Demobilisasi
Demobilisasi adalah pekerjaan atau kegiatan pengembalian dan pemindahan peralatan, bahan/
material yang telah selesai digunakan ke tempat semula atau sesuai dengan petunjuk/ arahan
penanggung jawab lapangan atau kepala proyek.
b. Perlengkapan K3
Setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, kontraktor/ penyedia bertanggung
jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta
konstruksi.
Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi
keselamatan, dan lain - lain.
2|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
c. Jalan Kerja
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengecekan dan pembersihan tempat lokasi Pekerjaan dari material
dan kotoran atau sampah di proyek
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan dan stripping areal pekerjaan sesuai
dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar
lokasi dan pengupasan tanah lapisan atas agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada
kendala. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat
menghambat pekerjaan nantinya.
Pekerjaan perintisan dan pembersihan (clearing dan grubbing) mencakup penebangan semak-
semak dan pohon, pembongkaran akar-akar pohon, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah yang
dipadatkan kemudian membakar atau membuang ke luar areal pekerjaan.
Pemadatan
Kemudian pekerjaan pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang untuk mendapat hasil yang maksimal dengan
dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan
dengan menggunakan Vibro Roller. Timbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-
alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan
dari jalan tersebut.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan tahap penetuan titik-titik bor. Penentuan titik bor berdasarkan
gambar denah pondasi yang telah direncanakan, surveyor menentukan titik yang akan di bor sesuai
dengan arahan dari pelaksana. Selain ditentukannya titik bor, ditentukan pula titik bantu yang
berguna untuk pemasangan temporary casing pada pengeboran dengan alat boring. Titik bantu ini
biasanya sebanyak 4 titik dengan jarak 1 meter dari titik bor yang posisinya tegak lurus satu sama
lain.
Pengeboran Lanjutan
Pengeboran lanjutan sesuai perencanaan pada gambar.
Setelah temporary casing dipasang, kemudian pengeboran dilanjutkan hingga kedalam yang sesuai
rencana atau pengeboran hingga mencapai tanah keras.
Pekerjaan Persiapan
Persiapan yang diperlukan yaitu menyiapkan rute jalan masuk untuk truk mixerbeton hingga lubang
bor yang akan dicor dengan mengacu pada gambar situasi lubang yang telah dibuat sebelumnya.
Dasar lintasan harus kuat untuk menampung truk mixer beserta beton readymix, serta apabila
diperlukan dapat menggunakan landasan plat. Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang
bercampur dengan lumpur yang keluar saat pengecoran dilaksanakan.Hal ini perlu dilakukan agar
air dapat teraliri dengan baik menuju saluran drainase utama.
Persiapan alat yang akan digunakan untuk pengecoran pun harus dilakukan seperti penyiapan
pipa tremie. Supaya beton segar dapat mengalir dengan baik pada lubang bor yang akan di cor, juga
persiapan baut penguncicrane agar saat pengangkatan dan penyambungan pipa tremie lebih efisien
5|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
waktu. Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran dimulai, agar spesifikasi beton sesuai
dengan yang diinginkan
Pengecoran
Setelah tremie telah dipasang pada lubang bor, sebelum memulai pengecoran pada tiap
truk mixer beton diambil sampel terlebih dahulu sebanyak 3 sampel yang dicetak pada cetakan
silinder, yang nantinya sampel ini akan di test kuat tekannya.
Tahap awal penuangan beton kedalam tremie dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan menarik
tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan. Penuangan beton
dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat mendorong kotoran-
kotoran lumpur keluar. Selama penuangan beton pipa tremie tidak boleh bergeser naik turun, kecuali
ketika tahap akhir pengecoran.
Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang bor,
minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremie terbenam lebih dari 6 meter, maka dilakukan
pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai cut of level (COL) dan
ditambah dengan toleransi sesuai dengan yang ditentukan oleh pengawas/ direksi.
III. DINDING
a. Beton K-225 Ready Mix
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bekisting dan instalasi besi/ tulangan
telah selesai dilaksanakan, Adapun metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan)
yang dibangun di sebelah kanan sungai
Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan
pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi
bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.
11 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
Bekisting dibuat sesuai dengan bentuk blok beton yang akan dicetak dan dipastikan telah
mendapat persetujuan dari pengawas/ direksi
Setelah seluruh bekisting selesai, kemudian akan dilakukan pengecekan kembali untuk
memastikan bahwa bekisting telah terpasang dengan kuat, supaya pada saat pengecoran
tidak merubah bentuk dari blok beton yang akan dicetak
Setelah pengecekan selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran blok beton
12 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
Cek ukuran posisi, kemiringan bekisting disesuaikan dengan gambar shop drawing
Cek kekuatan bekisting, pastikan bekisting telah terpasang dengan kuat dan kokoh
Apabila pekerjaan pengecekan telah selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan
pengecoran
13 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
Sehubungan dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan dengan waktu 165 (seratus enam puluh
lima) hari kalender sejak SPMK, Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan
permohonan untuk diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang
dilakukan bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan
serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan. Selama masa pemeliharaan
pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan dipertanggung jawabkan.
14 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
DAFTAR PERSONIL INTI & STRUKTUR ORGANISASI
MANAGER
PROYEK
MANAGER
KEUANGAN
Pekerja
15 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
Tugas dan tanggung jawab Personil Inti/ Tenaga Ahli:
A. Manager Proyek
Tugas dan Tanggung Jawab manager proyek adalah sebagai berikut :
Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis
segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang
diperlukan.
Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi dengan baik
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan.
Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat
selama pelaksanaan pekerjaan.
Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis
maupun permasalahan kontrak.
Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/
material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/ bahan di lapangan.
16 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
B. Manager Teknik
Tugas dan Tanggung Jawab manager teknik adalah sebagai berikut :
Mempelajari penugasan sebagai seorang manager teknik.
Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan.
Mempelajari gambar kerja (shop drawing).
Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan.
Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan
Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan.
Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan dengan efisien.
Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
dan manajemen mutu yang diharapkan.
Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas kuantitas dan waktu.
Menyiapkan data untuk menyiapkan gambar yang telah dilaksanakan (as built drawing).
Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.
C. Manager Keuangan
Tugas dan tanggung jawab manager keuangan adalah sebagai berikut :
Memimpin semua aktifitas dalam bidang administrasi, keuangan dan umum.
Mencatat dan menata semua karyawan yang di proyek.
Membantu manager proyek untuk mencatat transaksi keuangan di proyek.
Membantu manager proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan masuk di
proyek.
Bertanggung jawab penuh semua aktifitas administrasi, keuangan dan umum.
Bertanggung jawab penuh kelangsungan semua aktifitas karyawan di proyek.
Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di proyek.
Memberikan masukan kepada manager proyek tentang kondisi keuangan di proyek.
17 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
D. Safety Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab safety engineer adalah sebagai berikut :
Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3.
Merencanakan dan menyusun program K3.
Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja
dan instruksi kerja K3.
Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi.
Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan.
Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.
18 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
DAFTAR PERALATAN UTAMA
A. Flat Bed Truck
Fungsi flat bed truck pada sebuah proyek adalah untuk mengangkut atau memindahkan
bahan/ material, peralatan dari satu tempat ke tempat lain, seperti besi, semen dan
material lainnya. Flat bed truck juga bias digunakan untuk memindahkan peralatan
seperti alat berat excavator dan alat lainnya.
B. Excavator Standar
Fungsi alat berat ekskavator. Alat ini biasa disebut sebagai mesin pengeruk dan
merupakan alat berat yang terdiri dari batang, tongkat, keranjang dan rumah rumah
dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (akskavasi).
Berikut adalah fungsi atau kegunaan dari alat berat ekskavator antara lain adalah :
Digunakan untuk menancapkan batang pondasi
Dapat digunakan untuk menggali parit, lubang, pondasi bangunan
Dapat digunakan untuk penanganan material
Dapat digunakan untuk memotong semang dengan alat khusus
Dapat digunakan untuk pengerukan sungai
Dapat digunakan untuk penghancuran
Dapat digunakan untuk perataan tanah
C. Excavator Breaker
Pada dasarnya cara kerja dari excavator breaker sama dengan excavator pada
umumnya. Perbedaanya adalah bucket excavator diganti dengan breaker.
Breaker adalah peralatan yang dipasang pada excavator yang berfungsi untuk
memecah batu. Breaker di pasang pada bagian depan dari arm (menggantikan bucket).
D. Dump Truck
Dump Truck merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan material hasil galian
dari satu lokasi ke lokasi lain pada proyek. Alat ini digunakan untuk mengangkut material
lepas (loose material) baik berupa pasir, gravel/kerikil, tanah, dan material lainnya di
E. Baby Roller
Baby Roller adalah alat untuk meratakan permukaan tanah dengan operating weight
kurang dari 3 ton. Oleh karena itu baby roller ini biasa digunakan untuk memadatkan
urugan (timbunan). Vibratory roller atau baby roller tersedia tipe Single Drum & Double
Drum.
F. Vibro Roller
Vibro roller adalah merupakan alat berat yang digunakan untuk menggilas, memadatkan
hasil timbunan, sehingga kepadatan tanah yang dihasilkan lebih sempurna. Efek yang
ditimbulkan oleh vibro roller adalah gaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-butir
tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-butirnya.
Alat berat vibro roller termasuk dalam kategori tandem roller, yang berfungsi untuk
menggilas, memadatkan hasil timbunan dimana cara pemampatanya menggunakan
efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir.
Sebab efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis
terhadap tanah. Butir butir tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong
yang terdapat diantara butir- butirnya.
G. Vibro Concrete
Vibro concrete atau Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat
pengecoran di mana fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam
bekisting. Hal ini ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton
dapat keluar.
Getaran yang dihasilkan oleh vibrator akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan
menghindari tejadinya keropos atau “sarang lebah” pada beton.
PENUTUP
Demikian metodologi pelaksanan pekerjaan ini kami buat sebagai salah satu pedoman
ataupun panduan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. Dalam pelaksanaanya
nanti dapat tercapai dengan tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
yang telah ditentukan.
HEMAT SIRAIT
Direktur