Anda di halaman 1dari 10

RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )

Penawaran Pekerjaan Pembangunan Gedung Satpol PP Kecamatan Kepanjen


Kabupaten Malang

RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )


1. SYARAT – SYARAT TEKNIS UMUM
1.1. Penjelasan Umum
1.1.1 Pemberian pekerjaan meliputi :
Pekerjaan mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengarahan tenaga kerja,
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya yang pada umumnya langsung atau tidak
langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan
dengan sempurna dan lengkap.
Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun
tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan haruslah
dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

1.1.2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :

Penawaran Pekerjaan Pembangunan Gedung Satpol PP Kecamatan Kepanjen Pekerjaan


struktur meliputi :
a. Pekerjaan pondasi struktur Foot plat, Slof, dan Pondasi batu kali.
b. Pekerjaan struktur beton lantai panggung, kolom, balok, plat lantai panggung, ring balk dll.
c. Pekerjaan beton bukan struktur (praktis) lantai 01 dan lantai panggung
d. Pekerjaan struktur atap
e. Pekerjaan talud pasangan batu kali untuk jalan masuk
f. Dan pekerjaan struktur lainnya sesuai dokumen.

1.2. Tempat Proyek


Pekerjaan ini dilaksanakan / dilakukan di Kota Kepanjen,Kabupaten Malang – Jawa
Timur – Indonesia , selanjutnya akan ditunjukan pada waktu aanwijzing.
2. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan Persiapan / Pembongkaran / Pelaksanaan.
2.1.1. Kontraktor pelaksana harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berupa kantor administrasi lapangan, los kerja
dan gudang.
2.1.2. Kontraktor pelaksana harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda
tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lainnya.
2.1.3. Tanda tetap itu dibuat dari beton 15x15x100cm, di ujung ujung bangunan yang
tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Direksi lapanan/ pemberi tugas dan harus dijaga
serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai seluruhnya untuk
penyerahan pekerjaan.
2.1.4. Sebagai ukuran dasar ±0.00 (peil lantai) adalah Kota Kepanjen Kabupaten Malang –
Jawa Timur - Indonesia
2.1.5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan pelaksanaan
(Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal minimal 3cm dengan
permukaan atasnya diserut sipat dasar (waterpass)
2.1.6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli
ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan
pengukuran ulang, dengan alat ukur minimal Theodolit.
2.1.7. Kendaraan proyek sebelum masuk dan keluar site proyek harus dalam keadaan bersih.
Pada lokasi disiapkan tempat cuci/siram/semprot sebagai filter kendaraan keluar proyek.
2.1.8. Kebersihan dan kerapian di lingkungan sekitar site proyek adalah tanggung jawab
kontraktor/pemborong. Lingkup pekrjaan termasuk pembersihan jalan akibat sirkulasi
proyek.
2.2. Prosedur Umum
Prosedur umum pelaksanaan adalah dijelaskan sebagai berikut :
2.2.1. Kontraktor harus meyerahkan contoh dari semua bahan-bahan atau material yang akan
digunakan untuk pekerjaan ini seperti pasir, kerikil, besi beton, dan lain-lain sesuai dengan
referensi yang ditentukan dalam RKS ini kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2.2.2. Shop drawing / gambar kerja
2.2.3. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar kerja / shop drawing kepada pengawas
untuk keperluan pemeriksaan dan persetujuan yang di dalamnya minimal meliputi :
a. Rencana pembesian (pemotongan, pembengkokan, sambungansambungan,
angker dan lain-lain)
b. Jadwal pengecoran, rencana mix design, tenaga, peralatan dan lain-lain.

2.3. Pekerjaan Tanah


2.3.1. Lingkup pekerjaan
Termasuk dalam kegiatan ini adalah penggalian galian pondasi, sloof, pondasi batu kali
sesuai dengan dengan gambar rencana. Penggalian material bahan pengisi dan
pengangkutanya ke dalam lapangan serta menimbunnya di daerah lapangan dengan
pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat-syarat. Termasuk minimal seperti
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi jalannya pekerjaan
tanpa menambah biaya pelaksanaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan bendabenda yang
berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase
d. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah sirtu)
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes standar
f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing keluar site dan tidak
boleh ada penimbunan di site.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.

2.3.2. Syarat-syarat pelaksanaan


a. Pemeriksaaan Lapangan
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan guna
menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan bahan yang kelak akan dijumpainya dan
keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan pembersihan
i. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus
disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan
kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu
ii. Pelaksanaan penggalin baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat dan
disetujui oleh direksi lapangan/pemberi tugas.
iii. Apabila selama pelasanaan penggalian terjadi kelongsoran, pemborong harus
mencegahnya misalkan dengan casing dan lain cara sehingga pekerjaan tetap lancar tanpa
menambah biaya pelaksanaan.
iv. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof, haruslah sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan dari kerusakan.
v. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam atau di luar
lapangan pekerjaan semuanya harus ditanggung oleh kontraktor.
vi. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda yang
merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk petunjuk Direksi lapangan/pemberi tugas.
vii. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuhan-tumbuhan
yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun keluar site.
c. Perlindungan terhadap benda-beda berfaedah.
i. Kecuali ditunjukan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan
harus direparasi/diganti oleh pemborong dengan tanggungan biayanya sendiri.
ii. Bila didapat alat/pelayanan serta fasilitas dinas/umum yang masih berfungsi ditemui di
lapangan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau cara lain yang dapat diketahui oleh
pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, pemborong harus
bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa
pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak tergannggu. Termasuk kewajiban untuk
berkoordinasi dengan pihak ke tiga yang terkait atas biaya kontraktor.
iii. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan pemborong,
pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan pemborong.
iv. Sarana (Utilitas) yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang
disetujui oleh Direksi lapangan/pemberi tugas atas tanggungan pemborong.

d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air tanah.


i. Daerah sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya harus
dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi. Untuk itu pemborong harus
mempersiapkan saluran pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahaya erosi
tersebut.
ii. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini:
1. Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini.
2. melindungi semua penggalian bebas overflow dan genangan air.
3. Lapisan tanah teratas (Top soll)
Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoll ( lapisan tanah paling atas) harus dikupas sampai
kedalaman 20cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti yang
akan ditentukan oleh Direksi lapangan/pemberi tugas. Setelah topsoll terkupas daerah
tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.
e. Bahan pengisi
i. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang telah disetujui oleh
Direksi/pemberi tugas yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujui oleh
Direksi lapangan/pemberi tugas yang diambil dari daerah di luar lapangan pekejaan, dan
bahan yang kaya akan tanah berbatu kerikil (granular soil/sirtu)
ii. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-barang
bekas/sampah-sampah, dan batu-batu yang besarnya lebih dari 10cm.
f. Syarat-syarat penimbunan dan backfill
i. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Direksi lapagan/pemberi tugas yang harus
menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan. Direksi lapangan/pemberi tugas
juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan dan penyelidikanpenyelidikan
yang dibutuhkan atas biaya pemborong.Pemborong tidak diperkenankan melakukan
penimbunan tanpa kehadiran dari Direksi lapangan/pemberi tugas.
ii. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah yang akan ditimbun,
dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai
kepadatan yang diinginkan. Untuk pemadatan sirtu di bawah pondasi setempat dan plat
lajur dengan stemper, sedangkan untuk pemadatan halaman parkir dengan mesin wals 4
sampai dengan 6 ton.
iii. Pekerjaan urugan dilakukan pada daerah urugan (fill) sebagai yang tercantum dalam
gambar rencana dan daerah-daerah yang peil permukaan akhir (final grade)

iv. Pada daerah-daerah basah/tergenang air/ rawa, pelaksanaan pekerjaan/pemborong hars


membuat saluran-saluran pembuangan sementara atau memompa air untuk mengeringkan
daerah tersebut. Lapisan lumpur yang ada, harus dibuang ketempat yang akan ditunjuk
oleh konsultan pengawas sebelum pengurugan dilakukan.
v. sebelum pekerjaan dimulai, pada daerah yang telah selesai dibabat dan dibersihkan,
pelaksana pekerjaan/harus mengerjakan pengisian lubang-lubang yang disebabkan karena
pencabutan akar-akar pohon, bekas-bekas sumur, saluran dan sebagainya dengan
menggunakan material yang baik sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas dan harus
segera dilakukan perataan dan pemadatan pada permukaan tanah tersebut.
vi. Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah ada persetujuan konsultan pengawas.
vii. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapis harus dipadatkan sampai
mencapai kepadatan 95% dari kepadatan maxmun menurut AASHTO 99-70. Lapisan dari
material lepas selain dari material batu-batuan, tebal tiap lapisan tidak boleh lebih dari 30cm,
dan harus dipadatkan dengan alat makanis (compaction equipment). Kadar air pada tanah
urugan harus diatur agar dapat dicapai kepadatan yang mximum.
viii. Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot (sprinkler) dan
dicampur/aduk sampai merata (homogeny). Material urugan yang mempunyai kadar air lebih
tinggi dari seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum dikeringkan dan disetujui oleh
konsultan pengawas, pekerjaan pemadatan tanah urugan tadi harus dilaksanakan pada kadar
air optimum sesuai dengan sifat alat-alat pemadatan yang tersedia. Pada pelaksanaan
pelaksana pekerjaan/pemborong harus mengambil langkah-langkah yang perlu agar pada
pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir dengan encer.
ix. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk seluruh
pemadatan, atau mempergunakan stemper. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan
timbris, sama sekali tidak diperkenankan.
x. Pembersihan, seluruh sisa penggalian yang tidak dipakai buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puingpuing, runtuhan-runtuhan, sampah-sampah
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
pemborong.
xi. Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas.

2.4. Pekerjaan Anti Rayap / Terminte Control


2.4.1. Lingkup Pekerjaan
Jenis pencegahan rayap yang digunakan:
a. Ground treatment, soil treatment dan floor treatment yang bertujuan untuk membuat barier
pada pondasi dan permukaan tanah yang digunakan untuk bangunan adalah jenis PRG
contruction termite control.
b. Wood treatment/wood dranching, yang bertujuan untuk memberikan zat kimia aktif yang
bisa berfungsi sebagai termida (pembasmi rayap) untuk seluruh bagian yang menggunakan
kayu pada bangunan ini.
c. Terminte maintenance program, yang bertujuan untuk mencegah, menghalau dan
membasmi serangan rayap yang datang dari luar
bangunan.
2.4.2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan anti rayap harus memenuhi syarat :
a. Pelaksanaan anti rayap harus memenuhi dilakukan oleh tenaga kerja yang telah
berpengalaman melaksanakan pekerjaan semacam ini dan dipimpin oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
b. Pemborong harus dapat menunjukkan surat ijin yang masih berlaku untuk kegiatan bidang
termite control yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan.
c. Apabila pelaksanaan ini tidak memiliki surat ijin tersebut di atas, maka pemborong boleh
bekerjasama dengan pihak ke tiga dalam melaksanakan pekerjaan ini dengan syarat:
- Pihak ketiga memiliki surat ijin tersebut
- Untuk pihak ketiga diusulkan pada Direksi lapangan/pemberi tugas untuk dapat disetujui
oleh konsultan perencana.
2.4.3. Bahan-bahan
a. Bahan-bahan yang digunakan disetujui konsultan perencana
b. Bahan-bahan termite control dalam proyek ini terlebih dahulu harus diusulkan kepada
Direksi lapangan/pemberi tugas dilengkapi dengan brosur dan referensi yang diperlukan.
c. Bahan termite control yang akan digunakan adalah bahan yang disetujui
oleh direksi lapangan/pemberi tugas
2.4.4. Pencegahan pelaksana
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemborong harus sudah melakukan langkah-langkah
pengaman yang diperlukan guna mencegah terjadinya kecelakaan, keracunan serta hal-hal
lain yang bisa membahayakan kehidupan (manusia, hewan, tanaman dan barang) yang
dilakibatkan oleh pekerjaannya.
2.4.5. Peralatan
Pekerjaan anti rayap yang sudah terpasang harus diamankan dari perbuatan/ kejadian
kejadian yang bisa merusak pekerjaan anti rayap ini.
2.4.6. Jaminan
Pemborong harus memberi garansi secara tertulis bagi pekerjaan anti rayap ini selama
minimal 10 tahun
2.4.7. Peralatan yang digunakan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini pemborong harus menggunakan peralatan-peralatan yang
memadai dan diperlukan untuk pekerjaan ini.

2.5. Pekerjaan Pondasi Dangkal


2.5.1. Lingkup pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :
Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi untuk pagar dinding, saluran, dll sesuai
gambar.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk
proyek ini.
2.5.2. Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan
persetujuan Direksi lapangan/pemberi tugas.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi/pemberi tugas bila ada perbedaan gambar-
gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau apabila ada hal-hal yang
kurang jelas.
c. Ketentuan tentang kewajiban pembuatan shop drawing.
2.5.3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedlaman dasar lapis pasir (sesuai
gambar)
b. Jika pada kedlaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bawah minimal lebar pondasi di tambah 2x10cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
“hindarkan kelongsoran”
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibroroller hingga mencapai
kepadatan 95% standar proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedlaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah mencapai peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun
dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga 95% atas beban pemborong.
2.5.4. Pengurugan kembali
a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan pasir bawah pondasi harus dipadatkan dengan vibroroller/stemper sehingga
mencapai kepadatan minimal 95% standar proctor.
c. Pengurugan kembali dengan tanah:
i. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan dari pengawas
ii. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekesting, puing, sampah-sampah harus
disingkirkan
iii. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponenkomponen yang lebih
kecil dahulu.
iv. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max 30cm per-lapis) dengan vibro/stemper
dengan memperhatika kadar air tanah sehinggamemperoleh kepadatan minimal 90%
2.5.5. Pelaksanaan pondasi
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kwalitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam buku
spesifikasi ini dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang
bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan catatan:
i. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
ii. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan M.E, jika ada
kelainan/ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan perencana.
2.5.6. Pondasi pasangan batu kali
a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan struktur
dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lainlain sesuai gambar rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan:
i. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu yang disetujui Direksi/pemberi
tugas/perencana dan owner.
ii. Semen, sesuai ketentuan Portland cement Indonesia : SNI 80 1972.
iii. Air yang dipakai harus besih yang dapat diminum/tawar
2.6. Pekerjaan Sub Structure (Pekerjaan struktur Bawah)
Dalam pekerjaan pondasi ini pemborong diwajibkan untuk mempelajari dan mengajukan
penawaran serta mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pekerjaan pondasi.
Pemborong diwajibkan membuat uraian dan metode pekerjaan serta waktu pekerjaan (time
schedule) pondasi yang disesuaiakan dengan site yang ada dan diajukan ke Direksi lapangan
untuk disetujui.
2.6.1. Pekerjaan persiapan pondasi
a. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapanperlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian,
pengisian/pengurugan dan pembuatan konstruksi pondasi. Pelaksanaan pekerjaan pondasi
memerlukan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan pelaksanaan yang cukup tinggi, karena
pembormng harus mampu meyediakan peralatan yang baik, lengkap dan pekerja atau
pengawas ahli yang terampil dan berpengalaman.
b. Sifat pekerjaan
Kontraktor yang ditunjuk harus memahami secara tepat mengenai sifat penggalian dan
pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah memungkinkan bagi
terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik.
c. Penggalian tanah.
Syarat-syarat pelaksanaan :
i. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan
ii. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar atau bagianbagian gembur, maka ini harus digali keluar dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
iii. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus-menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar
galian.
iv. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng
yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai