3. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian
terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah
yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan
dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknis.Semua material timbunan,
baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari borrow area
harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik
seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran
dan sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu
cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang
oleh direksi dianggap akan membahayakan konstruksi. Material untuk
timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan
gradasi baik.
Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar
air optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan
dilokasi pengambilan atau tempat dimana material timbunan dihampar
sebelum dipadatkan. Pemadatan harus menggunakan hand stamping
atau peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan
kepadatan 90 % . Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk urugan diatas
tanah asli harus rapat air,dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi
dengan debit maksimum.
Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik dengan arah vertikal
atau horizontal bidang timbunan min sistem roll back (bolak-balik)
Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila
hasil timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang
menurut direksi kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn
kembali.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk pasir yang berplastisitas tinggi.
Bila penggunaan pasir yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan,
bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari urugan atau
pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan
geser yang tinggi.
4. Urugan Pasir
Bahan urugan pasir biasa harus disetujui oleh direksi, sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan.
Pekerjaan pasangan batu ini tidak boleh dimulai sebelum direksi pekerjaan
menyetujui formasi/lokasi yang telah dipersiapkan untuk pekerjaan ini.
Besarnya pekerjaan pasangan batu ini yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin
agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.
Pekerjaan pasangan batu ini bila tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan
dari spesifikasi ini harus diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri dan
dengan cara yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
Batu
Batu yang digunakan adalah batu gunung yang keras, padat, awet, tahan
terhadap udara dan air sesuai dengan hal fungsi yang dimaksud.
Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum
digunakan, dan sedapat mungkin berbentuk persegi.
Pelaksanaan
Batu yang digunakan harus bersih dari bahan yang merugikan, yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus
dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses
penyerapan air sampai jenuh.
Batu harus ditanam dengan kuat diatas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan dimensi
yang diinginkan. Rongga yang terdapat antara satu batu dengan lainnya harus
diisi dengan adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata
dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
Persyaratan Bahan
- Kayu ulin, kelas kuat kayu I, kelas awet I, mutu A. Digunakan untuk seluruh
pekerjaan tongkat ulin.
- Harus benar-benar ulin mutu terbaik dari jenisnya.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.
- Semua ulin yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak,
tidak bengkok serta mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15% dan
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
- Sebelum ulin cerucuk dipesan untuk dikerjakan terlebih dulu mengajukan
contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
- Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan direksi/pengawas.
- Semua pengikat berupa paku, baut, mur, kawat dan lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI-5.
- Pengukuran keadaan di lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan
untuk mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua tongkat ulin
seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
- Ulin yang digunakan haruslah ulin dengan kualitas I.
- Pemancangan haruslah sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi teknis
ini.
- Ukuran yang dipakai sesuai dengan gambar rencana, atau bila menemui
masalah di lapangan dapat berubah setelah dikonsultasikan dengan konsultan
pengawas dan seijin direksi.
- Ulin kalang ukuran 2 x 2/20 panjang 1m dan untuk sunduk 5/7 panjang 0.5 m,
atau sesuai dengan yang disyaratkan pengawas atau direksi.
Dalamnya pemancangan tongkat ulin haruslah sesuai dengan gambar, dan
bila menemui kendala di lapangan bisa berubah dengan persetujuan direksi.
D. PEKERJAAN BETON
1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Struktur ini meliputi :
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran atau pekerjaan struktur ini, menggunakan
material-material yang sebelumnya telah diajukan Kontraktor kepada direksi
pekerjaan dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
Adukan percobaan ( Trial Mix ) untuk beberapa klas beton harus dibuat
Kontraktor
Mutu beton ditentukan berdasarkan metode pengujian sesuai dengan
peraturan.
Adukan beton yang telah disetujui dapat digunakan pada pekerjaan
beton selanjutnya.
Selama pelaksanaan pekerjaan, mutu beton harus diperiksa secara terus
menerus dengan menyiapkan sample / contoh, konsistensi, jumlah beton
yang akan digunakan dan lain-lain.
5. Biaya pengujian
a. Semua biaya pengujian ( kecuali pengujian beton di Laboratorium untuk
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan sebagai Counter Check ) sudah
dimasukkan di dalam rate masing – masing material di dalam bill of
quantity, sehingga pengujian/pengetesan yang dilakukan menyusul
kemudian untuk membuktikan kualitas material tersebut merupakan
tanggungan Kontraktor.
6. Material Beton
Mix Design :
Sebelum pembuatan beton ( ready mix ) dilakukan, kontraktor harus
mengirimkan Mix Design ( berdasarkan berat masing-masing
campuran ) sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik Proyek /
Direksi Pekerjaan. Mix Design selanjutnya diuji dengan beberapa
contoh campuran beton dan jika telah disetujui pemilik proyek/direksi
pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan beton
ready mix.
7. Semen
A. Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap
air, adalah jenis semen standard Portland type Pz-35 F berdasarkan DIN
1164 atau Semen Portlant type I berdasarkan standard Indonesia NI-8,
dengan kandungan mineral semen :
MgO 5 % max
SO = 3 % max jika C 3A < 8 %
3,5 % max jika C 3a > 8 %
Kehalusan :
Sisa diatas saringan 0,09 mm max 10 % berat dengan alat Blaine, luas
permukaan tiap satuan berat : 280 m²/kg.
Waktu pengikatan :
Untuk beton mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi diatas, jumlah
semen yang dipakai dalam setiap campuran harus ditentukan dengan
ukuran.
B. Sertifikat Pengujian
Setiap pengiriman semen bila diperlukan harus disertai sertifikat dari pabrik
pembuatanya, yang menunjukkan bahea semen yang dikirimkan tersebut
telah diuji dan dianalisa komposisi kimianya dan sifat fisiknya. Jika
diperintahkan direksi pekerjaan, maka pengujian yang cocok perlu
dilakukan untuk dibandingkan dengan yang disyaratkan pada SII, JIS
atau DIN.
Umur semen pada saat pengiriman tidak lebih dari 2 ( dua ) bulan dan
semen harus digunakan sebelum 3 ( tiga ) bulan sesudah pengiriman.
Pengangkutan semen dilakukan dalam keadaan tertutup agar tidak
dipengaruhi cuaca ( hujan ) selama proses pengangkutan.
Gudang penyimpanan semen harus berventilasi baik, kedap air dan
cuaca dan diletakkan diatas papan tidak kurang dari 30 cm di atas
permukaan tanah. Penyimpanan untuk setiap pengiriman dilakukan
secara terpisah agar lebih mudah dilakukan identifikasi, test dan
pemeriksaan. Semen – semen tersebut tidak boleh disusun lebih dari 13 (
tiga belas ) lapis. Pemakaian semen dilakukan menurut urutan
penerimaannya. Kontraktor harus memberikan laporan mingguan
kepada Direksi Pekerjaan mengenai jumlah semen yang telah diterima
dan jumlah yang telah digunakan dalam pekerjaan.
8. Agregat Beton
A. Umum
B. Agregat Kasar
Agregat kasar biasa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui
direksi pekerjaan dengan ukuran minimal maksimum 40 mm, dan tidak
boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.
C. Butiran Halus
Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor atau
Lumpur organic, lempung, slit atau partikel-partikel lain yang bersifat
merusak, pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam atau pasir batu
pecah yang sebelumnya telah disetujuinya telah disetujui oleh direksi
pekerjaan.
E. Prosentase berat lolos gradasi agregat halus untuk beton kedap air
menurut SK SNI-36-1990-03
__________________________________________________
____________________________________________________
Diameter Saringan ( mm )
G. Pengujian butiran
H. Penyimpanan Butiran
Agregat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga
pengotoran oleh bahan-bahan lain ( bahan organic atau bahan perusak
lain ) dan pencmpuran satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-
bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya
tanah bawah pada waktu pengambilan bahan. Ditempat-tempat dimana
tanahnya gembur dan atau becek pada waktu hujan, penggunaan bak
bahan yang berlantai merupakan suatu keharusan.
9. Air
Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak
boleh mengandung minyak, asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja tulangan.
Air diambil dari sumber air industri yang disedia diproyek, titik-titik
pengambilan air akan ditentukan oleh pemilik proyek.
Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton dan harus
memenuhi SNI, SII atau standar lain ( JIS,DIN ) dengan mengikuti mutu :
Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua
sudut-sudut bagian dalam dari acuan / formwork yang akan di exposed
tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.
Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak
diperbolehkan kena pada bagian-bagian beton yang telah mengeras / keras
dimana beton segr ( fresh ) akan ditempatkan.
Acuan pada tepi pondasi I footing setempat boleh dibuat dari bata atau
campuran beton yang ditempatkan langsung pada galian yang rapih dan
teratur.
Seluruh permukaan beton yang akan menerima grout harus di chiping dan
di bersihkan dari kotoran, minyak, pertikel-partikel lepas dan genangan
air.
Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah sekitar atau daerah
lainnya yang dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.
15. Pasir
Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran – kotoran
lendut ( slib ) dan jika di anggap perlu, maka pasir harus dicuci dahulu
sebelum dicampur untuk adukan spesie.
Untuk pekerjaan pondasi disini harus dari jenis yang keras, dari jenis andesit
atau basalt, tidak keropos dengan minimal tiga muka pecahan, ukuran
maximal 30 cm.
Batu kali yang pipih atau yang bersisi bulat licin dilarang dipergunakan.
17. Mortar
Campuran beton untuk mutu beton tertentu yang akan digunakan dalam
pekerjaan beton ditentukan setelah dilakukan percobaan pendahuluan
campuran beton.
Kekuatan yang lebih tinggi dari batas yang diijinkan Pemilik Proyek adalah
untuk menutup kemungkinan runtuh pada pengujian yang
mempertimbangkan penyimpangan/ deviasi pada mixing plant, peralatan,
tingkat Pengendalian Mutu.
20. Pengujian Pendahuluan untuk Menentukan Campuran Beton
Perbandingan semen, butiran kasar dan halus, serta air mendapatkan mutu
beton yang diperlukan harus memenuhi standar NI-2 71, DIN 1045.
f. Jenis, kwantitas dan fungsi dari bahan additive yang digunakan dalam
campuran, jika ada.
h. Kekuatan benda uji beton pada umur beton 7 hari dan 28 hari. Percobaan
Pendahuluan harus dilakukan setiap kali akan diadakan perubahan-
perubahan dan jenis dari butiran-butiran atau dalam pembagian-
pembagiannya di dalam campuran. Kekuatan tekan beton karakteristik
dapat dihitung menurut pasal 4.5 dalam Ni.2-71 (PBI).
21. Laboratorium
Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar
areal pabrik, maka pengangkutan beton dilakukan dengan menggunakan
truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi
kekuatan beton.
Bentuk dan ukuran cetakkan beton ( formwork ) harus diperiksa secara teliti
dan tempat pengecoran beton harus benar-benar bersih.
Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua
pekerjaan persiapan pengecoran disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik
Proyek/Direksi Pekerjaan.
Lantai kerja yang terletak di bawah pelat lantai dan kepala pondasi harus
berupa campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5
dengan ketebalan sebagaimana terdapat pada detail gambar.
Material untuk lantai kerja ini harus mempunyai mutu / kualitas yang sama
dengan material beton diatasnya.
A. PEKERJAAN PAS. DINDING BATU BATA 1 : 2 dan 1 : 4
1. Uraian Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
Bahan Bata harus baru, terbakar keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam NI-Bata.
Bata-bata ini harus dipasang dengan adukan spesi bata yang digunakan
jenis WF.2.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
Pasangan Traasram
Seluruh pasangan dinding bata merah harus sebaik-baiknya rata dan tegak
lurus, dengan adukan 1 PC : 4 PS.
Setiap pasangan bata, sela-sela antara batas (horizontal & vertical) harus
dikorek sedalam 1 cm, sebelum mengeras atau merupakan nat.
Pasangan bata yang berhubungan dengan kusen atau beton harus dengan
adukan 1PC : 3 PS, sedangkan sisa-sisa beton yang bersangkutan (misal :
sloof, kolom, ringbalk, dll) setelah pengecoran harus dikasarkan agar daya
lekat lebih baik.
Pasangan bata merah yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan
lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar, maka setiap lajur naik, bata harus
putus sambungannya dengan lajur dibawahnya.
Pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan, sebelum dipasang bata
harus direndam dulu. Pada setiap sudut-sudut, perpotongan dinding, dan
setiap 12 M2 untuk pasangan satu bata harus diberi pembesian.
B. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1. Lingkup Pekerjaan
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan plesteran dan adukan harus disesuaikan dengan
persyaratan—persyaratan yang tertera pada standard-standar berikut :
- NI – 2 – 1971
- NI – 3 – 1970
- NI – 8 – 1972
- ASTM C90 – 70
- ASTM A615 – 72
3. Bahan – Bahan
Pasir
Pasir yang digunakan harus kasar,tajam, bersih, dan bebas dari tanah liat,
Lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan :
- NI – 3 Pasal 14
- NI – 2 Bab 3.3
Portland Cement
Portland Cement ynag dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
mengeras dan dalam zak yang tertutup seperti yang diisyaratkan dalam NI –
8. Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam
pekerjaan.
Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti :
minyak, asam dan unsure organic lannya. Pemborong harus menyediakan air
kerja sendiri.
4. Pelaksanaan
a. Campuran Plester
b. Acian
c. Pelaksanaan Plesteran
- Plesteran
1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Tebal bahan minimal 18 mm, finishing tidak berglazuur, kekuatan lentur 250
kg/cm2, dari mutu tingkat I (satu ).
Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna dari jenis yang
disetujui Direksi/Pengawas.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya minimum 3 ( tiga ) contoh bahan dari 3 jenis
produk yang berlainan kepada Direksi/Pengawas.
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.Adukan Pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir sesuai
dengan yang disyaratkan.
Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. Jarak
antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang ( lebar siar-siar ) harus
sama lebar maksimum 4 mm dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai
detail gambar serta petunjuk Direksi/Pengawas yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
Bahan yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan hingga betul-betul bersih.
4. Uraian Pekerjaan
5. Cat Air
Persyaratan bahan :
- Bahan cat : dari produk dalam negeri atau lain yang setara dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas.
- Merupakan jenis bahan yang digunakan sebagai cat finishing
dinding/beton bagian dalam dan luar ( exterior ).
- Warna cat yang akan digunakan, akan ditentukan kemudian.
- Bahan Plamier : merupakan bahan yang disetujui Direksi/Pengawas.
- Kapasitas/daya sebar : 8 M2/kg
- Pengencer : Air bersih maksimum 20%
- Pengeringan : Minimum setelah 2 jam atau warna merata/tidak
membayang.
- Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS no.3900-1970, AS K-41 dan sesuai
ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.
Syarat-syarat pelaksanaan :
6. Cat Minyak
Persyaratan Bahan :
- Digunakan bahan buatan dalam negeri untuk eksterior atau dari produk
lain yang setara dan disetujui Direksi/Pengawas.
- Cat yang digunakan haruslah cat yang tahan terhadap udara luar, sinar
matahari, hujan dan pengaruh cuaca lainnya.
- Seluruh permukaan pengecatan sebelum dilapis cat awal dan cat akhir,
harus dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan licin
- Cat awal dilapiskan hingga tebal dan merata pada seluruh permukaan
pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi/Pengawas.
- Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dakam NI-4 serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
- Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang
bersangkutan.
- Kontraktor harus membuat jadi dari pekerjaan pengecatan dalam beberapa
macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi/Pengawas.
- Penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang disetujui serta
harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas, penggantian bahan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, tanpa adanya tambahan
biaya.
- Warna masing-masing komponen ditentukan kemudian.
- Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan
bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin, segala persiapan
pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik dan telah disetujui
Direksi/Pengawas.
- Bidang permukaan pengecatan sudah dibersihkan dari debu, serbuk-
serbuk, dan benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering
betul.
- Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada
permukaan pengecatan.
- Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan/dioleskan
pada permukaan pengecatan.
- Pengecatan dilakukan minimal 2 ( dua ) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecatan yang tebalnya rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan
dilaksanakan setelah minimum 2 jam kemudian dan maksimum setelah 2
hari pengecatan awal. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari
pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.