SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN PAGAR KELURAHAN ULUNGGOLAKA (KEC. LATAMBAGA)
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah PEMBANGUNAN PAGAR KELURAHAN
ULUNGGOLAKA (KEC. LATAMBAGA) Kabupaten Kolaka yang meliputi: Pekerjaan Persiapan,
Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan Beton Struktur, Pekerjaan Dinding, Pekerjaan
Plesteran, Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding, Pekerjaan Pengecatan/Finishing.
Pasal 02 Situasi
02.1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan untuk bangunan Pagar adalah di Kantor Lurah
Ulunggolaka Kabupaten Kolaka.
02.2. Lokasi pekerjaan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada waktu
rapat penjelasan Anwijzing, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi medan
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya, kondisi bangunan yang telah
dikerjakan pada tahap sebelumnya serta pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap
pembangunan tersebut.
02.3. Kelalaian dan kekurangan ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim di kemudian hari.
02.4. Setelah rapat Penjelasan Aanwijzing, akan diadakan peninjauan lokasi sebagai patokan
dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang diajukan.
03.1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam satuan cm dan mm.
03.2. Titik duga lantai Pagar adalah ±0.00 yang ditentukan/ditetapkan saat peninjauan lokasi.
03.3. Di bawah pengawasan Direksi, Pemborong harus membuat titik duga di atas Existing
jalanan sebagai dasar/patokan pengukuran dari bahan kayu atau beton yang dipasang
kokoh dan di jaga kedudukannya agar tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung serta
tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat CV. Ary Anarchindo Consultan
1
Pasal 04 Pekerjaan Persiapan
2
Pemborong menyiapkan dokumen-dokumen lapangan seperti buku tamu, monitoring
pekerjaan dan daftar bahan-bahan material yang masuk ke lokasi.
Pemborong sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu mengambil dokumentasi
awal pekerjaan, yang diambil dari 4 (empat) sisi, sebagai foto 0% (nol persen)
pekerjaan. Untuk selanjutnya melakukan dokumentasi ketika pekerjaan telah
mencapai bobot 25%, 50%, 75%, dan 100% yang pengambilan gambarnya pada titik
bidik yang tetap.
e. Pekerjaan Papan Nama Proyek
Pemborong harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.80 m,
sebanyak 1 (satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang di tepi jalan masuk
pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
3
Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai seperti tertera pada gambar, dan di
laksanakan harus lapis demi lapis.
Ketebalan lapisan urugan kembali tanah yang diperkenankan maksimum 15-20 cm
setiap lapis, kemudian dipadatkan sampai mencapai tingkat kepadatan yang
disyaratkan hingga pada ketebalan yang ditentukan.
Urugan pasir di laksanakan pada alas pondasi/batu kosong, dibawah pasangan
lantai ataupun pada pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut direksi/pengawas
teknis diangggap perlu.
Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air sehingga didapat
angka kepadatan maksimal.
Pasir yang digunakan harus pasir kali dengan persyaratan pasir harus dalam
keadaan bersih dari lumpur, tanah dan kotoran-kotoran lainnya serta tidak
mengandung garam serta mineral lainnya.
07.2. Bahan/material
a. Batu pecah Uk. 2/3 cm yang permukaan kasar dan tajam, tidak mengandung lumpur
dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak bangunan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat CV. Ary Anarchindo Consultan
4
b. Pasir beton yang tidak mengandung tanah, lumpur dan bahan organik lainnya.
c. Semen yang digunakan adalah Portland Cement.
d. Air yang digunakan adalah air yang bersih bebas dari segala kotoran yang dapat
merusak mutu beton, tidak dibenarkan menggunakan air kotor/air yang ada disaluran
sekitar lokasi pekerjaan.
e. Diameter kayu yang dipakai sesuai dengan gambar kerja, harus kayu yang tidak mudah
lapuk dan jarak sesuai gambar.
07.3. A d u k an
Adukan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Beton K175 dipergunakan untuk pekerjaan Sloef, Kolom, dan plat beton
07.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Sloef & Kolom Beton
Pekerjaan Sloef dan kolom dibuat sesuai ukuran dalam gambar Kerja, kolom praktis
dengan mutu beton K175 disesuaikan dengan gambar kerja termasuk diameter besi
yang digunakan. Pekerjaan kolom kuda-kuda batu bata dipasang menyatu dengan
ringbalk dengan dimensi beton dan besi sesuai gambar.
07.5. B a h a n
a. Portland Cement ( PC )
Semua pc yang di gunakan harus portland semen merk standar yang telah disetujui
oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan portland cemen Klas I-275 (
PBI – 1971, NI-2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan satu macam merk Pc. Pc ini
harus secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. Pc
yang telah menggumpal dan membatu tidak boleh di gunakan. Pc harus disimpan
sedemikian rupa sehingga mudah diperiksa dan diambil contohnya.
b. Split dan Pasir
Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan
yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang akan
memperlemah kekuatan beton, suplit harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat
pada Bab III – PBI – 1971.
c. Air
Air harus bersih dari bahan organik, alkalin, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang
cukup besar, sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum.
d. Bahan Pembentuk ( Admixture )
Atas pilihan kontraktor atau permintaan pengawas suatu bahan pembantu boleh
ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan beton, efek
mengurangi air atau tambahan mutu beton, biaya penambahan bahan pembantu
ditanggung oleh kontraktor, bahan pembantu yang digunakan dapat berupa sejenis
asam “ Hydroxylated carboncilyc “ atas jenis ligninsulofonate “ tetapi tidak boleh
mengandung “ calcium chloride “.Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas
baik dan dapat diterima oleh pengawas dan penggunaannya harus sesuai dengan “
BAHAN PEMBANTU “ Bab III PBI – 1971, NI – 2. Jumlah penggunaan PC dalam
5
adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidaknya penggunaan bahan
pembantu dan cara pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabriknya
6
b. Ukuran campuran PC. Dan bahan adukan.
Jumlah Pc. Dan bahan adukan sebelum di aduk harus ditetapkan langsung dengan
ukuran/alat timbangan yang di sediakan oleh kontraktor dan disetujui oleh pengawas.
c. Takaran Air
Jumlah air yang akan di masukkan kedalam beton molen harus ditakar dengan takaran
yang disetuji oleh pengawas.
07.8. Persiapan Pengecoran Beton
a. Pencegahan Korosi
Pipa Listrik, angker dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam dalam beton di
pasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton kecuali jika bahan tersebut
dengan setiap bagian pembesian sekurang - kurangnya harus 5 cm.
b. Persiapan permukaan yang akan dicor beton.
Permukaan tanah atau lantai kerja harus di basahi dengan siraman air sebelum
pengecoran, permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus
menerus sampai tiba saatnya pengecoran. Bagaimanapun juga permukaan tersebut
harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran-kotoran
pada saat pengecoran beton.
c. Sambungan Beton.
Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah terhenti
atau terhalang dan pengawas berpendapat bahwa beton yang baru tidak dapat bersatu
dengan sempurna dengan beton yang lama, dimana dinyatakan sebagai sambungan
beton. Permukaan sambungan beton yang horisontal harus diratakan dengan kayu
untuk memperoleh permukaan yang rata. Permukaan yang berisi suplit dalam jumlah
yang besar harus dihindarkan. Permukaan sambungan harus dibersihkan dari semua
kotoran bahan yang terlepas atau beton yang cacat dan benda asing lainnya.
Permukaannya harus dilaksanakan dengan penyemprotan pasir dengan kompresor
(Sand blasting) diikuti dengan pembersihan air sebaik-baiknya. Semua genangan air
harus dihilangkan dari permukaan sambungan beton sebelum beton yang baru akan
dicor. Setelah permukaan disiapkan dengan persetujuan Direksi Lapangan semua
sambungan beton yang horisontal harus dilapisi dengan lapisan aduk setebal kira-kira
25 cm.
d. Persiapan pengecoran.
Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
instalasi tiap bagian belum selesai dipasang dan persiapan seluruh permukaan tempat
pengecoran belum disetujui oleh pengawas. Seluruh permukaan bekisting dan bagian
instalasi yang akan ditanam di dalam beton tertutup dengan kerak beton bekas
pengecoran yang lalu, harus di bersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut,
sebelum beton di sekelilingnnya atau beton yang berdekatan dicor.
e. Penyingkiran air.
7
Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang ada
memasuki tempat pengecoran tersebut di keringkan dengan sebaik-baiknya atau telah
disalurkan dengan pipa atau alat lain.
07.9. Pencampuran beton.
Semen, pasir dan suplit harus ditakar dan dicampur sedemikian dan jumlah air yang
ditambahkan harus menghasilkan adukan yang homogen dan kekentalan yang merata.
Kotoran dan benda lain yang tidak diinginkan harus dibuang. Semua beton harus dicampur
betul didalam mesin pengaduk (Molen/Pan Mixer) yang direncanakan sedemikian sehingga
menjamin secara positif distribusi merata semua bahan di dalam adukan beton pada waktu
pencampuran, jenis dan ukuran molen harus disetujui pengawas. Pengadukan dari tiap
molen harus terus menerus dan tidak kurang dari dua menit sesudah seluruh bahan
termasuk air berada di dalam molen, selama itu molen harus terus berputar pada kecepatan
yang akan menghasilkan adukan dengan kekentalan merata pada akhir waktu pengadukan.
Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul pada permukaan
dalam molen. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam adukan beton
yang sebahagian telah mengeras.
07.10.Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor, bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang lebih baik, seperti ditentukan
pengawas.
b. Adukan beton tidak boleh di jatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan bekisting
yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton karena
berulang kali mengenai batang pembesian atau mengenai tepi bekisting ketika adukan
beton itu di jatuhkan.
c. Tinggi jatuh adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong
saluran, atau kereta dorong untuk pengecoran.
d. Adukan di dalam bekisting harus dicor berupa lapisan horisontal yang merata tidak lebih
dari 60 – 70 cm dalamnya.
e. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak
07.11.Proses pengecoran.
Beton yang selesai dicetak harus dijaga agar tetap basah selama sekurang-sekurang 14
(empat belas) hari setelah dicor, yaitu dengan penyiraman, karung goni yang di basahi atau
dengan cara lain yang dapat di benarkan.
8
licin, merata dan keras. Permukaan bagian atas beton yang tidak dibentuk harus di
jadikan permukaan yang seragam, kecuali bila ditentukan lain. Selama beton masih
plastik, tidak di Izinkan adanya benjolan yang berlebihan pada permukaan. Selama
permukaan harus dicor secara monolitas dengan beton dasarnya. Dilarang
menaburkan semen kering dan pasir di atas permukaan beton untuk mengisap air yang
berlebihan..
b. Perbaikan Cacat Permukaan.
Segera setelah cetakan di lepaskan, semua permukaan “ exposed” (terbuka) harus
diperiksa secara teliti dan bagian yang tidak rata harus segera di gosok atau diisi
dengan baik agar di peroleh suatu permukaan yang licin, seragam, dan merata.
Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari pengawas, pekerjaan
perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk-petunjuk lapangan. Beton
yang menunjukan rongga-rongga, lobang, keropok atau cacat sejenis lainnya harus
dibongkar dan diganti. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan
dIzini harus dilaksanakan secepatnya oleh kontraktor atas biaya sendiri. Lobang bekas
kerucut batang pengikat harus di haluskan sedemikian rupa sehingga permukaan dari
lobang menjadi besar dan kasar. Kemudian lobang ini harus diperbaiki dengan suatu
cara yang dapat disetujui dengan menggunakan “ aduk kering “ (dry packed mortar).
Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa, sehingga
pekerjaan yang di selesaikan sesuai dengan ketentuan pasal ini, tidak akan
menggangu pengikatan, menyebabkan penurunan atau retak mendatar.
07.13.Sloeef, kolom, Plat Beton
a. Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding batu bata harus dicor kolom beton bertulang
dengan pembesian 4 Ø 10 cm dan beugel Ø 8 – 15 kecuali ada kolom digambarkan,
mengikuti kontruksi gambar.
b. Untuk plat beton, sesuai dengan ukuran pada gambar kerja, jika tidak ada di gambar,
Tebal 15 cm pembesian Ø 12. Sesuai gambar kerja
08.1. U m u m
a. Ruang Lingkup
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian sesuai
dengan apa yang tercantum di dalam spesifikasi. Dalam pekerjaan pembesian
termasuk semua pemasangan kawat beton, baki ayam untuk penyanggah, beton
dekking dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan beton sesuai
dengan pengalaman teknik yang terbaik.
b. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, kontraktor harus terlebih dahulu
menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokkan besi dan
menyerahkan kepada pengawas. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan
9
ketelitian ukuran – ukuran detail dan detail akan di periksa dilapangan oleh pengawas
pada waktu pemasangan pembesian.
c. Standart.
Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraturan atau standart yang
disetujui oleh pengawas.
08.2. Besi Beton
Khusus untuk beton struktural ( sloef, kolom, balok ), sesuai gambar dengan ukuran
diameter dalam metric besi polos dengan tegangan leleh 2370 Kg/cm ( U 24 ). Besi
beton tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI-2, atau JIS G 3112-75 “ Steel
Bar For Concrete Reiforcement “ Besi beton polos yang di gunakan U – 24.
08.3. Pekerjaan Pembengkokan Besi Beton
a. Pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang
tertera pada gambar dan atau sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Pembuatan beugel dengan ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dari beton dekking
yang semestinya.
c. Besi beton tidak boleh di bengkokan atau di luruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat, dilarang membengkokan besi dengan cara pemanasan.
d. Bengkokkan atau haak harus dibengkokan melingkari sebuah pasak dengan diameter
tidak kurang dari 5 kali diameter beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari
25 mm, pasak yang digunakan tidak kurang dari 8 kali diameter minimum besi beton.
08.4. Pemasangan
a. Pembesian
Sebelum di pasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan lapisan yang
dapat merusak dan mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton di tunda, besi beton
harus di periksa kembali dan di bersihkan.
b. Pemasangan
Pembesian harus di setel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat atau jepitan yang sesuai dengan pada persilangan, dan harus di tunjang oleh
penumpu beton dan logam, dan penggantung logam, jepitan atau penumpu logam
tidak boleh diletakkan menempel pada bekisting, besi beton harus di bengkokkan
kearah pada bekisting, sehingga di peroleh beton dekking yang telah di tentukan.
Bilamana tidak di tentukan lain, di samping perlengkapan yang biasa di pakai untuk
memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya.
c. Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus di pasangkan
dengan celah untuk beton dekking sebagai berikut :
Beton yang dicor pada tanah 8 cm
Semua bidang yang kena air atau tanah 5 cm.
Bagian atas plat bawah saluran yang tertutup, balok dan kolom yang tidak kena air
dan tanah 4 cm.
Semua bidang yang kena udara dan bidang interior 2,5 cm
d. Toleransi
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat CV. Ary Anarchindo Consultan
10
Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :
Toleransi Ø besi beton tidak lebih dari 0,3 mm
Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau kurang ± 0,6 cm
Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau lebih ± 1,2 cm
e. Sambungan
Bilamana tidak di tentukan lain, sambungan pembesian harus di buat dengan
“Overlap” minimum 37 kali diameter besi beton. Panjang overlap penyambungan
untuk diameter berbeda, harus di dasarkan pada diameter yang besar. (panjang
penyambungan sesuai dengan pedoman yang berlaku)
f. Persetujuan dari Pengawas
Pemasangan penulangan harus di periksa oleh pengawas terlebih dahulu sebelum di
lakukan pengecoran. Pengawas harus di beritahukan bila pemasangan penulangan
sudah siap untuk di periksa.
09.1. U m u m
Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan membatasi adukan beton dan
membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang di inginkan. Kontraktor harus
bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting.
Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut pengawas membahayakan atau tidak
memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh pengawas, kontraktor harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang di tolak dari pekerjaan dan menggantinya
dengan biaya kontraktor. Bekisting harus kuat dan stabil menahan goyangan akibat
pengaruh pipa concrete pump pada waktu pengecoran.
09.2. B a h a n
Semua balok, papan atau multipleks untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan dengan
baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah, kotoran yang melekat dan sejenis lainnya,
kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan dengan tegas oleh pengawas. Semua
permukaan dari cetakan harus licin.
09.3. R e n c a n a
a. Toleransi
Toleransi yang di Izinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan
beton yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin, bekisting
harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui direksi di lapangan sebelum
pengecoran.
b. Kedap Air
Bekisting harus cukup kedap air, sehingga di jamin tidak akan timbul siripatau adukan
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat CV. Ary Anarchindo Consultan
11
c.Permukaan pipa dan lain-lain
Pipa saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam, dan perlengkapan lain untuk
membuat lubang, saluran lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, kecuali
bilamana di perintahkan oleh pengawas. Izin pengawas di perlukan sebelum
memotong pekerjaan beton apapun.
09.4. Pemeriksaan bekisting
Bekisting yang selesai di buat dan sudah di siapkan untuk pengecoran beton, akan
diperiksa oleh pengawas.
09.5. Pembongkaran
a. U m u m
Bekisting harus di bongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, atau kerusakan
pada beton.
b. Saat Pembongkaran bekisting
Saat untuk membongkar bekisting tergantung persetujuan pengawas lapangan, akan
tetapi berikut ini akan di gunakan sebagai pedoman yang berlaku dalam keadaan
cuaca normal.
12
b. Acian dengan semen + Air
10.4. Cara pelaksanaan
a. Pekerjaan pasangan dinding/tembok dipasang merata sesuai dengan gambar kerja
di atas permukaan balok induk atau plat lantai (sesuai gambar kerja) dipasang merata
pada keseluruhan permukaan.
b. Pekerjaan pasangan tembok selanjutnya harus terkontrol dari Waterpass, baik ke
arah horizontal dan ketinggian pasangan bata untuk setiap jarak kerja tidak boleh lebih
dari 1 meter.
c. Untuk setiap 8 baris pasangan batu bata harus dipasang angker besi diameter 12 mm
yang ditanam dari kolom maupun balok induk atau plat lantai ke pasangan bata
sepanjang minimal 15 cm.
d. Setiap lapisan apabila bata akan disusun menggunakan adukan (spesi) tebalnya 1–1,5
cm.
e. Semua siar harus terisi penuh seluruhnya setebal tembok
f. Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan siaran pasangan, sehingga
plesteran mendapat pasangan yang baik.
g. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga dan dengan kondisi pengeringan plesteran
80%, bidang plesteran sudah dapat diaci.
h. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya Pemborong.
i. Sebelum pekerjaan acian dilakukan, pada waktu pengecoran plat atap, permukaannya
harus dirapikan memang untuk menghindari pekerjaan plesteran, sehingga setelah
cukup umur, plat tersebut dapat segera diaci.
11.1. Untuk bidang tembok, sebelum dicat terlebih dahulu harus dibersihkan untuk
mendapatkan permukaan yang halus dan rata.
11.2. Pengecatan plafond menggunakan cat tembok yang sama dengan yang dipergunakan
pada pengecatan tembok.
11.3. Merk cat kayu adalah Avian atau sejenis dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
11.4. Merk cat tembok dan plafond adalah merk metrolite atau sejenisnya, tidak
diperkenankan menggunakan merk cat yang berasal dari 2 pabrik, warna cat akan
ditentukan kemudian.
12.1. Sebelum serah terima pertama pekerjaan, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki Semua kerusakan atau kekurangan
pada pekerjaan tersebut.
13
12.2. Meskipun telah ada direksi dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek
dan gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin
12.3. Selama masa pemeliharaan, pelaksana wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum serah terima kedua pekerjaan dilaksanakan
pekerjaan telah bener – benar sempurna.
12.4. Semua hal yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS) ini akan
ditambahkan dan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing
Pekerjaan).
Pasal 13 P e n u t u p
Semua Jenis Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, meskipun tidak
teruraidalam rencana kerja dan syarat ini, namun mempunyai hubungan dan kepentingan serta
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tetap harus dikerjakan oleh Kontraktor dan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Kolaka, 2023
Mengetahui:
Diketahui Oleh:
Camat Latambaga Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kecamatan Latambaga
14