Anda di halaman 1dari 25

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PENGADAAN DAN PEMASANGAN FLOOD LIGHT TIANG GANDA

LOKASI : UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA MELALAN MELAK

TAHUN ANGGARAN : 2017

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Apron Flood Light adalah fasilitas penerangan untuk menunjang kelancaran dan keamanan
kegiatan di area parker pesawat (Apron). Apron Flood Light berfungsi memberikan lampu
penerangan pilot menjalankan pesawatnya dari landasan pacu ke tempat parker pesaat atau
sebaliknya. Untuk memberikan penerangan yan sesuai terhadap penumpang yang datang
maupun yang akan berangkat, petugas-petugas yang akan melakukan pekerjaan bongkar dan
muat barang, pengisian bahan bakar pesawat serta keiatan lainnya di area parkir pesawat pada
amalm hari. Apron Flood Light juga berfungsi sebagai penerangan untuk menjaga keamanan di
area parkir pesawat, dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari orang-orang yang tidak
bertanggung jawab terhadap pesawat yang sedang parkir.
2. Maksud metode pelaksanaan adalah sebagai cara dalam melaksanakan pekerjaan teknis
Pengadaan dan Pemasangan Flood Light Tiang Ganda dengan tujuan agar dalam pengadaan dan
pemasangan peralatan tersebut memenuhi standar teknis yang disyaratkan.
3. Ruang lingkup pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan pengadaan material
c. Pekerjaan sipil dan pengadaan penunjang instalasi
d. Pemasangan / instalasi peralatan
e. Uji coba peralatan, acceptance test / commissioning
f. Pengadaan peralatan penunjang lainnya

1
PEKERJAAN PERSIAPAN

Melaksanakan pekerjaan persiapan yang meliputi koordinasi dan inentarisasi seluruh kebutuhan rencana
kerja, penentuan tata letak penempatan flood light, pengukuran rencana jalur kabel dan pemeriksaan
panel distribusi yang akan mensuplai catu daya listrik ke flood light tersebut. Untuk lebih lanjut Kontraktor
Pelaksana membuat shop drawing pelaksanaan pekerjaan dan sebagai acuan pembuatan as built drawing
yang akan diserahkan pada akhir kontrak.

PENGADAAN MATERIAL DAN ALAT PENUNJANG INSTALASI

Melaksanakan pekerjaan pengadaan 1 (satu) set konstruksi tiang ganda flood light lengkap dengan
aksessorisnya. Tiang adalah 2 (dua) batang (ganda) tubular poles, panjang 17 (tujuh belas) meter, bergaris
tengan 6”, 5” dan 4” dengan memakai sambungan sock pada bagian dalam berikut pasak-pasak yang dilas
kuat dan rapi. Pada tiang dipasang anak tangga yang terbuat dari besi beton berdiameter ¾” dan ilengkapi
dengan bracket, 3 (tiga) buat traves yang terbuat dari besi profil UNP 10 sepanjang 120 cm lengkap dengan
klem dan bautnya serta dudukan 9 (Sembilan) buah lampu Flood Light dan 1 (satu) buah lampu Halangan
(obstacle light).

Tiang dan rangka harus dikerjakan dengan teliti, memperhatikan detail-detail, semua bekas potongan dan
las-lasan dihaluskan/digerinda, baut-baut harus disesuaikan tidak boleh menonjol/kepanjangan
keseluruhannya harus serapi mungkin.

PEKERJAAN SIPIL

1. Melaksanakan pekerjaan mendirikan 1 set konstruksi tiang ganda flood light dengan dibuatkan 2
buah pondasi beton cor 1:2:3 dengan tulangan praktis. Panjang tiang yang tertanam dibawah
tanah adalah 2 meter sedangkan yang diatas permukaan tanah adalah 15 meter. Dalam
melaksanakan pendirian tiang dan mengecor pondasinya, tiang harus benar-benar tegak lurus,

2
diukur dengan spirit level dan theodolite, serta diskor kuat, sehingga ketika pondasinya kering
tiang benar-benar berdiri tegak lurus.
2. Melaksanakan pekerjaan pemasangan dan instalasi lampu 9 buah armature lampu flood light dan
1 buah lampu halangan (obstacle light). Lampu-lampu tersebut dipasang pada dudukan yang telah
disediakan dengan menggunakan mur baut, sehingga dapat berdiri kokoh dan kuat pada
dudukannya.
3. Melaksanakan pekerjaan penggalian dan pengurugan dari power house menuju tiang flood light
dan galian keras croosing asphalt, urugan pasir, penggelaran kabel daya, pengadaan dan
pemasangan batu bata pelindung, pemasangan pipa ± 12 meter.
4. Melaksanakan pekerjaan pemasangan, penyambung dan instalasi kabel daya meliputi :
a. Kabel daya NYFGbY 4x10 sqmm sepanjang 200 meter yang igunakan sebagai suplai dari
panel distribusi di power house menuju panel box 32 A di tiang flood light
b. Power cable NYY 3 x 2,5 sqmm sepanjang 50 meter yang digunakan untuk distribusi dari
terminal panel box menuju tiap-tiap lampu pada flood light yang dilewatkan kedalam pipa
pelindung yang diklem/dilas pada tiang yang besarnya disesuaikan dengan jumlah kabel
yang melewati.
5. Melaksanakan pembuatan dan pemasangan 1 set system arde yang dibuat di dekat dengan
konstruksi tiang flood light disambungkan ke tiang dengan menggunakan kawat BC 35 sqmm,
kabel schoen, pada terminal grounding yang telah disediakan.

UJI COBA PERALATAN, ACCEPTANCE TEST / COMMISSIONING.

Setelah pekerjaan pemasangan/instalasi peralatan selesai, kontraktor pelaksana harus melaksanakan


pengukuran dan uji coba peralatan secara menyeluruh dengan pengamatan atas bekerjanya flood light
tersebut sehingga didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dalam uji coba
peralatan harus disaksikan oleh tim Teknis Pengawas, dan selanjutnya Kontraktor Pelaksana dan Teknis
Pengawas melakukan pemeriksaan hasil instalasi terdapat kesesuaian dengan spesifikasi teknis dan bill of
quantity.

3
Hasil pengukuran dan uji coba dituangkan dalam bentuk format uji coba yang telah dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana dan disetujui oleh pihak Direksi, dan ditandatangani oleh Pihak Kontraktor Pelaksana dan Teknis
Pengawas.

4
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI AGAR PEKERJAAN DAPAT DISELESAIKAN
TEPAT WAKTU

Strategi paling tepat dalam mengantisipasi keterlambatan proyek konstruksi adalah dengan membuat
Risk Management yang berdampak atas waktu pelaksanaan. Bagian penting atas risk management
tersebut adalah adanya risk response dan tentu monitoringnya. Pada proyek yang sudah terlanjur
mengalami keterlambatan artinya risiko yang berdampak atas waktu pelaksanaan telah terjadi. Risiko
yang terjadi adalah problem. Ini terjadi karena kurang memadainya risk management yang dibuat.

Strategi percepatan proyek identik dengan risk respons dalam risk management. Hanya saja pada risiko
yang telah terjadi. Strategi diterapkan berdasarkan prioritas jika faktor yang menyebabkan keterlambatan
proyek jumlahnya cukup banyak. Dengan melihat karakteristik khusus proyek konstruksi dan faktor yang
menyebabkan keterlambatan proyek.

Langkah-langkah antisipasi agar pekerjaan diselesaikan tepat waktu adalah sebagai berikut :

A. Manajerial

Dalam situasi krisis terhadap waktu, Jalur kritis harus dikomunikasikan dan disepakati oleh Tim proyek.
Menjaga kedisiplinan Tim proyek. Kedisiplinan akan mempengaruhi suasana kerja di proyek. Melakukan
rapat harian yang membahas segala hal terkait usaha untuk menjaga agar proyek dapat diselesaikan
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Rapat harian harus dihadiri oleh Pejabat proyek yang mampu
mengambil keputusan atas suatu masalah. Jangan pernah mengulur pengambilan keputusan pada rapat
harian saat proyek mengalami krisis. Rapat harian harus dihadiri oleh Tim proyek terkait, Mandor, dan
personil penanggung jawab.

Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah kepada personil penanggung jawab dan Mandor. Hal
ini agar masalah yang berpotensi terjadi dapat diantisipasi lebih dini. Melakukan update yang rutin atas
jalur kritis (CPM). Semakin sering akan semakin baik. Dapat pula membuat simulasi-simulasi atas rencana-

5
rencana proyek agar didapatkan strategi yang paling efisien dan efektif. Selalu memberikan motivasi yang
terbaik kepada karyawan dan pekerja agar attitude dan mental kerja lebih baik.

Sistem manajerial dalam pelaksanaan proyek dapat diantisipasi dengan :

- Menambah jam kerja dengan lembur;

- Menambah Personil proyek agar dapat meningkatkan pengawasan;

- Menjaga kualitas pekerjaan, kualitas yang tidak baik menyebabkan pengulangan pekerjaan;

- Memastikan ketersediaan dana dan mengusahakan dana pendamping untuk hal-hal yang bersifat
emergency;

- Membantu mempercepat proses penagihan pembayaran personil di lapangan;

- Aktif berkomunikasi dengan Owner dan Pengawas pekerjaan mengenai strategi percepatan
proyek, usahakan untuk mendapatkan dukungan mereka;

- Memberikan reward atas tercapainya setiap tahapan milestone kepada tim proyek,
subkontraktor dan kepada pekerja;

- Tim proyek harus fokus terhadap Safety, kecelakaan akan membuat loss time;

- Cek silang. Teknik ini adalah dengan mendatangkan orang lain yang memahami tentang proyek
konstruksi ke proyek yang mengalami keterlambatan. Adakalanya dikarenakan tekanan yang
terus menerus, Tim proyek menjadi kurang sensitif terhadap terjadinya masalah keterlambatan
proyek. Orang lain dapat personel manajemen atas atau tim proyek lain;

- Menempatkan personil khusus yang memonitor proses dan dokumen administrasi vendor. Sering
kali pekerjaan di lapangan terhambat oleh masalah prosedur administrasi;

6
B. Scope atau Lingkup Pekerjaan

Membuat checklist daftar sisa pekerjaan (Update WBS) dimana tingkat detil yang baik dan memadai.
Daftar atau checklist ini akan sangat membantu dalam proses-proses berikutnya. Daftar sisa pekerjaan
dengan melihat secara keseluruhan dokumen kontrak yaitu gambar, BQ, dan spesifikasi. Meminimalisir
adanya perubahan lingkup dan pekerjaan tambah-kurang. Perubahan lingkup akan membuat pekerjaan
semakin kompleks dan sulit dikelola. Perlu effort yang lebih besar dengan adanya perubahan lingkup.

C. Critical Path Method

Membuat schedule sisa pekerjaan dimana target selesainya pekerjaan dibuat lebih maju untuk
mengantisipasi kejadian yang tak terduga, membuat CPM berdasarkan update WBS yang cukup detil dan
schedule sisa pelaksanaan agar dapat diidentifikasi item pekerjaan yang masuk dalam kategori pekerjaan
kritis. CPM adalah alat yang paling powerfull dalam membantu percepatan pada saat situasi proyek kritis.

Memprioritaskan pekerjaan yang masuk dalam jalur pekerjaan kritis agar pekerjaan kritis tersebut tidak
delay dari yang direncanakan.

Mengurangi sebanyak mungkin jumlah pekerjaan kritis yang terdapat dalam rangkaian jalur pekerjaan
kritis (CPM). Contoh untuk teknik percepatan ini adalah pekerjaan finishing lantai (keramik) dikerjakan
tanpa menunggu pekerjaan finishing plafond selesai.

Menyebarkan suatu rangkaian pekerjaan kritis menjadi beberapa jalur pekerjaan kritis atau membuat
jalur pekerjaan kritis yang semula berupa satu rangkaian seri menjadi beberapa rangkaian yang tersusun
paralel. Teknik ini akan membuat total durasi akan semakin pendek. Biasanya dilakukan dengan membagi
suatu pekerjaan dalam zone yang lebih kecil yang berdiri sendiri.

Menggabungkan dua atau lebih pekerjaan yang berada di jalur kritis menjadi hanya 1 pekerjaan kritis.
Misal dari teknik ini adalah dengan mengganti bekisting pelat lantai dan tulangannya dengan material

7
span deck. Mengurangi durasi pekerjaan yang berada pada jalur kritis sehingga total durasi pelaksanaan
menjadi lebih singkat. Contoh dari teknik ini adalah dengan menambah resources.

Mengurangi kuantitas pekerjaan yang masuk dalam jalur kritis sehingga kuantitas pekerjaan kritis menjadi
lebih kecil. Menentukan target milestone pekerjaan. Hal ini untuk mengurangi kompleksitas dalam
pengendalian dan monitor waktu pelaksanaan proyek. Sesegera mungkin memulai suatu pekerjaan
dimana lahan telah siap. Harus diingat bahwa jalur kritis dapat berpindah-pindah sesuai perkembangan
di lapangan. Suatu pekerjaan yang tidak kritis, bisa saja menjadi kritis karena terlambat mulai
dilaksanakan.

Memastikan pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis selesai sesuai target. Melesetnya realisasi waktu
pelaksanaan suatu pekerjaan juga dapat mengubah jalur kritis. Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan
yang terlambat bisa menjadi kritis.

D. Managemen Material dan Supplier

Pengiriman material menggunakan transportasi udara, ekspedisi yang menggunakan jalur laut sering
terlambat karena faktor cuaca dan birokrasi. Ini menjadi satu-satunya cara apabila terjadi larangan
berlayar karena cuaca sedang jelek. Aktif memonitor proses pengiriman dengan meminta bukti manifest
pengiriman material Melakukan pengecekan langsung lokasi material yang akan dikirim ke proyek. Ini
untuk memastikan bahwa material dalam kondisi ready untuk dikirim. Jumlah supplier untuk suatu jenis
material diusahakan lebih dari satu. Mengganti material import dengan material yang ready stock dengan
spesifikasi yang setara. Mengganti material yang langka dengan material lain yang ready stock dengan
tetap memperhatikan kualitas pekerjaan.

E. Managemen Peralatan

- Memastikan alat dirawat sesuai prosedur;

- Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok;

8
- Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus;

- Menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan;

- Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar;

- Memanfaatkan peralatan se efisien mungkin.

F. Managemen Tenaga Kerja

- Mengganti tenaga kerja yang kurang produktif dengan yang lebih produktif. Durasi pekerjaan
proyek konstruksi sangat tergantung pada produktifitas tenaga kerja;

- Menambah jam kerja atau lembur. Lembur yang efektif adalah sampai dengan jam 24.00. Di atas
jam tersebut biasanya produktifitas menurun;

- Aktif memantau kedisiplinan tenaga kerja. Waktu yang hilang atas ketidakdisiplinan tenaga kerja
berdampak cukup besar;

- Memperhatikan kelayakan tempat tinggal pekerja. Tempat tinggal yang tidak sehat, akan
menyebabkan tingginya angka pekerjaan yang sakit. Hal tersebut akan menambah loss time di
proyek;

- Aktif berkomunikasi dengan pekerja mengenai kesulitan pelaksanaan dalam event meeting atau
safety talk;

- Memberikan training secara rutin kepada pekerjan agar keahlian pekerja meningkat sehingga
akhirnya produktifitasnya bertambah;

- Menyediakan tempat istirahat pekerja pada lokasi yang sedekat mungkin dengan lokasi
pekerjaan;

- Meniadakan warung di dalam dan sekitar lokasi proyek. Adanya warung akan membuat waktu
istirahat pekerja lebih panjang;

9
- Disarankan untuk mengkoordinir pengadaan makan pada saat istirahat pekerja. Ini akan
memangkas waktu hilang yang menurunkan produktifitas;

- Tenaga kerja harus disebar pada area pekerjaan sedemikian masih tetap dapat dimonitor dengan
baik. Jangan menyebarkan pekerja pada area yang terlalu luas sehingga menurunkan tingkat
pengawasan.

G. Design dan Metode Pelaksanaan

- Aktif menemukan metode pelaksanaan baru yang lebih efisien dan efektif daripada metode
eksisting;

- Aktif mengevaluasi metode pelaksanaan yang ada sehingga didapatkan metode pelaksanaan yang
paling efisien dan efektif;

- Melakukan review design sedemikian design yang baru memberikan waktu penyelesaian yang
lebih singkat dengan tanpa mengabaikan kehandalan fungsi design;

- Membuat metode pelaksananaan sedemikian dapat meminimalisir dampak cuaca buruk.


Misalnya mempercepat pekerjaan struktur agar pekerjaan finishing dapat segera dimulai. Contoh
lain adalah menyediakan atap terpal sehingga pekerjaan dapat terus dilaksanakan walaupun
terjadi hujan;

- Melakukan review design sehingga volume pekerjaan yang kritis berkurang

H. Managemen Kontrak

Melakukan negosiasi ulang kontrak apabila penyebab keterlambatan adalah karena kontrak kerja
personil. Mencatat secara harian dan mendokumentasikan hal-hal yang menjadi penyebab keterlambatan
serta menyampaikan dengan surat kepada Owner dimana hal-hal tersebut secara kontraktual dapat

10
menjadi dasar perpanjangan waktu pelaksanaan proyek / addendum waktu. Kalaupun ada pekerjaan
tambah dan kurang, harus didasarkan pada upaya melakukan percepatan. Usahakan pekerjaan tambah
adalah pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis dan memiliki durasi pekerjaan yang singkat. Demikian
pula dengan pekerjaan kurang haruslah pekerjaan yang berada di jalur kritis dan memiliki durasi yang
panjang dimana aspek fungsi konstruksi masih dapat dipertahankan.

I. Site

Mengevaluasi site dan penataannya. Perhatian pada alur proses pekerjaan dan material. Site harus
dievaluasi agar menghasilkan suatu design site yang menghasilkan alur proses yang efektif atau jalur alur
sependek mungkin. Mengidentifikasi adanya masalah pada site yang dapat menghalangi alur proses dan
material. Contoh adalah jalan kerja harus memadai. Mengurangi genangan air akibat hujan. Genangan air
berpotensial menghambat laju pergerakan alur proses pelaksanaan dan material. Lokasi site harus
diupayakan dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi ini akan sangat membantu secara psikologis para
pekerja yang bekerja di proyek. Memastikan akses masuk proyek sedemikian arus keluar masuk material
tidak terhambat.

11
URAIAN SECARA DETAIL PEMASANGAN FLOOD LIGHT

1. Pengecekan lapangan sesuai dengan desain gambar yang sudah ada.


2. Pemasangan Box APP,Ground rod,Pipa inforing yang dilanjutkan pengukuran grounding dan
tahanan isolasi. Kemudian dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan TR(tegangan Rendah)
pada power house. Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap jaringan yang telah terpasang.
3. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan stang lampu dan lampu induksi yang dilanjutkan
dengan penyambungan ke jaringan yang sudah ditarik.
4. untuk pemasangan tiang ganda flood light maka pertama-tama dibuat lubang pondasi untuk cor
beton sesuai ukuran yaitu sedalam 2 meter . Setelah lubang siap, angkur dapat ditanam. Untuk
menjamin bahwa tiang benar-benar pada posisi tegak, diukur dengan menggunakan water pas.
Selanjutnya dilakukan pengecoran pada angkur.
5. Setelah pengecoran benar-benar kering dan tiang dipasang pada base plate.
6. Selanjutnya dilanjutkan sesuai tahapan pada nomor 2).

RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan flood light terdiri dari pekerjaan sipil dan pekerjaan
elektrikal.

Pekerjaan Sipil terdiri dari penyiapan Pondasi dan penyiapan tiang ganda flood light, sedangkan Pekerjaan
Elektrikal terdiri dari penarikan kabel (Kabel tanah dan Kabel Udara), pemasangan KWH Meter,
Pemasangan Lampu, dan Pentanahan (Grounding).

12
PEKERJAAN SIPIL

1. Melaksanakan pekerjaan mendirikan 1 set konstruksi tiang ganda flood light dengan dibuatkan 2
buah pondasi beton cor 1:2:3 dengan tulangan praktis. Panjang tiang yang tertanam dibawah
tanah adalah 2 meter sedangkan yang diatas permukaan tanah adalah 15 meter. Dalam
melaksanakan pendirian tiang dan mengecor pondasinya, tiang harus benar-benar tegak lurus,
diukur dengan spirit level dan theodolite, serta diskor kuat, sehingga ketika pondasinya kering
tiang benar-benar berdiri tegak lurus.
2. Ditempat lain tiang ganda flood light dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan.
3. Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah. Galian kabel
tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi ada pula yang dibuat dipermukaan
jalan beraspal sehingga perlu dilakukan perusakan permukaan aspal sebelum digali dan kelak
harus diperbaiki kembali setelah kabel terpasang.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah tiang
terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan batu bata sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah
terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera dilakukan
untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
2. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari power house
ke panel box 32 A ditiang flood light.
3. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu flood
light dan obstacle light .

13
4. Setelah semua lampumaka dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua
berfungsi dengan baik maka dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana
dengan Pemberi Tugas.

A. Pemasangan kabel jaringan

Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC “dipegang” oleh pengikat kabel J4.
Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu dengan menggunakan
stainless steel strip.

Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm. Kabel cadangan ini
sangat diperlukan untuk mempermudah perbaikan apabila terjadi kabel putus. Jika terjadi kabel
putus, makaperbaikan cukup melibatkan gawang yang mengalami kerusakan, tidak perlu
mengganggu gawang yang lain. Namun jika tidak disediakan cadangan kabel, apabila terjadi kabel
putus, besar kemungkinannya harus “menarik” dari gawang yang bersebelahan.

Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan mengikat/ memegang
kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe lain (J2 atau J5) dikawatirkan kurang kuat
dan dapat menimbulkan lepasnya kabel yang diikat, sehingga harus dilakukan perbaikan. Hal ini
jelas akan merepotkan operasionil.

B. Pemasangan kabel infoor

Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah) ke APP atau KWH
meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan menggunakan Alcoa Bandleid Konektor.

Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor akan dibungkus dengan pipa
infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan bantuan stainless belt dan stopping belt.
Pada ujung atas pipa infoor dipasang T pralon untuk menghindarkan masuk nya air hujan kedalam

14
pipa infoor. Pada ujung bawah, pipa infoor disambung dengan pipa flexible yang masuk ke box
panel distribusi.

C. Perakitan dan pemasangan box panel distribusi

Perangkat yang terpasang pada box panel meliputi :

1. KWH meter dan MCB Timer – kontaktor


2. Terminal kabel
3. MCB distribusi
4. Terminal pentanahan

Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang, perangkat lainnya dipasang/dirakit terlebih dahulu
pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di bengkel, dan dipastikan sudah terpasang
semuanya dengan benar sebelum dibawa ke lokasi dan dipasang pada tiang PJU

Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output dr KWH meter
akan terhubung ke Terminal Kabel.

Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel
terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal positif pada Timer
Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari Terminal Kabel.
Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua) terminal akan tersambung ke
MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai cadangan.

MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu kesatu arah,
sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.

Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan jumlah
beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud.

15
Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan stainless belt dan
stopping belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan
memperhatikan jarak antara panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin.

Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka
penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan perawatan.

D. Pemasangan pentanahan.

Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa memberikan
pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang kecil akan lebih
menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena berkurangnya antara lain gangguan
elektrostatik.

Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan kawat baja
diameter 16mm². Untuk keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan dibungkus dengan pipa
paralon.

Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh letaknya
dari box panel dipasang juga pentanahan.

E. Penarikan jaringan kabel

Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama :

a. Tertanam pada aspal jalan


b. Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm .
c. Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm.
d. Kabel ditutup dengan batu bata dan digelar pada dasar galian.
e. Diatas batu bata ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal
hormix setebal 2 cm.
f. Tertanam pada tanah di pembagi jalan.

16
g. Digali dengan kedalaman 20 cm
h. Kabel ditutup dengan batu bata
i. Ditimbun dengan tanah dan pemadatan
F. Pemasangan tiang
Pekerjaan pemasangan tiang dengan mendirikan 1 set konstruksi tiang ganda flood light dengan
dibuatkan 2 buah pondasi beton cor 1:2:3 dengan tulangan praktis. Panjang tiang yang tertanam
dibawah tanah adalah 2 meter sedangkan yang diatas permukaan tanah adalah 15 meter. Dalam
melaksanakan pendirian tiang dan mengecor pondasinya, tiang harus benar-benar tegak lurus,
diukur dengan spirit level dan theodolite, serta diskor kuat, sehingga ketika pondasinya kering
tiang benar-benar berdiri tegak lurus.
G. Pemasangan lampu

Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Sebelum armature dipasang :

1) Pelepasan lapisan pelindung lampu

2) Pemeriksaan instalasi didalam armature, pastikan sudah benar.

3) Pengetesan penyalaan lampu

Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikan tidak lepas atau
menjadi miring akibat getaran angin.

17
PENGENDALIAN KUALITAS.

Pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada gambar kerja yang sudah disepakati dengan pihak terkait serta
mempergunakan material / perangkat sesuai yang diusulkan dalam proposal dan sudah diperiksa oleh
panitia lelang.

Sebelum pembelian, supervisor akan meneliti spesifikasi teknis perangkat. Dan saat material dan
peralatan diterima, akan diperiksa dulu oleh supervisor.

Perakitan box panel dilakukan di bengkel dan sebelum dipasang dilapangan juga tidak terlepas dari
pengawasan supervisor.

Tenaga teknis yang melakukan pemasangan adalah tenaga trampil dan sudah banyak berpengalaman
dalam pemasangan jaringan penerangan . Walaupun demikian, keberadaan supervisor yang bertindak
selaku pengawas pada saat pelaksanaan pemasangan tetap diperlukan. Supervisor akan mengawasi
kualitas pekerjaan tiap regu agar sesuai dengan gambar kerja yang sudah ditetapkan. Jika terjadi
kesalahan dalam pemasangan, supervisor akan memerintahkan untuk langsung diperbaiki, sehingga tidak
perlu mengulang pekerjaan di hari berikutnya.

Pada tahap akhir pengendalian kualitas dilakukan megger test untuk mengetahui apakah seluruh system
yang dipasang telah benar. Untuk melihat apakah system dengan seluruh jaringan kabel dan lampu dapat
berfungsi dengan baik maka dilakukan test akhir dimana seluruh system dihidupkan. Dalam test akhir ini
semua lampu harus menyala dan tidak ada gangguan pada kabel akibat beban yang berlebih.

18
METODE PENGUJIAN (ACEPTANCE TEST / COMMISSIONING)

Pekerjaan Instalasi Listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung
boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa
instalasi tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan. Untuk meyakini bahwa instalasi listrik tersebut
benar-benar aman dioperasikan, keberadaannya harus telah memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis
yang ditentukan. Apakah instalasi listrik telah memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang
ditentukan, perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau disebut Testing dan Komisioning.

Testing dan Komisioning (Commissioning test) adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik yang telah selesai dikerjakandan hendak dioperasikan. Dengan hasil pemeriksaan dan
pengujian yang baik, maka diyakini bahwa instalasi listrik aman pada saat dioperasikan, yaitu aman bagi
manusia, ternak, harta benda dan aman bagi instalasi itu sendiri.

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan merupakan bagian dari testing dan komisioning, dengan cara melihat langsung terhadap
material/peralatan/barang maupun konstruksi instalasi listrik yang telah terpasang, secara kasat mata dan
tanpa melalui alat/peralatan bantu. Ada dua jenis pemeriksaan yaitu: pemeriksaan sifat tampak (Visual
check) dan pemeriksaan pemasangan (konstruksi).

1. Pemeriksaan Sifat Tampak :

Pemeriksaan item per item material /barang/alat yang telah terpasang.

Untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi didalam
kontrak.

19
Melihat, apakah semua perlengkapan dalam kondisi baik,secara phisik tidak ada kelalaian, tidak
cacat fisik, dan lain-lain.

Pemeriksaan pemasangan :

Pemeriksaan rangkaian (Konstruksi) material/barang/alat yang telah terpasang.

Untuk mengetahui apakah rangkaian material/barang/alat yang dipasang telah sesuai /tidak
sesuai dengan gambar rencana maupun peraturan yang berlaku (PUIL, SPLN dan lain-lain).

PENGUJIAN

Pengujian merupakan bagian dari testing dan komisioning, dimana untuk dilihat dengan kasat mata tidak
bisa dilakukan. Beberapa jenis pengujian antara lain: pengujian indifidual, pengujian atau pengukuran
tahanan pembumian, pengujian tegangan, dan pengujian system pengaman.

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

Tujuan komisioning suatu instalasi tenaga listrik ialah : Untuk mendapatkan suatu instalasi tenaga listrik
yang masing-masing alatnya maupun sebagai suatu sistem, telah berfungsi dengan baik dan memenuhi
kontrak.

Komisioning perlu dilaksanakan dengan tujuan : Untuk mengetahui apakah pemasangan dan penyetelan
dari tiap-tiap peralatan selama konstruksi/ pembangunan telah baik. Untuk mengetahui penampilan
unjuk kerja sesungguhnya unit baru yang telah selesai dibangun tersebut apakah telah sesuai dengan
spesifikasi dan garansi kontrak

Sebelum komisioning dilakukan proyek ataupun kontraktor harus: Telah menyiapkan dan menyerahkan
seluruh dokumen dan informasi yang lengkap yang diperlukan pada pengujian serta penilaiannya.

Penerimaan suatu instalasi adalah: Suatu proses yang meliputi: Persetujuan terhadap spesifikasi,
persetujuan terhadap tipe alat dari fabrikan, persetujuan pengujian fabrik, persetujuan pada komisioning
dan pengujian, persetujuan pada operasi dalam masa garansi.

20
Pengujian individual merupakan kegiatan pada komisioning yang menyangkut: Pengujian karakteristik dan
kerja masing-masing peralatan.

Semua alat uji harus memenuhi ketentuan di bawah: Masa kalibrasi masih berlaku dan meter tersebut
memenuhi klasnya

Suatu instalasi tenaga listrik dapat dinyatakan baik dan andal bila: Telah diadakan suatu komisioning
secermat-cermatnya sehingga masing-masing alatnya maupun sebagai suatu sistem, telah berfungsi
dengan baik dan memenuhi kontrak

Kriteria evaluasi pengujian dapat diambil dari standard, data desain,kontrak, uji pabrik dan seterusnya.
Jika ada pertentangan antara nilai-nilai (harga-harga) batasan kriteria yang terdapat dalam sumber-
sumber tersebut, maka yang dianggap paling menentukan adalah diambil dari: Kontrak.

PENGUJIAN FISIK INSTALASI PENERANGAN DAN TENAGA

Pengujian fisik instalasi listrik penerangan dan tenaga didahului dengan pemeriksaan secara fisik (yang
terlihat mata) keadaan suatu instalasi listrik apakah sudah memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam PUIL
(Peraturan Umum Instalasi Listrik) di Indonesia sebagai berikut :

Keadaan tata letak pemasangan perlengkapan instalasi listrik yang meliputi :

a. Kotak sekring atau PHB (Perangkat hubung bagi) harus dipasang di tempat yang jelas terlihat dan
mudah dicapai serta dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Kotak sekring dapat dipasang pada
tembok, tiang kayu atau dinding papan dengan ketinggian 175 cm dari lantai.
b. Saklar, kotak kontak dan alat listrik lainnya harus dipasang di tempat yang tidak mudah terkena
siraman air.
c. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m tingginya dari lantai harus dilengkapi dengan
tutup.
d. Pemasangan perlengkapan instalasi listrik harus cukup kuat atau tidak mudah goyah.

21
Pemasangan kabel instalasi listrik, yang meliputi :

a. Kabel berisolasi tunggal misalnya NYA atau NGA harus dipasang di dalam pipa pelindung baik di dalam
atau di atas tembok, kecuali jika dipasang di atas plafon dapat menggunakan isolator rol.
b. Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 1,5 mm2 atau 2,5 mm2 , jarak antara dua isolator rol
maksimum 1 m. Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 4 mm2 atau lebih, jarak antara dua
isolator rol maksimum 6 m. Kabel tidak boleh dibelitkan pada isolator rol, kecuali pada ujung tarikan
rentang.

Pemasangan kabel instalasi listrik, yang meliputi : (lanjutan)

a. Kabel berisolasi ganda, misalnya NYM dapat dipasang di dalam pipa atau tanpa pipa, baik di luar
tembok maupun di dalam tembok.
b. Kabel fleksibel hanya dapat digunakan pada peralatan listrik yang dapat dipindah-pindahkan, misal
untuk TV, almari es, dan sebagainya.
c. Fitting gantung harus menggunakan kabel fleksibel yang dilengkapi tali penggantung. (NYPLYw).

Penggunaan warna pada kabel, yang meliputi :

a. Warna loreng hijau-kuning digunakan untuk menandai penghantar pembumian, penghantar


pengaman dan penghantar penyama ke bumi.
b. Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah. Untuk menghindari
kesalahan, warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya.
c. Kabel berselubung dan berinti tunggal (NYM) boleh digunakan untuk penghantar fase, kawat tengah
atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat (bagian yang dikupas
ujungnya) dibalut dengan bebat yang sesuai dengan ketentuan a. dan b. diatas. Jumlah titik beban
instal.

22
Pemeriksaan pada terminal dan sambungan kabel :

a. Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan di dalam kotak sambung dan tidak boleh di dalam pipa.
Sambungan kabel harus kuat dan dibalut dengan benang yang cukup sehingga dapat ditutup dengan
lasdop secara kuat.
b. Kabel-kabel yang disambung harus diberi toleransi panjang secukupnya guna mempermudah
perbaikannya.
c. Dua penghantar (kabel) dari logam yang berlainan tidak boleh disambungkan. Sambungan penghantar
pada terminal harus terjamin baik dan tidak merusak penghantar. Menyambung kabel fleksibel harus
menggunakan sambung tekan (termasuk jenis sekrup), sambung solder atau sambung puntir. Sepatu
kabel harus disambungkan dengan mur baut secara baik.
d. Sambungan puntir harus dibuat dengan menggunakan penyambung puntir atau dengan cara dilas /
disolder. Sebelum dilas / disolder, sambungan tersebut harus dipuntir dahulu agar diperoleh
sambungan yang baik secara mekanis dan listrik.

Pemeriksaan pada pipa instalasi :

a. Pipa instalasi harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap panas,
tidak menjalarkan api, dan tahan kelembaban, misalnya baja, PVC atau bahan lain yang sederajat.
b. Permukaan dalam dan luar pipa instalasi haruslah licin dan rata, tidak boleh terdapat lubang atau
tonjolan yang tajam atau cacat lainnya. Bagian dalam maupun luar pipa tersebut harus dilindungi
secara baik terhadap karat.
c. Pada bagian dalam dan pada ujung dari bagian penyambung pipa tidak boleh terdapat bagian yang
tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir tempat penghantar ditarik harus licin dan tidak tajam.
Pada ujung bebas pipa yang terbuat dari baja harus dipasang selubung masuk (tule) yang berbentuk
baik dan terbuat dari bahan yang awet. Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus dapat
disambung dengan baik. Benda Bantu bengkok harus mempunyai jari lengkung sekurang-kurangnya
tiga kali garis tengah luar pipa tersebut. Pembengkokan pipa harus dilaksanakan sedemikian rupa

23
sehingga tidak terjadi penggepengan. Jari-jari lengkung pembengkokan tersebut, diukur dari bagian
dalam dari pembengkokan, dengan ketentuan tidak boleh kurang dari : – 3 Dim untuk pipa PVC – 4
Dim untuk pipa baja sampai 16 mm (5/8 “) – 6 Dim untuk pipa baja yang lebih dari 16 mm.
d. Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus tahan terhadap tekanan mekanis. Pipa jika
dibengkokkan, ditekan, kena pukulan, atau dalam suhu di atas normal selama ataupun sesudah
pemasangan, tidak boleh menjadi retak atau pecah ataupun berubah bentuknya sehingga
pemasangan penghantar di dalamnya menjadi sukar atau penghantar akan rusak di dalamnya. Pipa
instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka, yang terdapat dalam jarak jangkauan tangan harus
dibumikan dengan baik, kecuali jika pipa tersebut digunakan untuk menyelubingi kabel berisolasi
ganda atau kawat pembumian.
e. Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau mendatar.
f. Pipa dan perlengkapannya yang tidak bersifat kedap gas, harus mempunyai ventilasi serta jalan keluar
pengeringan pada tempat di mana ada kemungkinan cairan embun akan berkumpul. Lubang
pengeringan atau ventilasi tersebut tidak boleh dibuat pada pipa itu sendiri.
g. Perlengkapan seperti kotak periksa, kotak tarik, suku bengkok, suku siku, dan suku T harus dipasang
sedemikian rupa sehingga penarikan kembali penghantar atau pemasangan penghantar tambahan
tetap dimungkinkan. Di antara dua kotak tarik tidak boleh ada dua suku bengkok atau 20 m pipa lurus.
Suku S yang tumpul dianggap satu suku bengkok. Pemakaian suku-suku harus dibatasi, yaitu pada
tempat-tempat : Pada ujung pipa tepat dibelakang armatur penerangan, kotak tarikatau kotak
penghubung. Pada lajur pipa antara dua kotak tarik yang panjangnya tidak boleh dari 10 m, dimana
dapat dipasang 1 suku pada kedudukan tidak lebih dari 0,5 m dari kotaqk tarik yang mudah dicapai,
asalkan semua bengkokan yang lain pada lajur pipa tersebut tidak lebih dari 900 .
h. Khusus dalam pemakaian pipa instalasi dengan kampuh terbuka terlipat : Tidak boleh dibengkokkan.
Alur harus berada di bawah pada pemasangan mendatar dan menghadap dinding pada pemasangan
tegak lurus. Pipa instalasi yang tidak ditanam dalam tembok, harus dipasang secara baik
menggunakan alat penopang dan klem pipa yang cocok, sehingga pipa terpasang secara kokoh. Jarak
antara tempat pemasangan klem pipa tidak boleh melebihi 1 m.

24
i. Pipa PVC tidak boleh digunakan pada ruangan dengan suhu melebihi 600 C. Pipa logam yang dilapisi
dengan bahan isolasi dianggap sebagai pipa bukan logam.

Samarinda, 20 Mei 2017

CV. NUR ABADI

RIDWAN NOR DIANSYAH, ST

Direktur

25

Anda mungkin juga menyukai