Anda di halaman 1dari 26

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN INTAKE DAN JARINGAN TRANSMISI AIR BAKU SUNGAI


KARAHA KOTA BAU-BAU PROV. SULTRA (0,050 M3/DTK)

SATKER : SNVT. PJPA SULAWESI IV PROV. SULTRA

PPK : PENYEDIAAN AIR BAKU

BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV

GENERAL ITEM

1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI.__________________________________


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan
peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ke tempat
semula.
Cara Pelaksanaan
Penyediaan Peralatan dan Personil
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan
kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu,
direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan
penyedia jasa.

Program dan Pemberitahuan


 Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan
didatangkan.
 Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal
kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
 Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.
 Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi SNVT.
PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA

2. PENGUKURAN________________________________________________________
Pengukuran MC 0%, MC 100% , Soft Drawing & Asbuilt Drawing
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan topografi
daereah pekerjaan secara memanjang (long section) dan secara melintang ( cross
section) sebelum pekerjaan dimulai yang disebut MC 0%. Setelah pengukuran
dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapi dengan rencana
Trace Jaringan Pipa dan letak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.
Cara Pelaksanaan :
a) Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok,
serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran. Penyedia jasa harus
menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk
pengukuran.
b) Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok kayu 4/6
dengan jarak yang telah ditentukan.
c) Patok – patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan berpindah tempat
karena telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah
dilakukan Pengukuran.
d) Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar
kerja (working drawing) sebagai panduan pekerejaan di lapangan yang harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA
e) Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran
ulang di lokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana
(asbuilt drawing) sebagai tanda pekerjaan selesai. Asbuilt drawing dinyatakan
selesai bila direksi telah menyetujui.
f) Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai serta hasil
perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada
direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
3. Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman
4. Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 3 (satu) asli (kalkir) dan 1 (satu)
rekaman serta ukuran A3 sebanyak 2 (dua) rekaman.

Laporan
a) Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia jasa
harusmenyediakan lporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara Pelaksanaan
 Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan
dalam hariberjalan terhitung pada saat adanya SPMK.
 Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang dicapai
setiap hari lengkap dengan perhitungan dan gambar typicalnya, cuaca,
jumlah tenaga, alat yang digunakan serta jumlah dan jenis bahan yang
digunakan.
 Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu) mingguan,
selain itu juga berisi volume pekerjaan minggu lalu.
 Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan
mingguan, selain tu juga berisi volume pekerjaan bulan lalu.

Dokumentasi
1. Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik dan sebagai bukti yang
meyakinkan di kemudian hari, maka penyedia jasa harus menyediakan foto
dokumentasipelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan camera digital.
Cara Pelaksanaan :
a) Foto dokumentasi dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan masih pada
posisi 0%, mencapai bobot 50% dan 100% untuk satu titik atau lokasi
pengambilan foto yang sama.
b) Foto 0% diambil pada saat pekerjaan belum dimulai untuk mengetahui
kondisi sebenarnya dari lokasi yang akan dikeerjakan oleh penyedia jasa.
c) Foto 50% diambil pada saat pekerjaan sedang berlangsung untuk melihat
kondisi lapangan pada kondisi 50%.
d) Foto 100% diambil pada saat pekerjaan sudah terlaksana secara tuntas
untuk melihat kondisi akhir pekerjaan.
e) Sebelum pengambilan foto-foto, maka dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera dan arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA untuk disetujui.
f) Foto dokumentasi tersebut di atas dicetak dengan ukuran 3R yang ditempel
pada album foto dan diberi catatan sebagai berikut :
 Nama Kontrak
 Nama Bangunan
 Tahap/Progress Pekerjaan 0%, 50% atau 100%
 Penyedia Jasa menyerahkan foto dokumentasi tersebut sebanyak 3 (tiga)
rangkap bersama 1 (satu) negatifnya kepada direksi.
 Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi pengambilan
harus dari arah yang sama yang sudah ditentukan sebelumnya.

Coffering dan Dewatering


a) Coffering dan Dewatering dilakukan untuk mengeringkan lokasi yang akan
dilaksanakan kegiatan dengan menyiapkan bahan serta menyediakan,
memasang dan mengoperasikan segala jenis pompa serta peralatan lainnya
yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan rembesan pada berbagai
bagian pekerjaan sesuai dengan ketentuan konstruks untuk setiap jenis
pekerjaan.

b) Cara Pelaksanaan :

 Penyedia jasa menyiapkan dan memasang bahan pembuat tanggul


sementara untuk menjaga rembesan.
 Penyedia jasa harus menyiapkan menyediakan, memasang dan
mengoperasikan segala jenis pompa yang mampu menghisap air yang
mengandung lumpur dan pasir serta peralatan lainnya yang dibutuhkan
untuk keperluan pengeringan rembesan.
 Jenis dan ukuran pompa yang digunakan, disesuaikan dengan keadaan
lokasi kegiatan
 Penyedia Jasa perlu mengontrol kondisi lokasi kegiatan atau di tempat-
tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi limpasan air.
 Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun
tidak disebutkan dengan jelas dalam Uraian dan Syarat - Syarat ini harus
juga dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik sesuai dengan gambar
atau petunjuk yang diberikan oleh Direksi. SNVT. PJPA BALAI WILAYAH
SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA
 Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi
:

a. Pembersihan Lapangan.
b. Pekerjaan Galian.
c. Pekerjaan Penimbunan.
d. Pekerjaan Pemadatan.
e. Pekerjaan Pembuangan Tanah Sisa Galian.
 Sedangkan peralatan yang umum diperlukan untuk pekerjaan tanah
meliputi :
a. Skop, tanduk-tanduk untuk tanah keras/berbatu.
b. Pompa-pompa air pada tempat yang berair.
c. Penumbuk untuk memadatkan tanah (alat mekanis ataupun
manual).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Pemborong wajib menjamin kesehatan dan keselamatan kerja bagi para pekerja
dan lingkungan sekitarnya dengan melakukan langkah-langkah antisipatif.
 Di Direksi Keet Pemborong harus menyediakan obat-obatan untuk memberi
pertolongan pertama/darurat bila ada pekerja yang sakit.
 Penginapan untuk pekerja harus layak dan memenuhi syarat kesehatan.

2. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR____________________________________

Pembersihan Lokasi

Tempat pekerjaan harus bersih dari rintangan-rintangan, sedangkan pohon-


pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau disingkirkan kecuali bila berada
di dalam batas penggalian.
Pembersihan Lokasi / land clearing Sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua tumbuhan harus
dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi SNVT.
PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon ,semak belukar dan
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada
di lokasi pekerjaan. Kami akan membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya
dengan tanah kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan
hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak
harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka
kami akan melindunginya dari kerusakan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai
semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material
yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan pembersihan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m’,
sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah meliputi upah tenaga,
bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, “overhead” dan
keuntungan Penyedia Jasa.
Pekerjaaan Tanah dan Pasir

Jalur Pemasangan Pipa

Apabila parit-parit seharusnya memotong pagar, tembok, atau bangunan lain,


pemborong harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindarkan
gangguan pada batas jalur pemasangan pipa. Dalam hal ditentukan hambatan
seperti diatas dalam batas penggalan maka harus segera melaporkan kepada direksi
SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA untuk disetujui.
Selanjutnya pemborong mengatur pemindahan dan perbaikan kembali dengan
pemiliknya dan membayari ganti rugi. Pengukuran galian-galian parit, timbunan-
timbunan kembali dan pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan cara ukuran
lari yaitu sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan permukaan tanah asli kecuali
bila dikehendaki lain sesuai yang tentukan dalam rencana Anggaran Biaya.
Pengukuran Panjang harus menurut garis tengah pipa. Penggalian Parit harus
dilaksanakan dengan tepat dan cepat dan terkait .pada syarat-syarat khusus
didalam kontrak, Penimbunan galian dan peralatan permukaan harus dimulai
dan diselesaikan, bila secara wajar, pipa-pipa terpasang dan tersambung dan telah
diuji secara hidrolis.
Kontraktor akan membuat lubang-lubang percobaan jauh sebelum penggalian
parit-parit dimulai dengan kedalaman seperti yang dikehendak, untuk
menentukan kesejajaran parit-parit. Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau
mengandung bahan-bahan tidak stabil, seperti debut , sampah dan sebagainnya
dan dalam pandangan direksi harus disingkirkan, maka pemborong harus
mengadakan penggalian dan mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan-
bahan yang tidak stabil tersebut. Jika menurut pendapat direksi diperlukan pondasi
khusus seperti penggalian tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai,
pemborong harus menyelesaikan dengan petunjuk direksi. Pembayaran tambahan
akan disediakan untuk pekerjaan tambahan yang disetujui direksi.
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian, sehingga tidak mengganggu
pekerjaan, dan tidak mengganggu jalan orang, lalu lintas. Bahan galian tidak boleh
merusak bangunan-bangunan umum atau bangunan perorangan lainnya. Jika
perlu dan dimunta oleh direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV
PROV. SULTRA pemborong harus mengangkut bahan galian untuk dibuang, sesuai
dengan petunjuk direksi. Galian harus diberi penguatan jika diperlukan, sehingga
tidak perlu runtuh dan menjaga pekerja untuk bekerja dengan aman. Pengamanan
permukaan jalan dan bangunan-bangunan lainnya harus dibuat seperti yang
dutunjukan oleh direksi. Pemborong harus melengkapi pekerjaan dengan saluran
pembuangan air yang baik, sampai direksi menyatakan bahwa saluran pekerjaan
pada pokoknya telah lengkap. Pemborong harus menjamin, bahwa seluruh
pekerjaan sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Daerah-daerah
pengalian harus mempunyai saluran yang baik dan bebas genangan air, pemborong
tetap bertanggung jawab atas kelancarannya dan keselamatan pekerja setiap waktu
serta perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri kerusakan pada pekerjaan,
termasuk yang diakibatkan oleh banjir, kecuali ditentukan lain dengan persetujuan
direksi.
Galian Tanah
Dalam pekerjaan pemasangan Pipa diklasifikasikan jenis galian menurut
tingkat kesulitan untuk menetukan pembiayaanya sebagai berikut :
1. Galian Tanah Biasa.
2. Galian jalan.
3. Galian Tanah Keras merupakan tanah berbatu yang umumnya untuk
menggali, perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau alat khusus
lainnya.
4. Galian tanah yang selalu berair yang mana timbul masalah air tanah
setelah mencapai kedalaman galian lebih dari 0,20 Meter dari permukaan air
konstan. Semua jenis galian ini harus telah diperhatikan dan diperhitungkan oleh
pemborong sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Apabila terdapat
masalah dengan sulitnya pelaksanaan galian maka Harus dilaporkan kepada
Direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA dengan
alternative Pelaksanaannya untuk disetujui oleh DireksijTenaga Ahli. Pemborong
tidak diperbolehkan memasang pipa didalam parit, sebelum parit-parit tersebut
diperiksa dan disetujui oleh Direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA

Penggalian Parit-parit pipa.

Arah, ukuran dan letakjposisi galian parit-parit pipa harus sesuai dengan gambar-
gambar rencana. Untuk itu patok (Signt Rails) yang kuat harus dipasang dan
dipelihara oleh pemborong yang setiap percobaan arah dan kelandaian atau
dimana saja dianggap perlu dengan jarak satu dengan yang lainnya tidak melebihi
48 m. Pada setiap patok-patok (Rails) harus diberi tanda diameter dan kedalaman
penggalian yang harus dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi resiko
kerusakan penggalian parit-paritdekat instalasi yang telah ada harus dikerjakan
dengan tangan.
Dalam hal pada parit terdapat pasangan batu, bongkh-bongkah atau rintangan lain,
maka pemborong harus menggali rintangan tersebut sampai 20cm dibawah dasar
parit serta disetiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisi
kembalidengan pasir dan memadatkannya sampai ketinggian yang telah ditentukan.
Parit yang digali harus disesuaikan dengan pipa-pipa yang harus dipasang
sesuai dengan gambar-gambar rencana.Lebar galian harus cukup untuk dapat
meletakan pipa dan menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus
ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang disyaratkan. Galian harus dibuat
dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-
penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa. Ruang
penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat
dikerjakan dengan baik. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang
ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang
padat pada setiap tempat, diantara ruang penyambungan.
bilamana perlu pemborong harus memperkuat dinding parit-parit Untuk mencegah
kelongsoran tanah di luar galian dan yang akan merusak bangunan didekatnya.
Harga kontrak dianggap telah mencakup biaya untuk keperluan tersebut.
Pada persimpangan jalan, pemborong harus menggali parit dengan Lebar seperti
tertera pada gambar rencana. Pengerjaan tambahan Pada jalan-jalan disebabkan
pelebaran tambahan pada parit-parit . Pemborong harus menyingkirkan
pengerasan permukaan jalan . Sebagai bagian dari penggalian, dan jumlah yang
disingkirkan Tergantung pada lebar galian yang ditunjukan untuk pemasangan
Pipa dan panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk Disingkirkan untuk
pemasangan pipa dan panjang dan daerah Pengerasan yang diperlukan untuk
disingkirkan untuk pemasangan Katub-katub luban control (Manhole) atau
konstruksi lainnya.

Bahan-bahan Galian

Pemborong harus membuat persiapan-persiapan sendiri untuk Menampung


sementara bahan-bahan galian yang diperlukan untuk Menimbun kembali galian
parit-parit, termasuk pekerjaan dua kali Penimbunan sementara bahan-bahan
galian tidak boleh Mengganggu lalulintas umum kecuali kalau Direksi Memberi
keputusan lain, bahan galian yang tidak diperlukan lagi Atau tidak dapat
digunakan sebagai bahan timbunan atau Keperluan lain pekerjaan,
menjadi milik pemborong yang berkeaajiban penuh atas pengkutan dari lapangan
ketempat pembuangan akhir.
Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat Tidak sesuai yang diisyaratkan
harus mengganti dengan bahan Yang disetujui, seperti yang diisyaratkan oleh
Direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA

Urugan

Urugan atau penimbunan kembali parit-parit harus dilakukan Sesuai dengan


gambar-gambar rencana dan spesifikasinya Serta disebutkan dalam "Pekerjaan
Tanah" Penimbunan keliling parit-parit harus mencapai ketebalan 30 cm. Sebelum
diuji coba hidrolis dilaksanakan akan tetapi sambungan-sambungan harus tetap
kelihatan. Penimbunan kembali harus Tetap kelihatan Penimbunan kembali
harus dilakukan secepat Mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali DireksijTenaga
Ahli Membuat keputusan lain. Pada tanah-tanah landai, dimana Timbunan
kembali parit -parit akan dapat mengalami pengikisan Maka atas permintaan
DireksijTenaga Ahli rumput harus ditanam Oleh pemborong,
untuk mencegah tebal urugan diatas pipa Menjadi kurang dari batas minimum.
Biaya untuk ini menjadi Beban pemborong.

Bahan-bahan Urugan

Semua bahan timbunanjurugan harus bebas dari batuan, sampah Atau bahan
lainnya yang menurut DireksijTenaga Ahli sesuai Sebagai bahan urugan. Bahan
dari Galian Tanah. Jika macam bahan timbunan tidak di cantumkan dalam
uraian Pekerjaan maupun gambar, pemborong dapat menimbun dengan
dengan bahan galian, meliputi dengan bahan-bahan yang mengandung lempung,
pasir, kerikil atau bahan lainnya Yang bebas dari kotoran dan menurut petunjuk
Direksi Tenaga Ahli dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

Bahan dari pasir dan Kerikil


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal Dari pasir alam,
dengan butiran dari halus sampai kasar, dan Bebas dari kotoran, debu-debu atau
bahan-bahan lain yang Menurut DireksijTenaga Ahli dapat dianggap tidak
dikehendaki Tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh Melebihi
10 % bera keseluruhannya. Jika penimbunan pasir dan kerikil halus tidak
ditunjukan Dalam gambar rencana, dan jika menurut Direksi SNVT. PJPA BALAI
WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA
Harus digunakan pada sebagian pekerjaan, Pemborong harus Menyediakan dan
menimbun dengan pasir atau kerikil harus Sesuai petunjuk DireksijTenaga Ahli
sebagai suatu pekerjaan Tambahan dan sebaliknya sebagai pekerjaan kurang.

Urugan Dibawah Pipa

Parit-parit harus diberidasar pasir setebal 15 cm lebih dahulu, atau Sesuai gambar
rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang di dalamnya. Dasar pasir ini harus
dipadatkan dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap
dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin
berkedudukan pada keseluruhan panjang dan bukan ditahan Oleh sambungan-
sambungannya. Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan
Pasir atau kerikil halus ini harus disebarkan merata kesetiap Penjuru ruangan
dalam galian sekitar sisi pipa dan Perlengkapannya dan dipadatkan.

Urugan Diatas Pipa

Dari garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam Kira-kira 30 cm diatas
pipa, galian harus ditimbun dengan Pasir atau kerikil halus dan dipadatkan secara
merata.
Pemborong harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan Timbunan
ini, untuk menghindarkan terjadinya kerusakan Atau penggeseran pipa. cara atau
metode penimbunan kembali Yaitu harus dilakukan lapisan demi lapisan,
dipadatkan sekeliling dan diatas pipa- pipa seperti tertera pada gambar rencana
dengan eara tidak merusak pipa-pipa. Pemadatan pada sisi-sisi harus Dilakukan
saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 15 cm Yang pertama diatas pipa harus
dipadatkan hanya pada Sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan
yang boleh digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat penyambung
harus diperbaiki oleh pemborong dengan Biaya sendiri.
Dari kedalaman 30 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian Harus ditmbun
dengan tangan atau metode mekanis yang Disetujui dan dipadatkan dengan alat
pemadat, untuk mencegah Terjadinya menurunnya permukaan, setelah selesainya
Penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter diatas Permukaan tanah,
untuk memberi peluang pengendapan. DireksijTenaga Ahli dapat memerintakan
pemborong. UntukMenambahtimbunan sebuah parit, dimana terjadinya kesurutan
Dibawa permukaan tanah yang bersangkutan. Pemborong setelah menimbun
kembali parit-parit menurut Persyaratan-persyaratan, harus mengembalikan
permukaan Jalan kedalam keadaan paling sedikit sama dengan keadaan seperti
semula.

3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran__________________________________________

Pekerjaan Pemasangan Bouwplank


Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan
mempedomani hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh Kontraktor dan pihak
proyek Direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA
Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh pihak
Konsultan dan direksi Pekerjaan.

Pekerjaan Pemasangan Batu Gunung

 Batu adalah batu yang bersih dan keras serta tahan lama, kualitas batu yang
dipergunakan adalah batu pecah bersudut dengan rapat.
 Pasir yang dipakai adalah yang diambil dari sungai dan mempunyai gradasi
yangbaik dengan diameter rata-rata 0,50 mm sampai 2 mm serta beban
dari kandungan lumpur, zat-zat organis dan kimiawi lainnya.
 Semen yang digunakan adalah Portland Cement produksi dalam Negeri
yang sesuai dengan PBI 1971 dan NI 2 atau sesuai petunjuk Direksi SNVT. PJPA
BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA.

Pasangan Batu

 Jika tidak ditentukan lain di dalam gambar, maka pasangan batu dibuat
dengan campuran 1:4.
 Pasangan batu harus menggunakan campuran yang sesuai dengan gambar
kerja, letak pasangan batu yang nampak dibuat pasangan batu muka, yang
mempunyai bentuk seragam, pasangan batu muka harus bersatu dengan batu
yang dipasang di dalamnya dan dikerjakan secara bersama sama dengan
pasangan batu inti agar mengikat secara bersatu dengan baik, setiap batu
harus diberi oleh adukan dengan tebal adukan antara 50 mm sampai dengan
10 mm, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya tanpa ada alat
adukan.

Plesteran
 Semua pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bagian atas tembok atau
ujung pasangan dan 0,10 m di bawah tepi bagian atas tembok atau sesuai yang
tertera dalam gambar.
 Sebelum plesteran dimulai harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang bisa
mempengaruhi daya rekat adukan, kemudian disiram air sampai bersih dengan
perbandingan adukan adalah 1 Pc : 2 Pasir, serta, tebal adukan adalah antara
10 mm sampai dengan 15 mm.
 Pasir yang digunakan adalah pasir harus diambil dari sungai atau tambang
pasir yang mempunyai gradasi yang baik dan kehalusan yang memungkinkan
dengan diameter rata -rata 0,5 mm sampai dengan 2 mm, bebas dari
kandungan lumpur tanah, zat-zat organis dan kimiawi, kandungan lempung
lanau tidak boleh lebih dari 3% perbandingan berat. Semen yang digunakan
adalah portland cement dengan produksi dalam negeri dan sesuai dengan PBI
1971 dan NI 2, serta air adalah air yang jernih dengan tidak mengandung zat
garam dan zat kimia lainnya.

Pasangan Keramik
Penjelasan Umum
Meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar rencana. Warna
dan motif berdasarkan petunjuk Direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA. Lantai yang dipergunakan berkualitas baik sesuai
gambar rencana atau petunjuk direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Pemasangan Lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana. Pekerjaan
pemasangan ubin lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah semua
Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran telah selesai dikerjakan. Sebelum
pemasangan keramik lantai, harus direndam dalam air sampah jenuh.
 Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak,
gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi
ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih besar
dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.
 Bahan lantai gedung digunakan keramik 30 x 30 cm dan 20 x 25 cm sedangkan
pada jenis keramik kualitas KW 1, Warna keramik disesuaikan dengan petunjuk
Direksi.
 Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan
sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak baik harus dibongkar/diganti
sehingga memuaskan Direksi.

Pekerjaan Beton______________________________________________________________

1. Perbandingan campuran dan kekuatan.

Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang
diberikan. Tes pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk
berbagai kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti NI 2 (PBI 71), Untuk
menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang akan digunakan. Tes
pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan pengerjaan
(workability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh kira-kira 30% 40%
lebih tinggi dan kekuatan yang direncanakan. Kekuatan yang lebih tinggi
(margin) yang diminta oleh DireksijPengawas adalah untuk mencakup
kemungkinan kegagalan hasil tes karena keadaan mesin-mesin pengaduk,
peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya deviasi mutu beton. Campuran
yang pada akhirnya ditentukan dari tes pendahuluan akan tetap dipertahankan
selama keadaan berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh DireksijPengawas,
perubahan mana yang dipandang perlu karena adanya perubahan dalam bahan
atau hasil tes.

2. Mutu beton

 Mutu beton dikerjakan sesuai gambar rencana,komposisi campuran beton


disesuaikan dengan mutu beton yang diisyaratkan dalam gambar dan
diperoleh dari laboratorium yang disetujui oleh direksi teknik.
 Kontrol kualitas mengenai mutu beton tetap dilaksanakan sesuai
persyaratan dalam PBI71 atau yang ditentukan oleh direksi teknik
 Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi ini adalah K.22S
untuk komponen struktural dan K.1OO untuk komponen non struktural

3. Bahan

 Semen yang digunakan adalah Semen Portland atau atas persetujuan


direksi teknik.
 Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan atau pemakaian
lainnyaharus bersih, dan dari benda yang mengganggu seperti minyak garam,
asam, gula, organis atau memenuhi kriteria AASHTO T 26.
 Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa 2S mm, agregat harus dari
partikel yang bersih, keras, dan kuat. Persyaratan-persyaratan lain pemakaian
agregat tetap mengacu ke PBI 71 dan persyaratan-persyaratan lainnya.

4. Penempatan dan pemadatan

 Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang-barang lain


yang harus berada di dalam beton, harus dibersihkan dari semua macam
kotoran. Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan
ruang yang akan diisi beton harus betul-betul dibersihkan. Pekerjaan
pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
persiapannya disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Direksi SNVT. PJPA
BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA.
 Pengecoran beton selalu harus diawasi langsung oleh mandor
yang berpengalaman. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Pengawas bila akan mengecor. Beton harus dicor sedemikian sehingga di
dalam satu bagian pekerjaan, permukaannya rata. Penempatan di dalam
lapisan-lapisan horizontal tidak boleh melebihi tebal 4O cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pengawas.
 Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat sambungan
yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu makan. Jika
dipakai corong-corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi, dan harus disediakan selang-
selang penyemprot atau pelat-pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi selama
pengecoran.
 Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari l,S m.
Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak
kurang dari 0,S m per jam dan tidak lebih dari l,S m, kecuali disetujui lain oleh
Direksi.
 Semua beton harus dipadatkan dengan mempergunakan vibrator tipe
yang digerakkan dengan tenaga listrik (immersion type vibrator), yang baik
tipe maupun cara kerjanya disetujui DireksijPengawas. Vibrator yang
disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan kapasitasnya serta sesuai dengan
banyaknya dengan beton yang dicor, ukuran-ukuran beton dan
penulangannya. Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik. Penggetaran
yang berlebihan (overvibration) yang menyebabkan segregasi, permukaan
yang keropos atau kebocoran harus dihindari.
5. Siar deletasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar deletasi. Letak dan
pengaturannya ditunjukkan dalam gambar-gambar atau seperti yang disetujui
DireksijPengawas. Apabila siar deletasi harus dibuat di luar yang ditunjukkan oleh
gambar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga,
harus dibuat bulk head sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan-
tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi lain
yang dianggap DireksijPengawas tidak dikehendaki, maka pengecoran harus
dihentikan dan beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang
dianggap baik. Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan beton
yang sudah mengeras, maka permukaan beton tersebut harus dikasarkan.
Kemudian permukaan tersebut harus dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas
dan kotoran-kotoran lainnya, disemprot dengan air dan beton baru dikerjakan,
yang harus dipadatkan secara baik pada bidang pertemuan tersebut. Sebelum
pengecoran, permukaan beton lama harus dilapis dengan adukan semen dengan
kualitas yang sama dengan adukan beton.

6. Pengisi sambungan beton (concrete joint fillers)

Apabila digunakan pengisi sambungan beton, maka harus diikuti rekomendasi


pabrik pembuatnya pada lokasi siar deletasi, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.

7. Selimut beton

Tebal selimut beton minimal untuk setiap jenis struktur adalah sebagai berikut :

 Struktur Beton yang tidak berhubungan dengan air dan tanah 3,0 cm. b.
Struktur Beton yang berhubungan langsung dengan tanah 4,0 cm

8. Pengeringan beton

Beton harus dilindungi selama proses pengerasan pertama dari pengaruh


panas matahari yang merusak, hujan, air yang mengalir atau angin
yang kering. Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton
dengan metode yang dianggap praktis, dari beberapa metoda-metoda di bawah
ini.

 Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, kanvas atau bahan
sejenis atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 10
(sepuluh) hari untuk beton dengan portland semen biasa.
 Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan
kertas kedap air yang disetujui atau membran plastik yang harus tetap
pada beton selama 10 (sepuluh) hari untuk beton dengan portland semen
biasa.
 Kecuali untuk pengeringan permukaan-permukaan beton dimana
pengecoran selanjutnya tersambung melalui lekatan pengeringan, beton
harus menggunakan lapisan membran pengering yang disetujui. Membran
pengering digunakan pada permukaan-permukaan yang horizontal segera
setelah pengecoran beton dan pada permukaan-permukaan vertikal segera
setelah pelepasan acuan. Lapisan pengering ini dipasang dua lapis tanpa
lubang-lubang pengikat. Metode ini digunakan juga untuk pengeringan sisi
bawah balok dan pelat. DireksijPengawas dapat mensyaratkan, penggunaan
membran ini untuk permukaan yang vertikal atau miring. Biaya untuk
proses pengeringan ini, harus sudah tercakup dalam harga satuan
pekerjaan beton. Dalam cuaca yang luar biasa atau pada kondisi khusus,
lamanya pengeringan dapat diubah oleh DireksijPengawas tanpa
pembayaran tambahan kepada Kontraktor. Air yang digunakan untuk
tujuan pengeringan harus dari kualitas yang sama dengan air untuk
adukan beton dan tidak boleh meninggalkan bekasjwarna pada permukaan
beton.

9. Acuan dan Penyelesaian Permukaan Beton

 Sebelum pembuatan acuan, Kontraktor harus membuktikan bahwa


rencana acuan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta
sesuai dengan rencana pengecorannya, termasuk jenis atau produksi
batang-batang pengikat atau klem yang akan digunakan. Panil-panil acuan
atau papan-papan penutup beton exposed untuk dipasang dengan pola
yang teratur yang dapat disetujui Direksi SNVT. PJPA BALAI WILAYAH
SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA
 Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran
adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat
pada permukaan beton. Lubang untuk inspeksi bagian dalam acuan dan
membuang air yang digunakan untuk pembersih dengan mudah ditutup
kembali sebelum pengecoran.
 Batang baja yang dibuat secara khusus untuk dipergunakan sebagai tie rod
atau sebagai alat pengatur jarak (internal spacer) yang telah
disetujui, harus ditempatkan pada tempat tempat yang ditetapkan dan
demikian rupa sehingga mudah diangkat baik seluruhnya maupun
sebagian. Acuan dibuka dan lubang-lubang yang ada harus diisi dengan
spesi dan harus dicocok dengan baik. Tidak boleh mempergunakan spacer
plastik.
 Bagian-bagian dari metal pengikat dan spacer yang akan tinggal di dalam
beton jaraknya tidak kurang dari S cm dari permukaan beton. Acuan
untuk balok dan plat harus dibuat sedemikian sehingga acuan pada
sisi balok dan penyangga acuan plat dapat dilepas tanpa mengganggu
penyangga acuan baloknya.
 Seluruh pipa-pipa, baut-baut, pekerjaan-pekerjaan besi dan hal-hal
lain yang harus ditanamkan di dalam beton atau menembus beton, harus
ditempatkan dengan teliti di dalam acuan, harus dipotong dengan baik dan
disesuaikan dengan sambungan-sambungan dan harus dibuat kedap air
dimana perlu untuk mencegat keluarnya adukan.
 Demikian pula perlengkapan-perlengkapan (alat-alat lain untuk membuat
lubang, kantong, alur dan lain-lain) harus ditempatkan pada acuan sebelum
beton yang basah mencapai tempatnya. Bagian dalam dari acuan
harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa sehingga mengurangi
melekatnya beton. Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa, maka
harus diusahakan agar tidak mengenai tulangan. Jika tidak
mempergunakan kayu yang telah direndam air, maka acuan harus dibasahi
seluruhnya sebelum dimulai pengecoran.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan harus disemprot dengan
udara sampai bersih menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan,
kotoran-kotoran gergaji dan sampah-sampah lain serta semua acuan harus
diperiksa dan disetujui oleh DireksijPengawas, sebelum beton dicor.
Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau apa saja dan harus
diyakinkan kemurniannya dalam kehadiran DireksijPengawas sebelum
pelaksanaan pengecoran.

10. Pembukaan Acuan

 Acuan tidak boleh dibuka tanpa persetujuan DireksijPengawas, tapi ijin


ini tidak berarti Kontraktor dibebaskan dari tanggung jawab terhadap
kekuatan dan keamanan konstruksi. Pembukaan acuan harus
dilaksanakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada
beton. Sebelum penyangga acuan dilepas beton akan diperiksa dengan
membuka acuan sisi atau dengan salah satu cara lain seperti yang diminta
oleh Direksi Pengawas SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV
PROV. SULTRA. Hal ini dilakukan meyakinkan bahwa beton telah
mengeras.
 Acuan-acuan yang tidak menahan beban, dapat dibuka setelah 24
jam, asal betonnya sudah kuat dan tidak rusak dan persiapan-persiapan
yang telah cukup telah dilakukan untuk pengeringan. Acuan-acuan yang
menahan beban dapat dibuka jika contoh beton yang dikeringkan di tempat
pekerjaan dalam keadaan yang sama dengan keadaan sebenamya,
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang harus
dipikul selama atau setelah acuan dibongkar dan bila DireksijPengawas
telah menganggap bahwa syarat-syarat yang diminta yang dinyatakan
dalam pasal-pasal yang berhubungan dengan ini telah dipenuhi.
 Pembukaan acuan dan konstruksi pembantunya harus dilaksanakan
bertahap tanpa menimbulkan gangguan pada beton. Pelaksanaannya harus
diawasi oleh Pengawas (Supervisor) yang kompeten. Beton yang memikul
beban dianggap sudah cukup kuat sehingga acuannya dapat dibuka ialah
bila contoh beton yang dibuat dari beton yang dimaksud dan dikeringkan
di tempat pekerjaan, telah mencapai kekuatan tekan hancur yang besamya
lebih besar dari setengah kekuatan beton rencana 28 hari.
 Waktu untuk pembukaan acuan yang diberikan dalam tabel di bawah ini
adalah waktu minimum yang diperlukan untuk beberapa kasus, tapi harus
diingat bahwa tabel ini hanya diberikan sebagai gambaran saja, sedangkan
waktu pembukaan acuan yang dibutuhkan, dapat berbeda-beda tergantung
dari keadaan cuaca dan lain-lain.
 Waktu Pembukaan Acuan Minimum

Waktu pembukaan acuan


Bahan
(minimum)
Dinding balok-balok 7 hari
Penyangga pelat 14 hari
Penunjang balok (penyangga) 28 hari

 Waktu pembongkaran acuan minimum untuk beton yang menggunakan


Semen Portland yang mengandung bahan pengeras cepat adalah separuh
dari waktu yang tertulis dalam tabel di atas. Dalam hal penggunaan semen
seperti tersebut di atas mendapat persetujuan DireksijPengawas.
Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum
mendapat ijin dari Direksi Pengawas SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA.. Pekerjaan akan diperiksa oleh
DireksijPengawas setelah acuan dibuka dan sebelum dilakukan
perbaikan-perbaikan atas pekerjaan tersebut.

ADAPTOR DAN ACCESSORIES


Kontraktor atau Pemasok harus menyediakan semua adaptor pipa
socket bagi keperluan sambungan dari berbagai diameter dan
material. Detail penyusunan bahan, rencana, dan letak dari
semuanya adaptor harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas
SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA
sebelum dirakit. Dimana dua pipa dari dua bahan yang
berhubungan maka harus dilengkapai dengan flange, baik adaptor
maupun pemisah hubungan flange harus sesuai dengan tekanan
kerja 8 kgjcm2 .

1. F I a n g e.
 Jika tidak ditentukan lain oleh keadaan maka ukuran yang
perlubangan dari semua flange pada pekerjaan pipa harus
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan pada pasal ini, yaitu
standard PN 10.
 Bagian leher dan yang rata flange-flange yang dilas harus
disesuaikan dengan D1N 17100 atau standard lain yang
sama. Flange yang buntu juga harus disesuaikan dengan
standard yang sama.
 Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada bagian b spesifikasi ini, mempunyai celah-
celah tempat sesatan gasket untuk menjalin sambungan
yang kedap air.
 Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai diameter
nominal dalam mm, kelasnya, nama pabrik pembuatnya, cap
dan tahun pembuatannya.

3. G a s k e t.
Flange Gasket harus mempunyai diameter yang sama dengan
masing-masing diameter luar flange dan harus dilengkapi
dengan bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Flange gasket harus terbuat dari karet, diperkuat satu atau
dua lapis perantara, tebal 3 mm dan harus dipisahkan dari
arus listrik.

4. Mur, 8aut dan Washer.


Jika tidak ditentukan lain, jenis mur-baut, angker baut dan
cap Serew digunakan dari baja (steel), bahan tersebut harus
disesuaikan dengan spesifikasi ASTM code B, atau ketentuan
lain yang sama.
Bahan untuk mur harus bukan potongan baja dan mur
harus cukup kuat terhadap pemutaran waktu
dikencangkan.

PIPA 8ESI GALVANIS (GIP)

Pipa-pipa besi dan penyambungannya ukuran diameter nominal 250


mm dan lebih kecil harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disebutkan dibawah ini :
1. Standard Spesifikasi.
 Persyaratan teknis dari pipa-pipa baja dan socket harus
sesuai dengan S11. 0161-81 6 m kelas medium .
 Pipa-pipa dengan socketnya harus mempunyai
"tappered theeds" sesuai denganNEN 3258 (1966).
 Semua pipa harus dilengkapi dengan pelapis-pelapis luar
maupun dalam dari Zinch sesuai dengan NEN 1332 "hot-
dip coating on Steel pipa".
2. Proses Pembuatan.
Pipa-pipa harus type yang terbaik yang dilengkapi dengan
buntut pada kedua ujungnya dan salah satu ujungnya dengan
socket.

2. B a h a n.
Pipa-pipa harus dibuat dari baja yang menurut analisa harus
mengandung sulphur tidak lebih dari 0,06 % dan phosphor
tidak melebihi 9,07 %. Kekuatan tarik harus diantara 34
kgjmm2 dan 47 kgjmm2 socketnya harus dibuat dari baja
yang sama seperti yang disebutkan diatas atau dari besi tempa.
Dipakai besi tempa maka besi tempa tersebut harus
mempunyai kekuatan tarik paling kecil 28jmm2.
Besi tempa tersebut menurut analisa mengandung makna tidak
lebih dari 0,15 dan sulphur 0,03 %.

4. Penyambungan.
 Penyambung (fitting) harus dibuat dari besi cor atau
baja yang dapat ditempa.
 Semua penyambungannya harus dilengkapi dengan pelapis
luar dan dalam dari Zenc yang sesuai dengan NEN 127,
"hot-dip galvanizad coating or steel, cast iron and cast
steel".
 Penyambung yang ditempa dari besi cor sesuai dengan NEN
3038, harus dilengkapi dengan "pressure tight pipe theed"
sesuai dengan NEN 3258.
 Penyambung-penyambung yang dibuat dari baja tempa
harus disesuaikan dengan "metode standard 1748" kecuali
pipa lengkung dan sebagainya yang dibuat dengan "British
Standard 1387". Penyambung (fitting) dilengkapi dengan
"pressuretight-pipe treed" sesuai dengan "British 21". Baja
dimana fitting tersebut dari padanya harus menunjukkan
pada saat pengujian kekuatan tarik antara 33 kgjmm2
sampai 17 kgjmm2. Dimana penyambung-penyambung
tersebut selama proses pembuatan, dimana analisa harus
menunjukkan bahwa sulfur tidak lebih dari 0,06 % dan
phosphor tidak lebih dari 0,06 %. Jika cara dingin yang
digunakan pada pembuatan fitting pengaruh cara dingin
tersebut harus dihilangkan sedemikian rupa sehingga
bahan yang dihasilkan pada akhirnya harus memenuhi
syarat-syarat seperti yang disebutkan diatas.
 Setiap pipa dan penyambungannya harus diuji di pabrik
dengan tekanan uji hidrolis sebesar 10 kgjcm2. Pipa
penyambungannya yang tidak memenuhi syarat harus
dibuang dan tidak dipakai lagi.

5 KATUP (VALVE)
 Kontraktor harus menyediakan semua katup-katup
termasuk pintu-pintu, penstock, hydrant kebakaran dan
sebagainya sesuai dengan keperluan. Semua katup-katup
tersebut harus mempunyai nama pabrik pembuatnya,
tekanan kerja, diameter dan arah aliran pada badannya.
 Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak
kurang dari 10 kgjcm2, jika tidak ditentukan lain. Setiap
katup-katup harus kedap dengan tekanan yang bekerja
pada badannya.
 Semua katup-katup harus cocok dengan pengoperasian yang
sering bagi penutupan maupun pengontrolan aliran, baik
untuk dioperasikan setelah waktu lama tidak dijalankan pada
posisi terbuka maupun tertutup. Semua katup-katup yang
berhubungan langsung dengan bahan kimia, harus tahan
terhadap karang yang akan ditimbulkannya atau yang lain
dalah hal badan katup, harus mempunyai lapisan penahan
yang diikatkan padanya.
 Katup dengan ukuran 50 mm dan yang lebih kecil dari harus
seluruhnya terdiri dari perunggu atau bahan-bahan tahan
karat yang lain, jika tidak ditentukan lain. Kecuali untuk roda
pemegangnya yang harus dari besi tempa. Dimana seperti
katup-katup metalic yang disambung pada pipa besi atau
baja, lapisan pemisah harus dipakai katup-katup dengan
ukuran 75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan
flange, jika tidak ditentukan lain dalam gambar atau seperti
disyaratkan. Semua ulir katup harus perunggu atau stainless
steel A1S1 type 304, jika tidak ditentukan lain. Perhatian
khusus harus diberikan untuk mencegah karat pada ulir
katup karena berhubungan dengan klem pembungkusnya.
 Semua katup-katup, dan sebagainya dan ulir yang cocok
dioperasikan penuh airdilumasi dari luar secara tersendiri.
 Stuffing box harus dari type "galnd packing" jika tidak
ditentukan lain. Stuffing box harus dilengkapi dengan galnd
perunggu dan "Squre flax packing". Semua baut, sekrup,
kancing dan mur yang dipakai untuk menghubungkan
stuffing box harus sedemikian rupa sehingga dapat diatur
atau dibongkar pasang mengganggu bagian- bagian katup
yang lain atau operasi, kecuali packing galnd.
 Harus digunakan pelapis yang tidak beracun pada bagian
logam dari katup, kecuali permukaan akhir atau
pendudukung dan permukaan-permukaan lain yang dibuat
dari bahan-bahan tidak berkarat. Permukaan sebelum dilapis
cat harus bersih, kering dan bebas dari lemak atau minyak.
Paling sedikit dua lapisan cat harus digunakan dan dengan
tebal minimum 0,1 mm. Pelapis dengan cat tersebut harus
dilaksanakan pada pabrik pembuatnya.
 Katup-katup harus disediakan lengan dengan tangkai
pemegang, roda pemegang lantai, magnetic operator dan
sebagainya seperti yang ditunjukkan pada gambar. Katup-
katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan
dengan arah jarum jam atau sebaliknya seperti ditujukan
oleh panah penunjuknya yang dibuat oleh pabrik
pembuatnya.
 Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja kepada
Direksi untuk disetujui.Gambar-gambar kerja tersebut harus
mencakup :
* Daftar dan urutan material
* Detail sel dan bagian-bagian yang dapat berubah
* Nama pabriknya
* Ukuran, detail bahan dan tabel setiap item.
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari pabrik
pembuatnya dari setiap katup sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.

6. Gate Valve
 Gate valve yang digunakan cast iron atau ductile iron,
branze momtd valve cakram kembar atau biji kaku
atau sejenisnya. Gate valve yang digunakan harus
sesuai dengan standard untuk system air minum.
 Ruber ring (ring karet) j gasket, mur baut harus
disediakan pemasok untuk keperluan penyambung
dengan material pipa yang dipasok.
 Semua gate valve akan dilakukan pemasangan
ditanam sehingga pemutaran mekanisme operasi
harus dilengkapi dengan kotak permukaan, tabung
pelindung plastik, strol dan extention spindle yang mana
termasuk laju satuan valve sebuah tee handle
pemasangan gate valve dan variasi antara 0,5 fingga 1,5
m.

PENGELASAN PIPA GI

1. Bahan.
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa steel dengan inside
cement linning dan harus memenuhi persyaratan SNI yang
dinyatakan dengan sertifikat test (Surat Jaminan Pabrik).
Elektroda las harus disediakan oleh Kontraktor sedangkan
spesifikasi sesuai standar AWS untuk baja karbon
rendahjmedium dan seluruh biaya yang diperlukan
merupakan tanggungjawab kontraktor dan sudah termasuk
didalam harga suatu penawaran.
Joint sealen untuk bagian dalam steel sleeve dan perbaikan
cement mortal didalam pipa maupun perbaikan coal tar
enamel pipa baja, merupakan tanggung jawab kontraktor dan
biaya yang diperlukan sudah termasuk di dalam suatu harga
penawaran.

2. Pelaksanaan Pipa GI
Sambungan pipa BajajGl digunakan cara sambungan las
sleeve (sleeve weld joint). Semua alat-alat rakit dan ujung-
ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambung. Sambungan antara pipa maupun antara pipa
dan peralatan-peralatan rakit dan lain-lain, sesuai gambar
rencana.
Semua sambungan dan peralatan-peralatan rakit yang
diperlukan harus dipasang dengan
cara yang memenuhi syarat, sehingga tidak menimbulkan
tegangan-tegangan dalam keseluruhan sistim pipa dan harus
dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik yang
bersangkutan.
Pengelasan pada pipa baja las spiral yang dilengkapi dengan
steel sleeve harus sesuai dengan standar AWS. Operator las
harus mempunyai sertifikat las dari lembaga instansi yang
berwewenang untuk pekerjaan pengelasan over head.
Sebelum pengelasan bagian dalam steel sleeve joint dilapisi
dengan joint sealent. Banyaknya pengelasan minimum 3 kali,
tergantung dari diameter elektroda las listrik yang
digunakan. Pengetesan tanpa merusak pada logam lasan
(digunakan bahan kimia), selanjutnya pada bagian pipa baja
las spiral disekitar steel sleeve joint dibersihkan, kemudian
diwrapping. Pengelasan pada steel flens dilaksanakan pada
bagian dalam 1 (satu) kali dan bagian luar 2 (dua) kali.
Perbaikan lapisan cement mortar bagian dalam pipa baja las
spiral harus dilaksanakan oleh kontraktor atas petunjuk
Direksi Pengawas SNVT. PJPA BALAI WILAYAH SUNGAI
SULAWESI IV PROV. SULTRA
Sambungan baut pada flange, harus dilengkapi dengan
selongsongan baut (terbuat dari
material plastic) mur harus dilengkapi dengan nilon.
Pengadaan dan pemasangan selongsongan baut dari nilon
merupakan tanggung jawab kontraktor dan sudah termasuk
dalam analisa harga satuan.
Pipa-pipa yang terlihat harus dicat dengan epoxy
sedangkan warna top coat epoxy ditentukan kemudian oleh
pemberi tugas. Tebal total cat 2.000 micron.

PEMASANGAN WATER STOP


Sistem pemasangan water stop harus
direncanakan dengan baik agar dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Water stop harus dipasang pada tempat yang
direncanakan sebelum proses pengecoran
beton dimulai. Oleh karena itu, letak water
stop harus dikaitkan dengan kemampuan
pengecoran yang ada, dan selama proses
pengecoran letak water stop harus senantiasa
dijaga.

PEMASANGAN PAGAR BRC

Sebelum memasang terlebih dahulu Membuat pipa besi


penyangga secara permanen di garis pagar. Dan dikunci
Menggunakan baut dan klem U untuk menjepit pagar di
bagian atas dan bawah, Setelah itu di las ke pipa besi, berikut
tampak gambar detail pemasangan :
INSTALASI LISTRIK
Rangkaian Daya PLN terdiri atas JTM, KTM, JTR yang dikopel langsung pada
Gardu
Distribusi out put daya listrik
PLN.
Rangkaian Daya PLN harus merupakan satu kesatuan yang kokoh, yang
dilengkapi dengan kabel arder (anti petir).
Penyedia jasa harus mempertimbangkan kesesuaian kebutuhan daya, keamanan
dan efisiensi operasional sesuai dengan kondisi opersai pompa di lapangan.
Bagian-bagian I kelengkapan Daya PLN yang tidak diuraikan dalam spesifikasi
teknik ini tetapi merupakan kesatuan bagian untuk kesempurnaan opersional
maka bagian- bagian I kelengkapan tersebut sudah merupakan bagian yang harus
disediakan.

Bagian-bagian I kelengkapan dan peralatan JTM, KTM, JTR dan Gardu Distribusi
yang harus diadakan agar mampuh menyuplai daya untuk menggerakkan pompa
agar beroperasi dengan sempurna tetapi tidak terdapat item-item
pembayaran dalam daftar kuantitas dan harga maka item-item tersebut
sudah harus diperhitungkan dan termasuk dalam item-item pembayaran yang
ada.

6.2. Kebutuhan Daya PL

Output daya PLN harus mampu seeara normal pada waktu start dan
untuk mengoperasikan pompa seeara menerus selama 3 x 7 jam
per hari dengan perkiraan kebutuhan daya pada kondisi seperti tabel
di bawah ini.

Kondisi Operasi Pompa


Daya pompa
Debit Perkiraan Perkiraan motor
pompa sistem start
(lIdtk) Head (m) Kebutuhan Daya maksimal

50 120 345 KvA Start Delta


Penawaran Pasang Baru Daya PLN untuk Penggerak Pompa harus sesuai
dengan kebutuhan Daya Pompa yang dibutuhkan untuk memenuhi
kapasitas dan kinerja pompa yang diminta seeara sempurna. Penyedia
Jasa harus melakukan perhitungan kebutuhan daya untuk operasi
pompa sesuai kapasitas yang di minta.

Spesifikasi Tiang Besi Baja

Beban kerja (daN) 10 20 35 50 80 12


C 0- 0
11 0
16 0
19 0
21 00
26
Diameter bagian-bagian tiang B - 4,3
16 5,2
19 0,7
26 6,3
31 7,4
35
[mm] A - 5,2
19 0,7
26 7,4
31 8,5
35 5,6
40
C - 0,7
5. 7,4
4, 8,5
4, 5,6
6 6,4
6
Tebal pipa [mm] B - 66 57 58 8 8
A - 7 7 9 8 1
C - 25 25 25 25 252
Panjang bagian-bagian 00 00 00 00 00
B - 25 25 25 25 25
tiang [mm]
A - 00
60 00
60 00
60 00
60 00
60
T
T
Lenturan pada beban kerja - 00
19 00
14 00
14 00
10 00
10
[mm]
Tebal selongsong [mm] - 67 47 29 88 61
Panjang selongsong [mm] - 60 60 60 60 2
60
Berat tiang [kg] - 0
30 0
44 0
56 0
70 0
97
6 6 4 0 3

POMPA CETRIFUGAL
Pompa yang dimaksud dalam pelelangan ini adalah pompa eentrifugal (CP)
multi stage tipe self priming poros horizontal yang dikopel langsung dengan
motor listrik, akan dipasang pada kolam pengambilan dari sungai, digerakkan
oleh listrik dari Daya PLN.
Dalam dokumen penawaran harus memberikan eukup penjelasan atau gambar
teknik desain bangunan pengambilan (kolam pengambilan) untuk mengindari
terjadinya voteks dan arus turbulen, spesifikasi pompa yang ditawarkan,
termasuk grafik karakteristik pompa yang menunjukkan debit dan tinggi tekan
(total head), kebutuhan daya (HP) dan effisiensi pompa pada putaran yang
ditentukan. Untuk keperluan pemasangan pompa, harus disertakan pula
gambar konstruksi lay out pondasi pompa dan genset penggeraknya dalam
rumah pompa .
spesifikasi pompa yang ditawarkan harus dinyatakan dalam Isian Data Teknik
yang dilampirkan dalam dokumen ini. Isian data teknik tersebut harus
dijamin kebenarannya dan didukung dengan dokumen-dokumenl brosur yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatlATPM.

Performaneelkinerja pompa
Pompa Centrifugal (CP) yang dimaksud harus dapat dipasang pada intake
broneaptering dari sungai l kolaml mata air dan mempunyai kemampuan
untuk memompa air dengan debit dan tekanan seperti disebutkan
di atas (lingkup pekerjaan) dan atau daftar kuantitas,

pada putaran pompa maksimal 1500 rpm dengan efisiensi minimal 70 % . Pompa
mampu dioperasikan menerus selama minimal 21 jam per hari Tinggi tekan total
(Total Head) adalah statie head ditambah jumlah kehilangan tekan pada
jaringan perpipaan. Efisiensi pompa (pump bowl effieieney) pada kondisi
operasi yang diminta tidak boleh kurang dari yang disyaratkan di atas Daya yang
dibutuhkan pompa harus dihitung berdasarkan debit, tinggi tekan dan efisiensi
sesuai yang ditunjukkan oleh grafik karakterisitk pompa, ditambah
dengan kehilangan daya akibat gesekan pada pipa hisap.

Kelengkapan Pompa
Impeller (kipaslsudu) pompa type diffuser semi tertutup, dibuat dari bronze
atau east iron dan harus seimbang (balanee). Diameter pipa hisap (suetion pipe
yang dipergunakan adalah pipa baja dengan diameter nominal tidak kurang
dari 100 mm, dengan sambungan flange dan dilengkapi foot valve dan
stainer Panjang minimal pipa hisap adalah 9 m. sambungan antar line shaft
dilakukan dengan soeket berulir kiri. Line shaft pompa terbuat dari stainless
steel. Line shaft bearing tersebut dipasang pada suatu rumah bantalan dari
baja dengan ring seal Nitrite Rubber. Pompa dilengkapi dengan diseharge
pipa buang head , stuffing box yang terbuat dari east iron dan plat pondasi pompa
dari baja.saringan pompa dengan type kerueut atau tabung (eornueopia
strainer) termasuk kelengkapan pompa yang harus dipenuhi.

Bahan l material pompa

Bagian-bagian pompa harus dibuat minimal dari bahanlmaterial sebagai


berikut atau kualitas yang lebih baik:

Diseharge
Cast iron Foundation plate
steel plate stuffing box
Cast iron Pump shaft
stainlees steel shaft bush
stainless
steel Bowl
Cast iron
Casing
Cast iron
seal ring
stainless steel Pump shaft
Nitrite Rubber Impeller
Bronze l east iron strainer
Galvanized
steel Water slinger
Rubber or steel

Motor Pompa

Motor pompa yang diminta adalah motor 4 pole, sumber daya listrik
Asyehronnous 3 phase dengan kisaran tegangan 380-415 Volt pada frekuensi 50
Hz. Menggunakan system starter star-delta starting. Diutamakan motor pompa
yang dapat digulung ulang (re-winding) bila terjadi kerusakan pada
kumparannya.

spesifikasi motor listrik , sebagai berikut :


- sistem pendinginan motor : udara
- Power faetor (eos φ 100%) : 0.80
- Efisiensi ( η 100%) : 75 %
- Proteksi : IP-55
- Insulation elass : F

Kabel Pompa

Penyedia Jasa dalam pengadaan pompa harus menyertakan kabel panjang antara
25 sampai 50 m untuk masing-masing pompa atau seperti yang disebutkan
dalam daftar kuantitas, sesuai kebutuhan pemasangan tanpa sambungan.
Diamater Kabel yang dimaksud adalah harus telah diperhitungkan dengan
daya dan jarak pemasangan. brosur asli dari pabrikan yang menyatakan
diameter kabel dengan jaraknya harus disertakan dalam penawaran.
Panjang kabel seeara rinei untuk setiap pompa akan ditentukan pada waktu
pelaksanaan pemasangan pompa sesuai desain akhir.
Kontrol Panel Pompa
Panel kontrol pompa berfungsi untuk mengatur daya listrik dari PLN ke
motor pompa, sebagai kontrol operasi pompa dan sebagai kontrol pengamanan
pompa. setiap panel pompa sekurang-kurangnya terdiri dari bagian-bagian atau
fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Box panel tertutup dengan pintu dan kunei, ukuran panel


min. 40x60x20 power eoating dengan ketebalan plat panel
1
minimal 1,8 mm.
Terminal input 4 pole, terminal output level eontrol,submersi
2 terminal output ke motor sesuai dengan jumlah kabelble
3 No fuse breaker 3 pole min 4 x full load motor 1pompa
motor. 1
4 Magnetie eontaetor 220 volt 1
5 Overload relay 1
6 Phase Failure Relay (PFR) 1
7 Timer eleetrie 220 V, skala waktu detik, (untuk start delta) 1
8 WLC 220 volt atau 380 volt 1
9 MCB 2 ampere dengan dudukannya 4
10 Motor Temperatur Proteetion 1
11 Dry running proteetor 1
13 Over voltage I under voltage proteetor 1
14 Phase sequen proteetor 1
15 Current unbalanee proteetor 1
16 Ampere meter dengan sistim eurrent trafo 3
17 Frekunsi I Hz meter 1
18 Volt meter 500 Volt 1
19 Pilot lamp RsT, satu warna 3
20 Pilot lamp start I nyala warna hijau 1
21 Pilot lamp stop warna merah 1
22 Tombol start warna hijau, diberi tanda " sTART" 1
22 Tombol stop warna merah , di beri tanda " sTOP" 1
23 seleetor switeh untuk Auto switeh I off I manual 1
24 seleetor switeh voltage, diberi tanda " VOLTAGE" 1

Demikian Metode Pelaksanaan ini kami buat dan kami akan tetap akan
berpedoman pada spesifikasi teknik yang ditetapkan oleh direksi SNVT. PJPA BALAI
WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV PROV. SULTRA.
Sepanjang proses pelaksanaan koordinasi dan petunjuk – petunjuk dari
pengawas atau direksi lapangan sangat diharapkan agar tercapai hasil yang
maksimal dari system penyediaan air bersih yang ditetapkan dan koordinasi
dengan para kepala desa dan masyarakat yang lokasinya dilewati oleh jaringan
untuk menghindari hal – hal yang bersifat non teknis.

Anda mungkin juga menyukai