Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok

XVII
PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS

(SNI 2816:2014)

A. Tujuan Percobaan

Untuk dari percobaan ini adalah mengetahui zat organik yang terkandung

dalam agregat halus (SNI 2816:2014).

B. Teori Dasar

Keberadaan zat organik yang terdapat dalam agregat halus, pada umumnya

berasal dari penghancuran zat – zat tumbuhan, terutama yang berbentuk asam

tannin dan lumpur organik. Kandungan zat organik dalam agregat halus sangat

berpengaruh terhadap kekuatan beton yang di akibatkan oleh terhambatnya

pengerasan semen proses hidrasi. Selain itu, kandungan zat organik ini dapat pula

mempengaruhi kekuatan terhadap serangan karat pada tulangan beton. Proses

hidrasi merupakan proses di mana ion dikeliling oleh molekul – molukul air yang

tersusun dalam keadaan tertentu. Hidrasi membantu menstabilkan ion – ion dalam

larutan dan mencegah kation untuk bergabung kembali dengan ion.

Salah satu cara untuk menguji adanya zat organik dalam agregat halus dapat

dilakukan dengan cara memisahkannya dengan menggunakan larutan NaOH 3%

dan warna yang terjadi dibandingkan dengan pembanding warna standar setelah

didiamkan selama 24 jam. Jika ternyata warna yang dihasilkan mendekati angka

no.1 atau no.2, maka kadar zat organik dalam agregat halus adalah rendah

sehingga dapat digunakan sebagai bahan adukan untuk beton mutu tinggi maupun

beton normal. Berdasarkan SNI 2816:2014 yang mengacu pada ASTM

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII
C40/C40M jika warna yang dihasilkan melebihi angka no.3 maka sebaiknya

agregat halus jangan digunakan sebagai bahan adukan untuk beton. Jika warna di

no.3 berarti beton tersebut masih dapat digunakan dalam campuran beton.

C. Peralatan

1. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet, atau bahan penutup

lainnya yang tidak bereaksi dengan NaOH.

2. Standar warna (organic plate) Hellige Tester.

3. Corong plastik

4. Talam

D. Bahan

1. Agregat halus/pasir (1/3 volume botol)

2. Larutan NaOH 3%.

E. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Masukkan 115 ml agregat halus (pasir) kedalam botol sampai terisi 1/3

volume botol.

3. Tambahkan larutan NaOH 3% kedalam botol sampai terisi kira-kira 3/4

volume botol.

4. Tutup botol dengan penutup dan dikocok. Setelah dikocok diamkan selama

24 jam.

5. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan dalam botol dengan standar warna

hellige tester (apakah lebih tua atau lebih muda).

6. Catat data hasil pemeriksaan percobaan.


Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus
Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII
7. Bersihkan alat dan simpan pada tempatnya.

F. Pembahasan

Dari percobaan yang telah dilaksanakan diketahui bahwa agregat halus yang

diuji dapat digunakan dalam campuran beton karena memenuhi standar yang

tercantum dalam ASTM C40/C40M. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji

menggunakan standar warna (organic plate) Hellige Tester yang menunjukkan

warna larutan NAOH 3% berada pada no.1 dimana warna terlihat lebih mudah

dari no.3. Jika warna yang dihasilkan melebihi no.3 maka agregat halus banyak

mengandung zat organik dan sebaiknya tidak digunakan dalam campuran beton.

G. Kesimpulan

1. Menurut SNI 2816:2014 yang mengacu pada ASTM C 40/C40M kadar zat

organik yang ditentukan dengan mencampur agregat halus dengan larutan

NaOH 3 % tidak menghasilkan warna yang lebih tua dibandingkan dengan

warna standar no.3.

2. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan warna

standar yaitu no.3, warna cairan NaOH yang terdapat di dalam botol berada

di no.2 pada standar warna (organic plante) Hellige Tester. Hal ini dapat

menunjukan bahwa kadar zat organik dalam agregat halus rendah dan

memenuhi syarat sehingga baik digunakan sebagai bahan campuran untuk

beton.

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII

H. Saran

Agar pelaksanaan praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan lancar maka

kami menyarankan :

1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus menguasai teori percobaan

terlebih dahulu.

2. Pada saat praktikum diharapkan semua anggota kelompok membagi tugas

agar praktikum berjalandengan baik

3. Agar praktikum lebih lancar praktikan harus lebih aktif dan banyak

bersosialisasi terhadap asisten, serta lebih memperhatikan saat dijelaskan.

4. Diharapkan agar tetap mematuhi Protokol Kesehatan

5. Setelah praktikum selesai, praktikan harus hati-hati dalam membesihkan alat

praktikum.

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII
I. Gambar Alat dan Bahan

a. Gambar Alat

Gambar 1. Botol gelas Gambar 2 : Standar warna


(organic plate) hellige tester

Gambar 3 : Corong plastik Gambar 4 : Talam

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII

b. Bahan

Gambar 4 : Agregat halus

Gambar 5 : Larutan NaOH 3%

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII

J. Foto Kegiatan

Gambar 7 : Benda uji Gambar 8 : Tambahkan


dimasukkan kedalam botol larutan NaOH 3% ke dalam

Gambar 9 : Botol di tutup erat- Gambar 10 :


erat dan didiamkan selama 24 Membandingkan warna cairan

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII
K. Foto Kelompok

Gambar 11 : Kelompok XVII

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok
XVII
Daftar Pustaka

Pedoman Pelaksanaan Praktikum Beton, Dr. Ir. Jonie Tanijaya, MSc, Universitas
Kristen Indonesia Paulus, Makassar, 2004.
SNI 2816:2014 yang menngacu pada ASTM C40/C40M menyatakan : kadar zat
organic.
www.ilmusipil.com/pemeriksaan-kadar-organik-dalam-agregat-halus.

Pemeriksaan Zat Organik Dalam Agregat Halus

Anda mungkin juga menyukai