Anda di halaman 1dari 22

- 623 -

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 6 TAHUN 2021
TENTANG
STANDAR KEGIATAN USAHA DAN PRODUK
PADA PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO SEKTOR
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT

STANDAR PRODUK

STANDAR PENETAPAN KEMAMPUAN BADAN USAHA JASA


KONSTRUKSI

Dengan Nomor KBLI:


41011, 41012, 41013, 41014, 41015, 41016, 41017, 41018, 41019,
41020, 42101, 42102, 42103, 42104, 42201, 42202, 42203, 42204,
No
42205, 42206, 42207, 42209, 42911, 42912, 42913, 42914, 42915,
42916, 42917, 42918, 42919, 42921, 42922, 42923, 42924, 42930,
43110, 43120, 43212, 43213, 43214, 43215, 43216, 43221, 43222,
43223, 43224, 43291, 43292, 43299, 43301, 43302, 43303, 43304,
43305, 43309, 43901, 43902, 43903, 43904, 43905, 43909, 70209,
71101, 71102, 71202, 71206, 74120.

1 Ruang Lingkup Maksud: untuk memelihara kemampuan badan


usaha jasa konstruksi dalam melaksanakan
layanan usaha.

Tujuan: untuk memitigasi risiko kegiatan usaha


jasa konstruksi agar tidak terjadi kegagalan
bangunan dan kecelakaan konstruksi.
2 Istilah dan Definisi -

3 Persyaratan Umum -

4 Persyaratan Khusus a. Jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:


atau Persyaratan 1. Standar peraturan sesuai layanan usaha
Teknis Produk, jasa konsultansi konstruksi: pengkajian,
Proses, dan/atau perencanaan, perancangan, pengawasan,
Jasa manajemen penyelenggaraan konstruksi,
survei, pengujian teknis, dan analisis;

jdih.pu.go.id
- 624 -

2. Program manajemen mutu dan/atau


standar manajemen mutu dalam proses
layanan jasa konstruksi;
3. Kerangka acuan kerja dalam kontrak.

b. Pekerjaan Konstruksi dan Pekerjaan


Konstruksi Terintegrasi meliputi:
1. Standar mutu bahan;
2. Standar mutu peralatan;
3. Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
4. Standar prosedur pelaksanaan jasa
konstruksi;
5. Standar mutu hasil pelaksanaan jasa
konstruksi;
6. Pedoman pelindungan sosial tenaga kerja
konstruksi;
7. Standar pengelolaan lingkungan hidup.
5 Sarana a. Memiliki tempat usaha tetap baik milik
sendiri maupun sewa;
b. Memiliki peralatan kerja kantor yang
memadai.
6 Penilaian Kesesuaian PENILAIAN KESESUAIAN
dan Pengawasan Penilaian kesesuaian pemenuhan terhadap
standar dilakukan verifikasi melalui pengawas
konstruksi.

PENGAWASAN
• Pengawasan rutin, dilakukan berdasarkan
kepatuhan badan usaha jasa konstruksi pada
laporan tahunan;
• Pengawasan insidental, berdasarkan
kepatuhan badan usaha dalam
melaksanakan kewajiban pelaksanaan
perizinan berusaha dengan melibatkan peran
pemerintah daerah dan peran serta
masyarakat.

jdih.pu.go.id
- 625 -

STANDAR PENETAPAN KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI

No
Dengan Nomor KBLI:
43224, 43301, 43303, 43304, 71102

1 Ruang Lingkup Maksud: untuk memelihara kompetensi tenaga


kerja konstruksi dalam melaksanakan layanan
usaha.

Tujuan: untuk memitigasi risiko kegiatan usaha


orang perseorangan agar tidak terjadi kegagalan
bangunan dan kecelakaan konstruksi.
2 Istilah dan Definisi -

3 Persyaratan Umum -

4 Persyaratan Khusus Rincian persyaratan kompetensi khusus tenaga


atau Persyaratan kerja konstruksi sebagaimana diatur dalam
Teknis Produk, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021
Proses, dan/atau Lampiran II dan penjelasannya.
Jasa
5 Sarana -

6 Penilaian Kesesuaian PENILAIAN KESESUAIAN


dan Pengawasan Penilaian kesesuaian pemenuhan terhadap
standar dilakukan verifikasi melalui pengawas
konstruksi.

PENGAWASAN
• Pengawasan rutin, dilakukan berdasarkan
kepatuhan usaha orang perseorangan jasa
konstruksi pada laporan tahunan;
• Pengawasan insidental, berdasarkan
kepatuhan usaha orang perseorangan dalam
melaksanakan kewajiban pelaksanaan
perizinan berusaha dengan melibatkan peran
pemerintah daerah dan peran serta
masyarakat.

jdih.pu.go.id
- 626 -

STANDAR IZIN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR UNTUK


KEBUTUHAN USAHA (IZIN PENGUSAHAAN SDA)
No
Dengan Nomor KBLI:
Seluruh KBLI Yang Memanfaatkan Sumber Daya Air

1 Ruang Lingkup Maksud: Sebagai acuan bagi pemohon dalam


proses perizinan berusaha untuk
menggunakan sumber daya air yang
meliputi pemanfaatan air sebagai
bahan baku utama, pemanfaatan air
sebagai bahan baku pendukung,
pemanfaatan air sebagai pendukung
proses produksi, pemanfaatan ruang
pada sumber air, pemanfaatan daya
air, dan/atau kombinasi pemanfaatan
sumber daya air tersebut.
Tujuan: Untuk mewujudkan tertib
penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Untuk Menggunakan Sumber Daya Air

2 Istilah dan Definisi - Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan
daya air yang terkandung di dalamnya.
- Air adalah semua Air yang terdapat pada, di
atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut
yang berada di darat.
- Sumber Air adalah tempat atau wadah Air
alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di
atas, atau dibawah permukaan tanah.
- Daya Air adalah potensi yang terkandung
dalam Air dan/atau pada Sumber Air yang
dapat memberikan manfaat atau kerugian
bagi kehidupan dan penghidupan manusia
serta lingkungannya.
- Air permukaan adalah semua Air yang
terdapat pada permukaan tanah.

jdih.pu.go.id
- 627 -

- Air Tanah adalah Air yang terdapat dalam


lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
- Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam satu
atau lebih Daerah Aliran Sungai dan/atau
pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 (dua ribu) kilo meter
persegi.
- Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan
yang selanjutnya disebut PATGTL adalah unit
eselon II di bawah Badan Geologi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yang
memiliki tugas melaksanakan penelitian,
penyelidikan, dan perekayasaan serta
pelayanan di bidang air tanah, geologi teknik
dan geologi lingkungan.
- Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah
Sungai yang selanjutnya disebut BBWS/BWS
adalah unit pelaksana teknis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang mempunyai tugas melaksanakan
Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayah
sungai.
3 Persyaratan Umum A. Syarat Administrasi:
- Nama, pekerjaan, dan alamat pemohon
- Maksud dan tujuan Penggunaan Sumber
Daya Air;
- Rencana tempat atau lokasi penggunaan
Sumber Daya Air
1. Sumber Air;
2. Lokasi Penggunaan
a) Kelurahan/Desa
b) Kecamatan
c) Kota/Kabupaten
d) Provinsi
e) Titik Koordinat Pengambilan/
Pembuangan/Konstruksi
- Jangka waktu Penggunaan Sumber Daya
Air yang diperlukan;

jdih.pu.go.id
- 628 -

- Data terkait kepemilikan atau


penguasaan atau perjanjian mengenai
lahan yang akan digunakan;
- Izin lingkungan dan persetujuan analisis
mengenai dampak lingkungan atau izin
lingkungan dan rekomendasi upaya
pengelolaan lingkungan hidup, upaya
pemantauan lingkungan hidup atau surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dan
instansi yang berwenang; dan
- Perizinan berusaha yang telah dimiliki
pemohon, sesuai dengan kegiatan
pemanfaatan sumber daya air yang akan
dilakukan. Misalnya:
i. memiliki izin usaha industri air minum
dan air mineral (KBLI 11050) untuk
pemohon yang mengajukan Perizinan
Berusaha untuk Menggunakan
Sumber Daya Air, dengan kegiatan
berupa pemanfaatan air sebagai bahan
baku utama industri air minum dalam
kemasan.
ii. memiliki izin usaha barang jadi tekstil
untuk keperluan rumah tangga (KBLI
13921) untuk pemohon yang
mengajukan Perizinan Berusaha
untuk Menggunakan Sumber Daya
Air, dengan kegiatan berupa
pemanfaatan air sebagai pendukung
proses produksi tekstil.

B. Syarat Teknis
- Studi kelayakan penggunaan Sumber
Daya Air yang telah mendapat
persetujuan Kepala BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber Daya
Air sesuai dengan kewenangannya;
- Studi kelayakan penggunaan Sumber
Daya Air dengan sumber air berupa air
tanah yang telah mendapat persetujuan

jdih.pu.go.id
- 629 -

Kepala PATGTL atau dinas daerah


provinsi/kabupaten/kota yang
membidangi air tanah sesuai dengan
kewenangannya dan persetujuan Kepala
BBWS/BWS atau instansi yang
membidangi Sumber Daya Air sesuai
dengan kewenangannya.
- Jumlah dan jadwal pengambilan Air;
- Dimensi ruang pada Sumber Air yang
diperlukan;
- Jumlah, kualitas dan jadwal pembuangan
Air;
- Jenis prasarana dan teknologi yang akan
digunakan;
- Gambar detail desain jenis atau tipe
prasarana yang akan dibangun,
spesifikasi teknis, serta jadwal dan
metode pelaksanaan yang telah disetujui
oleh BBWS/BWS atau instansi yang
membidangi sumber daya air sesuai
dengan kewenangannya;
- Rencana pelaksanaan pembangunan
bangunan dan/atau prasarana;
- Rencana operasi dan pemeliharaan pada
Sumber Daya Air yang telah disetujui oleh
BBWS/BWS atau instansi yang
membidangi Sumber Daya Air sesuai
dengan kewenangannya; dan/atau
- Hasil konsultasi publik atas rencana
penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan usaha.
C. Dalam hal tujuan Perizinan Berusaha untuk
penggunaan sumber daya air dilakukan
untuk kegiatan pembuangan Air, syarat
teknis dilengkapi dengan laporan hasil uji
kualitas air bulanan selama 1 (satu) tahun
terakhir.
D. Dalam hal Penggunaan Sumber Daya Air
memerlukan konstruksi pada sumber air
keamanan bangunan menjadi tanggung
jawab pemohon

jdih.pu.go.id
- 630 -

E. Dalam hal tujuan Perizinan Berusaha untuk


penggunaan sumber daya air dilakukan
untuk kegiatan pengeringan (dewatering),
syarat teknis dilengkapi dengan laporan
debit pengeringan dan uji kualitas air.
F. Dalam hal penggunaan sumber daya air
dengan sumber air berupa air tanah,
pemohon wajib menyerahkan Surat
Pernyataan kesanggupan membuat sumur
resapan dan/atau imbuhan.
G. Risiko yang terjadi selama kegiatan
pengeboran atau penggalian air tanah
menjadi tanggung jawab pemohon.

4 Persyaratan khusus A. Perpanjangan Perizinan Berusaha untuk


atau Persyaratan menggunakan Sumber Daya Air
Teknis Produk, 1. Syarat administrasi untuk perpanjangan
Proses, dan/atau Perizinan Berusaha untuk menggunakan
Jasa Sumber Daya Air terdiri atas:
a. nama, pekerjaan, dan alamat
pemohon;
b. jangka waktu Penggunaan Sumber
Daya Air yang diperlukan;
c. salinan dokumen Perizinan Berusaha
untuk menggunakan Sumber Daya
Air yang akan diperpanjang
d. salinan dokumen Perizinan berusaha
yang telah dimiliki pemohon, sesuai
dengan kegiatan pemanfaatan
sumber daya air yang akan
dilakukan;
e. bukti setor/pembayaran pajak Air
1 (satu) tahun terakhir; dan
f. bukti setor/pembayaran biaya jasa
Pengelolaan Sumber Daya Air, atau
kewajiban keuangan lainnya 1 (satu)
tahun terakhir.

jdih.pu.go.id
- 631 -

2. Syarat teknis untuk perpanjangan


Perizinan Berusaha untuk menggunakan
Sumber Daya Air terdiri atas:
a. foto prasarana terbangun saat ini;
b. rekapitulasi debit pengambilan Air
harian selama 1 (satu) tahun
terakhir; dan
c. Laporan analisis kualitas air tanah
setiap 3 (tiga) bulan dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun terakhir.
3. Perizinan Berusaha yang akan habis
masa berlakunya dapat diperpanjang
dengan mengajukan permohonan
perpanjangan Perizinan Berusaha untuk
menggunakan Sumber Daya Air paling
cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat 1
(satu) bulan sebelum jangka waktu
Perizinan Berusaha berakhir
4. Dalam hal 1 (satu) bulan sebelum
jangka waktu Perizinan Berusaha
berakhir, permohonan perpanjangan
perizinan berusaha untuk menggunakan
sumber daya air belum diajukan,
perizinan berusaha tidak dapat
diperpanjang dan pemohon dapat
mengajukan perizinan berusaha baru.
5. Pemohon yang permohonan perizinan
berusahanya ditolak, tidak dapat
mengajukan kembali permohonan
perpanjangan Perizinan Berusaha
dengan menggunakan data yang sama.
B. Perubahan Perizinan Berusaha untuk
menggunakan Sumber Daya Air
1. Perubahan Perizinan Berusaha untuk
menggunakan Sumber Daya Air dapat
dimohonkan oleh pelaku usaha atau
dilakukan oleh Pemberi Perizinan
Berusaha.

jdih.pu.go.id
- 632 -

2. Pemberi Perizinan Berusaha dapat


melakukan perubahan Perizinan
berusaha dalam hal:
a. keadaan yang dipakai sebagai dasar
pemberian Perizinan Berusaha
mengalami perubahan;
b. perubahan kondisi lingkungan
Sumber Daya Air yang sangat berarti;
c. perubahan kebijakan pemerintah;
dan/atau
d. volume penggunaan air selama 12
(dua belas) bulan berturut-turut
kurang dari kuota yang ditetapkan
dalam Perizinan Berusaha.
3. Dalam hal perubahan Perizinan
Berusaha diakibatkan oleh perubahan
kebijakan pemerintah, Pemberi Perizinan
Berusaha menyampaikan
pemberitahuan perubahan Perizinan
Berusaha kepada pemegang Perizinan
Berusaha sebelum pelaksanaan
perubahan kebijakan.
4. Perubahan Perizinan Berusaha yang
dimohonkan oleh pelaku usaha atau
dilakukan oleh Pemberi Perizinan
Berusaha dapat berupa perubahan:
a. kuota dan jadwal pengambilan air;
b. tempat atau lokasi penggunaan
sumber daya air;
c. jumlah, kualitas, dan jadwal
pembuangan air;
d. cara pengambilan dan/atau
pembuangan air; dan/atau
e. spesifikasi teknis bangunan atau
sarana yang digunakan.
5. Syarat administrasi untuk perubahan
Perizinan Berusaha untuk menggunakan
Sumber Daya Air yang dimohonkan oleh
pelaku usaha terdiri atas:
a. nama, pekerjaan, dan alamat
pemohon;

jdih.pu.go.id
- 633 -

b. maksud dan tujuan Penggunaan


Sumber Daya Air;
c. rencana tempat atau lokasi
Penggunaan Sumber Daya Air;
d. jangka waktu Penggunaan Sumber
Daya Air;
e. salinan dokumen Perizinan Berusaha
untuk menggunakan Sumber Daya
Air yang akan diperpanjang
f. salinan dokumen Perizinan berusaha
yang telah dimiliki pemohon, sesuai
dengan kegiatan pemanfaatan
sumber daya air yang akan
dilakukan;
g. bukti setor/pembayaran pajak Air 1
(satu) tahun terakhir;
h. bukti setor/pembayaran biaya jasa
Pengelolaan Sumber Daya Air, atau
kewajiban keuangan lainnya 1 (satu)
tahun terakhir;
i. laporan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan.

6. Syarat teknis untuk perubahan Perizinan


Berusaha untuk menggunakan Sumber
Daya Air yang dimohonkan oleh pelaku
usaha terdiri atas:
a. studi kelayakan penggunaan Sumber
Daya Air yang telah mendapat
persetujuan Kepala BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber
Daya Air sesuai dengan
kewenangannya;
b. Studi kelayakan penggunaan
Sumber Daya Air dengan sumber air
berupa air tanah yang telah
mendapat persetujuan Kepala
PATGTL atau dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang
membidangi air tanah sesuai dengan
kewenangannya dan persetujuan
Kepala BBWS/BWS atau instansi

jdih.pu.go.id
- 634 -

yang membidangi Sumber Daya Air


sesuai dengan kewenangannya.
c. jumlah dan jadwal pengambilan Air;
d. dimensi ruang pada Sumber Air yang
diperlukan;
e. jumlah, kualitas dan jadwal
pembuangan Air;
f. jenis prasarana dan teknologi yang
akan digunakan;
g. rekapitulasi debit pengambilan Air
harian selama penggunaan;
h. gambar detail desain jenis atau tipe
prasarana yang akan dibangun,
spesifikasi teknis, serta jadwal dan
metode pelaksanaan yang telah
disetujui oleh BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber
Daya Air sesuai dengan
kewenangannya; dan
i. rencana operasi dan pemeliharaan
pada Sumber Daya Air yang telah
disetujui oleh BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber
Daya Air sesuai dengan
kewenangannya.
5 Sarana Sarana minimum untuk kegiatan pengambilan
air:
- alat ukur volumetrik (water meter); dan/atau
- alat pengukur tinggi muka air (peilschaal).
6 Penilaian Kesesuaian 1. Pemohon wajib menyusun Studi kelayakan
dan Pengawasan Penggunaan Sumber Daya Air sebagai salah
satu syarat dalam mengajukan permohonan
perizinan berusaha untuk menggunakan
sumber daya air.
2. Studi kelayakan Penggunaan Sumber Daya
Air merupakan kajian terhadap kelayakan
teknis, sosial, dan lingkungan, terkait dengan
rencana penggunaan Air, pembuangan Air,
penggunaan Sumber Air, dan/atau
pelaksanaan konstruksi pada Sumber Air.

jdih.pu.go.id
- 635 -

3. Studi kelayakan Penggunaan Sumber Daya


Air paling sedikit memuat kajian tentang:
a. neraca Air dengan memperhitungkan
ketersediaan Air dan pemanfaat Sumber
Daya Air yang telah ada;
b. daya tampung dan daya dukung Sumber
Air;
c. kondisi Sumber Daya Air dan lingkungan
sekitar;
d. prasarana Sumber Daya Air yang telah
ada;
e. cara Penggunaan Sumber Daya Air;
f. dampak pemanfaatan Sumber Daya Air
terhadap Sumber Air dan lingkungan
sekitar; dan
g. dampak sosial.
4. Dalam hal studi kelayakan penggunaan
sumber daya air dengan sumber air berupa
air tanah, selain memuat kajian sebagaimana
dimaksud angka 3, juga memuat:
a. Data dan hasil analisis geolistrik; dan
b. Gambar rencana penampang sumur bor
atau sumur gali beserta sarana
pendukungnya.
5. Dalam hal Penggunaan Sumber Daya Air
memerlukan konstruksi pada Sumber Air,
studi kelayakan Penggunaan Sumber Daya
Air selain memuat kajian sebagaimana
dimaksud angka 3, juga memuat:
a. gambar bangunan dan lokasi yang telah
disetujui oleh BBWS/BWS atau instansi
yang membidangi Sumber Daya Air sesuai
dengan kewenangannya;
b. kesesuaian desain bangunan terhadap
kondisi Sumber Daya Air; dan
c. dampak bangunan terhadap Sumber Air
dan pemanfaatan Air.

jdih.pu.go.id
- 636 -

6. Dalam menyusun studi kelayakan


Penggunaan Sumber Daya Air pemohon wajib
membahas dengan BBWS/BWS atau instansi
yang membidangi Sumber Daya Air sesuai
dengan kewenangannya
7. Dalam menyusun studi kelayakan
penggunaan Sumber Daya Air dengan sumber
air berupa air tanah pemohon wajib
membahas dengan PATGTL atau dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang membidangi
air tanah sesuai dengan kewenangannya dan
BBWS/BWS atau instansi yang membidangi
Sumber Daya Air sesuai dengan
kewenangannya.
8. Dalam hal terdapat Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah di
bidang Pengelolaan Sumber Daya Air pada
wilayah sungainya, maka Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah di
bidang Pengelolaan Sumber Daya Air
diikutsertakan dalam konsultasi dan diskusi
studi kelayakan Penggunaan Sumber Daya
Air
9. Studi kelayakan Penggunaan Sumber Daya
Air yang telah disusun oleh pemohon serta
telah selesai dibahas antara pemohon dengan
BBWS/BWS atau instansi yang membidangi
Sumber Daya Air sesuai dengan
kewenangannya, harus mendapat
persetujuan dari kepala BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber Daya Air
sesuai dengan kewenangannya.
10. Studi kelayakan Penggunaan Sumber
Daya Air dengan sumber air berupa air tanah
yang telah disusun oleh pemohon serta telah
selesai dibahas antara pemohon dengan
PATGTL atau dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang membidangi
air tanah sesuai dengan kewenangannya dan
BBWS/BWS atau instansi yang membidangi
Sumber Daya Air sesuai dengan
kewenangannya, harus mendapat

jdih.pu.go.id
- 637 -

persetujuan dari Kepala PATGTL atau kepala


dinas daerah provinsi/kabupaten/kota yang
membidangi air tanah sesuai dengan
kewenangannya dan Kepala BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber Daya Air
sesuai dengan kewenangannya.
11. Studi kelayakan Penggunaan Sumber
Daya Air yang telah mendapatkan
persetujuan dari kepala BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber Daya Air
sesuai dengan kewenangannya berlaku
selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak
tanggal persetujuan.
12. Studi kelayakan Penggunaan Sumber
Daya Air dengan sumber air berupa air tanah
yang telah mendapatkan persetujuan dari
Kepala PATGTL atau dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang membidangi
air tanah sesuai dengan kewenangannya, dan
kepala BBWS/BWS atau instansi yang
membidangi Sumber Daya Air sesuai dengan
kewenangannya berlaku selama 60 (enam
puluh) hari kalender sejak tanggal
persetujuan.
13. Penetapan Perizinan Berusaha diawali
dengan evaluasi kesesuaian antara
rekomendasi teknis dengan kebijakan
Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah
serta memperhatikan pertimbangan hukum.
14. Rekomendasi Teknis merupakan dokumen
teknis yang memuat pertimbangan teknis dan
saran teknis dalam pemberian perizinan
berusaha untuk menggunakan sumber daya
air yang disusun oleh BBWS/BWS atau
instansi yang membidangi Sumber Daya Air
sesuai dengan kewenangannya.
15. Dalam hal penggunaan Sumber Daya Air
dengan Sumber Air berupa air tanah,
Rekomendasi Teknis merupakan dokumen
teknis yang memuat pertimbangan teknis dan
saran teknis dalam pemberian perizinan
berusaha untuk menggunakan sumber daya

jdih.pu.go.id
- 638 -

air dengan sumber air berupa air tanah yang


disusun oleh PATGTL atau dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang membidangi
air tanah sesuai dengan kewenangannya.
16. Evaluasi kesesuaian dilakukan oleh unit
kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, dinas provinsi atau dinas
kabupaten/kota sesuai tugas dan wewenang
dalam Pengelolaan Sumber Daya Air.
17. Evaluasi kesesuaian untuk penggunaan
Sumber Daya Air dengan sumber air berupa
air tanah, dilakukan oleh unit kerja di
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang membidangi
air tanah sesuai dengan kewenangannya.
18. Dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
kesesuaian, Pemberi Perizinan Berusaha
dapat memutuskan:
a. menolak permohonan Perizinan
Berusaha; atau
b. menetapkan Perizinan Berusaha.
19. Pengawasan atas pelaksanaan Perizinan
Berusaha untuk menggunakan sumber daya
air bertujuan untuk menjamin ditaatinya
ketentuan dalam Perizinan Berusaha untuk
menggunakan sumber daya air.
20. Pengawasan dilakukan terhadap:
a. kesesuaian identitas antara pemegang
Perizinan Berusaha untuk menggunakan
sumber daya air dilokasi;
b. kesesuaian antara pelaksanaan dengan
ketentuan dalam Perizinan Berusaha
untuk menggunakan sumber daya air,
beserta ketentuan peraturan mengenai
norma, standar, prosedur, dan kriteria
yang terkait;

jdih.pu.go.id
- 639 -

c. kesesuaian antara prasarana dan sarana


yang tercantum dalam Perizinan Berusaha
untuk menggunakan sumber daya air
dengan prasarana dan sarana yang
dibangun;
d. dampak negatif yang ditimbulkan;
dan/atau
e. penggunaan sumber daya air lain yang
belum memperoleh Perizinan Berusaha
untuk menggunakan sumber daya air.
21. Pengawasan dilakukan oleh BBWS/BWS
atau instansi yang membidangi sumber daya
air sesuai dengan kewenangannya dan dapat
melibatkan peran masyarakat.
22. Pengawasan untuk penggunaan Sumber
Daya Air dengan sumber air berupa air tanah,
dilakukan oleh PATGTL atau dinas daerah
provinsi/kabupaten/kota yang membidangi
air tanah sesuai dengan kewenangannya dan
dapat melibatkan peran masyarakat.
23. Peran masyarakat dalam Pengawasan
dapat diwujudkan dalam bentuk pengaduan
kepada pemberi Perizinan Berusaha untuk
menggunakan sumber daya air dan/atau
laporan kepada pihak yang berwenang.
24. Hasil Pengawasan merupakan bahan atau
masukan bagi perbaikan, penertiban,
dan/atau peningkatan penyelenggaraan
Perizinan Berusaha untuk menggunakan
sumber daya air.
25. Pemberi Perizinan Berusaha untuk
menggunakan sumber daya air wajib
menindaklanjuti laporan hasil Pengawasan
dalam bentuk peringatan, pemberian sanksi
administratif, dan bentuk tindakan lain.
26. Untuk penggunaan sumber daya air
dengan sumber air berupa air tanah,
pemohon wajib menyampaikan laporan hasil
pengeboran atau penggalian air tanah paling
sedikit memuat data:

jdih.pu.go.id
- 640 -

a. Pengukuran Geolistrik
b. Log Pengeboran yang berisi informasi
deskripsi litologi dan penampangan
geofisika
c. Konstruksi sumur bor
d. Analisis uji akuifer dan kinerja sumur
e. Analisis Kualitas Air Tanah

jdih.pu.go.id
- 641 -

STANDAR IZIN PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN JALAN


No
Dengan Nomor KBLI:
Seluruh KBLI Yang Memanfaatkan dan Menggunakan Bagian Jalan
1 Ruang Lingkup Maksud: Sebagai acuan bagi pemohon dalam
proses perizinan berusaha untuk pemanfaatan
dan penggunaan bagian jalan, perizinan
pemanfaatan ruang manfaat jalan, dispensasi
penggunaan ruang manfaat jalan, dan
rekomendasi penggunaan ruang pengawasan
jalan.

Tujuan: untuk mewujudkan tertib


penyelenggaraan perizinan berusaha untuk
pemanfaatan dan penggunaan bagian jalan.
2 Istilah dan Definisi Cukup jelas

3 Persyaratan Umum 1. Merupakan orang perseorangan atau Badan


Usaha
2. Memiliki SKK/SBU yang masih berlaku
3. Memiliki surat Keterangan Status Wajib Pajak
yang Valid
4 Persyaratan khusus 1. Komitmen untuk mempertahankan fungsi
atau Persyaratan jalan;
Teknis Produk, 2. Komitmen untuk menjaga aspek keselamatan
Proses, dan/atau lalu lintas jalan;
Jasa Sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pemanfaatan
dan penggunaan bagian-bagian jalan.
5 Sarana -

6 Penilaian Kesesuaian Penilaian Kesesuaian:


dan Pengawasan 1. Evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
bagian jalan dengan persyaratan teknis yang
berlaku;
2. Penilaian dilakukan melalui tinjauan
langsung lapangan oleh Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional 6 (enam) bulan setelah
diterbitkan Izin.

jdih.pu.go.id
- 642 -

Pengawasan:
1. Inspeksi terhadap pemanfaatan dan
penggunan bagian jalan terkait dengan fungsi
jalan
2. Inspeksi terhadap pemanfaatan dan
penggunan bagian jalan terkait dengan aspek
keamanan dan keselamatan jalan
3. Monitoring pemanfaatan dan penggunaan
bagian Jalan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun

jdih.pu.go.id
- 643 -

STANDAR IZIN PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN


JALAN TOL
No
Dengan Nomor KBLI:
Seluruh KBLI Yang Memanfaatkan dan Menggunakan Bagian-Bagian
Jalan Tol
1 Ruang Lingkup Maksud: Sebagai acuan bagi pemohon dalam
proses perizinan berusaha untuk pemanfaatan
dan penggunaan bagian-bagian jalan tol, proses
perizinan pemanfaatan ruang milik jalan tol,
rekomendasi penggunaan ruang pengawasan
jalan tol, dispensasi penggunaan ruang milik
jalan tol untuk kendaraan dengan angkutan
berat/Khusus dan untuk keperluan
tertentu/sementara, izin pembangunan
overpass/underpass, serta penerbitan izin
pembangunan simpang susun dan prasarana
transportasi lain sejajar jalan tol.

Tujuan: untuk mewujudkan tertib


penyelenggaraan perizinan berusaha untuk
pemanfaatan dan penggunaan bagian-bagian
jalan tol.
2 Istilah dan Definisi Cukup jelas
3 Persyaratan Umum 1. Merupakan orang perseorangan atau Badan
Usaha
2. Memiliki SKK/SBU yang masih berlaku
3. Memiliki surat Keterangan Status Wajib Pajak
yang Valid
4 Persyaratan khusus 1. Sudah mengajukan Surat Permohonan
atau Persyaratan Koordinasi ke BUJT dengan diterbitkannya
Teknis Produk, Berita Acara dari BUJT
Proses, dan/atau 2. Memiliki komitmen untuk mempertahankan
Jasa fungsi jalan tol
3. Memiliki komitmen untuk menjaga aspek
keselamatan lalu lintas jalan tol
Sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai prosedur
perizinan pemanfaatan bagian-bagian jalan tol.

jdih.pu.go.id
- 644 -

5 Sarana -
6 Penilaian Kesesuaian Penilaian Kesesuaian:
dan Pengawasan 1. Monitoring dan evaluasi kesesuaian antara
pelaksanaan dengan persyaratan teknis
dalam perizinan.
2. Penilaian dilakukan oleh Satgas Perizinan
Subdit. Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat
Jalan Bebas Hambatan, Direktorat Jenderal
Bina Marga, dilaksanakan tiap 1 (satu) tahun
sekali.

Pengawasan:
1. Inspeksi terhadap pemanfaatan dan
penggunan bagian jalan tol terkait dengan
fungsi jalan
2. Inspeksi terhadap pemanfaatan dan
penggunan bagian jalan terkait dengan aspek
keamanan dan keselamatan jalan
3. Tinjauan lapangan terhadap pelaksanaan
perizinan
4. Pengendalian Perizinan dan Pengawasan
Kegiatan terhadap Pemanfaatan Bagian-
Bagian Jalan Tol

MENTERI PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

M. BASUKI HADIMULJONO

jdih.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai