Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pekerjaan :
Belanja Modal Gedung Dan Bangunan - Pengadaan Bangunan Gedung Kantor –
Pembangunan Puskesmas – Penambahan Gedung/Ruang Baru Puskesmas
Abang II ( DAK Pelayanan Dasar)

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan
suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :


I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan
kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini
meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan
pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri
dari:
 Dump truck 7 m3
 Concrete Mixer
 Stamper
 Scaftboalding
 Exavator

Personil terdiri dari:


 Pelaksana
 Petugas Keselamatan Konstruksi

Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan pickup atau mobil pengangkutan
lainnya yang digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai.

Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.

2. Pekerjaan Persiapan, Pembongkaran, Pengukuran dan Pembersihan Lapangan


Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pekerjaan Pembongkaran terhadap
bangunan yang berada dilokasi pekerjaan. Pekerjaan Pembongkaran dilaksanakan dengan
memperhatikan keamanan bangunan disekitarnya dan kenyamanan lingkungan area kerja.
Setelah pelekasanaan pembongkaran selesai dilaksanakn maka dilanjutkan pembersihan lokasi
dari bekas bongkaran, sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu
pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat
excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat
yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump
truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada
tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek,
pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran


lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark).
Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur.. Titik-titik yang menjadi acuan
ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang
ditancapkan kedalam tanah.

3. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan.
Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,
Perencana Pengawas, Pelaksana.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang
tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian
atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari
titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat
dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok –
patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

4. Pembuatan Direksi Keet


Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 5x10m,
Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10m, barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai),
rumah genset, serta Toilet.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time
schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku
direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor
dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk
menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya
harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai
penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.

Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi
proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus
selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

II. PEKERJAAN TANAH DAN BETON


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan persiapan selesai dilakukan, hal yang dilakukan
selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi.
Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan
dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari
lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-
lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah
tersebut akan dipakai kembali.

2. PEKERJAAN URUGAN PASIR


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan
tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai
ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis

3. PEKERJAAN URUGAN TANAH


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan
lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian
ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi
lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

4. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi batu kali selesai dilakukan. Pada dasarnya
pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan
tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah
campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton
Pondasi sesuai dengan yang dipersyaratkan

5. PEKERJAAN COR BETON KOLOM


Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi yang
digunakan yaitu sesuai dengan yang disebutkan pada gambar/bestek. Besi ini dirakit dan
dibentuk sesuai dengan shop drawing.
 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu
usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol kualitas
pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas
terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar
tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja
tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

 Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat
berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.

 Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan


konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan
kontrol kualitas.
 Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh
 Kegiatan Curing (perawatan)
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan
dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

6. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK


Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja dalam
pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai
steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).
Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok
atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam proyek ini tulangan
yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana/bestek

7. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI


Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :
 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran
dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang
tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan
pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada
posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat
dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan
bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
 Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan
yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih
dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang
30xD Tulangan Utama.
 Leveling Pengecoran pelat lantai
Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan
tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling
pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi
beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan
besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

 Pekerjaan Kontrol Kualitas


Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada
pekerjaan kolom.
 Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix.concrete mixer yang dibantu dengan
penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok
dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump.
Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran.
Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya
akan dilakukan pekerjaan lantai.
 Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah
dilakukan pengecoran.
III. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
1. PEKERJAAN DINDING
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai.
Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air
sebentar.
Proses Pengerjaan dinding bata yaitu :
 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat
pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.
 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
 Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.

2. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan
sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :
 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.
 Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan dinding.

3. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint
Granit, Pekerjaan Pemasangan Granit lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar
mandi
Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :
 Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.
 Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah. Campuran beton
yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
 Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah beton
mengeras barulah dapat dipasang keramik.
 Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.
 Sebelum dipasang Granit/keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
 Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.
 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.
 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari Granit/keramik.
 Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul
granit/keramik agar tepat menempel.
4. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata, atau untuk
kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk
pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai
dilakukan namun tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.
Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela, dipasang juga aksesoris dari pintu dan
jendela seperti, kunci tanam, handle jendela, handle pintu, dan lain sebagainya.

5. PEKERJAAN PLAFOND
Dalam proyek ini plafond yang digunakan Plafond PVC 8mm. Plafond Dimana rangka plafond
menggunakan rangka besi hollow.
Adapun cara pelaksanaan Plafond yaitu :
 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing).
Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan pemasangan rangka atap
baja ringan.
 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
 Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda
supaya tidak merusak keramik.
 Kemudian pasang papan Plafond PVC sesuai dengan gambar kerja.
 Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.

6. PEKERJAAN PENGECATAN
Pada permukaan dinding luar dan dalam,pada calsiboard dilakukan pekerjaan pengecatan
dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran,
dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan
pengecatan dengan cat dasar.

Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri, lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan
pengecatan dengan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan
terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat
dengan cat minyak.

Untuk bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain sebagainy.
sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi
minayk cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak.

Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dan gambar-gambar rencana.

7. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor,
pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya.
Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.

IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL & MEKANIKAL


 Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material, tipe
dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan.
 Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan
area pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan
benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup.
 Teknis pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis
pekerjaan elektrikal dan mekanikal.
 Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.
 Untuk pekerjaan instalasi listrik, dilakukan sebelum plesteran dan dinding dan pemasangan
plafond.
 Instalasi Stop Kontak dan Saklar-Saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai
penempatannya pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi titik api dan
instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

V. PEKERJAAN ATAP
Dalam proyek ini memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah
pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap dipasang sedemikian rupa
sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna,
dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar
rencana.

Atap penutup terdiri dari atap genteng metal berpasir, setelah itu dipasang juga nok atas genteng
dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian jurai dari genteng metal juga dipasang,
ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

VI. SERAH TERIMA PERTAMA DAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk diadakan
pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan bagus dan cukup
akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan serah terima pertama
barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan 180 hari kalender pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan
maka akan dipertanggung jawabkan.

PENGGUNA ANGGARAN/ KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN KARANGASEM

dr. I GUSTI BAGUS PUTRA PERTAMA,M.M


NIP. 19710608 200604 1 006

Anda mungkin juga menyukai