Anda di halaman 1dari 32

1

BAB.XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

I. PENJELASAN UMUM
1. Penjelasan tentang pekerjaan meliputi :
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah Pembangunan Mess Pegawai
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Karimunjawa Tahun
2020 secara keseluruhan merupakan bangunan milik Kantor Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Karimunjawa agar dapat menjadi
bangunan yang berfungi optimal dan lebih representatif guna menunjang
setiap kegiatan. Dimana tahapan pelaksanaan pekerjaan dimulai dari
mendatangkan, mengolah, mengangkut semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, pengadaan alat bantu dan lain sebagainya yang pada umumnya
langsung maupun tidak langsung termasuk didalam upaya mennyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan tepat waktu,
mutu dan biaya serta lengkap sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
2. Lingkup pekerjaan / pembangunan yang dilaksanakan
Pekerjaan yang dimaksud dalam lingkup ini adalah Pembangunan Mess
Pegawai Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Karimunjawa
Tahun 2020.
Dengan lingkup pekerjaan yang harus diselesaikan meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan persiapan meliputi pengukuran lapangan, pekerjaan
bongkaran, pembersihan, pembuatan andang kerja, pembuatan
direksikeet dan brak kerja serta dokumentasi dan administrasi pekerjaan
berikut perlengkapan K3 dan peralatan APD.
b. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi galian tanah untuk pondasi, urugan kembali
tanah bekas galian dan urugan pasir bawah lantai dan pondasi.
c. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi meliputi pekerjaan pemasangan pondasi footplat
beton bertulang dan pondasi batu belah untuk mendukung dinding
pasangan baru
d. Pekerjaan Pasangan dan plesteran
Pekerjaan pasangan yang dilaksanakan meliputi pasangan dinding bata
merah ekspose dengan spesi mortar 1:5, plesteran 1:5 beton, acian dan
sponengan.
e. Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan meliputi pekerjaan sloof struktur
dan sloof praktis, kolom struktur dan kolom praktis, balok strukur, balok
latiu, ringbalk struktur dan ring balok praktis, plat lantai dan plat dag atap,
plat level.
f. Pekerjaan Atap dan Penutup Atap
Pekerjaan Atap dan Penutup Atap meliputi pekerjaan konstruksi atap
menggunakan baja ringan, penutup atap menggunakan genteng press
glazur natural berikut kerpus genteng press glazur natural, lisplank
menggunakan calsiplank / GRC dan talang miring menggunakan talang
galvalume.
2
g. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Pekerjaan kusen Pintu dan Jendela dilaksanakan meliputi pekerjaan
kusen alumunium menggunakan kusen 4” powder coating, daun pintu
gebyok kayu jati, daun pintu panil kayu rangka kayu jati, daun pintu strip
plat alumunium, daun jendela kaca bening 5 mm rangka alumunium dan
bouven kaca bening 5 mm rangka alumunium,tralis pintu besi holow
penutupkaca bening 5 mm berikut acesoriesnya sesuai dengan gambar
kerja.
h. Pekerjaan Plafond dan Penggantung
Pekerjaan plafond dan penggantung dilaksanakan meliputi plafond
gypsumboard 120x240x0.9 cm, plafond calsiboard 120x240x0.4 cm
rangka holow galvanis 3.5x3.5x0,40 cm dan beton eskpose dan
pemberian list profil gypsum pada pertemuan palfond dengan dinding.
i. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
Pekerjaan Penutup lantai dan dinding dilaksanakan meliputi pemasangan
penutup lantai keramik 60x60 cm polish, keramik lantai KM/ WC 40x40
cm unpolish dan pemasangan keramik dinding 30x60 cm serta pelapis
dinding luar keramik motif batu alam.
j. Pekerjaan Pengecatan dan Waterproofing
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan meliputi pengecatan dinding interior
dan eksterior, pengecatan plafond, pengecatan kayu lisplank GRC dan
pengecatan genteng serta waterproofing liquid coating dag talang beton.
k. Pekerjaan Saniter dan Plumbing
Pekerjaan sanitasi dilaksanakan meliputi pemasangan closet duduk
monoblok, pemasangan Wasbak stainles, pemasangan jet wash,
pemasangan kran air, pemasangan shower mandi, pemasangan
floordrain stainles, instalasi air bersih, instalasi air kotor, pembuatan
septictank berikut sumur resapan, instalasi pipa air bersi dan instalasi
pipa airkotor berikut acesorisnya.
l. Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan elektrikal dilaksanakan meliputi pekerjaan pemasangan daya
baru 1300 Watt, pekerjaan instalasi titik lampu, stop kontak dan saklar
serta lampu dan petanahan serta panel MCB berikut acesoriesnya sesuai
dengan gambar kerja.
m. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan lain-lain meliputi pekerjaan pembuatan pagar dan pintu pagar
samping serta pembuatan rumah genset.

II. SITUASI
1. Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di lingkungan wilayah kerja
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Karimunjawa tepatnya
dilingkungan Rumah Dinas Jl. Diponegor Nomer 03 Desa Karimunjawa
Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara.
2. Kondisi tapak akan diserahkan kepada penyedia jasa sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, terutama kondisi tanah dan bangunan existing
serta bangunan sekitarnya serta hal lain yang akan berpengaruh terhadap
nilai penawaran (Penyedia jasa harus menghitung ulang dengan teliti
sebelum membuat estimasi biaya penawaran pekerjaan).
3

3. Luas tapak dan kondisi tanah untuk pekerjaan ini disediakan sesuai dengan
keadaan/kondisi yang ada dilapangan sesuai petunjuk Direksi maupun
Pengawas pada saat Aanwijzing lapangan.

III. SARANA PEKERJAAN


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan, penyedia jasa harus
menyediakan tenaga lapangan dan peralatan sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam dokumen lelang. Kontraktor pelaksana harus melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi teknis, anggaran biaya dan time schedule
yang telah disusun.

IV. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah beserta
Perubahan-perubahannya.
b. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 199 tentang Pemerintah Daerah
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
d. Peraturan Beton Bertulang di Indonesia (PBI-1989).
e. SNI 03-0323-1989 tentang paku dan kawat pengikat.
f. SNI 03-0394-1989 tentang batu alam untuk bahan bangunan.
g. SNI 03-1750-1990 tentang agregat beton
h. SNI 03-1728-1989 tentang pedoman pendirian bangunan.
i. SNI 03-0394-1989 tentang pasir untuk adukan beton
j. SNI 03-0380-1989 tentang peraturan semen Indonesia.
k. SNI 03-2095-1991 tentang tata lantai keramik bangunan.
l. SNI 03-2445-1994 tentang kayu untuk bahan bangunan.
m. SNI 03-2407-1991 tentang tata cara pengecatan bangunan
n. SNI 03-2839-1002 tentang tata cara pengerjakan asbes semen untuk
langit-langit bangunan.
o. SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi bangunan tipe A.
p. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 2000 dan
PLN setempat
q. Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek/kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Dinas Teknis Terkait
termasuk juga gambar-gambar detail yang sudah disahkan dan disetujui
Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan berikut Adendum Perubahannya.
d. Berita Acara Penunjukan.
4
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas/Kuasa Pengguna Anggaran tentang
Penunjukan Penyedia Jasa.
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
g. Surat Penawaran dan lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan / timeschedule yang telah disetujui oleh Direksi, Tim
Teknis dan Konsultan Pengawas.

V. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK


1. Semua Ukuran yang tercantum pada gambar kerja dan rencana kerja dan
syarat-syarat ini dinyatakan dalam cm dan m, kecuali ukuran besi yang
dinyatakan dalam mm.
2. Permukaan atas lantai (P +/- 0.00) akan ditentukan kemudian pada saat
dilakukan uitzet/bowplank.
3. Ukuran penduga mengacu pada bangunan yang telah ada dan dipilih pada
salah satu posisi yang cukup jelas. Ukuran Penduga tersebut merupakan titik
ikat tetap (BM) yang harus dibuat pelaksana dibawah pengawasan dDireksi
lappangan dan dijaga selama tahapan pelaksanaan pekerjaan.
4. Ketentuan letak bangunan baru diukur dibawah pengawasan Direksi dengan
patok-patok yang dipancang dan papan bowplank yang diketam pada sisi
bagian atas dan diberi tanda. Pelaksana harus menyediakan paling sedikit 3
(tiga) orang pembantu pelaksana yang menguasai hal pengukuran untuk
membantu/menentukan peil datar dan peil siku bangunan.

VI. PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Pembersihan lokasi pekerjaan dimana penyedia jasa harus membersihkan
segala sesuatu yang kemungkinan akan dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan termasuk pembersihan rumput, pemotongan serta pemapasan
pohon existing dan pembersihan sampah yang ada dilokasi pekerjaan pada
waktu pelaksanaan pekerjaan maupun setelah selesai pekerjaan.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan penyedia jasa harus menjaga lingkungan
agar tidak terganggu akibat berjalannya pekerjaan.
3. Penyedia jasa harus memasang papan nama proyek sebanyak 1 (satu) unit
dimana redaksi maupun ukuran papan nama proyek tersebut harus
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi.
4. Penyedia jasa harus membuat bangsal kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang-barang dengan luas yang cukup dan dapat dibersihkan.
5. Untuk melaksanakan pekerjaan penyedia jasa harus mendapatkan air kerja
yang harus berupa air tawar, bersih dan bebas dari zat organik, bebas
lumpur dll, sesuai dengan petunjuk Direksi.
6. Listrik untuk kerja harus disediakan oleh Penyedia jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan atau
penggunaan diesel pembangkit listrik/genset.
7. Pembongkaran bangunan existing sesuai dengan gambar kerja dan juga
pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggungjawab penyedia
jasa.
8. Tempat / lokasi Direksikeet, barak kerja dan material sesuai dengan petunjuk
Direksi.
5
9. Penyiapan kelengkapan keselamatan kerja berikut APD dan juga
managemen K3 selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung

VII. PAPAN BOWPLANK


1. Semua bowplank mengguunakan kayu kelas II / terntang diserut rata dann
dipasang waterpass dengan peil +/- 0.00 setiap jarak 2 meter papan
bowpank diperkuat dengan patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan
bowplank harus diberi tanda/dicatat sumbu sumbu dinding, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
2. Jarak papan bowplank minimal 2.5 m dari garis bangunan terluar untuk
mencegah terhadap galian tanah pondasi.
3. Setelah pekerjaan papan bowplank selesai, penyedia jasa wajib memintakan
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.

VIII. PEKERJAAN TANAH


1. Pekerjaan galian
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua
pasangan lainnya dibawah tanah seperti yang tertera di gambar kerja.
b. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat
galian tanah seperti akar atau tunas pohon, sisa kayu, bekas bongkaran,
batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan disingkirkan dari
lokasi pekerjaan.
c. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor penyedia jasa harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan
penahan atau cara teknis lainnya. Kerusakan-kerusakan yang terjadi
akibat gugurnya tanah menjadi tanggungjawab penyedia jasa.
2. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan Tanah
a. Urugan kembali bekas galian pondasi hanya boleh dilaksanakan setelah
ada ijin dari Konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
b. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan segala
macam sampah/kotoran. Tanah urug harus dari tanah berbutir dan tidak
terlalu basah.
c. Urugan tanah/pasir untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan
pada dasarnya akan ditentukan sesuai gambar kerja atau minimal sesuai
dengan arahan pengawas dan direksi menurut ketinggian, lebar dan
kedalaman yang telah ditentukan.
d. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak
melebihi 20 cm setiap lapis harus dipadatkan dengan stamer atau baby
roler dengan ketentuan samai benar-benar padat. Sedang tanah urg yang
terlalu kering harus dibasahi terlebih dahulu dengan air tawar baru
dipadatkan dengan stamper.

IX. PEKERJAAN PONDASI


Pondasi yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah pondasi lajur pasangan batu
kosong dan pasangan belah dengan spesi 1 PC : 5 PS serta pondasi beton
bertulang footplat sesuai dengan gambar kerja.
6
1. Posisi peletakan pondasi serta galian dilakukan dengan terlebih dahulu
menetapakan lay out bangunan secara menyeluruh sesuai gambar kerja dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap benarnya
penempatan, kedalaman, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan pondasi dimulai , penyedia jasa harus mengajukan
ijin pasang/request kepada Konsultan pengawas dan Direksi secara tertulis.
3. Penyedia jasa harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek
tulangan sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi dan
harus sudah dipersiapkan sebelumnya agar tidak terjadi pembongkaran
dikemudian hari yang menghabiskan waktu, tenaga dan biaya.
4. Pekerjaan pondasi pasangan batu belah dikerjakan dengan menyusun batu
belah satu persatu dengan penyangga mortar/spesi 1 PC : 5 PS, tidak boleh
ada rongga dalam pasangan batu dimana batu yang digunakan adalah batu
belah dan bukan batu blonos/bulat.
Pekerjaan pondasi beton bertulang footplat dikerjakan dengan terlebih dahulu
lubang galian diurug dengan pasir urug setebal 10 cm dan dilanjutkan
dengan lantai kerja diatasnya dengan beton K100 setebal 5 cm dilanjutkan
dengan merangkai besi tulangan sesuai gambar kerja dan dilanjutkan
dengan pekerjaan bekisting pondasi dan diteruskan dengan pengecoran
beton dengan mutu K175. Selimut beton tebal minimal 3 cm dan
pembongkaran bekisting beton paling cepat minimal 7 (tujuh) hari setelah
pengecoran.

X. PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG


1. Lingkup pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan beton bertulang yang akan dilaksanakan tediri dari sloof
struktur, sloof praktis, kolom struktur, kolom praktis, balok struktur, balok
latei, palat dag atap, ringbalk praktis, dan plat level.
b. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari rabat beton bawah lantai.
2. Bahan / Material
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah Porland Cement (PC)
menurut SNI 8 atau menurut ASTM, memenuhi S 400 menurut standar
Cement Portland (PC) yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia
(ASI) diantaranya semen Gresik / Tiga Roda / Holcim.
b. Seluruh pasir untuk pekerjaan beton, pekerjaan pasangan, pekerjaan
plesteran harus menggunakan pasir Muntilan yang bermutu baik serta
tidak mengandung bahan organis, kandungan lumpur maksimal = 5 %
(lima persen). Sedangkan untuk pekerjaan pengurugan diperbolehkan
menggunakan jenis pasir lokal yang bermutu baik dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Direksi maupun Konsultan Pengawas
secara tertulis.
c. Koral yang digunakan mempunyai ukuran 2 – 3 cm dan memenuhi
persyaratan PBI – 1971 NI – 2.
d. Air yang diipakai harus air tawar yang bersih, bebas dari zat-zat kimia
yang merusak mutu beton dan memenuhi persyaratan PBI – 1971 NI – 2.
7
e. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran,
cat, karat dan lain-lain yang dapat merusak. Besi yang dipakai produk
yang berlabel KS / SNI / SII. Semua tulangan menggunakan tulangan
Mutu Baja U24 untuk tulangan polos dan Mutu Baja U32 untuk tulangan
ulir dengan toleransi ukuran sesuai standar SNI (Standar Nasional
Indonesia).
Sebelum didatangkan material besi harus dilakukan tes pengukuran
dimensi dan timbang berat material serta tes kuat tarik di laboratorium
bahan bangunan yang independen yang ditunjuk oleh direksi lapangan.
3. Bekisting
a. Diharapkan bahan bekisting menggunakan multiplek dengan ketebalan
minimal 9 mm atau kayu papan dengan ketebalan minimal 2 cm dengan
rangka kayu bekisting yang lurus dan minimal ukuran kayu 5/7 cm
dimana untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi dan
konsultan Pengawas.
b. Pasangan bekisting harus dikerjakan dengan rapi, kaku dan kuat untuk
dapat menahan beban yang diterima tanpa merubah bentuk. Kerapian
dan ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Celah-celah yang ada harus rapat agar pada wkatu mengecor air tidak
merembes keluar. Sebelum engecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran dan dilumasi dengan oli/minyak bekisting.
4. Adukan / mutu beton
Adukan beton bertulang harus memenuhi standar mutu K175 untuk beton
bertulang struktural serta mutu K 100 untuk beton tidak bertulang non
struktural dapat dilaksanakan dilokasi pekerjaan site mix sesuai dengan
aturan SK.SNI T-15-1991-03 : Standar Beton 1991.
Sampel beton untuk tes kuat tekan harus menggunakan sampel yang diambil
dan dilakukan perawatan di lapangan sesuai dengan umur beton yang
dipersyaratkan dan dites pada laboratorium bahan dan bangunan
independen yang direkomendasikan oleh direksi lapangan.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan
Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat sesuai gambar
kerja hingga tidak berubah bergeser pada waktu pengecoran dilakukan.
Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut
betonn terhadap ukuran yang ditentukan. Hubungan sloof dan pondasi
batu kali serta kolom dengan dinding hasrus dipasang angkur (stek)
setiap jarak 100 cm sesuai dengan gambar kerja.
b. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertikal maupun horizontal.
c. Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan
beton yang aka dicor.
d. Penyedia jasa harus menyiapkan vibrator untuk menjamin pemadatan
yang baik.
8
e. Alat penggetar (vibrator) pada waktu pengecoran dapat digunakan
tulangann diameter 16 mm dengan dijojoh pada adukan beton pada saat
pengecoran dilakukan.
f. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan
dan sisa adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
g. Prmbongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami
periode pengerasan sesuai dengan PBI – 1971 NI – 2..
h. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuann ini, harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya dari penyedia jasa.
i. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas
dari segala macam kotoran dan harus disiram dengan air sampai merata.
j. Curing / perawatan beton harus dilakukan dengan cara menyiram air dan
atau menutup permukaan beton dengan karung-karung baah untuk
menjaga mutu beton agar sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.

XI. PEKERJAAN ATAP


1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi atap baja ringan dan
penutup atap seperti tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, dalam hal ini adalah sebagai
berikut :
a. Konstruksi atap baja ringan
b. Penutup atap genteng beton ex cemara / mutiara / ABC.
2. Bahan yang dipakai adalah :
a. Konstruksi atap dan usuk reng baja ringan menggunakan baja mutu tinggi
G550 memiliki lapis pelindung terhadap korosi dengan ketebalan lapisan
100 gr / m2 AZ 100 dan profil yang digunakan C75.50.7,5 (tinggi rofil 75 cm
dan lebar ptofil 5 cm dengan ketebalan 0.75 mm) menggunakan produk ex
Indotruss / STtruss/ Tiaratruss.
Reng menggunakan bahan yang sama dengan profil top hat (U terbalik)
yang juga digunakan sebagai ikatan angin serta celling batten dengan
ketebalan profil 0.45 mm menggunakan produk ex Indotruss / STtruss/
Tiaratruss
Screw yang digunakan untuk rangka atap adalah 12-14x20 dan untuk
renga menggunakan 10-16x16.
b. Penutup atap bangunan foodcourt mengunakan genteng beton ex cemara /
mutiara / ABC
c. Kerpus/bubungan menggunakan kerpus/bubungan genteng beton ex
cemara / mutiara / ABC.
d. Lisplank menggunakan lisplank superplank dari bahan GRC dengan tebal
0.9 mm dan lebar 20 cm ex Jayaboard, Calsi, Elephan.
e. Semua material konstruksi dan penutup atap harus baru, bebas/bersih dari
karat, lobang-lobang dan kerusakan lainnya. Semua material baja profil dan
baja ringan tersebut juga harus lurus, tidak perpuntir, tidak ada tekukan-
tekukan.
9
f. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material
harus dijaga agar tidak rusak ataupun bengkok.
g. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material konstruksid
an penutup atap yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan
tidak diperkenankan untuk difabrikasi.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Gambar kerja (Shop Drawing).
Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
gambar-gambar kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui Direksi
/ Konsultan Pengawas. Bilamana disetujui, Penyedia Jasa Konstruksi dapat
dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas atas gambar
kerja tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan pelat-pelat, ukuran/jumlah
bout/las, tebal pengelasan. Ketetapan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi
atau posisi dari elemen-elemen konstruksi Baja yang berhubungan dengan
erection tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Dengan
kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari tanggung jawab ketidaktepatan serta kemudahan
dalam erection elemen-elemen konstruksi Baja.
c. Pekerjaan Konstruksi Atap Baja Profil
Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli
dalam Konstruksi Baja.
Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi
dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong atau gergaji
besi. Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak
diperbolehkan.
Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang
kering / cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.
Direksi / Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen
konstruksi Baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan setelah
Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule / Method untuk
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa
kembali kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi sepenuhnya.
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan
anti lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya
lendutan akibat beban mati dan hidup.
10
d. Pekerjaan Konstruksi Atap Baja Ringan
Pekerjaan konstruksi atap baja ringan harus dikerjakan oleh aplikator yang
telah memiliki pengalaman dibidangnya dan memberikan garansi pekerjaan
minimal selama 5 (lima) tahun yang disertai dengan surat garansi
bermaterai yang diserahkan kepada Direksi sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Konstruksi atap kuda-kuda baja ringan harus terpasang kuat, stabil, tegak
lurus terhadap ringbak dan dilengkapi angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya.
Setelah semua kuda-kuda baja ringan terpasang dan tidak terjadi
deformasi segera ditambah pengaku / bracing sesuai dengan kebutuhan.
e. Reng baja ringan dipasang setelah dipastikan bahwa sisi miring kuda-kuda
baja ringan sudah sama/rata dan kuat dilanjutkan pemasangan lapisan
alumunium foil doubel side bersamaan dengan pemasangan reng baja
ringan dengan menggunakan screw yang telah ditentukan pada kuda-kuda
baja ringan dengan jarak sesuai dengan penutup atap yang digunakan
dalam hal ini atap genteng glazur.
f. Setelah kuda-kuda, alumunium foil doubel side dan reng baja ringan
terpasang dan setelah dilakukan pengecekan sudah benar sesuai gambar
rencana maka dilanjutkan dengan pemasangan atap galvalume tebal 0,35
mm dan harus rata pada semua sisi kemiringan dan perpasang rapi dan
rapat agar tidak terjadi kebocoran.
g. Setelah atap galvalume tebal 0,35 mm terpasang dengan rapi dan rata
dilanjutkan pengecekan pada baut apakah ada kebocoran bila ada segera
ditreatmen dengan pemberian sealant.

XII. PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN


1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah sebagai beriku :
a. Pasangan dinding bata ekpose 1 PC : 5 PS
b. Plesteran dinding 1 PC : 5 PS
c. Acian dinding
d. Sponengan sudut
2. Bahan yang dipakai adalah :
a. Batu bata ekspose harus memenuhi SNI.SO4 – 89.
b. Bata merah yang bermutu baik, produk lokal dan memenuhi persyaratan
danbahan-bahan PUBBI 1983.
c. Pasir harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah lit, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan. Untuk itu pasir yang akan dipakai
terlebih dahulu diayak pada ayakan ukuran sebesar 10 mm.
d. Semua pasir untuk pekerjaan pasangan dinding 1 PC : 5 PS dan
plesteran 1 PC : 5 PS menggunakan Pasir Muntilan yang bermutu baik
dengan terlebih dahulu dimintakan ijin dari Direksi dan Konsultan
Pengawas secara tertulis.
e. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan NI. 8 Tipe I menurut
ASTM dan memenuhi S 400 standar Portland Cement (PC).
11
3. Adukan / campuran
Adukan yang digunakan adalah 1 PC : 5 PS dilaksanakan untuk pasangan
dinding dan plesteran yang tidak trasram/kedap air sesuai gambar kerja dan
yang tercantu diatas.
4. Pelaksanaan pekerjaan
a. Pasangan batu bata ekpose yang utuh, tidak retak atau cacat
Iainnya untuk membuat dinding pasangan sesuai dengan yang
direncanakan.
b. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang patah, hanya
keadaan tertentu seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan /
pekerjaan lain, dengan bahan yang patah tetapi tidak melebihi 50%.
c. Sebelum dipasangkan batu bata harus direndam air sampai jenuh,
demikian pula terlebih dahulu dibasahi agar dapat dihindari penyerapan
air semen dari adukan secara berlebihan.
d. Bagian existing yang akan dipasang dinding baru harus terlebih dahulu
dibebaskan dari debu atau mortar yang rapuh, kemudian disiram air
hingga jenuh.
e. Sebelum menambahkan / melanjutkan pasangan baru diatas pasangan
lama, yang terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam maka pasangan
lama harus dibersihkan dahulu, kedudukan bata yang longgar / lepas
harus diganti dan mortar yang lepas agar ditambal.
f. Spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 cm
untuk spasi tegak, kecuali jika ditentukan lain.
g. Mortar/spesi datar dan tegak haru s penuh dan padat.
h. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpas dengan baik
posisi vertikal maupun horisontal. Setiap 8 baris bata harus dipasang
angkur besi pada kolom.
i. Sebelum dinding diplester harus dikamprot dengan campuran 1 PC : 3 PS
dengan ketebalan kurang dari 3mm untuk mendapatkan ikatan yang baik.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang
plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
j. Pasangan bata yang telah selesai harus terrus menerus dibasahi selama
14 hari untuk selanjutnya dilaksanakan pekerjaan plesteran pada sisi
dalam dan luar dinding bata.
k. Untuk finishing beton exspose, sebelum diperhalus / afwerking
permukaan beton perlu dikasarkan/dikamprot terlebih daulu dengan
campiran 1 PC : 3 PS dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk
mendaatkan ikatan yng lebih baik.
l. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak
dan retak-retak harus diperbaiki.

XIII. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


1. Lingkup pekerjaan kusen, pintu dan jendela
a. Pekerjaan yang dimaksud adalah penyediaan tenaa kerja, bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan dan alat bantu serta pengangkutan
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga data
dicapai hasil sesuai rencana.
12
b. Pekerjaan ini meliputi :
 Pembuatan/pabrikasi kusen alumunium warna natural ukuran 4”
dengan ketebalan 1 mm (toleransi ukuran 15 %) kualitas baik
setara Alexindo / Alutama / Dacon sesuai gambar kerja dan
petunjuk direksi dan Konsultan Pengawas.
 Pembuatan daun pintu panil kayu klas II
 Pembuatan daun pintu panil alumunium block untuk pintu Km/WC
sesuai gambar kerja.
 Pembuatan daun jendela kaca rangka alumunium sesuai dengan
gambar kerja.
 Pemasangan alat penggantung/acesories seperti engsel pintu
stainless ukuran 4”, kunci tanam 2x putar, sloot pintu, grendel
pintu, Grendel pintu tanam, engsel difot dan penguncinya, handel
pintu stainless, engselcasemen jendela, ram buncis, dan sloot
pintu silinder KM/WC setara Solid / Epco / Dorma / Cisa.
 Pekerjaan pembuatan kusen pintu, kusen jendela dari bahan
alumunium warna natural meliputi seluruh detail yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar rencana dan detail-detailnya.
2. Persyaratan bahan
a. Spesifikasi teknis kusen alumunium
 Kusen dari bahan alumunium framing system, alumunium sesuai SNI
extrusi 0695-82 atau extrusi standar YKK dan tidak terbuat dari
bahan bekas. Kusen alumunium ukuran 5x10 cm (4”) powder coating
warna putih dan ukuran 3” warna natural eks Alexindo / Alutama /
Dacon dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.
 Almunium : 5x10 cm (4”) dengan ketebalan 1 mm
dengan toleransi ukuran 15 %
 Nilai deformasi : maksimal 2 mm
 Warna profil : powder coating untuk kusen 4” untuk
warna menyesuiakan
b. Seluruh bagian akumunium harus datang dilokasi dengan dilengkapi
pelindung dan baru diperkenankan dibukan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
c. Untuk keseragaman warna, disyarankan sebelum proses
pabrikasi/perakitan, warna profil harus diseleksi secermat mungkin
sehingga didapat warna yang seragam. Pemotongan profil alumunium
menggunakan mesin potong, mesin punch, drill, bor besi sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan
pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm serta untuk
diagonal 1 mm.
d. Acesories
Sekru dari galvanized steel mutu hotdeep kepala tertanam, weather strip
dari vinil, pengikat alat pengantung yang dihubungkan dengan alumunium
harus ditutup caulking sealant. Angkur untuk rangka kusen alumunium
terbuat dari steel plat tebal minimal 2 mm dengan lapisan zinck 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.
13

e. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen, pintu, jendela dan bouven yang
bersentuhan dengan bahan alcali seperti beton, plester dan bahn lainnya
harus diberi lapisan finishing dari laquer yang jernih, anti korosi dan
dengan inulating pernis atau bahan insulator lainnya.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua frame kusen, pintu, jendela dan bouven alumunium warna natural
dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi
lapangan agar hasil dapat dipertanggungjawabkan.
b. Pemotongan besi harus dijauhkan dari materrial alumunium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaan alumunium.
c. Pengelasan digunakan las argon (non-activated gas) dari arah dalam
agar sambungan tidak tampak oleh mata.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet/paku keling dan angkur yang cocok agar mendapatkan hasil
yang rapi sesuai dengan gambar kerja.
e. Angkur untuk rangka kusen alumuniium terbuat dari galvanized steel
plate tebal minilam 2 mm dan ditempatkan pada interval 60 mm.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup antai
karat/galvanis sedemikian rupa sehingga hailine dari tiap sambungan
dapat kedap air. Celah antara kaca dan sistem kusen ditutup dengan
sealant yang rapi.
g. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi kemungkinan-
kemungkinan sebagaib erikut :
 Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.
 Dapat untuk jendela dan pintu geser, putar dan dapat dipasang door
closer.
 Mempunyai acesories yang mampu mendukunng kemungkinan
diatas.
 Untuk fitting hardware dan reinforcing material dimana kusen
alumuniumakan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka
permukaan metal harus diberi lapisan anti korosi.
 Toleransi pemasangan kusen alumunium di satu sisi dinding adalah
10 – 25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / mortar grout.
 Khusus untuk pekerjaan pintu dan jendela geser alumunium warna
natural harus diperhatikan sebelum rangka kusen terpasang,
permukaan bidng dinding horizontal (perlubangan dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus di waterpas.
 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan
jika perlu dapat digunakan syntetic rubber atau bahan dari sintetyc
resin. Penggunaan ini pada swing door dan doubel door.
 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding, diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
 Kusen yang berhubungan dengan daun pintu dan jendela, engsel
harus diberi perkuatan khusus agar daun dapat menemppel kuat
pada kusen.
14

4. Alat perlengkapan pintu dan jendela


a. Lingkup pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, perlengkapan daun
pintu dan daun jendela seperti engsel stainless, sloot, kunci tanam,
grendel pintu, engsel casement, ram buncis, rel geser pintu dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga terrcapainya
hasil pekerjaan yang baik sesuai gambar kerja.
 Semua hardware yang diguunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bilamana terdapat
perubahan atau penggantian hardware akibat pemilihan merk,
penyedia jasa wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi dan
konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
 Semua handel dan sloot pintuu panjjang minimal 20 cm / 8”, dua
putaran, finishing stainless. Tiap kunci harus memppunyai minimal 2
anak kunci cadangan.
 Kait angin untuk jendeleda menggunakan engsel casement stainless,
rambuncis jendela handel pintu utama stainless menggunakan
produk eks Epco / Solid / Dorma.
 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada seluruh daun pintu dan daun jendela
seperti yang ditunjukkan dalam gambar detail.
 Seluruh acesories dan perangat kunci harus bekerja dengan baik,
untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus sebelum
diserahterimakan pekerjaan.
 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya
dan penyedia jasa wajib memberikan informasi kepada Direksi dan
Konsultan Pengawas sebelum serah terima pekerjaan.
b. Untuk peraturan dan persyaratan teknis pemasangan menyesuaikan
dengan peraturan dan persyaratan yang dimaksud.

XIII. PEKERJAAN KACA


1. Kaca yang digunakan untuk pintu, jendela dan bouven menggunakan kaca
bening 5 mm. Pada kaca yang digunakan produk eks Asahimas / Matahari /
Mulia yang terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas. Kaca harus dalam keadaan rata, tidak retak dan mampu
menahan angin 122 kg/m2 atau sesuai persyaratan pabrik kaca yang
dimaksud.
2. Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanyadan diberi list dari
karet dan ditutup dengan sealant difinishing yang rapi agar kedap suara,
udara dan air.
3. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor tertanam dengan rapi
dan kokoh dimana kaca yang telah terpasang hharus dibersihkan dari
kotoran dan kaca yang retak atau ada goresan harus diganti atas biaya
penyedia jasa.
15
XIV. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
1. Lingkup pekerjaan :
Yang termasuk dalam pekerjaan lantai antara lain :
a. Penutup lantai ruangan menggunakan keramik 60x60 cm polish dan
lantai keramik 40x40 cm unpolish serta penutup dinding keramik 30x60
cm, Keramik dinding motif batu alam eks Platinum / Roman / Ikad.
Motif dan warna harus mendapat persetujuan Direksi dan konsultan
pengawas.
c. Rabat beton bawah lantai tebal 5 cm
2. Bahan / material
a. Bahan pelapis lantai keramik 60x60 cm polish dan lantai keramik 40x40
cm unpolish serta penutup dinding keramik 30x60 cm, Keramik dinding
motif batu alam harus memenuhi persyaratan teknis misalnya tidak
licin, tidak retak, permukaan rata/flat serta mempunyai daya lekat
adukan standart. Bahan yang digunakan untuk ruangan dan teras
bangunan harus sesai desain gambar.
b. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
mengajukan contoh terlebih dahulu serta membuat shop drawing dari
pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dan Perencana. . Bahan yang sudah disetujui dengan
membubuhkan paraf pada bahhan yang bersangkutan tesebut harus
disimpan di kantor direksikeet dan disimpan ditempat terlindung, tertutu
dan kering.
c. Pemotongan bahan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
d. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dalam pemasangan keramik.
e. Awal pemasangan pelapis lantai dan dinding dan kemana sisa ukuran
harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi /
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
f. Bahan pelapis lantai dan dinding yang sudah terpasang, harus
dibersihkan dari segala macam noda-noda yang melekat.
g. Untuk granite tile dan keramik tile sebelum dipasang harus terlebih
dahulu direndam air sampai jernih
h. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasangan atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
3. Adukan
Adukan lantai kerja bawah keramik dengan perbandingan 1 PC : 4 PS
(khusus lantai bawah) ditentukan dengan ketebalan adukan minimal 5 cm.
4. Pelaksanaan pekerjaan
a. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam
air. Pengisian siar-siar harus cukup merata/padat. Setelah dibersihkan
dari kotoran, pengkolotan lantai dapat dilakukan dengan semen sesuai
petunjuk direksi dan konsultan pengawas.
b. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ rata, berombak, turun naik dan retak
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya dari penyedia jasa. Lantai
yang sudah terpasang harus di pel dan dibersihkan.
16
c. Lantai rabat beton keliling bangunan dipasang pasir urug tebal 10 cm
dan ketebalan rabat beton minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar
kerja.

XV. PEKERJAAN PLAFOND


1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud meliputii penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
dan peralatan bantu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini secara
lengkap yang meliputi :
a. Pemasangan plafond dari bahan pelapis/penutup Gypsumboard dan
calsiboard.
b. Pekerjaan lainnya seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
c. Perlengkapan untuk semua pekerjaa plafond, termasuk pemasangan
hasil yang rapi, rata dan kokoh.
d. Rangka plafond dibuat oleh tukang yang spesialis plafond sehingga
akan mendapatkan hasi pekerjaan yang baik.
e. Pemasangan penutup plafond harus rata dan tidak bergelombang serta
rapi.
2. Bahan/material
a. Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari besi hollow galvanis
dengan ukuran minimal 35x35x0.4 mm (toleransi dimensi 10%) baik
untuk hanger (rangka utama) mauupun untuk rangka pembaginya yang
telah mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
b. Kawat penggantung rangka menggunakan kawat galvanis diameter 3
mm dilengkapi dengan suspension hanger spring adjusted.
c. Penutup plafond menggunakan papan gypsumboard 120x240x0.9 cm
eks Gyproc / Boral / Knauf, sedang untuk papan calsiboard
120x240x0.40 cm eks Jayaboard / Calsi/ Gresik yang telah mendapat
persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
d. Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi bahan gypsum (cornice)
yang kemudian diratakan dan diberi seal tape kasa dan diratakan
sampai halus dan membentuk permukaan yang rata dan rapi.
e. Pada bagian tepi (antara plafond dan dinding) diberi list profil ypsum
ukuran 10 cm dari bahan gypsum baik untuk plafond gypsumboard
maupun calsiboard dan difinishing cat dinding sewarna dengan warna
putih.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya bebberapa
pekerjaan lain yang dalam pelaksanaan sangat berkaitan yaitu instalasi
instalasi yang ada di atas plafond.
b. Kaitan batang-batang gantung hanger hollow galvanish dipasang pada
rangka structural atau soffit beton dengan jarak maksimal 120 cm pada
tiap arah/jurusan. Setiap braket batang gantung yang ada harus dapat
mendukung beban minimal 225 kg.
c. Pemasangan rangka plafond untuk hanger dipasang dengan jjarak
maksimal 120x120 cm sedangka rangka pembagi dipasang dengan
jarak maksimal 60x60 cm.
17
d. Pemasangn rangka harus diwaterpas hingga mendapatkan posisi yang
permukaan rangka yang rata dan posisi batang rangka yang tegak
lurus.
e. Jarak antar sekrup pada bagian tengah papan gypsum maksimal 30 cm
dan pada pagian pinggir maksimal 20 cm.
f. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola gambar kerja
dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana.
g. Finishing plafond menggunakan cat dinding eks Catylac / Maxiled /
Cendana.

XVI. PEKERJAAN SANITAIR


1. Ketentuan umum :
a. Semua material harus dapat dipertanggung jawabkan dari segi kualitas
dan merupaka barang baru.
b. Semua bahan perlengkapan sanitair menggunakan komponen sanitair
yang harus disesuaikan dengan gambar, sedangkan warna yang akan
digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi dan
Konsultan Pengawas.
c. Adapun material sanitasi terdiri dari wastafel dan kran air stainless yang
harus disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
d. Pemasangan sanitair harus betul-betul rapi, tidak boleh bocor atau
rembes. memiliki kemiringan yang cukup untuk pengarahkan air.
Pemasangan wastafel harus rapi dan sesuai petunjuk teknis dari pabrikan
pembuat.
e. Kelengkapan penunjang menyesuaikan disain, serta acesories lainnya
sesuai gambar yang ada.
2. Bahan / alat-alat sanitair
a. Jaringan air bersih menggunakan pipa PVC type AW dan air kotor dari
pipa PVC type AW produk eks Maspion / Rucika / Wafin.
b. Kloset duduk monoblok, Wastafel produk eks Toto/ INA / ORIN.
c. Hand wash/jetwash, kran air, stop kran/gate valve, floor drain
menggunakan produk eks Washer / Toto / San ei
3. Pemasangan
a. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada
tempat-tempat sesuai gambar dengan perkuatan besi angkur dan
murbaut yang sesuai dimensi.
b. Pembuatan lubang pada dag beton untuk instalasi air bersih dan air kotor
menggunakan coredrill sesuai dengan diameter pipa tidak diperkenankan
dengan cara dibetel karena rawan bocor.
c. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode
pelaksanaan yang telah ditentukan oleh pabrikan pembuatnya dan
gambar rencana.
d. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan dan
penyedia jasa wajib mengajukan ijin pasang / request sebelum
melakukan pemasangan kepada Direksi dan Konsultan Pengawas.
e. Semua perlengkapan sanitair harus terlindungi baik dari cuaca ataupun
gangguan lainnya.
18

XVII. PEKERJAAN PLUMBING


1. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
membangun instalasi plumbing sesuai dengan gambar dalam hal ini
meliputi :
 Penyambungan pipa-pipa untuk saluran air hujan lengkap dengan
acesoriesnya.
 Penyabungan pipa-pia untuk jaringan/instalasi air bersih dari sumber
air dan dialirkan menuju kran air bersih.
 Instalsi air kotor dari floordrain dan closet menuju ke septick tank dan
resapan serta menuju saluran keliling bangunan..
 Pemasangan gorong-gorong d30 untuk saluran keliling bangunan.
b. Penyedia jasa harus membuat shop drawing untuk pelaksanaan
pekerjaan ini. Semua gambar shop drawing tersebut harus ditunjukkan
kepada Konsultan pengawas dan Direksi untuk dimintakan persetujuan
sebelu pekerjaan dimulai.
c. Penyedia jasa harus melakukan pengujian yang dipantau langsung oleh
Direksi dan Konsultan Pengawas terhadap instalasi yang telah dipasang
sebelum pekerjaan diserah terimakan.
2. Definisi
a. Air kotor adalah air buangan yang beralasal dari kamar mandi dan bak
cuci pantry maupun laboratorium.
b. Air bekas adalah air buangan yang berasal dari wastafel, service link dan
pengering lantai.
c. Pipa air bersih yang dianggap bagian dari instalasi adalah mulai dari
valve/stop kran papa pipa pengisi elevated tank di ruang pompa sampai
gate valve pada pipa elevated tank dan mulai pada gate valve distribusi
dari elevated tank sampai ke titik pemakaian didalam bangunan gedung.
d. Pipa air bersih halaman dianggap dimulai dari meter PDAM sampai
dengan gate valve inlet ground reservoir dan dari flen pertama pipa
distribusi dari elevated tank diluar gedung sampai ke titik pemakaian
diluar gedung.
3. Persyaratan bahan dan peralatan
a. Semua bahan yang dipakai harus baru yang memenuhi syarat standar
SNI dan Departemen Pekerjaan Umum.
b. Diameterr dari semua pipa adalah diameter lubang bagian dalam dari
suatu pipa.
c. Pipa PPR PN10 untuk jaringan air bersih, dan pipa PVC air kotor dan
kotoran padat type AW menggunakan produk eks Maspion / Rucika /
Wavin yang telah disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Alat-
alat penyammbung adalah type sambungan yang dihasilkan oleh pabrik
yang sama dengan pipa yang digunakan. Pipa dan alat penyambung
harus dipasang cincin karet / sill dengan diberi perekat khusus sesuai
dengan petunjuk teknis dari Direksi dan Konsultan Pengawas. Pada drat
krai air harus dilapisi dengan seal tape sebelum dipasang dengan jumlah
lilitan minimal 20 kali..
19
4. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal serta sesuai dengan
tekanan yang dibebankannya.
b. Sejauh mungkin harus digunakan satu laras/batang pipa untuk
menghindari sambungan, kecuali jika panjang yang dibutuhkan lebih dari
satu laras.
c. Sambungan harus baik, tidak boleh ada penghalang didalammya, tidak
bocor dan sebelum penyambungan dilaksanakan pipa harus diperiksa
dari adanya kerusakan/kebocoran.
d. Ujung pipa dan lubang-lubang harus disumbat terlebih dahulu selama
masa pelaksanaan sebelum dipasang acesoriesnya untuk menghincari
kotoran masuk / penymbatan didalam pipa.
e. Pengujian jaringn harus dilakukan sebelum pekerjaan diserah terimakan.
f. Semua pemasangan harus rapi dan baik, dilengkapi beberapa offset,
fitting dan alat lainnya yang mungkin diperlukan.
g. Tumpuan pipa yang dipasang horizontal dan telanjang harus ditumpu
pada setiap jarak maksimal 2 m untuk diameter 10 cm dan 1.5 m untuk
diameter 7.5 cm.
h. Semua pipayang menembus konstruksi bangunan, beton struktur dan
yang lainnya maka penyedia jasa harus meminta persetujuan dari Direksi
dan konsultan Pengawas sebelum melaksanakannya dan hharus
menyediakan pipa sleve khusus untuk pipa yang menembus bangunan /
beton struktur.
i. Kemiringan pipa instalasi air kotor dan limbah padat adalah 0.5 s/d 1 %
kearah septictank, saluran pembuang / peresapan.
j. Pipa air bersih dan air kotor tidak boleh diletakkan dalam lubang galian
yang sama.
k. Pembobokan/cuter dinding, core drill beton dan duckting harus mendapat
persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
5. Pengamanan alat plumbing, bahan dan perlengkapan
a. Pada waktu pemasangan lubang, pipa harus ditutup dengan dop, plug
atau penutup sejenis.
b. Alat plumbing dan perlengkapannya harus ditutup dan dilindungi terhadap
karat, air kotor, bahan kimia berbahaya dan kerusakan mekanis.
c. Pada saat penyelesaian pekerjaan semua alat plumbing, bahan dan
perlengkapan harus dibersihkan, disetel dan diuji coba.
6. Pengujian dan pembersihan
a. Setelah semua instalasi perpipaan selesai dipasang, maka perlu
diadakan pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga
sistem dapat berfungsi dengan baik.
b. Semua bagia yang tampak dari luar harus dibersihkan dari kotorann dan
bila perlu difinishing dengan cat sesuaai dengan warna dinding.
c. Semua pipa yang terekspose harus diberikan warna cat yang berbeda
agar mudah dikenali saat dilakukan pernakaian.
20
XVIII.PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan dinding dan langit-langit
a. Bidang kerja yang akan dilakukan pengecatan harus benar-benar siap
menerima pengecatan.
 Bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain serta dalam
keadaan kering.
 Bidang yang mengandung semen harus diratakan, ditambal dan
dihaluskan.
b. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan
beton yang tidak dilindungi bahan lain, langit-langit, lisplank dan bidang-
bidang lainnya yang kelihatan.
c. Cat yang digunakan untuk cat dinding baik interior maupun eksterior
menggunakan produk eks Mowilex / Jotun / Duluc dimana teknis
pengecatan harus mengikuti cara-cara yang ditetapkan oleh pabrikan
yang bersangkutan dengan maksud agar hasil pengecatan dan keawetan
warna sesuai dengan yang diharapkan (termasuk pemakaian bahan
selaer dan sebagainya). Sedangkan untuk cat langit-langit menggunakan
produk eks Maxilet / Catylac / Cendana. Warna cat terlebih dahulu
harus dimintakan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas.
d. Semua dinding, langit-langit yang akan dicat harus diplamir dari jenis
yang sama dari cat dinding sampai rata dan dihaluskan dengan amplas
sampai mendapatkan permukaan dinding yang flat. Pekerjaan cat dapat
dilaksanakan setelah mendapat ijin dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.
e. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas / roler
f. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah-pecah harus diulang
dan diperbaiki atas biaya penyedia jasa sampai menghasilkan bidang cat
yang baik.

XIX. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


A. KETENTUAN UMUM
Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal
dan Elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai
berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
 Instalasi listrik
- TDR(Tanda Daftar Rekanan)
- SIKA/SPI dari PLN
- Memiliki Surat Izin Usaha Penunjang ketenagalistrikan bidang
Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga
listrik
b. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan
Instalasi Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini
- Uraian dan Ketentuan teknis
- Gambar-gambar bestek
21
- Ketentuan administrasi
- Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun
lisan.
2. Peraturan dan Syarat-Syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan
Untuk Pemasangan Instalasi
2.1. Untuk Instalasi Listrik
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
- Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
- Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-
PRT/1978).
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 59/PD/1980.
- Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga
Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya,
diantaranya dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
a. Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
b. Standar penerangan buatan didalam gedung-gedung 1978,
Dit. Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan.
c. Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen.
Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
2.2. Untuk Instalasi Plambing
- Pedoman Plambing Indonesia 1979 (PPI 1979)
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan
air buangan : rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Direktorat Teknik Penyehatan).
- Ketentuan dari PAM setempat.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
3.1. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
- Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang
diperlukan kepada Badan / Jawatan yang berwenang untuk
instalasi mekanikal dan elektrikal PLN, PAM, Jawatan
Keselamatan Kerja.
- Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan
yang terpasang.
- Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas
hingga mengenal betul seluruh instalasi.
- Penambahan daya PLN.
- PAM, telepon, penyambungan dan pemasangan (jasa
pengurusan, sesuai kndisi existing).
3.2. Penjelasan Umum Pekerjaan
- Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang
berlaku umum dimana tidak ditentukan lain adalah tetap
mengikat Pemborong dianggap mengetahui ketentuan-
ketentuan ini.
22
- Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi
yang sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus
segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
- Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan, Pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis
harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan
dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas.
3.3. Syarat Mengenai Bahan
- Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.
- Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus
memenuhi syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
- Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan
Pengawas tidak memenuhi syarat, maka Pihak Pemborong
harus segera menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan
menggantikannya dengan yang baik.
3.4. Syarat Keselamatan Kerja
- Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat
keselamatan kerja yang memenuhi syarat-syarat / peraturan
perburuhan, disamping syarat-syarat indikator yang dapat
mengukur / menunjukkan adanya tegangan / arus listrik.
3.5. Serah Terima Pekerjaan
- Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam
penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan
baik oleh Konsultan Pengawas.
- Pada waktu serah terima pekerjaan,Pemborong harus
menghadiri dan memberikan penjelasan-penjelasan sehingga
memungkinkan penerimaan oleh pihak Pemberi Tugas.
3.6. Gambar Revisi
- Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi
instalasi yang dipasang/as built drawing untuk :
a. Arsip Pemberi Tugas (3 set)
b. Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

B. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK


1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan
termasuk testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
- Panel pembagi utama (SDP) + panel Capasitor Bank
- Sub panel
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
- Kabel.
- Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
23
- Kabel pembagi dari MDP ke panel.
- Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
- Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning).
- Penataan.
1.2. Testing dan Commissioning.
1.3. Sertifikat layak Operasi (SLO) untuk instalasi Listrik
2. Elektrode Konduktor Pentanahan
Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan
dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti
pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tahanan
pentanahan maksimal 1ohm.Kontrol box dengan ukuran 40 x 40 cm
dengan tutup beton, pentanahan untuk pengaman harus terpisah dengan
pentanahan netral trafo, generator maupun penangkal petir.
3. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Tinggi dan Rendah
- Panel distribusi utama tegangan menengah harus mengikuti
Standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan-peraturan
IEC dan PUIL.
- Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle PLN ini terdiri
atas panel incoming, outgoing, Lighting Arrester, dan metering
- Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle Pelanggan /
konsumen ini terdiri atas panel incoming, dan outgoing
- Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi
utama tegangan rendah (MDP) dan panel-panel cabang sesuai
gambar Single line diagram.
4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik Tegangan Rendah
- Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk
sub panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
- Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci
tanam jenis master key.
- Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir
dengan jenis cat duco, warna cat akhir abu-abu.
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB ,Disconnecting
switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Schneider,
ABB, Fuji atau sederajat.
b. Kabel
- Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
* MDP NYY
* MDP-Sub Panel NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYY
* Kabel lift, pemadam kebakaran dan pressure fan FRC
(Fire Resistance Cable)
24
- Kabel produksi dalam negeri (Supreme, Kabel Metal,
Kabelindo, Eterna) yang sudah mendapat sertifikat dari
LMK/SPLN.
- Penarikan kabel NYM dalam pipa conduit high impact ex Ega,
Clipsal, bosh ,diatas kabel Tray.
c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures).
Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
* Lampu LED ex Phillips / Panasonic / Osram.
d. Saklar dan Kotak-kontak
Merk yang dipergunakan adalah Schneider Electric, Boss,
Panasonic atau MK.
 Kapasitas kotak kontak 16 amp, dan untuk kotakkontak khusus
16 amp.
 Sakelar harus model tanam, dipasang 150 cm diatas lantai,
kapasitas 10 amp.
 Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
 Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan
tanah (inbow).
 Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai.
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
- Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat
terpasang, aman dan mudah diperbaiki.
- Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan
maksimal 2 Ohm diukur setelah tidak hujan, minimum selama
dua hari.
b. Kabel
* Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel
dan persyaratan umum yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll
untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena
tekukan dan puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus
menunjukkan kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut
serta alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak
boleh ada sambungan.
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel
harus menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan
dipatri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang
pada bagian bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter
kabel.
- Diameter kabel instalsi listrik mimimum berdiameter 2,5
mm².
25

* Kabel dalam bangunan


- Kabel-kabel yang turun ke kotakkontak dan saklar harus
menggunakan konduit high impact Ega/setara.
- Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal
box metal ex LICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut
ditutup dengan las dop/Three M.
- Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur
harus berada di atas rak kabel buatan Interack, Three Star,
Tri abadi atau setara, dengan lebar sesuai yang tertera
dalam gambar.
* Kabel diluar bangunan
- Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm
minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan
lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah
kabel.
- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis medium dengan diameter
2 ½ x penampang kabel.
- Semua kabel yang menuju / keluar dari panel- panel type
outdoor harus didalam pipa Sleeve GIP Medium /PVC
Conduit dia. 2 ½ x dia.Cable.

- Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan


tanah, yang menuju kabel ladder harus dilengkapi /dilindungi
dengan GIP Medium sepanjang lebih kurang 1 m ketentuan
 50 cm bagian yang berada dibawah permukaan tanah
sampai 50 cm dari permukaan tanah.
* Kabel yang dipergunakan adalah Kabelindo, Kabel Metal,
Supreme, Eterna atau sederajat.
c. Lampu-lampu
 Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus
mudah dibuka.
 Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
 Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan
pada arah vertikal maupun horizontal.
6. Commissioning dan Testing
 Kabel-kabel distribusi sebelum disambung keperalatan harus diukur
tahanan isolasinya, menurut peraturan umum instalasi Listrik 2011
(PUIL 2011).
 Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah
dimasukkan, maka jaringan instalasi harus di-test terhadap grup-grup
yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
26
 Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase.
Semua bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama
testing, balancing commission dan perbaikan, atas kerusakan yang
timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada
Pemberi Tugas, Pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-
dokumentasi sebagai berikut:
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing)
yang telah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk
peralatan-peralatan.
2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari
PLN.
2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.
8. Sertifikat Layak Operasi (SLO) instalasi listrik (pemanfaatan tenaga
listrik), Sertifikat Layak Operasi (SLO) genset, dan ijin operasi Genset

XX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 150 hari kalender (5 bulan) sejak
diterbitkannya SPMK.

XXI. PERSYARATAN PERUSAHAAN


Persyaratan kualifikasi Ijin Usaha :
1. Memiliki Akta Pendirian perusahan dan perubahan (apabila ada perubahan);
2. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang dikeluarkan oleh
Lembaga yang berwenang, dan masih berlaku;
3. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau NIB yang dikeluarkan oleh
Lembaga yang berwenang, dan masih berlaku;
4. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi kecil, klasifikasi bidang usaha
bangunan gedung;
5. Memiliki NPWP Perusahaan dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir Tahun 2018;
6. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar,
tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa;
7. Memiliki paling kurang 1 (satu) tenaga tetap besertifikat terampil (SKT) yang
sesuai dengan klasifikasi SBU yang disyaratkan;
8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana,dan pengurus/pegawai tidak berstatu Aparatur Sipil
Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara
yang dapat dibuktikan dengan dokumen resmi;
27
9. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun, dengan melampirkan rekaman Dokumen kontrak dan
rekaman Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang pertama (PHO) dan Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan yang Kedua (FHO).

XXII. PERSYARATAN TENAGA AHLI/TERAMPIL


Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan adalah :

Jabatan dalam Tingkat Pengalaman Sertifikat Profesi/ Jumlah


No pekerjaan Pendidikan Kerja Keahlian (orang)
Minimal (tahun)
Pelaksana SMK Sederajat SKT Pelaksana (TA
1. 3 th 1
Lapangan 022)

DIII Teknik Sipil SKA Ahli Muda K3


2. Ahli K3 3 th 1
Konstruksi (603)

Mandor Pasang SKT Mandor


3. Atap Baja SMK Sederajat 3 th Pemasangan Atap 1
Ringan Baja Ringan (TS 056)

SKT Teknisi Instalasi


Tukang Instalasi
4. SMK Sederajat 3 th Jaringan Tegangan 1
Listrik
Rendah (TE 060)

Tukang Besi SKT Tukang Besi


5. SMK Sederajat 3 th 1
Beton Beton (TS 013)

Tukang pasang SKT Tukang pasang


6. SMK Sederajat 3 th 1
Plafon Plafond (TA 013)

SKT Juru Gambar


7. Juru gambar SMK Sederajat 3 th 1
(TS003)

Tenaga
Sertifikat Ketrampilan
8. Administrasi & SMK Sederajat 3 th 1
Komputer
Logistik

Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan ketentuan


sebagai berikut :
1. Memiliki Ijazah tingkat pendidikan minimal sesuai ketentuan dalam tabel diatas;
2. Memiliki Sertifikat Keahlian SKA, SKT dari Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK) sesuai ketentuan dalam tabel diatas yang masih berlaku;
3. Melampirkan Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) yang harus ditulis
dengan teliti dan benar, dilampiri ditanda tangani oleh personil yang
bersangkutan, dan diketahui oleh pimpinan perusahaan dengan Melampirkan
Kontrak Pekerjaan atau Surat Referensi Kerja Dari pemberi tugas (Pejabat
dinas terkait) atau dengan ketentuan:
28
a. Pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja sejenis yang
dihitung pertahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan Pekerjaan.
b. Melampirkan kontrak pekerjaan yang dijadikan dasar pengalaman/ pernah
dilaksanakan oleh personil sesuai yang tertuang dalam daftar riwayat hidup
atau Referensi pengalaman pekerjaan dari Pemberi Tugas dan harus
sesuai dengan pengalaman kerja sejenis, Bukan berdasarkan Jabatan
yang ditawarkan.
4. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dalam paket pekerjaan
ini, bermaterai, ditanda tangani oleh personil yang bersangkutan, dan diketahui
oleh pimpinan perusahaan;
5. Memiliki identitas diri/KTP.

XXIII. PERALATAN MINIMAL YANG AKAN DIGUNAKAN

JENIS
STATUS KEPEMILIKAN /
NO FASILITAS/PERALATAN/ JUMLAH
DUKUNGAN SEWA
PERLENGKAPAN

1 Stamper 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

2 Pick Up 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

3 Pemotong keramik 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

4 Concrete Mixer 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

5 Generator Set 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

6 Waterpass 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

7 Schafolding 25 Set Milik Sendiri/Sewa

8 Theodolite/Total Station 1 Unit Milik Sendiri/Sewa

9 Alat Bantu : 1 Set Milik Sendiri/Sewa

Gerobag Dorong

Pacul

Ember

Palu

Cetok

Untuk peralatan minimal dalam tabel diatas dilampirkan bukti kepemilikan alat-alat
tersebut (kuitansi dll. apabila milik sendiri), atau bukti perjanjian sewa alat disertai
dokumen pendukung (surat perjanjian sewa alat dilampiri bukti kepemilikan alat
dari pemilik alat yang disewa) untuk masing- masing peralatan lengkap beserta
bukti fotonya. Khusus untuk Theodolite/Total Station dilampirkan juga Sertifikat
Kalibrasi Theodolite/Total Station.
29
XXIV. PENYAMPAIAN METODE DAN RENCANA KERJA
Penyedia Barang/Jasa menyampaikan secara urut uraian :
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan:
Penjelasan tentang tahapan/urutan pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan
secara rinci dan sistematis yang menggambarkan penguasaan calon penyedia
dalam menyelesaikan pekerjaan dilengkapi metode kerja untuk jenis-jenis
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang atau pendukungnya.
2. Metode Rencana Keselamatan Konstruksi ;
Penyedia barang/jasa menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan
manajemen resiko serta penjelasan rencana tindakan.:

No. Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1. Tertusuk Benda Tajam


1. Pekerjaan Persiapan
2. Tertimpa Material

1. Terkena alat Kerja


2. Pekerjaan Tanah 2. Tertimbun Longsoran
3. Terkena Benda Tumpul Besi, Kaca , Paku

1. Terkena Alat Kerja


2. Tertimpa Material Batu, Besi Dll
3. Pekerjaan Pondasi
3. Terkena Adukan Pasangan Beton
4. Terpelosok Galian

1. Terkena Alat Kerja


Pekerjaan Dinding dan
4. 2. Tertimpa Material Batu, Besi Dll
Plesteran
3. Terkena Adukan Pasangan Beton

1. Terkena Alat Kerja


5. Pekerjaan Beton Bertulang 2. Tertimpa Material Batu, Besi Dll
3. Terkena Adukan Pasangan Beton

1. Terkena Alat Kerja


6. Pekerjaan Penutup Atap 2. Tertimpa Material Kerja
3. Terkena Sengatan Tegangan Listrik

1. Terkena Alat Kerja


Pekerjaan Plafond dan
7. 2. Tertimpa Material Kerja
Penggantung
3. Terkena Sengatan Tegangan Listrik

1. Terkena Alat Kerja


Pekerjaan Pintu dan Jendela
8. 2. Tertimpa Material Kerja
Beserta Asesorisnya
3. Terkena Sengatan Tegangan Listrik

1. Terkena Alat Kerja


Pekerjaan Pelapis Lantai &
9. 2. Tertimpa Material Kerja
Dinding
3. Terkena Serpihan Material
30
1. Terkena Alat Kerja
Pekerjaan Cat dan
10. 2. Terkena material cat
Waterproofing
3. Terhirup gas material cat

Pekerjaan Saniter dan


11. 1. Terkena Alat Kerja
Plumbing

1. Terkena Alat Kerja


Pekerjaan Mekanikal
12. 2. Tertimpa Material Kerja
ELektrikal
3. Terkena Sengatan Tegangan Listrik

1. Terkena Alat Kerja


13. Pekerjaan Pagar Samping 2. Terkena/tertusuk Material Batu, Besi Dll
3. Terkena Adukan Pasangan Beton

1. Terkena Alat Kerja


Pekerjaan Pembuatan Rumah
14. 2. Terkena Material Batu, Besi Dll
Genset

3. Metode Kendala dan Solusinya;


Penjelasan tentang kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan berikut
dengan solusinya serta menjelaskan tentang kendali mutu pekerjaan.

4. Metode Sistem Pelaporan dan Serah Terima Pekerjaan.


Penjelasan tentang metode sistem pelaporan dalam pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan serah terima pekerjaan pertama.

XXV. MENYAMPAIKAN JADWAL WAKTU PELAKSANAAN


Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan menggambarkan rencana kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk Kurva S dan Network Planning. Rencana
jadwal mobilisasi, penggunaan material/bahan serta personil secara terinci sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam bentuk Barchart.

XXVI. MENYAMPAIKAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN YANG AKAN


DIKERJAKAN
1. Penyedia Menyampaikan Surat Peryataan bermaterai akan melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dalam Dokumen Pemilihan.
2. Untuk spesifikasi teknis pekerjaan dibawah dilengkapi brosur dan surat
dukungan dari pabrikan/supplayer:
a. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan,
b. Pekerjaan Penutup atap genteng Beton
c. Pekerjaan Lantai Keramik,
d. Pekerjaan Alumunium untuk Pintu dan Jendela beserta asesorisnya
3. Untuk pengiriman bahan material proyek ke lokasi pekerjaan dengan kapal
dilampiri surat dukungan dari agen pengiriman kapal.
31
XXVII. PEKERJAAN LAIN – LAIN
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan pembuatan pagar dan pintupagar samping serta
pembuatan rumah genset.
2. Pelaksanaan pekerjaan lain-lain menyesuaikan gambar rencana dan kondisi
bangunan existing. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini penyedia jasa harus
membuat shop drawing dan ijin pasang / request untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi dan Konsultan Pengawas.
3. Segala kerusakan yang diakibatkan kesalahan pemasangan dan atau
pengerjaan oleh penyedia jasa menjadi tanggungjawab penyedia jasa untuk
memperbaiki dan atas biaya dari penyedia jasa.
4. Penggunaan bahan – bahan yang tidak sesuai dengan syarat – syarat yang
tercantum dalam RKS ini, akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas
perintah Direksi dan semuanya menjadi resiko pemborong.
5. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan – bahan yang didatangkan dan
Direksi lapangan minta penyelesaian pemeriksaan pada laboratorium bahan
bangunan tersebut, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
pemborong.
6. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam bestek ini maka
akan dibetulkan dalam Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan dituangkan
dalam berita acara aanwijzing.
7. Apabila ada perbedaan antara gambar bestek, RKS dan gambar skala kecil
dengan skala besar harus dikonsultasikan kepada Direksi.
8. Segala perubahan yang ada dalam pelaksanaan, kontraktor wajib membuat
shop drawing maupun as build drawing yang disahkan/disetujui oleh semua
pihak yang terkait, dan diserahkan ke pihak pengguna sebelum P H O (Serah
Terima Pekerjaan I)

XXVIII. PENUTUP
1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, kontraktor diwajibkan pula
mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan dalam al ini Bill Of Suantity (BQ)
yang disampaikan kepada peserta lelang sebagai ancar-ancar perhitungan
dimana penyedia jasa wajib menghitung ulang RAB penawaran berdasarkan
gambar gambar, RKS dan erubahan-perubahan yang tertuang dalam berita
acara aanwijzing.
2. Sebelum melaksanakan tiap item pekerjaan, penyedia jasa diharuskan
mengajukan ijin pasang / request dengan dilampiri shop drawing dan
perhitungan back up volume pekerjaan kepada Direksi dan Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.

3. Penyedia jasa diharuskam mebuat time schedule, laporan harian, mingguan


dan bulanan serta shop drawing dan asbuilt drawing yang dilengkapi dengan
dokumentasi tiap progress pekerjaan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi dan konsultan Pengawas.
4. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, penyedia jasa harus melakukan
pengecekan pada tiapp bagian pekerjaan yang belum sempurna bersama
Direksi dan Konsultan Pengawas yang dituangkan dalamBerita Acara check
32
list pekerjaan beserta lampirannya dan segera dilakukan perbaikan oleh
penyedia jasa. Setiap ruangan harus bersih dimana lantai harus dipel,
semua material sisa dan kotoran harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan,
kusen, pintu, jendea dan kaca harus bersih dari kotoran sehingga bangunan
dapat segera ditempati dan berfungsi optimal.
5. Meskipun telah diawasi dan dikontrol oleh Direksi dan Konsultan Pengawas
bila terjadi penyimpangan dari ketentuan teknis / bestek dan gambar
rencana menjadi tanggung jawab penyedia jasa untuk menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin.
6. Penyedia jasa harus menyediakan pelapis lantai, dinding dan cat dalam
jumlah cukup yang sejenis kepada Direksi sebagai cadangan dimana
material tersebut harus sudah diserahkan pada saat serah terima pertama
pekerjaan (PHO).
7. Selama masa pemeliharaan penyedia jasa harus melakukan perawatan dan
memperaiki segala cacat / kekurang sempurnaan pekerjaan / kerusakan yang
terjadi, sehingga sebelum dilaksanakan Serah Terima Pekerjaan Kedua
(FHO) pekerjaan telah benar-benar baik sesuai dengan rencana.
Apabila syarat-syarat administrasi umum dan teknis masih terdapat kekurangan
akan digunakan ketentuan dan peraturan yang berlaku serta akan diadakan evaluasi
bersama.

Anda mungkin juga menyukai