Paket Pekerjaan : Pembuatan Pagar Pengaman Belakang Teaching Factory di Kebun Praktek
Gt.Loa dan Hj.Idak
Lokasi : JL. Dodiklatpur Kec. Cempaka Kota Banjarbaru
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pekerjaan, penentuan metode pelaksanaan sangat penting, karena
penentuan metode yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi akan menentukan
kinerja pelaksanaan pekerjaan tersebut. Metode pelaksanaan ini merupakan suatu teknis
pelaksanaan yang telah direncanakan secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung.
Metode Pelaksanaan ini diajukan sebagai kelengkapan teknis pekerjaan dilapangan dalam
memulai suatu pelaksanaan pekerjaan..
1.3 Lokasi
JL. Dodiklatpur Kec. Cempaka Kota Banjarbaru
Penebangan pohon
- Pembersihan tumbuhan bawah sekitar pohon
termasuk yang melilit pohon untuk memudahkan
pemotongan dan menghindarkan kecelakaan kerja.
- Membuat takik rebah dan takik balas untuk
memudahkan pemotongan pohon.
- Setelah arah rebah ditentukan baru dilakukann
pemotongan pohon.
- Setelah pohon roboh baru dilakukann pemotongan
ujung dan pangkal serta pembagian pohon sesuai
ketentuan guna memudahkan pengangkutan.
- Penebangan pohon dilakukan oleh regu penebangan
yang terdiri dari 1 orang operator Chain Saw (Penebang)
dan 2 orang pembantu.
- Penyaradan adalah menarik kayu dari titik
penebangan ke tempat pengumpulan sementara (tepi
jalan), metode yang digunakan dengan cara manual
(dipikul / digotong)
- Pengangkutan dari tepi jalan ke lokasi penyimpanan /
pengumpulan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dengan
menggunakan Dump Truck / Pick Up.
NO JENIS JUMLAH
3 Genset 1 Unit
Pada daerah di bawah timbunan atau pada tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus mengupas lapisan tanah permukaan dan membuangnya sebagaimana
petunjuk Konsultan Pengawas. Secara umum pembuangan lapisan tanah permukaan pada
daerah-daerah yang telah ditentukan harus sampai pada kedalaman yang sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas, dan lapisan atas tanah itu harus dipisahkan dari material
hasil penggalian lainnya. Bila lapisan tanah permukaan tersebut akan dipergunakan untuk
menutupi lereng timbunan atau daerah lainnya yang telah ditentukan Konsultan Pengawas
atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar, pekerjaan pengupasan lapisan atas tanah
tersebut dianggap mencakup juga penimbunannya bila perlu, dan pembuangannya, serta
penempatan dan penebarannya di daerah-daerah yang ditentukan Konsultan Pengawas.
Setelah ditebarkan, lapisan atas tanah tersebut harus digaru untuk membentuk permukaan
yang rata yang bersih dari gulma, akar, rerumputan dan batu-batu besar.
Perlindungan Untuk Tempat Tertentu yang Harus Tetap Dipertahankan. Pada daerah-daerah
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor bertanggungjawab untuk selalu
melindungi dan memelihara semak-semak, pepohonan dan rerumputan yang ada pada
daerah tersebut. Patok pengukuran, Konsultan Pengawas untuk ditinggalkan harus dilindungi
dari
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh operasi Kontraktor
Galian tanah Pondasi & Plat
Pekerjaan galian tanah pondasi yang dimaksudkan disini adalah galian tanah pada pondasi
plat poer dan pondasi batu kali. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi
adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 10 cm padat.
Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan
dari pasir tersebut
Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja
2.3 PEKERJAAN PONDASI DAN STRUKTUR
Pondasi batu gunung
Pelaksanaan pekerjaan Pondasi pasangan batu dilaksanakan setelah pekerjaan batu kosong
yang mana mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana
pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut :
Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya
adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :
Gali tanah untuk lubang pasangan batu kali.
Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 PC : 5 PSR.
Hamparkan pasir urug dan ratakan.
Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
Pengecoran Sloof
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai
dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau
mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi
(Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton,
air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan
gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2 (untuk Sloof beton
bertulang 20/30) dan karateristik 250 kg/cm2 (untuk Sloof beton bertulang 15/25)
Pembesian Kolom
Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan bagian atas
dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga merupakan satu kesatuan
struktur portal yang kaku.Penulangan kolom dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk
menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan bawah
tulangan foot plate.Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah luar.Setelah
itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya dengan tulangan yang
sudah ada.
Pengecoran Kolom
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua kolom pada
ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menggunakan beton K 250 menggunakan adukan manual
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton,
air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan
gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250kg/cm2
Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate dengan
dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.
Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi dengan
memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom
Plesteran + acian bata tebal 15 mm camp. 1:4 & Plesteran + acian sisi luar pondasi tebal
15 mm camp. 1:4
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dan Acian adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.
Pelaksanaan pekerjaan plesteran
Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 4Psr .
Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata & sisi luar pondasi untuk menghindarkan keretakan.
Buat adukan untuk plesteran dinding bata & sisi luar pondasi.
Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan
acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
Pasang Besi Galvanis 2” Tiang penahan kawat duri
Pemasangan Tiang Besi Galvanis dengan jarak 3 Meter dan dimasukkan kedalam
pemasangan batu gunung sedalam 60cm. untuk memperkuat berdirinya tiang
Pekerjaan Waterproofing
Area yang akan diaplikasi dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak
Setelah area yang akan dikerjakan dibersihkan, maka dapat dilakukan
pemasangan Waterproofing Coating I (dosis 0.5 kg/m²)
Menunggu + 1 jam (kondisi kering) pekerjaan Coating ke II (finish Coating)
dilakukan dengan arah coating vertical (dosis 1 kg/m²)
Setelah selesai aplikasi waterproofing, menunggu + 1 hari untuk dapat
dilakukan tes rendam
Tes rendam dilakukan selama 1 x 24 jam
I. PENDAHULUAN.
Rencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam
pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang harus dipersiapkan dengan tujuan supaya
semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada dilokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya,
terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tesebut diatas,
sasaran dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah agar
semua bahan dan material, alat dan mesin produksi terjamin keamanannya mulai dari
mobilisasi,penyimpanan, pemakaian maupun setelah dipergunakan, dengan menggunakan
prosedur/tahapan yang benar.
Untuk keperluan itu perusahaan akan memberikan suatu makalah/dokumen tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terbaik dalam pekerjaan ini. Adapun
Prosedur/tahapan yang akan kami terapkan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya, sangat
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Ada beberapa hal yang harus kami lakukan dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
dengan ketentuan K3 di lingkungan proyek antara lain:
1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3
2. Penyusunan Safety Plan (Rencana K3) untuk proyek
3. Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan
4. Pelatihan Program K3
5. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Program K3
6. Penataan Lingkungan Proyek
2. Penyusunan Safety Plan (Rencana Mutu K3) untuk proyek, antara lain:
Pembukaan :
o Gambaran Proyek
o Pokok perhatian untuk kegiatan K3
Risiko kecelakaan dan pencegahan (risiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut)
Tata cara pengoperasian peralatan.
Alamat instansi terkait.
2. Sepatu Lapangan
Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, benda-benda tajam
dan sejenisnya. Penggunaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
- Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain : Kantor Proyek, Gudang bahan
bakar, Gudang Material/perlatan, Ruang Genset, Mess Karyawan, Barak Pekerja dan tiap
lantai bangunan proyek.
- Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing yang kuat dan tali warna kuning sebagai
pembatas/peringatan.
- Penangkal petir.
- Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja.
- Jaring pengaman pada bangunan tinggi.
- Pagar pengaman lokasi proyek.
Oleh sebab itu kontraktor wajib menyediakan barak/bedeng/asrama untuk pekerja, dengan
pertimbangan faktor transports dan tersedianya lahan, maka barak/bedeng biasanya di buat
pada lahan pekerja proyek. Dalam menentukan lokasi barak perlu di pertimbangkan beberapa
sebagai berikut :
1. Penempatan barak/bedeng/asrama perlu adanya pemisah yang tegas dengan lahan kerja
2. Faktor factor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah :
- Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian)
- Gerakan manusia dan alat; Suara (kebisingan)
- Getaran; Cahaya dan sirkulasi udara.
House Keeping
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 adalah:
- Penyediaan air bersih yang cukup.
- Penyediaan toilet/WC yang bersih.
- Penyediaan Musholla yang bersih dan terawat.
- Penyediaan toilet/WC untuk pekerja proyek.
- Penyediaan bak bak sampah pada lokasi yang diperlukan.
- Pembuatan saluran pembuangan limbah.
- Pembersihan sampah sampah secara teratur.
- Kerapihan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai. (scaffolding, pipe
support, pipa pipa, jack base, concrete vibrator, lampu-lampu penerangan, dll)
I TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang
bagaimana menggunakan Alat Kerja Manual.
II APLIKASI
Instruksi kerja ini berlaku untuk memberikan petunjuk cara pemakaian Alat Kerja Manual
untuk antara lain pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan
beton, pekerjaan pasangan dan lainnya dengan aman.
III PROSEDUR
1. Ketentuan Umum
1.1 Cara kerja Penggunaan alat kerja manual adalah harus aman bagi pekerja dan orang lain
1.2 Hasil kerja sesuai dengan spesifikasi mutu dan keselamatan
1.3 Tersedia alat pelindung diri dalam kondisi baik dan digunakan selama pelaksanaan kerja
1.4 Alat kerja harus aman untuk dipergunakan untuk keselamatan pekerja dan orang lain
1.5 Tenaga kerja yang menggunakan alat harus paham prinsip – prinsip K3 atas kecelakaan
akibat alat kerja tersebut.
2. Ilustrasi
2.1 Pekerjaan Pembesian :
Kunci
I. TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang
metode kerja transportasi material proyek atau lainnya secara umum.
II. APLIKASI
Intruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan transport material arah horizontal secara
manual atau menggunakan peralatan bantu baik alat berat atau alat sederhana. Alat yang
dipakai antara lain:
1. Alat sederhana : Hand Pallet, Kerekan, dll
2. Alat berat : Dump Truck, Treiller, dll
III. Ilustrasi
1. Pelindung Diri.
Safety
Dari resiko terkena paku dan benda tajam lainnya yang ada diarea
kerja, selain itu dapat mencegah pekerja terslip jika berjalan ditempat
Helm
Sarung
Sarung tangan berfungsi melindungi tangan pekerja dari
tangan
resiko lecet dan tersusupi benda tajam selain itu tangan
tidak licin disaat mengangkat benda yang berat.
2. Transportasi manual.
I TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang
metode kerja pengangkatan beban berat atau lainnya secara umum.
II. APLIKASI
Intruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan pengangkatan beban berat, alat pelindung
diri, cara kerja, dan alat kerja.
Helm
Sarung Tangan Sarung tangan berfungsi melindungi tangan pekerja dari resiko
lecet dan tersusupi benda tajam selain itu tangan tidak licin disaat
mengangkat benda yang berat.
2. Alat Kerja
Tower Crane
Troly / Gerobak
Hand Palet
Hand Palet merupakan alat angkut untuk material dengan kemasan palet atau material berdimensi besar, in palet
bekerja dengan tenaga manusia
IX. PENUTUP
Demikian kami sampaikan uraian tentang Metode Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).