Anda di halaman 1dari 41

PENDAHULUAN :

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEBAGAI BAGIAN


KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

1
Referensi

 Larry W. Canter (1996), Environmental


Impact Assessment, 2nd ed, McGraw-Hill.
 John G. Rau and David C. Wooten,
Environmental Impact Analysis Handbook,
McGraw Hill, Inc., 1980.
 Peraturan perundangan RI mengenai
lingkungan hidup.
 Dokumen AMDAL
2
GERAKAN DUNIA DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP

WCED membuat laporan


yang berjudul
World conference KTT yang
‘OUR COMMON FUTURE’
on human and
environment 1983 tentang sustainable 1992 diselenggarakan PBB
development di johannesburg

1972 PBB membentuk 1987 KTT bumi/earth summit 2002


World Commission yang diselenggarakan
On Environment PBB di rio de janeiro
And Development (Un conference on
(WCED) environment and
development - unced)

3
PERGESERAN PANDANGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Pengelolaan Pengelolaan
lingkungan lingkungan
dipandang sebagai dipandang sebagai
biaya yang harus investasi masa
dihindari dan depan dan
mengurangi meningkatkancomp
competitve etitve advantage
advantage
Attitude :
Attitude : 1980  Proaktif
 Defensif  Kreatif
 Menghindari  Tumbuh
berbagai klaim  Ecologically concius
lingkungan management
 Bersengketa dengan  Bekerjasama dengan
akar rumput akar rumput

4
PERGESERAN PANDANGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

Command and control Market based mechanism

Motivasi wajib Motivasi sukarela

Pengelolaan parsial Pengelolaan bersifat sistemik

Cara pengelolaan yang Pengelolaan jaring kerjasama


bersifat individual (net works)

Bersifat instrumental Fundamental (values, ethics)


5
PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DI INDONESIA
Fase pemahaman
dan penyadaran
permasalahan
lingkungan dengan
mengadopsi tata
Fase desentralisasi
penyelenggaraan
dan revitalisasi
modern

1980 1990 2000 2009


Fase penguatan
institusi pengelolaan
lingkungan

6
SISTEM PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

Tradisionil : Penyelenggaraan Oleh


Komunitas

Konvensional : Pengelolaan Oleh


Pemerintah

Modern : Penyelenggaraan Oleh


Pemerintah Dan
Konstituennya

7
RAGAM INSTRUMEN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1. Regulasi dalam format standar atau baku mutu kualitas


lingkungan :
a. Pembatasan pemanfaatan sumberdaya alam.
b. Pelarangan pembangunan fisik dan non-fisik.
c. Baku mutu efluen.
d. Baku mutu emisi.
e. dll.

2. Rencana alokasi penggunaan sumberdaya alam dan lahan:


a. Rencana tata guna lahan
b. Rencana tata guna air
c. dll 8
RAGAM INSTRUMEN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

3. Kajian lingkungan terhadap krp dan kegiatan pembangunan :


a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
b. Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL
dan UPL)
c. Audit Lingkungan
d. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

4. Mekanisme insentif dan disinsentif :


a. Penghargaan Adipura
b. Kalpataru
c. Proper
d. dll
9
RAGAM INSTRUMEN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

5. Investigasi langsung terhadap kerusakan sumberdaya alam dan


penurunan kualitas lingkungan
6. Mekanisme pasar melalui iso 14000, trade barrier, dsb
7. Partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan :
a. Perencanaan
b. Pemantauan
c. Pengawasan
d. Pengaduan
e. dll

10
PENGERTIAN AMDAL

 Kajian mengenai dampak penting suatu rencana


usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan kelayakan lingkungan
 Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu
usaha/kegiatan
 Ijin Lingkungan

11
PERATURAN PERUNDANGAN-
UNDANGAN MENGENAI AMDAL
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.24 Tahun 2009
tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2008
tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun
2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
12
PERATURAN PERUNDANGAN-
UNDANGAN MENGENAI AMDAL
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun
2006 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenaai Dampak Lingkungan
Hidup
 Keputusan Kepala BAPEDAL No 8 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
KEP-124/12/1997 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
105 Tahun 1997 Tentang Panduan Pelaksanaan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
KEP-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial
13
dalam Penyusunan AMDAL
TUJUAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
MELALUI AMDAL

1. Mengurangi atau meniadakan akibat (yang tidak


direncanakan) atas perubahan lingkungan, khususnya
akibat yang mendasar, meluas, berjangka panjang
2. Mengidentifikasi pemecahan masalah yang optimal
3. Mencegah atau mengatasi konflik kepentingan
4. Melibatkan publik dan menjamin keterbukaan proses
pengambilan keputusan
5. Tujuan pengendalian dapat dicapai jika kedudukan
amdal dalam proses pembangunan tepat

14
FUNGSI AMDAL
AMDAL merupakan salah satu upaya preventif pengendalian dampak
lingkungan oleh kegiatan pembangunan (selain tata ruang, tata guna lahan,
audit lingkungan, dsb.)

Pengambilan Keputusan
Kelayakan Lingkungan

Perizinan Bagian studi Perencanaan


kelayakan pengembangan
wilayah
IJIN
IJIN
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

Perencanaan teknologi
dan perancangan proses

15
KARAKTERISTIK AMDAL

 AMDAL merupakan keputusan dan arahan eksternal


yang mempengaruhi keputusan internal
 Untuk memaksakan agar keputusan eksternal
dipatuhi, maka di indonesia amdal dikaitkan
dengan perijinan
 Di banyak negara, keputusan eksternal dikaitkan
dengan kontrol sosial, sehingga keberdayaan
masyarakat dan keterbukaan informasi menjadi
syarat penting
 Amdal merupakan instrumen pengendalian
pembangunan yang bersifat komprehensif dan
situasional
16
KETERBATASAN AMDAL

 Amdal bersifat reaktif terhadap suatu rencana


kegiatan
 Amdal hanya mengenai proyek
 Amdal tidak ditujukan untuk pengendalian masalah
lingkungan secara parsial
 Amdal tidak dapat dipergunakan untuk pengendalian
kegiatan yang berkembang atau tumbuh secara terus
menerus
 Amdal hanya untuk kegiatan yang berada dalam suatu
kesatuan ruang
17
EVALUASI PENYELENGGARAAN AMDAL
 Tidak efisien
 Tidak cost effective
 Proses panjang dan birokratis
 Metodologi amdal bersifat kaku
 Amdal tidak terintegrasi dalam studi kelayakan teknis dan
ekonomis
 Mitigasi cenderung berorientasi kepada end of pipe
approach
 Bersifat statis dan tidak dapat mengakomodasikan
kompleksitas dan dinamika (ketidakpastian)
 Tidak terkait dengan sistem pengelolaan lingkungan lainnya
 Pengawasan penyelenggaraan amdal lemah
 Peranserta masyarakat rendah
18
TAHAPAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN
MENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI AMDAL

KEPUTUSAN
FASE AKTIVITAS
INTERNAL EKSTERNAL
PRAKARSA Proposal

PERSIAPAN Studi/Pra Studi Kelayakan, Jenis Kegiatan, Manfaat lebih luas


Survey, Lokasi Kegiatan, (outcome),
Investigasi, Skala Kegiatan, Risiko,
Eksplorasi, Pilihan Teknologi, Dampak (Spasial
AMDAL Basic Design, Sumber Dana, Dan Temporal)
Rencana Tapak Pembiayaan

PELAKSANAAN Rancang Bangun,


Rencana Teknik,
Dokumen Konstruksi,
Konstruksi

PENGOPERASIAN Operasi dan pemeliharaan


19
PARA PIHAK DALAM PENYELENGGARAAN
AMDAL
Komisi Penilai AMDAL
Dokumen K.A. Andal;
Andal; Rkl; Dan Rpl Pemerintah

Masyarakat
Pemrakarsa
Lembaga Swadaya
Konsultan Masyarakat

Pemrakarsa Pakar

KEPUTUSAN :
Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota

IMPELEMENTASI KEGIATAN/PROYEK :
20
Organisasi Struktural
PROSEDUR PENYELENGGARAAN AMDAL

21
PROSEDUR PENYELENGGARAAN
AMDAL (LANJUTAN)

KEPUTUSAN TERHADAP PROYEK Menteri Negara LH


Gubernur
Bupati/Walikota

PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) Di luar kewenangan Komisi Penilai


RENCANA PENGENDALIAN DAN AMDAL

PENANGANAN DAMPAK Bagian dari kewenangan birokrasi


struktural

22
PROSEDUR AMDAL SEBAGAI SUATU SISTEM

RENCANA KEGIATAN

PENAPISAN

WAJIB AMDAL TIDAK WAJIB AMDAL

KERANGKA ACUAN UKL & UPL


(KA) ANDAL

ANDAL
IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI
HAL PENTING DAMPAK PENTING

PELINGKUPAN Proses
Iterasi/Reiterasi Kemasyarakatan

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANALISIS DAN EVALUASI


DAMPAK PENTING

RENCANA PENGELOLAAN DAMPAK


RENCANA PEMANTAUAN DAMPAK 23
KECENDERUNGAN MEMPERLUAS LINGKUP
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Makro
RENCANA DAN
KEBIJAKAN PROGRAM
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PROYEK
(SEA) (SEA) (EIA)

NASIONAL
REGIONAL
LOKAL

Mikro

EIS : Enviromental Impact Assessment (AMDAL)


SEA : Strategic Enviromental Assessment (KLHS)
24
USAHA/KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN
BERLOKASI DI DALAM ATAU BERBATASAN
LANGSUNG DENGAN KAWASAN LINDUNG

 Kawasan hutan lindung


 Kawasan bergambut
 Kawasan resapan air
 Sempadan pantai dan sempadan sungai
 Kawasan sekitar danau/waduk dan mata air
 Kawasan suaka alam dan suaka alam laut
 Kawasan pantai berhutan bakau
 Taman nasional, taman hutan raya, taman
wisata alam
 Kawasan cagar budaya
 Kawasan rawan bencana alam
25
POSISI INSTRUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

26
Identifikasi Dampak
 Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk identifikasi
dampak.
 Ada metode yang khusus digunakan untuk identifikasi dampak
dan ada pula yang digunakan sekaligus untuk langkah lain
dalam AMDAL.
 Metode yang dikenal ialah:
 Daftar uji
 Matriks
 Bagan alir
 Metode tumpang tindih McHarg (1969) sering dianggap sebagai
metode identifikasi dampak.
 Tetapi sebenarnya metode itu merupakan metode untuk evaluasi
dampak, khususnya dampak yang mempunyai penyebaran
geografis, misalnya jalan raya.
27
Identifikasi Dampak
Daftar uji
 Daftar uji sederhana
 Metode yang sangat sederhana ialah daftar uji yang merupakan daftar
komponen dan besaran lingkungan yang mungkin akan terkena dampak.
 Daftar uji kuesioner
 Daftar uji kuesioner sering digunakan untuk prakiraan dampak.
 Namun para peneliti hanya berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, tanpa pengumpulan data
terlebih dahulu.
 Hasilnya ialah laporan yang sangat dangkal dan banyak jawaban yang
merupakan tebakan.
 Daftar uji deskriptif
 Daftar uji deskriptif menguraikan secara singkat apa yang harus dilakukan
oleh peneliti, data yang diperlukan, sumber data, dan teknik prakiraan.
 Pada daftar uji deskriptif pun langkah pertama adalah untuk
mengidentifikasi butir yang relevan yang kemudian disusul dengan mencari
data menurut petunjuk dalam daftar uji tersebut.

28
Identifikasi Dampak
Daftar uji

 Metode daftar uji memiliki keuntungan


kesederhanaan, daftar itu mengingatkan
faktor apa saja yang perlu diperhatikan,
sehingga mengurangi kemungkinan
terlupakannya faktor tertentu.
 Kerugiannya ialah daftar uji sering
digunakan secara mekanis tanpa menguji
lebih dahulu kesesuaiannya untuk proyek
dan lingkungan yang sedan diteliti.
29
Identifikasi Dampak
Matriks
 Cara yang lebih baik untuk mengidentifikasi dampak ialah untuk
mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak,
 Yaitu aktivitas yang akan dilakukan dalam pembangunan, dan
faktor lingkungan yang akan terkena dampak.
 Dengan demikian kita memerlukan dua daftar uji.
 Pertama adalah daftar uji aktivitas pembangunan sebagai
penyebab dampak, dan
 Kedua, daftar uji faktor lingkungan yang akan terkena dampak.
Kedua daftar uji disusun dalam suatu matriks.
 Dalam matriks umumnya daftar uji aktivitas pembangunan ditulis
pada sumbu horizontal atas dan faktor lingkungan pada sumbu
vertikal kiri.
 Kotak pertemuan antara lajur dan baris menunjukkan interaksi
antara aktivitas pembangunan dan faktor lingkungan.
30
Identifikasi Dampak
Bagan Alir
 Pada dasarnya metode ini berusaha untuk mengidentifikasi
interaksi antara aktivitas penyebab dampak dan faktor
lingkungan yang terkena dampak dalam suatu jaring-jaring
sebab, kondisi, dan efek.
 Keuntungan bagan alir adalah secara lentur dapat berusaha
merunut terjadinya dampak.
 Dampak orde pertama bekerja sebagai penyebab dampak untuk
dampak orde kedua, dan seterusnya.
 Perunutan dampak dapat dilakukan sampai panjang dan dibatasi
oleh pengetahuan kita atau dampak akhir yang kita anggap
penting.
 Bagan alir bukanlah metode untuk prakiraan dampak, tetapi
bagan alir dapat dipakai untuk panduan dalam memprakirakan
dampak.

31
Dampak Kumulatif
 Suatu aktivitas yang efeknya kecil, mungkin dampaknya tidak nampak
atau tidak dianggap penting.
 Tetapi, jika kegiatan tersebut berulangkali atau terus-menerus, maka
lama-kelamaan efeknya dapat semakin besar.
 Maka, dampak yang disebabkan oleh efek aditif, yaitu penjumlahan efek
banyak, disebut Dampak Kumulatif
 Menurut Clark (1986) dampak Kumulatif terjadi apabila:
1. Suatu Aktivitas (penyabab dampak), dilakukan berulangkali dengan
frekwensi lebih pendek daripada waktu yang diperlukan bagi sistem (yang
terkena dampak ) untuk pulih kembali.
2. Suatu aktivitas (penyebab dampak) tersebar dalam ruang dengan kerapatan
yang cukup tinggi, sehingga gaya penyebab dampak dapat sampai pada
lokasi sistem (yang terkena dampak) lebih cepat daripada sistem untuk pulih
3. Beberapa jenis aktivitas (penyebab dampak) mempunyai efek yang sama
terhadap sistem dan frekuensi serta lokasi jenis penyebab dampak
memenuhi syarat dengan (1) dan (2).
4. Skala aktivitas (penyebab dampak) meningkat dalam intensitas atau/dan
ruang.

32
Dampak Kumulatif
 Terjadinya dampak kumulatif dapat dapat diidentifikasi dengan
daftar uji sebagai berikut:
 Apakah aktivitas (penyebab dampak) terjadi berulang kali?
Apakah frekwensinya relatif lebih tinggi daripada pemulihan
sistem ( yang terkena dampak)?
 Adakah aktivitas proyek lain di sekitar daerah proyek yang
diusulkan yang mempunyai dampak yang sama dengan yang
disebabkan oleh aktivitas proyek?
 Apakah proyek bersifat perintis dan merupakan bagian program
jangka panjang atau /dan di daerah yang luas?
 Adakah rencana yang lain di/disekitar daerah proyek dengan
aktivitas yang mempunyai dampak serupa dengan yang
disebabkan oleh operasi proyek?
 Jika jawaban terhadap semua atau salah satu pertanyaan
tersebut adalah ”YA”, maka kemungkinan terjadinya dampak
kumulatif kita anggap teridentifikasi.

33
Identifikasi Dampak Penting Dan
Pelingkupan Bidang

 Dampak penting dapat juga didentifikasi secara


langsung, jadi tidak melalui identifikasi hal penting.
 Cara ini memberi keuntungan yaitu waktu yang
diperlukan lebih pendek

34
Pedoman penentuan dampak penting dalam
PP No.51 tahun 1993 pasal 3

1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak


2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Lamanya dampak berlangsung
4. Intensitas dampak
5. Banyaknya komponen lingkungan lainny yang akan
terkena dampak
6. Sifat kumulatif dampak tersebut
7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

35
Pedoman penentuan dampak penting dalam
PP No.51 tahun 1993 pasal 3

Beberapa butir yang ditambahkan pada pedoman ini:


8. Keterkaitan pada penggunaan sumberdaya tak-terbaharui
yang makin besar
9. Kekhasan lingkungan yang terkena
10. Tingkat kontroversi dampak
11. Pelanggaran terhadap undang-undang, peraturan
pemerintah (pusat dan daerah), atau kebijaksanaan (pusat
dan daerah, antara lain, GBHN dan Repelita), termasuk di
dalamnya ialah undang-undang dan peraturan pemerintah
tentang perlindungan jenis hewan dan tumbuhan yang
terancam kepunahan, habitat yang dilindungi atau tapak
yang dilindungi (bersejarah, cultural, arkeologi, ilmiah).
36
Pelingkupan: Daerah Geografi

 Dampak penting yang diidentifikasi tersebar dalam daerah


tertentu.
 Penyebaran geografi dapat kontinyu dan diskontinyu.
 Penentuan batas geografi penelitian AMDAL sangat
tergantung dari jenis dan penyebab dampak yang kita teliti.
 Dampak penting mempunyai banyak jenis, karena itu batas
penelitian perlu dibuat lentur dan disesuaikan menurut
keperluan. Dalam penelitian AMDAL dapat digunakan lebih
dari satu batas.
 Apabila diprakirakan akan terjadi dampak kumulatif, batas
daerah penelitian harus juga memperhatikan dampak proyeksi
lain yang mengakibatkan dampak kumulatif tersebut.
 Identifikasi ruang penelitian dilakukan untuk semua alternatif
yang wajar

37
Pelingkupan: Waktu

 Pelingkupan waktu terjadinya dampak yang kita


prakirakan sangat sulit.
 Dampak suatu proyek tidak berhenti bekerja pada
suatu waktu tertentu.
 Karena itu perlu adanya pembatasan waktu.
 Pembatasan waktu perlu diambil karena 2
pertimbangan:
 pertimbangan ekologi
 pertimbangan ekonomi
 Pembatasan waktu dilakukan untuk semua alternatif
wajar yang telah diidentifikasi
38
Kerangka Acuan
 Kerangka acuan (terms of reference) menguraikan
ketentuan tugas yang harus dilakukan dalam
kontrak pelaksanaan.
 Berdasarkan pelingkupan, tidak semua dampak
dimasukkan dalam kerangka acuan, melainkan
dampak yang penting saja.
 Sesuai dengan dampak penting masing-masing
alternatif yang wajar mencakupi bidang, ruang dan
waktu. Maka kerangka acuan pun hatus melingkupi
bidang, ruang dan waktu penelitian.

39
Kerangka Acuan
a. Uraian singkat proyek: kebutuhan, tujuan dan alternatif untuk
mencapai tujuan tersebut; hubungan proyek dengan proyek
lain di daerah tersebut. Repelita dan UU, PP, Perda yang
relevan.
b. Tujuan penelitian, termasuk sasaran yang harus dicapai
c. Metodologi identifikasi dampak penting
d. Ruang lingkup penelitian:
 Ketentuan tentang dampak dan bidang yang harus diteliti dalam
masing-masing alternatif
 Ketentuan tentang daerah geografi penelitian masing-masing
alternatif
 Ketentuan tentang periode waktu dampak yang diteliti untuk
masing-masing alternatif

40
Kerangka Acuan

e. Metodologi hasil penelitian perkiraan dan evaluasi dalam


masing-masing bidang dampak. Metodologi mencakup pula
rancangan statistik penelitian
f. Metodologi pengolahan lingkungan
g. Jadwal waktu penelitian, dirinci menurut bidang dan kegiatan
h. Anggaran belanja, dirinci menurut bidang dan kegiatan serta
beban tugas dari masing-masing anggota pelaksana.
i. Jenis laporan, waktu masing-masing jenis laporan harus
dibuat dari bahasa laporan
j. Daftar pelaksana, dengan keterangan bidang keahlian
masing-masing anggota
k. Daftar pustaka
41

Anda mungkin juga menyukai