Anda di halaman 1dari 13

PT.

WIDYADHANA
UTAMA

METODE KERJA DAN RENCANA PELAKSANAAN

PEKERJAAN :

LANJUTAN PEMBANGUNAN ELECTRICAL ROOM, JEMBATAN TIMBANG


DAN POS JAGA GRINDING MILL - CIGADING

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan, yaitu


cara pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai
dengan rencana kerja( Bestek ).

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time
schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan
pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.

Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebaginya kembali ke kondisi awal.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lahan


Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari
sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan
pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat
excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di
suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan
menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Page 1
PT. WIDYADHANA
UTAMA

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan


pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi
dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu
ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi
acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan
panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

3. Pekerjaan Pemasangan Bowplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran
dilakukan. PemasanganBouwplank (Pematokan) dilaksanakanbersama-
samaolehPihakProyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara
Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu
persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan
ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank
harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As
ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan
paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar
mudah di cek kembali.

II. PEKERJAAN STUKTUR DAN BETON


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan,
hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah
pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak
yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungsi untuk memungkinkan
pemasangannya, penopangandan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai

Page 2
PT. WIDYADHANA
UTAMA

dengan gambar rencana.Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah


ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

2. PEKERJAAN LANTAI KERJA


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja
dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar
tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah
lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

3. PEKERJAAN URUGAN PASIR


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

4. PEKERJAAN URUGAN TANAH


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras.
Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi.
Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang
perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat
berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah
dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan
dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

5. PEKERJAAN PONDASI
Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi
Pondasi Telapak/ Plat Setempat yang mana metode pelaksanaannya adalah
sebagai berikut :
Pondasi Plat Setempat
Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300, dengan ukuran
sesuai gambar kerja. Hal pertama dilakukan yaitu merakit tulangan dan

Page 3
PT. WIDYADHANA
UTAMA

bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja. Perakitan dan pembuatan mal
ini dapat
dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu bekisting
diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam
bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai
kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton
yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di
tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.

Untuk langkah kerja pelaksanaannya adalah sebagai berikut :


 Menggali tanah sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan pada
gambar
 Urug Pasir sebagai alas pembuatan lantai kerja pile cap.
 Pembuatan lantai kerja pile cap sesuai dengan gambar rencana.
 Pembesian pat setempat, untuk perakitan plat setempat dapat langsung
dikerjakan didalam galian pondasi atau dirakit diluar. Pembesian telapak
dirakit bersamaan dengan kolom pedestal.

 Memasang bekisting untuk memberi bentuk


 Kemudian dilakukan pengecoran pondasi. pada saat pengecoran
digunakan alat concrete vibrator, ini berfungsi untuk memadatkan beton
dan meratakan beton kesegala arah agar tidak terdapat rongga udara saat
pengerasan beton.

Page 4
PT. WIDYADHANA
UTAMA

6. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat selesai dilakukan.
Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat
Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop
drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang
digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-300.
Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai
slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
perlu adanya persetujuan dari pengawas.

7. PEKERJAAN COR KOLOM PEDESTAL DAN KOLOM STRUKTUR


Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.
Besi yang digunakan sesuai spesifikasi pada RKS. Besi ini dirakit dan
dibentuk sesuai dengan shop drawing.
 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol
kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran
meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan
penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran,
ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan,
posisi penempatan water stop.

Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat
berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan


konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan
kontrol kualitas.

Page 5
PT. WIDYADHANA
UTAMA

 Kegiatan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh
 Kegiatan Curing (perawatan)
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai
dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam
keadaan basah.

8. PEKERJAAN COR BETON BALOK


Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya
saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar. Kayu
ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada
tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak
sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan
dengan pelaksanaan Pelat lantai.

9. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI


Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :
 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom
lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan
untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat
difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.
Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur
ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu
oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

 Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian alok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.
Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
 Leveling Pengecoran pelat lantai

Page 6
PT. WIDYADHANA
UTAMA

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi
perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling
pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga
posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan
waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.
 Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan
pada pekerjaan kolom.
 Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan
penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator
untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor
ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan
pekerjaan lantai.
 Pekerjaan curing
 Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.

Uji mutu dan kinerja beton

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yang ada, Kontraktor harus melakukan uji mutu dan
kinerja beton, baik untuk campuran percobaan maupun secara kontinyu selama
proses pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan tersebut, minimal ada dua tes
yang harus dilakukan :

1. Uji tekan hancur


2. Uji slump

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yang ada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji dengan disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan. Slump yang digunakan 14 cm + 2 cm. Slump beton yang

Page 7
PT. WIDYADHANA
UTAMA

dituang ke struktur yang dicor tetap dijaga 14cm + 2cm. Diwajibkan


menggunakan superplastisizer untuk menjaga slump 14 cm + 2 cm atas biaya
kontraktor. Tidak diijinkan menambah air pada campuran beton. Prosedur uji
slump, jumlah dan cara pengambilan contoh benda uji dan contoh cetakannya
harus sesuai dengan SKSNI dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.

Setiap kedatangan truck mixer harus diambil slump, apabila slump tidak
terpenuhi persyaratan slump, beton harus direject atau ditolak.

Pengambilan sample mutu beton untuk kuat tekan beton dilakukan setiap truck
mixer dengan pengambilan sample minimal 2 sample setiap truck mixer dalam
bentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pembuatan contoh
benda uji dilakukan oleh pekerja khusus dari pihak ready mix concrete.

Kontraktor harus menyediakan bangunan beratap dan tempat perendaman


untuk sample mutu beton dengan ukuran minimal lebar 1,5 m, panjang 3 m dan
tinggi 0,8 m sebanyak 2 unit untuk tempat penyimpanan benda uji silinder kuat
tekan beton di lokasi proyek dari pemasangan batu bata yang diplester halus.

Prosedur pengujian baik uji tekan maupun uji slump harus dilakukan
berdasarkan peraturan yang berlaku. Hasil dari pengujian ini harus segera
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk dievaluasi. Semua biaya untuk
pembuatan dan pengujian beton menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Bila dirasa perlu, Direksi Pekerjaan berhak memninta setiap saat kepada
Kontraktor untuk membuat contoh benda uji dari adukan beton yang dibuat.

Semua benda uji harus ditandai untuk keperluan identifikasi dengan suatu kode
yang dapat menunjukan tanggal pembuatannya dan lokasi pengecoran bagian
struktur yang bersangkutan, serta lain-lain yang perlu dicatat.

Untuk obyektivitas hasil pengujian, maka semua pengujian harus dilaksanakan


dalam laboratorium yang berwenang (independent laborator) dan disetujui
Direksi Pekerjaan.

Namun apabila pengujian akan dilakukan di lokasi pekerjaan dengan mesin dari
Kontraktor, maka mesin harus memiliki sertifikat kalibrasi yang diakui dan masih
berlaku. Dalam hal ini bak air untuk curing benda uji harus disediakan oleh

Page 8
PT. WIDYADHANA
UTAMA

Kontraktor, dan jalannya pengujian harus berada di bawah pengawasan Direksi


Pekerjaan. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
segera sesudah selesai pengujian.

1. FLOOR DECK PLATE


 Meliputi pengiriman material ke site dan ereksi.
 Bahan yang digunakan merupakan baja mutu tinggi, dan dilapisi dengan
protective coating berupa lapisan pelindung seng dengan ketebalan lapisan 275
gr/m2
 Persyaratan desain floor deck, harus memenuhi kaidah teknik yang benar
dalam perancangan standard batas desain struktur baja cetak dingin
 Floor deck disertai dengan sertifikat pabrik (mill certificate)dari material baja
yang digunakan
 Pelaksanaan harus sesuai dengan ukuran – ukuran yang ada pada gambar
kerja
 Persyaratan konstruksi, meliputi :
o Sambungan sisi,
Menggunakan tang khusus dan dijepit tiap jarak maksimal 30 cm
o Sambungan dalam arah memanjang,
Dilakukan di atas tumpuan tetap, penyambungan boleh dengan overlap
dan ditutup dengan isolasi untuk mencegah kebocoran pada saat
pengecoran
o Pemotongan Material
Pekerjaan pemotongan material yang menggunakan peralatan yang
sesuai yang telah ditentukan dari pabrik

III. PEKERJAAN GROUTING


PEKERJAAN GROUTING
 Pekerjaan ini dilakukan pada pedestal pondasi
 Sebelum dilakukan grouting, permukaan beton dichipping sampai
mencapai bagian beton yang kokoh, dan harus bebas dari kotoran baik
minyak maupun bahan – bahan pengotor lainnya

Page 9
PT. WIDYADHANA
UTAMA

 Spesifikasi material grouting :


- Bahan dasar Semen Base (Dual
Expansion)

- Flowability 10-12 detik


(Mod J. Cone)
- Tegangan Minimal 3 Mpa
lekatan
- Kuat tekan 28 Minimal 50 Mpa
hari
- Kuat tarik 28 Minimal 5 Mpa
hari
- Kuat lentur Minimal 10 Mpa

- Pat life pada Min 30 menit


30°C
- Berat jenis 2,0 kg/lt

IV. PEKERJAAN PASANGAN dan PLESTERAN


1. PEKERJAAN DINDING
Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam
di dalam air sebentar.
Proses Pengerjaan dinding bata yaitu :
 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang
terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru
dipasang.
 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
 Terakhir dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.

Page 10
PT. WIDYADHANA
UTAMA

 Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang,


sipatan, pacul, dan cetok.

2. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat
juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan
plesteran yaitu :
 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen
hingga halus.
 Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan dinding.

3. PEKERJAAN PENUTUP ATAP GALVALUM / ZINCALUME


 Sebelum penutup atap dilaksanakan kontraktor harus mengajukan contoh
dan brosur terlebih dahulu ke pihak owner atau direksi lapangan.
Apabila dalam pelaksanaan terjadi ketidaksesuaian maka kontraktor
harus mengganti penutup atap tersebut dengan kondisi yang baik dengan
tidak ada biaya tambahan.

4. PEKERJAAN PENGECATAN/ FINISHING


a. Pengecatan Dinding
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan
pengecatan dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan
permukaan dari kotoran-kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan
dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan
dengan cat dasar. Cat yang digunakan yaitu sesuai spesifikasi
b. Pengecatan Baja

Page 11
PT. WIDYADHANA
UTAMA

Pengecetan Besi dan Baja Baru (belum pernah dicat) :


 Bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya
dengan cara mencuci dengan “white spririt” atau solvent lain yang
cocok, kemudian dilap dengan kain bersih;
 hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengeruk atau
menggosok dengan sikat kawat bila perledengan sand blasting;
 setelah itu berilah cat dasar dan harus dijaga jangan sampai terkotori
lapis debu, kotoran, minyak, lemak, dan sebagainya sebelum diberi
cat antaradan cat tutup;
 bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat
dengan sikat kawat atau dikerok untuk menghilangkan kawat.

V. PEKERJAAN SANITAIR, INSTALASI AIR dan DRAINASE

 Material sanitair adalah sesuai dengan ketentuan RKS, dimana untuk kloset
duduk dipakai merk American Standard atau sejenisnya, kloset jongkok juga
menggunakan merk American Standard atau sejenisnya
 Saluran pembuangan untuk kotoran menggunakan pipa PVC type D atau
sesuai yang disetujui oleh pengawas dengan diameter yang disesuaikan
dengan gambar.
 Pada belokan – belokan dipasang elbow dan sambungan harus rapat jangan
sampai ada yang bocor. Saluran pembuangan kotoran dihubungkan dengan
bak kontrol.
 Pipa pembuangan dipasang landai 2 %
 Air hujan dari talang atap dialirkan melalui pipa PVC dia 4’’untuk gudang,
letaknya disesuaikan dengan gambar, kemudian dimasukan kedalam bak
kontrol, baru kemudian disambung dengan pipa ke saluran air hujan

VI. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN MATERIAL

1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.

Page 12
PT. WIDYADHANA
UTAMA

2. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak / kemasan aslinya yang
masih bersegel dan berlabel pabriknya.
3. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup; kering; tidak
lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
4. Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan, apabila ada kerusakan kontraktor wajib mengganti atas beban
kontraktor.

VII. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


 Selama proses pekerjaan pemasangan, kontraktor harus memperhatikan
kebersihan area kerja.
 Setelah pemasangan selesai kontraktor harus membersihkan tempat kerja dan
mengembalikan seperti semula.

VIII. KESELAMATAN KERJA

Kontraktor harus mempunyai system K3 sendiri yang dikoordinasikan dengan pihak


K3 Semen Indonesia, untuk keselamatan kerja, kontraktor harus mempunyai dan
menyediakan peralatan yang memadai dan memenuhi standard serta prosedur
keselamatan kerja yang berlaku dilingkungan semen gresik. Demikian pula untuk
keamanan, kontraktor harus menyediakan tenaga keamanan yang memadai dan
selalu berhubungan / koordinasi dengan pihak keamanan semen Indonesia selama
berlangsungnya pekerjaan proyek.

Page 13

Anda mungkin juga menyukai