PEKERJAAN PENGUKURAN
1. Pelaksanaan pengukuran harus dihadiri dan disaksikan semua pihak yang terkait di
dalam pembagunan ini. Hasil pengukuran akan dituangkan dalam Berita Acara
Pengukuran yang ditandatangani oleh semua pihak yang hadir dan menyaksikan,
selanjutnya Berita Acara ini akan jadi pedoman pelaksanaan yang mengikat bagi
kontraktor.
2. Pelaksanan harus dilakukan dengan Theodolit dan dilaksanakan oleh juru ukur yang
berpengalaman, trampil, ahli dan mempunyai sertifikat keterangan keterampilan. Alat
ukur harus sudah dikalibrasi serta ditunjukkan bukti surat hasil kalibrasi.
a) Penetapan titik pengukuran lokasi yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas di
lapangan.
b) Penetapan titik duga ± 0.00 seperti yang tersebut dalam gambar – gambar
pelaksanaan.
c) Pengukuran letak/ aksis dan ketinggian tembok keliling, ketinggian tembok dan lantai
pintu masuk, ketinggian halaman yang akan di urug dan bagian – bagian lain
didalam komplek dimana akan dibangun.
4. Hasil pengukuran dalam butir 3 diatas, di lapangan harus dinyatakakan dengan patok BM
( Bench Mark ) sementara yang terbuat dari kayu ulinyang kokoh berpenampang 10 x 10
cm, ditanam dengan kokoh didalam tanah dan dilengkapi dengan tanda titik duga yang
dicat. Hasil pengukuran seluruh butir 3 tersebut diatas harus di tuangkan dalam gambar
hasil pengukuran lapangan skala 1 : 100 dan diserahkan pada Konsultan Pengawas guna
penetapan kedudukan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan mendapat persetujuan
semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan ini.
a) Patok – patok tiang penyanggah dari kayu ulin yang dipancang sebagai dudukan
pondasi.
b) Papan bangunan (Bouwplank) setelah pondasi telapak selesai dilaksanakan.
2. Papan Bouwplank harus dipasang keliling area bangunan dengan jarak 1 m disisi luar
garis as dinding – dinding luar bangunan. Papan bangunan harus terbuat dari kayu
meranti berukuran 3/10 cm diketam lurus permukaan atasnya dan dipasang pada peil ±
0.00 dengan penyangga tiang bouwplank dari kayu meranti berukuran 5/7 cm yang
ditanam secara kokoh setiap jarak 2 m. Pada papan bouwplank harus dilengkapi tanda –
tanda mengenai as dinding atau kolom secara jelas.
3. Pekerjaan pengukuran titik duga dan pemasangan bouwplank harus diusahakan bisa
selesai pada awal minggu pertama. Sehingga pekerjaan selanjutnya bisa segera
dilaksanakan.
Papan bouwplank hanya boleh di bongkar setelah pelaksanaan mencapai suatu tahap di
mana tanda – tanda mengenai as-as dinding / kolom dan tingginya dapat di pindahkan ke
elemen bangunan terpasang.
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
• Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan
sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil
Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan
tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang
tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali
tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan
• Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 %
setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang
ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
• Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat pengembangan
yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan
sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-
1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
PEKERJAAN BETON
a) Pengujjian kekentalan setiap kali penulangan campuran beton dari beton molen. Angka
kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang di syaratkan PBI- 1971. dan harus
sesuai dengan rekomendasi laboratorium yang membuat mix design.
b) Pembuatan benda – benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang
diatur di dalam PBI- 1971 ( kecuali bila menggunakan beton readymix, maka rasio benda
uji akan ditetapkan oleh konsultan pengawas/Direksi ). Setelah mencapai umur yang
cukup, benda – benda uji ini harus di teskan di laboratorium dengan biaya kontraktor.
Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah di laksanakan tidak memenuhi
syarat maka dilakukan test – test selanjutnya di lapangan. Sesujai prosedur yang telah di
atur di dalam PBI-1971. Bila test – test di lapangan ini pun masih mendapatkan hasil
mutu beton di bawah K-200 maka kontraktor berkewajiban membongkar pekerjaan ini
dan melaksanakan kembali tanpa mendapat ganti rugi apapun.
c) Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus dilakukan
secara semestinya yakni pencelupan vibrator cadangan selama pekerjaan pengecoran
berlangsung.
1. Kontraktor pelaksana di wajibkan melindungi beton yang baru di cor terhadap sinar
matahari langsung , angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
a) Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi dengan
pelumas secara teratur sampai dibongkar.
b) Semua permukaan beton yang terlindungi oleh bekesting (misalnya permukaan plat
lantai) harus di tutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnys digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus di lakukan setelah bekesting
di buka selama lebih kurang 7 hari.
4. Tidak di benarkan menimbun atau mengangkut barang – barabg di atas atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi bahwa beton tersebut belum cukup
mengeras.
Pekerjaan beton, sloof dan kolom pada umum sama seperti pekerjaan beton lainnya namun
yang membedakan hanyalah perletakan dan fungsi dari kekuatan masing – masing.
1. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
• Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta
pemasangan beton dacking secara sempurna dan bersih serta mendapat
persetujuan Direksi.
• Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
• Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi pengecoran
berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
• Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut dalam sub butir a, b, dan c di atas telah
mendapatkan pembenaran dari direksi.
• Seluruh persiapan di atas, apabila telah di setujui Direksi berdasarkan pemeriksaan
dan penilaian di lapangan pekerjaan, kontraktor dapat melaksanakan pengecoran.
2. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan :
3. Pengujjian kekentalan setiap kali penulangan campuran beton dari beton molen.
Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang di syaratkan PBI- 1971.
dan harus sesuai dengan rekomendasi laboratorium yang membuat mix design.
4. Pembuatan benda – benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai
yang diatur di dalam PBI- 1971 ( kecuali bila menggunakan beton readymix, maka
rasio benda uji akan ditetapkan oleh konsultan pengawas/Direksi ). Setelah
mencapai umur yang cukup, benda – benda uji ini harus di teskan di laboratorium
dengan biaya kontraktor. Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah di
laksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan test – test selanjutnya di
lapangan. Sesujai prosedur yang telah di atur di dalam PBI-1971. Bila test – test di
lapangan ini pun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah standart maka
kontraktor berkewajiban membongkar pekerjaan ini dan melaksanakan kembali
tanpa mendapat ganti rugi apapun.
5. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus dilakukan
secara semestinya yakni pencelupan vibrator cadangan selama pekerjaan
pengecoran berlangsung.
V. Pemeliharaan Beton
1. Kontraktor pelaksana di wajibkan melindungi beton yang baru di cor terhadap sinar
matahari langsung , angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
c) Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi dengan
pelumas secara teratur sampai dibongkar.
d) Semua permukaan beton yang terlindungi oleh bekesting (misalnya permukaan plat
lantai) harus di tutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnys digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus di lakukan setelah bekesting
di buika selama lebih kurang 7 hari.
4. Tidak di benarkan menimbun atau mengangkut barang – barabg di atas atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi bahwa beton tersebut belum cukup
mengeras.
Hal yang perlu diperhatikan saat mau pengecoran harus di beri stek terlebih dahulu untuk
menyabung besi kolom praktis ke atas agar menjadi satu kesatuan dengan konstruksi sloof.
Pekerjaan sloof dan kolom harus selesai sesuai schedule kontraktor
PEKERJAAN PONDASI
I. Pelaksanaan Pondasi
1) Pada awal minggu pertama bulan kedua, kontraktor sudah bisa melaksanakan
pekerjaan pondasi sesuai time schedule.
2) Pelaksanaan pondasi, lobang pondasi harus dalam keadaan kering atau bebas genangan
air.
3) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton sesuai dengan standar.
4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada kelainan/
ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.
PEKERJAAN PENGADUKAN
1. Dimana diperlukan menurut MK, pemborong harus membuat job mix/ site mix campuran,
untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
2. Tenukan adukan spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan dilaksanakan sesuai
standart Spesifikasi dari bahan yang di gunakan sesuai dengan petunjuk Perencana / MK.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran / tinggi / peil
dan bentuk profilnya.
4. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak (boxes)
pengukuran yang akurat
5. Penggunaan barang additive harus disetujui oleh perencana dan digunakan sesuai dengan
ketentuan dari pabrik.
6. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup untuk
mencegah adukan cepat kering.
7. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan untuk melindungi
dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang memperlihatkan sambungan yang rusak
atau tidak beres maka pasangan itu harus dibongkar dan diganti dengan yang baru.
8. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan ukuran / jarak type
standart.
9. Tempatkan angkur pada bumbungan pasangan bata dengan struktur kolom praktis atau
balok sesuai petujuk gambar tapi tidak lebih dari 60 cm pada jarak vertikal dan 90 cm pada
jarak horisontal.
Urugan Kembali dan Pemadatan Lokasi Bangunan
Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan tanah dibawahnya.
Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm digunakan sebagai lapisan penutup
sekeliling bangunan dan dalam bangunan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Jika tebal
lapisan humus lebih besar dari 20 cm, maka seluruh tebal humus harus digali dan digunakan
kembali sebagai urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.
Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah bangunan
harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20 cm dan
setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan steamper atau compactor.
1. Pasangan batu bata/ batu merah dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 2 Pasir pasang
dan 1 PC : 4 Pasir pasang.
2. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
3. Setelah bata terpasang dengan aduk , nat/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan di bersihkan
dengan supu lidi dan kemudian di siram air.
4. Pasanga dinding batu bata sebelum di plester harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar
– siar telah di kerok di basahkan.
5. pemasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m² di tambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 15 mm,
beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenakan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus di beri penguat atau stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu di tanam dengan baikpada bagian pekerjaan beton sekurang – kurangnya 30 cm
kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenakan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang patah
lebih dari 2 tidak boleh digunakan lain.
Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan
untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanakan pasangan harus cermat, rapi dan benar –
bener tegak lurus.
Yang perlu dilakukan dalam saat bersamaan pasang bata harus menyetel Kusen pintu dan jendela
jika pasangan sudah 0.3 - 1 meter dan disusuaikan dengan gambar kerja sehingga pekerjaan sesuai
dengan gambar. Sebelum memasang pihak kontraktor minta persetujuan dari konsultan pengawas.
PEKERJAAN BETON RING BALK DAN DAG BETON
Pekerjaan beton Ring Balk dan Dag Beton pada umum sama seperti pekerjaan beton lainnya
namun yang membedakan hanyalah perletakan dan fungsi dari kekuatan masing – masing.
1. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
• Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bekisting serta
pemasangan beton dacking secara sempurna dan bersih serta mendapat
persetujuan Direksi.
• Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
• Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi pengecoran
berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
• Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut dalam sub butir a, b, dan c di atas telah
mendapatkan pembenaran dari direksi.
• Seluruh persiapan di atas, apabila telah di setujui Direksi berdasarkan pemeriksaan
dan penilaian di lapangan pekerjaan, kontraktor dapat melaksanakan pengecoran.
2. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan :
3. Pengujjian kekentalan setiap kali penulangan campuran beton dari beton molen.
Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang di syaratkan PBI- 1971.
dan harus sesuai dengan rekomendasi laboratorium yang membuat mix design.
4. Pembuatan benda – benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai
yang diatur di dalam PBI- 1971 ( kecuali bila menggunakan beton readymix, maka
rasio benda uji akan ditetapkan oleh konsultan pengawas/Direksi ). Setelah
mencapai umur yang cukup, benda – benda uji ini harus di teskan di laboratorium
dengan biaya kontraktor. Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah di
laksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan test – test selanjutnya di
lapangan. Sesujai prosedur yang telah di atur di dalam PBI-1971. Bila test – test di
lapangan ini pun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah standart maka
kontraktor berkewajiban membongkar pekerjaan ini dan melaksanakan kembali
tanpa mendapat ganti rugi apapun.
5. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus dilakukan
secara semestinya yakni pencelupan vibrator cadangan selama pekerjaan
pengecoran berlangsung.
VI. Pemeliharaan Beton
1. Kontraktor pelaksana di wajibkan melindungi beton yang baru di cor terhadap sinar
matahari langsung , angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
e) Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi dengan
pelumas secara teratur sampai dibongkar.
f) Semua permukaan beton yang terlindungi oleh bekesting (misalnya permukaan plat
lantai) harus di tutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan awal
berlangsung dan selanjutnys digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus di lakukan setelah bekesting
di buika selama lebih kurang 7 hari.
4. Tidak di benarkan menimbun atau mengangkut barang – barabg di atas atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi bahwa beton tersebut belum cukup
mengeras.
PEKERJAAN PLESTERAN
Untuk bagian – bagian permukaan dinding/ beton yang akan difinish dengan cat emulasi, setelah
plesteran harus dilanjutkan dengan di aci secara halus dan rata dengan menggunakan adukan
semen.
Pekerjaan plesteran ini hanya boleh di laksanakan setelah pekerjaan atap selesai.
3. Nat-nat yang terjadi harus diisi dengan adukan pc bila pasangan telah benar kering. Noda-noda
adukan pc yang mengenai tegel keramik harus segera dilap pada saat pengisian nat-nat
tersebut.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pemasangan instalasi tersebut kabal akan ditanam di dalam tembok agar rapi. Ketika
penanaman, tembok harus sebelum di plester sudah tanam pipa untuk dimasuki kabal instalasi agar
ketika di plester tidak membekas. Dan suatu jaringan kabel harus perlu di perhatikan kebutuhan dan
letak seperti gambar rencana.
Pemasangan Instalasi Listrik didalam rumah yang mencakup jumlah titik lampu,
penempatannya serta pemasangan (tidak termasuk penyambungan daya) disesuaikan dengan
gambar. Pemasangan saklar dan stop kontak (merek Broco Standard warna putih) setinggi 1.50 m
dari lantai, kabel memakai jenis LMK Prima NYY 2,5 dan 1,5 (untuk nol)
Untuk bahan pekerjaan instalasi tersebut harus memenuhi peraturan dan persyaratan dari
AKLI atau PLN.
Pemasangan pipa instalasi listrik harus dikerjakan sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Instalasi listrik dibagi menjadi 3 jalur untuk rumah tipe 70 dan 95 dan 4 jalur untuk tipe 125 dan
rumah took.
Bok sekringtype bulat merk PRESTO, penempatan blok sekring diseduaikan dengan gambar
kerja.
PEKERJAAN CAT-CATAN
Pekerjaan instalasi plumbing meliputi pengadan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari
semua peralatan / material / mesin yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Pengadaan dan
pemasangan yang kebetulan tidak tersebutkan, dan dianggap perlu agar dapat diperoleh system
instalasi air yang baik harus dipasang, dimana setelah diuji, dicoba siap untuk dipakai.
Pemasangan instalasi pipa air bersih, air bekas dan air kotor didalam gedung.
Pemasangan instalasi pipa air bersih, bekas dan air kotor di luar gedung.
Pembangunan Septi tank dan peresapan.
Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah
ditentukan sesuai gambar.
Sambungan yang digunakan adalah sambungan air
Pipa vertikal diklem dengan jarak tidak lebih 3 m.
Pemasangan pipa yang mugkin menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama
pelaksanaan struktur.
Pemotongan pipa harus digunakan gergaji atau pipe enter. Permukaan pipa bekas potongan
harus di ratakan.
Semua pipa-pipa yang terbuka karena belum tersambung harus ditutup dengan plug.
Galian tanah untuk penempatan pipa dalam tanah di luar bangunan, lebar galian :
1/2" s/d 3/4" - 50 cm
1 " s/d 4"- 60 cm
Dalam galian :
1" s/d 4" – 60 cm
Pemasangan instalasi pipa air kotor dengan air bekas harus di laksanakan sesuai dengan ukuran
dan lokasi yang telah ditentukan.
Pipa yamg harus digunakan harus dari jenis Poly Vinyl Chloride (PVC) merk Wavin / Maspion atau
setaraf.
Untuk semua pipa yang menembus beton, plat lantai dinding atau balok, harus dibuat sleves
sebelum beton-beton yang bersangkutan dicor.
Smua pipa horisontal diluar gedung memiliki kemiringan 1% (1 cm per meter)ke arah aliran
sedangkan pipa-pipa horisontal didalam gedung dengan kemiringan 2% atau dinyatakan lain sesuai
dengan kebutuhannya.
Pipa-pipa dan fiting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menimbujlkan kebocoran,
rembesan atau retakan pada sambungan.
Pihak kontraktor wajib membersihkan lokasi bangunan sehingga bangunan dapat segera
difungsikan. Pekerjaan tersebut akan dilaksanakan kegiatan paling terakhir.
Dibu
SUPARYADI
at :
CV. SINAR KAWI JAYA
EDI NURTONO
Direktur