Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. PAPAN NAMA KEGIATAN.


Sebagai pertanda bahwa pada lokasi dimaksud ada Kegiatan / pembangunan
maka Pemborong harus memasang papan nama kegiatan ukuran 80 x 150 cm,
dengan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm, cat dasar putih tulisan hitam huruf balok
sedangkan redaksi berisi :
 Kop Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada bagian
paling atas ditengah.
 Judul Kegiatan.
 Nilai Kegiatan.
 No. Kontrak.
 Waktu Pelaksanaan (sesuai Kontrak).
 Sumber biaya.
 Pelaksana.
 Konsultan Pengawas
 Konsultan Perencana
Pemasangan papan Kegiatan setinggi 2 m diatas tanah dan tiang bagian
bawah dicor beton untuk memperkuat dan ditempatkan pada tempat yang mudah
terlihat.

1.2. BANGUNAN DIREKSIKEET.


Pemborong wajib menyediakan ruang direksi, sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Bangunan direksi terbuat dari atap asbes / seng
bergelombang, dinding triplek, lantai dari bata dinat atau beton rabat, jendela kaca
dan pintu. Bangunan tersebut dilengkapi dengan kotak obat P3K, meja dan kursi
tamu, papan kegiatan. Bangunan direksikeet ditempatkan pada daerah yang tidak
mengganggu kelancaran proyek, segala biaya dalam pembuatan bangunan
direksikeet ditanggung oleh Pemborong dengan kata lain tidak dimasukkan dalam
penawaran dan apabila tidak ada boleh menggunakan ruangan yang siap pakai.
BAB 2
PEKERJAAN TANAH

2.1. PEKERJAAN GALIAN


2.1.1 Umum
1. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan
tanah, batu-batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat
proyek; pembuangan lapisan tanah atas (top soil); pembuangan bekas- bekas
pasangan; grading site dan pekerjaan tanah lainnya yang
kesemuanya disesuaikan dengan Gambar dan Spesifikasi ini.
2. Penyediaan tenaga kerja, peralatan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tanah
sesuai dengan Gambar-gambar dan Spesifikasi.
3. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus memberitahukan
Direksi Pekerjaan, sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat
dilakukan pada keadaan tanah belum terganggu. Demikian pula
Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah
selesai kepada Direksi Pekerjaan, sebelum pekerjaan lanjutan dimulai.
4. Kesalahan dalam penggalian merupakan tanggungjawab Kontraktor untuk
menimbun kembali lobang galian hingga mencapai kepadatan yang setara
dengan kondisi tanah sebelum digali.
2.1.2 Prosudur Penggalian
1. Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan rumput, akar-akar dan
kotoran-kotoran lainnya harus dibersihkan dari permukaan dan bawah
tanah (sub soil). Kotoran-kotoran maupun bongkahan-bongkahan batu
yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang
sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, atas biaya Kontraktor.
2. Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan
sistem drainase yang baik, sehingga tidak becek.
3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat•
tempat di mana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda•
benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan
yang telah rampung. Dalam hal ini metode pekerjaan dengan tangan yang
harus dilaksanakan.
4. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup
untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah, drainase,
saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan lapangan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi
tanggung jawab kontraktor
5. Untuk konstruksi lainnya yang harus digali sampai pada batas-batas
kemiringan dan tercantum pada gambar rencana atau atas petunjuk
Direksi Pekerjaan. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup
agar penempatan konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
rencana, dapat dengan mudah dikerjakan. Direksi Pekerjaan dapat
menentukan perubahan dimensi dan dasar galian bila dipandang perlu
sesudah galian selesai dilaksanakan, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Direksi Pekerjaan.
6. Kondisi Galian yang diharapkan
a. Kemiringan dinding galian harus dibuat seminimal mungkin, kecuali
diperlihatkan lain dalam - gambar, serta tidak terjadi longsor.
b. Dasar galian harus mencapai tanah keras sesuai yang dipersyaratkan dan
bersih dari segala kotoran serta tanah sisa-sisa galian.
c. Penggalian dibagi hanya dalam satu macam/jenis yaitu galian tanah
biasa, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan
kondisi di lapangan.
2.1.3 Pengukuran dan Pembayaran.
1. Dasar perhitungan volume galian harus didasarkan atas gambar
penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah
disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian
dan elevasi yang disyaratkan atau diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Metode perhitungan haruslah metode luas ujung galian rata-rata,
menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih
dari 25 meter.
2. Galian di luar gans yang ditunjukkan dalam profil dan penampang
melintang yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang
diukur untuk pembayaran.
a. Pengerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma
yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :
 Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di bawah bidang
horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa
atau galian batu/bongkahan sesuai dengan sifatnya.
 Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
 Bidang tegak adalah bidang vertical keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan,
tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
b. Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran pekerjaan galian tanah biasa atau
bongkahan batu, dengan satuan meter kubik

2.2. PEKERJAAN TIMBUNAN


2.2.1 Umum
1. Pekerjaan timbunan tanah kembali pada galian pondasi atau grading
meliputi pekerjaan, pengangkutan lokal, penghamparan dan pemadatan yang
kesemuanya disesuaikan dengan Spesifikasi ini.
2. Pekerjaan timbunan pasir, limestone atau pasir batu (sirtu) meliputi
pengangkutan dari sumber bahan, penghamparan dan pemadatan yang
kesemuanya disesusikan dengan Spesifikasi ini.
3. Penyediaan tenaga kerja, bahan timbunan, fasilitas pelaksanaan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
timbunan tanah/pasir/limestone sesuai dengan Gambar• gambar dan
Spesifikasi ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.2.2 Bahan
1. Bahan timbunan yang dipakai adalah Tanah bekas galian (lokal),
Limestone, Pasir Batu (Sirtu) atau Pasir urug darat yang memenuhi
persyaratan sebagai bahan timbunan. Lokasi sumber jenis bahan
timbunan tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Tanah bekas galian pada umumnya boleh di pakai lagi untuk
bahan timbunan, kecuali apabila tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan
sebagai bahan timbunan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
2. Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu
sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Sumber bahan timbunan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan timbunan yang bisa mencukupi kebutuhan
seluruh proyek.
3. Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan
lain-lain tidak boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan seperti
ini harus dipindahkan dan harus ditempatkan pada daerah pembuangan yang
disetujui atau ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
4. Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan
tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh
Kontraktor atas biaya sendiri paling lambat 3 x 24 jam.
2.2.3 Penghamparan dan Pemadatan Timbunan
1. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan dan dibersihkan dari segala
kotoran-kotoran yang bersifat mengganggu.
2. Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, harus disemprotkan obat anti
rayap jenis Wazary ex Sumitomo Japan maupun perlengkapan lain sudah
ditebar/dipasang sebelum dilakukan penimbunan.
3. Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan
lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua
puluh) cm, kemudian dipadatkan dengan alat mekanis.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan
pemadatan bahan-bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-
kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup
5. Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling
sesuai untuk pemadatan bahan timbunan yang ada alat-alat pemadatan ini
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
6. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm dan dipadatkan sampai mencapai
paling sedikit 95% (Modified Proctor) dan kepadatan kering maksimum
seperti yang ditentukan dalam AASHTO- T 99
7. Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras.
Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,
Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian. teratas untuk
mengeringkan sampai mencapai kadar air optimum dan dipadatkan kembali.
2.2.4 Jaminan Mutu
1. Bahan timbunan sebelum di kirim ke lokasi harus di test di
laboratorium untuk diketahui Kepadatan dan kadar air optimumnya, yang
dimanfaatkan sebagai dasar menentukan jenis, ukuran serta berat dari
alat yang paling sesuai dipergunakan untuk pemadatan tersebut.
2. Setiap lapisan pengurugan harus di test kepadatannya dengan metode Sand
Cone. Lokasi serta jumlah pengambilan sample harus dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
3. Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian-pengujian ini dan perbaikan
atas hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2.2.5 Pengukuran dan Pembayaran.
1. Timbunan harus diukur sebagai jumlah "Meter Kubik" bahan
terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian
sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerj an timbunan akhir yang disyaratkan dan
diterima.
2. Metode perhitungan volume bahan harus menggunakan metode luas
bidang ujung, dikalikan dengan penampang melintang pekerjaan yang
berselang jarak tidak lebih dari 25 meter.
3. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai
akibat dari penurunan pondasi atau dasar galian/muka tanah asal yang
ditimbun, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang diukur untuk
pembayaran.
4. Timbunan yang digunakan di mana saja di luar batas Kontrak
pekerjaan atau untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau
untuk menutup sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.
5. Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas dalam jarak
angkut berapa pun yang diperlukan harus dibayar persatuan pengukuran
yaitu timbunan tanah biasa, pasir, pasir batu, limestone atau bahan lainnya
dengan satuan meter kubik.
6. Penggunaan tanah bekas galian sebagai bahan timbunan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan, harga bahan timbunan tidak diperhitungkan
sebagai biaya pembelian bahan, hanya diperhitungkan biaya penimbunan
hingga mencapai kondisi yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.
BAB 3
PEKERJAAN PEMBESIAN

3.1. PEKERJAAN PEMBESIAN


3.1.1 Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggadaan, pemotongan, pembengkokan, dan
pemasangan barang baja tulangan dan anyaman batang baja untuk
penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Toleransi Dimensi
a. Pabrikasi
Pembengkokan batang baja dan pabrikasi harus dilaksanakan betul-betul
sesuai persyaratan FBI 1971 (N.1.2).
b. Kelonggaran penempatan
i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari
diameter batang atau maksimum agregat kasar duitambah 1 cm,
dengan minimum 3,0 cm yang mana lebih besar.
ii. Apabila penulangan terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan teapat di atas lapis bawah
penulangan dengan ruang bebas/jarak vertical minimum 2,5 cm
c. Selimut beton
i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga
selimut beton minimum menutupi pinggir luar penulangan.
3. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui , rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan
untuk kontrak atau seperti petunjuk Direksi Pekerjaan.
b. Kontraktor juga meyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu batang-batang tulangan dan berat satuan dalam
kilogram tiap ukuran.
4. Penyimpanan dan penanganan
i. Kontraktor harus mengirim baja penulangan kelapangan pekerjaan,
diikat dan masing-masing ditandai sesuai dengan peruntukannya,
menunjukan ukuran batang, Panjang ukuran dan informasi lainnya
yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.
ii. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan
dengan cara yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokan), karat,
atau kerusakan lainnya.
5. Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan
i. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan
daftar batang dan diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan
bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang di
sediakan tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi,
harus di tolak dan diganti atas biaya kontraktor.
ii. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan
dalam setiap pekerjaan.
1. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi
parikasi yang di uraikan dalam PBI 1971 (NI-2)
2. Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau
daftr\ar batang kecuali di modifikasi atas permintaan Direksi
Pekerjaan.
3. Baja tulangan karatan atau rusak ditolak Direksi Pekerjaan.
iii. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan Bersama dengan
pengadaan batang-batang lurus untuk pembuatan dan penggantian
baja tulangan yang ditolak oleh Direksi Pekerjaan atau sebaliknya
ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan
parikasi, batang harus tidak dibengkokkan Kembali atau diluruskan
kembali tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau dilakukan dengan
cara lain cara yang akan merusak atau melemahkan baja.
3.1.2 Bahan-bahan
a. Batang baja penulangan
i. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2), kecuali dinyatakan lain mutu baja yang
digunakan untuk bertulang harus mutu U 24 dengan tegangan 2400
kg/cm2
Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan apabila
dinyatakan secara khusus dalam daftar penawaran.
ii. Baja penulangan harus di dapat dari pabrik pembuat yang disetujui
dan harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan
kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan direksi pekerjaan dapat
meminta baja tersebut untuk diuji.
iii. Baja penulangan harus disediakan bersih bebas dari
debu,lumpur,minyak,gemuk atau karat
b. Penulangan anyaman baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat
baja dilas pabrik sesuai dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan
dalam lembar rata atau gulungan seperti yang dinyatakan Direksi
Pekerjaan.
c. Penopang (ganjal) penulangan
Penopang yang digunakan untuk menahan penulangan ditempatnya harus
terbuat dari kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak
(3x3) cm dibuat dari adukan semen (1:2).
d. Kawat pengikat tulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikat dan pengamanan batang
tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
3.1.3 Pelaksaanaan Pekerjaan
1. Pabrikasi baja tulangan
Batang baja tulangan harus dipotong menurut Panjang yang diperlukan,
dibengkokkan secara hati-hati dan ukuran yang diminta/deseuaikan.
Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokan dua kali. Pemanasan
batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ada ditunjukkan
di dalam gambar rencana, ia harus paling sedikit lima kali diameter batang
yang bersangkutan (untuk U 24 ) atau 6,5 kali diameter batang yang
bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan begel harus
dibengkokkan sesuai dengan PBI (NI-2).
2. Penempatan dan pengikatan
i. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan untuk
menjamin kondisi pengikatan yang baik.
ii. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar
dan petunjuk Direksi Pekerjaan.
iii. Batang baja penulangan harus diikat Bersama dan kokoh untuk
menghindari perpindahan tempat selama penulangan dan penempatan
beton.
iv. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI
1971 (NI-2) dan diuraikan lebih lanjut dibawah ini :
- Semua baja tulangan harus dipasang menurut Panjang sepenuhnya
seperti diyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja
kecuali apabila ditunjukan lain pada gambar, tidak akan diizinkan
tanpa persetujuan Direksi Pekerjaa. Setiap penyambungan
demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan
ditempatkan pada titik tegangan Tarik minimum.
- Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, Panjang
tindihan harus 40 kali diameter dan batang-batang harus
dilengkapi dengan kait.
3. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam kedalam
beton.
4. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang
yang dapat dilaksanakan dengan penyambungan Panjang bertindih selebar
satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku
dan buka-bukaan dan harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara
slab.

3.1..4 Cara pengukuran pekerjaan


1. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
Jumlah kilogram batang baja penulanangan yang dipasang akan dihitung
dengan total Panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang
dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter Panjang
batang.
2. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus didasarkan kepada
berat normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.
3. Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk
penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh
dimasukan dalam berat yang harus dibayar.
4. Penulanangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong, pipa, atau
pada suatu konstruksi lainnya untuk mana dibuatkan penyediaan yang
terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran dalam bab
ini.

3.1.5 Dasar pembayaran


Volume yang ditentukan sebagaimana yang diberikan akan dibayar
per-satuan pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran
untuk item pembayaran yang diberikan, yang mana harga-harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan
dan biaya yang diperlukan, termasuk pengadaan, pabrikasi, pemasangan dan
pengujian serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan yang perlu
penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.
BAB 4
PEKERJAAN BETON

4.1. UMUM
Sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor harus membuat rancangan
campuran beton yang akan dipakai job mix design untuk mengetahui jenis bahan
yang akan dipakai, dan komposisi campuran job mix tersebut barn bisa dilaksanakan
dalam pelaksanaan bila sudah memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan disetujui
oleh Direksi lapangan.
Acuan yang digunakan antara lain:
1. Pedoman Beton Indonesia SNI 2847-2013
2. SNI 15-2049-2004 "Mutu dan Cara Uji Semen Portland"
3. SII 0052-80 "Mutu dan Uji Agregat Beton"
4. SNI 03-2834-2000 "Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton"
4.2 BAHAN
1. Kontraktor harus menyampaikan terlebih dahulu contoh-contoh bahan
yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004
ASTM C 150-07 Standard Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII 0013-8.
3. Pasir beton dan koral harus berkualitas baik, tidak mengandung bahan
organis, lumpur dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai
gradasi 2-3 cm dan dapat memenuhi persyaratan PBI NI-2.
4. Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia yang
merusak beton.
5. Apabila diminta oleh Direksi, Kontraktor wajib memeriksakan
bahan+bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk atas biaya sendiri.
4.3 PERALATAN
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, jumlah dan
kualitas peralatan harus cukup baik untuk menjamin mutu dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan
4.4 GAMBAR KERJA
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, kontraktor harus
menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukan detail-detail lengkap semua
komponen, panjang serta ukuran-ukuran dan detail-detail lain yang lazimnya
diperlukan untuk pekerjaan beton.
4.5 BEKISTING
1. Bahan begesting dipakai kayu kelas III yang cukup kering dan keras serta
untuk penggunaannya harus mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Pasangan bekisting harus menjamin bentuk yang diinginkan, tidak
bergeser, tidak melendut dan tidak bocor.
4.6 CAMPURAN MUTU BETON
1. Untuk pekerjaan beton rabat menggunakan campuran 1 pc: 3 psr: 5 krl.
2. Untuk beton bertulang menggunakan campuran beton mutu K225
3. Untuk beton precast menggunakan campuran beton mutu K300
4.7 PELAKSANAAN
1. Tuangkan adukan beton pada tempat yang telah ditentukan.
2. Sebelum pengecoran lokasi pengecoran harus disiram agar mendapatkan
hasil yang baik.
3. Adukan harus homogen (kekentalan merata).
4.8 PENGUJIAN BETON
1. Setiap pembuatan 5 M3 beton harus dibuat minimal 1 buah silinder kubus
beton coba untuk pengetesan kuat tekan.
2. Selanjutnya setiap saat bila dirasakan perlu Direksi berhak meminta
kepada penyedia barang/jasa untuk membuat silinder kubus coba dari
adukan beton yang dibuat. Dalam hal ini silinder kubus beton diberi tanda
yang dapat mengidentifikasi tanggal pengecoran, penggunaan untuk
bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang dianggap perlu.
3. Semua silinder kubus coba, ditest alat di laboratorium yang disetujui
Direksi. Apabila pengetesan akan dilakukan dilapangan, maka alat test
harus mempunyai sertifikat belahbrasi yang diakui dan pelaksanaan
pengetesan ada dibawah pengawasan Direksi.
4. Penyedia Barang & Jasa juga diharuskan mengadakan Slump Test
menurut syarat-syarat dalam SNI 1972 : 2008

4.9 PERAWATAN
1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas agar tidak terjadi penguapan
cepat
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan
3. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran
4. Pengecoran Beton dan Pembongkaran Bekisting dapat dilakukan bila
seijin Direksi atau Konsultan Pengawas.
5. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang disebutkan di sini harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.

4.10 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam
meter kubik beton yang digunakan dan diterima di dalam pekerjaan yang sesuai
dengan ukuran-ukuran yang ditunjukan pada gambar rencana.
Apabila ada perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak sesuai spesifikasi ,
maka tidak ada pembayaran tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan)
atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.
BAB 5
PEKERJAAN PASANGAN PIPA SULINGAN

5.1 Umum
Pipa PVCdipasang untuk lubang pembuangan seperti yang tercantum pada
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Pipa PVC untuk lubang pembuang
pembuang harus mempunyai diameter seperti yang tercantum pada gambar atau yang
ditetapkan oleh Direksi.
Pipa PVC harus dipasang dari merek dan mutu yang disetujui Direksi Pekerjaan
dan di pasang pada posisi yang betul pada bangunan tanpa adanya perubahan selama
pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar rencana atu seperti yang di
perintahkan oleh Direksi. Pipa sulingan diperlukan untuk mengalirkan air pada
dinding penahan tanah yang terbuat dari pipa PVC dengan diameter 2”, pipa PVC
pada lubang dinding penahan tanah harus tembus air seperti terlihat pada gambar
atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Agar tidak tersumbat pada pangkal yang menyentuh ke dinding Talud/Tanah
diberi ijuk dengan campuran pasir dan kerikil sesuai pada gambar atau yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan

5.1.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pekerjaan pipa sulingan berdasarkan yang sudah terpasang.
Pembayaran pipa sulingan dibuat dalam satuan per m1.
BAB 6
PENUTUP

6.1 Umum
Untuk pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini dan ada
kaitannya dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan, maka menjadi kewajiban
dan tanggung jawab penyedia barang/jasa untuk melaksanakannya.
6.2 Hal -- hal lain yang bertautan :
Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa wajib membuat photo
dokumentasi (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%).

Anda mungkin juga menyukai