Anda di halaman 1dari 26

CONTOH STANDAR METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

KONSTRUKSI GEDUNG

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR URUG
III PEKERJAAN PASANGAN & BETON
IV PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
V PEKERJAAN KAP, PENUTUP ATAP
VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
VII PEKERJAAN PENGECATAN
1. 2. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan
1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus
telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta
kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai
pekerjaan.
3. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan
penempatan bahan / material dan lalu lintas.
4. Situasi dan Ukuran-ukuran
1. S i t u a s i

v Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal yang harus
dipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.
v Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan pekerjaan
serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor.
v Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
1. U k u r a n
• Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk
ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS)
pekerjaan ini.
• Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam
gambar-gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan
ukuran / gambar-gambar sebelum berkonsultasian dari Direksi.
• Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan
patokan.
• Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai
kesepakatan dalam peninjauan lokasi.
• Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.
• Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan
kedalaman.
• Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan
dengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus selalu berpedoman
pada titik duga patok (peil nol).
• Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih dahulu
mengambil Foto Nol.

1. Pekerjaan Pembersihan
1. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan
lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembanguna.
2. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga
tidak merusak struktur tanah.
3. Memasang Papan Bouwplank
1. Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan
kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.
2. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain
harus dibicarakan dan mendapat persetujuan dengan Direksi.
3. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
2. 3. PEKERJAAN TANAH & PASIR
1. Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbungan (Fill).


1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai
bangunan, penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil sesuai dengan gambar
rencana.
1. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
1. Galian Tanah
1. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti
tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat
persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
2. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank
dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
3. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar
(tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
4. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

1. U r u g a n

a. Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali
eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.
1. 4. PEKERJAAN PONDASI
1. Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar diikuti
berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas
1. Lingkup

Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang mengandung
lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
Ketentuan-ketentuanPondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu
baek yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar
rencana.
2. Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan
permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga
diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini
harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan
lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
3. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat
baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa
saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat
dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan
dengan gambar rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan
pondasi.

1. 5. PEKERJAAN BETON
1. Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk
menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat
bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan
beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
1. RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef. Molom, kolom praktis
dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.
C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Bahan
1. Portland camen

- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan


dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam
keadaan fresh (belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat
penyimpangan bahan tersebut.
1. Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih,
tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat
menurungkan mutu beton.
1. Kerikil/Batu Pecah

- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.


- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syarat
kekerasannya.
- Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
1. Pasir

- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.


- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang
baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
1. Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI
71.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat seperti
serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk
gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh
seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
1. Kayu

- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus
mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,
mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai
harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.
1. Pengecoran Beton

• Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr :
5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas
keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.
• Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K -225.
Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
• Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada
K-225.
• Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.
• Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui oleh
Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga
kerja.

1. Pekerjaan Besi beton

• Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton
yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter
tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak
diperkenankan.
• Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi.
Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya
lekatnya pada beton.
• Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan
diameter minimum 1mm.
• Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.

1. Berkesting dan Acuan

ü Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun acuan
yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
ü Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
ü Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
ü Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14
(empat belas) hari.
1. 6. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP
1. Penjelasan Umum

Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu baik, pekerja yang
terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik.
1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan seluruh detail yang
disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi / Pengawas.
C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
• Bahan atap yang dipakai adalah atap Genteng metal roof dan Nok mental roof dengan
kualitas Baik stadart SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana. Pemasangan atap harus
sesuai dengan petunjuk teknis pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
• Untuk rangka atap menggunakan Kayu Kls 11 sesuai dengan syarat-syarat, Sambungan-
sambungan dilengkapi beugel / mur / baut / plat penyampung sesuai gambar rencana.
• Balok Gording menggunakan kayu Kls 11

• Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-11 dengan ukuran 2/25 cm.

1. 7. PEKERJAAN LANTAI
1. Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar rencana. Warna dan motif
berdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas.
1. Ruang Lingkup

Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi /
konsultan pengawas.
C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
• Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.

Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah semua Pekerjaan-
pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan. Sebelum pemasangan keramik
lantai, harus direndam dalam air sampah jenuh.
• Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak, gelombang-
gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi ubin keramik harus
siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm
ke kanan dank ke kiri.
• Bahan lantai gedung digunakan keramik 40 x 40 cm sedangkan pada jenis keramik
kualitas KW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk Direksi.
• Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-benar ahli dan
harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Naad harus didisi
dengan bahan grouting / pasta semen / okker yang warnanya disesuiakan dengan warna
ubin yang dipakai. Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin
keramik dipasang serta celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan pengisi. Segera
setelah pengisian naad dengan semen, permukaan lantai harus segera dibersihkan agar
tidak terdapat noda bekas semen.
• Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya
akibat dari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti sehingga memuaskan
Direksi.

1. 8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, untuk mendapatkan hasil yang baik.
1. Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material, perlengkapan/peralatan dan
melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beropersai secara sempurna.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang
sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT dan
Surat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai
peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.
- Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen listrik
termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit, panel listrik dan
pengetesannya.
- Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.
C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
• Material

- Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara. Tipe armature
aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu lainnya seperti yang ditujukkan dalam
gambar..
- Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK atau.
- Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M, legrand atau yang
sekualitas.
- Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau yang sekualitas.
Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.
- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yang
benar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Kontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain :
- Kabel,
- Stop kontak,
- Saklar,
- Lampu (setiap jenisnya),
- Konduit, Ballast, dll
1. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :

• Material

- Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau sekualitas.
Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.
- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yang
benar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
kontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain : Pipa, Konduit,
Ballast, dll.
9. PEKERJAAN CAT
1. Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, serta tenaga yang terampil untuk mendapatkan hasil
yang baik.Ruang Lingkup
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan yang kelihatan seperti yang disebutkan /
ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan petunjuk Direksi/ konsultan
pengawas.
C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
- Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaannya harus diberi acian semen dan
dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan dinding harus
digosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi bagian-bagian permukaan tembok
berlubang dan yang terdapat celah-celah kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan
menjadi halus lalu dicat paling sedikit tiga kali.
- Untuk Pekerjaan pengecatan kolom menggunakan cat tembok merk Metrolite atau setara,
warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi/ Pengawas.
- List plank dan semua Pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/Besi sekualitas
produk Avian, Glotex atau yang setara.
Keseluruhan Warna Pengecatan akan ditentukan kemudian oleh Direksi/Pengawas.
10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajib
membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela,
plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan
yang diperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan
pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.
11. MASA PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material yang
tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item pekerja
yang telah dikerjakan.
12. KETENTUAN TAMBAHAN
A. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam RKS ini
atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka pemborong wajib
menyelesaikan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.
B. Selain Bestek ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan bahan dan
mutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan pembangunan termasuk pula sebagai pedoman penyelenggara pekerjaan yang harus
ditaati oleh Rekanan. Satu dan lain-lain menurut petunjuk Unsur Teknis yang tidak bertentangan
dengan uraian dan syarat-syarat ini

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan


METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya
pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan
sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk
terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode
Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan
memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta
berkoordinasi dengan keamanan setempat.
Manajemen Proyek:
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat
diselesaikan tepat waktu yaitu selama 2,5 bulan ( 72 hari Kalender), tepat biaya sesuai
dengan SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini
merupakan proyek paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti
pekerjaan struktur dan sipil yang sudah berlangsung dan dibangun sesuai
perencanaan.
Metode yang kami susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu :
1. TAHAP PERENCANAAN
PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva S )
Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga
menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain:
Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut:
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1
(satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu
diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S)
sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.
Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network
Planning, dibutuhkan waktu selama 2,5 bulan (72 hari kalender) untuk menyelesaikan
proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek
dapat dipercepat dari yang direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung
dapat segera dioperasikan dengan baik.
PENGAJUAN/PERIJINAN
1.2.1 Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan
system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan
pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk
menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya
keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.
1.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)
Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan
diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan.
Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat
persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.
Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk
pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).
1.2.3. Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan,
diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki
dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu
kepada persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai
dengan standart yang dipersyaratkan.
2. TAHAP PELAKSANAAN
Pekerjaan pembangunan meliputi:
I. TAHAPAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja
juga area kerja.
2. Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja.
3. Keamanan Proyek + Pos Jaga.
4. Penggunaan Daya PLN.
Pembersihan lapangan dan daerah kerja.
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Bongkaran
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap Baja Ringan
4. Pekerjaan Plafond.
5. Pekerjaan Finishing Lantai.
6. Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela
7. Pekerjaan Pengecatan
1. Pekerjaan Bongkaran
Untuk Pelaksanaan Rehab. Berat disini diperlukan pekerjaan2 Bongkaran yang
rencana material Bekas Bongkaran sebagian ada yang akan dipakai kembali, sehingga
diperlukan tidak terjadi kerusakan2 diantaranya Daun pintu dan kaca.
Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas
Bongkaran sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.
2. Pekerjaan Dinding Bata Merah.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-
persyaratan standart:
a. PUBI – 1982
b. NI – 3 – 1970
c. NI – 10 – 1973
d. SSII – 0021 – 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as – as
pasangan bata.
Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah
semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut
dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi.

Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:


a. Sebelum dipasangkan, batu bata harus direndam di air sampai jenuh.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram dengan air
sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk menentukan
posisi horizontal dan vertical denagn menggunakan benang yang berguna sebagai
acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada
arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi kemiringan maka akan menyulitkan
pekerjaan finishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik atau
pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan dinding
harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek sebagai angkur ke
dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof yang pada saat pengecorannya
sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang balok
praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen tersebut tidak
menerima beban berat dinding bata diatasnya.
Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.

Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran dan
acian, dimana sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus
dibersihkan dan dibasahi air terlibih dahulu.
Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus
dibuat acuan ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.
3. Pekerjaan Atap Baja Ringan

Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan


system mutu yang dimiliki , sesuai Specifikasi Teknis yang telah ditentukan karena
bentang atap 7 m s/d 12, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan .
Adapun urutan pekerjaan-pekerjaan ini meleiputi:
1. Kami buat making arah vertical dan Horizontal untuk menentukan tegak lurus atap
Kuda2..baja ringan.
2. untuk yang behubungan dengan dinding diperlukan pemasangan angkur.
3. setelah rangka kuda2 selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru pekerjaan Reng
baja ringan bisa dimulai . Jarak Reng harus disesuaikan dengan ukuran genteng yang
akan dipasang. Karena Disini genteng yang dipakai Genteng Morando Glazur.
4. Pekerjaan Plafond
Pekerjaan plafond gysum 9 mm, allumunium perforated, plafond plater/expose, adapun
secara prinsip metode pelaksanaanya hampir sama.
Urutan pekerjaan pemasangan gypsum meliputi:
a. Pekerjaan Rangka Plafond.
Ranga plafond kami buat dari besi hollow yang telah di zincromate/meni. Pada proses
pemasangan rangka plafond kami lakukan pengukuran (leveling) elevasi ketinggian
plafond dari lantai ditandai dengan tarikan benang antar kedua sisi dinding. Agar
permukaan rangka tidak melenduk kami beri penggantung pada jarak 1 m dibawah dak
beton dan pinggir rangka diperkuat dengan ramset.
b. Pekerjaan Pemasangan Penutup
Untuk penutup terbuat dari gypsum board tebal 9 mm dan allumunium dengan rangka
hollow yang telah di zinckromate. Pada sambungan gypsum di beri kain kasa agar
nantinya tidak terjadi keretakan, sambungan gypsum dan list di compound dengan
compound khusus gypsum sampai permukaan halus.
c. Pekerjaan Pemasangan List.
Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya
rapi, maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk
sesuai dengan persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat
yang kuat, lurus, rapi dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi
dengan compound setelah kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.

5.Pekerjaan Finishing lantai.


Pekerjaan finishing keramik lantai:
a. Pekerjaan Keramik,
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan
standar:
NI – 2 - 1971
NI – 3 – 1970
NI – 8 – 1972
SSII – 0241 – 1970
Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan
plafond selesai, hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar
akibat pemasangan bekisting sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.
6. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela allumunium warna serta
Penggantung/Pengunci
Pekerjaan pada proyek ini terdiri dari pintu kayu dan allumunium, dimana dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Kusen Allumunium dan Pintu Kayu
Pelaksanaan pekerjan kayu mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
• NI – 3 – 1970
• NI – 5 1961
• SII – 0458 – 8
• PUBI – 1982 pasal 37
Kayu-kayu yang akan digunakan kayu kamper, utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata
kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan telah
diberi bahan anti rayap.
Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-
sambungan dll harus ditutp dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus lot/lurus terhadap
dinding, sambungan kusen harus tepat, halus dan rata. Pada kusen kayu kami beri
penguat berupa besi atau paku yang ditanam pada kolom praktis agar nantinya dinding
sekitar pinggir kusen tidak retak/pecah.
Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu dan
jendela akan kami pasang dengan rapid an kuat agar accessories pintu dapat bekerja
dengan baik.
Urutan Pemasangan kusen kayu:
a. Beri tanda di mana kusen akan di pasang
b. Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak dan ditahan agar tidak
bergerak dan tetap tegak.
c. Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen agar tetap
Berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan atau kiri,
kemudian kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen bagian atas.
d. Pasang bata dan kawat pengikat ( angkur ) yang dipasang pada setiap 4 atau lima
lapis batu.
e. Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen, sehingga
dengan demikian kusen akan menjadi massif, kuat dan kokoh.

7.PEKERJAAN PENGECATAN EX VINILEX


Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada
ketentuan sebagai berikut :
e. NI-3
f. NI-4
g. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak
kelur air embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian
diplamir kembali setelah itu pengecatan bisa dimulai.
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah
kering :
Urutan urutan pekerjaan
1. Pengecatan dinding
a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari
jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu
dan kemudian bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan
pengecatan lapis demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan
plamir karena factor cuaca.
2. Pekerjaan pengecatan plapon
Sebelum pengecatan plafond dan partisi kami mulai, permukaan sambungan plafond/
partisi kami amplas sampai permukaannya rata dan halus, kemudian kami bersihkan
dari debu bekas amplas setelah permukaan benar benar rata. Pekerjaan pengecatan
bisa di mulai lapis pertama, setelah lapis pertama kering dilanjutkan lapis berikutnya
sampai benar benar sempurna.
Peralatan yang dipakai:
Kuas, Rol cat, perancah, amplas, kape, alat bantu
Seperti yang kami uraikan pada bagan dibawah ini, serta hasil tes kami serahkan dan
ajukan kepada pihak pengawas.
Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam
proses pekerjaan di lapangan

7.PEKERJAAN PENGECATAN EX VINILEX


Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada
ketentuan sebagai berikut :
e. NI-3
f. NI-4
g. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak
kelur air embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian
diplamir kembali setelah itu pengecatan bisa dimulai.
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah
kering :
Urutan urutan pekerjaan
1. Pengecatan dinding
a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari
jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu
dan kemudian bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan
pengecatan lapis demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan
plamir karena factor cuaca.
2. Pekerjaan pengecatan plapon
Sebelum pengecatan plafond dan partisi kami mulai, permukaan sambungan plafond/
partisi kami amplas sampai permukaannya rata dan halus, kemudian kami bersihkan
dari debu bekas amplas setelah permukaan benar benar rata. Pekerjaan pengecatan
bisa di mulai lapis pertama, setelah lapis pertama kering dilanjutkan lapis berikutnya
sampai benar benar sempurna.
Peralatan yang dipakai:
Kuas, Rol cat, perancah, amplas, kape, alat bantu
Seperti yang kami uraikan pada bagan dibawah ini, serta hasil tes kami serahkan dan
ajukan kepada pihak pengawas.
Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam
proses pekerjaan di lapangan
CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN
Posted on 31 Oktober 2010 by MAKMUR ACHANK

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yakni :

I PEKERJAAN PERSIAPAN

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR URUG

III PEKERJAAN PASANGAN & BETON

IV PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

V PEKERJAAN KAP, PENUTUP ATAP

VI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

VII PEKERJAAN PENGECATAN

1. 2. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan

1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan


palaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum
melaksanakan pekerjaan.

2. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga


kerja,serta kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.

3. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus


memperhatikan penempatan bahan / material dan lalu lintas.

4. Situasi dan Ukuran-ukuran

1. S i t u a s i

v Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal yang harus
dipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.

v Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan pekerjaan
serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor.

v Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.
1. U k u r a n

• Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan


menurut bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana
kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.

• Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan


segera melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan
ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan
membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum
berkonsultasian dari Direksi.

• Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama


dijadikan patokan.

• Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau
sesuai kesepakatan dalam peninjauan lokasi.

• Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama
dalam pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.

• Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap
ukuran dan kedalaman.

• Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong


dilapangan dengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan
harus selalu berpedoman pada titik duga patok (peil nol).

• Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih


dahulu mengambil Foto Nol.

1. Pekerjaan Pembersihan

1. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor


membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat
merusak pelaksanaan pembanguna.

2. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-


akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah.

3. Memasang Papan Bouwplank

1. Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan


kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi kerjanya.

2. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila


dikehendaki lain harus dibicarakan dan mendapat persetujuan
dengan Direksi.

3. Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada


Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
selanjutnya dilaksanakan.
2. 3. PEKERJAAN TANAH & PASIR

1. Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbungan (Fill).

1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai
bangunan, penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil sesuai dengan gambar
rencana.

1. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan


sebagai berikut :
1. Galian Tanah

1. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran


seperti tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus
mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.

2. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan


bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas
lapangan.

3. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian
terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian
tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi
dengan pasir urug.

4. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka


lubang yang sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir
dan batu kosong.

1. U r u g a n

a. Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali
eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.

1. 4. PEKERJAAN PONDASI
1. Penjelasan Umum
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar diikuti
berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi / Pengawas

1. Lingkup

Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang mengandung
lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

Ketentuan-ketentuanPondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu
baek yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai


gambar rencana.
2. Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu
gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang
diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat
sesuai gambar rencana.

3. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh


serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan
kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan
lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah
dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.

1. 5. PEKERJAAN BETON

1. Penjelasan Umum

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk
menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat
bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan
beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

1. RUANG LINGKUP

Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef. Molom, kolom praktis
dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Bahan
1. Portland camen
- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia.

- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam
keadaan fresh (belum mulai mengeras)

- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat


penyimpangan bahan tersebut.

1. Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih,
tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat
menurungkan mutu beton.

1. Kerikil/Batu Pecah

- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syarat
kekerasannya.

- Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

1. Pasir

- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang
baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.

- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

1. Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI
71.

Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat seperti
serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk
gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.

Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh
seng.

Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

1. Kayu

- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi.

- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus
mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.

- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,
mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai
harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam PPKI.

1. Pengecoran Beton

• Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC
: 3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai
kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan
dengan gambar.

• Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu


beton K -225. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-
syarat PBI 1971

• Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan


Ready Mix pada K-225.

• Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.

• Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian


disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan,
perlatan serta tenaga kerja.

1. Pekerjaan Besi beton

• Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter


besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
• Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai
dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain
lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

• Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.

• Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka


disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari
laboratorium.

1. Berkesting dan Acuan

ü Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun acuan
yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.

ü Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.

ü Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.

ü Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14
(empat belas) hari.

1. 6. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN ATAP


1. Penjelasan Umum

Pekerjaan konstruksi rangka atap harus dari bahan/ material yang bermutu baik, pekerja yang
terampil dan berpengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik.

1. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup dan seluruh detail yang
disebutkan / ditunjuk dalam ganbar rencana untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan
petunjuk Direksi / Pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

• Bahan atap yang dipakai adalah atap Genteng metal roof dan Nok mental
roof dengan kualitas Baik stadart SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana.
Pemasangan atap harus sesuai dengan petunjuk teknis pemakaian bahan
tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
• Untuk rangka atap menggunakan Kayu Kls 11 sesuai dengan syarat-syarat,
Sambungan-sambungan dilengkapi beugel / mur / baut / plat penyampung
sesuai gambar rencana.

• Balok Gording menggunakan kayu Kls 11

• Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-11 dengan ukuran
2/25 cm.
1. 7. PEKERJAAN LANTAI

1. Penjelasan Umum

Meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar rencana. Warna dan motif
berdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas.

1. Ruang Lingkup

Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi /
konsultan pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

• Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.

Pekerjaan pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah semua Pekerjaan-
pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan. Sebelum pemasangan keramik
lantai, harus direndam dalam air sampah jenuh.

• Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak,
gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung.
Sisi ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih
besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.
• Bahan lantai gedung digunakan keramik 40 x 40 cm sedangkan pada jenis
keramik kualitas KW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk Direksi.

• Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-
benar ahli dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang
lurus. Naad harus didisi dengan bahan grouting / pasta semen / okker yang
warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad
dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel/ubin keramik dipasang serta
celah-celah keramik atau satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang menghambat masuknya cairan bahan pengisi. Segera
setelah pengisian naad dengan semen, permukaan lantai harus segera
dibersihkan agar tidak terdapat noda bekas semen.

• Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan
sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti
sehingga memuaskan Direksi.

1. 8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, untuk mendapatkan hasil yang baik.

1. Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material, perlengkapan/peralatan dan
melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beropersai secara sempurna.

Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang
sudah berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT dan
Surat Izin Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai
peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.

- Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen listrik
termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit, panel listrik dan
pengetesannya.

- Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

• Material

- Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips atau setara. Tipe armature
aotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu lainnya seperti yang ditujukkan dalam
gambar..

- Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari sekualitas merk MK atau.

- Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3 M, legrand atau yang
sekualitas.

- Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau yang sekualitas.
Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.

- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yang
benar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/Pengawas.

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Kontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain :

- Kabel,

- Stop kontak,

- Saklar,

- Lampu (setiap jenisnya),


- Konduit, Ballast, dll

1. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan


sebagai berikut :

• Material

- Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall atau sekualitas.
Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama dengan jenis konduitnya.

- Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang dengan cara penempatan yang
benar atau dari material bangunan lama yang masih layak/baik dapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/pengawas.

Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh material Pekerjaan listrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum dipasang. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
kontraktor pelaksana. Material yang harus diajukan contohnya antara lain : Pipa, Konduit,
Ballast, dll.

9. PEKERJAAN CAT

1. Penjelasan Umum

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, serta tenaga yang terampil untuk mendapatkan hasil
yang baik.Ruang Lingkup

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan yang kelihatan seperti yang disebutkan /
ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan petunjuk Direksi/ konsultan
pengawas.

C. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

- Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaannya harus diberi acian semen dan
dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan dinding harus
digosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi bagian-bagian permukaan tembok
berlubang dan yang terdapat celah-celah kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan
menjadi halus lalu dicat paling sedikit tiga kali.

- Untuk Pekerjaan pengecatan kolom menggunakan cat tembok merk Metrolite atau setara,
warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi/ Pengawas.

- List plank dan semua Pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat kayu/Besi sekualitas
produk Avian, Glotex atau yang setara.

Keseluruhan Warna Pengecatan akan ditentukan kemudian oleh Direksi/Pengawas.

10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajib
membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela,
plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan
yang diperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan
pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.

11. MASA PEMELIHARAAN

Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material yang
tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item pekerja
yang telah dikerjakan.

12. KETENTUAN TAMBAHAN

A. Semua pekerjaan yang terdapat dalam gambar bestek tapi tidak dinyatakan dalam RKS ini
atau sebaliknya, akan tetapi menyangkut pekerjaan bangunan ini, maka pemborong wajib
menyelesaikan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan / Pihak Direksi.

B. Selain Bestek ringkas ini, semua ketentuan-ketentuan administrasi pemeriksaan bahan dan
mutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari pemerintah yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan pembangunan termasuk pula sebagai pedoman penyelenggara pekerjaan yang harus
ditaati oleh Rekanan. Satu dan lain-lain menurut petunjuk Unsur Teknis yang tidak bertentangan
dengan uraian dan syarat-syarat ini.

…………………., ………………………..

Kontraktor Penawar,

……………………………………………

Anda mungkin juga menyukai