Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pembangunan Drainase PP Banggae (DAK)


TAHUN ANGGARAN 2022

BAB 1. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau


mengalihkan air. Secara umum saluran drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal.

Saluran drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan dengan sanitasi. (Surpin, 2004:7 dalam Khoerul
Anam,2017) Pancer terletak di Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene . Nama
Kecamatan Banggae Kabupaten Majene merupakan bagian dari Kabupaten
provinsi Sulawesi BArat, yang berada di ketinggian 0-1200 meter dengan
temperature rata –rata 30 C -34

saluran drainase di kawasan PP Banggae Kabupaten Majene. Pada saat terjadi


curah hujan tinggi di kawasan PP Banggae terjadi genangan air karena
buruknya saluran drainase. Pada hal ini kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan di kawasan PP Banggae , Kabupaten Majene masih sangat kurang
terlihat masih banyaknya sampah di saluran drainase. Saluran drainase tersebut
kerap ditumbui rumput karena kurang keperawatan dan kepedulian warga
untuk membersihkan saluran.

Dipihak lain sistem drainase pada PP Banggae juga di pengaruhi faktor – faktor
yang berasal dari pantai dan laut. Karakteristik kepantaian tersebut antara lain
pasang surut, arus, angin, dan gelombang. Maka dari itu permasalahan perlu
dilakukan evaluasi kondisi saluran drainase yang mengalir ke kawasan PP
Banggae Kabupaten Majebe tersebut, agar diketahui permasalahan
sesungguhnya yang menyebabkan terjadinya genangan air serta perlu adanya
pemeliharaan saluran drainase dari sampah dan endapan yang terjadi agar
drainase dapat menyalurkan air dengan baik.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk
menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan
umum, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat
keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap
spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan
pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lingkungan
dan lalu lintas pekerjaan dan tetap memperhatikan hal terpenting dalam
penerapan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3K) Atau RK3K

3. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN .

Lokasi pekerjaan berada di Desa Banggae Barat, Kec. Banggae, Kabupaten


Majene

4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Paket Pembangunan Drainase PP Banggae (DAK) ,


Kabupaten Mamasaa dalah sebagai berikut:

PEKERJAAN PERSIAPAN

• Mobilisasi dan Demobilisasi


• Papan Nama Proyek
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PEKERJAAN TANAH

• Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


• Urugan kembali

PEKERJAAN BETON

• Pek. Beton mutu Fc = 19,3 Mpa / K-225


• Pek. Beton mutu Fc = 21,7 Mpa / K-250
• Pek. Pembesian
• Pek.Bekisting 2 Kali Pakai

PEKERJAAN AKHIR

• Pembersihan aKhir
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi dan Demobilisasi

Pekerjaan ini meliputi semua acara mobilisasi peralatan dan personil yang
di perlukan dan semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan
pekerjaan serta melaksanakan demobilisasi kembali terhadap semua
terhadap semua peralatan dan personil pada ketika pekerjaan selesai.

• UMUM

Sebelum kontraktor memulai pekerjaan fisik di lapangan, Pimpro /


Pimbagpro bersama konsultan supervisi (kalau ada) dan kontraktor
mengadakan rapat yang disebut rapat pra-pelaksanaan (Pre
Construction Meeting - PCM). Salah satu mata
acara yang dibahas dalam rapat itu adalah mobilisasi. Mobilisasi dalam
hal ini meliputi :

• Mobilisasi Alat

1. Mendatangkan peralatan-peralatan berat dan kendaraan-


kendaraan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
2. Mempersiapkan fasilitas lapangan ”base camp”, dimana terdapat
kantor proyek, kantor konsultan, kantor kontraktor, rumah-
rumah staf dan karyawan untuk proyek, konsultan dan
kontraktor, bengkel, gudang dan sebagainya yang telah
disebutkan dalam spesifikasi umum kontrak.
3. Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan
mengembalikannya kembali (demobilisasi)
4. Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis /
kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan oleh kontraktor
5. Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan
dan meminta persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator
yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan.
6. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan
demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor.

• Mobilisasi Personil

1. Mendatangkan personil-personil kontraktor sesuai kebutuhan.

• Mobilisasi Material

1. Pemeriksaan sumber barang/ suplier


2. Pengurusan menggunakan angkutan
2. Papan Nama Proyek

Menyiapkan papan nama proyek agar masyarakat sekitar mengetahui


bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan serta jenis
kegiatan dan informasi mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan.
Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi
kegiatan kepada masyarakat.

Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan
kegiatan. Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan
ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 (borneo)dengan
tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai
dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai
cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan

Papan Nama berisi informasi mencantumkan informasi mengenai


cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :

• Nama Kegiatan
• Pekerjaan yang harus dilaksanakan
• Nilai kontrak
• Sumber dana
• Jangka waktu
• Nama penyedia jasa
• Nama Konsultan Pengwawas

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan


kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengawas pekerjaan.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi Membuat, menerapkan dan


memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3
Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Pelaksanaan:

Rapat Persiapan Keselamatan Kerja

Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK)


berdasarkan tahapan-tahapan dan metode pelaksanaan, sesuai
ketentuan dan panduan Direktorat Jendral Bina Marga. Sosialisasi dan
Promosi K3 Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta
berlengkapan keselamatan kerja selama periode konstruksi sesuai
dengan ketentuan di dalam kontrak Penyediaan personil dan fasilitas
serta sarana K3 Menyediakan, memasang dan memelihara
perlengkapan K3 Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3
Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.Mempresentasikan RK3K
pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan
dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen
PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi


risikotinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potemsi
bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.

Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang


berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang
dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3 adalah
petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli
K3 atau petugas K3 akan merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018
atau perubahannya (jika ada).

B. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Pekerjaan ini adalah termasuk dalam divisi 2 item spesifikasi teknis untuk
pekerjaan jalan dan jembatan.

Tidak termasuk pekerjaan utama, namun sebagai bangunan penunjang


atau pelengkap jalan yang mendukung kinerja jalan fungsional.

Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

Pekerjaan Persiapan

Detail hasil pengukuran kelandaian untuk penampang saluran, harus


diberikan kepada konsultan dan direksi untuk diperiksa dan disetujui
sebelum pekerjaan dilakukan.

Pengajuan kesiapan kerja dan jadwal pelaksanaan diperlukan untuk


memastikan setiap pelaksanaan pekerjaan mendapatkan pengawasan dan
dilakukan sesuai rencana yang disetujui. Melaksanakan pembersihan
sebelum dimulainya proyek, selama pekerjaan berlangsung dan sebelum
selesainya proyek.

Menyiapkan dan medatangkan peralatan yang dibutuhkan di lokasi


pekerjaan. Peralatan tersebut disiapkan sesuai dengan analisa harga satuan
pekerjaan. Pengukuran dan peberian stack out pada area yang akan
dikerjakan.

Tahap Pelaksanaan

Pengerukan kedalaman galian sesuai gambar rencana kerja. Tinggi rendah


pada kedalaaman galian diukur dengan acuan elevasi tanah pada
pembuangan akhir.

Kanal, sungai dan sumber air yang berdekatan dengan lokasi galian tidak
boleh diganggutanpa persetujuan direksi pekerjaan. Namun bila pekerjaan
tidak dapat dihindari, kanal,sungai atau sumber air yang tercemar harus
dikembalikan pada kondisi semula. Bilamana terdapat utilitas atau
bangunan lain disekitar lokasi pekerjaan, maka pelaksana harus
mengupayakan untuk dilakukan relokasi atau penanganan secara khusus
agar tidak berdampak pada gangguan publik. Seluruh bahan hasil galian
dibuang sesuai petunjuk direksi pekerjaan, agar dapat mencegah dampak
lingkungan yang mungkin terjadi.

Pekerjaan Akhir

Pengukuran untuk pekerjaan ini dilakukan untuk pembayaran dalam satuan


meter kubik. Dan perbaikan penampang harus dilakukan bilamana terdapat
kesalahan atau ketidaksesuaian penampang dengan garis elevasi dalam
gambar kerja.

• Pembersihan akhir dan perapian area galian.

• Pengembalian perlatan dan demobilisai alat berat.

Catatan :
Pemakaian alat pada dasarnya digunakan sesuai dengan peralatan yang
tercantum dalam analisa harga satuan pekerjaan.

Namun pada kondisi dimana pekerjaan mengalami keterlambatan atau akan


dilakukan percepatan, maka kontraktor pelaksana dapat menggunakan
excavator atau alat berat lainnya sesuai kebutuhan agar waktu pelaksanaan
pekerjaan dapat maksimal. Sedangkan untuk pembayarannya, tetap
mengikutiharga satuan pekerjaan dalam analisa harga satuan yang
disepakati.

C. PEKERJAAN BETON

Teknis pelaksanaan pekerjaan :


A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan
pengecoran.
B. Pekerjaan persiapan
• Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang
beton balok
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air,
kaso, multiplek 12 mm, besi beton, kawat beton, dan paku.
• Persiapan alat kerja, antara lain : waterpass, beton mixer,
meteran, bar bending, mesin potong besi, unting-unting,
benang, vibrator, gerobak sorong, dan selang air.

C. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan waterpass dan memberi
tanda (marking) untuk posisi titik perletakan balok beton.

D. Pekerjaan pembesian
E.
• Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain
yang lebih nyaman.
• Perakitan pembesian harus sesuai dengan gambar kerja.
• Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada
tulangan utama dengan kapur.
• Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan
antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan
system silang.
• Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi
yang akan dipasang.

E. Pekerjaan Bekisting

• Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi
bawah, dipasang dengan multiplek 12mm sebagai bahan
bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .
• Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil
yang sesuai, setelahitu kemudian letakkan bekisting pada
tempat yang sudah ditentukan.
• Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat
tekanan saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar
30cm dengan skoor lainnya.
• Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai
perekatnya, kemudian paku dipakukan dengan menggunakan
palu.

F. Pekerjaan pengecoran

• Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi


minyak bekisting kemudian letakkan pembesian balok pada
posisinya tepat didalam bekisting.
• Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada
posisinya didalam bekisting dengan membuat tahu-tahu beton
di bawah dan digantung kiri kanan bagian dalam bekisting,
dengan maksud mendapatkan selimut beton.
• Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton sesuai
dengan spesifikasi teknis.
• Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong
sebagai pengantar adukan ke areal pekerjaan.
• Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang
adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan
secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi
mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan
beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
kepadatan maksimal.

G. Pekerjaan pembongkaran bekisting balok

• Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara


bekisting samping (tidak menahan momen) dapat dibuka > 24
jam dimana bentuk beton sudah stabil..
• Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan
palu agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
• Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push
pull.
• Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting,
sehingga rangkaian / panel bekisting terlepas.

H. Pekerjaan perawatan beton balok

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton


tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan
adalah dengan menyiram / membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

Pekerjaan Akhir

• Setelah selesai pekerjaan, maka dilakukan pembersihan atau


pengembalian kondisi semula.

• Mengajukan proses opname kepada konsultan untuk hasil galian


bersama-sama dapat di periksa dan disetujui, kemudian membuat
berita acara opname pekerjaan.

• Alat-alat berat dikembalikan lagi atau di demobilisasi.


METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Digunakan untuk Usulan Pembangunan Drainase PP Banggae (DAK)

NAMA KEGIATAN
PENATA PRASARANA PERTANIAN

CV. RAFAALBI PERSADA SEMESTA

TAHUN ANGGARAN
2022

Anda mungkin juga menyukai