Anda di halaman 1dari 18

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan : Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan


Sekunder pada Daerah Irigasi yang Luasanya 1000 Ha –
3000 Ha dan Daerah Irigasi Lintas Daerah Kabupaten / Kota
Sub Kegiatan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan
Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Cimulu (1.546,20 HA) Kota /
Kab. Tasikmalaya
Lokasi : Kota / Kab. Tasikmalaya
Tahun Anggaran : 2022

Metoda Pelaksanaan merupakan tahapan rencana cara dan sistem yang akan
dilaksanakan pada pelaksanaan pekerjaan supaya pelaksanaan menjadi terarah dan
sistematis dari setiap jenis pekerjaan sesuai dengan tahapannya, supaya hasil kerja
menghasilkan produk yang bermutu sesuai yang diharapkan, Adapun uraian Metoda
Pelaksanaan yaitu menjelaskan awal sampai akhir pelaksanaan antara lain sebagai
berikut :
Maksud dan Tujuan pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Gunung
Putri Kab. Ciamis / Kota Banjar yaitu untuk mengembalikan atau meningkatka fungsi
saluran dan bangunan air yang ada, sehingga kebutuhan air irigasi untuk pertanian
dapat dipenuhi.
1. Pekerjaan Persiapan
 Papan Nama Kegiatan
Papan nama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama konsultan,
pengawas, nama kontraktor, nilai kontrak dan waktu pelaksanaan. Papan
nama ini berfungsi memberi informasi secara tertulis kepada masyarakat
sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan. Papan
nama ditempatkan di depan lokasi proyek menghadap jalan utama agar
dapat terlihat dan terbaca dengan jelas dari luar lokasi proyek.

 Uitzet Trsae Saluran dan Pemasangan Profil / Bouplank


Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan harus dilakukan pengukuran dilokasi
proyek, untuk mendapatkan gambar topographi dan elevasi di lokasi tersebut.
Dari hasil pengukuran ini Pengukuran dilaksanakan oleh seorang surveyor
yang berpengalaman dibantu oleh tenaga kerja yang telah dipilih untuk
pekerjaan ini. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan
bowplank sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan
bowplank harus dipandu oleh Surveyor agar penempatan bangunan benar-
benar tepat. Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup
supaya pekerjaan dapat dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan
bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan dibangun minimal 1 m
dan maksimal 2 m.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
- Melakukan koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran.
- Menentukan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi.
- Melakukan Pengukuran dengan menggunakan teodolit dan water pass.
- Membuat peta situasi beserta cross section dan long section.
- Ploting data ukur ke construction

 Pembuatan Direksi Keet


Direksi keet merupakan tempat untuk kegiatan yang bersifat administratif,
pengawasan dan tempat penyimpanan material, direksi keet ini diadakan
untuk memperlancar kerja di lapangan yang menyangkut koordinasi diantara
berbagai pihak yang terlibat dalam proyek ini untuk memenuhi kebutuhan dari
kegiatan tersebut untuk itu penting jika direksi keet memiliki ruang-ruang
sebagai berikut :
- Ruang konsultan pengawas
- Ruang rapat
- Kantor pemborong utama (kontraktor)
- Gudang penyimpanan bahan dan material
- Tempat / barak pekerja.
- Ruang Komputer untuk drafter & administrasi.
 Pelaporan Photo Dokumentasi dan Gambar
Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
pekerjaan untuk mengetahui, mendata, mengusulkan dan merekam hasil
pekerjaan yang sedang dilaksanakan, sehingga dapat mengevaluasi kegiatan
pekerjaan secara nyata. Kegiatan proses administrasi harus mengikuti
prosedur manajemen yang telah disepakati dan disetujui secara bersama
oleh direksi, pengawas dan kontraktor. Proses administrasi dimulai dari
penyusunan dokumen kontrak (berisikan berkas pelelangan,
penunjukan/penetapan pemenang tender, penandatangan kontrak),
pelaksanaan pekerjaan, sampai pada PHO dan FHO. Selama proses
pelaksanaan kerja, administrasi terus berjalan antara lain :
- Kegiatan rapat (agenda), Notulen dan Berita Acara rapat teknis dan rapat
pimpinan,
- Pembuatan shop drawing/gambar rencana pelaksanaan, metode
pelaksanaan, jadwal pekerjaan (personil dan peralatan/bahan) dan as built
drawing/gambar pelaksanaan.
- Request pekerjaan, quality dan quantity bahan yang digunakan, keadaan
cuaca, kendala yang dihadapi dan volume hasil pekerjaan (laporan Harian).
- Laporan Mingguan dan Bulanan oleh Konsultan Pengawas/supervisi,
- Addendum (jika ada),
- Pengajuan termijn pekerjaan

 Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi adalah kegiatan untuk mendatangkan sumber daya dalam proyek
seperti yang di bawah ini:
1. Membeli dan menyewa tanah/lahan untuk membuat base camp.
2. Mendatangkan staff dan personil kerja sesuai dengan kebutuhan
lapangan.
3. Mendatang peralatan seperti yang tertera dalam dokumen penawaran
seperti peralatan laboratorium dan peralatan konstruksi utama.
4. Menyediakan base camp seperti kantor lapangan, gudang, bengkel,
dan lain-lain.
5. Mendatang bahan pekerjaan.
Demobilisasi adalah kegiatan untuk mengembalikan kondisi tempat kerja
menjadi kondisi saat pekerjaan belum dimulai termasuk sumber daya yang
untuk mobilisasi seperti pemindahan instalasi alat, peratalan, perlengkapan,
personil dan lain-lain.

 Pelaksanaan K3
Membuat rencana kesehatan dan keselamatan kerja yang dibebankan
kepada seluruh jajaran yang terlibat di dalam proyek.
 Upaya Keselamatan Kerja
Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan dan merawat lampu-lampu
peringatan yang memadai, sinyal tanda bahaya, isyarat dan penjaga, dan
harus mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk
melindungi pekerjaan dan keselamatan umum. Saluran, gorong-gorong
dan lain-lain yang dekat ke lalu lintas harus dilindungi secara efektif.
Pelaksana Pekerjaan harus sepanjang waktu melaksanakan
pekerjaannya dan memperkerjakan karyawannya dengan cara-cara yang
aman dan harus menyediakan dan menggunakan alat-alat keselamatan
yang pantas dan memadai karena dikehendaki dan diharuskan oleh
Peraturan Pemerintah yang meliputi keselamatan pekerja. Seandainya
Direksi memperkirakan bahwa metode keselamatan yang digunakan atau
diusulkan oleh Pelaksana Pekerjaan tidak memadai, dia harus
memberitahu Pelaksana Pekerjaan yang dengan segera harus
mengubah metode-metode tersebut. Komentar tersebut atau kurangnya
komentar dari Direksi tidak boleh ditafsirkan sebagai membebaskan
Pelaksana Pekerjaan terhadap tanggung jawabnya sesuai syarat-syarat
kontrak.

 Keamanan
Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab sendiri atas penjagaan
wilayah kerjanya, kemah dan tempat pemondokan maupun keamanan
staf pemberi kerja/Direksi dan harus menyediakan penjagaan siang
malam untuk kantor pihak pemberi pekerjaan Direksi serta
perumahannya dengan biayanya sendiri.
Semua langkah-langkah pengamanan harus dilakukan dengan kerja
sama yang erat dengan penguasa-penguasa setempat atau yang
berwajib.

 Jaminan Pelayanan Kesehatan


Pelaksana Pekerjaan sepanjang waktu harus memelihara pelayanan
kesehatan tempat kerja secara memadai. Untuk menangani bantuan
pertama pada kecelakaan, di tempat kerja harus selalu ada tenaga yang
berkemampuan tinggi setiap pekerjaan sedang berlangsung.
Selain itu harus dilakukan kerjasama/pengaturan dengan seorang dokter
yang berkemampuan penuh yang akan dipanggil ke tempat kerja bila
diperlukan untuk konsultasi rutin atau darurat. Perlengkapan dan fasilitas
yang memadai, termasuk transpor, harus disediakan.
Pelaksana Pekerjaan sepanjang waktu harus memelihara hubungan
kerja sama dengan rumah sakit terdekat yang layak untuk merawat
kasus-kasus penyakit yang gawat atau korban luka parah.
2. Pekerjaan Pokok
 Pekerjaan Bendung
 Saluran Induk Cimulu
 Bongkaran Pasangan
Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas, User /
Owner, termasuk dengan bagian-bagian pengelola bangunan existing.
Sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan pembongkaran.
Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali
harus dibersihkan dan disimpan didalam gudang khusus serta dalam
keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus
disingkirkanke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja
harus dibersihkan dari sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi
bangunan. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan
hasil rumpukan sementara tidak menggangu jalan akses kelokasi, para
pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25
meter dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas
kebawah. Sortiran / Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan
kembali dilakukan pada saat akan dilakukan perumpukan hasil bongkaran,
bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dan
ditempatkan pada area terpisah. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan
kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan konsultasi dan
sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi
material.

 Galian Tanah ( Manual )


Penggalian tanah yang akan dilaksanakan adalah sepanjang lokasi saluran
yang direncanakan. Untuk menentukan titik-titik elevasi, dipasang patok-patok
yang berjarak 25 meter atau sesuai pengarahan Direksi. Dalam pekerjaan ini
penggalian dilakukan secara manual. Hasil galian ditempatkan disisi lokasi
pekerjaaan yang tidak mengganggun pekerjaan. Setelah selesai pekerjaan,
hasil galian diratakan kembali.
Cara Pelaksanaan :
1. Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali telah terlebih dahulu
disediakan dilokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup
untuk mengangkut tanah dan P3K.
2. Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
3. Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor yang
selanjutnya diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak
melenceng dari gambar.
4. Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau
batu besar yang harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak
mengganggu.
5. Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta
dorong / pickup ke tempat pembuangan sementara yang telah disetujui
oleh direksi.
6. Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan
petunjuk dari direksi.
7. Galian dikerjakan dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi/struktur
tanah dibawah tanah yang digali.

 Galian tanah ( Excavator )


Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
Persiapan
1. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
2. Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan.
3. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
4. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
5. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus.
6. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
7. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
8. Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

Persiapan Pekerjaan Galian.


1. Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok
batas galian dan penggalian yang akan dilaksanakan.
2. Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang
benar-benar aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian
dapat segera diketahui.
3. Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan atau
yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring),
pengaku (bracing), cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff wall).
4. Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan pekerja,
maka galian yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras
selebar 1 meter.
5. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh
kedalamnya.
6. Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan, harus
diberi rambu tambahan pada malam hari berupa Drum/penghalang
(barikade) yang dicat putih beserta lampu merah atau kuning guna
menjamin keselamatan pengguna jalan.
7. Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah dibawah elevasi
muka air tanah.

Penggalian

1. Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi


yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan
dan mencakup pembuangan material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan
organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak dipakai lagi.
2. Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk
daerah galian tanah yang dalam. Sedang untuk galian yang bersifat
pemotongan tanah, lebih baik dilakukan dengan menggunakan Bulldozer
atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah yang tidak bisa dijangkau oleh alat
berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan penggalian secara
manual.
3. Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian
tersebut keluar area/lokasi kerja.
4. Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.
5. Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas
galian dan elevasi yang sudah ditentukan.
6. Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan
yang lepas yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
7. Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam
keadaan stabil.

Pemeriksaan

1. Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan
pengendalian dan perbaikan pengukuran saat proses.Pastikan dilakukan
pengecekan permukaan akhir dengan alat ukur.

Perbaikan

1. Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang


direncanakan, lakukan penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian
sesuai dengan rencana.
2. Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera hentikan pekerjaan
3. Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap
yang ada ataupun penambahan turap yang baru. Jika ada gangguan air,
maka air harus segera dikeringkan/disalurkan
4. Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun
material lainnya.

 Pasangan Batu 1 : 4
Pasangan batu kali merupakan jenis pekerjaan pasangan batu kali atau
unung yang menggunakan bahan campuran semen dan pasir dengan bentuk
sesuai gambar pelaksanaan. Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan batu
kali atau gunung:
a) Batu yang ingin digunakan harus dalam kondisi bersih, keras, dan
sudah disetujui oleh direksi.
b) Pasir yang digunakan memiliki kualitas bagus dan sudah disetujui oleh
direksi.
c) Spesi atau adukan pekerjaan pasangan batu harus dibuat dari
campuran antara semen dengan pasir. Perbandingan volumenya
adalah 1 pc : 4 psr dengan menggunakan concrete mixer.
d) Penyusunan pasangan batu dilakukan sedemikian rupa hingga antara
batu dengan batu terisispesi secara homogeen. Sehingga batu-batu ini
nantinya tidak akan bisa saling bersentuhan ataupun berhimpitan.
Susunan batu raen atau batu muka harus memiliki jarak (lebar nat
sekitar 1 sampai 2 cm).

 Plesteran 1 : 3
Cara Pelaksanaan :
a) Materil dan alat disiapkan dilokasi pekerjaan.
b) Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan
dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
c) Pekerja mempersiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir
d) Pasir dimasukkan kedalam kedalam concrete mixer terlebih dahulu
kemudian semen dengan perbandingan diatas diaduk sampai pasir dan
semen bercampur. Setelah terasa sudah tercampur baru diberi air bersih
secukupnya sesuai dengan kebutuhan spesi dengan posisi concrete
mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/campuran semen,
pasir, dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
e) Spesi dibawa ketempat pasang plesteran dimana tukang batu dan
pekerja sudah siap ditempat.
f) Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang
akan di plester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu
kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih
untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi
baru.
g) Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 (satu) lapis sampai jumlah ketebalan
1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen atau sesuai dengan spektek
dan petunjuk dari direksi.
h) Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 (tujuh) hari berturut-
turut atau sesuai dengan spektek dan petunjuk dari direksi.
i) Plesteran dibentuk sesuai dengan gambar kerja atau sesuai dengan
petunjuk direksi lapangan dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
j) Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang
 Siaran 1 : 2
Pekerjaan siaran akan dilaksanakan setelah plesteran lantai selesai dan atau
sedang berlangsung dengan perbandingan 1Pc : 2Ps.
Cara Pelaksanaan :
a) Pertama - tama siapkan material di lokasi pekerjaan.
b) Pasir di ayak dengan menggunakan ayakan pasir agar pasir jadi lebih
halus dan bebas dari kotoran - kotoran lainnya.
c) Buat campuran spesi dengan perbandingan 1Pc : 2Ps, aduk terus
sampai merata baru diberi air dan dicampur sampai adukan mortar jadi.
d) Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan
diantara batu muka harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu
kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi dengan menggunakan
air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan
spesi baru.
e) Setelah itu siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan
sehingga terlihat indah.
f) Teknik untuk membuat siaran, spesi dikorek dengan menggunakan
sendok siar agar hasilnya terlihat semakin indah.
g) Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

 Beton K 225
a) Pembuatan beton harus sesuai dengan hasil tes laboratorium agar
mendapatkan kualitas dan mutu yang baik.
b) Perbandingan campuran yang digunakan untuk beton bertulang sudah
ditentukan dalam kontrak kerja.
c) Proses pengadukan dilakukan dengan menggunakan concrete mixer
atau molen beton agar mendapatkan hasil atau mutu berkualitas.
d) Beton yang dimanfaatkan sebagai selimut pada penulangan memiliki
fungsi sebagai struktur penahan beban. Selain itu, juga berfungsi sebagai
bahan campuran yang kedap air (tahan bocor).
e) Beton yang digunakan pada struktur bangunan pembetonan atau
pengecoran diharuskan untuk menggunakan concrete vibrator atau vibro
betor. Tujuannya supaya mendapatkan hasil yang lebih baik.
f) Penulangan atau pembesian harus dipasang khusus untuk bangunan
jenis tulangan. Jarak dan bentuk tulangan harus sesuai dengan gambar
yang sudah ditentukan dan sudah mendapat ijin dari pihak direksi.
 Pembesian dengan besi wirmesh ф 8 mm
Wiremesh yaitu materi bangunan berupa besi polos / ulir yang terbuat dari
materi wirerod. Selanjutnya material ini dibentuk menjadi lembaran-lembaran
dengan kotak 15 x 15 cm serta panjang 5,4 x 2,1 m dan tebal 4-10 mm.
Wiremesh ini biasanya digunakan sebagai tulangan dalam pengecoran
bangunan.
Langkah-langkah pemasangan wiremesh :
Secara prinsip, pemasangan wiremesh ini tidak jauh berbeda dengan
pemasangan besi beton yang digunakan untuk tulangan plate. Namun
wiremesh mempunyai kelebihan yaitu penggunaannya lebih mudah lantaran
bentuknya sudah teranyam. Anda hanya perlu mengukur wiremesh tersebut
sesuai dengan luas bidang yang telah diperhitungkan dengan matang,
kemudian potong sesuai ukuran tersebut. Tetapi jikalau ukuran luasannya
ternyata masih kurang, Anda cukup menambahkan wiremesh dengan overlap
kurang lebih 15 cm. Dalam pemasangan wiremesh, harus benar-benar
memperhatikan diameter wiremesh yang akan dipasang dengan
kebutuhannya. Jangan hingga ukuran diameter tersebut tidak sempurna
walaupun hanya berselisih 1 mm saja. Ini dikarenakan tingkat kekuatan
wiremesh akan jauh berbeda bila ukurannya tidak sesuai dengan
perencanaan. Hindari juga memakai wiremesh yang sudah berkarat.

 Bekisting dengan multiplek 12/18 mm


Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Bekisting ini akan membentuk dimensi elemen struktur kolom, balok, plat,
dinding, listplank, dan lain-lain sesuai dengan dimensi rencana
Fungsi Bekisting
Dengan mendasarkan pada pengertian sebelumnya bahwa bekisting
merupakan konstruksi bersifat sementara maka hakekat dari pada bekisting
itu adalah konstruksi sederhana tapi harus kuat, dan mampu menahan beban
yang bekerja selama proses pekerjaan bekisting, pengecoran serta pasca
pengecoran
Pemasangan Bekisting Kayu
1. Perencanaan bekisting beton bertulang
2. Pemasangan bekisting
3. Pembongkaran bekisting
4. Pemilahan bekisting
 Perbaikan Pintu
Pemasangan pintu harus mengikuti prosedur yang ditentukan dan 'Disetujui'
"Petunjuk Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan" yang diberikan oleh
Pembuat Pintu.Kontraktor harus bertanggung jawab menyediakan tenaga
kerja, alat angkat antara lain kran, shear-legs, turfors, dan lain-lain, agar pintu
dan perlengkapannya dan bahan dapat dipindahkan sampai di tempat dan
pintu dapat dipasang. Pembuat Pintu harus bertanggung jawab menyediakan
perlengkapan khusus dan peralatan untuk pemasangan pintu dan
pengawasan terhadap tenaga kerj a kontraktor.
Pintu harus dapat dibawa ke tempat pemasangan dengan memenuhi
ketentuan spesifikasi ini. Pintu yang ukurannya memungkinkan harus dipra-
rakit di tempat kerja pembuat pintu dan siap dipasang langsung pada struktur.
Apabila hal ini tidak mungkin, pintu dirakit di lapangan dan cat seperlunya
sebelum pemasangan. Untuk menjamin bahwa bagian rangka benar-benar
tegak lurus satu dengan yang lain, maka pada pra-rakit dan perakitan di
lapangan diperlukan penggunaan ganjal penegak sementara. Ganjal-ganjal
ini disekrupkan ke suku bagian rangka, berujud baut mampu lepas, untuk
memegang rangka pada keadaan tegak lurus selama pelaksanaan
pemasangan.
Setelah pemasangan selesai maka ganjal penegak sementara dapat diambil.
Pintu harus dipasangkan pada coakan yang telah dipersiapkan pada struktur
dengan alat angkat, yang disediakan oleh Kontraktor. Pintu harus dilindungi
secukupnya dari kerusakan akibat pengangkutan. Pengepakan dengan kayu
harus dipergunakan untuk menJarmn kerataan ambang bawah dan baji-baji
kayu perlu dipergunakan untuk menjamin ketegakan dan kekokohan
sementara terhadap kemapanan pintu.

Untuk Ukuran Pintu yag akan diperbaiki adalah sebagai berikut :


- B. CMU - 0 ( Intake ) Pintu Sorong Baja Roda Gigi ( Tunggal )
B = 1,2 cm; H = 1,0 m
- B. CMU - 0 ( Intake ) Pintu Sorong Baja Roda Gigi ( Tunggal )
B = 1,2 cm; H = 1,0 m
- B. CMU - 0 ( Penguras ) Pintu Sorong Baja Roda Gigi ( Ganda )
B=2 m ; H = 1,700 m;
- B. CMU - 3 Pintu Sorong Baja ; B = 0,50 m; H = 0,55 m
- B. CMU - 6 Pintu Sorong Baja ; B = 0,60 m; H = 0,70 m
- B. CMU - 7 Pintu Sorong Baja ; B = 0,60 m; H = 0,75 m
- B. CMU - 8 Pintu Sorong Baja ; B = 0,6 m; H = 1,00 m
- B. CMU - 11 Pintu Sorong Baja ; B = 0,60 m; H = 0,70 m
- B. CMU – 15 Pintu Sorong Baja ; B = 0,50 m; H = 0,60 m
- B. CMU – 30 Pintu Sorong Baja ; B = 1,30 m; H = 1,0 m
- B. Ch - 1 Pintu Sorong Baja ; B = 0,6 m; H = 1,00 m

- B. Ch ( Pintu Penguras ) Pintu Sorong Baja ;


B = 1,20 m; H = 1,00 m
- B. Ch ( Sadap Kiri ) Pintu Sorong Baja ; B = 0,50 m; H = 0,55 m
- B. Ch ( Sadap Kanan ) Pintu Sorong Baja ; B = 0,50 m; H = 0,55 m

 Timbunan Tanah
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan timbunan tanah kembali yang dipadatkan dengan alat pemadat
adalah meliputi pekerjaan penimbunan tanah kembali serta pemadatan
tanah yang ditimbun disekitar bangunan sesuai dengan gambar rencana
dan petunjuk dari Direksi.

b. Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali dan Pemadatan


1) Apabila dalam material tanah timbunan terdapat gumpalan-gumpalan
atau bongkahan-bongkahan tanah, maka terlebih dahulu harus
dipecah dengan cakram atau penggaruk.
2) Tanah timbunan harus ditimbunkan kedalam lubang bekas galian,
lapis demi lapis dengan tebal maksimum 30 cm dan dipadatkan
dengan alat pemadat stamper sebanyak 3 (tiga ) lintasan atau
dengan dengan tebal maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan
timbris / batang kelapa sebanyak 5 ( lima ) lintasan sehingga dicapai
kepadatan yang cukup sesuai dengan gambar rencana.
3) Apabila dalam pelaksanaan pemadatan terjadi kerusakan pada
bangunan, maka harus diperbaiki, oleh Penyedia Jasa.

 Pemasangan Pintu Elektrik

Pekerjaan pintu elektrik dipasang sesuai dengan spesifikasi untuk


mengangkat beban pintu dan tekanan air didalam air. Hal yang pertama
dilakukan adalah menghitung gaya dorong air dan beban angkat pintu
penguras. Apabila sudah terhitung maka penentuan dinamo dilakukan
untuk memilih jenis dinamo yang dipasang. Pintu elektrik tediri dari
beberapa bagian yaitu Dinamo, Gearbox, fleksible Coopling, alat listrik,
stop kontak dan dudukan baja, ditambah dengan pekerjaan las dan bubut.
Pintu elektrik dipasangan dari sumber listrik yang ada. Ukuran Gearbox
disesuaikan dengan pintu Gear Pintu Eksisting yang ada sehingga dinamo
dapat memutarkan gearbox dan turun naik pintu dapat dilaksanakan. Hal
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan sistem pintu elektrik ini adalah
pemasangan alat – alat yang disuaikan dengan ukuran yang sesuai
dilapangan dengan memperhatikan kondisi yang ada.

 Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan Elektrikal adalah serangkaian pekerjaan listrik untuk menunjang


kebutuhan daya listrik disekitar Bendung untuk keperluan Pencahayaan,
pintu elektrik dan pemeliharaan lainnya.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan KWH listrik beserta titik listrik juga
lampu yang telah ditentukan untuk kebutuhan pekerjaan atau penunjang
listrik di bendung. Hal Yang pertama dilakukan adalah penentuan titik Box
yang disesuaikan dengan kebutuhan titik titik elektrikal lainnya seperti
lampu, pengaturan pintu air, juga titik pencahayaan.

 Lampu Merkuri

Pemasangan Lampu Merkuri mempunyai spesifikasi untuk menunjang


pencahayaan dibendung juga taman. Pemasangan dilakukan dengan cara
menentukan titik lokasi. Lampu Merkuri dipasang beserta komponennya
yaitu tiang yang terbuat dari besi dengan tinggi standar 6 m + Kedalaman
pondasi 1.5 m yang dicorkan dengan adukan beton, Kabel, Bohlam, dan
kabel Kebutuhan lainnya, lampu merkuri yang dipasang sesuai dengan
lampu di lapangan.

 Pembuatan Pilar Penahan / Pengelak Sampah

Pekerjaan Dilaksanakan setelah kondisi dilapangan aman terhadap arus


air. Pemasangan Kistdam mempunyai peranan penting dalam melindungi
area pekerjaan. Pekerjaan ini dilaksanakan di lantai dasar Bendung.
Pekerjaan ini meliputi :
o Pekerjaan Galian Tanah
Galian tanah sedalam 2 m dan lebar 1.7 m sepanjang +-25 m
Melintang Bendung
o Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 4
o Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang Beton yang ditutup dengan
pasangan batu 1 : 4
o Pekerjaan Dinding Beton Yang dicorkan diatas Pasangan dengan
tebal 12 – 20 cm menyelimuti Pasangan ( beton K – 225 )
o Pemancangan Pipa Besi Pagar Yang dipasang sepanjang Jalur Pagar
pengelak Sampah dengan kerapatan besi 10 – 20 cm untuk menahan
sampah untuk Bagian depan. Dan untuk Bagian Belakang Kerapatan
dilakukan Renggang ( 1 m ) Untuk Memperkuat Pipa Besi tersebut
Dilakukan kuncian terhadap pipa yang sudah rapat tadi dengan
menggunakan baja H beam dengan ukuran terlampir dengan cara dilas
tiap sambungan ke Pipa Besi ditambah Cross Baja Depan Belakang
o Rangkaian Baja dan Besi yang dipakai Meliputi
 Baja WF 150 x 150 x 7 x 10
 Baja WF 100 x 50 x 5 x 7
 Besi siku 60 x 60 ( 5mm )
 Pipa Besi 4 inch ( 4.5 mm ) & Pipa Besi 2 inch ( 2 mm )
 Plat Besi 5 mm
o Kerangka Tersebut tersebut Disambung Menggunakan Baut dan
diperkuat dengan las sesuai dengan ketentuan yang ada.

 Pembuatan Pagar

Pekerjaan Pembuatan Pagar Meliputi :


- Pengukuran Elevasi Sepanjang Pagar yang akan Dibangun
- Pengecekan kondisi Pasangan / linning Yang akan dibangun Pagar diatasnya
- Pekerjaan Bongkaran Jalan dan atau Galian Tanah sepanjang Rencana Pagar
- Pekerjaan Pembesian untuk Sloof Beton dan Kolom beton ( k – 175 ) Molen.
- Pemasangan Pipa besi 3 inch ( 2 mm ) 3 Jalur dengan Kolom yang
mempunyai Spasi 1.5 m sepanjang Rencana Pagar Pengaman
- Pekerjaan Acian
- Pekerjaan Cat
 Pembuatan Taman

Sebelum Melaksanakan Pekerjaan Adalah Pengolahan lahan yang ada


dengan membersihkan area taman dan pengolahan tanah yang akan dijadikan
lokasi taman.

Pembuatan Taman Sesuai Areal yang ditentukan Mempunyai Spesifikasi


untuk Taman sederhana untuk areal Penghijauan, berupa rumput Gajah
dipadukan dengan tanaman hias lainnya beserta ornamen – ornamen
tambahan lainnya yang memperindah taman dengan dipadukan dengan titik
posisi pencahayaan yang pas.

 Nomenklature Nama Bendung

Nomenklature Nama Bendung Berdimensi 0.80 x 4.00 m yang terbuat Bahan


yang tahan terhadap hujan dengan Pencahayaan Huruf Sebagai Variasi agar
Nomenklatur Tersebut Menyala Disaat Malam dan Aman terhadap hujan.
Nomenklatur jenis ini Mengambil daya listrik box listrik yang ada.
Bahan yang dipakai bisa terbuat dari Fiber Atau Plastik Berkualitas, dan warna
Bisa disuaikan dengan Kondisi Malam Atau siang.

 Pembuatan Shelter Bangunan Sadap

Pembuatan Shelter teridiri Pembuatan Pondasi, Tiang Penahan dan Atap


menggunakan Pekerjaan Beton. Shelter yang dibangun harus disesuaikan
dengan kebutuhan luasan areal Buka Tutup Pintu Sadap Yang digunakan
pada saat buka pintu air ketika hujan.
Pekerjaan Ini Meliputi :
o Pekerjaan Galian Tanah
o Pekerjaan Beton ( K – 175 ) + Bekisting
o Pekerjaan Plesteran
o Pekerjaan acian
o Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pembuatan Shelter terlampir dan memiliki ukuran sesuai standar
bangunan Shelter Bangunan Sadap Air
 Pembuatan Jembatan Kantor SUP HULU

Pembuatan Jembatan dilaksanakan dengan mengukur eksisting yang ada


( terlampir ). Pekerjaan Meliputi :
- Galian Tanah
- Pekerjaan Sloof
- Pembesian Jembatan
- Pasangan Bata
- Pekerjaan Pemasangan Pipa 3 inch ( 2 mm )
- Pekerjaan Plesteran
- Pekerjaan Acian
- Pekerjaan Pengecatan

Hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan adalah elevasi Balok melintang
jembatan tidak Boleh dibawah tinggi Jagaan karena adanya arus air. Pekerjaan
beton menggunakan campuran K – 175 menggunakan Molen Dengan besi 110 Kg
per m3

3. Pekerjaan Pembantu
Kisdam / Dewatering
Kisdam dan pengeringan dilaksanakan sebelum melaksanakan Pekerjaan yang
lainnya. Kisdam terdiri dari karung yang diisi dengan tanah urug dan diperkuat
dengan bambu. Dengan melaksanakan pengeringan maka bisa melakukan
pekerjaan dengan mudah dan menghasilkan kualitas yang baik, selain itu juga
tidak mengganggu jalan air untuk irigasi dan dalam pelaksanaannya perlu
persetujuan Direksi.
Alat yang digunakan adalah pompa untuk :
- Memelihara aliran di saluran pembawa, pembuang, parit parit dan sumber
sumber air yang berada dalam atau memotong jalur pembebasan selama
periode pelaksanaan.
- Melindungi bangunan sementara dan permanen terhadap kerusakan akibat
hujan, limpasan air permukaan dan perlindungan yang mencukupi terhadap
banjir dan kejadian yang serupa lainnya.
- Usaha dewatering dan pengurasan air agar usaha penggalian tanah bebas
air seperti keharusan dalam melaksanakan bangunan sebenarnya.
Setelah tujuan melayani air selesai , maka semua cofferdam dan lain lain
pekerjaan perlindungan sementara harus disingkirkan kecuali ditentukan lain
oleh Direksi.
penyedia jasa akan bertanggung jawab atas kerusakan pondasi atau bangunan
atau bagian lainnya dari pekerjaan yang disebabkan oleh kesalahan seperti
kondisi aliran pada bangunan pembelokan air atau bangunan pelindung banjir
dan kegagalan bangunan bangunan tersebut diatas yang dibangun.
Dalam pelaksanaan kisdam dan dewatering tidak akan mengganggu aliran
normal dari setiap saluran irigasi atau sumber air untuk suatu alasan atau
maksud tertentu tanpa persetujuan Direksi, dan akan berusaha untuk
memelihara dalam saluran yang telah ada dan yang dialihkan.,
.

Anda mungkin juga menyukai