Pembanan lateral diambil dengan menganggap Plat Lantai sebagai diafragma yang
kaku untuk masing-masing taraf lantai hal ini di ambil sebagai salah satu pendekatan
dalam perhitungan. Pandeglang berada di Zona 4 tanah lunak dengan percepatan
0.75 G.
Faktor keutamaan (1) gedung ini di tentukan berdasrkan SNI 03-1726-2002 yang
besarnya 1=1.
Daktilitas penuh (R) untuk gedung ini ditentukan berdasarkan SNI 03-1726-2002 yang
besarnya R - 8.5
Untuk perencanaan elemen-elemen balok dan kolom mengikuti ketentuan standar
tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002,
mengenai kuat perlu, Sesuai SNI 03-2847-2002 tersebut, pengaruh gempa dianggap
2. Persyaratan bahan-bahan
a) Semen portland/PC Semen yang digunakan adalah Semen Tiga Roda. Semen
yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen.Penggunaan semen harus sesuai
dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi pekerjaan.
b) Agregat : Pasir dan Split/Kerikil
Pasir laut tidak oleh dipergunakan.
Kerikil/Split harus bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan
semen, jika agregat yang datang ternyata kotor maka sebelum dipakai harus
dicuci (disiram) lebih dahulu.
Jika kerikil/split yang akan digunakan ternyata terlalu kering, maka sebelum
digunakan harus dibasahi dengan disiram air.
Pasir yang digunakan harus berbutir kasar, sedangkan ukuran kerikil/split
mengikuti persyaratan-persyaratan beton yang telah diterangkan
sebelumnya.
c) Air
Air untuk campuran adukan beton harus bebas dari asam, garam, bahan
alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air untuk kerja harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
Bila akan digunakan air kerja yang bukan untuk air minum dan mutunya
meragukan, maka Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor
untuk mengadakan pengujian tersebut dengan biaya tanggungan Kontraktor.
d) Baja tulangan
Baja tulangan yang digunakan adalah Baja Polos U 24 untuk baja tulangan
dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm. Sedangkan untuk
3. Pelaksanaan pekerjaan
a) Bentuk dan ukuran bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga
mengahasilkan dimensi beton sesuai dengan gambar kerja.
b) Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat, sehingga air adukan beton
tidak banyak keluar.
c) Rangka/penguat bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kokohnya bekisting.
d) Sebelum dilakukan pengecoran, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
semua kotoran maupun serpihan kayu.
e) Pelaksana harus membuat gambar detil rencana pemotongan besi tulangan,
tempat sambungan/pemberhentian, overlapping sambungan maupun
pembengkokan. Semua gambar tersebut harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja, pasangan bata
yang di plester, pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain bahan yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis terlebih
dahulu, acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau
setara, ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari perencanaan struktur
dengan tebal multiplek minimum 12 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-
2002).
b. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung (SNI 03-1726-
2002).
c. American Concrete Institute ( A.C.I 318 m) 2005.
d. Peraturan perencanaan tahun gempa untuk Indonesia untuk gedung 2003
e. Pedoman perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983
f.Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1972 ( PUBI-1982)-NI-3
g. Peraturan porteland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
h. Mutu dan cara uji semen Portland (SII 0013-81).
i. Mutu dan cara uji Agregat Beton (SII 005-80).
j. ASTM C-33 Standard Specification for Cocrete Aggregates.
k. Baja tulang beton (SII 0136-84).
l. Jaringan kawat baja las untuk tulang beton (SII 0784-83).
m. American Socity For Testing and Material (ASTM).
n. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
o. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI- 2.3.5.3 1987
VDC :699.81:624.04).
Peraturan – peraturan yang diperlukan tersebut di atas harus di sediakan
Pemborong di “Site” Sehingga memudahkan apa bila hendakdi gunakan
a. Semen
1) Semen yang digunakan adalah semen Portland Lokal yang memenuhi
Syarat-Syarat dari :
Peraturan–Peraturan Relevan yang tercantum pada Pasal ini ayat 1.
Mempunyai Sertifikasi uji (Test Sertificate) dari Laboratorium yang
disetujui secara tertulis dari Pengawas Teknis .
2) Semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama ( tidak
diperkenankan menggunakan bermacam – macam jenis/merek semen
untuk suatu Konstruksi / struktur yang sama ), dalam keadaa baru dan
asli , dikirim dari kantong – kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
3) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, semen
diterimakan dalam zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yangcukup Ventilasinya dan
diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai ,
zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui
2 meter atau maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan
dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
urutan pengirimannya.
4) Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu dan dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam
atas biaya pemborong .
b. Agregat ( Aggregates )
1) semua pemakaian batu pecah ( Agregat kasar ) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat:
m. Pengganti Besi.
1) Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
2) Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka.
Pemborongan dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tersedia dalam gambar. Usulan pengganti tersebut harus
segera dikonfirmasikan pada perencana.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai
pekerjaan lehih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah
ada persetujuan tertulis dari perencanaan Konstruksi.
Jika disusulkan perubahan dari rangkaian pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
perencana Konstruksi.
Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Pemborong.
3) Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan yang terdekat dengan catatan :
2. Desain
a. Desain rangka atap baja ringan harus memiliki kriteria desain atau software
3. Pekerjaan/Pemasangan
a. Perakitan di proyek mempunyai resiko kuda-kuda yang dibuat tidak rapih, tidak