Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANAAN PENINGKATAN SALURAN


DRAINASE PERKOTAAN JL. BANDULAN GG. VIII RW 01 KELURAHAN BANDULAN,
KOTA MALANG, BANDULAN, SUKUN, KOTA MALANG

2023
METODE PELAKSANAAN

LINGKUP PEKERJAAN

Termasuk di dalam lingkup Kegiatan BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANAAN PENINGKATAN


SALURAN DRAINASE PERKOTAAN JL. BANDULAN GG. VIII RW 01 KELURAHAN BANDULAN, KOTA
MALANG, BANDULAN, SUKUN, KOTA MALANG ini meliputi :

Pekerjaan Persiapan,
Pekerjaan Tanah.
Pekerjaan Pasangan Beton Pracetak
Pekerjaan Aspal
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Lain-lain.

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(a) Mengadakan pengaman lokasi dan segala gangguan.
(b) Mengadakan atau membangun Kantor sementara, Direksi Keet, Gudang dan Barak kerja.

(c) Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan guna menjamin kelancaran
pekerjaan.
(d) Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan ukuran-ukuran lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan bangunan ini serta memasang bouwplang.
(e) Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.
(f) Jalan masuk ke lokasi proyek.

1.2 Pengukuran

(a) Dasar untuk pengukuran dan lay out bangunan adalah gambar rencana

(b) Alat ukur yang digunakan adalah theodolith atau prisma ukur untuk menentukan letak sudut-sudut
bangunan dan pita ukur 30 meter untuk mengukur panjang dan as-as bangunan.

1
PASAL 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN

1) Sebelum Pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu dibersihkan dari
berbagai macam kotoran,sampah puing-puing/kupasan bagian permukaan tanah/Stripping yang
ditumbuhi oleh semak,dan segala sesuatu yang akan mengganngu pelaksanaan pekerjaan
2) Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan
di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukan Konsultan Pengawas/Pengguna Jasa,

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan termasuk
pengurugan/pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk Galian Pondasi.
2) Jenis-jenis Galian
a. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian
material dan bahan baku lainnya.
b. Galian Batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada daerah galian yang
menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
c. Galian Konstruksi
Galian konstruksi/obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan galian batu dalam
batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian
tersebut di atas.Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak,
peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan
Pengawas.
3) Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap dengan
penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
4) Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug bekas serta sisa
bahan bangunan.
5) Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan
Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/site atau menyebabkan
timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
6) Jika pada galian terdapat akar kayu,kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar,maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya,kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir yang
dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm.lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor dan tidak di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
7) Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua
instalasi existing yang berada di dalam tapak/site konstruksi.

2
8) Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar
Kerja,maka Kontraktor wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang
dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
9) Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti,datar/rata sesuai dengan Gambar Kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.
10) Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau Seperti tercantum dalam
Gambar Kerja,dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10⁰ kearah luar pondasi
dari As,ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan
Pengawas.
11) Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/site konstruksi. Area antara papan Patok
Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
12) Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/runtuh,maka apabila dianggap perlu oleh
Konsultan Pengawas,Kontraktor harus memasang konstruksi penahan(casing) sementara dari bahan
seng gelombang BJLS 50 atau setara,atau dari papan-papan tebal 3 cm.diperkuat dengan kayu-kayu
dolken minimal diameter 8 cm.sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.
13) Apabila dan atau karena permukaan air tinggi,Kontraktor harus menyediakan pompa air secukupnya
untuk menyedot air yang menggenangi galian.Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama
lantai galian,harus kering.
14) Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 3.11. dan 3.12. di atas ditanggung oleh Kontraktor,serta
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 4
URUGAN DAN PEMADATAN
(1) Pekerjaan Urugan
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
a. Peninggian lantai dan rabat dengan kepadatan CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja.
b. Urugan pasir bawah pondasi.
c. Terkecuali untuk tempat tertentu/khusus,kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam
Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana.
(2) Bahan Urugan
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
urugan.Tanah bekas urugan pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan
urugan,mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,Sumber bahan urugan ini harus
mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi
kebutuhan seluruh proyek.Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas,baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan.Bahan urugan yang mengandung tanah organik,akar-
akaran,sampah dan lain-lain,tidak boleh dipergunakan untuk urugan.Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas.Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara

3
stripping setebal+30 cm.Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi
tidak memenuhi standart,harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
(3) Pekerjaan Pengurugan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini,seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari
humus,akar tanaman,benda-benda organik,sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat
mengurangi kualitas pekerjaan ini.
b. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk,sisa bongkaran,dan
atau yang dapat memengaruhi kepadatan urugan.Tanah Urugan dapat diambil dari bekas
galian atau tanah yang ditangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti
tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan Pengawas.
c. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung dipadatkan sampai
mencapai permukaan/peil yang diinginkan.
Ketebalan pelapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 30 cm.Setiap kali penghamparan
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan di
bawahnya telah memenuhi kepadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui
Konsultan Pengawas.
 Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,sebelum
pekerjaan dimulai.Pada saat pengerukan dan pengurugan,daerah ini harus dikeringkan.
 Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras.Jika permukaan
lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,Kontraktor harus membuat alur-alur
pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan
dipadatkan kembali.
 Ketinggian pengurungan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum dalam Gambar Kerja.

(4) Pemadatan
a. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan
urugan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
c. Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan
bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas
d. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 30 cm
dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (modified proctor) dari kepadatan kering
maksimum seperti yang ditentukan dalam AASHTO T 99.
e. Pelaksanaan pemadatan harusdlakuka dalam cuaca baik. Apabila hari hujan, pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2% kadar air
optimus.
f. Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan anah apabila diminta untuk Pengguna
Jasa/Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus
disajikan Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik

4
PASAL 5

PEKERJAAN PASANGAN

GORONG-GORONG DAN SELOKAN BETON PRACETAK

5.1. UMUM

1. Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan gorong-gorong


pipa atau kotak beton bertulang maupun tanpa tulangan pracetak atau pipa logam gelombang
(corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton bertulang, termasuk tembok kepala,
struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan
perlindungan terhadap penggerusan, sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini dan pada lokasi
yang ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete lined
drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, pada lokasi yang disetujui seperti
dalam daerah perkotaan dan di mana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi dapat
mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

2. Gambar Kerja

Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja detail
gorong-gorong dan saluran beton untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

3. Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini

Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:

a) Mobilisasi Seksi 1.2


b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Seksi 1.8
c) Kajian Teknis Lapangan Seksi 1.9
d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan Pelengkapnya Seksi 1.14
e) Pengamanan Lingkungan Hidup Seksi 1.17
f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi 1.19
g) Manajemen Mutu Seksi 1.21
h) Saluran Air Seksi 2.1
i) Pasangan Batu Dengan Mortar Seksi 2.2
j) Drainase Porous Seksi 2.4
k) Galian Seksi 3.1
l) Timbunan Seksi 3.2
m) Beton dan Beton Kinerja Tinggi Seksi 7.1
n) Adukan Semen Seksi 7.8

5
o) Pasangan Batu Seksi 7.9
p) Pekerjaan Harian Seksi 9.1
q) Pemeliharaan Kinerja Jalan Seksi 10.1

4. Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :


SNI 6719-2015 : Spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis pelindung logam
untuk pembuangan air dan drainase bawah tanah.
AASHTO :
AASHTO M170M-15 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain, and Sewer Pipe.
ASTM :
ASTM C443-12(2017) : Standard Specification fo r Joints fo r Concrete Pipe and Manholes, Using
Rubber Gaskets

5. Jadwal Pekerjaan

a) Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai persetujuan
tertulis Pengawas Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah diterbitkan.

b) Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini, drainase harus dalam kondisi
operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan
dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan timbunan dimulai, terkecuali jika Penyedia Jasa dapat menyediakan drainase yang
memadai dengan membuat pekerjaan sementara yang khusus.

c) Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.6).a) dari Spesifikasi ini, pekerjaan persiapan
tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu
jalan, tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya
yang terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.

6. Kondisi Tempat Kerja

Ketentuan yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.7) dari Spesifikasi ini, tentang pengeringan air dan
pemeliharaan sanitasi di lapangan harus berlaku.

7. Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton harus memenuhi
toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari Spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan
yang digunakan.

6
8. Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan
yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 2.3.1.7) di atas,
Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab atas berfungsinya semua gorong-gorong dan drainase
beton yang telah selesai dan diterima selama sisa Masa Kontrak.

9. Utilitas Bawah Tanah

Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.9) dari Spesifikasi ini harus berlaku, juga
pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam Seksi ini.

10. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.11) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

11. Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.12) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

12. Pengendalian Lalu Lintas

Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.

7
PASAL6
LAPIS PEREKAT DAN ASPAL
6.1. UMUM

1. Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar
diatas permukaan fondasi tanpa bahan pengikat Lapis Fondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus
dihampar diatas permukaan berbahan pengikat (seperti : Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston, Lapis
Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen, Roller Compacted Concrete (RCC), Perkerasan Beton
Semen, dll).

2. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini.

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Seksi 1.8


b) Kajian Teknis Lapangan Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan Seksi 1.11
d) Pengamanan Lingkungan Hidup Seksi 1.17
e) Keselamatan dan Kese hatan Kerja Seksi 1.19
f) Manajemen Mutu Seksi 1.21
g) Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) Seksi 4.6
h) Lapis Tipis Beton Aspal (LTBA) dan Stone Matrix Seksi 4.7
Asphalt T ip is (S M A T ip is )
i) Lapis Fondasi Agregat Seksi 5.1
j) Perkerasan Beton Semen Seksi 5.3
k) Stabilisasi Tanah (Soil Stabilization) Seksi 5.4
l) Lapis Fondasi Agregat Semen Seksi 5.5
m) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Seksi 6.2
Laburan Aspal DuaLapis (BURDA)
n) Campuran Beraspal Panas Seksi 6.3
o) Campuran Beraspal Hangat Seksi 6.4
p) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton Seksi 6.5
q) Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Seksi 6.6
(Cold Paving Hot Mix Asbuton)
r) Lapis Penetrasi Macadam dan Lapis Penetrasi Seksi 6.7
Macadam A s b u to n
s) Pemeliharaan Kinerja Jalan Seksi 10.1

3. Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 2432 : 2011 Cara uji daktilitas aspal.


SNI 2434 : 2011 Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball).
SNI 2438 : 2015 Cara uji kelarutan aspal.

8
SNI 2456 : 2011 Cara uji penetr as i aspal.
SNI 03-3642-1994 Metode pengujian kadar residu aspal emulsi dengan penyulingan .
SNI 3643 : 2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850
mikron.
SNI 03-3644-1994 Metode pengujian jenis muatan partikel aspal emulsi.
SNI 4798:2011 Spe sifikas i aspal emulsi kationik .
SNI 4799:2008 Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang.
SNI 4800:2011 Spesifikasi aspal cair tipe penguapan cepat.
SNI 03-6721-2002 Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi dengan alat
Saybolt
SNI 6832:2011 Spesifikasi aspal emulsi anionik.

AASHTO :

AASHTO T59 -15 : Emulsified Asphalts


AASHTO T302-15 : Polymer Content of Polymer-Modified Emulsified
Asphalt Residue and Asphalt Binders
AASHTO M316 -13 : Polymer-Modified Cationic Emulsified Asphalt

ASTM :

ASTM D946/D946 M-15 : Standard Specification fo r Penetration-Graded


Asphalt Binderfo r Use in Pavement Construction.

British Standards :

BS 3403:1972 : Specification for indicating tachometer and speedometer systems


for industrial, railway and marine use

4. Kondisi Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja

Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau mendekati kering , dan
Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Penyemprotan Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang , hujan atau akan turun
hujan .

5. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan tampak merata,
tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau k elebihan aspal.

Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang disemprot. Untuk
penampilan yang kelihatan berbintik - bintik , sebagai akibat dari bahan aspal yang didistribusikan sebagai
butir- butir tersendiri dapat diterima asalkan penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran
pemakaiannya memenuhi ketentuan.

9
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah meresap ke dalam
lapis fondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat ditunjukkan dengan permukaan ber warna
hitam yang merata dan tidak berongga (porous). Tekstur untuk permukaan lapis fondasi agr egat harus
rapi dan tidak boleh ada genangan atau lapisan tipis aspal atau aspal tercampur agregat halus yang
cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan pisau. Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis
Perekat yang tidak memenuhi ketentuan harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan,
termasuk pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau
penyemprotan tambahan seperlunya. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar lubang yang
besar atau kerusakan lain yang terjadi dibongkar dan dipadatkan kembali atau penggantian lapisan
fondasi diikuti oleh pengerjaan kembali Lapis Resap Pengikat.

6. Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus mengajukan hal-hal berikut ini kepada Pengawas Pekerjaan :

a) Lima liter contoh dari setiap bahan aspal yang diusulkan oleh Penyedia Jasa untuk
digunakan dalam pekeijaaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat- nya dan hasil
pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 1.11.1.3).c), diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut harus menjelas- kan bahwa bahan aspal tersebut
memenuhi ketentuan dari Spesifikasi dan jenis yang sesuai untuk bahan Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.1.2 dari Spesifikasi ini.

b) Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan tongkat celup ukur untuk
distributor aspal, seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.3) dan 6.1.3.4) dari Spesifikasi ini,
yang harus diserahkan paling lambat 30 hari sebelum pelaksanaan dimulai. Tongkat
celup ukur, alat instrumen dan meteran pengukur harus dikalibrasi sampai memenuhi
akurasi, toleransi ketelitian dan ketentuan seperti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.4) dari
Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi harus tidak melebihi satu tahun sebelum
pelaksanaan dimulai.

c) Grafik penyemprotan harusmemenuhiketentuan Pasal 6.1.3.5) dari Spesifikasi ini dan


diserahkan sebelum pelaksanaan dimulai.

d) Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja harus dilaksanakan sesuai dengan
Pasal 6.1.6 dari Spesifikasi ini. Laporan harian untuk pekerjaan pelaburan yang telah
dilakukan dan takaran pemakaian bahan harus memenuhi ketentuan Pasal 6.1.6 dari
Spesifikasi ini.

7. Kondisi Tempat Kerja

a) Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan lalu lintas
satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan
gangguan yang minimal bagi lalu lintas.

b) Bangunan-bangunan dan benda-benda lain di samping tempat kerja (struktur, pepohonan


dll.) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal.

10
c) Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.

d) Penyedia Jasa harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas pencegahan dan
pengendalian kebakaran yang memadai, juga pengadaan dan sarana pertolongan pertama.

11
PASAL 7
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

(1) Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan beton sebagai pengunci paving seperti tercantum dalam gambar kerja.
(2) Persyaratan Mutu
a. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk struktur bangunan ini harus mempunyai mutu f’c 14,5 MPa untuk
pengunci beton dan f’c 21,7 MPa untuk beton struktur sloff, kolom, dan ring untuk dinding penahan
tanah
b. Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan mix design yang disetujui
oleh Direksi / Pengawas.
(3) Persyaratan Bahan
a. Semen
Persyaratan Umum
 Semua semen harus Sement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard inggris
BS 12
 Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah yang memenuhi persyaratan
NI-8, pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat pada dan dipakai untuk seluruh
pekerjanya

Pemeriksaan
 Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh konsultan pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen
yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh konsultan pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir
 Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah dipergunakan untuk
beton, maka konsultan pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut
dan diganti dengan memakai smen yang telah disetujui atas beban kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
atas biaya kontraktor.

Tempat Penyimpanan
 Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap
saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan
tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
 Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah,
harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga

12
kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang
lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah pisah dan
menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan
memindahkannya.
 Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter.
 Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronolgis yang diterima
ditempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
dibedakan dari kiriman lainnya.
b. Pasir
 Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah pasir alam yaitu yang dihasilkan
dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan konsultan
pengawas/direksi teknis.
 Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah
liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh
lebih dari 5% berat pasir.
 Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki
dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia untuk beton atau
dengan ketentuan sebagai berikut :

Presentase satuan timbangan tertinggal


Saringan no.
disaringan
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7
c. Agregat kasar (kerikil)
 Agregat kasarharus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil
sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu.
 Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25
mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
 Sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 6% berat
 Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
 Selisih antara sisa-sisa komulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat harus menyesuaikan dengan semua
ketentuan-ketentuan yang tedapat di SNI.

13
 Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh konsultan
pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri,
untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui konsultan pengawas.
d. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas dari
lumpur, minyak, asam, bahan organic basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak. Air tersebut harus diuji di laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam SNI 03-
2847-2002 untuk campuran beton.
e. Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan tebal minimum 9 mm.
Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu kls II kuran 5/7, 6/10, 6/12,
untuk mendapatkan kekuatandan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana. Steiger/penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa
besi standard pabrik (schafolding)atau kayu dan tidak diperkenankan menggunakan bambu.
f. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara terputus, untuk
mendapatkan system struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah produk local berkwalitas baik atau yang setara lemkra TG
301 dicampur dengan air dan semen. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

(4) Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton


a. Komposisi Campuran Beton
 Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan
sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diaduk dengan
baik sampai pada kekentalan yang tepat.
 Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini,
harus dipakai “campuran yang direncanakan” (designed mix).
 Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak
boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
 Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu,
harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
 Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton, harus
disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton
dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air
semen.
 Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka
faktor air semen ditentukan sebagai berikut :

14
 Faktor air semen untuk beton pengunci maksimum 0.56.
 Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya kontraktor.
Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang
dikehendaki workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak
berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.
 Pengujian konsistensi beton dan benda-benda uji beton.
Semua pengujian harus sesuai dengan SNI 03-2874-2002 : Peraturan beton bertulang
Indonesia. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau
alasan penghematan.
 Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui pengujian
biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971.
 Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai SNI 03-2874-2002 :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
 Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang representative.
b. Suhu

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh kurang dari 32° C dan tidak lebih dari 45° C. Bila
suhu dari beton yang dituang berada antara 27° C dan 32° C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung di cor.

c. Rencana Cetakan

Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana.

d. Konstruksi Cetakan
 Semua cetakan harus betul –betul diteliti, kuat dan aman pada kedudukannya sehingga
dapat dicegah pengembangan atau terjadi kedudukan sehingga dapat dicegah
pengembangan atau terjadi perubahan bentuk selama dan sesudah pengecoran beton.
 Semua cetakan beton kokoh.
Alat – alat dan teknis pelaksanaan yang digunakan harus sesuai dan tepat untuk
membuka cetakan – cetakan tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai dicor
dan memenuhi usia beton dibongkar.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan – cetakan harus ditaburi minyak yang bisa
dipergunakan untuk pekerjaan itu, yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada
cetakan dan akan memudahkan melepas cetakan beton.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetukui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati – hati untuk mecegah kontak dengan besi beton
dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
 Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi baik dan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkianan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

15
e. Pengecoran
Sebelum dilaksanaan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan surat
permohonan pengecoran kepada Konsultan Pengawas 3 hari sebelum dilaksanakan
pengecoran.
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan
beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing – sparing instalasi,
penyokong, pengikatan dan lain – lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai
permukaan – permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Permukaan – permukaan beton yang lebih dicor lebih dahulu, dimana akan dicor beton baru,
harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Pembersiahan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton –
beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan – bahan asing yeng menutupinya. Semua
genangan air harus dibuang dari permukaan betonlama tersebut sebelum beton baru dicor.
Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih
berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan beton
harus selalu lapis – perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari dimensi yang sudah
ditentukan.
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurai tebal tersebut apabila pengecoran tidak
memenuhi spesifikasi ini yang sudah ditentukan.
Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong
– kantong krikila, dan menutup rapat – rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
diletakkan.
Pengecoran dapat dilaksanakan apabila Konsultan Pengawas serta Pihak Kontraktor ada
ditempat kerja dan telah menyetujui pelaksanaan pengecoran serta persiapan pengecoran betul
– betul telah memadai.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah.
Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson yang dioperasikan
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton
Konsultan Pengawas berhak menolak persiapan/mobilisasi alat berat yang telah ada
dilapangan apabila pekerjaan pengecoran belum disetujui dan segala biaya yang telah
dikeluarkan menjadi tanggungan Pihak Kontraktor.
f. Waktu dan cara –cara pembukaan cetakan
Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati – hati untuk menghindarkan kerusakan
pad beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah
cetakan – cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dari permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.

16
Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan – cetakan dibuka untuk
dinding – dinding yang tidak bermuatan dan cetakan – cetakan samping lainnya, tujuh hari
untuk dinding – dinding pemikul dan saluran – saluran, 28 hari untuk balok – balok, plat lantai,
plat atap, tangga, dan kolom.
g. Perawatan (curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan isi air seperti ditentukan dibawah ini atau disemprot
dengan Curing Agen ANTISOLS merk SIKA bila dimungkinkan. Konsultan Pengawas berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yeng harus digunakan pada bagian – bagian
pekerjaan.
Permuakaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung
minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan
menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu
dengan melakukan penanganan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14
hari terus menerus. Perawatan semacam ini harus dilakukan dengan penyiraman secara
mekanis atau dengan pipa yang berlubang – lubang atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan
basah. Air yamg digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi
air untuk campuran beton.
h. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap keruasakan- kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
i. Perbaikan Permukaan Beton
Jika sesudah pembukaan cetakan , ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan, atau tidak tercetak menurut gamabar stau diluar garis permukaan, atau ternyata
ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan
harus dibuang dang diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan
Pengawas memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan
harus dikerjakan seperti yang telah tercqntum dalaam pasal – pasal berikut.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan – kerusakan karena cetakan, lubang – lubang karena keropos, ketidak rataan
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.
Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal – hal tidak sempurna pada bagian bangunan
yang akan terlihat jika dengan penambahan saja akan mengasilkan sebidang dinding, yang
tidak memuaskan kelihatannya, kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan
spesi plesteran 1 pc : 3 ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian juga pada
dinding yang berbatasan, ( yang bersambungan ) sesuai dengan instruksi dari Konsultan
Pengawas. Perlu memperhatiakan untuk permukaan yang dtar batas toleransi kelurusn
(pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari 1 / 1000 untuk semua
komponen.

17
PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN STRUKTUR BAJA

8.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja sesuai dengan gambar-
gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada :

8.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan bahan seperti pelat,
profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-
persyaratan teknis pelaksanaan.

8.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok ,atap baja, dan gording,
sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan
lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.

8.1.3. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan rangka atap (kuda-
kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording, trekstang, penutup atap baja finish galvalume /
warna tebal 0,50 mm. pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis
pelaksanaan.

8.2. PERSYARATAN UMUM.

Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan normalisasi yang
berlaku di Indonesia, seperti :

8.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB (1970) dan lain-lain kecuali ada
hal-hal yang khusus.

8.2.2. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.

8.2.3. 4.3.2.3. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
“Specification for Structural Joints Bolts”.

8.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Arc Welding in Builiding
Construction Section”.

8.3. PERSYARATAN BAHAN.

8.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37 dengan tegangan dasar
1600 Kg/Cm2.Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana serta dilampiri sertifikat dari
pabrik pembuat profil baja tersebut.

8.3.2. 4.3.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat

18
persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada tempat terlindung yang menjamin
komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan
dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering.

8.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan Peraturan Umum
Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar ASTM A-36.

8.3.4. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier / Distributor yang
dikenal dan disetujui Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.

8.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.Penampang-penampang (profil)
yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar
harus disediakan.

8.4. PERSYARATAN TEKNIS.

8.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.

8.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail / sambungan dari bagian-
bagian konstruksi baja yang tidak / belum tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.

8.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dan diusulkan pada
Konsultan Pengawas / Perencana untuk mendapat persetujuan.

8.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adabiaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak.

8.4.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan
penyetelan / pemasangan semua bagianbagian dari konstruksi baja.

8.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untuk bagian-bagian pekerjaan
yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.

8.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu memberikan
kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.

8.4.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan
oleh kekurang-telitian atau kelalaian Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Kontraktor.

8.4.9. Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti
dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harusditanggung oleh Kontraktor.

19
8.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik
(laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yang digunakan.

8.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus diberikan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan tersebut.

8.4.12. 4Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keteranganyang tertera dalam
gambar, engkap dengan penyangga-penyangga, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-
pelat siku peralatan penunjang untuk presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.

8.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.

8.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang diperlukan demi kesempurnaan
pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini,
harus diadakan / disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.

8.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan, harus segera dilindungi
terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lainlain dengan cara yang memenuhi syarat.

8.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu sudah diberi
lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak
cacat.

20

Anda mungkin juga menyukai