Anda di halaman 1dari 78

Satuan Kerja : Pengembangan Sistem PLP Provinsi Sulawesi Tenggara

PPK : Pengembangan Sistem PLP II


Pekerjaan : Pembangunan TPA Sampah
Lokasi : Kabupaten Buton Utara
Tahun Anggaran : 2016

Pekerjaan ini meliputi beberapa item antara lain :


A. Pekerjaan Pendahuluan
B. Pekerjaan Zona
C. Pekerjaan Lapisan Lineer dan Batu Gravel
D. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Leachate dan Gas Methan
E. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Leachate (IPL)
F. Pekerjaan Jalan Operasional, Drainase, Talud, dan Bronjong
G. Pekerjaan Jembatan Timbang
H. Pekerjaan Akhir dan Pembersihan

METODE PELAKSANAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN


A. Pekerjaan Pendahuluan
1. Mobilasasi dan demobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi alat berat akan dilakukan secara bertahap, dengan fokus dalam
beberapa bulan pertama masa pelaksanaan diperhitungkan untuk mobilisasi peralatan
2. Pembersihan lokasi/land clearing
Pembersihan lapangan dilakukan dengan membersihkan lokasi, membuat pematangan serta
pemadatan tanah di tempat yang akan dilaksanakannya pekerjaan.
3. Pengukuran dan pasang bouwplank/patok
Pada pelaksanaan proyek Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank adalah pekerjaan awal
sebelum kita memulai pekerjaan dan lainnya.
a. Pek. Pengukuran
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahulu akan dilaksanakan pekerjaan
setting out, dimana diperlukan joint survey bersama-sama antara Kontraktor,
engineer/konsultan dan wakil Pemilik Proyek. Hasil survey akan dipakai untuk keperluan shop
drawing dan
perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan. Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan,
lapangan terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran ulang dan harus dibersihkan /
diamankan. Lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata.
Lokasi pembangunan dilengkapi dengan keterangan keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas batas tanah dengan alat alat yang sudah ditera
kebenarannya. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana / Pengawas untuk diminta
keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat alat
water pass / theodolith atau Total station yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan

b. Pemasangan Bowplank
Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil
dan sudut - sudut fisik sudah didapatkan maka pekerjaan selanjutnya adalah Pemasangan
Bouwplank, Bouwplank sendiri merupakan patok kayu sementara yang berfungsi untuk
menentukan titik As bangunan yang akan dibangun.
Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank adalah sebagai berikut:
Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
a) Berjarak cukup dari rencana, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan
galian tanah.
b) Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
c) Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank
lainnya.
d) Letak kedudukan bouwplank harus seragam
e) Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah)

4. Pembuatan bangsal kerja, gudang, papan nama proyek, dan rambu lalu lintas
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi pekerjadari
panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.Untuk
Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran sesuai gambar, dilengkapi
mobiler sederhana 1 mea tulis, 2 buah kursi duduk, 1 stel kursi tamudan 1 lembar triplek tempat
menempel gambar. Pada waktu USB selesai dikerjakan dandiserah terimakan, bangunan ini
disempurnakan menjadi rumah penjaga sekolah.

5. Penyedian air kerja dan air minum


Air bersih akan desediakan dengan cara pemasangan pompa air tanah, untuk berbagai keperluan
perkantoran, mess, dan ibadah.'edangkan untu keperluan minum di kantor dan di mess akan di
siapkan air minim yang cukup sehat, baik dengan cara membeli air minum jadi ataupun dengan
upaya viltrasi dengan alat yang disediakan.

6. Administrasi, laboratorium, as built drawing, dokumentasi, dan laporan


Dokumentasi setiap kegiatan proyek harus didokumentasikan sebagai bukti gambar setiap
pelaksanaan pekerjaan, pengambilan gambar mulai foto 0%, 30%, 50%, 75% sampai 100%
kemudian dibuat dalam bentuk laporan poto-poto proyek yag kemudian dilaporkan kepada
direksi/pengawas serta pihak proyek, disertai dengan as build drawing serta laporan progress
pekerjaan berupa laporan bulanan, laporan mingguan dan loporan harian.
Segala sesuatu laporan, sertificate lainnya harus dilaksanakan sehingga kelancaran proyek dapat
berjalan sesuai aturan yang dipersyaratkan termasuk kelengkapan Izin mendirikan Bangunan
berdasarkan peraturan Daerah setempat.
Uji laboratorium dikhususkan untuk menguji ketahana beton berdasarkan klasifikasi beton yang
diinginkan, pengujian dilakukan di laboratorium pengujian beton.

B. Pekerjaan Zona
1. Pekerjaan Pembentukan Zona
a. Pekerjaan galian tanah biasa zona
1) Galian harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman seperti yang
direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan
dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan galian tanah biasa untuk pipa leachate


1) Galian untuk pipa leachate harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

c. Pekerjaan pembentukan dan pemadatan dinding talud zona


Pekerjaan pembentukan dan pemadatan dinding talud zona menggunakan timbunan pilihan.
Pada pekerjaan ini digunakan Tanah Humus dan Tnah Biasa. Materialdiangkut dari lokasi
stock/base camp menggunakan perahu motor kemudian di timbun di tempat penimbunan
sementara yang tidak jauh dari lokasi pekerjaan. Kemudian bahan sirtu diangkut menggunakan
2 buah mobil pickup ke lokasi proyek. Timbunan sirtu dihampar pada Median jalan yang telah
rata dengan dimensi panjang, lebar, dan ketebalan disesuaikan dengan gambar dilapangan.
Pada pekerjaan ini harus diperhatikan kuantitas serta elevasi permukaan hamparan. Hamparan
sirtu harus terisi penuh. Semua uraian pekerjaan diatas dikerjakan oleh sekelompok pekerja
denganmenggunakan alat bantu secara manual.

2. Pekerjaan Jalan Masuk Zona


a. Pekerjaan galian tanah biasa talud penahan jalan masuk zona
1) Galian untuk talud harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman
seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan
lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar
pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun, dibasahiseperti
yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai kepadatanyang diinginkan.
Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali bawah lantai jalan masuk zona


Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.
c. Pekerjaan urugan pasir bawah lantai jalan masuk zona
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah talud penahan jalan masuk zona
Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah lantai jalan masuk zona


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

f. Pekerjaan pasang batu gunung taliud penahan jalan masuk zona camp 1 pc : 3 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

g. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang camp. 1 pc : 2 krkl : 3 psr


Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).

h. Pekerjaan plat jalan masuk zona beton K 225 camp 1 pc : 2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Plat, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan pondasi plat dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volune split
serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

i. Pekerjaan cansteen pinggiran jalan masuk zona beton tanpa tulang camp. 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Berupa Pekerjaan beton 1:2:3. Pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah dengan menggunakan
tenaga manusia. Campuran beton yang digunakan adalah 1 semen 2 pasir 3 kerikil yang
berarti menggunakan bahan semen Portland tiap-tiap M adalah 8,5 zak semen 0,54 M pasir
dan 0,82 M kerikil, ketiga jenis bahan tersebut diaduk dengan sejumlah air yang diaduk
didalam mesin pengaduk (molen beton) dalam 15 s/d 20 kali putaran permenit sehingga
campuran betul-betul rata, Adonan yang telah selesai tersebut dituangkan kedalam area
tempat cetakan yang bekistingnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai dicor
bahan beton tersebut akan kami jaga tetap basah dengan melapisi goni yang telah dibasahkan
diletakkan diatas beton agar mutu yang dipersyaratkan dapat kami penuhi. Sebagai bahan
cetakan, bekisting dikerjakan dengan bentuk dan ukuran tampang kami buat sesuai gambar
rencana dan arahan direksi. Bahan cetakan kami buat dari kayu klas III atau kayu senbarang
yang sering digunakan sebagai bahan cetakan beton atau pun dengan menggunakan kayu
lapis. Papan cetakan kami buat rata dan rapat agar tidak ada celah / luang dan pada bahagian
dalam cetakan dilapisi dengan plastik agar air semen tidak keluar. Cetakan kami ikat /
sambung pada tempat yang aman sehingga kedudukan cetakan betul kokoh dan tidak mudah
goyang pada saat pelaksanaan pengecoran beton
j. Pekerjaan plesteran beton lantai jalan masuk zona dan cansteen pinggiran jalan masuk zona
camp. 1 pc : 3 psr
Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran beton lantai dengan adukan 1 PC : 3 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

k. Pekerjaan plesteran talud penahan jalan masuk zona camp. 1 pc : 3 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran beton lantai dengan adukan 1 PC : 3 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

l. Pekerjaan acian talud penahan jalan masuk zona dan cansteen jalan masuk zona
1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

3. Pekerjaan Drainase Keliling zona


a. Pekerjaan galian tanah biasa drainase keliling zona
1) Galian untuk drainase harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman
seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan
keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar
dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali drainase keliling zona


Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan urugan pasir bawah drainase keliling zona


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan pasang batu gunung drainase keliling zona camp. 1 pc : 3 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

e. Pekerjaan plesteran transram drainase keliling zona camp. 1 pc : 2 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran drainase dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

f. Pekerjaan acian drainase keliling zona


1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

4. Pekerjaan Kancingan Geomembran


a. Pekerjaan galian tanah biasa kancingan geomembran
1) Galian untuk kancingan geomembran harus mencapai tanah asli/keras dan minimum
mencapai kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
sehubungan dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi
minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai
sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali kancingan geomembran


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan urugan pasir bawah kancingan geomembran


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan kancingan geomembran beton tanpa tulang camp. 1 pc : 2 krkl : 3 psr


Berupa Pekerjaan beton 1:2:3. Pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah dengan menggunakan
tenaga manusia. Campuran beton yang digunakan adalah 1 semen 2 pasir 3 kerikil yang berarti
menggunakan bahan semen Portland tiap-tiap M adalah 8,5 zak semen 0,54 M pasir dan 0,82
M kerikil, ketiga jenis bahan tersebut diaduk dengan sejumlah air yang diaduk didalam mesin
pengaduk (molen beton) dalam 15 s/d 20 kali putaran permenit sehingga campuran betul-betul
rata, Adonan yang telah selesai tersebut dituangkan kedalam area tempat cetakan yang
bekistingnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai dicor bahan beton tersebut
akan kami jaga tetap basah dengan melapisi goni yang telah dibasahkan diletakkan diatas
beton agar mutu yang dipersyaratkan dapat kami penuhi. Sebagai bahan cetakan, bekisting
dikerjakan dengan bentuk dan ukuran tampang kami buat sesuai gambar rencana dan arahan
direksi. Bahan cetakan kami buat dari kayu klas III atau kayu senbarang yang sering digunakan
sebagai bahan cetakan beton atau pun dengan menggunakan kayu lapis. Papan cetakan kami
buat rata dan rapat agar tidak ada celah / luang dan pada bahagian dalam cetakan dilapisi
dengan plastik agar air semen tidak keluar. Cetakan kami ikat / sambung pada tempat yang
aman sehingga kedudukan cetakan betul kokoh dan tidak mudah goyang pada saat
pelaksanaan pengecoran beton

e. Pekerjaan plesteran beton kancingan geomembran camp. 1 pc : 3 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran beton dengan adukan 1 PC : 3 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15
f. Pekerjaan acian kancingan geomembran
1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

5. Pekerjaan Talud Sekitar Zona


a. Pekerjaan galian tanah biasa talud zona
1) Galian untuk talud harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman
seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan
keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar
dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali talud zona


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan timbunan pasir dibawah talud zona


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan pasangan batu kosong dibawah talud zona


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan pasangan batu gunung/kali talud zona camp. 1 pc : 4 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 4 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

f. Pekerjaan plesteran talud zona camp. 1 pc : 4 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran talud dengan adukan 1 PC : 4 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

g. Pekerjaan acian talud zona


1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

C. Pekerjaan Lapisan Lineer dan Batu Gravel


1. Pengadaan dan Pemasanan Liner
a. Pengadaan dan pemasangan geotekstil
1) Pemasangan Subgrade/tanah dasar
Hal yang pertama dilakukan adalah membersihkan lokasi dari benda-benda tajam dan
benda lainnya yang dapat menghambat proses subgarade
Hal kedua, singkirkan atau ganti tanah dasar yang lunak dengan material yang lebih
baik. Hal ini disesuaikan dengan perencanaan
Hal ketiga, padatkan tanah dasar dengan alat pemadatan yang memadai.
2) Penggleran Geotextile dan Penyambungan
Penggelaran
Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar secara
melintang dijalan.
Sesudah itu Geotextile harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa
gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan geotextile dapat dil
lakukan secara flesibel (melintang atau memanjang).
Geotextile dapat dipotong terlebih dahulu ditempat yang memungkinkan. Hal ini
bertujuan untuk lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan.
Penyambungan Geo Textile
Penyambungan Geo Textile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan cara saling
melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30 cm 100 cm,
langkah ini tergantung dengan kondisi subgrade dan teknik pelaksanaan
Penjahitan panel geotextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit
portable atau menggunakan tenaga generator.
Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja. Panel yang
belum di jahit dapat disiapkan di gudang (workshop) dalam berbagai macam panjang
dan lebar yang diperlukan.
3) Penyebaran dan Penempatan Agregat
Sesudah Geo textile selesai disambung dan rapi, langkah selanjutnya adalah menebar
dan menempatkan agregat yang sudah kita pilih untuk diletakkan diatas geo textile.
Penempatan agregat dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan agregat,
sehingga lapisan geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat
maupun alat berat yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan
geotextile.
Ketebalan agregat disesuaikan dengan perencanaan yang kita buat sebelumnya.
Material agregat kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika
lapisan agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalu?lalang diatasnya, khawatir
dapat merusak lapisan geotextile.
4) Pemadatan Agregat
Setelah agregat diratakan, agregat tersebut dipadatkan, dapat menggunakan alat berat,
mesin giling, vibrator roller, dll.

b. Pengadaan dan pemasangan geomembran


1) Persiapan Instalasi Geomembrane
Sebelum memulai pekerjaan instalasi geomembrane, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
Pekerjaan tanah (Earthwork) yang meliputi:
Tempat kerja harus dipersiapkan dengan baik sebelum instalasi geomembrane. Tanah
harus dipadatkan sesuai dengan spesifikasi proyek. Daerah yang lembek atau
kompresibel (tidak padat) harus dipadatkan dan diganti dengan mengisi tanah dengan
benar lalu dipadatkan. Semua permukaan yang akan dilapisi harus mulus, bebas dari
semua bahan asing dan organik, benda tajam, atau puing-puing apapun. Benda-benda
tajam harus dibuang jauh-jauh serta air atau kelembaban yang berlebihan tidak
diperbolehkan.
Sebelum instalasi, installer atau inspektur harus meninjau dan memeriksa tempat kerja
agar sesuai dengan spesifikasi proyek yang dibutuhkan.
Jangkar Trench, harap diperhatikan:
Parit jangkar harus digali untuk garis, ketinggian, dan lebar sesuai desain proyek
konstruksi dan gambar, sebelum instalasi. Waktu penggalian prosedur harus
dipertimbangkan untuk mencegah keruntuhan. Sudut agak bulat diperlukan dalam parit
untuk menghindari tikungan tajam geomembran tersebut. Mengisi ulang harus berhati-
hati untuk menghindari geomembrane rusak.
Menghampar Geomembrane:
Semua mesin atau peralatan yang digunakan dalam menhampar harus dalam cara
yang tepat untuk mencegah dari kemungkinan geomembrane tertarik memanjang atau
keriput. Gunakan kantung pasir (sandbags) agar mencegah terangkat oleh angin.
Merokok atau sepatu yang dapat merusak geomembrane yang tidak diizinkan. Sedapat
mungkin dikurangi berjalan diatas permukaan geomembrane. Tutup pelindung
tambahan atas geomembran yang dianjurkan. Penempatan Geomembrane
menyesuailan bentuk permukaan tanah. Geomembran yang keriput harus dihindari.
Penghamparan dimulai dari atas dan mengikuti arah angin. Material yang cukup harus
diberikan untuk memungkinkan ekspansi dan kontraksi termal dari geomembran.
Welding harus dilakukan sesegera mungkin setelah geomembran ditempatkan.
2) Pelapisan (Seaming)
Proses pelapisan harus memperhatikan beberapa faktor berikut:
Material
a) Moisture atau kotoran harus dihilangkan dari permukaan geomembrane. Jangan
menggunakan pelarut atau perekat untuk membersihkan atau tujuan lainnya.
Setidaknya 100mm (4 inci) rentang diperlukan untuk tumpang tindih yang akan
seamed.
b) Tumpang tindih seaming harus halus dan bebas dari kerut atau kebocoran. Keriput
dan kebocoran akan dipotong dan daerah pengganti akan tumpang tindih dengan
berbagai minimal 75mm (3 ).
c) On-site lapisan kemiringan harus paralel dengan arah lereng, bukan di lereng.
Pengelasan yang tidak perlu di sudut atau tanah yang tidak rata harus dihindari.
Kondisi Cuaca
a) Penempatan Geomembrane harus memperhatikan temperatur, bila suhu di bawah
0C, penempatan tidak akan preformed kecuali telah diverifikasi bahwa kualitas
seaming memenuhi persyaratan spesifikasi.
b) Penempatan Geomembrane harus dihentikan selama setiap kondisi kelembaban
yang berlebihan, misalnya kabut, hujan, embun, salju, atau dalam kondisi angin
ekstrim.
c) Jika penempatan geomembrane adalah preformed di suhu rendah atau kondisi
cuaca buruk, installer akan melihat dan mencatat suhu itu, suhu lingkungan,
pengaturan mesin las suhu, dan suhu mesin las yang sebenarnya, dan kecepatan
pengelasan.
d) Sebelum penempatan geomembrane, installer harus mengevaluasi temperatur,
kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin.
Persiapan seaming
a) Menyetujui mesin seaming, kondisi, metode, dan kualitas benar-benar dapat
memenuhi kebutuhan saat instalasi, pengujian seaming harus dilakukan dalam
lingkungan kerja yang sama dan kondisi instalasi seperti di lapangan sebenarnya.
b) Frekuensi tes seaming harus disepakati oleh kedua belah pihak dari pemilik dan
installer.
c) Seam sampel untuk uji kuat geser dan kupas tes kekuatan harus diambil di site
sebenarnya.
Peralatan dan Aksesoris
a) Wedge welder machine dan extrusion machine harus memiliki alat ukur untuk
pengukuran suhu dan pengendalian. Peralatan tersebut harus dipelihara dalam
kondisi yang memadai untuk menghindari pekerjaan yang keliru.
b) Power supply generator listrik hanya menggunakan yang baik dan listriknya stabil
(konstan)
Percobaan hasil Las dan Pengujian
a) Percobaan harus dilakukan pada sampel geomembrane untuk memverifikasi bahwa
mesin seaming dan kondisi operasi yang memadai.
b) Hasil Las yang didapat adalah langsung di site dan lasan uji coba juga akan
dilakukan dalam kontak dengan tanah.
c) Setidaknya dua lasan diuji coba harus dilakukan per hari untuk setiap mesin las.
Salah satunya adalah dibuat pada awal pekerjaan, yang lain selesai di pertengahan
pekerjaan.
d) Spesimen pengujian seaming (1 x 6) disiapkan untuk pengujian kekuatan geser
(tarik)

2. Pekerjaan Batu Gravel


a. Pengadaan dan penghamparan pemasangan batu gravel
1) Sebelum ditimbun, permukaan tanah harus dibersihkaan dulu, dikupas permukaan setebal
kurang lebih 20 cm, agar tanah timbunan dapat menempel bersatu (rigid) dengan tanah
dasar yang ada.
2) Tanah dari daerah setempat sedapat mungkin digunakan, bisa tanah kepasiran atau
bercampur kerikil. Untuk tanah yang terlalu lembek dan lekat jangan digunakan.
Penghamparan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm untuk tiap
lapis. Lakukan pemadatan tiap kali penghamparannya dengan alat steamper atau mesin
gilas.
3) Untuk timbunan di daerah lereng pada pekerjaan pelebaran badan jalan, dibuat kupasan
bertangga, untuk mendapakan kekuatan geser dan tanah tidak mudah melorot

D. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Leachate dan Gas Methan


1. Pengadaan dan pemasangan sambungan pipa HDPE
a. Pemeriksaan awal
Sebelum penyambungan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1) Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar berfungsi
sebelum dihubungkan ke mesin.
2) Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
3) Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila sebelumnya sudah
digunakan.
4) Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
5) Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
6) Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa yang akan
disambung.
7) Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber listrik
dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
8) Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung mempunyai
ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.

b. Prosedur Penyambungan
1) Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat
pemotong dalam posisi lurus.
2) Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
3) Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
4) Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara
ke bagian dalam pipa.
5) Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung pipa
tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang
kontinyu.
6) Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
7) Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa .
8) Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang menyentuh permukaan yang
sudah dipersiapkan.
9) Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
10) Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
11) Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
12) Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya
gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.Tekanan
tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan dan harus
ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.
13) (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana
secara otomatis)
14) Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut
bersih dan baik suhunya.
15) Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang
akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
16) Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya pencatat
tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol
selama waktu pemanasan. Periksa agar posisi pipa diklem pipa tidak bergeser dan ujung
pipa harus di jaga agar tetap kontak dengan plat pemanas.
17) Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan bahwa
plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
18) Segera tutup klem (dengan 8 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan permukaan
yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
19) Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel
20) Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
21) Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan
sesuai dengan batasan yang ditentukan.

2. Pekerjaan pasangan batu gunung dudukan pipa gas methan camp. 1 ps : 3 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
a. Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
b. Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
c. Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
d. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu
yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang Ketinggian dan
dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.\
e. Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
f. Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas pasir
urug.
g. Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
h. Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
i. Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
j. Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

3. Pekerjaan plesteran dudukan pipa gas methan camp. 1 pc : 4 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 4 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

4. Pekerjaan acian dudukan pipa gas methan


a. Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
b. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air. karena
pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
c. pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

E. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Leachate (IPL)


1. Pekerjaan Bak Anaerob
a. Pekerjaan galian tanah biasa bak anaerob
1) Galian untuk bak anaerob harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah bak anaerob


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan urugan pasir bawah batu kosong


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas
d. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah bak anaerob
Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan pasangan batu gunung bak anaerob camp. 1 pc : 3 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
b) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
c) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

g. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang bak anaerob camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).

h. Pekerjaan plesteran bak anaerob camp 1 pc : 2 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

i. Pekerjaan acian bak anaerob


a. Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
b. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
c. pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

j. Pengadaan dan pemasangan pipa pvc diameter 75 mm bak anaerob


1) System sambungan yang dipakai adalah :
Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3) ke bawah.
Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (denganring dari karet).
2) Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi yang
tepat.
3) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4) Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya.
Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5) Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
6) Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal 1%
dan maksimal 2%. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran
utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
7) Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
8) Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya
harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
9) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan
jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
10) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip
tidak boleh digunakan.
11) Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan
baut tembok (Ramset Bolt).
12) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) UBolt.
13) Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oeh
tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau
cat penahan karat.

2. Pekerjaan Fakultatif
a. Pekerjaan galian tanah biasa bak fakultatif
1) Galian untuk bak fakultatif harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah bak fakultatif


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan urugan pasir bawah batu kosong


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah bak fakultatif


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan pasangan batu gunung bak fakultatif camp. 1 pc : 3 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume split
serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

g. Pekerjaan lantai kerja bak fakultatif beton tanpa tulang camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Berupa Pekerjaan beton 1:2:3. Pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah dengan menggunakan
tenaga manusia. Campuran beton yang digunakan adalah 1 semen 2 pasir 3 kerikil yang
berarti menggunakan bahan semen Portland tiap-tiap M adalah 8,5 zak semen 0,54 M pasir
dan 0,82 M kerikil, ketiga jenis bahan tersebut diaduk dengan sejumlah air yang diaduk
didalam mesin pengaduk (molen beton) dalam 15 s/d 20 kali putaran permenit sehingga
campuran betul-betul rata, Adonan yang telah selesai tersebut dituangkan kedalam area
tempat cetakan yang bekistingnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai dicor
bahan beton tersebut akan kami jaga tetap basah dengan melapisi goni yang telah dibasahkan
diletakkan diatas beton agar mutu yang dipersyaratkan dapat kami penuhi. Sebagai bahan
cetakan, bekisting dikerjakan dengan bentuk dan ukuran tampang kami buat sesuai gambar
rencana dan arahan direksi. Bahan cetakan kami buat dari kayu klas III atau kayu senbarang
yang sering digunakan sebagai bahan cetakan beton atau pun dengan menggunakan kayu
lapis. Papan cetakan kami buat rata dan rapat agar tidak ada celah / luang dan pada bahagian
dalam cetakan dilapisi dengan plastik agar air semen tidak keluar. Cetakan kami ikat /
sambung pada tempat yang aman sehingga kedudukan cetakan betul kokoh dan tidak mudah
goyang pada saat pelaksanaan pengecoran beton

h. Pekerjaan plesteran bak fakultatif camp 1 pc : 2 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran bak dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

i. Pekerjaan acian bak fakultatif


1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

j. Pengadaan dan pemasangan pipa pvc diameter 75 mm bak fakultatif


1) System sambungan yang dipakai adalah :
Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3) ke bawah.
Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (denganring dari karet).
2) Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi yang
tepat.
3) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4) Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya.
Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5) Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
6) Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal 1%
dan maksimal 2%. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran
utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
7) Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
8) Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya
harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
9) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan
jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
10) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip
tidak boleh digunakan.
11) Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan
baut tembok (Ramset Bolt).
12) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) UBolt.
13) Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oeh
tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau
cat penahan karat.

3. Pekerjaan Aerob
a. Pekerjaan galian tanah biasa bak aerob
1) Galian untuk bak aerob harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah bak aerob


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan urugan pasir bawah batu kosong


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah bak aerob


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan pasangan batu gunung bak aerob camp. 1 pc : 3 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran. .
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas

2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume split
serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering
dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa
cm untuk sambungan kolom.

g. Pekerjaan lantai kerja bak aerob beton tak bertulang camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).

h. Pekerjaan plesteran bak aerob camp 1 pc : 2 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran bak dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15
i. Pekerjaan acian bak aerob
a. Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
b. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
c. pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

j. Pengadaan dan pemasangan pipa pvc diameter 75 mm bak aerob


1) System sambungan yang dipakai adalah :
Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3) ke bawah.
Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (denganring dari karet).
2) Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi yang
tepat.
3) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4) Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya.
Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5) Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
6) Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal 1%
dan maksimal 2%. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran
utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
7) Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
8) Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya
harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
9) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan
jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
10) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip
tidak boleh digunakan.
11) Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan
baut tembok (Ramset Bolt).
12) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) UBolt.
13) Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oeh
tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau
cat penahan karat.

4. Pekerjaan Wetland dan Bak Khlor


a. Pekerjaan galian tanah biasa bak wetland
1) Galian untuk bak wetland harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah bak wetland


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan urugan pasir bawah batu kosong


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah bak wetland dan khlor


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan pasangan batu gunung bak wetland dan khlor camp. 1 pc : 3 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan
dipasang Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hinga rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan
pengecekan kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.
f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas

2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

g. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang bak wetland camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).

h. Pekerjaan plesteran bak wetland camp 1 pc : 2 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran bak dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

i. Pekerjaan acian bak wetland


1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

j. Pengadaan dan pemasangan pipa pvc diameter 75 mm bak wetland


1) System sambungan yang dipakai adalah :
Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3) ke bawah.
Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (denganring dari karet).
2) Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi yang
tepat.
3) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4) Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya.
Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5) Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
6) Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal 1%
dan maksimal 2%. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran
utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
7) Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
8) Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya
harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
9) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan
jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
10) Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh
Konsultan PENGAWAS. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip
tidak boleh digunakan.
11) Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan
baut tembok (Ramset Bolt).
12) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) UBolt.
13) Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oeh
tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau
cat penahan karat.

F. Pekerjaan Jalan Operasional, Drainase, Talud, dan Bronjong


1. Pekerjaan Jalan Operasional TPA
a. Pekerjaan penyiapan badan jalan (L = 6.5 m)
Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah (cutting)
untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang ditentukan
dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah dilakukan penyiapan
badan jalan dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek.
Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:
1) Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
2) Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor Grader
3) Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

b. Pekerjaan lapis urugan tanah biasa (L = 6.5 m dan t = 15 cm)


Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari hasil galian
badan jalan yang telah memenuhi syarat.

c. Pekerjaan lapis tanah pilihan (L = 6.5 m dan dan t = 15 cm)


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau
batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat
dan kekurangan material ditempat lain
Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.

Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang
maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan
diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan
mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dasar perhitungan analisis adalah :
Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
Urutan Kerja/Metode kerja :
1. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell Loader
2. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari quarry
/borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
3. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
4. Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
5. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

d. Pekerjaan lapis urugan tanah kelas C (L = 6.5 m dan t = 15 cm)


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau
batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum

e. Pekerjaan lapis agregat kelas B (L = 4.5 m dan t = 15 cm)


Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.
Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan
disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan
kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator
roller dengan kapasitas 16 ton.
Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat
ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut
ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan telah sesuai dengan
yang direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.
Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas B adalah bagian perkerasan
yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara
lain yaitu:
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya
dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan

f. Pekerjaan bahu jalan agregat kls S (L = 1 m x 2 jalur dan t = 15 cm)


Lapis pondasi Agregat Klas S digunakan pada bahu jalan tanpa penutup aspal tebal padat 15
cm, dengan kondisi elevasi permukaan dan kemiringan melintang mengacu pada Spesifikasi
Teknik. Bahan Material Klas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan
Faraksi Agregat Halus(lolos saringan No. 4) dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi
bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
1) Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp /stock file ke
dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan. Material dihampar di lokasi
keja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan pada yang
disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang
Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dari
segregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2) Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck, Vibrator Roller, Water Tank
dan Alat bantu.

g. Pekerjaan lapis agregat kelas A (L = 4.5 m dan t = 15 cm)


Pengangkutan material base A ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.
Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai enam tumpukan
disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base A.
Penghamparan material base A dilakukan dengan menggunakan alat motor grader dengan
kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk, kemudian dipadatkan dengan alat vibrator
roller dengan kapasitas 16 ton.
Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya maka dapat
ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk mengikat material tersebut
ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base A dan % kemiringan telah sesuai dengan
yang direncanakan maka digunakan waterpass agar dapat menemukan elevasinya.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan yang
terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini antara
lain yaitu:
o Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda.
o Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
o Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
Pada proyek pembangunan jalan Poncosari Greges Bantul Yogyakarta, material agregat
yang di pakai sama yaitu batu pecah yang sudah di olah dengan mesin stone cruser dan
gradasi atau ukuran di buat sama sesuai spesifikasi yang di butuhkan untuk pembuatan pondasi
jalan raya. Pada pekerjaan pondasi jalan raya di bagi menjadi dua segmen yaitu meliputi
pekerjaan perkerasan lapis pondasi agregat kelas A 30 cm, setelah pekerjaan lapis pondasi
kelas B selesai selanjutnya pekerjaan pondasi atas yang di sebut juga perkerasan lapis pondasi
agregat kelas A dengan tebal 20 cm. Pada proses pekerjaan lapis pondasi terdiri dari
penghamparan material, pemadatan, penyiraman dan yang terakhir uji CBR.
h. Pekerjaan lapis penetrasi macadam (L = 4.5 m dan t = 5.5 cm)
1) Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan sedemikiansehingga kuantitas
agregatadalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah memanjang, dimulai
dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus
tumpang tindih(overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat. Pemadatan harus
dilakukan sampai memperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).
2) Penyemprotan Aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga pada temperature yang disyaratkan untuk
jenis aspal yang disyaratkan.
3) Penebaran dan pemadatan agregat pengunci
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan pada takaran
yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi
lokasi yang belum tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus sedemikian hingga,
setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan
agregatpokok masih nampak.
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran agregat pengunci.
Dengan cara yang sama seperti yang telah diuraikan diatas. Jika diperlukan, tambahan
agregat pengunci harus ditambahkan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan diatas
permukaan selama pemadatan. Pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat pengunci
tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan dibawahnya.

i. Pekerjaan lapis resap pengikat (L = 4.5 m)


Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan alat asphalt distributor. Asphalt
Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang
penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal
dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah daerah
yang sulit dicapai dengan batang penyemprot. Sebelum dilakukan pemasangan harus
dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot bebas dari kotoran dan debu debu. lalu asphalt
distributor harus dikalibrasikan terlebih dahulu, seperti sudut nosel, ketinggian dan kecepatan
kendaraan. Ketinggian batang penyemprot diatru sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak
nosel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2 3 kali. penyemprotan
dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak menggangu pekerjaan, pastikan pelaksana
mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa perlu.

j. Pekerjaan hamparan pasir halus (L = 4.5 m dan t = 0.5 cm)


Pekerjaan hamparan pasir halus diatas aspal yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
hamparan pasir halus yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan hamparan pasir halus dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di
awahnya/didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan hamparan pasir halus dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai
tebal 15cm, atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

2. Pekerjaan Drainase Jalan Operasional


a. Pekerjaan galian tanah biasa drainase
1) Galian untuk drainasei harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali drainase


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.
c. Pekerjaan urugan pasir dibawah drainase
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan timbrisan batu kosong dibawah drainase


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

e. Pekerjaan pasangan batu gunung/kali drainase camp. 1 pc : 3 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

f. Pekerjaan plesteran camp. 1 pc : 2 psr drainase


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran lantai dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

g. Pekerjaan acian drainase


1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

3. Pekerjaan Talud Jalan Operasional


a. Pekerjaan galian tanah biasa
1) Galian harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman seperti yang
direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan
dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan timbunan pasir dibawah talud


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas
dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

d. Pekerjaan pasangan batu kosong dibawah talud


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.
e. Pekerjaan pasangan batu gunung/kali talud camp. 1 pc : 4 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 4 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

f. Pekerjaan plesteran camp. 1 pc : 4 psr talud


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 4 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15
g. Pekerjaan acian talud
1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

4. Pekerjaan Bronjong
a. Pekerjaan galian tanah biasa
1) Galian harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman seperti yang
direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan
dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan urugan tanah kembali


1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

c. Pekerjaan bronjong
1) Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah penggalian untuk
pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jarring dan disain. Termasuk tempat ruangan
untuk pemadatan merial pada bagian luar penenpatan bronjong, dianjurkan lebar tempat
500 mm diukur dari bagian bawah area bronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat
pada saat penggalian, paling tidak 1:2 (45). Seandainya dibutuhkan gunakan penopang
dan lembaran papan untuk penahan. Pastikan daerah penggalian selalu kering dengan
menggunakan pompa air listrik dan generator
2) Selama penggalian, letakkan jarring bronjong pada pinggir slope dan mulai pembentukan
jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk memanjang (seperti ditunjukkkan
pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jarring hingga
berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah
digavanisir d= 3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
3) Selama penggalian, letakkan jarring bronjong pada pinggir slope dan mulai pembentukan
jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk memanjang (seperti ditunjukkkan
pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jarring hingga
berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah
digavanisir d= 3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
4) Lanjutkan perletakan dan pengisian jarring bronjong dan tumpukan dan ikatkan semua
sesuai dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian dalam di dapat, maka bronjong
semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama
dengan sebelumnya secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan
harus dihubungkan juga dengan yang lainnya. Seandainya bronjong mempunyai bentuk
memanjang sisi bagian baah jaring harus dipasang daya tahan dan memperkuat struktur
5) Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas galian harus
ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan material berukuran 0-
150mm. Seandainya menggunakan tamper, yaitu alat yang paling sesuai digunakan untuk
memadatkan material, tuangkan material setebal 40 cm disekeliling bronjong
6) Ketika struktur bronjong telas selesai, pastikan semua celah disekeliling bronjong ditimbun
kembali dan dipadatkan dengan baik dan semua sambungan diikatkan dengan baik

G. Pekerjaan Jembatan Timbang


1. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
a. Pekerjaan galian tanah biasa pondasi bangunan
1) Galian untuk pondasi harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman
seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan
keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar
dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

b. Pekerjaan galian tanah biasa pondasi dudukan timbangan


1) Galian untuk pondasi harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman
seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan
keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar
dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.

c. Pekerjaan galian tanah biasa tanjakan


1) Galian harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman seperti yang
direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan
dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.
d. Pekerjaan urugan tanah biasa kembali pondasi bangunan
1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

e. Pekerjaan urugan tanah kembali dan pemada tan dibawah lantai kerja pondasi dudukan
timbangan
1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

f. Pekerjaan urugan tanah kembali dan pemadatan tanah dibawah lantai kerja tanjakan
1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.

g. Pekerjaan timbunan pasir dibawah pondasi bangunan


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas
h. Pekerjaan timbunan pasir dibawah lantai kerja pondasi dudukan timbangan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

i. Pekerjaan timbunan pasir dibawah lantai kerja tanjakan


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas
j. Pekerjaan pasangan batu kosong dibawah pondasi bangunan
Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

k. Pekerjaan pasangan batu gunung/kali pondasi camp. 1 pc : 4 psr


Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 4 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

l. Pekerjaan pasangan batu kosong dibawah tanjakan dan dudukan timbangan


Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.

m. Pekerjaan pasangan batu gunung/kali pondasi dibawah tanjakan dan dudukan timbangan camp.
1 pc : 4 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 4 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.

2. Pekerjaan Beton, Dinding dan Plesteran


a. Pekerjaan dinding pasangan dinding batu bata bangunan camp 1 pc : 3 psr
1) Persiapan
a) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding.
b) Approval material yang akan digunakan.
c) Persiapan lahan kerja.
d) Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..
e) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang,
unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll
2) Pengukuran
a) Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
b) Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang
batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan, siku
ruangan dan ketebalan dinding

3) Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata


a) Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 3Psr
b) Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen
adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah
rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
c) Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
d) Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
e) Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
f) Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
g) Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
h) Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali

b. Pekerjaan lantai kerja dibawah tanjakan camp 1 pc : 2 psr : 3 krkl tebal 5 cm


Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Dengan tebal 5 cm Semua bahan sebelum digunakan
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini kami akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang,
Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat
untuk membuat campuran beton).

c. Pekerjaan dudukan timbangan beton K 225 camp. 1 PC : 2 Krkl : 2 Psr


1) Perakitan tulangan
Untuk dudukan timbangan beton K 225 perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses
pembuatan Plat dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Plat, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan plat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
c) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan plat dan diletakkan tegak turus
d) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

d. Pekerjaan sloft, ringbalk dan kolom bangunan beton K 150 camp. 1 PC : 2 Krkl : 2 Psr
1) Perakitan tulangan
Untuk sloft, ringbalk dan kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat
dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran sloft, ringbalk dan kolom setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan sloft, ringbalk dan kolom, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan sloft, ringbalk dan kolom dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas

2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan sloft, ringbalk dan kolom maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan sloft, ringbalk dan kolom dan
diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

e. Pekerjaan kolom diatas timbangan beton K 175 camp 1 PC : 2 Krkl : 2 Psr


1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan kolom, dengan memperhitungkan
bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada kolom tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan kolom dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak terlepas

2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan pondasi plat dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

f. Pekerjaan Sloft dan balok diatas timbangan beton K 225 camp. 1 PC : 2 Krkl : 2 Psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Sloft dan balok perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi
proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Sloft dan balok setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Sloft dan balok, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada Sloft dan balok
tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas

2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan Sloft dan balok dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
g. Pekerjaan plat tanjakan beton K 225 camp. 1 PC : 2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk plat perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Plat, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas

2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan pondasi plat dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

h. Pekerjaan plesteran dinding transram bangunan camp 1 pc : 2 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 2 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

i. Pekerjaan plesteran dinding bangunan camp. 1 pc : 4 psr


Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 4 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

j. Pekerjaan plesteran beton bangunan, diatas timbangan, dan tanjakan camp. 1 pc : 3 psr
Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 3 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15

k. Pekerjaan acian bangunan dan diatas timbangan


1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.

3. Pekerjaan Kuda-kuda dan Atap


Sebelum pemasangan penutup akan dimulai, semua rangka baja ringan, seperti kuda-kuda,
gording akan sudah terpasang dengan baik. Penutup atap Alumanium sebelum dibawa ke
lapangan, akan terlebih dahulu disesuaikanbentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera
dalam gambar kerja. Jarak antar penutup Atap multiroof akan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat genteng metal yang digunakan. Sebelum pemasangan dilakukan, kontraktor akan
mengajukan gambar shop drawing yang menggambarkan tentang metode dan cara
pemasangannya kepada konsultan pengawas minimal lima hari sebelum pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan.Pemasangan
1) Pemasangan penutup atap alumanium dan kelengkapannya akan dilaksanakan sesuai
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatan dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam
Gambar Kerja.
2) Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua kerangka baja, seperti kuda-kuda,
gording dipasang dengan baik.
3) Penutup atap genteng berikut talang-talang (bila ditunjukan dalam Gambar Kerja) akan
dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap
yang ditunjukan dalam Gambar Kerja.
4) Setelah dinyatakan pemasangan rangka atap sesuai dengan spesipikasi teknis oleh direksi
dilanjutkan dengan pemasangan Atap Alumanium,
a) Pengambilan sampel dan diajukan ke direksi untuk pemeriksaan guna mendapatkan
sfesifikasi teknis
b) Pemasangan reng, dengan terlebih dahulu dipasang mal yaitu dengan penaraikan
benang per jarakreng sesuai dengan sfesifikasi teknis dan gambar kerja, sepanjang luas
atap.
c) Pemasangan Atap Alumanium dengan menggunakan angker baut dan mur.
d) Pemasangn nok Atap multiroof
e) Pemeriksaan dan revisi hasil pekerjaan.

4. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, Ventilasi, dan Penggantung


a. Pekerjaan Kusen
Bahan
1) Bahan kusen dari kayu yang telah dikeringkan, kelas I jenis Bayam
2) Accessories :
Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang tidak berkarat.
Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, plat baja dipakai ketebalan 2
mm.
Pelaksanaan
1) Mempelajari bentuk pola layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme, dan detail-
detail sesuai gambar.
2) Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk
profil, type kosen, dan arah pembukaan pintu/jendela.
3) Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku, sehingga
mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
4) Pemasangan tiang kosen yang langsung di atas lantai (kosen pintu) dibuat neud tinggi 10
cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.

b. Daun Pintu Panil dan Daun Jendela Kaca


Bahan
1) Daun pintu dibuat dari Kayu Kelas I jenis Jati yang telah dikeringkan, dengan ukuran sesuai
dengan detail gambar.
Pelaksanaan
1) Mempelajari bentuk pola layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme, dan detail-
detail sesuai gambar.
2) Rangak daun pintu dibuat dengan ukuran jadi tebal 3,50 cm dan lebar 12 cm, sedangkan
untuk daun terbuat dari papan ukuran 2,50 cm, sedangka untuk daun jendela dibuat
dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 8 cm.
3) Daun pintu dan jendela setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir,
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna

c. Pas. Alat Penggantung dan Kunci


Bahan
1) Semua hardware dalam pekerjaan in dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi teknik.
2) Kunci pintu digunakan 2x putar ukuran besar merk Royal atau sejenis, yang dipasang kuat
pada rangka daun pintu.
Pelaksanaan
1) Setiap daun pintu memakai 3 buah engsel yang dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari
sisi atas pintu ke bawah.
2) Engsel bawah tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
3) Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk daun
jendela dipasang masing-masing 2 buah engsel.
4) Gerendel jendela digunakan gerendel tanam kualitas baik.

5. Pekerjaan Plafond
Bahan
Bahan Tripleks, tebal 3 mm atau sesuai dengan petunjuk direksi/pengawas.
Bahan untuk rangka dan list plafonddari kayu kls. II.
Bagian rangka yang akan dilekati tripleks diratakan dan dibaut.
Pelaksanaan
Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan
Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku, dan kuat
Pola pemasangan plafond sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
6. Pekerjaan Lantai
a. Pekerjaan urugan tanah lantai dipadatkan
Pekerjaan urugan tanah lantai dipadatkan menggunakan timbunan pilihan. Pada pekerjaan ini
digunakan Tanah Humus dan Tnah Biasa. Materialdiangkut dari lokasi stock/base camp
menggunakan perahu motor kemudian di timbun di tempat penimbunan sementara yang tidak
jauh dari lokasi pekerjaan. Kemudian bahan sirtu diangkut menggunakan 2 buah mobil pickup
ke lokasi proyek. Timbunan sirtu dihampar pada Median jalan yang telah rata dengan dimensi
panjang, lebar, dan ketebalan disesuaikan dengan gambar dilapangan. Pada pekerjaan ini
harus diperhatikan kuantitas serta elevasi permukaan hamparan. Hamparan sirtu harus terisi
penuh. Semua uraian pekerjaan diatas dikerjakan oleh sekelompok pekerja
denganmenggunakan alat bantu secara manual.

b. Pekerjaan timbunan pasir lantai


Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi, bawah
rabat serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-2 (PUBA tahun
1970)
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di
atas dan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas
Pelaksanaan
Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas.
Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di awahnya/didalamnya telah
selesai dengan baik dan sempurna.
Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 15cm,
atau seperti yang disyaratkan dalam gmbar.
Pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas

c. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang camp 1 pc : 2 psr : 3 krkl tebal 5 cm
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir dengan tebal 5 cm. Semua bahan sebelum digunakan
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini kami akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang,
Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat
untuk membuat campuran beton).

d. Pekerjaan pasang lantai, dinding dan plint keramik


1) Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainya yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang
bernutu baik dan sempurna.
Pekerjaan lantai tegel keramik dilakukan sebagai finishing seluruh lantai sesuai detail
yang ditunjukkan dalam gambar/seuai petunjuk Direksi/Pengawas

2) Persyaratan Bahan.
Bahan yang digunakan adalah jenis tegel keramik buatan dalam negeri atau sejenis
yang bermutu baik dan Disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Warna untuk lantai tegel yang dipasang pada lantai ruangan adalah putih polos
permukaan licin (polis).
Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang disetujui
Direksi/Pengawas.
Ukuran-ukuran bahan :
o Tegel Keramik 30 x 30 cm digunakan untuk lantai
o Tegel Keramik 10 x 20 cm digunakan untuk plint lantai
o Tegel Keramik 20 x 20 cm digunakan untuk lantai km/wc
o Tegel Keramik 20 x 20 cm digunakan untuk dinding km/wc
Keramik yang terpasang dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir
Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan persyaratan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
Pemotongan unit-unit keramik menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan
Bahan yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
hingga betul-betul bersih

7. Pekerjaan Cat
Bahan :
Cat Kayu
Digunakan cat merk Glotex atau Avian
Warna cat akan ditentukan kemudian
Cat Dinding/Plafond
Bahan cat adalah cat tembok merk Metrolie atau merk lain yang setara yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Warna akan ditentukan kemudian.
maksimum 3 %
Pelaksanaan :
Pengecatan Kayu
1) Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan ampelas yang
bermutu baik
2) Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar bebas
dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
Pengecatan Dinding Tembok dan Plafond
1) Pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari
segala kotoran, minyak dan debu.
2) Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar-banar kering, tidak ada retak-retak
dan telah disetujui Direksi/Pengawas.

8. Pekerjaan Sanitasi
a. Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian tanah pada
garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari timpaan benda-benda
lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam dalam dinding bata. Pipa yang
digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC 3 yang tebal dan elastis,
sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC 1/2.
b. Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem dengan lem
pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem pipa. Pipa dipasang
harus ada kemiringan ke arah pembuangan air. Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar
mandi dipasang saringan (floor drain) supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa
yang bisa mengakibatkan penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau
isolasi tape khusus supaya tidak terjadi kebocoran. Septick tank dibuat pada tempat yang telah
ditentukan dengan kapasitas 3 m3, konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang
dengan penutup dari plat beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding
dipasang pipa pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada ruang resapan
pasang ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah penuh

9. Pekerjaan Air Bersih


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan instalasi jaringan air bersih, pemasangan alat-alat
sanitair, penyediaan alat serta tenaga kerja.
b. Bahan pipa menggunakan pipa PVC beserta accessories yang sesuai tercantum dalam daftar
kuantitas.
c. Untuk pekerjaan instalasi air bersih, instalasi tertanam dalam dinding atau dibawah lantai yang
mudah perawatan, dan system penyambungan pipa harus kuat dan tidak mudah terjadi
kebocoran. Instalasi air kotor yang dilaksanakan semaksimal mungkin harus menghindari
kebuntuan pada pipa dengan memberikan kemiringan minimal 5% secara keseluruhan dari
pangkal pipa sampai kepembuangan akhir, pipa diletakkan pada daerah yang lebih muda
maintenencenya yaitu pada bagian pinggir lantai dan pekerjaannya yang rapih
d. Seluruh bahan/alat sanitair dari bahan keramik dan poselin kualitas baik.
e. Pemasangan alat sanitair harus dilaksanakan dengan cermat dengan penempatan dan ukuran
yang sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh terdapat kebocoran.

10. Pekerjaan Listrik


a. Pekerjaan listrik adalah pemasangan seluruh instalasi peneranga, saklar dan stop kontak,
sehingga suatu instalasi yang baik setelah dilakukan pengujian dengan seksama dan siap
untuk digunakan.
b. Pekerjaan listrik meliputi penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak
berikut ardenya, penyediaan dan pemasangan lampu penerangan, penyediaan gambar kerja,
pemasangan stop kontak, melakukan pengetesan setelah selesai dikerjakan.
c. Persyaratan pelaksanaan : memiliki pas PLN dan surat izin dari instalasi yang berwenang,
dalam pelaksanaan harus memenuhi peraturan/ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan,
pekerjaan telah dianggap selesai jika: semua system yang dipasang sesuai rencana, ada surat
pengesahan /sertifikat dari PLN setempat. Setelah pekerjaan selesai, instalatur harus
membuat 3 (tiga) lembar revisi (asbuilt drawing)
d. Bahan : semua bahan yang dipasang harus mendapat persetujuan Direksi teknis atau
konsultan pengawas, jenis kabel yang dipasang adalah NYY ek. Eterna, lampu yang dipakai
sesuai spesifikasi teknis yang ditentukan dan sebelum dipasang diperlihatkan dan diminta
persetujuan direksi dan konsultan pengawas.

11. Pekerjaan Konstruksi Baja Jembatan Timbang


Terdiri dari pekerjaan Pengadaan dan pemasangan mainbeam WF 500 mm x 200 mm x 11 mm x
17 mm, Pengadaan dan pemasangan crosswbeam WF 200 mm x 100 mm 6 mm x 9 mm,
Pengadaan dan pemasangan chekerete plate 10 mm x 1.500 mm x 3.000 mm, Pengadaan dan
pemasangan plate stifiner 12 mm x 90 mm x 600 mm, Pengadaan dan pemasangan coverbeam 12
mm x 150 mm x 600 mm, Pengadaan dan pemasangan stopper, Pengadaan dan pemasangan
mounting plate 12 mm x 200 mm x 200 mm, Pengadaan dan pemasangan baut 3/4,3 inch + mur +
ring plate, Pengadaan dan pemasangan baut 5/8,2.5 inch + mur, Pekerjaan cat dasar zincromate
dan Pekerjaan cat besi hitam dop duko
12. Pekerjaan Indikator dan Loadcell
Terdiri dari pekerjaan Pengad/pemasangan indikator seri terbaru dan kualitas baik,
Pengad/pemasangan loadcell seri terbaru dan kualitas baik, Pengad/pemasangan panel box dan
junction box yang kualitas baik, dan Pengad/pemasangan assesories yang kualitas baik

H. Pekerjaan Akhir dan Pembersihan


Pekerjaan ini meliputi perbaikan pada pekerjaan yang kurang sempurna, pengembalian kondisi bidang
tanah sekitar lokasi pekerjaan dikembalikan seperti semula. Semua sampah, tumbuh-tumbuhan,
endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan, harus dibuang dari Lokasi pekerjaan.
Sekitar lokasi pekerjaan semua sampah, sisa-sisa material yang tidak terpakai ,tumbuh-tumbuhan,
endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan dan dibersihkan dari sisa-sisa material sehingga
tidak mengganggu akses dari penggunaan.

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dan akan kami terapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, dengan selalu berpedoman pada rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja.

Kendari, 10 April 2016

PT. NARINRA NUR AISYAH

Musdar Majid
Direktur

Anda mungkin juga menyukai