Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Paket Pakerjaan :
Propinsi/Kab :
Tahun Anggaran :

Dalam pelaksanaan sebuah proyek harus dilakukan pengaturan dan penjadwalan dari setiap
kegiatan yang ada. Penjadwalan kegiatan dengan baik dan benar akan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dan akan dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga, sehingga akan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan
pelaksanaan yang tepat waktu maka akan mengurangi terjadinya penambahan biaya operasional
dilapangan. Dan yang tak kalah pentingnya lagi, selain pengaturan dan penjadwalan adalah
metodelogi pelaksanaan masing-masing kegiatan tersebut diatas, dengan metodelogi
pelaksanaan yang terinci akan mengurangi terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan. Sebelum
dilakukan pekerjaan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan Rekayasa Lapangan dan
pengukuran pada lokasi pekerjaan untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut perlu dilakukan
perubahan sesuai dengan kondisi terbaru dilapangan.
Setiap pagi sebelum dilakukan pekerjaan, petugas K3 akan melakukan briefing pada semua
pekerja agar bekerja dengan memperhatikan standard keselamatan kerja. Termasuk
menggunakan alat pelindung Diri seperti Helm, Sepatu, Rompi, Sarung Tangan, Kacamata dan
lain lain yang diperlukan pada masing masing pekerjaan.

1. MOBILISASI
Volume : 1,00 LS

kegiatan mobilisasi yaitu mempersiapkan fasilitas Base Camp / Kantor baik untuk
Kontraktor maupun untuk Direksi, mempersiapkan gudang dan lain-lain, mobilisasi
peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ke lokasi proyek.
1.1 Ketentuan Mobilisasi
 Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk pembuatan base
camp, kantor, barak, bengkel, gudang dan lain lain untuk pelaksanaan kegiatan.
 Pembelian Drum Solar yang akan digunakan untuk dewatering. Drum Solar Harus
disambung dan di las rapat.
 Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak. Personil
yang dibutuhkan Pada Pekerjaan ini adalah, Pelaksana, Pelaksana K3, Administrasi
Proyek.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana
peralatan tersebut akan digunakan. Pada pekerjaan ini, alat yang digunakan
diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Trailler, Flat Bed Truck dan
Mobilisasi Sendiri. Alat yang diangkut dengan menggunakan Trailler pada
Pekerjaan ini adalah, Excavator 1 Unit. Alat yang diangkut dengan menggunakan
Flat Bed Truck Adalah Concrete Mixer 1 Unit, Concrete Vibrator 1 Unit, Stamper 1
Unit. Alat yang dapat melakukan mobilisasi sendiri tanpa bantuan trailer dan Flat
Bed Truck Adalah Dump Truck 3,5 Ton 1 unit, Dump Truck 10 Ton 1 unit, Water
Tanker 1 Unit, Truck Mixer 1 Unit, dan Flat Bed Truck 1 Unit.
 Pengujian Mutu bahan dan mutu pekerjaan juga dilakukan pada pekerjaan ini.
Pengujian ini meliputi pengujian Bahan dan Hasil pekerjaan pada Pekerjaan Beton.
 Pekerjaan Lain lain yang terdiri dari Penyediaan Alat Komunikasi Lapangan, Papan
Nama Proyek, Rambu Lalu lintas, Dokumentasi dan Pelaporan, Shop drawing dan
as Build Drawing, Pengukuran dan rekayasa lapangan.
1.2 Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.

2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Volume : 1,00 LS

Selama pekerjaan berlangsung, kondisi jalan yang sudah dilaksanakan perlu adanya
pemeliharaan terus menerus supaya tidak terjadi kerusakan yang berarti. Langkah awal
pekerjaan ini adalah menyiapkan dan memasang perlengkapan keselamatan jalan selama
periode konstruksi, membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai dengan schedule
pekerjaan dan dikoordinasikan dengan seluruh personel yang terkait, Kemudian dibuat
kelompok Kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi, Melakukan pengalihan lalu lintas jika
diperlukan atas seijin PPK dan pihak terkait. Rambu rambu yang digunakan jelas dan dapat
dibaca oleh pengguna Jalan antara lain; Rambu rambu dengan kata kata sebanyak 2 buah
dan Rambu peringatan pekerjaan di jalan sebanyak 2 buah.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Volume : 1,00 LS

Pekerjaan ini mencakup penyediaan tenaga kerja ahli K3 selama pelaksanaan


dilapangan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan menjaga agar seluruh
pekerja, operator dan personil yang terlibat didalam kegiatan ini agar melaksanakan K3
selama masa pelaksanaan. Pada Item ini, akan disiapkan Petugas K3. Setiap hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Petugas K3 akan memberikan Briefing dan
petunjuk mengenai hal hal yang harus dilakukan untuk keselamatan dan kesehatan
kerja dan termasuk juga untuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Petugas K3 juga
membuat Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK). Selama Pelaksanaan
proyek ini, perlu disiapkan Spanduk, Poster dan Papan Informasi K3 dan Kotak K3
harus ada dilokasi pekerjaan. Untuk pekerja harus menggunakan APD berupa Topi
Pelindung, Pelindung Mata, Pelindung pernapasan dan mulut, Sarung Tangan, Sepatu
Keselamatan, dan Rompi Keselamatan. Untuk pengendalian terhadap resiko K3,
disiapkan, Alat Pemadam Api ringan, Bendera K3, Pembuatan Kartu Indentitas Pekerja.

4. Manajemen Mutu
Volume : 1,00 LS

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diharuskan memenuhi standard mutu yang telah
ditentukan pada setiap item pekerjaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengontrolan mutu
bahan sebelum digunakan dan mutu pekerjaan pada saat pelaksanaan dan setelah
pekerjaan selesai dan membuat laporan Mutu secara berkala. Pada pekerjaan ini akan
disiapkan Petugas K3 mutu yang bertugas sebagai manajer kendali mutu dan dibantu oleh
staf pendukung. Mereka akan membuat RMK dan Laporan Kendali Mutu yang disetujui oleh
PPK. Kemudian Melakukan Pengendalian Mutu seluruh Pekerjaan dan membuat laporan
secara berkala. RMK mengandung konten sebagai berikut :
 Ruang lingkup pekerjaan.
 Organisasi kerja perusahaan termasuk uraian tugas dan tanggungjawabnya.
 Jadwal pelaksanaan terperinci per elemen pekerjaan.
 Rincian prosedur pelaksanaan pekerjaan.
 Rincian prosedur standar instruksi kerja dan daftar simak.
 Formulir bukti kerja.
 Daftar personil pelaksanaan.

5. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter


Volume : 49,53 M3

5.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan ini mencakup, pembuatan request dan data pendukung, menyerahkan
gambar shop drawing kepada direksi, cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan
adanya pipa-pipa, kabel listrik, kabel telepon, kabel optic dan lain lain. Jika ada maka
lakukan koordinasi dengan instansi terkait sebelum dilakukan penggalian. Selain itu perlu
dilakukan juga pengecekan terhadap kesiapan alat alat yang akan digunakan, kesiapan
tenaga kerja/ personel, kesiapan pengendalian Keselamatan dan kecelakaan kerja (K3),
kesiapan pengendalian lalu lintas dan kesiapan penanganan Lingkungan.

5.2 Pekerjaan Penggalian


Sebelum dilakukan penggalian, maka langkah awal adalah melakukan pemasangan patok
patok untuk menentukan batas galian. Penggalian dilakukan dengan menggunakan
excavator dan dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan Kemudian tanah hasil Galian dimuat
kedalam Dump Truck dan kemudian dibuang keluar lokasi pekerjaan, termasuk tanah, batu,
beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan. Kemudian sekelompok pekerja
yang diarahkan oleh mandor membantu untuk meratakan tanah hasil galian dengan
menggunakan alat bantu berupa cangkul, sekop, gancu dan alat bantu lainnya. Pada waktu
penggalian dilakukan control pengecekan elevasi galian dengan menggunakan alat ukur.
Selain itu juga dilakukan pengecekan kerataan permukaan galian, dan tidak ada material
lepas seperti batu, kayu dan lain lain pada permukaan hasil galian.

Galian struktur ini dimaksudkan untuk pekerjaan galian sebelum pemasangan box culvert.
Oleh Karena itu ukuran galian harus disesuaikan dengan ukuran box culvert yang akan
dipasang dan diberi space untuk ruang kerja. Setelah Pekerjaan Box Culvert selesai, maka
dilakukan penimbunan kembali dengan menggunakan material urugan pilihan yang
didatangkan dari quarry dengan menggunakan dump Truck dan dituangkan ke dalam lokasi
galian. Kemudian material pilihan tersebut didorong oleh bulldozer ke dalam galian struktur
tadi. Lalu sekelompok pekerja merapikan dan memadatkan urugan tersebut dengan
menggunakan baby roller atau stamper.

5.3 Alat Yang Digunakan


 Excavator
 Bulldozer
 Dump Truck
 Alat Bantu seperti Sekop, Cangkul, Baby Roller/Tamper, Gancu Dan Alat bantu
lainnya

5.4 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Operator Excavator
 Operator Bulldozer
 Sopir Dump Truck
 Pekerja
 Mandor

5.5 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan.
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pagar Pengaman, Pita Rambu dan Rambu Kedip
saat diluar jam kerja.
 Penempatan Material diluar badan jalan dan dipasang rambu peringatan.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)

5.6 Pengendalian Mutu


. Pembuatan drainase pada sisi galian agar galian tidak tergenang air
. permukaan galian harus rata
. tidak ada material lepas dipermukaan galian
. Dilakukan Pengukuran hasil pekerjaan menggunakan alat ukur optic (waterpass,
Theodolit) dan Alat ukur Manual (Meteran)

6. Timbunan Biasa Dari Sumber Galian

Volume : 5,40 M3

Timbunan yang dimaksud pada pekerjaan ini adalah timbunan pada oprit Box karena beda
elevasi jalan existing dengan elevas top Box adalah beda 45 cm. oleh karena itu perlu
dilakukan penimbunan setinggi 45 cm pada ujung box sepanjang 4 meter ke badan jalan
existing. Awalnya tanah timbun di datangkan dari luar dengan menggunakan dump truck
kemudian dihampar secara manaual dan diratakan. Lalu dipadatkan dengan menggunakan
stamper.

6.1 Alat Yang Digunakan


 Dump Truck
 Stamper
 Alat Bantu seperti Sekop, Cangkul, Baby Roller/Tamper, Gancu Dan Alat bantu
lainnya

6.2 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Operator Excavator
 Operator Motor Grader
 Sopir Dump Truck
 Operator Vibratory Roller
 Sopir Water Tank Truck
 Pekerja
 Mandor

6.3 Bahan Yang digunakan


 Bahan Timbunan Biasa

6.4 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan.
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pagar Pengaman, Pita Rambu dan Rambu Kedip
saat diluar jam kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)

6.5 Pengendalian Mutu


. Tebal Hamparan Per Layer disesuaikan dengan hasil percobaan
. Jumlah Lintasan pemadatan Per layer disesuaikan dengan hasil percobaan
. Dilakukan Pengukuran hasil pekerjaan menggunakan alat ukur optic (waterpass,
Theodolit) dan Alat ukur Manual (Meteran)

Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. Semua
pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu, Rompi,
Masker dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita
rambu dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada
pekerja dan pengguna jalan.

7. Beton Struktur fc’ 20 MPa


Volume : 18,05 M3

Pada Pekerjaan ini, beton mutu sedang fc’20 MPa digunakan untuk pekerjaan Pembuatan
box culvert. Oleh karena itu tahapan metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Setting Out
Pada pekerjaan ini terlebih dahulu dilakukan pengukuran titik titik box dan pengecekan
elevasi untuk galian, lantai kerja, dan elevasi atas box oleh Surveyor
b) Pelaksanaan Galian Struktur (Excavation)
Setelah diukur dan ditentukan batas serta elevasi galian, maka dilakukan galian untuk
struktur box culvert dengan menggunakan excavator dan sekelompok pekerja
merapikan galian secara manual kemudian sisa galian akan dibawa dengan
menggunakan dump truck ke daerah pembuangan yang telah disetujui.
c) Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja dan plat bawah
Setelah dilakukan penggalian sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan pengecoran lantai kerja dengan urugan pasir jika diperlukan oleh sekelompok
pekerja dan tukang atas arahan mandor. Setelah kering, dilakukan pemasangan besi
dan pengecoran pelat bawah box culvert.
d) Pelaksanaan pekerjaan Pembesian, Pemasangan Bekisting dan perkuatan samping
Setelah pelaksanaan pekerjaan lantai kemudian dilakukan pemasangan besi box culvert
disesuaikan dengan dimensi, ukuran besi yang telah ditentukan. Setelah selesai,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting samping/dinding box culvert Oleh Tukang
dibantu oleh Sekelompok Pekerja yang diarahkan oleh mandor. Lalu dipasang perkuatan
samping box dengan menggunakan perancah. Pemasangan bekisting dan perancah
harus kuat dan kokoh untuk menghindari terjadinya lengkungan atau jebol. Untuk
pelaksanaan menggunakan multiplex 12mm dan perancah untuk perkuatan samping
dipasang dengan jarak maksimal 30 cm. setelah selesai, akan diperiksa lagi bersama
sama dengan konsultan pengawas dan direksi. Setelah disetujui, maka dapat dilakukan
pengecoran dinding box culvert. Untuk metoda pembesian akan dibahas pada item
pekerjaan baja tulangan Ulir U32.
e) Pelaksanaan pekerjaan Pembesian, Pamasangan Bekisting dan Perkuatan atas
Setelah dilakukan pengecoran samping, kemudian dilakukan pemasangan besi Oleh
Tukang Besi dibantu oleh Sekelompok Pekerja yang diarahkan oleh mandor untuk bagian
atas kemudian dilakukan pemasangan bekisting dan perancah untuk perkuatan bagian
atas. Setelah selesai, kemudian dilakukan pemeriksaan bersama sama dengan konsultan
pengawas dan direksi. Setelah disetujui, maka dilakukan pengecoran bagian atas box
culvert.
f) Perawatan Beton
Selama menunggu masa umur beton, maka dilakukan perawatan beton yaitu melakukan
penyiraman beton dengan menggunakan air dengan bantuan Water Tanker. Air
Disemprotkan ke Beton. Hal ini dilakukan setiap hari hingga 28 Hari.
g) Pelepasan perancah perkuatan dari box culvert
Setelah pekerjaan pengecoran selesai, 28 hari setelah pengecoran, dilakukan
pembongkaran seluruh bekisting dan perancah oleh berapa orang pekerja atas arahan
mamdor. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati hati.
h) Dilakukan penimbunan
Setelah pembongkaran selesai, maka dilakukan penimbunan kembali pada sisa galian
box culvert tersebut. Jika tanah awal jelek (Berlumpur), maka akan diganti dengan
tanah yang lebih baik dan sesuai untuk spesifikasi tanah timbun.
i) Dilakukan pemadatan Timbunan
Selanjutnya timbunan tersebut dipadatkan dengan menggunakan stamper atau baby
roller dan dirapikan oleh sekelompok pekerja.

Untuk Teknik pengecoran dan pemadatan beton dijelaskan sebagai berikut:


7.1 Pengecoran
a. Penyedia Jasa akan memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan
harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu
pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, Bekisting dan tulangan dan
dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan
pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
c. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam
waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk
memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan
yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak
boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat
30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air
dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran,
maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket,
dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran
yang cukup sehingga memung-kinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi
penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus
ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik
Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya Pengecoran harus dilakukan pada
kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis
sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
i. Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton
baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen
dengan campuran yang sesuai dengan betonnya
j. Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.

7.2 Pemadatan Pengecoran


a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam
atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang-nya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-laman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan
beton.

7.3 Alat Yang Digunakan


 Water Tanker
 Concrete Vibrator
 Alat Bantu seperti Sekop, Cangkul, Dan Alat bantu lainnya
7.4 Tenaga Yang Dibutuhkan
 Sopir Water Tanker
 Pekerja
 Tukang
 Mandor

7.5 Bahan Yang Dibutuhkan


 Pasir
 Semen
 Aggregat Kasar
 Air
 Kayu Perancah
 Paku

7.6 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)

7.7 Pengendalian Mutu


. Komposisi bahan mengikuti job mix formula
. teknik pengecoran Mengkuti Spesifikasi teknis
. teknik Pemadatan saat Pengecoran mengikuti spesifikasi teknis
. Pemasangan bekisting harus rapi dan kuat
. Perawatan beton setelah pengecoran melakukan penyiraman dengan bantuan water
Tanker
. Pengujian mutu berupa Tes Kubus/Silinder, Hammer Test
. Pengukuran Dimensi berupa Panjang, Lebar dan tinggi menggunakan Meteran.

Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan,
Sepatu, Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu,
pita rambu dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
pada pekerja dan pengguna jalan.

8. Beton Mutu Sedang fc’ 10 MPa


Volume : 0,95 M3
Pada Pekerjaan ini, beton mutu sedang fc’10 MPa digunakan untuk Lantai Kerja. Oleh
karena itu tahapan metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Setting Out
Pada pekerjaan ini terlebih dahulu dilakukan pengukuran titik titik box dan pengecekan
elevasi untuk galian, lantai kerja, dan elevasi atas box.
b. Pelaksanaan Galian Struktur (Excavation)
Setelah diukur dan ditentukan batas serta elevasi galian, maka dilakukan galian untuk
struktur box culvert dengan menggunakan excavator dan sekelompok pekerja
merapikan galian secara manual kemudian sisa galian akan dibawa dengan
menggunakan dump truck ke daerah pembuangan yang telah disetujui.
c) Pengecoran
Pengecoran dilakukan secara manual dengan melakukan pengadukan material Air, Pasir
Beton, Aggregat Kasar dan semen sesuai dengan komposisi pada Job Mix Formula
dengan menggunakan Concrete Mixer. Air, Semen, Pasir Beton dan aggregate dituang
kedalam Concrete mixer oleh sekelompok pekerja yang diarahkan oleh mandor dan
diaduk hingga adukan rata. Kemudian diuji slump nya dan dibuatkan kubus beton setiap
10 m3 pengecoran atau atas perintah direksi. Setelah adukan rata kemudian dituang ke
dalam gerobak dan diangkut oleh pekerja ke lokasi pengecoran. Kemudian dituang
kedalam tempat pengecoran. Sebagian pekerja kemudian melakukan pemadatan beton
dengan menggunakan concrete vibarator. Lalu sekelompok tukang meratakan dan
menggosok permukaan beton. Ini terus dilakukan hingga pekerjaan selesai.

8.1 Alat Yang Digunakan


 Water Tanker
 Concrete Mixer
 Concrete Vibrator
 Alat Bantu seperti Sekop, Cangkul, Dan Alat bantu lainnya

8.2 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Sopir Water Tanker
 Operator Concrete Mixer
 Pekerja
 Tukang
 Mandor

8.3 Bahan Yang Dibutuhkan


 Semen
 Pasir Beton
 Aggregat Kasar
8.4 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)

8.5 Pengendalian Mutu


. Komposisi bahan mengikuti job mix formula
. teknik pengecoran Mengkuti Spesifikasi teknis
. teknik Pemadatan saat Pengecoran mengikuti spesifikasi teknis
. Pemasangan bekisting harus rapi dan kuat
. Perawatan beton setelah pengecoran melakukan penyiraman dengan bantuan water
Tanker
. Pengujian mutu berupa Tes Kubus/Silinder, Hammer Test
. Pengukuran Dimensi berupa Panjang, Lebar dan tinggi menggunakan Meteran.

Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita
rambu dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada
pekerja dan pengguna jalan.

9. Baja Tulangan Sirip BjTS 280


Volume : 1.252,98 Kg

Baja tulangan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja Tulangan Sirip BjTS 280.
Pekerjaan baja tulangan ini digunakan untuk pekerjaan penulangan pada beton Box Culvert.
Setelah gambar kerja besi tulangan disetujui, kemudian mandor menyuruh tukang besi
yang dibantu oleh pekerja untuk melakukan pengukuran dan pemotongan besi sesuai
dengan ukuran yang tertera di gambar kerja. Setelah besi dipotong, kemudian tukang besi
melakukan pembengkokan besi sesuai dengan bentuk yang tertera di gambar kerja.
Pembengkokan besi dengan ukuran yang kecil dilakukan dengan menggunakan alat
pembengkok besi manual. Sedangkan untuk besi diatas 21mm menggunakan bar binder.
Setelah pembengkokan besi selesai, kemudian sekelompok pekerja melakukan
pengikatan/perakitan besi dengan menggunakan kawat ikat. Seluruh joint/pertemuan besi
harus diikat dengan menggunakan kawat ikat. Setelah selesai kemudian dapat dilanjutkan
dengan melakukan pengecoran.
Ketentuan dalam pembengkokan dan pengikatan besi adalah sebagai berikut:
9.1 Pembengkokan
a. Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin
bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b. Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan
dengan mesin pembengkok.

9.2 Penempatan dan Pengikatan


a. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
b. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.(5) di atas, atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat
(stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
d. Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada
Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan
pada titik dengan tegangan tarik minimum.
e. Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang
tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan
kait pada ujungnya.
f. Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar
atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi
Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini
adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari
AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
g. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan terekspos.
h. Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat.
i. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan
semen acian (semen dan air saja).

9.3 Alat Yang Digunakan


 Alat Bantu seperti Pipa untuk pembengok, Gunting Besi, Kakak Tua dan Alat
bantu lainnya

9.4 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Pekerja
 Tukang
 Mandor

9.5 Bahan Yang Dibutuhkan


 Baja Tulangan U32
 Kawat Ikat

9.6 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan lalulintas
disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)

9.7 Pengendalian Mutu


. Cara penyambungan besi jika ada overlap minimal 40 d
. Cara pembengkokan besi harus sesuai dengan ukuran
. Cara Pengikatan besi harus kuat
. Pengujian mutu berupa Kuat Tarik Tulangan, Diameter Tulangan
. Pengukuran Jarak Antar Tulangan, Jumlah Tulangan dan Panjang Tulangan.

Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul
perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya. Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm,
Sarung tangan, Sepatu, Rompi dan Kacamata.
10. Pondasi Cerucuk dan Pemancangan
Volume : 216 M1

Pekerjaan ini mencakup penyediaan cerucuk dan ditempatkan sesuai dengan spesifikasi dan
sedapat mungkin mendekati gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana
yang diperintahkan direksi pekerjaan.

10.1 Tahap Persiapan


. Cek ulang request pekerjaan dan data pendukungnya
. Menyerahkan gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) Kepada Direksi
Pekerjaan
. Cek dan periksa kesiapan alat, tenaga kerja dan penanggungjawab dari penyedia
jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
. Pastikan ada pengendalian keselamatan dan kecelakaan kerja (K3)
. Memastikan ada kesiapan pengendalian lalu lintas, staking out dimensi bentuk dan
lokasi sesuai gambar rencana
. Pasang patok patok ukur untuk menentukan panjang dan lebar pondasi
. Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar kerja antara lain
membersihkan tanah dasar dari hal hal yang dapat mengganggu pelaksanaan,
ratakan lahan, bila muka air mencapai permukaan tanah maka timbun tanah dasar
hingga muka tanah diatas air.
. Tentukan tempat kedudukan masing masing tiang cerucuk yang akan dipancang
dan diberi tanda dengan menggunakan patok patok.

10.2 Tahap Pelaksanaan


. Sekelompok Pekerja atas arahan mandor meruncingkan bagian ujung bawah
cerucuk kayu agar mudah menembus kedalam tanah
. Seorang tukang menempatkan kayu cerucuk pada posisi yang akan di pancang dan
memegang tegak lurus
. Kemudian kayu cerucuk akan ditekan dan dimasukkan kedalam tanah dengan
menggunakan alat bantu (Excavator)
. Tekan dan masukkan kayu cerucuk kedalam tanah hingga mencapai tanah keras
atau hingga mencapai kedalaman rencana.

10.3 Alat Yang Digunakan


 Alat Bantu seperti excavator dan lainnya

10.4 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Operator Excavator
 Pekerja
 Tukang
 Mandor

10.5 Bahan Yang Dibutuhkan


 Kayu Cerucuk

10.6 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan.
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)

10.7 Pengendalian Mutu


. Cerucuk tertanam sampai ke tanah keras
. Cerucuk tidak patah saat pemancangan
. Ukuran cerucuk sesuai dengan yang disyaratkan dan dipasang sesuai dengan
gambar

11. Pasangan Batu


Volume : 16,55 M3

Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan dinding penahan tanah pada
daerah tertentu sesuai dengan gambar, spesifikasi serta petunjuk direksi.
11.1 Tahap Persiapan
. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank oleh tukang dibantu
oleh pekerja dan diarahkan oleh mandor
. Pembersihan Lokasi Kerja oleh pekerja
. Bahan Material ditempatkan tidak jauh dan mudah dijangkau dari lokasi pekerjaan
. Pengadaan bahan material pekerjaan pasangan batu seperti batu, pasir dan semen
yang digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan
. Jika diperlukan, disiapkan tempat penyimpanan khusus untuk bahan atau material
terutama semen agar tidak rusak.

11.2 Pelaksanaan
. Pembuatan Galian untuk pasangan batu sesuai dengan ukuran yang tertera pada
gambar rencana. Galian dilakukan dengan menggunakan alat excavator dan dibantu
oleh sekelompok pekerja untuk merapikan galian.
. Dasar Galian dibuat rata oleh bantuan pekerja dan diberi landasan dari adukan
semen dengan pasir setebal 3 cm oleh tukang batu sebelum meletakan batu pada
lapisan pertama.
. Batu dengan ukuran yang lebih besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan tersebut
. Batu yang dipasang oleh tukang batu dengan cara muka terpanjang secara
mendatar dan untuk muka batu yang tampak atau berada paling luar dipasang
sejajar dengan muka dinding batu yang terpasang.
. Batu yang digunakan , dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
. Setiap rongga dan celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan pasir
oleh tukang batu sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan
adukan atau mortar dapat disiapkan oleh pekerja dengan menggunakan concrete
mixer. Dan air yang digunakan diambil dengan menggunakan water tanker dan
dipindahkan ke dalam drum penampungan.
. Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu, Tukang membuat lubang sulingan
kecuali ditentukan oleh gambar dan atas persetujuan direksi. Lubang sulingan dapat
dibuat dengan memasang pipa PVC yang berdiameter 50 mm atau sesuai dengan
ketentuan gambar.
. Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu.

11.3 Tahap Pekerjaan Akhir/Finishing


. Perapian dan pengecekan rongga rongga pasangan. Jika ditemukan, maka dilakukan
penutupan oleh tukang dibantu oleh pekerja untuk penyiapan mortar. Bagian atas
pasangan batu dapat diberi lapisan acian untuk memperhalus permukaan atas.
. Pembersihan lokasi pekerjaan dari sisa sisa material pelaksanaan dilaksanakan oleh
pekerja dengan arahan mandor.

11.4 Alat Yang Digunakan


 Concrete Mixer
 Water Tanker
 Alat Bantu Berupa cangkul, sekop, Waterpass, dan lainnya

11.5 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Pekerja
 Tukang
 Mandor

11.6 Bahan Yang Dibutuhkan


 Batu Kali
 Semen
 Pasir
 Air
11.7 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan lalulintas
disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)

11.8 Pengendalian Mutu


. Landasan batu diberi lapisan mortar
. Sambungan antar batu harus terlapisi mortar seluruhnya
. Harus dipasang pipa resapan
. Pasangan Harus rapi bagian paling atas diberi topi/kepala.
. Pengujian mutu berupa Uji Adukan mortar dan kerapian pekerjaan
. Pengukuran Panjang, Lebar dan tinggi menggunakan Meteran per 5 meter.

Semua pekerja pada pekerjaan ini menggunakan APD berupa Helm, Sarung tangan, Sepatu,
Rompi dan Kacamata. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan akan dipasang rambu, pita
rambu dan rambu lainnya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada
pekerja dan pengguna jalan.

12. Sandaran (Railing)


Volume : 4,50 M1

Pekerjaan railing adalah pekerjaan pengamanan pada bagian pinggir box. Railing dibuat
dengan menggunakan bahan pipa baja Galvanis 3” untuk tiang nya dan pipa baja Galvanis
2” Untuk pegangan horizontalnya. Pemasangan railing menggunakan baut. Tiang railing di
di angkur ke beton box Culvert. Angkur dipasang saat dilakukan pengecoran beton.
Kemudian untuk railing pegangan menggunakan besi 2” yang pemasangannya juga
menggunakan baut.

12.1 Tahap Persiapan


 Menyiapkan Bahan-Bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
 Menyiapkan/memasang Angkur baut Ø 12 mm pada saat pengecoran Boc Culvert,
dilas pada tulangan bocx culvert
 Membersihan area lokasi tempat pekerjaan
 Melakukan pengukuran terhadap bidang sandaran yang akan dibuat sesuai
dengan kebutuhan/rencana pembuatan sandaran
 Meletakan bahan-bahan pekerjaan dekat dengan lokasi pekerjaan
12.2 Tahap Pelaksanaan
 Pipa galvanis Ø 3” dan Ø2” pada ujung pipa yang ada drat/ulir harus
dipotong/dibuang tidak dibenarkan untuk digunakan pada bagian penyambungan
 Pipa Galvanis Ø 3” dipotong dengan menggunakan mesin grenda portable dengan
menggunakan daya listrik melalui mesin Generator set
 Ukuran dimensi pipa Ø 3” adalah ukuran untuk masing-masing tiang sandaran
dengan ukuran as 36,1 cm dipotong serong 34˚untuk dudukan tiang sandaran,
untuk dudukan menggunakan plat strep t. 6 mm
 Dudukan plat strep dengan pipa galvanis Ø 3” dilas dengan rapi/full agar tidak
berlobang, sebelumnya plat step terlebih dahulu di lubangi sesuai dengan dimensi
diameter luar pipa yang telah di potong serong 34˚ dan pada bagian diameter
dalam pipa ditutup dengan plat strep t. 3 mm
 Bagian atas tiang tinggi as 36.1 cm di potong serong sudut 17˚
 Potong pipa Galvanis Ø 3”ukuran as 73,8 cm, pada bagian bawah dipotong serong
17˚ dan pada bagian atas pipa galvanis di tutup dengan plat strep t. 3 mm
 Bagian antara pipa galvanis Ø 3” yang telah dipotong tersebut di satukan, dilas
rapat/full agar tidak berlobang
 Untuk pegangan pada Sandaran menggunakan pipa Ø 2”, perletakan pegangan
sandaran sesuai dengan dimensi pada gambar rencana, dimana pada masing-
masing ujung sandaran dilas rapat/full
 Bentuk potongan ujung pipa pegangan untuk sandaran mengikuti bentuk dari
tiang pipa sandaran
 Untuk tiap-tiap penyambungan pada pipa, masing-masing bagian yang akan dilas
terlebih dahulu di bersihkan dari karat dengan menggunakan grenda tangan atau
di gosok dengan menggunakan amplas

12.3 Bahan Yang Digunakan


 Pipa Galvanish 3”
 Pipa Galvanish 2”
 Kawat Las/Lidi las Uk. 2mm – 3 mm
 Dudukan Mur, Baut, dll

12.4 Alat Yang Digunakan


 Generator Set
 Traffo las Kpts. 2500 watt
 Mesin Grenda Portable
 Mesin Grenda Tangan
 Alat Bantu seperti bor, obeng, dll

12.5 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Pekerja
 Tukang Las
 Mandor

12.6 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan lalulintas
disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)

13. Pembongkaran Pasangan Batu


Volume : 3,24 M3

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk pembongkaran pasangan batu existing yang telah
roboh/tumbang. Pembongkaran dilakukan oleh sekelompok pekerja dengan arahan dari
mandor dengan menggunakan jack hammer yang dibantu oleh compressor. Bongkahan
hasil pembongkaran dimuat ke dalam dump truck dengan bantuan wheel loader. Kemudian
dump truck tersebut membuang bongkahan tersebut keluar lokasi pekerjaan.

13.1 Alat Yang Digunakan


 Compressor
 Jack Hammer
 Wheel Loader
 Dump Truck
 Alat Bantu Berupa cangkul, sekop, dan lainnya

13.2 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Pekerja
 Mandor

13.3 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan lalulintas
disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)
14. Pembongkaran dan Pemasangan Jembatan Kayu
Volume : 1 Ls

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk pembongkaran jembatan kayu existing. Kemudian


jembatan kayu existing tersebut dipasang Kembali di dekat lokasi pekerjaan agar dapat
digunakan sebagai jembatan sementara untuk kendaraan Sepeda Motor.

14.1 Alat Yang Digunakan


 Compressor
 Jack Hammer
 Wheel Loader
 Dump Truck
 Alat Bantu Berupa cangkul, sekop, dan lainnya

14.2 Tenaga Yang Dibutuhkan


 Pekerja
 Mandor

14.3 Aspek K3
 Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
 Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi, masker,
helm, sepatu safety, Kacamata safety)

15. Pengecatan Railing


Volume : 4,4 M2

15.1 Persiapan dan pengecatan


Setelah pemasangan Railing selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengecatan seluruh Railing. Permukaan Railing yang akan dicat, terlebih dahulu
dibersihkan oleh sebagian pekerja. Sedangkan sebagian pekerja lagi meyiapkan cat
minyak dan thinner. Kemudian tukang mencampur cat minyak dan thinner sesuai
arahan mandor. Setelah dicampur, adukan diaduk hingga rata. Kemudian tukang cat
mulai mengecat kanstin dengan menggunakan kuas cat. Pengecatan dilakukan 3 lapis
agar. Setelah pengecatan lapisan pertama, cat dibiarkan mongering terlebih dahulu,
baru dilakukan pengecatan lapis berikutnya. Warna Cat yang digunakan adalah
Kuning dan Hitam kecuali jika ada perintah dari direksi untuk warna lain.
15.2 Aspek K3
- Penempatan Rambu Peringatan, flagmen dan pengatur untuk pengaturan
lalulintas disekitar lokasi pekerjaan Saat jam kerja
- Pemasangan Rambu Peringatan, Pita Rambu dan Rambu Kedip saat diluar jam
kerja.
- Penempatan Material diluar badan jalan dan dipasang rambu peringatan.
- Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata safety)

15.4 Pengendalian Mutu


. Komposisi Campuran cat dan thinner harus sesuai
. Jenis dan Merk Cat yg digunakan harus yang tahan lama
. kerapian dan keselarasan warna

16. Pengelasan Drum Dewatering


Volume : 50,26 M1
Pengertian Las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam yang menggunakan
energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda (bahan pengisi). Energi panas
pada proses pengelasan SMAW dihasilkan karena adanya lompatan ion (katoda dan anoda)
listrik yang terjadi pada ujung elektroda dan permukaan material.

16.1 Persiapan Pengelasan.


A. Mutu hasil pengelasan selain tergantung dari pelaksanaannya, juga ditentukan oleh
persiapan sebelum pengelasan.
B. Karena itu pengawasan pengelasan dilakukan semenjak persiapan pengelasan,
pada waktu pengelasan dan sesudah pengelasan.
Yang termasuk pekerjaan persiapan pengelasan antara lain seperti :
a. Penyusunan spesifikasi prosedur pengelasan.
b. Kualifikasi prosedur pengelasan.
c. Pemilihan bahan yang akan di las
d. Pemilihan Juru Las
e. Penentuan alat alat bantu
f. Penyiapan pekerjaan yang akan di las, meliputi pemotongan dan peralatan dan lain
sebagainya.

16.2 Persiapan Sambungan Las.


- Bahan yang telah sesuai dengan ketentuan/spesifikasi, di potong dengan cara
termal (alat pemotong gas) atau secara dingin (melalui proses pemesinan) dengan
bentuk sesuai dengan “ detail drawing “ yang telah dibuat dan disepakati.
- Bila kemiringan sudut sudut potong telah diperiksa dengan baik dan sesuai dengan
spesifikasi, kemudian di rakit menurut petunjuk dan diteliti sudut, ukuran dan
ukuran alur lasnya.

16.3 Pelaksanaan Pengelasan.


a. Membersihkan bahan yang akan dilas. Pakai palu untuk membersihkan kerak pada
permukaan ruangan yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang optimal.
b. Tempatkan bahan yang akan dilas pada tempat yang sudah disiapkan. Baik itu
memakai meja kerja atau hanya menempatkannya di lantai. Mengatur kerapatan di
antara dua bahan. Pakai klem bila diperlukan.
c. Tempatkan masa mesin las pada salah satu sisi bahan yang akan dilas. Tambahkan
elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda
sesuaikan dengan urutan bahan. Umumnya sudah ada tempat khusus kemiringan
elektroda pada tang penjepit elektroda.
d. Sesudah bahan siap untuk di las, perlahan-lahan dekatkan ujung elektroda pada
bahan yang akan dilas.
e. Jarak di antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangatlah
memengaruhi kualitas pengelasan. Bila jarak begitu jauh, akan muncul percikan
seperti hujan bintik-bintik api. Proses pengelasanpun tidak prima. Bila jarak begitu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Serta tidak ada cukup jarak untuk
tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik ialah seperdelapan dari tebal elektroda.
f. Dengan memakai masker pelindung atau kacamata las, anda bisa memperhatikan
sisi elektroda yang telah mencair yang menyatukan di antara dua bahan yang dilas
itu. Perlahan-lahan gerakkan elektroda ke sepanjang ruang yang dilas.
g. Hasil yang baik waktu proses pengelasan bisa dilihat kala permukaan yang dilas
berupa seperti gelombang rapat serta teratur menutup sempurna sisi yang dilas.
h. Sesudah selesai, bersihkan kerak yang menutupi sisi yang dilas dengan memakai
palu. Periksa kembali apakah ada sisi yang belum sempurna. Bila belum sempurna,
ulangilah sisi yang belum tersatukan dengan baik tersebut . Pada beberapa kasus,
bahan yang telah dilas harus di gerinda bila pengelasan tidak sempurna. Tetapi bila
tidak fatal, kita cukup mengelas sisi yang belum terlas dengan sempurna itu

16.4 Aspek K3
- Penggunaan Alat Pelindung diri untuk Tenaga Kerja (sarung tangan, Rompi,
masker, helm, sepatu safety, Kacamata Las)

16.5 Pengendalian Mutu


. Hasil Pengelasan Rapi dan rapat.
. Bersih dari kerak.

RENCANA PENANGANAN SELAMA MASA PEMELIHARAAN

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, maka hal selanjutnya yang akan kami lakukan sebagai
pelaksana kegiatan adalah melakukan pemeliharaan dan perawatan selama masa pemeliharaan.
Adapun kegiatan pemeliharaan selama masa pemeliharaan adalah melakukan perbaikan-
perbaikan terhadap semua item pekerjaan yang mengalami kerusakan. adapun rencana
pengananan adalah sebagai berikut:

i. Pekerjaan drainase.
- Saluran yang mengalami penyumbatan akan dibersihkan agar air dapat mengalir
lancar.
- Apabila terjadi kerusakan / retak pada mortar maka, saluran akan dibongkar
sepanjang retak tersebut dan dipasang kembali seperti baru.

ii. Pekerjaan Tanah.


- Pada pekerjaan ini biasanya sering terjadi gerusan pada timbunan bahu jalan. Jika
terjadi gerusan akibat hujan, maka kami akan kembali melakukan timbunan bahu
jalan, meratakan dan memadatkan dengan menggunakan alat pemadat. Selain itu,
juga akan dibuatkan aliran air agar tidak menggerus kembali timbunan bahu jalan.

iii. Pekerjaan Struktur.


- Pada pekerjaan ini akan dilakukan pengecekan dan control terhadap kondisi
struktur. Jika terjadi kerusakan/cacat maka akan segera diperbaiki jika
memungkinkan. Jika tidak, maka akan dilakukan pembongkaran dan pemasangan
baru kembali.

iv. Pekerjaan Lainnya:


Untuk pemeliharaan semua pekerjaan termasuk pekerjaan lainnya yang tidak
disebutkan diatas, tetap akan dilakukan pemeliharaan dan penaganan selama masa
pemeliharaan sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi dengan berkoordinasi dengan
direksi dan konsultan pengawas.

Demikianlah metode pelaksanaan dan rencana penanganan yang akan dilaksanakan demi
terjaganya Quantitas dan mutu/kualitas pekerjaan ini.

Tanjungpinang, ……………………………
Dibuat Oleh,
………………………………………

………………………….
Direktur

Anda mungkin juga menyukai