KONDISI UMUM
1.1. PENDAHULUAN
1.1.1. Nama Proyek
Nama Proyek adalah Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Pacal Kabupaten Bojonegoro
(16.688 Ha) TA. 2016-2018.
Sedimen
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus
cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu,
batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-
partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh
mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya
pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan
utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-
benda keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu
kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi
tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong
gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan
yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya
dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala
dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan
atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat
kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang
tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
6. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan
bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar
suara bising tanpa penutup telinga ini.
8. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat
pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama
di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan
yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan
disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan
preventif jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian.
1.2.6.2. Kebijakan K3
Untuk mengukuhkan komitmen manajemen PT. BRANTAS ABIPRAYA (Persero)
mencanangkan adanya mutu pekerjaan dan pelayanan serta Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang dilaksanakan dan terpelihara disemua tingkatan proses sehingga dapat
memberikan jaminan yang pasti terhadap setiap bentuk jasa konstruksi yang diberikan.
Dan untuk itu manajemen telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 yang menjadi pilihan bagi terciptanya suatu
jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan kepuasan bagi perusahaan, karyawan serta
customer melalui serangkaian kegiatan proses yang terstruktur dan meningkat secara terus
menerus di semua lini di PT. BRANTAS ABIPRAYA (Persero) yang menjadi standar
pelaksanaan manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja serta nantinya diharapkan
penerapannya dapat dilaksanakan dengan baik secara efektif.
Policy
Penerapan dan
Operasi
2. BOBOK / POTONG TIANG a) Kejatuhan benda dari atas, a) Tenaga kerja harus memakai helm,
PANCANG BETON terkena/tergores besi tulangan tiang sarung tangan, sepatu boot dan
PRACETAK pancang, terkena pecahan beton, tertimpa pelindung muka
potongan tiang pancang
6. PEKERJAAN PEMBESIAN a) Pekerja tergencet alat barbender atau besi a) Pemasangan rambu peringatan agar selalu
berhati- hati dalam penggunaan alat
barbender dan barcutter.
b) Pekerja terjatuh/terpeleset, kejatuhan b) - Tenaga kerja harus memakai helm,
benda dari atas, terkena benda tajam, sarung tangan, safety shoes, safety belt
terjepit/tergencet besi tulangan - Harus terpasang lantai untuk kerja (plat
form), tangga kerja dengan pengaman
pagar keliling dan jaring pengaman
horisontal
c) Terkena mesin bar cutter/ bar binder c) - Mesin harus diberi tutup pengaman
- Dipasang rambu-rambu peringatan
7. PEKERJAAN a) Pekerja terjatuh/terpeleset, terkena benda a) - Harus terpasang lantai untuk kerja
PENGECORAN tajam, tergencet (andang), jalan kerja dan tangga kerja
dengan pengaman pagar keliling pada
lokasi ketinggian.
- Tenaga kerja harus memakai helm,
safety shoes.
b) Kena Adukan Semen b) Pekerja harus menggunakan helm, sarung
tangan dan sepatu boot
c) Pekerja jatuh dari bucket betonan c) Dipasang rambu-rambu pekerja dilarang
naik bucket betonan
d) Pekerja kejatuhan talang d) Pengecekan kondisi perkuatan talang
sebelum digunakan
e) Pekerja terperosok pada jembatan e) Jembatan pengecoran harus kokoh dan
pengecoran memakai railing pengaman pada lokasi
ketinggian.
f) Pekerja terkena bucket pengecoran f) Dipasang rambu-rambu pekerja dilarang
terlalu dekat/naik bucket pengecoran
g) Pekerja terperosok/ terpeleset di jalan g) Jembatan pengecoran harus kokoh dan
kerja/tangga kerja/jembatan kerja memakai railing pengaman
h) Bahaya bekisting ambruk akibat h) Dipasang rambu-rambu peringatan
pengecoran dilarang berada di bawah bekisting
pengecoran
Seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang diacu oleh PT.
BRANTAS ABIPRAYA (Persero) didokumentasikan dan ditinjau ulang secara
berkala untuk menjamin agar selalu dalam kondisi terbaru (up to date) dan
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait. Cara identifikasi dan akses
peraturan perundangan dan persyaratan lainnya dituangkan dalam Prosedur
Identifikasi dan Akses Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya.
Regu Keadaan
Regu P3K Regu Lingkungan
Darurat
d. Pengecekan Material
- Petugas logistik mengecek material yang datang dengan mengacu pada buku
pesanan / permintaan barang
- Jika barang sesuai dengan volume pemesanan dan spesifikasi teknis, maka
material diturunkan dan jika tidak sesuai, maka petugas berhak menolak
- Petugas mengatur penumpukan ataupun letak material dan metode penurunkan
dan kerapihan material
Untuk rencana denah dan tampak bangunannya dapat dilihat di halaman berikutnya,
dimensi tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhanya:
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
POTONGAN A - A
POTONGAN B - B POTONGAN C - C
POTONGAN D - D POTONGAN E - E
DENAH
gording 6/12
atap asbes gelombang
kayu 8/12 atap asbes gelombang
0.10
gording 5/7
0.12
+3.50 +3.50 +3.50
0.12
0.30
0.25 0.50 0.25
kuda kuda 8/12
lisplank 2/25 kayu 2x3/12
tiang 10/10 tiang 10/10 lisplank 2/25 lisplank 2/25
dinding asbes dinding asbes kuda-kuda 6/12 kuda-kuda 6/12 kuda-kuda 6/12 kuda-kuda 6/12 dinding asbes
tiang 8/12 +2.10 +2.10 dinding asbes dinding asbes +2.00
dinding asbes dinding asbes
Tiang 8/12 +1.45
dinding asbes +1.45 Tiang 8/12
tanah urug tanah urug
dinding asbes
pasir urug t=5cm cor beton 1pc:2ps:3kr pasir urug t=5cm cor beton 1pc:2ps:3kr
t=3cm t=3cm
-0.05 ±0.00 ±0.00 -0.05 ±0.00 ±0.00 -0.05 ±0.00
-0.10 -0.10 -0.10
-0.20 -0.20
-0.50
-0.70 -0.70
-1.00 -0.80 -0.80
-1.10
POTONGAN C - C POTONGAN D - D
POTONGAN B - B
+4.50
+4.40
atap asbes gelombang
gording 5/7 gording 5/7
kuda-kuda 6/12
+3.62
+3.50
dinding asbes dinding asbes dinding asbes dinding asbes dinding asbes +2.95
dinding asbes dinding asbes
+2.70
lisplank 2/25 6/12 dinding asbes lisplank 2/25
+2.00
dinding asbes
dinding asbes
+1.45
tanah urug
pasir urug t=5cm cor beton 1pc:2ps:3kr cor beton 1pc:2ps:3kr
t=3cm t=3cm
-0.07 -0.05 ±0.00 ±0.00 -0.05 -0.07 ±0.00
-0.20
-0.50
-0.70
-1.00
-1.10
POTONGAN A - A
C D
TERAS
-0.10 -0.10 -0.05
B -0.10
km/wc
km/wc
-0.07
-0.07
km/wc
-0.07
-0.05
-0.07
-0.05
km/wc
km/wc
-0.07
±0.00
-0.07
R TIDUR R TIDUR R TIDUR R TIDUR R TAMU R TIDUR R TIDUR R TIDUR R TIDUR
±0.00
-0.05 -0.05
C
D
B
DENAH BASE CAMP
DENAH
Gbr. Laboratorium
DETAIL GUDANG
Gbr. Gudang
Gambar 2.2.1.4(g) GAMBAR POS JAGA
A A
Keterangan :
2 1. Batching Plant
2. Stock Material
3. Batching Plant Office
4. Rumah Genset
5. Parkir Truk Mixer
4
1
Untuk pekerjaan yang diharuskan pada malam hari, penerengan akan menggunakan lampu
HPI-T atau sejenisnya yang ditempatkan pada beberapa titik sesuai kebutuhan.
Perkuatan dg Baja
Profil
Jembatan existing
2.5.4.6. Ponton
Untuk pelaksanaan pekerjaan melalui jalur sungai/ air digunakan bantuan kapal ponton.
Ponton merupakan jenis kapal dengan lambung datar yang tidak mempunyai sistem
pendorong (propulsi).
a. Kontruksi Ponton
1. Plat besi yang dirangkai sedemikian rupa sehingga kedap air. Untuk meningkatkan
kestabilan digunakan dua ponton yang digabungkan secara paralel.
2. Drum besi kedap air dan lantai dari rangka kayu, papan kayu dilapis terpal/ plastik.
b. Fungsi
1. Ponton plat besi sebagai pengangkut alat berat (excavator,dsb) atau pengangkut
bak disposal sementara.
2. Ponton drum sebagai alternatif pengangkut bak disposal sementara (tanah,
sampah, dsb).
Existing Road
Rambu-rambu
Petugas
b. Pengendalian
1. Pengaturan lalulintas saat memasuki jalan raya.
Kondisi ini minimal membutuhkan dua petugas pengatur lalu lintas yang satu
dari arah depan dan yang lain dari belakang. Ketika truk memasuki jalan utama
maka petugas akan menghentikan secara bersamaan kendaraan yang datang dari
arah depan dan belakang sehingga truk atau alat kerja lainya memiliki cukup
ruang untuk bermanuver dengan aman.
petugas
2. Pengaturan lalu lintas pada area pekerjaan yang bersebelahan dengan jalan raya.
Kondisi ini membutuhkan minimal dua petugas peraturan lalu lintas yang satu
dari belakang dan yang lain di sekitar peralatan kerja. Untuk meningkatkan
faktor keamanan di sepanjang jalan untuk area pelaksanaan pekerjaan dipasang
rambu-rambu dan pembatas/ pagar pengaman jalan (rubber cone, concrete
devider, dsb). Ketika alat kerja (excavator, truck, dsb) akan masuk jalan utama
maka petugas akan menghentikan kendaraan yang datang dari belakang
sehingga alat kerja mempunyai ruang yang cukup dan dapat bermanuver dengan
aman.
b. Swelling Pressure
1. Swelling pressure adalah tekanan yang dibutuhkan untuk menjaga tanah agar
tanah tidak mengembang pada tanah ekspansif yang tergenang.
2. Swelling adalah suatu proses yang berlawanan dengan konsolidasi, maka
pengujian pengukuran besar swelling dicoba dengan memanfaatkan alat pengujian
konsolidasi yaitu oedometer.
- Sel oedometer terdiri dari ring atau cincin besi, batu tembus air dan pelat
penutup atau plat beban. Cincin besi oedometer biasanya mempunyai ukuran
tinggi ±19 mm dan diameter ± 62 mm, berfungsi untuk tempat sampel tanah
sedangkan batu tembus air berfungsi untuk tempat keluar masuknya air dalam
sampel tanah. Pemasangan benda uji pada sel oedometer lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.7 sedangkan Gambar 2.8 merupakan skema pengujian
pada alat oedometer.
Gbr. Pengukuran
2.6.2.3. Bouwplank
Pembuatan bouwplank dilaksanakan setelah pengukuran (setting out) selesai dan
mendapat persetujuan Direksi. Material bouwplank terbuat dari papan dan balok kayu atau
ditentukan lain oleh Direksi. Penempatan dan pemasangan bouwplank diatur sedemikian
rupa sehingga kokoh, tidak mengganggu pekerjaan yang berlangsung dan diwarnai/
ditandai dengan jelas pada lokasi yang menyatakan as, level, ataupun batas-batasnya.
Gbr. Bouwplank
c. Pelaksanaan persisi
1. Untuk saluran dengan bentang lebar, pelaksanaan konstruksi lining dilakukan
persisi bagian saluran untuk menjaga aliran air irigasi tetap mengalir. Pelaksanaan
konstruksi menggunakan sistem overlap sehingga pada setiap sisi saluran dalam
sebuah grup kerja akan mempunyai/ terbagi beberapa tim kerja, hal ini untuk
menjaga agar pembuatan kistdam/ cofferdam tidak terlalu panjang dan memberi
kesempatan lining mencapai kekuatan yang cukup sebelum kistdan dibuka (dialiri
air).
Keterangan:
Huruf A,B,C,…..dst menggambarkan pembagian tim kerja pada masing-masing
grup kerja, sedangkan angka 1,2,3,…..dst merupakan urutan pelaksanaan
konstruksi.
sedimen
3.2.1.3. Asumsi
- Sebagian tanah hasil galian dapat dimanfaatkan untuk material timbunan di luar lokasi
pekerjaan dan sebagian akan dibuang ke disposal area yang telah ditentukan.
3.2.2. Pelaksanaan
3.2.2.1. Peralatan utama
- Excavator
- Ponton, barge (bak penampung)
- Dumb truck
- Bulldozer
3.2.2.2. Metode pelaksanaan
a. Secara umum pelaksanaan galian akan dilaksanakan dari air via ponton.
b. Tanah hasil galian excavator diatas ponton akan diletakan langsung ke barge kemudian
barge dipindahkan didekat excavator lainnya yang berada di sekitar jalan akses untuk
mengangkat hasil galian ke dump truck untuk kemudian dihauling ke lokasi yang telah
ditentukan. Sebagai alternatif akan menggunakan excavator yang dilengkapi dengan
perforated bucket untuk mengurangi volume air galian.
c. Perataan tanah hasil galian di lokasi timbunan atau disposal area yang telah ditentukan
menggunakan bulldozer dan penyebaran tanah dibantu dump truck.
Clearing Clearing
Clearing
Bongkaran
> 2m
45°
kistdam
Tim-2
Tim-1
Pump pit
kistdam
pompa
3.3.3.2. Acuan
- Galian lumpur/ waled, asumsi untuk galian sedimen saluran
- Galian tanah biasa, asumsi untuk galian tanah lining dan struktur
- Lebar saluran ± 10 meter (asumsi)
- Terdapat jalan akses untuk alat berat di sisi saluran
3.3.3.3. Peralatan
- Excavator
- Bulldozer
- Dump truck
- Gerobak atau sejenisnya
- Pacul, alat gali, dsb.
3.3.3.4. Galian
a. Umum
- Secara umum pelaksanaan galian akan dilaksanakan dari darat.
- Pelaksanaan galian dilaksanakan setelah pekerjaan kistdam dan dewatering.
b. Galian sedimen
1. Asumsi
Galian dipermukaan saluran sebelum galian struktur.
2. Pelaksanaan
- Untuk kondisi tanah yang sedikit kadar airnya, tanah galian excavator akan langsung
diloading ke dump truck untuk kemudian dihauling ke lokasi yang telah ditentukan.
3.3.3.6. Pemadatan
- Jika diperlukan sebelum pelaksanaan timbunan akan dilakukan pekerjaan trial
embankment (percobaan pemadatan) sebagai acuan/dasar pada pelaksanaan pekerjaan
timbunan yang sebenarnya.
- Pemadatan dengan vibro roller dan penyiraman air menggunakan water tank sesuai
dengan yang dipersyaratkan serta dipasang profil untuk acuan penimbunan. Untuk
lokasi yang berdekatan dengan struktur atau bangunan digunakan baby roller.
Profil acuan
Sal. Primer
Sal. Sekunder
3.3.4.2. Pelaksanaan
Secara umum pelaksanaan pekerjaan beton saluran akan dimulai setelah pelaksanaan
persiapan lapangan (pengeringan, setting out, dsb), galian struktur selesai dilaksanakan.
Flow chart pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Mulai
Persiapan
Lapangan
& Dewatering
Galian Struktur
Pekerjaan Pondasi
Pemasangan
Bekisting/Support
Pembersihan
Lokasi Concrtete
Persiapan Concrete
Dan Laboratorium
Pelaksanaan
Pengecoran
Perawatan
Concrete
Pembongkaran
Bekisting
Pekerjaan Pasangan
(jika ada)
Isian Sambungan
Bongkar Kistdam/
Cofferdam
Selesai
2. Metode pelaksanaan
- Metode pelaksanaan pemancangan tiang pancang beton menggunakan diesel
hamer, untuk lokasi yang tidak dapat diakses diesel hammer digunakan drop
hammer.
- Urutan pelaksanaan sbb:
i. Pengadaan material
▪ Mobilisasi pile dengan truck atau sejenisnya
▪ Penempatan/ penumpukkan pile sedekat mungkin dengan lokasi
pemancangan dan berada di depan arah pemancangan.
ii. Pengangkatan
Setelah proses pengadaan material dan pekerjaan persiapan lapangan selesai
kemudian di laksanakan pengangkatan tiang pancang hingga posisi vertikal.
TAHAP-1 TAHAP-2
- Lingkup pekerjaan
▪ Tahap-1 meliputi:
Pekerjaan retaining wall, pekerjaan sekor, pekerjaan slab/ lantai.
▪ Tahap-2 meliputi
Pekerjaan sekor dan sloof, pekerjaan slab/ lantai, pekerjaan frame & ring balk,
pekerjaan dinding saluran.
2. Pekerjaan Lantai Kerja
- Lantai kerja dilaksanakan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan beton.
- Lantai kerja menggunakan material sesuai spesifikasi (beton, plastic cor,dsb).
- Secara umum dilaksanakan secara manual oleh pekerja dengan alat bantu.
3. Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Potong dan Bengkok
Pelaksanaan potong dan bengkok akan dilakukan di work shop (bar bender-bar
cutter shop). Pelaksanaan potong bengkok akan dilakukan berdasarkan gambar
bending yang sudah disetujui oleh Konsultan dan Pemberi Kerja. Secara umum
dilokasi pekerjaan hanya dilakukan instalasi saja.
- Transportasi
Setelah selesai proses potong dan bengkok material besi akan diangkut ke lokasi
pekerjaan menggunakan truck dan diloading dengan manual atau crane.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Pacal
Kabupaten Bojonegoro
4. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting dari bahan kayu dan multiplek dengan ketebalan antara 6 mm s/d 12 mm
tergantung dengan jenis konstruksinya.
- Sebagai alternatif untuk beton ekspos digunakan multiplek dengan film face
- Sebelum dilakukan pemasangan dilapangan permukaan bekisting bagian yang
terkena concrete akan diolesi oil form work atau material lainnya.
5. Pengecoran
- Secara umum pengecoran dilaksanakan dari lokasi terjauh dari jalan masuk.
- Proporsional campuran concrete akan ditentukan dengan melalui test campuran
atau job mix test dengan acuan kekuatan beton, nilai slump dan lainnya sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi teknis.
- Pengecoran menggunakan menggunakan agitator truck/ truck mixer, concrete
pump (ready mix). Untuk lokasi yang tidak dapat di jangkau ready mix, pekerjaan
lantai kerja, pekerjaan beton kapasitas kecil digunakan concrete mixer (site mix)
atau ditentukan lain oleh Pemberi Kerja.
- Pemadatan menggunakan vibrator, dirodding dengan besi atau ditentukan lain oleh
Pemberi Kerja.
READY MIX
SITE MIX
Gbr. Alat Pengecoran
b. Peralatan Utama
Peralatan utama yang dibutuhkan pada pekerjaan concrete antara lain:
- Concrete pump
- Agitator truck/ truck mixer
- Concrete mixer
- Chute
- Concrete vibrator
- Air compressor
- Bar bender, bar cutter
Tahap-2
Tahap-1
- Pelaksanaan sbb:
▪ Pekerjaan lantai kerja sesuai spesifikasi yang ditentukan.
▪ Pembesian tulangan dilaksanakan sekaligus untuk retaining wall tahap-1 dan
tahap-2. Secara parallel dilakukan pemasangan besi dowel, water stop, wheep
hole, besi stek, dsb.
▪ Pemasangan bekisting retaining wall tahap-1 dan dilanjutkan pengecoran.
▪ Pemasangan bekisting retaining wall tahap-2 dan dilanjutkan pengecoran.
Tahap-2
Tahap-1
Dowel
Tulangan
Water stop
TAHAP-1 TAHAP-2
- Pelaksanaan sbb:
▪ Setelah galian struktur selesai dilanjutkan pekerjaan lantai kerja (beton, plastic
cor, dsb.) sesuai spesifikasi yang ditentukan.
▪ Pembesian tulangan dilaksanakan sekaligus untuk sekor dan plat lantai.
▪ Bekisting untuk sisi luar plat lantai dan sekor.
▪ Pelaksanaan pengecoran secara sekaligus.
Tulangan Sekor
Retaining Wall
Plat Lantai
Segmen-1
Segmen-2
TAHAP-1 TAHAP-2
- Pelaksanaan sbb:
▪ Setelah galian struktur selesai dilanjutkan pekerjaan lantai kerja (beton, plastic
cor, dsb.) sesuai spesifikasi yang ditentukan.
▪ Pembesian tulangan dilaksanakan sekaligus untuk sekor dan plat lantai.
▪ Bekisting untuk sisi luar plat lantai dan sekor.
▪ Pelaksanaan pengecoran secara sekaligus.
Plat
Sloof
Sekor
Tahap-2
Tahap-1
Gbr. Tahapan Pelaksanaan Frame, Ring Balk & Plat Dinding saluran
- Pelaksanaan sbb:
▪ Setelah galian struktur selesai dilanjutkan pekerjaan lantai kerja (beton, plastic
cor, dsb.) sesuai spesifikasi yang ditentukan.
▪ Pembesian tulangan dilaksanakan sekaligus untuk frame, ring balk & plat
dinding.
▪ Bekisting untuk sisi-sisi luar. Untuk permukaan plat tanpa bekisting.
▪ Pelaksanaan pengecoran sesuai tahapan.
Tulangan
Dinding Tahap-1
Dinding Tahap-2
f. Pekerjaan sambungan
- Dilaksanakan saat kisdam masih terpasang (kondisi kering) atau pelaksanaan dalam
setiap tahapan pekerjaan saluran.
- Material joint sesuai spesifikasi.
- Pekerjaan joint/ sambungan dilakukan secara manual dengan alat bantu.
Pas. batu
Wheep hole
2. Proses penghamparan
- Untuk lokasi timbunan < 50 m, material langsung dihamparkan dengan bulldozer.
- Untuk material dengan hauling > 50, material timbunan diturunkan dari dump truck
kemudian dihamparkan menggunakan bulldozer.
- Pelaksanaan penghamparan dilakukan layer per layer setebal 30 cm.
- Pemadatan dilakukan dari sisi pinggir area timbunan terus kearah sumbu timbunan
dan pemadatan
Arah dari arah rendah
pada menuju arah
jalan lurus yang
(dari tepilebih tinggi.
ke tengah)
As Jalan
Gbr. Urutan Pemadatan Material Timbunan
4. Trimming
Pekerjaan trimming pada sisi miring/ slope di kanan kiri agar terlihat rapih dan kokoh
dengan menggunakan excavator.
Macadam
Acuan
Pasak
Peilskal