Anda di halaman 1dari 32

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PENDAHULUAN

a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi : Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan
gambar.
Pekerjaan Pengukuran Penentuan lokasi bangunan, jalan, lanscaping dan lain-lain. Penentuan
duga.

b. Persyaratan
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.
Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan dimintakan persetujuannya.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan menentukan patokan utama
sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Material
Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam
pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-
waktu memerlukan pemeriksaan.

d. Pelaksanaan
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam
gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara
gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk dimintakan keputusannya segera.
Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau
Pengawas. Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan/sepengetahuan Pengawas/direksi
dianggap tidak sah dan diulang kembali.
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat/teliti dengan mempergunakan alat
ukur, agar sudut-sudut betul-betul benar sesuai yang diminta.
Patok profil/bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang/berubah dari tempatnya serta
di cat/diberi tanda yang jelas.
2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)
Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas IV ukuran 3/20 yang kering dan kuat
dengan tiang-tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu
bagian atasnya dan tiangnya harus benar-benar kuat.
3. Cara Pemasangan
Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus
dibantu dengan alat ukur.
Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara
jangan sampai berubah letak maupun tingginya.
Papan harus menunjukkan tinggi 0,00 serta sumbu-sumbu dinding.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 1


PEKERJAAN TANAH
1. Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan,
kegiatankegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : clearing,
stripping, grubbing, penggalian, pengurugan, perataan, pemadatan, termasuk
pembongkaran dan lain-lain sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.
b.Pekerjaan pada seksi lain yang berhubungan dengan hal ini antara lain pekerjaan tanah
untuk pekerjaan konstruksi.

2. Persyaratan
a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan
sebelum memulai pekerjaan.
c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji
pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.
d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi:
- Pengawasan pekerjaan pengurugan.
- Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
- Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas.
- Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi.
e.Biaya Pengujian
f. Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak
memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan
memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya
Kontraktor sendiri.
g. Prosedur Pengujian
h. Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari
density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan
dengan test-test laboratorium sebelumnya atau density kering secara teoritis.
i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pengelola Proyek.

3. Material
Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut:
a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar,
tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar
dari 3 cm.

4. Pelaksanaan
a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing:
Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu.
Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-
pohon yang memang dipertahankan.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 2


Grubbing : menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja.
b. Pengupasan tanah bagian atas:
Semua area bangunan, sesudah stripping dan grubbing diselesaikan, buang lapisan
tanah setebal 20 cm. Tanah lapisan atas ini dapat dipakai untuk bahan urugan halaman.
c. Pemadatan area bangunan (dengan tanah) sampai 1 meter diluar tembok dan kolom
harus dipakai paling sedikit mencapai 90% dari pemadatan maksimum dan dilakukan
lapis demi lapis dengan tebal maksimum 30 cm.
d. Pemadatan yang bukan area bangunan
Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan
maksimum.
e. Pemadatan area jalan
Di daerah yang akan dibuat jalan tanahnya harus dipadatkan sampai 95% dari
pemadatan maksimum.
f. Finish Grading:
Tanah di bawah plat beton dan jalan tanahnya harus dengan baik dan elevasinya tidak
boleh berada lebih dari 1,5 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar.
Di daerah untuk lanscaping, elevasinya tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dengan
elevasi yang tercantum dalam gambar.
g. Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan:
Kontrol air di permukaan dan dibawah tanah selama masa pembangunan dan masa
pemeliharaan dengan jaminan, lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang
menggenang, yang dapat menimbulkan erosi.
Hal ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul, selokan-selokan sementara, sumur-sumur,
alatalat pompa dan lain-lain guna mencegah kerusakan atau dibawah tanah tempat
yang berdekatan.
Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan basah tidak akan
dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor telah melakukan semua usaha-usaha
perlindungan yang mungkin.
Semua pekerjaan galian/urugan tanah dikerjakan sesuai dengan letak, elevasi,
kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan memperhitungkan
ruang kerja untuk ukuran bangunan. Tanah galian yang memenuhi syarat untuk urugan,
setelah memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai sebagai tanah
urug dan pelaksanaan pengurugan harus dilakukan secepat mungkin sehingga tidak
mengganggu lingkungan. Tanah yang tidak terpakai untuk mengurug harus dikeluarkan
dari lokasi.
Semua material galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan
kembali harus dikeluarkan dari lokasi.
Pembuangan material tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnya atas tuntutan dari pihak manapun, yang diakibatkan
hal tersebut.
Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang
disebabkan pelaksanaan Kontraktor dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti
atas biaya Kontraktor.
Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Kontraktor harus mendapatkan izin
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan menempatkan orang untuk
mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan alam maupun harta
benda.
Bekas pembakaran harus dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan.
5. Pengukuran Elevasi Tanah
Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus mengukur elevasi tanah asli dengan
disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 3
Pekerjaan ini meliputi pengukuran untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang batas-
batas galian, kontour, dan volume pekerjaan galian/urugan.
Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan
konstruksi lainnya.

6. Stripping
Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan
dan disepakati secara tertulis terlebih dahulu Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, Kontraktor dan Pemberi Tugas berdasarkan
hasil pengukuran.
Permukaan tanah/dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan konstruksi harus
distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal  15 cm atau seperti
ditetapkan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Material hasil pekerjaan stripping harus dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian
ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian
(bouwplank) harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan
elevasi-elevasi yang perlu serta titik as galian.

7. Pasangan Turap
Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong
untuk mencegah longsornya tanah. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
juga akan minta gambar konstruksi penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk
pembuatan gambar semacam ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. Perataan Tanah dan Pemadatan


Untuk pemadatan urugan dan galian pondasi perlu dilakukan pemadatan yang diinginkan,
persyaratan dan pemadatan tanah ini akan diberikan setelah didapat hasil dari
Laboratorium Penyelidikan Tanah atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Pada pekerjaan bangunan sederhana dimana pemadatan tidak
memerlukan test uji laboratorium, maka Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik harus memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk dapat melaksanakan pemadatan.
Petunjuk ini tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas hasil pemadatan yang
dilakukan.

9. Pembongkaran Bangunan Eksisting


Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran.
Pelaksanaan
Dimana ditunjukkan pada gambar, bangunan-bangunan yang ada harus dibongkar,
Kontraktor harus membongkar bangunan tersebut.
Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas/Pimpro. Tanpa persetujuan ini, walaupun gambar rencana menunjukkan
perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.
Segala perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini, pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.
Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan segala sisa bongkaran
harus dikeluarkan dari tapak kecuali Pimpro/Pemberi Tugas menentukan lain.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 4


Pemutusan sementara sambungan listrik dan telepon, pengurusannya merupakan
kewajiban Kontraktor.

10. Pekerjaan Tanah Untuk Pekerjaan Konstruksi


A. Umum
a. Meliputi : Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang sehubungan
dengan galian dan urugan untuk pekerjaan kontruksi seperti yang tercantum dalam
spesifikasi dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan ini berhubungan dengan:


1. Penyiapan lahan.
2. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.

B. Persyaratan
a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
C. Material
Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan.

D. Pelaksanaan
Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk pada bagian
Penyiapan Lahan harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini
dimulai. Semua pekerjaan pada bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan
persyaratan pada bagian Penyiapan Lahan dan dengan persyaratan lain sebagai berikut:
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik memeriksa dan menyetujui
semua permukaan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih.
Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2 dan 3 diatas juga pada masing-masing
sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam gambar.
Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan
pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan
tanggungan Kontraktor.
Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali
dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis
pondasinya.

PEKERJAAN STRUKTUR

Yang dimaksud dengan Pekerjaan Struktur adalah:

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 5


Seluruh pekerjaan konstruksi kerangka bangunan maupun atap yang terbuat dari beton
bertulang dan baja, yang pelaksanaannya sesuai dengan gambar rancang maupun penjelasan-
penjelasan lainnya.

1. PEKERJAAN PONDASI
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan
penggalian, pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi.
Sifat Pekerjaan
Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai
sifat penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga
penawarannya telah memungkinkan bagi pekerjaan tersebut.

1.2. PENGGALIAN TANAH


Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedangkan lubanglubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara
atau lereng yang cukup.
Kepada Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut, sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus segera
disingkirkan dari halaman pekerjaan.
Material bekas bongkaran (puing) pondasi harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai tanah urug peninggian peil.

1.3. PENGURUGAN TANAH


1. Jenis Urugan
Pengurugan dilakukan untuk:

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 6


Untuk peninggian guna mencapai suatu level halaman atau konstruksi dengan
ketebalan sesuai dengan gambar.
Urugan kembali pada akhir pekerjaan pondasi untuk pengisian dan leveling
disekitar konstruksi pondasi.

2. Bahan-bahan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian atas
urugan, di bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi
harus terdiri dari urugan pasir setebal 5 cm padat.
Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu
bahan yang terbaik.

3. Konstruksi
Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari kepadatan standart proctor pada
kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR 5%.
Pemadatan harus menggunakan vibro stamper untuk lokasi di dalam gedung dan
roller untuk lokasi yang berada di luar gedung.
Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan
“density test” (sand cone). Pengetesan sand cone dilakukan setiap lapisan tanah 20
cm padat, setiap luas maksimum 400 m2. Kontraktor harus mengadakan
penelitian minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan
kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur
yang umum dipakai yaitu ASTM D-1556-64 atau PB-0103-76.
Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus
digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan
kembali, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, tanpa adanya biaya tambahan.
Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman harus dikupas terlebih
dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan segala
material yang dikemudian hari dapat melapuk.

1.4. PEKERJAAN SLOOF/TIE BEAM


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Tanah dibawah areal sloof harus diperbaiki sehingga memenuhi persyaratan
kepadatan tanah dasar.

B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan
shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan. Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan dengan
persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 7


C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari
Konsultan Pengawas. Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 > 13 mm
untuk tulangan utama dan BJTP 24 10 mm untuk tulangan sengkang.

D.PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang
akan berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini akan
digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk
mengecek persiapan ke lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat
lantai plat dak adalah K-225.

2. PEKERJAAN BETON
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan
dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

2.2. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah:
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.
- ACI 1983 (Association Concrete International) -SII (Standar Industri Indonesia) -SK
BI-2.3.53.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunjuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

2.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh
perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan
sebagian pekerjaan tersebut.
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk
mendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari
sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu
beton K 225 dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 8


Teknik atau Direktorat Penyelidikan masalah bangunan yang tentunya sebelumnya
menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan
disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan
ketentuanketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di
atas tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir :
koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang
sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang
perlu, Kontraktor dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

2.4. JENIS KETEGUHAN BETON


Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan
beton dalam BQ.
Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulang konstruksi atas,
kecuali disebut lain.

2.5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur T embok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan
pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui K onsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan K onsultan Pengawas.

1.Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan
dalam keadaan:
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas
Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari
kualitas semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil
pengujian tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan
untuk ini tidak ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek
atau setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai
dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 9
Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm
dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2.Agregat
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus
berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak
boleh melebihi dari 40% berat.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras. 2
(dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah
mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites
sesuai dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil
ini Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil
grading analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk
setiap pengiriman sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan
oleh Direksi lapangan. Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk
setiap agregate yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan
untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.

3.Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.
Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan
hasil tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.
Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.

4.Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk
besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas
memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh
cacat/terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang
menunjukkan kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180°
tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.
Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang
dapat mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1
mm dan tidak disepuh seng
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.
Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan
untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 10


Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari
laboratorium apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2
(dua) contoh percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi.
Pengetesan dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Pelaksana.
Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang
sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam gambar,
kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5.Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaannya.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada
bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlah tidak
boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen
baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya
minyak dan lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi
waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak
diizinkan untuk dipergunakan.
Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.

2.6. ADUKAN
Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus
mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton
harus sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
diperiksa dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai
kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

2.7. PENGUJIAN/PEMERIKSAAN MUTU BETON


Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton
15 x 15 x 15 cm sesuai standar dalam PBI 1991 Bab 4 Pasal 4.1.2. Pengujian kubus
percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan
trial mix di laboratorium yang ditunjuk.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan harus disertai
sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton diperiksa
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 11
dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang
disyaratkan dalam PBI - 1971 Bab 4 Pasal 4.4. Jumlah kubus beton dan slam akan
ditentukan kemudian tebal penutup beton minimal bila tidak disebutkan lain, tebal
penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI - 1991 Bab 7 Pasal 7.2.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah
setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata
dan harus dapat berfungsi dengan tepat.
Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana
maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai
berikut:
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk - tusuk 25 kali
dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti
peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di
bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan
diukur penurunannya (nilai slumpnya).
Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan
fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal
harus memenuhi prosedur dalam PBI 1971.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal
harus memenuhi prosedur perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh
ayat.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7
hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang
diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka
kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-
cara seperti halnya ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah biaya bagi
Pemberi Tugas.

2.8. PERAWATAN BETON


Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton
setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi
semen serta pengerasan beton.
Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak
melebihi 30 C.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 12


membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut-turut
setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan harus diperhatikan.

2.9. PENGECORAN BETON


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh
perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata
terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor
kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai
perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan
sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, Kontraktor
harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
pengecoran beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk
membongkar beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik atas biaya Kontraktor sendiri. Sebelum pengecoran dimulai,
maka semua tempat - tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari
segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah, dll) dan dibasahi
dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton
baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen
atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh dari beton yang
akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.

2.10. PEMADATAN BETON


Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat
pengecoran berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator
cadangan yang siap pakai.
Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak
kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada
beton setelah kontak dengan beton.
Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan
pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

2.11. LAIN-LAIN
Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal
seluas tulangan yang dipotong.
Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan
tanpa penambahan biaya.
Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00
m.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubungselubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 13


Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambargambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.

2.12. BEKISTING
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar
rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas
terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari
sistem rangkanya.
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan
bentuknya yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari
beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1
mm, balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh
Direksi.
Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan
untuk menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat
pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.
Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi
bentangbentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar
kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut:
Kecepatan dan cara pengecoran.
Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban
kejut. Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu
diperhitungkan dengan baik.
Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak
boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.
Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat
(5) dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting
setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan
tersebut. Apabila untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat
benda-benda uji, maka bila tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 14


setelah beton berumur 3 minggu. Cetakan samping dari balok kolom dan dinding
boleh dibongkar setelah beton berumur 3 x 24 jam.

2.13. PEKERJAAN PERANCAH


1.Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu
sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah
tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

2.Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus
memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu
sehubungan dengan lendutan perancah akib.

2.14. BETON KOLOM


1.Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom, Kontraktor harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian kolom baru dapat
dimulai. Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti gambar rencana atau
atas petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Sambungan-sambungan las tidak diperkenankan. Pembengkokan pada daerah
yang mengalami pengecilan harus linear mulai dari permukaan bawah balok
bersangkutan hingga permukaan atasnya. Mutu besi tulangan yang digunakan
adalah BJTD 40 >diameter13 mm dan BJTP 24 diameter 10 mm.
2.Bekisting
Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan
juga posisi vertikalnya. Unting-unting harus selalu dipasang pada dua sisinya dan
harus mudah dicek oleh K onsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Pada as-as kolom harus diberi tanda untuk memudahkan pengecekan terhadap
pengukuran horizontal maupun vertikal. Tanda-tanda dapat dibuat dari cat
dengan warna yang kontras.
Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah adalah sesuai dengan
analisa bahan pekerjaan pembetonan.
3.Pengecoran
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian
kolom. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada
tambahan biaya.

2.15. BETON BALOK

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 15


1.Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok, Kontraktor harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian balok baru dapat dimulai.
Sambungan-sambungan balok harus mengikuti gambar rencana atau atas
petunjuk dari Konsultan Pengawas. Sambungansambungan las tidak
diperkenankan. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 diameter13
mm dan BJTP 24 diameter 10 mm.
2.Bekisting
Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan
juga posisi horizontalnya.
Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah sesuai dengan analisa
bahan pekerjaan pembetonan.

3.Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan
pembesian balok. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus
memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.

2.16. CACAT-CACAT PEKERJAAN


Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang
berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan
atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan
tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak
teratur, pecah, retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan
yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang
dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh
pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta
semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

2.17. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN


Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar
tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran
lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.

2.18. PENGGANTIAN BESI


Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan pembesian
yang ada, maka:

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 16


Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertara dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi
untuk sekedar informasi.
Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis
dari Perencana K onstruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan
usul dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan:
Harus ada persetujuan dari Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas)
Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat
tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.

Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi jarak
Variasi dalam berat yang
antara dua permukaan yang Toleransi diameter
diperbolehkan
berlawanan)
Di bawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi
+/- 5% +/- 0,4 mm
tidak termasuk Ø 16 mm)

16 mm sampai 28 mm tidak
+/- 4% +/- 0,5 mm
termasuk Ø 28 mm)

2.19. KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON


Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang
digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini
digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan
mengadakan trialmixed di laboratorium yang ditunjuk.
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang
disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang
sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium
harus dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 17


2.20. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON
a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.
c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

2.21. PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN


TERTANAM DI DALAM BETON
Penempatan saluran/pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7
Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian
struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton
perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
Kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.
Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran
tersebut tanpa izin tertulis dari Direksi.

2.22. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON


Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah
dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.
Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi
Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada
pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.

2.23. PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.

2.24. CONT OH -CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material :
koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 18


Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.
Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN


2.1. UMUM
Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi:
Penyediaan bahan untuk pasangan bata.
Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding.
Melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya, sesuai
dengan yang tertera dalam gambar denah dan gambar potongan.

2.2. PERSYARATAN
2.Adukan untuk tembok
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang
besarnya memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran
pasangan pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak
bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.
Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan
menyumbat memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter
lebih kecil.

2.3. MATERIAL
Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
1.Bata Ringan
Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata
dapat disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar.
Oleh karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa
kualitasnya.
Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut
dan Kontraktor wajib mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.

2.Semen/Portland Cement ( P.C )


Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type I.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 19


Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di
dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan
tanah/lantai sekitarnya.
Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu,
maka semen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak
boleh dipergunakan. Supplier/pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan,
hendaknya dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab
atau menunjukan gejala membantu akan ditolak.
Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3.Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud
harus bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan
kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk mencuci
pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.
Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.

2.4. PELAKSANAAN
Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran
satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.
Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya. Pada
semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada
pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan
sesuai dengan peraturan seharusnya.
Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna,
kecuali di tiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.
Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di
dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnya siar bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-
benar padat adukannya.
Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan
kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan
untuk menutup pasangan termaksud.
Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm
sehingga adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.
Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini diganti yang baik, atas biaya K ontraktor.
Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 20


tepat. Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan
pekerjaan pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan
sekurangkurangnya tebal 1 cm (adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan
tambahan plasticiser) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa:
Dimana diperlukan pasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran
seluruh yang dilaksakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

3. PEKERJAAN PELAPIS DINDING


3.1. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
3.1.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam
dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3.1.2. Persyaratan Bahan


Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
Penggunaan adukan plesteran :
Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air
Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC
3.1.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai petunjuk dan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan dan persyaratan
tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan sesuai
uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis dalam buku ini
Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir
Plesteran halus ‘Acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan
additive plemix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 21


jarak waktu percampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan
Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
Untuk bidang pasangan dinding bata ringan dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya) Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi
alur-alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih
baik terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 3 mm untuk patokan keratan
bidang.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya
pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas/Konsultan
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya
0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi
kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
kontraktor.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air cepat.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Pemberi Tugas/Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan
air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

3.2.PEKERJAAN LANTAI GRANITE 60 X 60

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 22


1.Umum
Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan
dalam gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik.

2.Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
ASTM
Keramik Indonesia (NI-19)
PUBI 1982

3.Persyaratan bahan-bahan
Keramik seperti tersebut pada analisa, K W 1.
Semen Portland harus memenuhi NI - 8
Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI 1971 & ASTM

Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-


contohnya kepada Pemberi Tugas setelah diperiksa oleh Pengawas/Perencana
untuk mendapat persetujuan.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari
kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

4.Pelaksanaan
Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing pada
keramik
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda
Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm atau
lebih sesuai dengan gambar.
Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 pasang ditambah bahan perekat,
seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah
bahan perekat.
Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, tidak bergelombang
dengan memperhatikan kemiringan lantai sesuai gambar untuk memudahkan
pengaliran pada daerah basah dan teras.
Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan pada tiap-tiap ruangan
terpasang plint atau sesuai petunjuk Pengawas.
Lebar siar-siar harus sama lebarnya maksimal 3 mm membentuk garis lurus atau
sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pengisi
berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan warna keramik (satu warna
keramik).
Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan
petunjuk pabrik.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 23


Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga
jenuh. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
yang melekat, sehingga benar-benar bersih, warna keramik tidak kusam/buram.
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

5.Pengujian Mutu Pekerjaan


Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor wajib memberikan 'Certificate test'
kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai bahan
keramik dari Produsen.
Bila tidak ada sertifikat itu, Kontraktor harus melakukan pengujian atas bahan
keramik di laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik secepatnya.
Hasil pengujian dari lavoratorium diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.
Hasil akhir yang diinginkan, harus terpasang dengan rata, kuat, menarik, baik, dan
sempurna.

PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup pekerjaan, meliputi:


Penyediaan bahan-bahan dan pembuatan kusen pintu dan jendela, bisa dengan bahan kayu
ulin, lengkap dengan aksesoris. (sesuaikan dengan gambar rencana)

2. Perancangan dan bahan-bahan


Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar perancangan atau bila belum
ditentukan harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas dalam bentuk dan warnanya,
selanjutnya dipakai sebagai standar dalam pekerjaan.
Untuk kusen kayu, bahan yang dipakai adalah kayu segi ukuran 5/14 (ukuran jadi) dengan
kualitas kayu kelas 1 yang kering.

3. Pelaksanaan
Pemasangan kusen harus tegak lurus (diloot) dan sifat datar (water pass). Perlengkapan dan
alat penyambung pengikat harus dari bahan dan finish yang sama dengan induknya
Sebelum dipakai semua bahan terlebih dahulu diperiksa dan diterima baik oleh
direksi/pengawas, apabila ada pemakaian las harus diratakan terlebih dahulu.
Untuk kusen kayu :
Pengikat menggunakan paku besi ukuran dari 2’’-5’’.
Hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian rupa
agar tidak menampung air.
Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok, dibuat dari besi behel dan atau paku
ukuran 5’’, untuk pemasangannya mengikuti gambar bestek.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 24


PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA

1. Pelaksanaan
Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan, laporkan kelainan-kelainan
yang terjadi kepada Pemberi Tugas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuannya
sebelum pemasangan

2. Pemasangan
a. Daun Jendela
Daun jendela harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas
sebagai berikut :
Tunggal Ganda
Sisi engsel 1,5 – 2 mm 1,5 – 2 mm
Sisi kunci 1,5 – 2 mm 2,5 mm
Ambang Atas 1,5 mm 1,5 mm
Ambang bawah 2 mm 2 mm
Aksesoris : Handel Ex Lokal
Engsel Ex L okal
Kait Angin Ex Lokal
Grendel Ex Lokal

b. Daun Pintu
Daun pintu menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Daun pintu panel kayu
Aksesoris : Handel
Engsel Ex L okal
Kunci Door closser

PEKERJAAN KACA

12.1 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin dan pintu jendela kaca yang
dilaksanakan untuk:
• Kaca daun jendela dengan ketebalan 5mm
• Tempat-tempat lain sesuai gambar

12.2 PERSYARATAN BAHAN


Kaca yang digunakan dari mutu AA serta harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
pasal
63 dan SII 0189 – 78
Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukan dalam detail
gambar. Permukaan cermin harus bebas dari noda dan bebas cacat, bebas sulfida maupun
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 25
bercak-bercak atau kerusakan pada lapis peraknya. Dipasang pada saluran detail yang
ditunjuk/disebutkan dalam gambar.

a.Toleransi
Panjang dan Lebar
Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm
b.Kesikuan
Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm per meter
panjang.
Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3 mm
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas terdapat
pada kaca) bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari
keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca) bebas dari
gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk) bebas dari
benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus
pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang beroleh dan mengganggu
pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots) awan (cloud) dan goresan. Bebas awan
(permukaan kaca yang mengalami kelalian kebeningan) bebas goresan (luka garis pada
ermukaan kaca) bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)

12.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


Semua bahan sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas/Konsutan.
Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan.
Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian
khusus dalam bidangnya.
Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda
agar mudah diketahui
Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya harus rapat. kuat/tidak goyang dan sesuai
persyaratan.
Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang
digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik, tidak diperkenankan sealant
mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 mm dari batas rangka.
Pemasangan dipakai paku sekrup fisher plastik kedinding ukuran sesuai kebutuhan. Hasil
pemasangan harus rapih, sisi rata (waterpas) dan kuat.
Pemasangan kaca cermin harus diberi alat triplek (pada pemasangan yang menempel di
dinding).

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 26


13.1 LINGKUP PEKERJAAN
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.

13.2 PERSYARATAN BAHAN


Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemelihan warnanya sesuai dari bahan-bahan yang telah disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan

Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar. Semua
anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat alumunium yang
tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel.
Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci dengan dilengkapi
kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenal. Lemari ini harus
menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
Perlengkapan Daun Pintu
Hinges/pivot
Lockset :- lockcase
- cylinder
- handle

Seluruh kunci yang dipasangnya, dengan anak kunci yang telah direncanakan dan diatur
dengan menggunakan sistem Master, Grand Master, Emergency Master dan Construction
Key dari pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua) buah anak kunci,
anak kunci Master/Grand Master/Emergency Master Key, untuk construction Key disupply
5 (lima) buah.

Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk
dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan
menggunakan sekrup dan nylon plug.

Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik & Pemimpin Proyek. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.

Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.

Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.


Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 27
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap
di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pimpro setelah diperiksa
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek.

13.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan oleh Pemberi
Tugas/Konsultan. Pengakuan/penyerahan harus disertai brosur spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.

Apabila dianggap perlu, Pemberi Tugas/Konsultan dapat memintakan untuk mengadakan


test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan. Seluruh biaya test sepenuhnya menjadi tanggung jawan Konstraktor
sepenuhnya. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
Untuk pintu toilet, jarak diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama
Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
Posisi “ Lock dan Latch “ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas/Konsultan
untuk mendapatkan persetujuan.
Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya Stainless
steel.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup pekerjaan, meliputi


Genteng metal:
Pengadaan bahan untuk penutup atap menggunakan genteng metal dan bubungan dari
bahan metal.
Pemasangan penutup bubungan dari bahan metal. Lisplank dari bahan kalsiplank
(disesuaikan dengan gambar rencana)
Untuk bahan atap genteng metal agar memakai yang baik, produksi lokasi lokal dalam
negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.
Berukuran homogen (4 daun x 4 daun) dengan ukuran 120 cm x 80 cm, tidak cacat-cacat,
kelembaban udara baik, serta mempunyai kerapatan air yang baik.
Mudah dipotong ataupun dibor tanpa menimbulkan pecah-pecah dan retak

3. Bahan dan peralatan


Rangka Baja Ringan :
Untuk bahan Rangka atap baja ringan agar memakai yang produk baik, produksi lokasi lokal
dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.
Berukuran homogen dengan ukuran yang sesuai dengan gambar rencana, tidak cacat-cacat,
karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat.

Spesifikasi Bahan dari Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap Antara Lain:
- Memiliki Rangka UK -75 Untuk Kebutuhan Rangka Kuda-Kuda
- Memiliki penutup atap metal sheet zincalum t=0.3mm berwarna
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 28
- Memiliki BEARING PLATE, Sebagai Tumpuan Kuda-Kuda yang dipasang diatas
Ringbalk.
- Memasang SELF DRILLING SCREW, dipasang Sebagai Pengikat Kedua Sisi Hat Section
Minimal Sebanyak 6 Buah.
- Memiliki DIAPHRAGM PLATE, Sebagai Pengaku Profil Hat Section yang dapat
Menghilangkan Gaya Tekuk pada Kuda-Kuda.
- Memiliki WIND BRACING, Sebagai Ikatan Angin Untuk Pengaku Pada Rangka Atap.
Spesifikasi Pekerjaan Rangka Atap/Produk yang digunakan Harus Memiliki Hasil
Laporan Pengujian dari Laboratorium Rekayasa Struktur dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI)

3. Pelaksanaan
Untuk penutup atap harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi/pengawas dilapangan.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

14.1. PEKERJAAN LANGIT -LANGIT


a. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum dan konstruksi penggantungnya,
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada
gambar untuk itu.

2. Standard
a. ANSI : American National Standard Institute, USA
b. A 42.4 : Interior Lathing and Furning

b. Bahan/Produk
1. Kalsiboard tebal 3,5 mm

2. Rangka langit-langit.
Rangka plafond menggunakan Rangka plafon besi hollow uk. 40.40.2 mm
PEKERJAAN PENGECATAN

15.1 UMUM
Lingkup pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat warna, mempersiapkan
bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang
yang harus dicat sesuai yang tertera di gambar denah dan daftar bahan penyelesaian
(finishing schedule) serta kusen-kusen dan flin lantai, kecuali pekerjaan rangka baja.

15.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN


Pelaksanaan pengecatan dinding dan langit-langit plesteran:
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh kelompok kerja dari pabrik yang
bersangkutan yang bertindak selaku Subkontraktor dan bertangggung jawab kepada
Kontraktor.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 29


b. Hanya pada bidang-bidang yang sudah selesai/layak, boleh dilaksanakan pengecatan,
dan bilamana terdapat penyimpangan, maka Konsultan Pengawas atau Pemimpin
Proyek berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang atas biaya Kontraktor.

15.3 MATERIAL
Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah cat type weather shield.
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan, haruslah dibawa dalam kaleng yang
tertutup rapat dan mempunyai merek /etiket yang jelas, dan sesuai dengan ketentuan
yang disyaratkan dalam rencana kerja.
Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk pabrik, tidak dicampur dan
atau ditambah dengan bahan lain, kecuali terdapat peraturan khusus dari pabriknya.
Harus dibedakan pula antara cat eksterior dan cat interior.
Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya, harus disesuaikan dengan
petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya memuaskan.
Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan Pemimpin Proyek.
Warna yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemimpin Proyek.

15.4 PELAKSANAAN
a. Pengecatan Dinding mengenai warna ditentukan kemudian.
Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan bahwa permukaan tembok harus
bersih, kering dan rata agar diperoleh hasil yang maksimal.
Keringkan tembok selama + 1 minggu setelah diplester.
Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran lainnya.
Ulaskan satu lapisan Alkali resistant Sealer untuk mencegah noda yang diakibatkan oleh
penetrasi air. Keringkan selama + 1 jam.
Ulaskan plamuur untuk meratakan permukaan dinding. Setelah diperoleh permukaan
yang halus dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan.
Ulaskan 2 lapis sesuai warna yang diinginkan dengan memperhatikan :
Lapisan pertama encerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1 bagian air : 5
bagian cat (20%).
Lapisan kedua Vinilex tidak perlu dicampur dengan air Dicat lagi sampai rata dan sama
tebal & warnanya.
Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan plamuur. Dindingnya sendiri sudah
harus rata benar dan halus.
Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan roll).
Penjelasannya harus rata dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara
pelaksanaan lapis pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai
persyaratan yang diberikan oleh pabrik.
Perbaikan-perbaikan
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan menggunakan
plamuur, diampelas halus dan kemudian dicat lagi sampai baik.

b. Pengecatan Langit-Langit
Pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pengecatan tembok yaitu:
Dibersihkan dan satu kali dicat dengan primer.

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 30


Kemudian diplamuur, setelah kering diampelas.
Sekali lagi dicat dasar dan diampelas lagi.
Kemudian dicat lagi sampai rata sama tebalnya, dan merata warnanya.
Alur-alur eternit tidak boleh diplamur (tidak boleh diisi). Alur-alur harus nampak jelas.

c. Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Warna sesuai dengan yang dikehendaki atau disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pemimpin Proyek.
2. Setiap bidang sama tebal dan warna tidak belang-belang/warna tidak bercampur-
campur.
3. Hasil pengecatan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari saat pemakaian
gedung, tidak boleh menunjukkan kerusakan seperti : Menjamurnya bidang yang
sedang dicat.
4. Terkelupasnya lapisan cat.
5. Lunturnya warna aslinya.
6. Pertanggungan jawab.
7. Kesempurnaan dari pekerjaan pengecatan menjadi tanggung jawab Kontraktor
Utama.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, kabel,
stop kontak, saklar-saklar, fitting, lampu dan panel pembagi untuk penerangan.

2. Sumber Daya Listrik


Sumber daya listrik diambil dari PLN kemudian disalurkan dengan kabel feeder ke MDP
untuk didistribusikan ke masing-masing Sub Panel.
3. Bahan dan Peralatan
Pipa-pipa dipakai jenis paralon
Kabel-kabel dipakai sesuai petunjuk dengan tegangan yang ada 220 Volt digunakan kabel,
NYM, penampang minimal 2,5 mm dan Ex dalam negeri.
Stop kontak, saklar, fitting dan armature dipakai Ex dalam negeri.
4. Pelaksanaan
Penyedia barang/jasa di wajibkan membuat skema listrik untuk diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Penyedia barang/jasa harus memberi contoh alat-alat listrik untuk diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 31


Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan
Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, Pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain:

Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat surat IMB ini harus sudah
diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Surat Bukti Keer Listrik/pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya yang diperlukan.
Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih
dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 keping/lbr/buah,
kepada proyek sebagai reserve/cadangan.
Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu
Pihak Kontraktor pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan
ditentukan kemudian pada rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

Mengetahui Tapin, 4 Maret 2019


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Dibuat oleh
(PPK) CV. CUBICUS CONSULTANT ENGINEERING

Drs. HAMDAN ROSYADIE, M, Si


NIP. 19700119 199010 1 001 ERLINA SAVITRI, ST
DIREKTUR

Menyetujui
KEPALA DINAS
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, KAB. TAPIN

Drs. HAMDAN ROSYADIE, M, Si


NIP. 19700119 199010 1 001

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 32

Anda mungkin juga menyukai