KELAYAKAN TEKNIS
1 KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami selaku
penyelenggara Diklat Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur (KPPI) dapat
menyelesaikan modul ini dengan baik. Modul ini membahas tentang kelayakan
teknis yang terdiri dari beberapa materi pokok yaitu, karakteristik teknis proyek,
rancangan proyek infrastuktur PUPR dan evaluasi kelayakan teknis.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan
kelemahannya, baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat
mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan
modul ini. Semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat
Kelayakan Proyek Penyediaan Infrastruktur (KPPI)
2 DAFTAR ISI
3 BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka alih pengetahuan terkait studi kelayakan untuk menyiapkan proyek
penyediaan infrastuktur, maka disusunlah Modul 2 – Kelayakan Teknis. Dimana
modul ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ke-4 modul lainnya yang
dipersiapkan untuk Diklat Kelayakan Proyek Penyediaaan Infrastuktur (KPPI).
2. DESKRIPSI SINGKAT
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
4 BAB II
KARAKTERISTIK TEKNIS PROYEK
1. PENDAHULUAN
Berikut ini kriteria-kriteria yang digunakan dalam praktek untuk evaluasi dan
penilaian proyek desain (ADB,2015)
1. Relevance
Relevansi adalah sejauh mana proyek yang diusulkan (atau program) cocok
dengan prioritas dan kebijakan dari kelompok sasaran, penerima dan donor.
Dalam mengevaluasi relevansi suatu proyek atau program berguna untuk
mempertimbangkan tujuan dari program ini berlaku / masih berlaku, output
dari proyek atau program sudah konsisten dengan tujuan keseluruhan dan
pencapaian tujuannya dari proyek atau program dan dengan dampak yang
dimaksudkan.
2. Effectiveness
Efektivitas adalah ukuran sejauh mana suatu proyek atau program mencapai
tujuannya. Dalam mengevaluasi efektivitas suatu proyek atau program
berguna untuk mempertimbangkan sejauh mana tujuan yang dicapai atau
kemungkinan akan dicapai dan mengevaluasi faktor utama yang
mempengaruhi pencapaian atau non-pencapaian tujuan.
3. Efficiency
Terdapat dua langkah kunci efisiensi ketika menilai kualitas proyek potensial :
efisiensi ekonomi dan efisiensi kelembagaan. Efisiensi ekonomi secara
langsung berkaitan dengan penggunaan optimal dari sumber daya keuangan
dan efisiensi kelembagaan yang bersangkutan dengan penggunaan optimal
dari sumber daya manusia, proses kelembagaan dan organisasi.
4. Sustainability
Keberlanjutan berkaitan dengan mengukur manfaat dari suatu kegiatan
cenderung terus berlanjut atau tidak setelah pendanaan donor telah ditarik.
Proyek harus berkelanjutan secara finansial.
5. Impact
Perubahan positif dan negatif yang dihasilkan oleh intervensi pembangunan,
langsung atau tidak langsung, disengaja maupun tidak. Ini melibatkan dampak
utama dan efek yang dihasilkan dari aktivitas di pembangunan sosial,
ekonomi, lingkungan dan indikator pembangunan lainnya. Pemeriksaan harus
peduli dengan hasil baik yang diharapkan maupun tidak diharapkan dan juga
harus mencakup dampak positif dan negatif dari faktor eksternal, seperti
perubahan dalam hal perdagangan dan kondisi keuangan.
6. Umur Proyek
Setiap barang mempunyai umur, demikian pun setiap sistem produksi
mempunyai umur, yaitu jangka waktu selama sistem dapat beroperasi atau
memproduksi barang-barang atau menghasilkan jasa yang diinginkan
(Rahardjo,2010:63).
Analisis permintaan (demand analysis) adalah unsur yang sangat penting da- lam
uji kelayakan ekonomi dan keuangan. Tujuan analisis permintaan ini adalah
mengidenti kasi kebutuhan suatu investasi di bidang infrastruktur serta
menetapkan cakupan/scope (penetapan scope dan ukuran hasil) dari proyek.
Permintaan untuk proyek yang diusulkan mencakup permintaan saat ini dan
permintaan masa yang akan datang.
Permintaan kini didasarkan kepada data statistik yang tersedia di perusahaan
penyedia jasa layanan, pada regulator, kementerian, biro pusat statistik atau
pemerintah pusat. Permintaan masa depan didasarkan pada model perkiraan
permintaan dengan mempertimbang- kan perkiraan ekonomi makro dan sosial
ekonomi, alternatif sumber persediaan, kelenturan permintaan dalam kaitannya
dengan faktor-faktor yang relevan serta beberapa hal lainnya. Permintaan masa
depan juga bisa berasal dari para pengguna yang ada saat ini atau peng- guna
baru yang dipicu oleh adanya ke- giatan-kegiatan baru yang diizinkan oleh proyek.
Analisis permintaan ini dilakukan dengan paling kurang memuat :
1. Survei kebutuhan nyata (real demand survey) untuk
mendapatkan gambaran
yang akurat seperti mengenai perkiraan kebutuhan, ketertarikan, kemauan
5. PELAKSANAAN PROYEK
Akan tetapi bagi yang belum berpengalaman perlu bantuan referensi seperti buku
ataupun dapat bertanya langsung kepada pekerja ataupun mandor.
Proyek adalah suatu kegiatan yang bersifat sementara terdiri dari serangkaian
kegiatan yang antara lain memiliki tujuan khusus dengan spesifikasi tertentu,
memiliki batas waktu awal dan akhir yang jelas, keterbatasan pendanaan, dan
membutuhkan sumber daya yaitu uang, tenaga manusia, dan peralatan.
Sedangkan proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnnya berupa
bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya,
baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil
kegiatan tersebut antara lain bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan
kereta api, terowongan, bangunan air dan drinase, bangunan sanitasi, landasan
pesawat udara, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan
jaringan komunikasi [6].
Tolak ukur proyek selalu diungkapkan bahwa suatu proyek dalam pelaksanaanya
harus memenuhi tiga criteria yaitu :
1. Biaya proyek, tidak melebihi batas biaya yang telah direncanakan atau yang
telah disepakati sebelumnya atau sesuai dengan kontrak pelaksanaan suatu
pekerjaan.
2. Mutu pekerjaan, atau mutu hasil akhir pekerjaan dan proses/cara pelaksanaan
pekerjaan harus memenuhi standar tertentu sesuai dengan kesepakatan,
perencanaan, ataupun dokumen kontrak pekerjaan.
3. Waktu Penyelesaian Pekerjaan, harus memenuhi batas waktu yang telah
disepakati dalam dokumen perencanaan atau dokumen kontrak pekerjaan
yang bersangkutan.
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu :
1. Bangunan gedung : rumah, kantor, pabrik dan lain lain. Ciri-ciri dari kelompok
bangunan ini adalah :
- Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.
- Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi
umumnya sudah diketahui.
- Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.
2. Bangunan sipil : jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur Ciri-ciri dari
kelompok bangunan ini adalah :
- Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna
bagi kepentingan manusia.
- Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi
pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
- Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.
Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnnya saling tumpang tindih, tetapi
pada umumnya direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu perencana dan
pelaksana yang berbeda.
Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalan dan subyektif serta masih
perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-perubahan dari
rencana yang telah ditetapkan.
Biasannya, pada tahap pelaksanaan, pihak-pihak yang terlibat lebih beragam.
Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi terpadu untuk mencapai keserasian dan
keseimbangan kerja. Pada tahapan ini juga telah ditetapkan konsep pelaksanaan
serta personel yang terlibat dalam organisasinnya, kemudian secara detail
menetapkan jadwal, program, alokasi biaya, serta alokasi sumber daya yang
digunakan.
Pengendalian
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
penyimpangan paling minimal dan hasil paling memuaskan. Untuk itu dilakukan
bentuk-bentuk kegiatan seperti berikut.
1. Supervisi : melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam
batas wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur organisasi yang telah
ditetapkan, agar dalam operasional dapat dilakukan secara bersama-sama
oleh semua personel dengan kendali pengawas.
2. Inspeksi : melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan
menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
3. Tindakan Koreksi : melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana
yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.
Didalam suatu proses konstruksi terdapat beberapa tahapan proyek, yang mana
proses konstruksi tersebut merupakan proses yang cukup panjang dan juga
banyak organisasi-organisasi yang terpisah seperti proses perancangan,
penentuan biaya, penentuan harga dan produksi. Kebutuhan pemilik mempunyai
keinginan atau rencana dari suatu proyek, kemudian diundang konsultan
perencana untuk menyalurkan gagasanya. Konsultan perencana membuat suatu
usulan desain atau preliminary desain, pada tahap perancangan desain tersebut
dikembangkan menjadi desain yang siap untuk dijadikan dokumen lelang.
Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar seperti
pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan skala lebih
kecil seperti perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga
penelitian, kumpulan dari kelompok kepentingan, dan lainnya. Pengelolaan proyek
membutuhkan suatu organisasi yang kuat dengan program visi dan misi dan
tujuan yang jelas, sehingga kegiatan dilakukan dengan batasan dan standar yang
telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh personel
penanggungjawab masing-masing kegiatan.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek. Agar tujuan organisasi dapat dicapai, dilakukan proses sebagai
berikut :
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan.
2. Pengelompokkan penanggung jawab kegiatan.
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab.
4. Menyusun mekanisme pengendalian.
Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan keunikan berbeda
berdasar kebutuhan sistem manajemen proyek. Oleh karena itu, organisasi proyek
mempunyai susunan dan hierarki yang berlainan pula. Pemilihan organisasi
proyek didasarkan atas tingkat kebutuhan dan kompleksitas proyek; semakin
kompleks proyek, semakin kompleks pula susunan organisasinya. Beberapa
macam susunan program organisasi proyek dapat dijelaskan seperti dibawah ini.
1. Organisasi Proyek Fungsional : struktur organisasi proyek jenis ini
dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas
dan hierarki vertical. Tanggung jawab organisasi proyek biasanya dirangkap
dengan tugas sehari-hari pada organisasai fungsional perusahaan, karena
itulah proyek yang besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan.
2. Organisasi Proyek Murni : struktur organisasi proyek jenis ini merupakan
bagian tersendiri dari organisasi fungsional perusahaan, dimana manajer
mempunyai otoritas penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek
memiliki komitmen dan wewenang mandiri namun tetap dalam koordinasi
perusahaan.
3. Organisasi Proyek Matriks : struktur organisasi proyek ini biasanya gabungan
dari organisasi proyek murni dan fungsional, memanfaatkan ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi fungsional sebagai bagian dari
proyek, tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek serta organisasi
fungsional perusahaan.
Kendali didalam proyek membutuhkan organisasi sendiri dalam rangka mengelola
tujuan, sasaran, dengan data, informasi serta sumber daya yang ada dan
terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan struktur organisasi personel proyek dengan
skala cukup besar seperti dibawah ini.
7.4 Pengawasan
Yang dimaksud dengan SOP Teknis adalah SOP yang banyak digunakan untuk
prosedur-prosedur teknis dalam kaitan dengan pengoperasian peralatan, mesin,
laboratorium, pesawat terbang, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan
SOP Administratif adalah berbagai macam prosedur kegiatan administratif dan
mereview dokumen seperti kontrak, proyek perencanaan jaminan kualitas dan
perencanaan manajemen kualitas, audit pekerjaan, menentukan kebutuhan
pelatihan organisasi, menggambarkan prosedur internal manajemen kantor, dan
lain-lain.
Disamping jenis SOP menurut format terdiri dari beberapa format diantaranya
adalah :
1. SOP dalam format grafik. SOP ini dibuat: apabila prosedur yang disusun
menghendaki kegiatan yang panjang dan spesifik;
a. Proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam sub-subproses yang
lebih pendek yang hanya berisi beberapa langkah dan
b. Format ini juga bisa digunakan jika dalam menggambarkan prosedur
diperlukan adanya suatu gambar-gambar tertentu atau diagram
2. SOP dalam format flowcharts. SOP ini biasa digunakan jika dalam SOP
tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan 19
membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” yang akan mempengaruhi sub
langkah berikutnya. SOP ini menyediakan mekanisme yang mudah untuk
diikuti dan dilaksanakan oleh para pegawai melalui serangkaian langkah-
langkah sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil.
3. SOP dengan format simple steps. SOP ini digunakan jika prosedur yang akan
disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikit keputusan.
SOP ini juga dapat digunakan dalam situasi dimana hanya ada beberapa
orang yang akan melaksanakan prosedur yang telah disusun dan biasanya
merupakan prosedur rutin. SOP model ini biasanya digunakan pada kegiatan
yang cenderung sederhana dengan proses yang pendek.
4. SOP dengan format Hierarchical Steps. SOP ini merupakan pengembangan
dari simple steps yang biasanya digunakan jika prosedur yang disusun
panjang, lebih dari 10 langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan
tetapi hanya memerlukan sedikit pengambilan keputusan. SOP model ini
8. TUGAS
Tugas-1 :
1. Buat Rencana Kegiatan sesuai dengan kriteria teknis proyek yang ditetapkan
dalam Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infratruktur
2. Lakukan penilaian proyek berdasarakan kriteria yang telah dijelaskan !
3. Lakukan analisis permintaan untuk kegiatan yang direncanakan !
4. Rencanakan pelaksanaan proyek serta metode konstruksi untuk kegiatan yang
direncanakan !
5. Rencanakan komponen operasional proyek untuk kegiatan yang direncanakan
!
5 BAB III
RANCANGAN PROYEK INFRASTUKTUR PUPR
1. LOKASI PROYEK
Dalam rangka penyediaan proyek infrastruktur ada beberapa hal yang harus
diperhatikan terkait lokasi lahan :
1. Legalitas lahan yang akan dijadikan lokasi proyek
Legalitas dari lahan yang akan dipergunakan untuk lokasi proyek dijadikan
faktor pertimbangan dalam penetuan pemilihan lokasi proyek Faktor ini terdiri
dari beberapa indikator pertimbangan antara lain kepemilikan dari lahan,
kesesuaian dengan rencana Pemda dalam penataan wilayahnya dan untuk
pengembangan ruang kotanya, serta ada atau tidaknya dukungan yang
diberikan oleh masyarakat. Adanya proyek infrastruktur disebuah kota/wilayah
difungsikan untuk mengatasi permasalahan yang ada dikota tersebut. Oleh
karena itu, faktor pertimbangan legalitas lahan menjadi pertimbangan yang
cukup penting dalam pemilihan lokasi proyek.
Kepemilikan lahan yang akan dipergunakan sebagai lokasi proyek hendaknya
bukan lahan yang bermasalah. Jika kepemilikan lahan tersebut adalah milik
Pemerintah, maka semakin kecil permasalahan yang akan timbul dari
pemakaian lahan itu. Tetapi aspek dukungan masyarakat akan rencana
penggunaan lahan juga harus dijadikan pertimbangannya. Peran Pemerintah
daerah dalam menyesuaikan lokasi proyek dengan perencanaan tata ruang
wilayahnya sangatlah dipertimbangkan dalam proses pemilihan lokasi proyek.
2. Batas administrasi wilayah
Batas administrasi wilayah pelayanan limbah menjadi faktor pertimbangan
lainnya dalam penentuan pemilihan lokasi proyek Pertimbangan faktor batas
administrasi wilayah menjadi pertimbangan dalam pemilihan sebuah lokasi
adalah setiap wilayah administrasi suatu kota mempunyai kebijakan yang
berbeda dengan kota yang lainnya. Ketika sebuah infrastruktur didirikan di
wilayah administrasi kota lain yang tidak termasuk rencana wilayah pelayanan
(air minum, air limbah), maka dalam operasional pelayanannya, akan menjadi
masalah dengan kebijakan-kebijakan pada masa yang akan datang, yang
diambil oleh Pemda kota yang terbangun infrastrukturnya. Maka sangatlah
perlu dalam pemilihan lokasi infrastruktur untuk mempertimbangkan aspek ini.
3. Kesesuaian lahan dengan RUTR/RTRW
Rencana pembangunan inrastruktur haruslah dikoordinasikan dengan Pemda
kota setempat, agar sesuai dengan perencanaan tata ruang kota yang telah
direncanakan oleh Pemda tersebut.
Terlebih hal ini nantinya akan digunakan menjadi salah satu syarat yang harus
dipenuhi dalam penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Amdal/UKL-UPL)
yang diperlukan dalam rangka pembangunan infratsruktur berikutnya.
4. Bahaya banjir, gempa
Suatu wilayah yang merupakan area banjir tidak menjadi prioritas dalam
pemilihan lokasi untuk proyek infrastruktur. Apabila hal tersebut tidak bisa
dihindari tentu akan ada penanganan khusus dalam rangka mengatasi
permasalahan banjir tersebut sehingga tidak menimbulkan dampak negatif
untuk infrastruktur yang dibangun.
Suatu wilayah yang masuk kedalam area gempa perlu ditangani dengan
teknologi khusus untuk pembangunan nantinhya.
5. Kemiringan lahan
Yang dimaksud dengan kemiringan lahan adalah letak kemiringan topografi
suatu daerah yang terbentuk oleh alam. Faktor pertimbangan ini meliputi
kemiringan lahan dan tinggi elevasi tanah.
6. Jenis Tanah
Faktor pertimbangan jenis tanah terbagi atas 3 buah indikator pertimbangan
jenis tanah. Tanah lempung mempunyai diameter kurang dari 0,002 mm.
Tanah lanau mempunyai diameter antara 0,002 – 0,053 mm. Pasir mempunyai
diameter 0,053 – 2 mm. Semakin besar ukuran diameternya semakin kurang
baik untuk pondasi suatu struktur bangunan, termasuk struktur bangunan
IPAL.
Ada beberapa hala yang harus diperhatikan dalam rangka menyediakan lahan
untuk proyek infrastruktur, diantaranya :
1. Kesesuaian Lahan Dengan Rencana Umum Tata Ruang
Harus ada sinkronisasi terkait lahan yang akan dijadikan lokasi proyek
infrastruktur dengan Dokumen RUTR/RTRW kabupaten/kota mengingat hal ini
menunjukan bahwa proyek infrastruktur yang akan dibangun sudah sesuai dengan
rencana pembangunan kabupaten/kota yang bersangkutan.
Terlebih hal ini nantinya akan digunakan menjadi salah satu syarat yang harus
dipenuhi dalam penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Amdal/UKL-UPL) yang
diperlukan dalam rangka pembangunan infratsruktur berikutnya.
2. Konfirmasi Kepemilikan Lahan
Identitas kepemilikan lahan harus diketahui dalam rangka proses kelayakan
studipengadaan proyek infrastruktur. Lahan yang merupakan set pemerintah
daerah tentu menjadi pilihan utama dalam rangka pemilihan lokasi proyek. Apabila
lahan tersebut milik pribadi/perorangan tentu hal ini menjadi catatan dalam rangka
pembebasan lahan (LARAP) di tahap selanjutnya
3. Perkiraan Biaya Pengadaan Lahan
Harus dapat diperkirakan biaya yang diperlukan dalam rangka pengadaan
lahan/tanah yang diperlukan untuk proyek infrastruktur.
4. Rencana Dan Jadwal Pelaksanaan Program Pengadaan Lahan/Tanah
Bila telah ditentukan lahan yang akan dijadikan lokasi untuk proyek maka
selanjutnya direncanakan untuk pembiayaan pembebasan lahan tersebut.
Umumnya lahan tersebut dibebaskan setelah dilakukan kajian studi kelayakan.
Sehingga pada tahap berikutnya setalah Kajian FS yaitu DED lokasi pengukuran
terkait lahan tersebut sudah jelas.
infrastruktur yang akan dibangun. Seperti : Kondisi fisik lokasi (luasan, batas-
batas, topografi), kondisi tanah (keras/lunak), keadaan air tanah, peruntukan
lahan, rincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
Data-data atau informasi tersebut selanjutnya akan dipergunakan dalam
menentukan desain atau rancangan dan gambar rencana bangunan yang akan
dibangun.
Pelaksanaan Survey ini dilakukan surveyor yang harus memahami teknik survey
mencakup :
Jadwal, Urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil Survey yang akan diperoleh;
Cara penggunaan formulir survey dan cara penggunaan alat survey yang akan
digunakan;
Kebutuhan dan penyediaan peralatan dan instrument yang dibutuhkan, seperti :
patok-patok, meteran, formulir suirvey, peta, dll.
Pada kegiatan survey teknis ini, juga sekaligus membuat dokumentasi/photo awal
(0%) pada lokasi yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang
diambil/potret disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang
akan dibangun, misalnya untuk Jalan/drainase/saluran irigasi/air bersih perpipaan
dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat
lain yang dianggap penting). Penting untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan
arah pengambilan gambar kondisi 0% ini, nantinya akan menjadi pengambilan
gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu kondisi 50% dan 100%.
Selain survey teknis prasarana juga perlu dilakukan survey ketersediaan tenaga
kerja/bahan/alat. Hal ini untuk membantu dalam pemilihan teknologi konstruksi
yang akan dipergunakan dimana sedapat mungkin menggunakan
konstruksi/bahan lokal yang berkualitas dan konstruksi yang mudah dilaksanakan
oleh tenaga kerja setempat.
Tenaga kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan diprioritaskan dan
diharapkan sebanyak mungkin dari masyarakat setempat. Informasi ketersediaan
tenaga kerja proyek sangat penting diketahui dalam perencanaan pelaksanaan
kegiatan pembangunan infrastruktur. Hal ini terutama karena akan menjadi dasar
pemilihan teknologi/metode kerja pelaksanaan pembangunan fisik.
Selain jumlah, kualifikasi tenaga kerja juga sangat penting diketahui dari hasil
survey, terutama untuk memperoleh kepastian apakah kegiatan pembangunan
dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ada dan dapat diselesaikan sesuai
jadwal yang telah ditetapkan program. Pengalaman/keterampilan yang dimiliki
calon tenaga kerja (seperti Mandor/Ketua regu kerja, Tukang dan Pekerja)
terutama guna menjamin cara pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan secara
benar sehingga dapat memenuhi kualitas fisik yang baik.
3. DESAIN TEKNIS
Desain
Berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan
persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-
alternatif desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini
juga harus telah mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang
muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki
cukup kompleks atau kondisi tanah jelek maka seringkali dibuat perhitungan
konstruksi untuk memperoleh ukuran/komposisi suatu konstruksi guna menjamin
keamanan bangunan. Hasil Desain ini kemudian dituangkan dalam Gambar-
Gambar teknik/gambar perencanaan.
Spesifikasi Teknis
Gambar - Gambar
Berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini, lalu dibuat
gambar-gambar teknis bangunan dimana sering gambar-
gambar tersebut
dicantumkan juga hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu prasarana
tersebut.
Terdapat beberapa macam gambar rencana yang dibuat pada tahap ini, yaitu :
1. Gambar Peta Lokasi, kita dapat mengetahui lokasi dimana bangunan akan
dibangun;
2. Gambar Situasi, kita dapat mengetahui tataletak termasuk mana awal dan
akhir pekerjaan atau menjelaskan keadaan sekitar dimana bangunan akan
dibuat.
3. Gambar Denah, kita dapat mengetahui (membaca) ukuran-ukuran pokok
(panjang dan lebar) bangunan termasuk bangunan pelengkap (bila ada).
4. Gambar Pandangan/Tampak, kita dapat mengetahui bidang-bidang mana
yang terletak dimuka, sampaing kiri/kanan dan belakang bangunan.
5. Gambar Penampang/Potongan, biasanya gambar ini dibuat dalam 2 arah
(memanjang dan melintang). Dari gambar ini kita dapat mengetahui ukuran
tinggi, lebar bangunan/bagian bangunan. Selain itu, pada gambar ini juga
dicantumkan spesifikasi teknis tiap konstruksi seperti perbandingan campuran
yang digunakan (misalnya plesteran campuran 1 semen : 4 pasir), jenis bahan
yang digunakan (misalnya kayu kelas II, atap genteng beton), dll. Untuk lebih
memehami hubungan bagian-bagian struktur yang dianggap sangat penting
maka perlu dibuat gambar lebih detail dari gambar potongan, seperti Detail
Sambungan Kuda-kuda, detail sambungan balok/kolom, detail Pondasi, detail
Kusen Pintu/Jendela, dll.
6. Khusus untuk bangunan yang mempunyai bentuk sama seluruhnya atau
sebagian dapat menggunakan gambar typikal/prototype.
Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik dan spesifikasi teknis dibuat oleh
konsultan perencana dan Disetujui oleh Tim Teknis /Dinas PU setempat. Hasil
desain ini sekurang-kurangnya harus memberikan jaminan bahwa rencana
bangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat, rencana teknis bangunan sesuai
5. TUGAS
Tugas-2 :
1. Lanjutkan berdasarkan Tugas-1 terkait kajian lokasi proyek yang direncanakan
!
2. Jelaskan jenis survey dan investigasi yang haris dilaksanakan terkait kegiatan
yang direncanakan !
3. Buat rencana desain teknis yang diperlukan untuk kegiatan yang direncanakan
!
6 BAB IV
EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS
7 DAFTAR PUSTAKA