2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan dilapangan Kontraktor harus
menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada dilapangan, tenaga kerja yang
terampil dan cukup jumlahnya.
b. Penyedia alat-alat Bantu :
Alat pengangkut, Alat Pemadat serta peralatan lainnya yang
digunakan harus selalu tersedia dilapangan sesuai kebutuhan.
c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dilapangan dengan jumlah yang
cukup.
d. Perlengkapan keselamatan proyek
e. Barak-barak kerja ( Direksi keet )
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta
mengikuti petunjuk pemimpin Kegiatan / Direksi dan Pengawas.
XII.2 LOKASI PEKERJAAN
1. Lokasi pekerjaan : Kecamatan Petarukan selanjutnya mengenai detail
lokasi pekerjaan ini akan ditunjukkan oleh Pengguna Anggaran.
Persyaratan Pekerjaan:
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan , foot
plat dan saluran serta pekerjaan galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar
kerja.
1. Pelaksanaan :
a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja dan
disetujui, Direksi/Pengawas.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal
1 meter dari tepi lubang galian
c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar. Untuk
ini Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap pakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi
pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan
dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan
pasir, dan dipadatkan biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban
Kontraktor.
A. PEKERJAAN PASANGAN
a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan pemasangan batu kosong, pemasangan pondasi batu belah
serta seluruh detail yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar.
b) Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan
Harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen.
2. Pasir Pasangan
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBBI 1984. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur
tanah liat, kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pondasi.
4. Air
Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-pasal 10. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari
bahan kimia yang dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan pondasi dimulai harus se izin dari Direksi/pengawas
2. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom dan stek tulangan ke
sloof yang menembus pondasi.
3. Pemborong harus memperhatikan Ketinggian pondasi terhadap dasar lantai
bangunan.
4. Adukan yang digunakan adalah 1 Pc : 5 Ps sesuai dengan PUBB. Pemasangan
sesuai dengan ukuran di dalam gambar atau atas petunjuk pengawas. Batu harus
dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan selapis demi selapis
sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang
kuat.
B. PEKERJAAN BETON
1. Foot Plat 75 x 75 cm
2. Sloof 15x20 cm
3. Kolom 15/15 cm
1. Persyaratan umum :
Mutu beton K.175 yang digunakan untuk, Foot Plat 75 x 75 cm, Sloof, Kolom, menggunakan
beton manual, selanjutnya diberikan test beton untuk mengetahui mutu beton tersebut dan
job mix formula diberikan kepada konsultan pengawas.
b. Tulangan
Sebelum besi beton terpasang rekana menyertakan uji tarik besi beton
Ukuran tulangan yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana, dan telah
mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam
keadaan dingin, batang tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar.
Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya
rekat
Jumlah luas penampang beton harus sama seperti yang tercampur dalam gambar dan
perhitunganya.Bila dipakai besi beton lurus, maka jumlah besi batang-batang harus ditambah
sehingga jumlah yang ditentukan ter penuhi/dalam hal ini harus dimintakan persetujuan
secara tertulis terlebih dahulu.
Tulangan sengkang/ begel tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpukan.
Melampirkan Dukungan dari Distributor/Suplier Besi Beton yang akan digunakan di
lapangan (Dengan ukuran besi Ulir Diameter 19, besi Ulir Diameter 16 dan besi Polos
Diameter 10 dan Besi Polos Diameter 8), dilampiri SIUP dan Keterangan Domisili
Distributor/Suplier Serta melampirkan Uji Tarik Besi dari Laboratorium Independent
(Perguruan Tinggi/ Balai PU) atau dari Pabrikan yang Terakreditasi.
2. Bahan – Bahan :
a. Semen
Semen yang dipakai harus Portland dari segala merk yang diperdagangkandan yang segala hal
memenuhi persyaratan beton tersebut diatas (kualitas semen nusantara)
b. Agregat halus (butiran pasir )
Agregat , halus keras, bebas Lumpur,bersih/tidak boleh tercampur tumbuh-tumbuhan, biji-
bijian,akar-akaran yang nantinya akan merusak bentuk dan kualitas geton hinngga mempengaruhi
enggunaan bahan mataterial lembar akhir bestek ini.
c. Air
Air untuk adukan dan perawatan beto harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang bersifat
mmerusak beton dan baja tulangan atau campuran yang mmempengaruhi daya rekat
semen .sebaiknya air yang dipakai untuk mengaduk beton adalah air yang bersih dapat diminum.
3. Persiapan Pengecoran.
a. mulai mengecor harus sepengetahuan dan seijin Direksi Proyek dan Konsultan Pengawas.
b. Sebelum mengadakan penngecoran semua cetakan/ begesting harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
c. Cetakan/begesting harus datar dan tegak lurus, tidak ada yang bocor dan harus kokoh sehingga
posisi dan kedudukanya tidak berubah, tidak bergetar maupun bergeser pada waktu dan setelah
pengecoran, tetapi mudah dibongkar.
d. Perubahan/penambahan penulangan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan dengan gambar
kerja harus sepengetahuan dan persetujuan Direksi.
4. Pengecoran
a. untuk pengecoran beton harus seijin Direksi.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
c. Takaran harus baik dan kuat, sebelum dipakai harus dimintakan persetujuan seperti ukuran yang
telah tercantum diatas.
d. Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai peraturan yang berlaku, minimal setelah beton
mencapai umur 28 hari setelah pengecoran.
C. PEKERJAAN BESI
1. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kolom dan Rangka Atap
Sebelum besi baja terpasang rekanan menyertakan uji mutu besi baja dan kuat tarik
besi baja. Bentuk kolom dengan dimensi Kolom baja IWF 200x100x4,5x7 mm, Pengikat
antar Kolom baja hollow 50x50x2.3 mm, Plat Besi Dudukan IWF dan Besi Pipa dengan tebal
10mm, rangka atap baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek,
Kuda-kuda dirakit/dipasang menurut bentuknya semua lubang baut atau lubang yang dibuat
untuk alat sambung lainnya harus dicocokan sehingga dapat dibaut dengan mudah. Pengunaan
drip untuk penyetelan lubang harus dilakukan dengan baik sehingga tidak merusak baja atau
memperbesar lubang Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur
didirikan. Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum struktur dijajarkan, diratakan,
ditegakkan, dan dibaut sambungan sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpindahan
posisi pada saat mendirikan atau menyetel bagian struktur berikutnya. Hasil pemasangan
rangka kuda-kuda harus disetujui oleh Konsultan
b. Gording
Gording dibuat dari profil C 60x30x2.3 mm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Titik-titik
sambungan pada gording tidak boleh dibuat pada posisi satu garis lurus melainkan secara
selang-seling atau zig-zag. Gording harus dijangkarkan dengan sempurna kekaki kuda-kuda
dengan bantuan profil siku 100x100x50 mm dan alat sambung las
c. Angkur/baut
Semua pekerjaan angkur dan baut dengan ukuran sesuai dengan gambar detail dan
petunjuk pengawas.
d. Perancah/Scaffolding
Scaffolding sesuai dengan SNI dengan memenuhi standar keamanan.
e. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Konsultan pengawas dan direksi, dan menggunakan mesin las
listrik/genset. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil
pengalaman yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja ber tingkat. Permukaan bagian
yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus
dibersihkan dan disikat. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan las dimana terjadi
banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan
berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag danpercikan-
percikan logam yang ada. Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm.
f. Baud Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Konsultan pengawas
dan direksi. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis,
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali
tidak diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus
sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut Hitam HTB, kecuali
ditentukan lain dalam gambar. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter
baut. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Baut
harus dilengkapi dengan 2 ring,
masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Untuk menjamin pengencangan baut yang
dikehendaki, maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna
menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
g. Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak
diperkenankan.
D. PEKERJAAN ATAP
1. Atap Galvalum
Atap Galvalum yang digunakan adalah Atap Galvalum dengan ketebalan 0.3 mm kualitas
baik dengan warna natural. Jarak pemasangan Atap Galvalum dipasang sedemikian rupa
dengan ukuran tertentu sehingga tidak tempias yang mengakibatkan cepat rusak dan terjadi
kebocoran. Tampak luar susunan Atap Galvalum harus rapih.
2. Pasang Talang, galvalum
Talang dan lisplank yang digunakan adalah Galvalum dengan ketebalan 0.3 mm kualitas
baik dengan warna natural. Jarak pemasangan talang dan lisplank Galvalum dipasang
sedemikian rupa dengan ukuran tertentu sehingga tidak tempias yang mengakibatkan cepat
rusak dan terjadi kebocoran. Tampak luar susunan talang dan lisplnak Galvalum harus rapih.
F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
MCB serta kelengkapannya.
Pentanahan / Grounding
Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang tertanam dalam
tembok, plat beton, plafond dan lain -lain.
Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar
c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala.
3. Jenis Bahan
a. Panel tegangan rendah
1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN serta mengikuti per a-
turan IEC dan PUIL.
2) Panel harus dibuat dari plat besi dengan tebal 2 MM dan seluruhnya harus di
Zinchromat di duco 2 kali dengan cat bakar, warna abu -abu, pintu dari Panel
tersebut harus dilengkapi dengan Master Key.
3) Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen -komponen harus diatur
sedemikian rupa sehingga apabila diperlukan pada waktu perbaikan dan pe n-
yambungan komponen-komponen yang dimaksud dapat dengan mudah di l-
aksanakan tanpa mengganggu komponen yang lainnya.
4) Setiap Panel harus mempunyai 5 (lima) Busbar Copper yang terdiri dari 3 (tiga)
Busbar Phase K-S-T 1 (satu) Busbar Netral dan 1 (satu) Busbar Grounding.
Besarnya Busbar harus diperhitungkan besar arus yang akan mengalir dalam
Busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu lebih dari 65 derajat Celcius. Setiap
Busbar Copper harus diberi warna sesuai peraturan dari pihak PLN.
5) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperl u-
an dan komponen-komponen pengaman yang digunakan harus sesuai dengan
gambar.
b. Kabel - kabel
6) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6
KA dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standar yang
diizinkan.
7) Pada perinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYM dan
NYA untuk kabel penerangan.
8) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
9) Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 MM.
KESELURUHAN
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini
kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, perintah Direksi,baik sesudah atau selama berjalanya
pekerjaan, serta perubahan-perubahan didalam berita acara anwijizing.
Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur
oleh konsultan pengawas dengan dibuat berita acara yang disahkan oleh pengelola kegiatan/ Direksi
Pemalang, 2019