UMUM
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Papan Nama Proyek
2 Papan Informasi
3 Pembersihan Lapangan
4 Mobilisasi dan Demobilisasi
c Pekerjaan Gazebo
1 Pekerjaan Persiapan
a. Pembersihan lokasi kerja
b. Pekerjaan Bowplank dan Uitzet
2 Pekerjaan Tanah
a. Galian tanah untuk pondasi
b. Urugan tanah kembali
3 Pekerjaan Pondasi
a. Pasangan Batu Kali 1: 4
4 Pekerjaan Beton
a. Pekerjaan sloof beton 15/20
b. Pekerjaan kolom praktis
c. Pekerjaan Batu alam pelapis kolom
5 Pekerjaan Atap
a. Pasangan Rangka Atap
b. Pasangan Penutup Atap
c. Pekerjaan Bubungan
d. Pekerjaan Plafond
e. Pejerjaan Lisplank
6 Pekerjaan Lantai Keramik
7 Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan plafon
5 Pekerjaan Atap
a. Pasangan Rangka Atap
b. Pasangan Penutup Atap
c. Pekerjaan Bubungan
d. Pekerjaan Plafond
e. Pejerjaan Lisplank
6 Pekerjaan Lantai Keramik
7 Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan plafon
V PEKERJAAN LANDSEKAP
1 Pohon Karet
2 Pohon Kamboja kuning
3 Pohon Tabebuya
4 Pohon Palm sedang
5 Pohon Ketapang Kencana
6 Pohon Flamboyan
7 Rumput Gajah Mini
8 Tanaman Canna
9 Tanaman Soka Jepang
10 Tanaman Puring Oscar
11 Tanaman Lili Pita
Pekerjaan tersebut diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, kecuali untuk item
pekerjaan yang dianggap terbaur dalam harga satuan pekerjaan lainnya antara lain :
a. Gambar kerja ( shop drawing ) dan as-built drawing
b. Foto pelaksanaan pekerjaan
c. Kantor sementara Direksi Lapangan
d. Gudang dan Barak Kerja
e. Pekerjaan-pekerjaan pendukung lainnya.
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan demobilisasi
3. Jalan Akses
1. Pada awal pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menjamin adanya jalan
masuk ke daerah kerja yang memungkinkan
untuk pemindahan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Pelaksana Pekerjaan harus memperbaiki dan memelihara jalan masuk
untuk menghindari keterlambatan angkutan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan.
3. Apabila tidak dapat dilalaui jalan darat, maka pelaksana kerja harus
menyediakan fasiltas ponton untuk mengangkut alat pancang dan sheet pile
termasuk pengerukan daerah genangan situ.
4. Semua pengoperasian yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan dan pekerjaan sementara harus memenuhi persyaratan kontrak.
Persyaratan-persayaratan tersebut adalah agar tidak menggangu fasilitas-
fasilitas umum milik orang lain atau Pemilik Proyek. Pelaksana Pekerjaan
harus mengganti kerugian kepada Pemilik terhadap semua tuntutan-tuntutan
secara hukum, proses hukum, kerugian, biaya-biaya, ongkos-ongkos
dan pengeluaran apapun yang timbul atau dalam hubungannya dengan
setiap hal semacam itu sejauh masih menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
5. Pelaksana Pekerjaan harus menyesuaikan pekerjaannya dengan peraturan
dari pejabat Desa/ Pemda setempat dan harus mematuhi perintah-perintah
dari pejabat yang berwenang dari instansi terkait tentang penggunaan jalan
air, jalan raya. Pelaksanaan pekerjaan harus bertanggung jawab agar
pekerjaan tersebut tidak mengganggu, merusak dan membahayakan
penggunaan dan fungsi fasilitas-fasilitas yang ada termasuk jalan air, jalan
raya, lalu lintas
dan fasilitas lainnya, kecuali mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan untuk pelaksanaan, penyelesaiandan pemeliharaan pekerjaan.
6. Pelaksana Pekerjaan harus mengganti kerugian atas kerusakan pada jalan,
jembatan dan hak milik orang lain, sebagaimana tersebut diatas karena
kelalaian Pelaksana Pekerjaan atau Sub Pelaksana Pekerjaan dalam
hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan.
7. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk membersihkan kembali pada
waktu penyelesaian proyek (serah terima I) dan juga memperbaiki segala
kerusakan akibat pekerjaan konstruksi.
8. Pelaksana Pekerjaan harus mengerjakan jalan ini sesuai dengan yang
telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan.
8. Lain lain
a. Laporan
1. Laporan Perkembangan Bulanan/Laporan Bulanan :
a. Kontraktor harus membuat dan menyampaikan
laporan bulanan kepada Direksi, setiap akhir bulan dan dalam bentuk
yang ditetapkan oleh Direksi, sebagai berikut :
Kemajuan fisik pekerjaan hingga bulan lalu dan perkiraan
kemajuan untuk bulan ini.
Kemajuan pekerjaan berdasarkan pada jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
Perkiraan jumlah pembayaran dari Pengguna kepada Penyedia
untuk bulan ini.
Tabel mengenai catatan mengenai alat, bahan dan tenaga yang
digunakan.
Hal-hal lainnya yang mungkin diperlukan
berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.
b. Laporan bulanan tersebut akan diperiksa, disetujui
dan ditanda tangani oleh Direksi
2. Laporan Mingguan
a. Kontraktor harus membuat laporan mingguan dari masing- masing
item pekerjaan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan
tersebut akan berisi : informasi jumlah tenaga kerja,pemakaian
material dan peralatan yang digunakan, serta
kemajuan fisik pekerjaan setiap minggunya selama pekerjaan
berlangsung.
3. Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman
tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar.
4. Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan yang
tidak dikendaki dibuang atau yang ditetapkan untuk
dipadatkan, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai
kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah permukaan tanah asli atau
30 cm di bawah alas dari lapis permukaan yang paling bawah.
a. Umum.
1. Semua galian akan dilaksanakan sesuai syarat-syarat dalam Bab ini dan
dengan profil, elevasi yang ditunjukkan dalam gambar desain atau
ditentukan oleh Direksi.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh
Direksi untuk mengubah kemiringan atau dimensi galian dengan
mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi gambar dengan
spesifikasi ini, maka pelaksana pekerjaan wajib mengganti perubahan
tersebut.
3. Setiap galian yang dibuat, untuk memudahkan Kontraktor dengan suatu
alasan atau tujuan tertentu, sehingga tidak sesuai dengan gambar
perencanaan, kecuali bila ditentukan lain, harus ditimbun kembali oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri.
4. Jenis alat berat, kapasitas, jumlah unit, model dan
tahun pembuatan yang digunakan di lapangan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan dan persyaratan yang ada di Kontrak. Alat yang
digunakan untuk pekerjaan galian sedimen atau lumpur minimal
menggunakan exca standar (0,8 m3) atau exca long arm (0,4 m3) dan pada
tepi tanggul menggunakan exca standar (0,8 m3) atau exca long arm (0,4
m3).
5. Untuk memastikan hasil penggalian/pengerukkan di dalam
sungai/saluran/situ yang sebagian atau seluruhnya terisi air, maka
Direksi dapat melakukan pengukuran /pencatatan dengan perlengkapan
pengukuran yang sesuai atau berupa unit “echosounding” atas biaya
Kontraktor.
6. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu stabilitas jalan dan konstruksi-konstruksi yang berdekatan
lainnya.Kerusakan bangunan yang ditimbulkan karena cara pelaksanaan
yang salah/kurang baik,menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7. Disamping pekerjaan penggalian/pengerukan, dilaksanakan pula pekerjaan
pembersihan/pengangkatan sampah, eceng gondok/semak-semak yang
ada dilokasi pekerjaan dan pekerjaan pembersihan ini tetap dilaksanakan
hingga berakhinya masa pemeliharaan untuk pekerjaan tersebut di atas.
8. Kerusakan bangunan, jalan-jalan raya (yang dipakai sebagai jalan kerja)
dan lain-lain yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor, selain itu Kontraktor harus menjaga
kelancaran lalu-lintas, kebersihan dan keselarasan lingkungan.
2. Bahan-bahan lereng
Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
berbagai item pekerjaan tanah harus sudah meliputi biaya pengadaan dan
pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-
lain yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.
Pengukuran untuk pembayaran butir-butir dari pekerjaan tanah dilakukan
dengan cara dan dalam satuan pengukuran seperti ditentukan dalam berbagai
butir yang akan diuraikan dibawah ini atau seperti ditentukan Direksi.
1. Persyaratan Bahan :
2. Persyaratan pelaksanaan :
1. Umum.
a. Sheet Pile yang didatangkan di lapangan harus sesuai dengan Gambar dan harus
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar standar yang berlaku di Indonesia (PBI 1971)
dan atau standar yang lain seperti JIS atau British Standard Code. Sheet Pile yang
didatangkan harus pabrikasi dan harus mempunyai spesifikasi sesuai tipenya
(seperti yang tercantum pada brosur produk).
b. Sebelum pemesanan dan pembuatan sheet pile ke pabrik, maka harus dilaksanakan
inspeksi bersama ke pabrik oleh kontraktor, konsultan supervisi dan direksi untuk
memastikan bahwa sheet pile memenuhi kualifikasi/ mutu sesuai tipenya.
2. Sheet Pile Beton Pracetak/Pembuatan.
a. Pembuatan, penyimpanan, pengangkutan dan penambahan SheetPile beton
bertulang harus sesuai dengan spesifikasi ini yang meliputi bekisting, penulangan
dan beton seperti yang ditunjukkan pada gambar. Setiap perubahan yang diusulkan
Penyedia harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan terlebih dahulu.
b. Apabila Sheet Pile akan disimpan terlebih dahulu di lapangan, tiang harus diberi
penyangga yang cukup pada tanah dasar yang kuat untuk menghindari kerusakan
akibat lenturan yang berlebihan. Setiap Sheet Pile harus diberi tanda-tanda yang
cukup mengenai karakteristik, ukuran dan tanggal kedatangannya atau
pembuatannya.
c. Tulangan utama tidak boleh disambung kecuali kondisi kepraktisan. Dalam hal ini
tulangan bisa di las secara overlap atas persetujuan Direksi Lapangan.
d. Sheet Pile harus dicetak dalam posisi horizontal, pengecoran harus dilakukan
dengan baik sehingga tidak terjadi cacat-cacat, kantong-kantong udara, kasar atau
cacat-cacat lainnya.
e. Sheet Pile harus diuji dengan hammer test atau sejenisnya sesuai dengan kekuatan
beton rencana oleh Direksi Lapangan di pabrik sebelum dilakukan pengiriman ke
lokasi pekerjaan.
3. Alat Pancang.
a. Sebelum dilakukan pemancangan, Penyedia harus mengirimkan kepada Direksi
Lapangan rincian alat pancang yang akan digunakan, termasuk alat-alat pembantu,
stager dan usulan cara kerja. Pelaksanaan pemancangan dilakukan apabila sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
b. Sheet Pile dipancang dengan metode Palu Gravitasi atau Palu Diesel.
c. Berat palu untuk metode palu gravitasi tidak boleh kurang dari :
− 50% berat tiang pancang
− 1500 kg
d. Jatuhan palu tidak boleh lebih dari 2,0 m.
4. Pengukuran.
a. Pengukuran dan setting out dari rencana Sheet Pile harus sudah diselesaikan dan
dikirimkan kepada Direksi Lapangan untuk persetujuannya paling lambat 48 jam
sebelum pemancangan.
b. Setting out setiap Sheet Pile harus sudah diselesaikan dan disetujui Direksi
Lapangan paling lambat 24 jam sebelum pemancangan.
c. Semua titik-titik setting out, jenis, tanda-tanda dan semacamnya harus dipelihara
oleh Penyedia selama pekerjaan pemancangan.
5. Pemancangan
a. Sheet Pile tidak boleh dipancang sebelum berumur 28 hari setelah pengecoran
kecuali ditentukan lain dan atas persetujuan Direksi Lapangan.
b. Direksi Lapangan harus diberi tahu terlebih dahulu dalam waktu paling lambat 24
jam sebelumnya.
c. Sheet Pile harus dipancang sesuai dengan ukuran atau kedalaman dan tahapan
pemancangan yang ditunjukkan dalam gambar dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Setiap pemancangan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan, kecuali ada
persetujuan secara tertulis.
e. Setiap Sheet Pile harus dipancang secara tepat pada titik yang telah ditentukan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan. Sheet Pile yang melenceng lebih
dari 50 mm setiap 1 m panjang harus dicabut dan dipancang kembali sampai betul,
atas persetujuan Direksi Lapangan.
f. Setiap Sheet Pile yang rusak akibat pemancangan yang salah atau kedalaman
pemancangan dibawah elevasi yang telah ditentukan dalam gambar atau yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan, harus dibetulkan sampai penambahan biaya,
dengan cara sebagai berikut :
i. Sheet Pile dicabut dan diganti dengan yang baru. Lobang bekas Sheet Pile
yang salah harus diisi tanah non-plester sebelum pemancangan kembali.
ii. Sheet Pile yang baru dipancang didekat Pile yang salah
iii. Sheet Pile tambahan disambungkan diatasnya sesuai dengan spesifikasi yang
ditunjukkan.
g. Sheet Pile dipancang sampai mencapai nilai daya dukung atau kedalaman tidak
boleh kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
h. Kedalaman pemancangan yang ditunjukkan dalam gambar adalah perkiraan
minimum, apabila nilai daya dukung belum tercapai maka pemancangan harus
dilakukan terus sampai nilai tersebut bisa dicapai, atau atas perintah penghentian
dari Direksi Lapangan.
i. Sheet Pile yang terangkat kembali akibat pemancangan pile disebelahnya harus
dipancang kembali sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
j. Penghantar Tiang Pancang (Leads)
Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga dapat memberikan
kebebasan bergerak untuk palu dan penghantar ini harus diperkaku dengan tali atau
palang yang kaku agar dapat memegang tiang pancang selama pemancangan.
Kecuali jika tiang pancang dipancang dalam air, penghantar tiang pancang,
sebaiknya mempunyai panjang yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi tiang
pancang panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring sebaiknya
digunakan untuk pemancangan tiang pancang miring.
k. Tiang pancang yang naik
Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi
kepala tiang pancang harus diukur dalam interval waktu dimana tiang pancang yang
berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat
pemancangan tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai
kedalaman atau ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali
pada tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini
tidak diperlukan.
l. Tiang pancang yang cacat
Prosedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami tegangan yang
berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton,
pembelahan, pecahnya dan kerusakan kayu, atau deformasi baja. Manipulasi tiang
pancang dengan memaksa tiang pancang kembali ke posisi yang sebagaimana
mestinya, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan tak akan
diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.
Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak
memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi
semula, atau tiang pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
m. Catatan Pemancangan (Calendering)
Sebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh
Direksi Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu Direksi Pekerjaan dalam
menyimpan catatan ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi,
jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak,
penetrasi pada saat penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, panjang
perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
n. Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang
Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan
rumus dinamis (Hiley). Kontraktor dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
ef WH W + n2 W p
Pu = x
S + C1 – C2 + C3 W+P
2
dimana :
Pu : Kapasitas daya dukung batas (ton)
Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)
ef : Efisiensi palu
ef = 1,00 untuk palu diesel
ef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrol
W : Berat palu atau ram (ton)
Wp : Berat tiang pancang (ton)
n : Koefisien restitusi
n = 0,25 untuk tiang pancang beton
H : Tinggi jatuh palu (m)
H = 2 H’ untuk palu diesel (H’ = tinggi jatuh ram)
S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (m)
C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m)
C2 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang tiang
pancang (m)
C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan (m)
N : Faktor Keamanan
Nilai C1 + C2 + C3 harus diukur selama pemancangan.
6. Material Konstruksi pabrikasi harus mendapat surat dukungan dan dilampiri hasil uji
mutu produk dari pabrik.
Pembayaran untuk pemancangan sheet pile ini akan dilakukan dengan harga satuan per
meter panjang (m’) yang ditawarkan di Daftar Kuantitas, harga satuan harus sudah
termasuk semua biaya yang timbul dari tenaga kerja, material dan peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Pembayaran dapat dilakukan
pembayaran setelah sheet pile terpasang sesuai dengan gambar dan perintah Direksi.
II.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan semua tenaga kerja, material, peralatan dan semua perlengkapan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, juga termasuk pekerjaan loading test
(jika disyaratkan) serta pengadaan peralatan dan bebannya.
b. Penyediaan dan pengecoran bored pile.
2. Kontraktor Spesialis
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor spesialist contiguous pile atau bored pile
yang mempunyai staff pengawas yang berpengalaman untuk pekerjaan ini, sehingga dapat
dihasilkan mutu pekerjaan seperti yang disyaratkan dengan daya dukung yang sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi serta gambar rencana yang dibuat oleh Konsultan Perencana
(KP).
3. Metode Pelaksanaan
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan kondisi tanah yang ada, lokasi permukaan air tanah, sifat
dan jumlah tanah yang dihadapi, sifat peralatan yang akan dipergunakan serta fasilitas yang
dibutuhkan pada tahap preliminary maupun pada tahap selanjutnya.
4. Tanggung Jawab
Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pembuatan bored pile dengan jumlah,
ukuran dan letak seperti yang terlihat dalam gambar denah bored pile yang dibuat oleh
Konsultan Perencana.
Mutu beton dan baja tulangan yang digunakan mengacu pada gambar rencana dan ketentuan
tentang spesifikasi beton bertulang.
Slump = 18 cm ± 2 cm
II.3 Pelaksanaan
1. Mesin/Alat Bor
Alat bor yang digunakan adalah jenis Bor Mesin, Bore Pile Mini Crane dia. 30 cm – 100
cm dengan kedalaman hingga 20 m.
2. Pekerjaan persiapan
Ruas yang akan dibuat bored pile harus dibersihkan terlebih dahulu dan diratakan. Proses
persiapan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis (excavator). Proses
persiapan harus memperhatikan keamanan terhadap struktur eksisting maupun terhadap
keamanan peralatan dan pekerja selama proses pelaksanaan.
Pelaksanaan persiapan harus sudah memperhitungkan kebutuhan ruang kerja bagi alat bor
serta untuk mobilisasi pekerja dan bahan.
Material galian yang dilakukan untuk pekerjaan persiapan ini harus ditempatkan pada
lokasi yang telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas Pekerjaan. Pemanfaatan material
hasil galian pada tahap persiapan ini untuk keperluan lainnya (contoh: sebagai penahan)
dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Pengawas Pekerjaan.
Material galian pada pekerjaan persiapan dikembalikan (backfill) sesuai profil pada desain
dan dipadatkan setelah bored pile selesai dilaksanakan. Spesifikasi galian dan timbunan
mengacu pada spesifikasi pekerjaan tanah.
3. Guide wall
Guide wall merupakan struktur temporary yang dibuat dari beton bertulang dan harus
dibuat sebelum dilaksanakan proses pengeboran secant pile yang akan berfungsi sebagai
pengendali titik/posisi lubang bored pile. Pembuatan guide wall harus dengan pengawasan
dari surveyor sehingga letak lubang bored pile dapat sesuai desain.
Lean concrete dengan ketebalan 50mm harus diletakkan pada dasar guide wall untuk
mendapatkan bidang datar.
Konstruksi guide wall dibuat dengan tulangan sesuai kebutuhan dan ditimbun pada kedua
sisinya setelah casing untuk pengecoran dilepaskan.
Gambar 2 Urutan pelaksanaan pengeboran untuk secant pile
Pada waktu pengeboran, lubang bor harus dilindungi dengan temporary casing, dimana
panjang casing ini harus disetujui dahulu oleh Direksi dan Konsultan Pengawas
berdasarkan data tanah pada lokasi pembangunan. Cairan penahan, seperti slurry atau
bentonite atau bentonite slurry digunakan jika dibutuhkan pada bagian lubang bored pile
yang tidak terdapat temporary casing.
Sebelum meletakkan temporary casing ke dalam tanah, temporary casing harus diperiksa
ketegakannya dengan waterpass. Pemeriksaan ketegakan temporary casing juga dilakukan
setelah dimasukkan kedalam tanah beberapa meter.
Pelaksanaan pengeboran untuk bored pile dengan auger dan bucket dilakukan setelah
temporary casing ditanam beberapa meter, dan proses pengeboran dilakukan berulang
setelah menanamkan temporary casing ke dalam tanah. Proses tersebut dilakukan hingga
mencapai kedalaman bored pile yang direncanakan atau kedalaman lubang bored pile
dimana tidak memerlukan temporary casing lagi.
Dalam hal penggunaan temporary casing hingga kedalaman tertentu dipertimbangkan tidak
memungkinkan, maka cairan penahan digunakan untuk menstabilkan bagian lubang bored
pile yang tidak terdapat temporary casing.
5. Pengeboran pada lubang tanpa temporary casing
Jika diperlukan, setelah casing dipenuhi dengan cairan penahan, proses pengeboran dapat
dilakukan.
Selama proses pengeboran berlangsung cairan penahan di dalam lubang bor harus selalu
diawasi. Jika terjadi penurunan level dari cairan penahan secara seketika, maka lubang bor
harus diisi dengan tanah atau lubang bor harus diberikan material pengisi atau grout.
Prosedur untuk pengeboran secondary pile akan sama dengan pengeboran untuk primary
pile, namun pengeboran secondary pile harus menunggu kekuatan beton primary pile yang
akan diiris mencapai 10-15 MPa (102-153 kg/cm2). Temporary casing akan memotong
beton primary pile yang bersebelahan sesuai desain.
7. Pengukuran
Setelah lubang bored pile mencapai kedalaman rencana, material lepas serta kotoran yang
ada di dalam lubang bored pile harus dibersihkan terlebih dahulu.
Setelah dilakukan pembersihan, kedalaman lubang bored pile harus diperiksa bersama
dengan Direksi dan Pengawas Pekerjaan menggunakan meteran, dan untuk elevasi atas
temporary casing harus periksa menggunakan water pass terhadap desain.
8. Intalasi tulangan
Tulangan untuk bored pile dirakit terlebih dahulu sesuai desain. Perakitan tulangan bored
pile harus sudah memperhitungkan batang penguat untuk pengangkatan dan pemasangan
pada lubang bored pile tanpa menyebabkan deformasi permanen.
Spacer beton harus dibuat dan dipasang untuk menjamin ketebalan selimut beton sesuai
desain. Spacer yang digunakan pada tulangan bored pile berbentuk silinder dengan jari-jari
sesuai ketebalan selimut beton yang disyaratkan dan terbuat dari material plastik atau beton
atau material lain yang disetujui.
9. Pembetonan
Pemerlambat pengerasan beton (concrete retardation) digunakan untuk beton yang akan
digunakan dengan retardation minimal 4 jam sejak beton tiba di lokasi pekerjaan. Pada
kondisi tertentu yang diakibatkan oleh lalu lintas, retardation harus dikaji ulang dan
ditentukan ulang sesuai durasi yang dibutuhkan.
Beton ready mix (self-compacting) akan disuplai ke titik bored pile dengan truk mixer dan
dituangkan ke dalam lubang bored pile dengan metode pipa tremie (tremie pipe). Dalam
hal akses atau ruang kerja yang terbatas, pompa beton dapat digunakan untuk mengatarkan
beton dari truk mixer ke lubang bored pile.
Tremie pipe akan diturunkan hingga ke dasar lubang bored pile sebelum diisi dengan
beton. Katup atau sejenisnya dipasang pada tremie pipe sebelum penuangan beton yang
pertama kali dilakukan untuk menjaga tremie pipe tetap penuh dengan beton.
Ketika menuangkan beton, ujung dari tremie pipe harus dijaga 1-3 m di dalam beton yang
telah dituangkan sebelumnya.
Pelaksanaan pengecoran beton harus dilakukan secara menerus hingga lubang bored pile
terisi penuh.
Jika menggunakan cairan penahan, selama pengecoran berlangsung cairan penahan yang
keluar dari lubang bored pile harus dialirkan ke lokasi yang telah disediakan.
Temporary casing harus dicabut seiring dengan dilakukannya pengecoran dan dengan tetap
menjaga jarak antara elevasi beton segar tidak lebih dari 3m dari ujung terbawah
temporary casing.
Material hasil pengeboran bored pile harus dibersihkan dan dipindahakan dari lokasi
pengeboran dengan peralatan yang telah disediakan ke lokasi pembuangan (disposal area)
atau lokasi yang telah ditentukan atau sesuai instruksi dari Direksi dan Pengawas
Pekerjaan. Pembersihan hasil galian dilakukan selama pelaksanaan pengeboran.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengeboran dilakukan dalam satuan meter yang
telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran pengecoran bored pile dilakukan dalam satuan meter kubik
yang telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas Pekerjaan.
4. Pekerjaan Beton
Lingkup dari pekerjaan beton akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan sebagai
berikut :
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga (3) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat
dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi.
a. Bahan
Semen Portland, pasir, agregat kasar dan air, sebagai bahan harus sesuai dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan pada Dokumen Lelang "Spesifikasi Umum".
a) Kelas, mutu campuran dan pengujian beton
Kelas dan mutu beton.
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan Standard Beton Indonesia NI.2-PBI-1971.
Type dan mutu beton yang dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah sesuai Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Type dan Mutu Beton
Bm Kategori Terhadap
(kg/cm2)
Penggunaan type beton adalah sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
- bk adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil sejumlah
besar benda-benda uji.
- Hasil tersebut diperkenankan hanya 5% berada dibawah harga yang ditentukan.
- bm adalah harga kekuatan rata-rata.
- Bilamana tidak ditentukan lain, kekuatan tekan beton adalah merupakan kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang berisi 15 (± 0,06 ) cm, diuji pada umur 28
hari.
- Rumus-rumus untuk perhitungan bk, adalah sebagai berikut :
bk = bm -1,64 S
S = ( b - bm)
N-l
bm = b
N
Dimana :
b) Campuran beton.
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, krikil/batu pecah,
air seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang tepat.
b. Untuk beton mutu "BO", (type lean/beton tumbuk), campuran yang
biasa untuk pekerjaan non-struktural dipakai perbandingan volume
dari semen portland, terhadap pasir dan agregat yang tidak boleh
kurang dari 1 : 3 : 5.
c. Untuk beton mutu "BI" dan K.125 (Type D), campuran nominal
dari semen portland, pasir dan kerikil/batu pecah harus digunakan
dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau 1 : 1 1/2: 2 1/2.
d. Untuk mutu K.175 (Type C) dan mutu-mutu lainnya yang lebih
tinggi harus dipakai "Campuran yang direncanakan" (designed
mix).
e. Ukuran maksimum agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang sepraktis mungkin
hingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan atau ukuran
yang ditetapkan oleh Direksi Lapangan. Perbandingan antara
bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas/mutu) harus ditetapkan dari waktu ke
waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan
terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan, yang mempunyai kepadatan yang
tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki,
dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
Faktor air semen beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh
agregat) tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk Type B
(K-225) dan Type A (K-350), dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lain-lainnya.
c) Pengujian.
Banyaknya air yang dipakai untuk beton barus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan
variasi kandungan lembab atau gradasi (butiran) dari agregat waktu masuk
dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan beton
kaku basil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang, sama sekali tidak diperkenankan. Nilai-nilai Slump untuk berbagai
pekerjaan beton.
Slump ( Cm )
Uraian
Maksimum Minimum
Kekuatan tekan dari beton didapatkan melalui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 cm, dibuat
dan diuji sesuai dengan NI.2-PBI 1971, dengan kekecualian untuk semua beton
yang akan dibuat contoh-contoh silinder, potongan-potongan dari agregat kasar
lebih besar dari 3,8 cm harus dibuang dengan menyaring atau memungut.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh yang representatif.
c. Pembesian/ Tulangan
Lingkup dari pekerjaan pembesian/ tulangan akan meliputi semua pekerjaan yang
berkaitan sebagai berikut :
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga (3) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat
dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi.
d. Bekisting
Lingkup dari pekerjaan bekisting akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan
sebagai berikut :
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga (3) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat
dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi.
Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas, dan ukuran dari hasil
beton yang diinginkan sebagaimana tercantum pada gambar-gambar atau seperti
yang telah ditetapkan oleh Direksi Lapangan. Bahan bekisting dapat dipakai lebih
dari 1 (satu) kali dan paling banyak 3 (tiga) kali pemakaian sesuai rencana cetakan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum pembuatan cetakan
dimulai.
Tetapi persetujuan demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Penyedia
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan-perbaikan
kerusakan yang mungkin timbul sewaktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Direksi Lapangan dapat tidak menyetujui (afkir) sesuatu bagian
dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia harus segera
menggantinya atas beban sendiri.
a) Pelaksanaan Konstruksi Cetakan.
a.1. Cetakan untuk beton yang sesuai dengan bentuk yang dikehendaki
harus dibuat sedemikian rupa kuatnya. Cetakan dapat dibuat dari
logam, lembaran multiplek tebal 9 mm, papan kayu yang dipres atau
dari papan yang diserut halus, dan dalam keadaan baik sebagaimana
dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti
yang ditentukan. Untuk bekisting multiplek/ papan kayu maksimal 3
kali penggunaan saat pengecoran dan diganti dengan bekisting
multiplek/ papan kayu yang baru.
a.2. Permukaan cetakan harus menghasilkan permukaan beton yang halus
dan rata. Cetakan tersebut harus berkekuatan dan berkekakuan tetap
dalam tempat dan bentuk selama pembebanan dan selama
berlangsungnya pekerjaan penggetaran untuk pemadatan beton.
Semua cetakan kayu pada permukaan jalan air harus diserut
rata/digosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda
bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan.
Usaha-usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam
pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung
lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya
pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi pinggiran tersebut. kerusakan-
kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga (3) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat
dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi.
a) Persiapan Pengecoran.
a.1. Sebelum pembuatan beton dimulai semua alat-alat pengaduk dan pengangkut
beton harus sudah bersih. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan
cetakan baja tulangan beton, pemasangan instalasi-instalasi yang harus
ditanam, penyokong, pengikatan dan penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus menurut persetujuan dan tidak boleh
berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton itu cukup keras. Semua
permukaan cetakan dan material tertanam yang dilekati spesi/mortar adukan
beton yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut
sebelum pengecoran dilanjutkan.
a.2. Setelah dilakukannya pembesian sebelum di pasang bekisting harus di pasang
Beton Deking untuk selimut betonnya dan Sebelum pengecoran beton, semua
permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih
dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-
permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang
akan dicor, harus dibasahi dengan rata hingga kelembaban dari beton yang
harus dicor tidak akan berkurang.
a.3. Pada permukaan-permukaan yang harus ditutup beton yang mempunyai sifat
penyerapan yang tinggi dimana perlu untuk memudahkan pemasangan
tulangan dan pengecoran beton diatas pondasi tanah. seperti ditentukan oleh
Direksi Lapangan, Penyedia harus memasang lantai kerja yang terdiri dari
lapisan beton minimal seteba1 5 cm atau sesuai gambar rencana atau petunjuk
Direksi Lapangan.
Lantai kerja harus dihamparkan secara merata diatas tanah pondasi dan
dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam sebelum beton dicor.
a.4. Permukaan-permukaan yang telah lebih dahulu dicor, yang telah mengeras
sehingga beton baru tidak dapat berpadu dengan sempurna, haruslah
dihubungkan dengan beton baru dengan hubungan melalui “construction
joints" (siar konstruksi) sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi. Air harus dituangkan
lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang lamanya
berlebihan yang membutuhkan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki tidak diperkenankan.
c.2. Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika pengaduk dan
pengerjaannya adalah sedemikian, sehingga beton dari adukan ke adukan
mempunyai konsistensi dan mutu yang merata dan sama. Beton yang
tertinggal dalam truk yang memerlukan tambahan air yang cukup yang
memungkinkan pemasangan yang memuaskan harus dibuang atas biaya
Penyedia.
Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu
dan menghitung jumlah adukan.
d) Suhu
Suhu beton dicor/dituangkan tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak kurang dari
4,5°C. Bila suhu ada diantara 27°C dan 32°C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu cuaca
sedemikian sehingga suhu dari beton melebih 32°C, sebagai yang ditetapkan oleh
Direksi Lapangan, Penyedia harus mengambil langkah yang efektif, yaitu
mendinginkan agregat dan mengatur suhu beton, sehingga beton dapat dicor pada
suhu dibawah 32°C.
e) Pengecoran.
e.1. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
e.2. Beton dicor hanya waktu Direksi Lapangan atau wakilnya yang ditunjuk serta
Wakil Penyedia yang setaraf ada ditempat kerja. Setelah permukaan
disiapkan baik-baik permukaan-permukaan construction joints dimana beton
baru akan dicor harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan
semen atau ditutup dengan lapisan spesi kira-kira setebal 2 cm.
Spesi harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran
beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga
konsistensinya.
Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan-
permukaan yang tidak beraturan. Dalam pengecoran pada construction joints
yang telah terbentuk, penyangga khusus harus dibuat untuk menjamin agar
beton menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) lewat
pembobokan dengan memakai alat-alat yang cocok.
e.3. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang
sudah mengeras dan tidak sesuai dengan spesifikasi harus dibuang dan
Kontraktor tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu.
Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu
besar atau bertumpuk dengan baja tulangan tidak diijinkan dan apabila
pemisahan yang sedemikian itu mungkin terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan drop chutes dan buffles atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.
Penyedia harus mengajukan terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan dalam cara mengecor berikut peralatan yang akan
digunakan.
e.4. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh siar (joints) semua penuangan
beton harus selalu berlapis-lapis horisontal dan umumnya tebalnya tidak lebih
dari 50 cm.
e.5. Dalam pengecoran beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal, Penyedia
harus menjaga agar daerah beton yang terbuka menjadi seminimal mungkin,
dengan cara pertama-tama menuang beton menurut lebar yang penuh dan
sampai tinggi yang penuh pada daerah terbatas pada ujung bangunan dan
melanjutkan dengan cara yang sama sampai keseluruh banan.
e.6. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau terlalu lama,
sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
"construction jointas" dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar
harus dibuang dan di diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, tidak boleh
terputus sebelum bagian tersebut selesai.
e.7. Ember-ember yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump
yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran dimana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas secukupnya sekali tuang. Ember
beton harus mudah diangkat/didekatkan dengan alat-alat lainnya dimana
diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
e.8. Constructin joints harus horisontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang
ditunjuk oleh Direksi Lapangan.
e.9. Jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolit) disekitar celah-celah yang
mempunyai dimensi-dimensi vertikal lebih dari 60 cm, beton pada plat lantai,
berbagai balok atau bagian-bagian yang sejenis yang harus dicor menjadi satu
kesatuan bangunan yang harus dicor dengan pendukungnya, petunjuk-
petunjuk berikut ini harus benar-benar diperhatikan :
- Pengecoran beton harus ditunda antara 1 sampai 3 jam pada puncak
celah-celah dan pada dasar-dasar dari lereng (bevel) dibawah, dilantai,
balok-balok atau bagian-bagian lain yang serupa tetapi tidak berarti
pengecoran harus ditunda begitu lama sehingga unit penggetar dengan
berat sendiri tidak sanggup menembus beton yang dicor sebelum
penundaan.
Jika memadatkan beton sesudah penundaan, unit penggetar harus
menembus dan menggetarkan beton yang ditempatkan sebelum
penundaan.
- Beton terakhir setelah 60 cm lebih yang segera dicor sebelum
penundaan, harus dicor sedapat mungkin dengan slump rendah dan
ketelitian khusus harus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan
yang baik secara menyeluruh.
- Permukaan-permukaan beton dimana penundaan-penundaan
dilaksanakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan asing pada waktu
pengecoran beton dimulai sesudah penundaan.
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga (3) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa
tempat dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam
gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga (3) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat
dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi.
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kali di laksanakan pada pekerjaan kontruksi. Bahan ini
meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan
disini.
b) Bahan-Bahan
- Batu
Batu yang dipergunakan harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat /
retak, dan cara pengerjaanya harus dilakukan menurut cara terbaik.
- Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir dengan
menggunakan molen 0,35 m3
c) Pemasangan
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga
teguh.
C. MAINAN ANAK
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan permainan anak dengan
jenis sebagai berikut :
- Perosotan fiber 1 unit
- Ayunan besi 1 unit
- Komedi putar anak besi 1 unit
- Jungkat jungkit anak 1 unit
- playground besar terdiri dari (1 set) :
o 2 perosotan fiber
o ayunan kecil berhadapan
o ayunan rantai
o drum terowongan
o jungkitan
o panjatan tali
o jembatan rantai