Anda di halaman 1dari 68

AMP DAN

KALIBRASI
JENIS ALAT
PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL
1. Jenis Takaran /Timbangan (Batch Type)
2. Jenis Menerus (Continuous Type) Atau Jenis Drum
(Drum Mix Type)
JENIS ALAT
PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL
Perbedaan Jenis Takaran dan Menerus :

Jenis Takaran Jenis Menerus / Drum


Komposisi ditentukan berdasarkan Komposisi ditentukan berdasarkan
berat masing-masing bahan berat masing-masing bahan dalam
satuan volume atau aliran berat per
satuan waktu
Dilengkapi saringan panas, bin panas, Tidak dilengkapi saringan panas, bin
timbangan, dan pencampur (mixer) panas, timbangan, dan pencampur
(mixer)
AMP JENIS TAKARAN
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)
AMP JENIS PENCAMPUR
DRUM
TIPIKAL TATA LETAK AMP
Tipe Takaran

Tipe Drum
KEKURANGAN TIPE
DRUM/MENERUS
- Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya
- Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti
- Jumlah pasokan aspal saat pencampuran tergantung dari
viskositas aspal
- Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
- Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih
sederhana dan mudah, item pengontrolan lebih sedikit.
AMP JENIS TAKARAN
Ditinjau dari Mobilisasi :
a) AMP yang permanen
b) AMP yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di
dekat lokasi proyek.

Kapasitas 500 kg – 1200 kg


jalan dengan lalu-lintas padat dan berat

min 800 kg (+ 40 mnt proses pencampuran)


AMP JENIS TAKARAN
Keunggulan Kapasitas Besar (min. 800 kg atau lebih) :
1. menghasilkan campuran yang relatif seragam dan mengurangi
faktor ketidakpastian.
2. Menjamin kelancaran pasokan campuran beraspal ke unit
penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit
penghampar dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata
dan kepadatan tidak tercapai.
3. Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian
pekerjaan, mengurangi gangguan lalu-lintas.
AMP JENIS TAKARAN
Keunggulan Kapasitas Besar (min. 800 kg atau lebih) :
1. menghasilkan campuran yang relatif seragam dan mengurangi
faktor ketidakpastian.
2. Menjamin kelancaran pasokan campuran beraspal ke unit
penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit
penghampar dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata
dan kepadatan tidak tercapai.
3. Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian
pekerjaan, mengurangi gangguan lalu-lintas.
AMP JENIS TAKARAN
AMP JENIS TAKARAN
TANGKI ASPAL

BAN BERJALAN API

BIN AGREGAT
DINGIN

• BIN
AGREGAT
PANAS
• RUANG
PENGADUK

DRUM
PENGERING SILO BETON
ASPAL

ELEVATOR
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)

Ban berjalan menerus Aliran

Getar
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)
Permasalahan di Bin Dingin :
1. Lebar bucket loader > lebar bin ------- tercampurnya gradasi tiap bin.
2. Kalibrasi bukaan bin kurang tepat
-. kesulitan pengaturan gradasi di bin panas
-. Waktu produksi lama
-. Overflow pada bin panas lainnya
-. Overheating agregat
3. Ban berjalan tidak berfungsi dengan baik ---- poin 2
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)

Tidak Sesuainya Lebar Bucket Loader Pemasok


Dengan Mulut Cold Bin
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)

Kondisi lubang pengeluar agregat (gate) cold bin


tidak memenuhi syarat
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)

Tidak terdapatnya pembatas tiap fraksi agregat


pada cold bin
AMP JENIS TAKARAN (BIN
DINGIN)
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Tidak ada perubahan gradasi agregat. ---- disebabkan karena perbedaan
quari atau suplier.
2. Agregat tidak tercampur. ------ membuat pemisah yang cukup dan
pengisian tidak berlebih.
3. Bukaan bin dingin dikalibrasi secara periodik.
4. Tidak ada penghalang pada bukaan bin dingin.
• jika agregat halus basah,
• agregat terkontaminasi tanah lempung,
• atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu.
5. Tidak terjadi perubahan kecepatan conveyor
AMP JENIS TAKARAN
(PENGERING ATAU DRYER)
AMP JENIS TAKARAN
(PENGERING ATAU DRYER)
Fungsi dryer :
1. Menghilangkan kadar air
2. Memanaskan agrgat sampai dengan temperature yang disyaratkan

3 komponen dryer :
1. Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm
sampai 305 cm dan panjang 610 cm sampai 1219 cm.
2. Ketel pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk
menyalakan pemanas.
3. Kipas (fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan
mempunyai fungsi utama untuk memberikan udara atau oksigen dalam
sistim pemanas
AMP JENIS TAKARAN
(PENGERING ATAU DRYER)
AMP JENIS TAKARAN
(PENGERING ATAU DRYER)
AMP JENIS TAKARAN
(PENGERING ATAU DRYER)

Warna asap hitam akibat dryer


Agregat tercemar
(sistem pembakaran) tidak sempurna
AMP JENIS TAKARAN
(PENGERING ATAU DRYER)
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Kalibrasi alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur
pemanasan.
2. Pembakaran harus sempurna, hal ini diindikasikan dari warna asap yang
keluar dari cerobong asap adalah putih. Warna yang hitam menandakan
pembakaran tidak sempurna, sementara warna putih berkabut menandakan
agregat mengandung kadar air yang relatif banyak.
3. Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin. Agregat yang masih
mengandung kadar air akan menghalangi melekatnya aspal ke agregat,
sehingga campuran beraspal berprilaku seolah-olah kelebihan aspal
AMP JENIS TAKARAN (PENGUMPUL
DEBU/DUST COLLECTOR)
Beberapa kombinasi sistem pengumpul debu :
• Sistim pengumpul debu jenis kering (dry cyclone dust collector), debu
yang terbawa gas buangan diputar, sehingga partikel berat ke bagian bawah
dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat
selanjutnya dikembalikan ke bin panas (hot bin) melalui sistim pengatur
udara (air lock damper).
• Sistim pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu
yang terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat
akan terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap.
Partikel berat tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air).
AMP JENIS TAKARAN (PENGUMPUL
DEBU/DUST COLLECTOR)

Jenis kering (dry cyclone dust Jenis basah (wet


collector) scrubber dust
collector)
AMP JENIS TAKARAN (UNIT AYAKAN
PANAS (HOT SCREENING UNIT))
AMP JENIS TAKARAN (UNIT AYAKAN
PANAS (HOT SCREENING UNIT))

gat r
gr e asa
lus te a
a tk ar
H a i a e g a s
at m ed A gr tK
eg er a
Ag
r
Int dium g reg
Me A
AMP JENIS TAKARAN (UNIT AYAKAN
PANAS (HOT SCREENING UNIT))
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Lubang saringan yang tertutup agregat
2. kecepatan produksi ditambah sehingga agregat yang disaring bertambah
sementara efisiensi operasi penyaringan tetap
3. agregat halus basah sehingga pada saat pengeringan dan pemanasan
agregat halus tersebut akan menggumpal dan masuk ke hot bin yang tidak
semestinya
4. Lubang saringan ada yang rusak
AMP JENIS TAKARAN (UNIT AYAKAN
PANAS (HOT SCREENING UNIT))
Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir agregat
maksimum 19 mm :
• Saringan pertama / teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya lebih
besar (oversize) dibuang ke saluran pembuang.
- Saringan kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara 19 mm
sampai 12,5 mm masuk ke bin 1
- Saringan ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5
sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
- Saringan ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara 4,75
sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos saringan
2,36 mm masuk ke bin 4.
AMP JENIS TAKARAN (UNIT AYAKAN
PANAS (HOT SCREENING UNIT))
AMP JENIS TAKARAN (BIN
PANAS (HOT BIN))
AMP JENIS TAKARAN (BIN
PANAS (HOT BIN))
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Periksa kondisi, keausan dan fungsi kerja dari semua bak bin panas,
dijamin tidak terjadi kebocoran
2. Periksa kondisi, keausan dan fungsi bukaan:
• pipa pengeluaran agregat berlebih (over flow)
• pipa pengeluaran agregat berukuran > ukuran saringan terbesar (over
size) dijamin tidak terjadi penyumbatan
AMP JENIS TAKARAN (SISTIM PEMASOK
BAHAN PENGISI (FILLER ELEVATOR))

Faktor yang harus diperhatikan :


 Periksa kondisi dan fungsi kerja dari elevator bahan pengisi.

 Periksa kondisi dan fungsi kerja dari bin penampung bahan pengisi (filler storage
bin).
 Periksa kondisi dan fungsi kerja dari pemasok bahan pengisi (fiiler feeder) dan
screw feeder.

Penambahan bahan pengisi akan menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff),
akan tetapi penambahan yang terlalu banyak akan membuat lapisan beraspal menjadi
getas dan mudah retak.
AMP JENIS TAKARAN (TIMBANGAN
ASPAL (ASPHALT WEIGHT HOPPER))
AMP JENIS TAKARAN (TIMBANGAN
ASPAL (ASPHALT WEIGHT HOPPER))
Faktor yang harus diperhatikan :
 Periksa kondisi, fungsi kerja dan kapasitas dari pompa aspal (transfer
pump).
 Periksa kondisi dan fungsi kerja dari pompa penyemprot aspal (spray
pump).
 Periksa kondisi dan fungsi kerja tangki aspal dan pemanasnya.

 Periksa kondisi dan fungsi kerja semua termometer, apakah sudah


dikalibrasi.
 Periksa kerataan distribusi aspal kedalam ruang pencampur.
AMP JENIS TAKARAN (PENCAMPUR
(MIXER ATAU PUGMILL))

Campuran terlalu banyak Campuran terlalu sedikit


AMP JENIS TAKARAN (PENCAMPUR
(MIXER ATAU PUGMILL))
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
• Temperatur aspal (pada tangki aspal)
• Lamanya pencampuran kering dan pencampuran basah
• Tampak visual campuran yang keluar dari pencampur (mixer/pugmill),
apakah agregat merata terselimuti aspal, aspal menggumpal, atau ada
bercak aspal. Pedal pugmill yang tidak sempurna seperti patah atau aus
dapat menyebabkan hasil pengadukan tidak merata.
• Kondisi bukaan pencampur (mixer/pugmill) apakah ada kebocoran atau
tidak
AMP JENIS TAKARAN (PENCAMPUR
(MIXER ATAU PUGMILL))

Kotoran Yang Menempel Pada Pedal Mixer


SISTIM KONTROL OPERASI
(OPERATION CONTROL SYSTEM)

terdapat 3 jenis sistim kontrol operasional :


• sistim manual,
• sistim semi otomatis dan
• sistim otomatis yang akan bekerja secara elektrik dan
pneumatik,
SISTIM KONTROL OPERASI
(OPERATION CONTROL SYSTEM)
• Pada sistim kontrol dengan fasilitas manual, pengoperasian dilakukan
dengan mengatur sakelar menggunakan tangan mulai dari pengaturan
pasokan agregat dan aspal, penimbangan, pencampuran dan pengeluaran
campuran dari pencampur (mixer).
• Pada fasilitas semi otomatis, semua operasi dari bukaan pintu pada
timbangan ke pencampur dilakukan dengan kontrol otomatis mulai dari
pengaturan pasokan agregat dan aspal, sampai pengeluaran campuran dari
pencampur (mixer/pugmill).
• Pada falilitas otomatis dengan sistim komputerisasi, termasuk juga
mengontrol pembakaran (burner) pada pengering (dryer) dan pemasok
agregat dingin dan kontrol proporsinya
SISTIM KONTROL OPERASI
(OPERATION CONTROL SYSTEM)
Faktor yang harus diperhatikan :
• Periksa kondisi, fungsi dari ruang sistem kontrol, distribution board, dan
panel pengontrol.
• Periksa kondisi dan fungsi dari sistem kontrol kompresor, selinder udara
(air cylinder), filter udara, pelumas dan sistem kontrol baik sistem
pneumatic maupun electrik
• Periksa timer untuk pengendalian lamanya waktu pencampuran pada alat
pencampur
GENERATOR SET (PEMBANGKIT
TENAGA LISTRIK)
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari generator.
2. Periksa kapasitas (KVA) bahan bakar, sistem kabel, dan jumlah
generator.
KALIBRASI
1. Bin Dingin
2. Saringan Panas
3. Termometer
4. Pompa Aspal
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Peralatan yang digunakan :
• peralatan uji kadar air
timbangan
wadah benda uji
oven
• wadah untuk agregat kapasitas  15 liter 3 buah.
• stop watch 1 buah.
• timbangan kapasitas 20 kg 1 buah.
• peralatan bantu lainnya seperti; kunci pas, obeng dan palu.
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Tahap Persiapan :
• isi bin digin dengan agregat yang akan digunakan.
• pastikan pintu bin dingin berfungsi dengan baik.
• pastikan alat getar pada bin dingin berfungsi dengan baik.
• pastikan kecepatan ban pengatur pengeluaran berfungsi dengan baik.
• sediakan formulir
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Prosedur Kalibrasi :
• jalankan ban pemasok agregat dari bin dingin ke pengering;
• hidupkan jenis pemasok yang tersedia pada bin dingin sampai agregat keluar
• bila agregat konstan, tandai pada saat yg sama hidupkan stop watch;
• tentukan panjang agregat yang ada di ban dan pada saat yang bersamaan matikan
stop watch; Ukur panjang ban dan waktu;
• agregat yang ada di ban ditimbang;
• ambil contoh agregat yang ada di bin dingin dan uji kadar air;
• lakukan proses seperti diatas paling sedikit 3 kali, untuk masing-masing bahan
minimum 4 bukaan pintu bin;
• pada bin dingin sistim ban atau apron, bukaan pintu bin dipertahankan tetap yang
diperlakukan sebagai variabel kecepatan ban atau apron;
• hasil pengukuran tersebut gambarkan dalam suatu grafik,
KALIBRASI (BIN DINGIN)
KALIBRASI (BIN DINGIN)
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Aliran material agregat per menit untuk setiap bukaan pintu :

q = jumlah aliran agregat kering dengan satuan kg per menit.


W = berat agregat pada kadar air tertentu dengan satuan kg.
r = panjang dari agregat dalam ban berjalan dalam satuan meter.
R = kecepatan dari ban berjalan dalam satuan meter per menit.
m = kadar air agregat, %
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Contoh :
Besar bukaan pintu bin dingin 5 cm; berat agregat asli 14,29 kg; kadar air
agregat 3%; kecepatan ban berjalan 75 meter/menit dan panjang agregat
dalam ban berjalan 1,5 meter.

Dengan persamaan di atas dapat dihitung aliran agregat dalam ban berjalan q
= 693,7 kg per menit. Hasil-hasil perhitungan di atas kemudian diplotkan
dalam suatu grafik kalibrasi
KALIBRASI (BIN DINGIN)
bukaan pintu bin :

Q = 0,151.T.P
dengan pengertian :
Q = aliran agregat yang diperlukan (kg/menit)
T = produksi rencana AMP (ton per jam)
P = proporsi agregat terhadap campuran agregat total, %
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Sebagai contoh, produksi yang ingin dicapai AMP adalah 250 ton per jam,
proporsi agregat yang harus dipasok 20% fraksi agregat kasar (bin dingin-
1); 40% fraksi agregat sedang (bin dingin-2); 30% agregat halus (bin
dingin-3) dan 10% bahan pengisi (bin dingin –4), dapat dihitung aliran
agregat;
KALIBRASI (BIN DINGIN)
- Aliran agregat yang dibutuhkan dari bin dingin –1 adalah: Q =
0,151 x 250 x 20 = 755 kg/menit
- Aliran agregat yang dibutuhkan dari bin dingin –2 adalah: Q =
0,151 x 250 x 40 = 1510 kg/menit
- Aliran agregat yang dibutuhkan dari bin dingin –3 adalah: Q =
0,151 x 250 x 30 = 1133 kg/menit
- Aliran agregat yang dibutuhkan dari bin dingin –4 adalah: Q =
0,151 x 250 x 10 = 378 kg/menit
KALIBRASI (BIN DINGIN)
Diperoleh bukaan bin dingin :
• Bin dingin –1 = 5,2 cm
• Bin dingin –2 = 12,4 cm
• Bin dingin –3 = 11,4 cm
1510 • Bin dingin –4 = 4,0 cm

1133

755

378
KALIBRASI (SARINGAN
PANAS)
Kalibrasi saringan dilakukan dengan mengukur lubang saringan dan jumlahnya.
Peralatan
- Jangka sorong (sigmat), meteran, penggetar dan tachometer.
Persiapan
- buka penutup saringan.
- bersihkan saringan.
Prosedur
- Ukur lubang saringan dengan jangka sorong.
- Lebar dan luas saringan.
- Sesuaikan lubang saringan dan jumlah lubang dengan spesifikasi saringan.
Penggetar
- Ukur getaran alat penggetar dengan tachometer.
- Sesuaikan getaran dengan manual alat penggetar.
KALIBRASI (SARINGAN
PANAS)
Peralatan
stop watch, wadah aspal 5 kgm, timbangan kapasitas 20 kg, termometer
Persiapan
• tentukan beberapa tekanan pompa aspal.
• tentukan temperatur untuk mencapai kekentalan aspal 170 ± 10 Cts
Prosedur
• panaskan aspal sampai temperatur yang sesuai perencanaan;
• hidupkan pompa dan atur tekanannya sesuai yang diinginkan
• normalkan aliran aspal;
• setelah pengeluaran stabil menampung aspal dan hidupkan stop watch;
• setelah aspal mencapai ± 5 kg pindahkan aspal dan matikan stop watch;
• catat selang waktu pengalirannya, dan timbang aspal yang tertampung diwadah
• ulangi kalibrasi dengan kecepatan pompa yang lain;
• Gambarkan kurva hubungan tekanan pompa dengan berat aspal yang keluar dari
pompa.
AMP JENIS DRUM

Skema pengoperasian AMP jenis drum


AMP JENIS DRUM
Komponen-komponen yang perlu dikontrol :
• Pemisahan agregat dingin sesuai dengan ukurannya.
• Kontrol pemasokan agregat dingin, pemasokan aspal serta bahan
tambah ke dalam drum /tempat pencampur.
• Kontrol otomatis pembakaran (burner).
• Pengumpul debu primer yang dapat mengembalikannya ke sistim atau
menjadi bahan buangan.
• Pengontrolan temperatur pada campuran beraspal.
• Kontrol pintu pengeluar.
• Kontrol kadar air.
AMP JENIS DRUM

Kontrol pemasokan agregat dari bin dingin


AMP JENIS DRUM

Alat pencatat pasokan agregat yang dipasang


pada ban berjalan
AMP JENIS DRUM

Sistim pemberian aspal pada AMP /drum


AMP JENIS DRUM

Tipikal silo penampung campuran beraspal


panas pada AMP jenis pencampur drum
PENYIMPANGAN PRODUKSI DAN
KEMUNGKINAN PENYEBABNYA
DUA FRAKSI BERBEDA
CARA PENIMBUNAN YANG
BAIK
ASAP PUTIH PADA HOT MIX

Anda mungkin juga menyukai