Anda di halaman 1dari 12

POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Malinau merupakan satu rangkaian yang tidak
terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun yang berkaitan dengan
perencanaan sektor sanitasi dan merupakan bagian dari Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang digalang oleh Pemerintah Pusat dalam
rangka mempercepat pembangunan sektor sanitasi Nasional dan untuk pencapaian
Universal Access di tahun 2019 yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dalam
RPJMN 2015-2019.
Dengan adanya Strategi Sanitasi Kabupaten Malinau ini, mendorong komitmen
Pemerintah Kabupaten dalam menyusun program investasi bidang sanitasi dan juga
memberikan penguatan dalam prosedur dan komitmen dukungan pendanaan dari
lingkungan eksternal Pemerintah Kabupaten, baik dari Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah, Pemerintah Pusat, Bantuan Luar Negeri, Masyarakat atau Kerjasama dengan
Swasta serta semua pihak yang peduli terhadap pengembangan sektor sanitasi.
Sebagai gambaran awal Kabupaten Malinau terletak antara 114°35'22" sampai
dengan116°50'55" Bujur Timur dan 1°21'36" sampai dengan 4°10'55” LintangUtara.
Kabupaten Malinau menjadi salah satu dari 5 kabupaten yangmenjadi bagian dari Provinsi
Kalimantan Utara berdasarkan UU nomor 20 Tahun 2012 Tanggal 16 November 2012
Seluruh wilayah Kabupaten Malinau merupakan daratan dengan luas 40.088,41 km²
sehingga menjadikan Malinau kabupaten terluas di Propinsi Kalimantan Utara. Secara
administrasi, Kabupaten Malinau merupakan salah satu daerah hasil pemekaran wilayah
Kabupaten Bulungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dimana
wilayahnya terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Utara.
Kabupaten Malinau berbatasan langsung dengan Malaysia tepatnya Negara Bagian
Serawak di sebelah barat, sebelah utara dengan Kabupaten Nunukan, sebelah timur
dengan Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan, dan sebelah selatan. Adapun batas-batas
wilayah secara administratif, yaitu sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nunukan


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan TImur
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia

RINGKASAN EKSEKUTIF
II -29
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

Secara administratif, luas Kabupaten Malinau adalah 40.008,41 Km2 dengan cakupan
wilayah terdiri dari 15 (lima belas) Kecamatan dan 109 (seratus sembilan) desa. Secara
Umum Pemerintah Kabupaten Malinau membagi wilayahnya terbagi menadi 3 (tiga) cluster
sebagai berikut :
1. Perkotaan
Cluster ini meliputi 3 (tiga) wilayah, yaitu Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan
Malinau Barat dan Kecamatan Malinau Utara
2. Pedalaman
Cluster ini meliputi 8 (enam) wilayah, yaitu Kecamatan Mentarang, Kecamatan
Mentarang Hulu, Kecamatan Sungai Tubu, Kecamatan Malinau Selatan Hilir,
Kecamatan Malinau Selatan, Kecamatan Malinau Selatan Hulu, Kecamatan Pujungan,
dan Kecamatan Sungai Boh.
3. Perbatasan
Cluster ini meliputi 4 (empat) wilayah, yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan
Kayan Hilir, Kecamatan Bahau Hulu, dan Kecamatan Kayan Selatan

KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK


1. Subsektor Air Limbah domestik

Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kabupaten Malinau


ditangani melalui sistem setempat (on site) . Secara umum air limbah domestik
didiolah secara on site dengan menggunakan tangki septik. Pada permukiman yang
berada di tepian sungai, air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke badan air /
sungai. Warga yang tidak memiliki jamban masih melakukan praktik Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) di kebun, sungai dan tanah lapang. Jamban/WC yang dimiliki
warga juga ada yang telah menggunakan tangki septik yang sehat tetapi masih banyak
juga yang menggunakan cubluk. Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Malinau
belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah lumpur tinja
dari tangki septik dan truk tinja untuk menyedot lumpur tinja. Selain
itu,permasalahan yang juga dimiliki oleh Kabupaten Malinau,sebagian besar
masyarakat menggunakan tanki septic yang tidak kedap serta sesuai standar teknis.
Tanki septic yang banyak digunakan,rata-rata tidak pernah dilakukan penyedotan.

RINGKASAN EKSEKUTIF
II -30
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

Tabel 1. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik

SSK (periode sebelumnya) Tahun 2013 SSK (Saat ini)


Tujuan Sasaran Data dasar Status Saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan kualitas Tersedianya sarana - 41% penduduk - Berkurangnya
dan kuantitas sarana dan prasarana air melakukan BABS masyarakat yang
dan prasarana air limbah rumah tangga - Tingkat Pemilikan melakukan BABS
limbah rumah tangga, yang sesuai standar jamban dengan (buang Air Besar
pengetahuan dan teknis, menurunnya tangki septic Sembarangan) dari
perilaku masyarakat BABS dari 41% aman 51,3%, 41% menjadi 28 %
yang berwawasan menjadi 0% pada - belum ada pada tahun 2015.
lingkungan tahun 2019. pengeloaan air - Tingkat Pemilikan
limbah system jamban dengan
terpusat tangki septic aman
63,96%,

Meningkatkan Tersedianya Belum memiliki Belum memiliki


perencanaan air Perencanaan / masterplan air masterplan air
limbah di Kabupaten Masterplan air limbah limbah limbah
Malinau di Kabupaten Malinau
Sumber : Data dari SSK priode 1 dan dikaji olah Pokja Sanitasi Kabupaten Malinau Tahun 2016

2. Subsektor Persampahan

Pengelolaan persampahan merupakan kegiatan yang sistematis dan


berkesinambungan yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) juga telah ditetapkan salah satu sasaran
yang akan dicapai adalah peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi sanitary
landfill untuk Kota Metropolitan dan Kota Besar, serta controlled landfill untuk Kota
Sedang dan Kota Kecil. Untuk kabupaten Malinau pengelolaan persampahan masih
belum mengacu peraturan Menteri Pekerjaan Umum, karena pengelolaan yang ada
masih menggunakan open dumping.
Pada permukiman di bantaran sungai masih diperlukan pembimbingan, edukasi dan
sosialisasi mengenai pengelolaan sampah karena masih banyak yang membuang
sampah di sungai.

Tabel 2. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan

SSK (periode sebelumnya) Tahun 2013 SSK (Saat ini)


Tujuan Sasaran Data dasar Status Saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan Tercapainya - Lingkup pelayanan - Lingkup pelayanan
kesadaran masyarakat keterlibatan warga persampahan persampahan
dan keterlibatan dan swasta dalam terbatas di 3 masih melayani
swasta dalam pengelolaan Kecamatan, terbatas di 3

RINGKASAN EKSEKUTIF
II -31
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

pengelolaan sampah persampahan sejak Malinau Kota, Kecamatan,


yang ramah dari sumbernya Malinau Utara dan - Tahun 2014 telah
lingkungan Malinau Barat. disusun
- Belum memiliki Masterplan
Masterplan Persampahan
Persampahan Kabupaten
Malinau.

Sumber : Data dari SSK priode 1 dan dikaji olah pokja sanitasi Kabupaten Malinau Tahun 2016

3. Subsektor Drainase

Jaringan drainase di Kabupaten Malinau sebagian besar terdapat di pusat-


pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar pusat kota
sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami dimana kondisi fisiknya
masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal (tertutup tanah). Sistem pengaliran
umumnya masih mengandalkan sistem gravitasi. Selain itu,kondisi drainase yang ada
di Kabupaten Malinau masih berupa tanah. Keadaan ini menyebabkan besarnya potensi
gerusan atau erosi terutama di daerah yang mempunyai tingkat kemiringan lereng
sedang sampai dengan tinggi. Banyaknya daerah cekungan dengan tidak dilengkapi
saluran drainase yang memadai terhadap timbulnya genangan-genangan akibat arus
pembuangan air hujan yang kurang lancar. Dan lagi, curah hujan yang besar
sementara saluran drainase yang tersedia relatif kecil rawan terkadi luapan akibat
debit air hujan yang melebihi daya tampung saluran drainasenya.

Tabel 3. Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan


SSK (periode sebelumnya) Tahun 2013 SSK (Saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar Status Saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan Pengurangan luas - Pengurangan luas
kuantitas dan kualitas genangan dari 119 ha genangan dari 119
sarana dan prasarana hingga 50% (59,5 Ha) ha menjadi 94 ha
- Luas area pada tahun 2015
drainase di tahun 2019 genangan sekitar
119 Ha.
- Sudah memiliki
masterplan banjir.
- Sudah memiliki
masterplan
dainase

Sumber : Data dari SSK priode 1 dan dikaji olah pokja sanitasi Kabupaten Malinau Tahun 2016

PROFIL SANITASI SAAT INI


1. Air Limbah Domestik

RINGKASAN EKSEKUTIF
II -32
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

Tabel 4. Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Air Limbah Kabupaten Malinau


DSS AIR LIMBAH
( A) (B ) (C ) (D) (E)
PRODUK USER INTERFACE PENGUMPULAN PENGANGKUTAN ( SEMI ) DAUR ULANG DAN
INPUT PENAMPUNGAN PENGALIRAN PENGOLAHAN /PEMBUANGAN AKHIR
/PENGOLAHAN AWAL AKHIR TERPUSAT

BLACK
WATERR

GREY
WATER

Sumber : Data Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Malinau

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -33
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

2. Persampahan

a) Sistem dan Infrastruktur


Sistem sanitasi pada sektor Persampahan dijabarkan dalam bentuk diagram
sistem sanitasi (DSS) yang memuat informasi mengenai infrastruktur
persampahan di Kabupaten Malinau. Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Persampahan
dapat dilihat pada tabel berikut.

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -34
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

Tabel 5. Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Persampahan di Kabupaten Malinau

DIAGRAM SANITASI PERSAMPAHAN


(A) (B) (C) (D) (E) (F)
PRODUK USER INTERFACE PENGUMPULAN PENAMPUNGAN ( SEMI ) TPA ( Tempat
INPUT SETEMPAT SEMENTARA PENGANGKUTAN PENGOLAHAN AKHIR Pembuangan Akhir )
( TPS ) TERPUSAT

SAMPAH
ORGANIK

SAMPAH
ANORGA
NIK

Sumber : Data Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Malinau

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -35
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

3. Drainase

a) Pengelolaan Drainase Lingkungan


Pada saat ini sistem drainase di Kabupaten Malinau tidak terlalu baik. Pada musim
hujan sering terjadi genangan pada sebagian wilayah kota terutama pada daerah
yang mempunyai topografi relatif datar. Genangan juga disebabkan oleh luapan
dari sungai-sungai yang ada. Sistem jaringan yang ada saat ini masih belum ada
pemisahan antara drainase untuk air hujan dan air limbah. Masih banyak saluran-
saluran dari tanah, atau saluran dranase lingkungan yang sudah dibangun baik
oleh pemerintah maupun melalui program PNPM,namun kondisinya sudah tidak
terawat dengan baik dan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
maksimal. Dari hasil pengamatan secara langsung oleh tim pokja di lapangan
terdapat beberapa permasalahan drainase lingkungan sebagai berikut:
1. Ada banyak terdapat jembatan penghubung dari rumah ke jalan yang
menyebabkan kapasitas saluran menjadi kecil karena adanya pondasi
jembatan yang mengganggu luas penampang saluran.
2. Ada banyak pembangunan jalan baru yang belum dibuatkan saluran drainase,
sehingga pada waktu hujan air akan menggenangi pemukaan ruas jalan yang
akan mempercepat umur rencana jalan.
3. Banyak MCK di rumah penduduk yang belum dilengkapi saluran buangan bekas
mandi/cuci untuk diteruskan ke saluran drainase yang telah di bangun,
sehingga berpotensi terjadi genangan ketika musim hujan.

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -36

MASTERPLAN PERSAMPAHAN
POKJA SANITASI KABUPATEN MALINAU
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

Tabel 6. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan

DSS DRAINASE

PRODUK ( A) (B ) (C ) (D) (E)


INPUT USER INTERFACE PENGUMPULAN PENGANGKUTAN ( SEMI ) PENGOLAHAN DAUR ULANG
PENAMPUNGAN PENGALIRAN AKHIR TERPUSAT DAN
/PENGOLAHAN AWAL /PEMBUANGAN
AKHIR

BLACK
WATER

GREY
WATER

Sumber : Data Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Malinau

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -37
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

AREA BERISIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI


1. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik
Area beresiko sangat tinggi dan tinggi sebagian besar berada di 3 (tiga)
kecamatan yaitu Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan Malinau Barat, dan
Kecamatan Malinau Kota karena merupakan kawasan dengan kepadatan tinggi
dan CBD. Permasalahan mendesak air limbah domestik dapat dilihat sebagai
berikut :

Tabel 7. Daftar Permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik

No Permasalahan Mendesak

1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana


(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan
akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan
Teknis

1 BABS : 25,41% (4.922,47KK)


2 Akses terhadap jamban yang tidak layak: 36,04% (6.982,49 KK)
3 Tidak ada praktek pengurasan tinja
4 Tidak ada sarana IPLT ataupun IPAL komunal
5 Belum ada masterplan air limbah

2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan,


Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta
Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air


1
limbah
2 Pendanaan air limbah yang belum memadai
Peran serta masyarakat masih kurang dalam hal pengelolaan air
3
limbah
4 Belum adanya peran serta swasta
Masih kurangnya sarana komunikasi dan penyuluhan dalam hal
5
pengelolaan sektor air limbah
Masih kurangnya sumber daya manusia yang mampu dan
6
memahami tentang pengelolaan air limbah
Sumber : Hasil instrumen profil sanitasi dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malinau 2016

2. Area Berisiko dan Permasalahan Persampahan


Area beresiko sangat tinggi dan tinggi banyak tersebar di banyak wilayah
dikecamatan dikarenakan penanganan persampahan di Kabupaten Malinau
masih terfokuskan pada wilayah kota, permasalahan persampahan banyak

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -38
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

tersebar di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan


Malinau Utara dan Kecamatan Malinau Barat yang memang secara
keseluruhannya belum terkelola dengan baik. Permasalahan mendesak
persampahan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 8. Daftar Permasalahan terkait pengelolaan persampahan

No Permasalahan Mendesak

1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana


(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan
akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan
Teknis

1 Perilaku buang sampah sembarangan 97 % berdasarkan EHRA


3 Sarana dan prasarana persampahan yang masih belum memadai

Lingkup pelayanan persampahan masih melayani terbatas di 3


4
Kecamatan Perkotaan (Malinau Kota, Malinau Utara dan Malinau Barat)

5 TPA masih open dumping


Sudah memiliki Masterplan Pengelolaan Persampahan tetapi
6
Implementasinya masih kurang
7 Belum memiliki AMDAL TPA

2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan,


Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta
Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

1 Belum adanya perda persampahan


2 Pendanaan masih belum memadai
Masih kurangnya sosialisasi,kampanye dan penyuluhan tentang
3
persampahan
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan melalui 3R
4
belum ada
Kerjasama pemerintah dan pihak swasta masih belum memadai dalam
5
pengelolaan persampahan
Sumber : Hasil instrumen profil sanitasi dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malinau 2016

3. Area Berisiko dan Permasalahan Drainase Perkotaan


Area beresiko sangat tinggi dan tinggi banyak tersebar di 3 (tiga) kecamatan
perkotaan yaitu Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan Malinau Utara dan
Kecamatan Malinau Barat yang memang secara keseluruhannya belum

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -39
PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MALINAU 2016

terkelola dengan baik. Permasalahan mendesak persampahan dapat dilihat


sebagai berikut :
Tabel 9. Daftar Permasalahan terkait Drainase Perkotaan

No Permasalahan Mendesak

1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana


(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan
akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan
Teknis

1 Saluran drainase terbuka dijadikan tempat pembuangan sampah


dan pembuangan air limbah oleh masyarakat
2 Genangan air skala kabupaten dengan luasan 94 Ha

3 Sudah ada masterplan drainase skala kabupaten namun


pelaksanaannya masih kurang

2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan,


Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta
Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi

1 Belum ada perda yang mengatur tentang drainase


Peran serta masyarakat yang masih kurang dalam pengelolaan
2
sarana drainase
3 Peran serta swasta masih kurang dalam hal pengelolaan drainase

BAB 2 –PROFIL SANITASI SAAT INI


II -40

Anda mungkin juga menyukai