Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Penataan Halaman / Parkir Kantor Sekretariat Daerah Kota Baubau


Lokasi : KeL. Lipu, Kec. Betoamabari, Kota Baubau

1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah terdiri dari :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Urugan Timbunan dan Urugan Pasir
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Plesteran Dan Acian
e. Pekerjaan Rabat Beton
f. Pekerjaan Pekerjaan Lantai Keramik Halaman
g. Pekerjaan Penebangan Pohon
h. Pekerjaan Instalansi Listrik dan Site Furniture
i. Pekerjaan Pengecetan
j. Pekerjaan Finishing

2. SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi ini dibuat sesuai dengan peraturan LPJK untuk kode SBU PR103
Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Bangunan Dan Lansecap.

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Papan Nama Kegiatan

Sebagai pertanda bahwa pada lokasi dimaksud ada Kegiatan / pembangunan maka
Pemborong harus memasang papan nama kegiatan ukuran 80 x 150 cm, dengan Tiang
kayu 5/10 cm, cat dasar putih tulisan hitam huruf balok sedangkan redaksi berisi :
 Kop Pemerintah Kota Baubau pada bagian paling atas ditengah.
 Judul Kegiatan.
 Nilai Kegiatan.
 No. Kontrak.
 Waktu Pelaksanaan (sesuai Kontrak).
 Sumber biaya.
 Pelaksanaan.
 Konsultan Pengawas
 Konsultan Perencana
Pemasangan papan nama kegiatan setinggi 2 m dan tiang ditanam ditanah.
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH DAN
PASIR

2.1. Pekerjaan Galian


2.1.1 Umum
1) Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan tanah,
batu-batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat proyek; pembuangan
lapisan tanah atas (top soil); pembuangan bekas -
2) bekas pasangan; grading site dan pekerjaan tanah lainnya yang
kesemuanya disesuaikan dengan Gambar dan Spesifikasi ini.
3) Penyediaan tenaga kerja, peralatan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tanah sesuai
dengan Gambar-gambar dan Spesifikasi.
4) Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus memberitahukan Direksi
Pekerjaan, sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada
keadaan tanah belum terganggu. Demikian pula Kontraktor harus
melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah selesai kepada Direksi
Pekerjaan, sebelum pekerjaan lanjutan dimulai.
5) Kesalahan dalam penggalian merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk
menimbun kembali lobang galian hingga mencapai kepadatan yang setara dengan
kondisi tanah sebelum digali.
2.1.2 Prosudur Penggalian
1) Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan rumput, akar-akar dan kotoran-
kotoran lainnya harus dibersihkan dari permukaan dan bawah tanah (sub
soil). Kotoran-kotoran maupun bongkahan-bongkahan batu yang didapat dari
pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang sudah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, atas biaya Kontraktor.
2) Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan sistem
drainase yang baik, sehingga tidak becek.
3) Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat - tempat
di mana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda- benda yang
berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung.
Dalam hal ini metode pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
4) Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan
lapangan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab kontraktor
5) Galian untuk poer, balok sloof atau konstruksi lainnya harus digali sampai pada
batas-batas kemiringan dan peil yang tercantum pada gambar rencana atau atas
petunjuk Direksi Pekerjaan. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup
agar penempatan konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana,
dapat dengan mudah dikerjakan. Direksi Pekerjaan dapat menentukan perubahan
dimensi atau peil dan dasar galian bila dipandang perlu sesudah galian selesai
dilaksanakan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan.
6) Kondisi Galian yang diharapkan
a) Kemiringan dinding galian harus dibuat se minimal mungkin, kecuali
diperlihatkan lain dalam - gambar, serta tidak terjadi longsor.
b) Dasar galian harus mencapai tanah keras sesuai yang dipersyaratkan dan
bersih dari segala kotoran serta tanah sisa -sisa galian.
c) Penggalian dibagi hanya dalam satu macam/jenis yaitu galian tanah biasa,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
2.1.3 Pengukuran dan Pembayaran.
1) Dasar perhitungan volume galian harus didasarkan atas gambar
penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui
dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang
disyaratkan atau diterima oleh Direksi Pekerjaan. Metode perhitungan
haruslah metode luas ujung galian rata -rata, menggunakan penampang
melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.
2) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran.
a) Pengerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :
 Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di bawah bidang
horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa atau
galian batu/bongkahan sesuai dengan sifatnya.
 Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
 Bidang tegak adalah bidang vertical keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang -bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan,
tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
b) Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran pekerjaan galian tanah biasa atau bogkahan batu, dengan
satuan meter kubik

2.2. Pekerjaan Timbunan


2.2.1 Umum
1) Pekerjaan timbunan tanah kembali pada galian pondasi atau grading
meliputi pekerjaan, pengangkutan lokal, penghamparan dan pemadatan yang
kesemuanya disesuaikan dengan Spesifikasi ini.
2) Pekerjaan timbunan pasir, limestone atau pasir batu (sirtu) meliputi
pengangkutan dari sumber bahan, penghamparan dan pemadatan yang
kesemuanya disesusikan dengan Spesifikasi ini.
3) Penyediaan tenaga kerja, bahan timbunan, fasilitas pelaksanaan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
timbunan tanah/pasir/limestone sesuai dengan Gambar- gambar dan
Spesifikasi ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.2.2 Bahan
a. Bahan timbunan yang dipakai adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir
Batu (Sirtu) atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
timbunan. Lokasi sumber jenis bahan timbunan tersebut di atas harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Tanah bekas galian pada
umumnya boleh di pakai lagi untuk bahan timbunan, kecuali apabila tanah
tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan. Sumber bahan timbunan ini harus
mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan timbunan
yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
c. Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan
lain-lain tidak boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan seperti ini
harus dipindahkan dan harus ditempatkan pada daerah pembuangan yang
disetujui atau ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

d. Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi


tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
biaya sendiri paling lambat 3 x 24 .jam.
2.2.3 Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
1) Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan dan dibersihkan dari segala
kotoran-kotoran yang bersifat mengganggu.
2) Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, harus disemprotkan oba t anti
rayap jenis Wazary ex Sumitomo Japan maupun perlengkapan lain sudah
ditebar/dipasang sebelum dilakukan penimbunan.
3) Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan lapis
demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm,
kemudian dipadatkan dengan alat mekanis.
4) Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan
pemadatan bahan-bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-
kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup
a) Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling
sesuai untuk pemadatan bahan timbunan yang ada alat -alat pemadatan ini
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm dan dipadatkan sampai mencapai
paling sedikit 95% (Modified Proctor) dan kepadatan kering maksimum
seperti yang ditentukan dalam AASHTO- T 99
c) Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras.
Jika permukaan lapisan yang sudah dipad atkan tergenang oleh air,
Kontraktor harus membuat alur -alur pada bagian. teratas untuk
mengeringkan sampai mencapai kadar air optimum dan dipadatkan
kembali.

2.2.4 Jaminan Mutu


1) Bahan timbunan sebelum di kirim ke lokasi harus di test di
laboratorium untuk diketahui Kepadatan dan kadar air optimumnya, yang
dimanfaatkan sebagai dasar menentukan jenis, ukuran serta berat dari alat
yang paling sesuai dipergunakan untuk pemadatan tersebut.
2) Setiap lapisan pengurugan harus di test kepadatannya dengan metode Sand
Cone. Lokasi serta jumlah pengambilan sample harus dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
3) Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian -pengujian ini dan
perbaikan atas hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.2.5 Pengukuran dan Pembayaran.
1) Timbunan harus diukur sebagai jumlah "Meter Kubik" bahan
terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian
sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian
dan elevasi pekerjan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
2) Metode perhitungan volume bahan harus menggunakan metode luas bidang
ujung, dikalikan dengan penampang melintang pekerjaan yang berselang
jarak tidak lebih dari 25 meter.
3) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat
dari penurunan pondas i atau dasar galian/muka tanah asal yang ditimbun,
tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang diukur untuk pembayaran.
4) Timbunan yang digunakan di mana saja di luar batas Kontrak
pekerjaan atau untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk
menutup sumber bahan.
5) Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas dalam jarak angkut
berapa pun yang diperlukan harus dibayar persatuan pengukuran yaitu
timbunan tanah biasa, pasir, pasir batu, limestone atau bahan lainnya dengan
satuan meter kubik.
6) Penggunaan tanah bekas galian sebagai bahan timbunan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan, harga bahan timbunan tidak diperhitungkan
sebagai biaya pembelian bahan, hanya diperhitungkan biaya penimbunan
hingga mencapai kondisi yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.
2.2.6 Urugan Pasir
1) Urugan pasir dilakukan disemua bagian-bagian yang sebagaimana ditunjukan
dalam gambar pelaksanaan
2) Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar pelaksanaan
3) Urugan pasir dilakukan setelah perkmukaan tanah dibawahnya rata,ketebatan
disesuaikan sebagaimana yang tercantum dalam gambar kerja.
4) Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-
potongan bahan kertas yang berukuran lebih dari 1,5 cm.
PASAL 3
PEKERJAAN PONDASI DAN PLASTERAN

3.1. Pekerjaan Batu Kosong


3.1.1 Umum
1) Uraian.
Pekerjaan batu kosong meliputi semua pekerjaan hamparan/isian batu gunung dan
/atau jenis batu lain yang diisi dengan material pasir urug yang difungsikan
sebagai landasan pondasi batu gunung atau landasan pondasi yang disebut lain
dalam gambar kerja spesifiksi ini.
2) Standar dan Bahan
Batu gunung dan/atau bahan batu jenis lain serta pasir urug yang dapat digunakan
adalah memenuhi persyaratan standar sebagai berikut :
 SNI 03-1757-1990
 SNI 03-4428-1997
3) Bahan
Batu gunung yang dipergunakan adalah batu gunung yang dibelah atau batu
gunung yang keras dan tidak porous, bersih dan besarnya tidak melebihi
30 cm. tidak dibenarkan menggunakan batu gunung bulat atau batu endapan.
Pemecahan batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan. Pasir dan air
pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan beton spesifikasi
ini.

3.1.2 Pelaksanaan
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Seksi 2-1 Galian Tanah, semua permukaan
galian yang dipersiapkan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan,
sebelum lapisan pasir ditebar.
2) Lapisan Pasir
Sebelum pekerjaan pasangan batu kosong dimulai Kontraktor harus memastikan
lapisan pasir urug sebagai landasan pasangan batu kosong mencapai ketebalan
padat yang disyaratkan dalam gambar dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
3) Pasangan Batu Kosong
Batu gunung dipasang berdiri dimulai dari lapisan yang paling besar, kemudian
diurug lagi dengan pasir dan disiram air agar mengisi semua celah-celah batu
gunung pada lapisan pertama. Lapisan berikutnya dipasang lapisan batu gunung
yang lebih kecil sebagai pengunci lapisan pertama, kemudian ditebar pasir hingga
mengisi penuh celah-celah batu serta disiram air sampai jenuh. Demikian
seterusnya hingga mencapai ketinggian lapisan yang rata sesuai disyaratkan
dalam gambar.
4) Selisih permukaan pasangan batu gunung dan/atau batu jenis lain yang digunakan
tidak lebih dari 5 cm atau mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
3.1.3 Pengukuran dan Pembayaran
1) Kuantitas/volume pekerjaan batu kosong untuk pembayaran dihitung atas dasar “
Meter Kubik” pasangan batu kosong padat di tempat dan diterima.
Cara pengukuran dilakukan dengan menghitung luas penampang
dikalikan dengan panjang.
2) Volume yang ditetapkan seperti uraian diatas harus dibayar pada harga kontrak
persatuan pengukuran pekerjaan sesuai dengan daftar kuantitas dan harga satuan.
Harga tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasok dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan spesifikasi ini.

3.2. Pasangan Batu Gunung


3.2.1 Umum.
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan struktur penyangga yang dibuat dari
pasangan batu gunung dengan perekat mortar sesuai ditunjukkan dalam
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini
harus termasuk pengadaan semua bahan, Upah kerja dan alat bantu lain yang
diperlukan.
b) Umumnya pasangan batu gunung dibutuhkan sebagai dasar penyangga
dinding penyekat ruang yang tidak lebih dari ketinggian 4 meter, dinding
penahan tanah, got/saluran, dinding penahan plat gorong- gorong dan
pekerjaan lain yang ditunjuk dalam gambar dan spesifikasi ini.
2) Toleransi Dimensi
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar
tidak boleh melebihi dari 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu
dengan mortar disekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan
dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh
berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang
ditentukan atau yang telah disetujui, juga tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm
dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar minimal
25 cm.
3) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Sebelum mulai menggunakan bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan
pasangan batu gunung dengan mortar, Kontraktor harus mengajukan kepada
Direksi Pekerjaan contoh pasangan batu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi
Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk pelapisan.
4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekrjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap
satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan
untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan mortar
baru.
b) Setiap memulai pekerjaan pasangan batu harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
5) Kondisi Tempat Kerja
Tempat kerja agar senantiasa kering dan dijamin tersedia fasilitas sanitasi dengan
memadai dilapangan serta kenyamanan para pekerja dilapangan untuk
menghasilkan pekerjaan yang optimal.
6) Perbaikan Pekerjaan yang ditolak dan Pemeliharaan yang telah diterima
a) Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi, rusak, dan ketentuan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus diperbaiki segera oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri dan cara yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Kontraktor juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dari semua
pekerjaan pasangan batu dengan mortar hingga waktu serah
terima pekerjaan kepada Pemilik.
3.2.2 Bahan
1) Adukan
No Jenis keterangan adukan Komposisi
1 A1 1 pc : 2 ps
2 A2 1 pc : 3 ps
3 A3 1 pc : 4 ps
4 A4 1 pc : 5 ps
- pc = Portland Cement ( SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07 )
- ps = Pasir Pasang ( SNI 03-4428-1997 )
2) Bahan
a) Batu gunung yang dipergunakan adalah batu gunung yang dibelah atau batu
gunung yang keras dan tidak porous, bersih dan besarnya tidak lebih dari 30
cm.
b) Tidak dibenarkan menggunakan batu gunung bulat atau batu endapan.
Pemecahan batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
c) Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton. Penggunaan adukan :

A2 = Digunakan untuk kepala pondasi yang dibuat setinggi 20 cm, diukur


dari permukaan atas pondasi ke bawah.
A4 = Digunakan untuk pasangan batu gunung secara umum atau sesuai
dengan gambar kerja.
3.2.3 Pelaksanaan
1) Pada setiap pokok galian harus dibuat profil pondasi/pasangan batu terbuat
dari kayu/reng atau bambu dengan ukuran/dimensi sesuai dengan gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Sebelum dipasang batu harus bersih dari bahan-bahan yang dapat
mengurangi kelekatan adukan, serta dibasahi dengan air secukupnya.
3) Untuk pondasi batu gunung yang menumpu kolom dan sloof beton bertulang
harus dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter sama dengan
tulangan beton yang akan ditumpunya pada setiap jarak 1,50 meter dan dicor
beton K 175.
4) Lapis pertama diatas lapisan batu kosong harus ditebar mortar dengan
ketebalan 60% dari ukuran maksimum batu yang akan digunakan, kemudian
dengan segera dipasang lapisan batu diatas adukan yang belum mengeras secara
merata. Selanjutnya adukan/mortar harus segera ditambahkan dan proses tersebut
dilakukan secara berulang sampai celah batu terisi penuh hingga mencapai
ukuran pasangan sesuai gambar dengan permukaan atas yang rata.
5) Jarak celah antara batu minimal 2,5 cm dan terisi penuh dengan mortar.
Untuk pasangan batu ekspose permukaan batu harus rata dengan menggunakan
batu pecah yang dipasang saling mengunci antara satu batu dengan batu lainnya.
6) Permukaan batu muka dengan mortar untuk struktur yang ter-ekspose harus
diselesaikan dengan pasta semen naad/siar yang rapi serta dirawat dengan baik.
7) Penimbunan kembali lubang disekeliling pasangan batu harus
diselesaikan dengan ketentuan Seksi 2-2 Pekerjaan Timbunan.

3.2.4 Pengukuran dan Pembayaran


1) Volume pekerjaan pasangan batu gunung yang dapat dibayar adalah jumlah
volume dalam “Meter Kubik” sebagai volume nominal yang selesai terpasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan dan
diterima Direksi Pekerjaan. Sedang pasangan batu gunung muka dengan siar
ditambahkan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk
2) finishing siar dengan satuan “Meter Persegi” bidang pasangan batu yang disiar.
3) Kuantitas pasangan batu dengan mortar seperti yang disyaratkan diatas akan
dibayar atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata
4) Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
Pekerjaan.
5) Harga tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan spesifikasi ini.

PASAL 4
PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI
4.1. Pekerjaan Plesteran
4.1.1. Umum
1) Uraian.
Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding, kolom beton, plat
beton, listplang beton, atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar Kerja.
2) Toleransi dimensi
a) Tebal plesteran rata-rata 15 mm untuk setiap lapis plesteran dengan toleransi
perbedaan ketebalan tidak lebih dari 5 mm setiap bidang plesteran.
b) Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per
1 m’ baik Tinggi atau Panjang per seribu.
3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
a) Sebelum memulai pekerjaan plesteran, Kontraktor harus mengajukan kepada
Direksi Pekerjaan contoh bidang plesteran untuk setiap jenis adukan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
b) Pekerjaan plesteran tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui
formasi/kedudukan dan kondisi bidang plesteran untuk setiap bagian
pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung jawab atas
ketepatan dan presisi pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas
biaya dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan plesteran yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan plesteran untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan plesteran hanya digunakan adukan plester baru.
b) Lebar bidang plesteran maksimum setiap tahap pleseran tidak boleh lebih
dari 1 m’ untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat plesteran
kepala secara vertikal
c) Setiap tahap pekerjaan, tebal plesteran tidak boleh lebih tebal dari 20 mm, hari
guna memberikan kesempatan mengeringnya plesteran lapis pertama sebelum
pekerjaan plesteran dilanjutkan.
d) Setiap memulai pekerjaan plesteran harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
4.1.2. Bahan
a. Adukan plesteran

No. Jenis Keterangan Adukan Plesteran Komposisi


1 A1 1 pc : 2 ps
2 A2 1 pc : 3 ps
3 A3 1 pc : 4 ps
4 A4 1 pc : 5 ps
- pc = portland cement
- ps = pasir pasang b.
Bahan dan Standar
a) Semen, sesuai SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07 b)
Pasir, sesuai SNI 03-4428-1997
c) Air, sesuai NI – 3 pasal 10 d)
Kapur/Mil, sesuai NI -7
Kontraktor hars memberikan contoh bahan terlebih dahulu kepada Direksi
Pekerjaan.
c. Penggunaan Komposisi Campuran
Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada
pasangan batanya ;
a) Plesteran trasram A1 : 1pc : 2ps
b) Plesteran kolom, level, dan nat bata expose : A2 : 1pc : 3ps ayakan halus
(expose)
c) Plesteran dinding pada umumnya A1 : 1pc : 5ps
d) Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah harus diplester sesuai dengan
adukan untuk dindingnya.
4.1.3. Pelaksanaan

1) Membuat Campuran
a) Pasir harus bersih dari kotoran-kotoran dan diayak sesuai dengan kebutuhan
campuran.
b) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis
(beton molen) dengan pemakaian air secukupnya.
c) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.
2) Contoh Bidang Plesteran
Kontraktor harus membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu, kemudian
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan plesteran harus dilanjutkan
sesuai dengan contoh.
3) Persiapan pada Bidang yang Akan Diplester
a) Semua siar hendaknya dikerok sedalam lebih kurang 10 mm sebelum diplester
dan bila dinat bidang bata harus bersih dari bekas-bekas perekat/kotoran-
kotoran lainnya.
b) Semua dinding dan kolom beton yang akan diplester harus dikerik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik.
c) Semua dinding bataco/beton cetak harus disawut dengan adukan 1 pc
; 2 ps ayakan halus sebelum diplester agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
d) Semua bidang yang akan diplester harus disikat atau disapu sampai bersih dan
dibasahi hingga jenuh sebelum diplester.
4) Sudut-Sudut dan Bidang Plesteran
Semua sudut-sudut harus tegas tajam dan bidang-bidang plesteran harus rata tidak
bergelombang.
5) Kerataan Bidang Plesteran
Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran
sebaiknya diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang, baik horisontal maupun
vertikal yang berpedoman kepada plesteran kepala.
6) Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diperbaiki secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih dahulu
dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian diplester rata
dengan sekitarnya.
7) Bidang Plesteran Tebal
Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm dan tidak lebih dari 2 cm.
Dipasang merata toleransi 1 mm setiap meter panjang. Untuk plesteran lebih dari
20 mm dan kurang dari 40 mm, sebelum lapisan tahap pertama kering benar
permukaannya di garis silang-silang untuk mengikat lapisan berikutnya.
Permukaan harus dibasahi secara berkala dan dilindungi dari terik matahari atau
hujan.
8) Plesteran Finishing Cat
Untuk plesteran yang akan difinishing cat harus di aci terlebih dahulu. Pengacian
dilakukan setelah lapisan mengeras dan tidak berkerut lagi. Tebal acian tidak
kurang dari 1 mm dan tidak lebih dari 2 mm, memakai bahan kapur dan semen
yang diayak halus dengan perbandingan campuran 1 pc : 8 kapur/gamping dan
disetujui Direksi Pekerjaan. Permukaannya halus dan rata, dilindungi dan dibasahi
seperti tersebut di atas.
9) Plesteran Exposed
Plesteran expose dengan adukan 1 pc : 3 ps ayakan halus, dikerjakan langsung
jadi sesuai dengan luas bidang yang dikehendaki sesuai dengan petunjuk Gambar
atau Direksi Pekerjaan. Setiap satu satuan bidang plesteran dengan bidang
lainnya harus dipisahkan dengan alur ukuran
10x10 mm. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm dan tidak lebih dari
2,0 cm. Dipasang merata toleransi 1 mm setiap meter panjang.
10) Nat Plesteran/tali air
Antara bidang plesteran dan kosen atau kolom harus dibuat alur-alur
pemisah/tali air yang rapi. Bila tidak disebutkan dalam gambar ukuran alur
dibuat 8x8 mm yang selanjutnya diaci.
11) Hasil Akhir yang Dikehendaki :
a) Bidang plesteran yang halus, rata atau tidak bergelombang, dan tidak retak-
retak
b) Alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan lurus c)
Sudut-sudut tajam dan rapih.
4.1.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Kuantitas pekerjaan plesteran yang dapat dibayar adalah jumlah luasan dalam
“meter persegi” sebagai luasan nominal yang selesai terpasang, memenuhi
persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan hasil pemeriksaan
dan pengukuran serta telah disetujui bersama oleh Kontraktor, Konsultan
Pengawas dan Direksi.
2) Kuantitas plesteran seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas dasar
Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan, ongkos kerja,
peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

4.2 Pekerjaan Pasang Tegel Keramik


4.2.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan Pasang Tegel Keramik meliputi semua pekerjaan pasang Tegel
Keramik pada lantai, dinding dan bidang-bidang lainnya atau sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi
a) Dimensi Tegel Keramik rata-rata sama dengan toleransi perbedaan
dimensi tidak lebih dari 2 mm setiap Tegel Keramik.
b) Toleransi kemiringan horizontal dan vertikal plesteran adalah 1 mm per
1m’ baik Tinggi atau Panjang per seribu.
c) Toleransi kerataan permukaan masing-masing Tegel Keramik adalah
0,25 mm, sedang kemiringan bidang untuk keperluan drainase dibuat rata-
rata 1 % ke arah pembuangan.
d) Alur naad Tegel Keramik sesuai rekomendasi pabrik dengan toleransi
0,25 mm per 1 m’
3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
a) Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan
peralatan secukupnya sebelum memulai pekerjaan pemasanganTegel
Keramik.
b) Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit
contohbidang pasangan Tegel Keramik untuk setiap jenis
penggunaan ruang atau bidang pasangan dalam rangka mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan pasangan Tegel Keramik tidak boleh dimulai sebelum Direksi
Pekerjaan menyetujui formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk
setiap bagian pekerjaan sesuai Gambar, namun kontraktor tetap bertanggung
jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
d) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
4) Jadwal Kerja
a) Jumlah pekerjaan pasang Tegel Keramik yang dilaksanakan setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan
pasang Tegel untuk menjamin agar seluruh pekerjaan pasang Tegel
hanya digunakan adukan mortar baru.

b) Luas bidang pasang Tegel Keramik minimal setiap tahap pasangan tegel harus
mengacu kepada luas ruang atau bidang yang akan dipasang Tegel Keramik
untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat pasangan
kepala/acuan secara vertikal maupun horizontal.
c) Setiap tahap pekerjaan, pasangan Tegel Keramik tidak boleh
terganggu/diinjak sebelum mortar pelekat kering untuk selanjutnya di
pasang semen naad sesuai warna tegel keramik.

4.2.2 Bahan
1) Adukan/mortar Pasang Tegel
No. Jenis Keterangan Adukan Plesteran Komposisi
1 A1 1 pc : 2 ps
2 A2 1 pc : 3 ps
3 A3 1 pc : 4 ps
4 A4 1 pc : 5 ps
- pc = portland cement
- ps = pasir pasang
2) Bahan dan Standar a)
Tegel Keramik :
Produksi Tegel Keramik setara produksi “ Granite Tile Vienna” .Ukuran dan
pola sesuai tertera dalam gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Tegel Keramik Homogenenious
Produksi setara Granite Tile Vienna kualitet I baik yang diglasur maupun non
slip.Ukuran dan pola sesuai tertera dalam gambar kerja atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
c) Semen, sesuai SNI 15-2049-2004 ASTM C 150-07 d)
Pasir, sesuai SNI 03-4428-1997
e) Air, sesuai NI – 3 pasal 10
Kontraktor harus memberikan contoh bahan terlebih dahulu kepada
Direksi Pekerjaan.
3) Penggunaan Komposisi Campuran
Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada
pasangan batanya :
a) Pasang tegel kedap air = A1 : 1pc : 2 ps b)
Pasang tegel pada beton = A2 : 1pc : 3 ps c) Pasang
tagel pada umumnya = A4 : 1pc : 5 ps
4.2.3 Pelaksanaan
1) Membuat Campuran
1) Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir
diayak sesuai dengan kebutuhan campuran.
2) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis
(beton molen) dengan pemakaian air secukupnya.
3) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.
2) Contoh Bidang Pasang Tegel Keramik.
Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Tegel Keramik terlebih dahulu,
kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan pasang Keramik
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh
3) Persiapan pada Bidang yang akan Dipasang Tegel Keramik.
a) Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang
menempel dan debu, dibersihkan dengan dikerok atau semprotan kompresor
kemudian dibasahi hingga jenuh
b) Semua dinding beton atau bata dan kolom beton yang akan dipasang Tegel
Keramik harus dikerik dan kemudian disawut dengan 1 pc : 3 ps ayakan
halus agar mortar pasangan dapat melekat dengan baik.
c) Bilamana kebutuhan mortar perekat Tegel Keramik lebih dari 25 mm untuk
dinding dan 50 mm untuk lantai, harus diplester terlebih dahulu dengan
campuran mortar sesuai yang disyaratkan dalam pekerjaan plesteran
kemudian digaris-garis silang sebelum plesteran tersebut mengering.
4) Pemasangan Tegel Keramik
Tegel Keramik sebelum dipasang harus Direndam hingga jenuh, bidang lekat
tegel sebelum dipasang harus dilepa dengan semen campur air (pasta semen)
secara merata keseluruh bidang tegel. Selanjutnya tegel keramik dipasang di atas
hamparan Mortar perekat yang berpedoman kepada elevasi akhir yang diharapkan
dengan cara memukul-mukul dengan palu karet sedemikian rupa sehingga didapat
permukaan yang rata dan air semen tidak turun.
4.2.4 Pengukuran dan Pembayaran
1) Volume pekerjaan tegel/keramik yang dapat dibayar adalah jumlah volume
dalam meter persegi sebagai volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi
persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima Direksi
Pekerjaan. Sedang finishing cat akan dihitung tersendiri pada Pekerjaan Cat sesuai
Spesifikasi ini.
2) Kuantitas pekerjaan tegel/keramik seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar
atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi pemasokan dan harga bahan, ongkos kerja,
peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

PASAL 5
PEKERJAAN PENEBANGAN POHON

5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi :


Pembersihan Selama Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk
menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian
dipelihara bebas dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan kotora
lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara
tempat kerja dalam kondisi rapih dan bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan samping (system
drainase) yang ada terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan
berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon dan rumput yang tumbuh
pada sekitar bangunan yang direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengalami kerusakan.
4) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan samping (system
drainase) yang ada terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan
5) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun
Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
6) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
7) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan yang ada atau
bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap
jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Penyedia
Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk
mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
8) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan yang ada atau
bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap
jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Penyedia
Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk
mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.
9) Semua pembabatan/penebangan pohon di kawasan perencanaan untuk
pembukaan lahan maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi
Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
5.2. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak
ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan
akhir.
5.3. Penebangan Pohon-pohon
Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar,
kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar gambar yang
menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang
mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari
Pemberi Tugas.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON
6.1. Umum

Sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor harus membuat rancangan campuran


beton yang akan dipakai job mix design untuk mengetahui jenis bahan yang akan
dipakai, dan komposisi campuran job mix tersebut baru bisa dilaksanakan dalam
pelaksanaan bila sudah memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan disetujui oleh
Direksi lapangan.
Acuan yang digunakan antara lain:
1. Pedoman Beton Indonesia SNI 2847 - 2013
2. SNI 15-2049-2004 ”Mutu dan Cara Uji Semen Portland”
3. SII 0052-80 ”Mutu dan Uji Agregat Beton”
4. SNI 03-2834-2000 ”Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton”

6.2 Bahan
1) Kontraktor harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang
akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
2) Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004
ASTM C 150-07 Standard Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII 0013-8.

3) Pasir beton dan koral harus berkualitas baik, tidak mengandung bahan organis,
lumpur dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2-3 cm dan
dapat memenuhi persyaratan PBI NI - 2.
4) Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia yang
merusak beton.
5) Apabila diminta oleh Direksi, Kontraktor wajib memeriksakan bahan- bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.

7.3 Peralatan
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, jumlah dan kualitas
peralatan harus cukup baik untuk menjamin mutu dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan

7.4 Gambar Kerja


Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, kontraktor harus menyiapkan gambar-
gambar kerja yang menunjukan detail-detail lengkap semua komponen, panjang serta
ukuran-ukuran dan detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk pekerjaan beton.

7.5 Bekisting
1) Bahan begesting dipakai kayu kelas III yang cukup kering dan keras serta untuk
penggunaannya harus mendapatkan persetujuan Direksi.
2) Pasangan bekisting harus menjamin bentuk yang diinginkan, tidak bergeser,
tidak melendut dan tidak bocor.

7.6 Campuran Mutu Beton


1) Untuk pekerjaan beton rabat menggunakan campuran 1 pc : 2 psr : 3 krl.

7.7 Pelaksanaan
1) Tuangkan adukan beton pada tempat yang telah ditentukan.
2) Sebelum pengecoran lokasi pengecoran harus disiram agar mendapatkan hasil
yang baik.
3) Adukan harus homogen (kekentalan merata).

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

8.1 Pekerjaan Emulsion

8.1.1 Umum
1) Uraian.
Pekerjaan meliputi semua pekerjaan pengecatan dinding dan kolom Acian;
Langit-langit Gypsum dan Acustical Board; dan Plat Beton acian, serta bagian-
bagian lainnya pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan. Pada pekerjaan ini sudah termasuk persiapan bidang cat, cat dasar atau
alkali resisting, plamur atau tanpa plamur, dan cat finishing.
2) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
a) Sebelum memulai pekerjaan Cat Kontraktor harus membuat schedule
finishing Cat atas dasar schedule dan Gambar Rencana yang telah ada,
termasuk membuat jadwal waktu (schedule lengkap) tentang semua jenis dan
volume serta bahan/komponen yang diperlukan.
b) Kontraktor harus membuat satu bidang contoh pengecatan untuk setiap
warna dan jenis cat terpilih dalam rangka mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
c) Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3) Jadwal Kerja
a) Kotraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan peralatan
pengecatan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua bidang cat sudah kering sempurna serta tidak ada yang
cacat apabila diperlukan harus diperiksa dengan peralatan khusus humidity.
c) Setiap memulai pekerjaan pengecatan harus sepengetahuan dan seijin
Direksi Pekerjaan.
8.1.2 Bahan
1) Bidang Interior (dalam ruang) dipakai setara Dulux Painting System :
a) Cat Dasar (Primer) : setara Alkali Resisting Primer = 1 lapis b)
Under Coat : setara Vinilex = 1 lapis c) Cat
Finish : setara Vinilex = 2 lapis
2) Bidang Exterior (luar ruag) dipakai setara Dulux painting System : a) Cat Dasar
(Primer) : setara Alkali Resisting Primer = 1 lapis
b) Under Coat : setara Tanpa Wall Filler
c) Cat Finish : setara Vinilex = 2 lapis
8.1.3 Pelaksanaan
1) Pengecatan Bidang Interior :
a) Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian atau
benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
b) Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran- kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4
Bar.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting
Primer yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll : 1 lapis. Lapis
kedua digunakan dengan kapi untuk mendapatkan permukaan bidang rata,
setelah kering di amplas hingga halus dan rata, semua siar dan benangan
dibuat rapi dan lurus. Lapis ketiga digunakan cat finish yang dikuas merata
dengan kuas roll, sedang lapis keempat dengan cat yang sama setelah semua
bidang cat dalam kondisi baik dan kering.
2) Pengecatan Bidang Exterior :
a) Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian atau
benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
b) Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran- kotoran
yang melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4
Bar.
c) Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting
Primer yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll : 1 lapis. Lapis
kedua digunakan cat finish Vinilek Weathershield yang dikuas merata dengan
kuas roll, sedang lapis ketiga dengan cat yang sama setelah semua bidang cat
dalam kondisi baik dan kering.
3) Persetujuan Bahan :
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan perlengkapan Cat, Kontraktor
harus mengajukan contoh-contoh dan methode pengecatan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
8.1.4 Hasil Akhir yang diharapkan :
1) Bidang cat rata atau tidak belang-belang, permukaan rata dan bersih dari semua
kotoran-kotoran.
2) Semua komponen cat teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis, merk, dan
petunjuk pabrik atau Direksi Pekerjaan.
3) Finishing akhir warna merata, permukaan rata, dan tidak cacat.

8.1.5 Pengukuran dan Pembayaran


1) Volume Pekerjaan Pengecatan Emulsion yang dapat dibayar diukur dengan
harga "Meter Persegi", sebagai total volume yang terpasang memenuhi
persyaratan – persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan dan telah diperiksa
serta disetujui Direksi Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Jumlah Pengecatan terpasang yang diterima, dan ditentukan seperti yang
diuraikan di atas harus dibayar pada harga Penawaran kontrak di mana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan
dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian
dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi
ketentuan yang telah ditetapkan.

PASAL 10
PENUTUP
10.1 Umum
Untuk pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini dan ada kaitannya dengan
jenis pekerjaan yang dikerjakan, maka menjadi kewajiban dan tanggung jawab
penyedia barang/jasa untuk melaksanakannya.

10.2 Hal – hal lain yang bertautan :


a. Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa wajib membuat photo
dokumentasi (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%).
b. Penyedia Jasa wajib membuat laporan kemajuan pekerjaan berupa Laporan
Harian, Mingguan dan Bulanan.
c. Penyedia Jasa Wajib membuat Shop Drawing dan As Built Drawing.
d. Pelaksana sebelum menyerahkan pekerjaan Wajib mengadakan pembersihan,
perapian dan perbaikan-perbaikan di lapangan sampai mendapat persetujuan
Direksi dan Pemimpin kegiatan.
e. Hal-hal yang belum jelas tentang RKS ini akan dijelaskan pada waktu
diadakan pertemuan Aanwijzing kegiatan ataupun saat peninjauan lapangan.
20 Penataan Halaman / Parkir Kantor Sekretariat Kota Baubau

Anda mungkin juga menyukai