NAMA PERUSAHAAN
PEKERJAAN
LOKASI PEKERJAAN
TAHUN ANGGARAN
: 2015
A.
PEKERJAAN LANTAI
H.
I.
PEKERJAAN PLAFOND
J.
B. METODE PELAKSANAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
1.
sehingga bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun. Mempertahankan pohonpohon besar yang memiliki letak strategis (mempunyai jarak yang cukup dari
rencana lokasi bangunan) untuk memberikan keteduhan pada area tapak. Selanjutnya
sampah sampah pembersihan dibuang pada lokasi yang telah di setujui dan tidak
mecemari lingkungan.
2.
Pengukuran/Bouwplank
Pekerjaan
pengukuran
dan
pemasangan
Bouwplank ini
merupakan
dan waterpass.
Referensi gambar rencana desain. Dimensi elevasi yang tertera dalam gambar
dituangkan dilapangan, dengan menggunakan alat ukur. Selanjutnya semua data
pengukuran
dicatat dan
hasil
pengukuran
ditandai dengan
membuat patok
bouwplank. Semua tanda pengukuran harus dibuat jelas dan dijaga jangan sampai
berubah. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Digital Theodolite. Pengukuran
mencakup leveling, elevasi, dan plumber.
Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan pekerjaan Rekayasa Lapangan untuk
memastikan kondisi eksisting dengan rencana pelaksanaan. Rekayasa dibuat oleh
Manager
Proyek
(Civil
Surveyor/Draftmen. Hasil
Konsultan Supervisi dan
Engineer),
Pelaksana
Lapangan,
dibantu
oleh
dituangkan dalam suatu gambar pelaksanaan (as build drawing) secara detail yang
menjadi acuan bagi kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi dilapangan.
Bowplank kayu
sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua bagian
vertikal yang dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang lebih 1.5 m yang
dipaku pada bagian atas kedua tiang vertikal dengan tinggi antara 50-80 cm. Posisi
sudut bangunan bagian luar ditandai dengan menggunakan benang/tali panjang,
bagian ujungnya kemudian ditandai dengan menggunakan pakuyang ditanam pada
bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudiandiikatkan pada paku tersebut dan
dihubungkan ke sudut bangunan lainnya.
Sebelum melakukan proses tata
garis luar (outline) bangunan diperiksa sudutnya untuk membentuk sudut 900 yang
akurat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah memeriksa diagonalnya.
Bila sudut bangunan sudah 900
(32+42=52). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat makaposisi tanda pada sudut
tersebut harus diatur kembali sampai perhitungan diagonal yang benar dan garis luar
bangunan membentuk posisi sudut dengan tepat 900.
Benang/tali yang terikat pada paku kemudian dapat digunakan sebagai tanda
bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi. Bowplank yanglain kemudian
dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada tiapsudut. Bowplank diperlukan
untuk pengerjaan tembok antara, kolom, dan pondasi. Bowplank harus lurus dan
sejajar dengan permukaan laut.
ketinggian
bowplank
harus
sehingga
cara
atau
naik
maka
menaikkan
atau
bowplank
harus
lurus
dan
sejajar
dengan
bowplank
yang
berseberangan.
Peletakkan sudut-sudut bangunan harus akurat .
Tata letak bangunan pada tapak harus diperiksa secara cermat untuk membentuk
900 pada tiap sudutnya.
3.
pekerjaan
dimulai
pengawas
lapangan
harus
mengambil
beton, paku,
darat. Sementara material alam, seperti, pasir, kerikil, batu kali/belah, tanah
timbun, kayu, dan material alam lainnya juga diperoleh dari lokal setempat .
2.
perlindungan dari
pengeluaran
iklim
dan
cuaca. Sistem
administrasi
dikelola oleh
personil
Logistics. Sementara untuk kuantitas dan kualitas material yang masuk dan yang
digunakan, Site Manager akan memastikan material yang digunakan proyek
benar-benar baik mutunya. Material yang digunakan untuk keperluaan lapangan
berdasarkan sistem invois/permintaan oleh
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah Pondasi
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan digital
waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka bangunan harus
dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai
menjaga
agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi yang muncul diatas
kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan
yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi dan
Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi telah selesai dilakukan, makabagian
paling dasar dari lubang pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 5 cm,
diatasnya diberi lapisan batu gunung/kali (Aanstamping) yang dipadatkan setebal 10
cm. Batu gunung/batu kali disusun dengan teratur, antara batu dengan batu harus
diberi pemisah pasir urug. Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih,
tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
Batu yang digunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras dan tidak
berlubang.
2.
Batu gunung/kali yang kami gunakan tidak mengandung atau menempel tanah dan
ukurannya minimal 15 cm sedangkan ukuran maksimun 20 cm.
3.
Batu gunung yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat),
tanpa retak-retak dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya.
4.
Pasir pasang yang dipakai berupa pasir keras, bersih dan sebelum diaduk dengan
semen dalam keadaan kering.
5.
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Type I dan memakai satu jenis PC
untuk seluruh pekerjaan.
6.
Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih dan tidak mengadung lumpur,
minyak, asam alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda,
untuk
permukaan
pondasi yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai
dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat
diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering
menyebabkan
pondasi tidak
mengakibatkan runtuhnya
dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi,
keringkan dasar
pondasi dari
sisa-sisa
air
hujan,
dan
kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi
dan dibawah lantai.
2. Urugan Kembali Bekas Galian
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas
0.5-1 ton. Elevasi atau
pada gambar kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi
timbunan dan
atas
lantai
kerja
sehingga
permukaannya bersih
diratakan dahulu
dan
rata.
Dalam
ini
plesteran jika
dilakukan untuk
pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran
dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata,
tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
dilakukan maka
dapat
lebih dianjurkan
walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat
garis garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke
bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah
perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian
menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu
dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru
(belum mengering). Pada
dihentikan,
2.
PASANGAN PONDASI
1. Galian Tanah Pondasi
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan
digital waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar,
maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda,
untuk
permukaan
pondasi yang muncul diatas tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai
dengan petunjuk gambar.
Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat
diatas permukaan tanah keras. Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering
menyebabkan
pondasi tidak
mengakibatkan runtuhnya
dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum pondasi jadi,
keringkan dasar
pondasi dari
sisa-sisa
air
hujan,
dan
kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi
dan dibawah lantai.
2. Urugan Kembali Bekas Galian
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas
0.5-1 ton. Elevasi atau
pada gambar kerja dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi
timbunan dan
atas
diratakan dahulu
rata. Dalam
ini
plesteran jika
dilakukan
untuk
pekerjaan, pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran
dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata,
tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu
sebelum diplester, yang bertujuan untuk
terlalu banyak air dari
plesteran
dilakukan maka
dapat
lebih dianjurkan
walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat.
Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat
garis garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke
bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah
perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian
menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu
dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru
(belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan,
diteruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara
keseluruhan (sekaligus). Pada
Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan
kecil
menggunakan bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass)
agar mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi)
antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan
spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus diratakan
untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
2.
Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian
pada
bangunan
yang
baru
dibangun
akan
mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil.
Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu
bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakanpergerakan).
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada plesteran
jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai pekerjaan, pekerja
membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu, dan bila
terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan
semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang
bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat
plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakana dalah pasir yang bersih
dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah dangunakan volume air yang
tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari
besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak.
Oleh
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk
mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis garis plesteran/patok
pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang
dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding
ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak
meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm.
Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah. Untuk
menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu dibawah
dinding yang sedang diplester untuk
jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering).
Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke
dinding sebelahnya.
Pasangan Bata 1 : 4
Sebelum menyusun bata, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan sloof
sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini menggunakan
adukan semen (perbandingan 1 semen : 4 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata
direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata
menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai dari
tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara kolom
dengan susunan bata tidak
benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan
bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10
mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu
maksimal 10 mm.
memudahkan
pengerjaan plesteran.
4.
Plesteran 1 : 4
Semua bagian
pada
bangunan
yang
baru
dibangun
akan
mengalami
pergerakan pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil.
Ini merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu
bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakanpergerakan).Hal ini
dilakukan untuk
plesteran jika terjadi pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai pekerjaan,
pekerja membersihkan dulu dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu, dan
bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada susunan bata, tutup
dengan
adukan semen. Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester,
yang bertujuan untuk
untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakan adalah pasir yang
bersih dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah dan gunakan volume air
yang tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari besi
(dengan hasil permukaan dinding yang halus). pekerja yang sudah ahli yang dapat
menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena
pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak. Oleh
sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan memerlukan
cat yang lebih banyak dalam pengerjaan. Berikan lapisan plesteran yang merata pada
semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk mendapat ketebalan
yang tepat adalah dengan membuat garis garis plesteran/patok pada dinding dengan
arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan
bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu area dinding ke area, patok ini
kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh dinding.
Bila terdapat dinding yang tidak
meratakan
plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan pada kedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6mm. Memulai pengerjaan plesteran dari atas
dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster,
pekerja
menaruh papan
kayu
diplester
untuk
menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali
asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak
dihentikan, diteruskan
hingga
15
cm
ke
dinding
sebelahnya.
Bila
kondisi
Beton
juga
telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik beton yang digunakan harus
sesuai dengan item struktur yang tertera dalam kontrak, kecuali jika ada perubahan
di lapangan atas persetujuan Direksi Lapangan.
Setelah Kontraktor mendapat izin untuk pengecoran, maka dipersiapkan tenaga kerja
dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air, talang beton/corong, penggetar
beton, Concrete pump, Molen).
Struktur beton bertulang untuk pekerjaan konstruksi ini terdiri dari:
1. Pondasi Tapak Beton Bertulang
2. Sloof 20 x 30 cm
3. Kolom Induk 25 x 25 cm
4. Kolom Praktis 13 x 13 cm
5. Ring Balok 20 x 30 cm
6. Balok Latai 13 x 20 cm
7. Balok Top Gevel 13 x 15 cm
Lingkup pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan item pekerjaan garis mutu, dan
dimensi sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Semua penggunaan bahan/material dan
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis (PBBI: NI-2, 1971; SII; SNI; ACI;
AASHTO; dan
ASTM).
spesifikasi teknis.
Direksi Lapangan.
dan
diagram
penulangan,
yang
menunjukkan pembengkokan,
kait,
Pemeliharaan beton
Semua material (semen, air, agregat halus/pasir, agregat kasar/kerikil, besi, dan bahan
tambahan lainnya) yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja.
Prosedure Kerja:
Semua besi dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan volume
telah mencukupi. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group Pembesian yang
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan yang terdiri dari 4
orang pekerja, 2 orang tukang besi, dan
Pengawasan
dan
dilakukan
oleh
Pengawas
Mandor,
serta
design
yang
bersamaan
Group
Bekisting/Perancah
mempersiapkan
F. PEKERJAAN LANTAI
1.
Elevasi atau
ketinggian
timbunan juga harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur.
2.
disarami air. Pasir yang digunakan harus bersih dari kotoran sampah dll.
3.
kerja
kemudian
ratakan
permukaannya dengan
bilah
perata
untuk
tersebut gunakan
Tutupi
dengan
lembaran
plastik dan
jagalah
kelembapannya dengan cara diperciki air setidaknya satu kali setiap hari selama 2
minggu. Jika
Acian Lantai
Acian lantai dikerjakan di atas permukaan lantai
dilakukan terlebih dahulu permukaan yang hendak diaci dibersihkan dari kotoran dll,
hal ini dilakukan agar permukaan yang akan diaci rapi dan halus.
G. PEKERJAAN ATAP
1.
dalam dengan multipleks, dengan perkuatan stutwerk dan perancah menggunakan balok.
Pelaksanaan pengecoran beton bertulang, dimulai dengan memasang besi yang
telah dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya dipasang beton tahu pada sekeliling
pembesian. Berikutnya pemasangan bekisting yang telah dilapisi oleh oli/pelumas pada
bagian permukaan serta pemasangan stutwerk/pengaku.
Pastikan bahwa posisi pemasangan pembesian dan bekisting/stutwerk benar-benar
tegak lurus dan leveling, lapisan permukaan area yang akan dicor benar-benar bersih
(tidak terdapat potongan kayu, potongan kawat beton, dan kotoran lainnya).
Beton
juga
telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan. Mutu dan karakteristik beton yang digunakan harus
sesuai dengan item struktur yang tertera dalam kontrak, kecuali jika ada perubahan
di lapangan atas persetujuan Direksi Lapangan.
Setelah Kontraktor mendapat izin untuk pengecoran, maka dipersiapkan tenaga kerja
dan alat/peralatan pengecoran (seperti pompa air, talang beton/corong, penggetar
beton, Concrete pump, Molen).
I. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaa Palfond meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
yang rata horizontal, maka pasang balok penggantung tepat dibawah kuda-kuda atap.
Kemudian memasang
kayu
rangka
penempel
langit-langit (plafond)
utama
membentang dari ujung atas dinding ke ujung atas dinding diseberangnya. Setelah
kayu
kayu
rangka penempel
plafond dibawah kayu utama tadi dengan jarak antar kayu tersebut 60 cm. Kayu tadi
juga dipasang pada sekeliling dinding ruangan bagian atas.
Setelah rangka
penempel
maka
lembaran panel langit-langit (plafond) dapat dipasang. Bahan yang umum digunakan
adalah lembaran plywood (ketebalan 6 mm). Kemudian setelah lembar plafond siap
terpasang, pada bagian pinggirnya diberikan list plafond.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Papan Jalusi
Pemasangan rangka (kusen) pintu
dan
yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka (jangan sampai menembus
kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara susunan batayang berfungsi
memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada dinding. Hal ini harus
dipastikan bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika
rangka (kusen) pintu
kayu
yang telah dipasang pada kolom/ring balok. Maka rangka (kusen) pintu/jendela
tersebut disekrup pada potongan kayu ini setelah itu bagian depan sekrup tersebut diberi
dempul sehingga tidak tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka tersebut telah
lurus
dan
tersebut belum
dipasang pada kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat dibor dan dipasang
rumah sekrup dari plastik atau dapat pula rangka (kusen) jendela/pintu tersebut dipasang
dengan menggunakan paku beton yang langsung menembus rangka (kusen) kayu dan
dinding bata setelah itu diberi dempul pada bagian permukaannya untuk menutupi paku
beton tersebut.
Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa jalusi yang
terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang menghadap bagian
muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang berbeda dari jendela pada
bagian belakang bangunan. Jendela pada bagia nmuka bangunan memiliki ketinggian
dinding dibawah jendela yang lebih
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan
(bengkel Kerja) mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran rangka
tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah rangka (kusen) pintu/jendela ini pada
daerah yang terlindung (memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini pada Saat
pemasangan harus menggunakan penguat (penahan) sementara pada bagian bawahnya
untuk
dipasang.
Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu sebelum
bangunan selesai, hanya rangka (kusen) pintu/jendela
saja
yang dipasang.
Pintu
dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah luar ruangan (bukan pintu
geser karena cepat rusak) dan jenis jendela ayun keluar dengan panel kaca dan rangka
kayu. Semua pintu dan jendela dibuat dari bahan yang berkualitas baik, haluskan dahulu
permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan amplas sebelum
dipasang.
Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm. Pada
saat
memesan kaca tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela dan
ditambahkan 5 mm pada sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca tersebut dapat
dipasang dengan mudah dan kokoh pada rangka (kusen).
2.
3.
4.
5.
6.
Grendel Jendela
7.
8.
Tarikan Jendela
Setelah daun pintu dan jendela siap maka dilaksanakan pemasangan asesories
anatara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan Pintu Double, Kunci Tanam 2 Slaag, Engsel
Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin Jendela dan Tarikan Jendela. Pada
tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir agar tidak menggangu proses pekerjaan
lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dibidangnya, pemasangan
ini juga memerlukan baut dan paku sekrup.
L. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
saat
emulsion sebanyak 5 liter akan menutupi luas area dinding sekitar 30m2 (dengan satu
lapisan cat). Untuk mengurangi biaya perawatan, bagian bawah dinding (kira-kira
hingga ke
berminyak,
karena akan memakan waktu lama pada saat pengeringan cat dan hasil akhir
permukaan cat akan terlihat tidak bagus.
2. Persiapkan keadaan permukaan yang akan dicat dengan dibersihkan, dicuci, dsd
3. Hindari menyapu lantai
akhir pengecatan
2.
3.
4.
5.
6.
Klosed Jongkok
7.
Kran Air
8.
Tempat Sabun
9.
peralatan bantu
instalasi air
kotor diserahkan
akan dilakukakn
tahap
pekerjaan
Septic tank
dan
rembesannya
harus
memiliki
Pasir pasang
Semen portlan
Kerikil
Besi beton
Batu gunung
Campuran Kerikil
Ijuk
Pipa dan
Tanah urug
membuat resapan air kotor dari septictank dan kamar mandi, bahan pokoknya adalah
batu belah, pasir dan ijuk.
diinginkan, proses
instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui oleh direksi. Material-material
yang digunakan dipesan langsung dari daerah setempat agar proses pengangkutannya
tidak lama. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
1.
2.
3.
Instalasi Titik Penerangan, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, fitting
lampu dan kelengkapan terpasang
4.
Instalasi Titik Kontak, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, kotak-kotak
dan kelengkapan instalasi terpasang
5.
Stop Kontak
6.
Saklar Tunggal
7.
Saklar Ganda
O. PEKERJAAN KERAMIK
Pemasangan Lantai keramik 40 x 40 cm bagian dalam, Lantai Granit 40 x 40
cm bagian teras dan
tangga, Lantai
keramik 40
40
cm
retak, tidak
cacat dan
tidak
bernoda.
4. Adukan pengiat dengan campuran 1 PC : 3 Ps dan ditambah bahan perekat seperti
yang disyaratkan, bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar
rata.
5. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lembar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau
6. sesuai detail gambar susui direksi, yang membentuk garis-garis sejajar yang lurus
yang sama lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan/persyaratan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya
8. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alt pemotong keramik khusus
sesuai dengan persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
9. Keramik yang sudah dipasang harus di bersiihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih
10. Sebelum keramik dipasang , terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
11. Tempat diatas detalasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nad selebar 1 cm,
kemudian kedalaman mad selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon
rubber sealant.
P. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan lain-lain meliputi :
1.
Pembersihan kembali
Pembangunan Gedung PKP-PK : 270 M2 , akan kami Laksanakan sebagai mana diatur
dalam Bestek, Spesifikasi Teknis Pelaksanaan dan
Teknis ataupun Pengawas Lapangan dan Time Scedule yang telah kami rencanakan.
Material yang dipakai adalah bersumber dari daerah sekitar dan bahan yang digunkan
Produk Nasional. Tenaga kerja kami memakai tenaga kerja profesional dibidangnya masingmasing. Jangka waktu pelaksanaan akan kami usahakan semaksimal mungkin lebih cepat dari
Scedule yang kami ajukan.
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka kami akan berpedoman Kepada Gambar
Rencana dan Rencana Anggaran Biaya serta akan berkonsultasi dengan Direksi dan Pengawas
Lapangan.
Samarinda, 14 Juli 2015
CV. PRIMA KARYA
SAYUDIN, SP
Direktur