Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN JAMBAN SEHAT

1. SYARAT-SYARAT TEKNIS

a. Nama Pekerjaan dan Jangka Waktu Pelaksanaan


Nama proyek dari pekerjaan ini adalah :"Pembangunan Jamban Sehat, Ds.
Bakungtemenggungan Kec. Balongbendo”. Lokasi proyek berada di Kabupaten
Sidoarjo. Jangka Waktu Pelaksanaan selama 75 (Tujuh Puluh Lima) hari.

b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
b. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal
pengadaan bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan
peralatan berat.
c. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
d. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya.
e. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen
pelaksanaan.
f. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat
lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan
pekerjaan, laporan persoalan yang timbul atau dihadapi, dan surat-menyurat.
g. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built
drawings) yang selesai sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh
penyedia jasa manajemen konstruksi atau penyedia jasa pengawasan konstruksi
dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi.
h. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa
pemeliharaan konstruksi.

c. Tanggung Jawab Kontraktor


Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

P a g e 1 | 13
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan Kontraktor hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/
terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai ketentuan atau petunjuk Direksi Pekerjaan.

e. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam Spesifikasi ini serta yang digunakan
didalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai seribu kilogram.

f. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor.
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh
Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan
tersebut.

g. Mobilisasi
1. Kegiatan mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :
Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas
peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari
pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan
Kontrak.
Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor- kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi
milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pengadaan dan
pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum Spesifikasi ini. Peralatan ini akan
tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan Proyek selesai.
Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang
dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar
kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempur-
naan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum
Pekerjaan dimulai.
2. Waktu Mobilisasi

P a g e 2 | 13
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan diatas harus diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
Dalam hal dimana Pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan
batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata
pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai Program mobilisasi yang telah disepakati
bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanan,
yaitu mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran
untuk mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70 % dari ketentuan diatas. Sisanya
akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru akan dikeluarkan setelah Pihak
Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka
waktu Masa Pelaksanaan.

2. SPESIFIKASI TEKNIS

a. Pekerjaan Persiapan
Pembersihan rencana lokasi pembangunan septic tank dilakukan setelah hasil
bongkaran dan sesuatu yang menutup rencana lokasi pembangunan dilakukan. Setelah
dilakukan pembersihan, selanjutnya pengukuran mengenai titik penempatan WC, septic
tank, resapan, dan pipa.
b. Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah 1 m3 tanah biasa sedalam 1 m untuk pekerjaan pondasi pada
pembangunan WC baru dan pada pekerjaan galian pipa dan septic tank serta
resapan.
b. Setelah pekerjaan galian dan pekerjaan pondasi selesai, dilakukan pekerjaan
urugan 1 m3 dengan pasir urug sedalam 1 m.
c. Sebelum urugan tanah kembali dilaksanakaan tanah bekas galian harus
dibersihkan dari segala kotoran potongan kayu sampah dan lainnya yang
menyebabkan keroposnya pemadatan tanah.
d. Hasil galian diurug kembali dan kelebihannya di buang keluar apabila tidak
ada lokasi pembuangan di sekitarnya.
c. Pekerjaan Pasangan
a. Pasangan bata merah meliputi pasangan dinding yang ada pada bagian
bangunan. Pemasangan 1 m2 dengan ukuran 5 x 11 x 22 cm tebal ½ batu
campuran 1 SP : 5 PP.
b. Bata merah yang dipergunakan tidak boleh pecah-pecah (dan bekas)
maksimum pecah 20 % dan dari pembakaran yang matang dan warna harus
sama.

P a g e 3 | 13
c. Pekerjaan plesteran dengan ketebalan 15 mm dengan campuran 1 SP : 3 PP.
d. Pekerjaan 1 m2 acian
d. Pekerjaan Beton
1) Beton Mutu fc = 14,5 Mpa (K175), slump (122), wfc= 0,66
Syarat - syarat Pelaksanaan:
a. Pelaksanaan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana
termasuk penambahan angkur dan lain-lain.
b. Apabila terjadi kesulitan untuk mendapatkan besi dengan diameter seperti
yang ditentukan dalam gambar rencana, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi yang terdekat atau kombinasi dengan catatan :
- Jumlah berat pembesian dalam 1 m 3 beton tidak boleh kurang dari
pada jumlah berat yang tertera dalam analisa harga satuan beton
bertulang di RAB atau jumlah luas tulangan dari suatu penampang
beton tidak boleh kurang dari pada luas tulangan yang sesuai dalam
gambar rencana.
- Overlapping panjang sambungan harus disesuaikan kembali
berdasarkan diameter besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping
sambungan yang dapat menyulitkan pembetonan atau menyampaikan
vibrator.
c. Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton
dan harus sesuai dengan rencana.
d. Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser pada
saat pengecoran beton.
e. Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan
potongan-potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting,
sebagai acuan selimut beton sesuai dengan ketentuan.
f. Pemasangan bekesting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat
pekerjaannya dan tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama
melaksanakan pekerjaan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak
konstruksi.
g. Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air
adukan pada waktu pengecoran tidak lolos keluar.
h. Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi

P a g e 4 | 13
secukupnya, dan perlu diadakan tindakan-tindakan untuk menghindari
mengumpulnya air pembasahan tersembur pada sisi bawah.
i. Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan
komponen-komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling lambat 30
menit sejak pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak mengurangi
ketentuan kualitas beton yang disyaratkan.
j. Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
k. Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga
tidak terjadi penguapan yang terlalu cepat.
l. Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan
supaya jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
m. Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
n. Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu
kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana
akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
o. Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuan, tetapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti kontraktor lepas
dari tanggung jawab. Jadi pada dasarnya waktu dan cara pembukaan serta
pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk pengawas. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati dan permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui pengawas.
p. Pada umumnya waktu pengikatan beton sebelum cetakan-cetakan dibongkar,
yaitu minimum 21 hari bila dengan beban konstruksi.
q. Kualitas beton untuk Sloof list manhole/tanaman Cor Setempat, adalah seperti
yang sudah disebutkan di atas.
r. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin
Konsultan Pengawas. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat
didalam beton, dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
2) Pembesian dengan besi polos atau ulir
a. Uraian

P a g e 5 | 13
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton
sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Toleransi
 Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai
dengan persyaratan PBI 1971 (NI – 2).
 Kelonggaran penempatan
 Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter
batang atau ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan
minimum 3,0 cm dipilih mana yang lebih besar.
 Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas / jarak vertical minimum 2,5 cm.

 Selimut beton (terhadap tulangan)


 Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikan sehingga, selimut
beton minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada
Tabel 1.2. untuk beberapa macam kondisi yang didapat :
Tabel 1.2. Selimut Beton Sampai Penulangan

Ukuran batang Permukaan beton Permukaan beton


Permukaan beton
tulangan yang yang dapat terbuka dibawah
tidak terbuka
harus ditutup dilihat air permukaan air

Batang dia 16
3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
mm
lebih kecil
batang diatas dia 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
16

 Ukuran batang tulangan yang harus ditutup Permukaan beton yang


dapat dilihat Permukaan beton tidak terbuka Permukaan beton terbuka
dibawah air permukaan air.
 Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm.
 Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat
dijangkau (dilihat) atau beton yang akan digunakan untuk persyaratan

P a g e 6 | 13
kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minimum harus
ditambahkan menjadi 7,5 cm.
c. Penyerahan-penyerahan
 Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan. Rincian
ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak
atau seperti petunjuk Direksi Teknik.
 Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu barang –barang tulangan dan berat satuan dalam kilogram
tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas diigunakan dalam
pekerjaan.
d. Penyimpanan dan penanganan
 Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan diikat dan
masing-masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan
ukuran batang panjang, ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk
identifikasi yang baik.
 Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan
cara yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan
yang lain.
e. Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar
batang dan diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan bahwa daftar
urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai
dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas
biaya kontraktor.
 Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam
pekerjaan.
 Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi
yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI–2).
 Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar
barang kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
 Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.
 Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan
pengadaan batang –batang lurus untuk pembuatan dan penggandaan baja
tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak

P a g e 7 | 13
baik untuk digunakan. Di dalam kesalahan fabrikasi batang harus tidak
dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi
Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang merusak atau melemahkan baja.
Pembengkokan ulang barang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak
boleh digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali tempat
yang sama.
f. Bahan-bahan
 Batang baja penulangan
 Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang
digunakan untuk beton bertulang harus mutu U-24 dengan tegangan leleh
2400 kg/cm2.
 Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila
dinyatakan secara khusus dalam Daftar Penawaran.
 Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan
harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan
mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja
tersebut untuk diuji.
 Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, Lumpur,
minyak, gemuk, atau karat.
 Penulangan anyaman baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja
dilas pabrik sesuai dengan AASTHO M 55 dan harus diadakan dalam lembar
rata atau gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.
 Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya
harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton
pencetak (3x3 cm) dibuat dari ukuran semen (1:2). Tidak ada jenis lain
penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi Teknik.
 Kawat pengikat penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang
tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui
Direksi Teknik.
g. Pelaksanan Pekerjaan
 Fabrikasi baja tulangan
Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan
dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta,

P a g e 8 | 13
batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan 2 kali. Pemanasan
batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik,
dimana harus sampai pada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan
kemungkinan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokkan untuk
batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar rencana, ia harus paling
sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali
diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait begel
harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (NI-2).
 Penempatan dan pengikatan
 Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin
kondisi pengikatan yang baik.
 Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan
petunjuk Direksi Teknik dan didalam batas toleransi yang diuraikan dalam
keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan /
cetakan.
 Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk
menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan beton.
Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan utama tidak
diizinkan.
 Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI dan
diraikan lebih lanjut di bawah ini:
 Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya
seperti dinyatakan dalam gambar penyambungan batang baja.
Kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan
tanpa persetujuan Direksi Teknik.
 Apabila sambungan betindih (lapped slice) disetujui panjang
tindihan harus 40 kali diameter dan batang – batang harus
dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
 Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
 Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang,
sepanjang yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang
bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk
memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus diberikan pada
sambungan – sambungan antara slab (lantai).

P a g e 9 | 13
h. Cara pengukuran pekerjaan
 Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan
total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat
satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang. jumlah
kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan total
panjang yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat
yang disetujui dalam kilogaram tiap meter persegi anyaman baja. Berat satuan
yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang
disediakan oleh pabrik pembuat baja.
 Kawat ikat jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk
penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh
dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.
 Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada
suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi
pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran di dalam bab ini.
3) Bekisting untuk permukaan beton biasa dengan multiflex 9 mm
a. Bahan Bekisting harus memakai Multiplex 9 mm dengan rangka yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian
dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
b. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya
lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-
papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
c. Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
d. Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan
perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk
gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua ukuran
cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk
bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.

P a g e 10 | 13
e. Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari
merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.
e. Sanitair
 Closet menggunakan closet jongkok porselen
 Septic tank menggunakan biofilter septic tank
 Resapan menggunakan buis beton  60 cm
 Pembuangan kotoran dan air kotor disalurkan ke septic tank dan peresapan baru
 Saluran kotoran ke septic tank dan saluran air kotor ke resapan menggunakan pipa
PVC  4”
 Ventilasi pipa menggunakan pipa PVC  1”
f. Pemasangan Septictank Biofilter
 Persiapan Lokasi dan Fondasi Tangki.
 Persiapkan lubang galian.
 Persiapkan cor dudukan tangki dengan beton.
 Kedalaman galian harus disesuaikan dengan kemiringan pipa dari toilet dan saluran
buangan.
 Pastikan kemiringan pipa cukup sehingga air mengalir dengan gravitasi.
 Penurunan Tangki
Turunkan tangki ke dalam lubang galian dan atur posisinya dengan baik dan benar.
Pastikan permukaan dudukan bersih dari kotoran.
 Pemasangan Pipa
Sambungkan pipa inlet, outlet dan ventilasi dan pastikan tersambung dengan baik.
Pasang pipa ventilasi dengan tinggi minimum 2 meter dari permukaan tanah.
 Pengisian Air dan Pengurukan Tanah.
 Bila posisi tangki sudah dalam posisi benar, isi air hingga 1⁄2 bagian tangki,
kemudian uruk lubang galian dengan pasir halus hingga 1⁄2 bagian. Lanjutkan
dengan pengisian air kembali hingga tangki penuh dan lanjutkan uruk lubang galian
sampai tertutup.
 Pastikan pasir yang digunakan adalah halus dan tidak terdapat batu atau kerikil yang
dapat merusak tangki.
 Padatkan pasir dengan cara disiram air. Hindari penggunaan alat untuk pemadatan.
 Manhole Tangki
Pastikan manhole tangki dapat dibuka dengan mudah setiap saat untuk perawatan.

P a g e 11 | 13
Apabila ditempatkan di lokasi yang terdapat beban maka diperlukan dinding beton
bertulang untuk melindungi tangki dan diperlukan pula penutup bak kontrol yang
terbuat dari beton cor untuk melindungi tangki.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTUKSI
1) SBUJK Klasifikasi Bangunan Gedung dan/atau Bangunan Sipil;
2) Tangki Septik Bioseptik bersertifikat PUSLITBANGKIM Kementerian PUPR;
3) Spesifikasi bahan/material yang digunakan :
No Jenis Material Kapasitas / Ukuran
1. Tangki Septik Bioseptik (4 – 6 jiwa) 0,7 - 1 M³
2. Pipa intlet 4ʺ
3. Pipa outlet 4ʺ
4) Surat Dukungan material dari perusahan/produsen tangki septik yang bersertifikat
PUSLITBANGKIM Kementerian PUPR. Dan menjadi pemenuhan syarat
kontrak.
PEKERJAAN UTAMA, PENUNJANG DAN IDENTIFIKASI BAHAYA
K3

PEKERJAAN UTAMA DAN PENUNJANG

No Uraian Pekerjaan utama

1. Pekerjaan Sanitair :
Pekerjaan pemasangan pipa, asesoris dan pemasangan closet jongkok
2. Pekerjaan Septictank :
Pekerjaan galian tanah, urugan sirtu bawah tangkiseptik dan pemasangan
tangkiseptik (bioseptik)
3. Pekerjaan Resapan

IDENTIFIKASI BAHAYA K3

No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1. Pekerjaan galian Septictank dan galian resapan Terkena gancu/pacul


2. Pekerjaan pemasangan closet jongkok Kejatuhan closet
3. Pekerjaan pemasangan tangkiseptik bioseptik Kejatuhan tangkiseptik

P a g e 12 | 13
DAFTAR PERSONEL MANAJERIAL

Jabatan Pengalaman Sertifikat Jumlah


No Pendidikan
Manajerial
1. Manajer STM/SMK 1 Tahun SKT. TS. 051 atau 1 orang
Teknik TA. 022 (Pelaksana
Bangunan
Gedung/Pekerjaan
Gedung)
2. Petugas K3 STM/SMK/SMU/Sederajat Surat Keterangan 1 orang
mengikuti pelatihan
SMK3 Konstruksi
bidang PU
3. Manajer STM/SMK/SMU/Sederajat 1 orang
Keuangan

DAFTAR PERALATAN UTAMA

No Jenis alat Jumlah Kapasitas


1 Pompa air mesin 1 unit
besin/diesel
2 Mobil Pickup 1 unit 1 ton

P a g e 13 | 13

Anda mungkin juga menyukai