PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi : Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan
gambar.
Pekerjaan Pengukuran Penentuan lokasi bangunan, jalan, lanscaping dan lain-lain. Penentuan
duga.
b. Persyaratan
Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.
Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan dimintakan persetujuannya.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan menentukan patokan utama
sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Material
Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam
pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-
waktu memerlukan pemeriksaan.
d. Pelaksanaan
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam
gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara
gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk dimintakan keputusannya segera.
Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau
Pengawas. Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan/sepengetahuan Pengawas/direksi
dianggap tidak sah dan diulang kembali.
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat/teliti dengan mempergunakan alat
ukur, agar sudut-sudut betul-betul benar sesuai yang diminta.
Patok profil/bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang/berubah dari tempatnya serta
di cat/diberi tanda yang jelas.
2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)
Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas IV ukuran 3/20 yang kering dan kuat
dengan tiang-tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu
bagian atasnya dan tiangnya harus benar-benar kuat.
3. Cara Pemasangan
Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus
dibantu dengan alat ukur.
Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara
jangan sampai berubah letak maupun tingginya.
Papan harus menunjukkan tinggi 0,00 serta sumbu-sumbu dinding.
2. Persyaratan
a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan
sebelum memulai pekerjaan.
c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji
pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.
d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi:
- Pengawasan pekerjaan pengurugan.
- Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.
- Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas.
- Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi.
e.Biaya Pengujian
f. Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak
memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan
memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya
Kontraktor sendiri.
g. Prosedur Pengujian
h. Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari
density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan
dengan test-test laboratorium sebelumnya atau density kering secara teoritis.
i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pengelola Proyek.
3. Material
Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut:
a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar,
tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar
dari 3 cm.
4. Pelaksanaan
a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing:
Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu.
Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-
pohon yang memang dipertahankan.
6. Stripping
Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan
dan disepakati secara tertulis terlebih dahulu Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, Kontraktor dan Pemberi Tugas berdasarkan
hasil pengukuran.
Permukaan tanah/dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan konstruksi harus
distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal 15 cm atau seperti
ditetapkan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Material hasil pekerjaan stripping harus dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian
ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian
(bouwplank) harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan
elevasi-elevasi yang perlu serta titik as galian.
7. Pasangan Turap
Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong
untuk mencegah longsornya tanah. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
juga akan minta gambar konstruksi penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk
pembuatan gambar semacam ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
B. Persyaratan
a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.
c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.
C. Material
Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan.
D. Pelaksanaan
Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk pada bagian
Penyiapan Lahan harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini
dimulai. Semua pekerjaan pada bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan
persyaratan pada bagian Penyiapan Lahan dan dengan persyaratan lain sebagai berikut:
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik memeriksa dan menyetujui
semua permukaan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih.
Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2 dan 3 diatas juga pada masing-masing
sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam gambar.
Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan
pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan
tanggungan Kontraktor.
Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali
dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis
pondasinya.
PEKERJAAN STRUKTUR
1. PEKERJAAN PONDASI
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan
penggalian, pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi.
Sifat Pekerjaan
Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai
sifat penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga
penawarannya telah memungkinkan bagi pekerjaan tersebut.
2. Bahan-bahan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian atas
urugan, di bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi
harus terdiri dari urugan pasir setebal 5 cm padat.
Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu
bahan yang terbaik.
3. Konstruksi
Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari kepadatan standart proctor pada
kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR 5%.
Pemadatan harus menggunakan vibro stamper untuk lokasi di dalam gedung dan
roller untuk lokasi yang berada di luar gedung.
Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan
“density test” (sand cone). Pengetesan sand cone dilakukan setiap lapisan tanah 20
cm padat, setiap luas maksimum 400 m2. Kontraktor harus mengadakan
penelitian minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan
kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur
yang umum dipakai yaitu ASTM D-1556-64 atau PB-0103-76.
Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus
digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan
kembali, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, tanpa adanya biaya tambahan.
Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman harus dikupas terlebih
dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan segala
material yang dikemudian hari dapat melapuk.
B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan
shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan. Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan dengan
persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.
D.PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang
akan berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini akan
digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk
mengecek persiapan ke lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat
lantai plat dak adalah K-225.
2. PEKERJAAN BETON
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan
dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.
2.2. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah:
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.
- ACI 1983 (Association Concrete International) -SII (Standar Industri Indonesia) -SK
BI-2.3.53.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunjuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989
2.5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur T embok Bertulang untuk Gedung 1983.
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk
diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan
pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui K onsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan
pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini
harus mendapatkan persetujuan K onsultan Pengawas.
1.Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi
Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan
dalam keadaan:
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas
Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari
kualitas semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil
pengujian tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan
untuk ini tidak ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek
atau setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai
dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk
dipergunakan.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 9
Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm
dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.
2.Agregat
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus
berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak
boleh melebihi dari 40% berat.
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton
yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan,
tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras. 2
(dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah
mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites
sesuai dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil
ini Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil
grading analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk
setiap pengiriman sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan
oleh Direksi lapangan. Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk
setiap agregate yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan
untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.
3.Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.
Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan
hasil tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.
Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium
menjadi tanggungan Kontraktor.
4.Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk
besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas
memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh
cacat/terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang
menunjukkan kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180°
tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.
Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang
dapat mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1
mm dan tidak disepuh seng
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.
Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan
untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971.
5.Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaannya.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada
bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlah tidak
boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen
baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya
minyak dan lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi
waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak
diizinkan untuk dipergunakan.
Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
2.6. ADUKAN
Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus
mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton
harus sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
diperiksa dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai
kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor
2.11. LAIN-LAIN
Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal
seluas tulangan yang dipotong.
Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan
tanpa penambahan biaya.
Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00
m.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang,
selubungselubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
2.12. BEKISTING
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar
rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas
terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari
sistem rangkanya.
Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.
Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting
harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan
bentuknya yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari
beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan
plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1
mm, balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh
Direksi.
Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan
untuk menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat
pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.
Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi
bentangbentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar
kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut:
Kecepatan dan cara pengecoran.
Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban
kejut. Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu
diperhitungkan dengan baik.
Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan
harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak
boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.
Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim
bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat
(5) dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting
setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan
tersebut. Apabila untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat
benda-benda uji, maka bila tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar
2.Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh
terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus
memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu
sehubungan dengan lendutan perancah akib.
3.Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan
pembesian balok. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus
memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.
Toleransi Besi
Diameter, ukuran sisi jarak
Variasi dalam berat yang
antara dua permukaan yang Toleransi diameter
diperbolehkan
berlawanan)
Di bawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi
+/- 5% +/- 0,4 mm
tidak termasuk Ø 16 mm)
16 mm sampai 28 mm tidak
+/- 4% +/- 0,5 mm
termasuk Ø 28 mm)
2.23. PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
2.2. PERSYARATAN
2.Adukan untuk tembok
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang
besarnya memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan
kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran
pasangan pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak
bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan
menutupnya memakai karung basah.
Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan
menyumbat memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter
lebih kecil.
2.3. MATERIAL
Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
1.Bata Ringan
Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata
dapat disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar.
Oleh karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa
kualitasnya.
Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut
dan Kontraktor wajib mengangkutnya keluar kompleks pembangunan.
3.Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud
harus bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan
kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2.
Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk mencuci
pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan.
Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang
disaring.
2.4. PELAKSANAAN
Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai
dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari
pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran
satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk
menghindari retaknya dikemudian hari.
Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya. Pada
semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu
dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada
pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan
sesuai dengan peraturan seharusnya.
Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna,
kecuali di tiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai.
Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat.
Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di
dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnya siar bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-
benar padat adukannya.
Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan
kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan
untuk menutup pasangan termaksud.
Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm
sehingga adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang.
Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna,
maka ini diganti yang baik, atas biaya K ontraktor.
Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata
hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang
2.Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
ASTM
Keramik Indonesia (NI-19)
PUBI 1982
3.Persyaratan bahan-bahan
Keramik seperti tersebut pada analisa, K W 1.
Semen Portland harus memenuhi NI - 8
Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI 1971 & ASTM
4.Pelaksanaan
Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing pada
keramik
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda
Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm atau
lebih sesuai dengan gambar.
Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 pasang ditambah bahan perekat,
seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah
bahan perekat.
Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, tidak bergelombang
dengan memperhatikan kemiringan lantai sesuai gambar untuk memudahkan
pengaliran pada daerah basah dan teras.
Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan pada tiap-tiap ruangan
terpasang plint atau sesuai petunjuk Pengawas.
Lebar siar-siar harus sama lebarnya maksimal 3 mm membentuk garis lurus atau
sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pengisi
berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan warna keramik (satu warna
keramik).
Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
3. Pelaksanaan
Pemasangan kusen harus tegak lurus (diloot) dan sifat datar (water pass). Perlengkapan dan
alat penyambung pengikat harus dari bahan dan finish yang sama dengan induknya
Sebelum dipakai semua bahan terlebih dahulu diperiksa dan diterima baik oleh
direksi/pengawas, apabila ada pemakaian las harus diratakan terlebih dahulu.
Untuk kusen kayu :
Pengikat menggunakan paku besi ukuran dari 2’’-5’’.
Hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian rupa
agar tidak menampung air.
Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok, dibuat dari besi behel dan atau paku
ukuran 5’’, untuk pemasangannya mengikuti gambar bestek.
1. Pelaksanaan
Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan, laporkan kelainan-kelainan
yang terjadi kepada Pemberi Tugas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuannya
sebelum pemasangan
2. Pemasangan
a. Daun Jendela
Daun jendela harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas
sebagai berikut :
Tunggal Ganda
Sisi engsel 1,5 – 2 mm 1,5 – 2 mm
Sisi kunci 1,5 – 2 mm 2,5 mm
Ambang Atas 1,5 mm 1,5 mm
Ambang bawah 2 mm 2 mm
Aksesoris : Handel Ex Lokal
Engsel Ex L okal
Kait Angin Ex Lokal
Grendel Ex Lokal
b. Daun Pintu
Daun pintu menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
Daun pintu panel kayu
Aksesoris : Handel
Engsel Ex L okal
Kunci Door closser
PEKERJAAN KACA
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin dan pintu jendela kaca yang
dilaksanakan untuk:
• Kaca daun jendela dengan ketebalan 5mm
• Tempat-tempat lain sesuai gambar
a.Toleransi
Panjang dan Lebar
Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm
b.Kesikuan
Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm per meter
panjang.
Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3 mm
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas terdapat
pada kaca) bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari
keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca) bebas dari
gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk) bebas dari
benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus
pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang beroleh dan mengganggu
pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots) awan (cloud) dan goresan. Bebas awan
(permukaan kaca yang mengalami kelalian kebeningan) bebas goresan (luka garis pada
ermukaan kaca) bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar. Semua
anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat alumunium yang
tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel.
Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci dengan dilengkapi
kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenal. Lemari ini harus
menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
Perlengkapan Daun Pintu
Hinges/pivot
Lockset :- lockcase
- cylinder
- handle
Seluruh kunci yang dipasangnya, dengan anak kunci yang telah direncanakan dan diatur
dengan menggunakan sistem Master, Grand Master, Emergency Master dan Construction
Key dari pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua) buah anak kunci,
anak kunci Master/Grand Master/Emergency Master Key, untuk construction Key disupply
5 (lima) buah.
Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk
dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan
menggunakan sekrup dan nylon plug.
Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik & Pemimpin Proyek. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
Spesifikasi Bahan dari Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap Antara Lain:
- Memiliki Rangka UK -75 Untuk Kebutuhan Rangka Kuda-Kuda
- Memiliki penutup atap metal sheet zincalum t=0.3mm berwarna
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Perencanaan Toilet Umum RTH Tapin 28
- Memiliki BEARING PLATE, Sebagai Tumpuan Kuda-Kuda yang dipasang diatas
Ringbalk.
- Memasang SELF DRILLING SCREW, dipasang Sebagai Pengikat Kedua Sisi Hat Section
Minimal Sebanyak 6 Buah.
- Memiliki DIAPHRAGM PLATE, Sebagai Pengaku Profil Hat Section yang dapat
Menghilangkan Gaya Tekuk pada Kuda-Kuda.
- Memiliki WIND BRACING, Sebagai Ikatan Angin Untuk Pengaku Pada Rangka Atap.
Spesifikasi Pekerjaan Rangka Atap/Produk yang digunakan Harus Memiliki Hasil
Laporan Pengujian dari Laboratorium Rekayasa Struktur dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
3. Pelaksanaan
Untuk penutup atap harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi/pengawas dilapangan.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
2. Standard
a. ANSI : American National Standard Institute, USA
b. A 42.4 : Interior Lathing and Furning
b. Bahan/Produk
1. Kalsiboard tebal 3,5 mm
2. Rangka langit-langit.
Rangka plafond menggunakan Rangka plafon besi hollow uk. 40.40.2 mm
PEKERJAAN PENGECATAN
15.1 UMUM
Lingkup pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat warna, mempersiapkan
bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang
yang harus dicat sesuai yang tertera di gambar denah dan daftar bahan penyelesaian
(finishing schedule) serta kusen-kusen dan flin lantai, kecuali pekerjaan rangka baja.
15.3 MATERIAL
Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah cat type weather shield.
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan, haruslah dibawa dalam kaleng yang
tertutup rapat dan mempunyai merek /etiket yang jelas, dan sesuai dengan ketentuan
yang disyaratkan dalam rencana kerja.
Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk pabrik, tidak dicampur dan
atau ditambah dengan bahan lain, kecuali terdapat peraturan khusus dari pabriknya.
Harus dibedakan pula antara cat eksterior dan cat interior.
Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya, harus disesuaikan dengan
petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya memuaskan.
Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan Pemimpin Proyek.
Warna yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemimpin Proyek.
15.4 PELAKSANAAN
a. Pengecatan Dinding mengenai warna ditentukan kemudian.
Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan bahwa permukaan tembok harus
bersih, kering dan rata agar diperoleh hasil yang maksimal.
Keringkan tembok selama + 1 minggu setelah diplester.
Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran lainnya.
Ulaskan satu lapisan Alkali resistant Sealer untuk mencegah noda yang diakibatkan oleh
penetrasi air. Keringkan selama + 1 jam.
Ulaskan plamuur untuk meratakan permukaan dinding. Setelah diperoleh permukaan
yang halus dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan.
Ulaskan 2 lapis sesuai warna yang diinginkan dengan memperhatikan :
Lapisan pertama encerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1 bagian air : 5
bagian cat (20%).
Lapisan kedua Vinilex tidak perlu dicampur dengan air Dicat lagi sampai rata dan sama
tebal & warnanya.
Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan plamuur. Dindingnya sendiri sudah
harus rata benar dan halus.
Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan roll).
Penjelasannya harus rata dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara
pelaksanaan lapis pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai
persyaratan yang diberikan oleh pabrik.
Perbaikan-perbaikan
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan menggunakan
plamuur, diampelas halus dan kemudian dicat lagi sampai baik.
b. Pengecatan Langit-Langit
Pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pengecatan tembok yaitu:
Dibersihkan dan satu kali dicat dengan primer.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, kabel,
stop kontak, saklar-saklar, fitting, lampu dan panel pembagi untuk penerangan.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat surat IMB ini harus sudah
diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Surat Bukti Keer Listrik/pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya yang diperlukan.
Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih
dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 keping/lbr/buah,
kepada proyek sebagai reserve/cadangan.
Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu
Pihak Kontraktor pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan
ditentukan kemudian pada rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
Menyetujui
KEPALA DINAS
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, KAB. TAPIN