Anda di halaman 1dari 22

SPESIFIKASI TEKNIS

I. GARIS BESAR PEKERJAAN


Pekerjaan Pembangunan Pagar Tahura Abdul Latief Desa Batubelerang Kecamatan Sinjai
Borong Kabupaten Sinjai Tahun Anggaran 2017, mencakup pekerjaan-pekerjaan :
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Bangunan Pagar
Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Finishing Arsitektur
Jenis/fungsi bangunan : Pagar kawasan Tahura
Struktur Bangunan : Konstruksi Beton/Besi BRC

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN


A. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan
1. Umum
Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran
lokasi dan memasang patok-patok ukur guna penempatan bangunan/struktur
bangun pada posisi dan elevasi yang telah ditentukan di dalam gambar rencana.
Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan/tuntutan pelaksanaan pekerjaan, baik dari mulai, selama
berlangsung maupun sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan.
Peralatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut, tapi tidak terbatas pada
Waterpass, Teodolith, Bak Ukur, Pita Ukur dan peralatan bantu lain yang
dibutuhkan.
Guna ketelitian penempatan bangunan/struktur bangunan pada lokasi, posisi
danelevasinya, Kontraktor harus untuk membuat Bench Mark (BM) yang
sifatnyasementara, di sekeliling bangunan pada lokasi-lokasi yang sesedikit
mungkin atau tidakterkena gangguan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung,
dalam jumlah yangmencukupi.
2. Pengukuran dan Penempatan Posisi/Elevasi
Guna ketelitian penempatan posisi/elevasi dari tiap-tiap pekerjaan pada tempat
kedudukkannya, selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
Kontraktor harus selalu melakukan pengukuran dan penempatan posisi/elevasi dari
tiap-tiap pekerjaan dengan berpedoman kepada koordinat/posisi/elevasi dari
Bench Mark(BM) yang ada di lapangan.
Kesalahan yang terjadi pada pengukuran dan penempatan posisi/elevasi dari tiap-
tiap pekerjaan menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor untuk
memperbaikinya.
Untuk itu, Kontraktor harus selalu menyediakan peralatan dan tenaga ahli ukur
tanah serta melakukan kegiatan pengukuran, pengontrolan dan penempatan
posisi/elevasiyang diperlukan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
III. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan tanah", seperti tertera
pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:semua pembersihan dan penebasan/pembabatan, galian dan urugan
untuk bangunan seperti yang ditentukan Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan Pembersihan Dan Pengukuran
Pembersihan dan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
Pada umumnya seluruh daerah tapak bangunan, jalan-jalan utama maupun jalan
setapak/parkir harus dibersihkan dari humus, semak belukar dan lumpur jika
ada,dengan cara stripping setebal minimal 30 cm. Sampah dan atau material lain
yang tertanam yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan,
harus dihilangkan dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua
sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus
dihilangkan sampai kedalaman 50 cm dibawah permukaan tanah setelah stripping.
Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
Pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setaraf dengan
tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiarneter 8-10 cm dengan
jarak 2msatu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan
sifat datar(Waterpass).
Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah
hilang jika terkena air/hujan.
Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.
3. Pekerjaan Galian Pondasi
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam
gambar.Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada
gambarrencana atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas, tidak terganggu. Jika
terganggu Kontraktor harus menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai
syarat yang tertera dalam spesifikasi di bawah ini.
Syarat-syarat Pelaksanaan
- Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat
yangditentukan menurut keperluan.
- Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali
keluar sedang lubang-Iubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass. Pemadatan
dilakukan secara berlapis-Iapis dengan tebal tiap lapisan 20 cm padat, dengan
carapemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.
- Sehubungan dengan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur
yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya
air pada dasar galian. Sebelum pekerjaan dewatering dimulai Kontraktor wajib
menyerahkan perhitungan yang mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa
yang akan dipergunakan serta kedalaman dan jumlah pit/sumur dengan
memperhatikan data tanah yang tersedia.
- Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor wajib
menyerahkan perhitungan struktur yang mendasari pemilihan jenis konstruksi
pengaman lereng galian tsb, disertai gambar kerja untuk meminta persetujuan
Konsultan Pengawas.
- Juga pada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
- Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Pengawas.
- Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
- Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan
hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui
oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan,
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.
- Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana yang
sudahtidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang
disetujui oleh Konsultan atas tanggungan Kontraktor.
4. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan Pondasi
Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.
Termasuk disini urugan kembali di sekitar dinding penahan tanah.
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini melipuli penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan urugan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
- Seluruh sisa galian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adaiah tanggung jawab Kontraktor.
Bahan-bahan
- Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 20 cm padat (setelah
disiram, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan di bawah pelat-pelat
beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir
padat.
- Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah yang
bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan
yang telah dipecah-pecah dimana ukuran pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari
15 cm.
- Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu
kecil dan tanah yang dipadatkan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
- Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur beriapis
sedemikian,sehingga dicapai suatu lapisan setebal 20 cm dalam keadaan padat. Tiap
lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
- Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor "vibrator type" yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang 95%
dari kepadatan maksimum hasil laboratorium. Setiap tahapan pemadatan harus
diberi nomor serta dilengkapi data-data material urugan yang dipakai (nomor
material) dan tanggal pekerjaan dilakukan. Hal ini sangat diperlukan dalam
pekerjaan evaluasi hasil pemadatan.
- Pengeringan/pengaliran air harus diperhitungkan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
- Kelebihan material urugan harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
- Jika material urugan tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain, tanpa tambahan biaya.
Pengujian Mutu Pekerjaan
- Konsultan Pengawas harus diberitahu bila pengujian di lapangan sudah dapat
dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
Pengujian harus dilaksanakan pada setiap lapis pemadatan.
- Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka
Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhisyarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan
maksimum dilaboratorium.
- Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu cara
dari/prosedur atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas.
IV. PEKERJAAN STRUKTUR
A. Pekerjaan Pasangan Batu kali
1. Lingkup Pekerjaan:
- Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pengaranan tenaga kerja guna
terlaksananya seluruh pasangan batu kali yang berupa pondasi seperti tertera pada
gambar pelaksanaan.
- Melaksanakan konstruksi-konstruksi kayu pembantu/ pengaman yang walaupun
tidak tertera pada gambar tapi merupakan pekerjaan yang prinsip guna
pelaksanaan pekerjaan serta keamanan konstruksi serta keselamatan kerja.
2. Persyaratan Bahan:
o Batu kali: batu yang dipergunakan harus batu pecah dengan kwalitas baik, tidak
porous,dengan kekerasan seperti ditetapkan didalam PUBBI'82.
o Semen: harus memenuhi syarat-syarat seperti ditetapkan didalam PBI 71-PUBBI
82.
o Pasir: harus terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dan banan-bahan organis,
lumpurdan sebagainya, serta harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
seperti tercantum didalam PBI 71 dan PUBBI 82.
o Air: air yang digunakan harus air tawar yang beisih, dan tidak mengandung
minyak,asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain Yang dapat merusak beton.
Apabila dipandang perlu pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakaidiperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya kontraktor.

3. Persyaratan Pelaksanaan:
o Untuk pasangan pondasi batu kali, agar dibuat terlebih dahulu profil pondasinya
dari kayu setara Meranti ukuran 2/3 cm dengan konstruksi yang kuat dan disetujui
oleh Pengawas yang ditempatkan disetiap pojok galian.
o Pasangan batu kali baru dapat dilaksanakan setelah galian disetujui oieh Konsultan
Pengawas.
o Untuk kestabilan konstruksi, batu pecah dengan dimensi lebih kecil
ditempatkandibagian atas, bahan-bahan ini harus ditempatkan diantara batu-batu
pecah tersebut,antara batu harus ada perekatnya.
o Campuran untuk pasangan batu kali dipakai 1 pc : 4 ps berlaku untuk seluruh
pasangan batu kali yang ditetapkan pada gambar pelaksanaan.
o Seluruh gambar rencana pondasi harus dibaca bersama dengan gambar Denah
pada gambar Arsitektur.
o Setiap perubahan/ketidak cocokan yang terjadi harus segera dilaporkan kepada
Perencana/Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
B. Pekerjaan Acuan Beton
1. Lingkup Pekeriaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai
dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan
seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan benar.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk: beton, baja, pasangan bata yang
diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan
kualitasnya.penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diizinkan untuk
dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan yang terbuat dan
kayu harus menggunakankayu jenis meranti atau setara.Ukuran material yang
digunakan harus sedemikian rupa, sehingga pada saat dibebani dengan beton seger tidak
mengalami deformasi vertikal maupun lateral yang melampaui toleransi yang diizinkan.
3. Syarat- Syarat Pelaksanaan
Perencanaan acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa,sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat),
tanpamengalami deformasi yang berlebihan (kaku), dan juga harus memenuhi
syarat stabilitas. Peninjauan terhadap kemungkinan beban di luar beban beton juga
harus dipertimbangan, seperti kemungkinan beban angin, hujan dan lain-lain. Untuk
mempercepat pelaksanaan Kontraktor diizinkan untuk mempertimbangkan
penggunaan acuan yang siap pakai dengan persetujuan dari Konsultan pengawas.
Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus
diserahkan kepada Konsultan Perancang sebelum pelaksanaan dilakukan.
Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam gambar
struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
Tambahan seperti bentuk tertentu yang tercantum dalam gambar arsitektur juga
harus diperhitungkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
Sebelum memulai pekerjaannya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulisatas perhitungan acuan yang diserahkan kepada Pengawas. Tanpa
persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan
acuan di lapangan.
Walaupun sudah disetujui oleh Pengawas, tanggung jawab sepenuhnya atas
kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang diluar perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat dalam
gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera
dibongkar.
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan.
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
Acuan beton hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2 (dua) dan 4 (empat) kali
untuk kolom praktis, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas. Acuan yang akan
digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin
permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air
dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan
tidak bergoyang.
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan dolken atau balok
kayu untuk steger dapat dipertimbangkan oleh pengawas selama masih memenuhi
syarat.
Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari
pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Kontraktor harus
mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan
Pengawas.
4. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan Sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.
Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sebagai berikut:
- Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari
- Balok beton dan pelat beton dengantiang penyanggah tidak dilepas 14 hari
- Tiang-tiang penyanggah pelat beton 21 hari
- Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari
- Tiang-tiang penyanggah ovetstek 28 hari
Waktu pembongkaran tersebut hanya berlaku untuk acuan dengan beton bertulang biasa
dan harus dilakukan pertimbangan tersendiri untuk beton pratekan dan beton yang
dibebani berlebihan pada saat pekerjaan sedang berlangsung.
Untuk mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan dan
mengusulkan metode dan pehitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk hal
tersebut.
o Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu
secaratertulis untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
o Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang,berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala
keropos/tidak sempurna.
o Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.
o Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Kontraktor menjadi tanggungan Kontraktor.
o Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut,
maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pengawas, untuk meminta
persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan, pengisian atau pembongkarannya.
Kontraktor tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa
persetujuan tertulis Pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau penutupan
baryan tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
o Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari
lokasiproyek dan dibuang pada tempat yang teiah ditentukan oleh Pengawas
sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
o Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut:
- Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang direncanakan
atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjukan oleh gambar.
- Konstruksi beton yang tercampur dengan kotoran/kayu atau benda lainnya
yang dapat memperlemah kekuatan konstruksi.
- Dan cacat lain yang menurut pendapat Pengawas dapat mengurangi kekuatan
konstruksi.
C. Pekerjaan Beton Bertulang
1. Lingkup Pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
2. Pedoman Pelaksanan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasarpelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
o Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982); NI-3.
o Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI - 2).
o Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5).
o Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
o ASTM C -150 "Specification for Portland Cement".
o ASTM C-33 "Standard Specification for Concrete Aggregates".
o Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
o Peraturan Bangunan Nasion21 1978.
o Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan
olehkonsultan Pengawas. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan
olehKontraktor di "site".
o Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
o Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan
StrukturTembok Bertulang untuk Gedung 1983.
o Pedoman Beton Indonesia 1988.
o SII 0013-81 "Mutu dan Cara Uji Semen Portland".
o SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton".
o SII 0136-84 "Baja Tulangan Beton".
o SII 0784-83 "Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton".
3. Keahlian Dan Pertukangan
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian.Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran semen :
pasir: koral = 1:3:5. Dengan mutu beton K100.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan standar umum yang berlaku.
Apabila Konsultan Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasihat-
nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Pengawas atas beban Kontraktor.

4. Bahan-Bahan
Portland Cement
Digunakan Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standard portland cement yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII 0013-81.
Pertimbangan Konsultan Pengawas hanya dapat dilakukan dalam keadaan:
- Tidak adanya persediaan di pasaran dari merek yang telah terpilih.
- Usulan merek lain tersebut harus disertai dengan data-data teknis yang menunjukkan
bahwa mutu semen tersebut adalah sesuai dengan ayat tersebut diatas.
Agregat
- Kualitas agregat harus memenuhi syarat-ayarat PSI 1971 dan SII 0052-80.
- Agregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi
yangbaik, cukup syarat kekerasan dan padat (tidak porous).
- Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3 cm.
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh
melebihi4% berat.
- Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup rumit dan rapat) digunakan
agregat kasar dengan dimensi, maksimum sebesar jarak bersih antar tulangan
terpasang.
Besi Beton
- Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang
dapatmengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SII 0136-84.
- Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya. Besi tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak terjadi
pergerakan/pergeseran pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan posisi spacer
harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
- Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat mutu maupun ukuran harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan. Besi tulangan disarankan menggunakan
exKrakatau Steel.
Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor
diminta terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal
tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
Penyimpanan
- Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.
- Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
- Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan
lain-lain).
- Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis
dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton untuk menghindari
tercampur dengan tanah.
Air Kerja
- Air yang dipergunakan untuk pembuat beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, zat organik atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
- Air tawar yang tidak dapat di minum, tidak boleh dipakai untuk pembuatan
beton, kecuali disetujui oleh konsultan Pengawas.
5. Kwalitas Beton dan Cara Pelaksanaannya
Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-225 (tegangan
tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia
28hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam PBI 1971.
Mutu beton K-225 digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan
bagian bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan, harus dibuat minimum 1 benda uji per
1.5m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh konsultan pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh kompomen adukan masuk kedalam mixer.
Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen
beton.
Harus digunakan Vibrator untuk pemadatan beton.
6. Penggantian Besi
Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka:
- Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera dalam gambar secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana
konstruksi untuk sekedar informasi.Jika hal tersebut diatas akan dimintakan
oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih,maka penambahan tersebut hanya
dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulisdari Perencana konstruksi.
- Jika diusulkan perubahan jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya
dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari Perencana konstruksi.
Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas merupakan keharusan bagi
Kontraktor.
Jika Kontraktor tidak behasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan:
- Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Khusus untuk balok induk, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

7. Perawatan Beton
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
8. Tanggung Jawab Kontraktor
- Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan.
- Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi tugas
atauPerencana yang sejauh mungkin melihat, mengawasi/menegur atau memberi
nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
9. Perbaikan Permukaan Beton
- Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan cara grouting setelah
pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan
sepengetahuan Konsultan Pengawas.
- Bahan grouting yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas.
- Jika ketidak-sempunaan itu tidak. Dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan
diganti dengan pembetonan kernbali atas beban biaya Kontraktor.
- Ketidak-sempunaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak,
ada gelembung udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai
dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

10. Pembersihan
- Pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur, agar pada soal pengecoran
beton puing-puing tidak sampai tercampur dengan adukan beton.
11. Contoh Yang Harus Disediakan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material
split,pasir, besi beton, pc, admixture dll untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktorkelapangan.
- Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas.
12. Kolom Dan Balok Praktis
Posisi dan penempatan Kolom Praktis disesuaikan seperti yang tercantum pada gambar
Arsitektur. Pada setiap pertemuan antara Kolom Praktis dan susunan vertikal batu bata
harus diberi stek pembesian dengan D 8 - 500 mm (panjang 400 mm).
IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. Pekerjaan Adukan Perekat


Lingkun Pekerjaan
Persyaratan teknis ini secara umum berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut: pasangan batu/bata, Pekerjaan plesteran.
Ketentuan
Tipe/klasifikasi adukan semen-pasir:
Untuk pasangan kedap air dipakai perbandingan 1 PC : 3 Pasir, sedangkan untuk
pasangan biasa dipakai perbandingan 1 PC : 4 Pasir.Khusus adukan tipe kedap air
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi dari pasangan batu/bata,
pasangan bata/plesteran/ubin di kamar mandi/toilet atau pada umumnya dipakai
pada pasangan batu/bata/ubin atau pada daerah basah lainnya yang lembab atau
terkena pengaruh air dalam fungsi penggunaannya.
Peralatan:
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan peralatan-
peralatan pokok sebagai berikut:
Mesin pengaduk, Mesin ini adalah merupakan mesin pengaduk campuran semen
pasir yang khusus dibuat untuk maksud itu, berbentuk tabung terbuka atasnya,
mempunyai bilah-bilah pengaduk yang terdapat di dalamnya sepertilayaknya mesin
pengaduk untuk beton.
Peralatan penakar campuran, Untuk pekerjaan dengan volume besar, peralatan
penakar volume dibuat berukuran 1 zak semen, terbuat dari kayuatau bahan lain
yang sesuai dan memadai untuk berfungsi sebagai penakar semen dan pasir, kokoh,
kuat dan tahan lama. Untuk pekerjaan dengan volumekecil penakaran dapat
menggunakan ember yang terbuat dari plastik atau daripelat besi.
Material
Semen Portland
Jika tidak disebut secara khusus, Semen yang dipakai adalah tipe I dengan mutu
minimum 5.325 sesuai NI-8th. 1972.
Pasir
Pasir yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan adalah pasir yang sesuai
untuk pekerjaan beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, serta tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5%.
Ukuran butir pasir untuk pasangan batu/ubin, plester kasar atau untuk pekerjaan yang
memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum 5 mm.
Untuk plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasirmaksimum 1 mm.
Syarat-syarat lain harus sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum didalam persyaratan
Umum Bahan Bangunan di Indonesia th. 1982.
Pelaksanaan
Bahan pasir yang akan dipakai harus disaring/diayak terlebih dahulu dengan
ayakan bukan 5 mm atau 1 mm sesuai ketentuan jenis adukan yang diperlukan.
Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering dengan menggunakan penakar
volume hingga bahan-bahannya tercampur merata. Selanjutnya, ditambahkan air
kedalam campuran semen dan pasir tersebut di atas serta diaduk kembali hingga
merata dan dicapai konsistensi adukan dalam bentuk adukan lembab atau plastis
sesuai dengan kebutuhan pemakaian. Lama pengadukan setelah dicampur
air,minimum 1.5 menit.
1. Pekerjaan Pasangan Bata
Spesifikasi Bahan:
Batu bata yang dipakai adalah batu bata lokal dengan kwalitas 1.
Pembakaran harus sempurna dan merata dengan kekerasan yang memenuhi
persyaratan.
Ukuran batu bata tidak menyimpang dari PUBBI'82
Syarat Pelaksanaan:
Semua pasangan batu bata dilaksanakan dengan adukan 1 Pc : 4 Ps
Batu bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk hubungan bata dan ukurannya
tidak boleh kurang dari 1/2 bata.

B. Pekerjaan Plesteran
Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran
pada permukaan pasangan batu merah atau permukaan bidang lain yang hurus
diplester menurut ketentuannya.
Uraian/persyaratan teknis lain yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah:
Pekerjaan Adukan Semen Pasir.
Ketentuan
Adukan plester biasa; Adukan untuk plesteran biasa menggunakan campuran semen
pasir dengan perbandingan volume 1 semen : 4 pasir digunakan pada semua
permukaan pasangan batu merah
Standard dan Peraturan yang berlaku adalah;
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI) 1982
- Peraturan Umum Bangunan Nasional 1978
- Standard Industri Indonesia (SII)
Material
- Pasir dan air, secara umum harus sesuai dengan PUBBI th. 1982, keras, bersih
atau bebas dari bahan-bahan organis maupun lumpur.
- Semen pc, yang dipakai adalah dari tipe I mutu S.325 menurut NI-8
PersyaratanSemen Portland. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan semen lebih
dari 1 merk harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan
- Persiapan pemukaan dinding yang akan diplester.
Pada permukaan dinding bata, pada celah/siar pasangan batu bata harus dibuat
cekungan sedalam lebih kurang 10 mm, untuk persiapan pelaksanaan
pemlesteran.Permukaan dinding beton yang akan diplester harus dikasarkan
(dibuat: kasar) agar bahan plester-nya dapat merekat.
- Sudut-sudut plesteran.
Semua sudut horizontal, baik luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku. Sudut luar
dibuat tumpul.
- Perbaikan bidang plesteran.
Plesteran yang bergelombang yang tidak dapat diperbaiki dengan cara
pembeobokan dan pemlesteran kembali, harus dibongkar dan diganti dengan yang
baru.
- Jumlah Lapisan plester.
Jumlah lapisan plester pada tiap bidang permukaan adalah 2(dua) lapis. Lapisan
pertama adalah lapis plester setebal + 10 mm, merupakan lapis plester untuk
membentuk permukaan yang rata dan datar, menggunakan bahan untuk plesteran
kasar. Lapisan kedua adalah lapis plester akhir guna mencapai permukaan dinding
yang direncanakan, harus membentuk permukaan dinding yang halus, rata dan
datar, menggunakan bahan untuk plesteran halus. Penghalusan permukaan
plesteran dengan menggunakan acian semen, tidak diperlukan.
- Pasangan bata dan berapen (plester pasangan bata dibawah permukaan tanah).
Pasangan bata yang terletak di dalam tanah dan plesterannya (berapen) harus
menggunakan adukan tipe kedap air 1 semen : 3 pasir dengan ketebalan 15 mm.

C. Material Yang Digunakan Untuk Pagar

Bahan : Pagar BRC


Terbuat dari lembaran JKBL BRC, setelah dibentuk kemudian digalvani dengan cara

HOT DIP (celup panas 465 0C). Ukuran dan Type :


Type : 200 A3
Tinggi : 0 ,90 m
Lebar : 2,40 m
Diameter Kawat : 6 ,00 mm
Jarak Kawat vertikal : 10 cm

C. Pekerjaan Finishing
Plesteran Tembok
Spesifikasi:
- Untuk semua bidang yang akan diplasteran diperlukan plesteran campuran 1 Pc :
4 Psr.
- Untuk plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen.
- Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupas
ehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Diusahakan
agar jarak waktu pencampuran adukan perekat tersebet dengan pemasangannya
tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
Pelaksanaan:
- Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudiail diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting harus tertutup adukan plester.
- Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
- Ketebalan plesteran harus sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar atau
sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar.
- Acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
7. Pekerjaan Pengecatan
1. Umum
Pekerjaan yang dimaksud adalah:
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu serta
menyediakan pengangkutan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecatan, sesuai yang
dinyatakan dalam gambar. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Pengecatan permukaan tembok
- Pengecatan kolom dan aksesoris plasteran
- Kualifikasi Kontraktor Pekerjaan pengecatan ini harus dilaksanakan oleh ahli yang telah
berpengalaman, serta direkomendir oleh pabrik pembuat bahan cat yang dipakai dalam
pekerjaan ini.Pelaksanaan pengecatan harus dilakukan menurut prosedur dan ketentuan
dari pabriknya, serta dibawah pengawasan tenaga ahli dari pabrik pembuat cat yang
bersangkutan, demi tercapainya hasil pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan
ketentuan dari pabriknya.
Garansi:
Hasil pelaksanaan pekerjaan ini harus mendapat garansi/jaminan dari pabriknya, berlaku
selama 5 (lima) tahun terhitung dari saat pemakaian gedung. Jaminan tersebut berlaku
untuk keadaan:
Menjamurnya bidang cat.
Terkelupasnya lapisan cat.
Lunturnya warna asli.
Segala penyimpangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian bahan
dan tata-cara pelaksanaan, perbaikan dan penggantiannya menjadi beban Kontraktor
sepenuhnya.
Syarat Pelaksanaan:
Segera sebelum pelaksanaan pengecatan, Kontraktor diminta untuk menyebabkan
contoh, katalog dan data-teknis/petunjuk pemakaian dari bahan Cat yang akan
dipakai, guna penentuan warna serta persetujuan pemakainnya.
Sebelum dimulai pekerjaan ini seluruh pemukaan bidang-bidang yang akan
menerima pengecatan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran debu dan benda-
benda asing yang melekat pada bidang permukaannya.
Kontraktor harus meneliti bidang-bidang tersebut dan menyempurnakannya
sehingga dinyatakan siap untuk dicat oleh Konsultan pengawas
Setiap pengecatan yang akan dilakukan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan sesuai ketentuan pabrik.
1. Material/Bahan
Bahan Cat
Cat yang dipakai adalah dari produk yang setaraf merk ICI, type acrylic emulsion
untuk interior dan type weathershield untuk exterior, atau dari produk lain yang
disetujui Konsultan Pengawas. Semua bahan cat yang dikirim ke lapangan pekerjaan
harus berada dalam kemasan/kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket
yang jelas.
Bahan-bahan lain
Bahan lain yang diperlukan guna kelengkapan pelaksanaan pekerjaan
pengecatanseperti dempul dan lain-lain bahan harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik bahancat yang dipakai.
2. Pelaksanaan
Persiapan
Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk,
lapisan organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu
kerja pengecatan.Permukaan bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering,
dengan kelembaban maksimum 4% diukur dengan menggunakan peralatan ukur
kelembaban.
Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai, bilamana semua bidang sudah benar-benar
bersih serta kering (tidak lembab) yang ditunjukkan dengan meteran pengukur
kelembaban permukaan bidang yang akan dicat, sehingga memenuhi ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik.
Semua lubang, retak dan lain kerusakan pada bidang yang akan dicat, harus
diperbaiki terlebih dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi
berupa dempul. Bahan dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat
rekomendasi dari pabriknya.

Pengecatan
Prosedur dan tahapan pengecatan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabriknya. Untuk pelaksanaannya, Kontraktor diminta untuk meminta
pengawasan/supervisi tenaga ahli dari pabrik atau perwakilannya didaerah setempat.
Setiap lapis pengecatan harus dilaksanakan dengan tata cara dan dengan peralatan
yang direkomendir oleh pabriknya.
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati
dengan mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat
kegiatan pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini.
Perbaikan-perbaikan
Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh
pabriknya, hingga didapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada
umumnya.
Hasil pengecatan
Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang diplester, harus rata dalam warna dan
halus dalam tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang ada di sekelilingnya
sesuai dengan garansi waktu yang berlaku.

Satu dan lain hal, apabila di dalam RKS ini tidak tercantum uraian, pengaturan dan
ketentuan, yang sebenarnya termasuk dalam pekerjaan, maka semua pekerjaan dan
peraturan itu harus dilaksanakan agar tercapai penyelesaian pekerjaan yang diharapkan
serta memuaskan semua pihak

Sinjai, Februari 2017

Disetujui Diajukan
PPK Peng.Kawasan Tahura CV.PARAGA NUSANTARA

MUDDIN LEMBA, SP H.MULYADI S.Pd, IAI


Nip. 195912311981031125 Direktur

Anda mungkin juga menyukai