Anda di halaman 1dari 53

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN PATI

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Ruang Perinatal


RSUD RAA Soewondo
Tahun Anggaran : 2023
SPESIFIKASI TEKNIS Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Ruang
Perinatal RSUD RAA Soewondo

PASAL 1 MACAM PEKERJAAN


A. Spesifikasi 1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh
Umum Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan
Teknis, seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
2. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-
perbedaan dan/ atau kesimpangsiuran informasi dalam pelaksanaan, Penyedia
Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Direksi/ Konsultan MK
untuk mendapat kejelasan pelaksanaan. B. Lingkup dan Lingkup dan Jenis
Pekerjaan, yaitu :
Jenis 1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan 1.1. Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
a. Sosialisasi dan promosi K3
Spanduk (banner)
Papan Informasi K3
b. Alat Pelindung Diri (APD)
Jaring Pengaman
Pembuat Pagar Sementara dari Seng Gelombang
Tinggi 2 meter
Topi Pelindung (Safety Helmet)
Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
Rompi Keselamatan (Safety Vest)
c. Personil K3
Petugas K3
d. Lain-lain Terkait Pengendalian Resiko K3
Kotak P3K Lengkap
Alat Pemadam Api Ringan 5 kg
Lampu Darurat
1.2. Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
b. Pembongkaran Dinding Tembok Bata
c. Pembongkaran beton bertulang dengan
cara manual
d. Pembongkaran penutup lantai dengan cara
manual
e. Pembongkaran plafond eksisting
2. Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah
2.1. Pekerjaan Galian dan Urugan
a. Penggalian tanah biasa s.d 1 m
b. Pengurugan kembali galian tanah
c. Pemadatan tanah pe 20 m
2.2. Pekerjaan Sloof Tambahan
a. Pengurugan dengan pasir urug
b. Pembuatan Beton Mutu f’c =19.3 Mpa
(K225)
c. Pemasangan bekisting (2 kali pakai)
d. Pembesian dengan besi polos atau ulir
3. Pekerjaan Arsitektural
3.1. Pekerjaan Dinding
a. Pemasangan dinding bata merah tebal ½ batu (Camp.
1PC : 4PP)
b. Pemasangan Plesteran 1PC : 4PP tebal 15 mm
c. Pemasangan Acian
d. Pemasangan partisi gypsum 2 sisi, rangka metal stud
(modul rangka maks 60x80 cm)
3.2. Pekerjaan Kolom Praktis
a. Pembuatan Beton Mutu f’c = 14.5 Mpa (K175)
b. Pemasangan bekisting (2 kali pakai)
c. Pembesian dengan besi polos atau ulir
3.3. Pekerjaan Ringbalk Praktis dan Latiu
a. Pembuatan Beton Mutu f’c = 14.5 Mpa (K175)
b. Pemasangan bekisting (2 kali pakai)
c. Pemberian dengan besi polos atau ulir
3.4. Pekerjaan Langit-langit
a. Pemasangan rangka plafond hollow galvanis (modul
rangka maks
60x80 cm)
b. Pemasangan langit-langit gypsum board tebal 9 mm
c. Pemasanga list langit-langit gypsum
3.5. Pekerjaan Pengacatan
a. Pengecatan dengan cat interior anti jamur dan noda
- Pengecatan dinding dan partisi baru
- Pengecatan plafon
b. Pengecatan dinding lama dengan cat interior anti
jamur dan noda
c. Pengecatan dinding baru dengan cat eksterior
d. Pengecatan dinding lama dengan cat interior
3.6. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
a. Pengurugan dengan pasir urug
b. Pembuatan Beton Mutu f’c = 7.4 Mpa (K100)
c. Pemasangan granite tile uk. 60x60 cm
d. Pemasangan keramik uk. 30x30 cm tekstur kasar
e. Pemasangan dinding keramik uk. 30x60
f. Pemasangn hospital plint standar HACCP
3.7. Pekerjaan Pintu dan Jendela
a. Pemasangan kusen alumunium
b. Pemasangan pintu/ jendela kaca rangka alumunium
dan aksesoris
c. Pemasangan pintu kaca & alumunium strip rangka
alumunium dan aksesoris
d. Pemasangan pintu alumunium strip rangka alumunium
dan aksesoris
e. Pemasangan kaca polos tebal 5 mm
f. Pemasangan venetions blinds dan vertical blinds
4. Pekerjaan MEP
4.1. Pekerjaan Plumbing dan Sanitair
a. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø 1/2”
b. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø 3/4”
c. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø 2”
d. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø 3”
e. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø 4”
f. Pemasangan kran Ø ¾” atau ½”
g. Pemasanga floordrain stainless Steel SUS 304
h. Pemasangan closet duduk/ monoblok + jat shower
i. Pemasangan Urinoir porselen komplit
j. Pemasangan Wastefel porselin komplit
k. Pemasangan spoelhoek stainless steel 304 komplit
l. Pemasangan grab bar stainless steel
4.2. Pekerjaan Instalasi Gas Medik
a. Pemasangan Pipa Tembaga ASTM B819 type L 7/8“
b. Pemasangan Pipa Tembaga ASTM B819 type L 3/4“
c. Pemasangan Pipa Tembaga ASTM B819 type L 1/2“
d. Pemasangan Pipa Tembaga ASTM B819 type L 3/8“
e. Pemasangan bed head uk. 1.2 m komplit
f. Pemasangan wall outlet oksigen, Australian Standard
g. Pemasangan wall outlet compressed air, Australian
Standard
h. Pemasangan wall outlet vacuum, Australian Standard
i. Pemasangan box zone alarm digital type 3 line
j. Pemasangan box zone valve type 3 line
k. Pemasangan ball valve 1/2”
4.3. Pekerjaan Elektrikal
a. Pemasangan kabel tray ul. 10x30 cm plat galvanis
tb. 2 mm
b. Pemasangan instalasi lampu RMI 2 x 8 watt LED
komplit
c. Pemasangan instalasi lampu downlight LED 9 watt
d. Pemasangan instalai saklar tunggal
e. Pemasangan instalasi saklar ganda
f. Pemasangan instalasi stop kontak
4.4. Pekerjaan Tata udara
a. Pemasangan instalasi exhaust 10 inch tipe ceilling
b. Pemasangan AC Split ½ PK, Indoor dan Outdoor Unit
c. Pemasangan AC Split ¾ PK, Indoor dan Outdoor Unit
d. Pemasangan AC Split 1 PK, Indoor dan Outdoor Unit
e. Pemasangan AC Cassete 2 PK, Indoor dan Outdoor
Unit
f. Pemasangan Instalasi Pipa AC dan Kabel Power
g. Pemasangan Instalai pipa drain AC PVC Ø 1/2” AW

PASAL 2 DASAR-DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. Dasar-dasar 1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Pelaksanaan 2. Gambar-gambar kerja yang dilampirankan dalam RKS ini, serta
gambar detail Pekerjaan yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan sudah disahkan
oleh Direksi
3.Berita Acara Penjalasan Pekerjaan
4.Petunjuk dan perintah Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi selama
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan 5. Mengutamakan
tenanga kerja setempat
6. Standar yang di pakai :
Semua pekerjaan harus berdasarkan Normalisasi Indonesia
(NI), Standard Industri Indonesia (SII) peraturan-peraturan
Nasional maupun Internasional lainnya yang berhubungan
dengan pekerjaan ini, seperti :
a. Algement Voorwarden AV-1941 Persyaratan pembangunan
di Indonesia disyahkan oleh Pemerintah. (khususnya pasal-
pasal yang masih berlaku/ relevan).
b. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan
Gedung Negara yang dikeluarkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta karya).
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBBI-1982
di Indonesia.
d. SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan
Gedung
e. SNI 7973:2013 tentang Spesifikasi Design untuk Konstruksi
Kayu
f. SNI 1729:2020 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung
Baja Struktural
g. SNI 8153:2015 tentang Sistem Plumbing pada Bangunan
Gedung
h. SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011 (PUIL
2011)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia tentang penggunaan
tenaga kerja harian, mingguan, dan bulanan/ borongan
j. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia DTPI-
1970
k. Peraturan dan Standard-standard lainnya yang berkaitan
dengan pemakaian bahan-bahan bangunan kegiatan ini
l. SNI 1727:2020 tantang Beban Design Minimum dan Kriteria
Terkait untuk
Bangunan gedung dan Struktur lain
m.SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
n. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 tentang
Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung
o. Peraturan Menteri PUPR Nomor 26/PRT/M/2008 tentang
Persyaratan teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan p. Peraturan Menteri
PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang pembangunan
gedung Negara
Bilamana dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) telah
ditentukan patokan kualitas bahan-bahan bangunan, maka
ketentuan yang berasal standartstandart atau peraturan tersebut
bersifat melengkapi, sejauh tidak bertentangan.

PASAL 3 PERBEDAAN
A. Perbedaan 1. Jika terdapat perbedaan antara gambar dan RKS, maka
RKS-lah yang mengikat
2.Jika dalam gambar tercantum, sedang dalam RKS belum/ tidak
tercantum, maka gambar yang mengikat
3.Perencana diminta untuk menjelaskan kebenarannya sesuai
dengan tujuan dan maksud perencana keseluruhan bila suatu
gambar tidak cocok dengan gambar lain.
4.Jika dalam gambar dan RKS sama-sama tak menyebutkan,
sedangkan hal yang dimaksud adalah perlu/ vital, maka
Penyedia Jasa wajib melaksanakan hal tersebut dan
sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang
berkompeten.
5.Jika dalam gambar-gambar terdapat perbedaan, maka gambar
dengan skala yang terbesarlah yang mengikat (gambar detail)
6.Penyedia Jasa diwajibkan meneliti dan mencocokan antara
instruksi kepada Peserta Lelang dengan gambar-gambar
rencana dan detail serta RKS termasuk tambahan dan
perubahannya. Jika terdapat perbedaan/ kesalahan harus
segera memberitahukan kepada Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi, dan merundingkannya untuk mendapat penyelesaian
serta dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
7.Kesalahan-kesalahan sebelum, selama, dan sesudah
pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan karena kesalahan
membaca gambar menjadi tanggung jawan atau resiko
Penyedia Jasa.

PASAL 4 TIMBANGAN DUGA/ PEIL


A. Timbangan Titik duga (nol atau ± 0.00) bangunan harus sesuai dengan
Duga gambar rencana atau ditentukan kemudian oleh Direksi bersama
Perencana di lapangan pada saat pengukuran kembali dan
penjelasan lapangan

PASAL 5
UITZET
A. Uitzet 1. Pemasangan Benang Acuan Kerja harus dipasang pada
Pengukuran patok-patok yang tertancap kuat dan tidak dapat bergerak
dan 2. Penyedia Jasa sebelum memulai pengukuran harus
Pemasangan / memperhatikan ketentuan batas-batas yang telah ditentukan
Benang oleh pemberi tugas bersama-sama Pengawas Lapapangan/ MK/
Acuan Direksi
Kerja 3. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus
diperhatikan ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab
Penyedian Jasa sepenuhnya
4. Pekerjaan uitzet dilaksanakan bersama-sama Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi, Perencana dan Penyedian Jasa, serta
instansi terkait
5. Setelah pekerjaan uitzet selesai dilaksanakan, Penyedia
Jasa bersama-sama dengan Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
membuat dan menandatangani
Berita Acara Uitzet
6. Biaya uitzet (pengukuran dan pematokan) sepenuhnya
ditanggung oleh Penyedia Jasa

PASAL 6
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Pekerjaan 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus
Persiapan mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada ketentuan-
ketentuan yang tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS/
Spesifikasi Teknis/ Bastek ini beserta lampirannya.
2. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan Penjedia Jasa
diwajibkan minta kepada Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
melakukan pemeriksaan dan memberi ijin dimulainya
pelaksanaan pekerjaan
3. Dalam waktu 7 hari setelah menerima Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK), Penyedia Jasa haru mengirim Rencana
Pelaksanaan Kerja (Time Schedule), Metode Pelaksanaan dan
Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global
yang diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus
mencantumkan Rencana Pelaksanaan :
a. Mobilisasi/ Demobilisasi Peralatan
b. Pengukuran Ulanh dan Testing Lapangan
c. Daftar Bahan dan Perakatan yang digunakan
d. Grafik Cuaca dan Grafik Tenaga Kerja
4. Rencana Pelaksanaan Kerja disusun secara rinci dalam bentuk
Diagram
Planning (Network Planning), Bar Chart dan/ atau S-Curve atau
Time Schedule a. Bagan/ diagram tersebut diatas harus
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/ Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi sebagai dasar Penyedia Jasa dalam
melaksanakan pekerjaannya dan Penyedia Jasa wajib
mematuhi dan menepatinya
b. Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi akan menelai prestasi
pekerjaan Penyedian Jasa berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Kerja tersebit.
5. Pelaksana Lapangan atau tenaga ahli yang cakap/ terampil,
mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja dan cara-
cara pelaksanaan sesuai bidang disiplin ilmunya
6. Mobilisasi/ Demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta
pengadaan bahan material
Mobilisasi peralatan : Penyediaan pengangkutan, peralatan-
peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-alat berat/ besar yang
menunjang pelaksanaan pekerjaan, baik yang menyewa
maupun milik Penyedia Jasa
Peralatan seperti : seperangkat alat bantu kerja, pompa air, alat
pemadat tanah, alat ukur waterpass, penyekat tegak dan alat
bantu pekerjaan lainnya. Bila diperlukan, sesuai dengan
kondisi/ situasi lapangan tempat kerja, maka sebelum
melakukan pekerjaan pembersihan Penyedia Jasa di wajibkan
memasang alat-alat/ pelindung/ penyangga seperti jaring, lori
dan katrol
7. Kerusakan jalam masuk, utilitas, saluram-saluran menuju
lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa dan wajib memperbaiki sampai baik/ seperti semula
8. Tempat pekerjaan/ Daerah Kerja (Construction Area)
diserahkan kepada Penyedia Jasa dalam keadaan seperti
waktu pemberian penjelasan pekerjan (Aanwijzing) dan
Penyedia Jasa telah benar-benar mengetahui tentang :
a. Letak bangunan yang akan didirikan
b. Batas persil/ lahan maupun kondisi pada saat itu
c. Keadaan permukaan tanah/ kontur tanah
9. Melakukan pembersihan dan peralatan tanag yang siap di
bangun, antara lain : dibersihkan dari humus, kotoran tanaman
yaitu : pohon-pohon beserta akarakarnya, pembabatan semak-
semak, menutup lubang, penutupan bekas bongkaran,
penimbunan daerah rendah, pemindahan baru dan lain
sebagainya demi lancarnya pelaksanaan pekerjaan
10. Bila pada lokasi sudah terdapat banguna yang sudah
berdiri, maka bangunan tersebut dibongkar sampai rata. Bahan
bekas bongkaran menjadi milik proyek.
11. Penyedia Jasa harus membuat bangunan sementara
untuk Kantor Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi (Direksi Keet),
barak kerja dan gudang dengan ketentuan :
a. Penempatan bangunan sementara tersebut ditentukan
kemudian dilapangan, sedang pembuatannya harus
sepengetahuan dan seijin
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
b. Penyedia Jasa harus membuat bangunan sementara
untuk ruang kantor (Direksi Keet), barak kerja, dan gudang
bahan yang terkunci serta dilengkapi dengan instalasi
listrik untuk penerangan tenaga dan perlengkapan
kebersihan dan perawatan kantor
• Direksi Keet untuk direksi pekerjaan beserta
kelengkapannya, antara lain : meja, kursi, papan tulis,
almari dan sebagainya
• Barak kerja untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan
• Gudang penyimpanan bahan bangunan (material) serta
alat-alat yang akan sedang digunakan selama
pelaksanaan pekerjaan harus terlindung dari hujan,
panas, dan keamanannya
• Semua sarana administrasi pendukung untuk
pelaksanaan yang berupa gambat-gambar, buku-buku
laporan kemajuan fisik, buku direksi dan bukuntamy
serta foto-foto selama pelaksanaan dan lainlain harus
selalu dan terpelihara dengan baik di Direksi Keet dan
barak kerja. Bila perlu dan memungkinkan, di tempel di
ruang kantor (Direksi Keet) sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi
• Segala bangunan tersebut diatas akan segera
dibongkar apabila tidak dibutuhkan lagi
• Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini menjadi
beban dan tanggung jawab Penyedian Jasa dan harus
sudah diperhitungkan dalam overhead pada analisa
harga satuan
c. Penyedia Jasa harus memelihara kebersihan lingkungan,
ruang direksi serta alat-alat investasinya.
12. Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mengadakan pemeriksaan yang cermat
terutama ukuran-ukuran maupun dimensi dari segi yang
tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang tidak
sesuai atau kurang jelas harus dikonfirmasikan kepada
Pengawas Lapngan/ MK/ Direksi. Semua yang meragukan
harus dimintakan penegasan dari Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi dalam bentuk tertulis
a. Format Gambar
• Bahasa, semua gambar dan data perhitungan
pendukungnya menggunakan bahasa Indonesia, bila
ada gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia
• Satuan, semua satuan menggunakan sistem metrik
• Ukuran, semua gambar mmenggunakan ukuran
standart, ukuran A3, kecuali ada perintah lain atau
persetujuan dari Direksi
• Judul, konsep judul maupun format semua gambar dari
kontraktor ditunjukkan terlebih dahuluuntuk mendapat
persetujuan Direksi
• Penomoran, referensi penomoran menggunakan sistem
penomoan gambar teknik
• Indeks Gambar, tiap-tiap gambar yang dihasilkan
diberikan indeks dan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan/ Mk/ Direksi.
b. Gambar di lapangan
Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan
persetujuan revisi oleh Pengawas lapangan/ MK/ Direksi
Gambar-gambar harus selalu ada di lapangan dan
sewaktu-waktu selalu dapat dipergunakan untuk
pemeriksaan oleh Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
• Gambar Pelaksanaan (Construction Drawing)
Semua gambar untuk pelaksanaan (Construction
Drawing) jelas menunjukan tata letaknya, dimensinya,
jenis konstruksinya dan seterusnya seperti yang
disebutkan dalam spesifikasu atau petunjuk Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi
• Gambar Kerja (Working Drawing/ Shop Drawing)
 Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja (Shop
Drawing) bila kondisi di lapangan tidak sesuai denga
gambar pelaksanaan (Construction Drawing) dan
gambar tersebut tetap mengacu pada gambar untuk
dilaksanakan (Construction Drawing)
 Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah
material yang digunakan,juga mempertimbangkan
kemudahan pemeriksaan/ inspeksi/ pemantauan dari
prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang
ajan dikerjakan di lapangan oleh Penyedia Jasa
 Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata
setelah memperhatikan kondisi galian pondasi, hasul
galian maupun tes laboratorium, konstruksi yang
dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja,
maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis
dari Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi. Semua biaya
gambar kerja berikut perubahan-perubahannya
menjadi beban Penyedia Jasa
 Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga
digunakan sebagai dasar acuan tagihan pembayaran
(Monthly Payment) Penyedia Jasa
• Gambar Fasilitas/ Bangunan Sementara
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari hari sebelum dimulai
pekerjaan dari tiap seksi pekerjaan, Penyedia Jasa
harus sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/
bangunan sementara yang akan dipergunakan di
daerah areal proyek seperti gambar gudang, rencana
kantor, tempat penyimpanan peralatan mesin, asrama/
barak pekerja dan bangunan lainnya yang diusulkan
oleh Penyedia Jasa. Gambar-gambar harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan/
MK/ Direksi. Bila ternyata dalam pelaksanaan ada
perubahan. Penyedia Jasa juga harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun
konstruksinya
• Gambar Terlaksana/ Gambar Purna Bangun (As Built
Drawing)
 Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan,
Penyedia Jasa harus mengikuti seksama dan
mencocokan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan
dengan gambar kerja yang telah disetujui, supaya
dicantumkan perubahan-perubahannya dan
konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai
dengan keadaan yang dikerjakan dengan keadaan
sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar
terlaksana
 Penyesuaian gambar dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan akan diadakan pemeriksaan
oleh Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi. Bila dari
hasil pemeriksaan ternyata ditemukan
ketidaksesuaian, maka dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari, Penyedia Jasa harus telah
memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar
terlaksana benar-benar sesuai dengan yang
dilaksanakan di lapangan
 Gambar terlaksana harus dibuat diatas kertas
berkualitas baik untuk memudahkan dalam
penggadaanya. Selanjutnya gambar terlaksana
yang telah selesai dan telah mendapat persetujuan
dari Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi diserahkan
oleh Penyedia Jasa
 Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah penandatanganan serah terima
pekerjaan 100 %, Penyedia Jasa harus sudah
menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang
terdiri dari :
* 5 (lima) set gambar kerja (Working
Drawing/ Shop Drawing) lengkap dalam kertas
berkualitas baik ukuran A3
* 5 (lima) set gambar Purna Bangun (As Built
Drawing) lengkap dalam kertas berkualitas baik
ukuran A3
• Gambar-gambar lain
Selain gambar-gambar yang disesuaikan diatas,
gambar-gambar lain yang masih diperlukan dalam
pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan,
skema diagram atau grafik jadwal pelaksanaan
pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
13. Laporan
Penyedia Jasa harus membuat Laporan Kegiatan Pekerjaan
dengan menggunakan format yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
a. Buku Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi yang mencatat
semua petunjukpetunjuk, keputusan-keputusan dan detail-
detail penting dari unsur teknik
b. Laporan Harian
Penyedia Jasa harus membuat Laporan Harian dengan
format yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi, berisi hal-hal berikut :
 Kondisi musim/ cuaca
 Jumlah tenaga kerja yang bekerja
 Jumlah dan jenis material dan peralatan dilapangan
 Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta
perhitungan volume setiap hari
 Kejadian yang menghambat pekerjaan
 Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan
keterlambatan kemajuan
(progress) pekerjaan
 Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
 Request setiap akan memulai pekerjaan dan Penyedian
Jasa diharuskan membuat Request kepada Pengawas
Lapangan/ MK/
Direksi
c. Laporan Mingguan
Penyedia Jasa harus membuat Laporan Mingguan dengan
format telah yang disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi, berisi hal-hal berikut :
 Laporan dalam bentuk buku harian dibuat setiap akhir
minggu
 Membuat rencana kerja (progres fisik) minggu berikutnya
 Kendala-kendala dan upaya pemencahannya
dilapangan
 Dalam waktu selambat-lambatnya setiap 2 minggu sekali
diadakan rapat antara personil inti dari Penyedia Jasa
dengan Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi dan PPK/
PPTK untuk membahas kelancaran pekerjaan
d. Laporan Bulanan
 Monthly Certificate (MC) diterbitkan setiap tanggal 25
bulan berjalan, Penyedia Jasa harus sudah membuat
laporan dengan menggunakan format yang telah
disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan
laporan keuangan
 Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai
berikut :
• Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada
periode bulan tersebut
• Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres
keuangan untuk setiap kegiatan utama
• Prosentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak
• Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan
usulan pemecahan untuk mengejar ketinggalan dan
kehilangan waktu
• Rencana kerja bulan berikutnya
• Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/
material yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru
didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi
lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin
dan peralatan yang digunakan
• Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang
tercantum dalam daftar perhitungan volume Mutual
Chek/ MC.
• Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan
periode serta intensitas hujan setiap hari.
• Daftar kecelakaan : Masuk rumah sakit atau
meninggal dunia, Kerusakan pekerja, Kerusakan
hunian, material dan peralatan
• Time Schedule/ Schedule Progress kemajuan yang
menunjukkan tanggal penerimaan dan jumlah tagihan
yang dikirim tetapi belum dibayar
• Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk
bulan periode berikutnya.
• Foto–foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut
e. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
 Foto kegiatan harus buat oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan pengarahan dari Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi dengan ketentuan sebagai berikut :
• Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0 % - 25 %
(Papan Nama Kegiatan, kondisi lokasi pekerjaan,
persiapan dan pondasi serta struktur)
• Tahap II pada saat bobot 25 % - 50 % (Pekerjaan
struktur)
• Tahap III pada saat bobot 50 % - 100% (Pekerjaan
arsitektur, utilitas dan detail yang penting)
 Foto kegiatan pada setiap tahap dibuat sebanyak 5
(lima) set dilampirkan bersama dengan Laporan
Bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan
penagihan angsuran
 Pengambilan titik pandang harus diusahakan tepat
dalam satu titik dan arah yang sama dari setiap tahap
dan sesuai arahan dari Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
 Untuk foto force majeure diambil sebanyak 5 (lima) set
 Ukuran foto 3R
f. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas)
setelah penandatanganan serah terima pekerjaan 100 %
Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan Buka Laporan
Pelaksanaan Pekerjaan lengkap dibuat rangkap 5 (lima)
yang terdiri dari :
 Time Schedule
 Laporan Bulanan
 Laporan Mingguan
 Laporan Harian
 Grafik Tenaga Kerja
 Buku Gudang
 Grafik Curah Hujan
 Buku Ijin Pasang
 Buku Direksi
 Buku Tamu
 Foto Dokumentasi
 Jaminan uang muka (bila mengambil), jaminan
pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, bukti setoran
pajak, astek, bimbingan pemburuhan, galian C,
restribusi kebersihan
14.Tata Tertib
a. Penyedia jasa wajib menjaga keamanan dan ketertiban di
lokasi pekerjaan
b. Semua personil yang ditugaskan bekerja harus mengikuti
tata tertib dan peraturan yang berlaku di lingkungan
kegiatan
c. Segala pekerjaan yang menyebabkan gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknta dilaksanakan sesuai
pengarahan Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi dan semua
resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa
15.Kebersihan dan Ketertiban
a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan
berlangsung, Penyedia Jasa harus memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan maupun lingkungannya, terutama jalan-
jalan di sekitar lokasi kegiatan, Direksi Keet, gudang, los
kerja dan bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan
harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-
lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama untuk jalan-jalan
disekitar lokasi kegiatan yang harus dibersihkan adalah
kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan
kegiatan. Kelalaian dalam hal ini dapat membuat Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi memberi perintah penghentian
pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang
maupun di halaman luar gudang harus diatur sedemikian
rupa agar tidak menggangu kelancaran dan keamanan
umum serta untuk memudahkan penelitian yang dilakukan
oleh Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
d. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan
serta halamannya harus bersih dari sisa-sisa kotoran kerja.
16.Keamanan
a. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang ada dan terjadi di daerah kerjanya sampai
kontrak selesai dan diterima Pemberi Tugas, terutama
mengenai :
 Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/
kecerobohan baik disengaja ataupun tidak disengaja.
 Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/ salah. 
Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja
 Perkelahian antar pekerja maupun pihak lainnya
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas,
Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi dalam waktu paling lambat 24 jam
untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas,
Penyedia Jasa harus menyediakan pengamanan antara lain
: penjagaan penerangan yang cukup diwaktu malam hari,
pemagaran sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya
yang mungkin diperlukan untuk pengamanan dan
perlindungan terhadap pekerjaan.
17.Keselamatan Kerja (kecelakaan dan kesehatan)
a. Peyedia Jasa harus menjamin keselamatan para pekerja
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
Peraturan Perburuhan atau syaratsyarat yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.
b. Penyedia Jasa wajib menyelenggarakan asuransi K3 untuk
seluruh pekerja, biaya asuransi K3 sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penyedia jasa
c. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
dan menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
d. Penyedia Jasa diharuskan untuk menyediakan alat
kesehatan atau kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) yang berisi obat-obatan yang sesuai dengan
kebutuhan, lengkap dengan petugas yang mengerti dalam
soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
e. Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran jenis ABC (untuk segala jenis api), pasir dalam
bak, galah-galah dan alatalat penyelamat kebakaran yang
lain.
f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Penyedia
Jasa harus mengikuti semua ketentuan umum yang berlaku
dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama Undang-
undang Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan
dan perubahannya.
18.Pembangkit Tenaga Sementara.
Setiap Pembangkit Tenaga Sementara atau penerangan
buatan yang digunakan untuk pekerjaan harus disediakan
oleh Penyedia Jasa, termasuk pemasangan sementara kabel-
kabel, meteran dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai
Penyedia Jasa wajib menyingkirkan semua barang tersebut
dari lokasi pekerjaan, semua beban menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
19.Air Kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan, apabila
mungkin didapat dari sumber yang sudah ada di tiap lokasi
kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
20.Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan
tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana
yang bertugas dan para penjaga.
21.Perlindungan terhadap Milik Umum
Penyedia Jasa harus menjaga agar jalan umum dan hak
memakai jalan, bersih dari alat-lat mesin, bahan-bahan
bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-
lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki,
selama kontrak berlangsung.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas utilitas (perlengkapan umum)
seperti : saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi-operasi Penyedia Jasa. 22. Pelaksanaan
Pekerjaan diluar jam kerja normal.
Penyedia Jasa akan mendapat ijin tertulis dari Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi untuk melaksanakan pekerjaan yang
tertera dalam kontrak di luar jam-jam kerja biasa, pada hari-
hari minggu atau hari-hari libur resmi.
23.Pelaksanaan Pekerjaan diluar lokasi pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan di luar lokasi
pekerjaan supaya memberitahukan kepada Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi untuk diadakan pemeriksaan.
24.Petunjuk-petunjuk/ Instruksi Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
a. Semua instruksi dari Pengawas Lapangan/MK/Direksi harus
dilaksanakan secara baik oleh Penyedia Jasa, jika
Penyedia Jasa keberatan menerima petunjuk dari
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi tersebut, maka harus
mengajukan secara tertulis kepada Pengawas Lapangan/
MK/ Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari dari pemberian
instruksi.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia Jasa
tidak mengajukan keberatan maka dianggap telah
menyetujui dan menerima petunjuk Pengawas Lapangan/
MK/ Direksi untuk segera dilaksanakan. Penyedia Jasa
diharuskan merekam/ mencatat setiap petunjuk dari
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi dalam Buku Harian/ Buku
Direksi dan memintakan tanda tangan sepengetahuan
Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi.
25.Papan Nama Proyek, Neumen Klatur/ Prasasti dipasang
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
Penyedia Jasa harus membuat Papan Nama Proyek dengan
redaksi sesuai dengan normalisasi dari proyek (Papan Nama
Proyek tersebut di atas dibuat berdasarkan redaksi
normalisasi dari proyek).

PASAL 7 PEMERIKSAAN PEKERJAAN


A. 1. Sebelum mulai pekerjaan lanjutan, Penyedia Jasa
Pemeriksaan diwajibkam minta kepada Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
Pekerjaan melakukan pemeriksaan. Apabila Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut Penyedia
Jasa dapat meneruskan pekerjaannya
2. Bila permintaan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam
(dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan)
tidak dipenuhi Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi (kecuali
terhalang hari libur), Penyedia Jasa dapat meneruskan
pekerjaannya
3. Bila Penyedia Jasa melanggar hukum ketentuan dan
persyaratan dalam RKS/ Spesifikasu Teknis/ Bastek ini,
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali
menjadi tanggungan Penyedia Jasa
PASAL 8
PEKERJAAN TAMBAHAN/ KURANG DAN PERBAIKAN
A. Pekerjaan 1. Tugas pekerjaan tambah/ kurang diperintahkan dengan
Tambahan/ tertulis oleh pemberi tugas
Kurang Dan 2. Biaya pekerjaan tambah/ kurang akan diperhitungkan
Perbaikan menurut daftar harga satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh
Penyedia Jasa yang pembayarannya diperhitungkan bersama-
sama Penyedia Jasa dengan angsuran terakhir
3. Untuk pekerjaan tambahan yang harga satuannya tidak
tercantum dalam harga satuan yang di masukan dalam
penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi bersama-sama Penyedia
Jasa dengan persetujuan Pemberi Tugas
4. Jika terdapat harga timpang, maka harga satuan yang
akan dikembalikan ke harga satuan HPS
5. Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alasan
sebagai penyebab keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi dapat memperhitungkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambahan
tersebut

PASAL 9 SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN DAN MASA PEMELIHARAAN


A. Serah Terima Pada akhir pekerjaan menjalang Penyerahan Hasil Pekerjaan
Tahap pertama : Hasil 1. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan
dibersihkan bekas-
Pekerjaan bekasnya
2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh,
tanpa cacat
3. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancaran
jalannya, misalnya pintu, jendela, pintu pagar dan lain-lain
4. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang
baik dengan gambar penjelasan dan masing-masing posisi
diberi tanda yang jelas dan mudah dimengerti
5. Barang/ peralatan sanitasi harus dijaga kebersihannya, nila
mana terdapat cacat dan kerusakan pada bagian yang telah
selesai, Penyedia Jasa harus memperbaiki/ mengganti agar
dapat berfungsi dengan baik dan dapat diterima oleh petugas
6. Semua instalasi harus dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Untuk hal tersebut masa penyerahan Penyedia Jasa bersama-
sama dengan Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi harus
melakukan uji coba/ test pada peralatan tersebut, hingga dapat
diketahui bagian mana yang masih belum dapat berfungsi dan
apabila ditemukan hal yang demikian Penyedia Jasa ahrus
segera membetulkan/ mengganti agar peralatan tersebut dapat
berfungsi sesuai dengan ketentuan
B. Masa 1. Masa pemeliharaan untuk pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan
Renovasi
Pemeliharaan Ruang ICVCU RSUD RAA Soewondo adalah 180 (seratus
delapan puluh)
hari kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Pemberi
Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang berlaku
2. Selama masa pemeliharaan, setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontgraktor/
Penyedia jasa
3. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi
tidak melaksanakan teguran dari Konsultan Manajemen
Konstruksi atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang
diperlukan, maka Konsultan Manajemen Konstruksi berhak
menyerahkan perbaikan/penggantian/ penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor

PASAL 10
SPESIFIKASI
PEKERJAAN A. PENYELENGGARAAN K3
i. Ketentuan Kewajiban umum disini dimaksudkan kewajiban umum bagi
perusahaan Administrasi Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu
1. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko
kecelakaan .
2. Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan,
kendaraan atau alatalat lain yang akan digunakan atau
dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja,
selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan
secara baik
3. Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap
tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan
pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4. Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja
yang karena jabatannya didalam organisasi Penyedia Jasa,
bertanggung jawan pengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya
kecelakaan.Untuk petugas K3 yang telah ditunjuk harus selau
siap dilokasi pekerjaan
5. Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk
tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin, dan
kosidi fisik/ kesehatannya.

6. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin


bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap
bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahaannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang
papanpapan pengumuman, papan-papan peringatan serta
sarana pemcegahan yang dipandang perlu (papan informasi K3
termasuk tiang, rangka dan pemasangan
)
7. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan
berkala terhadap seatu tenpat kerja, peralatan, sarana-sarana
pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara
pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan Kesehatan kerja menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
ii. Organisasi Penyedia Jasa konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli
Keselamatan K3 dan tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan.
dan Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur organisasi
Kesehatan pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai
Kerja berikut :
1. Petugas Keselamatan dan Kesehatan kerja harus bekerja
secara penuh (fulltime) untuk mengurus dan
menyelenggarakan keselamatan dan Kesehatan kerja.
2. Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan
dengan memperkerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100
orang atau kondisi dari sifat proyek memang diperlukan,
diwajibkan membentuk unit Pembina K3.
3. Panitia Pembina keselamatan dan Kesehatan kerja tersebut ini
merupakan unit structural dari organisasi penyedia jasa yang
dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
4. Petugas keselamatan dan Kesehatan kerja tersebut Bersama-
sama dengan panitia Pembina keselamatan kerja ini bekerja
sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus atai Penyedia
Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
5. Penyedia Jasa harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memberikan panitia Pembina keselamatan dan Kesehatan
kerja fasilitasfasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b. Berkonsultasi dengan panitia Pembina keselamatan dan
Kesehatan kerja dalam segala hal yang berhubungan
dengan keselamatan dan Kesehatan kerja dalam proyek.
c. Mengambil Langkah-langkah praktis untuk memberi efek
pada rekomendasi dari panitia Pembina keselamtana dan
Kesehatan kerja.
6. Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu
proyek mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan-
kegiatan keselamatan dan Kesehatan kerja.
iii. Laporan Salah satu tugas pelaksana K3 adalah pencatatan atas kejadian
Kecelakaan yang terkait dengan K3, dimana :
1. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian uang
berbahaya harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait
2. Laporan harus meliputi stastistik yang akan menunjukkan hal-
hal sebagai berikut
a. Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan
kerja, pekerja masihng-masing
b. Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan
sebab-sebabnya.

iv. Keselamatan Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada
Kerja dan kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang
Pertolongan meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada
Pertama Pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain
Kecelakaan serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
a.Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja
pertama kali.
b.Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada
pekerjaan tersebut.
2. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus
dicatat dan disimpan untuk referensi.
3. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit
yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau
seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK).
4. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus
disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh
debu, kelembaban udara dan lain-lain.
5. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling
sedikit dengan obat untuk kompres, perban, antiseptik,
plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
6. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi
benda-benda lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan
dalam keadaan darurat.
7. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi
keteranganketerangan/instruksi yang mudah dan jelas
sehingga mudah dimengerti.
8. Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa
secara teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak
boleh kosong).
9. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).
10. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan
mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas
yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau
tempat berobat lainnya.
11. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang
baik dan strategis yang memberitahukan antara lain :
a.Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat
PPPK, ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit,
dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
b.Tempat telepon terdekat untuk menelepon/ memanggil
ambulans, nomor telepon dan nama orang yang bertugas
dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan
tempat penolong yang dapat segera dihubungi dalam
keadaan darurat.
v. Pencegahan Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat
Terhadap atau proyek dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
Kebakaran 1. Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan
Dan Alat harus tersedia
Pemadam a. Alat pemadam kebakaran (Ukuran 5 kg)
Kebakaran b. Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar
2. Pengawas dan sejumlah/ beberapa tenaga kerja harus dilatih
untuk menggunakan alat pemadam kebakaran
3. Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu
tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara
sebagaimana mestinya.
4. Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam
kebakaran yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan
menuju ke tempat pemadam kebakaran harus selalu
dipelihara.
5. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat
yang mudah dilihat dan dicapai
6. Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus
tersedia di tempat-tempat sebagai berikut :
a. di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah
terbakar disimpan.
b. di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas
c. di tempat-tempat yang mempunyai resiko terjadi
kebakaran
7. Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering
harus disediakan :
a. di tempat yang terdapat barang-barang/ benda-benda
cair yang mudah terbakar.
b. di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat
pemanas yang menggunakan api.
c. di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
8. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi
kerusakankerusakan teknis
9. Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe)
dipasang di suatu gedung, pipa tersebut harus :
a. dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran
pembuangan.
b. dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c. mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas
Pemadam Kebakaran
vi. Perlengkapan Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi
pekerja dalam Keselamatan melaksanakan tugasnya antara lain sebagai
berikut :
Kerja 1. Safety helmet yang bergunan untuk melindungi kepala dari
benturan benda keras dan tertimpa benda keras
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan
terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan
benda keras dan sebagainya
3. Safety Vest atau rompi keselamatan kerja merupakan salah
satu Alat Pelindung Diri (APD) yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontak / kecelakaan, sedikit berbeda dengan APD
lain yang bermanfaat untuk mengurangi dampak bila terjadi
kecelakaan akibat kontak dengan benda yang berbahaya
4. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk
melindungi mata pasa lokasi yang banyak serbuk metal atau
serbuk material lainnya
5. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang
operator telah tertutup rapat, masker dianjurkan tetap dipakai
6. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan
pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras,
misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya
7. Jaring pengaman mengcover seluruh area pekerjaan
8. Pagar pengaman mengcover seluruh area pekerjaan
9. Lampu darurat adalah lampu khusus yang digunakan sebagai
penerangan sementara ketika terjadi pemadaman listrik
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
i. Lingkup 1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank Pekerjaan 2.
Pembongkaran Dinding Tembok Bata
3. Pembongkaran beton bertulang dengan cara manual
4. Pembongkaran penutup lantai dengan cara manual
5. Pembongkaran Plafond Eksisting
ii. Persyaratan 1. Pengukuran dan Pemasangan/ Benang Acuan Kerja
Pelaksanaa a. Pemasangan Benang Acuan Kerja harus dipasang pada patok-
patok yang n Pekerjaan tertancap kuat dan tidak dapat bergerak
b. Penyedia Jasa sebelum memulai pengukuran harus
memperhatikan ketentuan batas-batas yang telah ditentukan
oleh pemberi tugas bersama sama Pengawas Lapapangan/ MK/
Direksi
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus
diperhatikan ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab
Penyedian Jasa sepenuhnya
2. Pebongkaran Dinding Tembok Bata dan Plafond Eksisting
a. Penyedia Jasa harus memperhatikan keadaan sekeliling
lokasi pekerjaan serta keselamatan pengguna lahan tempat
bongkaran
b. Penyedia Jasa harus menginventariskan komponen-
komponen yang akan digunakan kembali sebelum dibongkar
dan sesuadah dibongkar dan memberi catatan tentang cacat
dan rusak atas persetujuan Direksi Teknis
c. Penyedia jasa harus mengamankan barang yang akan
digunakan kembali dan menyimpannya ditempat yang aman
d. Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh
mengganggu tahapan pekerjaan selanjutnya dan lingkungan
sekitar
e. Pembuangan bongkaran/ puing-puing sejauh maksimal 20
km, dan segala biaya untuk pembuangan bongkaran/ puing-
puing menjadi tanggung jawab penyedia jasa
f. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa

C. PEKERJAAN TANAH
i. Lingkup 1. Pekerjaan yang membutuhkan penggalian, yaitu
Pekerjaan a. Pembuatan segala macam pondasi
b. Pengurugan tanah
c. Pembuatan saluran-saluran terbuka dan
tertutup dengan perlengkapannya
d. Semua pekerjaan tanah yang tercantum pada gambar dan
RAB
2. Pekerjaan Urugan meliputi :
a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan.
Pamadatan dan perataan kembali baik tanah, maupun
dengan pasir sampai dengan mencapai peil yang
ditentukan
b. Pengurugan kembali lubang-lubang galian lainnya
c. Urugan pasir/ sirtu untuk dibawah pondasi, dibawah lantai/
rabat beton dan lainnya yang embutyhkan urugan pasir/
sirtu
ii. Persyaratan 1. Pekerjaan Galian Tanah
Pelaksanaa a. Pekerjaan untuk semua lubang baru boleh dilaksankan setelah
papan n Pekerjaan bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
b. Kedalaman galian lubang pondasi harus mencapai tanah
yang keras dan sekurang-kurangnya sesuai dengan
gamnar kerja
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan
ukuran gambar kerja, datar dan dibersihkan dari segala
kotoran. Penggalian harus dilakukan sedemikian rupa,
sehingga tidak menimbukan bahaya bagi bangunan atau
keadaan sekitarnya dan diperhitungkan dengan ruang
kerja secukupnya
d. Bilamana Penyedia Jasa melakukan penggalian yang
melebihi dari yang ditentukan, Penyedia Jasa harus
menutupi kelebihannya dengan urugan pasir yang
dipadatkan dan disiram air tiap ketebalan 20 cm, lapis
demi lapis sampai dengan mencapai peil yang dibutuhkan.
Semua biaya tambahan ditanggung oleh Penyedia Jasa
e. Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan ke luar
dari tempat lokasi pekerjaan sehingga tidak menganggu
pelaksanaan pekerjaan. Semua tanah dari pekerjaan
galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dan
dilaksanakan sebelum pekerjaan pondasi dimulai. Dan
tanah hasil galian tersebut harus diratakan dan
dimiringkan 1 : 1 menurut petunjuk Pengawas Lapangan/
MK/ Direksi
f. Penggerukan/ peggalian tanah lumpur (wallet) dari dalam
tlogo mencapai tanah yang keras atau sesuai dengan
gambar
2. Pekerjaan Urugan Tanah
a. Bahan urugan dengan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain harus bersih dan tidak
mengandung akar, kotoran, dan bahan organik
b. Urugan tanah kembali untuk menutup sisa-sisa bekas
galian pondasi dilaksankan setelah pemasangan pondasi
dan harus mendapatkan ijin
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
c. Urugan tanah untuk permukaan tanah yang direncanakan
lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana
tertera dalam gambar rencana d. Urugan tanah
mendatangkan dilaksanakan sesuai dengan gambar
(dalam keadaan padat), baru boleh dilaksanakan setelas
dosetujui oleh
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
e. Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi berhak menolak
material yang tidak memenuhi persyaratan
f. Penimbunan/ pengurugan harus dilaksanakan dari satu
arah dan diusahakan dapat mendorong/ genangan-
genangan air keluar melalui alur-alur alam yang ada
g. Pada daerah timbunan yang basah, Penyedia Jasa harus
membuat saluran-saluran sementara untuk melindungi
lokasi dari pengaruh air
h. LokasI yang diurug harus bebas dari lumpur, kotoran
sampah dan sebagainya
i. Urugan/ timbunan dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan 20 cm untuk masing-masing lapis dipadatkan
sampai permukaan tanah yang direncanakan.
3. Pekerjaan Urugan Pasir
a. Urugan pasir dibawah pondasi dan di bawah lantai rabat
beton tebal (sesuai gambar) dilaksanakan setelah galian
lobang pondasi selesai dan telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan/ MK/ Direksi
b. Urugan pasir harus disiram dengan air dan dipadatkan
4. Pekerjaan Pemadatan (Compaction)
a. Yang dimaksud pekerjaan pemadatan tanah adalah
pekerjaan pemadatan pada lapisan permukaan tanah
rencana, baik tanah dasar, galian ataupun galian/ timbunan,
agar permukaan jadi padat dan dapat mendukung lapisan
bangunan diatasnya
b. Setiap pekerjaan urugan harus disertai pekerjaan
pemadatan, hal ini dimaksudkan untuk mengubah sifat
tanah urug yang lepas/ loose menjadi padat/ dense
c. Alat-alat yang dapat dipergunakan dengan memperhatikan
lkebutuhan, antara lain adalah tendem roller, stumper dan
alat pelengkapnya
d. Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan :
 Pemadatan tanah unyk tanah urugan/ timbunan dilakukan
lapis demi lapis maksimum tebal 20 cm dan permukaan
harus tetap rata
 Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus
dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak akibat
pengaruh luar.

D. PEKERJAAN FOOTPLAT, KEPALA KOLOM dan SLOOF


i. Lingkup 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan
dan alat-
Pekerjaan alat bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik
2. Pekerjaan pondasi, kepala kolom dan sloof meliputi seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
ii. Syarat 1. Persyaratan Indonesia seperti : PBI, PMI, PKKI, SNI dan peraturan-
peraturan
Umum yang berlaku
2. Konstruksi harus menggunakan peraturan-peraturan/
normalisasi yang berlaku di peraturan beton
3. Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarta-syarat yang ada
di SNI 2847:2019
4. Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam
gambar kerja adalah ukuran dan dimensi beton konstruksi
tidak atau dan belum termasuk plesteran/ finishingnya
5. Penyedia Jasa harus melakukan uji kuat tekan beton di
laboratorium untuk beton struktur, semua biaya uji
laboratorium menjadi tanggung jawab penyedia jasa
6. Komposisi beton bertulang untuk semua struktur bangunan
harus ditentukan sedemikian rupa sehingga mencapai
kekuatan kubus 28 (dua puluh delapan) hari
 Lantai kerja footplat dengan mutu beton K-100 (f’c = 7.4
Mpa)
 Footplat beton bertulang dengan mutu beton K-225 (f’c
= 19.3 MPa)
 Kepala Kolom beton bertulang dengan mutu beton K-
225 (f’c = 19.3 MPa)
 Sloof beton bertulang dengan mutu beton K-225 (f’c =
19.3 MPa)
iii. Persyaratan 1. Sebelum Pelaksanaan pekerjaan beton dimulai. Penyedia Jasa
harus Pelaksanaa membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan dan
keputusan dari n Pekerjaan Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis dari
Penganwas Lapangan/ MK/ Direksi
3. Adukan
a. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin daya
aduk yang seimbang besar bagian pekerjaan yang di cor.
Waktu pengadukan minimum 2 menit setelah seluruh
bahan yang diperlukan masuk kedalam mesin pengaduk
b. Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat
untuk menghasilkan mutu beton yang ditentukan untuk
masing-masing jenis konstruksi. Untuk masing-masing
jenis material harus diadakanpercobaan komposisi adukan
dan hasil percobaan tersebut harus segera diserahkan
kepada Tim Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi untuk
dijadikan pedoman pada waktu dilakukan pengecoran
4. Tulangan (Besi Beton)
a. Ukuran besi tulangan seperti dalam gambar. Bila perlu
penggatian harus mendapatkan persetujuan terulis dari
Pengawas Lapangan/ MK/ direksi. Bila penggantian
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak
boleh berkurang dengan yang tertulis/ tertera dalam
gambar/ perhitungan
b. Besi tulangan harus disertai hasil laboratotium. Jumlah
benda uji minimum 3 buah untuk setiap ukuran
penampang besi beton dan semua biaya ditanggung oleh
Penyedia Jasa
c. Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang bebas
dari lembab. Dipisahkan sesuai dengan diameter serta
asal pembelian. Semua besi tulangan yang akan
digunakan harus bersih dari minyak dan bahanbahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat antara besi dan beton
d. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa, sehingga
sebelum dan sesuadah dalam pengecoran tidak berubah
tempat
e. Tulangan tidak boleh menempel pada cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beto tahu/ beton
decking dengan ketebalan sesuao dengan tebal selimut
beton dalam gambar kerja
5. Bekisting
a. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan di dalam SNI
b. Bahan yang akan digunakan sebagai bekesting harus dari
bahan-bahan yang baik dan dipasang sesuai dengan
ukuran-ukuran yang telah ditetapkan di dalam gambar
konstruksi
c. Bekesting harus dipasang dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga menjamin ukuran-ukuran dan jarak-jarak tidak
berubah selama diadakan pengecoran
d. Bekesting sebelum dilaksanakan pengecoran beton, harus
dibersihkan dari berbagai bentuk kotoran
6. Pengangkutan Adukan
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke
tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang
disetujui Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi, Cara tersebut
harus memenuhi persyaratan :
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah di cor dan yang ajan di cor
7. Pengecoran dan Pemadatan
a. Mulai pengecoran beton harus seijin dan sepengetahuan
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi, drngan perbandingan
adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bastek ini.
b. Semua cetakan dibuat dari kayu, sambungan antara
papan dan balik harus rapat dan kuat sehingga tidak ada
yang bocor. Sebelumnya cetakan harus dibersihkan dari
segala macam kotoran
c. Selama pengecoran berlangsung orang dilarang berjalan
orang dilarang dan berdiri di atas penulangan. Untuk dapat
sampai ke ketepat-tepat yang dicapai, harus
mempergunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani penulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton di cor
d. Bilamana pengecoran dari salah satu bagian harus
diputuskan, maka tempatnya harus terletak pada siar
pelaksanaan yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan/
MK/ Direksi. Sebelum pekerjaan yang diputuskan
dilanjutkan, maka permukan yang mengeras itu harus
dibersihkan dan jika perlu dibuat kasar kemudian diberi
pasta semen, atau bidang pertemuan dengan balok yang
sudah dicor harus dibuat miring dan disiram dengan air
semen kental
e. Selama pengecoran berlangsung, adukan beton harus
dipadatkan dengan alat penggetar. Alat tersebut harus
sudah berada ditempat pekerjaan pengecoran dimulai
f. Perubahan/ penambahan penulangan dan ukuran beton
yang berubah dari gambar kerja harus sepengetahuan dan
seijin/ disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
g. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran
dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering
h. Adukan beton harus sudah digunakan maksimum 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai, jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai paling lambat 2 jam.
Jika sebelumnya telah memperoleh persetujuan dari
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi, dengan syarat bahwa
adukan digerakkan kontinyu secara mekanis
i. Penggunaan dengan bahan-bahan pembantu harus
terlebih dahului disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi.
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengatuhuan
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
8. Pemeliharaan Beton
a. Pemeliharaan/ perawatan (curring) harus segera dimulai
langsung setelah selesai pengecoran dengan
menggunakan mistar kayu/ besi.
b. Beton muda harus terlindungi dari cuaca langsung
“strikling” dengan kantong semen atau karung goni atau
terpal paling sedikit selama 2 (dua) hari terus menerus,
setelah itu beton harus direndam air terus menerus paling
sedikit 14 (empat belas) hari
9. Bahan Additive
a. Kecuali untuk bahan-bahan yang disebutkan dalam
gambar atau uraian dan syarat-syarat ini, bahan-bahan
“additive” hanya boleh dipakai dengan seijin tertulis dari
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
b. Pemakaian bahan “additive” tidak boleh mengakibatkan
dikuranginya jumlah semen portland dalam adukan beton
(design mixed)
c. Admixture Concrete, Untuk bahan tambahan berton yang
harus rapat air diwajibkan menambah kedap air pada
campuran beton tersebut diatas
10. Pembongkaran Cetakan
a. Pembongkaran semua cetakan/ bekesting harus sesuai
dengan ketentuan, serta seijin dan sepengetahuan
Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
b. Cetakan dan tiang penyangga boleh dibongkar, bilaman
bagian konstruksi tersebut dengan tiang penyangga yang
masih ada telah mencapai kekuatan yang masih cukup
untuk memikul berat sendiri dan bahan-bahan
pelaksanaan yang ada padanya, dan segala biaya yang
timbul untuk pembongkaran cetakan menjadi tanggung
jawab penyedia jasa
11. Finishing
a. Semua permukaan beton yang nantinya harus difinishing
lebih lanjut, maka harus dibersihkan dari bahan yang akan
mengganggu pekerjaan finishing tersebut
b. Semua permukaan beton yang akan dilapisi lebih lanjut
dengan plesteran, harus diselesaikan dengan mistar untuk
mendapatkan penyelesaaian permukaan yang diperlukan,
sedemikian sehingga tidak ada kerikil-kerikil yang tampak
12. Tanggung Jawab Penyedia Jasa
a. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuahatas kualitas
konstruksi dengan ketentuan-ketentuan diatas dengan
sesuai dengan gambargambar konstriksi yang diberikan
b. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik, seperti
kerikil,permukaan tidak mengikuti bentuk, munculnya
pembesian pada permukaan beton dan lain-lain tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut penilaian Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi, selanjutnya diganti atau diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pengerjaan kembali menjadi beban
dan tanggung jawab Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi.
c. Kehadiran Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi salaku wakil
dari perncana yang melihat/ menegur atau memberi saran,
tidak megurangi tanggung jawab penuh dari Penyedia
Jasa mengenail hal-hal tersebut

E. PASANGAN DINDING
i. Lingkup 1. Pemasangan dinding bata merah tebal ½ batu (camp
1PC:4PP) untuk dinding
Pekerjaan tembok
2. Dan lain-lain dan tercantum pada RAB
ii. Persyaratan 1. Pasangan batu bata dengan campuran 1PC : 4PP
dipergunakan pada dinding Pelaksanaa batu bata diatas sloof sampai setinggi
30 cm dari permukaan lantai n Pekerjaan 2. Batu bata sebelum dipasang
dibasahi/ direndam air terlebih dahulu sampai jenuh, air yang digunakan
adalah air yang jernih dan tidak mengandung asam basa
3. Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap sampai
setinggi 1 m per hari dan diikuti cor kolom praktis, ditunggu
sampai kuat betul minimal 1 hari untuk pemasangan
berikutnya
4. Batu bata kurang dari ½ panjang tidak boleh digunakan/ di
pasang
5. Siar (naat) harus di korek setelah pemasangan
6. Jika tidak disebutkan dalam gambar kerja, Pasangan batu bata
seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat dengan kolom
praktis dan ringbalk ukuran12 x 12 cm dengan tulangan 4 Ø 10
cm dan begel Ø 6 – 15 cm, kecuali sudah ada perkuatan lain
7. Bila ada pembuatan steigerwerk/ perancah tidak boleh
menembus tembok/ pasangan batu bata
8. Jika setelah selesai pekerjaan pasangan batu bata terdapat
retak-retak Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan
tersebut dan apabila diperlukan penambahan=penambahan
perkuatan konsytruksi, penyedia jas wajib melaksanakan atas
persetujuan Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
9. Pasangan batu bata yang telah selesai dan berdiri disiram
terus menerus dengan air selama 14 (empat belas) hari
F. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
i. Lingkup 1. Plesteran semua bidang dinding batu bata bagian dalam dan
bagian luar
Pekerjaan bangunan
2. Plesteran semua dinding tembok bagian dalam dan bagian
luar bangunan
3. Plesteran semua pekerjaan beton (tie beam, kolom, balok,
plat, listplank talang dan lain-lain)
4. Pekerjaan acian
5. Pekerjaan sponengan
6. Dan lain-lain dan tercantum pada RAB
ii. Persyaratan 1. Pekerjaan plesteran pada sisi luar bangunan tidak boleh
dikerjakan/ dilakukan
Umum dalam keadaan hujan/ gerimis
2. Pekerjaan plesteran bangunan/ gedung dikerjakan/ dilakukan
setelah pekerjaan penutup atap genteng selesai dikerjakan
dan pipa listrik sudah terpasang seluruhnya
3. Bahan-bahan untuk plesteran, kecuali semen portland,
sebelum pemakaian harus disaring terlebih dahulu sengan
saringan lubang persegi sebesar 5 mm
4. Sebelum pekerjaan dikerjakan/ dilakukan bidang/ permukaan
yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu. Bidang-
bidang yang berlumut harus dibersihkan dengan sikat kawat
baja, dinding batu bata merah yangakan diplester sebelumnya
nat-natnya harus dikorek dahulu. Setelah bersih dan bebas
dari kotoran kemudian disiram dengan air sampe basah,
kemudian baru pekerjaan plesteran dapat dimulai
5. Dinding yang di lalui instalasi yang tertanam dalam dinding
sebelum di plester harus dilapisi dengan kawat saring 1 x 1 cm
6. Pekerjaan sponengan untuk sudut-sudut, sponengan untuk
sudut-sudut luar maupun dalam harus rapi dan membentuj
sudut 90 derajat
iii. Persyaratan 1. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus, sehingga
plesteran tidak Pelaksanaa pecah-pecah ataupun retak-retak sebelum
mengering. Tebal pesteran tidak n Pekerjaan kurang dari 2 cm
2. Bilamana plesteran dikerjakan dalam lapisan-lapisan, maka
lapisan dalam dibiarkan kasar dan hanya lapis/ baguan luar
yang dihaluskan atau dilicinkan. Setelah lapisan/ baguan luar
dikerjakan, maka lapisan dalam harus dibasahi terlebih dahulu
3. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampa mantap
dengan acian dari PC, sehingga tidak terjadi retak-retak dan
pecah-[ecah
4. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan
tegak lurus dengan bidang plesteran lainnya. Plesteran harus
menggunakan jalur-jalur kepala vertikal sebesar + 15 cm
dengan jarak antara paling besar 1 m satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar. Jalur kepala ini
merupakan patokan/ pedoman untuk plesteran selanjutnya
5. Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera
dikontrol dengan mistar yang panjangnya tidak boleh kurang
dari 2 m
6. Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian
dilakukan/ dikerjakan dengan penggosokan dan pemolesan
dengan adonan acian dari semen portland
7. Pada dasarnya seluruh adukan spesi untuk plesteran dinding
tembok pada ruang-ruang yang kering, pekerjaan beton dan
ruang yang basah/ lembab, pekerjaan beton yang nampak,
yang nampak serta sponengan menggunakan adukan spesi
dengan campuran 1 Pc : 4 Ps
8. Untuk semua bidang/ permukaan pekerjaan beton yang
nampak, yang akan diplester permukaannya harus dipangkas
terlebih dahulu
9. Tebal plesteran tidak lebih dari 2 cm, kecuali plesteran
pekerjaan beton yang nampak dengan tebal maksimum 1,5 cm
10. Plesteran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian
rupa, sehingga tidak terjadi retak-retak dan pecah-pecah,
dengan disiram air minimum 3 (tiga) kali dalam waktu 24 jam
selama 3 hari
11. Bilamana plesteran tersebut diketok harus tidak menimbulkan
suara kosong disemua tempat. Bila menimbulkan suara
kosong, maka plesteran tersebut harus dibongkar/ diperbaiki
atas biaya dan tanggung jawab Penyedia Jasa

G. PEKERJAAN PARTISI DINDING RANGKA METAL STUD DAN GYPSUM


i. Lingkup 1. Penyetelan dan pemasangan rangka metal stud
Pekerjaan 2. Pemasangan oenutup partisi gypsum ukuran standart 1.22 x
2.44 m tebal 0.9 mm, 2 sisi
3. Pekerjaan compond gypsum pada sambungan
4. Pekerjaan pengecatan
ii. Persyaratan 1. Rangka Metal Stud yang dipakai menggunakan kualitas KW 1
Umum 2. Gypsum yang dipakai harus dalam kualitas bagus dan tidak
ada retakan atau pecah
3. Compond yang dipakai khusus untuk gypsum
4. Pekerjaan pengecatan dilakukan pada tahap paling akhir
5. Semua pemakaian bahan menggunakan mutu yang baik, utuh,
tanpa cacat, halus dan rata
6. Untuk setiap jenis bahan harus dari produk pabrik dengan jenis
merk yang sama, dan ukuran harus sama
7. Semua bahan harus ditunjukan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
iii. Persyaratan 1. Rangka Metal Stud Pelaksanaa n Pekerjaan
Ukuran metal stud yaitu lebar 7 cm, tinggi 6 cm tebal 0.45 mm panjang 3 m
2. Gypsum ukuran standart 1.22 m x 2.44 m tebal 0.9 mm 2 sisi
3. Compond gypsum sebagai penghalus pada sambungan antar
gypsum
4. Untuk sambungan gypsum dilapisi dengan kasa penyambung
gypsum
5. Pengecatan gypsum dilakukan pada tahap paling akhir setelah
bagian sambungan dicompond dan diamplas halus baru
dilakukan pekerjaan pengecatan gypsum
6. Semua bahan dikerjakan sesuai dengan gambar perencanaan
dan RAB

H. KOLOM PRAKTIS, RINKBALK, DAN LATIU


i. Lingkup 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat-
Pekerjaan alat bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik
2. Pekerjaan Kolom Praktis, Ringbalk dan Latiu meliputi seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar
ii. Syarat 1. Persyaratan Indonesia seperti : PBI, PMI, PKKI dan peraturan-
peraturan yang
Umum berlaku
2. Konstruksi harus menggunakan peraturan-peraturan/
normalisasi yang berlaku di peraturan beton
3. Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada
di SNI yang berlaku
4. Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam
gambar kerja adalah ukuran dan dimensi beton konstruksi
tidak atau dan belum termasuk plesteran/ finishingnya
5. Komposisi beton bertulang untuk semua struktur bangunan
harus ditentukan sedemikian rupa sehingga mencapai
kekuatan kubus 28 (dua puluh delapan) hari
 Kolom Praktis dsn Ringbalk dengan mutu beton K-
100 (f’c = 7.4 Mpa)
 Ringbalk dengan mutu beton K-100 (f’c = 7.4 Mpa)
 Latiu dengan mutu beton K-100 (f’c = 7.4 Mpa)
iii. Persyaratan 1. Sebelum Pelaksanaan pekerjaan beton dimulai. Penyedia
Jasa harus Pelaksanaa membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan dan keputusan dari n Pekerjaan Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis dari Penganwas Lapangan/ MK/ Direksi
3. Adukan
a. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin daya
aduk yang seimbang besar bagian pekerjaan yang di cor.
Waktu pengadukan minimum 2 menit setelah seluruh
bahan yang diperlukan masuk kedalam mesin pengaduk
b. Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat
untuk menghasilkan mutu beton yang ditentukan untuk
masing-masing jenis konstruksi. Untuk masing-masing
jenis material harus diadakanpercobaan komposisi adukan
dan hasil percobaan tersebut harus segera diserahkan
kepada Tim Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi untuk
dijadikan pedoman pada waktu dilakukan pengecoran
4. Tulangan (Besi Beton)
a. Ukuran besi tulangan seperti dalam gambar. Bila perlu
penggatian harus mendapatkan persetujuan terulis dari
Pengawas Lapangan/ MK/ direksi. Bila penggantian
disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak
boleh berkurang dengan yang tertulis/ tertera dalam
gambar/ perhitungan
b. Bila besi tulangan oleh Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
diragukan kualitasnya, maka harus dibuktikan dengan test
laboratorium. Jumlah benda uji minimum 3 buah untuk
setiap ukuran penampang besi beton dan semua biaya
ditanggung oleh Penyedia Jasa
c. Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang bebas
dari lembab. Dipisahkan sesuai dengan diameter serta
asal pembelian. Semua besi tulangan yang akan
digunakan harus bersih dari minyak dan bahanbahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat antara besi dan beton
d. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa, sehingga
sebelum dan sesuadah dalam pengecoran tidak berubah
tempat
e. Tulangan tidak boleh menempel pada cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu/ beton
decking dengan ketebalan sesuao dengan tebal selimut
beton dalam gambar kerja
5. Bekisting
a. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan di dalam SNI
b. Bahan yang akan digunakan sebagai bekesting harus dari
bahan-bahan yang baik dan dipasang sesuai dengan
ukuran-ukuran yang telah ditetapkan di dalam gambar
konstruksi
c. Bekesting harus dipasang dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga menjamin ukuran-ukuran dan jarak-jarak tidak
berubah selama diadakan pengecoran
d. Bekesting sebelum dilaksanakan pengecoran beton, harus
dibersihkan dari berbagai bentuk kotoran
6. Pengangkutan Adukan
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke
tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang
disetujui Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi, Cara tersebut
harus memenuhi persyaratan :
a. Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
b. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah di cor dan yang ajan di cor
7. Pengecoran dan Pemadatan
a. Mulai pengecoran beton harus seijin dan sepengetahuan
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi, drngan perbandingan
adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bastek ini.
b. Semua cetakan dibuat dari kayu, sambungan antara
papan dan balik harus rapat dan kuat sehingga tidak ada
yang bocor. Sebelumnya cetakan harus dibersihkan dari
segala macam kotoran
c. Selama pengecoran berlangsung orang dilarang berjalan
orang dilarang dan berdiri di atas penulangan. Untuk dapat
sampai ke ketepat-tepat yang dicapai, harus
mempergunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani penulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton di cor
d. Bilamana pengecoran dari salah satu bagian harus
diputuskan, maka tempatnya harus terletak pada siar
pelaksanaan yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan/
MK/ Direksi. Sebelum pekerjaan yang diputuskan
dilanjutkan, maka permukan yang mengeras itu harus
dibersihkan dan jika perlu dibuat kasar kemudian diberi
pasta semen, atau bidang pertemuan dengan balok yang
sudah dicor harus dibuat miring dan disiram dengan air
semen kental
e. Selama pengecoran berlangsung, adukan beton harus
dipadatkan dengan alat penggetar. Alat tersebut harus
sudah berada ditempat pekerjaan pengecoran dimulai
f. Perubahan/ penambahan penulangan dan ukuran beton
yang berubah dari gambar kerja harus sepengetahuan dan
seijin/ disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
g. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran
dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering
h. Adukan beton harus sudah digunakan maksimum 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai, jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai paling lambat 2 jam.
Jika sebelumnya telah memperoleh persetujuan dari
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi, dengan syarat bahwa
adukan digerakkan kontinyu secara mekanis
i. Penggunaan dengan bahan-bahan pembantu harus
terlebih dahului disetujui oleh Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi.
Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengatuhuan
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
8. Pemeliharaan Beton
a. Pemeliharaan/ perawatan (curring) harus segera dimulai
langsung setelah selesai pengecoran dengan
menggunakan mistar kayu/ besi.
b. Beton muda harus terlindungi dari cuaca langsung
“strikling” kantong semen basah paling sedikit selama 2
(dua) hari terus menerus, setelah itu beton harus direndam
air terus menerus paling sedikit 14 (empat belas) hari
9. Bahan Additive
a. Kecuali untuk bahan-bahan yang disebutkan dalam
gambar atau uraian dan syarat-syarat ini, bahan-bahan
“additive” hanya boleh dipakai dengan seijin tertulis dari
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi.
b. Pemakaian bahan “additive” tidak boleh mengakibatkan
dikuranginya jumlah semen portland dalam adukan beton
(design mixed)
c. Admixture Concrete, Untuk bahan tambahan berton yang
harus rapat air diwajibkan menambah kedap air pada
campuran beton tersebut diatas
10. Pembongkaran Cetakan
a. Pembongkaran semua cetakan/ bekesting harus sesuai
dengan ketentuan, serta seijin dan sepengetahuan
Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
b. Cetakan dan tiang penyangga boleh dibongkar, bilaman
bagian konstruksi tersebut dengan tiang penyangga yang
masih ada telah mencapai kekuatan yang masih cukup
untuk memikul berat sendiri dan bahan-bahan
pelaksanaan yang ada padanya
c. Segala biaya yang timbul untuk pembongkaran cetakan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa
11. Finishing
a. Semua permukaan beton yang nantinya harus difinishing
lebih lanjut, maka harus dibersihkan dari bahan yang akan
mengganggu pekerjaan finishing tersebut
b. Semua permukaan beton yang akan dilapisi lebih lanjut
dengan plesteran, harus diselesaikan dengan mistar untuk
mendapatkan penyelesaaian permukaan yang diperlukan,
sedemikian sehingga tidak ada kerikil-kerikil yang tampak
12. Tanggung Jawab Penyedia Jasa
a. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuahatas kualitas
konstruksi dengan ketentuan-ketentuan diatas dengan
sesuai dengan gambargambar konstriksi yang diberikan
b. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik, seperti
kerikil,permukaan tidak mengikuti bentuk, munculnya
pembesian pada permukaan beton dan lain-lain tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut penilaian Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi, selanjutnya diganti atau diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pengerjaan kembali menjadi beban
dan tanggung jawab Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi.
Kehadiran Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi salaku wakil dari
perencana yang melihat/ menegur atau memberi saran, tidak
megurangi tanggung jawab penuh dari Penyedia Jasa
mengenail hal-hal tersebut

I. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
i. Lingkup 1. Pemasangan gypsum ukuran standart 1.22 x 2.44 m tebal 0.9 mm
Pekerjaan 2. Penyetelan dan pemasangan rangka plafond hollow galvanis
(modul rangka maks 60x80 cm)
3. Pemasangan list gypsum pada sambungan
4. Pengecatan
ii. Persyaratan 1. Gypsum yang dipakai harus dalam kualitas bagus dan tidak
ada retakan atau
Umum pecah
2. Pemasangan rangka plafond hollow baja ringan 20x40 ; 40x40
3. Compond yang digunakan khusus untuk gypsum
4. Pekerjaan pengecatan dilakukan pada tahap paling akhir
5. Semua pemakaian bahan menggunakan mutu yang baik, utuh,
tanpa cacat, halus dam rata
6. Untuk setiap jenis bahan harus dari produk pabrik dengan
jenus merk yang sama dan ukurannya harus sama
7. Semua bahan harus ditunjukanan terlebih dahulu dan
mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan/ Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
iii. Persyaratan 1. Untuk pekerjaan pemasangan gypsum dan list gypsum
dilaksanakan sesuai Pelaksanaa dengan gambar, dengan detail yang
terperinci dan menggunakan profil n Pekerjaan standard.
2. Pemasangan rangka hollow baja ringan dilakukan dengan
mempergunakan baut dan angkur-angkur dalam posisi yang
baik dan sempurna sedemikian rupa sehingga rangka tersebut
betul-betul melekat teguh pada tempatnya.
3. Bahan-bahan untuk penyambung harus sesuai dengan metode
pemasangan yaitu dengan compond khusus gypsum
4. Pada pemasangan gypsum dengan bahan-bahan
pelengkapnya cara-cara pemasangan yang memenuhi syarat-
syarat.

J. PEKERJAAN PENGECATAN
i. Lingkup 1. Pengecatan dinding, partisi dan plafond baru dengan cat interior anti
jamur dan
Pekerjaan noda
2. Pengecatan dinding lama dengan cat interior anti jamur dan
noda 3. Pengecatanan dinding bar dan dinding lama dengan
cat eksterior
ii. Persyaratan 1. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan penyelesaian dari semua
permukaan hasil Umum pekerjaan sebelumnya, untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
2. Untuk pengecatan dinding luar dari bangunan menggunakan
cat tembok (1 Lapis cat dasar, 2 Lapis cat Penutup/ Cat
eksterior)
3. Untuk pengecatan dinding menggunakan cat tembok anti noda
dan jamur (1 Lapis cat dasar, 2 Lapis cat Penutup/ Cat interior)
4. Untuk pengecatan plafond dan list plafond menggunakan cat
tembok anti noda dan jamur (1 Lapis cat dasar, 2 Lapis cat
Penutup/ Cat interior)
5. Bahan–bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan finishing
baik untuk pembersih dan bahan pengkilap dari bahan–bahan
yang tidak menimbulkan kerusakan pada pekerjaan tersebut.
iii. Persyaratan 1. Cat Tembok.
Pelaksanaan a. Permukaan beton dan pasangan dinding tembok yang diplester,
langit-langit
Pekerjaan dan yang nampak, terletak di dalam dan luar ruangan harus
diselesaikan dengan cat yang tidak luntur.
b. Pekerjaan cat tembok seluruhnya terdiri dari pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
 Pembersihan muka tembok dari debu
 Bila perlu dilakukan pengamplasan dinding yang akan
dicat.
 Meskipun pada dasarnya permukaan beton, dinding dan
langit-langit yang akan dicat harus telah rata dan halus,
disarankan untuk menggunakan plamir untuk meratakan
dan menghaluskan lebih lanjut permukaan tersebut.
 Pengecatan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali untuk setiap
bidang permukaan yang akan dicat.
2. Pekerjaan Finishing.
a. Pembersihan sisa–sisa semen dan kotoran–kotoran lainnya
yang masih ada/melekat setelah pekerjaan selesai,
dilakukan/dikerjakan dengan batu amril.
b. Penggosokan ini dilakukan dengan campuran bahan
pembersih kotoran.
c. Kemudian dilakukan penggosokan kering, sampai didapat
hasil yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Setelah pekerjaan cat–catan dan finising selesai, maka harus
memberitahukan kepada Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
untuk diperiksa dan untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
K. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING
i. Lingkup 1. Pengurugan dengan Pasir Urug
Pekerjaan 2. Pembuatan beton mutu f’c = 7.4 Mpa (K-100)
3. Pemasanga granit tile uk. 60x60 cm
4. Pemasangan keramik uk. 30x30 cm
5. Pemasangan dinding keramik uk. 30x60 cm
6. Pemasangan hospital plint standard HACCP
ii. Persyaratan 1. Granit tile, keramik dan hospital plint yang dipakai
menggunakan kualitas KW
Umum 1
2. Semua ukuran granit tile dan keramik bersudut 90 deratat
(siku)
3. Semua pemakaian bahan menggunakan mutu yang baik,
untuh, tanpa cacat, halus dan rata
4. Untuk setiap jenis bahan harus dari produk pabrik dengan jenis
merk yang sama dan ukurannya harus sama
5. Semua bahan harus ditunjukan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
iii. Persyaratan 1. Bidang permukaan lantai rabat harus rata waterpass dan tidak
ada bagian Pelaksanaa yang bergelombang dan tidak terlalu licin n
Pekerjaan 2. Granit tile dan keramik untuk lantai dipasang sesuai dengan
gambar kerja
3. Pemasangan lantai pada ruangan dengan adukan campuran 1
PC : 4 PS dengan tebal minimam 2 cm
4. Granit tile dan keramik yang akan dipasang sudah melalui
proses pemilihan bentuk dan ukuran sama, tidak ada bagian
yang retak dan harus seijin dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
5. Setelah granit tile dan keramik terpasang nat-natnya harus
lurus dan bidang permukaan granit tile dan keramik harus rata
waterpass, alur sama lebar dan tidak ada bagian yang
bergelombang
6. Granit tile dan keramik yang cacat, retak tepinya, noda-noda
atau cacat warna tidak boleh dipakai, jika sudah terpasang
harus segera di bongkar atau di ganti
7. Pemotongan granit tile dan keramik dilakukan dengan baik dan
rapi dan harus diratakan dengan baik
8. Hospital plint standard HACCP yang akan dipasang sudah
melalui proses pemilihan bentuk dan ukuran sama, tidak ada
bagian yang retak dan harus seijin dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
9. Hospital plint standard HACCP yang cacat, retak tepinya,
noda-noda atau cacat warna tidak boleh dipakai, jika sudah
terpasang harus segera di bongkar atau di ganti

L. PEKERJAAN ALUMINIUM
i. Lingkup 1. Pemasangan kusen alumunium
Pekerjaan 2. Pemasangan pintu/ jendela kaca rangka alumunium dan aksesoris
3. Pemasangan kaca dan alumunium strip rangka alumunium dan
aksesoris
4. Pemasangan kaca polos tebal 5 mm
5. Pemasangan venetians blinds dan vertical blinds
ii. Persyaratan 1. Pembuatan kusen, daun pintu, dan rangka alumunium harus
mengikuti
Umum ketentuan-ketentuan yang lazim dan berlaku untuk bahan tersebut dan
disesuaikan dengan ukuran pada gambar kerja.
2. Penyetelan, pemasangan, penyelesaian pengamanan, dan
aksesoris harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang lazim dan
berlaku untuk bahan tersebut.
3. Perlengkapan pintu dan jendela menggunakan bahan
berkualitas baik sesuai RAB dan gambar.
4. Semua bahan harus ditunjukan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/
Pengawas Lapangan/ MK/ Direksi
iii. Persyaratan 1. Kusen Alumunium
Pelaksanaan a. Untuk pekerjaan pemasangan kusen Aluminium dilaksanakan
sesuai
Pekerjaan dengan gambar, dengan detail yang terperinci dan
menggunakan profil standard.
b. Pemasangan rangka Alumunium pada lantai atau dinding
dilakukan dengan mempergunakan angkur-angkur dalam
posisi yang baik dan sempurna sedemikian rupa sehingga
rangka tersebut betul-betul melekat teguh pada tempatnya.
c. Bahan-bahan untuk alat-alat penguat dan penyambung harus
terbuat dari bahan non korosif.
d. Pada pemasangan kaca dengan bahan-bahan pelengkapnya
(glazing bars, clips, beads ataupun sealnt) ditempuh cara-
cara pemasangan yang memenuhi syarat-syarat
2. Penggantung dan Pengunci
a. Untuk pintu besi dipergunakan alat penggantung dan
pengunci yang sesuai dengan pekerjaan tersebut.
b. Untuk semua alat penggantung dan pengunci, Penyedia Jasa
wajib mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan/ MK/
Direksi
3. Pemasangan venetians blinds dan vertical blinds
Venetian blinds termasuk tirai yang berbahan dasar alumunium
dengan berbentuk horizontal sebagai penutup jendela dari
paparan sinar matahari Bahan yang digunakan pada vertical
blind biasanya terbuat dari kain dengan tekstur kaki yang
berbentuk seperti sirip-sirip

M. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR


i. Lingkup Yang termasuk pekerjaan plumbing dan sanitair meliputi
Pekerjaan 1. Pemasangan pipa PVC tipe AW Ø 1/2” ; AW Ø 3/4” ; AW Ø
2” ; AW Ø 3” ; AW Ø 4”
2. Pemasangan kran Ø ¾” atau ½”
3. Pemasangan floordrain stainless Steel SUS 304
4. Pemasangan closet duduk/ monoblok + jat shower
5. Pemasangan Urinoir porselin komplit
6. Pemasangan wastafel porselin komplit
7. Pemasangan spoelhoek stainless steel 304 komplit
8. Pemasangan grab bar stainless steel
ii. Persyaratan 1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
Umum Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama
yang diperlukan dalam system penyediaan air bersih, pompa-
pompa beserta berlengkapan terdiri dari :
a. Pompa tranfer lokasi di Rumah Pompa
b. Pompa Booster lokasi di lantai atap
c. Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta
perlengkapan yang meliputi pemipaan resorvoir, pemipaan
pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap
titik penhgeluaran
d. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitatari
seperto halnya closet, wastefel, urinal dan lain-lain
e. Pemipaan dari Tengki air sampai alat-alat sanitair
2. Sitem Air Kotor, Air Bekas dan Ventilasi
a. Pekerjaan dan pemasangan pemipaan beserta
perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan
kotor
b. Pemipaan air kotor/ air bekas dari closet, wastefel, zink
(bak pencuci piring) dan floor drain sampai ke septictank
dan rembesan
c. Pengadaan dan pemasangan system pengolahan air kotor
dengan menggunakan Biotek/ Septictank
3. Pipa Air Hujan
a. Pemipaan dari atap gedung samai selokan air hujan
b. Selokan air hujan
iii. Persyaratan Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan
dengan Pelaksanaan oeraturan-peraturan Pembangunan yang sag berlaku di
Indonesia, selama
Pekerjaan pelaksanaan Kontrak harus betul-betul ditaati, pada umumnya
peraturanperaturan berikut ini berkenaan dengan pasal sebagai
berikut
Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang Instalasi air
SNI yang terbaru dan masih berlaku tentang Sistem Plumbing
Indonesia
1. Pemipaan Air Bersih
a. Pipa air bersih dipergunakan PVC tipe AW, kualitas
Rucika,Maspion,
Alderon atau setara
b. Fitting pipa menggunakan standar pipa
c. Valve
3. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Pemipaan air kotor/ air bekas disini dipergunakan bahan-bahan
sebagai berikut a. Pipa air kotor dipergunakan PVC tipe AW,
kualitas Rucika, Wavin atau setara dengan sambungan lem
b. Fitting pipa menggunakan standar pipa, belokan pada
saluran utama harus menggunakan long radius bend
c. Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik
4. Talang Air Hujan
a. Untuk pipa dipergunakan pipa PVC AW
b. Untuk fitting dipergunakan PVC AW
5. Persyaratan Pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan
dinding/ bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun
vertikal
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik
c. Semua pipa harus digantung/ ditumpu dengan menggunakan
penggantung dan penumpu yang kuat dari metal sesuai
dengan ikuran pipanya, sehingga pipa tidak melantur
d. Untuk semua pipa yang menembus konstruksi bangunan,
Penyedia Jasa harus minta persetujuan Pengawas Lapangan
e. Penyedia Jasa harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-
pipa yang menembus bangunan
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis aspahlt
dan kain goni
g. Kemiringan pipa air kotor/ air bekas adalah 0.5 – 1 % ara
bioseptictank
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/
diatas pasir sehingga kemiringan dapat rata

N. PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIK


i. Lingkup Yang termasuk pekerjaan Instalasi Gas Medik, meliputi :
Pekerjaan 1. Pemasangan Pipa Tembaga ASTM B819 type L 7/8“ ; L 3/4“ ;
L 1/2“ ; L 3/8“; L 3/8“
2. Pemasangan bed head uk 1.2 m komplit
3. Pemasangan wall outlet oksigen, compressed air, vacuum
(Australian Standard)
4. Pemasangan box zone alarm digital type 3 line
5. Pemasangan box zone valve type 3 line
6. Pemasangan ball valve 1/2'’
ii. Persyaratan Persyaratan Pipa Gas Medik
Umum 1. Pipa yang dipergunakan harus terbuat dari tembaga dengan kadar ±
99 % atau stainless steel, yang dinyatakan dengan Serifikat
Asal Negara (Certificate of Origin) dan Sertifikat Pabrikasi
(Certificate of Manufacture, ASTM B 819, BSEN 13348, JIS
3300, Type L/K)
2. Pipa yang akan dipasang harus bersih dari debu, gra,/ serbuk
besi (sisa pemotongan pipa dan oli) dan di flushing dengan
nitrogen
3. Pipa Gas Medik harus diberi label sesuai dengan Gas Medik
yang dialirkan
4. Pipa Gas Medik harus memenuhi keamanan terhadap struktur
dan utilitas dari bangunan unit fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pemasangan pipa Gas Medik harus menggunakan gantungan
pipa yang terbuat daru baja dengan jarak antara gantungan
maksimum 2.5
6. Pemasangan instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi
dudukan dan gantungan yang diikat kuat pada dak beton
7. Ukuran pipa disesuaikan dengan kebutuhan/ desain yang
benar agar menjamin tekanan Gas Medik tidak berkurang
pada saat pemakaian maksimal
8. Penyambungan pipa harus dilas dengan menggunkan kawat
las perak, agar sambungan pipa rapat sempurna dan tahan
lama, Gas yang dipergunakan adalah campuran oksigen,
Acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri gas
Nitrogen
9. Penyambungan antar pipa harus menggunakan fitting tembaga
( fitting sock, elbow, tee, reducer dan dop)
10. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter/ pemotongan
pipa khusus
11. Pemasangan Instalasi pipa Gas Medik dalam dinding harus
dilindungi pipa pVC
12. Seluruh jaringan pipa Gas Medik dan Vakum Medik harus
dilakukan pengetesan tekanan minimal 1.5 kali tekanan keja
selama 2 kali 24 jam dengan gas nitrogen pada saat selesai
pemasangan jaringan pipa Gas Medik
13. Seluruh Instalasi Gas Vakum Medik harus dilakukan
Commisioning test, dan segala biaya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa
iii. Pesyaratan Metode pelaksanaan Kegiatan dilakukan dengan tahapan pekerja
sebagai berikut
Metode :
Pelaksanaa a. Persiapan
n Pekerjaan Pada tahap persiapan penyedia jasa harus memoersiapkan
tim pelasana, jadwal pelaksanan, inventarisasi perangkat
kerja dan peralatan pendukung lainnya
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penyedi jasa mengumpulkan
semua peralatan yang diperlukan dan melakukan pekerjaan
instalasi, konfigurasi dan testing sampai lauanan diap
digunakan hingga berakhir masa pekerjaan
BEDHEAD
1. Memposisikan Bedhead pada ruang dengan melakukan
pengukuran Ruang dan jumlah tempat tidur, karena untuk
pemasangan Bedhead Posisi As Bedhead harus sejajar
dengan As tempat tidur.
2. Untuk memudahkan Perawat memberi Gas Medis ke
Pasien Posisi Outlet Gas Medis lebih Baik baik di
Posisikan di sebelah Kiri Pasien karena sebelah kanan
Pasien Biasanya diletakan Meja
3. Untuk Posisi Wall Outlet Gas Bagian yang Paling Dekat
dengan pasien Harus Oxygen, Karena rata rata Gas yang
paling diperlukan Oxygen selain itu Assesories Oxygen
lebih kecil.
4. Sisi kanan Pasien pada Bedhead akan dipasangkan
Perlengkapan Elektrik seperti Stop kontak dan sakelar,
Untuk Bedhead yang ada Lapu baca hanya dipasang di
Ruang Rawat Inap, karena Kondisi Pasien Rata rata sadar
dan bisa Madiri, jadi bagi yang suka Membaca sangat
terbantu dengan adanya Lampu Baca di Bedhead
5. Untuk Standart Behhead adalah Panjang 1.200mm dan
dipasang pada dinding atau Partisi dengan ketingian
1.500mm dari Lantai, Hal itu dikarenakan supaya Kepala
pasien yang memakai Gas Medis tidak terbentur
Assessories Gas Medis,
6. Setelah Rangka Bedhead Terpasang sesuai ukuran dan
titik yang sudah disepakati maka bisa melakukan
pemasangan Wall Outlet dengan cara melakukan
Pengelasan Wall Outlet dengan Pipa Instalasi dan
memastikan Pipa dan Outlet Gas bisa masuk kedalam
Bedhead
7. Setelah Wall Outlet Terpasang selanjutnya dilakukan
Pemasangan Cover Bedhead dan Outlet Sesuai Gas yang
ada didalam Bedhead tersebut Lalu dilakukan Protek atau
ditutup dengan Plastik pengaman menghindari Rusak,
Kotor atau Goresan.
8. Commisioning test, dan segala biaya menjadi tanggung
jawab penyedia jasa

O. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
i. Lingkup Yang termasuk pekerjaan listrik, meliputi :
Pekerjaan 1. Pemasangan kabel trey uk 10x30 cm plat galvanis tb 2 mm
2. Pemasangan instalasi lampu RMI 2x8 watt LED
3. Pemasangan instalasi lampu downlight LED 9 watt
4. Pemasangan instalasi saklar tunggal,ganda dan stop kontak
ii. Persyaratan Bahan Material.
Umum 1. Semua bahan peralatan kualitas I dan harus baru.
2. Sebelum mendatangkan bahan material, terlebih dahulu
diajukan contohcontoh atau brosur-brosur dan gambar kerja,
serta disetujui Pengawas Lapangan/ Direksi.
3. Kabel instalasi menggunakan merk 5 besar, berkualitas baik
dan telah disetujui Direksi.
4. Pipa kabel digunakan pipa conduit PVC dengan ukuran Ø 5/8”.
5. Persilangan-persilangan pipa sambungan dengan T-doos dari
bahan PVC lengkap dengan penutupnya
6. Persilangan-persilangan pipa disambung dengan T-doos,
perletakan stop kontak dan saklar yang masuk/ tertanam ke
dalam tembok menggunakan inbowdoos dari bahan PVC
lengkap dengan penutupnya.
7. Sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan las
dop bahan keramik atau PVC.
8. Armateur-armateur skalar dan stop kontak yang berkualitas
9. Jenis, tipe dan daya lampu sesduai yang dinyatakan dalam
gambar dan RAB.
10. Fitting lampu menggunakan down light.
11. Lampu pijar tipe SL 18 watt day light merk PHILIPS atau
yang sekualitas.
iii. Persyaratan Pekerjaan listrik.
Pelaksanaan 1. Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari
panel-panel.
Pekerjaan 2. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan dengan jarak dan
ketinggian ditetukan oleh kondisi di lapangan.
3. Stop kontak.
a. Seluruh stop kontak harus memiliki terminal fase netral dan
pentanahan (grounding) yang semuanya dihubungkan
dengan kabel-kabel yang sesuai ukuran dan warnanya.
b. Pemasangan box stop kontak dalam dinding harus kokoh,
sehingga tidak mudah tercabut. Selanjutnya panel stop
kontak disekrupkan pada kotak tersebut.
4. Saklar.
a. Pemasangan saklar tertanam dalam tembok.
b. Penanaman box saklar dalam dinding harus kokoh, sehingga
tidak mudah tercabut. Panel saklar harus disekrupkan pada
kotak tersebut.
c. Saklar harus dipasang kuat pada doos saklar yang khusus
untuk itu.
5. Jaringan kabel instalasi.
a. Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran dan jenis yang
dinyatakan dalam gambar.
b. Pemasangan kabel instalasi di dalam dinding harus
dilewatkan dalam pipa dengan pertemuan sambungan pada
T-doos dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan
ditutup.
c. Penanaman pipa dilaksanakan sebelum dinding diplester.
d. Pipa yang ditanam pada dinding harus di klem dengan kuat
selama pelaksanaan pekerjaan plesteran.
e. Pemasangan jaringan di atas plafond dengan cara tertutup di
dalam pipa
f. Pemasangan jaringan terbuka, setiap jarak maksimum 1 m
harus dipasang pengikat dari porselin dan harus kencang
serta kabel harus tegang.
g. Penyambungan kabel dari titik nyala atau stop kontak
menggunakan kabel NYA dan tidak boleh menggunakan
sambungan.

P. PEKERJAAN TATA UDARA


i. Lingkup 1. Pemasangan instalasi exhaust 10 inch tipe ceiling
Pekerjaan 2. Pemasangan AC Split ½ PK dan ¾ PK Indoor dan Outdoor
Unit
3. Pemasangan AC Cassete 2 PK Indoor dan Outdoor Unit
4. Pemasangan Instalasi Pipa AC dan Kabel Power
5. Pemasangan Instalasi Pipa drain AC PVC Ø 1/2” AW
ii. Persyaratan Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada
Umum merupakan bagian dari persyaratan sistem Instalasi Tata Udara
ini sejuah yang berlaku bagi pekerjaannya. Apabila ada bebrapa
hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam
spesifikasi ini, berarti hanya menghilangkan hal-hal lainnya dari
persyaratan umum maupun suplementer yang tidak berlaku lagi
untuk sistem instalasi ini. Penyedia Jasa atas bebannya harus
melengkapi dan memasang seluruh peralatan yang dibutihkan
untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat berkerja
dengan baik
iii. Persyaratan 1. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan-
Pekerjaan peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja
2. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan,
cara pemasangan kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk
sistem instalasi ini, harus sesuai dengan Standartd
International maupun Nasional seperti ARI, ASHRAF,
SMACNA, NEC, ASME, dengan senantiasa mengutakamkan
peraturan/ standard/ persyaratan nasional
3. Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuksistem ini,
selain ini persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak
boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh
pabrik pembuatannya
4. Kondisi dalam Ruangan
Suhu 22° C ± 4° C
RH 50 % ± 10 %
Noise level dalam ruangan yang disebabkan oleh AC tidak
boleh lebih dari 50 Db
PASAL 11
PENUTUP
i. Persyaratan 1. Yang disebut dengan bangunan adalah semua bahan yang
Bahan-Bahan digunakan dalam pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian
Bangunan pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar.
2. Semua bahan – bahan bangunan harus berkualitas baik dan
sesuai dengan syarat – syarat yang telah tercantum dalam
PUBBPBI ’71, AV, PTO, AVE dan PKKI dan Standar peraturan
lain yang berlaku.
3. Penyedia Jasa harus mengirimkan kepada Pengelola Teknis
Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan
bentuknya yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan –
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan mengenai
mutu/kualitas bahan yang akan dipakai tersebut.
4. Contoh – contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas
keadaan bahan – bahan yang dipergunakan.
5. Pengelola Teknis Kegiatan berhak untuk meminta keterangan
selengkapnya tentang bahan tersebut diperoleh.
ii. Syarat-syarat 1. Semua bahan – bahan bangunan yang didatangkan harus
Pemeriksaan memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam Spesifikasi
Bahan Teknis ini
Bangunan 2. Pengawas Lapangan berwenang menanyakan asal bahan dan
Penyedia Jasa wajib memberitahukan. Semua bahan bangunan
yang akan dipergunakan harus diperiksakan dulu pada
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Jasa di
Lapangan Pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh
Pengawas Lapangan, harus segera dikeluarkan dari Lokasi
Lapangan pekerjaan selambat– lambatnya dalam waktu 2 x 24
jam terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan
Penyedia Jasa tetapi ternyata ditolak oleh Pengawas
Lapangan, harus segera dibongkar atas biaya Penyedia Jasa.
5. Apabila Pengawas Lapangan merasa perlu meneliti suatu
bahan lebih lanjut, Pengawas Lapangan berhak mengirimkan
bahan tersebut kepada Balai Penelitian bahan – bahan
(Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman
dan penelitian menjadi tanggungan Penyedia Jasa, apapun
hasil penelitian bahan tersebut.
iii. Pekerjaan 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini dan
Lain-lain diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Hal – hal yang timbul kemudian dalam pelaksanaan dan
diperlukan penyelesaian dilapangan akan dibicarakan dan diatur
oleh Pemimpin Proyek, Pengawas Lapangan dan Penyedia
Jasa. Dan bila diperlukan akan dibicarakan untuk mendapatkan
penyelesaian.
SPESIFIKASI TABEL
No Material Spesifikasi yang Material/ Merk yang Keterangan
disyaratkan disyaratkan
1. Pasir Urug Kualitas baik,
tidak
berlumut,
butiran kasar
Pasir Pasang Kualitas baik,
tidak
berlumut,
butiran kasar
Pasir Beton Kualitas baik,
tidak
berlumut,
butiran kasar
Besi beton Besi Beton D8; D10; KS/ Gunung Garuda Batas
D113 (sesuai gambar) Toleransi
Besi 6-
8 :7%
Besi 10-22 :
6%

No Material Spesifikasi yang Material/ Merk yang Keterangan


disyaratkan disyaratkan
Besi 12-13 :
5% Surat
Dukungan
distributor
(asli)
diserahkan
kepada PPK
pada saat
sebelum
SPPBJ
Semen Pabrikasi kualitas baik Tiga Roda/ Gresik/
Dynamix
Sirtu Sirtu Lokal

Batu Belah Batu kali yang dibelah


atau batu gunung yang
keras dan tidak porous
dan bersih
Bata Batu bata merah lokal Kualitas baik,
pembakaran
maksimal
Bekesting kayu Kasau ukuran 5/7
Triplek Multiplek tebal minimal 9
mm
2. Alat Pemadam Apar Powder minimal 5 Toma/ Fyrichem/
Kebakaran kg Firefix
Spanduk K3 Bahan : MMT Print
Outdoor
Ukuran : 1.5 x 5.0 m
Papan Informasi Bahan : MMT Print
K3 Outdoor
Ukuran : 1.0 x 2.0 m
Jaring Pengaman Bahan Khusus untuk
konstruksi
bukan
paranet
Pagar Sementara Bahan seng
Rangka kasau
Ukuran 5/7
3. Penutup Lantai
dan Dinding
Granit Tile Uk. 60x60 polished Indogress, Granito, Brosur produk
Roman
Keramik Uk. 30x30 motif Roman, Platinum, Brosur produk
kasar Uk. 30x60 Milan
Dinding
Hospital Plint Standar HACCP Raveza/ Brosur produk
Radilum
4. Pengecatan

Cat Dinding Cat dinding eksterior Dulux Wethershield/ Brosur produk


Jotun Weatherbond/
Mowilex Weathercoat
Cat dinding interior Dulux Interior anti Brosur produk
bacteria/
Propan Decorsafe/
Mowilex Satin/ gloss
anti bacteria
Cat plafond Cat plafond Dulux Interior anti
bacteria/
Propan Decorsafe/

No Material Spesifikasi yang Material/ Merk yang Keterangan


disyaratkan disyaratkan
Mowilex Satin/ gloss
anti bacteria
5. Kusen Alumunium

Pekerjaan Jendela Kusen jendela Alexindo/ Brosur


alumunium 4 “ dan YKK/ produk
daun jendela rangka Superex Finishing
alumunium tebal 1.2 powder
mm coating
Daun Jendela Alumunium framing 1.2 Alexindo/ Finishing
mm YKK/ powder
Superex coating
Aksesoris Aksesoris jendela : Dorma/ Brosur produk
engsel kupu-kupu, Dekkson/
casement, rambucis, Muller
handle pintu, door
closer, kunci cylinder
Kaca Reyband tebal 5 mm Asahi mas/ mulia

Vertikal Blinds

Tirai anti bakteri Dnexs


dan rel Elite/
lengkung Premero /
Lining
Profle
k
6. Plafond Gypsumboard t=9 mm Jayaboard/ Knauf/ Brosur produk
(uk.120x240x9 mm) Elephant
Rangka hollow Pemasangan rangka
plafond hollow galvanis
38x38x0.4 mm dan
38x18x0.4 mm
Partisi
Metal Stud Modul rangka maks 60x80
Urunner cm
7. Pekerjaan
Elektrikal
Lampu Lampu LED Downlight 9 Philips/ Brosur produk
watt Lampu RMI 2x8 Panasonic/
watt LED Inlight
Saklar dan Saklar ganda/ tunggal Panasonic/ Brosur produk
stopkontak inbow Stop Kontak Clipsal
inbow
Kabel Tray kabel tray C uk 10x30
cm
plat galvanis tb. 2 mm

Inbow Panasonic/
dus T Clipsal
dus
Panel SDP PP kabel tray C uk 10x30
dan STK Komplit cm plat galvanis tb. 2
mm
Kabel duct 70x100
Box panel uk 50x70x20
plat tb. 1.5 mm powder
coating NFB 32A 3
phasa Schneider
MCB 6 A 1 phasa
Schneider
MCB 10 A 1 phasa
Schneider
MCB 20 A 1 phasa
Schneider
Busbar 3x50mm
No Material Spesifikasi yang Material/ Merk yang Keterangan
disyaratkan disyaratkan
Kabel NYAF 0,75 mm2
Kabel NYAF 6 mm2
Pilot Lamp RST
Schneider
CT 200/5 Schneider
Schneider Digital Power
Meter PM2120
Perlengkapan (baut,
fuse,
skun, isolasi dll)

Panel SDP AC kabel tray C uk 10x30


cm plat galvanis tb. 2
mm
Kabel duct 70x100
Box panel uk 50x70x20
plat tb. 1.5 mm powder
coating NFB 50A 3
phasa Schneider
MCB 6 A 1 phasa
Schneider
MCB 10 A 1 phasa
Schneider
MCB 20 A 1 phasa
Schneider
Busbar 3x50mm
Kabel NYAF 0,75 mm2
Kabel NYAF 6 mm2
Pilot Lamp RST
Schneider
CT 200/5 Schneider
Schneider Digital Power
Meter PM2120
Perlengkapan (baut,
fuse, skun, isolasi dll)
8. Plumbing dan
Sanitair
Kran Kran Stainless Steel Toto/ Ametican
Standart/ Paloma
Pipa PVC tipe Rucika/ Brosur
AW Maspion/ produk
Alderon
Floor drain Toto/ Brosur
Stainless American Standard/ produk
Paloma

Closet Duduk/ Lengkap denga Toto/ Brosur


Wastefel/ urinoir aksesoris American Standard/ produk

Spoelhoek Stainless Steel 304 tebal Brosur


stainless 1,5 mm polished, produk
lengkap dengan
aksesoris
Jet Shower Toto/
American Standard/
Scrub Station Scrub Station otomatis 2
person
Bahan Stainless Steel
304
Tb 1.2 mm
UV lamp
Water Filter 0.2 micron
No Material Spesifikasi yang Material/ Merk yang Keterangan
disyaratkan disyaratkan
Grab Bar Pipa Stainless Strell 304
Type L D 1” tb 1.2 mm
Type Lurus D 1” tb
1.2 mm
9. Instalasi Gas
Medik
Pipa Tembaga Pipa tembaga standar Memiliki surat Brosur
ASTM B819 ASTM B819 type L, informasi produk dari produk
ukuran sesuai gambar Kemenkes
kerja dan RAB
Bed head Bed head Memiliki surat Brosur
Bahan : Alumunium informasi produk dari produk
Extruded Kemenkes
Tebal : 2 mm
Dimensi : 275mm x
80mm x
1200mm
Finishing : Powder
Coating
Warna : Sesuai
Keinginan
Rumah Sakit
Lengkap dengan
Accessories : 8 X Singel
Power Socket, 1X Single
Switch, 1X Lampu LED
T5-
8W
Wall Outlet Outlet: Pin index Memiliki surat Brosur
Oksigen/ twist Box informasi produk dari produk
Compressor Air/ mounting: plat besi Kemenkes
Vacuum powder coating
Dressing plate: Stainless
Steel
Stop valve: kuningan

Box zone alarm Standar ISO 7396- Memiliki surat Brosur


digital type 3 1:2016(E) Standar informasi produk dari produk
line Australia, NFPA 99 atau Kemenkes
AS 2869
Box: plat 2 mm powder
coating
Display: digital
Pressure sensor: 0 – 10
Bar Vacuum sensor: 0 –
(-750 mmhg)
Box zone valve Standar ISO 7396- Memiliki surat Brosur
type 3 line 1:2016(E) Standar informasi produk dari produk
Australia, NFPA 99 atau Kemenkes
AS 2896v
Box: plat 2 mm powder
coating
Display: digital
Valve: 3pc body

Ball Valve ½’ Ball valve: 3pc body

10. Tata Udara

Exhaust Type: ceilling Panasonic, Mitsubishi


Ukuran: 10 inch
AC Split AC split, ukuran sesuai Daikin, Mitsubishi
RAB
Tipe refrigerant: R.22
Outdoor unit: waterproof

Pati, Juli 2023


Menyetujui dan Mengetahui Dibuat oleh.
Dinas Kesahatan Kabupaten Pati Konsultan Perencana
Selaku Pejabat Teknis PT. PERMANA CITRA

KIKI APRIYANTI. S.STP. M.Si M. ZULFAHMI SETYAWARDHANA NIP.


19830414 200112 2 003 Direktur

Anda mungkin juga menyukai