Ruang lingkup
Standar ini menetapkan kaidah dan tata cara penentuan persentase dari butiran agregat
kasar berbentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan berat dan jumlah butiran.
Acuan normatif
SNI 03-1968-1990, Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-6889-2002, Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 13-6717-2002, Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat
ASTM D 4791-95, Standard test method for flat particles, elongated particles, or flat and
elongated particles in coarse aggregate
Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini sebagai berikut :
3.1
butiran agregat kasar
butiran agregat yang berdiameter lebih besar dari 9,5 mm (3/8 inci)
3.2
butiran agregat berbentuk lonjong
butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap lebar lebih besar dari nilai yang
ditentukan dalam spesifikasi
3.3
butiran agregat berbentuk pipih
butiran agregat yang mempunyai rasio lebar terhadap tebal lebih besar dari nilai yang
ditentukan dalam spesifikasi
3.4
butiran agregat berbentuk pipih dan lonjong
butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap tebal lebih besar dari nilai yang
ditentukan dalam spesifikasi
3.5
jangka ukur rasio (proportional calliper device)
alat untuk mengukur butiran agregat yang berbentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong
dengan rasio tertentu
BACK
1 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Prinsip
Butiran agregat dipisahkan sesuai dengan ukuran saringan yang ditentukan, kemudian
diukur untuk mendapatkan rasio lebar terhadap tebal, panjang terhadap lebar, atau panjang
terhadap tebal.
Peralatan
1)
2)
Timbangan.
Timbangan yang digunakan harus mempunyai ketelitian sampai dengan 0,5% dari berat
contoh.
Persiapan bahan
1)
Pengambilan contoh agregat kasar dari lapangan harus sesuai dengan SNI 03-68892002;
2)
Dari contoh uji agregat kasar, diambil sejumlah contoh untuk diuji sesuai dengan tata
cara penyiapan benda uji dari contoh agregat (SNI 13-6717-2002). Benda uji agregat
kasar harus dalam keadaan kering, dan berat benda uji disesuaikan dengan ukuran
nominal maksimum agregat tersebut. Berat benda uji untuk masing-masing ukuran
nominal maksimum adalah sebagai berikut:
Ukuran Nominal Maksimum
mm (inci)
9,5 (3/8)
12,5 (1/2)
19,0 (3/4)
25,0 (1)
37,5 (1)
50,0 (2)
63,0 (2)
75,0 (3)
90,0 (3)
100,0 (4)
112,0 (4)
125,0 (5)
150,0 (6)
BACK
2 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Cara pengujian
1)
Pengujian ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu berdasarkan berat dan jumlah
butiran. Jika dinyatakan dalam berat, contoh uji dioven pada temperatur 110 5o C
sampai beratnya tetap. Jika dinyatakan dalam jumlah butiran, pengeringan agregat tidak
diperlukan;
2)
Contoh agregat kasar di saring sesuai dengan metode pengujian SNI 03-1968-1990.
Kurangi dari masing-masing ukuran agregat yang lebih besar dari saringan 9,5 mm (3/8
inci) sebanyak 10% atau lebih dari berat contoh uji semula sesuai dengan SNI 13-67172002. Jumlah contoh yang didapat setelah pengurangan sampai kira-kira diperoleh 100
butir;
3)
gunakan jangka ukur rasio (proportional calliper device) pada posisinya dengan
perbandingan yang sesuai, seperti ditunjukkan pada Gambar A.2, lampiran A.
- Uji kepipihan
Atur bukaan yang besar sesuai dengan lebarnya butiran. Butiran adalah pipih,
jika ketebalannya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil.
- Uji kelonjongan
Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjangnya butiran. Butiran adalah lonjong,
jika lebarnya dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil.
Gunakan jangka ukur rasio (proportional calliper device) pada posisinya dengan
perbandingan yang sesuai, seperti ditunjukkan pada Gambar A.2, lampiran A.
b)
Atur bukaan yang besar sesuai dengan panjang butiran. Butiran disebut pipih dan
lonjong, jika ketebalan dapat ditempatkan dalam bukaan yang lebih kecil.
c)
Setelah butiran dikelompokkan, tentukan perbandingan contoh dalam masingmasing kelompok dengan menghitung jumlah butirnya atau beratnya, tergantung
kebutuhan.
Perhitungan
1)
atau
% butiran pipih dan lonjong =
BACK
3 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
2) Bila diperlukan nilai rata-rata dari suatu contoh, anggap bahwa material pada ukuran
saringan tertentu yang beratnya kurang dari 10% terhadap berat contoh, mempunyai
persentase butiran yang pipih, butiran yang lonjong atau butiran yang pipih dan lonjong
sama dengan nilai pada ukuran saringan setingkat di atasnya atau setingkat di
bawahnya. Jika nilai dari ukuran material setingkat diatas dan setingkat di bawahnya
ada, dapat digunakan nilai rata-rata dari keduanya.
3)
Formula nilai rata-rata kepipihan, kelonjongan, tidak pipih dan tidak lonjong, kepipihan
dan kelonjongan, serta tidak pipih dan lonjong adalah sebagai berikut:
F=
E=
(p1 f 1 + p 2 f 2 + .... + p n f n )
..............................
(1)
..............................
(2)
(3)
pt
(p1 e 1 + p 2 e 2 + .... + p n e n )
pt
NFNE =
FE =
pt
(p1 fe 1 + p 2 fe 2 + .... + p n fe n )
NFE =
pt
..............................
......................
(4)
(5)
dengan pengertian :
F
E
NFNE
FE
NFE
p1...pn
pt
f1...fn
e1...en
NfNe1...NfNen
fe1...fen
Nfe1...Nfen
Catatan-1:
BACK
Rumus (1), (2), (3), (4) dan (5) dapat digunakan untuk pengujian berdasarkan berat
maupun pengujian berdasarkan jumlah butir.
4 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Pelaporan
2)
3)
4)
5)
jika diperlukan, nilai persentase rata-rata didasarkan pada perbandingan berat aktual
dari jenis ukuran saringan dalam pengujian tersebut. Laporkan nilai rata-rata dari
gradasi yang digunakan.
BACK
5 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Lampiran A
(Informatif)
Gambar alat pengujian kepipihan dan kelonjongan
BACK
6 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Bukaan
'kecil'
Bukaan 'besar'
Bukaan 'kecil'
Bukaan 'besar'
BACK
7 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Lampiran B
(Informatif)
Gambar contoh agregat yang pipih, agregat yang lonjong,
agregat yang pipih dan lonjong, agregat yang kubikal
tebal
lebar
lebar
panjang
a. Agregat lonjong
b. Agregat pipih
tebal
panjang
BACK
8 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Lampiran C
(Informatif)
Tabel C.1 Formulir pengujian agregat pipih dan agregat lonjong
Nama Contoh
Agregat
Keterangan
:
:
:
Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa
:
:
:
gram
Ukuran
Gradasi
% tertahan
Berat tertahan
Saringan
Agregat
(pi)
(wi) gram
pengurangan 10%
gram1)
d=c*wt/pt
Rasio ..
gram1)
%
g=f/e*100
Rata-rata 2) (%)=
Rasio ..
gram1)
%
i=h/e*100
Rata-rata 2) (%)=
Rata-rata 2) (%)=
catatan:
selain dalam berat (gram) dapat juga dinyatakan dalam jumlah butir
2)
Nilai rata-rata (%) :
1)
- Kepipihan
F=
(p1 f1 + p 2 f 2 + ....+ p n f n )
pt
BACK
NFNE =
- Kelonjongan
E=
(p1 e1 + p2 e2 + .... + pn en )
pt
9 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
:
:
:
Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa
:
:
:
gram
Ukuran
Gradasi
% tertahan
Berat tertahan
Saringan
Agregat
(pi)
(wi) gram
pengurangan 10%
butir1)
Rasio ..
butir1)
butir1)
g=f/e*100
i=h/e*100
d=c*wt/pt
Rata-rata 2) (%)=
. %
2)
. Rata-rata (%)=
catatan:
selain dalam jumlah butir dapat juga dinyatakan dalam berat (gram)
2)
Nilai rata-rata (%) :
1)
BACK
FE =
( p 1 fe 1 + p 2 fe 2 + ..... + p n fe n
pt
NFE =
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Tabel C.3 Contoh hasil pengujian agregat pipih dan agregat lonjong
Nama Contoh
Agregat
Keterangan
: SPEC. AC-BC
: Sumedang
:
Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa
:
:
:
5 Maret 2004
6000
gram
Ukuran
Gradasi
% tertahan
Berat tertahan
Saringan
Agregat
(pi)
(wi) gram
pengurangan 10%
1)
gram
d=c*wt/pt
Rasio 1 : 3
1)
gram
%
Rasio 1 : 3
1)
gram
%
g=f/e*100
i=h/e*100
1)
k=j/e*100
1"
100
0.0
0.0
0.0
0.0
3/4 "
90
10
1764.7
1613.3
40.6
2.5
0.0
1572.7
97.5
1/2 "
76.2
13.8
2435.3
610.3
36.1
5.9
15.1
2.5
559.1
91.6
3/8 "
66
10.2
1800.0
241.0
41.6
17.3
7.8
3.2
191.6
79.5
34
2)
Rata (%)=
8.3
Rata
2)
(%)=
2.0
2)
Rata (%)=
89.7
catatan:
selain dalam berat (gram) dapat juga dinyatakan dalam jumlah butir
2)
Nilai rata-rata (%) :
1)
- Kepipihan
F=
(p1 f 1 + p 2 f 2 + ....+ p n f n )
pt
BACK
NFNE =
- Kelonjongan
E=
( p1 e1 + p 2 e 2 + .... + p n e n )
pt
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
: SPEC. AC-BC
: Sumedang
:
Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa
: 5 Maret 2004
:
:
6000
gram
Ukuran
Gradasi
% tertahan
Saringan
Agregat
(pi)
pengurangan 10%
gram 1)
gram 1)
gram 1)
g=f/e*100
i=h/e*100
Rasio 1 : 5
Rasio 1 : 5
1"
100
3/4 "
90
10
1764.7
1613.3
21.8
1.4
1591.5
98.6
1/2 "
76.2
13.8
2435.3
610.3
27.4
4.5
582.9
95.5
10.2
1800.0
241.0
3/8 "
66
Total % tertahan (pt = p1+p2+p3+) =
34
14.9
Rata-rata 2) (%)=
4.1
6.2
226.1
Rata-rata 2) (%)=
95.9
93.8
catatan:
selain dalam berat (gram) dapat juga dinyatakan dalam jumlah butir
2)
Nilai rata-rata (%) :
1)
FE =
( p 1 fe 1 + p 2 fe 2 + ..... + p n fe n
pt
NFE =
12 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
: SPEC. AC-BC
: Sumedang
:
Tanggal
Dikerjakan
Diperiksa
: 5 Maret 2004
:
:
6000
gram
Ukuran
Gradasi
% tertahan
Saringan
Agregat
(pi)
pengurangan 10%
butir1)
butir1)
butir1)
g=f/e*100
i=h/e*100
Rasio 1 : 5
Rasio 1 : 5
1"
100
3/4 "
90
10
1764.7
115
1.7
113
98.3
1/2 "
76.2
13.8
2435.3
115
5.2
109
94.8
10.2
1800.0
125
7.2
116
3/8 "
66
Total % tertahan (pt = p1+p2+p3+) =
Rata-rata 2) (%)=
34 %
4.8
Rata-rata 2) (%)=
92.8
95.2
catatan:
selain dalam jumlah butir dapat juga dinyatakan dalam berat (gram)
2)
Nilai rata-rata (%) :
1)
BACK
FE =
( p 1 fe 1 + p 2 fe 2 + ..... + p n fe n
pt
NFE =
13 dari 14
Daftar
RSNI 2006
RSNI T-01-2005
Lampiran D
(Informatif)
Daftar nama dan lembaga
1)
Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi, Badan Penelitian dan
Pengembangan ex. Departemen Kimpraswil.
2)
Penyusun
Nama
BACK
Instansi
Paidjo
14 dari 14
Daftar
RSNI 2006