Anda di halaman 1dari 43

Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

BAB 2 PEKERJAAN STRUKTUR

2.1. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN


A. LINGKUP PEKERJAAN
1) Tenaga kerja, bahan, dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat- alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi ini.
2) Galian tanah pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi footplat, pondasi batu kali, balok
pondasi dan struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti tercantum
di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Penyedia Jasa Konstruksi agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
3) Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan
menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi
proyek dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung
lantai terbawah, maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang
hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang
memenuhi syarat.
4) Pohon-pohon pada lahan proyek
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Penyedia Jasa Konstruksi wajib
mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa
koordinasi dengan Direksi / Konsultan Pengawas. Pohon yang terletak pada lokasi yang
akan dibangun dapat ditebang.
B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1) Level galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar
rencana. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level
bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera
didiskusikan dengan Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang
dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

Pekerjaan Struktur 1
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

2) Jaringan utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan
jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
3) Galian yang tidak sesuai
Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat, atau galian
tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton.
4) Urugan kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan
pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
5) Pemadatan dasar galian
Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
6) Air pada galian
Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian
dan wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Penyedia Jasa Konstruksi
harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan, sehingga tidak
terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus
dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan
berlangsung.
7) Struktur pengaman galian dan pelindung galian
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran pada

Pekerjaan Struktur 2
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2
(Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka
galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal /
kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.
8) Perlindungan benda yang dijumpai
Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang
dilindungi selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk dipindahkan,
benda-benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi harus diperbaiki / diganti oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
9) Urutan galian pada level berbeda
Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai dari
bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN SIRTU


A. Lingkup Pekerjaan
1) Tenaga kerja, bahan, dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi.
2) Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera di dalam gambar kerja.
3) Pembersihan akar tanaman padat dan sisa galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut
harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
B. Persyaratan bahan
1) Bahan Urugan Sirtu Padat
a. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas
dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pekerjaan Struktur 3
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

b. Perbandingan sirtu yang digunakan adalah 60 : 40. 60 untuk komposisi batu dan 40
untuk komposisi pasir.
c. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu/pasir batu yang sebelum mendatangkan
harus sudah mendapat persetujuan konsultan pengawas
2) Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi
syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.
3) Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan sirtu yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
C. Syarat-syarat pelaksanaan
1) Cara Pengurugan Dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan maksimum pada kadar air
optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan
dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika tidak
tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai mencapai
derajat kepadatan 98% dari kepadatan optimum laboratorium. Pemadatan harus
dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar didapat hasil kepadatan yang baik.
Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai
dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
2) Pemasangan Patok
3) Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna
tertentu pula.
4) Sistem Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan dilakukan
dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh

Pekerjaan Struktur 4
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan
berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif untuk menaggulangi air yang ada.
5) Air pada lokasi pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib
menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan.
Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan kelokasi
yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sumpit pada tempat
tertentu.
6) Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir
urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib
mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang bersih.
7) Kotoran, Lumpur dan Bahan Organik
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
8) Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan ± 50
mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
9) Level Akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas.
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi
untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
10) Perlindungan Hasil Pemadatan.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan,
panas matahari dan sebagainya perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi
permukaan plastik. Pekerjaan pengadaan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi
syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
11) Pemadatan Kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum memulai lapisan
berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
Pekerjaan Struktur 5
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

lapisan tersebut harus diulangi perkerjaannya atau diganti, dengan cara-cara


pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang telah
dibutuhkan, jadwal pengujian harus diajukan oleh kontraktor kepada konsultan
pengawas
12) Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
D. Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
1) Penyiapan tempat kerja
a. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan
ketentuan yang berlaku.
b. Kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah
rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk
penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm
bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk
Timbunan yang ditempatkan diatasnya.
2) Penghamparan Timbunan
a) Timbunan baru ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan
yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Bahan timbunan pada umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan
tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenaankan, terutama selama
musim hujan.
c) Penimbunan kembali diatas pipa dan dibelakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setalah pemasangan pipa atau struktur. Akan
tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari
3 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali disekitar struktur penahan tanah dari beton,

Pekerjaan Struktur 6
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan
tidak kurang dari 14 hari.
d) Lapis penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan setiap penggalian atau
pembersihan dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan. Lapis penopang dapat
dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter
sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
3) Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan
sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan sirtu harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilaman tanah dipadatkan.
c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
d) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
area sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan
di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
e) Bahan untuk timbunan pada tempat – tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat
normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
f) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horisontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat statis minimum 10 kg. pemadatan di bawah maupun ditepi pipa
harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan
untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

Pekerjaan Struktur 7
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

E. Jaminan Mutu
1. Pengendalian Mutu Bahan
a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga harus
mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan, dengan paling sedikit tiga contoh
yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu
bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan bahan
atau sumber bahannya dapat diamati.
c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk
mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000
meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit
harus dilakukan suatu pengujian Direksi Pekerjaan setiap saat dapat memerintahkan
dilakukannya uji ke-ekspansifan bahan timbunan.
2. Ketentuan Kepadatan untuk Bahan Timbunan
a) Lapisan timbunan yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering maksimum.
b) Lapisan timbunan pada kedalaman 30cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum.
c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan
dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan
maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan. Pengujian harus dilakukan sampai
kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi harus
tidak boleh berselang lebih dari 200 m. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur
atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu
pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk
timbunan, paling sedikit satu rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus
dilakukan untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang dihampar.
3. Kriteria Pemadatan untuk Timbunan Batu (Sirtu)
Penghamparan dan pemadatan timbunan batu harus dilaksanakan dengan
menggunakan penggilas berkisi (grid) atau pemadat bervibrasi atau peralatan berat

Pekerjaan Struktur 8
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

lainnya yang serupa. Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang sepanjang
timbunan, dimulai pada tepi luar dan bergerak ke arah sumbu area, dan harus dilanjutkan
sampai tidak ada gerakan yang tampak di bawah peralatan berat. Setiap lapis harus terdiri
dari sirtu dengan gradasi/kombinasi batu dan pasir 60 : 40 dan seluruh rongga pada
permukaan harus terisi dengan pasir sebelum lapis berikutnya dihampar. Ukuran batu
lebih besar dari 7 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratas ini.
4. Percobaan Pemadatan
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus
digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jemis peralatan pemadat dan kadar air
untuk seluruh pemadatan berikutnya.

2.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


A. Lingkup Pekerjaan
1) Tenaga kerja,bahan, dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi.
2) Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti Footplate, Sloof, dan pekerjaan beton yang lain yang berhubungan
langsung dengan tanah.
3) Pembersihan akar tanaman padat dan sisa galian
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut
harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

Pekerjaan Struktur 9
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

B. Persyaratan Bahan
1) Bahan urugan pasir padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Pasir beton ex Merapi.
2) Air kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi
syarat, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Tebal pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi
lapisan pasir urug tebal 10 cm padat atau sesuai dengan gambar kerja. Pemadatan harus
dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2) Cara pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai
tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus
dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik.
Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai
dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
3) Air pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug
diletakkan. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat rencana yang benar, agar air tanah
dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat
sumpit pada tempat tertentu.
4) Tanah di Sekitar Pasir Urug
Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak
tercampur dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya,

Pekerjaan Struktur 10
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan
lainnya yang bersih.
5) Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.4. PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH


A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk pondasi
bangunan serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
B. PERSYARATAN BAHAN
1) Batu kali yang digunakan adalah batu gunung, berwarna kehitaman dan harus batu
belah/tidak bulat dan tidak porous serta tidak rapuh.
2) Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
3) Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis : batu belah/batu gunung
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 6 PP
C. SYARAT PELAKSANAAN
1) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan
harus seijin Direksi / Konsultan Pengawas.
2) Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah dasar harus
diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan dipadatkan.
3) Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian dalam harus
terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan kricak. Tinggi pemasangan
tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari. Sisi samping pondasi harus diplester kasar
sesuai adukan perekat pondasinya.
4) Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kososng (aanstamping),
pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang tengah dan bersilang kemudian
diberi / ditabur pasir bagian atasnya hingga pasir mengisi lobang-lubang yang terdapat
disela-sela batu. Ketinggian pasangan aanstamping 20 cm atau mengikuti gambar
kerja. Setelah pasir merata kemudian ditimbris.

Pekerjaan Struktur 11
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

2.5. PEKERJAAN BETON BERTULANG

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi, beton
dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik
pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan
aman.
B. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1) Pedoman Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
2) Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983
3) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
4) Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8
5) Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
6) Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
7) ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
8) Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
9) Baja Tulangan Beton (SNI 2052:2017)
10) Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
11) American Society for Testing Material ( ASTM )
12) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
13) Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC : 699.81 : 624.04)
14) Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung (SNI 1726-2019)
15) Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural AISC 2010 (SNI 1729-2015)
16) Persyaratan beton struktural dan bangunan gedung (SNI 2847-2019)

Pekerjaan Struktur 12
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

C. Keahlian dan Pertukangan


Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman,
termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat mengantisipasi segala
kemungkinan yang terjadi. Selain itu Penyedia Jasa Konstruksi wajib menggunakan tukang
yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakannya terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga
ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton
selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan Pengawas. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli diluar yang
ditunjuk Penyedia Jasa Konstruksi untuk membantu mengevaluasi semua usulan Penyedia
Jasa Konstruksi dan semua biaya yang timbul menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.
D. Persyaratan Bahan
1) Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang
telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang akan dipakai harus dari satu merk yang
sama dan dalam keadaan baru. Semen yang digunakan adalah ex Tiga Roda,
Holcim/Dynamix, Gresik. Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen
harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup
rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan
diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak
diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan
semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu
lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti
membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.

Pekerjaan Struktur 13
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

2) Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis agregat ini diisyaratkan
sebagai berikut :
a. Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar harus tidak
melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal
pelat. Atau ¾ jarak bersih minimum antar baja tulangan, berkas baja tulangan atau
tendon pratekan atao 30 mm. Gradasi Agregat tersebut secara keseluruhan harus
sesuai dengan yang diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang kerikil
atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut:
Sisa di atas ( % Berat )
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan berikutnuya 01-10

b. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan
bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur harus lebih kecil dari 4%
berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
Ayakan 0.25 mm 80-95
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan
dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal, maka
Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras
permukaanya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.
3) Air untuk Campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau
besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus
diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika air pada lokasi
Pekerjaan Struktur 14
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
mencari air yang memadai untuk itu.
4) Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar. Ketentuan
mengenai besi beton adalah:
 Ex Krakatau Steel, Master Steel, Lautan Steel, Hanil Jaya Steel (Standar SNI)
 ≤ P 10 mm (tulangan polos) : BjTP 280
 > S 10 mm (Tulangan ulir) : BjTS 420B
Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi
syarat-syarat :
 Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
 Mutu sesuai dengan yang ditentukan
 Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
 Besi standart SNI
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5) Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan
cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini
dengan menggunakan bahan semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini.
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus
memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for Concrete“ (ASTM C494) atau
memenuhi Standart Umum Bahan Bangunan Indonesia.
6) Kualitas Beton
a. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang harus
dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam spesifikasi teknis ini.
b. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Penyedia Jasa
Konstruksi harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh
peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Struktur 15
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

c. Beton dengan mutu K-225 (benda uji kubus) atau fc 19,3 MPa (benda uji silinder)
dengan campuran site mix 1PC : 1,5 Ps : 2,5 Kr untuk pekerjaan struktural
bangunan gedung power house seperti beton foot plat, sloof, kolom struktur, balok
struktur dan plat beton.
d. Jika tidak ditentukan secara khusus, kolom praktis, balok latiu (kusen) dan beton
non struktur lainnya harus menggunakan beton Mutu K-175 (benda uji kubus)
(jarak maksimal kolom praktis 3M atau luasan dinding tanpa rangka maksimal 9M 2)
e. Beton rabat / Lantai kerja dengan mutu K-100.
7) Desain Adukan Beton.
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi yang baik, sehingga
beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan sekitar besi beton, tanpa menimbulkan
segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton
harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah
ini :

MUTU BETON K225 K250 K275 K300 K350 k400


Kuat tekan minimum 7 hari ( kg/cm2 ) 158 175 192 210 245 280
Jumlah Semen minimum ( kg/m3 ) 300 300 300 325 350 375
Jumlah Semen Maksimum ( kg/m3 ) 550 550 550 550 550 550
W / C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5

Untu
Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus menyerahkan
mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus
sesuai dengan yang diisyaratkan oleh pemasok waterproofing.
E. PENGUJIAN BAHAN
1) Umum
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai dengan

Pekerjaan Struktur 16
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

yang diisyaratkan. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan hasil pengujiannya


setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh konsultan pengawas.
b. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan
selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang
diinginkan.
c. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Konsultan Pengawas.
d. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari Pabrik, dimana
pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai dengan spesifikasi ini.
2) Laboratorium Penguji
a. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan pada proyek ini.
Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan
spesifikasi ini.
b. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan
penguji di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai
bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus.
 Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
 Alat pengukur kelecakan beton (slump)
 Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat benda uji
pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.
d. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) di atas
harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
3) Pengujian Agregat
Pengujian Pendahuluan Agregat
Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai
berikut:
a. Sieve analysis
b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
c. Pengujian unsur organis
Pekerjaan Struktur 17
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

d. Pengujian kadar Clorida dan Sulfat.


Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan pengujian kadar air dari tiap jenis agregat
harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap Trial Mix.
4) Pengujian Beton
a. Benda Uji Beton
Benda uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran, lokasi
pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum
beton dituang ke lokasi pengecoran sesuai dengan yang disyaratkan oleh konsultan
pengawas.
b. Test beton
i. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat benda uji. Benda uji tersebut ditentukan
secara acak oleh konsultan pengawas dan harus dirawat sesuai dengan
persyaratan.
ii. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas dapat
meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas. Dengan
beban biaya ditanggung oleh kontrator.
c. Laporan Hasil Uji Beton
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari
laboratorium penguji untuk disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan tersebut
harus dilengkapi dengan perhitungan Tekanan Beton Karakteristik.
d. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
i. Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil tes
kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang
dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam
tabel berikut :

Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )

≤ 15 1.16
20 1.08
Pekerjaan Struktur 18
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

25 1.03
≥ 30 1.00

ii. Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )


Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi
campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula berikut
ini : fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2
iii. Kuat Tekan Sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika
kedua syarat berikut dipenuhi :
 Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing masing terdiri dari
4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc’ + 0.82 N)
 Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai
nilai di bawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil
langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas
rekomendasi KP.
e. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat
dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa Konstruksi
harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Lokasi dan banyaknya pengujian
akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus perkasus.
5) Pengujian Besi Beton
a. Benda Uji Besi Beton
i. Sebelum besi beton dipesan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengambil benda uji
besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan
diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus
diambil dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas untuk masing masing
diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
ii. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh Konsultan Pengawas. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa
disaksikan Konsultan Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak
Pekerjaan Struktur 19
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi.
iii. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman,
lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat.
iv. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih
besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Penyedia
Jasa Konstruksi.
b. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton
dari laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
F. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1) Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara
khusus adalah antara 10 – 14 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor slump sebagai
berikut, Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap
tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
2) Persetujuan Konsultan Pengawas
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Laporan
harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua
pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara
baik dan jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan
untuk pemeriksaan.
3) Persiapan dan Pemeriksaan

Pekerjaan Struktur 20
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa Konstruksi harus melaporkan kepada
konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan
tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan
kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan
pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang
dibutuhkan agar Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan
mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi tidak akan diizinkan untuk
melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus
segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengajukan ijin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan
adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh pemberi
tugas / Konsultan Pengawas. Persetujuan untuk melakukan pengecoran tidak berarti
membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawab sepenuhnya atas
ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan
harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah
terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran.
Demikian pula untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.
4) Siar Pelaksanaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam
gambar kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan untuk melalui
daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak
ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaya
geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar
pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan
perbedaan temperatur yang besar pada beton yang tersebut, yang berakibat retaknya
beton, disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat
dibuat secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar
pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa Konstruksi
harus mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan

Pekerjaan Struktur 21
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih
permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar
pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat
dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa
sehingga agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan baik.
5) Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba dilokasi
proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi pembuatan
cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat memperlambat
proses pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus
diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.
Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini
sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta
beton sehingga dapat mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus
disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum
pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup,
sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan jumlah alat dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang
dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai
gambaran setiap alat pemadam maupun memadatkan sekitar 5 – 8 m3 beton segar per
jam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama
pemadatan beton masih bersifat plastis.
G. PEMADATAN BETON
1) Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan tersebut bertujuan
untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas pada beton.
Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas
kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah biasanya
merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai,
sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan dilakukan. Minimum harus dipersiapkan
satu vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat

Pekerjaan Struktur 22
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus di tempatkan sedemikian rupa


sehingga tidak menyentuh besi beton.

2) Lokasi Pemadatan yang Sulit


Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan
balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat dan
rumit, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mempersiapkan metode khusus untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari
sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton, sehingga
secara kualitas tidak akan disetujui.
3) Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka
beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Konsultan
Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.
4) Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan cara
pemadatan lain.
H. TEMPERATUR BETON SEGAR
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai
skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika
temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan
ketelitian 1o C.
I. PERAWATAN BETON
1) Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air dari
beton pada umur beton awal dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton
yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton.
Perawatan beton harus dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan.
Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
2) Lama Perawatan

Pekerjaan Struktur 23
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan
air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen
vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan
karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
3) Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan
beton harus dilindungi dengan material (antara lain stereo foam) yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut
harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
4) Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis,
harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut dihindari
dari terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan
panas. Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada
permukaan beton.
5) Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing
compound. Jenis dan tipe curing compound yang digunakan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur yang
cepat pada permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan
beton.
J. CARA UNTUK MENGHINDARI KERETAKAN BETON
1) Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala
kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton berlangsung. Monitoring
dilakukan minimal selama 7 hari sejak pengecoran selesai. Penyedia Jasa Konstruksi
wajib menyediakan alat pengukur temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di
dalam beton, dan dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan
maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya maksimal
10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu tersebut harus diusulkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2) Perbedaan temperatur

Pekerjaan Struktur 24
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting


adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20 oC) antara permukaan dan inti
beton dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun tiupan angin.
3) Material bantu
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat
dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton
untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu cepat.
4) Lebar retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar retak yang
diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
5) Antisipasi perbedaan temperatur
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk
mengatasi jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan
mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar
kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera dilakukan agar perbedaan
temperatur tidak menjadi besar. Untuk itu harus disiapkan material isolasi lebih dari
kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
6) Hal – hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah :
a) Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung
dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat pencampuran
dimulai.
b) Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti sebagian air
dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih besar.
c) Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
d) Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
e) Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam.
f) Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar
pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis
pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter dan perbedaan temperatur dapat
dikontrol.

Pekerjaan Struktur 25
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

g) Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperatur
lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan dari siang hari.
h) Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh permukaan beton yang
terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu
berbeda pada seluruh penampang beton.
i) Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus diteruskan
sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
j) Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan
angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran
dengan plastik atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.
7) Retak di luar batas yang disyaratkan.
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang diijinkan,
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi
antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran
yang digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi lebih lanjut. Penyedia Jasa
Konstruksi tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
K. ADUKAN BETON YANG DIBUAT DITEMPAT (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
1) Semen diukur menurut berat
2) Agregat kasar diukur menurut berat
3) Pasir diukur menurut berat
4) Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching
plant)
5) Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
6) Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk
7) Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai
L. BESI BETON
1) Pengajuan besi beton

Pekerjaan Struktur 26
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Sebelum pemesanan dilakukan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan


contoh besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan
digunakan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
2) Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpuk secara baik agar tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga
kemungkinan karat dapat dihindarkan
3) Gambar kerja dan bending schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan
dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus
dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan
dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Untuk itu Penyedia
Jasa Konstruksi harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan
diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4) Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang,
permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat
mengurangi lekatan besi beton.
5) Selimut beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar
standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik / tekan
penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang,
sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas
harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Untuk beton bertulang, tebal selimut beton minimum yang harus disediakan untuk
tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tebal Selimut
Kondisi minimum
(mm)
i. Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu
75
berhubungan dengan tanah
Pekerjaan Struktur 27
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

ii. Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:


 Batang D-19 hingga D-56 ………………………………………………… 50
 Batang D-16, jaring kawat polos P 16 atau kawat ulir D 16
dan yang lebih kecil ………………………………………………………….. 40
iii. Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau
beton tidak langsung berhubungan dengan tanah:
Pelat dinding, pelat berusuk:
 Batang D-44 dan D-56 ……………………………………………………… 40
 Batang D-36 dan yang lebih kecil …………………………………….. 20
Balok, kolom:
 Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan
spiral………………………………………………………………………………… 40
Komponen struktur cangkang, pelat lipat:
 Batang D-19 dan yang lebih besar ……………………………………. 20
 Batang D-16, jaring kawat polos P 16 atau ulir D 16 dan yang
lebih kecil …………………………………………………………………………. 15
6) Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang
terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus meminta klarifikasi kepada Konsultan Pengawas.
7) Kawat beton dan penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.
Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan acuan.
Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol permukaan beton.
8) Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka
sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar.
Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar
agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat
yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.

Pekerjaan Struktur 28
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

9) Beton tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan
minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak
antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm
10) Penggantian besi
i. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
ii. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa Konstruksi atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada maka Penyedia Jasa Konstruksi dapat menambah ekstra besi
dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar.
iii. Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di
tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
 Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

Pekerjaan Struktur 29
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

11) Toleransi Besi

M. TOLERANSI DIMENSI ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR


Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi
toleransi sebagai berikut :
Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut
Struktur (mm) Beton
(mm) (mm)
B  200  9.0  5.0
B  200  12.0  9.0

Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang
tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh konsultan pengawas, untuk
selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi.
N. PEMASANGAN ALAT-ALAT DI DALAM BETON / Sparing
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara
tepat lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Penyedia Jasa Konstruksi
wajib mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat
keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan desain
harus diinformasikan segera kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton

Pekerjaan Struktur 30
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Ukuran lubang, pasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan sebagainya, harus
sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas.
Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E harus mengikuti
ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak / belum tertera di dalam
gambar maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib menginformasikan hal tersebut kepada KP /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaiannya.
O. BETON KEDAP AIR
Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu
lama. Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan
oleh Pemasok bahan kedap air / water proofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja / shop drawing, sehingga
rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah
termasuk di dalam penawaran yang diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang
sudah selesai.
P. ACUAN / BEKISTING (DUA KALI PEMAKAIAN)
1) Umum
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat acuan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya
serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang
berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai gambar kerja rencana.
Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Di dalam penawarannya Penyedia Jasa
Konstruksi wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.

Pekerjaan Struktur 31
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam
di dalam struktur beton.
Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan
dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus
dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan
sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi
dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu
dengan struktur beton.
2) Lingkup pekerjaan
i. Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti
release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstuksi dan
gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan
syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan benar.
ii. Detail-detail khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang
ditawarkan di dalam penawaran Penyedia Jasa Konstruksi. Termasuk juga jika
menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail khusus.
3) Persyaratan Bahan Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata yang
diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan,
selama dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan yang terbuat dari multiplek yang
dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus yang digunakan untuk acuan sangat
dianjurkan dengan tebal plywood minimal 9 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar
agar tidak terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat.
Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material
penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk pekerjaan beton yang langsung
berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-100.
Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali,

Pekerjaan Struktur 32
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Untuk elemen beton
tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan acuan baja.
4) Syarat-syarat Pelaksanaan
i. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa,
sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa
mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus memenuhi syarat stabilitas.
Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap
kemungkinan beban diluar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti
kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan
perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan
dilakukan.
ii. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing. Tambahan elemen
tertentu seperti bentuk / profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur
juga harus dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
iii. Gambar Kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar kerja khusus acuan
berdasarkan analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai
ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Penyedia
Jasa Konstruksi tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
iv. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai
dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya
tambahan, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja.
Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.

Pekerjaan Struktur 33
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

v. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaiki
acuan yang dianggap tidak / kurang sempurna dengan beban biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
vi. Inspeksi Konsultan Pengawas
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan
Pengawas.
vii. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
viii. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan /
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi
ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
ix. Sistem pengaliran air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air
dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan
harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air
semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang.
x. Ikatan acuan di dalam beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas baut-baut
dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian,
sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.
xi. Acuan beton exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan
acuan yang menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent
berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka pemilihan jenis dan
penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara pengecoran beton harus

Pekerjaan Struktur 34
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak


penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent yang telah
disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu Penyedia
Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih dahulu nama pedangang dari release
agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-
bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan lain
yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
xii. Bukaan untuk pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
xiii. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah
diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
xiv. Persetujuan konsultan pengawas.
Setelah pekerjaan di atas selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum
pengecoran. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan permohonan tertulis untuk
izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.
xv. Anti lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan plat,
harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sebagai berikut :
Lokasi % Terhadap Bentang
Ditengah bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5
xvi. Pembongkaran acuan
1) Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi yang
dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.

Pekerjaan Struktur 35
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

2) Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sebagai berikut :


Elemen Struktur Waktu Minimum
Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyanggah tidak 21 hari
dilepas)
Tiang-tiang penyanggah plat 21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan harus


dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban
dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Tidak
ada biaya tambah untuk biaya tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3) Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas.

2.6. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

A. SYARAT-SYARAT UMUM
1) Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan konstruksi baja yang
tercantum dalam gambar kerja.
Termasuk di dalam pekerjaan konstruksi baja ini antara lain adalah:
 Konstruksi baja untuk perkuatan struktur fasade GOR, konstruksi baja untuk
bangunan TPS dan bangunan parkir motor.
 Konstruksi baja lainnya sesuai yang dimaksud gambar kerja.
2) Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua, tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam termasuk alat-alat atau benda-
benda / material pendukung lainnya.
3) Pekerjaan baja/besi hollow dan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-
keterangan yang tertera pada gambar rencana / detail, lengkap dengan penyangganya,
alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat baja / profil siku dan lain
sebagainya.
Pekerjaan Struktur 36
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

4) Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya
tidak memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjuk hal tersebut.
5) Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi, dan
dalam pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pada
tempatnya tetapi dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di
tempat pekerjaan terutama bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
6) Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian pekerjaan yang
buruk akan ditolak dan harus diganti apabila perlu. Pekerjaan yang selesai harus bebas
dari puntiran-puntiran, bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan yang
mengganggu.
7) Referensi
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (PPBBI-1983)
b. NI – 3 - 1970
c. J.I.S dan AISC
d. SNI 07-7178-2006 Baja Profil WF
e. RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
8) Perancangan
a. Penawaran baja/besi hollow dalam berat (kg), sudah termasuk “wastage” akibat
pemotongan dan lain-lain dan diperhitungkan pada analisa harga satuan.
b. Standar
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja/besi
hollow untuk pengerjaannya agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini
sepenuhnya.
Penyedia Jasa Konstruksi supaya menyiapkan salinan usulan standar yang akan
dipakai, sebagai pedoman bagi Direksi / Pengawas paling lambat 21 hari sebelum
fabrikasi.
9) Perencanaan dan Pengawasan
a. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan
gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan detail-detail lengkap dari
semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut
serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.
b. Ukuran-ukuran

Pekerjaan Struktur 37
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
c. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhannya tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
d. Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
Direksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui Direksi / Pengawas. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau
tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian,
harus diprbaiki dengan segera.
B. BAHAN
1) Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas, tidak berkarat, bagian-bagiannya dan lembaran-lembarannya
tidak bengkok dan cacat. Potongan-potongan (profil) mempunyai ukuran yang tepat
sesuai dengan dimensi yang tertera dalam gambar rencana baik bentuknya, tebal
ukuran berat.
2) Bahan baja/besi hollow yang digunakan / dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja Bj P41, dengan tegangan leleh minimum (fy) 4100
kg/cm2, ex Krakatau Steel, Gunung Garuda, Lautan Steel Indonesia.
3) Bahan baja/besi hollow yang digunakan / dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja Bj P41, dengan tegangan leleh minimum (fy) 4100
kg/cm2, ex Krakatau Steel, Gunung Garuda, Lautan Steel Indonesia.
4) Toleransi luas penampang bahan baja/besi hollow ditetapkan maksimum 5% dari luas
untuk rangka batang atau maksimum 5% dari momen inersia (I)
5) Jenis kawat las yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk dari Direksi.
Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADA-A (besi heavy coatee type) batang-
batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1 / 4
inch), dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam keadaan kering.

Pekerjaan Struktur 38
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

6) Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh dengan tegangan baut
dan tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm2 atau minimal sama dengan mutu baja
yang digunakan (A-307 ASTM).
7) Pada konstruksi atap bangunan, sambungan gording tidak harus menumpu pada kuda-
kuda / jurai atau tumpuan lainnya. Untuk itu sebelum pemasangan gording
dilaksanakan Pemborong harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Direksi /
Pengawas. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain harus sesuai dengan
NI 3-1970.
C. PELAKSANAAN DAN SISTEM PEMASANGAN
1) Fabrikasi
a. Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan, dan pemasangan Penyedia
Jasa Konstruksi harus memberitahukan secara tertulis tentang tempat, sistem
pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat
persetujuannya.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan
dan penghalusan untuk dijadikan standart dalam pekerjaan tersebut.
c. Pekerjaan pengelasan konstruksi baja/besi hollow harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti seperti AWS atau AISA
Spesification.
d. Kecuali ditunjuk sistem lain maka, dalam hal menghubungkan profil-profil, plat-plat
pengaku digunakan las listrik dengan alat pembakar yang standart dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
i. Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang campurannya sama
dengan bahan yang akan disambung.
ii. Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama kuat dengan
batang yang disambung.
iii. Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan pengawas bila
dianggap perlu dan dapat dilakukan di laboratorium.
iv. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
v. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari keras (slag)
dan kotoran lainnya.

Pekerjaan Struktur 39
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

vi. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari keras (slag) dan percikan-percikan logam
sebelum memulai dengan lapisan las yang baru.
Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
vii. Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung
dari hujan / angin kencang.
viii. Permukaan las terakhir harus digerinda sampai rata dan halus.
ix. Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak diperkenankan
ditutup dengan las, karena itu batang yang bersangkutan harus diganti dengan
yang baru.
e. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja/besi hollow yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :
i. Hanya diperkenankan satu sambungan.
ii. Semua penyambung profil baja/besi hollow harus dilaksanakan dengan las
tumpul / full penetration butue weld.
f. Pemasangan percobaan / Trial Erection
Bila dipandang perlu oleh Direksi / Pengawas, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan
konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi / Pengawas dan pemasangan percobaan tidak
boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi / Pengawas.
2) Pemasangan / Erection
Besi hollow dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas 2 hari
setelah pengecoran.
a. Penguat Sementara
i. Besi hollow harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja terpasang
dan disetujui ketepatan garis, vertikal dan horizontal
ii. Penyedia Jasa Konstruksi supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara
(pembautan-pembautan) bilamana diperlukan sampai pemasangan mati sesuai
keputusan Direksi / Pengawas.
b. Pembautan

Pekerjaan Struktur 40
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

i. Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur dalam
keadaan terpasang mati.
ii. Penyedia Jasa Konstruksi supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin pada
setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin.
iii. Penyedia Jasa Konstruksi supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut
tegangan tinggi (HBS).
c. Adukan Pengisi (Grouting)
Penyedia Jasa Konstruksi supaya memasang adukan pengisi di bawah plat-plat
kolom dll tepat sesuai dengan gambar-gambar. Penawaran harus sudah termasuk
pekerjaan ini.
3) Pengecatan
a. Semua bahan Konstruksi baja harus di cat.
b. Cat dasar adalah cat zink chromate, meni atau setara bermutu baik sedangkan
sebagai cat akhir adalah Enamel Paint bermutu baik dan pengecatan dilakukan satu
kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam dalam beton tidak
boleh di cat.
c. Untuk lubang baut kekuatan tinggi / high strength bold permukaan baja/besi hollow
tidak boleh di cat.
d. Cat akhir adalah enamel paint bermutu baik dan pengecatan dilakukan 2 kali di
lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
e. Di bagian bawah dari base plate dan atau seperti yang tertera pada gambar harus
digrouting, dengan tebal minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai petunjuk
direksi.
4) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Bahan-bahan baja/besi hollow profil dihindarkan / dilindungi dari hujan dan lain-lain.
b. Baja/besi hollow yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat / rusak
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontrator diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Penempatan pipa dan batang baja/besi hollow di workshop maupun di lapangan
tidak boleh langsung di atas tanah atau lantai, tetapi harus di atas balok-balok kayu
yang berjarak maksimum 2 m.

Pekerjaan Struktur 41
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

e. Tanah atau lantai tersebut harus datar, padat merata dan bebas dari genangan air.
5) Pemasangan Akhir / Final Erection.
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Direksi / Pengawas disertai usulan cara perbaikannya.
Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas
sebelum dimulainya pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan
Penyedia Jasa Konstruksi.
Meluruskan plat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan
persetujuan Direksi.
Pekerjaan baja/besi hollow harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan “waterproofing”
yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja pada
saat bekerja pada tempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa “platfrom”
atau jaringan (“net”).
b. Setiap komponen diberi kode / marking sesuai dengan gambar pemasangan,
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja/besi hollow harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sementara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati
tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian
konstruksi untuk menahan beban mati, angin, dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.
d. Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e. Plat dasar kolom untuk kolom penunjang dan plat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian
pendukung di tempatkan secara baik dan tegak.
f. Daerah di bawah plat harus diberi adukan lembab / kering yang tidak susut dan
disetujui Konsultan Direksi / Pengawas.

Pekerjaan Struktur 42
Penyusunan DED Rehab GOR Gelarsena (Tahap II)

g. Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.
D. KOMPONEN BAJA
 Komponen yang digunakan untuk pekerjaan kolom dan balok baja (fasade GOR) yaitu:
1) Balok baja : IWF 200.100.5,5.8; IWF 150.75.5.7
2) Bracing pengaku kolom : Besi siku 2L.50.50.5; 2L.80.80.6
3) Gording canal : C.125.50.20.2,3
4) Base plate : tebal 12mm; tebal 8mm (double); tebal 8mm
5) Plat pengaku : tebal 12mm
6) Plat stiffner : tebal 8mm
7) Angkur : Ø3/4” Panjang 60cm; Ø1/2” Panjang 40cm
8) Komponen yang lain mengikuti detail gambar kerja.

 Komponen yang digunakan untuk pekerjaan bangunan TPS, yaitu:


1) Kuda-kuda : 2CNP 150.50.20.2,3
2) Gording : CNP 150.50.20.2,3
3) Penyangga gording : 2L.50.50.5
4) Sagrot : Besi beton Ø10mm
5) Baut HTB : Ø3/4”-2,5+ring
: Ø1/1”-2+ring
6) Komponen yang lain mengikuti detail gambar kerja.

Pekerjaan Struktur 43

Anda mungkin juga menyukai