DINAS PERHUBUNGAN
Alamat : Jln. Tgk. Chik Ditiro Km. 111 Telp. (0653) 22799 Kode Pos 24151 Sigli
A. SPESIFIKASI UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pembangunan Pagar Gedung UPPKB Dinas Perhubungan
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada GAMBAR, BQ, dan RKS yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup Pekerjaan
a. Pembesihan lokasi Kerja.
a. Pembuatan papan nama proyek.
b. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
Persyaratan Bahan
a. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampungan air. Air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam SK-SNI T-15-1919-03.
a. Untuk papan nama kegiatan, digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek di cat putih.
b. Bahan bowplank dipakai tiang kayu meranti 5/7 cm dan papan meranti ukuran 2/20cm.
c. Untuk alat-alat kerja diutamakan digunakan bahan setempat.
Persyaratan Peralatan
Pedoman Pelaksanaan
a. Pembersihan lokasi keliling lokasi
Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala sesuatu yang dapat menganggu.
Persyaratan Bahan
a. Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.
b. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta
sampah lainnya.
Pedoman Pelaksanaan
a. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu setelah selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Bentuk galian
dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar bestek. Apabila ditempat
galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon, atau yang lainnya yang masih
berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi
yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Galian-galian
untuk saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam
gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus
memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar
setelah pondasi selesai. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda pubakala,
maka kontraktor wajib melaporkannya kepadapemerintah setempat.
b. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
c. Urugan bekas galian pondasi, diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum
15 cm, lalu disiram dengan air sampai merata kemudian ditumbuk sehingga mencapai
kepadatan yang optimum. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya
dan dipadatkan kembali seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai tidak ada
penurunan/penyusutan. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pondasi mengeras.
d. Dibawah pondasi, diurug dengan pasir setebal sesuai dengan gambar rencana dan dipadatkan.
5. PEKERJAAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pondasi,
sesuai dengan gambar-gambar rencana antara lain :
a. Pondasi pasangan batu kali/batu belah.
b. Pondasi beton
Persyaratan Bahan
a. Untuk pekerjaan pasangan pondasi batu kali/gunung digunakan batu yang berukur maksimum
10 cm-20 cm, berwama abu-abu hitam dan tidak berpori.
b. Pasir dan kerikil yang digunakan harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik,
lumpur, dan sejenisnya menurut PBI-1971.
c. Semen yang digunakan Portland Cement jenis I menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S-
400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NT 8
tahun 1972). Sangat diharapkan semen yang dipergunakan menurut urutan kedatangannya
untuk menghindari pengerasan semen yang lebih awal datangnya.
Pedoman Pelaksanaan
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as
pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan diminta persetujuan Direksi tentang
kesempurnaan galian.
Dibawah dasar pondasi di urug dengan pasir urug setebal sesuai dengan gambar bestek lalu
dipadatkan sebagai lantai kerja. Di atas pasir, dipasang aanstamping/batu kosong yang disusun
sedemikian rupa setebal 10 cm disiram dengan pasir dan air sampai padat dan celah-celah batu
berisi seluruhnya.
Untuk pemasangan batu kali/gunung dipakai spesi 1 Pc : 4 Ps, dan tidak dibenarkan batu
kali/gunung bertumpuan atau beradu satu dengan yang lain tanpa spesi.
Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai dengan gambar dan gambar detail.
Campuran yang digunakan ádalah :
➢ Pondasi beton cor 1 pc : 2 ps : 3 kr (K-225).
➢ Pondasi batu gunung / batu belah dibuat dengan adukan 1 Pc : 4 Ps.
Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919 dan PBI-1971.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahanbahan Organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Besi Beton.
Baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak minyak, karat lepas dan bahan lainnya yang
dapat merusak beton. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus
dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar
dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jumlah besi pesatuan panjang atau jumlah besi
ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Ukuran diameter tulangan besi tidak boleh ditukar dengan ukuran atau mutu
yang lain.
Pedoman Pelaksanaan:
Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka sebagai pedoman
tetap dipakai SK SNI T-1 5.1991.03.Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi
apabila ada perbedaan yang di dapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
Persiapan peralatan
Semua peralatan untuk pencampuran dan pengangkutan beton harus bersih.
Semua sampah atau kotoran harus dihilangkan dari cetakan yang akan di isi beton.
Cetakan harus di lapisi dengan zat pelumas permukaan sehingga mudah dibongkar.
Bagian dinding bata pengisi yang akan bersentuhan dengan beton segar harus dalam kondisi
basah.
Tulangan harus benar-benar bersih dari lapisan pengganggu. Adukan beton
Semua bahan beton harus di aduk secara seksama dan harus dituangkan seluruhnya sebelum
pencampur di isi kembali.
Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan jenis pencampur yang telah disetujui
oleh direksi.
Mesin pencampur harus di putar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik pembuat.
Pencampuran harus dilakukan terus-menerus selama sekurang-kurangnya 1½ menit setelah
semua bahan berada dalam wadah pencampur.
Nilai slum untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1991.03
Pengantaran
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh direksi.
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan antara beton yang sudah di cor dan yang akan dicor.
Beton harus diantarkan dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran dengan cara- cara yang
dapat mencegah terjadinya pemisahan atau hilangnya bahan serta harus disetujui oleh direksi.
Peralatan pengantar harus mampu mengantarkan beton ke tempat pengecoran tanpa
pemisahan bahan dan tanpa sela yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas campuran.
Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki
yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton
dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi zat additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh
dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
Sebelum pengecoran dilakukan haus diperhatikan spasi jarak tulangan dan mal beton
dan selimut beton minimal 2 cm.
Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya
segregasi akibat penanganan kembali atau segregasi akibat pengaliran.
Beton yang telah mengeras sebagian atau beton yang telah terkontaminasi oleh bahan lain
tidak boleh digunakan untuk pengecoran.
Permukaan atas cetakan vertikal (sloof, balok latai, ring balok) secara umum harus datar.
Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan peralatan yang
sesuai (vibrator) selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi sekeliling tulangan
seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.
Perawatan beton
yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14
(empat betas) hari.
Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar selama masa
perawatan.
Beton harus selalu dibasahi dengan air untuk mengurangi retak, terjadinya selah-selah pada
sambungannya.
Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut di atas harus dirawat dengan
air atau ditutupi dengan membran yang basah.
Pembongkaran Cetakan
Cetakan beton baru dapat dibongkar atas persetujuan direksi.
Cetakan beton harus dibongkar dengan cara-cara yang tidak mengurangi keamanan dan
kemampuan layan struktur.
Bekas cetakan beton untuk bagian konstruksi yang terendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum di laksanakan pengurugan kembali.
Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan halus
dibidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar, semua
bidang-bidang tonjolan harus dipahat sedangkan lekukan dan lubang-lubang harus di isi
dengan adukan satu semen dan satu pasir.
Hasil pekejaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil permukaan yang tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kemabli sebagian atau seluruhnya menurut petunjuk
direksi. Untuk selanjutnya diganti atas resiko pemborong.
7. PEKERJAAN PASANGAN
Lingkup Pekerjaan
Pasangan bata
Pemasangan bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh yang tertera dalam gambar bestek.
Persyaratan Bahan
Bata
Mutu bata yang digunakan dan jenis klas I menurut M 10 dengan bentuk standar batu bata
adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak
menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dan tanah hat dengan atau
campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak bancur bila direndam air.
Pasir Harus terdiri dan butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur
tidak boleh melebihi 5 % berat
Pedoman Pelaksanaan
a. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat.
Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai
didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
b. Hubungan bata dengan kolom harus dipasang besi angker sesuai dengan gambar rencana.
c. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan
syarat:
Semua pasangan bata harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm,
dari pasangan bata yang telah selesai
d. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata
setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut
e. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak
bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar
diberi kolom-kolom yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding
f. Dalam mendirikan bata yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara
terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
g. Pasangan bata papan harus diserut pada kedua sisinya dengan sambungan yang ditentukan dalam
gambar detail.
8. PEKERJAAN PLESTERAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan tempat lain sesuai
dengan gambar bestek.
Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.
Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, terlebih dahulu :
Batu bata dibersihkan dari semua kotoran.
Batu bata dibasahi dengan air.
Semua siar permukaan batu bata dikorek sedalam 0.5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan
baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1Pc : 2Ps, sedangkan plesteran bata
lainnya dipergunakan campuran 1Pc : 4Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan
plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00
cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu Panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.
d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat dan plesteran baru harus rata dengan sekitamya).
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran.
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Kontraktor diwajibkan membuat laporan berskala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan
segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
Kontraktor diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pada
pekerjaan selesai 100%. Syarat-syarat foto dokumentasi :
a. Tiap unit bangunan diambil dari 4 arah.
b. Gambar menyeluruh pandangan dari 4 arah.
c. Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut pengambilan pertama.
Kontraktor harus menyerahkan pada pemilik berupa as built drawing. As built drawing merupakan
gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu
setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali dalam bentuk kalkir atau ketas dengan ukuran
kertas minimal A3.
Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam gambar rencana, RKS, ataupun dokumen
dokumen lainnya, yang tenyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang
sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktoratas perintah tertulis dari
pihak pemilik.
Pekerjaan Penyempurnaan Setelah pekerjaan selesai, pemborong wajib melaksanakan
pembersihan dan pemeliharaan komplek bangunan ini dari segala kotoran, bekas sisa bahan
sehingga saat penyerahan pekerjaan akhir.
Penutup
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini dibuat untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan segala sesuatu yang belum diatur dan diuraikan dalam
penjelasan ini akan dijelaskan kemudian oleh pihak Direksi/Pengawas.