Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

PENGADAAN PEMBANGUAN TURAP DESA MALAPARI KABUPATEN BATANG HARI,


TAHUN ANGGARAN 2019

A. PENDAHULUAN

Dalam pembuatan Metode pelaksanaan ini, diperlukan penguasaan teknik yang sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan mencapai hasil yang optimal, agar tercapai
tujuan pembangunan yaitu kualitas dan kuantitas, adanya profesionalisme yang sesuai
dengan bidang pekerjaan sehingga tujuan tersebut diatas dapat tercapai secara efektif dan
efesien.
Penyedia Jasa menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan membuat,
memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan sebagainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut. Setiap pekerjaan yang akan
dimulai maupun yang sedang dilaksanakan penyedia jasa, wajib berhubungan dengan
pengawas untuk menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain untuk mengesahkannya.
Sebelum pekerjaan dimulai penyedia jasa mengajukan jadwal pelaksanaan secara
terperinci (network planning bar chart).

B. METODE PELAKSANAAN
Sesuai dengan dokumen lelang dan gambar rencana bahwa pekerjaan yang akan
dilaksanakan ini adalah Pengadaan Pembangunan Turap Desa Malapari Kabupaten
Batang Hari.
Setelah kami menerima Surat Penunjukan Pelaksana Pekerjaan dari Pemimpin Kegiatan,
kami akan segera berkoordinasi dengan pihak proyek untuk mempersiapkan Administrasi
Kontrak dan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan.
Kemudian Kami akan koordinasi dengan Pimpinan Kegiatan dan Pengawas Lapangan,
guna menentukan jadwal ke lapangan untuk melakukan serah terima lapangan pekerjaan
sekaligus sosialisasi dengan pemuka masyarakat dan pemuda sekitar lokasi proyek.

 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat


Setelah menerima Surat Perintah Kerja dan Surat Penyerahan Lapangan, maka segera
dilakukan mobilisasi tenaga, alat dan bahan sesuai dengan jadwal dan metode yang telah
direncanakan.
Mobilisasi semua personil Penyedia sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak dan personil Ahli K3 atau petugas
K3 sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam spesisifikasi.

1
Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan, tempat peralatan tersebut
akan dipergunakan.
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan
semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan
dimulai.

 Barak Kerja
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia, jika perlu termasuk kantor lapangan,
tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya, Mobilisasi kantor lapangan dan
fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan

 Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan Nama digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek, dibuat dengan
ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan, bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan
lain-lain.
Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan, dipelihara selama
pelaksanaan proyek.

 Pengukuran
Pengukuran akan dilaksanakan di awal pelaksanaan dengan berkoordinasi dengan Direksi
lapangan. Pekerjaan awal yang akan dilakukan adalah pembuatan dan pemasangan
patok-patok, kemudian memindahkan peil dari BM yang ada atau dari ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan ke titik-titik dilapangan sebagai dasar Setting Out.
Pekerjaan Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur Theodolith.

 Quality Control
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi
tersebut, diantanya: batu, pasir selanjutnya dibawa ke laboratorium Job Mix Formula/Job
Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.

2
3
 Galian Tanah Dengan Alat mekanis
Pekerjaan galian tanah dengan alat berat dilaksanakan dengan menggunakan Excavator,
untuk pondasi atau sesuai dengan gambar rencana dan atau sesuai dengan petunjuk
direksi.
Galian dilakukan dengan Excavator, dalamnya galian dan lebar galian sesuai dengan
gambar rencana dan atau sesuai dengan petunjuk direksi. Hasil galian dengan alat berat
dibuang ketempat yang telah disetujui oleh direksi. Elevasi galian sesuai dengan gambar
rencana.

 Perataan Tanah dengan alat mekanis


Pembersihan, pembentukan dan perataan tanah dilakukan agar elevasinya sesuai degan
yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan,
dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar

 Pengadaan dan Pemancangan Sheet Pile Beton W 350 A 1000 L = 10m K.700
Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemprosesan, dan pengangkutan Sheet Pile Beton
W350-1000 dari pabrik ke lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Melakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton + Vibro Hammer 60 Kva dan Genset 250 Kva.

Dipastikan pemancangan pertama tegak lurus, karena akan berpengaruh terhadap


ketegakan sheet pile berikutnya. Pemancangan hanya sampai elevasi ± 1,00 m' di
atas level rencana, karena connecting antar sheet pile dapat mengakibatkan sheet pile
yang telah terpancang amlas sewaktu pemancangan sheet pile sebeahnya.

4
Setelah 10-15 sheet pile pemancangan dapat dilanjutkan sampai elevasi rencana dan
pemancangan dapat dilanjutkan sesuai urutan yang sama.

 Pembobokan kepala tiang shet pile beton


Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau kedalaman yang disyaratkan,
maka kepala tiang tekan dikupas sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan. Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan panjang yang
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan. Pemborong melakukan segala usaha agar
pemotongan tiang tekan ini tidak menyebabkan kerusakan pada tiang tekan tersebut.
Setiap tiang tekan yang retak atau cacat dibongkar dan diper-baiki dengan beton mutu
yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan untuk tiang tekan.

 Galian Pondasi Bore Pile 40 cm kedalaman 6 m


Pondasi bored pile termasuk kategori pondasi dalam dengan desain tabung yang
berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam lapisan tanah keras bila level tanah
dipermukaan atas tidak cukup untuk menahan beban bangunan secara keseluruhan,
sehingga diperlukan daya dukung tambahan. Fungsinya sama dengan pondasi dalam
lainya seperti pancang. Perbedaanya terletak pada cara pengerjaanya. Pengerjaan bored
pile dimulai dengan pelubangan tanah dahulu sampai kedalaman yang
dibutuhkan,kemudian pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran
beton.
Proses Pelaksanaan Pengeboran:
 Pekerjaan Persiapan
Marking dan penomeran pengeboran
Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai tepat penyimpanan
sementara air buangan dan tempat pencampuran air dengan tanah liat sebagai
media pembantu dalam proses pengeboran.
Pompa air kotor. Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).
Perakitan tulangan baja.
 Pengeboran
Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk pekerjaan
pengeboran dalam proyek ini. Air digunakan untuk menghancurkan material tanah
dan mengurangi gesekan dalam lubang.
Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai berikut :

5
a. Pekerjaan Pengeboran
Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan semprotan air (air
berlumpur) yang mengalir melalui lubang batang yang difungsikan untuk
menghancurkan tanah sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang.
Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan penyemprotan air selama±10
menit setelah kedalaman perencanaan tercapai.
Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang
berfungsi untuk membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh
air. Dengan system ini, diharapkan bahwa semua sisa pengeboran bias
terangkat. Tahap ini adalah langkah terakhir dari pengeboran.
b. Pekerjaan Pasangan
Pemasangan pipa trime sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor.
Pasang baja tulangan yang dirakit.
Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ± 10 menit
melalui pipa trime untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.
c. Pekerjaan Cor
Sistem pengecoran bore pile setelah pekerjaan pembersihan terakhir dilakukan,
mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :
1. Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan
campuran beton untuk memisahkan campuran beton dari endapan
lumpur di dalam pipa trime.
2. Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari corong trime
sampai tenaga pengecoran siap untuk melakukan pengecoran secara
konstan.
3. Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang
pipa sampai kepermukaan saluran dan kemudian tas plastic bias
dilepas. Pada saat yang sama, campuran beton yang dimasukkan
mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar.
4. Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran
campuran beton kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak
dalam campuran beton.
5. Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan
campuran beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh. Maka
pipa trime bias ditarik perlahan-lahan sambil terus menuangkan
campuran beton.
6. Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap
terendam 1 meter di dalam campuran beton. Pipa trime bias diangkat
jika campuran beton telah naik lebih dari 3 meter di bawah pipa trime.
Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai kepermukaan
lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur atau kotoran
lainnya.
7. Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran
yang lain sesuai dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.

6
d. Pekerjaan Pembersihaan Dan Bobokan Pile Cap
Bak penampungan limbah khusus harus disiapkan untuk bahan lumpur yang
dihasilkan dari pengeboran, sehingga tidak menumpuk / membanjiri area kerja
dan tidak mengganggu pekerjaan pengeboran berikutnya.
Bahan lumpur kental yang mengisi bak penampungan harus diambil di luar
wilayah pengeboran.

 Beton mutu K-225 kg/m2


Pengecoran di lapangan dengan menggunakan beton site mix :
Pengawas dan pelaksana harus memastikan sudah membuat Mix Design jauh hari
sebelum pekerjaan dimulai . Sample material yang diambil adalah material yang akan
dipakai untuk pengecoran. Pembuatan Mix Design lebih cepat dilakukan untuk
mengantisipasi jika material yang akan digunakan tidak layak secara kualitas, sehingga
dapat dicari material dari tempat lain. Tidak semua material alam di suatu daerah layak
dipergunakan sesuai kualitas material yang disyaratkan.
Menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran berdasarkan perhitungan Mix
Design. Pengawas harus memastikan ukuran dan jumlah bak ukur sesuai. Bak ukur ini
akan dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
Memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai, seperti : mesin molen,
ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa, alat Slump Test, cetakan
Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan
pengecoran. Pelaksana memastikan mesin molen berfungsi dengan baik untuk
mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu pengecoran yang tidak terlalu lama.
Menyiapkan Besi Beton, dan Job Mix Design untuk pekerjaan beton.
Setelah kompenen dan besi selesai dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka
dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil
pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.
Bahan yang digunakan adalah Portland Cement (PC) @ 50 kg, Pasir yang berasal dari
sungai atau tambang pasir, Kerikil (Agregat Kasar) yang keras, padat dan tidak berpori,
bersih dari bahan organis.
Cara penyampuran bahan beton berdasarkan perbandingan volume, angka perbandingan
dalam jenis beton menunjukan jumlah yang diukur dengan kotak takaran, sesuai dengan
rekomendasi dari laboraturium pengujian, Beton Mutu fc = 19,3 Mpa (K-225) adalah
kebutuhan masing-masing bahan campuran beton yang diperhitungkan berdasarkan
analisa laboratorium, Membuat Desain Mix Formula (DMF) sebelum membuat beton cor
K-225 kg/cm2, DMF yang dikeluarkan UPTD Balai Pengujian Dinas Pekerjaan Umum atau
lembaga lain yang berkompeten, berdasarkan DMF tersebut, melakukan uji coba
campuran (trial mix) dengan disaksikan oleh direksi serta dituangkan dalam berita acara,
Hasil uji coba dilaporkan kepada direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan untuk
digunakan pada pekerjaan Beton K-225.
Sebelum pengecoran dilaksanakan, lokasi pengecoran dan anyaman tulangan sudah
disiapkan dan dibersihkan terlebih dahulu kemudian di-cor dan diikuti dengan pemadatan
dengan menggunakan alat concrete vibrator.

 Pembesian
Material Baja tulangan polos atau ulir yang digunakan adalah baja tulangan yang telah
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dibuktikan dengan sertifikat mutu bahan.

7
Baja tulangan yang digunakan adalah batang baja yang liat, bulat, serta tidak mengalami
korosi, Baja tulangan yang akan digunakan bebas dari kotoran, lemak atau karat serta
kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton
dengan tulangan itu sendiri, panjang penyambungan tulangan harus sesuai dengan
gambar rencana, kecuali ditentukan oleh pengawas lapangan dan atau direksi.
Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan, batang
tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan persilangannya diikat
kawat.

 Pekerjaan Bekisting
Bahan yang kami gunakan untuk pembuatan Begisting adalah multiplek dengan ketebalam
12 mm (kerena mempunyai permukaan yang baik untuk hasil finishing beton) dipadu
dengan menggunakan kayu usuk 5/7 diperkuat dengan menggunakan paku.
Begesting akan diperkuat (bracing), agar sesuai dengan design dan standart yang telah
ditentukan sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
bentuk keseluruhan dan dimensi.
Begisting kami kerjakan sedemikian rupa sehingga disamping memudahkan saat
pembongkaran, begisting juga kuat menahan campuran beton saat dilaksanakan pekerjan
pengecoran. Hubungan-hubungan antara papan bekisting dibuat lurus dan kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
Sebelum pengecoran kami akan menjaga dan melakukan pengecekan ulang terhadap
begesting dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan
selama pengecoran, serta akan menjaga agar tidak terjadi kebocoran atau kehilangan air
selama pengecoran.
Begesting akan kami bersihkan terlebih dahulu sebelum pengecoran dari segala kotoran-
kotoran yang melekat seperti potongan-potongan kayu, paku, serbuk gergaji, tanah, dll
agar tidak merusak beton yang sudah jadi pada waktu pembongkaran begesting.
Setelah pekerjaan beton jadi maka untuk pembongkaran acuan akan dilakukan sesuai
dengan peraturan SNI 2847-2002 dimana bagian konstruksi yang dibongkar
begestingannya telah dapat memikul 2 kali berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan.

 Pembongkaran Bekisting
Proses pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton dianggap mengeras.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah 2 minggu dari pengecoran terakhir dengan
tenaga orang (berbeda-beda tergantung pada setting time beton, setiap mix design yang
dibuat juga berbeda tergantung dari bahan admixture yang digunakan). Jika
pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton menjadi sempurna
(kurang dari setting time yang disyaratkan), maka akan terjadi kerusakan/cacat pada beton
tersebut. Upaya dalam mencegah kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran
setelah setting time yang disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu. Karena
beton yang digunakan tidak langsung menerima beban besar (momen akibat beban sendiri
termasuk kecil), maka pembongkaran bekistingnya lebih cepat dibandingkan
pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai.
Hal yang pertama dilakukan yaitu mengendorkan semua baut dan wing nut, kemudian
melepas tie rod yang terdapat pada horizontal waller.
Kemudian mengendorkan dan melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1 pada
wedge head piece.

8
Langkah selanjutnya adalah melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1 dari
base plate yang secara bersamaan begesting kolom akan lepas dengan sendirinya dari
permukaan beton.
Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan ke tempat yang telah
disediakan dengan bantuan alat tower crane, untuk dilakukan pembersihan dan
pengolesan dengan oil form.

 Geotekstil
Geotekstil memiliki daya tahan terhadap pengaruh mikro biologi, setiap rol geotekstil yang
dikirimkan ke lapangan, mempunyai tingkat/kelas dan nomor produksi yang tertera jelas
pada panjang interval tertentu untuk maksud pemeriksaan visual.
Geotekstil yang dikirim ke lapangan terlindung atau terbungkus terutama dari sinar
matahari, penyimpanan dan pemasangan gulungan
geotekstil tersebut tidak akan mengakibatkan kerusakan fisik.
Pemasangan geotekstil sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik, Geotekstil
dihamparkan secara memanjang dengan tepat, Geotekstil dipasang pada lokasi seperti
yang dicantumkan pada Gambar Rencana atau atas petunjuk konsultan Pengawas,
permukaan tanah tempat geotekstil akan digelar, bersih dari benda-benda tajam/runcing
seperti akar pohon dan batuan-batuan yang dapat menimbulkan kerusakan pada
geotekstil. Memiliki /mempunyai dukungan dari produsen geotekstile.

 Urugan Pasir
Sebelum melaksanakan pekerjaan timbunan pasir, semua profil harus dipasang dan diberi
tanda guna kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan penyesuaian dimensi seperti pada
gambar kerja.
Pasir yang digunakan sebagai bahan timbunan pasir didapat dari tempat yang telah
disetujui Pengawas Lapangan, Konsultan Pengawas dan atau Direksi. Permukaan tanah
yang akan ditimbun harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organis, lumpur, tanah
humus serta plastik. Pekerjaan ini dilakukan secara lapis demi lapis hingga mencapai
ketebalan maksimum sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan, Konsultan Pengawas
dan atau Direksi. Bahan timbunan harus dihamparkan secara merata ke seluruh
permukaan yang sudah disiapkan dan langsung dapat diikuti pemadatan, alat pemadat
yang digunakan dapat berupa alat pemadat jenis stamper.

 Pengadaan dan pemasangan pipa subdrain Ø 2"


Bahan yang digunakan untu lubang rembesan terdiri dari paralon(PVC), ijuk dan kerikil,
Pipa paralon ukuran2 inch dengan kualitas baik, tidak mudah pecah, cukup keras dan
tebalnya sesuai dengan gambar, atau yang telah ditentukan oleh proyek.
Kerikil harus keras dan bersih, Ijuk harus kualitas bai, serat cukup panjang berbentuk
lempengan dan berwarna hitam merata. Ijuk yang lapuk tidak boleh digunakan.
Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan, salah satu ujung pipa paralon harus
dipasang ijuk dan diisi kerikil, diikat dengan tali ijuk atau kawat sehingga tidak mudah
lepas. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk harus dipasang pada sisi dalam,
sedangkan bagian yang kosong dipasang pada sisi luar. Banyaknya lubang rembesan
harus sesuai dengan petunjuk gambar.

9
 TimbunanTanah Didatangkan dan dipadatkan
Sebelum melakukan penimbunan dilakukan, penyedia jasa konstruksi harus membuat
patok profil dan diusulkan oleh Pengawas Lapangan, Konsultan pengawas / Direksi
Pekerjaan timbunan dilaksanakan sampai garis dan elevasi seperti ditunjukan dalam
gambar atau seperti diperintahkan Pengawas Lapangan / Direksi.
Material/bahan timbunan bersih dan tidak berisi ranting, daun daun, akar akar dan material
material yang dapat membusuk. Permukaan yang akan ditimbun dikupas dan dibersihkan
dari kotoran yang ada. Material / bahan timbunan didatangkan dari quarary tang telah
disetujui Direksi, tanah didatangkan menggunakan dump truck.
Material/bahan timbunan bersih dan tidak berisi ranting, daun daun, akar akar dan material
material yang dapat membusuk. Permukaan yang akan ditimbun harus dikupas dan
dibersihkan dari kotoran yang ada. Kemudian tanah dihamparkan, diratakan dan
dipadatkan lapis demi lapis per 20 cm dengan menggunakan alat stemper atau alat lain
yang sesuai dan disetujui oleh pengawas lapangan / direksi. Pemadatan dilakukan untuk
menghilangkan/mengurangi pori-pori tanah atau mencegah kandungan air berlebihan.

 Pembersihan Akhir
Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan
pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan dibongkar dan
diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua
lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama
Konsultan Pengawas/Direksi, PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan.
Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala
sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan
harus dilakukan perawatan.

 Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh) Hari kalender.

C. PENUTUP
Metode ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari proses pelelangan yang
nantinya akan menjadi acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Kami sadar
Metode yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami juga
akan tetap berkoordinasi dan meminta masukan dengan pihak pengguna anggaran demi
terciptanya pekerjaan yang maksimal dan bermutu baik, demikian Metode Pelaksanaan ini
dibuat sesuai dengan item pekerjaan.

Jambi, 29 Mei 2019


PT. JANGGA PERSADA

Adat Friandes Hario Manurung


Direktur

10

Anda mungkin juga menyukai