VIl
SYARAT-SYARAT TEKNIS
1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden RI No 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
d. Keputusan Presiden RI No. 70 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan Presiden RI No 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
e. Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
g. Peraturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada
Bangunan Umum dan Lingkungan
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
k. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
l. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, BQ dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan.
Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara
gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan /melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail yang diikuti.
Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila
terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan
/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi
karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka
gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan
perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi
apapun dari pihak-pihak lain.
Pasal. 2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1 PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolah Baru SMK Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Anggaran
2010 mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan sampai dengan pembersihan/ pemberesan
halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan dengan jenis pekerjaan secara umum adalah:
- Pondasi : Batu belah
- Kerangka bangunan : Beton Bertulang
- Dinding : Bata merah diplester
- Lantai : Keramik 30 x 30 cm polos
- Kosen : Kayu bangkirai
- Daun pintu, Daun Jendela : Rangka kayu Bangkirai
- Langit-langit : Menggunakan Etemit Saflex
- Atap : Genteng Pres ex. Kebumen
- Lisplank : Kayu bangkirai
- Nok / Jurai / Usuk / Reng : Kayu Bangkirai
- Kuda-kuda/Gording/Murplat : Kayu Kruing
- Konsol tritis : Beton bertulang
- Adukan Spesi pasangan : Menggunakan mesin molen
3.2. UKURAN.
1. Ukuran satuan yang digunakan didalam pekerjaan ini semua dinyatakan dengan Cm , kecuali untuk bahan -
bahan besi / baja dinyatakan dalam mm
2. Duga lantai (permukaan lantai) bangunan akan ditetapkan saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi dan Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa diwajibkan membuat titik duga di atas
tanah bangunan dengan tiang kayu ukuran 10 x 10 Cm , setinggi peil lantai bangunan didekatnya yang akan
dipakai sebagai patokan kurang lebih 0,00 pada lantai bangunan . Titik duga harus dijaga kedudukannya serta
tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelun mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
4. Memasang papan bangunan (bouwplank / papan piket).
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawas Untuk papan-papan piket
menggunakan kayu kalimantan.
b. Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 5/7 Cm atau dolken dan tidak
mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran - ukuran dan sudut siku - siku harus diperhatikan ketelitiannya dan hal ini menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
4.3. PEMADATAN.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemadatan kembali tanah yang selesai diurug dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan peninggian untuk pembentukan tanah.
5.4. PLESTERAN.
a. Pada dasamya spesi untuk plesteran sama dengan campuran spesi untuk pekerjaan pasangannya.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu,
kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan retak - retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester permukaannya harus dikasarkan lebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran tidak pecah - pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 Cm dan tidak boleh kurang dari 1 Cm, kecuali plesteran beton tebal
maksimum 1 Cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga tidak terjadi retak - retak
atau pecah dengan hasil halus dan rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus halus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan bidang lainnya.
h. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1 PC: 3 PC.
i. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang, sedang
sponengan / tali air halus dan baik.
6.2. TULANGAN.
a. Membengkok dan melumskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin, beton
tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
b. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain yang mengurangi daya rekat.
c. Jumlah luas penampang besi beton harus sama seperti tercantum dalam gambar dan perhitungan. Bila dipakai
besi beton lums, maka jumlah batang - batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi /
dalam hal ini harus dimintakan persetujuan secara tertulis tertebih dahulu.
d. Tulangan harus dipasang sedemikian mpa sebelum dan selama pengecoran tidak berubah kedudukannya.
e. Tulangan sengkang / beugel tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan.
f. Ukuran besi beton harus asli dan disesuaikan dengan ukuran yang ada di-perdagangan.
6.3. BAHAN-BAHAN
a. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari segala merek yang ada diperdagangan (Sekwalitas Semen
Nusantara) dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton tersebut diatas.
b. Agregat halus (butiran pasir).
Agregat halus keras, bebas lumpur, bersih dari / tidak boleh tercampur tumbuh - tumbuhan, biji-bijian, akar-
akaran yang nantinya akan merusak bentuk / kwalitas beton sehingga mempengaruhi penggunaan bahan
material lembar akhir Bestek ini.
c. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan - bahan yang bersifat merusak beton
dan baja tulangan atau campuran, yang mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya air yang dipakai untuk
mengaduk beton adalah air bersih dapat diminum.
6.6. PENGECORAN.
a. Untuk pengecoran beton harus mendapatkan ijin dari Pengawas Lapangan.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.
b. Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai haruss dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas
seperti ukuran yang telah tercantum di atas.
6.7. PEMBONGKARAN.
Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Mengetahui / Mengesahkan :
Pejabat Pembuat Komitmen
Pembangunan Gedung Sekolah Baru
PRIYATMADI,S.Pd.M.Pd
NIP. 1969 0317 199403 1 005