Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN BOTTOM CONTROL/


GROUNDSILL BENDUNG CIPAMINGKIS KAB.
BOGOR

1|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metode Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja
(Bestek).
Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut :
I. PERSIAPAN
a. Mobilisasi & Demobilisasi
Mobilisasi
Mobilisasi adalah pekerjaan atau kegiatan mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, bahan/
material dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan yang dibutuhkan dilapangan.
Mobilisasi dilaksanakan pada saat melakukan pekerjaan persiapan.

Demobilisasi
Demobilisasi adalah pekerjaan atau kegiatan pengembalian dan pemindahan peralatan, bahan/
material yang telah selesai digunakan ke tempat semula atau sesuai dengan petunjuk/ arahan
penanggung jawab lapangan atau kepala proyek.

Tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah :


 Mendatangkan (mobilisasi) alat-alat berat dan mengembalikannya kembali (demobilisasi)
 Memberitahukan dan meminta persetujuan lokasi terhadap jenis / kapasitas peralatan yang
akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor
 Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.

b. Perlengkapan K3
Setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, kontraktor/ penyedia bertanggung
jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta
konstruksi.
Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi
keselamatan, dan lain - lain.
2|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
c. Jalan Kerja
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengecekan dan pembersihan tempat lokasi Pekerjaan dari material
dan kotoran atau sampah di proyek
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan dan stripping areal pekerjaan sesuai
dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar
lokasi dan pengupasan tanah lapisan atas agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada
kendala. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat
menghambat pekerjaan nantinya.
Pekerjaan perintisan dan pembersihan (clearing dan grubbing) mencakup penebangan semak-
semak dan pohon, pembongkaran akar-akar pohon, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah yang
dipadatkan kemudian membakar atau membuang ke luar areal pekerjaan.

Pemadatan
Kemudian pekerjaan pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang untuk mendapat hasil yang maksimal dengan
dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan
dengan menggunakan Vibro Roller. Timbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-
alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan
dari jalan tersebut.

Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah (cutting) untuk
lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang ditentukan dalam
perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah dilakukan penyiapan badan jalan
dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek.

Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:


 Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
 Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor Grader
 Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

3|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


d. Kisdam
Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap (sheet pile) atau sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan dan disetujui pengawas/ direksi yang diisi tanah timbunan untuk
mencegah agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran air dari daerah yang ada di dalam
kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di dalam kisdam kemungkinan masih ada /
banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering, dengan
menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan pengeringan.

II. BORE PILE ø 0,40 M


a. Pekerjaan Pengeboran
Pondasi bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam. Berbentuk tabung yang berisi beton
bertulang dengan diameter tertentu yang ditanam didalam tanah. Dengan metode pengeboran
sampai kedalaman dengan kekerasan tanah yang dibutuhkan. Pondasi Bore Pile dibutuhkan apabila
kondisi tanah dasar lokasi pembangunan tidak mempunyai daya dukung yang baik untuk memikul
berat bangunan.

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan tahap penetuan titik-titik bor. Penentuan titik bor berdasarkan
gambar denah pondasi yang telah direncanakan, surveyor menentukan titik yang akan di bor sesuai
dengan arahan dari pelaksana. Selain ditentukannya titik bor, ditentukan pula titik bantu yang
berguna untuk pemasangan temporary casing pada pengeboran dengan alat boring. Titik bantu ini
biasanya sebanyak 4 titik dengan jarak 1 meter dari titik bor yang posisinya tegak lurus satu sama
lain.

Pekerjaan Persiapan Pengeboran


Setelah penentuan titik bor, pelaksana dan operator mesin bor melakukan pemeriksaan pada tanah
sekitar titik bor untuk kemudian dipasang landasan (plat) untuk tempat berpijak mesin bor. Landasan
(plat) juga berfungsi untuk meratakan tanah dari elevasi tanah yang beragam. Sedangkan pada
RCD, plat dipasang sebelum alat diletakkan di atas daerah yang akan di Bor. Kemudian dilakukan
pemindahan mesin bor dan perlengkapan bor seperti auger bucket, cleaning bucket, dan lainnya ke
tempat yang telah direncanakan. Setelah itu dilakukan penyesuaian posisi mesin bor agar posisinya
horizontal. Untuk mengetahui posisi horizontal tersebut biasanya digunakan waterpass pada bagian
body crane dekat mesin bor.

4|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


Pengeboran Awal
Pengeboran awal ini dilakukan hingga kedalaman 2 meter dan harus dilakukan dengan teliti dan
hati-hati. Lubang yang di bor tidak boleh miring agar didapatkan hasil lubang bor yang sesuai
rencana.
Sebagai pemandu operator untuk mengetahui posisi titik bor digunakan alat koordinat yang biasanya
terdapat pada mesin bor. Untuk mengetahui posisi mesin bor sendiri biasanya operator
menggunakan titik bantu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sehingga ketika badan mesin bor
berputar untuk membuang tanah hasil pengeboran, mesin bor dapat kembali ke tempat awal.

Pemasangan Temporary Casing


Setelah dilakukan pengeboran awal, kemudian dilakukan pemasangantemporary casing dengan
bantuan crane untuk menyesuaikan posisi casingtersebut. Temporary casing ini dilengkapi dengan
dua lubang pada kiri dan kanannya yang berfungsi sebagai tempat pengait crane masuk.

Pengeboran Lanjutan
Pengeboran lanjutan sesuai perencanaan pada gambar.
Setelah temporary casing dipasang, kemudian pengeboran dilanjutkan hingga kedalam yang sesuai
rencana atau pengeboran hingga mencapai tanah keras.

b. Beton K-225 Ready Mix


Untuk pelaksanaan pengecoran pekerjaan ini menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-
225.
Pengerjaan pengecoran bore pile meliputi 4 langkah pekerjaan sebagai berikut :

Pekerjaan Persiapan
Persiapan yang diperlukan yaitu menyiapkan rute jalan masuk untuk truk mixerbeton hingga lubang
bor yang akan dicor dengan mengacu pada gambar situasi lubang yang telah dibuat sebelumnya.
Dasar lintasan harus kuat untuk menampung truk mixer beserta beton readymix, serta apabila
diperlukan dapat menggunakan landasan plat. Pembuatan galian untuk menampung air tanah yang
bercampur dengan lumpur yang keluar saat pengecoran dilaksanakan.Hal ini perlu dilakukan agar
air dapat teraliri dengan baik menuju saluran drainase utama.
Persiapan alat yang akan digunakan untuk pengecoran pun harus dilakukan seperti penyiapan
pipa tremie. Supaya beton segar dapat mengalir dengan baik pada lubang bor yang akan di cor, juga
persiapan baut penguncicrane agar saat pengangkatan dan penyambungan pipa tremie lebih efisien
5|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
waktu. Slump test perlu dilakukan sebelum pengecoran dimulai, agar spesifikasi beton sesuai
dengan yang diinginkan

Instalasi Pipa Tremie


Pemasangan pipa tremie harus dilakukan dengan teliti dan sedemikian rupa agar mencapai
kedalaman tanah yang direncanakan. Sebuah pipa tremie memiliki panjang 3 meter sehingga perlu
disambung beberapa pipa tremie untuk mencapai kedalaman rencana. Perlu di perhatikan untuk
sambungan pipa tremie harus kedap air agar beton yang akan di cor mengalir di pipa dengan baik.

Pengecoran
Setelah tremie telah dipasang pada lubang bor, sebelum memulai pengecoran pada tiap
truk mixer beton diambil sampel terlebih dahulu sebanyak 3 sampel yang dicetak pada cetakan
silinder, yang nantinya sampel ini akan di test kuat tekannya.
Tahap awal penuangan beton kedalam tremie dilakukan dengan kontinyu dan cepat dengan menarik
tuas pada truk mixer sehingga beton ready mix keluar dari corong lintasan. Penuangan beton
dilakukan dengan cepat bertujuan agar beton yang pertama masuk dapat mendorong kotoran-
kotoran lumpur keluar. Selama penuangan beton pipa tremie tidak boleh bergeser naik turun, kecuali
ketika tahap akhir pengecoran.
Selama pengecoran ujung bawah pipa tremie harus terbenam dalam beton di dalam lubang bor,
minimal 1,5 m dan maksimal 6 meter, bila pipa tremie terbenam lebih dari 6 meter, maka dilakukan
pemotongan pipa tremie. Pengecoran dilakukan hingga beton mencapai cut of level (COL) dan
ditambah dengan toleransi sesuai dengan yang ditentukan oleh pengawas/ direksi.

Pencabutan Temporary Casing


Setelah pengecoran selesai, dilakukan pencabutan casing sementara (temporary casing) dengan
cara mengaitkan lubang pada kedua sisi casing dengan pengunci pada crane, kemudian diangkat
dengan hati-hati agar posisi casing tidak miring saat dicabut, dan proses pengecoran bore pile pun
selesai.

c. Besi Beton Polos ø14 dan ø12


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini tentu dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan.
Pekerjaan instalasi besi atau pembuatan keranjang besi untuk tulangan bore pile meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:

6|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


Pembuatan Besi Spiral
Pada pembuatan tulangan besi spiral pembengkokan menggunakan 2 cara, yaitu dengan
menggunakan alat bantu manual berupa roller dan menggunakan alat tekuk elektris. Jika besi spiral
yang digunakan memiliki diameter tulangan besi spiral lebih kecil dari 13 mm maka pembengkokan
menggunakan alat bantu roller dengan menggunakan tenaga manusia., Jika diameter tulangan besi
spiral lebih besar dari 13 mm maka digunakan alat bantu mesin tekuk elektris dengan operator
mesin professional.

Pembuatan Concrete Spacer


Concrete spacer biasanya dibuat dengan menggunakan cetakan yang sesuai dengan ukuran
diameter tulangan yang digunakan, atau lebih besar dari diameter tulangan. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah proses pengerjaan pemasangan tulangan.

Pembuatan Keranjang Besi


Keranjang besi berguna sebagai tulangan dari Bore Pile yang dibuat dengan diameter dan jumlah
besi tulangan utama. Jarak besi spiral sesuai dengan gambar rencana untuk masing-masing tiang
bor. Pengikat antara besi utama dengan besi spiral menggunakan kawat beton (bendrat).
Pembuatan keranjang besi dimulai dari pemasangan concrete spacer dengan jarak maksimum
umumnya 3 meter dan jumlah per lingkaran minimum 3 buah. Sebagai upaya perkuatan dilakukan
pengelasan pada keranjang besi. Pada bagian tulangan utama dengan tulangan spiral dilakukan
pengelasan agar ketika diangkat dengan crane dan di pasangkan pada lubang hingga cut of
level keranjang tidak hancur.
Keranjang besi yang sudah jadi kemudian diperkirakan titik angkatnya, kurang lebih 1/3 dari panjang
keranjang besi tersebut. Selanjutnya keranjang besi diangkat menggunakan crane dan disimpan
ditempat penyimpanan untuk kemudian digunakan pada instalasi keranjang besi.

Instalasi Keranjang Besi


Apabila keranjang besi lebih dari 12 meter untuk mempermudah pekerjaan dibuat menjadi dua sesi.
Dengan menggunakan crane keranjang besi pertama dimasukkan terlebih dahulu ke dalam lubang
bor. Dengan kedalaman tertentu dengan cara mengaitkan seling dan shackle pada titik angkat
keranjang besi yang telah diperhitungkan bebannya sebelumnya.
Setelah keranjang besi pertama masuk kedalam lubang, kemudian diganjal dengan cara di kaitkan
pada casing. Langkah berikutnya mengangkat bagian keranjang besi berikutnya dengan
menggunakan crane dan diletakkan diatas keranjang besi pertama yang telah diganjal sebelumnya.
7|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
Kemudian dilakukan penyambungan antara keranjang besi pertama dan keranjang besi kedua
dengan menggunakan las.
Setelah kedua keranjang besi tersambung, keranjang besi kemudian diturunkan kembali hingga
mencapai kedalaman rencana, lalu bagian atas keranjang besi dikaitkan kembali
dengan casing yang berguna untuk menahan keranjang besi pada kedalaman yang telah ditentukan
oleh pengawas/ direksi untuk selanjutnya dilakukan pengerjaan pengecoran.

III. DINDING
a. Beton K-225 Ready Mix
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bekisting dan instalasi besi/ tulangan
telah selesai dilaksanakan, Adapun metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan)
yang dibangun di sebelah kanan sungai
 Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan
pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi
bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.

 Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan


excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atau
disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah.

8|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


 Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu
 Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar galian
yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing
 Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk
dan merapikan galian batuan
 Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah
finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan menutup
permukaan dengan splash grouting.
 Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan
batuan
 Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung, kolam
olakan (stilling basin) dan piers serta column
 Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan
terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre
concrete
 Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu,
dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu
 Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin yang
diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment)
 Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan
pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat
dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per
hari
9|PT. ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
 Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe, yaitu
untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu dan
plywood
 Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus
dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton
biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
 Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi
beton atau wire mesh
 Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara
steel fibre concrete dan beton biasa
 Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai dengan
ketinggian climbing formwork
 Kemudian pekerjaan terakhir adalah pekerjaan pengecoran dinding bendungan, dalam hal
ini menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-225

b. Bekisting Multiplek 18 mm Tanpa Perancah


Untuk pekerjaan ini bahan/ material yang digunakan adalah multiplek 18 mm, Adapun metode
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan gambar shop drawing bekisting
 Bersihkan bekisting sebelum dipasang untuk menghindari hasil cor beton yang tidak rapi,
retak dll
 Pemasangan bekisting disesuaikan dengan garis marka yang telah dibuat
 Cek ukuran posisi, kemiringan bekisting disesuaikan dengan gambar shop drawing
 Cek kekuatan bekisting, pastikan bekisting telah terpasang dengan kuat dan kokoh
 Apabila pekerjaan pengecekan telah selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan
pengecoran sesuai dengan metode pelaksanaan diatas

c. Besi Beton Polos ø 28 dan ø 12


Untuk pekerjaan ini bahan/ material yang digunakan adalah besi beton polos ukuran ø 28 dan ø 12,
Adapun metode pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Pembesian dirakit sesuai dengan gambar shop drawing yang telah ditentukan
 Ikatan dilakukan sesuai dengan tipe ikatan supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk
diangkat
10 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
 Setelah pekerjaan pembesian selesai kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran
sesuai dengan metode pelaksanaan pekerjaan yang telah diuraikan diatas

d. Timbunan Tanah Didatangkan, dirapihkan dan dipadatkan


Pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah meliputi pekerjaan penimbunan, penghamparan tanah yang
diratakan, dirapikan dab dipadatkan. Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksanakan dengan
menggunakan alat berat jenis Excavator untuk melakukan perapihan, dan untuk penghamparan
akan dibantu dengan menggunakan alat berat jenis Bulldoser.
Pelaksanaan penghamparan dan perapihan tanah ini akan dilakukan sesuai dengan gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk serta arahan dari Direksi pekerjaan untuk membentuk tanah
menjadi teratur dan baik.
Dalam pelaksanaan pekerjaan penghamparan tanah dan perapihan ini akan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan menggunakan
peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, atau sesuai dengan
petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.

IV. BLOK BETON BOTTOM CONTROL


a. Bongkaran Beton (Mekanis)
Pekerjaan bongkaran beton adalah pekerjaan pembongkaran pasangan beton yang akan
direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu sesuai dengan kebutuhan dilapaangan dan sesuai
dengan gambar yang telah disetujui oleh pengawas/ direksi. Adapun metode pelaksanaanya adalah
sebagai berikut :
 Bongkaran dilaksanakan sesuai dengan gambar dan telah disetujui oleh pengawas/ direksi
 Setelah pekerjaan bongkaran selesai, semua material/ puing bekas bongkaran dibuang atau
dibersihkan dari area kerja, dibuang ke area yang telah ditentukan dan dipastikan tidak
mengganggu pekerjaan

b. Bekisting Plat Baja 1,2 mm (Tipe 1 dan 2)


Bekisting plat baja yang dimaksud disini adalah bekisting untuk mencetak blok beton, Adapun
metode pelaksanannya adalah sebagai berikut :
 Bekisting dibuat dengan menggunakan bahan/ material plat baja 1,2 mm atau sesuai
dengan yang telah ditentukan pengawas/ direksi

11 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
 Bekisting dibuat sesuai dengan bentuk blok beton yang akan dicetak dan dipastikan telah
mendapat persetujuan dari pengawas/ direksi
 Setelah seluruh bekisting selesai, kemudian akan dilakukan pengecekan kembali untuk
memastikan bahwa bekisting telah terpasang dengan kuat, supaya pada saat pengecoran
tidak merubah bentuk dari blok beton yang akan dicetak
 Setelah pengecekan selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran blok beton

c. Blok Beton, Beton K-225 (tipe 1 dan 2)


Untuk pekerjaan blok beton dilaksanakan secara fabrikasi, seluruh pekerjaan blok beton harus
sesuai dengan gambar kerja yang telah ditentukan oleh pengawas/ direksi, dalam hal ini blok beton
harus mempunyai mutu beton sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu mutu beton K-225 untuk
tipe 1 dan tipe 2.

d. Besi Beton Polos ø 12 dan ø 10


Untuk pekerjaan pembesian pada pekerjaan blok beton bottom control adalah menggunakan besi
beton polos ø12 dan ø10, pembesian dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui
oleh pengawas/ direksi.

e. Pemasangan Blok Beton Tipe 1 dan Tipe 2


Pekerjaan blok beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, Metode pelaksanaan atau
pemasangannya adalah blok beton dipasang per unit dikaitkan satu sama lain dari bawah ke atas
dengan cara zigzag lalu dilanjutkan ke deret berikutnya dan diulangi dari bawah keatas.
Pemasangan bias dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan alat berat disesuaikan
dengan kebutuhan dilapangan.

V. PELURUSAN ALUR SUNGAI


a. Bekisting Multiplek tanpa perancah
Untuk pekerjaan ini bahan/ material yang digunakan adalah multiplek, Adapun metode
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan gambar shop drawing bekisting
 Bersihkan bekisting sebelum dipasang untuk menghindari hasil cor beton yang tidak rapi,
retak dll
 Pemasangan bekisting disesuaikan dengan garis marka yang telah dibuat

12 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
 Cek ukuran posisi, kemiringan bekisting disesuaikan dengan gambar shop drawing
 Cek kekuatan bekisting, pastikan bekisting telah terpasang dengan kuat dan kokoh
 Apabila pekerjaan pengecekan telah selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan
pengecoran

b. Beton K-225 Ready Mix


Untuk pekerjaan ini pengecoran dilaksanakan dengan menggunakan beton ready mix dengan mutu
beton K-225 atau sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pengawas/ direksi. Adapun metode
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 Seluruh peralatan kerja harus diperiksa dan dipastikan layak pakai
 Memeriksa kesiapan pekerjaan bekisting antara lain dimensi, kemiringan dan posisi telah
sesuai dengan gambar kerja
 Area kerja yang akan dicor dipastikan telah mendapat persetujuan dari pengawas/ direksi
 Pastikan area yang akan dicor telah dibersihkan dari kotoran/ sampah yang dapat
mengganggu atau mengurangi kualitas beton
 Setelah seluruh area yang akan dicor dipastikan aman, maka pekerjaan pengecotan dapat
dilaksanakan

c. Galian Tanah Jarak Buang 0 km – 1 km


Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan bantuan alat berat seperti excavator
dan diangkut menggunakan dump truk sejauh 1 km dari area kerja dan dibuang ditempat yang telah
disetujui oleh pengawas/ direksi.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

13 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
Sehubungan dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan dengan waktu 165 (seratus enam puluh
lima) hari kalender sejak SPMK, Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan
permohonan untuk diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang
dilakukan bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan
serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan. Selama masa pemeliharaan
pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan dipertanggung jawabkan.

14 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
DAFTAR PERSONIL INTI & STRUKTUR ORGANISASI

MANAGER
PROYEK

MANAGER
KEUANGAN

MANAGER SAFETY ENGINEER


TEKNIK

Pekerja

15 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
Tugas dan tanggung jawab Personil Inti/ Tenaga Ahli:

A. Manager Proyek
Tugas dan Tanggung Jawab manager proyek adalah sebagai berikut :
 Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis
segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
 Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan
rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang
diperlukan.
 Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi dengan baik
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
 Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan.
 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat
selama pelaksanaan pekerjaan.
 Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis
maupun permasalahan kontrak.
 Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/
material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
 Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
 Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/ bahan di lapangan.

16 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
B. Manager Teknik
Tugas dan Tanggung Jawab manager teknik adalah sebagai berikut :
 Mempelajari penugasan sebagai seorang manager teknik.
 Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan.
 Mempelajari gambar kerja (shop drawing).
 Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan.
 Mengatur pelaksanaan operasional pekerjaan
 Mengawasi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan.
 Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan dengan efisien.
 Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
dan manajemen mutu yang diharapkan.
 Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas kuantitas dan waktu.
 Menyiapkan data untuk menyiapkan gambar yang telah dilaksanakan (as built drawing).
 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.

C. Manager Keuangan
Tugas dan tanggung jawab manager keuangan adalah sebagai berikut :
 Memimpin semua aktifitas dalam bidang administrasi, keuangan dan umum.
 Mencatat dan menata semua karyawan yang di proyek.
 Membantu manager proyek untuk mencatat transaksi keuangan di proyek.
 Membantu manager proyek untuk mencatat dan menyimpan surat keluar dan masuk di
proyek.
 Bertanggung jawab penuh semua aktifitas administrasi, keuangan dan umum.
 Bertanggung jawab penuh kelangsungan semua aktifitas karyawan di proyek.
 Bertangung jawab penuh terhadap bukti dan pencatatan transaksi keuangan di proyek.
 Memberikan masukan kepada manager proyek tentang kondisi keuangan di proyek.
17 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
D. Safety Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab safety engineer adalah sebagai berikut :
 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3.
 Merencanakan dan menyusun program K3.
 Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja
dan instruksi kerja K3.
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi.
 Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan.
 Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.

18 | P T . A S I N A M U R A J A Y A METODE PELAKSANAAN
DAFTAR PERALATAN UTAMA
A. Flat Bed Truck
Fungsi flat bed truck pada sebuah proyek adalah untuk mengangkut atau memindahkan
bahan/ material, peralatan dari satu tempat ke tempat lain, seperti besi, semen dan
material lainnya. Flat bed truck juga bias digunakan untuk memindahkan peralatan
seperti alat berat excavator dan alat lainnya.

B. Excavator Standar
Fungsi alat berat ekskavator. Alat ini biasa disebut sebagai mesin pengeruk dan
merupakan alat berat yang terdiri dari batang, tongkat, keranjang dan rumah rumah
dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (akskavasi).

Berikut adalah fungsi atau kegunaan dari alat berat ekskavator antara lain adalah :
 Digunakan untuk menancapkan batang pondasi
 Dapat digunakan untuk menggali parit, lubang, pondasi bangunan
 Dapat digunakan untuk penanganan material
 Dapat digunakan untuk memotong semang dengan alat khusus
 Dapat digunakan untuk pengerukan sungai
 Dapat digunakan untuk penghancuran
 Dapat digunakan untuk perataan tanah

C. Excavator Breaker
Pada dasarnya cara kerja dari excavator breaker sama dengan excavator pada
umumnya. Perbedaanya adalah bucket excavator diganti dengan breaker.
Breaker adalah peralatan yang dipasang pada excavator yang berfungsi untuk
memecah batu. Breaker di pasang pada bagian depan dari arm (menggantikan bucket).

D. Dump Truck
Dump Truck merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan material hasil galian
dari satu lokasi ke lokasi lain pada proyek. Alat ini digunakan untuk mengangkut material
lepas (loose material) baik berupa pasir, gravel/kerikil, tanah, dan material lainnya di

19. | P T . ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


proyek. Dalam hal ini akan digunakan untuk mengangkut asphalt dari lokasi asphalt
mixing plant (AMP) ke lokasi pekerjaan.

E. Baby Roller
Baby Roller adalah alat untuk meratakan permukaan tanah dengan operating weight
kurang dari 3 ton. Oleh karena itu baby roller ini biasa digunakan untuk memadatkan
urugan (timbunan). Vibratory roller atau baby roller tersedia tipe Single Drum & Double
Drum.

F. Vibro Roller
Vibro roller adalah merupakan alat berat yang digunakan untuk menggilas, memadatkan
hasil timbunan, sehingga kepadatan tanah yang dihasilkan lebih sempurna. Efek yang
ditimbulkan oleh vibro roller adalah gaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-butir
tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-butirnya.
Alat berat vibro roller termasuk dalam kategori tandem roller, yang berfungsi untuk
menggilas, memadatkan hasil timbunan dimana cara pemampatanya menggunakan
efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir.
Sebab efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis
terhadap tanah. Butir butir tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong
yang terdapat diantara butir- butirnya.

G. Vibro Concrete
Vibro concrete atau Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat
pengecoran di mana fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam
bekisting. Hal ini ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton
dapat keluar.
Getaran yang dihasilkan oleh vibrator akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan
menghindari tejadinya keropos atau “sarang lebah” pada beton.

20. | P T . ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal mutlak yang harus dijalankan
dalam pelaksanaan proyek, hal ini dilakukan bukan hanya semata-mata untuk mengejar
target saja akan tetapi juga bagaimana
memperkecil angka kecelakaan kerja
yang mungkin saja terjadi yang pada
akhirnya dapat meminimalkan biaya
produksi.
Secara garis besar pekerjaan yang akan
dilakukan tidaklah mengandung ataupun
berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja, hal ini dapat terlihat dari jenis-jenis
pekerjaan yang dilakukan serta
pengunaan alat-alat yang tidak ada
menggunakan alat-alat berat serta medan pelaksanaan pekerjaan secara umum berada
dalam ruangan (indoor).
Namun demikian, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan
pekerjaan teruma masalah K.3 maka akan dilakukan langkah preventif, yaitu :
Memberikan pengertian tentang K.3
Kepada seluruh tenaga kerja, Kepala Proyek akan memberikan gambaran ataupun
pengertian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, antara lain:
 Dilarang merokok di area kerja serta selama melakukan pekerjaan.
 Dilarang membawa bahan ataupun material yang mudah terbakar tanpa
seijin dari pengawas lapangan.
 Standar pakaian yang digunakan selama proses pelaksanaan pekerjaan.
 Mekanisme izin meninggalkan tempat pekerjaan.
 Pelaksanaan jam kerja termasuk waktu istirahat.
21. | P T . ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN
Alat Pelindung Diri (APD)
Langkah selanjutnya penyedia akan memberikan alat-alat pelindung diri kepada
seluruh pekerja, antara lain:
 Helm pengaman
Untuk melindungi kepala dari runtuhan ataupun jatuhan material yang
berasal dari atas
 Safety shoes
Setiap pekerja akan diwajibkan menggunakan sepatu dalam melakukan
pekerjaan, hal ini untuk menghindari kaki dari bahan-bahan atupun
material yang berbahaya seperti paku, kaca dan tertimpa material
 Masker
Untuk melindungi pekerja dari debu yang ditimbulkan dari akibat
pelaksanaan pekerjaan.
 Sarung tangan
Akan digunakan pada pekerja yang melaksanakan pekerjaan tertentu
saja, yang berpontensi dapat menimbulkan luka pada tangan pekerja.

Menyediakan alat keselamatan dilingkungan kerja


Selanjutnya pada area kerja akan disediakan alat keselamatan kerja untuk dapat
digunakan sebagai langkah preventif.
 Kotak alat kesehatan (kotak P3K)
 Alat pemadam api ringan
 Tanda bahaya ataupun larangan pada area kerja
 Kendaraan non ambulance.

Penanggulangan kecelakaan kerja.


Kecelakaan kerja dapat saja terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan walaupun kita
telah melakukan upaya-upaya pencegahan. Apabila kecelakaan kerja terjadi
terutama yang menimpa tenaga kerja, maka langkah-langkah yang diambil adalah :
 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan
sarana yang telah disediakan.
 Bilamana dirasa kurang, maka segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

22. | P T . ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


 Memberikan waktu cuti kepada pekerja yang mengalami kecelakaan
hingga kembali pulih.

23. | P T . ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN


Pump
plat
balok

PENUTUP

Demikian metodologi pelaksanan pekerjaan ini kami buat sebagai salah satu pedoman
ataupun panduan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. Dalam pelaksanaanya
nanti dapat tercapai dengan tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
yang telah ditentukan.

Jakarta, 24 Juni 2019


PT. ASI NAMURA JAYA

HEMAT SIRAIT
Direktur

24. | P T . ASI NAMURA JAYA METODE PELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai