Anda di halaman 1dari 3

Metode Kerja CBM Soil Stabilizer

1. Pekerjaan persiapan
1.1 Pengukuran
1.2 Pembersihan lokasi
1.3 Pembentukan badan jalan
1.4 Penggemburan tanah
2. Penghamparan dan pencampuran material
2.1 Semen (Portland Cement)
2.2 Penghamparan semen
2.3 Pencampuran tanah dan semen
3. Penyiraman larutan additive
3.1 Pencampuran CBM soil stabilizer dengan air
3.2 Pencampuran material dan larutan CBM Soil Stabilizer
4. Pemadatan dan penyiraman akhir
4.1 Pemadatan
4.2 Penyiraman akhir
5. Penyelesaian pekerjaan dan pemeliharaan
5.1 Penyelesaian pekerjaan
5.2 Pemeliharaan jalan

Uraian Pelaksanaan Pekerjaan :


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Pengukuran
Pengukuran dikendalikan langsung oleh pengawas dan dilaksanakan oleh seorang surveyor berpengalaman
dengan menggunakan alat ukur :
a. Teodolit ( Untuk mengukur polygon )
b. Waterpass ( Untuk pengukuran sifat datar )
c. DCP ( Duth Cone Penetometer ) untuk mengukur CBR (California Bearing Ratio)
d. Meteran
Hasil pengukuran tersebut akan dijadikan acuan untuk pelaksanaan fisik pekerjaan dilanjutkan pemasangan
bouwplank. Mobilisasi sudah termaksuk penyediaan fasilitas kerja, kantor lapangan, barak kerja dan alat.
1.2 Pembersihan lokasi
Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari semua tumbuhan termasuk pohon-pohon,
akar-akaran dan sampah lainnya yang terletak di sepanjang badan jalan. Pembersihan dilakukan agar ketika
pekerjaan berlangsung, proses pecampuran material bisa tercampur secara maksimal.
Pembersihan lokasi dapat dibantu dengan menggunakan alat berat Motor Grader / Buldozer atau dilakukan
secara manual untuk material buangan berukuran kecil.
1.3 Pembentukan badan jalan
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggarukan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan
jalan lama meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan minor yang diikuti dengan
pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang
disiapkan sampai bahan perkerasan ditempatkan diatasnya.
Untuk pekerjaan peningkatan jalan (leveling) dapat juga memakai peralatan berat dengan Motor Grader
untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.
1.4 Penggemburan tanah
Pengupasan / penggalian tanah 10 -20 cm (tebal dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai
spesifikasi pekerjaan) dengan menggunakan Ripper Motor Grader. Selain itu untuk mempercepat proses
penggemburan menggunakan Tractor + Rotavator.
Rotavator menggemburkan tanah sebanyak ±6 (Enam) lintasan. Dengan jarak per ±100 – 200 meter
dengan lebar sesuai lebar ukuran alat berat.
2. Penghamparan dan Pencampuran Material
2.1 Semen (Portland Cement)
Jenis semen yang digunakan disarankan menggunakan 1 merk semen yang sama per lokasi untuk
mendapatkan hasil kualitas pekerjaan yang lebih baik. Selain itu jenis semen yang digunakan harus sesuai
dengan standar Peraturan Semen Portland (Cement Portland) yaitu semen bersertifikat atau merk yang
berkualitas. Dalam pengiriman semen ke lokasi hingga ke lokasi pekerjaan, sempet harus tetap dalam
keadaan baik.
2.2 Penghamparan semen
Penghamparan semen dengan campuran 1 m3 tanah dicampur 150 Kg semen atau setara dengan 3 zak
semen 50 Kg.
Untuk keperluan bahan : Semen untuk pekerjaan panjang jalan 100 meter x Lebar 5,00 meter dengan
ketebalan 0,2 meter dibutuhkan 3o0 zak semen. Sehingga setiap panjang 1 meter dibutuhkan semen 3
(tiga) zak dengan pola sebagai berikut :

Dalam proses penghamparan, peralatan yang digunakan adalah pisau carter, sekop, dan alat bantu lainnya.
2.3 Pencampuran tanah dan semen
Titik lokasi yang telah ditabur / dihampar semen disiapkan untuk dilakukan proses pencampuran.
Pencampuran tanah dan semen dilokasi kerja dapat menggunakan traktor bajak yang telah dipasang alat
rotavator (rotary tiller) sebagai alat penggembur dan pencampuran. Proses pencampuran dapat dilakukan
sebanyak 6 (Enam) kali lintasan.
3. Penyiraman larutan CBM soil stabilizer
3.1 Air
CBM Soil Stabilizer yang berbentuk butiran serbuk, dilarutkan dalam air bersih dengan perbandingan 1 kg
CBM Soil Stabilizer dan 50-80 liter air. Jumlah air disesuaikan dengan kandungan air yang sudah ada
didalam tanah untuk menghindari hasil yang terlalu kering / basah. Jenis air yang digunakan sebagai
campuran harus bersih dan tidak boleh mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang
dapat merusak struktur kristalisasi bahan CBM Soil Stabilizer.
Dengan perbandingan tanah, semen, CBM soil stabilizer, dan air adalah disesuaikan dengan jenis tanah
lokasi pekerjaan
3.2 Pencampuran material dan larutan CBM Soil Stabilizer
Pencampuran material dan larutan CBM Soil Stabilizer harus bercampur secara merata sehingga dapat
mengikat butiran tanah dan meningkatkan penguatan dan pemadatan struktur tanah yang telah dicampur
dengan semen. Perbandingan yang dipakai adalah 1 kg CBM Soil Stabilizer yang telah dilarutkan disiram
untuk 1 M3 material (tanah yang telah tercampur semen).
Penyiraman pertama ini sebanyak ²/3 (dua per tiga) air yang telah tercampur dengan CBM soil stabilizer.
Untuk pencampuran material yang sudah disiram kembali menggunakan alat Traktor + Rotavator dengan
jumlah lintasan sebanyak 6 (enam) lintasan. Berikut daftar alat yang digunakan selama proses pencampuran
material dengan larutan CBM Soil Stabilizer :
* Traktor
* Rotavator
* Truk tangki air (alternatif dapat menggunakan toren air yang diletakan di atas truk
* Selang air
* Alat bantu lainnya
4. Pemadatan dan penyiraman akhir
4.1 Pemadatan
Pemadatan badan jalan setelah dilakukan pencampuran seluruh material dapat menggunakan Vibrator
Roller. Pembentukan/ pemadatan badan jalan baru dengan menggunakan Vibrator Roller dengan
getaran sehingga struktur tanah padat, pemadatan dilakukan sebanyak 6 (enam) kali lintasan. Disarankan
Vibrator Roller yang digunakan minimal kapasitas 15 ton.
4.2 Penyiraman akhir
Penyiraman kembali larutan CBM Soil Stabilizer setelah jalan baru telah selesai dipadatkan. Larutan CBM Soil
Stabilizer yang disiramkan sebanyak ‘/3 (satu per tiga) air yang disisakan dari penyiraman pertama.
Penyiraman akhir dilakukan agar didapatkan hasil kualitas jalan yang optimal dan menghindari keretakan.
5. Penyelesaian pekerjaan dan pemeliharaan
5.1 Penyelesaian Pekerjaan
Setelah pelaksanaan pekerjaan telah selesai, Selama masih proses pengeringan dilakukan penutupan
permukaan jalan dengan terpal jika cuaca mendung / hujan untuk menghindari jalan rusak akibat
kandungan air terlalu banyak karena. Jika cuaca baik (tidak hujan) Terpal dapat diangkat agar mendapat
sinar matahari yang cukup, sambil menunggu proses pengeringan (curring time). Masa pengeringan
sebelum jalan dibuka untuk umum memerlukan waktu selama 5-14 hari (bergantung dengan cuaca di lokasi
pekerjaan) hingga jalan bisa dibuka untuk penggunaan umum. penutupan badan jalan
5.2 Pemeliharaan Jalan
Setelah pelaksanaan, perkerasan CBM soil stabilizer yang sudah mengikat harus mendapatkan perawatan
yang baik. Maksimal masa perawatan adalah 21 hari bila kondisi cuaca buruk. Untuk penyiraman dilakukan
selama 4 hari sejak pekerjaan selesai. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi hingga siang hari (kondisi
cuaca terang). Jumlah air yang disiramkan secukupnya, hanya untuk membasahi permukaan dengan
bertujuan agar mengurangi keretakan dibagian permukaan jalan.

Anda mungkin juga menyukai