Standar Rujukan : Pemeriksaan Analisa saringan agregat kasar dan agregat halus mengacu
Maksud :
a. Untuk mengetahui ukuran butir agregat dan gradasi agregat dari kasar sampai halus.
- Saringan 1, 3/4, ½”, 3/8”, No. 4, No. 8, No.16, No.30 No.50, No 100 dan No. 200
Prosedur Pengujian :
2) Agregat ditimbang 5000 gram (agregat kasar) dan 1000 gram (agregat halus).
3) Kemudian timbang berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan dan hitung nilai
gradasinya.
Rumus perhitungan
% Tertahan = Σ .....................................................
(2)
Page 1 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Standar Rujukan : Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar mengacu pada
a. Agregat Kasar.
c. Oven.
d. Lap / handuk.
Prosedur pengujian :
1) Benda uji disiapkan dalam keadaan kering dalam oven sebanyak lebih kurang 1000 gram.
2) Benda uji direndam dalam air selama 24 jam lalu dikeringkan dengan lap/handuk (kering
3) benda uji ditimbang dalam air dan catat berat dalam air.
A
=
Berat Jenis (bulk specific gravity) B−C …………..……........................ (3)
B
=
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) B−C ………...................... ..(4)
A
=
Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) A−C ……........................ (5)
B− A
= x 100%
Penyerapan A ……………………..……………………. …....(6)
Page 2 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Standar Rujukan : Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air agregat halus mengacu pada
Maksud : Untuk menentukan berat jenis (Bulk and Apparent Specific Gravity) dan penyerapan
agregat halus.
a. Agregat halus
Prosedur Pengujian :
1) Agregat halus disiapkan sebanyak 500 gram (telah dicuci) lalu direndam ± 24 jam.
2) Kemudian benda uji dimasukkan kedalam cetakan kerucut dan dipadatkan dengan jumlah
tumbukan 25 kali. Kondisi SSD diperoleh bila cetakan diangkat, butir-butir benda uji runtuh.
3) Benda uji dimasukkan ke dalam piknometer yang berisi air. Kemudian timbang dan catat berat
4) Pisahkan contoh benda uji dari piknometer dan keringkan dalam oven lalu ditimbang. Timbang
Rumus perhitungan
Page 3 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
........................(7)
........................(8)
........................(9)
4. Penyerapan air
................... .(10)
Page 4 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Standar Rujukan : Pemeriksaan kadar lumpur dan SE (Sand Equivalent) mengacu pada standar
Maksud : Untuk mengetahui tingkat persentase Kadar Lumpur dari suatu Agregat halus / pasir.
a. Agregat halus.
b. Air.
d. Beban Equivalent.
e. Tin Box.
f. Saringan No. 4.
g. Cawan.
h. Gelas Erlenmeyer.
Prosedur Pengujian :
1) Agregat halus yang lolos saringan no. 4 dan kemudian dimasukkan kedalam tabung S.E yang
sebelumnya telah diisi air, diamkan 10 menit kemudian kocok sebanyak 90 kali.
Rumus perhitungan :
Page 5 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Standar Rujukan : Pengujian Keausan (Abration) ini mengacu pada standar rujukan SNI
2417:2008.
Maksud : Untuk mengetahui keausan agregat akibat faktor-faktor mekanis. Keausan ini
dinyatakan dengan perbandingan antara berat benda yang aus (Lolos Saringan No.12 terhadap
a. Agregat kasar.
d. Talang.
e. Bola baja.
Prosedur Pengujian :
1) Bahan ditimbang sesuai gradasinya lalu dimasukkan kedalam mesin Los Angeles disertai dengan
bola-bola baja.
2) Kemudian bahan dikeluarkan, lalu saring menggunakan saringan No. 12 dan bahan yang tertahan
Rumus :
Page 6 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Dimana :
B = Berat benda uji yang tertahan pada saringan No.12 sesudah dites (gram)
Standar Rujukan : Pengujian Kelekatan Aspal Pada Agregat mengacu pada SNI 2439:2011
Maksud : Pengujian ini bertujuan untuk mengukur angka kelekatan agregat terhadap
aspal, Penentuan nilai ini dilakukan secara visual dan dinyatakan dalam
persen.
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (150±1)oC;
i. Benda uji adalah agregat yang lolos saringan 9,5 mm (3/8”) dan tertahan pada saringan 6,3 mm
j. Benda uju dicuci dengan air suling kemudian dikeringkan pada suhu (140±5) oC. Setelah kering
benda uji didinginkan hingga berat tidak berubah (konstan); simpan dalam tempat yang tertutup
Page 7 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
k. Untuk pelapisan agregat basah perlu ditentukan berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) dan
Prosedur Pengujian :
1) Masukkan 100 gr benda uji kedalam wadah lalu panaskan wadah beserta benda uji sebanyak
100 gram selama 1 jam dalam oven dan masukkan aspal yang sudah panas 5,5 gram dan aduk
sampai merata.
2) Kemudian diamkan sampai suhu ruang dan pindahkan benda uji yang terselimuti aspal kedalam
tabung gelas kimia yang berkapasitas 600 ml dan diamkan benda uji selama 24 jam.
3) Perkirakan luas permukaan benda uji yang masih terselimuti aspal dengan angka lebih dari 95%
Standar Rujukan : Pemeriksaan indeks kepipihan & kelonjongan mengacu pada standar rujukan
ASTM D 4791-10.
a. Benda uji adalah agregat yang lolos saringan no. 1” (25,4 mm) dan tertahan di saringan no. ¼”
(6,3 mm).
b. Saringan yang digunakan adalah saringan no.1” (25,4 mm), 3/4” (19 mm). 1/2” (12,7 mm), 3/8”
(9,6 mm) dan 1/4” (6,3).
c. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0,1 gr.
d. Saringan kepipihan dan kelonjongan.
e. Wadah agregat sebanyak saringan yang ada.
f. Oven dengan pengatur suhu sampai (110 ± 5) oC.
Prosedur Pengujian :
Page 8 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
1) Sampel agregat ± 1000 gram kemudian cuci dan keringkan, kemudian saring sampel dengan
2) Timbang sampel yang tertahan pada tiap ukuran saringan. Berat sampel pada masing-masing
3) Jumlahkan semua sampel yang berat tertahannya pada masing-masing saringan lebih dari 5%,
4) Agregat yang lolos dan tidak lolos pada alat kepipihan dan kelonjongan kemudian ditimbang.
Rumus perhitungan
(14)
(15)
Keterangan :
Standar Rujukan : Pemeriksaan material lolos saringan No.200 mengacu pada standar rujukan
Maksud : Pengujian ini bertujuan untuk mengukur Persentase jumlah bahan dalam agregat
Page 9 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
a. Saringan terdiri dari dua ukuran yang bagian bawah dipasang saringan Nomor 200 (0,075 mm)
b. Wadah untuk mencuci mempunyai kapasitas yang dapat menampung benda uji sehingga pada
waktu pengadukan (pelaksanaan pencucian) benda uji dan air pencuci tidak mudah tumpah;
d. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110-5)°C;
e. Saring contoh agregat sesuai SNI-1969-1990, tentang pengujian analisa saringan agregat halus
f. Siapkan benda uji dalam kondisi kering oven dengan melalui alat pemisah contoh, tentukan
Prosedur Pengujian :
1) Timbang wadah tanpa benda uji dan timbang benda uji. Lalu masukkan benda uji ke dalam
wadah, kemudian masukkan air pencuci hingga benda uji terendam dan aduk benda uji dalam
wadah.
2) Tuangkan air pencuci di atas saringan Nomor 16 (1,18 mm) yang dibawahnya dipasang saringan
3) Ulangi pencucian hingga tuangan air pencuci terlihat jernih. Satukan benda uji yang tertahan
saringan Nomor 16 (1.18 mm) dan Nomor 200 (0,075 mm) ke dalam wadah lalu keringkan
dalam oven.
4) Setelah sampel kering, keluarkan dari oven dan tunggu sampai suhu sampel kurang lebih sama
Rumus Perhitungan
Page 10 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
w3 = w1 - w2.................................................................................. .(16)
w5 = w4 – w2.................................................................................... (17)
W6 = .........................................................................(18)
Keterangan :
2. Pengujian Aspal
Maksud : Untuk menentukan tingkat kekerasan aspal yaitu dalamnya suatu jarum masuk
kedalam aspal pada suhu tertentu yang dibebani dengan beban tertentu selama
waktu tertentu.
Page 11 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
b. Alat penetrasi.
c. Tin box.
d. Jarum penetrasi.
e. Cawan perendam.
f. Stop watch.
Prosedur percobaan :
1) Panaskan aspal secukupnya, tuang pada tin box, pemanasan tidak boleh melebihi suhu 1100 C.
2) Setelah benda uji mencapai suhu ruang, letakkan benda uji pada cawan perendam (berisi air
suling). Cawan perendam beserta benda uji diletakkan di bawah alat penetrasi.
3) Atur angka nol pada jarum pembacaan penetrasi, turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum
4) Setelah berhenti, baca angka pada jarum penetrasi. Ulangi dengan jarak antara titik-titik
Rumus :
( A)
Rata−Rata= =. . ..(0,1 )mm
Data I : 5
Data II :
( A)
Rata−Rata = =. .. .(0,1)mm
5
Page 12 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
x+y
=. .. .(0,1)mm
Nilai Penetrasi = 2 …………...……………(19)
y = Rata-Rata Data II
b. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar (°C) (Cleveland Open Cup)
Standar Rujukan : Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar mengacu pada SNI 2433-2011
Maksud : Untuk menentukan / mengetahui suhu dimana timbul nyala pada permukaan
benda uji (aspal) dan pada suhu berapa aspal mulai terbakar.
a. Kompor.
Prosedur Pengujian :
1) Contoh aspal dipanaskan sampai cukup cair dan tuang pada Cawan Cleveland.
2) Cawan diletakkan di atas pelat pemanas sedangkan termometer diletakkan tegak lurus di atas
dasar cawan dan atur pada jarak 1/4 centi meter cawan dari tepi.
3) Batang nyala buner diputar melalui permukaan cawan (dari tepi cawan ke tepi cawan).
4) Pekerjaan ini diulang setiap kenaikan suhu sampai terlihat nyala singkat di atas permukaan
Page 13 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
5) Kemudian dilanjutkan sampai terlihat nyala agak lama diatas permukaan benda uji. Temperatur
Rumus :
x+ y
=. .. . 0 C
Titik lembek rata-rata = 2 …………………………(20)
c.Pengujian Titik Lembek (°C) (Softening Point With Ring And Ball)
Standar Rujukan : Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter mengacu pada SNI 2434-2011
a. Kompor.
c. Termometer.
d. Cincin kuningan.
Prosedur Pengujian :
2) Dua buah cincin disiapkan dan diletakkan kedua cincin di atas pelat kuningan.
Page 14 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
4) Kedua benda uji dipasang pada dudukan benda uji dan bola baja diletakkan di atas sampel benda
uji.
5) Kemudian seluruh peralatan di masukkan ke dalam bejana gelas yang telah diisi air suling.
6) Termometer diletakkan diantara kedua benda uji (pada tempatnya) dan bejana dipanaskan.
7) Suhu dicatat pada saat bola baja menyentuh pelat dasar (titik lembek).
Rumus perhitungan :
Sampel I (A) : Dari hasil percobaan diperoleh titik lembek sampel I pada suhu ....°C.
Sampel II (B) : Dari hasil percobaan diperoleh titik lembek sampel II pada suhu ....°C.
( A )+(B )
= . .. . °C
Titik lembek rata-rata = 2 ................................(21)
c. Water bath.
d. Piknometer.
e. Air suling.
g. Bejana gelas.
Prosedur Pengujian :
Page 15 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
3. Piknometer diangkat dari dalam bejana, dikeringkan dengan lap dan dicatat beratnya.
5. Piknometer direndam dalam bejana selama 30 - 40 menit, kemudian dikeringkan dengan lap,
6. Piknometer yang berisi benda uji kemudian diletakkan ke dalam bejana selama 30 menit.
7. Piknometer diangkat dari bejana, dikeringkan dengan lap, ditimbang dan dicatat.
(C−A)
BJ =
( B − A )− ( D − C ) ….…................................. (22)
dengan panjang pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus.
b. Cetakan daktilitas, cetakan ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang disebut clip dengan
sebuah lubang pada bagian belakang dan bagian samping cetakan yang berfungsi sebagai
pengunci clip sebelum cetakan diuji. Pada saat pengujian, bagian bawah harus dilepas.
Page 16 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
d. Bak perendam, isi 10 liter yang dapat mempertahankan suhu pemeriksaan dengan toleransi yang
tidak lebih dari 0,5° C dari suhu pemeriksaan. Kedalaman air pada bak tidak kurang dari 100 mm
di bawah permukaan air. Bak tersebut haruslah diperlengkapi dengan dengan pelat dasar yang
berlubang yang diletakkan 50 mm dari dasar bak perendaman untuk meletakkan benda uji. Air di
dalam bak perendam harus bebas dari oli dan kotoran lain serta bebas dari bahan organik lain
e. Termometer.
f. Mesin uji yang dapat menjaga sampel tetap terendam, tidak menimbulkan getaran selama
pemeriksaan dan dapat menarik benda uji dengan kecepatan tetap (konstan).
Prosedur Pengujian :
2. Panaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram, sehingga cair dan dapat dituang.
3. Tuang contoh bitumen dengan hati-hati ke dalam cetakan daktilitas dari ujung ke ujung hingga
penuh.
4. Dinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya ke dalam bak
6. Sampel didiamkan pada suhu 25º C dalam bak perendaman kemudian lepaskan cetakan sampel
7. Pasang cetakan daktilitas yang telah terisi sampel pada alat mesin uji dan jalankan mesin uji
Page 17 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
8. Baca jarak antara pemegang cetakan, pada saat sampel putus (dalam cm). Selama percobaan
Rumus perhitungan :
Sampel 1
Sampel 2
( A )+( B)
=
Rata-rata 2 = (C) cm ……………….………..(23)
Standar Rujukan : Pemeriksaan kehilangan berat akibat pemanasan dengan Thin-Film Oven Test
Maksud :
a. Untuk mengetahui kehilangan minyak pada aspal akibat pemanasan yang berulang.
b. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengukur perubahan kinerja aspal akibat kehilangan berat.
a. Termometer.
- Pinggan logam yang berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada poros vertikal dan
d. Cawan logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata.
Page 18 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Prosedur Pengujian :
1. Persiapan pemanasan : aduk dan panaskan contoh sampel sampai bebas air.
3. Tuangkan contoh kira-kira (50.0 ± 0,5) gram ke dalam cawan dan setelah dingin timbanglah
4. Letakkan sampel di atas pinggan dan masukkan kedalam oven setelah oven mencapai suhu (163
± 1)º C.
5. Pasanglah termoter pada dudukannya sehingga terletak pada jarak 1,9 cm dari pinggir dengan
6. Ambillah sampel dari oven setelah 5 jam dan dinginkan sampel pada suhu ruang, kemudian
Sumbersuhu
: Pedoman Praktikum
pengujian Jalan dan Aspal, UKI-Paulus Makassar
tertentu
maupun aspal
pada batas cairlabu
60 ml (dengan menggunakan alat Engler)
viscosimeter
Prosedur
Tutuppengujian viskositas
alat viscosimeter bitumen
dengan alat berdasarkan pada AASHTO T 72 – 90
penyumbat
P e rh itug na n d a n P e la p o ra n
Diagram Alir
Pencatatan data
Page 20 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
Prosedur Pengujian :
1. sampel adalah contoh uji sebanyak ± 60 ml
2. panaskan contoh yang kental dan sulit untuk dituangkan pada suhu ruang, pada suhu > 50 0 C
beberapa menit sampai dapat dituang
3. jangan memanaskan bahan yang cepat menguap atau sedang menguap pada wadah yang
terbuka.
4. Aduk contoh hingga merata kemudian saring contoh melalui saringan dan langsung
masukan ke tabung Viscosimeter sampai pinggir tabung Viscosimeter.
5. Aduk contoh dalam Viscosimeter dengan menggunakan termometer Viscosimeter dengan
kecepatan 30 – 50 putaran per menit. Apabila suhu contoh tetap konstan dengan toleransi
0.05 ° C dari suhu pengujian selama pengadukan 1 menit, angkat termometernya
6. Ambil contoh yang berlebihan dengan penyedot sampai batas over flow.
7. Jika Suhu sudah tercapai, maka Cabut gabus dari Viscosimeter dan MULAI NYALAKAN
PENCATAT WAKTU SAAT CONTOH MENYENTUH DASAR LABU.
8. Matikan pencatat waktu apabila contoh tepat pada batas 60 ml labu Viscosimeter
9. Catat waktu alir dalam detik sampai 0.1 detik terdekat
10. Tutup lubang Viscosimeter dengan alat penyumbat
Viscositas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
dimana :
SFS = kekentalan saybolt furol yang telah dikoreksi dalm detik;
FK = faktor koreksi, FK = 2.18;
cst = Centi Stokes
Suhu Pencampuran = 170 ± 20 Cst
Suhu Pemadatan = 280 ± 20 Cst
Page 21 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
2100
1750
1400
Viscositas
Linear ()
1050
700
350 280
170
0 0
0
100 110 120Suhu 130 140 150
Grafik Hubungan Antara Suhu Dengan Viskositas
Standar Rujukan : Pengujian bahan pengisi ( filler ) mengacu pada SNI 03-2417-1991.
Maksud : Untuk menentukan berat jenis filler abu batu terhadap air suling.
b. Air suling.
Prosedur Pengujian :
2. Bejana gelas diisi air suling hingga penuh dan tidak ada gelembung udara di dalamnya,
3. Keringkan bejana gelas kemudian masukan benda uji secukupnya, timbang dan catat beratnya.
(W2)
4. Ambil piknometer yang berisi benda uji, masukkan air sampai penuh kemudian tutup piknometer
hingga tidak ada gelembung udara di dalam piknometer. Timbang dan catat beratnya. (W3)
Page 22 of 23
PANDUAN PRATIKUM JALAN & ASPAL
TEKNIK SIPIL UKI - PAULUS
MAKASSAR
( W2−W1)
BJ =
( W 4− W 1 ) − ( W 3− W 2 ) ........................…..……........(25)
dimana :
Page 23 of 23