NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN UNIT SEKOLAH BARU (USB) SDN TANAH TUMBUH
(3 RUANG)
LOKASI : KEC. RUNDENG - KOTA SUBULUSSALAM
SUMBER DANA : OTSUS KOTA SUBULUSSALAM
TAHUN ANGGARAN : 2018
URAIAN UMUM
Pekerjaan ini meliputi Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SDN Tanah Tumbuh (3 Ruang) dilokasi Kec.
Rundeng Kota Subulussalam dengan jangka waktu pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari kalender.
1
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan ini meliputi beberapa kegiatan yaitu :
2
DIREKSI KEET / BARAK PEKERJA
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor terlebih dahulu mempersiapkan sarana dan prasarana kerja
untuk menunjang kelancaran kegiatan sampai dengan selesai. Persiapan sarana & prasarana tersebut meliputi :
Pembuatan Direksi Keet di lapangan pada lokasi yang sudah disetujui oleh Pengawas.
Pembuatan Gudang dan Work Shop Pembuatan Barak Kerja untuk tempat tinggal Pekerja serta
Pembuatan/penyediaan mess untuk tempat tinggal staf kontraktor. Penyediaan fasilitas dan perlengkapan kerja
Direksi keet dan gudang penyimpanan material dibuat untuk mendukung memfasilitasi penginapan pengawas,
tempat menempatan bahan, perkakas dan peralatan.
Tempat penginapan perlu direncanakan dengan hati-hati untuk meneyediakan tempat staf yang nyaman, dan
gudang yang cukup luas dan juga keamanan bagi peralatan dan bahan – bahan.
Lokasi
Pemilihan Lokasi Direksi Keet yang sesuai atau pantas dapat dilakukan oleh teknisi dan insinyur dan harus
mengikuti bagian – bagian pertimbangan berikut ini :
Dekat dengan lokasi proyek, lebih disukai bila dapat ditempuh dalam satuan jarak jalan yang pendek.
Mempunyai akses ke sumber air bersih
Ditempatkan lebih tinggi, dengan kondisi tanah yang baik tidak ada air yang mengalir dibawah
permukaan tanah.
Mempunyai jarak yang cukup untuk meletakkan peralatan sesudah jam kerja
Dicapai dengan mudah peralatan dan bahan – bahan yang hendak diletakkan pada kendaraan proyek
Direksi Keet
Direksi Keet
ADM / DOKUMENTASI
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Laporan Harian Pekerjaan dan Foto Kemajuan Pekerjaan yang meliputi :
1. Laporan Harian
Membuat laporan harian atas setiap kegiatan yang dilaksanakan, persiapan pekerjaan dan peralatan
serta data-data lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Foto Kemajuan Pekerjaan
Foto Kemajuan Pekerjaan Penyedia jasa harus menyerahkan photo kemajuan pekerjaan kepada direksi
pekerjaan mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi pekerjaan selama masa kontrak.
3
Foto diambil pada waktu:
a. Sebelum pekerjaan dimulai atau pada waktu pemasangan bouwplank;
b. Kemajuan pekerjaan mencapai 50 % (sedang dilaksanakan);
c. Kemajuan pelaksanaan 100 %;
d. Selesai masa pemeliharaan.
PENGENDALIAN K3 :
1. Pekerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri seperti sepatu safety, sarung tangan, helm safety.
2. Jarak antara pekerja pada saat bekerja adalah jarak aman kerja, untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja akibat terkena alat bantu kerja.
3. Kontraktor menyediakan lampu penerangan jika pekerjaan dilakukan pada malam hari.
4. Untuk pekerjaan bersiko terjadinya kecelakaan kerja seperti pekerjaan yang berorientasi dengan
ketinggian tidak diperbolehkan dilakukan pada malam hari.
4
Sketsa Pekerjaan Galian Tanah
5
TIMBUNAN TANAH
Pekerjaan timbunan tanah didatangkan dipadatkan untuk memenuhi pencapaian top elevasi lantai pada
bangunan yang meliputi pengadaan tanah timbun, penghamparan dan pemadatan
Pelaksanaan
1. Mengajukan request kepada Direksi Lapangan minimal 1 (satu) hari dari rencana pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
2. Garis referensi dan patok dipasang di lapangan minimal 24 jam sebelum pengukuran dimulai dan
memberitahukan hal itu kepada Direksi.
3. Semua jenis referensi dan patok tetap berada di tempatnya dalam kondisi baik sampai waktu yang
ditentukan oleh Direksi untuk memungkinkan Direksi dapat melakukan pengukuran ulang.
4. Lakukan penimbunan didalam bangunan menggunakan Excavator sesuai dengan data ukur yang telah
disetujui Direksi;
5. Pada saat penimbunan berlangsung surveyor terus memantau dan memeriksa tinggi permukaan
timbunan sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja
6. Bahan timbunan yang dipakai merupakan bahan timbunan yang didatangkan dengan Kadar air material
zona urugan sebelum, selama dan sesaat setelah pemadatan dalam kisaran minus satu persen (-1%)
sampai plus tiga persen (+3%) dari kadar air optimum (OMC) sebagaimana didapat dari uji pemadatan
yang dilakukan berdasarkan Standard ASTM D 698; dengan catatan bahwa rata-rata kadar air material
dalam kisaran OMCsampai plus dua persen (+2%) OMC.
7. Pengkondisian kadar air material urugan dilakukan sebelum pengangkutan ke lokasi konstruksi yaitu
pada lokasi sumber material atau tempat penimbunan sementara (stockpile)
8. Tenimbunan dihampar menggunakan Excavator dan dipadatkan dengan kadar air yang optimum
dengan menggunakan baby roller dengan pemadatan secara berlapis setiap ketebalan 20-25 cm;
9. Semua pengukuran untuk menghitung volume yang akan dipakai dasar untuk mengajukan pembayaran
tambahan akan dilakukan dengan kehadiran Direksi.
10. Kontraktor akan memberitahukan Direksi sebelumnya sehingga pengukuran bersama bisa dilakukan
tanpa mempengaruhi kemajuan pekerjaan penggalian.
11. Setelah pekerjaan selesai, pengukuran bersama hasil pekerjaan dilakukan dengan Direksi Pekerjaan
dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar untuk menjadikan
hasil pekerjaan pada prestasi pekerjaan.
6
11. Kontraktor akan memberitahukan Direksi sebelumnya sehingga pengukuran bersama bisa dilakukan
tanpa mempengaruhi kemajuan pekerjaan pasir urug.
12. Setelah pekerjaan selesai, pengukuran bersama hasil pekerjaan dilakukan dengan Direksi Pekerjaan
dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar untuk
menjadikan hasil pekerjaan pada prestasi pekerjaan.
AANSTAMPING/BATU KOSONG
Pas. Batu Kosong (Aanstamping)merupakan perata elevasi struktur tanah sekaligus sebagai penguat daya
dukung tanah yang akan digunakan sebagai alas pondasi tapak, alas pondasi batu gunung, yang di hampar
secara manual kedalam hasil galian yang telah terisi pasir urug dengan ketebalan hamparan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis dan mendapat persetujuan dari tim teknis atau direksi.
Pelaksanaan :
1. Mengajukan request kepada Direksi Lapangan minimal 1 (satu) hari dari rencana pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
2. Garis referensi dan patok dipasang di lapangan minimal 24 jam sebelum pengukuran dimulai dan
memberitahukan hal itu kepada Direksi.
3. Semua jenis referensi dan patok tetap berada di tempatnya dalam kondisi baik sampai waktu yang
ditentukan oleh Direksi untuk memungkinkan Direksi dapat melakukan pengukuran ulang.
4. Lakukan penghamparan pada galian yang telah dipasang patok elevasi sesuai dengan data ukur yang
telah disetujui Direksi;
5. Pasangan batu kosong dilaksanakan menggunakan tenaga manusia (Man Power)
6. Pada saat pemasangan berlangsung surveyor terus memantau dan memeriksa tinggi permukaan
timbunan sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja
7. Bahan yang dipakai adalag batu gunung atau pun batu kali dengan ukuran 7,5 – 10 cm dengan
tekstur tajam dan keras yang didatangkan kelokasi dari Quarry dimuat kedalam Dumptruck
menggunakan Excavator kemudian dibawa kelokasi proyek.
8. Tumpukan material batu kali kemudian diangkut ke dalam galian oleh pekerja menggunakan kereta
sorong;
9. Batu dihampar, diratakan dan dipadatkan oleh pekerja dengan ketebalan sesuai dengan Gambar
kerja yang telah disetujui direksi tknis ;
10. Semua pengukuran untuk menghitung volume yang akan dipakai dasar untuk mengajukan
pembayaran tambahan akan dilakukan dengan kehadiran Direksi.
11. Kontraktor akan memberitahukan Direksi sebelumnya sehingga pengukuran bersama bisa dilakukan
tanpa mempengaruhi kemajuan pekerjaan Batu Kosong.
12. Setelah pekerjaan selesai, pengukuran bersama hasil pekerjaan dilakukan dengan Direksi Pekerjaan
dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar untuk
menjadikan hasil pekerjaan pada prestasi pekerjaan.
Pembuatan profil :
1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap
ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat
pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi
kuat dan kokoh.
6. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian juga
peilnya.
7
Pemasangan batu kali :
1. Mengajukan request kepada Direksi Lapangan minimal 1 (satu) hari dari rencana pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
2. Garis referensi dan patok dipasang di lapangan minimal 24 jam sebelum pengukuran dimulai dan
memberitahukan hal itu kepada Direksi.
3. Semua jenis referensi dan patok tetap berada di tempatnya dalam kondisi baik sampai waktu yang
ditentukan oleh Direksi untuk memungkinkan Direksi dapat melakukan pengukuran ulang
4. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
5. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
6. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
7. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan
pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah
pasangan batu kosong tersebut dengan air.
8. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian
benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
Pembuatan pondasi tapak dikerjakan menggunakan tenaga manusia dan menggunakan alat bantu kerja. Untuk
pengadukan/mixing adukan coran dikerjakan menggunakan concrete mixer.
Pelaksanaan :
1. Pekerja terlebih dahulu melakukan perakitan pembesian denga menggunakan besi beton polos dan
diikat menggunakan kawat beton. Perakitan pembesian dilakukan dilokasi pekerjaan.
2. Bekisting dilakukan berbarengan dengan pekerjaan pembesian. Bekisting dicetak menggunakan kayu
kelas III dan dipaku dengan rapat agar tidak terjadi kebocoran.
3. Pada permukaan dalam bekisting diolesi minyak bekisting.
4. Pembesian yang telah siap dirakit sempurna dimasukkan kedalam bekisting dan dipasang dengan
benar.
5. Pengadukan material coran dilakukan menggunakan concrete mixer (molen) dengan spesifikasi teknis
spesi campuran mengacu kepada Mutu Beton yang dipersyaratkan pada gambar bestek dan spesifikasi
teknis.
6. Penuangan material coran dilakukan secara perlahan seraya dilakukan pemadatan menggunakan alat
pendukung pemadatan agar beton terisi dengan padat dan tidak ada pori-pori pada beton.
7. Prosedur pemadatan dilakukan mengacu kepada prosedur pemadatan yang baik dan benar.
8. Setelah pengecoran dilakukan dengan benar. Pekerja melakukan perawatan beton sampai mencapai
umur beton untuk bisa dilakukan pembongkaran bekisting.
9. Prosedur perawatan beton dilakukan menggunakan air atau goni basah sebagai media pelembab.
10. Setelah umur beton telah bisa dilakukan pembongkaran bekisting, pekerja melakukan pembongkaran
dengan hati-hati agar tiadk merusak permukaan beton.
11. Pekerjaan ini mengacu kepada spesifikasi teknis dan gambar bestek.
8
PENGENDALIAN K3 PADA PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1. Pekerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri seperti sepatu safety, sarung tangan, helm safety.
2. Jarak kerja antara pekerja harus pada jarak aman agar tidak terjadi kecelakaan kerja akibat terkena alat
bantu kerja.
3. Bila pekerjaan dilakukan pada malam hari, harus dipasangkan penerangan lampu agar lokasi kerja
terang.
4. Pada lokasi kerja harus diberikan rambu-rambu peringatan “DILARANG MELINTAS” agar lokasi kerja
benar-benar steril saat pekerja melakukan pekerjaan.
Pelaksanaan :
1. Pekerja terlebih dahulu melakukan perakitan pembesian denga menggunakan besi beton polos dan
diikat menggunakan kawat beton. Perakitan pembesian dilakukan dilokasi pekerjaan.
2. Bekisting dilakukan berbarengan dengan pekerjaan pembesian. Bekisting dicetak menggunakan kayu
kelas III dan dipaku dengan rapat agar tidak terjadi kebocoran. Untuk bekisting balok menggunakan
penyangga kayu dolken yang kuat dan kokoh agar tidak roboh disaat dilakukan pengecoran. Untuk
bekisting dicetak sesuai dengan pekerjaan yaitu
a. Sloof dengan ukuran 20/25 cm
b. Kolom K1 dengan ukuran 25x25 cm
c. Kolom praktis dengan ukuran 13x13 cm
d. Ring balok dengan ukuran 15/25 cm
3. Pada permukaan dalam bekisting diolesi minyak bekisting.
4. Kayu dolken yang dipasang sebagai penyangga bekisting agar tidak roboh, dipasangkan dengan
kokoh.
5. Pembesian yang telah siap dirakit sempurna dimasukkan kedalam bekisting dan dipasang dengan
benar.
6. Pengadukan material coran dilakukan menggunakan concrete mixer (molen) dengan spesi campuran
mengacu kepada Mutu Beton yang dipersyaratkan dalam gambar bestek dan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
7. Pekerja melakukan pengecekan pada bekisting untuk memastikan bekisting tidak terjadi kebocoran.
8. Penuangan material coran dilakukan secara perlahan seraya dilakukan pemadatan menggunakan alat
pendukung pemadatan agar beton terisi dengan padat dan tidak ada pori-pori pada beton.
9. Prosedur pemadatan dilakukan mengacu kepada prosedur pemadatan yang baik dan benar.
10. Setelah pengecoran dilakukan dengan benar. Pekerja melakukan perawatan beton sampai mencapai
umur beton untuk bisa dilakukan pembongkaran bekisting.
9
11. Prosedur perawatan beton dilakukan menggunakan air atau goni basah sebagai media pelembab.
12. Setelah umur beton telah bisa dilakukan pembongkaran bekisting, pekerja melakukan pembongkaran
dengan hati-hati agar tiadk merusak permukaan beton.
13. Pekerjaan ini mengacu kepada spesifikasi teknis dan gambar bestek.
Pekerjaan ini dikerjakan menggunakan tenaga manusia dan menggunakan alat bantu kerja.
10
Pelaksanaan Plesteran:
1. Mempersiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari dinding yang
akan di plester
2. Basahi permukaan pasangan bata samapai basah dan merata
3. Pasang tarikan benang vertical dan horizontal untuk caplakan kepalaan cek tarikan benang
4. Buat kepalaan vertical jarak 1 m’, biarkan samapi kepalaan mengeras min ± 1 hari– cek kepalaan dan
sparing ME
5. Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan = 1 pc : 2 ps)
6. Plester diantara kepalaan, lalu ratakan dan padatkan dengan jidar alumunium mak. 3 m’– cek plesteran
7. Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding sampai halus &
rata.
8. Perawatan Plester kasar dengan penyiraman selama min. 3 hari, sebelum diaci
9. Acian dinding plaster satu bidang sekaligus pada satu kali pengacian
10. Ratakan dan padatkan acian menggunakan roskam baja sampai benar-benar rata dan halus.
11. Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan sore sampai permukaan plesteran benar –
benar basah seluruhnya
12. Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
13. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
14. Plamir bidang – bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang baik.
15. Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding benar – benar rata dan
halus.
16. Pekerjaan relief pada kolom dikerjakan setelah pekerjaan plesteran selesai dikerjakan. Pekerja
melakukan pembuatan relief pada kolom selasar dengan bentuk sesuai dengan gambar bestek.
17. Pekerjaan pengacian kolom dan balok lantai dikerjakan setelah plesteran selesai dikerjakan. Pekerja
melakukan pengacian dengan bahan semen cair. Pekerja melakukan pengacian dan penghalusan
sampai pengacian benar-benar sempurna dan rapi.
11
Metode Plesteran
Pelaksanaan :
1. Pekerja mempersiapkan bahan dasar material pengecoran kelokasi pekerjaan.
2. Pengadukan/mixing bahan coran dilakukan menggunakan concrete mixer.
3. Spesi campuran bahan coran ini dilakukan dengan menggunakan Mutu Beton yang dipersyaratkan
pada gambar bestek dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
4. Setelah bahan coran dilakukan mixing dengan sempurna dengan menggunakan concrete mixer,
pekerja melakukan penuangan bahan coran kelokasi pengecoran lantai lapis demi lapis sambil
dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat pemadat beton agar mendapatkan mutu beton terbaik,
tidak berongga.
5. Pengecoran dilakukan dengan ketebalan 5 cm.
6. Pekerjaan ini mengacu kepada gambar bestek dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
12
PEKERJAAN PEMASANGAN KERAMIK
Pekerjaan pemasangan keramik ini meliputi beberapa kegiatan yaitu :
1. Lantai Keramik 40 x 40 cm
Pekerjaan ini meliputi pemasangan lantai keramik dengan ukuran 40x40 cm dengan merk, motif dan
warna mengacu kepada gambar bestek dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
2. Lantai Keramik 40 x 40 cm Permukaan Kasar (Selasar)
Pekerjaan ini meliputi pemasangan lantai keramik dengan ukuran 40x40 cm permukaan kasar yang
dipasangkan pada selasar dengan merk, motif dan warna mengacu kepada gambar bestek dan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
13
2. Atap Seng Genteng 0,25 mm
Pekerjaan seng ini menggunakan material :
a. Seng genteng ukuran 0,25mm
b. screw
3. Rabung Seng Genteng
Pekerjaan rabung ini menggunakan material :
a. Rabung
b. screw
4. Lisplank Kayu Kelas II
a. Kayu Klas II
b. Pengikat
5. Pasang rangka Plafond kayu kelas II
Pekerjaan rangka plafond ini menggunakan material :
a. Kayu klas II
b. Paku kayu
6. Pasang Plafond Gipsumboard
Pekerjaan plafond gimpsumboard dilakukan menggunakan material :
a. Gipsum GRC
b. Skrup
7. Profil Sudut GRC
Pekerjaan pemasangan profil sudut GRC dilakukan menggunakan material :
a. Profil GRC
b. skrup
pekerjaan tersebut diatas menggunakan tenaga manusia dan menggunakan alat bantu kerja. Untuk pekerjaan
diatas adalah pekerjaan yang berorientasi dengan ketinggian, pekerja harus memasang scafolding untuk
menghindari kecelakaan kerja.
Persiapan :
Pada tahapan yang pertama perlu dipersiapkan adalah:
1. Gambaran perencanaan atap yang akan di gunakan dan perletakan kuda kuda
2. Perlengkapan peralatan yang digunakan dalam pemasangan kuda-kuda.
3. Pentingnya Peralatan K3 (kesehatan & keselamatan kerja) sebagai persyaratan utama melakukan
pekerjaan di atas ketinggian.
14
3. Untuk pengencangan kuda kuda menggunakan plat L.
4. Untuk pengencangan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan tambahkan balok untuk
menjaga sebagai penopang sementara, supaya kuda-kuda tidak berubah posisinya.
5. Pemasangan material balok nok.
6. Pemasangan bracing sebagai penguatan.
7. Pemasangan reng pada jarak yang telah di sesuaikan penutup atap yang digunakan. Di setiap
pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai sekrup (screw) ukuran 10-16×16 sebanyak 2 buah.
8. Pemasangan outrigger (Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka batang berdimensi
besar).
9. Pemasangan reng langit-langit di permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di sekrup
(screw) berjarak masing masing 120 cm.
Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pemasangan seng genteng dan rabung dilakukan setelah rangka baja ringan telah
terpasang dengan sempurna.
b. Memasang sesuai dengan shop drawing, dan dilakukan fixing
c. Dilanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya yaitu pemasangan penutup atap dari bahan Seng dengan
ketebalan 0,25 mm
d. Sebelum melaksanakan penutup atap maka terlebih dahulu dipastikan seluruh sisi Tust telah
15
terpasang Lisplank dari bahan kalsiplank yang di kerjakan sesuai dengan gambar kerja.
e. Pasangan Atap Genteng Metal mm disusun berlapis sesuai dengan bentuk lempengan yang ada,
pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
f. Bahan yang digunakan Atap Genteng Metal, bubungan menggunakan Rabung Genteng Spandek.
Sedangkan lisplank menggunakan bahan kayu.
g. Pemasangan akan rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
h. Pekerjaan ini dilakukan mengacu kepada gambar bestek dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dianjurkan.
2. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di pasangkan diatas plafon.
3. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang penggantung rangka
(tie rod) dengan menggunan paku tembak.
4. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada rangka atap.
5. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak gelombang.
6. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran posisi rangka
dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan ukuran 4x4 sedangkan untuk
tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8
dengan menggunakan bor / obeng.
7. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4) harus sesuai
spesifikasi.
8. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screew # 1/8 dan bor sekrup.
9. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper tape / kasa plafond
untuk menghindari keretakan.
10. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-titik sekrup.
16
5. Petugas K3 harus memberikan rambu-rambu dilarang melintas pada lokasi pekerjaan atap dan plafond
agar tidak terjadi kecelakaan kerja akibat terjatuh material dari atas yang akan mengakibatkan
kecelakaan kerja.
17
PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan meliputi beberapa kegiatan yaitu :
Pelaksanaan :
a. Penyiapan Bahan, Peralatan dan Tenaga kerja
b. Pengajuan request kepada pengawas
c. Pemasangan Prancah/Scafolding untuk pengecatan dinding sisi luar gedung
d. Sebelum pegecatan dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan apakah permukaan dinding
sudah rata.
e. Jika permukaan sudah rata, laksanakan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas &
kuas untuk bidang yang sempit (sulit)
f. Jika cat dasar tersebut sudah kering, laksanakan pengecatan finish (jumlah pelapisan cat sesuai
dengan spesifikasi).
g. Pada pengecatan dinding luar harus disiapkan dengan teliti semua peralatan pengecatan serta
disediakan persedian cat yang digunakan.
h. Perkiraan cuaca harus diketahui sebelumnya,
i. Karena hujan akan merusak semua pekerjaan yang baru dilakukan.
j. Pengecatan tidak akan dilakukan dibawah sinar matahari langsung.
k. Pengecatan dinding sebaiknya dibagi menjadi beberapa bagian dan dimulai dari bagian atas dan
dikerjakan terus sampai bagian bawah.
l. Melakukan pemeriksaan, apakah pengecatan finist tersebut sudah rata .
m. Apabila sudah rata, bersihkan cat – cat yang mengotori bahan – bahan / pekerjaan lain yang
seharusnya tidak terkena cat.
Pelaksanaan :
a. Pekerja telebih dahulu melakukan pembersihan pada bidang kayu yang akan dilakukan pengecatan.
b. Setealah benar-benar bersih bidang kayu, pekerja melakukan pendempulan pada bagian bidang kayu
dengan dempul kayu agar rongga kayu tidak tampak lagi.
c. Pengecatan dilakukan dalam 2 x pengecatan dan jika dimungkinkan dilakukan pengecatan 3 x
pengecatan untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
d. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan cat kayu dengan warna dan merk yang ditentukan dan
dipersyaratkan dalam pekerjaan pengecatan kayu.
e. Pekerja melakukan pengecatan dengan teliti dan rapi pada sisi samping yang berdekatan dengan
tembok agar tidak terkena cat pada bagian tembok.
f. Setelah pengecetan dilakukan dengan sempurna, pekerja membersihkan cat-cat yang mengotori
bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat kayu.
18
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pekerjaan instalasi listrik ini dikerjakan meliputi beberapa kegiatan yaitu :
Untuk merk dan tipe pada asesoris litrik yang digunakan adalah mengacu kepada spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan.
Untuk pekerjaan ini dikerjakan oleh tenaga ahli dibidang kelistrikan dan menggunakan alat bantu listrik ber SNI.
Pelaksanaan :
1. Kontraktor melakukan pengajuan pemasangan baru Arus/Ampere Baru pada PT. PLN Persero Aceh
dengan mempersiapkan dan menyerahkan dokumen persyaratan sebagai bahan pengajuan
pemasangan baru arus listrik ke gedung.
2. Untuk pekerjaan listrik ini dilakukan oleh pekerja yang ahli dibidang kelistrikan.
3. Marking jalur konduit pada dinding
4. Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
5. Pasang conduit & inbow dos
6. Pasang box saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata
7. Tunggu sampai dinding difinish
8. Pipa Codult yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran
9. Pemasangan dan penempatan penggantung untuk Pipa condult yang berada diantra Plafond dan Beton
Plat Lantai .
10. Pasang Instalasi kabel sesuai dengan Shop Drawing
11. Masukkan Kawat Pancingan kedalam Pipa Konduit sesuai groupnya
12. Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
13. Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol
14. Sambungan kabel hanya boleh pada Tee Dos dan dengan Las Dop
15. Merger kabel yang telah terpasang
16. Sambungkan box saklar, stop kontak dengan instalasinya
17. Pemasangan Armatur penerangan pada plafon dapat dilaksanakan setelah penutup pekerjaan plafond
selesai
18. Penentuan titik penerangan pada plafond sesuai dengan Shp Drawing
19. Membuat lubangpada plafond sesuai dengan bentuk dudukan armature lampu Inbow
20. Conecting Armature penerangan dengan Instalasinya
21. Pasang Armatur penerangan pada site
22. Periksa seluruh instalasi baik instalasi Penerangan maupun Istalasi stop kontak sebelum dilakukan
pengujian dengan arus listrik
23. Uji/Testing selama 1 x 24 jam
24. Pekerjaan ini dilakukan mengacu kepada gambar bestek dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
pada pekerjaan instalasi listrik.
19
PEKERJAAN TAMBAHAN
Pekerjaan ini meliputi beberapa kegiatan yaitu :
3. Pekerjaan Tangga
Pekerjaan ini meliputi pengecoran pada tanggal bangunan luar. pengecoran dilakukan dan dilakukan
pengacian agar anak tangga terlihat rapi dan rata. Pekerjaan ini dikerjakan mengacu kepada gambar
bestek dan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
20