Anda di halaman 1dari 42

METODE PELAKSANAAN

Paket Pekerjaan : Pembuatan Pagar Pengaman Belakang Teaching Factory di Kebun Praktek
Gt.Loa dan Hj.Idak
Lokasi : JL. Dodiklatpur Kec. Cempaka Kota Banjarbaru

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pekerjaan, penentuan metode pelaksanaan sangat penting, karena
penentuan metode yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi akan menentukan
kinerja pelaksanaan pekerjaan tersebut. Metode pelaksanaan ini merupakan suatu teknis
pelaksanaan yang telah direncanakan secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung.
Metode Pelaksanaan ini diajukan sebagai kelengkapan teknis pekerjaan dilapangan dalam
memulai suatu pelaksanaan pekerjaan..

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan pembuatan metode pelaksanaan ini adalah acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan waktu.
Didalam metode pelaksanaan ini tercantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai
dari awal kegiatan hingga selesai, yang terdiri dari site management hingga quality control
pekerjaan serta unsur - unsur terkait selama pekerjaan berlangsung, sehingga apa yang
menjadi target dan rencana yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik.
Berikut kami tampilkan beberapa metode pelaksanaan sehingga dengan adanya metode ini
diharapkan akan dapat memandu berjalannya proses pekerjaan dengan baik dengan
maksud :
 Pengaturan pekerjaan dilapangan lebih terkontrol
 Penggunaan sumber daya akan lebih maksimal
 Penggunaan alat kerja akan lebih efisien
 Pengaturan lalu lintas kendaraan di lokasi kegiatan akan lebih teratur.

1.3 Lokasi
JL. Dodiklatpur Kec. Cempaka Kota Banjarbaru

1.4 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan antara lain :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
 Uitzet & Pasang Bouwplank
 Pembersihan Lokasi
 Direksi Keet
 Bedeng
 Papan Nama
 Dokumentasi
2. PEKERJAAN TANAH / URUGAN
 Galian Tanah Pondasi Struktur
 Urugan Kembali Tanah
3. PEK. PONDASI BETON
 Pondasi Pasangan Batu Kali
 Pek. Pondasi Pasangan Batu Kali
 Pasang Pagar kawat Berduri (bagian belakang) (P18-P35)
 Pipa galvanis 2"
 Pengecatan Pipa Galvanis
 Kawat berduri (5 tingkat)
4. PEKERJAAN GATE DAN POS JAGA
 PEKERJAAN STRUKTUR GATE
 Galian Pondasi
 Urugan Tanah Kembali
 Pasir Urug t.10cm
 Pekerjaan Pondasi
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Pekerjaan Kolom
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Pekerjaan Sloof
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Pekerjaan Balok
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 PEKERJAAN ARSITEKTUR GATE
 Pas. Bata
 Plesteran Dinding
 Acian Dinding
 Acian Kolom
 Pengecatan
 PEKERJAAN PAGAR GAPURA
 Pek. Pengecatan Pagar Besi
 Pek. Pintu geser Entrance (Lengkap dengan Rel dan Roda)
 Alat Penggantung dan Pengunci
 PEKERJAAN POS JAGA
 Galian Pondasi
 Urugan Tanah Kembali
 Pasir Urug t.10cm
 Pondasi Plat Poer
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Sloof
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Kolom 30x30
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Ring Balk
 - Beton Mutu K-250
 - Pembesian U24
 - Bekisting
 Pas. Bata
 Plesteran Dinding
 Plesteran Kolom
 Acian
 Pengecatan Dinding
 Kramik Lantai 30x30
 Pintu 1
 Pintu 2 (PVC)
 Jendela 1
 Jendela 2
 Alat Penggantung dan Pengunci
 Waterproofing
 Rangka Atap Baja Ringan
 Atap Multiroof
 Rangka Plafond
 Plafond Gypsum
 Biofill Tank (termasuk galian dan pemasangan)
 Sumur Bor
 Pengadaan Listrik 1300 Kwh
 Pekerjaan Pemasangan Closet Jongkok
 Instalasi Air Bersih Pipa 1/2 Inch
 Instalasi Air Kotor 4 Inch
 Kran Tembok
 Floor Drain
 Pompa
 Instalasi Titik Lampu
 Instalasi stop kontak
 Lampu LED Panel Downlight 10 Watt
 Saklar Tunggal
 Stop Kontak
5. SMK3 dan RK3K
 Penyiapan RK3K terdiri atas: Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin
Kerja Dan
 "Pembuatan Kartu Identitas Pekerja
 (KIP);"
 "Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
 Induksi K3 (Safety Induction ); "
 Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting) ;
 Pelatihan K3;
 "Perilaku Berbasis Keselamatan
 (Budaya K3)"
 P3K
 Simulasi K3;
 Spanduk (banner) ;
 Poster;
 Papan Informasi K3.
 "Alat Pelindung Kerja terdiri atas:
 Jaring Pengaman (Safety Net);"
 Tali Keselamatan (Life Line);
 Penahan Jatuh (Safety Deck);

 Topi Pelindung (Safety Helmet) ;
 Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
 Tameng Muka (Face Shield);
 Masker Selam (Breathing Apparatus);
 Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
 Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
 Sarung Tangan (Safety Gloves);
 Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk Staf
 "Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and
 toe cap)"
 Jaket Pelampung (Life Vest);
 Rompi Keselamatan (Safety Vest);
 Celemek (Apron/Coveralls);
 Pelindung Jatuh (Fall Arrester);

 BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (BERDASARKAN KEPMENAKER
NOMOR : KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga harian Proyek)
 Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(P2K3);
 Fasilitas sarana kesehatan; Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen,
Obat Luka, Perban, dll)
 Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan, Tensi
Meter, dll);
 Peralatan Pengasapan (Fogging) ;
 Obat Pengasapan.
 "Rambu- Rambu terdiri atas :
 Rambu Petunjuk;"
 Rambu Larangan;
 Rambu Peringatan;
 Rambu Kewajiban;
 Rambu Informasi;
 Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
10Kg
 Bendera K3;
 Jalur Evakuasi (Escape Route );
 Lampu Darurat (Emergency Lamp );
 Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

Pekerjaan Persiapan yang mendukung pekerjaan utama:


 Papan Nama Proyek
 Fasilitas dan bangunan – bangunan tempat kerja kontraktor diantaranya yaitu :
 Kantor Lapangan Kontraktor
 Mess Pegawai
 Barak Pekerja
 Gudang
 Kantor Direksi Pekerjaan Sementara
 Penyediaan listrik, air minum, sanitasi, saluran air buangan
 Penyediaan Peralatan kantor
 Gambar kerja (shop drawings) dan GambarKerja (Construction Drawings)
 Pekerjaan pendukung lainnya apabila diperlukan

II. URAIAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
PEMBERSIHAN LAPANGAN:
Pembongkaran dan pembersihan lokasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan lokasi / lahan / tapak terlebih dahulu dilaksanakan
pembersihan dan pembongkaran terhadap Pagar existing.
Setelah pekerjaan bongkaran selesai sisa bongkaran yang tidak terpakai dikumpulkan satu
titik yang mana titik tersebut tidak mengganggu aktifitas pekerja, sedangkan yang tidak
memenuhi syarat akan dikeluarkan dari lokasi proyek.
ALAT :
 Gerobak, alat yang digunakan untuk mengangkut sisa bongkaran;
 Sekrop dan pacul, alat untuk mengambil/memasukkan/memindahkan bongkaran;
 Palu/godam, alat untuk pembongkaran;
 Cutter listrik ataupun betel, alat untuk memberi batas bongkaran pada dinding agar
retaknya tidak menjalar/merambat.
SAFETY :
 Helmet/Helm, untuk perlindungan kepala akibat kejatuhan bongkaran;
 Kacamata safety, untuk melindungi mata dari percikan atau debu bongkaran;
 Masker, untuk melindungi pernafasan dan mulut dari kemasukan debu bongkaran;
 Sepatu safety, untuk melindungi kaki dari kejatuhan bongkaran dan tersandung
tumpukan sisa bongkaran;
 Sarung tangan, melindungi tangan untuk mengurangi resiko apabila terpukul alat
bongkar serta menghindari lecetnya tangan saat melakukan bongkaran atau saat
membersihkan bongkaran.

Penebangan pohon
 - Pembersihan tumbuhan bawah sekitar pohon
termasuk yang melilit pohon untuk memudahkan
pemotongan dan menghindarkan kecelakaan kerja.
 - Membuat takik rebah dan takik balas untuk
memudahkan pemotongan pohon.
 - Setelah arah rebah ditentukan baru dilakukann
pemotongan pohon.
 - Setelah pohon roboh baru dilakukann pemotongan
ujung dan pangkal serta pembagian pohon sesuai
ketentuan guna memudahkan pengangkutan.
 - Penebangan pohon dilakukan oleh regu penebangan
yang terdiri dari 1 orang operator Chain Saw (Penebang)
dan 2 orang pembantu.
 - Penyaradan adalah menarik kayu dari titik
penebangan ke tempat pengumpulan sementara (tepi
jalan), metode yang digunakan dengan cara manual
(dipikul / digotong)
 - Pengangkutan dari tepi jalan ke lokasi penyimpanan /
pengumpulan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dengan
menggunakan Dump Truck / Pick Up.

Pengukuran dan pemasangan bowplank


Pengukuran
Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan ( Uitzet ) merupakan
jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk
bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah
disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi
bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan.Hasil dari
pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan
sumbu dinding tembok bangunan yang diperoleh dengan
menghubungakan titik-titik hasil pengukuran.
Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang
sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi
dan menentukan baik buruknya ukuran dan bentuk bangunan.Jenis pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan
pengontrolan kembali.
 Membuat Bidang Datar
Untuk membaut bidang datar (“waterpas”) pada pekerjaan pengukuran dan leveling
lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen,
sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup
menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga
dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.
Untuk bangunan yang berukuran kecil, alat penyipat datar sederhana berupa selang
plastik yang diisi air hasilnya cukup akurat, namun untuk bangunan yang berukuran
besar, alat bantu tersebut kurang akurat hasilnya. Hal tersebut disebabkan ukuran
panjang selang plastik yang terbatas, sehingga dapat mengakibatkan hasil dari
pelaksanaan pengukuran kurang akurat.
 Membuat Garis Siku-siku
Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan
dalil pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak
(AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.
Untuk mengontrol hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
- Menarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD),
- Menarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),
- Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, dan akan
membentuk bidang segi empat,
- Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,
- Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka garis yang
menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku, dan pekerjaan pengukuran
harus diulangi sampai jarak diagonal BC dengan AD sama panjang.
Pasang Bowplank
1) Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan tarikan benang
(garis BA) sebagai dasar pengukuran bangunan.
2) Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus
terhadap garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil pythagoras (3:4:5).
3) Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH.
4) Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar
pada setiap patok.
5) Pasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut.
6) Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu
tancapkan paku dan beri tanda dengan cat atau meni.
BAHAN :
 Kayu, sebagai bahan utama yang digunakan untuk bouwplank.
 Tali, sebagai batas yang di kerjakan/sipat datar.
ALAT :
 Gerobak, alat yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan.
 Palu, alat memukul paku dan kayu
 Paku, alat pengikat kayu.
 Sabit, alat menajamkan bagian bawah kayu.
 Meteran, alat yang digunakan mengukur.
 Siku, alat yang digunakan untuk menyiku bagian pojok.
 Unting-unting, alat untuk meluruskan ( vertikal ).
 Gergaji, alat untuk memotong kayu.
 Sekrop, alat untuk mengambil pasir.
 Cetok, alat untuk meratakan pasir.
 Timba, alat untuk memudahkan pengambilan pasir

Papan nama kegiatan


Papan Nama Kegiatan di buat untuk menerangkan mengenai semua hal proyek pekerjaan
yang dikerjakan dimana pada papan proyek tersebut berisikan informasi pekerjaan,
pengguna/pemilik, biaya pekerjaan, lama pekerjaan, Nomor kontrak dan lain-lain yang
dianggap perlu untuk diperlihatkan pada umum. Dan diletakkan pada lokasi pekerjaan.
Papan Nama Kegiatan dibuat di awal pekerjaan pada minggu pertama pekerjaan.
Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :
 Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
 Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
 Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-
tiang penyangga.

2.2 PEKERJAAN TANAH, PANCANGAN DAN URUGAN


Mobilisasi Alat Excavator dan Peralatan Penunjang :

NO JENIS JUMLAH

1 Dump Truck 1 Unit

2 Concrete Mixer 3 Unit

3 Genset 1 Unit

4 Gerobak Sorong 10 Unit

5 Peralatan Kerja 10 Set

Mobilisasi peralatan tersebut disesuaikan waktunya dengan kebutuhan dan


schedule pelaksanaan pekerjaan dan akan dilaksanakan pada malam hari utuk menghindari
kemacetan. Untuk perijinannya akan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Demobilisasi dinilai selesai jika seluruh peralatan, bahan, personil dan lainnya milik
Kontraktor telah dikeluarkan dari lokasi proyek.
Pengupasan / Pengurukan Leveling lokasi Pagar dengan Alat ( Excavator )

Pada daerah di bawah timbunan atau pada tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus mengupas lapisan tanah permukaan dan membuangnya sebagaimana
petunjuk Konsultan Pengawas. Secara umum pembuangan lapisan tanah permukaan pada
daerah-daerah yang telah ditentukan harus sampai pada kedalaman yang sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas, dan lapisan atas tanah itu harus dipisahkan dari material
hasil penggalian lainnya. Bila lapisan tanah permukaan tersebut akan dipergunakan untuk
menutupi lereng timbunan atau daerah lainnya yang telah ditentukan Konsultan Pengawas
atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar, pekerjaan pengupasan lapisan atas tanah
tersebut dianggap mencakup juga penimbunannya bila perlu, dan pembuangannya, serta
penempatan dan penebarannya di daerah-daerah yang ditentukan Konsultan Pengawas.
Setelah ditebarkan, lapisan atas tanah tersebut harus digaru untuk membentuk permukaan
yang rata yang bersih dari gulma, akar, rerumputan dan batu-batu besar.

Pembuangan Material Hasil Pembersihan


Kayu-kayuan kecuali yang akan dipergunakan, dan semua semak-semak, tunggul, akar,
batang kayu dan material tak terpakai lainnya hasil operasi pembersihan dan pembongkaran
harus dibuang di lokasi yang sudah disediakan oleh Kontraktor. Lokasi kerja dan daerah-
daerah di sekitarnya harus dijaga kerapihannya. Tidak boleh terdapat puing-puing di atau di
sekitar daerah.

Perlindungan Untuk Tempat Tertentu yang Harus Tetap Dipertahankan. Pada daerah-daerah
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor bertanggungjawab untuk selalu
melindungi dan memelihara semak-semak, pepohonan dan rerumputan yang ada pada
daerah tersebut. Patok pengukuran, Konsultan Pengawas untuk ditinggalkan harus dilindungi
dari
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh operasi Kontraktor
Galian tanah Pondasi & Plat
Pekerjaan galian tanah pondasi yang dimaksudkan disini adalah galian tanah pada pondasi
plat poer dan pondasi batu kali. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi
adalah sebagai berikut :
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk
pondasi.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul,
belincong, pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
 Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut
dilakukan pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah untuk pondasi
 Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong,
apabila kondisi lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan
alat bantu excavator.
 Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
 Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
 Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
 Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.
 Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
menggunakan alat ukur manual atau dengan theodolith.
 Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya
supaya air dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses
pekerjaan.
 Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal
ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.

Pasir urug bawah pondasi


Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan perlu dilakukan penaburan pasir urug ke tanah (di
sepanjang penggalian). Pekerjaan ini dilakukan karena untuk menghindari tercampurnya
adukan dan tanah liat. Berikut tata cara pelaksanaannya
 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan
dari pasir tersebut
 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi
Urugan kembali tanah galian
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pondasi sudah selesai dilaksanakan, pengurugan tanah
dengan mengembalikan tanah bekas galian pondasi dan di padatkan.

Urugan kembali ex galian untuk bawah Lantai


Pekerjaan ini dilaksanakan di bawah lantai sebelum diurug pasir dengan menggunakan
bahan ex bongkaran dan ex galian. Yang harus disiapkan area urugan (keadaan lapangan)
sebagai berikut :
 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
 Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
 Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
 Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40 cm) dan
setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
 Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby
roller atau alat pemadatan).
 Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
 Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

Pasir urug bawah Lantai


Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan Lantai yang berfungsi untuk
menstabilkan tanah dan sebagai landasan lantai kerja. Untuk mendapatkan kualitas urugan
pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-langkah sebagai berikut , disertai perhitungan
kebutuhan bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 10 cm padat.
 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan
dari pasir tersebut
 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja
2.3 PEKERJAAN PONDASI DAN STRUKTUR
Pondasi batu gunung
Pelaksanaan pekerjaan Pondasi pasangan batu dilaksanakan setelah pekerjaan batu kosong
yang mana mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana
pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya
adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasangan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 PC : 5 PSR.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

Cor Lantai T = 5 cm Mutu K100


Dibawah ini akan dijelaskan tentang pelaksanaan pekerjaan lantai kerja diserta dengan
perhitungan untuk kebutuhan bahan, tenaga kerja dan jumlah waktu pelaksanaan pekerjaan
yang disesuaikan dengan volume pekerjaan.
 Lantai cor beton terdiri dari campuran mutu K-100 atau fc 7,4 MPa digelar setebal
5 cm ditempatkan diatas hamparan urugan pasir dan dikerjakan hingga menutup
semua area lantai
 Spesi diratakan sedemikian rupa hingga rata permukaannya dengan menggunakan
kasutan.

Lantai Kerja Pondasi T = 5 cm Mutu K 100


Pekerjaan lantai kerja beton (K-100) bawah poer dilaksanakan setelah urugan pasir bawah
pondasi telah selesai.
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
 Approval material yang akan digunakan
Persiapan lahan kerja
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran mutu K-100 atau fc 7,4 MPa.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat pasangan
aanstamping dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
Setelah pekerjaan lantai kerja beton (K-100) bawah poer selesai dilanjutkan ke pekerjaan
Pondasi Plat poer.

Plat Poer 80 x 80 X 20 Cm Beton Bertulang Mutu K250


Pekerjaan Plat Poer ini dilaksanakan setelah selesai pekerjaan lantai kerja beton (K-100)
bawah poer. Adapun langkah kerjanya akan diuraikan seperti dibawah ini.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Gerobak Dorong
 Concrete Mixer
 Sekop
 Bar bender dan bar cutter manual
 Ember Cor
 Theodolite
Material dan bahan bantu yang digunakan:
 Batu kali/gunung/split
 Pasir
 Semen
 Air kerja
 Kayu Bekisting
 Besi Tulangan
 Bendrat
 Benang
Urutan Pelaksanaan:
 Persiapan, meliputi pengadaan material, pengaturan lokasi stock yard,
pendatangan alat kerja, kelengkapan k3, dll.
 Pengukuran untuk menentukan lokasi pemasangan pondasi poer plat sesuai
gambar rencana.
 Pasang patok bantu untuk acuan pondasi telapak sesuai dengan gambar.
 Pabrikasi bekisting dengan kayu bekisting sesuai dengan ukuran telapak pondasi
poer plat (sesuai gambar rencana)
 Pabrikasi besi tulangan sesuai dengan rencana dengan memperhatikan panjang
sambungan dan panjang penyaluran.
 Pemasangan stek kolom, balok atau struktur lainnya yang bertumpupada pondasi
telapak/poer plat.
 Pengecoran beton poer plat dengan campuran beton k-250
 Inspeksi dan perapihan hasil pengecoran

Neut Kolom beton bertulang 30 x30 Mutu K250


Pekerjaan inidilaksanakan berbarengan dengan pekerjaan pondasi poer plat. Adapun
langkah kerjanya akan diuraikan seperti dibawah ini.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Gerobak Dorong
 Concrete Mixer
 Sekop
 Bar bender dan bar cutter manual
 Ember Cor
 Theodolite
Material dan bahan bantu yang digunakan:
 Batu kali/gunung/split
 Pasir
 Semen
 Air kerja
 Kayu Bekisting
 Besi Tulangan
 Bendrat
 Benang
Urutan Pelaksanaan:
 Persiapan, meliputi pengadaan material, pengaturan lokasi stock yard,
pendatangan alat kerja, kelengkapan k3, dll.
 Pengukuran untuk menentukan lokasi pemasangan Neut Kolom beton bertulang
sesuai gambar rencana.
 Pasang patok bantu untuk acuan pondasi telapak sesuai dengan gambar.
 Pabrikasi bekisting dengan kayu bekisting sesuai dengan ukuran Neut Kolom beton
bertulang (sesuai gambar rencana)
 Pabrikasi besi tulangan sesuai dengan rencana dengan memperhatikan panjang
sambungan dan panjang penyaluran.
 Pengecoran beton Neut Kolom beton bertulang dengan campuran beton k-250
berbarengan dengan pengecoran pondasi poer plat beton
 Inspeksi dan perapihan hasil pengecoran

Beton bertulang K.250 Sloof 15 x 25 cm


Bekisting Sloof.
Bekisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang
diinginkan sesuai gambar, bekisting sloof ini menggunakan kayu papan dan diberi tembiring
usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut :
 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal
Pembesian Sloof
Pembesian Balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu dan sebelum
pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari cley (tanah) pada area
tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas
dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan tulangan
tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan stut
sebelumnya.

Pengecoran Sloof
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof
pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai
dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya.

Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau
mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi
(Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton,
air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan
gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2 (untuk Sloof beton
bertulang 20/30) dan karateristik 250 kg/cm2 (untuk Sloof beton bertulang 15/25)

Beton bertulang K.250 untuk Kolom


Bekisting Kolom
Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton yang diinginkan sesuai
gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk siku
50.50.5 & stut menggunakan pipa support sebagai penyangga bekisting dan harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
 Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan
kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi atau
pesawat theodolite

Pembesian Kolom
Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan bagian atas
dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga merupakan satu kesatuan
struktur portal yang kaku.Penulangan kolom dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk
menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan bawah
tulangan foot plate.Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah luar.Setelah
itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya dengan tulangan yang
sudah ada.

Pengecoran Kolom
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua kolom pada
ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari
kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan dalam
pelaksanaan ini kami menggunakan beton K 250 menggunakan adukan manual
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton,
air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan
gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250kg/cm2
 Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate dengan
dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.
 Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi dengan
memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom

2.4 PEKERJAAN PASANGAN DINDING Bata


Pasangan dinding bata camp. 1:4
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding bata.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang,
unting -unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batako termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan,
siku ruangan dan ketebalan dinding.
Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 4Psr.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, dan pasangan batako
kalo sdudah mengering k baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali.

Beton bertulang K.250 untuk Ring Balok dan skur 15 cm x 25 Cm


Ring Balok dan skur dicor dengan campuran beton mutu K-250.
Bekisting Balok dan skur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran ring balok antara lain :
 Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi ring
balok yang akan di cor
 Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam
bekisting ring balok yang sudah disiapkan
 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan
bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan
pada gambar
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus
dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag
struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh
kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya
yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak
rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran
dan juga tidak merusak beton
 Dalam pemasangan bekisting harus selalu di
kontrol elevasi begisting
Pembesian Ring Balok
Pemasangan tulangan balok dilakukan setelah pemasangan bekisting ring balok.
Pemasangan tulangan ring balok dilakukan sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah diatas beton decking
tebal 2,5 cm. ujung tulangan bawah dimasukkan ke
dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran
sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat
sambungan pada penulangan dilakukan
sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan
tulangan dilakukan selang seling dan harus
dihindarkan penempatan sambungan ditempat-
tempat dengan tegangan maksimum.
 Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan
satu per satu kedalam tulangan sengkang dibagian
atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung
tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom
sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau
¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran
besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang
sesuai dengan perencanaan.

Pengecoran ring Balok


Pelaksanaan pengecoran ring balok dilakukan setelah pemasangan bekisting ,tulangan dan
besi siku telah terpasang dan telah dilakukan perkuatan pengelasan, dalam hal ini
pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua pada ketinggian tertentu
sehingga akan mempercepat waktu.
dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton sesuai dengan yang disyaratkan
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan
seperti vibrator, lampu penerangan jika
pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dituangkan, dilakukan
pengambilan benda uji dan test slump. Jika tidak
memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala
jenis sampah dan kotoran dengan kompresor,
kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai
quality control menagement mutu material harus
mencapak karateristik 250kg/cm2 untuk ringbalk
dan skur.
 pemadatan beton dengan vibrator concrate.
 Bekisting ring balok dapat dilepas setelah umur
beton telah mencapai 21 hari dan dalam
membongkar bekisting diharapkan berhati-hati.

Plesteran + acian bata tebal 15 mm camp. 1:4 & Plesteran + acian sisi luar pondasi tebal
15 mm camp. 1:4
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dan Acian adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.
Pelaksanaan pekerjaan plesteran
 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 4Psr .
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata & sisi luar pondasi untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata & sisi luar pondasi.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan
acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
Pasang Besi Galvanis 2” Tiang penahan kawat duri
Pemasangan Tiang Besi Galvanis dengan jarak 3 Meter dan dimasukkan kedalam
pemasangan batu gunung sedalam 60cm. untuk memperkuat berdirinya tiang

2.5 PEKERJAAN PENGECATAN


Cat kilap besi galvanis 2”
Peralatan kerja :
 Kuas cat 1 inchi, 2 inchi
Bahan Material:
 Amplas kayu ukuran paling halus dan sedang;
 Cat dasar besi yang berkualitas;
 Cat finishing yang berkualitas;
 Thinner pengencer cat.
Langkah-langkah mengerjakan:
 Bersihkan bidang yang akan dicat dari kotoran yang menempel,
 Bersihkan permukaan dari debu bekas amplas menggunakan kain ball politur (kain
limbah kaos).
 Lakukan pengecatan dengan cat dasar yang diencerkan dengan thinner. Cat dasar
gunanya untuk melapisi permukaan
 Pengecatan dengan cat finishing (2 x), atau 2 lapis. Lakukan setelah cat dasar benar-
benar kering. Setiap lapisan dicat dengan cat yang dicampur thinner sehingga cat
tidak mengenental. Setelah bebarapa saat cat di dalam kaleng akan mengental,
lakukan pengenceran ulang dengan thinner seukupnya, jangan terlalu encer dan
jangan terlalu kental.

Pekerjaan Waterproofing

 Area yang akan diaplikasi dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak
 Setelah area yang akan dikerjakan dibersihkan, maka dapat dilakukan
pemasangan Waterproofing Coating I (dosis 0.5 kg/m²)
 Menunggu + 1 jam (kondisi kering) pekerjaan Coating ke II (finish Coating)
dilakukan dengan arah coating vertical (dosis 1 kg/m²)
 Setelah selesai aplikasi waterproofing, menunggu + 1 hari untuk dapat
dilakukan tes rendam
 Tes rendam dilakukan selama 1 x 24 jam

2.6 PEKERJAAN RANGKA ATAP, ATAP, PLAFOND DAN VENTILASI


A. KUDA - KUDA BAJA RINGAN SETARA KENCANA TRAS CT-75, GRT-12 + ACSR
1) Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang
sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik .
2) Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi TRAS CT-
75, GRT-12
3) Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik
B. PEMASANGAN LISTPLANK KASIPLANG / NUSAPLANG 1 X 20 CM
C. PASANG PAPAN LANAN 2/15 UJUNG BAGIAN BAWAH ATAP
D. PASANG TALANG JURAI PATAH DALAM PLAT METAL PABRIKASI
E. PENUTUP ATAP GENTENG METAL SUPER COLOR 0,25 MM
1) Untuk Pekerjaan atap material yang akan dipakai adalah penutup atap dari bahan
metal SUPER COLOR 0,25 MM. Sebelum pemasangan penutup atap kontraktor harus
menyampaikan contoh bahan terlebih dulu untuk mendapat persetujuan. Penutup
atap genting metaldapat dipasang setelah kuda-kuda dan rangka atap terpasang
dengan rapi dan baik.
2) Semua genteng dan bubungan sebelum dipasang harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.
3) Sebelum pemasangan genteng semua bagian atap harus dilapis alumunium foil
terlebih dahulu agar tidak terjadi kebocoran
4) Pemasangan genteng harus lurus baik secara vertikal maupun horizontal
5) Kaitan dan kedudukan genteng masing-masing berjarak sesuai ketentuan pabrik.
Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar,
harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut.
F. NOK + PEMUUNG TYPE C SETARA ATAP
G. RANGKA PLAFOND DALAM GEDUNG BESI HOLO
H. PLAFOND DALAM RUANGAN GIBSUND
I. RANGKA PLAFOND LUAR GEDUNG BESI HOLO
J. PLAFOND LUAR KALSIBOARD
K. LIST PLAFOND DALAM GEDUNG GYPSUM PROFIL MOTIF
L. LIST PLAFOND LUAR BANGUNAN PAPAN LANAN MOLDING 1/5
M. KUSEN ALUMINIUM 4" WARNA HITAM / COKLAT + ACSR
N. PINTU KACA 5 MM RYBEN RANGKA ALUMINIUM + ACSR
O. JENDELA GESER KACA 5 MM RYBEN BINGKAI ALUMINIUM + ACSR
P. PASANG KACA 5 MM + ACSR
Pemasangan Kaca
1. Bahan yang digunakan kaca polos 8 mm setara Asahimas
2. Pemasangan kaca 8 mm harus dipasang menurut ukuran kusen dengan
kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca memuai tidak pecah.
3. Kaca 5 mm yang sudah terpasang harus merupakan bagian yang rapi dan kuat. Sisi
kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan.
4. Kaca harus merupakan kaca bening, bebas dari gelombang maupun komposisi bahan
kimia. Bebas dari bintik-bintik, goresan, maupun garis timbul.
5. Pemotongan kaca harus menggunakan alat pemotong kaca khusus.
6. Hasil akhir dari pemasangan kaca harus merupakan bidang kaca yang bersih. Untuk
itu kaca harus dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih khusus.
7. Terakhir untuk perkuatan kaca digunakan Jist kaca yang terbuat daribahan karet
Q. KUNCI TANAM + ACESORISNYA
R. KUNCI ISI KOSONG KHUSUS KM / WC + ACESORISNYA
S. ENGSEL NYLON NIKKO 4"
T. RIL JENDELA GESER ALUMINIUM
U. GRENDEL PINTU ATAS BAWAH ALUMINIUM
V. GRENDEL JENDELA ALUMINIUM
W. HANDEL UNTUK PINTU DUA DAUN
X. PASANG PAGAR TANGGA PIPA STENLES 2" + ACSR
2.7 PEKERJAAN LISTRIK DAN PENANGKAL PETIR
A. INSTALASI TITIK LAMPU
1) Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa/cabel duct diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
2) Pemasangan pipa dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-sparing
listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton dipasang terlebih dahulu sebelum
pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
3) Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
4) Penempatan sambungan/percabangan ditempatkan di daerah yang mudah dicapai
untuk perbaikan (perawatan).
5) Sambungan menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
6) Lekukan/belokan pipa beradius > 3 kali diameter pipa dan rata (untuk memudahkan
penarikan kabel).
7) Jaringan arde dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir.
a) tidak boleh ada sambungan
b) dihubungkan dengan elektroda pentanahan
c) ditanam sampai minimal mencapai air tanah
8) Pada hantaran di atas langit-langit, diklem pada bagian bawah plat / balok atau pada
balok kayu rangka langit-langit.
9) Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft diklem
atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
B. INSTALASI TITIK STOP KONTAK
Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan
stop kontak dan saklar rata dengan dinding.
C. FITTING BULAT SETARA BROCO
Pemasangan Fitting Bulat Setara Broco ini dilaksanakan setelah pekerjaan instalasi titik
lampu selesai dilaksanakan.
D. CASING LAMPU DOWNLIGHT + ACESORISNYA
Pemasangan casing lampu downlight + acesorisnya ini dilaksanakan setelah pekerjaan
instalasi titik lampu selesai dilaksanakan.
E. LAMPU SL 18 WATT
Pemasangan lampu SL 18 watt ini dilaksanakan setelah pekerjaan instalasi titik lampu
selesai dilaksanakan.
2.8 PEKERJAAN INSTALASI AIR / SANITAIR
A. INSTALASI AIR BERSIH PIPA PVC AW 3/4 " + ACESORISNYA
B. INSTALASI AIR KOTOR PIPA PVC AW 4 " + ACESORISNYA
C. INSTALASI AIR KOTOR DAN AIR HUJAN DALAM KOLOM PIPA PVC AW 3 " + ACSR
D. PASANG WASTAFEL PORSELIN SETARA TOTO + ACSR
Pada pekerjaan wastafel ini dimulai dengan memasang instalasi pipa PVC dia. 3” dan 1/3”.
Setiap sambungan pipa, elbow, soket dan lain-lain harus dilakukan pengeleman dengan
menggunakan lem pipa. Sebelum pemasangan kloset kami buat dahulu kedudukan
wastavel dengan elevasi sesuai softdrawing dengan menggunakan bawan penyangga
wastafel pada posisi di ujung atas pipa PVC dia. 3”, kemudian kami pasang wastafel diatas
kedudukan yang sudah di buat tadi dengan pemb autan melekat
E. CERMIN, TEMPAT SABUN, GANTUNGAN HANDUK & ACSR WASTAFEL
F. PAS. KLOSED DUDUK TOTO CW 702J + ACSR LENGKAP
G. PAS. KLOSED JONGKOK FLUSH TOTO CE9 + PUSH KRAN + ACSR
H. STOP KRAN AIR 3/4 " + ACSR
I. KRAN AIR SETARA SAN AI KHUSUS WASTAFEL
J. KRAN AIR SETARA SAN AI KHUSUS KOLOSET DUDUK + ACSR
K. KRAN SOWER + ACSR
L. FLOOR DRAIN
Pemasangan Keramik 30 x 30
Pelaksanaan pekerjaan keramik dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan screed
selesai. Dimana langkah-langkah sebagai berikut :
Cat air untuk dinding
Berikut cara kerja Pengecatan Dinding (Eksterior) :
 Kenakan pakaian keamanan berupa baju dan celana panjang, masker, sarung
tangan, pelindung mata, serta helm dan bila perlu safety belt untuk area ketinggian.
Lalu, amankan semua barang yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan di
sekitar bidang yang akan dicat. Kemudian bersihkan seluruh bagian dinding dari
kotoran dan debu yang menempel. Jangan lupa berikan juga alas berupa koran
bekas/terpal di sekeliling tepi lantai bawah bidang yang akan dicat guna melindungi
lantai tersebut dari cat.
 Pastikan tembok benar-benar kering.
 Setelah permukaan dinding bersih, apabila permukaan dinding ada yang rusak,
tidak rata dan ada pori-pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus maka perlu
dirapikan dengan diberi lapisan plamir dinding
 Penghalusan menggunakan amplas dengan arah memutar. Alat penghalus otomatis
sebaik digunakan agar lebih cepat dalam pengerjaannya.
 Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas untuk bidang yang kasar dan
yang tidak luas ataupun sudut, sedangkan untuk bidang datar yang luas
menggunakan rol.
 Untuk dinding luar digunakan cat ekterior dengan spesifikasi yang disyaratkan
untuk anti jamur/lumut, Dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua)
lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
 Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar-benar
kering karena akan menyebabkan kegagalan, dan sebagian dari cat yang belum
kering tersebut akan tertarik oleh roll atau kuasnya.
 Hindari melakukan pengecatan pada musim hujan atau cuaca lembab karena pada
kondisi tersebut proses pengeringan lapisan film cat tidak dapat terbentuk secara
maksimal.
Pasang Kawat Duri & Pengucinya
Pemasangan kawat duri dilakukan dengan teliti karana agar supaya susunan kawat duri itu terlihat
tegang dan rapi yang sesuai spesifikasi atau gambar yang ada dan kawat duri di jepit atau tiang kawat
yang sudah dilubangi untuk menjepi paku agarsupaya kawat – kawat yang disusun itu tidak terlepas
dari tiang.
III. PEKERJAAN FINISHING
3.1 Pekerjaan finishing atau penyempurnaan dikerjakan setelah seluruhnya pekerjaan telah
selesai dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi / bestek. Pekerjaan finishing
antara lain perapian pembersihan lokasi dari bekas material dan sisa-sisa bahan,
penyempurnaan pada bagian-bagian pekerjaan agar terlihat lebih baik dan rapi.
3.2 Pekerjaan ini harus dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan (100%) dengan
tepat mutu dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Dokumen
Kontrak secara keseluruhan serta petunjuk Direksi Proyek / Pengawas.
3.3 Sebelum menyerahkan pekerjaan yang pertama/kedua, pelaksana berkewajiban
menyelesaikan semua jenis pekerjaan dan pembersihan lapangan sehingga hasil pekerjaan
nampak bersih dan sempurna
PHO : Setelah semuanya selesai baru mengajukan permohonan Penyerahan Pertama
(PHO). Yang nanti akan diperiksa dengan Panitia Pemeriksa Pekerjaan dengan
tanda bukti Berita Acara Pemeriksaan Pertama. Setelah itu penyedia jasa masih
mempunyai tanggung jawab memelihara pekerjaan selama jangka waktu
pemeliharaan.
FHO : Setelah Jangka waktu pemeliharaan dan telah diperbaiki kerusakan-
kerusakannya, barulah mengajukan permohonan pemeriksaan yang kedua
kalinya (FHO) kepada Panitia Pemeriksa.
IV. PENUTUP
4.1 Administrasi dan dokumentasi jika dilaksanakan dengan tertib dan baik akan memperlancar
pekerjaan.
Pekerjaan administrasi meliputi :
 Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing)
 Pembuatan Izin Pelaksanaan Pekerjaan (Request)
 Pembuatan laporan harian
 Pembuatan laporan Mingguan
 Pembuatan Buku Laporan Cuaca
 Pembuatan Buku Bahan
 Pembuatan Buku Tamu
 Pembuatan Buku Jumlah Tenaga Kerja
 Proses Penarikan Termin
 Pembuatan Gambar Terlaksana ( as-built drawing )
 Dll
4.2 Sedangkan untuk foto dokumentasi, pengambilan gambar harus berada disatu titik tetap
dalam arti tidak boleh pindah-pindah. Dalam kondisi 0%, 50%, 100% dan foto lainya dalam
pelaksanaan sebagi pendukung.

METODE SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(SMK3 dan RK3K)

I. PENDAHULUAN.

Rencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam
pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang harus dipersiapkan dengan tujuan supaya
semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada dilokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya,
terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tesebut diatas,
sasaran dari penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah agar
semua bahan dan material, alat dan mesin produksi terjamin keamanannya mulai dari
mobilisasi,penyimpanan, pemakaian maupun setelah dipergunakan, dengan menggunakan
prosedur/tahapan yang benar.

Untuk keperluan itu perusahaan akan memberikan suatu makalah/dokumen tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terbaik dalam pekerjaan ini. Adapun
Prosedur/tahapan yang akan kami terapkan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya, sangat
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

II. ASPEK KESELAMATAN (SAFETY) PEKERJAAN KONSTRUKSI.

Ada beberapa hal yang harus kami lakukan dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
dengan ketentuan K3 di lingkungan proyek antara lain:
1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3
2. Penyusunan Safety Plan (Rencana K3) untuk proyek
3. Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan
4. Pelatihan Program K3
5. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Program K3
6. Penataan Lingkungan Proyek

1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3, terdiri dari:


 Pendaftaran Proyek ke Depnaker setempat
 Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK)
 Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi lainnya, mis: CAR, PA bila disyaratkan dalam proyek.
 Izin dari Kantor Kimpraswil tentang penggunaan jalan/jembatan yang menuju lokasi untuk
lalu lintas alat berat.
 Keterangan layak pakai untuk alat berat/ringan memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau
instansi berwenang.
 Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat.

2. Penyusunan Safety Plan (Rencana Mutu K3) untuk proyek, antara lain:
 Pembukaan :
o Gambaran Proyek
o Pokok perhatian untuk kegiatan K3
 Risiko kecelakaan dan pencegahan (risiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut)
 Tata cara pengoperasian peralatan.
 Alamat instansi terkait.

3. Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan:


 Kerjasama dengan instansi yang terkait K3
 Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi :
o Safety patrol.
o Safety supervisor
o Safety meeting,
o Pelaporan serta penanganan kecelakaan

4. Pelatihan Program K3, meliputi:


 Pelatihan secara umum, materi pelatihan bersifat umum yaitu panduan tentang K3 di proyek
misalnya :
- Pedoman praktis pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek bangunan
gedung.
- Penanganan, Penyimpanan dan Pemeliharaan Material.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Finishing Luar.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Finishing Dalam.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Bekisting.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pembesian
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Sementara.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Rangka Baja.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Struktur Khusus.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pembetonan.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pondasi.
- Keselamatan dan kesehatan kerja dalam Pekerjaan Pembongkaran, dll

 Pelatihan Khusus Proyek diberikan pada:


- Saat Awal Proyek
- Saat di tengah periode pelaksanaan proyek (sebagai penyegaran)

5. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3:


 Promosi Program K3.
 Pemasangan bendera K3
 Pemasangan Sign Board K3

 Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :


o Yang melekat pada orang:
1. Topi Keras (Helm)
Topi keras (Helm) sangat berguna untuk melindungi kepala dari benturan bendabenda yang
mungkin jatuh, untuk itu topi keras (helm) harus dipilih yang baik mutunya.

2. Sepatu Lapangan
Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, benda-benda tajam
dan sejenisnya. Penggunaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

3. Sarung Tangan untuk pekerja tertentu


Sarung tangan digunakan untuk menghindarkan kulit tangan dari luka akibat serpihan besi,
batu-batu tajam atau cairan semen dari adukan. Penggunaan sarung tangan harus sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

4. Masker Pengaman untuk gas beracun untuk pekerja tertentu


Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah yang berdebu atau yang
mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan gangguan pada
pernapasan.

5. Kacamata Las Goggle


Kacamata harus digunakan pada saat melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus, seperii:
memecah batu, mengelas, mengerinda dan sebagainya.Pelindung Telinga
Pelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan yang bising yang dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.

III. Sarana peralatan lingkungan.

- Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain : Kantor Proyek, Gudang bahan
bakar, Gudang Material/perlatan, Ruang Genset, Mess Karyawan, Barak Pekerja dan tiap
lantai bangunan proyek.
- Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing yang kuat dan tali warna kuning sebagai
pembatas/peringatan.
- Penangkal petir.
- Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja.
- Jaring pengaman pada bangunan tinggi.
- Pagar pengaman lokasi proyek.

IV. Rambu-rambu peringatan yang berfungsi untuk.

- Peringatan bahaya dari atas.


- Peringatan bahaya benturan kepala.
- Peringatan bahaya longsoran.
- Peringatan bahaya api/kebakaran.
- Peringatan tersengat listrik.
- Penunjuk ketinggian.
- Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.
- Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.
- Larangan memasuki ke area tertentu.
- Larangan membawa bahan bahan berbahaya.
- Penunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).
- Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.
- Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
- Peringatan/larangan untuk masuk kelokasi genset/power listrik.

V. Penataan Lingkungan Proyek.


 Lay Out planning (Perencanaan Tata Letak)
Pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan berat, pekerjaan kasar dan serta banyak pekerjaan
yang harus dilaksanakan di suatu tempat dengan menggunakan berbagai peralatan dan semua
jenis pekerjaan pada umumnya harus disesuaikan dalam waktu yang sangat singkat.
Walaupun demikian pekerjaan konstruksi disamping memerlukan tenaga yang banyak
memerlukan pula konsentrasi pikiran dan kesabaran yang tinggi, tuntutan tersebut tidak
terdukung oleh situasi yang serba sibuk, kompleks, berat, kasar, kotor dan mudah timbul
tindakan emosional. Oleh karena itu banyak orang memperhatikan tentang produktivitas dan
K3 menampung pekerja dalam barak-barak hunian atau asrama.

Oleh sebab itu kontraktor wajib menyediakan barak/bedeng/asrama untuk pekerja, dengan
pertimbangan faktor transports dan tersedianya lahan, maka barak/bedeng biasanya di buat
pada lahan pekerja proyek. Dalam menentukan lokasi barak perlu di pertimbangkan beberapa
sebagai berikut :
1. Penempatan barak/bedeng/asrama perlu adanya pemisah yang tegas dengan lahan kerja
2. Faktor factor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak adalah :
- Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian)
- Gerakan manusia dan alat; Suara (kebisingan)
- Getaran; Cahaya dan sirkulasi udara.

 House Keeping
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 adalah:
- Penyediaan air bersih yang cukup.
- Penyediaan toilet/WC yang bersih.
- Penyediaan Musholla yang bersih dan terawat.
- Penyediaan toilet/WC untuk pekerja proyek.
- Penyediaan bak bak sampah pada lokasi yang diperlukan.
- Pembuatan saluran pembuangan limbah.
- Pembersihan sampah sampah secara teratur.
- Kerapihan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai. (scaffolding, pipe
support, pipa pipa, jack base, concrete vibrator, lampu-lampu penerangan, dll)

VI. STANDAR PERALATAN KERJA MANUAL

I TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang
bagaimana menggunakan Alat Kerja Manual.

II APLIKASI
Instruksi kerja ini berlaku untuk memberikan petunjuk cara pemakaian Alat Kerja Manual
untuk antara lain pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan
beton, pekerjaan pasangan dan lainnya dengan aman.

III PROSEDUR
1. Ketentuan Umum
1.1 Cara kerja Penggunaan alat kerja manual adalah harus aman bagi pekerja dan orang lain
1.2 Hasil kerja sesuai dengan spesifikasi mutu dan keselamatan
1.3 Tersedia alat pelindung diri dalam kondisi baik dan digunakan selama pelaksanaan kerja
1.4 Alat kerja harus aman untuk dipergunakan untuk keselamatan pekerja dan orang lain
1.5 Tenaga kerja yang menggunakan alat harus paham prinsip – prinsip K3 atas kecelakaan
akibat alat kerja tersebut.
2. Ilustrasi
2.1 Pekerjaan Pembesian :

Tang Kakak tua


Alat Bengkok besi manual
Gagang harus kuat dan tidak licin
2.2. Pekerjaan Kayu
Gergaji

Gagang harus kuat dan tidak licin, Mur baut

pengikat gagang dan mata gergaji dicek sebelum

Mata Gergaji harus dilindungi pada saat


penyimpanan agar tetap tajam dan tidak
membahayakan saat diambil / disimpan
2.3. Pekerjaan Pasangan
Sendok Semen Raskam

Gerobak Dorong Sekop

2.4. Pekerjaan M&E


Pekerjaan Plumbing
Untuk pemipaan harus digunakan kunci pipa

Kunci

Kotak kunci pipa dll agar tidak


berantakan berantakan tidak
berantakan

Kabel Listrik : tidak boleh terdapat sambungan terbuka


, dan penyambungan ke stop kontak harus dengan
stekker yang baik .

Panel listrik : panel listrik harus permanent


terbuat dari metal dilengkapi dengan lampu
indicator dan pelengkap lainnya .

Tool Kit : Agar peralatan tidak


berantakan dan dapat dikontrol
kelengkapannya , sediakan kotak
peralatan yang baik .

Papan Peringatan : Pasang papan peringatan


yang jelas mengenai bahaya tegangan listrik

VII. TRANSPORTASI MATERIAL/PERALATAN

I. TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang
metode kerja transportasi material proyek atau lainnya secara umum.
II. APLIKASI
Intruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan transport material arah horizontal secara
manual atau menggunakan peralatan bantu baik alat berat atau alat sederhana. Alat yang
dipakai antara lain:
1. Alat sederhana : Hand Pallet, Kerekan, dll
2. Alat berat : Dump Truck, Treiller, dll

III. Ilustrasi
1. Pelindung Diri.

Safety

Sepatu Safety berfungsi melindungi kaki pekerja

Dari resiko terkena paku dan benda tajam lainnya yang ada diarea
kerja, selain itu dapat mencegah pekerja terslip jika berjalan ditempat

Helm

Helm Safety berfungsi melindungi kepala pekerja dari


resiko terkena jatuhan material dari atas dan benda
tajam lainnya yang terjatuh atau terpental dari atas.

Sarung
Sarung tangan berfungsi melindungi tangan pekerja dari
tangan
resiko lecet dan tersusupi benda tajam selain itu tangan
tidak licin disaat mengangkat benda yang berat.
2. Transportasi manual.

Secara manual harus memper hatikan metode


sesuai contoh gambar agar tidak terjadi cedera
terutama pada tulang belakang .

3. Transportasi dengan alat sederhana

Penggunaan Hand palet untuk


transportasi material jarak dekat

4. Transportasi dengan alat berat


Trailler dipakai untuk angkutan alat berat atau
bahan bangunan (tiang pancang , besi beton ,
panel precast dll ) Muatan trailler harus dijamin
stabil dan diikat dengan kuat atau diganjal agar
aman dari bahaya tergelincir atau jatuh .Cara
selengkapnya sesuai dengan manual operasi dari
Ttrailler .

Truck dipakai untuk transportasi bahan bangunan atau


lainnya yang lebih kecil . Muatan truck harus dijamin
stabil dan diikat dengan kuat atau diganjal agar aman
dari bahaya tergelincir atau jatuh. Untuk bahan
tertentu harus ditutup dengan terpal agar terlindung
dari panas atau air hujan
Truck mixer dipakai untuk transport tasi beton readymix. Tabung mixer
harus selalu di bersih kan terutama pada bagian talang keluar beton
dengan disemprot air yang telah tersedia di mixer tersebut

VIII. ANALISA KEAMANAN KERJA PENGANGKATAN BEBAN BERAT

I TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja instruktif tentang
metode kerja pengangkatan beban berat atau lainnya secara umum.

II. APLIKASI
Intruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan pengangkatan beban berat, alat pelindung
diri, cara kerja, dan alat kerja.

Alat yang dipakai antara lain:


1. Alat Pelindung diri : Helm, Sepatu boot, Sarung tangan Dll
2. Alat kerja : Troly,Tower crane, in palet, dll
III. Ilustrasi
1. Pelindung Diri.
Safety Boot

Sepatu Safety berfungsi melindungi kaki pekerja, dari resiko


terkena paku dan benda tajam lainnya yang ada diarea kerja,
selain itu dapat mencegah pekerja terslip jika berjalan
ditempat yang licin.

Helm

Helm Safety berfungsi melindungi kepala pekerja dari resiko


terkena jatuhan material dari atas dan benda tajam lainnya yang
terjatuh atau terpental dari atas.

Sarung Tangan Sarung tangan berfungsi melindungi tangan pekerja dari resiko
lecet dan tersusupi benda tajam selain itu tangan tidak licin disaat
mengangkat benda yang berat.

2. Alat Kerja

Troly / gerobak adalah alat angkut dengan menggunakan


tenaga manusia. Digunakan bila benda yang akan diangkat
cukup berat tetapi volumenya sedikit.

Tower Crane

Troly / Gerobak

Tower Crane adalah alat pengangkat dengan


menggunakan tenaga mesin dan sling baja. Sangat
membantu untuk pekerjaan dengan area luas dan

Hand Palet

Hand Palet merupakan alat angkut untuk material dengan kemasan palet atau material berdimensi besar, in palet
bekerja dengan tenaga manusia
IX. PENUTUP

Demikian kami sampaikan uraian tentang Metode Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).

Anda mungkin juga menyukai