Anda di halaman 1dari 50

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN (PENDAHULUAN)


1. Uraian pekerjaan
Pekerjaan yang temasuk dalam Pekerjaan Pendahuluan yaitu :
a. Pagar Proyek.
b. Pekerjaan Persiapan Lahan (Pembersihan Lokasi Pekerjaan).
c. Pembuatan Direksi Keet / Kantor sementara & gudang alat dan
bahan.
d. Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank.
e. Pemasangan Papan Nama Proyek.
Untuk metode Pelaksanaan Pekerjaan yang dimaksud diatas adalah
sebagai berikut :
a. Pagar Proyek.
 Untuk menjaga keamanan dalam proyek dengan mempekerjakan
tenaga untuk penjagaan (security). Jumlah personil security
disesuaikan dengan kebutuhan dan system pergantian jaga diatur
dengan sift siang dan malam. Untuk keamanan proyek juga
dilakukan kordinasi dengan keamanan disekitar lokasi proyek. 
Selain itu tenaga keamanan proyek, untuk mejaga keamanan
dibuat pagar pengaman proyek yang berfungsi untuk pembatas
area kegiatan pekerjaan dan mengamankan area pekerjaan dari
tindakan orang luar yang mengganggu dan membahayakan.
Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung. Sebelum pagar pengaman proyek dibuat,
telebih dahulu dilakukan pengukuran untuk batas-batas area
pekerjaan. Pagar pengaman proyek dibuat dengan menggunakan
penutup seng gelombang dan tiang kaso. Pagar sementara
didirikan mengelilingi batas area lokasi pekerjaan. Untuk
sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar pengaman
proyek dibuat pintu lengkap dengan pengunci. Pagar pengaman
proyek dapat dibongkar setelah pelaksanaan pekerjaan proyek
selesai.
 Dalam pekerjaan ini bahan dan Peralatan yang digunakan
adalah :
 Dolken Kayu Ø8-10 /400 cm
 Semen Portland
 Seng gelombang
 Pasir beton
 Koral beton
 Kayu 5/7
 Paku biasa 2” – 5”
 Meni besi
 Palu Gergaji dan Lain – Lain

b. Pekerjaan Persiapan Lahan (Pembersihan Lokasi Pekerjaan).


Pada umumnya tempat-tempat untuk bangunan pagar dibersihkan,
penebasan/pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua
belukar/semak sampai yang tertanam dan material yang tidak
diinginkan berada dalam daerah yang dikerjakan harus dihilangkan,
ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang dengan cara yang
disetujui oleh direksi/pengawas.
- Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan
sebagainya harus dihilangkan.
- Batu atau lain material yang sejenis jika ada harus pula
dihilangkan, kecuali bila berada pada dasar galian pondasi
yang direncanakan.
- Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah
ada maupun terhadap urugan baru. Tanah urugan harus bersih
dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
- Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali
ditunjukkkan untuk dipindahkan seluruh barang-barang
berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi
dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh kontraktor atau tanggungan sendiri.
- Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau
dengan cara lain yang dapat diketahui oleh kontraktor dan
ternyata memerlukan perlindungan atau pemindahan kontraktor
harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah
apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
- Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat
pekerjaan Kontraktor, maka kontraktor harus segera mengganti
kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang
yang rusak akibat pekerjaan kontraktor.
- Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah
yang ada di tapak, kontraktor wajib membuat saluran
sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.
- Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang
ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada, di lingkungan
daerah pembuangan. Pembuatan saluran sementara harus
sesuai petunjuk dan persetujuan pengawas.
Pembersihan Kembali Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan Setelah Proyek telah selesai, yang
dibersihkan adalah sisa – sisa dari potongan kayu, Kaleng cat,
peralatan kerja, serta hal – hal lain yang dianggap mengotori
Lokasi Pekerjaan.

c. Pembuatan Direksi Keet / Kantor sementara & gudang alat dan


bahan.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan sanggup berhasil
dengan baik dari segi waktu dan kualitasnya/mutu kalau dikelola
dengan baik. Salah satu sarana untuk sanggup mengelola proyek
dengan baik ialah tersedianya daerah bagi pengawas proyek dan
kontraktor yang berupa direksi keet, untuk: 
 Membuat laporan, mempelajari gambar, menciptakan gambar
kerja dan semua manajemen proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi
antara pemilik, pengawas dan kontraktor sanggup berjalan
dengan baik. 
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan memakai rangka kayu
kaso, epilog dindingnya dari multiplek 9 mm dan epilog atap
memakai asbes gelombang atau seng gelombang, lantai dengan
discreeding. 
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diharapkan bangunan
gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan
terhadap cuaca dan yang gampang hilang menyerupai : bor
listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat
sanitair dan lainnya. Bangunan gudang memakai rangka kayu kaso,
epilog dinding dari multiplek 9 mm dan epilog atap memakai
asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet
lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu
proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan

d. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank.


 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank dilaksanakan sebelum
pekerjaan dimulai dan harus bersama dengan Konsultan
Pengawas dan Direksi.
 Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank dilakukan untuk
mementukan titik awal Serta Letak dan Posisi pekerjaan dan
untuk menetukan kesikuan banguanan yang akan dibuat.
 Dalam pekerjaan ini bahan dan Peralatan yang digunakan
adalah :
 Kayu Balok dan Papan Meranti
 Paku biasa ukuran 2 – 5 ”
 Benang
 Meteran
 Palu Gergaji dan Lain – Lain
 Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian
kecil yang disetujui oleh direksi pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu
meranti ukuran kaso ( 5/7 ) yang tertancap dalam tanah sehingga
tidak bisa digerak-gerakan atau dirubah, dengan jarak maksimum
1.5 m satu sama lain.
 Papan dasar pelaksanaan/bouplank dibuat dari kayu meranti
dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus, diserut rata pada
sisa sebelah atasnya ( waterpass ).
 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan
lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh direksi/pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 10 cm dari sisi luar
galian tanah pondasi atau sesuai keadaan lapangan dan petunjuk
direksi/pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 10 cm dari sisi luar
galian tanah pondasi atau sesuai keadaan lapangan dan petunjuk
direksi/pengawas.

e. Pemasangan Nama Proyek.


 Sebelum Pekerjan Dimulai Papan Nama Proyek Wajib dipasang
terlebih dahulu sebagai identitas pekerjaan.
 Tulisan yang tercantum dalam Papan Nama Proyek harus jelas
dan sesuia dengan persyaratan yang berlaku.
 Papan Nama Proyek dipasang / diletakkan di bagaian depan
lokasi pekerjaan

II. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH


A. Uraian Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan, antara lain :
1. Pekerjaan Tanah dan Struktur Bawah
a. Pekerjaan Galian Tanah Manual
i. Pondasi Footplate (P1) Jumlah 77 titik.
ii. Pondasi Footplate (P2) Jumlah 12 titik.
iii. Pondasi Menerus Bangunan.
b. Pekerjaan Urugan Pasir
i. Pondasi Footplate (P1) Jumlah 77 titik.
ii. Pondasi Footplate (P2) Jumlah 12 titik.
iii. Pondasi Menerus Bangunan.
iv. Pasir Urug Bawah Lantai
v. Pasir Urug Bawah Lantai Selasar
vi. Pasir Urug Pondasi Rolag Bata Saluran
c. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)
i. Pondasi Menerus Bangunan
d. Pekerjaan Beton
i. Pondasi Footplate
ii. Sloof
iii. Kolom
iv. Lantai Kerja
v.
1. Uraian Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbungan (Fill).
Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan
rencana lantai bangunan, penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga
titik peil sesuai dengan gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. Galian Tanah

1. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti


tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat
persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.

2. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan


bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

3. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian
terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah
yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.

4. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang


yang sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu
kosong.

2. Urugan Tanah Kembali Bekas Galian dan Peninggian Lantai.


1) Uraian Pekerjaan
Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi
yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan
ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja
yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang
diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan
harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-
urutan kerja sebagai berikut :

1. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga


kerja, bahan dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan
pekerjaan ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami
siapkan kami akan selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang
dipersyaratkan.

2. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang


telah ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan
menggunakan alat yang telah ditentukan.

3. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual


hinggan membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang
dibikin disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem
pemadatan dilakukan perlapis min per 10-20cm urugan.Timbunan
dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan tanah
acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara
bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan,
lain-lain. 
2) Tahapan pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut : 
Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah
dikerjakan (pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat
terhadap gangguan akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas
persetujuan Direksi. Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan
dipadatkan. Ketebalan tiap layer maksimal adalah 0.20 m. Alat pemadat
yang dipergunakan adalah hand stamper. Hand stamper dipergunakan pada
bagian perbatasan antara bidang timbunan dan bidang struktur. 

Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan
dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknis.Semua material timbunan,
baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari borrow area
harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik
seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar-akaran
dan sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu
cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang
oleh direksi dianggap akan membahayakan konstruksi. Material untuk
timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan
gradasi baik. 

Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar
air optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan
dilokasi pengambilan atau tempat dimana material timbunan dihampar
sebelum dipadatkan. Pemadatan harus menggunakan hand stamping
atau peralatan lain yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan
kepadatan 90 % . Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk urugan diatas
tanah asli harus rapat air,dan tidak boleh ada rembesan sesudah diisi
dengan debit maksimum. 

Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus


diikuti dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis
rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.
Proses Pelaksanaan : 
Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga
manual. Material hasil galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak
layak, tidak akan digunakan dan disingkirkan dari lokasi timbunan
Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan
ketentuan min 20 cm tebal lapisan timbunan.
Dilanjutkan dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air
disemburkan secara sporadis ke area timbunan sampai tingkat
kekedapan sesuai permintaan direksi. Setelah dinyatakan cukup
kering/air sudah benar-benar meresap diadakan pemadatan
menggunakan hand stamper. 

Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik dengan arah vertikal
atau horizontal bidang timbunan min sistem roll back (bolak-balik)
Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila
hasil timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang
menurut direksi kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn
kembali. 

Jumlah material timbunan kembali ternyata kurang untuk menimbun


maka kontraktor pelaksana akan mengadakan bahan timbunan yang
sesuai spesifikasi teknis yang biayanya akan ditanggung oleh
kontraktor pelaksana.

Demikianlah metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat dan pada


pelaksanaanya tetap perlu mendapatkan petunjuk dan arahan dari
pengawas dan pemilik pekerjaan nantinya dilapangan.
3. Urugan Pasir
Bahan urugan pasir biasa harus disetujui oleh direksi, sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan.

Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk pasir yang berplastisitas tinggi.
Bila penggunaan pasir yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan,
bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari urugan atau
pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan
geser yang tinggi.

4. Urugan Pasir
Bahan urugan pasir biasa harus disetujui oleh direksi, sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan.

III. PEKERJAAN BATU, TEMBOK, BETON DLL.


A. URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang tercakup di dalam kontrak, diuraikan secara terperinci di dalam
Spesifikasi Pekerjaan, Bill of Quantities dan gambar – gambar Konstruksi
untuk Proyek Perencanaan Pembangunan RKB Pusat Pendidikan Sekolah
Terpadu Sedulang.

Pekerjaan pondasi ini adalah :

- Pondasi Pasangan Batu Gunung Camp. 1 : 4

- Pondasi Tiang Pancang Ulin


1. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung Camp. 1 : 4
Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan utnuk pekerjaan
pasangan batu ini, kontraktor harus mengajukan kepada direksi pekerjaan dua
contoh batu yang mewakili, masing-masing 50kg. Contoh batu tersebut akan
disimpan dan dijadikan rujukan selama periode kontrak. Hanya batu yang
disetujui yang akan digunakan dalam pekerjaan.

Pekerjaan pasangan batu ini tidak boleh dimulai sebelum direksi pekerjaan
menyetujui formasi/lokasi yang telah dipersiapkan untuk pekerjaan ini.

Besarnya pekerjaan pasangan batu ini yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin
agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.

Pekerjaan pasangan batu ini bila tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan
dari spesifikasi ini harus diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri dan
dengan cara yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.

Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan


terganggu atau rusak, yang menurut pendapat direksi pekerjaan diakibatkan
oleh kelalaian Kontraktor, maka kontraktor harus mengganti dengan biayanya
sendiri setiap pekerjaan yang terganggu atau rusak.

Bahan dan Jaminan Mutu

Batu

Batu yang digunakan adalah batu gunung yang keras, padat, awet, tahan
terhadap udara dan air sesuai dengan hal fungsi yang dimaksud.

Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum
digunakan, dan sedapat mungkin berbentuk persegi.
Pelaksanaan

Batu yang digunakan harus bersih dari bahan yang merugikan, yang dapat
mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus
dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses
penyerapan air sampai jenuh.

Batu harus ditanam dengan kuat diatas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan dimensi
yang diinginkan. Rongga yang terdapat antara satu batu dengan lainnya harus
diisi dengan adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata
dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

3. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Ulin 10/10, Kalang, Sunduk

Persyaratan Bahan

- Kayu ulin, kelas kuat kayu I, kelas awet I, mutu A. Digunakan untuk seluruh
pekerjaan tongkat ulin.
- Harus benar-benar ulin mutu terbaik dari jenisnya.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.
- Semua ulin yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak,
tidak bengkok serta mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15% dan
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
- Sebelum ulin cerucuk dipesan untuk dikerjakan terlebih dulu mengajukan
contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Syarat-syarat Pelaksanaan
- Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan direksi/pengawas.
- Semua pengikat berupa paku, baut, mur, kawat dan lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI-5.
- Pengukuran keadaan di lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan
untuk mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua tongkat ulin
seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
- Ulin yang digunakan haruslah ulin dengan kualitas I.
- Pemancangan haruslah sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi teknis
ini.
- Ukuran yang dipakai sesuai dengan gambar rencana, atau bila menemui
masalah di lapangan dapat berubah setelah dikonsultasikan dengan konsultan
pengawas dan seijin direksi.
- Ulin kalang ukuran 2 x 2/20 panjang 1m dan untuk sunduk 5/7 panjang 0.5 m,
atau sesuai dengan yang disyaratkan pengawas atau direksi.
Dalamnya pemancangan tongkat ulin haruslah sesuai dengan gambar, dan
bila menemui kendala di lapangan bisa berubah dengan persetujuan direksi.
D. PEKERJAAN BETON

1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Struktur ini meliputi :

- Rabat Selasar dan Bawah Lantai

- Kolom utama dan kolom praktis


- Balok Utama dan balok anak
- Sloof dan Ring balok
- Kuda-kuda Kap

3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran atau pekerjaan struktur ini, menggunakan
material-material yang sebelumnya telah diajukan Kontraktor kepada direksi
pekerjaan dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, digunakan beton ready mix, untuk


mendapatkan mutu beton yang lebih terkendali dan mempermudah serta
mempercepat pelaksanaan pekerjaan struktur ini.

4. Concrete Mixing Plant


Untuk pekerjaan beton dengan volume besar dan untuk menjaga kontinuitas
pengecoran, maka disyaratkan untuk menggunakan beton ready mixed dengan
conrete mixing plant yang berada diluar areal bangunan.

Untuk pekerjaan beton dengan volume kecil, penggunaan peralatan dengan


kapasitas yang memadai harus dengan persetujuan direksi pekerjaan :

 Adukan percobaan ( Trial Mix ) untuk beberapa klas beton harus dibuat
Kontraktor
 Mutu beton ditentukan berdasarkan metode pengujian sesuai dengan
peraturan.
 Adukan beton yang telah disetujui dapat digunakan pada pekerjaan
beton selanjutnya.
 Selama pelaksanaan pekerjaan, mutu beton harus diperiksa secara terus
menerus dengan menyiapkan sample / contoh, konsistensi, jumlah beton
yang akan digunakan dan lain-lain.

5. Biaya pengujian
a. Semua biaya pengujian ( kecuali pengujian beton di Laboratorium untuk
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan sebagai Counter Check ) sudah
dimasukkan di dalam rate masing – masing material di dalam bill of
quantity, sehingga pengujian/pengetesan yang dilakukan menyusul
kemudian untuk membuktikan kualitas material tersebut merupakan
tanggungan Kontraktor.

b. Kontraktor menanggung biaya pengujian ulang yang dilakukan pada


material yang sejenis yang dilakukan bila material sebelumnya tidak
memenuhi standar yang disyaratkan.

6. Material Beton

 Material : Beton Ready Mix


 Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus,
agregat kasar dan air, sesuai Standar
Nasional Indonesia

 Mutu Beton : * K- 225 untuk pondasi, sloof, kolom utama,


ringbalok, dak beton, tangga, Konsol beton,
listplank, kanopi beton dan lantai ( yang
berhubungan dengan tanah )
* K-175 untuk kolom praktis

* K – 100 untuk lean concrete ( lantai kerja )

 Mix Design :
Sebelum pembuatan beton ( ready mix ) dilakukan, kontraktor harus
mengirimkan Mix Design ( berdasarkan berat masing-masing
campuran ) sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik Proyek /
Direksi Pekerjaan. Mix Design selanjutnya diuji dengan beberapa
contoh campuran beton dan jika telah disetujui pemilik proyek/direksi
pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan beton
ready mix.

Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran untuk


pembuatan beton Ready Mix maupun Mix Design.

7. Semen

A. Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap
air, adalah jenis semen standard Portland type Pz-35 F berdasarkan DIN
1164 atau Semen Portlant type I berdasarkan standard Indonesia NI-8,
dengan kandungan mineral semen :

 MgO 5 % max
 SO = 3 % max jika C 3A < 8 %
3,5 % max jika C 3a > 8 %

 Hilang pijar : 3 % max


 Bagian tak larut = 1,5 % max
 Alkali NA2O = 0,6 % max

Dengan syarat fisika :

Kehalusan :

Sisa diatas saringan 0,09 mm max 10 % berat dengan alat Blaine, luas
permukaan tiap satuan berat : 280 m²/kg.

Waktu pengikatan :

 Pengikatan awal : 60 menit


 Pengikatan akhir : 8 jam
Kekuatan tekan :

 Hari : 125 Kgf/cm2 min


 Hari : 200 Kgf/cm2 min
Pengikatan semen :
 Penetrasi akhir 50 % min. Portland semen dengan jenis pengerasan
awal tinggi dapat digunakan hanya dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
 Untuk mendapatkan kualitas beton kedap air dapat digunakan
bahan-bahan tambahan seperti pozolan sebagaimana disyaratkan
SK SNI-36-1990-03. Jenis bahan pozolan yang akan digunakan
harus diketahui dan disetujui Direksi Pekerjaan.

Apabila diperlukan persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat


betonnya, maka dapat dipakai jenis-jenis semen Portland-tras, semen
aluminia, semen tahan sulfat, dan lain-lain. Dalam hal ini pelaksana
diharuskan untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

Untuk beton mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi diatas, jumlah
semen yang dipakai dalam setiap campuran harus ditentukan dengan
ukuran.

Pengukuran semen, tidak boleh mempunyai kesalahan dari ± 2,5 %.


Semen Portland yang dipakai disini adalah semen yang memenuhi syarat
yang tercantum dalam SKSNI-1991.

B. Sertifikat Pengujian
Setiap pengiriman semen bila diperlukan harus disertai sertifikat dari pabrik
pembuatanya, yang menunjukkan bahea semen yang dikirimkan tersebut
telah diuji dan dianalisa komposisi kimianya dan sifat fisiknya. Jika
diperintahkan direksi pekerjaan, maka pengujian yang cocok perlu
dilakukan untuk dibandingkan dengan yang disyaratkan pada SII, JIS
atau DIN.

Contoh diambil sebagaimana ditunjukkan oleh direksi pekerjaan dan


pengujian dilakukan di laboratorium yan gtelah disetujui. Semen dimana
sedang/telah diambil sebagai contoh uji yang tidak boleh digunakan
sebelum pengujian dan analisa selesai dan hingga semen tersebut
diterima dan memuaskan direksi pekerjaan.

Selain pengujian diatas, pireksi pekerjaan dapat memeriksa semen yang


telah menjalani pengujian sebelum digunakan untuk diketahui apakah
semen tersebut masih baik atau sudah rusak selama penyimpanan.
Semen yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh digunakan. Biaya
pengujian semen termasuk dalam Bill Of Quantity untuk pekerjaan yang
bersangkutan. Direksi Pekerjaan dapat menolak semen yang tidak
disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuatannya. Semen yang ditolak
direksi pekerjaan harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan
semua biaya ditanggung kontraktor.

C. Pengangkutan dan Penyimpanan Semen

Umur semen pada saat pengiriman tidak lebih dari 2 ( dua ) bulan dan
semen harus digunakan sebelum 3 ( tiga ) bulan sesudah pengiriman.
Pengangkutan semen dilakukan dalam keadaan tertutup agar tidak
dipengaruhi cuaca ( hujan ) selama proses pengangkutan.
Gudang penyimpanan semen harus berventilasi baik, kedap air dan
cuaca dan diletakkan diatas papan tidak kurang dari 30 cm di atas
permukaan tanah. Penyimpanan untuk setiap pengiriman dilakukan
secara terpisah agar lebih mudah dilakukan identifikasi, test dan
pemeriksaan. Semen – semen tersebut tidak boleh disusun lebih dari 13 (
tiga belas ) lapis. Pemakaian semen dilakukan menurut urutan
penerimaannya. Kontraktor harus memberikan laporan mingguan
kepada Direksi Pekerjaan mengenai jumlah semen yang telah diterima
dan jumlah yang telah digunakan dalam pekerjaan.

8. Agregat Beton

A. Umum

Syarat-syarat mengenai agregat yang akan digunakan dalam pembuatan


beton normal dan beton kedap air adalah sebagaimana tercantum dalam
DIN 1045, Din 4226, NI-2/71 dan Sk SNI-36-1990-03 atau standar lain
yang disetujui Direksi Pekerjaan.

Kontraktor harus mengirimkan contoh agregat yang akan digunakan


untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari direksi pekerjaan 7
( tujuh ) hari sebelum agregat digunakan. Contoh agregat ini terdiri dari
2 m³ agregat halus dan 4 m³ agregat kasar.

Direksi pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai dengan


standar yang disyaratkan.
Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk
digunakan harus menjamin kelangsungan pekerjaan beton selama 2
minggu tanpa penundaan yang diakibatkan keterlambatan pengiriman.

B. Agregat Kasar

Agregat kasar biasa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui
direksi pekerjaan dengan ukuran minimal maksimum 40 mm, dan tidak
boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.

Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil tulangan


( DIN 1045 ). Agregat harus bersifat keras, tahan lama, bersih dan tidak
mengandung Lumpur atau lapukan batuan.

C. Butiran Halus

Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor atau
Lumpur organic, lempung, slit atau partikel-partikel lain yang bersifat
merusak, pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam atau pasir batu
pecah yang sebelumnya telah disetujuinya telah disetujui oleh direksi
pekerjaan.

D. Prosentase berat lolos campuran agregat kasar dan halus untuk


beton normal menurut DIN 1045 :
____________________________________________________

Diameter Saringan ( mm)

31,5 16 8 4 `2 1 0,5 0,25

% 100 80-62 62-38 47-23 28-14 28-8 8-2 2-0

% prosentase berat lolos

E. Prosentase berat lolos gradasi agregat halus untuk beton kedap air
menurut SK SNI-36-1990-03

__________________________________________________

Diameter Saringan (mm )

10,00 5,00 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15

% 100 100-89 100-60 100- 100-15 70-5 15-0


30

% prosentase berat lolos


F. Prosentase berat lolos gradasi agregat kasar untuk beton kedap air
menurut SK-SNI-36-1990-03.

____________________________________________________

Diameter Saringan ( mm )

50,00 37,50 20,00 10.00 5,00

% 100 100-95 70-35 40-10 5-0

% persentase berat lolos

G. Pengujian butiran

Setiap saat direksi pekerjaan bisa memerintahkan kontraktor untuk


melakukan pengujian agregat / butiran sesuai DIN 1048, Din 1045, NI-2
atau SK SNI.

Agregat yang terbukti tidak memenuhi syarat harus disingkirkan atau


dicuci hingga dapat memenuhi syarat pada pengujian berikutnya. Biaya
pelaksanaan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

H. Penyimpanan Butiran
Agregat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga
pengotoran oleh bahan-bahan lain ( bahan organic atau bahan perusak
lain ) dan pencmpuran satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-
bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya
tanah bawah pada waktu pengambilan bahan. Ditempat-tempat dimana
tanahnya gembur dan atau becek pada waktu hujan, penggunaan bak
bahan yang berlantai merupakan suatu keharusan.

9. Air

Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak
boleh mengandung minyak, asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau baja tulangan.

Air diambil dari sumber air industri yang disedia diproyek, titik-titik
pengambilan air akan ditentukan oleh pemilik proyek.

10. Material Baja Tulangan ( Besi Beton )

Kontraktor harus menyediakan baja tulangan untuk pekerjaan beton dan harus
memenuhi SNI, SII atau standar lain ( JIS,DIN ) dengan mengikuti mutu :

 Baja Tulangan Profil


Grade Material : BJTD 40

Standar Material : SII O136, ekuivalen dengan JIS 63112

Minimum Yield Strength : 400 MPa

 Baja Tulangan Polos


Grade Material : BJTD 24

Standar Material : SIIO136, ekuivalen dengan 63112

Minimum Yield Strength : 240 MPa

 Penyimpanan Baja Tulangan


Baja tulangan tidak dapat disimpan langsung di atas permukaan tanah,
tetapi harus diletakkan di atas sleeper atau rak dengan tinggi 30 cm,
diberi penutup ( pelindung dari air hujan ) dan disusun menurut ukuran
diameter. Dalam pengangkutan, pemindahan dan penempatan harus
dihindari adanya lendutan.

11. Material Kawat Pengikat

 Standar material : SII O162-81 : ekuivalen dengan JIS 635332


 Diameter : 0.91 mm atau lebih
 Tegangan Tarik : 60-75 Kg/mm²

12. Material Acuan Beton ( Formwork )


Umumnya acuan formwork harus memenuhi syarat-syarat SKSNI 1991 dan
A.C.I.” Standart Specifications for Structural Concerete for Building “
( A.C.I.Formwoek standart, Recommendee Practce for Concrete Formwork
( A.C.I. 347-68).

Perencanaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus


dipertanggungjawabkan oleh Kontraktor. Formwork harus direncanakan
untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan
seperti pada “ Recommended Practice for Concrete Formwork “ (A.C.I.347-
68 ) dan peninjau dalam perencanaan terhadap beban angin, tegangan yang
diijinkan dan lain peraturan Pembangunan Pemerintahan Daerah.

Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan /


bentrokkan atau kerusakan pada permukaan beton dan bahan-bahan yang
berdekatan/berbatasan.

Acuan/formwork umumnya digunakan material papan, plywood atau pelat


baja untuk mendapatkan bentuk akhir permukaan beton yang disyaratkan, atau
dapat digunakan material lain dengan persetujuan direksi pekerjaan.

Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua
sudut-sudut bagian dalam dari acuan / formwork yang akan di exposed
tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.

Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak
diperbolehkan kena pada bagian-bagian beton yang telah mengeras / keras
dimana beton segr ( fresh ) akan ditempatkan.

Acuan pada tepi pondasi I footing setempat boleh dibuat dari bata atau
campuran beton yang ditempatkan langsung pada galian yang rapih dan
teratur.

13. Material Grouting

A. Non Shrink Grout

Material Grouting yang digunakan adalah dari jenis Construction Grout


Admixture, Non Shrinking Grout. Kekuatan tekan minimal adalah 650
Kg/cm².
B. Normal Grout

Material Normal Grout yang digunakan adalah campuran Portland


cement, pasir pilihan dan air sehingga tercapai workability dan strength
yang diinginkan. Grouting harus mempunyai kekuatan tekan yang tidak
kurang dari pada kekuatan beton pondasi yaitu K-225. Sebelum Grouting
dilakukan harus dilakukan test kubus sekurang-kurangnya terhadap 3
sample yang telah dipersiapkan, untuk mengetahui kekuatannya.

Seluruh permukaan beton yang akan menerima grout harus di chiping dan
di bersihkan dari kotoran, minyak, pertikel-partikel lepas dan genangan
air.

14. Kerikil Beton

Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi


syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 4.

Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari daerah sekitar atau daerah
lainnya yang dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.

15. Pasir

Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran – kotoran
lendut ( slib ) dan jika di anggap perlu, maka pasir harus dicuci dahulu
sebelum dicampur untuk adukan spesie.

Untuk pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi


syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 33.
16. Batu Pecah/Belah

Untuk pekerjaan pondasi disini harus dari jenis yang keras, dari jenis andesit
atau basalt, tidak keropos dengan minimal tiga muka pecahan, ukuran
maximal 30 cm.

Batu kali yang pipih atau yang bersisi bulat licin dilarang dipergunakan.

17. Mortar

Mortar merupakan campuran dalam perbandingan volume dari 1 bagian


semen dalam 3 bagian pasir, terdiri dari paling sedikit 350 kg semen 1 m3
Mortar, dengan kekuatan tekan 140 kg/cm² pada umur 7 hari dan 200 kg/cm²
pada umur 28 hari.

Percampuran dilaksanakan dengan Mechanical Mixer yang disetujui oleh


direksi Pekerjaan, minimal selama 3 menit setelah material dimasukkan ke
dalam drum.

Mortar dibuat hanya dalam jumlah sebagaimana kebutuhan untuk pemakaian


segera dan dapat digunakan dalam waktu tidak lebih dari 2 jam setelah
pembuatannya.

18. Pekerjaan Beton Bertulang

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah :

Mengecor lantai kerja di bawah pondasi tebal 5 cm, dengan


perbandingan campuran 1 pc : 2 ps : 5 kr
Mengecor sloof, kolom praktis, ringbalk, balok dan lantai.
Memasang/membuat beskiting pondasi tapak, sloof, kolom praktis,
ring balk, balok dan lantai.
Membuat/memasang pemberian pondasi tapak, sloof, kolom praktis,
ring balk, balok, lantai dan lain-lain yang secara teknis
memerlukan pembesian.

19. Proporsi Campuran dan Kekuatan

Campuran beton untuk mutu beton tertentu yang akan digunakan dalam
pekerjaan beton ditentukan setelah dilakukan percobaan pendahuluan
campuran beton.

Metode percobaan pendahuluan berdasarkan NI-2 71, DIN 045.

Proporsi campuran beton yang diperoleh dari percobaan pendahuluan yang


telah disetujui secara tertulis oleh Pemilik Proyek harus digunakan selama
pelaksanakan pekerjaan, kecuali jika perubahan dirasakan perlu oleh Pemilik
Proyek akibat adanya perubahan dalam hasil pengujian material.

Pengujian Pendahuluan harus menunjukkan kemampuan beton dengan


kekuatan yang lebih besar 30 % minimum dari kekuatan desain standard,
yang tertulis pada gambar basic desin ( NI-2 71 ).

Kekuatan yang lebih tinggi dari batas yang diijinkan Pemilik Proyek adalah
untuk menutup kemungkinan runtuh pada pengujian yang
mempertimbangkan penyimpangan/ deviasi pada mixing plant, peralatan,
tingkat Pengendalian Mutu.
20. Pengujian Pendahuluan untuk Menentukan Campuran Beton

Perbandingan semen, butiran kasar dan halus, serta air mendapatkan mutu
beton yang diperlukan harus memenuhi standar NI-2 71, DIN 1045.

Perbandingan campuran beton ditentukan oleh kontraktor, setelah dilakukan


sejumlah percobaan pendahuluan campuran beton dilaboratorium untuk
mutu beton yang diperlukan.

Percobaan pendahuluan campuran beton harus dibuat paling lambat 42 hari


sebelum pelaksanaan pekerjaan dan hasil percobaan pendahuluan paling
lambat 7 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus sudah diterima
Pemilik Proyek untuk dimintakan persetujuannya.

Masing-masing kekuatan campuran uji laboratorium, ditentukan berdasarkan


harga karakteristik dari 20 benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm. Kekuatan benda
uji beton dihitung pada umur dan 28 hari.

Dalam laporan hasil percobaan pendahuluan campuran beton yang


diserahkan pada Pemilik Proyek, harus mencantumkan beberapa hal di
bawah ini :

a. Kelas dan mutu beton yang direncanakan, sesuai dengan gambar


rencana menurut standard DIN standart NI-2 71 dengan kekuatan
karakteristik yang ekuivalen.
b. Konsisten beton/nilai slum ( NI-2 71 ).
c. Tipe, kelas kekuatan dan kwantiras semen per m3. Untuk beton dengan
kekuatan karakteristik lebih dari K-175 kwantitas dinyatakan dalam
berat.

d. Water cement ratio


e. Tipe, Kwantitas, dan kurva gradasi dan maximum ukuran nominal
agregat.

f. Jenis, kwantitas dan fungsi dari bahan additive yang digunakan dalam
campuran, jika ada.

g. Penanganan khusus yang diperlukan dalam pelaksanaan, sehubungan


dengan bahan aditif yang dipakai, jika ada.

h. Kekuatan benda uji beton pada umur beton 7 hari dan 28 hari. Percobaan
Pendahuluan harus dilakukan setiap kali akan diadakan perubahan-
perubahan dan jenis dari butiran-butiran atau dalam pembagian-
pembagiannya di dalam campuran. Kekuatan tekan beton karakteristik
dapat dihitung menurut pasal 4.5 dalam Ni.2-71 (PBI).

21. Laboratorium

Metode pengujian dan alat yang digunakan dalam pengujian laboratorium


untuk percobaan pendahuluan maupun untuk pemeriksaan mutu beton, mutu
material selama pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan standart NI-2 71
(PBI 71).

22. Pemeriksaan Kekuatan Beton


Pemeriksaan mutu beton dilakukan menurut PBI 1971 atau DIN 045, DIN
1048.

Pemeriksaan dilakukan terhadap tiap 5 m3 beton dengan minimum 1 benda


uji tiap hari hingga diperoleh 20 benda uji.

Pada permulaan pelaksanaann pekerjaan beton, pengambilan benda uji


dilakukan setiap 3 m3. Segera setelah terkumpul 20 benda uji pada umur 28
hari, dilakukan pemeriksan kekuatan tekan. Dari hasil pemeriksaan kekuatan
tekan benda-benda uji tersebut harus terbukti bahwa semua persyaratan
sebagaimana tercantum dalam peraturan yang berlaku.

Perincian hasil pengujian kekuatan tekan beton, disertai keterangan


mengenai semen yang digunakan, hasil analisa saringan terhadap agregat dan
proporsi campuran beton, harus sudah dikirimkan kepada Pemilik Proyek
dalam 24 jam setelah pengujian selesai dilakukan.

Pengambilan benda uji dilakukan secara random sesuai pengarahan dari


Direksi Pekerjaan.

23. Pengadukan Beton

Pengadukan harus dilakukan dengan mesin yang telah disetujui Pemilik


Proyek.

Pengadukan dilakukan selama minimal 1 ½ menit setelah semua bahan


dimasukkan dalam mesin pengadukkan.

Pada setiap sebelum memulai pengadukan, semua alat pengadukan, dan


pengangkutan harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran – kotoran atau
sisa pengadukkan sebelumnya dan tidak tidak tergenang air.
Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal,
terlalu encer atau kesalahan dalam pemberian jumlah air atau sudah
mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan asing, maka adukan
tersebut tidak boleh dipakai dan segera disingkirkan dari lokasi Pelaksanaan
Pekerjaan.

24. Pengangkutan Adukkan

Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat


dicegah pemisahan ( Segregasi ) dan kehilangan bahan, yang telah disetujui
Pemilik Proyek.

Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi


perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yan g sudah dicor
dan akan dicor.

Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar
areal pabrik, maka pengangkutan beton dilakukan dengan menggunakan
truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi
kekuatan beton.

25. Pengecoran dan Pemadatan Beton

Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam lainnya


harus dibersihkan dari semua bahan perusak dari pelaksanaan pengecoran
beton sebelumnya.

Bentuk dan ukuran cetakkan beton ( formwork ) harus diperiksa secara teliti
dan tempat pengecoran beton harus benar-benar bersih.
Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua
pekerjaan persiapan pengecoran disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik
Proyek/Direksi Pekerjaan.

Pengecoran beton harus dibawah pengawasan langsung foreman yang


berpengalaman. Kontraktor harus memberitahukan kepada Pemilik Proyek
mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton.

Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk


mencegah terjadinya segregasi. Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh
melebihi 1,2m.

Pemadatan beton selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah


terjadinya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.

Pemadatan dilakukan dengn menggunakan alat pemadat mekanis ( alat


penggetar ). Penggunaan alat penggetar ini harus mengikuti peraturan di
dalam NI-2. 7.

26. Perawatan Beton

Untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton secara tiba-tiba


akibat panas sinar matahari, angin, udara kering dan lain-lain, maka selama
paling sedikit 2 (dua) minggu beton harus dibasahi terus menerus, antara lain
dengan menutupinya dengan karung-karung basah.

Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak


boleh terganggu.
Tidak boleh menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai
tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk bahan-bahan yang
berat.

Perawatan dengan menggunakan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan


udara luar, pemanas atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat dipakai jika sebelumnya telah mendapatkan persetujuan
Pemilik Proyek terlebih dahulu.

27. Pembongkaran Cetakan

Jika tidak ditentukan lain, maka pembongkaran cetakkan bisa dilakukan


setelah beton berumur 3 minggu.

28. Lantai Kerja

Lantai kerja yang terletak di bawah pelat lantai dan kepala pondasi harus
berupa campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5
dengan ketebalan sebagaimana terdapat pada detail gambar.

Material untuk lantai kerja ini harus mempunyai mutu / kualitas yang sama
dengan material beton diatasnya.
A. PEKERJAAN PAS. DINDING BATU BATA 1 : 2 dan 1 : 4

1. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan

Bahan Bata harus baru, terbakar keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam NI-Bata.

Bata-bata ini harus dipasang dengan adukan spesi bata yang digunakan
jenis WF.2.

Contoh bahan yang dipakai harus ditunjukkan kepada pengawas, dan


persetujuan atas penggunaan bahan tersebut harus sudah didapat sebelum
bahan tersebut dibawa ke lokasi kerja.

Bata merah yang digunakan harus berkualitas baik, ukuran-ukuran harus


memenuhi syarat dan seragam serta ketebalannya rata, harus sama rata
masaknya dan tidak boleh mengandung tras kapur/bahan-bahan lainnya
yang dapat mengurangi mutu/kwalitas bata merah tersebut.

3. Syarat-syarat pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor di wajibkan menerima gambar-


gambar pelaksanaan, serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat.

Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop


drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan
yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang belum tercakup
dalam gambar kerja.

Pasangan Traasram

Pasangan traasram bata merah harus diselenggarakan sebaik-baiknya, rata


dan tegak lurus, dengan adukan 1 PC : 2 PS.

Pasangan bata merah ini meliputi :

 Seluruh pasangan dinding tembok, mulai +0.30 m diatas permukaan


lantai ke bawah, sampai sloof beton
 Untuk dinding KM/WC, mulai 1.75 m diatas lantai ke bawah sloof beton.
 Septictank dan dibawah bak air/kloset
 Pasangan-pasangan lainnya yang dinyatakan dalam gambar kerja yang
harus dilaksanakan dengan pasangan trasram bata merah.
Ukuran penampang tembok trasram sesuai dengan tebal dinding yang
bersangkutan.Sebelum dipasang, bata merah harus disiram dengan air.
Pasangan Dinding Bata Merah

Seluruh pasangan dinding bata merah harus sebaik-baiknya rata dan tegak
lurus, dengan adukan 1 PC : 4 PS.

Bata merah yang patah-patah, tidak boleh digunakan.

Sebelum dipasang, bata harus disiram air terlebih dahulu.

Tebal Penampang tembok sesuai dengan ukuran dinding pada gambar


kerja.

Setiap pasangan bata, sela-sela antara batas (horizontal & vertical) harus
dikorek sedalam 1 cm, sebelum mengeras atau merupakan nat.

Pasangan bata yang berhubungan dengan kusen atau beton harus dengan
adukan 1PC : 3 PS, sedangkan sisa-sisa beton yang bersangkutan (misal :
sloof, kolom, ringbalk, dll) setelah pengecoran harus dikasarkan agar daya
lekat lebih baik.

Pasangan bata merah yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan
lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar, maka setiap lajur naik, bata harus
putus sambungannya dengan lajur dibawahnya.

Pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan, sebelum dipasang bata
harus direndam dulu. Pada setiap sudut-sudut, perpotongan dinding, dan
setiap 12 M2 untuk pasangan satu bata harus diberi pembesian.
B. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan Pelaksanaan


pekerjaan plesteran dan adukan pada dinding-dinding. Dan bagian-bagian
lain bangunan serta pekerjaan, seperti yang tertera pada gambar.

2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan plesteran dan adukan harus disesuaikan dengan
persyaratan—persyaratan yang tertera pada standard-standar berikut :

- NI – 2 – 1971
- NI – 3 – 1970
- NI – 8 – 1972
- ASTM C90 – 70
- ASTM A615 – 72

3. Bahan – Bahan

Pasir

Pasir yang digunakan harus kasar,tajam, bersih, dan bebas dari tanah liat,
Lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan :

- NI – 3 Pasal 14
- NI – 2 Bab 3.3
Portland Cement

Portland Cement ynag dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
mengeras dan dalam zak yang tertutup seperti yang diisyaratkan dalam NI –
8. Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam
pekerjaan.

Air

Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti :
minyak, asam dan unsure organic lannya. Pemborong harus menyediakan air
kerja sendiri.

4. Pelaksanaan

a. Campuran Plester

Pengetesan untuk mendapatkan perbandingan campuran. Plester dapat


dilaksanakan dalam waktu 1 minggu sebelum pelaksanaan dimulai, dan
tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.

- Plester dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan pada daerah-daerah


seluruh dinding bata,
- Plester dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah
basah untuk kedap air Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
- Plester boleh dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan. Untuk dapat menggunakan bahan
tersebut, pemborong harus terlebih dahulu mengajukan kepada
pengawas agar mendapat persetujuan.

b. Acian

- Adukan untuk plesteran sebaiknya digunakan dengan mesin (molen)


- Masukkan setengah dari jumlah air dan pasir untuk adukan lebih
dahulu kedalam molen, kemudian tambahkan semen dan setengah
bagian sisa dari air dan pasir
- Pengadukan dalam molen dilaksanakan dalam waktu 2 menit.
Pengadukan tanpa mesin hanya boleh dilakukan, bilamana disetujui
oleh pengawas.
- Adukan yang sudah berumur lebih dari 2 jam sejak pencampurannya,
tidak boleh diaduk uang dan tidak boleh dipergunakan lagi

c. Pelaksanaan Plesteran

- Adukan pasangan bata : lihat pekerjaan pemasangan bata

- Plesteran

= Bersihkan permukaan diding bata dari noda-noda debu, minyak, cat


dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester.

= Untukmendapatkanpermukaan yang merata dan ketebalan sesuai


dengan yang diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran
harus dibuat terlebih dahulu kepala plesteran.

= Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan(15 mm) ratakan


dengan rokam kayu, basahkan terus selama 3 hari.
= Sekeliling kosen pintu bagian bawah dibuat sponing sesuai tempat
dan ukuran-ukuran serta dicat DOF seperti yang dinyatakan dalam
gambar.

- Finishing permukaan beton

= Bersihkan permukaan beton dari sisa bekisting, debu, minyak-


minyak, cat dan bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran.

= Permukaan beton diisyaratkan sudah halus setelah bekesting dibuka


untuk area yang ditentukan pada gambar. Pada permukaan beton
yang perlu diaci harus dibasahi dengan cal-bond sampai menunggu
setengah kering, pasangkan acian tebal 2-3 mm yang kasar
selanjutnya sesuaikan dengan syarat acian.

C. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

Pekerjaan pemasangan keramik dan batu alam dilakukan finishing pada


seluruh lantai dan dinding sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar/sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang
bermutu baik dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Warna akan ditentukan kemudian, dan untuk masing-masing warna harus


seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.

Tebal bahan minimal 18 mm, finishing tidak berglazuur, kekuatan lentur 250
kg/cm2, dari mutu tingkat I (satu ).

Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna dari jenis yang
disetujui Direksi/Pengawas.

3. Syarat-syarat pelaksanaan
Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya minimum 3 ( tiga ) contoh bahan dari 3 jenis
produk yang berlainan kepada Direksi/Pengawas.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing


dan pola pemasangan bahan yang akan dipasang, untuk disetujui
Direksi/Pengawas.

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.Adukan Pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir sesuai
dengan yang disyaratkan.
Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. Jarak
antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang ( lebar siar-siar ) harus
sama lebar maksimum 4 mm dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai
detail gambar serta petunjuk Direksi/Pengawas yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.

Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan persyaratan,


warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus.

Bahan yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan hingga betul-betul bersih.

Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu keramik-keramik tersebut


direndam dalam air sampai jenuh.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain


selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
PEKERJAAN CAT - CATAN

4. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pekerjaan pengecatan ini terbagi atas pekerjaan pengecatan dengan


menggunakan cat minyak, dan pekerjaan dengan menggunakan cat air.

Pekerjaan pengecatan yang menggunakan cat air meliputi : Cat tembok


dinding luar ( weathershield) dan dalam, Cat dinding, Cat plafond , Cat list
profil plafond.

Pekerjaan pengecatan yang menggunakan cat minyak meliputi : Cat list


profil jendela, Cat list profil kayu, Cat kusen, listplank dan daun pintu dan
jendela serta bouvenlich.

5. Cat Air
Persyaratan bahan :
- Bahan cat : dari produk dalam negeri atau lain yang setara dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas.
- Merupakan jenis bahan yang digunakan sebagai cat finishing
dinding/beton bagian dalam dan luar ( exterior ).
- Warna cat yang akan digunakan, akan ditentukan kemudian.
- Bahan Plamier : merupakan bahan yang disetujui Direksi/Pengawas.
- Kapasitas/daya sebar : 8 M2/kg
- Pengencer : Air bersih maksimum 20%
- Pengeringan : Minimum setelah 2 jam atau warna merata/tidak
membayang.
- Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS no.3900-1970, AS K-41 dan sesuai
ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.

Syarat-syarat pelaksanaan :

- Bahan-bahan yang akan digunakan sebelumnya terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
- Kontraktor harus menyerahkan 2 ( dua ) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operasional dari pabrik, contoh bahan yang dipergunakan harus
lengkap label pabrik pembuatannya, dan contoh percobaan warna cat
kepada Direksi/Pengawas.
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata,
kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
- Bidang pengecatan siap di cat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum
diplamur, plesteran harus benar-benar kering, tidak ada retak-retak dan
telah disetujui Direksi/Pengawas.
- Lapisan Plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
- Sesudah selama 3 ( tiga ) hari plamuran dilakukan dan percobaan warna
telah disetujui Konsultan Pengawas, bidang plamur diamplas dengan
amplas besi yang halus, no. 00, kemudian dibersihkan sampai bersih dari
debu yang melekat.
- Sebelum pengecatan dilakukan, Kontaktor diwajibkan membuat contoh-
contoh warna untuk disetujui Direksi/Pengawas.
- Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan
dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang
baik/halus.
- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan, harus dihindarkan terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2
jam.

6. Cat Minyak

Persyaratan Bahan :

- Digunakan bahan buatan dalam negeri untuk eksterior atau dari produk
lain yang setara dan disetujui Direksi/Pengawas.
- Cat yang digunakan haruslah cat yang tahan terhadap udara luar, sinar
matahari, hujan dan pengaruh cuaca lainnya.
- Seluruh permukaan pengecatan sebelum dilapis cat awal dan cat akhir,
harus dilicinkan dengan mesin amplas listrik sampai halus dan licin
- Cat awal dilapiskan hingga tebal dan merata pada seluruh permukaan
pengecatan dengan kuas atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi/Pengawas.
- Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dakam NI-4 serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
- Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang
bersangkutan.
- Kontraktor harus membuat jadi dari pekerjaan pengecatan dalam beberapa
macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi/Pengawas.
- Penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang disetujui serta
harus dengan persetujuan pihak Direksi/Pengawas, penggantian bahan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, tanpa adanya tambahan
biaya.
- Warna masing-masing komponen ditentukan kemudian.
- Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan
bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin, segala persiapan
pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik dan telah disetujui
Direksi/Pengawas.
- Bidang permukaan pengecatan sudah dibersihkan dari debu, serbuk-
serbuk, dan benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering
betul.
- Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada
permukaan pengecatan.
- Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan/dioleskan
pada permukaan pengecatan.
- Pengecatan dilakukan minimal 2 ( dua ) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecatan yang tebalnya rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan
dilaksanakan setelah minimum 2 jam kemudian dan maksimum setelah 2
hari pengecatan awal. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari
pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai