Anda di halaman 1dari 60

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
A. Uraian pekerjaan

Pekerjaan yang temasuk dalam Pekerjaan Pendahuluan yaitu :


- Pembersihan lokasi dan perataan tanah
- Pagar Sementara Dari Seng Gelombang
- Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank
- Papan Nama Proyek
- Pembuatan Direksi Keet
- Gudang Bahan dan Alat
- Mobilisasi dan demobilisasi

Untuk metode Pelaksanaan Pekerjaan yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
 Pembersihan Lokasi dan Perataan tanah
Pada umumnya tempat-tempat untuk bangunan pagar dibersihkan, penebasan/pembabatan
harus dilaksanakan terhadap semua belukar/semak sampai yang tertanam dan material yang
tidak diinginkan berada dalam daerah yang dikerjakan harus dihilangkan, ditimbun dan
kemudian dibakar atau dibuang dengan cara yang disetujui oleh direksi/pengawas.
- Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus
dihilangkan.
- Batu atau lain material yang sejenis jika ada harus pula dihilangkan, kecuali bila berada
pada dasar galian pondasi yang direncanakan.
- Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang
dapat menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
- Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkkan untuk dipindahkan
seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh kontraktor
atau tanggungan sendiri.
- Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak
tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh kontraktor dan ternyata
memerlukan perlindungan atau pemindahan kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
- Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, maka
kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari
barang yang rusak akibat pekerjaan kontraktor.
- Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak, kontraktor
wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
- Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran
yang sudah ada, di lingkungan daerah pembuangan.
Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan pengawas.

 Pagar Sementara dari Seng Gelombang


- Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas pelaksanaan di
lapangan dilakukan. Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan kerja didalam
lingkungan proyek dan sekaligus sebagai pemisah aktifitas diluar dan didalam areal proyek.
Pagar pengaman ini dibuat berdinding seng dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah
yang kokoh, dibangun mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya
sebagai pengaman.
- Tahapan Pelaksanaan
- Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk menentukan
batas-batas yang termasuk kedalam wilayah proyek.
- Pemasangan papan kayu dan seng gelombang sebagai bahan utama pembuatan pagar
pengaman.
- Setelah papan dan seng siap untuk dipasang, maka pada bagian dalam pagar akan
diberikan kayu penopang sebagai tumpuan.

 Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank


- Pengukuran dan Pemasangan Bowplank dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai
dan harus bersama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi.
- Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank dilakukan untuk mementukan titik awal
Serta Letak dan Posisi pekerjaan dan untuk menetukan kesikuan banguanan yang
akan dibuat.
- Dalam pekerjaan ini bahan dan Peralatan yang digunakan adalah :
- Kayu Balok dan Papan Meranti
- Paku biasa ukuran 2 – 5 “
- Benang
- Meteran
- Palu Gergaji dan Lain – Lain

 Pemasangan Nama Proyek


 Sebelum Pekerjan Dimulai Papan Nama Proyek Wajib dipasang terlebih dahulu
sebagai identitas pekerjaan
 Tulisan yang tercantum dalam Papan Nama Proyek harus jelas dan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
 Papan Nama Proyek dipasang / diletakkan di bagaian depan lokasi pekerjaan
 Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh direksi pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti ukuran kaso ( 5/7
) yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau dirubah, dengan
jarak maksimum 1.5 m satu sama lain.
 Papan dasar pelaksanaan/bouplank dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus, diserut rata pada sisa sebelah atasnya ( waterpass ).
 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh direksi/pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 10 cm dari sisi luar galian tanah pondasi atau
sesuai keadaan lapangan dan petunjuk direksi/pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 10 cm dari sisi luar galian tanah pondasi atau
sesuai keadaan lapangan dan petunjuk direksi/pengawas.

 Pembuatan Direksi Keet, Gudang Bahan dan Alat


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi
waktu dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk
dapat mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas
proyek dan kontraktor yang berupa direksi keet, untuk :

 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua


administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
 Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang
seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan
lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari
multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan
discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

 Mobilisasi dan Demobilisasi


- Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali
(demobilisasi).
- Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang
akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor.
- Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas alat yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan.
- Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.
II. PEKERJAAN TANAH

A. URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penimbunan, dan penanganan, batu atau bahan lain dari
lokasi pekerjaan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dalam kontrak ini.

Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar sesuai sesi ini, sebelum memulai pekerjaan, kontraktor
harus menyerahkan pada direksi pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan
elevasi pasir asli sebelum operasi pembersihan pembongkaran, atau penggalian dilaksanakan.

Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi pekerjaan untuk setiap galian untuk pasir dasar,
formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau bahan lainnya tidak
boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih
dahulu oleh direksi pekerjaan.

Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan kerja bagi pekerja,
penduduk sekitar dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.

Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan
pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, Bilamana
diperlukan, kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

Peralatan berat untuk pemindahan pasir ( bila digunakan ), pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1.5 m dari tepi galian parit , galian gorong-gorong pipa
atau galian pondasi untuk struktur.

Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, kepala mereka,
yang meskipun terkadang saja berada di bawah permukaan pasir, maka kontraktor harus
menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya memantau keamanan.
Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan, serta perlengkapan P3K harus tersedia
pada tempat kerja galian.

Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang ( barikade ) yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalam lubang galian sesuai dengan yang diperintahkan
direksi pekerjaan.

Seluruh tempat galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan ( pemompaan ),
pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan ( cutt-off
wall ) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu
untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah pasir
yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah pasir lainnya atau struktur yang
mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi
kegiatannya.

Semua bahan galian yang dapat dipakai dalm batas-batas dan lingkup proyek bilamana
memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk informasi timbunan atau penimbunan
kembali.

Seluruh tempat bekas galian kontraktor, harus ditinggalkan dalam keadaan kondisi yang rata dan
rapi dengan tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

2. Prosedur Galian
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan direksi pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai, termasuk pasir, batu, batu-bata, beton, pasangan batu, yang tidak
digunakan untuk pekerjaan permanen.

Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di
bawah dan diluar batas galian.

Bilamana bahan yang terekspose pada garis formasi atau pasir dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat direksi pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka
bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang
memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan direksi pekerjaan.

3. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian dan Peninggian Lantai.

Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan
pilihan di atas tanah rawa.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk
meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi
serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat
juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan
lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah
dan selalu tergenang oleh air.

1. Kondisi tempat kerja


 Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum
dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan
timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan
akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari
tempat kerja harus dibuang ke dalam sistim drainase permanen.
 Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian
kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.
2. Perbaikan terhadap timbunan yang tidak memenuhi ketentuan atau tidak stabil
 Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan
kembali.
 Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya
yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan
dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan
motor grader atau peralatan lain yang disetujui.
 Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas
kadar air yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan
menggunakan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang
waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana
pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan
bahan gembur tersebut, bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan
bahan kering yang lebih cocok.
 Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan, menjadi
jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan
pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan masih
memenuhi ketentuan.
3. Pengembalian bentuk pekerjaan setelah pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai
kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan.

4. Cuaca yang dijinkan untuk bekerja

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di
luar rentang yang disyaratkan.

5. Bahan untuk timbunan biasa


 Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut
"Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya
pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar
perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan.
 Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak
kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering
maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
 Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau
"extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar
lempung (SNI 03-3422-1994).
6. Bahan untuk timbunan pilihan
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi ketentuan, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989,
timbunan pilihan harus memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman
bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
 Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih
lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
 Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana
dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa
timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau
lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui akan tergantung
pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang
akan dipikul.
7. Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa

Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.

8. Penghamparan dan pemadatan timbunan


a. Penyiapan tempat kerja
 Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang.
 Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan
harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan
bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi
kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.
 Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di
atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus
dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan
peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti
timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.
b. Penghamparan timbunan
 Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
 Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
 Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau
struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu
perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan
pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity
atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di
sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu
dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
c. Pemadatan timbunan
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
 Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
 Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20
cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar
dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan
batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan tanah yang disyaratkan.
 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya sebelum lapisan berikutnya dihampar.
 Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.
 Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton
atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar
timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
 Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan
secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan
yang berlebihan pada struktur.
 Timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan
lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan
atas telah terpasang.
 Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah
maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung
sepenuhnya.
 Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan
air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui.
9. Pengendalian mutu
a. Pengendalian mutu bahan
 Jumlah pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan paling
sedikit 3 contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih
mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
 Pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan bahan atau sumber
bahannya dapat diamati.
 Untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber
bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif.
b. Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah
 Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 %
bahan yang tertahan pada ayakan ¾”, kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize)
tersebut.
 Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
 Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus
memperbaiki. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi
berselang-seling setiap jarak tidak lebih dari 200 m. Untuk penimbunan
kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling
sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali
yang telah selesai dikerjakan.
 Untuk timbunan, paling sedikit 1 rangkaian pengujian bahan yang lengkap
harus dilakukan untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang dihampar.
c. Percobaan pemadatan

Kontraktor harus bertanggung-jawab dalam memilih metode dan peralatan


untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak
sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus
diikuti : Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai. Hasil
percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah
lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
4. Urugan Pasir

Bahan urugan pasir biasa harus disetujui oleh direksi, sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pekerjaan.

Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk pasir yang berplastisitas tinggi. Bila penggunaan pasir
yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada
bagian dasar dari urugan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau
kekuatan geser yang tinggi.
III. PEKERJAAN PONDASI.

A. URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan pondasi ini adalah :

- Pasangan Batu Kosong


- Pasangan Pondasi Batu Gunung Camp. 1 : 4
- Penyambungan Tiang Pancang mini pile 20x20
- Kupasan/Pemotongan Tiang Beton mini pile 20x20
- Pengadaan Tiang Beton mini pile 20x20 K-400
- Pemancangan Tiang Beton mini pile 20x20 – Drop Hammer
- Pondasi Rollag Batu Bata

- Pekerjaan Batu Kosong dan Pondasi Batu Gunung Camp. 1 : 4

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama
adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu gunung.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung, semen PC, pasir pasang, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air,
dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan adalah tahap
pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut:
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu gunung dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu
gunung.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu , dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :

 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu .


 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu , ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai
rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu .
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu .
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu gunung dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
 Pasang batu gunung di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang
merata mengisi rongga-rongga antar batu.
 Batu gunung disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu gunung tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu gunung apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu gunung dengan plesteran siar.

Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan utnuk pekerjaan pasangan
batu ini, kontraktor harus mengajukan kepada direksi pekerjaan dua contoh batu yang
mewakili, masing-masing 50kg. Contoh batu tersebut akan disimpan dan dijadikan rujukan
selama periode kontrak. Hanya batu yang disetujui yang akan digunakan dalam pekerjaan.

Pekerjaan pasangan batu ini tidak boleh dimulai sebelum direksi pekerjaan menyetujui
formasi/lokasi yang telah dipersiapkan untuk pekerjaan ini.

Besarnya pekerjaan pasangan batu ini yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah
dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu
hanya dipasang dengan adukan yang baru.

Pekerjaan pasangan batu ini bila tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan dari spesifikasi
ini harus diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri dan dengan cara yang diperintahkan
oleh direksi pekerjaan.

Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau
rusak, yang menurut pendapat direksi pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian Kontraktor, maka
kontraktor harus mengganti dengan biayanya sendiri setiap pekerjaan yang terganggu atau
rusak.

Bahan dan Jaminan Mutu

Batu

Batu yang digunakan adalah batu gunung yang keras, padat, awet, tahan terhadap udara dan air sesuai
dengan hal fungsi yang dimaksud.

Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum digunakan, dan sedapat
mungkin berbentuk persegi.

3. Pekerjaan Tiang Beton mini pile 20x20 K-400

A. Pondasi Tiang Pancang Beton


1. Lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan adalah :
Menyediakan semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan dan
melaksanakan semua pekerjaan sehubungan dengan :
 Pengadaan Tiang pacang
 Pemancangan tiang pancang
 Pengetesan bahan
 Penyambungan Tiang Pancang
 Pengupasang Tiang Pancang
2. Pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan
pelaksanaan yang cukup tinggi dan menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan
pekerja-pekerja/pengawas-pengawas ahli yang terampil dan berpengalaman.
3. Sebelum pemancangan dimulai harus mengajukan proposal metode pelaksanaan
pekerjaan berikut urutan pelaksanaan untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
4. Jaminan pelaksanaan Tiang Pancang
Kontraktor harus menjamin segala efek-efek gangguan getaran dan suara akibat
pemancangan antara lain :

 Kalau terjadi kerusakan besar/kecil pada bangunan disekitarnya akibat getaran-


getaran tadi harus diganti dan diperbaiki atas biaya kontraktor
 Kalau kantor / tetangga disekitarnya mengajukan claim karena terganggu jam
kerjanya akibat pelaksanaan pemancangan tersebut, kontraktor harus
mengatasi hal tersebut.
B. Pelaksanaan dan Pemancangan
1. Melakukan “ Set Out “ posisi tiang-tiang yang akan dipancang.
2. Driving Cap
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilindungi dengan suatu
Bantalan/Driving Cap

3. Mesin Pancang
Pemancangan harus memakai “mesin pancang yang sesuai” kecuali bila diizinkan
Direksi Lapangan dapat dipakai alat lain. Tipe “Mesin Pancang“ yang dapat
digunakan disesuaikan dengan kuat dan kapasitas tiang.

4. Spesifikasi Teknik Alat Pancang


Data-data karakteristik dan spesifikasi dari alat pancang yang dipakai berikut
usulan kalendering (Final set) berdasarkan rumus formula Dinamis / Kode harus
diberikan kepada Direksi Lapangan minimum 2 minggu sebelum pekerjaan
pemancangan dimulai dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Peringkat
Selama pekerjaan pemancangan, tiang pancang harus diikat sedemikian sehingga
tiang tidak dapat bergerak pada arah horisontal.

6. Penetrasi
Tiang Pancang harus dipancang sampai suatu kedalaman atau dipancang menurut
penetrasi tiap pukulan setiap yang dimihnta/disetujui Konsultan Pengawas.
Pencatatan yang teliti dari penetrasi pada :

 Pemukulan pertama dan kedua berapa meter masuknya tiang.


 Pemukulan selanjutnya dicatat jumlah pukulan setiap 50cm, 25cm,
10cm sampai kira-kira bissa diambil kalendering.
 Terakhir pada saat besarnya pengambilan Kalendering harus didapat
data yang tidak meragukan minimal 3 x 10 pukulan dengan final set
sesuai persyaratan.
Besar Final Set seperti butir 4 diatas maksimal 10mm dengan Ram
Stroke minimum 180cm

 Jika Panjang tiang tidak tercapai, mak harus diadakn pengambilan


Kalendering dan harus didapat data yang tidak meragukan minimum 3
x 10 pukulan. Pada keadaan pemancangan dihentikan sebelum penetrasi
hasil tercapai, pencatatan penetrasi baru boleh diambil setelah mencapai
paling sedikit 30cm dari posisi tiang yang berhenti.
 Paling lambat hari berikutnya sesudah hari pemancangan tiang yang
bersangkutan, Kontraktor harus memberikan data-data pemancangan
dan grafik kalendering setiap tiang yang dipancang kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui seterusnya dievaluasi daya dukungnya.
 Setelah pemancangan selesai di lakukan seluruhnya, maka setelah fase
pengambilan Kalendring, selanjutnya dilakukan TES PDA, Dari hasil
test PDA akan ditentukan langkah – langkah berikutnya apakah
pelaksanaan pemancangan tersebut memenuhi syarat teknis
pembebanan.
7. Posisi Tiang
Tiang-tiang pancang, tidak boleh menyimpang dari 1,25% kemiringan, dan
bergeser tidak lebih dari yang dibatasi daftar berikut ini :

Toleransi
Kelomp[ok
Jumlah Tiang Toleransi satu
Toleransi Tiang (Titik
Tiang Terhadap
Per Kelompok Sendiri (cm) berat kenyataan
Lainnya
terhdp Beban)
cm

1 7.5 - 7.5

2.3 7.5 11 5

4.5 7.5 11 4.5

6 7.5 11 4

7 atau lebih 7.5 12.5 2.5


IV. PEKERJAAN BETON

1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Struktur meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan beton seperti :

LANTAI - 1 LANTAI - 2 LANTAI - ATAP


Cor Beton lantai kerja 1 : 3 : 5, T = 5
cm Beton Kolom 20/30 Beton Balok Portal Induk 25/40-B2
Pondasi Foot Plat-F1. 0.80 x 1.30 x 0,4 Beton Kolom 35/35 Beton Balok Anak 20/30-B3
Pondasi Foot Plat-F2. 1,30 x 1,30 x 0,4 Beton Kolom Praktis 10/10 Beton Ring Balok 20/30-RB1
Beton Balok Portal Induk
Beton Sloof 20/40 30/50-B1 Beton Ring Balok 13/20-RB2
Beton Balok Portal Induk Beton Ring Balok 13/20-Atas
Beton Sloof 20/30 25/40-B2 Pasangan Bata Gewel Atap
Beton Sloof 15/20 Beton Balok Anak 20/30-B3 Beton Plat Dak Atap
Beton Plat Dak Atap khusus penahan
Beton Kolom Pedestail 35/35 Beton Ring Balok 15/20-B4 Profil Tank
Beton Kolom Pedestail Teras 30/70 Beton Balok Latei 10/13 Beton List plank 10/20-Atap Dak
Beton Kolom 20/30 Beton Balok Canopy 10/60
Beton Kolom 35/35 Beton Plat Dak Lantai
Beton Kolom Teras/Canopy 30/70 Tangga
Beton Kolom Praktis 10/10
Beton Balok Latei 10/13
Beton Balok Canopy 10/60
Cor beton lantai dasar

3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran atau pekerjaan struktur ini, menggunakan material-material
yang sebelumnya telah diajukan Kontraktor kepada direksi pekerjaan dan telah disetujui oleh
konsultan pengawas.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, digunakan beton ready mix, untuk mendapatkan mutu beton yang
lebih terkendali dan mempermudah serta mempercepat pelaksanaan pekerjaan struktur ini.

4. Concrete Mixing Plant


Untuk pekerjaan beton dengan volume besar dan untuk menjaga kontinuitas pengecoran, maka di
syaratkan untuk menggunakan beton ready mixed dengan conrete mixing plant yang berada diluar
areal bangunan.
Untuk pekerjaan beton dengan volume kecil, penggunaan peralatan dengan kapasitas yang
memadai harus dengan persetujuan direksi pekerjaan :

 Adukan percobaan ( Trial Mix ) untuk beberapa klas beton harus dibuat Kontraktor
 Mutu beton ditentukan berdasarkan metode pengujian sesuai dengan peraturan.
 Adukan beton yang telah disetujui dapat digunakan pada pekerjaan beton selanjutnya.
 Selama pelaksanaan pekerjaan, mutu beton harus diperiksa secara terus menerus dengan
menyiapkan sample / contoh, konsistensi, jumlah beton yang akan digunakan dan lain-lain.

5. Biaya pengujian
a. Semua biaya pengujian ( kecuali pengujian beton di Laboratorium untuk digunakan selama
pelaksanaan pekerjaan sebagai Counter Check ) sudah dimasukkan di dalam rate masing –
masing material di dalam bill of quantity, sehingga pengujian/pengetesan yang dilakukan
menyusul kemudian untuk membuktikan kualitas material tersebut merupakan tanggungan
Kontraktor.
b. Kontraktor menanggung biaya pengujian ulang yang dilakukan pada material yang sejenis
yang dilakukan bila material sebelumnya tidak memenuhi standar yang disyaratkan.

6. Material Beton
 Material : Beton Ready Mix
 Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus, agregat kasar dan air,
sesuai Standar Nasional Indonesia.
 Mutu Beton : * K- 250 untuk pondasi, sloof, kolom utama, ring balok, dak beton,
tangga, listplank, kanopi beton dan lantai ( yang berhubungan dengan tanah ) * K-175
untuk kolom praktis * K – 100 untuk lean concrete ( lantai kerja )
 Mix Design :Sebelum pembuatan beton ( ready mix ) dilakukan, kontraktor harus
mengirimkan Mix Design ( berdasarkan berat masing-masing campuran ) sesuai mutu
yang ditetapkan kepada Pemilik Proyek / Direksi Pekerjaan.
 Mix Design selanjutnya diuji dengan beberapa contoh campuran beton dan jika telah
disetujui pemilik proyek/direksi pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk
pembuatan beton ready mix.
 Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran untuk pembuatan
beton Ready Mix maupun Mix Design.

7. Material Baja Tulangan ( Besi Beton )

Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton dan harus memenuhi SNI, SII
atau standar lain ( JIS,DIN ) dengan mengikuti mutu :

 Baja Tulangan Profil


Grade Material : BJTD 40

Standar Material : SII O136, ekuivalen dengan JIS 63112


Minimum Yield Strength : 400 MPa

 Baja Tulangan Polos


Grade Material : BJTD 24

Standar Material : SIIO136, ekuivalen dengan 63112

Minimum Yield Strength : 240 MPa

 Penyimpanan Baja Tulangan


Baja tulangan tidak dapat disimpan langsung di atas permukaan tanah, tetapi harus diletakkan
di atas sleeper atau rak dengan tinggi 30 cm, diberi penutup ( pelindung dari air hujan ) dan
disusun menurut ukuran diameter. Dalam pengangkutan, pemindahan dan penempatan harus
dihindari adanya lendutan.

8. Material Kawat Pengikat

 Standar material : SII O162-81 : ekuivalen dengan JIS 635332


 Diameter : 0.91 mm atau lebih
 Tegangan Tarik : 60-75 Kg/mm²

9. Material Acuan Beton ( Formwork/bekisitng )


Umumnya acuan formwork harus memenuhi syarat-syarat SKSNI 1991 dan A.C.I.” Standart
Specifications for Structural Concerete for Building “ ( A.C.I.Formwoek standart, Recommendee
Practce for Concrete Formwork ( A.C.I. 347-68).

Perencanaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus dipertanggungjawabkan oleh Kontraktor.


Formwork harus direncanakan untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan tekanan yang
diijinkan seperti pada “ Recommended Practice for Concrete Formwork “ (A.C.I.347-68 ) dan
peninjau dalam perencanaan terhadap beban angin, tegangan yang diijinkan dan lain peraturan
Pembangunan Pemerintahan Daerah.

Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan / bentrokkan atau
kerusakan pada permukaan beton dan bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan.

Acuan/formwork umumnya digunakan material papan, plywood atau pelat baja untuk mendapatkan
bentuk akhir permukaan beton yang disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan
persetujuan direksi pekerjaan.

Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua sudut-sudut bagian dalam
dari acuan / formwork yang akan di exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.

Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak diperbolehkan kena
pada bagian-bagian beton yang telah mengeras / keras dimana beton segr ( fresh ) akan ditempatkan.

Acuan pada tepi pondasi I footing setempat boleh dibuat dari bata atau campuran beton yang
ditempatkan langsung pada galian yang rapih dan teratur.
10. Material Grouting

A. Non Shrink Grout

Material Grouting yang digunakan adalah dari jenis Construction Grout Admixture, Non
Shrinking Grout. Kekuatan tekan minimal adalah 650 Kg/cm².

B. Normal Grout

Material Normal Grout yang digunakan adalah campuran Portland cement, pasir pilihan dan
air sehingga tercapai workability dan strength yang diinginkan. Grouting harus mempunyai
kekuatan tekan yang tidak kurang dari pada kekuatan beton pondasi yaitu K-225. Sebelum
Grouting dilakukan harus dilakukan test kubus sekurang-kurangnya terhadap 3 sample yang
telah dipersiapkan, untuk mengetahui kekuatannya.

Seluruh permukaan beton yang akan menerima grout harus di chiping dan di bersihkan dari
kotoran, minyak, pertikel-partikel lepas dan genangan air.

11. Kerikil Beton

Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 4.

Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah sekitar atau daerah lainnya yang
dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.

12. Pasir

Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran – kotoran lendut ( slib ) dan
jika di anggap perlu, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie.

Untuk pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 33.

13. Batu Pecah/Belah

Untuk pekerjaan pondasi disini harus dari jenis yang keras, dari jenis andesit atau basalt, tidak
keropos dengan minimal tiga muka pecahan, ukuran maximal 30 cm.

14. Mortar

Mortar merupakan campuran dalam perbandingan volume dari 1 bagian semen dalam 3 bagian
pasir, terdiri dari paling sedikit 350 kg semen 1 m3 Mortar, dengan kekuatan tekan 140 kg/cm²
pada umur 7 hari dan 200 kg/cm² pada umur 28 hari.

Percampuran dilaksanakan dengan Mechanical Mixer yang disetujui oleh direksi Pekerjaan,
minimal selama 3 menit setelah material dimasukkan ke dalam drum.
Mortar dibuat hanya dalam jumlah sebagaimana kebutuhan untuk pemakaian segera dan dapat
digunakan dalam waktu tidak lebih dari 2 jam setelah pembuatannya.

15. Pekerjaan Beton Bertulang

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :

 Mengecor lantai kerja di bawah pondasi tebal 5 cm, dengan perbandingan campuran
1 pc : 2 ps : 5 kr
 Mengecor sloof, kolom praktis, ringbalk, balok dan lantai.
 Memasang/membuat beskiting pondasi tapak, sloof, kolom praktis, ring balk, balok
dan lantai.
 Membuat/memasang pemberian pondasi tapak, sloof, kolom praktis, ring balk,
balok, lantai dan lain-lain yang secara teknis memerlukan pembesian.

16. Proporsi Campuran dan Kekuatan

Campuran beton untuk mutu beton tertentu yang akan digunakan dalam pekerjaan beton
ditentukan setelah dilakukan percobaan pendahuluan campuran beton.

Metode percobaan pendahuluan berdasarkan NI-2 71, DIN 045.

Proporsi campuran beton yang diperoleh dari percobaan pendahuluan yang telah disetujui secara
tertulis oleh Pemilik Proyek harus digunakan selama pelaksanakan pekerjaan, kecuali jika
perubahan dirasakan perlu oleh Pemilik Proyek akibat adanya perubahan dalam hasil pengujian
material.

Pengujian Pendahuluan harus menunjukkan kemampuan beton dengan kekuatan yang lebih besar
30 % minimum dari kekuatan desain standard, yang tertulis pada gambar basic desin ( NI-2 71 ).

Kekuatan yang lebih tinggi dari batas yang diijinkan Pemilik Proyek adalah untuk menutup
kemungkinan runtuh pada pengujian yang mempertimbangkan penyimpangan/ deviasi pada
mixing plant, peralatan, tingkat Pengendalian Mutu.

17. Pengujian Pendahuluan untuk Menentukan Campuran Beton

Perbandingan semen, butiran kasar dan halus, serta air mendapatkan mutu beton yang diperlukan
harus memenuhi standar NI-2 71, DIN 1045.

Perbandingan campuran beton ditentukan oleh kontraktor, setelah dilakukan sejumlah percobaan
pendahuluan campuran beton dilaboratorium untuk mutu beton yang diperlukan.

Percobaan pendahuluan campuran beton harus dibuat paling lambat 42 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan dan hasil percobaan pendahuluan paling lambat 7 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai harus sudah diterima Pemilik Proyek untuk dimintakan persetujuannya.
Masing-masing kekuatan campuran uji laboratorium, ditentukan berdasarkan harga karakteristik
dari 20 benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm. Kekuatan benda uji beton dihitung pada umur dan 28
hari.

Dalam laporan hasil percobaan pendahuluan campuran beton yang diserahkan pada Pemilik
Proyek, harus mencantumkan beberapa hal di bawah ini :

a. Kelas dan mutu beton yang direncanakan, sesuai dengan gambar rencana menurut
standard DIN standart NI-2 71 dengan kekuatan karakteristik yang ekuivalen.
b. Konsisten beton/nilai slum ( NI-2 71 ).
d. Tipe, kelas kekuatan dan kwantiras semen per m3. Untuk beton dengan kekuatan
karakteristik lebih dari K-175 kwantitas dinyatakan dalam berat.
e. Water cement ratio
f. Tipe, Kwantitas, dan kurva gradasi dan maximum ukuran nominal agregat.
g. Jenis, kwantitas dan fungsi dari bahan additive yang digunakan dalam campuran, jika ada.
h. Penanganan khusus yang diperlukan dalam pelaksanaan, sehubungan dengan bahan aditif
yang dipakai, jika ada.
i. Kekuatan benda uji beton pada umur beton 7 hari dan 28 hari. Percobaan Pendahuluan
harus dilakukan setiap kali akan diadakan perubahan-perubahan dan jenis dari butiran-
butiran atau dalam pembagian-pembagiannya di dalam campuran. Kekuatan tekan beton
karakteristik dapat dihitung menurut pasal 4.5 dalam Ni.2-71 (PBI).
18. Laboratorium

Metode pengujian dan alat yang digunakan dalam pengujian laboratorium untuk percobaan
pendahuluan maupun untuk pemeriksaan mutu beton, mutu material selama pelaksanaan
pekerjaan harus sesuai dengan standart NI-2 71 (PBI 71).

19. Pemeriksaan Kekuatan Beton

Pemeriksaan mutu beton dilakukan menurut PBI 1971 atau DIN 045, DIN 1048.

Pemeriksaan dilakukan terhadap tiap 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari hingga
diperoleh 20 benda uji.

Pada permulaan pelaksanaann pekerjaan beton, pengambilan benda uji dilakukan setiap 3 m3.
Segera setelah terkumpul 20 benda uji pada umur 28 hari, dilakukan pemeriksan kekuatan tekan.
Dari hasil pemeriksaan kekuatan tekan benda-benda uji tersebut harus terbukti bahwa semua
persyaratan sebagaimana tercantum dalam peraturan yang berlaku.

Perincian hasil pengujian kekuatan tekan beton, disertai keterangan mengenai semen yang
digunakan, hasil analisa saringan terhadap agregat dan proporsi campuran beton, harus sudah
dikirimkan kepada Pemilik Proyek dalam 24 jam setelah pengujian selesai dilakukan.

Pengambilan benda uji dilakukan secara random sesuai pengarahan dari Direksi Pekerjaan.

20. Pengadukan Beton

Pengadukan harus dilakukan dengan mesin yang telah disetujui Pemilik Proyek.
Pengadukan dilakukan selama minimal 1 ½ menit setelah semua bahan dimasukkan dalam mesin
pengadukkan.

Pada setiap sebelum memulai pengadukan, semua alat pengadukan, dan pengangkutan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran – kotoran atau sisa pengadukkan sebelumnya dan tidak
tidak tergenang air.

Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal, terlalu encer atau
kesalahan dalam pemberian jumlah air atau sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan
bahan asing, maka adukan tersebut tidak boleh dipakai dan segera disingkirkan dari lokasi
Pelaksanaan Pekerjaan.

21. Pengangkutan Adukkan

Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
( Segregasi ) dan kehilangan bahan, yang telah disetujui Pemilik Proyek.

Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan
yang menyolok antara beton yan g sudah dicor dan akan dicor.

Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar areal pabrik, maka
pengangkutan beton dilakukan dengan menggunakan truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal
yang dapat mengurangi kekuatan beton.

22. Pengecoran dan Pemadatan Beton

Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam lainnya harus dibersihkan dari
semua bahan perusak dari pelaksanaan pengecoran beton sebelumnya.

Bentuk dan ukuran cetakkan beton ( formwork ) harus diperiksa secara teliti dan tempat
pengecoran beton harus benar-benar bersih.

Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua pekerjaan persiapan
pengecoran disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik Proyek/Direksi Pekerjaan.

Pengecoran beton harus dibawah pengawasan langsung foreman yang berpengalaman.


Kontraktor harus memberitahukan kepada Pemilik Proyek mengenai rencana dan jadwal
pengecoran beton.

Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah terjadinya
segregasi. Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh melebihi 1,2m.

Pemadatan beton selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rongga-rongga
kosong dan sarang-sarang kerikil.

Pemadatan dilakukan dengn menggunakan alat pemadat mekanis ( alat penggetar ). Penggunaan
alat penggetar ini harus mengikuti peraturan di dalam NI-2. 7.
23. Perawatan Beton

Untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton secara tiba-tiba akibat panas sinar
matahari, angin, udara kering dan lain-lain, maka selama paling sedikit 2 (dua) minggu beton
harus dibasahi terus menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah.

Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh terganggu.

Tidak boleh menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk bahan-bahan yang berat.

Perawatan dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanas atau
proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai jika sebelumnya telah
mendapatkan persetujuan Pemilik Proyek terlebih dahulu.

24. Pembongkaran Cetakan

Jika tidak ditentukan lain, maka pembongkaran cetakkan bisa dilakukan setelah beton berumur 3
minggu.

25. Lantai Kerja

Lantai kerja yang terletak di bawah pelat lantai dan kepala pondasi harus berupa campuran semen,
pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dengan ketebalan sebagaimana terdapat pada detail
gambar.

Material untuk lantai kerja ini harus mempunyai mutu / kualitas yang sama dengan material beton
diatasnya.
V. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

2. Persyaratan Bahan
Bahan Bata harus baru, terbakar keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai dengan
persyaratan-persyaratan dalam NI-Bata.

Bata-bata ini harus dipasang dengan adukan spesi bata.

Contoh bahan yang dipakai harus ditunjukkan kepada pengawas, dan persetujuan atas
penggunaan bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan tersebut dibawa ke lokasi kerja.

Bata merah yang digunakan harus berkualitas baik, ukuran-ukuran harus memenuhi syarat dan
seragam serta ketebalannya rata, harus sama rata masaknya dan tidak boleh mengandung tras
kapur/bahan-bahan lainnya yang dapat mengurangi mutu/kwalitas bata merah tersebut.

3. Syarat-syarat pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor di wajibkan menerima gambar-gambar pelaksanaan,
serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat.

Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang
memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran
dan lain-lain yang belum tercakup dalam gambar kerja.

Pasangan Traasram

Pasangan traasram bata merah harus diselenggarakan sebaik-baiknya, rata dan tegak lurus,
dengan adukan 1 PC : 2 PS.

Pasangan bata merah ini meliputi :

 Seluruh pasangan dinding tembok, mulai +0.30 m diatas permukaan lantai ke bawah, sampai
sloof beton
 Untuk dinding KM/WC, mulai 1.75 m diatas lantai ke bawah sloof beton.
 Septictank dan dibawah bak air/kloset
 Pasangan-pasangan lainnya yang dinyatakan dalam gambar kerja yang harus dilaksanakan
dengan pasangan trasram bata merah.
Ukuran penampang tembok trasram sesuai dengan tebal dinding yang bersangkutan.Sebelum
dipasang, bata merah harus disiram dengan air.
Pasangan Dinding Bata Merah

Seluruh pasangan dinding bata merah harus sebaik-baiknya rata dan tegak lurus, dengan adukan
1 PC : 4 PS.

Bata merah yang patah-patah, tidak boleh digunakan.

Sebelum dipasang, bata harus disiram air terlebih dahulu.

Tebal Penampang tembok sesuai dengan ukuran dinding pada gambar kerja.

Setiap pasangan bata, sela-sela antara batas (horizontal & vertical) harus dikorek sedalam 1 cm,
sebelum mengeras atau merupakan nat.

Pasangan bata yang berhubungan dengan kusen atau beton harus dengan adukan 1PC : 3 PS,
sedangkan sisa-sisa beton yang bersangkutan (misal : sloof, kolom, ringbalk, dll) setelah
pengecoran harus dikasarkan agar daya lekat lebih baik.

Pasangan bata merah yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar, maka
setiap lajur naik, bata harus putus sambungannya dengan lajur dibawahnya.

Pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan, sebelum dipasang bata harus direndam dulu.
Pada setiap sudut-sudut, perpotongan dinding, dan setiap 12 M2 untuk pasangan satu bata harus
diberi pembesian.

B. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan Pelaksanaan pekerjaan plesteran
dan adukan pada dinding-dinding. Dan bagian-bagian lain bangunan serta pekerjaan, seperti
yang tertera pada gambar.

2. Pelaksanaan
a. Campuran Plester

Pengetesan untuk mendapatkan perbandingan campuran. Plester dapat dilaksanakan dalam


waktu 1 minggu sebelum pelaksanaan dimulai, dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk
itu.

- Plester dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh dinding bata,


- Plester dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah basah untuk kedap air
Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
- Plester boleh dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan yang tidak
diinginkan. Untuk dapat menggunakan bahan tersebut, pemborong harus terlebih dahulu
mengajukan kepada pengawas agar mendapat persetujuan.
b. Acian

- Adukan untuk plesteran sebaiknya digunakan dengan mesin (molen)


- Masukkan setengah dari jumlah air dan pasir untuk adukan lebih dahulu kedalam molen,
kemudian tambahkan semen dan setengah bagian sisa dari air dan pasir
- Pengadukan dalam molen dilaksanakan dalam waktu 2 menit. Pengadukan tanpa mesin
hanya boleh dilakukan, bilamana disetujui oleh pengawas.
- Adukan yang sudah berumur lebih dari 2 jam sejak pencampurannya, tidak boleh diaduk
uang dan tidak boleh dipergunakan lagi

c. Pelaksanaan Plesteran

- Adukan pasangan bata : lihat pekerjaan pemasangan bata

- Plesteran

= Bersihkan permukaan diding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-bahan
lain yang dapat mengurangi daya ikat plester.

= Untukmendapatkanpermukaan yang merata dan ketebalan sesuai dengan yang


diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
kepala plesteran.

= Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan(15 mm) ratakan dengan rokam kayu,
basahkan terus selama 3 hari.

= Sekeliling kosen pintu bagian bawah dibuat sponing sesuai tempat dan ukuran-ukuran
serta dicat DOF seperti yang dinyatakan dalam gambar.

- Finishing permukaan beton

= Bersihkan permukaan beton dari sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat dan bahan
lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.

= Permukaan beton diisyaratkan sudah halus setelah bekesting dibuka untuk area yang
ditentukan pada gambar. Pada permukaan beton yang perlu diaci harus dibasahi dengan
cal-bond sampai menunggu setengah kering, pasangkan acian tebal 2-3 mm yang kasar
selanjutnya sesuaikan dengan syarat acian.

VI. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
Pekerjaan pemasangan keramik dan batu alam dilakukan finishing pada seluruh lantai dan dinding
sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang bermutu baik dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas.

Warna akan ditentukan kemudian, dan untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang
tidak seragam akan ditolak.

Tebal bahan minimal 18 mm, finishing tidak berglazuur, kekuatan lentur 250 kg/cm2, dari mutu
tingkat I (satu ).

Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna dari jenis yang disetujui Direksi/Pengawas.

3. Syarat-syarat pelaksanaan
Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya minimum 3 ( tiga ) contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan kepada
Direksi/Pengawas.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dan pola pemasangan
bahan yang akan dipasang, untuk disetujui Direksi/Pengawas.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.Adukan Pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir sesuai dengan yang disyaratkan.

Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. Jarak antara unit-unit
pemasangan keramik yang terpasang ( lebar siar-siar ) harus sama lebar maksimum 4 mm dan
kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi/Pengawas yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan persyaratan, warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasang. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan
alat pemotong keramik khusus.

Bahan yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan hingga betul-
betul bersih.
Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu keramik-keramik tersebut direndam dalam air sampai
jenuh.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
VIII. PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

Pemasangan Rangka Hollow & Plafond gypsum

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum board dan konstruksi


penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar untuk itu.

2. Pekerjaan yang berhubungan

a. Pekerjaan Plesteran dan Screeding


b. Pekerjaan Pengecatan
c. Pekerjaan Mekanikal
d. Pekerjaan Elektrikal
3. Standard

a. ANSI : American National Standard Institute, USA


b. A 42.4 : Interior Lathing and Furning

B. BAHAN/PRODUK

1. Gypsum board, tebal 9 mm, merk :

a. Jaya Board.
b. Elephant, atau setara

C. PELAKSANAAN

1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4,
sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding,
gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

2. Pengukuran

 Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu


menggunakan selang air.
 Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau
kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.

3. Pasang rangka hollow


 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka
pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plafond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku/penggantung. Perkuatan antara rangka dengan menggunakan
sekrup gypsum.
 Penempatan jarak rangka maksimum berjarak 80 cm.
 Setalah semua rangka terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

4. Pemasangan plafond gypsum

 Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta instalasi ME sudah
terpasang semua, maka lembaran gypsum dapat mulai dipasang.
 Untuk gypsum, pertemuan diatur secara menyilang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar, sehingga kepala
sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
 Setelah lembaran gypsum terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
5. Pekerjaan Compound pada sambungan nat Plafond
 Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound
 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat dibersihkan
dari debu dengan kuas bersih
 Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon pengisi sekaligus menutup
paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan mengisi nat
dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon gypsum (sebagai
tahap 1)
 Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai
kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin.
Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum
 Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-kompon dengan
amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu
Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum adalah sebagai berikut :

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding partisi gypsum.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board, rangka hollow 20/40 & 40/40, sekrup gypsum, textile
tape, compound, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, steiger, unting-unting, gerinda, gergaji, bor
screw driver, kape, ampelas, cutter, selang air, dll.

Pek dinding partisi gypsum

Pengukuran

 Lebih dahulu juru ukur/surveyor dengan theodolith menentukan dan menandai (marking) pada bagian lantai
dan dinding pemasangan dinding partisi gypsum.

Pemasangan rangka hollow dan gypsum board

 Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.


 Pasang rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak rangka 60x60 cm.
 Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus (siku).
 Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan menggunakan sekrup gypsum.
 Lembaran gypsum board dipasang satu sisi dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal dan
elektrikal. Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru lembaran gypsum board sisi berikutnya
dipasang.
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding partisi gypsum board.
 Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas
halus untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas agar permukaan rata.
Pekerjaan terakhir adalah finishing cat permukaan gypsum.
IX. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium

Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada proyek-proyek
besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan
memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan
jendela, adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup, fisher,
engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-
unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen aluminium
apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Fabrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue sheet) dan diberi
tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame

 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan
acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen alumunium dengan alat
bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga
lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan
hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup
ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan
yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi

 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan sudah
benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.
X. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN DINDING

Pekerjaan Penutup Atap

Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap genteng keramik.

 Approval material yang akan digunakan.


 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap, dynabolt, sekrup, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air, bor listrik,
cutting well, benang, dll.
Pengukuran

 Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup atap genteng ringan
dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.

Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya

 Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah terpasang, dengan
asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan
baja ringan dilakukan dengan menggunakan mesin potong baja ringan.
 Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih akurat.
 Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang menumpu pada
ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja ringan dengan menggunakan
sekrup (baut).
 Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat menentukan dalam
pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).

Pemasangan reng baja ringan

 Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-kuda baja ringan
sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan.
 Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah seluruh kuda-kuda
baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku
dengan perkuatan menggunakan sekrup.
Pasang penutup atap
 Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan dengan
pemasangan penutup atap yaitu menggunakan atap bitumen.
 Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda
diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan
air.
 Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
 Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan aturan yang
telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).
Pekerjaan Alumunium Composite Panel

Metode atau tatacara pelaksanaan pekerjaan Alumunium Composite Panel di lapangan adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite panel.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium, baut dynabolt,
sekrup, sealant, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air, cutting well,
gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

Pekerjaan Alumunium Composite Panel

Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan
dipasang alumunium composite panel.
Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel

 Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
 Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
 Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..
 Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
 Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
 Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan sekrup.
 Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
 Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.
 Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium composite panel.
XI. PEKERJAAN SANITAIR

A. UMUM

Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.

b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain, clean
out dan metal sink.

Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Waterproofing
b. Pekerjaan Plumbing

Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Direksi Lapangan beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui


Perencana/Direksi Lapangan berdasarkan contoh yaang dilakukan Kontraktor.

B. BAHAN/PRODUK

1. Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran setara TOTO dalam negeri atau setara.
2. Floor drain dan clean out : TOTO, atau setara.

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Direksi Lapangan.

3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah merk ex. TOTO dalam negeri atau setara lengkap
dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang
dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair terlampir.

b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7. Pekerjaan Urinal
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk ex. TOTO type yang
dipakai adalah : dengan fitting standard.

b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-
bagian yang gompal, retak dan cacaat lainnya dan telah disetujui Direksi Lapangan.

c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.

d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk
itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan
urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

8. Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah ex. TOTO, type yang
dipakai dapat dilihat pada skedule sanitair terlampir.

b. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk ex. TOTO . Type-type yang
dipakai termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.

c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Direksi
Lapangan.

d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
9. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk ex. TOTO dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing
dan brosur alat-alat sanitair.
b. Stop keran yang dapat digunakan merk ex. TOTO dan penempatan sesuai gambar untuk
itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

10. Floor Drain dan Clean Out


a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2”
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron
dengan draad untuk clean out merk setara TOTO.

b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.

c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Direksi
Lapangan.

d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.

e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air dan
pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem.

f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

11. Pekerjaan Metal Sink


a. Metal sink yang digunakan tebal minimum 1 mm, bahan stainless steel, jenis satu basin
untuk ruang saji dan dua basin untuk dapat dengan kran khusus untuk itu.

b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak ada
bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai dengan gambar
untuk itu.

c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan gambar untuk
itu, baik waterpassnya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.
XII. PEKERJAAN PLUMBING

Pekerjaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor, adalah sebagai berikut:

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air bersih dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.

Instalasi Air Bersih & Air Kotor

Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air


 Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa), kapasitas 120 ltr/mnt berikut accesoriesnya.
 Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas evektive 8 m3 berikut accesoriesnya.

Pekerjaan instalasi plumbing air bersih


 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories
lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm
supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan dapat
lengket dengan kuat.
 Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan seal tape baru
disambungkan ke alat sanitair.
Pekerjaan instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent
 Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar, penyambungan pipa
menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories
lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi
siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester + aci. Pipa yang
ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50
cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan dapat
lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban
air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.

Testing dan commissioning


 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan menggunakan tekanan
hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan tanah.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran yang
mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila ada kegagalan
fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.
XIII. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Untuk pekerjaan ini meliputi beberapa pekerjaan :

 Pekerjaan Transformator dan MVDB


 Pekerjaan LVMDP dan panel TR
 Pekerjaan Penerangan dan Stop Kontak
 Pekerjaan Penangkal Petir
 Pekerjaan Transformator dan MVDB
 Pekerjaan Penunjang Bangunan

Yang dimaksud pekerjaan Transformator dan MVDB adalah pekerjaan pengadaan unit transformator dan
MVDB beserta pengkabelannya, termasuk proses penyambungan ke instalasi existing

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material Transformator dan MVDB, karena dimensinya besar dan berat maka
harus menggunakan bantuan mobil forklift atau sejenisnya.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

Pekerjaan tersebut perlu dikoordinasikan dengan pihak sipil khususnya untuk kesiapan ruangan
panel dan trafo.

Pekerjaan LVMDB dan Panel TR

Yang dimaksud pekerjaan LVMDB dan panel TR adalah pekerjaan pengadaan unit LVMDB dan panel TR
beserta pengkabelannya, termasuk proses terminasi di panel tersebut

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material LVMDB dan panel TR, karena dimensinya besar dan berat maka harus
menggunakan bantuan mobil forklift atau sejenisnya, sedangkan untuk deminsi yang kecil sampai
sedang bisa menggunakan tenaga manusia.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

Pekerjaan tersebut perlu dikoordinasikan dengan pihak sipil khususnya untuk kesiapan ruangan
panel.
Pekerjaan Penerangan dan Stopkontak.

Yang dimaksud pekerjaan Penerangan dan Stopkontak adalah pekerjaan pemasangan instalasi
penerangan, pemasangan armature, pemasangan panel dan Stopkontak 1 phase lengkap dengan kabel
distribusinya dan panel-panelnya.

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material elektrikal dan Stopkontak, karena dimensinya tidak terlalu besar dan
tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat
menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk beberapa equipment harus menggunakan bantuan
mobil forklift atau sejenisnya.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

o Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan Penerangan dan Stopkontak dapat segera
dimulai dengan pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat lantai.
o Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk elektrikal dan
Stopkontak dapat segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.
o Test tahanan isolasi kabel dan grouping.
o Jika hasil test dinyatakan baik, maka pada saat pemasangan kerangka plafon dimulai juga
pemasangan armature lampu.
o Untuk Stopkontak pada saat pekerjaan bata (dinding) sparing dan wiring dimulai dipasang
pada dinding dimana titik Stopkontak diletakkan.
o Setelah dinding dilakukan finishing dan kondisi keamanan sudah terjamin (ruangan terkunci)
maka Stopkontak dapat dipasang.
o Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke panel di masing – masing lantai.
o Connection panel per lantai dengan panel induk (LVMDP).
o Test nyala lampu dan tegangan pada Stopkontak.

b. Pengetesan.

Untuk pekerjaan ini dilakukan test megger.

Pekerjaan Penangkal Petir

Yang dimaksud pekerjaan penangkal petir adalah pekerjaan pengadaan unit air terminal type electrostatic
beserta down konduktornya berikut supporiting dan pembuatan system grounding sampai dengan
pengetesan, berikut sertifikat dari Depnaker.
a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material pekerjaan ini tidak terlalu berat maka bisa menggunakan tenaga
manusia.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

Pekerjaan tersebut perlu dikoordinasikan dengan pihak sipil khususnya untuk kesiapan lahan
dimana titik air terminal berada.

2. PEKERJAAN ELEKTRONIKA

Pekerjaan Fire Alarm ,Telpon, Sound System, Air Conditioner

Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm Telpon ,Sound System dan Air Conditioner adalah pekerjaan
pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk kebakaran dalam gedung dan sistem komunikasi dengan
orang lain serta pendingin ruangan

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material Fire Alarm Telpon ,Sound System dan Air Conditioner, karena
dimensinya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang dekat dengan
gudang, pengangkutannya dapat menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya jauh
maka pengangkutannya dapat menggunakan bantuan mobil pengangkut.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.

· Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm Telpon ,Sound System dan
Air Conditioner dapat segera dimulai dengan pemasangan sparing conduit bersamaan
dengan pembesian plat lantai.

· Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk Fire Alarm Telpon
,Sound System dan Air Conditioner dapat segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.

· Test tahanan kontinuitas.

· Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm Telpon ,Sound System dan
Air Conditioner dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell, manual station, dll), titik
outlet Telpon, Titik Sound System dan Titik AC nanti diletakkan.

· Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan kondisi keamanan sudah
terjamin (ruangan terkunci) maka Fire Alarm Telpon ,Sound System dan Air Conditioner dapat
segera dipasang.
· Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Fire Alarm dan TB Telpon
di masing – masing lantai.

· Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF Telpon, dan MDF Sound
System

· Test fungsi.

b. Pengetesan.

Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.

3. TESTING DAN COMMISIONING.

Sesuai dengan standart yang ada dalam elemen – elemen ISO 9001, maka pekerjaan Inspection
and Test adalah suatu item yang harus menjadikan concern bagi pelaksanaan pekerjaan ini.
Didalam pelaksanaan nantinya kami merencanakan Tahap Pekerjaan Inspection and Test sebagai
berikut :

a. Incoming Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat penerimaan barang dari vendor / supplier, hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa barang yang dikirim / yang kami terima adalah barang yang
benar – benar sesuai dengan spesifikasi, kebutuhan dan pesanan.

b. Inprocess Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan . Dengan demikian maka apabila
terdapat kesalahan dalam proses pekerjaan dapat dideteksi sejak dini.

c. Final Inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan pada saat pekerjaan telah selesai. Hal ini untuk memastikan bahwa
semua pekerjaan atau peralatan yang dipasang sesuai dengan rencana.

d. General Testing dan Commisioning.

Pada tahap ini pelaksanaan Partial Test maupun General Testing dan Commisioning dilakukan
oleh Kontraktor dengan disaksikan oleh Konsultan / Owner.
XIV. PEKERJAAN PENGECATAN/FINISHING

Pekerjaan Cat Dinding


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cat Dinding Emultion, adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer, alkali
(anti jamur), ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.

2. Pekerjaan pengecatan
 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-pori/lubang-
lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan
yang bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila
setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut. Kemudian
dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan cat
dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
XV. PEKERJAAN LAIN – LAIN

1. Relling tangga

Pada proses pelaksanaan pekerjaan melalui beberapa tahapan pelaksanaan. Pekerjaan ini
dapat dikategorikan dalam pekerjaan workshop las dan fabrikasi logam, pengadaan dan
pemasangan produk yang sudah jadi di workshop. Proses Pembuatan rangka besi hollow
dibuat terlebih dahulu dirakit diworkshop, sehingga nanti tinggal dipasang saja.
Bahan yang sudah jadi disimpan digudang sampai proses pemasangan dimulai. Pada
dinding bata dibuat lubang-lubang untuk tempat dudukan bahan dan untuk tata letak dari
pemasangan bahan dibuat sedemikian rupa dengan ukuran sesuai gambar kerja , untuk
penyetelan ketegakan bahan baik vertikal maupun horizontal akan tetap dijaga dengan
selalu dilakukan penimbangan dengan unting - unting dan waterpass (benangan).
Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji produk
 Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di workshop
bengkel las/bengkel
 pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu, jendela, ventiasi dan lainnya terlebih dahulu
diajukan spek yang digunkan berupa data tempat pemesanan dan spesifikasi, setelah
mendapatkan persetujuan di ajukan sampel bahan yang digunakan untuk diadakan
pemeriksaan langsung oleh direksi.
Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembali
 Setelah uji sampel dinyatakan lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan
ke work shop tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop diadakan
pemeriksaaan oleh pihak direksi baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar kerja,
perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang digunakan dalam perakitan.
Tahapan Fabrikasi di work shop
 Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan yaitu
pemotongan, penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses penyatuan yang di akhiri
dengan proses pengemasan bahan dan difinish dengan proses pengecatan dengan air
kompresor.
Tahapan Pengemasan.
 Bahan yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi dan bentuknya, setelah
mendapatkan
 persetujuan barulah bahan jadi tersebut di beripengaman dari busa disetip sudutnya dan
diberi pelindung dan
 dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat karena benturan, jatuh, proses
penumpukan dan lainnya. Kusen-kusen yang sudah dipacking dibawa kegudang
penyimpanan untuk menunggu proses pemasangan.
Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan.
 Semua bahan-bahan yang siap dipasang diadakan ceking kelengkapan oleh pelaksana
lapangan setelah acc,
 diangkat dari gudang dan di muat dengan truck keloaksi pemasangan, pada saat
pemindahan dari gudang ke
 teruk dilakukan dengan hati-hati, pada saat penumpukan di bak truck terlebih dahulu pada
dasar bak truck
 diberi alas penagaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan ujung
pintu. Setelah itu
 dibawa ke lokasi pemasangan.
 Proses Pemasangan dan Penyetelan langsung di lapangan.
1. Bahan-Bahan dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam gambar.
2. Pemasangan Bahan-bahan ini harus betul-betul tegak sehingga pasangan tidak berubah
letaknya pada waktu pelaksanaan pekerjaan lainnya.
3. Apabila perletakan Rangka besi hollow maupun bahan yang menempel pada kolom-
kolom beton, maka
 Pelaksanaan pemasangan di lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai tempat untuk
pemasangan
 baut atau kait besi untuk penyatuan pegangan.
PEKERJAAN PEMBUATAN TAMAN

A. Pekerjaan Persiapan

- Pengukuran dan pematokan lokasi yang akan dikerjakan. Pengukuran dilakukan bersama
owner dan pengawas agar tidak ada perbedaan dan sesuai gambar dan jika ada perubahan
dipelaksanaan kami akan membuat soft drawing yang disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas.

- Pembersihan lokasi dari segala sampah (kotoran /puing-puing) dan rintangan lainnya.

- Pengadaan alat kerja dan tenaga kerja.

B. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran Tanaman / pohon Lama

- Terlebih dahulu lokasi dibersihkan dari segala macam sampah (kotoran /puing-puing) dan
sebagainya.

- Tanaman yang dibongkar harus dilakukan dengan hati-hati agar akar pada tanaman tidak
rusak dan menyebabkan tanaman mati.

- Sisa sampah hasil bongkaran dikumpulkan dan dibuang keluar lokasi proyek.

C. Pekerjaan Penambahan Tanah untuk Kontur Tanaman

- Tanah yang dipakai adaah tanah yang subur dan bebas dari sampah dan kotoran lainnya.

- Penambahan tanah diukur akan ketinggian dan kemiingannya tanah agar tidak terjadi
genangan air sewaktu hujan atau pada saat penyiraman.

- Setelah pola atau bentuk tanaman telah selesai maka tanah yang telah siap dicampur dengan
pupuk kandang kemdian di aduk sampai rata, setelah itu di biarkan selama 2 atau 3 hari.

D. Pekerjaan Penanaman tanaman,perdu dan rumput

- Posisi penanaman dilakukan sesuai gambar atau design yang telah diberikan.

- Tanaman perdu dan rumput ditanam dengan jarak sesuai dengan gambar.

- Setelah selesai ditanam di teruskan dengan memasang penunjang tanaman yaitu steger
bambu yang sesuai dengan spek.

- Untuk rumput gajah mini atau manila sebelumna dilakukan pembersihan ahan pada lokasi
yang akan di tanam.

- Tanah yang jelek dibuang dan diganti dengan tanah yang subur yang masih mempunyai top
soil.
- Pengaturan kemiringan agar tidak menjadi genangan air.

- Pemadatan atau perataan dengan manual diikuti dengan penyiraman agar rumput yang telah
di tanam tidak menempel pada alat pemadatan.

E. Pemupukan

- Diberikan Pupuk Kandang 1-2 karung untuk setiap 3 m2 area tanam.

- Pupuk buatan di berikan saat masa pemeliharaan / perawatan.

F. Pemeliharaan / Perawatan

- Tanaman harus disiram tiap hari pagi dan sore hari.

- Penggemburan tanah (pendangiran) harus di lakukan minimal seminggu sekali.

- Pembersihan dari semak-semak maupun daun kering.

- Penyulaman tanaman yang mati.

- Pemangkasan tanaman yang sudah lebat.

Anda mungkin juga menyukai