Rangka Baja 10 Ton 097°13'037" 03°14'032"
Air Pinang 26 6 Rangka Baja 10 Ton 097°14'059" 03°13'051"
Alur Kering 15 6 Rangka Baja 10 Ton 097°15'016" 03°13'041"
Alur Kering 28,6 13 Rangka Baja 10 Ton 097°15'016" 03°13'040"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Ujung Batee 7 10 Beton Composite 10 Ton 097°15'046" 03°13'002"
Mata Ie 1 26,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°15'044" 03°13'001"
Mata Ie 2 7,5 6,2 Rangka Baja 10 Ton 097°16'007" 03°12'038"
Terba (Rangka Baja 21 6 Rangka Baja 10 Ton 097°16'037" 03°11'056"
Australia)Ngan Rayeuk
Seuneubok 1 7 6,5 Beton Composite 10 Ton 097°17'014" 03°10'050"
Seuneubok 2 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°17'016" 03°10'057"
Seuneubok 3 7 6,7 Beton Composite 10 Ton 097°17'022" 03°10'048"
Kr.Rasian 92 6 Rangka Baja 10 Ton 097°18'021" 03°08'054"
Kr.Batee 52 6 Rangka Baja 10 Ton 097°19'019" 03°06'027"
Jambo Manyang 1 3 7,2 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°19'016" 03°06'034"
Jambo Manyang 2 3,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°19'016" 03°06'034"
Geulumbuk 162 6 Rangka Baja 10 Ton 097°20'043" 03°04'009"
Keude Runding 7 6,5 Beton Composite 10 Ton 097°20'044" 03°04'013"
Suak Silaih 6,7 6,5 Rangka Baja 10 Ton 097°20'031" 03°03'046"
Indra Damai I 51 6,2 Rangka Baja 10 Ton 097°20'014" 03°03'004"
Indra Damai Ii 41 6 Rangka Baja 10 Ton 097°20'009" 03°02'018"
Ujung Padang 6,5 7 Beton Composite 10 Ton 097°20'015" 03°01'059"
Lembang I 45,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°21'008" 03°00'055"
Lembang Ii 62 6 Rangka Baja 10 Ton 097°21'022" 03°00'040"
Lembang Iii 52 6 Rangka Baja 10 Ton 097°21'028" 03°00'032"
Kr.Sirahit 52 6 Rangka Baja 10 Ton 097°23'054" 02°57'035"
Ujong Kareung 61 6 Rangka Baja 10 Ton 097°25'033" 02°56'005"
Ujong Mangki 31 6 Rangka Baja 10 Ton 097°26'058" 02°55'027"
Kuala Burhan 31 6 Rangka Baja 10 Ton 097°26'058" 02°55'027"
Kuala Bak Siron 26,2 6 Rangka Baja 10 Ton 097°28'034" 02°55'022"
Lueng Itam 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°12'025" 03°15'003"
Alue Penyupian 2,5 11,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°13'037" 03°14'026"
Alue Air Pinang 2 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°14'040" 03°14'009"
Mata Ie Iii 3 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°16'019" 03°12'023"
Leung Terba (Rangka 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°16'036" 03°11'058"
Baja Australia)Ngan
Leung Terba (Rangka 2,5 7,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°16'039" 03°11'053"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Baja Australia)Ngan Ii
Leung Terba (Rangka 2 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°16'050" 03°11'036"
Baja Australia)Ngan Iii
Leung Terba (Rangka 2 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°16'052" 03°11'033"
Baja Australia)Ngan Iv
Jambo Manyang Iii 2 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°19'046" 03°05'025"
Lueng Simpang Peut 5 11 Beton Composite 10 Ton 097°19'052" 03°05'013"
Alue Simpang Galaksi 3 13 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°19'058" 03°05'002"
Alue Gelumbuk 2 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°20'008" 03°04'043"
Leung Runding 2 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°20'043" 03°04'008"
Lueng Runding Ii 3 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°20'031" 03°03'057"
Lhok Bengkuang V 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°11'050" 03°15'030"
Lhok Bengkuangvi 2 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°11'051" 03°15'022"
Lhok Bengkuang 3 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°11'051" 03°15'013"
Alue Indra Damai 2 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°20'005" 03°02'047"
Alue Indra Dama Ii 2 9,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°19'058" 03°02'036"
Keude Bakongan 2 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°29'001" 02°55'026"
Keude Bakongan Ii 2 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°29'001" 02°55'026"
Lueng Runding Iii 1,5 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°20'030" 03°03'053"
Alue Indra Damai Iii 1,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°19'059" 03°02'031"
035 11 K Jln. Jend. Sudirman Alue Hilir 4,5 9,4 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°10'043" 03°15'019"
(Tapaktuan) Lueng Hilir 2,5 7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°10'045" 03°15'023"
035 12 K Jln. Raya Angkasa Kr.Serullah 30,3 8 Rangka Baja 10 Ton 097°10'058" 03°15'030"
(Tapaktuan) Lhok Bengkuang 1 6 6,2 Beton Composite 10 Ton 097°10'024" 03°15'018"
036 1 Bakongan (Km 510) ‐ Bts. Kr.Bakongan 72 6 Rangka Baja 10 Ton 097°29'018" 02°55'033"
Aceh Selatan/ Subulussalam Ampa Sawah 26,3 6 Rangka Baja 10 Ton 097°29'027" 02°55'029"
Suak Ie Kreuh 26 6 Rangka Baja 10 Ton 097°29'047" 02°55'010"
Ujong Pulo Cut 61,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°30'048" 02°54'024"
Ujong Pulo Rayeuk 56,2 6,2 Rangka Baja 10 Ton 097°31'030" 02°53'031"
A.Pulo Rayeuk 26,3 6 Rangka Baja 10 Ton 097°31'038" 02°53'031"
Kuala Ujong I 3,5 9,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°31'059" 02°53'023"
Kuala Ujong Ii 21 6,3 Rangka Baja 10 Ton 097°32'026" 02°53'017"
Kuala Cangkul 36,3 6 Rangka Baja 10 Ton 097°32'048" 02°53'032"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Sibadeh 10 7 Rangka Baja 10 Ton 097°33'008" 02°53'041"
Kuta Baro 4 9 PPP 10 Ton 097°33'015" 02°53'057"
Sawah Tingkeum 19 6 Rangka Baja 10 Ton 097°33'039" 02°53'048"
A.Lhok Jamin 1 7,2 7 Rangka Baja 10 Ton 097°34'005" 02°53'029"
A.Lhok Jamin 2 21 6 Rangka Baja 10 Ton 097°34'021" 02°53'032"
Seuleukat 1 3 7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°34'045" 02°53'041"
Seuleukat 2 12,6 6,5 Rangka Baja 10 Ton 097°34'058" 02°53'048"
Seuleukat 3 26 6 Rangka Baja 10 Ton 097°35'010" 02°53'052"
Gunung Kapur 3 10 6 Rangka Baja 10 Ton 097°35'028" 02°53'051"
Gunung Kapur 2 10 6 Rangka Baja 10 Ton 097°35'032" 02°53'048"
Gunung Kapur 1 10 6 Rangka Baja 10 Ton 097°35'044" 02°53'038"
Alue Kapur I 8 10 Rangka Baja 10 Ton 097°36'027" 02°53'035"
Alue Kapur Ii 11 7 Rangka Baja 10 Ton 097°36'033" 02°53'037"
Alue Kapur Iii 6,5 10 Beton Composite 10 Ton 097°36'038" 02°53'037"
Alue Kapur Iv 5 10 Beton Composite 10 Ton 097°36'042" 02°53'038"
Kr.Batee 11 7 Rangka Baja 10 Ton 097°37'017" 02°53'041"
Sp.Pulo Paya 2,6 9,7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°37'034" 02°53'041"
Pulo Paya 7 8 Beton Composite 10 Ton 097°37'037" 02°53'042"
Pulo Paya Ii 4 7 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°37'051" 02°53'043"
Alue Rambut 25,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°38'035" 02°53'044"
Ie Mirah 18,7 6 Rangka Baja 10 Ton 097°39'023" 02°53'025"
Naca 30,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°40'025" 02°53'027"
Naca Ii 9 10 Rangka Baja 10 Ton 097°40'054" 02°53'018"
Naca Iii 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°41'006" 02°53'016"
Air Jernih I 21,2 6 Rangka Baja 10 Ton 097°41'025" 02°53'008"
Air Jernih Ii 12 6,5 Rangka Baja 10 Ton 097°41'030" 02°53'005"
Pinto Rimba 1 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°41'052" 02°52'053"
Pinto Rimba 2 7 8 Beton Composite 10 Ton 097°42'034" 02°52'038"
Pinto Rimba 3 3 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°42'047" 02°52'036"
Pinto Rimba 4 7 8 Beton Composite 10 Ton 097°43'038" 02°52'023"
Pinto Rimba 5 9,6 8 Rangka Baja 10 Ton 097°43'053" 02°52'017"
Pinto Rimba 6 7 8 Beton Composite 10 Ton 097°44'042" 02°52'002"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
A.Krueng Luas 6 8 Beton Composite 10 Ton 097°45'034" 02°51'035"
Kr.Jambo Dalem 36,1 6 Rangka Baja 10 Ton 097°46'011" 02°52'042"
A.Jambo Dalem 1 6 10 Beton Composite 10 Ton 097°46'013" 02°52'049"
A.Jambo Dalem 2 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°46'035" 02°53'006"
A.Jambo Dalem 3 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°47'000" 02°52'053"
A.Jambo Dalem 4 3 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°47'018" 02°52'046"
Kapa Seusak 31 6 Rangka Baja 10 Ton 097°49'017" 02°50'052"
Lueng Batee I 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°37'024" 02°53'041"
Lueng Batee Ii 3,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°37'029" 02°53'041"
Lueng Pulo Paya 3,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°37'040" 02°53'042"
Kompi Brimob 3 10 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 097°42'018" 02°52'043"
036 2 Bts. Aceh
Selatan/Subulussalam ‐
Krueng Luas (Km 560)
037 1 Krueng Luas (Km 560) ‐ Kr.Gelombang 117 6,2 Rangka Baja 10 Ton 097°52'029" 02°48'054"
Kota Subulussalam Kr.Singgersing 36 6 Rangka Baja 10 Ton 097°56'003" 02°46'009"
Batu Batu I 15 7 Rangka Baja 10 Ton 097°57'034" 02°44'058"
Batu Batu Ii 46,5 6 Rangka Baja 10 Ton 097°57'041" 02°43'059"
Kr.Sibelu 41 6 Rangka Baja 10 Ton 097°59'043" 02°41'025"
Beuleugen I 6 9 Beton Composite 10 Ton 097°59'007" 02°41'013"
Beuleugen Ii 21 6,2 Rangka Baja 10 Ton 098°00'007" 02°39'037"
037 11 K Jln. Teuku Umar Penanggalan Barat 1,3 16 Beton Composite 10 Ton 098°00'039" 02°38'015"
(Subulussalam)
037 2 Kota Subulussalam ‐ Batas Alur Lae Ikan I 4 7 Beton Composite 10 Ton 098°05'050" 02°36'014"
Prov. Sumut Lae Ikan Ii 63,6 6 Rangka Baja 10 Ton 098°05'033" 02°36'030"
Lae Ikan Iii 7 11 Beton Composite 10 Ton 098°06'019" 02°37'016"
Lae Ikan Iv 17 6,2 Rangka Baja 10 Ton 098°06'019" 02°37'016"
Lae Ikan V 7 8 Beton Composite 10 Ton 098°06'023" 02°37'040"
038 2 Bts Subulussalam/Aceh Lai Petal I 32 6 Rangka Baja 10 Ton 098°02'035" 02°31'058"
Singkil-Lipat Kajang Lai Petal Ii 35 6 Rangka Baja 10 Ton 098°02'035" 02°31'048"
Lai Rimo 7,5 8 Rangka Baja 10 Ton 098°02'029" 02°31'039"
Lai Batu 10,2 7 Rangka Baja 10 Ton 098°02'023" 02°31'030"
Lai Rumbia 7,5 8 Rangka Baja 10 Ton 098°02'012" 02°31'010"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Bulu Seuma 103 4,5 Rangka Baja 10 Ton 098°02'004" 02°30'034"
Silatong 154 4,5 Rangka Baja 10 Ton 098°00'011" 02°27'015"
Lai Silatong 17 7,3 Rangka Baja 10 Ton 097°59'051" 02°26'053"
Lipat Kajang 6 8 Beton Composite 10 Ton 097°59'020" 02°26'039"
Lai Rumbia Ii 2,5 10,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 098°01'060" 02°30'058"
039 Lipat Kajang – Bts Prov Lai Rudang I 7,5 8 Rangka Baja 10 Ton 098°04'028" 02°26'019"
Sumut Lai Rudang Ii 7 8 Beton Composite 10 Ton 098°04'045" 02°26'030"
Lai Rudang Iii 4 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 098°04'058" 02°26'013"
Lai Butar 23 6 Rangka Baja 10 Ton 098°05'010" 02°25'026"
Lai Pangkohan 16 6 Rangka Baja 10 Ton 098°05'032" 02°24'040"
Lai Tangga 16 7 Rangka Baja 10 Ton 098°06'004" 02°23'034"
Lai Paris I 16 7 Rangka Baja 10 Ton 098°05'039" 02°21'005"
Lai Paris Ii 8 9 Rangka Baja 10 Ton 098°05'041" 02°20'039"
Lai Biskang 10 9 Rangka Baja 10 Ton 098°06'057" 02°18'043"
Lai Biskang Ii 10,5 9 Rangka Baja 10 Ton 098°07'009" 02°18'038"
Napagaloh 31 6 Rangka Baja 10 Ton 098°07'017" 02°18'037"
Lai Batu 8 9 Rangka Baja 10 Ton 098°07'026" 02°18'027"
Sikorab 16,2 6 Rangka Baja 10 Ton 098°07'032" 02°17'050"
Lai Paris 22,5 6 Rangka Baja 10 Ton 098°07'037" 02°17'043"
Lai Labuhan 10 9 Rangka Baja 10 Ton 098°08'012" 02°16'028"
Labuhan Gedek 10 9 Rangka Baja 10 Ton 098°08'016" 02°16'026"
Lai Sigarab 16 6 Rangka Baja 10 Ton 098°09'000" 02°15'041"
Lai Balno I 6 10 Beton Composite 10 Ton 098°09'056" 02°14'036"
Lai Balno Ii 30,7 6 Rangka Baja 10 Ton 098°10'015" 02°14'028"
Lai Embun 16 6,5 Rangka Baja 10 Ton 098°10'039" 02°14'027"
044 Genting Gerba (Rangka Blang Kekumur 1 30,6 7 Rangka Baja 10 Ton 096°42'008" 04°37'001"
Baja Australia)Ng ‐ Celala ‐ Blang Kekumur 2 8,8 5,7 Rangka Baja 10 Ton 096°41'059" 04°36'038"
Bts. Aceh Tengah/Nagan Alur Celala 14 9 Rangka Baja 10 Ton 096°41'038" 04°35'049"
Raya Kr Celala 101,8 6 Rangka Baja 10 Ton 096°41'009" 04°35'017"
Buntu Sere 5,5 7 Beton Composite 10 Ton 096°40'051" 04°34'050"
Paya Kolak 5,3 7 Beton Composite 10 Ton 096°40'035" 04°34'028"
Enang-Enang 8,8 6,7 Rangka Baja 10 Ton 096°40'020" 04°33'050"
Alur Gading 1 16,8 7 Rangka Baja 10 Ton 096°40'008" 04°33'026"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Alur Gading 2 5,5 7 Beton Composite 10 Ton 096°40'040" 04°32'047"
Alur Gading 3 12,8 7 Rangka Baja 10 Ton 096°40'036" 04°32'028"
Alur Gading 4 10,8 7,2 Rangka Baja 10 Ton 096°40'032" 04°32'004"
045 Bts. Aceh Tengah/Nagan Alue Baru 1 26 7 Rangka Baja 10 Ton 096°34'023" 04°28'034"
Raya ‐ Lhok Seumot ‐ Alue Baru 2 2 9,3 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°32'026" 04°28'025"
Jeuram Alue Baru 3 2,5 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°32'019" 04°27'040"
Alue Baru 4 2 9,8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°32'001" 04°27'028"
Kr.Beutong 76,8 7 Rangka Baja 10 Ton 096°31'035" 04°27'022"
Alue Beutong 1 5 7 Beton Composite 10 Ton 096°31'035" 04°27'012"
Alue Beutong 2 2 8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°31'048" 04°26'058"
Kr.Isep 77 7 Rangka Baja 10 Ton 096°27'002" 04°16'053"
Kr.Langgi 23 6,2 Rangka Baja 10 Ton 096°26'041" 04°15'054"
A.Meunasah Teungoh 2 9,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°26'018" 04°15'038"
Kr.Micoe 20 6,2 Rangka Baja 10 Ton 096°26'011" 04°15'036"
Alue Rayek 2,5 5,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°26'008" 04°15'031"
Alue Isie 3,6 5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°26'002" 04°15'024"
Ulee Pup 4,5 6,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°25'053" 04°15'009"
Kr.Nagan 92 6 Rangka Baja 10 Ton 096°25'018" 04°15'021"
Meunasah Pante 5,2 7 Beton Composite 10 Ton 096°23'002" 04°15'050"
Lueng Mane 3,3 6,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°22'045" 04°15'058"
Keude Neulop 20,6 6 Rangka Baja 10 Ton 096°20'005" 04°15'003"
Cot Meugah 6 6,5 Beton Composite 10 Ton 096°18'040" 04°14'007"
046 Jeuram ‐ Sp. Peut Lueng Kuta Paya 3,5 6,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°18'025" 04°13'038"
Lueng Kuta Paya 2 6 6,5 Beton Composite 10 Ton 096°18'025" 04°13'009"
Kr.Kulu 5,5 6,5 Beton Composite 10 Ton 096°18'023" 04°12'054"
Lhok Kulu 9,5 6,2 Rangka Baja 10 Ton 096°18'022" 04°12'042"
Kuta Trieng 10 6 Rangka Baja 10 Ton 096°18'021" 04°12'023"
Pama An 20 6,2 Rangka Baja 10 Ton 096°18'029" 04°11'042"
Buangan 6 6,2 Beton Composite 10 Ton 096°18'029" 04°11'016"
Lueng Baro 6,5 6,2 Beton Composite 10 Ton 096°18'022" 04°10'024"
Alue Guci 6,5 6,2 Beton Composite 10 Ton 096°18'007" 04°09'008"
Alue Kambuk 9 6,2 Rangka Baja 10 Ton 096°18'015" 04°08'050"
Daya Koordinat
Panjang Lebar
Nomor Ruas Nama Ruas Nama Jembatan Tipe Konstruksi Muat LS BT
(m) (m)
(mst)
Alue Kambuk 2 5,5 10,5 Beton Composite 10 Ton 096°18'022" 04°08'034"
Suak Jok 4 6,5 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°18'003" 04°07'043"
Alue Kuta Jaya 2 7,8 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°18'025" 04°13'027"
Paya Undan 2,5 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°18'020" 04°12'032"
Alue Cot Pradi 2 9 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°18'030" 04°11'026"
Alue Keude Tuha 2,5 11 Gorong –Gorong Beton 10 Ton 096°18'028" 04°10'043"
Sumber : Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh, 2019
Pengguna Jembatan
a) Jenis Kendaraan yang Melintasi Jembatan
Kendaraan yang melintas jembatan yang berada di Ruas Jalan Nasional di Lintas
Barat Provinsi Aceh) terdiri dari berbagai jenis kendaraan yaitu Sepeda Motor,
Sedan/Angkot/Pickup/Station Wagon, Bus kecil, Bus besar, Truk 2 sumbu - cargo
ringan, Truk 3 sumbu - ringan. Secara umum volume lalu lintas yang melintasi
jembatan di Ruas Jalan Nasional yang berada di Lintas Barat Provinsi Aceh
tergolong rendah sampai sedang.
Pada jalan jembatan kendaraan berat yang lewat diantaranya kendaraan dengan
muatan sumbu terberat 8 Ton, dengan jenis kendaraan proyek untuk perbaikan
jalan, kendaraan BBM, serta kendaraan pengangkut material.pengangkut hasil
pertanian dan perkebunan
Pemeliharaan Berkala
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2011 pasal 15 ayat 2
menyatakan Pemeliharaan berkala jalan dilakukan pada ruas jalan/bagian ruas jalan
dan bangunan pelengkap dengan kriteria sebagai berikut:
1. Ruas Jalan yang karena pengaruh cuaca atau karena repetisi beban lalu lintas
sudah mengalami kerusakan yang lebih luas maka perlu dilakukan pencegahan
dengan cara melakukan pelaburan, pelapisan tipis, penggantian dowel, pengisian
celah/retak, peremajaan/joint;
2. Ruas jalan yang sesuai umur rencana pada interval waktu tertentu sudah waktunya
untuk dikembalikan ke kondisi pelayanan tertentu dengan cara dilapis ulang;
3. Ruas jalan dengan nilai kekesatan permukaan jalan (skid resistance) kurang dari
0,33 (nol koma tiga puluh tiga);
4. Ruas jalan dengan kondisi rusak ringan;
5. Bangunan pelengkap jalan yang telah berumur paling rendah 3 (tiga) tahun sejak
dilakukan pembangunan, penggantian atau pemeliharaan berkala; dan/atau;
6. Bangunan pelengkap yang mempunyai kondisi sedang.
Rekonstruksi Jalan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2011 pasal 15 ayat 4
menyatakan rekonstruksi jalan dilakukan pada ruas/ bagian jalan dengan kondisi rusak
berat. Pasal 18 ayat 5 menyatakan bahwa rekonstruksi jalan dilakukan secara
setempat meliputi kegiatan:
a. Perbaikan seluruh struktur perkerasan, drainase, bahu jalan, tebing dan talud
b. Peningkatan kekuatan struktur berupa pelapisan ulang perkerasan dan bahu jalan
sesuai umur rencananya kembali
c. Perbaikan perlengkapan jalan
d. Perbaikan bangunan pelengkap
e. Pemeliharaan/ pembersihan rumaja
Rehabilitasi Jalan
Rehabilitasi jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang
luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain yang berakibat
menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/ tempat tertentu dari suatu ruas jalan
dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat
dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.
pemeliharaan jalan, program peningkatan jalan dan program konstruksi jalan baru.
Pada penjelasan pasal 84 ayat 3 dijelaskan bahwa peningkatan jalan terdiri atas
peningkatan struktur dan peningkatan kapasitas. Peningkatan struktur merupakan
kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam
kondisi tidak mantap atau kritis agar ruas-ruas jalan tersebut mempunyai kondisi
pelayanan mantap sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan. Peningkatan
kapasitas merupakan penanganan jalan dengan pelebaran perkerasan, baik
menambah maupun tidak menambah jumlah jalur.
Asphalt Mixing Plant yang banyak digunakan untuk jalan nasional adalah tipe Batch
dengan komponen sebagai berikut :
1. Bin dingin (Cold bin)
2. Pintu Bin dingin
Dalam pemeliharaan atau pendukung jalan nasional lintas barat Aceh, terdapat kurang
lebih 3 lokasi AMP, diantaranya adalah :
1. AMP milik PT Waskita Karya (di Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat)
2. AMP yang berada diruas Kr. Luas (Km 560) – Kota Subulussalam,
3. AMP yang berada diruas BTS Subulussalam /Aceh Singkil – Lipat Kajang
crusher juga berfungsi untuk memisahkan butir-butir batuan yang telah dipecahkan
menggunakan screen atau saringan. Dengan screen, batuan dapat dikelompokkan
sesuai ukuran yang diinginkan.
Untuk kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan jalan lintas barat Aceh
lokasi stock pile rata-rata berada atau bersatu dengan lokasi AMP, yang diantaranya
tercatat ada 3 lokasi.
pengembangan wilayah.
g. Rumija yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
Adanya rumija yang cukup lebar dan kurang pengawasan diperkirakan akan
dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelanggaran garis sempadan bangunan
(GSB)
h. Geometrik jalan tidak sesuai dengan peraturan
Geometrik jalan tidak sesuai dengan peraturan akan menyebabkan timbulnya
kecelakaan lalu lintas.
i. Pengoperasian jalan di kawasan hutan
Pengoperasian jalan di kawasan hutan akan menimbulkan gangguan flora dan
fauna.
2. Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan
Sumber dampak lingkungan dari pemeliharaan dan peningkatan jalan dan
jembatan, diantaranya:
a. Penggunaan alat berat pada saat pemeliharaan dan peningkatan jalan
b. Pengangkutan material yang digunakan
c. Ceceran material dari peningkatan jembatan
d. Pembersihan rumput dan semak-semak pada daerah bahu jalan
e. Pembersihan sampah, tumbuhan pengganggu yang berada di saluran
f. Pembersihan permukaan jalan terus menerus dari lumpur, tumpukan kotoran,
dan sampah
g. Pembersihan rumaja
h. Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman liar (rumput-rumputan,semak
belukar, dan pepohonan) di dalam rumija
i. Pengangkutan dan penyimpanan material yang digunakan untuk kegiatan
pemeliharaan dan peningkatan jalan dan jembatan
Pengembangan wilayah
Pemanfaatan bahu jalan dan pelanggaran garis sempadan bangunan (GSB)
Gangguan Lalu Lintas
Timbulnya Kecelakaan Lalu Lintas
Gangguan terhadap flora dan fauna
Gangguan Kenyamanan Masyarakat
BAB III
EVALUASI DAMPAK
BAB 3
EVALUASI DAMPAK
Dalam melakukan evaluasi dampak maka perlu memperhatikan kegiatan yang sedang
berjalan dapat berupa usaha dan atau kegiatan yang sudah berada pada tahap operasi
dan berlangsung bertahun-tahun, namun dapat juga kegiatan yang baru mulai tahap
pembangunan prasarana dan atau sarana (konstruksi). Hasil kajian dampak ditentukan
berdasarkan tahapan kegiatan mulai dari tahap kegiatan yang sudah atau sedang
berjalan ketika DELH tersebut disusun.
2. Peningkatan Kebisingan
3. Penurunan Kualitas Air Permukaan
4. Peningkatan Limbah Padat
5. Gangguan Terhadap Flora dan Fauna
6. Pengembangan wilayah
7. Gangguan Lalu Lintas
8. Gangguan Kenyamanan Masyarakat
Evaluasi dampak pada kegiatan Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat) diuraikan sebagai
berikut :
3.1 PENGOPERASIAN JALAN
3.1.1 Penurunan Kualitas Udara
A. Rona Lingkungan Terkena Dampak
Rona lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas udara ambien, yaitu:
Debu (TSP) = 37 – 88 µg/Nm3
SO2 = 25 – 42 µg/Nm3
NO2 = 7 – 48 µg/Nm3
CO = 458 – 3.895 µg/Nm3
Pb = 0,08-0,2 µg/Nm3
(Tabel 2.7)
B. Baku Mutu/ Peraturan/ Izin PPLH
Baku mutu kualitas udara ambien adalah : Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu :
Debu = 230 µg/m3
SO2 = 900 µg/m3
NO2 = 400 µg/m3
CO = 30.000 µg/m3
Pb = 2 µg/Nm3
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan transportasi penduduk pada jalan lingkungan permukiman yang
memberikan kontribusi peningkatan emisi kendaraan dan debu resuspensi
kendaraan
Sumber alamiah, yaitu meningkatnya debu pada area terbuka karena
hembusan angin.
D. Hasil Evaluasi
Kondisi kualitas udara di wilayah studi pada saat dilakukan sampling masih
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran kualitas udara dimana untuk
parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, H2S, NH3 yang diukur masih memenuhi baku
mutu. Sedangkan untuk parameter Debu dan Timbal tidak dibandingkan
dengan baku mutu, karena pengukuran dilakukan 1 jam . Kondisi kualitas udara
di area permukiman, sekolah, puskesmas dan sebagainya masih memenuhi
baku mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, karena pada saat
pengambilan sampel kondisi lalu lintas / kendaraan yang melewati jalan
nasional Aceh (Lintas Barat) tidak terlalu banyak. Upaya pengelolaan dampak
penurunan kualitas udara berupa penanaman tanaman hijau di sekitar jalan
nasional pada rumija, Kualitas udara saat ini juga masih baik. Upaya
pengelolaan ke depannya ialah memperbanyak lagi area penghijauan di rumija
dengan tanaman yang dapat menyerap debu.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan transportasi penduduk pada jalan nasional , yang mengakibatan
suara bising dari mesin kendaraan.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil pengukuran diketahui bawah tingkat kebisingan di area permukiman,
masih memenuhi baku tingkat kebisingan sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH /11/1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan, kecuali K14 melebihi Baku Tingkat Kebisingan untuk ruang terbuka
hijau karena aktivitas mobilisasi kendaraan masyarakat.
Ruas jalan lainnya yang memiliki cekungan dan dataran lebih rendah.
Ruas Jalan daerah Bakongan merupakan daerah rawan banjir, karena ada
rawa-rawa di sekitar jalan yang ketika musim hujan air yang ada di parit dan
drainase melimpah ke jalan. Pada ruas jalan Tapaktuan ada jembatan / gorong-
gorong tersumbat alirannya hingga ke jalan. Sedangkan pada ruas jalan
Subulussalam sedang dilakukan perbaikan jalan, hingga banyak air yang
menggenang dan melimpah ke jalan.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Permukiman di sekitarnya berkontribusi terhadap genangan, diantaranya:
o Air larian dihasilkan dari banyaknya lahan tertutup di sekitar jalan, yang
apabila semakin meluas akan meningkatkan air larian (run off).
o Limbah padat yang dihasilkan dari permukiman tidak dibuang dengan
baik ( menghambat aliran air ) serta semak belukar yang terjatuh ke
saluran drainase menimbulkan sumbatan.
Kondisi area sekitar jalan berupa rawa-rawa di daerah Bakongan, pada saat
musim hujan tidak tertampungnya air dalam rawa hingga terjadi luapan di
sekitar jalan.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil survey dan wawancara di lapangan, diinformasikan adanya genangan
pada waktu hujan terutama lokasi pada daerah rawa dan pemukiman. Pada
saat ini sudah dilakukan upaya pengelolaan pada jalan yang terkena genangan
berupa perbaikan langsung hingga tidak ada jalan yang rusak karena
genangan. Untuk mengendalikan dampak peningkatan air larian, diperlukan
pengelolaan berupa perbaikan saluran drainase, serta pemeliharaan saluran
drainase dari sumbatan-sumbatan.
Timbulnya longsor yang terjadi pada saat ini di Lintas Barat dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Jalan rusak
3. Kota Kota 2°37'29.93" 98° 1'44.10"
Subullussalam Subulus-
– BTS Provinsi salam
SUMUT
(Bundaran
Kota
Subulussalam)
Jalan longsor jembatan Meukeuk
2°36'32.49" 98° 4'18.18"
Koordinat
No. Ruas Jalan Wilayah Dokumentasi
LS BT
2°36'30.24" 98° 4'49.28" Jembatan Batu Hitam Daerah
Rawan longsor
4. BTS Kab. Aceh 2°28'24.43" 98° 1'44.00"
Subulussalam/ Singkil
Aceh Singkil –
Lipat Kajang
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kondisi alamiah di sebagian ruas jalan nasional yang melewati lintas barat
terkadang memiliki jenis tanah lunak dan plastisitas tinggi terutama pada
bagian yang disusun batuan sedimen muda yang tersingkap di permukaan.
Jalur jalan nasional yang melewati lintas barat pada kawasan perbukitan
dan gunung dengan topografi terjal dan termasuk zona kerentanan gerakan
tanah (sedang – tinggi) memerlukan penataan ruang lahan berupa perkuatan
lereng mengacu pada nilai faktor keamanan (fk) yang harus lebih besar 1,3
(kondisi statis/tanpa faktor gempa) dan > 1,7 (kondisi dinamis/dengan faktor
gempa).
Pemanfaatan ruang lahan yang berlereng miring - curam di sekitar lahan
berbukit/gunung dapat memicu terjadinya penurunan stabilitas lereng yang
berpotensi terjadinya longsor
D. Hasil Evaluasi
Berdasarkan analisis deskriptif dan empirik yang dilakukan terhadap fenomena
gerakan tanah yang teridentifikasi di lapangan maka terjadinya gerakan tanah
di lokasi studi dapat dikemukakan seperti berikut:
Amblesan di beberapa titik dengan panjang lebih dari 200 meter pada
dataran rendah lebih disebabkan oleh kondisi tanah dasar yang mengalasi
sub-grade badan jalan merupakan batuan sedimen bersifat lunak dan
plastisitas tinggi. Pada ruas yang mengalami amblas ini pernah dilakukan
perbaikan, tetapi masih mengindikasikan adanya gejala penurunan
permukaan jalan akibat penjenuhan air di lapisan dasar. Upaya rekayasa
teknis berupa penurunan kadar air dengan cara memotong aliran/rembesan
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan di sekitarnya selain jalan nasional adalah jalan-jalan lain yang yang
terhubung dengan jalan nasional yaitu jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan
lokal atau jalan lingkungan. Selain jalan yang dapat mendukung pengembangan
wilayah, sarana-sarana lain yang berada pada wilayah-wilayah yang terlewati
oleh jalan nasional diantaranya terminal, pelabuhan dan bandar udara.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil pengamatan terhadap pengembangan wilayah keberadaan jalan
nasional lintas barat sangat berpengaruh dalam pengembangan wilayah pada
wilayah-wilayah yang terlewati jalan nasional tersebut, diantaranya dengan
banyaknya industri yang bermunculan di sejumlah wilayah diantaranya PLTU
yang berada di perbatasan Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, objek-
objek wisata yang berada di lintas barat, perkebunan dan pertanian yang cukup
Untuk tetap mendukung pengembangan wilayah pada jalan lintas barat, hal-hal
yang perlu dilakukan adalah pemantapan jalan pada jalan-jalan yang kondisinya
masih di bawah mantap, menambah kelengkapan jalan, dan menjaga jalan
dalam kondisi mantap atau baik.
Peraturan dan kebijakan yang terkait dengan garis sempadan jalan diantaranya:
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung terutama
pasal 13.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :29/PRT/M/2006.
Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang RTRW Aceh Tahun 2013 - 2033
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan di sekitar RUMIJA adalah RUWASJA dan penggunaan lahan di luar
RUMIJA dan RUWASJA seperti bangunan, tanaman, dan lain-lain.
D. Hasil Evaluasi
Hasil pemantauan terkait pemanfaatan bahu jalan masih terdapat pemanfaatan
bahu jalan oleh masyarakat diantaranya terjadi di ruas Batas Kota
Meulaboh/Aceh barat – Nagan Raya, Bts Aceh Barat/Nagan Raya – Kuala Tuha
dan Kuala Tuha – Simpang Peut, adanya pemanfaatan bahu jalan ini belum
ada upaya pengelolaan yang dilakukan. Untuk Garis Sempadan Jalan (GSJ)
rata-rata sudah memenuhi tetapi ada di beberapa ruas yang masih belum
sesuai diantaranya pada ruas-ruas jalan dengan kegiatan pasar, dan
perdagangan.
Dari segi teknis jalan beberapa ruas jalan memang berada pada jalan yang
tidak sesuai baik dari sisi geometri atau jalan berada pada rawan bencana
seperti longsor sehingga akan mengakibatkan kecelakaan lalulintas. Ruas-ruas
jalan nasional yang melalui lintas barat yang termasuk pada rawan kecelakaan
diantaranya:
Kuala Tuha – Simpang Peut
Batas Abdya / Aceh Selatan – Tapak Tuan
Tapak Tuan – Bakongan
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan yang ada di sekitar jalan nasional lintas barat cukup bervariasi
perdagangan dan jasa, perkebunan, pertanian dan hutan, terkait dengan jalan
dengan rawan kecelakaan merupakan jalan yang berada pada elevasi tinggi
dengan penggunaan lahan berupa perkebunan dan hutan.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil pengamatan kecelakaan lebih banyak diakibatkan dari human error,
dimana untuk kecelakaan yang diakibatkan oleh teknis jalan dan lokasi jalan
yang berada pada rawan kecelakaan pada saat ini sudah diantisipasi dengan
pengelolaan diantaranya :
Memasang guard rail atau pagar pembatas jalan yang berfungsi sebagai
peredam energi kinetik jika sebuah kendaraan menabrak pembatas jalan;
Memasang separator jalan sebagai pemisah jalur;
Pemasangan cermin cembung yang berfungsi agar pengendara dapat
melihat kendaraan di jalur berlawanan yang ada di belokan, jadi alat ini
sangat penting untuk mengurangi “blind spot” dari setiap pengendara;
Pemasangan Road Stud/Paku Jalan atau mata kucing dengan fungsi
sebagai pengarah pengemudi kendaraan pada malam hari serta pada
malam hari dengan kondisi berkabut atau hujan.
Upaya tersebut akan terus dilakukan pada jalan-jalan yang berbahaya termasuk
dengan pemeliharaannya sehingga dapat terus berfungsi. Selain pengelolaan
dari sisi teknik pengelolaan yang wajib dilaksanakan adalah melakukan
sosialisasi terhadap pengguna jalan terkait keselamatan berlalu lintas.
Jenis tanaman peneduh jalan nasional yang melalui lintas barat pada tabel di
bawah ini.
Tanaman peneduh jalan nasional lintas barat yang umum sekarang adalah
trambesi (Samanea saman), angsana (Pterocarpus indicus) dan ketapang
(Terminalia catappa). Walaupun sudah terdapat tanaman peneduh di jalan
nasional lintas barat akan tetapi masih banyak terdapat di rumija jalan yang
belum ada tanaman peneduh. . Sedangkan di lokasi keramaian seperti pasar
jarang terlihat tanaman dalam pot atau pas bunga yang besar sehingga
kelihatannya gersang.
Di daerah perkotaan tanaman hias sudah cukup tertata akan tetapi tanaman
peneduh kanopinya sudah rimbun sehingga apabila ada angin besar batang
pohon peneduh tersebut akan patah serta kanopi tersebut akan menutupi
tanaman di bawahnya sehingga kurang kena cahaya matahari.
Jalan nasional lintas barat di lokasi hutan lindung sekitarnya masih ada tegakan
vegetasi seperti damar (Agathis dammara), kemili (Aleurites moluccana), lagan
bras (Dipterocarpus grandiflorus), durian (Durio sp.), medang (Litsea sp.),
Di lokasi jalan nasional lintas barat terdapat mangrove yaitu formasi nipah
(Nypa fruticans) dan formasi Ceriops sp. yang dapat mencegah abrasi jalan.
Di hutan lindung terdapat nipah (Nypa fruticans) serta formasi Ceriops sp.
terdapat komunitas kera ekor panjang (Macaca fascicularis ) dan beruk
(Macaca nemestrina) yang sering dikasih makanan dari mobil sehingga akan
mengganggu arus lalulintas.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Jalan nasional Aceh lintas barat berada pada area perdagangan dan jasa,
komersial dan perkantoran, pemerintahan, permukiman penduduk, perkebunan,
lahan pertanian dan industri.
D. Hasil Evaluasi
Berdasarkan rona lingkungan keanekaragaman tanaman peneduh jalan
nasional lintas barat masih banyak yang kurang, sehingga keanekaragaman
jenis burungpun akan kurang. Sedangkan untuk hewan besar seperti mamallia
tidak ada, kecuali di hutan lindung. Secara langsung gangguan terhadap flora
dan fauna akibat perbaikan jalan tidak ada.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Adanya penggunaan bahu jalan oleh pedagang informal untuk berjualan
serta adanya wilayah jasa perdagangan terutama di perkotaan.
Banyaknya lahan pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan.
Adanya pantai wisata di Jalan Lintas Barat Aceh
D. Hasil Evaluasi
Kondisi jalan Nasional yang baik memudahkan transportasi untuk pendistribusi-
an hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan.
Jalan Nasional Lintas Barat digunakan oleh masyarakat yang melalui jalan
tersebut menuju wilayah-wilayah yang berada di jalan Nasional Lintas Barat
serta menuju dan dari Provinsi Aceh - Sumatera Utara, memunculkan usaha-
usaha perdagangan untuk melayani konsumen yang melalui Jalan Nasional
Lintas Barat tersebut.
Para pengguna jalan serta masyarakat yang bermukim di wilayah jalan Nasional
Lintas Barat Aceh
C. Kegiatan di Sekitarnya
Adanya fasos dan fasum seperti Sekolah, Puskesmas, Mesjid dan sebagainya.
D. Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan masyarakat, yang
menyebabkan gangguan kenyamanan dan keamanan serta menimbulkan
keresahan bagi masyarakat adalah kondisi jalan yang baik akan membuat
pengendara mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi sehingga
akan menyebabkan terjadinya kecelakaan. Penyebab kecelakaan menurut
masyarakat karena pengemudi yang ugal-ugalan dan tidak konsentrasi dalam
mengendarai kendaraannya.
Berdasarkan hasil wawancara, kurangnya rambu lalu lintas terutama di tempat-
tempat fasilitas umum seperti Sekolah, Puskesmas/Rumah Sakit membuat
pengguna jalan merasa tidak nyaman, karena kendaraan yang melalui jalan
tersebut cenderung tidak mengurangi laju kendaraannya, apalagi apabila
kendaraan di jalan tidak terlalu padat. Sehingga responden mengharapkan agar
rambu-rambu lalu lintas ditambah seperti jalan hati-hati, jalan perlahan, ada
zona sekolah, penunjuk arah, dan sebagainya.
Penyebab keresahan responden dapat dilihat pada gambar berikut :
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kecelakaan yang terjadi disebabkan
pengemudi yang ugal-ugalan sebanyak 60 %, dan 40 % responden
menyatakan bahwa penyebab kecelakaan karena pengemudi yang kurang
konsentrasi. Menurut responden pada umumnya, kecelakaan di jalan Nasional
Lintas Barat Aceh jarang terjadi akan tetapi mereka menghimbau para
pengendara untuk tetap berhati-hati dalam mengendarai kendaraannya.
Jalan yang lenggang dan lebar menjadi satu keuntungan bagi pengemudi untuk
mempercepat laju kendaraan, akan tetapi dengan banyaknya hewan peliharaan
masyarakat yang berkeliaran di jalan mengganggu keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan transportasi penduduk pada jalan lingkungan permukiman yang
memberikan kontribusi peningkatan emisi kendaraan dan debu resuspensi
kendaraan
Sumber alamiah, yaitu meningkatnya debu pada area terbuka karena
hembusan angin.
D. Hasil Evaluasi
Kondisi kualitas udara di wilayah studi pada saat dilakukan sampling masih
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran kualitas udara dimana untuk
parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, H2S, NH3 yang diukur masih memenuhi baku
mutu. Sedangkan untuk parameter Debu dan Timbal tidak dibandingkan dengan
baku mutu, karena pengukuran dilakukan 1 jam . Kondisi kualitas udara di area
permukiman, sekolah, puskesmas dan sebagainya masih memenuhi baku
mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, karena pada saat
pengambilan sampel kondisi lalu lintas / kendaraan yang melewati jalan
nasional Aceh (Lintas Barat) tidak terlalu banyak.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan transportasi penduduk pada jalan lingkungan, yang mengakibatan
suara bising dari mesin kendaraan.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil pengukuran diketahui bawah tingkat kebisingan di area permukiman,
masih memenuhi Baku Tingkat Kebisingan sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan, yaitu sebesar 55 dBA, namun pada lokasi K14 melebihi Baku
Tingkat Kebisingan untuk ruang terbuka hijau karena aktivitas mobilisasi
kendaraan masyarakat
o DO = 4,4 mg/L
Kualitas air pada Jembatan yang sedang diperbaiki (AP7):
o TSS = 13 mg/L
o BOD = < 2mg/L
o COD = 14 mg/L
o DO = 5,4 mg/L
Kualitas air pada Krueng Isep (AP10):
o TSS = < 2 mg/L
o BOD = < 2mg/L
o COD = 11 mg/L
o DO = 5,9 mg/L
C. Kegiatan di Sekitarnya
Sumber alamiah dalam sistem hidrologi, yaitu limpasan air hujan pada
daerah aliran sungai yang masuk pada badan air Sungai yang
menyebabkan peningkatan jumlah TSS, TDS, dan penurunan DO.
Kegiatan pengambilan material dari sungai berupa batu dan pasir yang
menyebabkan kekeruhan, serta peningkatan TSS dan TDS.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil pemantauan kualitas air sungai diketahui bahwa konsentrasi TSS = 2-
34 mg/L, BOD = 2-2,8 mg/L, COD = 11-23 mg/L, dan DO = 4,2-5,9 mgL. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi kualitas air sungai masih di bawah baku mutu air
permukaan yang dipersyaratkan sesuai Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, untuk Air
Kelas II. BPJN 1 Banda Aceh belum melakukan upaya pengelolaan kualitas air
sungai. Arahan pengelolaan ialah melakukan pemasangan jaring atau penahan
tanah (split screen) untuk menghindari ceceran material ke sungai pada saat
pemeliharaan jembatan.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan sekitar adalah kawasan hutan, kawasan kebun dan kawasan
pemukiman.
D. Hasil Evaluasi
Kegiatan pemeliharan jalan dan jembatan yang berdampak pada peningkatan
limbah padat, yaitu :
Pembersihan rumput dan semak-semak pada daerah bahu jalan
Pembersihan sampah, tumbuhan pengganggu yang berada di saluran
Pembersihan permukaan jalan terus menerus dari lumpur, tumpukan
kotoran, dan sampah
Pembersihan rumaja
Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman liar (rumput-rumputan,
semak belukar, dan pepohonan) di dalam rumija.
Tanaman peneduh jalan nasional lintas barat yang umum sekarang adalah
trambesi (Samanea saman), angsana (Pterocarpus indicus) dan ketapang
(Terminalia catappa). Walaupun sudah terdapat tanaman peneduh di jalan
nasional lintas barat akan tetapi masih banyak terdapat di rumija yang masih
kosong atau masih terbuka terutama di daerah pemukiman yang masih jarang.
Sedangkan di lokasi keramaian seperti pasar jarang terlihat tanaman dalam pot
atau pas bunga yang besar sehingga kelihatannya gersang.
Sedangkan di daerah perkotaan tanaman hias sudah cukup tertata akan tetapi
tanaman peneduh kanopinya sudah rimbun sehingga apabila ada angin besar
batang pohon peneduh tersebut akan patah serta kanopi tersebut akan
menutupi tanaman di bawahnya sehingga kurang kena cahaya matahari.
Jalan nasional lintas barat di lokasi hutan lindung sekitarnya masih ada tegakan
vegetasi seperti damar (Agathis dammara), kemili (Aleurites moluccana), lagan
bras (Dipterocarpus grandiflorus), durian (Durio sp.), medang (Litsea sp.),
mahang (Macaranga triloba), gerupal (Schima wallichii), meranti (Shorea sp) ,
apabila tegakan pohon yang sudah tinggi dekat badan jalan nasional lintas barat
maka harus dipangkas agar tidak patah batangnya ataupun roboh pohonnya
menimpa jalan.
Selain di hutan lindung juga diformasi nipah (Nypa fruticans) serta formasi
Ceriops sp. terdapat komunitas kera ekor panjang (Macaca fascicularis ) dan
beruk (Macaca nemestrina) yang sering dikasih makanan dari mobil sehingga
akan mengganggu arus lalulintas.
F. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan yang ada di sekitar Jalan nasional Aceh lintas barat adalah area
perdagangan dan jasa, komersial dan perkantoran, pemerintahan, permukiman
penduduk, perkebunan, lahan pertanian dan industri.
G. Hasil Evaluasi
Berdasarkan rona lingkungan keanekaragaman tanaman peneduh jalan
nasional lintas barat masih banyak yang kosong atau kurang, sehingga
keanekaragaman jenis burungpun akan kurang. Sedangkan untuk hewan besar
seperti mamalia tidak ada karena luasan vegetasi yang kecil, kecuali di hutan
lindung. Secara langsung ganggguan terhadap flora dan fauna akibat perbaikan
jalan tidak ada.
Kapasitas jalan yang ada saat ini rata-rata 2.534 dengan volume lalulintas peak
hour rata-rata 830 smp/jam maka V/C jalan tersebut 0,33, dengan merujuk
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) maka kondisi jalan dengan nilai VCR
0,33 masuk dalam kategori “B” yang berarti sebagai berikut:
1) arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi
oleh kondisi lalu lintas;
2) kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum
mempengaruhi kecepatan;
3) pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya
dan lajur jalan yang digunakan.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Kegiatan yang ada di sekitar tergantung pada jalan yang sedang dilakukan
pemeliharaan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jalan nasional di
lintas barat penggunaan lahannya didominasi oleh perkebunan, pertanian,
pemukiman tingkat rendah dan kawasan hutan.
D. Hasil Evaluasi
Dari hasil pemantauan kondisi lalulintas menunjukan masih termasuk pada
kondisi “B” dengan nilai VCR 0,33, adanya kegiatan pemeliharaan jalan tidak
cukup signifikan berpengaruh terhadap gangguan lalulintas dimana volume
lalulintas yang ada masih cukup kecil dan pada saat dilakukannya
pemeliharaan sudah mengikuti SOP, antara lain adanya pemasangan plang
perbaikan, adanya pengaturan lalulintas oleh petugas. Yang perlu diperhatikan
kedepan adalah pemeliharaan jalan yang berada di perkotaan dimana
pemeliharaan tersebut akan terkait dengan kegiatan lain atau aktivitas
masyarakat lainnya seperti pasar dan lainnya. Hal yang perlu dilakukan antara
lain adalah melakukan sosialisasi dan pelaksanaan dilakukan pada jam tidak
sibuk atau tidak adanya aktivitas tersebut semisal pada malam hari.
C. Kegiatan di Sekitarnya
Permukiman masyarakat, lahan persawahan, perkebunan, kehutanan serta
perikanan
D. Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan masyarakat, gangguan
kenyamanan masyarakat terjadi apabila terlambat dalam melaksanakan
perbaikan jalan, selain itu apabila pemeliharaan jalan tidak rutin dilaksanakan
akan menyebabkan kerusakan jalan tersebut akan bertambah parah karena
kurang cepat dalam melakukan perbaikan. Menurut pendapat responden
apabila pemeliharaan rutin dilakukan maka kerusakan jalan tidak akan terjadi,
dan jika ada kerusakan,kerusakan yang terjadi pun tidak terlalu parah.
Jika ada kerusakan dan perbaikannya belum dilaksanakan, hal ini akan
mengganggu pengguna jalan atau masyarakat yang bermukim di sekitar jalan
tersebut. Kurangnya rambu-rambu lalu lintas merupakan salah satu penyebab
dari gangguan keamanan dan kenyamanan, karena rambu-rambu yang kurang
menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan selain pengemudi yang
lalai atau ugal-ugalan.
.
Arahan Pemantauan :
Melaksanakan pemantauan
secara rutin, terhadap
kondisi jalan.
Arahan Pemantauan:
Pemantauan dilakukan terhadap
tingkat pertumbuhan tanaman
peneduh jalan terutama berapa
persen yang hidup.
Pemantauan terhadap rumput
yang tumbuh di badan jalan dan
tanaman yang rimbun.
Peningkatan Adanya UU No. 38 Belum ada Adanya penggunaan Evaluasi :
Perekonomi- pemanfaatan Tahun 2004 pengelolaan ataupun bahu jalan oleh Masyarakat sudah menangkap
an Lokal bahu jalan untuk UU No 2 pemantauan yang pedagang informal peluang ekonomi namun belum
berjualan oleh dilakukan. untuk berjualan memperhatikan batas-batas GSB.
Arahan Pemantauan :
Melaksanakan pemantauan
secara rutin, terhadap
kondisi jalan.
Gangguan Keresahan Timbulnya Belum ada Adanya fasos dan Evaluasi :
kenyamanan masyarakat keresahan pengelolaan yang fasum seperti Sekolah, Pengelolaan yang dilakukan belum
masyarakat mengenai masyarakat efektif Puskesmas, Mesjid efektif, perlu dilakukan
kurangnya dan sebagainya. pengelolaan yang lebih baik.
rambu-rambu lalu
lintas di daerah Arahan Pengelolaan :
fasos dan fasum Melakukan sosialisasi
masyarakat dengan masyarakat dan
melakukan koordinasi
dengan keamanan
setempat.
Arahan Pemantauan :
Melaksanakan pemantauan
Arahan Pengelolaan :
Sampah yang dihasilkan dari
kegiatan pembersihan
langsung diangkut.
Agar sampah tidak berceceran
di jalan, maka digunakan truk
pengangkut sampah yang
dilengkapi dengan penutup
agar sampah tidak berceceran
selama proses pengangkutan
ke TPA.
Arahan Pemantauan :
Pemantauan dilakukan
terhadap adanya ceceran
limbah padat di sekitar jalan.
Arahan Pemantauan :
Pemantauan dilakukan
terhadap tingkat pertumbuhan
tanaman peneduh jalan
Arahan Pemantauan :
Melaksanakan pemantauan secara
berkala dengan frekuensi setahun
sekali.
Sumber : Hasil analisis, 2019
BAB IV
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
BAB 4
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Tabel 4. 1 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) untuk DELH Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat)
Dampak Lingkungan yang Indikator Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dikelola keberhasilan Bentuk pengelolaan lingkungan Lokasi Pengelolaan Pengelolaan
No
Jenis Sumber pengelolaan hidup Lingkungan hidup lingkungan Pengawas dan Penerima
Pelaksana
Dampak Dampak lingkungan hidup hidup Laporan
A. Kegiatan Utama
1. Penurunan Pengoperasian Parameter kualitas Melakukan penghijauan berupa Pada semua ruas jalan Penana- Balai Pengawas :
kualitas udara jalan dan udara tidak penanaman tanaman yang dapat nasional Aceh (lintas barat) man Pelaksana- - Dinas Lingkungan Hidup
jembatan melebihi baku mutu menyerap debu di sepanjang yang terdapat permukiman. tanaman an Jalan dan Kehutanan (DLHK)
yang diatur dalam RUMIJA yang memungkinkan. Terutama pada ruas jalan: dilakukan Nasional I Kota Subulussalam.
Peraturan a) Kab. Aceh Barat: satu kali , (BPJN I) - Dinas Lingkungan Hidup
Pemerintah No. 41 Jln. Manek Roe sesuai bekerjsama (DLH) Kab. Aceh Barat.
tahun 1999 yaitu: (Meulaboh) (029 14 K) kebutuhan. dengan - Dinas Lingkungan Hidup
Debu < 230µg/m3 Bts. Kota Meulaboh ‐ Bekerja instansi dan Kebersihan (DLHK)
SO2 < 900 µg/m3 Bts. Aceh Barat/ Nagan sama terkait Kota Nagan Raya.
CO < 30.000 Jenis tanaman yang dapat Raya (030 1) dengan - Dinas Perumahan
µg/m3 menyerap debu ialah Tanjung Jln. Arah Ke Tapaktuan instansi Rakyat Kawasan
NO2 < 400 µg/m3 (Mimusops elengi) dan Kiara (Meulaboh) (030 11 K) terkait Permukiman dan
Pb < 2 µg/m3 payung (Filicium decipiens). b) Kab. Nagan Raya: Lingkungan Hidup
Kuala Tuha ‐ Simpang (DPRKPLH) Kabupaten
Peut (031) Aceh Barat Daya.
Jeuram ‐ Sp. Peut - Dinas Lingkungan Hidup
(046) (DLH) Kab. Aceh
c) Kab. Aceh Barat Daya: Selatan.
Blang Pidie ‐ Bts. - Dinas Lingkungan Hidup
Abdya/Aceh Selatan (DLH) Kab. Aceh
(034 1) Tengah.
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-2
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-3
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-4
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-5
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-6
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-7
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-8
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4-9
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan Hidup
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 10
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 11
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 12
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan Hidup
Kota/Kabupaten terkait.
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 13
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 14
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Tabel 4. 2 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) untuk DELH Jalan Nasional Aceh (Lintas Barat)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
1. Penurunan Kualitas udara Parameter Pengoperasian Pengambilan sampel U1 = Pertokoan, 6 bulan sekali Balai Pengawas :
kualitas udara yang dipantau jalan dan menggunakan gas Ds. Uning - Kec. pada tahap Pelaksana- - Dinas Lingkungan
SO2, CO, NO2, jembatan sampler di lapangan Pegati (04°36’ 55. operasional an Jalan Hidup dan
Pb dan debu langsung (insitu) 26” LS & 04°36’ 55. jalan dan Nasional I Kehutanan (DLHK)
sesuai arah mata 26” BT) jembatan (BPJN I) Kota Subulussalam.
Baku mutu PP angin datang dan U2 = Terminal - Dinas Lingkungan
No. 41 Tahun pergi kemudian Jln. Gajah Mada Hidup (DLH) Kab.
1999 Tentang dianalisis di Singgah Mata, Aceh Barat.
Pengendalian laboratorium Meulaboh - Dinas Lingkungan
Pencemaran terakreditasi KAN (04°08’50.19’’ LS & Hidup dan
Udara, yaitu : Metode Analisis data 096°07’36.99’’ BT) Kebersihan (DLHK)
Debu< 230 kualitas udara adalah U3 = PLTU Kota Nagan Raya.
µg/m3 dengan menganalisis Nagan Raya, Kab - Dinas Perumahan
SO2 < 900 contoh kualitas udara Aceh Barat Rakyat Kawasan
µg/m3 di laboratorium (04°06’21.34’’ LS & Permukiman dan
CO < 30.000 terakreditasi KAN 096°11’52.59’’ BT) Lingkungan Hidup
µg/m3 kemudian U4 = SMPN 2 (DPRKPLH)
NO2 < 400 membandingkan Nagan Raya Kabupaten Aceh
µg/m3 dengan Peraturan (04°07’02.48’’ LS & Barat Daya.
Pb < 2 µg/m3 Pemerintah No. 41 096°17’44.10’’ BT) - Dinas Lingkungan
Tahun 1999. U5 = Kebun Hidup (DLH) Kab.
Sawit Gampong Ie Aceh Selatan.
Merah , Kec - Dinas Lingkungan
Babahrot, Kab Aceh Hidup (DLH) Kab.
Barat Daya Aceh Tengah.
(03°55’42.51’’ LS & - Dinas Lingkungan
096°40’46.83’’ BT) Hidup (DLH) Kab.
U6 = Aceh Singkil.
Puskesmas Babah
Pelaporan :
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 16
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Rot , Kec Jeumpa - Dinas Lingkungan
Kab Aceh Barat Hidup dan Kehutanan
Daya (03°46’30.13’’ (DLHK) Provinsi
LS & Aceh.
096°49’06.55’’BT) - Dinas Lingkungan
U7 = Perbaikan Hidup
Jembatan Lhok Kota/Kabupaten
Mamplam , Kec terkait.
Meukeuk
(03°29’51.01’’LS &
097°02’29.37’’BT)
U8 = Depan
Kantor Bupati Tapak
Tuan (03°15’16.25’’
LS &
097°10’25.18’’BT)
U9 =
Permukiman
Nelayan Desa
Sukamaju, Kec
Sultan Daulat,
Sublulussalam
(02°48’50.25’’ LS &
098°52’38.74’’BT)
U10 = Hutan
Sabusalam, Tahura
(02°36’30.12’’ LS &
098°06’34.25’’BT)
U11 =
Permukiman dan
perkebunan sawit
Kampung Dasan
Raja, Kec
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 17
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Pananggalan, Kab
Aceh Singkil
(02°36’44.13’’ LS &
098°01’12.87’’BT)
U12 = Kebun
campuran Gampong
Keudeu, Kec Lhok
Seumot, Kab Aceh
Tengah
(06°01ᶦ38.64ᶦᶦ LS &
106°57ᶦ54.49ᶦᶦBT)
U13 =
Permukiman
Gampong
Meunasah Tengoh
Kec Beutong
(04°15’09.58’’ LS &
096°25’51.21’’BT)
U14 = Pertanian
Gampong Keude
Lintang Kec
Seunagan
Timur(04°16’02.88’’
LS &
096°21’35.47’’’BT)
Kualitas udara Parameter Pemeliharaan Pengambilan sampel U1 = Pertokoan, 6 bulan sekali BPJN I Pengawas :
yang dipantau dan menggunakan gas Ds. Uning - Kec. pada tahap - DLHK Kota
SO2, CO, NO2, Peningkatan sampler di lapangan Pegati (04°36’ 55. pemeliharaan Subulussalam.
Pb dan debu Jalan dan langsung (insitu) 26” LS & 04°36’ 55. dan - DLH Kab. Aceh Barat.
Jembatan sesuai arah mata 26” BT) peningkatan - DLHK Kota Nagan
Baku mutu PP angin datang dan U2 = Terminal jalan dan Raya.
No. 41 Tahun pergi kemudian Jln. Gajah Mada jembatan - DPRKPLH Kabupaten
1999 Tentang dianalisis di Singgah Mata, Aceh Barat Daya.
Pengendalian
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 18
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Pencemaran laboratorium Meulaboh - DLH Kab. Aceh
Udara, yaitu : terakreditasi KAN (04°08’50.19’’ LS & Selatan.
Debu< 230 Metode Analisis data 096°07’36.99’’ BT) - DLH Kab. Aceh
µg/m3 kualitas udara adalah U3 = PLTU Tengah.
SO2 < 900 dengan menganalisis Nagan Raya, Kab - DLH Kab. Aceh
µg/m3 contoh kualitas udara Aceh Barat Singkil.
CO < 30.000 di laboratorium (04°06’21.34’’ LS &
µg/m3 terakreditasi KAN 096°11’52.59’’ BT) Pelaporan :
NO2 < 400 kemudian U4 = SMPN 2 - DLHK Provinsi Aceh.
µg/m3 membandingkan Nagan Raya - Dinas Lingkungan
Pb < 2 µg/m3 dengan Peraturan (04°07’02.48’’ LS & Hidup
Pemerintah No. 41 096°17’44.10’’ BT) Kota/Kabupaten
Tahun 1999. U5 = Kebun terkait.
Sawit Gampong Ie
Merah , Kec
Babahrot, Kab Aceh
Barat Daya
(03°55’42.51’’ LS &
096°40’46.83’’ BT)
U6 =
Puskesmas Babah
Rot , Kec Jeumpa
Kab Aceh Barat
Daya (03°46’30.13’’
LS &
096°49’06.55’’BT)
U7 = Perbaikan
Jembatan Lhok
Mamplam , Kec
Meukeuk
(03°29’51.01’’LS &
097°02’29.37’’BT)
U8 = Depan
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 19
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Kantor Bupati Tapak
Tuan (03°15’16.25’’
LS &
097°10’25.18’’BT)
U9 =
Permukiman
Nelayan Desa
Sukamaju, Kec
Sultan Daulat,
Sublulussalam
(02°48’50.25’’ LS &
098°52’38.74’’BT)
U10 = Hutan
Subulussalam ,
Tahura
(02°36’30.12’’ LS &
098°06’34.25’’BT)
U11 =
Permukiman dan
perkebunan sawit
Kampung Dasan
Raja, Kec
Pananggalan, Kab
Aceh Singkil
(02°36’44.13’’ LS &
098°01’12.87’’BT)
U12 = Kebun
campuran Gampong
Keudeu, Kec Lhok
Seumot, Kab Aceh
Tengah
(06°01ᶦ38.64ᶦᶦ LS &
106°57ᶦ54.49ᶦᶦBT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 20
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
U13 =
Permukiman
Gampong
Meunasah Tengoh
Kec Beutong
(04°15’09.58’’ LS &
096°25’51.21’’BT)
U14 = Pertanian
Gampong Keude
Lintang Kec
Seunagan
Timur(04°16’02.88’’
LS &
096°21’35.47’’’BT)
2. Peningkatan Kebisingan Intensitas Pengoperasian Pengukuran K1 = Pertokoan, 6 bulan sekali BPJN I Pengawas :
Kebisingan kebisingan jalan dan intensitas Ds. Uning - Kec. pada tahap - DLHK Kota
jembatan kebisingan Pegati (04°36’ 55. operasional Subulussalam.
Baku tingkat menggunakan alat 26” LS & 04°36’ 55. jalan dan - DLH Kab. Aceh Barat.
kebisingan : pengukur tingkat 26” BT) jembatan - DLHK Kota Nagan
Ruang Kebisingan (sound K2 = Terminal Raya.
Terbuka level meter) di lokasi Jln. Gajah Mada - DPRKPLH Kabupaten
Hijau = 50 langsung (insitu) Singgah Mata, Aceh Barat Daya.
dBA Metode Analisis data Meulaboh - DLH Kab. Aceh
Permukiman, intensitas (04°08’50.19’’ LS & Selatan.
sekolah, kebisingan adalah 096°07’36.99’’ BT) - DLH Kab. Aceh
puskesmas = dengan K3 = PLTU Tengah.
55 dBA menganalisis inten- Nagan Raya, Kab - DLH Kab. Aceh
Perkantoran sitas kebisingan Aceh Barat Singkil.
dan langsung di (04°06’21.34’’ LS &
Perdagangan lapangan oleh 096°11’52.59’’ BT) Pelaporan :
= 65 dBA petugas laboratorium K4 = SMPN 2 - DLHK Provinsi Aceh.
Perdagangan terakreditasi KAN Nagan Raya - Dinas Lingkungan
dan jasa = 70 kemudian (04°07’02.48’’ LS & Hidup
dBA
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 21
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
membandingkan 096°17’44.10’’ BT) Kota/Kabupaten
dengan Baku K5 = Kebun terkait.
Tingkat Kebisingan Sawit Gampong Ie
KepMenLH No. Merah , Kec
48/MENLH/11/1996. Babahrot, Kab Aceh
Barat Daya
(03°55’42.51’’ LS &
096°40’46.83’’ BT)
K6 = Puskesmas
Babah Rot , Kec
Jeumpa Kab Aceh
Barat Daya
(03°46’30.13’’ LS &
096°49’06.55’’BT)
K7 = Perbaikan
Jembatan Lhok
Mamplam , Kec
Meukeuk
(03°29’51.01’’LS &
097°02’29.37’’BT)
K8 = Depan
Kantor Bupati Tapak
Tuan (03°15’16.25’’
LS &
097°10’25.18’’BT)
K9 = Permukiman
Nelayan Desa
Sukamaju, Kec
Sultan Daulat,
Sublulussalam
(02°48’50.25’’ LS &
098°52’38.74’’BT)
K10 = Hutan
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 22
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Sabusalam, Tahura
(02°36’30.12’’ LS &
098°06’34.25’’BT)
K11 = Permukiman
dan perkebunan
sawit Kampung
Dasan Raja, Kec
Pananggalan, Kab
Aceh Singkil
(02°36’44.13’’ LS &
098°01’12.87’’BT)
K12 = Kebun
campuran Gampong
Keudeu, Kec Lhok
Seumot, Kab Aceh
Tengah
(06°01ᶦ38.64ᶦᶦ LS &
106°57ᶦ54.49ᶦᶦBT)
K13 = Permukiman
Gampong
Meunasah Tengoh
Kec Beutong
(04°15’09.58’’ LS &
096°25’51.21’’BT)
K14 = Pertanian
Gampong Keude
Lintang Kec
Seunagan
Timur(04°16’02.88’’
LS &
096°21’35.47’’’BT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 23
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Kebisingan Baku tingkat Pemeliharaan Pengukuran K1 = Pertokoan, 6 bulan sekali BPJN I Pengawas :
kebisingan : dan intensitas Ds. Uning - Kec. pada tahap - DLHK Kota
Ruang Peningkatan kebisingan Pegati (04°36’ 55. pemeliharaan Subulussalam.
Terbuka Jalan dan menggunakan alat 26” LS & 04°36’ 55. dan - DLH Kab. Aceh Barat.
Hijau = 50 Jembatan pengukur tingkat 26” BT) peningkatan - DLHK Kota Nagan
dBA Kebisingan (sound K2 = Terminal jalan dan Raya.
Permukiman level meter) di lokasi Jln. Gajah Mada jembatan - DPRKPLH Kabupaten
, sekolah, langsung (insitu) Singgah Mata, Aceh Barat Daya.
puskesmas = Metode Analisis data Meulaboh - DLH Kab. Aceh
55 dBA intensitas (04°08’50.19’’ LS & Selatan.
Perkantoran kebisingan adalah 096°07’36.99’’ BT) - DLH Kab. Aceh
dan dengan K3 = PLTU Tengah.
Perdagangan menganalisis inten- Nagan Raya, Kab - DLH Kab. Aceh
= 65 dBA sitas kebisingan Aceh Barat Singkil.
Kegiatan langsung di (04°06’21.34’’ LS &
Umum = 70 lapangan oleh 096°11’52.59’’ BT) Pelaporan :
dBA petugas laboratorium K4 = SMPN 2 - DLHK Provinsi Aceh.
terakreditasi KAN Nagan Raya - Dinas Lingkungan
kemudian (04°07’02.48’’ LS & Hidup
membandingkan 096°17’44.10’’ BT) Kota/Kabupaten
dengan Baku K5 = Kebun terkait.
Tingkat Kebisingan Sawit Gampong Ie
KepMenLH No. Merah , Kec
48/MENLH/11/1996. Babahrot, Kab Aceh
Barat Daya
(03°55’42.51’’ LS &
096°40’46.83’’ BT)
K6 = Puskesmas
Babah Rot , Kec
Jeumpa Kab Aceh
Barat Daya
(03°46’30.13’’ LS &
096°49’06.55’’BT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 24
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
K7 = Perbaikan
Jembatan Lhok
Mamplam , Kec
Meukeuk
(03°29’51.01’’LS &
097°02’29.37’’BT)
K8 = Depan
Kantor Bupati Tapak
Tuan (03°15’16.25’’
LS &
097°10’25.18’’BT)
K9 = Permukiman
Nelayan Desa
Sukamaju, Kec
Sultan Daulat,
Sublulussalam
(02°48’50.25’’ LS &
098°52’38.74’’BT)
K10 = Hutan
Sabusalam, Tahura
(02°36’30.12’’ LS &
098°06’34.25’’BT)
K11 = Permukiman
dan perkebunan
sawit Kampung
Dasan Raja, Kec
Pananggalan, Kab
Aceh Singkil
(02°36’44.13’’ LS &
098°01’12.87’’BT)
K12 = Kebun
campuran Gampong
Keudeu, Kec Lhok
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 25
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Seumot, Kab Aceh
Tengah
(06°01ᶦ38.64ᶦᶦ LS &
106°57ᶦ54.49ᶦᶦBT)
K13 = Permukiman
Gampong
Meunasah Tengoh
Kec Beutong
(04°15’09.58’’ LS &
096°25’51.21’’BT)
K14 = Pertanian
Gampong Keude
Lintang Kec
Seunagan
Timur(04°16’02.88’’
LS &
096°21’35.47’’’BT)
3. Peningkatan Air larian (run Kondisi Pengoperasian Pengambilan data Ruas jalan Bts. 1 tahun sekali BPJN I Pengawas :
air larian (run off) saluran jalan dan sekunder dan Abdya/Aceh Selatan pada - DLHK Kota
off) drainase jembatan wawancara terhadap ‐ Tapaktuan (034.2) operasional Subulussalam.
masyarakat Ruas jalan jalan dan - DLH Kab. Aceh Barat.
disepanjang jalan. Tapaktuan ‐ jembatan. - DLHK Kota Nagan
Bakongan (035) Raya.
Ruas jalan - DPRKPLH Kabupaten
Bakongan (Km 510) Aceh Barat Daya.
‐ Bts. Aceh Selatan/ - DLH Kab. Aceh
Subulussalam Selatan.
(036.1) - DLH Kab. Aceh
Ruas jalan Kota Tengah.
Subullussalam – - DLH Kab. Aceh
BTS Provinsi Singkil.
SUMUT (Bundaran
Kota Subulussalam) Pelaporan :
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 26
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
4. Timbulnya Tebing lereng Longsoran Pengoperasian Dengan cara Penga- Pada ruas jalan nasio- Satu kali da- BPJN I Pengawas :
longsor dan badan jalan Tingkat penje- jalan dan matan lapangan dan nal Aceh (lintas barat) lam setahun - DLHK Kota
nuhan air da- jembatan analisis deskriptif, yang terdapat menjelang Subulussalam.
lam massa berupa: permukiman. berakhirnya - DLH Kab. Aceh Barat.
tanah - Identifikasi bidang Terutama diantara musim hujan - DLHK Kota Nagan
Berfungsi/tidak diskontinuitas pe- ruas jalan: Raya.
nya saluran nyebab longsor a) Kab. Aceh - DPRKPLH Kabupaten
drainase dalam - Kondisi tanah Selatan: Aceh Barat Daya.
menyalurkan diantara musim Bts. Abdya/Aceh - DLH Kab. Aceh
limpasan hujan dan kemarau Selatan ‐ Selatan.
permukaan - Identifikasi gejala Tapaktuan - DLH Kab. Aceh
keretakan lereng b) Kab. Aceh Tengah.
dan jejak runtuhan Selatan: - DLH Kab. Aceh
tanah Tapaktuan ‐ Singkil.
Bakongan
c) Kota Pelaporan :
Subulussalam: - DLHK Provinsi Aceh.
Jln. Teuku Umar - Dinas Lingkungan
(Subulussalam) Hidup
d) Kab. Aceh Singkil Kota/Kabupaten
pada kawasan terkait.
hutan yang berada
pada daerah
perbatasan
dengan Prov.
Sumatera Utara
5. Penurunan Kualitas air Pemeliharaan Melakukan AP1 = Krueng 6 bulan sekali BPJN I Pengawas :
kualitas air permukaan dan pengambilan contoh Kuala Tuha selama - DLHK Kota
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 27
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
permukaan Parameter Peningkatan kualitas air (04°04’04’91’LS & operasional Subulussalam.
TSS, BOD, pH, Jalan dan permukaan 096° 214' 33. - DLH Kab. Aceh Barat.
COD, DO, Jembatan sebanyak 2 liter 74"BT) - DLHK Kota Nagan
NH3 untuk dianalisis di AP 2 = Kreung Raya.
Baku mutu air laboratorium. Meurebo - DPRKPLH Kabupaten
permukaan Parameter suhu, pH (04°09’17.72’’LS & Aceh Barat Daya.
sesuai PP No. dan DO diukur 096°08’26.53’’BT) - DLH Kab. Aceh
82 Tahun 2001 dilapangan. AP 3 = Krueng Selatan.
Tentang Analisis data Susoh - DLH Kab. Aceh
Pengelolaan dilakukan dengan (03°43’58.32’’LS & Tengah.
Kualitas Air membandingkan 096°48’01.19’’ BT) - DLH Kab. Aceh
dan dengan PP No 82 AP 4 = Krueng Singkil.
Pengendalian Tahun 2001 Kelas II Sabil (03°36’12.03’’
Pencemaran untuk air sungai. LS & 096°57’31.68’’ Pelaporan :
Air (Kelas II) : BT) - DLHK Provinsi Aceh.
TSS = 50 mg/L AP5 = Ujung Pulo - Dinas Lingkungan
BOD = 3 mg/L Cut (02°54’23.65’’LS Hidup
COD = 25 & 097°30’48.27’’ BT) Kota/Kabupaten
mg/L AP 6 = Krueng terkait.
DO = 4 mg/L Gelombang
(02°48’53.06’’LS &
097°52’27.22’’ BT)
AP7 = Jembatan
yang sedang
diperbaiki
(02°37’19.56’’LS &
098°01’17.04’’ BT)
AP8 = Krueng
Isep, Gampong
Trans Krueng Isep,
Kec Beutong
(04°16’52.69’’LS &
096°27’01.79’’BT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 28
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
6. Peningkatan Limbah Padat Limbah padat Pemeliharaan Pengamatan Sepanjang jalan 6 bulan sekali BPJN I Pengawas :
limbah padat yang dan langsung terhadap Lintas Barat Aceh, di selama - DLHK Kota
dihasilkan Peningkatan timbunan sampah area rumaja, rumija operasional Subulussalam.
dapat dikelola Jalan dan dan saluran. - DLH Kab. Aceh Barat.
dengan baik Jembatan - DLHK Kota Nagan
Raya.
- DPRKPLH Kabupaten
Aceh Barat Daya.
- DLH Kab. Aceh
Selatan.
- DLH Kab. Aceh
Tengah.
- DLH Kab. Aceh
Singkil.
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
7. Pengemba- Lahan dan Terdapatnya Pengoperasian Pengumpulan data Wilayah kota dan 1 tahun sekali BPJN 1 Pengawas :
ngan wilayah perekonomian potensi jalan dan terkait PDRB kabupaten yang selama 3 tahun Dinas - DLHK Kota
wilayah yang jembatan kabupaten kota terlewati jalan operasi Terkait Subulussalam.
berkembang yang terlewati dari nasional lintas barat. sesuai - DLH Kab. Aceh Barat.
dan tingkat BPS; tupoksi - DLHK Kota Nagan
perekonomian Overlay peta RTRW pemerintah Raya.
wilayah dan peta terbaru masing- - DPRKPLH Kabupaten
meningkat untuk melihat masing Aceh Barat Daya.
perubahan. - DLH Kab. Aceh
Wawancara Selatan.
kepada masyarakat - DLH Kab. Aceh
sepanjang jalan, Tengah.
- DLH Kab. Aceh
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 29
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
tokoh dan instansi Singkil.
terkait, serta - Dinas terkait lainnya
observasi terhadap diantaranya Bappeda
wilayah-wilayah dan PUPR.
potensi ekonomi.
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
8. Pemanfaatan RUMIJA Adanya Pengoperasian Identifikasi atau Wilayah-wilayah yang Minimal 1 BPJN 1 Pengawas :
bahu jalan dan pemanfaatan jalan dan observasi lapangan terlewati jalan Lintas tahun sekali Dinas - DLHK Kota
pelanggaran Rumija jembatan terhadap bangunan Barat Aceh, terutama dilakukan Terkait Subulussalam.
garis sehingga yang memanfaatkan pada jalan-jalan yang secara rutin. sesuai - DLH Kab. Aceh Barat.
sempadan mengurangi Rumija dan tidak banyak aktivitas tupoksi - DLHK Kota Nagan
bangunan kenyamanan sesuai dengan GSB masyarakat: pemerintah Raya.
(GSB) pengguna dan GSJ. Ruas Batas Kota masing- - DPRKPLH Kabupaten
jalan serta Meulaboh/Aceh masing Aceh Barat Daya.
keselamatan barat – Nagan - DLH Kab. Aceh
dalam Raya; Selatan.
mengemudi. Bts Aceh - DLH Kab. Aceh
Serta tidak Barat/Nagan Raya Tengah.
sesuainya – Kuala Tuha - DLH Kab. Aceh
GSB dan Kuala Tuha – Singkil.
GSJ Simpang Peut - Dinas terkait lainnya
diantaranya Bappeda
dan PUPR.
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 30
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
terkait.
Pengguna jalan Volume Pemeliharaan - Identifikasi faktor Pada seluruh ruas Minimal 6 BPJN 1 Pengawas :
lalulintas dan dan kemacetan seperti jalan lintas barat yang bulan sekali. - Ditlantas Polda Aceh
kapasitas Peningkatan lebar jalan, aktivitas akan dilakukan - Polrest di masing-
jalan Jalan dan /kegiatan di area pemeliharaan dan masing Kab/Kota
Jembatan Rumija, dll peningkatan. - Dirjen Perhubungan
- Identifikasi dan Darat Direktorat Lalu
dokumentasi rambu Lintas dan Angkutan
dan marka yang ada Jalan
- Analisis dengan
tabulasi Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
9. Gangguan lalu Pengguna jalan Volume Pemeliharaan - Identifikasi faktor Pada seluaruh ruas Minimal 6 BPJN 1 Pengawas :
lintas lalulintas dan dan kemacetan seperti jalan lintas barat yang bulan sekali - Ditlantas Polda Aceh
kapasitas Peningkatan lebar jalan, aktivitas akan dilakukan - Polres di masing-
jalan Jalan dan /kegiatan di area pemeliharaan dan masing Kab/Kota
Jembatan Rumija, dll peningkatan. - Dirjen Perhubungan
- Identifikasi dan Darat Direktorat Lalu
dokumentasi rambu Lintas dan Angkutan
dan marka yang ada Jalan
- Analisis dengan
tabulasi Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 31
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
10. Timbulnya Pengguna jalan Ada tidaknya Pengoperasian Pengambilan data Pada seluaruh ruas Minimal 6 BPJN 1 Pengawas :
kecelakaan kecelakaan jalan dan sekunder dan jalan lintas barat, bulan sekali - Ditlantas Polda Aceh
lalu lintas jembatan wawancara terhadap ruas-ruas jalan dilakukan - Polres di masing-
masyarakat nasional lintas barat secara rutin. masing Kab/Kota
disepanjang jalan. yang termasuk pada - Dirjen Perhubungan
rawan kecelakaan Darat Direktorat Lalu
diantaranya: Lintas dan Angkutan
Kuala Tuha – Jalan
Simpang Peut
BTS Abdiya / Aceh Pelaporan :
Selatan – Tapak - DLHK Provinsi Aceh.
Tuan - Dinas Lingkungan
Tapak Tuan – Hidup
Bakongan Kota/Kabupaten
BTS Aceh Selatan terkait.
/Subulussalam – Kr.
Luas (Km 520)
Kota Subullussalam
– BTS Provinsi
SUMUT (Bundaran
Kota
Subulussalam).
11. Gangguan Flora dan fauna Peningkatan Pemeliharaan Pengamatan Di kedua sisi jalan 6 bulan sekali BPJN 1 Pengawas :
terhadap flora keanekaragam dan tanaman di RTH selama Dinas - DLHK Kota
dan fauna an tanaman Peningkatan sepanjang jalan operasional Pertamana Subulussalam.
Jalan dan Komponen tanaman Di kedua sisi jalan 6 bulan sekali n Kota/Kab - DLH Kab. Aceh Barat.
Jembatan yang diamati dan tanaman dalam selama terkait - DLHK Kota Nagan
berdasarkan struktur pot di tempat operasional Raya.
tegakan pohon keramaian - DPRKPLH Kabupaten
dikedua sisi jalan Aceh Barat Daya.
dan tingkat - DLH Kab. Aceh
pertumbuhan Selatan.
tanaman dalam pot. - DLH Kab. Aceh
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 32
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Metode yang Di kedua sisi jalan 6 bulan sekali Tengah.
digunakan adalah selama - DLH Kab. Aceh
perhitungan operasional Singkil.
langsung untuk
analisis lebih lanjut. Pelaporan :
Data diolah untuk Di kedua sisi jalan 6 bulan sekali - DLHK Provinsi Aceh.
mendapatkan selama - Dinas Lingkungan
gambaran tingkat operasional Hidup
keberhasilan Kota/Kabupaten
penanaman terkait.
tanaman peneduh
jalan.
Peningkatan Metode inventarisasi Di kedua sisi jalan dan 6 bulan sekali
keanekaragam ditujukan untuk hutan lindung selama
an satwa mencatat semua operasional
jenis satwa liar serta
diperhatikan
populasi dan
jenisnya.
Pengumpulan data Di kedua sisi jalan dan 6 bulan sekali
satwa liar yang ada hutan lindung selama
di wilayah studi operasional
dilakukan secara
primer (pengamatan
langsung) dan
sekunder
(wawancara pada
penduduk
setempat).
Data diperoleh Di kedua sisi jalan 6 bulan sekali
dengan yang tegakan selama
penjelajahan ke di pohonnya sudah operasional
suatu titik tertentu rindang dan jauh dari
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 33
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
yang diperkirakan masyarakat serta
potensial terdapat hutan lindung
satwa .
Satwa liar yang Di kedua sisi jalan dan 6 bulan sekali
ditemukan dicatat taman hutan lindung selama
jenisnya serta operasional
keterangan
habitatnya, jumlah
individu, dan tanda-
tanda yang dijumpai
seperti jejak, sarang,
feses, suara, serta
kondisi areal tempat
ditemukannya.
Obyek penelitian Di kedua sisi jalan dan 6 bulan sekali
adalah mamalia, taman hutan lindung selama
aves (burung), operasional
reptilia, dan amfibi
diurnal. Spesies
burung diidentifikasi
berdasarkan pada
MacKinnon et all.
(2010) dan pustaka-
pustaka relevan.
Analisis yang Di kedua sisi jalan dan 6 bulan sekali
dilakukan berkaitan taman hutan lindung selama
dengan penyebaran, operasional
keanekaragaman,
kelimpahan dan
kondisi habitat
status kelindungan,
Status kelindungan Di kedua sisi jalan dan 6 bulan sekali
satwa ditentukan taman hutan lindung selama
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 34
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
berdasarkan pada operasional
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku di Indonesia.
status perlindungan
satwa liar
berdasarkan
Peraturan
Pemerintah RI
Nomor 20 MENLHK
Tahun 2018 tentang
Tumbuhan dan
Satwa dilindungi.
12. Peningkatan Peningkatan Lancarnya Pengoperasian Survey dan Sepanjang jalan 1 tahun sekali BPJN I Pengawas :
Perekonomian Perekonomian proses jalan dan wawancara kepada Lintas Barat Aceh. Di selama 3 tahun - DLHK Kota
Lokal Lokal pengiriman jembatan para pelaku ekonomi titik-titik permukiman operasi Subulussalam.
hasil produksi Pengambilan data masyarakat - DLH Kab. Aceh Barat.
pertanian,perk sekunder dari - DLHK Kota Nagan
ebunan,perika Kabupaten yang Raya.
nan dan berada di jalan - DPRKPLH Kabupaten
kehutanan Lintas Barat Aceh Aceh Barat Daya.
serta barang - DLH Kab. Aceh
dan jasa Selatan.
- DLH Kab. Aceh
Tengah.
- DLH Kab. Aceh
Singkil.
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 35
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
terkait.
13. Gangguan Gangguan Tidak ada Pengoperasian Survey dan Sepanjang jalan 1 tahun sekali BPJN I Pengawas :
Kenyamanan Kenyamanan protes jalan dan wawancara kepada Lintas Barat Aceh. Di - DLHK Kota
Masyarakat Masyarakat masyarakat jembatan masyarakat yang titik-titik permukiman Subulussalam.
serta bermukim di wilayah masyarakat - DLH Kab. Aceh Barat.
pengguna jalan lintas barat - DLHK Kota Nagan
jalan yang aceh Raya.
bermukim dan Jumlah protes yang - DPRKPLH Kabupaten
menggunakan tercatat di Aceh Barat Daya.
jalan lintas pemerintah - DLH Kab. Aceh
barat Aceh Kabupaten setempat Selatan.
- DLH Kab. Aceh
Tengah.
- DLH Kab. Aceh
Singkil.
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
Kenyamanan Tidak ada Pemeliharaan Survey dan Sepanjang jalan 1 tahun sekali BPJN I Pengawas :
Masyarakat protes dari dan wawancara kepada Lintas Barat Aceh. Di selama 3 tahun - DLHK Kota
pengguna Peningkatan masyarakat yang titik-titik permukiman operasi Subulussalam.
jalan serta Jalan dan bermukim di wilayah masyarakat - DLH Kab. Aceh Barat.
masyarakat Jembatan jalan lintas barat - DLHK Kota Nagan
yang aceh Raya.
bermukim di Jumlah protes yang - DPRKPLH Kabupaten
wiayah jalan tercatat di Aceh Barat Daya.
lintas barat pemerintah - DLH Kab. Aceh
ceh Kabupaten setempat Selatan.
- DLH Kab. Aceh
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 36
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup
Komponen Indikator/
No Metode Waktu dan
Jenis dampak lingkungan parameter Sumber Pelaksana Pengawas dan penerima
pengumpulan dan Lokasi pemantauan frekuensi
yang terjadi yang terkena yang dampak pemantauan laporan pemantauan
analisis data pemantauan
dampak dipantau
Tengah.
- DLH Kab. Aceh
Singkil.
Pelaporan :
- DLHK Provinsi Aceh.
- Dinas Lingkungan
Hidup
Kota/Kabupaten
terkait.
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 37
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 38
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 39
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 4 - 40
PENYUSUNAN DELH PROVINSI ACEH
BAB V
IZIN PPLH
BAB 5
IZIN PPLH
Kegiatan operasional Jalan Nasional yang melalui Lintas Barat tidak dilengkapi dengan
izin PPLH. Kegiatan pengoperasian jalan tidak menghasilkan air limbah dan limbah
padat B3. Dengan demikian tidak dibutuhkan izin Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).
BAB VI
SURAT PERNYATAAN
BAB 6
SURAT PERNYATAAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
7. _______, 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
9. _______, 2019. Data iklim , BMKG Cut Nyak Dien Meulaboh Nagan Raya.
10. Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Provinsi Aceh dalam Angka 2018. Katalog
BPS: 1102001.11.
11. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat. Kabupaten Aceh Barat dalam Angka
2018. Katalog BPS: 1102001.1107.
12. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten Aceh Barat Daya
dalam Angka 2018. Katalog BPS: 1102001.1112.
13. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Selatan dalam
Angka 2018. Katalog BPS: 1102001.1103.
14. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil. Kabupaten Aceh Singkil dalam
Angka 2018. Katalog BPS: 1102001.1102.
15. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tengah. Kabupaten Aceh Tengah dalam
Angka 2018. Katalog BPS: 1102001.1106.
16. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya. Kabupaten Nagan Raya dalam
Angka 2018. Katalog BPS: 1102001.1115.
17. Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh dalam Angka 2018.
Katalog BPS: 1102001.1171.
Daftar Pustaka
DELH JALAN NASIONAL ACEH (LINTAS BARAT)
18. Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam. Kota Subulussalam dalam Angka 2018.
Katalog BPS: 1102001.1175.
19. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI).
Bina Karya . Jakarta
Daftar Pustaka
PENYUSUNAN DELH PROVINSI ACEH
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN II
Kondisi Ruas Jalan Jln. Iskandar Muda Kondisi Jalan Perkotaan di Ruas Jalan Jln. Gajah
(Meulaboh) Mada (Meulaboh)
Jembatan Sungai Kr. Meureudeu di Ruas BTS Jalan Khusus Industri PLTU yang langsung
Kota Meulaboh BTS Aceh Barat/ Nagan Raya terhubung dengan Jalan Nasional
Lahan Kebun Sawit di Ruas Kuala Tuha – Pasar di ruas Simpang peut - jeuram
Simpang Peut
1
Kawasan Hutan di Ruas Jalan Kondisi Ruas Jalan Bts Subulussalam/Aceh
Kota Subulussalam ‐ Batas Prov. Sumut Singkil-Lipat Kajang
Kondisi Ruas Jalan Genting Gerbang ‐ Celala ‐ Bangunan tidak sesuai GSB di Ruas Jalan Bts.
Bts. Aceh Tengah/Nagan Raya Aceh Tengah/Nagan Raya ‐ Lhok Seumot ‐
Jeuram
Kawasan Pertanian di Ruas Jalan Jeuram ‐ Fasilitas Industri PLTU (Belt Conveyor) yang
Sp. Peut melintasi Jalan Nasional Ruas Bts. Aceh
Barat/Nagan Raya ‐ Kuala Tuha
2
Kondisi Jalan Ruas Jalan Bakongan (Km 510) ‐ Pemeliharaan Jalan Ruas Bts. Abdya/Aceh
Bts. Aceh Selatan/ Subulussalam SELATAN ‐ Tapaktuan
Pemeliharaan Jalan Ruas Bts Kondisi Tikungan di Ruas Jalan Lipat Kajang – Bts
Subulussalam/Aceh Singkil-Lipat Kajang Prov Sumut
3
PENYUSUNAN DELH PROVINSI ACEH
LAMPIRAN III
PENAPISAN
SK JALAN NASIONAL
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT, KESATU : Menetapkan ruas jalan arteri primer dan jalan kolektor
primer-1 bukan jalan tol sebagaimana tercantum dalam
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 60 dan Lampiran I dan jalan arteri primer jalan tol sebagaimana
Pasal 61 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
Tahun 2006 tentang Jalan, perlu menetapkan sistem jaringan
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri dan jalan
kolektor-1 dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan KEDUA : Ketetapan sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu
Perumahan Rakyat tentang Penetapan Ruas Jalan dalam akan ditinjau secara berkala setiap 5 (lima) tahun sesuai
Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan dengan tingkat perkembangan wilayah yang telah dicapai.
Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1);
KETIGA : Berdasarkan Diktum Kesatu, Gubernur menetapkan fungsi
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 ruas jalan sebagai Jalan Kolektor Primer-2 (JKP-2), Jalan
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Kolektor Primer-3 (JKP-3), Jalan Kolektor Primer-4 (JKP-4),
Indonesia Nomor 4655); Jalan Lokal Primer (JLP), Jalan Lingkungan Primer (JLing-P),
2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Jalan Arteri Sekunder (JAS), Jalan Kolektor Sekunder (JKS),
Organisasi Kementerian Negara; Jalan Lokal Sekunder (JLS), dan Jalan Lingkungan Sekunder
(JLing-S) berdasarkan usulan Bupati/ Walikota.
3. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; KEEMPAT : Terhadap ruas jalan yang mengalami perubahan fungsi jalan
4. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang akan dilakukan proses serah terima aset jalan dari
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri penyelenggara jalan sebelumnya kepada penyelenggara jalan
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; yang baru dengan dilengkapi Dokumen Administrasi, Berita
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Acara Serah Terima Aset, sertifikat tanah atau dokumen
08/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan kepemilikan tanah, dan dokumen lainnya.
Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum; KELIMA : Dengan ditetapkannya keputusan ini, Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 tentang
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
Penetapan Ruas-ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer
03/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi
Jalan dan Status Jalan; menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 1
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Data dan Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
PANJANG
NOMOR
NO. N A M A R U A S RUAS
RUAS
( KM )
94 043 1 BTS. BIREUEN/BENER MERIAH - BTS. BENER MERIAH/ACEH TENGAH 56,92
95 043 2 BTS. BENER MERIAH/ACEH TENGAH - KOTA TAKENGON 5,30
96 043 12 K JLN. LEBEKADIR (TAKENGON) 4,50
97 043 13 K JLN. MALEM DEWA (TAKENGON) 0,20
98 043 14 K JLN. SYAH UTAMA (TAKENGON) 0,95
99 044 GENTING GERBANG - CELALA - BTS. ACEH TENGAH/NAGAN RAYA 20,80
100 045 BTS. ACEH TENGAH/NAGAN RAYA - LHOK SEUMOT - JEURAM 88,11
101 046 JEURAM - SP. PEUT 13,45
102 047 JLN. KUALA LANGSA (LANGSA) (BTS. KOTA LANGSA - KUALA LANGSA) 7,03
103 048 BALOHAN - PUSAT KOTA SABANG *) 8,20
104 048 11 K JLN. TEUKU UMAR (SABANG) *) 0,27
105 048 12 K JLN. DIPONEGORO (SABANG) *) 0,72
106 048 13 K JLN. PROF. A. MAJID IBRAHIM (SABANG) *) 0,72
107 048 14 K JLN. PERDAGANGAN (SABANG) *) 0,93
108 048 15 K JLN. YOS SUDARSO (SABANG) *) 1,96
109 049 11 K JLN. ISKANDAR MUDA (BANDA ACEH) 3,73
110 050 SIMPANG RIMA - BTS. KOTA BANDA ACEH/ACEH BESAR 2,43
111 050 11 K BTS. KOTA BANDA ACEH/ACEH BESAR - JLN. PROF. DR. IBRAHIM HASAN 2,00
(BANDA ACEH)
112 050 12 K JLN. RESIDEN IBNU SYA'DAN (JLN. PELABUHAN ULEE LHEUE) (BANDA ACEH) 1,47
113 051 PUSAT KOTA SABANG - COT DAMAR *) 7,29
114 052 COT DAMAR - KM 0 (P. WEH/SABANG) *) 20,03
115 053 COT DAMAR - BALOHAN *) 11,43
116 054 SINABANG - LASIKIN - INOR - NASREUHE *) 65,18
117 055 BEUREUNUEN - KEUMALA 20,75
SUB TOTAL 3 344,37
M. BASUKI HADIMULJONO
KETERANGAN :
*) JALAN STRATEGIS NASIONAL
Tembusan disampaikan kepada Yth:
1. Menteri Perhubungan;
2. Menteri Dalam Negeri;
3. Menteri Keuangan;
4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional;
6. Para Gubernur Provinsi seluruh Indonesia;
7. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
8. Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
9. Para Kepala Bappeda Provinsi seluruh Indonesia;
10. Para Kepala Dinas PU/ Bina Marga Provinsi seluruh Indonesia;
11. Para Kepala Dinas Perhubungan Provinsi seluruh Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 April 2015
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT,
M. BASUKI HADIMULJONO
B. DAFTAR RUAS JALAN
PANJANG PANJANG
NOMOR NOMOR
NO. N A M A R U A S RUAS NO. N A M A R U A S RUAS
RUAS RUAS
( KM ) ( KM )
1 001 KRUENG RAYA - BTS. KOTA BANDA ACEH 27,30 47 019 2 SP. UNING - KOTA TAKENGON 1,80
2 001 11 K JLN. LAKSAMANA MALAYAHATI (KRUENG RAYA) (BANDA ACEH) 0,82 48 019 21 K JLN. YOS SUDARSO (TAKENGON) 2,37
3 001 12 K JLN. T. NYA ARIF (BANDA ACEH) 2,19 49 020 SP. UNING (BTS. KOTA TAKENGON) - UWAQ (KM 379) 68,07
4 001 13 K JLN. TGK. HM. DAUD BEURE'EH (BANDA ACEH) 2,77 50 021 UWAQ (KM 379) - BTS. ACEH TENGAH/GAYO LUES 20,55
5 002 LAMBARO - BATAS PIDIE 71,49 51 022 BTS. ACEH TENGAH/GAYO LUES - BLANGKEJEREN 59,68
6 002 11 K JLN. TGK. CHIK DITIRO (BANDA ACEH) 1,11 52 023 BLANGKEJEREN - BTS. GAYO LUES/ACEH TENGGARA 63,95
7 002 12 K BTS. KOTA BANDA ACEH - LAMBARO 5,09 53 024 BTS. GAYO LUES/ACEH TENGGARA - KOTA KUTACANE 39,11
8 002 13 K JLN. TEUKU IMUM LUENG BATA (BANDA ACEH) 2,57 54 024 11 K JLN. AHMAD YANI (KUTACANE) 1,41
9 002 14 K JLN. MR. MOH. HASAN (BANDA ACEH) 4,04 55 025 KOTA KUTACANE - BTS. PROV. SUMUT 28,41
10 003 BATAS PIDIE/ACEH BESAR - BTS. KOTA SIGLI 29,34 56 025 11 K JLN. ISKANDARMUDA (KUTACANE) 3,19
11 003 11 K JLN. TGK. CHIK DITIRO (SIGLI) 2,13 57 026 BTS. KOTA BANDA ACEH - BTS ACEH JAYA 57,80
12 004 BTS. KOTA SIGLI - BEUREUNUEN 10,11 58 026 11 K JLN. SULTAN ALAIDIN MAHMUDSYAH (BANDA ACEH) 0,99
13 004 11 K JLN. A. MAJID IBRAHIM (SIGLI) 2,72 59 026 12 K JLN. TEUKU UMAR (BANDA ACEH) 2,05
14 005 1 BEUREUNUEN - BTS. PIDIE JAYA/PIDIE 10,00 60 026 13 K JLN. CUT NYAK DHIEN (BANDA ACEH) 1,18
15 005 2 BTS. PIDIE JAYA/PIDIE - MEUREUDU 23,64 61 026 14 K JLN. ELAK 1 (SOEKARNO - HATTA) (BANDA ACEH) 1,44
16 005 3 MEUREUDU - BTS. PIDIE JAYA/BIREUEN 14,14 62 026 15 K JLN. ELAK 2 (SOEKARNO - HATTA) (BANDA ACEH) 6,20
17 006 BTS. PIDIE JAYA/BIREUEN- KOTA BIREUEN 45,17 63 027 BTS. ACEH BESAR - CALANG 91,30
18 007 1 KOTA BIREUEN - BTS. BIREUEN/ACEH UTARA 26,19 64 028 CALANG - BTS. ACEH JAYA/ACEH BARAT 43,12
19 007 2 BTS. BIREUEN/ACEH UTARA - BTS. KOTA LHOKSEUMAWE/BTS. ACEH UTARA 16,32 65 029 BTS. ACEH JAYA/ACEH BARAT - KOTA MEULABOH 42,10
20 007 21 K BTS. ACEH UTARA/LHOKSEUMAWE - SP. CUNDA (JLN. RAYA BANDA ACEH) 13,18 66 029 11 K JLN. ISKANDAR MUDA (MEULABOH) 0,91
(LHOK SEUMAWE) 67 029 12 K JLN. NASIONAL (MEULABOH) 1,07
21 008 1 KRUENG MANE - BTS. ACEH UTARA/KOTA LHOKSEUMAWE 23,14 68 029 13 K JLN. GAJAH MADA (MEULABOH) 0,73
22 008 2 BTS. ACEH UTARA/KOTA LHOKSEUMAWE - BUKET RATA 9,44 69 029 14 K JLN. MANEK ROE (MEULABOH) 1,56
23 009 1 SP. CUNDA - BUKET RATA 5,85 70 029 15 K JLN. SINGGAH MATA (AKSES TERMINAL) (MEULABOH) 0,75
24 009 2 BUKET RATA - BTS. KOTA LHOKSEUMAWE/ACEH UTARA 3,42 71 030 1 BTS. KOTA MEULABOH - BTS. ACEH BARAT/NAGAN RAYA 8,17
25 009 3 BTS. KOTA LHOKSEUMAWE/ACEH UTARA - LHOKSUKON 22,53 72 030 11 K JLN. ARAH KE TAPAKTUAN (MEULABOH) 0,99
26 009 4 LHOKSUKON - BTS. ACEH UTARA/ACEH TIMUR (PANTON LABU) 22,01 73 030 2 BTS. ACEH BARAT/NAGAN RAYA - KUALA TUHA 8,10
27 010 1 BTS. ACEH UTARA/ACEH TIMUR (PANTON LABU) - IDE RAYEUK 46,40 74 031 KUALA TUHA - SIMPANG PEUT 9,19
28 010 2 IDE RAYEUK - PEUREULAK 19,08 75 032 SIMPANG PEUT - BTS. NAGAN RAYA/ABDYA 61,07
29 011 1 PEUREULAK - BTS. KOTA LANGSA/ACEH TIMUR 41,52 76 033 BTS. NAGAN RAYA/ABDYA - BLANG PIDIE 41,29
30 011 2 BTS. KOTA LANGSA/ACEH TIMUR - KOTA LANGSA 1,63 77 034 1 BLANG PIDIE - BTS. ABDYA/ACEH SELATAN 22,99
31 011 21 K JLN. A. MAJID IBRAHIM (LANGSA) 4,63 78 034 2 BTS. ABDYA/ACEH SELATAN - TAPAKTUAN 43,13
32 011 22 K JLN. AHMAD YANI (LANGSA) 5,16 79 034 21 K JLN. TB. MAHMUD (TAPAKTUAN) 9,23
33 012 1 KOTA LANGSA - BTS. KOTA LANGSA/ACEH TAMIANG 8,90 80 035 TAPAKTUAN - BAKONGAN 59,18
34 012 11 K JLN. AGUS SALIM (LANGSA) 1,40 81 035 11 K JLN. JEND. SUDIRMAN (TAPAKTUAN) 0,92
35 012 2 BTS. KOTA LANGSA/ACEH TAMIANG - KOTA KUALA SIMPANG 21,01 82 035 12 K JLN. RAYA ANGKASA (TAPAKTUAN) 1,42
36 012 21 K JLN. IR. JUANDA (KUALA SIMPANG) 1,64 83 036 1 BAKONGAN (KM 510) - BTS. ACEH SELATAN/SUBULUSSALAM 53,70
37 012 22 K JLN. CUT NYAK DIEN (KUALA SIMPANG) 0,60 84 036 2 BTS. ACEH SELATAN/SUBULUSSALAM - KRUENG LUAS (KM 560) 4,99
38 012 23 K JLN. ISKANDAR MUDA (KUALA SIMPANG) 0,63 85 037 1 KRUENG LUAS (KM 560) - KOTA SUBULUSSALAM 31,31
39 012 24 K JLN. MAYJEN SUTOYO (KUALA SIMPANG) 0,65 86 037 11 K JLN. TEUKU UMAR (SUBULUSSALAM) 2,68
40 012 25 K JLN. ADE IRMA SURYANI (KUALA SIMPANG) 0,28 87 037 2 KOTA SUBULUSSALAM - BATAS PROV. SUMUT 15,70
41 012 3 KOTA KUALA SIMPANG - BTS. PROV. SUMUT 17,60 88 038 1 PENANGGALAN - BTS. SUBULUSSALAM/ACEH SINGKIL 8,62
42 013 SEULIMUEM - JANTHO 9,59 89 038 2 BTS. SUBULUSSALAM/ACEH SINGKIL - LIPAT KAJANG 23,01
43 013 11 K JLN. A. MAJID IBRAHIM (JANTHO) 4,58 90 039 LIPAT KAJANG - BTS. PROV. SUMUT 45,48
44 015 KEUMALA - GEUMPANG 69,12 91 040 11 K LAMBARO - BLANG BINTANG 7,93
45 018 PAMEUE - GENTING GERBANG 53,70 92 041 SP. KRUENG GEUKEUEH - PEL. KRUENG GEUKEUEH (PEL. LHOKSEUMAWE) 1,68
46 019 1 GENTING GERBANG - SP. UNING 18,85 93 042 KOTA BIREUEN - BTS. BIREUEN/BENER MERIAH 33,50
SUB TOTAL 1 723,68 SUB TOTAL 2 1.034,02
PENYUSUNAN DELH PROVINSI ACEH
LAMPIRAN IV
DATA PENYUSUN
2018 Core Team Perencanaan dan Satuan Kerja PT Rosari Ketua Tim
Pengawasan Teknis Jalan dan Perencanaan Konsultan
Jembatan di Provinsi Maluku dan
Pengawasan
Jalan Nasional
Prov Maluku
Dirjen Bina
Marga
Kementerian
PUPR
Studi KA ANDAL, ANDAL, RKL, PT Griya Jaya Ahli Sipil
RPL Pembangunan Perumahan Bersama
Green New Residence,
Kecamatan Babelan , Kabupaten
Bekasi
3
Nomor / Number: UN6.0026625/Q20.000797
IJAZAH
CERTIFICATE
diberikan kepada / presented to
250120140001
lahir di / born in Bandung, Indonesia , 07/03/1963
Sekolah Pascasarjana
School ofPostgraduate
@@@@'@ @'@@@@
.:'@@: , "@.@@@@;
@@@@@ .:@@.
@@@@@':.@' .-@@.
:.@@@"@"" -@@@ "@'.-
" .'@@'
. -.@-G ;]>@/-vivili 'T^"Qor*c"o"
@ ^vKQlq^.^^V- ci-t-i"o[."r
V^p^y/Wf tt'1^--'-
i>'':'@@':
- @'@'@'@@'@@'@'."@
'@' @@"
@'':':-.:.
@ '@. '.@''@'
.-@@ " :. @@'@'
" :@ : :::.:
@'@'@'@ @'@@@v' @@ '@@":
.:-.' @@''@.@ :-'.: @@::;-:
@;'. - ."'@ @:. @ ^^H>?^ ^^YV^^iS
pPR'jSL, S^f
@ "."" @"@@' .'@."'@ '@ "'@@ @'@@'@."@ '. @'". : '. @ ' '. '@^f'fT/Ti'rif-'f tfc'fify'^f&Flflf' TTij&"$'@*'@'@' @@@ @ @ -@@' @.''@'@'.@@":.@'@@ @@'/@' '" @'''@'@-@'. @@"@"."'.'. .';-. .. -.' v^.@.i -.'.,'@>.'.' @ Hli{Lr '^ 1\ isftP%f
l
ria
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :
o T
Nama : DIDIN SUKMA RACHMAT ZAENUDIN, ST
5
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
m
Indonesia, sebagai :
an e!
Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli
c
AHLI TEKNIK JALAN - MADYA
ce.
w. ea
t
Nomor Registrasi
1.2.202.2.088.04.1117316
ww r
Sertifikat ini diterbitkan pada tanggal 18 Maret 2019 dan berlaku sampai dengan tanggal 17 Maret 2022.
nu
FC
Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 25 September 2019
Provinsi Riau
Badan Pelaksana
Manajer Eksekutif
o T
Nama : DIDIN SUKMA RACHMAT ZAENUDIN, ST
5
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
m
Indonesia, sebagai :
an e!
Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli
c
AHLI TEKNIK LINGKUNGAN - MADYA
ce.
w. ea
t
Nomor Registrasi
1.5.501.2.076.10.1117316
ww r
Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkan.
nu
FC
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 22 Februari 2019
Manajer Eksekutif
M. Taufik, BE
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
l
AHLI TEKNIK LINGKUNGAN - MADYA
ria
Saya berjanji:
o T
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
5
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
m
Saya:
an e!
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
c
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
ce.
t
tersebut di atas.
w. ea
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
nu
FC
Anggota Asosiasi Profesi IAKI
No: B/06316/T-IAKI/2019
PD
H. IWAN RIDWAN, ST
KETUA UMUM
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
8. Pengalaman Kerja :
1
TAHUN NAMA PEKERJAAN PEMRAKARSA PERUSAHAAN JABATAN
Juni- Des Penyusunan Kajian Lingkungan Dinas PT Munasa Ahli
2018 Hidup Strategis (KLHS) Lingkungan Kreasi Lingkungan
Perubahan RTRW Kabupaten Hidup Nusantara
Sukabumi Kabupaten
Sukabumi
Studi KA ANDAL, ANDAL, RKL, Dinas PT Sarana Team
RPL Pembangunan Rumah Sakit Kesehatan Perencana Leader
Umum Kelas C Kawali Kabupaten Jaya
Ciamis
2
TAHUN NAMA PEKERJAAN PEMRAKARSA PERUSAHAAN JABATAN
Sebayar , Kabupaten Natuna Hidup Kab. Jaya
Natuna
Januari – Studi KA ANDAL, ANDAL, RKL, BWS Brantas PT Intimulya Team
Mei RPL PENGENDALI BANJIR Multikencana Leader
2017 SISTEM KALI SADAR DI
KABUPATEN DAN KOTA
MOJOKERTO
Juni- Des Studi KA ANDAL, ANDAL, RKL, Dinas PT Intimulya Ahli
2016 RPL Pembangunan Jalan Binamarga Prov Multikencana Lingkungan
Leuwak – Sibigo, Kabupaten Aceh
Simeuleu, Provinsi Aceh
Studi UKL UPL Penataan Kementerian PT Arenco Team
Kampung Nelayan Karangsong, PUPR Binatama Leader
Kabupaten Indramayu
Studi UKL UPL Penghilangan Balai PT Massuka Team
Perlintasan Sebidang/ Perkeretaapian Pratama Leader
Pembangunan Perlintasan Tidak Wilayah Jawa
Sebidang antara Cikampek- Bagian Barat
Cirebon di Kabupaten Subang
dan Indramayu
Studi Adendum ANDAL, RKL PTCitra Buana PT Widya Cipta Team
RPL Pascal Hyper Square, Prasida Buana Leader
Bandung
3
TAHUN NAMA PEKERJAAN PEMRAKARSA PERUSAHAAN JABATAN
11 Semanan, Kota Tangerang, Leader
Provinsi Banten
DPLH Puskesmas 7 unit di Kota Dinas PT Citra Team
Balikpapan ( Puskesmas Kesehatan Kota Mandiri Leader
Kariangau, Mekarsari, Klandasan Balikpapan
Ilir, Manggar Baru, Sepinggan
Baru, Baru Ulu , Karang Joang).
Penyusunan Kajian Lingkungan Bappeda Kota Konsultan PT Team
Hidup Strategis (KLHS) Kota Bandung MCE Leader
Bandung dalam Rangka Revisi
RTRW
Environmental and Social Impact Millennium PT Anekatek Environ-
Assessment, Off-Grid Challenge Consultants mental
Community-Owned Renewable Account Indonesia Expert
Energy Projects: Solar PV (Anekatek),
Distributed Generation System in and Castlerock
East Sumba Consulting Pte
Ltd
Penyusunan Review Studi Land BBWS Cimanuk PT Hegar Environ-
Acquisition Resetllement Action Cisanggarung Daya mental
Plan (LARAP) Waduk Cipanas, Expert
Kabupaten Sumedang dan
Indramayu, Provinsi Jawa Barat
Penyusunan Studi DELH Jalan Kementerian Satuan Kerja Environ-
Nasional Pulau Sumba, Provinsi PU dan Peru- Pelaksanaan mental
NTT mahan Rakyat, Jalan Nasional Expert
Direktorat Jen- Wilayah II
dral Bina Mar- Provinsi Nusa
ga, Balai Pelak- Tenggara
sanaan Jalan Timur
Nasional VIII
4
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :
Nomor Registrasi
1.5.501.2.088.01.1109690
Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkan.
Manajer Eksekutif
Nazaruddin Ibrahim, SE
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
Saya berjanji:
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
Saya:
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
No:
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :
Nomor Registrasi
1.6.603.2.088.01.1109690
Sertifikat ini diterbitkan pada tanggal 10 Januari 2019 dan berlaku sampai dengan tanggal 9 Januari 2022.
Manajer Eksekutif
Nazaruddin Ibrahim, SE
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
Saya berjanji:
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
Saya:
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
No:
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :
Nomor Registrasi
1.5.503.2.088.01.1109690
Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkan.
Manajer Eksekutif
Nazaruddin Ibrahim, SE
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
Saya berjanji:
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
Saya:
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
No:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
Provinsi Maluku
Studi KA ANDAL, ANDAL, RKL, RPL Pembangunan Jalan
Longge Atas-Uwemea, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah
Studi KA ANDAL, ANDAL, RKL, RPL Pembangunan Jalan
STA 11 Semanan, Kota Tangerang, Provinsi Banten
DPLH Puskesmas 7 unit di Kota Balikpapan ( Puskesmas
Kariangau, Mekarsari, Klandasan Ilir, Manggar Baru,
Sepinggan Baru, Baru Ulu , Karang Joang).
Tahun 2014 Team Penyusun
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL)
Pembangunan Pipa Gas EIGP – Grati PT. Pertamina Gas di
Porong Grati Jawa Timur
Penyusunan Dokumen Enviromental Monitoring Banyu Urip
Project Periode Desember 2014 di Cepu Bojonegoro Jawa
Timur
Penyusunan Dokumen Laporan Monitoring RKL & RPL PT.
Indonesia International Expo di BSD City Serpong Tangerang
Penyusunan Dokumen Laporan Monitoring Pemantauan
Lingkungan Rekap Studi AMDAL Kawasan Timur PT. Bumi
Serpong Damai Tbk. di Bumi Serpong Damai Tangerang
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Apartemen Permata
Buana di Taman Permata Buana Kembangan Jakarta Barat
Penyusunan Dokumen Konsultasi Kegiatan Proper Tahun
2014 Area JBT (PT. Pertamina Gas) milik PT. Pertamina Gas
berlokasi di Gedung Oil Centre Jl. M.H. Thamrin Kav. 55
Jakarta 10350
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL PT. Synthetic Rubber
Indonesia Jl. Raya Anyer Km. 123 Ciwandan Cilegon Provinsi
Banten
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Yayasan
British International School Bintaro Tangerang Selatan
Provinsi Banten, sebagai Team Penyusun
Penyusunan Studi Adendum ANDAL, RKL, RPL Project Big
Box PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang Selatan
Provinsi Banten
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pembangunan
Pelabuhan Ujung Jabung di Desa Sungai Itik Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pemgembangan
Telkom University di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pembangunan Villa
Batu Layar di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar
Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pembangunan RSPI
Bintaro di Kelurahan Parigi Kecamatan Tigaraksa Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten
2
Penyusunan Studi UKL, UPL Pembangunan SUTT 150 kV
Cigereleng Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Provinsi Jawa Barat
Penyusunan Studi UKL, UPL Pembangunan SUTT 150 kV
Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Peningkatan Kapasitas
Pabrik Ethylene, Polyethylene dan Polyprophylene PT.
Chandra Asri Petrochemical Tbk. di Kelurahan Gunung Sugih
Kota Cilegon Provinsi Banten
3
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pengembangan
Kawasan Industri JABABEKA Tahap VI Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat.
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pengembangan
Kawasan Industri JABABEKA Tahap V Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat.
Penyusunan Studi ANDAL, RKL, RPL Pembangunan SUTT
150 KV Curup – Pulau Baai dan Gardu Induk Pulau Baai
Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kepahiang
Propinsi Bengkulu.
4
~.) ~'
/
!
'11111111111111111
BADAN NA~IONAL J
SERTIFIKASI PROFESI
INDONESIAN PROFESSIONAL
CERTIFICATION AUTHORITY
x
SE,RTIFIKAT KOMPETENSI
CERTIFICATE OF COMPETENCE
71201 2133 4 0000181, 2016
,
/
Asesmen/Iilji Kompetensi
Workplace AsseSsment
l ,_ (
Denqan' Kualifikasi/KOinpetensi:
With QualificationjCQmpe,tency:
l ;
'-
/
Anggota Tim -Penyusun AMOAL (-
Member of E/fvironmenta!Impact Assessment Composer
Ketua
Chairman
\
, I
I
" Z
'f· If
Daftar1Jnit Kompetensi
Ust of Unit{s) of Competency
(
\.-
~
,
for Environment of Indonesia
Cc;;;.I..( __ ~ ,, --1. -
Dra. Dwi Arini Widiastuty Dr. (cd) Joko Christanto, M.Sc
Tanda tangan pemilik Manajer Sertifikasi
Certificate Holder Signature Certification Manager
BIODATA
A. IDENTITAS
B. PENDIDIKAN
D. PENGALAMAN
1. Tahun 2014 : Ahli Kesehatan Masyarakat pada Penyusun Studi AMDAL PLTU
Nagan Raya 3 dan 4 (2 x 220 MW)
2. Tahun 2014 : Ahli Kesehatan Masyarakat pada Studi AMDAL Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan dan Jalan Tol Provinsi Aceh
3. Tahun 2014 : Ahli Kesehatan Masyarakat pada Penyusun AMDAL Pembangunan
Landscape dan Infrastruktur Mesjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh
4. Tahun 2015 : Ahli Kesehatan Masyarakat pada Pekerjaan AMDAL Pengendalian
Banjir Kr. Singkil Kabupaten Aceh Singkil
5. Tahun 2015 : Ahli Kesehatan Masyarakat pada Pekerjaan Studi AMDAL Daerah
Irigasi Lawe Alas di kabupaten Aceh Tenggara (Lanjutan)
Demikian Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar secara sengaja
atau sepatutnya diduga maka saya siap untuk bertangung jawab sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
(Hendrayani, S.K.M.)
Ahli Kesehatan Masyarakat
BIODATA
Nama : Ir. Susilawati, M.Si
Tanggal. Lahir : 25 Nopember 1962
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting Km.8.2. Gang Gembira
No.7, Kelurahan Kwala Bekala – Medan
Johor, Medan , Sumatera Utara
Telepon/Handphone : 061 – 8368283 & 081323495110
Alamat e-mail : suzikoe@yahoo.com
Pendidikan : S1- Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara, Medan 1988
S2 - Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan,
Universitas Sumatera Utara, Medan 2015
Keahlian /Sertifikasi Sertifikat Kompetensi “Ketua Tim Penyusun AMDAL
(KTPA)”, LSP LHI, 2016
Sertifikat Kompetensi “AUDITOR”, INTAKINDO, 2016
Sertifikat Keahlian “Ahli Teknik Lingkungan – Madya,
LPJK Provinsi Aceh, 2018.
TAHUN KETERANGAN
Tahun 1. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Kegiatan Penambangan Pasir Laut Seluas 967,1 Ha
2015 Kapasitas 9.000.000 M³ Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Dan
Pengangkutan Hasil Eksploitasi Ke Belawan Internasional Container (BICT) Di Pelabuhan
Belawan Dan PLTU PT. Mabar Electrindo Belawan Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. Anugrah Mestika Perdana
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
2. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau kegiatan Pembangunan
Kawasan Industri Deli Serdang yang berlokasi di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
Pemberi Tugas : PT. Kawasan Industri Deli Serdang
Konsultan : CV. Global Inter System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
3. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Kegiatan Specialty Plant, Oleochemical Plant,
Bleaching Eart Plant, Solvent Extraction Plant, Tangki Timbun dan Gudang Serta Fasilitas
Pendukung Lainnya PT. Musim Mas yang Berlokasi di Kelurahan Titi Papan, Kecamatan
Medan Deli, Dan Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan.
Pemberi Tugas : PT. Musim Mas
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
4. Tim Penyusunan Dokumen UKL UPL rencana Kegiatan Eksplorasi Emas dan Mineral
Pengikutnya di Dalam Kontrak Karya (Penciutan III) PT Agincourt Resources seluas 19.250
Ha Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. Agincourt Resources
Konsultan : PT. Alam Hijau Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
5. Tim Penyusunan DPLH PKS Merbau Jaya PT. Merbau Jaya Indah Raya yang berlokasi di
Desa Pulo Jantan, Kecamatan NA IX X , Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Pemberi Tugas : PT. Merbau Jaya Indah Raya
Konsultan : CV. Multi system
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
6. Tim Penyusunan Dokumen UKL UPL Tanaman Budi Daya Karet PT. Labuhan Batu Indah
yang berlokasi di Desa Hatapang dan Batu Tunggal, Kec. NA IX X, dan di Simangambat
Desa Poldung Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Pemberi Tugas : PT. Labuhan Batu Indah
Konsultan : CV. Hayati Environmen Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
7. Tim Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit KSU
Aek Natio Group, yang berlokasi di Desa Paran Julu, Padang Garugur Julu, dan Desa Paran
Tonga Kecamatan Padang Lawas.
Pemberi Tugas : KSU Aek Natio Group
Konsultan : CV. Hayati Environmen Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
8. Tim Penyusunan Dokumen UKL UPL Klinik Spesialis Bunda yang berlokasi di Jl.
Sisingamangaraja No. 17 Medan.
Pemberi Tugas : Klinik Spesialis Bunda
Konsultan : CV. Hayati Environmen Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
9. Tim penyusunan Dokumen UKL UPL Klinik Rawat Inap Ela Azmi yang berlokasi di Jl.
Jala IX, Gg. Mushola, No. 2, Kel. Paya Pasir, Kec. Medan Marelan.
Pemberi Tugas : Klinik Rawat Inap Ela Azmi
Konsultan : CV. Hayati Environmen Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
10. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau kegiatan Pembangunan Jalan
Lingkar Luar Selatan Kota Medan Sepanjang 23,525 Km melintasi 5 Kecamatan (Pancur
Batu, Namorambe, Deli Tua, Patumbak dan Tanjung Morawa.
Pemberi Tugas : Kementeriaan Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina
Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan I di Kab. Deli Serdang
Prov. Sumut
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
11. Tim Penyusunan Dokumen Adendum ANDAL, RKL – RPL PT. Sarulla Operation Ltd yang
bergkegiatan Penambahan 3 Sumur Reinjeksi di Well Pads Sill 3 Pengembangan Lapangan
Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla yang berlokasi di Kecamatan Pahae Jae dan
Pahae Hulu, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. Sarulla Operations Ltd
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
12. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau kegiatan Industri Refenery
dan Fraksinasi, Karnel, Crushing Plant, Biodiesel, Solvent Extraction Plant, Tangki Timbun,
Gudang dan Fasilitas Pendukung Lainnya yang berlokasi di Desa Bagendang, Kecamatan
Mantaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provionsi Kalimantan Tengah.
Pemberi Tugas : PT. Sukajadi Sawit Mekar
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
13. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/atau kegiatan Pembangunan
Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) yang berlokasi di Jalan
Penerbangan No. 85 Km 8,5 Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota
Medan Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP)
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
14. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau kegiatan Penambangan Pasir
Laut Seluas 877,2 Ha dengan Produksi 8.000.000 m3 yang berlokasi di Perairan Utara
Kecamatan Pantai Labu dan Pengangkutan Hasil Produksi ke Belawan International
Container Terminal (BICT) di Pelabuhan Belawan Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. Pandu Paramitra
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
15. Tim penyusunan Dokumen UKL UPL Kegiatan Refinery dan Fraksinasi, Biodiesel Tangki
Timbun, Gudang dan Fasilitas Pendukung Lainnya yang berlokasi di Jl. Sulawesi II dan Jl.
Road III Gabion, Pelabuhan Indonesia I Belawan, Kecamatan Medan Belawan, Kota
Medan, Provinsia Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. Musim Mas Belawan
Konsultan : CV. Hayati Environmen Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
Tahun 16. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Penambangan Pasir
2016 laut di Perairan Utara, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera
Utara.
Pemberi Tugas : PT. Tektonindo Henida Jaya
Konsultan : PT. Alam Hijau Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
17. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Pengembangan
Industri Aluminium dan Fasilitas Pendukung lainnya.
Pemberi Tugas : PT. INALUM (PERSERO)
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
18. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 350 MW di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan
Sei Suka, Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. INALUM (PERSERO)
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
19. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Litbang dan
Politeknik Pengembangan Teknologi Aluminium, Perumahan dan Fasilitas Pendukung
Industri Hilir Aluminium di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara
Provinsi Sumatera Utara
Pemberi Tugas : PT. INALUM (PERSERO)
Konsultan : CV. Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
20. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan PT Intibenua
Perkasatama kegiatan Industri Refinery & Fraksinasi, Kernel Crushing Plant, Oleochemicals
& Biodiesel, Specialty Fats, Solvent Extraction Plant, Tangki Timbun, Gudang serta
Fasilitas Pendukung Lainnya yang dilengkapi dengan Terminal Khusus dan Kegiatan
Pengerukan Perairan di Wilayah Terminal Khusus yang berlokasi di Kelurahan Lubuk
Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai, Propinsi Riau
Pemberi Tugas : PT. Intibenua Perkasatama
Konsultan : CV. Muti System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
21. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL PT Pulau Sambu Kuala Enok yang berlokasi di Desa
Tanah Merah, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir.
Pemberi Tugas : PT Pulau Sambu Kuala Enok
Konsultan : CV. Muti System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
Tahun 22. Tim Penyusunan Dokumen AMDAL Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Penambangan Pasir
2017 laut di Perairan Utara, Kec. Medang Deras, Kab. Batubara, Prov. Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT. Tektonindo Henida Jaya
Konsultan : PT. Alam Hijau Konsultan
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
23. Dokumen Addendum ANDAL RKL RPL Rencana Peningkatan (Sektor Pembangkitan
Belawan) dari kapasitas 1197,8 MW menjadi 1677,8 MW melalui Marine Vessel Power
Plant (MVPP) Tenaga Diesel Kapasitas 480 MW di Kelurahan Pulau Sicanang, Kecamatan
Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara
Pemberi Tugas : PT. PLN (Persero)
Konsultan : PT. Jasa Lingkungan Indonesia
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
24. Dokumen Andal RKL-RPL Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Gunungsitoli Kabupaten Nias Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 15 Kota Gunungsitoli oleh
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli
Konsultan : PT. Jasa Lingkungan Indonesia
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
25. DELH Pusat Perbelanjaan (Thamrin Plaza) oleh PT Supra Uniland Utama di Jalan MH
Thamrin No. 75-R, Kota Medan,
Pemberi Tugas : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli
Konsultan : PT. Jasa Lingkungan Indonesia
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
26. Dokumen DELH Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli Kabupaten Nias Jl. Dr.
Ciptomangunkusumo No. 15 Kota Gunungsitoli oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli
Konsultan : CV Multi System
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
27. Dokumen Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Perkantoran Terintegrasi
Pemerintahan Kota Gunungsitoli oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Pemerintah Kota Gunungsitoli.
Pemberi Tugas : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Pemerintah Kota Gunungsitoli
Konsultan : PT. Jasa Lingkungan Indonesia
Posisi Penugasan : Tim Fisik – Kimia
Tahun 1. Dokumen Kegiatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Aek
2018 Silang 3 Desa Simangaronsang dan Desa Hutaraja, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten
Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara.
Pemberi Tugas : PT Parbue Mas Nauli
Konsultan : PT Jasa Lingkungan Indonesia
2. Dokumen Kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan.
Pemberi Tugas : RSUD Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah
Konsultan : CV Multi System
3. Dokumen Kegiatan Amdal Rencana Pembangunan Jalan sepanjang 10.696 Km dari Desa
Siantar CA ke Desa Hutatombak, Kecamatan sosorgadong Kabupaten Tapanuli Tengah,
Provinsi Sumatera Utara oleh Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pemberi Tugas : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Tapanuli Tengah
Konsultan : PT Jasa Lingkungan Indonesia
4. Dokumen Kegiatan Jalan Nasional Lintas Tengah Ruas Ranjubatu-Padangsidempuan-
Sipirok-Tarutung-Sibolga-Siborongborong-Silangit-Silimbat-Parapat-Tanjungdolok-Tiga
Runggu- Seribu Dolok- Merek-Kabanjahe- Kota Sidikalang-Doloksanggul sepanjang 655,6
km di Provinsi Sumatera Utara oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Medan.
Pemberi Tugas : Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Medan
Konsultan : PT Anugrah Kridapradana-PT Jasa Lingkungan Indonesia
5. Dokumen Kegiatan Jalan Batas Kabupaten Simalungun/batas Kabupaten Batubara-Simpang
Mayang sepanjang 3,65 Km dan Simpang mayang-Sei Mangke Sepanjang 2,5 Km
Kabupaten Sumalungun Provinsi Sumatera Utara oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional
II Medan.
Pemberi Tugas : Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Medan
Konsultan : PT Anugrah Kridapradana-PT Jasa Lingkungan Indonesia
6. Dokumen Kegiatan Jalan Simpang Kuala Tanjung Kabupaten Batubara sepanjang 16.02 Km
oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Medan.
Pemberi Tugas : Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Medan
Konsultan : PT Anugrah Kridapradana-PT Jasa Lingkungan Indonesia
Tahun 1. Tahun 2019 : Dokumen Kegiatan Rumah Sakit Umum Martha Friska oleh RSU Martha
2019 Friska.
Pemberi Tugas : RSU Martha Friska
Konsultan : CV Hayati Enviromen Konsultan –PT Jasa Lingkungan Indonesia
2. Tahun 2019 : Dokumen Kegiatan DELH Le Polonia Hotel dan Convention
Pemberi Tugas : PT Perhotelan Syukur Indah Mulia
Konsultan : PT Jasa Lingkungan Indonesia
(Ir. Susilawati)
BIODATA
A. IDENTITAS
B. PENDIDIKAN
C. SKA PELATIHAN/KURSUS
D. PENGALAMAN
1. Tahun 2014 : Team Leader pada DELH Kebun Sawit dan Karet PT. Agro Sinergi
Nusantara Kebun Batee Puteh di Kec. Woyla Kabupaten Aceh Barat dan Kec. Teunom
Kabupaten Aceh Jaya.
2. Tahun 2014 : Team Leader pada Adendum Dokumen UKL-UPL kegiatan Operasional
Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher oleh PT. Jaya Baru di Gampong Baro
Paya Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
3. Tahun 2014 : Team Leader pada UKL-UPL Peningkatan Pembangunan Jettty Kuala Raja
Kabupaten Bireuen.
4. Tahun 2014 : Team Leader pada UKL-UPL Peningkatan Ruas Jalan Blang Kejeren -
Kuta panjang (STA. 0+000 s/d STA. 4 + 400) Kabupaten Gayo Lues.
5. Tahun 2015 : Team Leader pada pekerjaan Studi AMDAL Daerah Irigasi Lawe Alas di
kabupaten Aceh Tenggara (Lanjutan).
6. Tahun 2015 : Team Leader pada pekerjaan Penyusunan AMDAL Pengendalian Banjir
Kr. Singkil Kabupaten Aceh Singkil.
7. Tahun 2015 : Team Leader pada pekerjaan UKL/UPL Jaringan D.I. Rajui di Kabupaten
Pidie.
8. Tahun 2015 : Team Leader pada pekerjaan Penyusunan Analisis Lingkungan (DELH)
Di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh.
1
9. Tahun 2016 : Team Leader pada pekerjaan Penyusunan UKL/UPL Lokasi Geumpang II
SP.1 Kabupaten Pidie.
10. Tahun 2016 : Team Leader pada pekerjaan AMDAL Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Tampur I.
11. Tahun 2017 : Team Leader pada pekerjaan Penyusunan UKL/UPL Lokasi Drien Sibak
Kabupaten Aceh Barat.
12. Tahun 2017 : Team Leader pada pekerjaan UKL-UPL Pembangunan Prasarana
Pengaman Pantai Kota Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat.
13. Tahun 2018 : Team Leader pada pekerjaan AMDAL Rencana Pembangunan Nurul
Arafah Islamic Center Kota Banda Aceh
14. Tahun 2019 : Team Leader pada pekerjaan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
(DELH) Pengoperasian Hotel Renggali di Kampung One One Kecamatan Lut Tawar
Kabupaten Aceh Tengah
Demikian Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar secara sengaja
atau sepatutnya diduga maka saya siap untuk bertangung jawab sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
2
Rustandi
IDENTITAS DIRI :
Nama : Rustandi, ST
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung 21 – 03 - 1981
Alamat : Jl. Ciwastra No.11 RW/11 RT/02 Margacinta Bandung
Telepon : (022) 753 1594
HP. 0813 9500 2939
Email : www.rustan99@gmail.com
Pendidikan : Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (UNWIM), 2005
Penguasaan Bahasa : Inggris : Cukup Baik
Indonesia : Baik
PELATIHAN/WORK SHOP:
Pelatihan Penyusunan State of Environment (SoE), Kantor ANDAL Kab. Cianjur, 2004
In House Training, Pelatihan AMDAL dan Manajemen Konsultan, RESI 2005
Seminar Nasional mengenai Penataan Ruang Berbasis Geologi, Direktorat Geologi dan Tata
Lingkungan, Departemen Pertambangan dan Energi, 2005
Seminar Sehari Implementasi ISO 14001 : 2004 Dalam Pengelolaan Kualitas Lingkungan,
UNPAS 2006
Focus Group Discution Penyusunan Action Plan Macan Tutul, Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat, 2006
PENGALAMAN KERJA
A. COMMUNITY DEVELOPMENT
2006 : Asisten Tenaga Ahli pada pekerjaan Focus Group Discution Kegiatan
Master Plan Rumah Sakit Kebumen, Jawa Tengah tahun 2006, PT.
Pandu Persada
2017 : Tenaga Ahli pada Studi UKL UPL Penataan Kampung Nelayan
Karangsong, Kabupaten Indramayu, PT Arenco Binatama
2016 : Tenaga Ahli pada Studi Adendum ANDAL, RKL RPL Urban Homes,
LIPPO Karawaci, Enpro Consultant
Tenaga Ahli pada Studi Adendum ANDAL, RKL RPL Pascal Hyper
Square, Bandung, PT Widya Cipta Buana
2015 : Tenaga Ahli pada Studi DELH Jalan Nasional Pulau Ambon , Kei
dan Buru, Provinsi Maluku, PT. Rosari Konsultan
2010 : Tenaga Ahli Penyusunan Revisi ANDAL, RKL dan RPL UPBE
Antam Pongkor, PT 2001 Pangripta
(Rustandi, ST)
Ahli Tata Ruang
Nama : RUSTANDI, ST
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :
Nomor Registrasi
1.5.502.2.088.10.1096829
Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkan.
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 15 Juli 2019
Manajer Eksekutif
M. Taufik, BE
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
Saya berjanji:
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
Saya:
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
RUSTANDI, ST
No: 10.19.0018188
Name : Haerudin
Address : Jln. Aster 13, Komplek perumahan Margaasih Kabupaten Bandung
40215
Date of birth : October' 7 1957
Number of telephone : 081320718235
Formal education
1971 : Passed Preliminary School
1974 : Passed junior high School
1977 : Passed Senior High Shoool
1987 : Passed Bachelor Degree from Biology Depatement Facullty of Mathematics and
Science at Padajadjaran University Bandung.West Java
Informal education
1988 : Analysis Impact Assesment Type A Certificate.
1989 : Analysis Impact Assesment Type B Certificate.
1999 : First Aid Training Certificate.
Work Experience
2000 - Now : Environmentall consultant in Bandung
I have worked on several project in last two years as :
Banda Aceh,
Your Faithfullly
(HAERUDIN)
CURICULUM VITAE
PENDIDIKAN:
1998 S-2, Teknik Geologi, FTM, Institut Teknologi Bandung.
1989 S-1, Teknik Geologi, Program Teknik Geologi/FMIFA,
Universitas Padjadjaran Bandung.
1977 Baccalaureat, Jurusan Geologi, Akademi Geologi
Dan Pertambangan Bandung.
KURSUS:
1978 Geologi Kuarter Endapan Kasiterit Bangka- Belitung, PPTM
1992 Water Polution Control, Leicester Polytechnic Technology - UK
1993 Pengelolaan dan Teknologi Limbah, PSLH - ITB
1995 Sequence Stratigraphy, Fak. Teknologi Mineral, ITB
2012 Pelatihan Penilaian AMDAL, PSLH-ITB
SERTIFIKASI KEAHLIAN:
2016 Ahli Goteknik Madya
No.reg. 1.2.216.2.088.10.1042111
PENGALAMAN KERJA:
2017 Anggota Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan
Bandar Udara Internasional Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2017 Anggota Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan
Pasar Modern Majalaya, Kabupaten Badung, Provinsi Jawa Barat.
2017 Ahli Geologi/Angg. Tim, Pembaruan Peta Sistem Lahan Skala 1 : 250.000 dan
Pemetaan Sistem Lahan Skala 1 : 50.000 di Prov. Kalimantan Timur, PT. GBS
- Badan Informasi Geospasial.
2016 Anggota Tim, Addendum Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pengembangan Pembangunan Kawasan Pascal Hipersquare, Bandung.
2016 Anggota Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan
Pengembangan Bandar Udara Nusawiru, Kabupaten Pangandaran, Provinsi
Jawa Barat.
2016 Kepala Tim, Kajian Hidrogeologi Lingkungan Rencana Pemanfaatan Air Tanah
Untuk Menunjang Kebutuhan Air Bersih Pembangunan Gedung Baru Rumah
Sakit Santosa Kebonjati, Bandung.
2016 Kepala Tim, Kajian Hidrologi pembangunan Apartemen PT. Dago Alam
Sejahtera di Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota
Bandung.
2016 Kepala Tim, Kajian Hidrologi Pembangunan Apartemen dan Hotel PT. Ciputra
Global Megah Karya Di Jl. Setiabudi, Kel. Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota
Bandung.
2016 Ahli Geoteknik/Angg.Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Jalan G. Paroe-G. Kulu dan G. Geurutee, Provinsi Aceh.
2016 Ahli Geoteknik/Angg.Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Jalur KA Segmen Pulang Pisau – Kuala Kapuas – Andir Pasar
Provinsi Kalimantan Tengah.
2016 Ahli Geologi/Angg. Tim, Pembaruan Penyusunan Peta Sistem Lahan Skala 1 :
250.000 dan Pemetaan Sistem Lahan Skala 1 : 50.000 Pulau Kalimantan
Wilayah Terpilih (Prov. Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Prov.
Kalimantan Barat), PT. GBS - Badan Informasi Geospasial.
2016 Ahli Geologi Lingkungan, Studi Kelayakan Tempat Pembuanagn Akhir Sampah
Regional, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
2016 Kepala Tim, Studi Kelayakan Pertambangan Batu Bara PT Bumi Enim Coal,
Desa Matas, Kec.Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Prov. Sumatera
Selatan.
2016 Kepala Tim, Studi Kelayakan Pertambangan Batu Bara PT Bumi Wijaya Mining,
Kec. Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Prov. Sumatera Selatan.
2015 Ahli Geoteknik/Angg.Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pengembangan Pembangunan Jalan Trans Sulawesi Toili – Uemea Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
2015 Ahli Geologi/Angg. Tim, Pembaruan Sistem Lahan Skala 1 : 250.000 dan
Pemetaan Sistem Lahan Skala 1 : 25.000/1 : 50.000 Pulau Sulawesi Wilayah
Terpilih, dan Kajian NSPK Pemetaan Sistem Lahan Skala 1 : 25.000/1 : 50.000,
PT. GBS - Badan Informasi Geospasial.
2015 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Peternakan Sapi Perah PT. Rafles Facific Harvest, Kecamatan
Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
2015 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Perumahan, Ruko dan Komersial Area “Istana Buahbatu”, Desa
Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
2015 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Perumahan “Grand Mantion City” PT. Uway Estate Mandiri, Desa
Ciwareng dan Desa Mulyamekar, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta, Provisi Jawa Barat.
2015 Ahli Geoteknik/Angg.Tim, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Jalan Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) Tahap II,
Ditjen. Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.
2015 Ahli Geologi/Ka. Tim, Kajian Geologi Lingkungan Tapak Rencana Pembangunan
Apartemen PT. Dago Alam Sejahtera, Kelurahan Cigadung, Kecamatan
Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
2015 Ahli Geologi/Ka. Tim, Kajian Geologi Lingkungan Tapak Rencana Pembangunan
Condotel PT. Arga Kencana Properti, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
2015 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Perluasan Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Kecamatan
Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2015 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Abu Batu Bara PT Antam Tbk,
Pomalaa, Kab. Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
2015 Ahli Geologi, Kajian Pemilihan Kelayakan Tapak TPA Regional di Kabupaten
Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon, Provinsi Banten.
2015 Ahli Hidrogeologi/Ka. Tim, Review Studi Potensi dan Konservasi Air Tanah Kota
Tangerang, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Tangerang, Provinsi
Banten.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Tahap II Ruas Sumedang –
Dawuan, Kabupaten Sumedang – Majalengka, Provinsi Jawa Barat.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Peternakan Ayam, Desa Ciawitali, Kecamatan Buah Dua,
Kabupaten Sumedang. Provinsi Jawa Barat.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Penentuan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Regional Di Wilayah Tangerang Raya, Provinsi Banten.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Apartemen Victoria Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi
Banten.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Amdal Pembangunan Balai Diklat Badan SAR
Nasional, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Pembangunan Institut Teknologi Sumatera, Kecamatan Sukarame, Kabupaten
Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Amdal Pembangunan Mall dan Super Blok
Garut , Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
2014 Ahli Geologi & Hidrogeologi, Studi Amdal Rencana Kegiatan Peningkatan
Fasilitas Penyimpanan, Pengumpulan dan Penyiapan Limbah Sebagai BBMA, PT
Holchim, Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.