b. Pemasangan Bowplank
Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil
dan sudut - sudut fisik sudah didapatkan maka pekerjaan selanjutnya adalah Pemasangan
Bouwplank, Bouwplank sendiri merupakan patok kayu sementara yang berfungsi untuk
menentukan titik As bangunan yang akan dibangun.
Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank adalah sebagai berikut:
Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
a) Berjarak cukup dari rencana, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan
galian tanah.
b) Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
c) Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank
lainnya.
d) Letak kedudukan bouwplank harus seragam
e) Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah)
4. Pembuatan bangsal kerja, gudang, papan nama proyek, dan rambu lalu lintas
Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi pekerjadari
panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.Untuk
Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan ukuran sesuai gambar, dilengkapi
mobiler sederhana 1 mea tulis, 2 buah kursi duduk, 1 stel kursi tamudan 1 lembar triplek tempat
menempel gambar. Pada waktu USB selesai dikerjakan dandiserah terimakan, bangunan ini
disempurnakan menjadi rumah penjaga sekolah.
B. Pekerjaan Zona
1. Pekerjaan Pembentukan Zona
a. Pekerjaan galian tanah biasa zona
1) Galian harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman seperti yang
direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan
dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.
d. Pekerjaan timbrisan batu kosong bawah talud penahan jalan masuk zona
Pasangan batu kosong pada pondasi batu gunung/belah diatas pasir dipasang setebal sesuai
dengan gambar kerja ditimbris pasir dan atau batu belah sehingga kokoh.
f. Pekerjaan pasang batu gunung taliud penahan jalan masuk zona camp 1 pc : 3 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.
h. Pekerjaan plat jalan masuk zona beton K 225 camp 1 pc : 2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Plat, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan pondasi plat dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volune split
serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
i. Pekerjaan cansteen pinggiran jalan masuk zona beton tanpa tulang camp. 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Berupa Pekerjaan beton 1:2:3. Pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah dengan menggunakan
tenaga manusia. Campuran beton yang digunakan adalah 1 semen 2 pasir 3 kerikil yang
berarti menggunakan bahan semen Portland tiap-tiap M adalah 8,5 zak semen 0,54 M pasir
dan 0,82 M kerikil, ketiga jenis bahan tersebut diaduk dengan sejumlah air yang diaduk
didalam mesin pengaduk (molen beton) dalam 15 s/d 20 kali putaran permenit sehingga
campuran betul-betul rata, Adonan yang telah selesai tersebut dituangkan kedalam area
tempat cetakan yang bekistingnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai dicor
bahan beton tersebut akan kami jaga tetap basah dengan melapisi goni yang telah dibasahkan
diletakkan diatas beton agar mutu yang dipersyaratkan dapat kami penuhi. Sebagai bahan
cetakan, bekisting dikerjakan dengan bentuk dan ukuran tampang kami buat sesuai gambar
rencana dan arahan direksi. Bahan cetakan kami buat dari kayu klas III atau kayu senbarang
yang sering digunakan sebagai bahan cetakan beton atau pun dengan menggunakan kayu
lapis. Papan cetakan kami buat rata dan rapat agar tidak ada celah / luang dan pada bahagian
dalam cetakan dilapisi dengan plastik agar air semen tidak keluar. Cetakan kami ikat /
sambung pada tempat yang aman sehingga kedudukan cetakan betul kokoh dan tidak mudah
goyang pada saat pelaksanaan pengecoran beton
j. Pekerjaan plesteran beton lantai jalan masuk zona dan cansteen pinggiran jalan masuk zona
camp. 1 pc : 3 psr
Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran beton lantai dengan adukan 1 PC : 3 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15
l. Pekerjaan acian talud penahan jalan masuk zona dan cansteen jalan masuk zona
1) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar
nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
2) Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
3) pekerjaan acian pada satu bidang dinding jangan sampai terputus (dikerjakan lagi pada
keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.
b. Prosedur Penyambungan
1) Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat
pemotong dalam posisi lurus.
2) Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
3) Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
4) Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara
ke bagian dalam pipa.
5) Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung pipa
tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang
kontinyu.
6) Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
7) Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa .
8) Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang menyentuh permukaan yang
sudah dipersiapkan.
9) Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
10) Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
11) Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
12) Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya
gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.Tekanan
tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan dan harus
ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.
13) (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana
secara otomatis)
14) Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut
bersih dan baik suhunya.
15) Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang
akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
16) Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya pencatat
tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol
selama waktu pemanasan. Periksa agar posisi pipa diklem pipa tidak bergeser dan ujung
pipa harus di jaga agar tetap kontak dengan plat pemanas.
17) Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan bahwa
plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
18) Segera tutup klem (dengan 8 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan permukaan
yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
19) Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel
20) Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
21) Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan
sesuai dengan batasan yang ditentukan.
2. Pekerjaan pasangan batu gunung dudukan pipa gas methan camp. 1 ps : 3 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
a. Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
b. Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
c. Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
d. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu
yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang Ketinggian dan
dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.\
e. Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
f. Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas pasir
urug.
g. Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
h. Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
i. Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
j. Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.
f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
b) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
c) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
g. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang bak anaerob camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).
2. Pekerjaan Fakultatif
a. Pekerjaan galian tanah biasa bak fakultatif
1) Galian untuk bak fakultatif harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.
f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume split
serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
g. Pekerjaan lantai kerja bak fakultatif beton tanpa tulang camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Berupa Pekerjaan beton 1:2:3. Pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah dengan menggunakan
tenaga manusia. Campuran beton yang digunakan adalah 1 semen 2 pasir 3 kerikil yang
berarti menggunakan bahan semen Portland tiap-tiap M adalah 8,5 zak semen 0,54 M pasir
dan 0,82 M kerikil, ketiga jenis bahan tersebut diaduk dengan sejumlah air yang diaduk
didalam mesin pengaduk (molen beton) dalam 15 s/d 20 kali putaran permenit sehingga
campuran betul-betul rata, Adonan yang telah selesai tersebut dituangkan kedalam area
tempat cetakan yang bekistingnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai dicor
bahan beton tersebut akan kami jaga tetap basah dengan melapisi goni yang telah dibasahkan
diletakkan diatas beton agar mutu yang dipersyaratkan dapat kami penuhi. Sebagai bahan
cetakan, bekisting dikerjakan dengan bentuk dan ukuran tampang kami buat sesuai gambar
rencana dan arahan direksi. Bahan cetakan kami buat dari kayu klas III atau kayu senbarang
yang sering digunakan sebagai bahan cetakan beton atau pun dengan menggunakan kayu
lapis. Papan cetakan kami buat rata dan rapat agar tidak ada celah / luang dan pada bahagian
dalam cetakan dilapisi dengan plastik agar air semen tidak keluar. Cetakan kami ikat /
sambung pada tempat yang aman sehingga kedudukan cetakan betul kokoh dan tidak mudah
goyang pada saat pelaksanaan pengecoran beton
3. Pekerjaan Aerob
a. Pekerjaan galian tanah biasa bak aerob
1) Galian untuk bak aerob harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai
kedalaman seperti yang direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan
dengan keadaan lapangan dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm
lebih lebar dari dasar pondasi, serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak
mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.
f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran. .
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume split
serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering
dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa
cm untuk sambungan kolom.
g. Pekerjaan lantai kerja bak aerob beton tak bertulang camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).
e. Pekerjaan pasangan batu gunung bak wetland dan khlor camp. 1 pc : 3 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan
dipasang Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 3 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hinga rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan
pengecekan kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.
f. Pekerjaan pondasi poor plat, slooft, lantai, kolom, dan balok bak aerob beton K 225 camp 1 pc :
2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan dan diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
g. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang bak wetland camp 1 pc : 2 krkl : 3 psr
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir. Semua bahan sebelum digunakan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini kami
akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang, Kepala Tukang dan Mandor.
Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat untuk membuat campuran
beton).
Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat
dan kekurangan material ditempat lain
Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.
Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang
maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan
diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan
mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dasar perhitungan analisis adalah :
Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
Urutan Kerja/Metode kerja :
1. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell Loader
2. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari quarry
/borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
3. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
4. Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
5. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
4. Pekerjaan Bronjong
a. Pekerjaan galian tanah biasa
1) Galian harus mencapai tanah asli/keras dan minimum mencapai kedalaman seperti yang
direncanakan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi sehubungan dengan keadaan lapangan
dan peil tanah. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi,
serta tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mudah longsor.
2) Penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Direksi juga akan mempersiapkan est-test yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Direksi.
3) Menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahiseperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai mencapai
kepadatanyang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm.
4) Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan, juga seluruhsisa-
sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan darilapangan
pekerjaan.
c. Pekerjaan bronjong
1) Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah penggalian untuk
pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jarring dan disain. Termasuk tempat ruangan
untuk pemadatan merial pada bagian luar penenpatan bronjong, dianjurkan lebar tempat
500 mm diukur dari bagian bawah area bronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat
pada saat penggalian, paling tidak 1:2 (45). Seandainya dibutuhkan gunakan penopang
dan lembaran papan untuk penahan. Pastikan daerah penggalian selalu kering dengan
menggunakan pompa air listrik dan generator
2) Selama penggalian, letakkan jarring bronjong pada pinggir slope dan mulai pembentukan
jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk memanjang (seperti ditunjukkkan
pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jarring hingga
berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah
digavanisir d= 3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
3) Selama penggalian, letakkan jarring bronjong pada pinggir slope dan mulai pembentukan
jaring. Biasanya jaring bronjong dikirim dalam bentuk memanjang (seperti ditunjukkkan
pada gambar), dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 x 500. Bungkus jarring hingga
berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah
digavanisir d= 3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
4) Lanjutkan perletakan dan pengisian jarring bronjong dan tumpukan dan ikatkan semua
sesuai dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian dalam di dapat, maka bronjong
semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara bersama-sama
dengan sebelumnya secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan
harus dihubungkan juga dengan yang lainnya. Seandainya bronjong mempunyai bentuk
memanjang sisi bagian baah jaring harus dipasang daya tahan dan memperkuat struktur
5) Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas galian harus
ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan material berukuran 0-
150mm. Seandainya menggunakan tamper, yaitu alat yang paling sesuai digunakan untuk
memadatkan material, tuangkan material setebal 40 cm disekeliling bronjong
6) Ketika struktur bronjong telas selesai, pastikan semua celah disekeliling bronjong ditimbun
kembali dan dipadatkan dengan baik dan semua sambungan diikatkan dengan baik
e. Pekerjaan urugan tanah kembali dan pemada tan dibawah lantai kerja pondasi dudukan
timbangan
1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.
f. Pekerjaan urugan tanah kembali dan pemadatan tanah dibawah lantai kerja tanjakan
1) Tanah yang berasal dari tanah galian yang tidak dapat dipakai untuk maksud-maksud
penambahan (penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat yang akan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas.
2) Urugan tanah kembali mulai dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan batu selesai.
m. Pekerjaan pasangan batu gunung/kali pondasi dibawah tanjakan dan dudukan timbangan camp.
1 pc : 4 psr
Pas. Batu gunung yang digunakan adalah batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau
sesuai keadaan dilapangan.
1) Semen yang digunakan berkwalitas baik dan berlabel SNI.
2) Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat atau dengan persetujuan direksi.
3) Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.
4) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang
Ketinggian dan dimensi pasangan yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.\
5) Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah.
6) Pasanglah terlebih dahulu Batu Gunung bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas
pasir urug.
7) Pasanglah Batu Gunung dengan adukan semen campuran, 1 : 4 (Semen dan Pasir),
besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
8) Celahcelah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
9) Pasangan batu gunung tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
10) Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan
kembali untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata.
11) Disesuaikan dengan gambar kerja dan persetujuan dari direksi/pengawas.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
d. Pekerjaan sloft, ringbalk dan kolom bangunan beton K 150 camp. 1 PC : 2 Krkl : 2 Psr
1) Perakitan tulangan
Untuk sloft, ringbalk dan kolom perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat
dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran sloft, ringbalk dan kolom setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan sloft, ringbalk dan kolom, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan sloft, ringbalk dan kolom dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan sloft, ringbalk dan kolom maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan sloft, ringbalk dan kolom dan
diletakkan tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan pondasi plat dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
f. Pekerjaan Sloft dan balok diatas timbangan beton K 225 camp. 1 PC : 2 Krkl : 2 Psr
1) Perakitan tulangan
Untuk Sloft dan balok perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi
proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Sloft dan balok setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Sloft dan balok, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada Sloft dan balok
tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan Sloft dan balok dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
g. Pekerjaan plat tanjakan beton K 225 camp. 1 PC : 2 krkl : 2 psr
1) Perakitan tulangan
Untuk plat perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan Plat dapat berjalan lebih
cepat. Cara perakitan tulangan :
a) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran Plat setempat.
b) Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan Plat, dengan memperhitungkan bentuk-
bentuk tipe tulangan yang ada pada Plat tersebut.
c) Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan Plat dengan kawat pengikat agar kokoh
dan tulangan tidak terlepas
2) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara
manual. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
a) Hasil rakitan tulangan disambungkan dengan tulangan pondasi plat dan diletakkan
tegak turus
b) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
a) Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan
kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).
b) Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
c) Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
d) Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus
tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
e) Papan cetakan tidak boleh bocor
f) Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
g) Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
a) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
b) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
c) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2: 2 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 2 volume
split serta air secukupnya.
d) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
e) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
f) Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
g) Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan
mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
j. Pekerjaan plesteran beton bangunan, diatas timbangan, dan tanjakan camp. 1 pc : 3 psr
Bahan
Semen yang digunakan produk Tonasa, Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih,
tidak mengandung Lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi persyaratan yang berlaku.
PH air harus memenuhi persyaratan SNI
Campuran (agregate) untuk plester dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala
kotoran, harus diayak melalui ayakan dengan diameter lubang 1,6-2,0 mm.
Pelaksanaan
Untuk plesteran dengan adukan 1 PC : 3 Psr.
Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15
5. Pekerjaan Plafond
Bahan
Bahan Tripleks, tebal 3 mm atau sesuai dengan petunjuk direksi/pengawas.
Bahan untuk rangka dan list plafonddari kayu kls. II.
Bagian rangka yang akan dilekati tripleks diratakan dan dibaut.
Pelaksanaan
Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan
Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku, dan kuat
Pola pemasangan plafond sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
6. Pekerjaan Lantai
a. Pekerjaan urugan tanah lantai dipadatkan
Pekerjaan urugan tanah lantai dipadatkan menggunakan timbunan pilihan. Pada pekerjaan ini
digunakan Tanah Humus dan Tnah Biasa. Materialdiangkut dari lokasi stock/base camp
menggunakan perahu motor kemudian di timbun di tempat penimbunan sementara yang tidak
jauh dari lokasi pekerjaan. Kemudian bahan sirtu diangkut menggunakan 2 buah mobil pickup
ke lokasi proyek. Timbunan sirtu dihampar pada Median jalan yang telah rata dengan dimensi
panjang, lebar, dan ketebalan disesuaikan dengan gambar dilapangan. Pada pekerjaan ini
harus diperhatikan kuantitas serta elevasi permukaan hamparan. Hamparan sirtu harus terisi
penuh. Semua uraian pekerjaan diatas dikerjakan oleh sekelompok pekerja
denganmenggunakan alat bantu secara manual.
c. Pekerjaan lantai kerja beton tanpa tulang camp 1 pc : 2 psr : 3 krkl tebal 5 cm
Pekerjaan Rabat Beton Lantai Kerja adalah : Pekerjaan pengadaan dan pengecoran rabat beton
sesuai dengan SpesifikasiTeknik yang dipersayaratkan. Pekerjaan beton yang dimaksud disini
adalah pekerjaan beton tanpa penulangan dan untuk pelapisan permukaan lantai kerja atau
rabat dipermukaan lantai atau sesuai dengan dokumen lelang. Pekerjaan ini dilaksanakan
dengan menggunakan tenaga manusia. Pekerjaan beton ini menggunakan material pokok yaitu
1 Semen (PC), 2 kerikil dan 3 Pasir dengan tebal 5 cm. Semua bahan sebelum digunakan
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini kami akan menggunakan tenaga kerja yaitu ; Pekerja, Tukang,
Kepala Tukang dan Mandor. Sedangkan peralatan yang akan kami gunakan yaitu Mollen (alat
untuk membuat campuran beton).
2) Persyaratan Bahan.
Bahan yang digunakan adalah jenis tegel keramik buatan dalam negeri atau sejenis
yang bermutu baik dan Disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Warna untuk lantai tegel yang dipasang pada lantai ruangan adalah putih polos
permukaan licin (polis).
Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang disetujui
Direksi/Pengawas.
Ukuran-ukuran bahan :
o Tegel Keramik 30 x 30 cm digunakan untuk lantai
o Tegel Keramik 10 x 20 cm digunakan untuk plint lantai
o Tegel Keramik 20 x 20 cm digunakan untuk lantai km/wc
o Tegel Keramik 20 x 20 cm digunakan untuk dinding km/wc
Keramik yang terpasang dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 Pasir
Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan persyaratan, warna
bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
Pemotongan unit-unit keramik menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan
Bahan yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
hingga betul-betul bersih
7. Pekerjaan Cat
Bahan :
Cat Kayu
Digunakan cat merk Glotex atau Avian
Warna cat akan ditentukan kemudian
Cat Dinding/Plafond
Bahan cat adalah cat tembok merk Metrolie atau merk lain yang setara yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Warna akan ditentukan kemudian.
maksimum 3 %
Pelaksanaan :
Pengecatan Kayu
1) Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan ampelas yang
bermutu baik
2) Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar bebas
dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
Pengecatan Dinding Tembok dan Plafond
1) Pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih dari
segala kotoran, minyak dan debu.
2) Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar-banar kering, tidak ada retak-retak
dan telah disetujui Direksi/Pengawas.
8. Pekerjaan Sanitasi
a. Sebelum dipasang pipa pembuang air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian tanah pada
garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari timpaan benda-benda
lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam dalam dinding bata. Pipa yang
digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC 3 yang tebal dan elastis,
sedangkan pipa untuk air bersih digunakan pipa PVC 1/2.
b. Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem dengan lem
pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga menggunakan lem pipa. Pipa dipasang
harus ada kemiringan ke arah pembuangan air. Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar
mandi dipasang saringan (floor drain) supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa
yang bisa mengakibatkan penyumbatan. Pemasangan kran air pada drat dipasang lem atau
isolasi tape khusus supaya tidak terjadi kebocoran. Septick tank dibuat pada tempat yang telah
ditentukan dengan kapasitas 3 m3, konstruksi dari pada bangunan ini juga dari beton bertulang
dengan penutup dari plat beton, lantai septik tank di pasang susun batu batu koral dan dinding
dipasang pipa pembuang dari WC KM dan pipa pembuang ke resapan, pada ruang resapan
pasang ijuk supaya air kotoran dalam septik tank tidak mudah penuh
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dan akan kami terapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, dengan selalu berpedoman pada rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja.
Musdar Majid
Direktur